Manajemen Stres Finansial: Cara Mengatasi Kekhawatiran Keuangan di Usia 20-an
Stres! Ya, hari gini, siapa sih yang enggak stres? Apalagi kalau soal keuangan. Rasa-rasanya kok, mau usaha seberapa pun, uang itu selalu enggak cukup. Relate kan? Makanya, kamu perlu tahu nih cara manajemen stres, terutama yang berkaitan dengan finansial.
Pasalnya, usia kamu masih 20-an. Sebagian besar dari kamu barangkali saat ini masih belum ada tanggungan, sebagian lagi mungkin adalah sandwich generation. Jalanmu masih panjang, mimpimu masih banyak. Stres jangan sampai jadi hambatan.
Terus, gimana caranya ya?
Table of Contents
Manajemen Stres Keuangan untuk Si 20-an
Mengalami stres masalah keuangan sepertinya sih hal yang wajar terjadi apalagi di zaman sekarang. Tuntutan hidup semakin tinggi, sementara sumber daya masih saja terbatas. Buat kamu yang usianya masih 20-an dan sudah stres, nah, jangan dibiarkan berlama-lama stresnya. Karena waktu kamu masih panjang, masih banyak juga kesempatan yang harus kamu manfaatkan.
Setiap masalah selalu ada solusi. Begitu juga dengan masalah keuangan. Untuk tahu solusinya, maka kamu harus tahu juga akar penyebabnya.
Stres keuangan yang muncul bisa disebabkan banyak hal, setiap orang juga bisa mengalami penyebab yang berbeda. Buat kamu si 20-an, yang paling umum terjadi, stres keuangan muncul karena merasa gaji enggak cukup, kebanyakan utang, banyak mau, ada kebutuhan mendadak yang tak direncanakan, dan sejenisnya. Relate?
Nah, kalau relate, maka manajemen stres keuangan yang perlu kamu lakukan adalah seputar hal-hal tersebut juga. Seperti ini penjelasannya.
1. Stres karena Gaji Enggak Pernah Cukup
Kamu si usia 20-an biasanya masih level entry sekarang. Maka, rasanya wajar jika gaji juga menyesuaikan. Namun, sebenarnya, akar permasalahannya bukanlah pada nominal gaji yang kecil. Tetapi, pada pengeluaranmu.
Membuat anggaran bulanan membantu mengontrol pengeluaran dan memastikan pemasukan digunakan secara optimal. Prioritaskan kebutuhan pokok dulu, seperti makanan, transportasi, dan tagihan. Baru kemudian alokasikan sebagian untuk tabungan dan dana hiburan secukupnya agar tetap seimbang tanpa membebani kondisi keuangan.
Baca juga: Mengapa Gaji UMR Jakarta Sering Dianggap Tak Cukup untuk Memenuhi Kebutuhan?
2. Stres karena Sering Ada Kejadian Tak Terduga
Yah, namanya hidup, kadang ada saja surprise-surprise kecil terjadi di sana-sini. Tapi kadang surprise-nya bikin kaget juga. Apalagi kalau menyangkut keuangan, sementara kita tahu persis kalau keuangan kita terbatas.
Memprioritaskan dana darurat bisa jadi solusi manajemen stres keuangan yang penting di sini. So, usahakan untuk dapat menyisihkan 10-20% dari pemasukan setiap bulan. Dana darurat ini memang idealnya 3 – 6 bulan pengeluaran besarannya. Namun, kalau kamu masih belum mampu, kamu enggak harus langsung memenuhinya. Yang penting, ada saja dulu.
Simpan di rekening terpisah ya, supaya enggak menggoda untuk dipakai. Dana darurat memang “dana nganggur”. Dana yang enggak boleh dipakai sembarangan.
3. Stres karena Utang
Utang memang jadi momok banget akhir-akhir ini, ya kan? Pinjol, paylater, cicilan kendaraan, cicilan iPhone, semua numpuk.
Mengurangi utang konsumtif adalah langkah penting untuk manajemen stres keuangan. Hindari mengambil utang untuk kebutuhan yang enggak mendesak, seperti gadget terbaru atau liburan mewah, agar tidak menambah beban keuangan.
Kalau memang sekarang lagi ada tanggungan cicilan, coba prioritaskan pelunasannya dulu dan jangan menambah utang baru, agar stres keuanganmu tak semakin parah.
Lakukan pembayaran secara terencana dengan mengalokasikan dana khusus setiap bulan, sehingga utang berkurang secara konsisten tanpa mengganggu kebutuhan lainnya.
4. Stres karena Enggak Bisa Punya Tabungan
Nah, ini harus dicari lagi sih akar masalahnya di mana. Solusi manajemen stres keuangannya bisa saja membuat anggaran, seperti di poin pertama di atas. Kamu juga bisa mengatasinya dengan membuat tujuan keuangan.
Menetapkan tujuan keuangan yang jelas membantu mengarahkan pengelolaan keuangan secara terencana. Tentukan tujuan jangka pendek seperti menabung atau dana darurat, jangka menengah seperti biaya pendidikan, dan jangka panjang seperti membeli rumah.
Dengan adanya tujuan, apalagi yang terukur dan spesifik, bisa membuatmu termotivasi untuk disiplin dalam menabung dan mengatur prioritas keuangan.
5. Stres karena Terlalu Boros
Ini bisa saja berkaitan dengan stres keempat di atas. Karena boros, kamu jadi enggak bisa punya tabungan, gaji tak pernah cukup, dan sebagainya.
Untuk manajemen stres ini, coba sekarang direview lagi pengeluarannya. Coba cek, pos mana saja sih yang terlalu berlebihan? Mungkin kamu banyak pengeluaran karena adanya tekanan sosial? Karena sering FOMO? Karena pengin standar hidup orang lain, padahal sebenarnya kamu enggak mampu?
Menerapkan gaya hidup sederhana membantu menjaga keuangan tetap stabil dengan memprioritaskan kebutuhan utama dibanding keinginan yang enggak penting. Hindari tekanan sosial untuk mengikuti tren konsumtif yang boros, seperti membeli barang mahal demi status.
Jangan FOMO-an. Fokus saja pada jalan kamu sendiri, tak perlu membandingkan diri dengan orang lain.
6. Stres secara Mental
Mengelola kesehatan mental penting untuk menjaga fokus dan pengambilan keputusan finansial yang bijak. Lakukan aktivitas yang meredakan stres, seperti berolahraga, bermeditasi, atau menyalurkan hobi. Berbicara dengan orang terpercaya atau profesional juga membantu mengatasi tekanan emosional. Kesehatan mental yang terjaga menciptakan pola pikir positif, sehingga lebih mudah mengatur keuangan secara terencana dan menghadapi tantangan finansial dengan tenang.
7. Stres karena Butuh Uang Banyak
Ya, kadang memang kita sudah atur anggaran, sudah berusaha hemat, uang tetap saja terasa kurang untuk memenuhi kebutuhan yang banyak. Maka, solusi manajemen stres untuk masalah ini adalah dengan menambah sumber pendapatan.
Mengembangkan sumber pendapatan tambahan bisa dilakukan dengan mencari pekerjaan sampingan, seperti freelance atau part-time, atau memulai bisnis kecil sesuai minat dan keahlian.
Pendapatan tambahan enggak hanya meningkatkan pemasukan, tetapi juga memberikan rasa aman secara finansial, terutama untuk memenuhi kebutuhan mendesak atau menambah tabungan. Langkah ini juga dapat membuka peluang baru untuk pengembangan karier atau keterampilan.
Baca juga: Sudah Saatnya Kita Perhatikan Kesehatan Mental, Fisik, dan Finansial secara Seimbang
Nah, ingat, bahwa enggak pernah ada satu solusi untuk semua masalah keuangan. Kalau kata dokter, mengobati penyakit itu harus sesuai gejalanya. Begitu juga dengan keuangan. Gejalanya apa, masalahnya pada apa, maka di situ juga kamu harus mencari solusi untuk manajemen stres keuanganmu.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Mengapa Banyak Karyawan Sulit Mengatur Cash Flow?
Mengelola cash flow adalah keterampilan penting yang sering kali diabaikan oleh karyawan. Kesulitan dalam mengatur arus kas bisa disebabkan oleh kurangnya edukasi keuangan, pengeluaran tak terduga, hingga gaya hidup konsumtif. Tanpa pemahaman yang memadai, merencanakan dan mengontrol pengeluaran menjadi tantangan besar.
Untuk membantu karyawan mengatasi masalah ini, berbagai strategi bisa diterapkan. Mulai dari meningkatkan edukasi keuangan, membuat rencana keuangan yang jelas, hingga mengadopsi gaya hidup yang lebih sederhana. Dengan langkah-langkah ini, stabilitas keuangan dapat dicapai dan tujuan finansial dapat terealisasi.
Table of Contents
Alasan Karyawan Sulit Atur Cash Flow
Memahami alasan karyawan sulit mengatur cash flow bisa memberikan wawasan penting untuk mengatasi masalah keuangan mereka. Berikut adalah beberapa alasan utama yang sering menjadi penyebab kesulitan dalam menjaga stabilitas keuangan.
1. Kurangnya Edukasi Keuangan
Banyak karyawan tidak memiliki pemahaman yang memadai tentang dasar-dasar pengelolaan keuangan dan anggaran. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan dalam merencanakan dan mengontrol pengeluaran mereka.
Akibatnya, mereka sering kali mengalami masalah dalam mengelola keuangan pribadi dan menjaga keseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran. Edukasi keuangan yang baik bisa menjadi solusi untuk membantu karyawan meningkatkan pemahaman mereka dan mengelola keuangan dengan lebih efektif.
Baca juga: Tak Hanya Butuh Seminar Keuangan, Karyawan Juga Butuh 7 Hal Ini
2. Pengeluaran Tak Terduga
Biaya tak terduga seperti perbaikan rumah, masalah kesehatan, atau kerusakan kendaraan itu biasanya selalu datang tanpa peringatan. Tanpa perencanaan yang baik, pengeluaran ini bisa mengganggu keseimbangan cash flow yang sudah direncanakan. Dampaknya, bisa memicu stres keuangan dan menghambat pencapaian tujuan finansial jangka panjang.
Mengantisipasi dan menyisihkan dana khusus untuk pengeluaran tak terduga bisa membantu menjaga stabilitas keuangan.
3. Gaya Hidup Konsumtif
Kecenderungan untuk mengikuti gaya hidup konsumtif dapat menyebabkan pengeluaran melebihi pemasukan. Pengeluaran untuk barang-barang yang enggak penting atau yang sekadar FOMO bakalan mengganggu keseimbangan keuangan. Paling parah, hal ini dapat menyebabkan utang menumpuk dan kesulitan dalam mencapai tujuan keuangan.
Mengadopsi gaya hidup yang lebih sederhana dan fokus pada kebutuhan dibandingkan keinginan bisa membantu menjaga stabilitas keuangan.
4. Enggak Punya Rencana Keuangan
Tanpa adanya rencana atau anggaran bulanan yang jelas, sulit untuk mengontrol pengeluaran dan pendapatan. Akibatnya, cash flow bisa menjadi kacau dan tidak terarah.
Perencanaan keuangan yang baik memungkinkan kita untuk mengalokasikan dana secara tepat, memastikan kebutuhan terpenuhi, dan mencapai tujuan finansial. Tanpa rencana, kebocoran anggaran dan pengeluaran yang enggak terkendali bisa terjadi.
5. Pengelolaan Utang yang Buruk
Memiliki banyak utang dengan bunga tinggi dapat merusak cash flow. Ketika sebagian besar pemasukan dialokasikan untuk membayar bunga dan cicilan, maka hanya sedikit yang tersisa untuk kebutuhan lain—yang juga sangat penting. Hal ini bisa menyebabkan tekanan finansial yang signifikan dan menghambat pencapaian tujuan keuangan.
Strategi yang efektif termasuk mengurangi utang dengan bunga tinggi dan memprioritaskan pembayaran utang bisa membantu memperbaiki cash flow.
6. Penghasilan yang Enggak Stabil
Bagi karyawan yang penghasilannya tidak tetap atau bergantung pada komisi, merencanakan keuangan bisa menjadi tantangan besar. Ketidakpastian ini membuat sulit untuk menyusun anggaran yang konsisten. Dampaknya, mereka mungkin kesulitan untuk menabung, membayar utang, atau memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan aman.
Stabilitas keuangan menjadi sulit dicapai tanpa strategi pengelolaan yang bijak dan fleksibel.
7. Kurangnya Simpanan
Enggak punya dana darurat atau tabungan yang cukup bisa mengguncang cash flow saat kebutuhan mendesak muncul. Tanpa cadangan yang memadai, menghadapi situasi tak terduga menjadi sulit dan sering kali memaksa untuk berutang atau menunda pembayaran penting.
Membangun dana darurat adalah kunci untuk menjaga stabilitas finansial di tengah ketidakpastian.
Baca juga: Bagaimana Cara Training Keuangan Online Meningkatkan Literasi Finansial Karyawan?
Mengingat berbagai dampak yang bisa terjadi karena kesulitan mengatur arus keuangan, maka tak berlebihan kalau pemahaman tentang cash flow ini menjadi sangat penting. Bahkan, bisa dibilang, cash flow adalah pelajaran keuangan pertama yang harus dipelajari lebih dulu oleh karyawan, sebelum menginjak ke ilmu-ilmu yang lain.
Katakanlah mau investasi untuk dana pensiun, dana pendidikan anak, mengajukan KPR, semua harus diawali dengan cash flow yang lancar. Tanpa arus kas yang lancar, rasanya mustahil untuk mewujudkan semua tujuan keuangan tersebut. Setuju?
Karena itu, ayo belajar bareng QM Financial. Kenapa harus QM Financial? Karena:
- Tailored curriculum: Kurikulumnya berjenjang mengikuti kebutuhan karyawan
- Experiential learning: Belajarnya perpaduan presentasi, permainan, dan aktivitas
- Fun delivery: Penyampaiannya seru dan interaktif
So, yuk, undang QM Financial untuk mengadakan kelas keuangan yang komprehensif dan praktis di kantor. Hubungi QM Financial sekarang ya!
7 Dampak Pinjaman Online pada Produktivitas Karyawan – Bisa Se-Damage Itu!
Pinjaman online dianggap sebagai solusi cepat bagi banyak orang—termasuk karyawan—yang membutuhkan dana segera. Namun, ada dampak yang bisa muncul terkait pinjaman dana ini, apalagi jika ternyata karyawan yang bersangkutan enggak memiliki skill yang cukup untuk membayarnya kembali.
Terutama dampaknya pada produktivitas karyawan, hal yang fatal bisa terjadi. Berbagai aspek negatif dapat muncul ketika karyawan terjerat pinjaman online, mulai dari stres hingga penurunan kinerja di tempat kerja.
Table of Contents
Dampak Pinjaman Online terhadap Produktivitas Kerja Karyawan
Berikut adalah beberapa dampak pinjaman online pada produktivitas karyawan yang bisa terjadi jika karyawan yang bersangkutan terjerat. Pahami lebih dalam bagaimana pinjaman online tak hanya memengaruhi kondisi finansial, tetapi juga kesehatan mental dan hubungan profesional di lingkungan kerja.
1. Stres dan Kecemasan
Beban utang yang harus dibayar dapat meningkatkan tingkat stres karyawan. Beban pikiran mengenai bagaimana cara melunasi pinjaman bisa mengganggu konsentrasi saat bekerja, mengakibatkan penurunan produktivitas.
Kecemasan terus-menerus tentang kondisi keuangan dapat memengaruhi fokus dan efisiensi kerja sehari-hari. Tanpa penanganan yang tepat, stres dan kecemasan ini bisa berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik, serta hubungan dengan rekan kerja.
Baca juga: Pinjaman Online: Solusi Saat Butuh Dana Cepat?
2. Menurunnya Kualitas Kerja
Masalah keuangan dapat membuat karyawan sulit fokus pada tugas. Pikiran yang terganggu oleh utang mengakibatkan mereka jadi kurang konsentrasi, sehingga kualitas hasil kerja menurun.
Ketidakmampuan untuk fokus pada pekerjaan membuat produktivitas terganggu dan dapat berdampak buruk pada kinerja keseluruhan. Pada akhirnya, ya bisa memengaruhi kinerja perusahaan secara keseluruhan.
3. Absensi dan Ketidakhadiran
Tekanan mental yang disebabkan oleh masalah keuangan dapat menyebabkan karyawan lebih sering izin sakit atau tidak hadir. Frekuensi ketidakhadiran ini meningkat karena karyawan mungkin merasa tertekan dan enggak mampu bekerja dengan baik.
Selain itu, ada kemungkinan karyawan harus mengambil cuti untuk mengurus masalah keuangan, seperti harus mengurus administrasi utang atau urusan lainnya. Situasi ini enggak hanya mengurangi produktivitas, tetapi juga dapat memengaruhi hubungan kerja dan beban tugas bagi rekan kerja lainnya.
4. Motivasi dan Semangat Kerja Menurun
Stres finansial dapat menyebabkan penurunan motivasi kerja. Ketika karyawan tertekan oleh masalah keuangan, semangat untuk berkontribusi maksimal di tempat kerja bisa menurun.
Mereka enggak termotivasi untuk mencapai target atau memberikan kinerja terbaiknya, karena beban pikirannya. Hal ini berdampak langsung pada produktivitas dan hasil kerja sehari-hari, karena tanpa motivasi, sulit bagi karyawan untuk tetap fokus dan bersemangat.
5. Hubungan dengan Rekan Kerja
Stres akibat masalah keuangan bisa menyebabkan perubahan perilaku, yang berdampak pada hubungan dengan rekan kerja. Ketegangan ini dapat muncul karena karyawan mungkin menjadi lebih mudah marah atau kurang sabar.
Akibatnya, potensi konflik di tempat kerja meningkat, mempengaruhi kerja sama tim dan suasana kerja. Situasi ini dapat menghambat komunikasi yang efektif dan menurunkan produktivitas.
Cuma karena pinjaman online satu orang, sekantor jadi kena efek. Pastinya, ini adalah hal yang sangat mengganggu dan bisa mengancam keberlangsungan bisnis perusahaan.
6. Dampak Kesehatan
Stres berkepanjangan akibat masalah keuangan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti sakit kepala dan gangguan tidur. Gangguan ini berpengaruh negatif pada kondisi fisik karyawan, yang pada akhirnya berdampak pada produktivitas kerja.
Karyawan yang enggak cukup tidur atau sering sakit kepala sulit untuk fokus dan memberikan performa terbaik mereka di tempat kerja.
7. Ketergantungan pada Pinjaman Lain
Permasalahan pinjaman online ini rata-rata memang tak berhenti di hanya satu aplikasi. Banyak orang terjerat pinjol di beberapa aplikasi sekaligus. Bahkan pernah ada kasus satu orang terlibat puluhan aplikasi.
Rata-rata dari mereka yang terjerat banyak aplikasi ini masalahnya sama: ambil pinjaman baru guna melunasi pinjaman sebelumnya, hingga menciptakan lingkaran setan utang. Menutup lubang dengan menggali lubang yang justru lebih dalam.
Akhirnya ada ketergantungan di situ. Ketergantungan ini enggak hanya memperburuk kondisi finansial, tetapi juga berdampak negatif pada kesehatan mental. Stres terus-menerus dari beban utang yang menumpuk bisa mengurangi produktivitas dan kesejahteraan secara keseluruhan.
Dampak pinjaman online memang bisa sangat fatal bagi produktivitas karyawan. Solusi terbaik bukan hanya yang bisa diterapkan saat karyawan sudah terjerat pinjaman online, tetapi juga langkah pencegahan yang dilakukan sebelumnya sangat penting. Salah satunya adalah memberikan edukasi keuangan kepada karyawan.
Baca juga: Ciri Aplikasi Pinjaman Online Legal: Yuk, Perhatikan dan Ingat-Ingat!
QM Financial menawarkan program kelas keuangan dengan kurikulum yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan, termasuk untuk mencegah karyawan terjerat pinjaman online. Ingin meningkatkan kesejahteraan finansial dan produktivitas karyawan di kantor? Segera undang QM Financial untuk mengadakan kelas keuangan yang komprehensif dan praktis di kantor. Hubungi QM Financial sekarang juga!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Strawberry Generation dan 7 Masalah Keuangan yang Dihadapi
Beberapa waktu yang lalu, viral sebuah cuitan di platform X dari seorang mahasiswa berusia 21 tahun yang konon terganggu kesehatan mentalnya karena kuliah. Dari cuitan ini, lantas mengemukalah istilah strawberry generation.
Apakah kamu sudah tahu apa arti strawberry generation ini? Atau, apakah kamu termasuk di dalamnya?
Table of Contents
Siapa Itu Strawberry Generation?
Dikutip dari situs DJKN Kemenkeu, istilah generasi strawberry pertama kali muncul di Taiwan untuk menggambarkan generasi yang lahir sekitar tahun 1990-an. Nama ini diberikan karena generasi ini dianggap berkarakter seperti buah stroberi; tampak cantik dari luar tetapi “rapuh” atau mudah “memar” alias enggak tahan banting saat menghadapi tekanan.
Istilah ini sering kali mengacu pada beberapa karakteristik berikut:
- Generasi stroberi tumbuh dalam era kemajuan teknologi, sehingga mereka sangat familier dengan perangkat digital dan internet.
- Banyak dari mereka memiliki pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya.
- Mereka cenderung memiliki harapan yang tinggi terhadap karier dan kehidupan kerja.
- Mereka lebih mengutamakan keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan.
- Mereka dianggap lebih sensitif terhadap kritik dan kesulitan dibandingkan generasi sebelumnya.
Baca juga: Perbedaan Cara Perencanaan Keuangan Generasi X, Millenials, dan Gen Z
Penyebab Munculnya Strawberry Generation
Prof. Renald Kasali, dalam bukunya Strawberry Generation, menganalisis fenomena strawberry generation ini untuk mencegahnya menjadi seperti tren flexing atau crazy rich palsu. Ada beberapa penyebab mengapa fenomena ini muncul.
Yang pertama adalah self-diagnosis yang terlalu cepat tanpa melibatkan ahli. Generasi muda sekarang sangat cerdas, mampu menyerap informasi dari media sosial dengan cepat. Namun, informasi tersebut sering tidak tepat dan mereka mencoba mencocokkan apa yang terjadi pada diri mereka dengan apa yang mereka baca di media sosial.
Akibatnya, muncul kesimpulan bahwa mereka stres, tertekan, atau bahkan depresi, lalu merasa butuh “healing.” Padahal, istilah yang lebih tepat sering kali adalah “refreshing.”
Penyebab yang lain, masih menurut Prof. Rhenald Kasali, adalah kehidupan sekarang umumnya lebih makmur dibandingkan beberapa dekade lalu. Tumbuh dalam keluarga sejahtera adalah berkah, tetapi ada konsekuensinya. Orang tua dalam keluarga sejahtera cenderung memenuhi semua keinginan anak-anak mereka. Sering kali, mereka menggantikan waktu bersama dengan uang atau barang, padahal perhatian langsung tidak bisa digantikan. Selain itu, orang tua sekarang jarang memberikan konsekuensi atas kesalahan anak-anak mereka.
Kesalahan lain yang dilakukan orang tua adalah menetapkan ekspektasi yang tidak realistis. Anak-anak sering disebut sebagai princess, prince, atau yang paling hebat. Kenyataannya, di luar rumah, mereka akan menghadapi tantangan yang lebih besar dan menemukan orang lain yang lebih pintar.
Akibatnya, mereka lebih mudah kecewa dan tersinggung saat menghadapi kenyataan yang berbeda dari apa yang biasa mereka terima di rumah.
Masalah Keuangan yang Sering Dihadapi Strawberry Generation
Dari beberapa kebiasaan dalam hidup, akhirnya generasi strawberry juga sering menghadapi berbagai masalah keuangan. Penyebabnya juga beragam, terutama karena adanya beberapa faktor unik yang membedakan mereka dari generasi sebelumnya. Berikut adalah beberapa masalah keuangan yang umum dihadapi oleh generasi ini.
1. Gaya Hidup Konsumtif
Generasi ini cenderung lebih konsumtif dan mengutamakan gaya hidup yang lebih mewah, seperti sering makan di luar, traveling, dan membeli barang-barang elektronik terbaru. Terutama sih yang dilakukan atas nama “healing” atau “self reward”. Hal ini bisa menyebabkan pengeluaran yang lebih besar dari pemasukan.
Baca juga: 7 Jebakan Gaya Hidup Kekinian yang Bisa Bikin Jebol Dompet
2. Kurangnya Investasi dan/atau Tabungan
Banyak dari mereka yang enggak memiliki pengetahuan atau kesadaran tentang pentingnya tabungan dan investasi untuk masa depan, sehingga mereka kurang mempersiapkan dana pensiun atau investasi jangka panjang. Ya, gimana mau nabung kan, kalau gaya hidup saja masih konsumtif?
3. Ketergantungan pada Utang Konsumtif
Ya, lagi-lagi persoalan konsumtif. Mungkin ini ada hubungannya dengan kebiasaan generasi ini yang sudah menikmati lebih banyak hal enak dalam hidup, seperti yang dijelaskan oleh Prof. Rhenald Kasali.
Sejak kecil ada yang sudah tahu cara menggunakan kartu kredit, atau paylater. Bebas dipakai, karena pelunasan jadi tanggung jawab orang tua. Padahal, ke depannya, penggunaan kartu kredit dan pinjaman pribadi yang berlebihan dan enggak bijak untuk membiayai gaya hidup bisa menyebabkan masalah utang yang serius.
4. Pasar Kerja yang Kompetitif
Meskipun memiliki pendidikan tinggi, para strawberry generation ini sering menghadapi pasar kerja yang sangat kompetitif dan sulit mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan harapan gaji dan posisi. Padahal, mereka maunya ya bisa mendapatkan work-life balance. Akibatnya, banyak strawberry generation yang enggak bisa segera mandiri secara keuangan.
5. Kurangnya Tabungan Darurat
Banyak dari strawberry generation yang enggak memiliki dana darurat yang memadai, sehingga rentan terhadap kejadian tak terduga seperti kehilangan pekerjaan atau keadaan darurat kesehatan.
6. Kenaikan Biaya Hidup
Biaya hidup yang semakin tinggi, termasuk biaya perumahan, transportasi, dan kebutuhan sehari-hari. Kondisi politik, inflasi, dan banyak faktor lain ikut berperan. Konon, milenial adalah generasi yang sulit punya rumah, strawberry generation kemungkinan juga harus berjuang lebih keras untuk punya rumah di masa depan.
7. Kurangnya Edukasi Keuangan
Banyak dari mereka yang belum sadar bahwa edukasi keuangan itu penting banget. Padahal sebenarnya sumber dayanya mencukupi, karena strawberry generation itu sangat melek teknologi dann informasi. Namun, menjadikan keuangan sebagai hal yang less priority membuat mereka menunnda untuk belajar keuangan. Akibatnya banyak di antara strawberry generation yang enggak memiliki keterampilan yang diperlukan untuk mengelola keuangan pribadi dengan baik.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Bebas Finansial atau Mau Jadi Orang Kaya? Mending yang Mana?
Kalau ditanya, menjadi kaya itu memang lebih populer ketimbang menjadi bebas finansial. Bahkan kenal dengan seorang anak kecil yang kalau ditanya cita-citanya saat sudah besar nanti mau jadi apa, jawabannya, “Mau jadi horang kayah!”
Memang, jadi kaya itu impian semua orang, kalau boleh digeneralisasi. Memangnya ada yang enggak mau kaya?
Mungkin saja hal ini karena adanya anggapan, bahwa dengan jadi kaya, kita bebas melakukan sesuatu. Mau apa pun bisa, mau melakukan apa saja juga bisa. Kalau jadi orang kaya, bisa jadi punya banyak privilege, berbagai peluang pun terbuka dengan lebar.
Bahkan sudah jadi idiom: lu punya uang, lu punya kuasa.
Kaum mendang mending, mana nih suaranya? Kamu memilih jadi orang kaya, atau pengin bebas finansial? Apa sih yang terlintas di benakmu kalau mendengar istilah ‘bebas finansial’? Sebebas apa, memangnya?
Apa Sih Sebenarnya Definisi Kaya?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “kaya” diartikan sebagai kepemilikan harta berlimpah, termasuk uang serta barang-barang mewah atau berharga. Namun, penting untuk memahami bahwa kekayaan bersifat relatif dan dapat bervariasi tergantung pada situasi, konteks, dan lokasi seseorang.
Sebagai contoh, seseorang mungkin dianggap kaya jika memiliki serangkaian mobil mewah, properti di berbagai kota, atau bahkan jet pribadi. Ini menunjukkan bahwa penilaian kekayaan sering kali berdasarkan pada aset yang terlihat secara fisik. Namun, realitas yang tersembunyi di balik barisan mobil mewah, properti yang beragam, atau jet pribadi, itu adalah misteri dan enggak sepenuhnya diketahui.
Bagaimana dengan Bebas Finansial?
“Bebas” berarti tidak ada yang mengikat kita, dan “finansial” berhubungan dengan uang. Jadi, “bebas finansial” sederhananya berarti kita enggak terikat oleh uang.
Robert Kiyosaki, penulis Rich Dad, Poor Dad bilang, kalau kita bebas finansial, kita enggak punya masalah keuangan, dan bisa lakukan hal yang kita mau. Kita enggak takut kehabisan uang saat melakukan kegiatan karena kita sudah punya cukup uang untuk hidup sehari-hari.
Kalau kita sudah bebas finansial, kita bisa memilih untuk tidak kerja kapan saja. Mau berhenti kerja hari itu juga, silakan! Kita melakukan hal-hal bukan untuk dapat bayaran. Jadi, tidak masalah kalau kita tidak kerja satu hari, satu bulan, atau bahkan lebih lama. Uang untuk kebutuhan sehari-hari sudah ada.
Dan kalau kita ingin beli sesuatu, kita tidak perlu cemas, karena uangnya sudah ada.
Kaya versus Bebas Finansial
Jadi, gimana nih kesimpulannya?
“Kaya” dan “bebas finansial” bisa terdengar sama, tapi sebenarnya berbeda.
Ketika kita bilang seseorang itu “kaya”, biasanya kita maksudkan mereka punya banyak uang atau barang berharga. Mereka mungkin punya rumah besar, mobil mewah, dan bisa beli apa saja yang mereka inginkan. Tapi, kadang-kadang orang kaya masih merasa mereka harus terus bekerja keras untuk menjaga kekayaan mereka. Jadi, meskipun mereka punya banyak harta, mereka belum tentu merasa “bebas”.
Sementara itu, “bebas finansial” lebih ke arah bisa hidup nyaman tanpa khawatir tentang uang. Orang yang bebas finansial mungkin tidak selalu kaya, sesuai dengan standar orang banyak, tetapi mereka punya cukup uang untuk memenuhi kebutuhan mereka dan tidak stres memikirkan uang. Mereka bisa memilih tidak bekerja setiap hari, tetapi masih bisa menikmati hidup. Mungkin dengan pergi liburan atau menghabiskan waktu dengan keluarga, karena mereka sudah merencanakan keuangan dengan baik.
Jadi, intinya, “kaya” itu lebih banyak tentang berapa banyak harta yang kita punya, sedangkan “bebas finansial” itu tentang bagaimana perasaan kita terhadap uang dan hidup kita.
Seseorang bisa kaya tetapi belum tentu bebas finansial, dan sebaliknya, bisa jadi bebas finansial tanpa harus sangat kaya. Yang terpenting dalam bebas finansial adalah kita bisa hidup dengan nyaman dan melakukan hal-hal yang kita suka tanpa khawatir tentang uang.
Apakah lantas salah, kalau memilih kaya? Enggak juga. Kan, masing-masing boleh memilih sesuai kondisi dan kemampuan.
Jadi, Mau yang Mana?
Memutuskan antara ingin kaya atau bebas finansial itu penting, dan pilihannya bisa berbeda untuk setiap orang. Berikut beberapa tip sederhana untuk membantu kamu membuat keputusan.
Pahami Apa yang Kamu Inginkan
Kalau kamu ingin “kaya”, mungkin kamu berpikir tentang memiliki banyak uang, rumah mewah, mobil keren, dan liburan mahal. Ini tentang memiliki banyak barang dan status.
Kalau kamu ingin “bebas finansial”, kamu mungkin lebih suka hidup tanpa stres tentang uang. Kamu ingin cukup uang untuk hidup nyaman, bisa melakukan hal-hal yang kamu sukai, dan tidak khawatir tentang tagihan atau utang.
Tentukan yang mana yang kamu inginkan, lalu jadikanlah sebagai tujuan.
Tentukan Prioritasmu
Pikirkan apa yang paling penting buat kamu. Apakah kamu lebih senang memiliki banyak barang atau lebih senang punya waktu luang dan ketenangan pikiran?
Rencanakan dengan Baik
Baik ingin kaya atau bebas finansial, kamu harus punya rencana. Ini bisa berarti menabung, berinvestasi, dan belajar cara mengelola uangmu dengan bijak.
Ingat Keseimbangan Hidup
Kaya atau bebas finansial, ingatlah bahwa uang bukan segalanya—meskipun memang, untuk bisa segalanya, kamu akan butuh uang. Namun, ada yang perlu diingat selain uang. Hubungan, kesehatan, dan kebahagiaan juga sangat penting.
Buat Keputusan yang Sesuai dengan Nilai Hidupmu
Tidak ada yang salah dengan memilih pengin kaya ataupun bebas finansial. Pikirkan nilai-nilai apa yang paling penting bagimu dalam hidup. Apakah itu keluarga, kebebasan, kesuksesan, atau sesuatu yang lain? Biarkan nilai-nilai ini membimbing keputusanmu.
Setiap orang beda, jadi penting untuk memilih apa yang membuatmu paling bahagia dan nyaman. Tidak ada jawaban yang salah antara mau kaya atau bebas finansial, yang penting adalah kamu menemukan apa yang pas buat kamu dan kehidupanmu.
Dan yang harus selalu diingat: bahwa semua butuh proses. Mau kaya atau bebas finansial, kamu perlu untuk membuat rencana dan berproses. Karena, tidak pernah ada yang instan di dunia ini. Mi instan saja perlu diseduh, ya kan?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Pemilik Gaji UMR, Ini Cara Efektif untuk Menabung
Gaji UMR sering kali dipandang sebagai tantangan keuangan terbesar dalam hidup. Ya, enggak heran sih. Dengan biaya hidup yang tinggi dan kebutuhan yang terus berkembang seperti sekarang, rasanya gaji mepet UMR itu pas-pasan banget.
Boro-boro buat dinikmati, sulit banget untuk menabung. Namun, memiliki pendapatan terbatas bukan berarti kamu enggak bisa mengumpulkan tabungan lo! Dengan strategi yang tepat dan disiplin yang kuat, menabung bahkan dengan gaji UMR adalah hal yang dapat dicapai.
Pada kenyataannya, banyak orang yang memiliki gaji UMR merasa tidak mampu menabung karena berbagai kebutuhan hidup yang harus dipenuhi. Tak jarang, gaji yang diterima sudah habis sebelum tanggal tua. Dalam situasi seperti ini, penting untuk mengubah cara pandang terhadap manajemen keuangan. Memandang menabung sebagai bagian dari pengeluaran bulanan dan bukan sebagai pilihan opsional, adalah langkah pertama yang perlu dilakukan.
Memahami bahwa setiap rupiah yang ditabung memegang peranan penting dalam menciptakan stabilitas finansial di masa depan, juga penting. So, kali ini, kita akan membahas beberapa strategi efektif untuk menabung bagi pemilik gaji UMR. Tips dan trik ini ditujukan untuk memungkinkanmu mencapai tujuan finansial, bahkan dengan penghasilan yang terbatas.
Namun sebelumnya, ayo, kita lihat dulu beberapa masalah keuangan yang sering dihadapi oleh pemilik gaji UMR pada umumnya.
Masalah Keuangan Pemilik Gaji UMR
Berikut beberapa masalah keuangan yang sering dihadapi oleh pemilik gaji UMR.
Gaji Tidak Cukup
Ini adalah masalah utama yang sering dialami oleh banyak orang dengan gaji UMR. Biaya hidup yang tinggi sering kali membuat gaji yang diterima tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, apalagi untuk ditabung.
Utang
Karena gaji yang tidak cukup, banyak orang dengan gaji UMR yang akhirnya terjebak dalam utang. Hutang ini bisa datang dari kartu kredit, pinjaman online, atau pinjaman dari kerabat dan teman.
Ketidakmampuan untuk Berinvestasi
Dengan gaji UMR, seringkali sulit untuk memiliki dana yang cukup untuk berinvestasi. Padahal, investasi adalah salah satu cara yang efektif untuk menumbuhkan kekayaan.
Tidak Ada Dana Pensiun
Tanpa tabungan atau investasi, seseorang dengan gaji UMR bisa jadi juga enggak memiliki dana pensiun. Padahal, kalau sampai gagak pensiun, itu berarti mereka harus terus bekerja bahkan setelah seharusnya mereka beristirahat.
Segala masalah di atas kebanyakan harus dihadapi oleh pemilik gaji UM, apalagi mereka yang belum tahu cara mengelola keuangan dengan baik. Nah, padahal, agar bisa mengatasi semua masalah masalah keuangan tersebut, mulai belajar tentang manajemen keuangan dan mulai menabung sejak dini, sekecil apa pun itu, bisa menjadi solusi yang baik lo.
Menabung Efektif untuk Pemilik Gaji UMR
Memahami berbagai masalah keuangan yang sering dihadapi oleh pemilik gaji UMR adalah langkah awal yang penting. Setelah memahami tantangan tersebut, langkah berikutnya adalah mencari solusi.
Salah satu cara paling efektif adalah dengan belajar cara menabung yang baik. Dengan strategi menabung yang tepat, pemilik gaji UMR bisa meraih kestabilan finansial dan meredam sejumlah masalah yang sebelumnya dihadapi.
Berikut adalah beberapa tip yang bisa dilakukan untuk menabung dengan efektif bagi pemilik gaji UMR.
1. Pahami Kondisi Keuangan
Untuk mulai menabung, langkah pertama adalah memahami pengeluaran dan pendapatan kamu. Catat semua sumber penghasilan dan pengeluaran setiap bulannya. Kamu bisa menggunakan aplikasi manajemen keuangan untuk membantu melakukan hal ini dengan lebih mudah.
2. Buat Anggaran
Setelah mengetahui dengan pasti, berapa uang masuk dan keluar setiap bulannya, buatlah anggaran. Tentukan berapa banyak yang kamu butuhkan untuk biaya hidup dan berapa yang bisa ditabung.
Sisihkan uang tabungan di depan, bukan sisakan di belakang. Pasalnya, uang gaji emang pernah sisa?
3. #TujuanLoApa?
Apa tujuan kamu menabung? Apakah itu untuk liburan, uang darurat, pendidikan, atau untuk membeli rumah? Menentukan tujuan akan membantu kamu tetap termotivasi untuk menabung.
Untuk permulaan, buat tujuan finansial yang paling urgent dulu: dana darurat. Setelah itu, susun prioritas tujuan yang lain sesuai kondisi, kemampuan, dan cita-citamu.
4. Mulai dengan Jumlah Kecil
Jika menabung sejumlah besar uang terasa sulit, mulailah dengan jumlah kecil. Sekecil apa pun itu, yang penting adalah membiasakan diri untuk menabung.
Dengan menjadi habit, maka ke depannya, menabung bukan hal yang sulit lagi. Apalagi jika kamu bisa menyisihkannya di depan, bukan menyisakannya di belakang dengan patokan persentase yang sudah kamu tentukan sesuai kemampuan.
5. Membuat Tabungan Otomatis
Banyak bank yang menawarkan fitur ini, di mana sejumlah uang secara otomatis ditransfer dari rekeningmu ke rekening tabungan pada tanggal tertentu setiap bulannya. Hal ini pastinya akan lebih memudahkanmu untuk menabung.
6. Pengelolaan Utang
Kalau kamu memiliki utang, buatlah rencana keuangan yang realistis untuk melunasinya. Mengurangi utang juga bagian dari menabung, karena kamu mempersiapkan diri untuk masa depan tanpa beban finansial.
7. Mengurangi Pengeluaran
Cobalah untuk mengurangi pengeluaran yang tidak perlu. Misalnya, jika kamu terbiasa makan di luar setiap hari, cobalah untuk memasak sendiri di rumah.
8. Investasi
Jika kamu sudah memiliki dana darurat dan kondisi keuangan juga berangsur membaik dan akhirnya punya cash flow positif, pertimbangkan untuk berinvestasi. Investasi bisa bisa memberimu penghasilan pasif dan membantu uangmu berkembang.
Akhirnya, pemilik gaji UMR memang harus tak lelah belajar keuangan agar bisa terus lebih baik lagi. Banyak sumber online atau buku yang bisa membantu memahami lebih banyak tentang bagaimana cara mengelola uangmu dengan baik. Besar, kecil, asal dikelola dengan baik, nantinya pasti akan memberikan hasil yang baik juga.
Ingatlah bahwa kunci dari menabung adalah konsistensi. Mulai dari sekarang dan lakukan secara konsisten. Semoga tips ini membantumu dalam mencapai tujuan finansialmu, dengan gaji UMR.
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya! Financial training oleh QM Financial dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Ini Dia Cara Mengatasi Karyawan Toxic yang Harus HR Tahu
Mengatasi karyawan toxic bisa jadi merupakan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh HR dan manajemen dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif.
Pasalnya, perilaku toxic tidak hanya menghancurkan hubungan antar karyawan loh, tetapi juga menurunkan kinerja tim secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk mengidentifikasi dan mengatasi perilaku toxic sejak dini, guna meminimalkan dampak negatifnya terhadap organisasi.
Salah satu aspek penting dalam mengatasi karyawan toxic adalah memahami penyebab yang mendasari perilaku tersebut. Karena, pasti sesuatu itu ada pemicunya kan? Termasuk perilaku toxic yang dilakukan oleh karyawan. Pasti ada alasannya deh, mengapa mereka melakukan hal-hal yang tidak mengenakkan tersebut.
Memahami penyebab ini penting, karena dengan begitu, pihak perusahaan—dalam hal ini diwakili oleh divisi HR—akan dapat memikirkan solusi terbaik untuk mengatasi hal ini.
Apa Itu Perilaku Toxic di Lingkungan Kerja?
Perilaku toxic di lingkungan kerja adalah tindakan atau sikap negatif yang dilakukan oleh individu atau kelompok di tempat kerja, yang dapat merusak suasana kerja, hubungan antar karyawan, dan produktivitas.
Perilaku ini cenderung merugikan baik individu yang terlibat maupun organisasi secara keseluruhan. Contohnya seperti apa sih, perilaku toxic yang ditunjukkan oleh karyawan itu?
Misalnya, menyampaikan komentar negatif atau merendahkan terhadap kemampuan, penampilan, atau karakter karyawan yang lain. Atau, menyebarkan informasi yang tidak benar atau merugikan tentang rekan kerja, yang dapat merusak reputasi mereka. Sikap tidak kooperatif atau tidak berbagi informasi, seperti sengaja menyembunyikan informasi penting atau menolak bekerja sama dengan rekan kerja, yang menghambat kerja sama, itu juga termasuk perilaku karyawan toxic lo! Juga misalnya ada karyawan yang suka mengabaikan tugas atau tanggung jawabnya.
Nah, ternyata, jika karyawan memiliki perilaku toxic di lingkungan kerja salah satunya bisa berasal dari masalah keuangan yang mereka hadapi.
Ketika karyawan mengalami stres keuangan atau kesulitan dalam mengelola utang, tekanan dan kecemasan yang ditimbulkan dapat mempengaruhi keseimbangan emosional mereka. Emosi negatif tersebut kemudian dapat berdampak pada perilaku karyawan di tempat kerja, yang dalam beberapa kasus, bisa berujung pada perilaku toxic.
Masalah keuangan dapat menyebabkan karyawan merasa tidak mampu untuk fokus pada pekerjaan mereka, sehingga mereka mungkin menunjukkan sikap tidak kooperatif, mudah tersinggung, atau bahkan agresif terhadap rekan kerja. Mengakui dan mengatasi masalah keuangan sebagai salah satu penyebab potensial perilaku toxic sangat penting dalam upaya menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan produktif bagi semua karyawan.
Cara Mengatasi Karyawan Toxic yang harus HR Tahu
Jika hal ini terjadi, maka pihak perusahaan harus segera ambil tindakan untuk mengatasi karyawan toxic.
Pasalnya, ada sejumlah dampak yang bisa terjadi jika perusahaan tak segera mengatasi karyawan toxic ini. Seperti misalnya perilaku toxic dapat menghancurkan hubungan antar karyawan dan menghambat kerja sama tim, yang pada akhirnya akan memengaruhi pencapaian tujuan bersama. Saat suasana kerja tidak kondusif, karyawan cenderung sulit berkonsentrasi dan produktivitas menurun, belum lagi stres, kecemasan, dan depresi pada karyawan yang terkena dampaknya juga bisa terjadi.
Hingga akhirnya, rekan kerja yang terus-menerus mengalami perilaku toxic mungkin memilih untuk meninggalkan perusahaan, yang dapat menyebabkan biaya rekrutmen dan pelatihan yang tinggi, yang kemudian bisa menimbulkan dampak lebih besar lagi.
So, sebelum terlambat, ada baiknya bagi perusahaan—dalam hal ini Human Resources (HR) yang menjadi bagian terdekat dengan karyawan—untuk segera melakukan beberapa hal.
Identifikasi karyawan yang berpotensi mengalami masalah keuangan
Jika memang disinyalir penyebab perilaku toxic ini adalah masalah keuangan, maka HR dapat memonitor kinerja dan perilaku karyawan, serta mencari tahu apakah ada perubahan yang mungkin terkait dengan masalah keuangan tersebut.
Dukungan yang tepat dan empati dari HR dapat membantu karyawan merasa didengar dan dihargai.
Pelatihan keuangan
Salah satu cara untuk membantu karyawan mengatasi masalah keuangan adalah dengan menyediakan pelatihan keuangan atau financial training.
Pelatihan ini dapat mencakup topik seperti mengelola gaji dan anggaran pribadi, pengelolaan utang, investasi, dan perencanaan pensiun. Dengan meningkatkan pemahaman karyawan tentang keuangan, mereka akan lebih mampu mengatasi masalah keuangan pribadi, sehingga mengurangi stres dan potensi perilaku toxic.
Program dukungan karyawan
HR dapat menyediakan program dukungan karyawan yang membantu mereka mengatasi berbagai masalah pribadi, termasuk keuangan. Dukungan ini dapat mencakup konseling, akses ke sumber daya keuangan, dan layanan bantuan darurat.
Budaya perusahaan yang inklusif dan positif
Membangun budaya perusahaan yang mendorong kerja sama, komunikasi terbuka, dan saling mendukung dapat membantu mengurangi perilaku toxic.
Karyawan yang merasa didukung oleh rekan kerja dan manajemen lebih mungkin untuk mengatasi masalah pribadi, termasuk masalah keuangan, tanpa mengganggu kinerja keseluruhan.
Pelatihan komunikasi dan penyelesaian konflik
HR dapat menyediakan pelatihan dalam komunikasi efektif dan penyelesaian konflik untuk membantu karyawan mengatasi situasi yang sulit dan menghindari perilaku toxic. Keterampilan ini akan membantu menciptakan lingkungan kerja yang lebih harmonis dan produktif.
Dengan mengambil langkah-langkah ini, HR dapat membantu mengatasi karyawan toxic yang timbul akibat dari masalah keuangan karyawan. Efeknya, dampak perilaku toxic bisa ditekan, sehingga kinerja perusahaan secara keseluruhan tetap terjaga dengan baik.
Sebagai perusahaan yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif, saatnya mengambil tindakan proaktif dalam mengatasi penyebab perilaku toxic di tempat kerja, termasuk masalah keuangan pribadi. Dalam upaya ini, mengundang QM Financial untuk mengadakan pelatihan keuangan di kantor atau perusahaan kamu bisa jadi langkah yang sangat tepat.
QM Financial memiliki keahlian dan pengalaman yang dibutuhkan untuk menyediakan pelatihan keuangan yang efektif, membantu karyawan mengelola keuangan pribadi mereka dengan lebih baik, mengurangi stres, dan secara tidak langsung mengatasi karyawan toxic.
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Bagaimana Cara Mengoptimalkan Pemasukan dan Pengeluaran untuk Mencapai Keseimbangan Keuangan yang Sehat
Sudah tanggal tua begini, biasanya baru deh terasa kalau pemasukan dan pengeluaran kita tidak seimbang. Cirinya gampang banget dikenali: uang di dompet tinggal beberapa lembar yang pecahan kecil, atau saldo di e-Wallet tinggal 4 digit, begitu juga dengan saldo di ATM.
Siapa nih yang relate?
Mengapa Pemasukan dan Pengeluaran Kita Tidak Seimbang?
Ada banyak alasan mengapa banyak orang mengalami pemasukan dan pengeluaran uang yang tidak seimbang, di antaranya adalah sebagai berikut.
Kurangnya pengetahuan tentang manajemen keuangan
Banyak orang tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang manajemen keuangan dan tidak tahu bagaimana membuat anggaran atau mengelola uang mereka dengan efektif.
Kebiasaan pengeluaran yang kurang efektif
Banyak orang memiliki kebiasaan pengeluaran yang kurang efektif, seperti membeli barang yang tidak diperlukan atau makan di luar terlalu sering.
Tidak adanya anggaran atau bujet
Banyak orang tidak memiliki anggaran atau bujet yang jelas untuk pengeluaran mereka sehingga mereka sering menghabiskan uang mereka tanpa memperhatikan apakah itu dalam batas yang wajar atau tidak.
Pengaruh lingkungan atau teman sebaya (atau media sosial)
Banyak orang terpengaruh oleh lingkungan atau teman sebaya mereka—dan juga media sosial—dalam membelanjakan uang. Mereka mungkin merasa perlu untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak mereka butuhkan hanya karena teman-teman mereka memiliki barang serupa.
Biaya hidup yang tinggi
Biaya hidup yang tinggi, seperti harga sewa rumah atau biaya pendidikan, bisa membuat seseorang kesulitan untuk menyeimbangkan pengeluaran dan pendapatannya.
Kebiasaan hidup konsumtif
Kebiasaan hidup konsumtif, di mana seseorang terus-menerus membeli barang-barang baru dan mewah, bisa menyebabkan pengeluaran yang tidak seimbang dengan pendapatan yang dimiliki.
Utang yang menumpuk
Banyak orang memiliki utang yang menumpuk, seperti kredit mobil, kredit rumah, atau kartu kredit yang belum dibayar, dengan cicilan yang terlalu besar. Utang tersebut bisa membuat seseorang kesulitan untuk menyeimbangkan pemasukan dan pengeluarannya.
Dampak yang Bisa Terjadi
Jika pemasukan dan pengeluaran tidak seimbang, maka akan timbul beberapa konsekuensi yang mungkin akan mempengaruhi keuangan kamu. Apa saja?
Masalah keuangan
Ketidakseimbangan pemasukan dan pengeluaran dapat menyebabkan masalah keuangan yang serius, seperti utang yang menumpuk, kehilangan aset, dan bahkan kebangkrutan.
Stres dan tekanan mental
Masalah keuangan dapat menyebabkan stres dan tekanan mental, karena kamu lantas mungkin merasa cemas, khawatir, atau bahkan depresi karena situasi keuangan yang sulit.
Kesulitan dalam mencapai tujuan keuangan jangka panjang
Jika kamu tidak dapat mengelola keuangan dengan baik, maka mungkin akan sulit bagimu untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang, seperti membeli rumah, pensiun dengan nyaman, atau membiayai pendidikan anak-anak.
Hilangnya kesempatan investasi
Ketidakseimbangan pemasukan dan pengeluaran juga dapat mengakibatkan hilangnya kesempatan investasi yang baik, karena kamu mungkin tidak memiliki uang yang cukup untuk berinvestasi atau tidak memiliki dana darurat yang cukup.
Hilangnya kepercayaan diri
Jika kamu enggak mampu mengelola keuangan dengan baik, maka mungkin akan merasa rendah diri dan kehilangan kepercayaan diri dalam kehidupan sehari-hari.
So, sampai di sini apakah kamu sepakat, bahwa sangat penting untuk mencapai keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran ini?
Kamu perlu banget untuk memastikan bahwa pengeluaranmu enggak melebihi pemasukan dan memiliki anggaran yang jelas untuk membantumu mengelola uang dengan lebih efektif. Dengan cara ini, kamu dapat menghindari masalah keuangan dan mencapai tujuan keuangan jangka panjang dengan lebih mudah.
Cara Menyeimbangkan Pemasukan dan Pengeluaran
Untuk mengoptimalkan pemasukan dan pengeluaran agar mencapai keseimbangan keuangan yang sehat, kamu bisa mencoba langkah-langkah berikut.
Buatlah anggaran atau bujet yang realistis
Buatlah daftar pendapatan dan pengeluaran bulanan yang detail dan realistis. Buatlah prioritas pada pengeluaran yang penting dan usahakan untuk membatasi pengeluaran pada hal-hal yang tidak terlalu penting.
Pelajari kebiasaan pengeluaran
Perhatikan pengeluaranmu dalam sebulan dan identifikasi kebiasaan pengeluaran yang kurang efektif dan menguras kantong, seperti makan di luar, belanja tidak perlu, atau kegiatan lain yang tidak penting.
Kemudian, coba untuk mengurangi pengeluaran tersebut atau bahkan menghilangkan kebiasaan pengeluaran yang kurang efektif tersebut.
Lakukan pembayaran utang
Jika ada utang yang perlu dibayar, usahakan untuk membayar secepat mungkin dan hindari pembayaran dengan kartu kredit atau pinjaman dengan bunga yang tinggi.
Simpan uang secara teratur
Coba untuk menyisihkan sebagian dari pendapatanmu setiap bulan untuk disimpan dalam rekening tabungan. Kamu bisa memulai dengan menyisihkan sekitar 10% dari pendapatan bulanan sebagai tabungan.
Dengan cara ini, kamu akan terbiasa untuk mengalokasikan sebagian dari pendapatan untuk masa depan dan juga sebagai dana darurat jika terjadi sesuatu yang tidak terduga.
Cari sumber penghasilan tambahan
Cari peluang untuk mendapatkan penghasilan tambahan, seperti bekerja paruh waktu atau mengambil pekerjaan sampingan yang sesuai dengan waktu luangmu. Ini bisa membantu menyeimbangkan pemasukan dan pengeluaran bulanan sehingga dapat mengurangi tekanan finansial.
Hindari utang baru
Jangan menambah hutang baru kecuali jika itu benar-benar diperlukan. Ingatlah bahwa utang akan memberikan beban finansial yang lebih besar dan mempengaruhi keseimbangan keuanganmu.
Review dan evaluasi keuangan secara berkala
Review keuanganmu setiap bulan dan evaluasi apakah anggaran yang sudah dibuat berhasil dicapai atau tidak. Jika tidak, coba cari tahu apa yang salah dan cari solusinya.
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, kamu dapat mengoptimalkan pemasukan dan pengeluaran untuk mencapai keseimbangan keuangan yang sehat. Selalu ingatlah untuk memprioritaskan pengeluaran yang penting dan menghindari pengeluaran yang kurang efektif.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Money Scripts: Pola Pikir Tersembunyi yang Memengaruhi Pengelolaan Keuangan
Keuangan, meskipun sering dianggap sebagai alat praktis dalam kehidupan sehari-hari, memiliki makna yang lebih dalam bagi setiap orang. Dalam psikologi keuangan, istilah “money scripts” menggambarkan keyakinan bawah sadar yang kita miliki tentang uang, yang sangat memengaruhi perilaku keuangan kita.
Money scripts muncul dari berbagai sebab, seperti pengalaman masa kecil, pengaruh keluarga, dan budaya.
Nah, ini menarik, karena memang apa yang kita dapatkan di masa lalu akan memengaruhi pengambilan keputusan kita ke depannya. Memahami money scripts kita sendiri dan mengakui pengaruhnya terhadap keputusan keuangan yang kita buat, akan membantu kita mengelola uang dengan lebih bijaksana dan menciptakan kehidupan finansial yang lebih sehat.
Apa Itu Money Scripts?
Money scripts adalah keyakinan atau pandangan bawah sadar tentang uang yang dikembangkan sepanjang hidup seseorang, biasanya berakar pada pengalaman masa kecil dan pengaruh dari keluarga, budaya, dan lingkungan sosial. Money scripts membentuk perilaku, sikap, dan keputusan keuangan individu, sering kali tanpa mereka menyadarinya.
Teori Money Scripts dikembangkan oleh Dr. Brad Klontz, seorang psikolog keuangan, penulis, dan pendidik yang telah banyak melakukan penelitian tentang hubungan antara keyakinan bawah sadar tentang uang dan perilaku keuangan. Dr. Klontz adalah salah satu pakar utama dalam bidang psikologi keuangan, dan melalui karyanya, ia telah membantu banyak orang mengidentifikasi dan mengatasi masalah keuangan yang muncul dari money scripts mereka.
Mengidentifikasi dan memahami money scripts pribadi dapat membantu kita mengenali pola perilaku keuangan yang tidak sehat dan mengubah keyakinan yang tidak produktif, sehingga nantinya bisa mengembangkan strategi keuangan yang lebih efektif dan seimbang.
Intinya—dan gampangannya—dengan memahami money scripts, kita tahu apa saja yang bisa memengaruhi perilaku dan keputusan keuangan kita, baik secara sadar maupun tidak sadar. Dengan mengenali dan mengatasi money scripts, kita dapat mengembangkan strategi keuangan yang lebih sehat dan mencapai kesejahteraan finansial yang lebih baik.
Jenis-Jenis Money Scripts, Karakteristik, dan Perilakunya
Money Avoidance
Orang dengan karakter oney avoidance yakin bahwa uang adalah sesuatu yang buruk, yang bisa menciptakan masalah. Biasanya mereka yang punya money scripts ini adalah yang menganggap uang sebagai sumber stres atau kekhawatiran, yang sering merasa bersalah atau tidak pantas ketika memiliki uang, hingga mereka yang selalu memiliki stereotip bahwa orang kaya itu selalu berperilaku tidak etis atau tidak bahagia. Ya, intinya mereka antipati terhadap uang.
Karena anti, maka money avoidance ini selalu menghindari topik keuangan. Sudah bisa ditebak kan, bahwa money avoidance tidak akan punya catatan keuangan, enggak pernah punya anggaran, pun catatan pengeluaran. Mereka juga menghindari risiko sama sekali, meskipun ada potensi keuntungan. Mereka juga akan lebih suka menyimpan uang di bawah kasur, ketimbang menyimpan di bank atau berinvestasi.
Untuk bisa mengatasinya, seorang money avoidance memang harus mengubah mindset-nya terlebih dulu. Setidaknya, ia harus punya pemahaman dan keyakinan yang lebih sehat tentang uang. Hal ini dapat mencakup belajar tentang pengelolaan keuangan, berbicara dengan profesional keuangan, dan bekerja untuk mengubah pola pikir negatif tentang uang dan kekayaan.
Money Worship
Money Worship merupakan salah satu jenis money scripts yang mencakup keyakinan bahwa uang adalah solusi untuk semua masalah dan dapat membawa kebahagiaan.
Seorang money worship percaya bahwa kekayaan materi adalah ukuran kesuksesan dan kebahagiaan, karena uang adalah prioritas utama dalam hidup, hingga tak jarang mereka mengasosiasikan status sosial dan harga diri dengan kekayaan. Karena itu, mereka juga cenderung mengukur nilai orang lain berdasarkan kekayaan mereka.
Money worship akan cenderung lebih suka menghabiskan secara berlebihan untuk barang mewah atau status. Mereka juga sering mengambil risiko keuangan yang tidak perlu atau berlebihan demi keuntungan finansial.
Untuk mengatasi money worship, mindset lagi-lagi harus diubah. Setidaknya, yang bersangkutan harus punya pandangan yang lebih seimbang tentang uang dan kebahagiaan. So, mungkin akan perlu untuk melakukan refleksi terhadap nilai-nilai pribadi, sehingga dapat menjalin hubungan yang lebih sehat dengan uang, dan menciptakan keseimbangan antara keuangan dan aspek penting lainnya dalam hidup.
Money Status
Money Status merupakan salah satu jenis money scripts yang mencakup keyakinan bahwa nilai seseorang terkait langsung dengan seberapa kaya mereka, sehingga seseorang mungkin mengejar kekayaan sebagai cara untuk meningkatkan harga diri dan status sosial.
Mungkin ini mirip ya dengan money worship, yaitu suka menganggap kekayaan dan status sosial sebagai tanda keberhasilan dan nilai diri, dan mengukur diri dan orang lain berdasarkan kekayaan materi. Namun selain itu, money status juga suka menunjukkan kekayaan secara terbuka untuk memperoleh pengakuan dan penghargaan. Flexing, itu dia.
Karena suka menunjukkan kekayaannya, maka seorang yang punya money scripts ini juga tak segan berutang untuk mempertahankan gaya hidup yang tampak mewah atau untuk menjaga penampilan. Mereka juga mengejar pekerjaan atau investasi dengan penghasilan tinggi, terlepas dari minat pribadi atau risiko yang terlibat. Sedihnya, mereka juga sering mengabaikan atau meremehkan orang yang dianggap memiliki status sosial atau kekayaan yang lebih rendah.
Lagi-lagi memang soal mindset. Orang dengan pandangan money status harus berusaha agar punya pandangan yang lebih sehat tentang nilai diri dan keberhasilan, jika ingin mengubah kondisinya. Artinya, mungkin perlu untuk lebih menghargai pencapaian non-materi, dan fokus pada hubungan dan kebahagiaan yang tidak bergantung pada kekayaan materi.
Money Vigilance
Orang dengan karakter money vigilance yakin bahwa mereka harus selalu berhati-hati dan waspada dalam mengelola uang. So, mereka memang sadar betul arti pentingnya pengelolaan keuangan yang baik, seperti penganggaran, menabung, dan berinvestasi. Mereka juga cenderung menghindari utang dan risiko keuangan yang tidak perlu.
Di satu sisi, mereka juga sangat menjaga privasi tentang keuangan pribadi dan tidak merasa nyaman membahas masalah uang dengan orang lain. Sesekali mereka juga cenderung merasa cemas atau khawatir tentang keuangan, bahkan meskipun sebenarnya situasi finansial mereka relatif stabil.
Karena karakteristiknya ini, mereka pun menyusun anggaran rumah tangga yang ketat dan mengikuti rencana pengeluaran, menabung secara teratur, dan memprioritaskan dana darurat. Kalau mau berinvestasi, mereka cenderung konservatif, dan selalu membayar utang sesegera mungkin karena mereka tidak suka beban yang ditimbulkan dari utang tersebut.
Kalau dilihat-lihat money scripts yang terakhir ini memang adalah jenis money script yang paling ‘aman’ ya. Meski demikian, kehati-hatian dan kekhawatirannya yang terlalu berlebihan juga bisa saja membuat orang dengan money scripts ini menjadi kurang bisa mengembangkan kekayaannya dengan optimal. Pasalnya, mereka terlalu takut akan risiko. Mereka juga kadang mengesampingkan hiburan yang juga penting untuk kesehatan mentalnya, karena mereka terlalu takut kalau keuangannya bisa terpengaruh.
So, bagi orang-orang dengan money scripts money vigilance, ada baiknya memang untuk memiliki perencanaan keuangan pribadi yang komprehensif, sehingga ada keseimbangan yang tepat antara menabung, berinvestasi, dan menikmati hidup dengan cara yang sehat dan bertanggung jawab.
Kesimpulan
Dalam perjalanan memahami hubungan kita dengan uang, penting untuk mengevaluasi money scripts yang telah memengaruhi keputusan finansial kita sepanjang hidup.
Dengan menyadari dan mengakui keyakinan bawah sadar kita tentang uang, kita dapat mulai menggantikan pola pikir yang tidak sehat dengan pandangan yang lebih seimbang dan realistis. Keterampilan ini akan membantu kita mengelola uang pegangan dengan lebih efektif, mencapai tujuan keuangan kita, dan, yang terpenting, menciptakan kehidupan finansial yang lebih sehat dan sejahtera.
Yuk, lebih baik lagi! Namun ingat, bahwa perubahan tidak terjadi dalam semalam; dengan kesabaran, kegigihan, dan kesadaran yang lebih baik, kita dapat mengubah cara kita berpikir tentang uang dan membangun hubungan yang lebih positif dengan uang kita.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Ini Cara Kamu Bisa Meningkatkan Pendapatan Tahunan
Sudah tahu kan, bahwa ada beberapa jenis pendapatan yang bisa kita terima? Salah satunya ada pendapatan tahunan, selain juga pendapatan bulanan seperti gaji dan sejenisnya. Jenis pendapatan tahunan ini misalnya seperti bonus tahunan, THR, dan segala jenis pemasukan yang kita terima setahun sekali.
Punya pendapatan tahunan itu penting lo, terutama pendapatan ini akan sangat berperan terhadap stabilitas keuangan jangka panjang. Nah, makanya, kalau memang perlu, coba yuk, kita tingkatkan pendapatan tahunan kita. Caranya sih ada beberapa. Namun, ya, enggak semuanya sama efektifnya untuk setiap orang.
Nah, dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang cara-cara efektif untuk meningkatkan pendapatan tahunan dan bagaimana kita dapat menerapkan strategi tersebut dalam kehidupan kita sehari-hari.
Mengapa Penting untuk Bisa Meningkatkan Pendapatan Tahunan?
Iya, kenapa penting sih?
Well, memangnya ada yang nggak pengin pendapatan—pendapatan apa pun itu—meningkat? Banyak hal yang bisa kita lakukan dan dapatkan kalau pendapatan kita meningkat. Termasuk pendapatan tahunan. Di antaranya adalah beberapa hal berikut ini.
Meningkatkan kemampuan menabung
Ketika pendapatan meningkat, kita dapat mempertimbangkan untuk menabung atau menginvestasikan uang tambahan tersebut, yang akan membantu memperkuat stabilitas keuangan jangka panjang.
Membantu mengurangi utang
Jika kita memiliki utang, meningkatkan pendapatan dapat membantu membayar utang lebih cepat dan mengurangi beban finansial yang mungkin terjadi terkait dengan utang.
Meningkatkan fleksibilitas keuangan
Dengan pendapatan yang lebih tinggi, kita juga memiliki lebih banyak opsi untuk mengejar impian dan tujuan keuangan, seperti membeli rumah, menyiapkan dana pendidikan anak, naik haji, sampai mengumpulkan modal untuk memulai bisnis sendiri.
Menjadi lebih mandiri secara finansial
Dengan pendapatan yang lebih tinggi, kita juga dapat lebih mandiri secara finansial dan menghindari kebergantungan pada bantuan keuangan dari orang lain.
Mengurangi stres keuangan
Ketika kita merasa tidak terbebani oleh masalah keuangan, cash flow lancar, stres pun menjauh. Kesejahteraan mental dan fisik dapat meningkat. Ingat kan, betapa pentingnya bagi kita untuk selalu sehat fisik, mental, dan finansial?
Cara Meningkatkan Sumber Pendapatan Tahunan
Yes, banyak hal memang bisa kita dapatkan dengan pendapatan tahunan yang meningkat. Nggak cuma soal material, tapi sampai ke mental dan akhirnya berpengaruh juga ke fisik.
Lalu, gimana caranya untuk bisa meningkatkan sumber pendapatan ini?
1. Menambah sumber pendapatan baru
Menambah sumber pendapatan baru adalah salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan pendapatan tahunan. Ada berbagai cara yang bisa dilakukan:
- Bisnis sampingan. Kamu bisa pertimbangkan jenisnya. Misalnya jualan online, buka usaha warung kopi atau toko kelontong, atau menjadi reseller produk.
- Menjadi pekerja lepas, misalnya seperti menjadi penulis, desainer grafis, virtual assistant, atau konsultan keuangan lepas. Kamu bisa menyesuaikan dengan keahlian yang kamu punya.
- Investasi, misalnya seperti berinvestasi dalam saham, yang memungkinkanmu mendapatkan pendapatan dari dividen yang umumnya dibagikan sekali dalam setahun. Bisa juga mendapatkan bunga atau kupon dari obligasi. Of course, kamu harus memahami dulu risiko dan potensi keuntungan dari investasi yang kamu pilih.
2. Mengembangkan keterampilan baru
Mengembangkan keterampilan baru adalah cara lain yang juga efektif untuk meningkatkan pendapatan tahunan. Dengan mengembangkan keterampilan baru, kita dimungkinkan untuk dapat meningkatkan nilai jual di pasar kerja dan mendapatkan gaji yang lebih tinggi.
Terus, gimana caranya? Nih, ada beberapa hal yang mungkin bisa kamu coba:
- Belajar keterampilan baru yang sesuai dengan minat atau bidang pekerjaan. Misalnya, kamu bekerja di bidang teknologi informasi, kamu dapat mempertimbangkan untuk belajar bahasa pemrograman baru atau mengembangkan keterampilan analisis data.
- Mengambil kursus online atau offline, baik yang gratis ataupun yang berbayar. Sesuaikan dengan minat dan kemampuan ya.
- Menjadi relawan di organisasi yang relevan juga dapat membantumu memperoleh pengalaman baru dan mengembangkan keterampilan baru. Selain itu, pengalaman ini juga dapat membantumu untuk networking.
- Menghadiri seminar agar memperoleh wawasan baru tentang tren dan perkembangan terbaru dalam bidang kerjamu, selain juga untuk networking.
Nggak hanya 4 hal itu saja, kamu bisa melakukan banyak hal untuk menambah keterampilan baru ini. Yang penting, pilihlah keterampilan yang relevan dengan bidang kerja atau minat kamu, dan memilih sumber belajar yang sesuai dengan gaya belajar kamu.
3. Kreatif dalam mencari pekerjaan
Menjadi kreatif dalam mencari pekerjaan juga dapat membantumu menemukan pekerjaan dengan gaji yang lebih tinggi atau meningkatkan gaji di pekerjaan yang sudah kamu miliki. Selain itu, mungkin juga membuka peluang untuk mendapatkan pendapatan tahunan yang lain, misalnya ada tambahan tunjangan, insentif, dan sebagainya.
Gimana caranya?
- Mencari pekerjaan dengan gaji yang lebih tinggi. Gunakan situs web pencari kerja, LinkedIn misalnya, untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi dan pengalamanmu.
- Meningkatkan kualifikasi, misalnya dengan menambah sertifikasi, gelar, atau keterampilan yang relevan.
- Mendiskusikan kemungkinan kenaikan gaji dengan atasan, dengan syarat dan ketentuan berlaku tentunya.
- Menjadi freelancer atau konsultan di luar jam kerja, yang memungkinkanmu menawarkan keterampilanmu secara mandiri dan menetapkan tarif yang lebih tinggi daripada gaji yang biasa kamu terima.
Bener kan? Ada banyak cara yang bisa kamu lakukan untuk dapat meningkatkan pendapatan tahunan. Namun, kamu harus tetap realistis dengan target kamu ya, dan mempertimbangkan tuntutan dan tantangan yang lebih tinggi.
So, agar kita bisa meningkatkan pendapatan tahunan, penting bagi kita untuk terus mempelajari tentang keuangan dan mengasah kemampuan dalam mengelola uang.
Meskipun beberapa cara untuk meningkatkan pendapatan memerlukan usaha dan waktu, namun dengan belajar keuangan dan terus memperbarui rencana keuangan kita, kita dapat mencapai stabilitas keuangan jangka panjang dan meraih tujuan finansial kita. So, yuk belajar bareng!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!