Menjadi Karyawan yang Baik dan Bisa Diandalkan, Ini 5 Cara untuk Meningkatkan Kualitas Diri
Menjadi karyawan yang baik itu memang nggak mudah, tapi harus diusahakan. Tak hanya perusahaan yang wajib mengelola sumber daya manusianya seoptimal mungkin, tapi dari pihak karyawannya sendiri juga harus punya kemauan dan motivasi yang cukup untuk meng-upgrade dirinya sendiri.
Rasanya, meskipun perusahaan berusaha memberikan training, benefit dan segala fasilitas yang dibutuhkan sedemikian rupa, kalau si karyawannya sendiri nggak punya niat untuk memperbaiki kualitas diri ya … nggak akan berhasil guna juga.
So, semua memang harus dijalankan secara beriringan dan kompak, oleh karyawan dan juga oleh pihak perusahaan.
Nah, untuk menjadi karyawan yang baik, yang berkompeten, dan siap berkembang (bersama perusahaan), terus apa nih yang bisa kita lakukan? Banyak sebenarnya. Mari kita lihat satu per satu.
5 Cara untuk Menjadi Karyawan yang Baik
1. Jadilah di atas rata-rata
Apakah kita selalu menyelesaikan pekerjaan yang memang sudah ada dalam job desc kita? Apakah pekerjaan itu bisa diselesaikan dengan baik, tuntas, dan tepat waktu? Apakah hasil pekerjaan sesuai dengan standar yang diberikan perusahaan?
Jika ada jawaban ‘belum’, maka sepertinya kita harus bekerja lebih keras lagi. Kalau jawabannya ‘sudah’, juga jangan dulu menepuk dada, karena itu artinya kita sudah menyelesaikan pekerjaan yang memang menjadi kewajiban kita. Kita digaji untuk menyelesaikannya bukan? Berarti itu nggak lebih dong ya.
Kalau kita sudah menyelesaikan pekerjaan yang memang jadi job desc, itu berarti kita hanya menjadi karyawan yang rata-rata saja. Untuk menjadi karyawan yang baik dan menonjol, hingga dikatakan berprestasi, kita harus menunjukkan performa ekstra. Misalnya saja, kita bisa menyelesaikan pekerjaan yang menjadi job desc kita lebih cepat dari target waktu yang diminta oleh kantor.
2. Bangun kredibilitas
Selain bisa dipercaya, menjadi karyawan yang baik itu juga harus kredibel dan bertanggung jawab. Misalnya, ketika diberikan tugas, kita nggak sekadar menyelesaikannya saja (apalagi asal cepat selesai), tetapi kita juga bertanggung jawab agar hasilnya sesuai dengan harapan.
Kredibilitas ini bisa dibangun dengan cara selalu menyesuaikan tindakan dengan apa yang kita ucapkan, atau janjikan. Jangan sampai kita dicap ‘omong doang’.
Kita juga wajib memelihara dan selalu membuka jalur komunikasi dengan orang-orang di sekitar kita. Terutama, mereka yang memiliki hubungan kerja atau bisnis dengan kita.
Selalu tanggapi email, pesan WhatsApp, panggilan telepon, atau apa pun yang kita terima dari atasan, rekan kerja, partner, ataupun stakeholder yang lain. Fast response. Kalaupun ada yang sempat tak terjawab, segeralah untuk difollow up begitu kita sempat.
3. Upgrade diri secara teratur
Untuk menjadi karyawan yang baik, kita harus selalu siap untuk belajar. Hanya karena sudah merasa ahli akan satu hal, jangan biarkan diri sendiri berhenti belajar. Pasti masih banyak hal yang bisa kita pelajari, yang bisa mendukung performa kerja.
Misalnya, sebagai seorang manajer, kita perlu paham mengenai teknik manajerial terbaru supaya proses coaching terhadap anak buah menjadi lebih efektif.
Meski bukan keharusan, tetapi pasti juga banyak hal di luar pekerjaan yang perlu untuk diketahui juga, kan? Misalnya, ada platform media sosial terbaru yang lagi ngehits. Wah, ada bagusnya juga kalau kita ikut mencoba. Siapa tahu bisa menambah networking.
4. Networking
Yes, networking juga perlu kita lakukan jika ingin menjadi karyawan yang baik dan berprestasi.
Bekerja nine to five di dalam kantor setiap hari jangan sampai membuat kita jadi menutup diri dari dunia luar. Luangkanlah waktu untuk update situasi. Meetup dengan teman-teman, juga koneksi lainnya.
Jalin persahabatan dengan siapa pun yang berniat baik. Siapa tahu bisa jadi rekanan sehingga bisa meningkatkan performa kerja kita kan?
5. Atur keuangan pribadi
Dan, yang terakhir nih, untuk menjadi karyawan yang baik, aturlah keuangan pribadi kita juga dengan baik. Sudah tahu kan, apa hubungan antara masalah keuangan yang kita hadapi dengan performa kerja? Saat kita punya masalah keuangan pribadi, maka saat itu pula pasti akan berpengaruh pada fokus dan produktivitas kita dalam bekerja.
So, merasa gaji selalu tak cukup? Merasa gaji terlalu kecil? Merasa punya gaji 1 koma 4? Mungkin masalahnya bukan karena kantor kurang memberikan apresiasi yang pantas. Mungkin karena kita belum bisa mengelola gaji dengan benar, sehingga semua tanggal jadi tanggal tua terus.
Untuk membantu mengelola keuangan pribadi, bisa lo mengusulkan ke divisi HR untuk ngadain pelatihan keuangan. Atau coba cek jadwal-jadwal kelas finansial online di QM Financial ini, siapa tahu ada yang cocok. Coba usulkan pada HR agar bisa disupport juga.
Itu dia 5 cara menjadi karyawan yang baik, yang berprestasi dan siap berkembang terus. Bersama karyawan yang berkompetensi, pastilah perusahaan akan maju dan berkembang juga.
5 Penyebab Stres di Tempat Kerja yang Harus Diwaspadai
Kadang kita memang belum bisa mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan passion. Dream job, begitu istilahnya, yaitu pekerjaan yang bisa kita lakukan dengan hati senang. Sebenarnya hal ini enggak masalah. Banyak kok karyawan yang harus melakukannya, tapi toh mereka sukses dan mampu meraih jenjang karier yang tinggi. Tapi, yang merasa gagal dan akhirnya merasakan stres di tempat kerja tak kurang banyaknya.
Kadang kita memang tidak bisa memilih pekerjaan, bukan? Setiap orang mungkin akan memilih pekerjaan dengan tingkat stres kecil tapi digaji mahal, kalau memang boleh memilih. Tapi enggak semua punya privilege itu. Bagaimanapun, yang sering terjadi adalah demi KPR yang harus lunas lebih cepat, maka kita pun harus beqerja bagai quda, apa pun deh asal halal.
Nah, kalau kamu adalah kebetulan karyawan yang tak punya privilege untuk bisa bekerja sesuai passion, maka waspadai situasi ini karena rentan akan terjadi stres di tempat kerja. Tentu saja, hal ini kemudian membawa efek kurang baik untuk semuanya; untuk perusahaan dan untuk kita sendiri sebagai karyawan.
Agar kamu bisa terbebas dari stres di tempat kerja, maka yuk kita lihat beberapa penyebab stres yang mungkin terjadi, agar kemudian bisa diambil langkah antisipasinya.
5 Penyebab Stres di Tempat Kerja
1. Beban kerja
Setiap karyawan–dengan jabatan dan wewenang masing-masing–pasti punya beban kerja sendiri-sendiri pula, disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan, pun sudah diatur dalam perjanjian kerja. Namun, terkadang dalam praktiknya, sering terjadi beban kerja menjadi berlebih atau bertambah dari yang disepakati di awal.
Salah satu penyebab beban kerja bertambah adalah kurangnya sumber daya manusia yang dipunyai oleh perusahaan, akibatnya ada beberapa karyawan yang harus merangkap-rangkap tugasnya. Bisa dibilang, satu orang karyawan harus mengerjakan pekerjaan dua tiga orang sekaligus.
Kalau sudah begini, hampir bisa dipastikan, stres di tempat kerja akan mulai membayangi. Kapasitas setiap manusia itu terbatas. Karena itu, hal ini harus disadari oleh HR atas setiap karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut. Dengan demikian, jika memang kekurangan SDM, HR bisa memetakan kebutuhan dan mempertimbangkan apakah perlu merekrut karyawan baru agar kinerja dan produktivitas bisa diperbaiki.
2. Konflik dengan rekan kerja
Dalam suatu perusahaan, kita akan bekerja secara tim. Artinya, kita akan bekerja bersama orang lain yang ditunjuk oleh perusahaan, yang pekerjaan dan tugasnya akan berhubungan dengan kita, baik langsung maupun tak langsung.
However, namanya juga orang, kadang ada enggak cocoknya. Ada saja yang bisa membuat konflik. Bisa berhubungan dengan sikap profesionalitas, hingga masalah pribadi. Maunya sih tetap profesional, tapi kalau sulit bekerja sama dan ini terjadi secara terus menerus ya susah juga kan?
Hal ini juga rentan mengakibatkan stres di tempat kerja. Ya gimana enggak, setiap kali harus bersinggungan dengan rekan kerja yang sulit diajak kerja sama, kita pasti sudah terbebani oleh konflik yang terjadi. Padahal sudah ada beban kerja yang harus ditanggung. Stres berlipat-lipat kan?
3. Merasa diri kurang berkembang
Ada kalanya karyawan mengalami stres di tempat kerja karena merasa dirinya kurang dihargai, kurang diapresiasi, hingga kurang bisa mengembangkan dirinya sendiri.
Biasanya sih yang terjadi adalah usulan-usulan yang tak pernah bisa diterima, kurang bisa memberikan pendapat sebebas-bebasnya, dan berbagai hambatan lainnya.
Memang kasus seperti ini biasa terjadi saat kita menjadi ikan kecil di kolam besar. Akan tetapi, kalau hal ini terus-terusan terjadi, akibatnya karyawan pasti merasa kurang bisa mengembangkan diri dan berujung stres di tempat kerja.
4. Kurang komunikasi
Kurangnya komunikasi juga bisa menjadi salah penyebab terbesar munculnya stres di tempat kerja. Misalnya saja, antara atasan dan bawahan. Instruksi-instruksi yang kurang jelas yang disampaikan oleh atasan pada bawahan bisa berefek pada terjadinya stres di tempat kerja ini.
Tak hanya dari atasan kepada bawahan, komunikasi yang kurang antara rekan kerja juga bisa menjadi masalah besar yang akhirnya membuat kinerja keseluruhan terganggu.
5. Masalah keuangan pribadi
Nah, penyebab stres di tempat kerja yang kelima ini juga sangat umum terjadi, yaitu karyawan mengalami masalah keuangan pribadi yang membuatnya jadi enggak fokus dan akhirnya produktivitas berkurang.
Salah satunya adalah ketika yang bersangkutan terlilit utang pada rentenir. Nggak hanya si karyawan yang bersangkutan saja sih yang bakalan stres, kalau sudah mulai meneror kantor maka pasti akan berdampak juga bagi yang lain.
Untuk masalah kelima ini, segeralah cari bantuan untuk mengatasinya. Langkah terpenting yang harus dilakukan untuk mengatasi stres di tempat kerja yang diakibatkan oleh masalah keuangan pribadi ini adalah dengan segera mengadakan training keuangan bagi para karyawan.
So, yuk, undang QM Financial untuk memberikan program edukasi keuangan untuk membantu karyawan terbebas dari masalah keuangan pribadi, agar bisa menunjukkan kinerja positif selama di kantor. Sila WA ke 0811 1500 688. Follow Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Nah, itu dia 5 penyebab stres di tempat kerja yang umumnya terjadi. Ada banyak penyebab stres lain yang mungkin juga bisa menyebabkan karyawan menjadi menurun kinerjanya. Pihak HR-lah yang harus melakukan investigasi menyeluruh, dan kemudian bisa merumuskan tindakan apa saja yang perlu diambil untuk mengatasi stres di tempat kerja ini.
Terlalu Banyak Izin Sakit Hingga Tingkat Ketidakhadiran di Kantor Naik? Coba Atasi dengan 5 Langkah Berikut!
Dalam suatu organisasi perusahaan, adalah penting untuk semua elemen agar dapat bekerja sama dengan baik, seiring sejalan. Kompak, begitulah singkatnya. Tapi, apa daya kalau terlalu banyak karyawan yang sering izin sakit atau izin-izin yang lainnya, sehingga ketidakhadiran di kantor menjadi meningkat?
Pastinya kinerja organisasi akan terganggu ya? Akan terjadi ketimpangan sana-sini sehingga proses bisnis pun menjadi nggak berjalan lancar seperti yang diharapkan.
Tentu saja, pihak perusahaan harus segera mengambil tindakan untuk mengatasi persoalan banyaknya izin sakit dan izin-izin lainnya ini. Tentunya, kalau benar-benar sakit, karyawan memang seharusnya beristirahat, supaya lekas pulih. Namun, bagaimanapun tingkat ketidakhadiran harus ditekan, agar tim bisa produktif lagi. Apa yang bisa dilakukan? Mari kita lihat.
5 Hal untuk menekan tingkat ketidakhadiran karyawan karena izin sakit
1. Punyai kebijakan yang jelas
Yang pertama harus dicek adalah apakah perusahaan sudah mempunyai regulasi dan kebijakan yang jelas mengenai absensi izin sakit ini?
Berapa lama karyawan diizinkan untuk tidak masuk kerja lantaran sakit? Apakah izinnya harus melampirkan surat dokter? Kalau karyawan izin sakit terlalu lama hingga batas waktu tertentu, apa kebijakan selanjutnya? Dan seterusnya.
Setelah dirumuskan secara detail, jangan lupa untuk disosialisasikan pada karyawan, agar mereka paham mengenai hak dan kewajiban mereka, terutama terkait absensi ini. Jika ada konsekuensi yang menyertai ketidakhadiran karyawan–dengan alasan apa pun termasuk sakit–juga harus diumumkan dan dijelaskan, agar tercapai kesepakatan di awal.
2. Dengarkan keluhan dan kebutuhan karyawan
Alasan ketidakhadiran karyawan di kantor bisa saja tidak melulu karena izin sakit. Bisa juga alasan yang lain. Alasan lain apa?
Nah, ini yang harus digali lebih dalam oleh pihak perusahaan, melalui divisi HR. Salah satunya yang harus diwaspadai adalah masalah keuangan pribadi karyawan, yang bisa berdampak besar pada kinerjanya. Misalnya saja, si karyawan terlilit utang yang besar hingga menimbulkan stres padanya. Stres yang dialami kemudian membuatnya merasa sakit–sakit kepala, mual, diare, dan berbagai keluhan sakit lainnya.
Kalau permasalahannya seperti ini, pengobatan ke dokter enggak akan menyelesaikan masalah, kan? Penyelesaiannya adalah karyawan dibantu mengatasi masalah keuangannya hingga tuntas, hingga ia bebas utang, misalnya. Salah satu caranya adalah dengan memberikan edukasi literasi keuangan yang komprehensif untuknya, seperti yang biasa dilakukan dalam #QMTraining, yaitu program pelatihan interaktif untuk karyawan di perusahaan.
3. Beri support sebaik-baiknya
Saat si karyawan izin sakit dan istirahat di rumah, berikan dia support. Beri ucapan semoga lekas sembuh, telepon di waktu-waktu tertentu yang tidak mengganggunya untuk menanyakan, apakah butuh bantuan supaya bisa lekas pulih. Misalnya, menguruskan asuransi dan mengganti biaya pengobatan secepatnya.
Dengan perhatian-perhatian kecil seperti ini, karyawan akan merasa dibutuhkan. Jangan remehkan timbulnya perasaan ini, karena perasaan “dibutuhkan” ini akan membuatnya tak sabar untuk kembali ngantor dan bekerja lo.
So, sekali lagi, beri ia support secukupnya (yang pasti ya jangan malah mengganggu istirahatnya dengan menanyakan berbagai tetek-bengek pekerjaan yang bikin dia tambah pusing sih.), dan tanyakan kapankah ia bisa mulai aktif lagi karena perusahaan membutuhkannya.
4. Perlu kerja sama dari para supervisor dan manajer
Nggak hanya para staf HR saja yang bertanggung jawab atas usaha untuk menekan tingkat ketidakhadiran karena izin sakit ini, tetapi juga para supervisor dan manajer yang ada.
Diskusikan dengan mereka, apa yang perlu dilakukan untuk bisa menekan tingkat ketidakhadiran dengan alasan izin sakit ini. Bagaimanapun, merekalah penentu load kerja pada karyawan dan anak buah, bukan?
5. Pastikan lingkungan dan kondisi kerja nyaman
Nah, yang terakhir ini tak kalah penting, yaitu memastikan lingkungan dan kondisi kerja yang nyaman bagi karyawan untuk menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya.
Lingkungan dan kondisi kerja yang nyaman ini juga merupakansalah satu bentuk kompensasi nonfinansial yang dapat sangat berpengaruh pada tingkat produktivitas karyawan lo. Jadi, jangan abaikan jika ternyata karyawan merasa tak nyaman bekerja di kantor.
Nah, itu dia beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menekan tingkat ketidakhadiran di kantor karena izin sakit.
QM Financial bersedia membantu perusahaan mana pun untuk memberikan edukasi keuangan sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan karyawan lo! Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.