Mengapa Kepuasan Kerja Menjadi Faktor Penting dalam Meningkatkan Retensi Karyawan?
Mengapa kepuasan kerja itu penting? Pertanyaan ini sering kali menjadi topik utama dalam diskusi tentang manajemen sumber daya manusia. Sejauh ini, kepuasan kerja telah terbukti sebagai faktor yang krusial dalam menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan harmonis.
Kepuasan kerja bukan hanya memengaruhi kesejahteraan karyawan secara individu, tetapi juga berkontribusi langsung pada kinerja dan produktivitas perusahaan secara keseluruhan. Karena alasan ini, pemahaman yang mendalam tentang kepuasan kerja dan faktor-faktor yang memengaruhinya menjadi sangat penting.
Dalam konteks retensi karyawan, peran kepuasan kerja menjadi semakin kritikal. Menjaga karyawan agar tetap setia dan bertahan dalam jangka panjang merupakan tantangan yang dihadapi oleh banyak organisasi. Perusahaan atau korporasi yang berhasil menciptakan lingkungan kerja yang memuaskan cenderung mampu mempertahankan karyawan mereka lebih lama, menunjukkan bahwa kepuasan kerja secara langsung berpengaruh terhadap retensi karyawan.
Jadi, mari kita telusuri lebih lanjut mengapa dan bagaimana kepuasan kerja itu penting dan berdampak pada retensi karyawan.
Apa Itu Retensi Karyawan?
Retensi karyawan merujuk pada kemampuan dan upaya sebuah organisasi atau perusahaan dalam mempertahankan karyawannya. Dalam kata lain, retensi karyawan adalah strategi atau tindakan yang dilakukan perusahaan untuk mencegah karyawan meninggalkan perusahaan dan mencari pekerjaan lain.
Strategi retensi karyawan dapat mencakup berbagai hal, termasuk:
- Penghargaan dan kompensasi yang adil, bisa berupa gaji yang kompetitif, bonus, tunjangan, dan manfaat lainnya yang membuat karyawan merasa dihargai dan puas.
- Peluang pengembangan karier, mulai dari menyediakan peluang untuk promosi, pelatihan profesional, dan pengembangan keterampilan bisa membuat karyawan merasa bahwa mereka memiliki masa depan di perusahaan dan memberikan motivasi untuk bertahan.
- Budaya kerja yang positif, seperti melibatkan komunikasi yang baik, pengakuan dan apresiasi atas kerja keras, dan dukungan untuk keseimbangan kerja-hidup.
- Dukungan manajemen dari manajer dan pemimpun dapat membantu karyawan merasa dihargai dan diperlakukan secara adil, yang dapat meningkatkan retensi.
Tujuan utama retensi karyawan adalah untuk meminimalkan turnover karyawan, yang bisa mahal dan mengganggu bagi perusahaan. Hal ini mencakup biaya langsung untuk merekrut dan melatih pengganti, serta biaya tidak langsung seperti penurunan moral, produktivitas, dan pengetahuan dan keterampilan yang hilang.
Mengapa Kepuasan Kerja Itu Penting?
Kepuasan kerja memegang peranan penting dalam retensi karyawan karena berbagai alasan seprti berikut ini.
Pengurangan Turnover
Karyawan yang puas dengan pekerjaannya cenderung untuk bertahan lebih lama di perusahaan. Mereka memiliki tingkat turnover yang lebih rendah, yang berarti biaya rekrutmen dan pelatihan karyawan baru dapat dikurangi.
Produktivitas
Karyawan yang merasa puas dengan pekerjaan mereka cenderung lebih produktif. Mereka lebih bersemangat untuk bekerja dan cenderung menunjukkan kinerja yang lebih baik, yang berdampak positif pada kesuksesan perusahaan secara keseluruhan.
Komitmen Organisasional
Karyawan yang puas biasanya memiliki komitmen yang lebih tinggi terhadap organisasi mereka. Mereka lebih cenderung berusaha untuk mencapai tujuan organisasi dan kurang cenderung mencari pekerjaan lain.
Kesejahteraan Karyawan
Kepuasan kerja berhubungan langsung dengan kesejahteraan karyawan. Karyawan yang bahagia dan puas lebih sehat secara fisik dan mental, yang berarti mereka akan absen lebih sedikit dan lebih mungkin untuk berprestasi di tempat kerja.
Perbaikan Reputasi Perusahaan
Organisasi yang memiliki tingkat kepuasan karyawan yang tinggi cenderung memiliki reputasi sebagai tempat kerja yang baik, yang dapat membantu dalam menarik talenta-talenta baru.
Jadi, jelas bahwa berbagai faktor seperti kompensasi yang adil, lingkungan kerja yang positif, peluang pengembangan karier, dan respons yang baik terhadap umpan balik karyawan sangat penting dalam mendorong kepuasan kerja.
Namun, tak hanya itu. Masih ada aspek lain yang tidak boleh diabaikan ketika membahas kepuasan kerja, yaitu kondisi keuangan pribadi karyawan. Aspek ini sering kali tidak mendapatkan perhatian yang cukup, padahal memiliki pengaruh signifikan terhadap bagaimana karyawan merasakan pekerjaan mereka.
Hubungan Kepuasan Kerja dan Kondisi Keuangan Pribadi Karyawan
Kepuasan kerja dan kondisi keuangan pribadi karyawan saling berinteraksi dalam beberapa cara sebagai berikut.
Penghasilan
Secara umum, tingkat penghasilan berpengaruh pada kepuasan kerja. Jika karyawan merasa bahwa mereka dibayar secara adil dan mampu memenuhi kebutuhan finansial mereka, maka mereka cenderung lebih puas dengan pekerjaan mereka.
Work Life Balance
Keseimbangan kerja-hidup yang baik dapat berkontribusi pada kepuasan kerja dan stabilitas keuangan. Jika seorang karyawan harus bekerja terlalu banyak jam atau menangani stres kerja yang tinggi, hal ini bisa berdampak negatif pada kehidupan pribadi mereka dan bahkan bisa berpengaruh pada situasi keuangan mereka, misalnya jika mereka harus membayar lebih untuk penitipan anak atau pengeluaran kesehatan.
Manfaat dan Tunjangan
Manfaat dan tunjangan kerja, seperti asuransi kesehatan, tunjangan pensiun, dan lainnya, dapat membantu menstabilkan kondisi keuangan pribadi karyawan dan meningkatkan kepuasan kerja mereka.
Meskipun kondisi keuangan pribadi memengaruhi tingkat kepuasan kerja, penting juga untuk memahami bahwa faktor-faktor lain seperti lingkungan kerja, hubungan antarkaryawan, peluang karier, dan rasa dihargai juga berperan besar dalam menentukan tingkat kepuasan kerja.
Salah satu cara untuk menggabungkan berbagai elemen ini adalah melalui pendidikan atau pelatihan finansial. Inisiatif ini tidak hanya membantu karyawan memahami dan mengelola kondisi keuangan pribadi mereka dengan lebih baik, tetapi juga dapat berdampak positif pada aspek lain dari kepuasan kerja.
Financial Training untuk Meningkatkan Kepuasan Kerja
Ya, pelatihan finansial bisa membantu meningkatkan kepuasan kerja dalam beberapa cara berikut.
Meningkatkan Keterampilan dan Kompetensi
Financial training bisa membantu karyawan untuk memahami lebih baik tentang manajemen keuangan pribadi dan perusahaan. Karyawan yang merasa kompeten dalam pekerjaan mereka cenderung lebih puas.
Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik
Financial training bisa membantu karyawan membuat keputusan keuangan yang lebih baik, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional mereka. Karyawan yang merasa memiliki kontrol atas kehidupan finansial mereka cenderung memiliki tingkat stres yang lebih rendah dan tingkat kepuasan kerja yang lebih tinggi.
Membantu Mencapai Tujuan Finansial Pribadi
Dengan pelatihan finansial, karyawan dapat merencanakan dan mencapai tujuan finansial pribadi mereka, seperti membeli rumah, pendidikan anak, atau pensiun. Ini bisa menambah rasa keberhasilan dan kepuasan.
Penghargaan dan Motivasi
Jika perusahaan menyediakan pelatihan finansial, ini bisa dianggap sebagai bentuk investasi dalam pengembangan karyawan, yang bisa meningkatkan moral dan kepuasan kerja.
Meningkatkan Produktivitas
Ketika karyawan merasa lebih nyaman dengan kondisi keuangan pribadi mereka, mereka cenderung kurang terganggu oleh masalah finansial dan dapat lebih fokus pada pekerjaan mereka, yang dapat meningkatkan produktivitas dan kepuasan kerja.
Secara keseluruhan, pelatihan finansial adalah alat yang efektif untuk memberdayakan karyawan, membantu mereka merasa lebih aman dan kompeten dalam hal keuangan, dan akhirnya bisa meningkatkan kepuasan kerja.
Mengingat semua poin yang telah dibahas, jelas bahwa kepuasan kerja merupakan elemen penting dalam strategi retensi karyawan. Karyawan yang puas dengan pekerjaan mereka cenderung untuk bertahan lebih lama dalam perusahaan, yang pada akhirnya menurunkan biaya dan sumber daya yang diperlukan untuk rekrutmen dan pelatihan karyawan baru. Lebih jauh, kepuasan kerja juga terkait erat dengan kondisi keuangan pribadi karyawan. Sebagai tambahan, melalui pelatihan finansial, perusahaan dapat memberikan nilai tambah kepada karyawan, memperkuat komitmen mereka, dan meningkatkan kepuasan mereka dalam pekerjaan.
Oleh karena itu, investasi dalam pelatihan finansial untuk karyawan bukan hanya mendukung kesejahteraan finansial individu, tetapi juga membantu membangun lingkungan kerja yang lebih puas dan produktif, yang pada akhirnya meningkatkan retensi karyawan.
Dengan ini, jelas bahwa kepuasan kerja, retensi karyawan, dan pelatihan finansial semuanya saling terkait dan membantu membentuk fondasi yang kuat untuk sukses organisasi bisnis jangka panjang.
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya! Training karyawan dari QM Financial dikemas secara interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Bekerja di Perusahaan Kecil, Ini Dia 5 Keasyikannya
Hampir setiap orang biasanya selalu kepingin bekerja di perusahaan bonafid, besar, dan terkenal. Harapannya sih pastinya bisa berkembang dengan baik, banyak pengalaman, gaji besar, tunjangan lengkap, jenjang karier panjang, dan seribu alasan lain. Tapi, sebenarnya, bekerja di perusahaan kecil pun bisa sebaik itu lo.
Mau tahu beberapa keasyikan bekerja di perusahaan kecil?
5 Asyiknya bekerja di perusahaan kecil
1. Kesempatan berkembang besar
Menjadi bagian dalam tim kecil, ada kemungkinan setiap karyawan akan memiliki skill yang berbeda, bahkan multitalenta.
Misalnya saja, kita adalah desainer grafis yang bekerja di perusahaan kecil berbasis advertising agency, bisa jadi hanya kita sendirilah yang akan memegang posisi tersebut.
Dan, seiring waktu, kita juga dituntut untuk mempelajari keterampilan lain pula–yang bisa jadi malah membuat kita semakin ahli di bidang yang kita geluti. Misalnya lagi, untuk desainer grafis, mungkin mau enggak mau kita pun jadi harus belajar copywriting.
Hal seperti ini enggak mungkin jadi kerugian kan? Bahkan keuntungan, karena semisal kita harus mencari pekerjaan lain karena suatu sebab, CV kita bisa bertambah panjang dengan sendirinya. Pasti banyak deh yang mau menerima seorang desainer grafis yang gape juga copywriting.
2. Mengasah semangat entrepreneur
Bekerja di perusahaan kecil membuka kesempatan karyawan untuk lebih banyak berinteraksi langsung dengan pemilik perusahaan. Sehingga kita pun menjadi punya banyak waktu untuk belajar langsung darinya mengenai entrepreneurship. Mulai dari membangun bisnis hingga pola pikir yang ia punyai.
Sebuah pelajaran yang mungkin enggak akan bisa kita temukan di sembarang tempat, secara cuma-cuma dan dengan mudah saat bekerja di korporasi besar.
Siapa tahu kan, kita akhirnya punya nyali untuk membangun perusahaan sendiri?
Tapi, untuk tipe-tipe orang yang lebih suka pekerjaan dengan ritme yang teratur, tak terlalu nyaman dengan perubahan-perubahan baru, bekerja di perusahaan kecil mungkin akan terasa menyiksa. Tsah. Ya, tipe yang begini memang lebih cocok untuk bekerja di korporasi besar.
Karena, bekerja di perusahaan kecil menuntut kita untuk lebih adaptif, baik soal skill, job description, hingga peraturan perusahaan. Belum lagi soal rekan kerja yang kadang juga lebih “eksentrik” ketimbang mereka yang bekerja di korporasi besar.
3. Bisa jadi ikan besar lebih cepat
Mungkin akan butuh waktu bertahun-tahun bagi seorang manajemen trainee untuk menjadi seorang manajer beneran di perusahaan besar. Akan butuh waktu lama kalau kita memulai dengan menjadi desain grafis untuk menjadi creative director jika kita bekerja di perusahaan advertising besar.
Namun, kita bisa mencapai posisi tersebut lebih cepat ketika kita bekerja di perusahaan kecil, dengan cara menunjukkan kinerja yang baik–bahkan jika bisa sampai melampaui target–dan menjalin hubungan baik dengan pemilik perusahaan dan rekan kerja yang lain.
Kita akan lebih mudah menonjolkan diri di antara rekan yang lain ketimbang saat kita bekerja di korporasi besar.
4. Kepuasan kerja lebih terpenuhi
Masalah besaran gaji itu relatif. Gaji berapa pun bisa kita rasakan besar, jika kita bisa mengelolanya dengan baik, termasuk saat kita bekerja di perusahaan kecil.
Bekerja di perusahaan kecil, setiap kinerja yang baik maupun pencapaian prestasi akan lebih mudah terlihat, sehingga kepuasan kerja bisa jauh lebih tinggi. Berlaku juga sebaliknya sih. Ketika kita menunjukkan kinerja yang kurang bagus, maka tim juga akan sangat mudah mendeteksinya.
5. Lebih bebas berekspresi
Aturan yang ditetapkan oleh perusahaan kecil biasanya juga enggak (belum) seketat korporasi besar. Soal baju kerja, misalnya. Karyawan akan lebih dibebaskan dalam hal berpakaian dan mengenakan makeup, sesuai gaya masing-masing.
Selain itu, kita juga punya banyak kesempatan untuk dilibatkan dalam proyek-proyek baru yang membuat skill bertambah.
So, memang tinggal gimana kita aja sih, mau besar di kolam kecil ataukah jadi ikan kecil di kolam besar. Yang pasti, kalau mau punya gaji besar, atau jaminan jenjang karier, itu enggak hanya dengan bekerja di korporasi besar kok. Dengan bekerja di perusahaan kecil pun bisa.
Bekali diri juga secara lengkap terutama soal mengatur gaji. Karena, sekali lagi, gaji besar atau gaji kecil itu semua tergantung pada mindset kita. Kita juga bisa mengusulkan pada pemilik perusahaan untuk mengadakan training keuangan demi meningkatkan keterampilan mengelola keuangan karyawan.
#QMTraining dari QM Financial juga sangat affordable untuk perusahaan-perusahaan kecil, karena materinya bisa disesuaikan dengan kebutuhan karyawan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Sekalian saja, ikutan #CelebrateYou dalam rangka ulang tahun QM Financial yang ke-16! Ceritakan pencapaian finansialmu yang paling berarti bagi kamu!
Rayakan pencapaianmu yang paling berarti dengan QM Financial. Karena siapa tahu cerita kamu bisa jadi salah satu dari 16 cerita terpilih. Bagi 16 cerita terpilih, kalian berhak mendapatkan special gift dari QM Financial senilai 1,6 juta untuk setiap cerita terpilih!
Share ceritamu di , atau di kolom komentar post Instagram QM Financial di atas, ya! Atau, bisa juga DM langsung ke QM Financial. It’s time to #CelebrateYou!
5 Cara Menghemat Pos Pengeluaran Transportasi saat Berangkat Kerja untuk Karyawan di Jakarta
Ternyata, kalau dihitung-hitung, kerja di Jakarta itu pemborosan paling besar bisa jadi dari pos pengeluaran transportasi lo!
Belum lagi ada fakta yang menyebutkan, bahwa berangkat kerja adalah hal yang paling menyebalkan dalam aktivitas seorang karyawan. Masih mending bersih-bersih rumah, katanya. Enggak heran sih, karena berangkat dan pulang kerja berarti harus selalu berdamai dengan kemacetan!
Dan, tahu enggak, ada penelitian yang dilakukan oleh Scandinavian Journal of Economics yang menemukan, bahwa pekerja yang menghabiskan waktu sekitar 22 menit ke kantor, memiliki pengeluaran 35% lebih banyak tiap bulannya ketimbang yang tidak. Maka, enggak heran lagi, kalau begitu sampai di kantor, karyawan sudah mengalami gejala 3L–lemah, letih, lesu–duluan. Begitu juga saat harus pulang ke rumah, belum jalan sudah stres.
And we have to deal with this, everyday! Ouch!
Makanya ada cerita, ada seorang karyawan yang mendapatkan fasilitas mobil dinas dari kantor. Dengan car ownership program dari kantornya, ia berhak menggunakan mobil itu selama untuk keperluan pekerjaan sampai batas waktu tertentu, hingga mobil bisa benar-benar jadi miliknya. However, si karyawan yang tinggal di daerah Tangerang, malah lebih suka meninggalkan mobil di rumah. Apa pasal? Boros! Boros pengeluaran, dan boros energi serta emosi, katanya.
Hal ini akhirnya juga jadi masalah tersendiri antara si karyawan dengan kantor. Pihak perusahaan merasa sudah memberikan fasilitas, tapi akhirnya tidak efisien. Sedangkan karyawan merasa malah dibebani oleh fasilitas dan benefit yang diberikan oleh kantor.
Hmmm. Dari cerita ini kita bisa menarik satu kesimpulan, adalah perlu untuk dipertimbangkan juga bagi perusahaan, apakah pemberian benefit tertentu itu memang dibutuhkan oleh karyawan atau enggak? Jangan-jangan malah membebani, seperti halnya kasus si karyawan yang mendapatkan car ownership program di atas?
Jadi, bagaimana ya caranya menghemat pos pengeluaran transportasi ini supaya kita enggak stres duluan? Well, mungkin kita bisa mempertimbangkan untuk ganti moda transportasi saja. Nggak usah pakai kendaraan pribadi.
5 Moda yang bisa dipertimbangkan untuk mengganti kendaraan pribadi demi menghemat pos pengeluaran transportasi ke kantor
1. Commuter Line
Commuter line, atau kereta rel listrik komuter, bisa jadi adalah moda transportasi umum yang jadi andalan banget untuk para karyawan di Jakarta. Selain bisa mengurangi kemacetan, biaya untuk naik KRL juga relatif lebih murah banget ketimbang harus naik kendaraan pribadi.
Untuk naik KRL, kita perlu memilih mau pakai Kartu Multi Trip atau mau tiket harian aja. Kalau dihitung-hitung, pastinya dengan punya Kartu Multi Trip ya akan jauh lebih murah dan mudah buat kita-kita yang tiap hari akan memanfaatkan KRL untuk berangkat kerja. Kurang lebih dengan isi ulang saldo minimal Rp30.000, itu sudah bisa dipakai untuk beberapa kali perjalanan. Pos pengeluaran transportasi jadi bisa dipangkas banyak deh.
Coba bandingkan dengan habisnya bensin untuk naik kendaraan pribadi.
Memang saat ini KRL masih belum senyaman itu. Mari berharap pada pemerintah agar bisa meningkatkan pelayanan KRL yang kini sangat vital bagi masyarakat.
2. MRT
Dengan diresmikannya MRT pada bulan Maret 2019 yang lalu, kini moda transportasi umum ini pun menjadi primadona bagi para warga Jakarta yang ingin bepergian.
Sama seperti KRL, untuk dapat naik MRT kita akan butuh kartu bayar, yang dinamai Jelajah. Ada 2 tipe juga: single trip dan multi trip. Dan sudah seperti yang bisa diduga juga, yang multi trip jatuhnya akan lebih murah.
Dengan ongkos Rp3.000 hingga Rp14.000 sekali jalan, tergantung jauh dekat tujuan, pastinya pos pengeluaran transportasi akan lebih terselamatkan.
Mari berharap, agar MRT menjangkau lebih banyak area lagi secepatnya.
3. TransJakarta
Bus TransJakarta–sejak diresmikan–jelas menjadi moda transportasi umum yang paling laris digunakan oleh para karyawan dan pekerja di Jakarta. Dengan tarif Rp3.500, asalkan enggak keluar dari halte, kita dapat menjangkau area mana pun di Jakarta dengan lebih mudah.
Meski yah, sekarang TransJakarta juga nggak bebas-bebas macet banget sih, lantaran selalu saja ada oknum-oknum yang mengganggu busway. Hvft!
4. Ojek online
Nah, ketimbang pakai kendaraan sendiri, masih mending pakai ojek online yang kini punya tarif sekitar Rp1.600/km. Memang lebih mahal sih jatuhnya dibandingkan dengan moda transportasi umum yang lain. Tapi kita bisa kok ngulik supaya bisa menghemat pos pengeluaran transportasi. Paling enggak, pasti lebih hemat ketimbang bawa kendaraan pribadi.
Sesuaikan saja dengan jalur perjalananmu, lalu utak-atik deh. Dari mana sampai mana pakai KRL, lalu mungkin bisa dilanjut dengan TransJakarta, dan kemudian supaya sampai kantor tepat waktu, kita harus menyambung dengan ojek online. Coba bandingkan dengan saat kita menggunakan kendaraan pribadi. Bandingkan.
5. Ikut komunitas nebengers
Sudah tahu komunitas nebengers belum? Komunitas ini terdiri atas orang-orang yang suka barengan berangkat kerja.
Komunitas ini berawal di Twitter, kemudian ngehits. Kalau enggak salah, sebelumnya hanya untuk “trayek” Jakarta-Bandung dan sebaliknya saja. Tapi sekarang merambah ke kota-kota lain, meski yang paling sibuk tetaplah di Jakarta.
Mau coba sesuatu yang baru? Coba gabung di komunitas ini. Ada aplikasi mobilenya juga lo, sehingga sekarang lebih mudah lagi. Nggak cuma bisa menghemat pos pengeluaran transportasi, tapi bisa tambah kenalan dan teman. Seru kan?
Nah, itu dia beberapa trip memangkas pos pengeluaran transportasi buat kita, para karyawan yang bekerja di Jakarta.
Terus, kalau sudah begini berarti gaji sudah aman? Well, coba cek juga pos pengeluaran yang lain; pos makan sehari-hari, pos ngopi, pos boba, pos nonton bioskop …
Yuk, ikutan kelas finansial online-nya QM Financial aja yuk! Kamu bisa belajar mengenali pos-pos pengeluaran mana yang bisa dipangkas, dan mana yang bisa dipindah alokasinya ke hal-hal yang lebih bermanfaat. Cek jadwalnya di web Event QM Financial ya. Dan jangan lupa, follow Instagram QM Financial untuk mendapatkan update, info, dan trik keuangan terbaru dari QM Financial.
5 Cara Perusahaan Bantu Karyawan Menjaga Kesehatan Mental
Mentah health, atau kesehatan mental, akhir-akhir ini jadi topik hangat. Terutama sih di media sosial. Banyak yang mulai sadar akan arti pentingnya kita menjaga kesehatan mental, selain menjaga kesehatan secara fisik.
Banyaknya penyakit mental yang ditemui di keseharian sepertinya juga memicu akan awareness ini. Lalu bagaimana dengan kita, para kuli korporasi?
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Labour Force Survey (LFS) di Inggris, menemukan fakta bahwa ada 526.000 kasus stres kerja hingga depresi di tahun 2016-2017. Kalau dibikin prosentase, maka ada 1.610 orang di antara 100.000 pekerja mengalami stres di tempat kerja.
Oh wow!
Kalau di Indonesia, bagaimana? Well, WHO pernah merilis data sekitar bulan Mei 2019 yang lalu, bahwa sedang terjadi fenomena “burnout” di kalangan para pekerja di Indonesia dewasa ini. Bahkan lebih spesifik lagi, WHO menjelaskan kondisi ini dengan kalimat, “Telah terjadi stres kerja kronis yang belum berhasil dikelola di Indonesia.”
Seperti dilansir oleh situs beritagar.id, jajak pendapat Gallup 2018 menemukan 23% karyawan selalu merasa kelelahan bekerja, sementara 44%-nya melaporkan merasa “kadang-kadang” merasakan burnout.
Baik kondisi burnout atau kelelahan dan juga stres kerja, tentu akan berdampak tak baik pada kesehatan mental karyawan, pada akhirnya bukan? Karena itu, sebelum akhirnya menjadi “penyakit mental”, maka sudah seharusnya hal ini mulai dicegah sejak muncul kelelahan pada karyawan saat mereka bekerja.
5 Cara perusahaan bantu karyawan menjaga kesehatan mental selama jam kerja
1. Jalin komunikasi yang intens
Kesehatan mental memang dipengaruhi oleh banyak faktor. Tapi biasanya yang menjadi pemicu utama kita “sakit” secara mental adalah karena adanya stres di tempat kerja.
So, kalau mau menjaga kesehatan mental karyawan, tentunya perusahaan bisa mulai dari mencegah atau meminimalkan penyebab stres di tempat kerja. Ada beberapa pemicu sih, di antaranya adalah beban kerja, adanya konflik, hingga kurangnya komunikasi antarkaryawan.
Nah, kita bisa mulai dari masalah komunikasi, karena biasanya kondisi seseorang akan lebih mudah dikenal saat kita secara intens berkomunikasi dengannya. Berikan perhatian ekstra jika ada karyawan pengin curhat atau menceritakan kebutuhannya, biasanya sih ini tugas HR ya? Kalau perlu, buka meja konsultasi di hari-hari tertentu sesuai jadwal, agar siapa pun yang hendak sekadar ngobrol bisa leluasa mencurahkan unek-uneknya pada pihak HR.
2. Memperhatikan beban kerja karyawan
Hal paling besar yang berperan penting dalam memicu stres hingga membahayakan kesehatan mental adalah adanya beban kerja yang berlebih. Dalam hal ini, HR perlu bekerja sama dengan supervisor ataupun manajer masing-masing divisi di perusahaan, agar bisa membagi beban kerja yang sesuai untuk para karyawan.
Selain membagi beban kerja yang sesuai porsi masing-masing, HR bersama dengan supervisor dan manajer perlu juga untuk mengadakan evaluasi secara berkala, apakah sudah waktunya untuk merekrut karyawan baru lagi lantaran target dan beban kerja yang semakin bertambah kian harinya.
Memang ada faktor efisiensi yang harus selalu diperhatikan terkait sumber daya manusia ini. Artinya, jangan sampai ada energi terbuang percuma. Akan tetapi, pihak perusahaan juga harus peka dan tanggap, ketika para karyawan mulai mengalami burnout, apalagi kemudian berlanjut ke stres. Ada kemungkinan, kapasitasnya terlampaui.
Ingat, setiap orang punya batasan. Saat batasan ini dilanggar, maka akan ada konsekuensi yang harus ditanggung. Kalau sampai karyawan burnout, stres, hingga kemudian depresi, nah, bisa jadi semua pihak jadi rugi, bukan?
3. Pastikan karyawan bebas masalah yang bisa memengaruhi kinerja di kantor
Jangan bawa masalah di rumah ke kantor, begitupun jangan bawa urusan kantor ke rumah.
Katanya sih begitu. Tapi dalam praktiknya, hal ini sulit betul dilakukan. Mau enggak mau, setiap sisi kehidupan akan saling memengaruhi.
Taruh saja si karyawan punya masalah keuangan pribadi yang berat. Terjerat utang, misalnya. Meski bukan untuk keperluan kantor, tapi utang pribadi bisa menjadi beban pikiran yang berat bagi karyawan hingga memengaruhi kinerjanya di kantor.
So, untuk menjaga kesehatan mental para karyawan, pastikan bahwa mereka terbebas dari segala masalah yang bisa memengaruhi kinerja di kantor. Berikan support dan dukungan sesuai kebutuhan mereka.
4. Pastikan kesehatan fisik baik
Tahu enggak, bahwa kondisi kesehatan mental itu juga dipengaruhi oleh kondisi kesehatan fisik kita? Ingat akan pepatah, di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat kan? Pepatah ini bukan sekadar kata bijak saja lo, tapi ada benarnya banget.
Saat tubuh kita sehat dan fit, maka pikiran pun akan terang, hati juga senang. Bye, stres!
Jika sekarang kantor belum punya jadwal tetap untuk medical check up bareng, maka ada baiknya mulai direncanakan. Ketahui kondisi kesehatan karyawan secara fisik secara pasti, untuk kemudian bisa mengelola kesehatan mental mereka.
5. Segera minta bantuan jika terlihat gejalanya
Jika terjadi gejala-gejala karyawan mengalami burnout, stres, depresi, hingga terlihat membahayakan kondisi kesehatan mental, segeralah mencari bantuan pada mereka yang ahli dan profesional. Jangan biarkan terlambat dan berlarut-larut.
Dengan kondisi kesehatan mental yang baik, pastinya diharapkan karyawan akan lebih baik pula kinerjanya, lebih kreatif melahirkan ide-ide baru yang berguna untuk mengembangkan bisnis perusahaan, lebih lincah memecahkan masalah yang muncul, dan bisa menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, antara satu dengan yang lainnya.
5 Hal Pentingnya Mengelola Manajemen Keuangan yang Baik dalam Perusahaan
Bisa dibilang, bahwa kesehatan sebuah perusahaan itu sebagian besar ditentukan oleh sehat atau tidaknya manajemen keuangan di dalamnya. Apalagi di zaman sekarang, persaingan bisnis makin ketat, sehingga tak hanya harus bisa meningkatkan kualitas produk untuk dapat memenangkan hati pelanggan. Tetapi, juga didukung oleh usaha untuk mengelola manajemen keuangan perusahaan yang optimal.
Manajemen keuangan perusahaan ini meliputi berbagai kegiatan keuangan, mulai dari perencanaan, penganggaran, pengelolaan, pemeriksaan, pengendalian, pencarian, pelaporan, dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh perusahaan.
Manajemen keuangan perusahaan itu utamanya meliputi 3 macam aktivitas:
- Penggunaan dana, yaitu aktivitas untuk menginvestasikan dana pada berbagai aktiva.
- Perolehan dana, yaitu aktivitas tentang bagaimana mendapatkan sumber dana, baik dari sumber dana internal maupun sumber dana eksternal perusahaan.
- Aktivitas pengelolaan, yaitu pengalokasian dan pengelolaan dana dalam bentuk aktiva seefisien mungkin, setelah dana diperoleh.
Seorang manajer keuangan dalam suatu perusahaan bertugas mengelola keuangan dalam segala unsur dan segi. Rumit tentu saja, lantaran keuangan merupakan salah satu fungsi penting dalam mencapai tujuan perusahaan.
Lalu, mengapa perusahaan harus dapat mengelola manajemen keuangan dengan baik? Karena manajemen keuangan punya fungsi penting dalam beberapa hal berikut ini.
1. Perhitungan aset
Manajemen keuangan yang dikelola dengan baik akan memberikan data dan informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan mengenai aset-aset yang dipunyai dan aset mana saja yang akan dibutuhkan.
Dengan mengelola manajemen keuangan yang baik, perusahaan dapat melihat aset mana yang bisa menghasilkan return yang baik bagi perusahaan saat membelinya. Antara dana yang dikeluarkan dan return yang diharapkan akan bisa diprediksi keseimbangannya, sehingga pada akhirnya nanti aset ini tidak akan merugikan perusahaan, namun justru berkembang baik sehingga bisnis perusahaan pun tumbuh dengan baik pula.
Jika manajemen keuangan sudah dikelola secara efektif, perusahaan bahkan tidak perlu meminjam ataupun menambah modal untuk membeli aset baru.
2. Arus kas yang baik
Perusahaan yang sehat adalah perusahaan yang mempunyai arus kas yang baik. Arus kas yang baik dihasilkan dari usaha perusahaan untuk mengelola manajemen keuangan dengan baik pula.
Dengan arus kas yang baik, segala kegiatan keuangan dalam operasional sehari-hari akan lancar pula; mulai dari membayar sewa gedung, membayar alat-alat komunikasi, pembayaran vendor, semua akan lancar terjadwal, sesuai dengan anggaran.
Arus kas yang baik juga dapat menjamin keseimbangan antara jadwal piutang dan jatah jatuh tempo dana yang terutang.
3. Untuk menstabilkan harga produk
Jangan salah. Manajemen keuangan perusahaan yang baik juga akan menjamin harga produk akan stabil.
Dengan mengelola manajemen keuangan secara efisien, perusahaan dapat mencoba melakukan berbagai cara untuk menekan ongkos operasional sehari-hari hingga seefektif mungkin, seperti pengendalian pemakaian listrik dan telepon. Atau, lebih memilih membeli bahan baku dalam jumlah banyak untuk mendapatkan potongan harga yang lumayan, dengan pembayaran terjadwal. Atau juga, membayar upah pekerja secara borongan alih-alih membayar secara harian.
Dengan efisiensi operasional sehari-hari ini, perusahaan dapat menekan biaya produksi sehingga harga produk pun bisa lebih stabil dan cenderung lebih terkendali, terutama di saat-saat harga-harga di pasaran naik. Kalau harga produk kompetitif, pastinya penjualan pun akan baik pula, bukan?
4. Perencanaan pajak yang baik
Jika perusahaan mengelola manajemen keuangan dengan baik, maka perencanaan pajak pun akan bisa dilakukan dengan baik pula.
Perencanaan pajak ini penting ya, demi membuat estimasi perpajakan yang harus dibayarkan setiap periodenya. Dengan manajemen keuangan yang baik, perusahaan akan dapat membayar pajak tepat waktu, sehingga denda pajak yang diberlakukan jika terlambat membayar pun bisa dihindari.
Pajak tanpa denda, pastinya juga akan lebih ringan bagi keuangan perusahaan.
5. Menjamin kesejahteraan karyawan
Selain berpengaruh pada proses operasional produksi, manajemen keuangan perusahaan yang baik akan menjamin kesejahteraan karyawan.
Tak hanya gaji yang besarnya sesuai dan tepat dibayarkan pada waktunya, tetapi perusahaan yang dapat mengelola keuangan perusahaan yang baik juga akan memberikan berbagai benefit untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan. Mulai dari penyediaan asuransi kesehatan dan keselamatan kerja, bisa juga memberikan fasilitas kredit tanpa bunga untuk perumahan bagi karyawan, hingga adanya car ownership program.
Sepertinya mustahil kan, perusahaan dapat memberikan semua itu untuk karyawan jika tidak bisa mengelola manajemen keuangan dengan baik?
Agar bisa mengelola manajemen keuangan perusahaan yang lebih baik, Anda bisa hubungi tim QM Financial untuk mengadakan #QMTraining, yaitu program pelatihan interaktif untuk karyawan di perusahaan. Anda dapat menyusun program bersama konsultan dan pembicara dari QM Financial, sesuai dengan kebutuhan literasi finansial Anda.
Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Promosi Karyawan dan 7 Hal yang Menjadi Pertimbangan Perusahaan
Di artikel yang lalu, kita sudah membahas mengenai promosi jabatan dari sisi karyawan. Nah, berlanjut nih kali ini, kita masih akan bahas mengenai promosi karyawan, tapi dari sisi perusahaan–yang umumnya diwakili oleh divisi HR.
Jadi, apa saja yang biasanya menjadi pertimbangan pihak perusahaan untuk memutuskan apakah sekarang saatnya memberikan promosi karyawan? Mari kita lihat satu per satu.
7 Hal yang umumnya menjadi bahan pertimbangan perusahaan untuk memberikan promosi karyawan
1. Loyalitas
Seorang karyawan yang mempunyai loyalitas tinggi terhadap perusahaan, pastilah ia akan bertahan dalam kontribusinya untuk tugasnya dalam waktu yang lama. Semakin lama ia berkecimpung di bidang yang sama, di perusahaan yang sama, maka logikanya ia akan mencapai level keahlian tertentu.
Promosi karyawan yang diberikan pada karyawan yang loyal akan memberikan kesempatan regenerasi karyawan. Yang loyal dan ahli mendapatkan posisi jabatan lebih tinggi, sedangkan ada tenaga kerja baru yang akan menggantikannya di posisi sebelumnya.
Regenerasi berarti ada penyegaran baru, dan bisa jadi bisa mengubah konsep bisnis perusahaan ke arah yang lebih baik.
2. Motivasi
Inisiatif akan sangat diperlukan dalam team work. Kalau ada salah seorang atau beberapa karyawan yang kurang inisiatif, sudah pasti laju pekerjaan akan terhambat.
Agar selalu punya inisiatif, seorang karyawan harus mampu melakukan self-motivation. Kalau ia tidak bisa memotivasi diri sendiri untuk meningkatkan kinerja, wah … sudah pasti stuck deh. Satu orang karyawan stuck, yang lain akan kena juga imbasnya.
Karena itu self-motivation itu penting, agar karyawan mau berusaha untuk lebih baik lagi.
3. Solutif
Seseorang yang akan diserahi tanggung jawab dan wewenang lebih tinggi sudah pasti akan menghadapi permasalahan yang juga lebih kompleks dan rumit. Jika ia tidak punya kemampuan untuk mencari solusi yang terbaik untuk setiap masalah yang muncul, maka itu berarti ia tidak kompeten diserahi tanggung jawab yang lebih besar.
Tak hanya mampu menyelesaikan masalah, sikap solutif berarti juga harus kreatif, dan terbuka terhadap masukan dari orang lain.
4. Tingkat pendidikan
Ada perusahaan yang mensyaratkan tingkat pendidikan tertentu untuk bisa memberikan promosi karyawan ke jenjang karier yang lebih tinggi. Ini ada kaitannya dengan tingkat kompetensi karyawan itu sendiri juga. Harapannya–sudah pasti–dengan tingkat pendidikan lebih tinggi, maka karyawan tersebut diharapkan punya pemikiran yang lebih baik.
Dengan pemikiran yang lebih baik, sudah pasti ia akan mampu diserahi tanggung jawab dan wewenang yang lebih tinggi.
5. Komitmen secara profesional
Komitmen secara profesional ada kaitannya loyalitas karyawan, seperti yang sudah disebutkan di poin pertama di atas.
Jika seorang karyawan dianggap kurang menunjukkan komitmen secara profesional–sering bolos kerja, tidak membereskan pekerjaan sesuai target, ataupun melakukan tindakan indisipliner lainnya–pasti tidak akan dianggap layak untuk mendapatkan promosi jabatan.
Sudah bisa dibayangkan, nantinya saat ia mendapatkan tanggung jawab dan wewenang yang lebih besar, ia juga nggak akan perform, kan? Jadi, wajar rasanya, jika perusahaan berpikir berkali-kali untuk memberikan promosi karyawan padanya.
6. Komunikasi yang baik
Tak hanya dibutuhkan keahlian tertentu untuk bisa mendapatkan promosi karyawan, keterampilan berkomunikasi juga menjadi salah satu hal pertimbangan penting bagi perusahaan.
Dan, nggak bisa dimungkiri ya, kalau soft skill yang berupa keterampilan berkomunikasi yang baik ini tidak dimiliki oleh semua orang. Kadang pun, satu orang bisa berkomunikasi dengan baik dengan si A, tapi tidak demikian halnya ketika ia harus berkolaborasi dengan si B.
Tak hanya mampu berkomunikasi dengan baik dengan sesama rekan kerjanya yang lain, seorang karyawan yang layak mendapatkan promosi adalah mereka yang juga bisa berkomunikasi dengan baik dengan pihak di luar perusahaan–terutama jika si karyawan tersebut nanti akan menangani pelanggan secara langsung, misalnya seperti di bagian marketing. Wah, kemampuan komunikasi menjadi pertimbangan utama deh.
7. Manajemen yang baik
Pastinya, kemampuan manajemen menjadi yang terpenting dari semua pertimbangan perusahaan untuk bisa memberikan promosi karyawan.
Tak hanya mampu mengelola kinerja dalam divisinya sendiri, seorang karyawan yang hendak dipromosikan juga harus punya manajemen diri pribadi yang baik. Karena jika tidak, hal ini akan berimbas pada kinerjanya secara profesional di kantor.
Apa contoh manajemen diri yang baik ini? Misalnya saja, kemampuan si karyawan untuk mengelola keuangan pribadinya. Kesehatan keuangan pribadi karyawan berkaitan erat dengan performa profesionalnya lo!
Itu dia 7 pertimbangan yang biasanya mendasari keputusan perusahaan untuk memberikan promosi karyawan.
Terkait dengan poin nomor 7, Anda bisa menghubungi tim QM Financial untuk membantu karyawan Anda meningkatkan kemampuan manajemen pribadinya. Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Follow Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Mutasi Karyawan: 5 Pertimbangan untuk Memutuskannya
Memetakan keahlian dan keterampilan karyawan dengan kebutuhan setiap bagian dari organisasi dalam perusahaan adalah tugas dari Human Resources. Karena itu, mutasi karyawan adalah hal yang biasa terjadi dalam sebuah organisasi perusahaan, dan dilakukan oleh HR demi bisa mencapai komposisi karyawan terbaik.
Apa Arti Mutasi Karyawan?
Mutasi pada dasarnya merujuk pada arti pemindahan, dalam hal ini adalah pemindahan tenaga kerja dari satu bagian ke bagian yang lain. Tapi, sebenarnya mutasi karyawan tidak hanya sekadar memindah tempat bekerja saja, tetapi juga ada pengalihan tugas, transfer dan job rotation karyawan.
Untuk apa? Ya, seperti yang sudah disebutkan di bagian pembuka artikel ini; untuk mencapai komposisi sumber daya manusia yang seimbang dalam sebuah struktur organisasi perusahaan.
Pastinya sudah pada tahu dong, kalau individu itu punya keunggulan dan kelemahan masing-masing ya? Begitu juga dalam struktur organisasi perusahaan, yang terdiri atas banyak kepala yang mengurus bagian dan tugasnya masing-masing. Saat kompetensi individu dan tugas tidak sinkron, maka bisa dipastikan akan ada ketimpangan pemenuhan tugas dan targetnya. Bukan hanya diri sendiri yang akan merasakan efek ketimpangan ini, tapi bisa seluruh bagian dari perusahaan kena.
Salah satu seorang staf HR yang pernah diinterview mengaku, ini memang merupakan salah satu tugas dan wewenang divisi HR yang terberat; lama prosesnya, penuh trial and error, dan berisiko besar.
Ya, memang benar sih, karena namanya manusia. Enggak bisa dipastikan.
Lalu, biasanya, apa saja yang menjadi pertimbangan divisi HR dalam melakukan mutasi karyawan? Mari kita lihat.
5 Pertimbangan untuk Mutasi Karyawan
1. Melengkapi formasi
Adakalanya karyawan di sebuah perusahaan mundur dari pekerjaan, mungkin resign, pensiun, karyawan lamanya dipromosikan, atau bahkan di-PHK. Hal ini bisa menyebabkan adanya satu kekosongan dalam satu bagian di struktur organisasi.
Dengan banyak pertimbangan, maka kemudian diputuskan untuk memindahtugaskan salah satu karyawan ke bagian yang kosong tersebut, untuk melengkapi formasi yang ditinggalkan.
Sepertinya, mutasi karyawan yang seperti ini yang paling lazim terjadi ya?
2. Penyesuaian terhadap keahlian karyawan
Kadangkala pula saat seorang karyawan baru saja diterima kerja dan masuk kantor untuk pertama kalinya, ia masih ditempatkan bagian yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, padahal keahlian si karyawan baru tersebut sebenarnya bisa dimanfaatkan oleh divisi lain sehingga bisa berkontribusi lebih optimal.
Kalau kondisinya begini, bisa saja si karyawan baru tersebut setelah beberapa lama bekerja lantas mengalami mutasi karyawan, dan dipindahtugaskan ke divisi lain di mana ia bisa memanfaatkan keahlian dan keterampilannya dengan lebih baik.
Lalu, bagaimana dengan posisi yang ditinggalkannya? Bisa saja digantikan oleh karyawan yang dimutasi juga, atau mungkin melakukan rekruitmen karyawan baru.
3. Penyegaran organisasi
Biasanya pertimbangan penyegaran organisasi ini dilakukan oleh perusahaan besar yang mempunyai banyak cabang di berbagai kota. Adalah lazim terjadi, misalnya, kepala kantor cabang A dipindahtugaskan ke kantor cabang B, kepala kantor cabang B dimutasi ke kantor cabang C, dan seterusnya.
Dengan adanya rotasi seperti ini, diharapkan akan ada penyegaran dalam kinerja di kantor cabang tersebut, sehingga bisa meningkatkan target perusahaan dengan lebih baik.
4. Promosi
Promosi jabatan merupakan salah satu hal yang dinanti-nantikan oleh mayoritas karyawan yang bekerja di perusahaan apa pun, sepertinya ya? Promosi jabatan bisa berarti sebuah reward terhadap kerja keras dan loyalitas karyawan yang bisa diberikan oleh perusahaan.
Namun, adakalanya promosi jabatan juga disertai dengan mutasi. Misalnya, perusahaan membuka kantor cabang baru di lain kota. Salah satu karyawan yang sebelumnya berstatus staf biasa lantas dipromosikan untuk mengisi posisi manajer di kantor cabang baru tersebut, maka ia akan dipindahtugaskan di kota lain.
Mutasi karyawan ini juga kerap terjadi ya? Meski kadang membawa konsekuensi harus pindah kota, tapi kebanyakan dengan senang hati dimutasikan dengan alasan promosi jabatan ini. Biasanya juga diikuti dengan kenaikan gaji. Hasek!
5. Bentuk punishment
Selain karena dipromosikan, mutasi karyawan juga bisa terjadi sebagai bentuk sanksi atau punishment terhadap karyawan. Biasanya penyebabnya adalah karyawan melakukan tindakan indisipliner, atau tidak bisa mencapai target kerja tertentu, ataupun penyebab lain yang dianggap bisa merugikan perusahaan.
Mutasi karyawan jenis ini biasa disebut dengan istilah demosi. Sang karyawan “diturunkan” statusnya atau jabatannya. Misalnya, sebelumnya adalah manajer pemasaran, lantas menjadi admin. Ouch. Cukup jauh juga ya? :)
Tentu saja, perusahaan sudah mempertimbangkan banyak hal untuk menjalankan mutasi karyawan ini ya, sehingga mau tidak mau, karyawan harus mematuhinya.
Nah, itu dia beberapa pertimbangan perusahaan untuk melakukan mutasi karyawan. Apa pun pertimbangannya, yang pasti tujuannya satu: agar bisa mencapai tujuan baik bersama-sama.
Akan lebih efektif lagi, jika setelah melakukan mutasi karyawan, perusahaan juga menyelenggarakan training-training yang sesuai untuk karyawannya, demi bisa meningkatkan kompetensi dan wawasan mereka supaya lebih baik lagi. Salah satunya dengan mengadakan training keuangan dan HR.
Yuk, undang QM Financial untuk memberikan program edukasi keuangan dan HR di perusahaan Anda. Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas terbaru.
Company Trip? 6 Perusahaan Ini ajak Karyawan Liburan Bareng dan Sukses Bikin Iri
Di artikel yang lalu, kita sudah bahas apa manfaat liburan karyawan bareng–baik bagi perusahaan maupun bagi karyawannya sendiri. Terus, kira-kira ke mana ya, tujuan company trip bareng yang asyik?
Well, tentunya hal ini tergantung pada kemampuan perusahaan, dan preferensi para karyawan sendiri juga. Nggak mungkin juga dipaksa untuk bikin agenda liburan keluar negeri, sedangkan perusahaan masih belum mampu. So, semua memang harus didiskusikan dan disepakati bersama.
However, barangkali ada yang masih bingung, mau liburan bareng ke mana? Butuh ide mengenai lokasi company trip? Berikut ini ada beberapa tujuan wisata dan aktivitas liburan karyawan yang diadakan oleh beberapa perusahaan. Mungkin bisa jadi ide cemerlang.
6 Perusahaan yang mengajak seluruh karyawannya melakukan company trip mewah
1. Evolve MMA
Perusahaan berbasis di Singapura ini pernah membawa 100 karyawannya untuk berlibur bareng ke sebuah resor bintang 5 di Kepulauan Maldives.
CEO-nya, Chatri Sityodtong, dengan rela mengeluarkan dana sebesar USD500,000 untuk acara company trip ini.
Dan ternyata, perjalanan ke Maldives ini bukan agenda company trip pertama Evolve MMA lo! Secara berturut-turut selama 5 tahun sebelumnya, agenda company trip setiap akhir tahun sudah menjadi tradisi di perusahaan tersebut. Para karyawannya sudah diajak jalan-jalan ke Bali, Krabi, Kao Lak, hingga Bintan.
2.NEXT Academy
NEXT Academy, sebuah akademi yang mendedikasikan diri untuk melatih para pengusaha dengan keterampilan-keterampilan teknis seputar coding dan digital marketing, mengajak seluruh karyawannya untuk melakukan company trip ke Kepulauan Langkawi.
Tak hanya bersenang-senang di kepulauan yang indah yang termasuk wilayah Malaysia itu, sang founder Josh Teng bahkan menyewa sebuah yacht yang besar untuk seluruh karyawannya.
Foto di atas diunggah sendiri oleh Josh Teng seiring dengan komen darinya, “This was an entertaining way to have the team enjoy some relaxation while also improving on our relationship as an overall team.”
Wah, luar biasa banget.
3. Nexstream Sdn Bhd
Yacht? Ah, itu mungkin masih kapal yang kecil. Bagaimana dengan cruise, alias kapal pesiar mewah? Apakah ada perusahaan yang mau menyewa kapal pesiar begini untuk company trip?
Ternyata ada. Nexstream Sdn Bhd, sebuah perusahaan pengembang aplikasi mobile dan cloud technology yang berbasis di Malaysia, pernah menyewa Costa Victoria, sebuah kapal pesiar mewah dengan rute Penang dan Malaka, sebagai tempat menghabiskan agenda company trip bersama karyawannya.
Kapal pesiar mewah ini dipenuhi dengan fasilitas-fasilitas setara hotel bintang 5, di antaranya kolam renang, fine dining restaurant, casino, hingga theatre hall yang menampilkan pertunjukan-pertunjukan reguler nan menawan.
4. Toplash Malaysia
Apakah hanya perusahaan besar yang bergerak di sektor teknologi saja yang bisa membawa karyawannya untuk melakukan company trip mewah? Enggak juga.
Toplash, sebuah salon kecantikan khusus wanita dengan spesialisasi pada perawatan bulu mata di Malaysia, ini pernah mengajak seluruh karyawannya untuk keliling di Kepulauan Pattaya di Thailand untuk berlibur.
Di kepulauan itu, tak hanya menikmati berbagai pertunjukan kabaret yang terkenal, mereka pun menyempatkan diri untuk snorkeling dan menyelam untuk menikmati panorama keindahan bawah lautnya.
Konon, salon ini memang sudah mempunyai agenda company trip tahunan secara rutin, dan setiap kali tujuannya berbeda-beda lo. Ckckck. Beneran bikin iri ya?
5. OTS CK Centre
Untuk meningkatkan performa kerja para agen finansialnya, OTS CK Centre, sebuah perusahaan yang menaungi puluhan agen asuransi jiwa berbasis di Malaysia ini, memberikan liburan insentif atau company trip setiap tahunnya keluar negeri. Tak jarang, bahkan sampai jauh ke Eropa, seperti Jerman dan Swiss.
6. WDA Wonderwall
WDA Wonderwall adalah sebuah perusahaan yang bergerak di industri desain dan arsitektur berbasis di Malaysia. Atas nama study tour trip, seluruh anggota tim di perusahaan ini dibawa ke Sydney, demi bisa menambah pengetahuan tentang struktur-struktur bangunan berteknologi maju di salah satu kota terbesar di Australia tersebut.
Namanya memang study tour, mereka juga punya “tugas” untuk mengamati dan belajar. Tapi tetap saja, semua ongkos dan pengeluaran selama berada di Sydney ditanggung oleh perusahaan. Jadi, pada akhirnya, company trip satu ini tetap saja merupakan complementary perusahaan terhadap para karyawannya.
Bagaimana? Sudah iri belum?
Satu hal sih yang pasti, semua perusahaan itu tidak begitu saja bisa merencanakan company trip yang begitu mewah bagi karyawannya. Sebelumnya mereka tentu sudah harus paham dulu, mengenai konsep karyawan adalah aset perusahaan yang harus dikembangkan secara optimal.
Selanjutnya, perusahaan sendiri harus punya keuangan yang sehat, pun karyawannya juga memiliki etos kinerja yang baik. Yuk, berikan training-training yang diperlukan oleh karyawan untuk menunjang performa kerjanya. Salah satunya dengan training keuangan.
Anda tertarik untuk menyelenggarakan training keuangan pada karyawan untuk meningkatkan kinerja mereka? Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas terbaru.
5 Alasan Liburan Karyawan Itu Penting dan Berefek Baik untuk Perusahaan
Kurang piknik! Begitu biasanya kita akan dibilang, kalau sehari-hari suntuk, bad mood, nggak fokus, dan nggak bisa meningkatkan performa kerja. Bahkan ada penelitian juga tentang liburan karyawan ini yang dimuat di Journal of Applied Psychology tahun 2010. Di penelitian tersebut disebutkan bahwa karyawan yang nggak pernah liburan akan rentan diserang kelelahan emosional hingga menurunkan produktivitas kerja.
Makanya, liburan itu penting. Tapi, kan enggak semua karyawan mampu merencanakan liburan, lagi pula banyak yang memang punya prioritas dan tujuan keuangan lain yang masih harus dicapai? Nah, di sinilah perusahaan perlu peka terhadap kebutuhan dengan mengadakan liburan karyawan, atau yang disebut outing.
Tak hanya untuk bikin happy karyawan, liburan karyawan yang diadakan bareng-bareng sekantor ini juga punya banyak manfaat lainnya, yang akhirnya akan berefek pada keseluruhan aktivitas bisnis perusahaan lo.
Memang, apa saja sih manfaatnya? Mari kita lihat.
5 Manfaat Perusahaan Mengadakan Liburan Karyawan Bareng
1. Menstimulasi kreativitas dan skill problem solving
Sebanyak 1500 CEO 33 jenis industri di 60 negara menginginkan tenaga kerja kreatif yang punya skill problem solving yang tinggi. Ini menurut survei IBM. Dan dengan mengadakan liburan karyawan bareng, atau outing, karyawan akan punya peluang untuk mengembangkan kreativitasnya di luar sana.
Apalagi jika acara tersebut dikoordinasikan dan direncanakan oleh para karyawan sendiri. Merekalah yang menentukan pergi ke mana, dengan transportasi apa, dan seterusnya. Problematika yang berbeda dengan yang harus dihadapi sehari-hari akan memantik para karyawan untuk berpikir cepat mencari solusi terbaik.
Cara untuk melatih otak yang baik, bukan?
2. Meningkatkan moral dan motivasi pekerja
Adanya fasilitas liburan karyawan bareng yang ikut tercantum dalam budaya perusahaan serta perjanjian kerja akan memicu motivasi kerja yang akan berefek pula pada produktivitas karyawan.
Saat agenda liburan semakin dekat, apalagi jika sudah tahu hotel sudah dibooking, transportasi sudah beres, tinggal berangkat saja, karyawan pasti merasa excited. Masalah-masalah kecil yang terjadi pada pekerjaan mereka sehari-hari jadi terasa mudah untuk dipecahkan, karena ada semangat yang menyala-nyala.
Liburan karyawan bareng semacam menjadi bentuk reward akan hasil kerja yang baik, dan suatu bentuk harapan yang tak terucap dari perusahaan, agar karyawan bisa meningkatkan performa ke depannya.
Hal ini akan membuat moral para karyawan meningkat naik, yang akan membawa dampak baik pula bagi perusahaan.
3. Meningkatkan staff retention
Apa itu staff retention rate?
Menurut situs businessdictionary.com, employee retention artinya adalah:
An effort by a business to maintain a working environment which supports current staff in remaining with the company.
Kalau diterjemahkan secara bebas, berarti adalah usaha para pemilik bisnis dan pihak manajemen suatu perusahaan untuk mempertahankan tenaga kerjanya yang dianggap berkontribusi baik dalam perkembangan bisnis perusahaan tersebut.
Staff retention ini berhubungan langsung dengan tingkat loyalitas karyawan. Dengan adanya benefit-benefit tertentu, karyawan terbaik tentulah tidak tergoda untuk resign dan pindah kerja begitu saja.
Dengan adanya agenda liburan karyawan, berarti perusahaan telah memperhatikan kesejahteraan karyawan dengan baik. Ini tentunya bisa menjadi semacam jaminan, bahwa bisnis perusahaan pun berjalan dengan baik dan sehat.
4. Kesempatan untuk lebih mengenal satu sama lain
Agenda liburan karyawan bareng juga bisa menjadi peluang bagi karyawan untuk lebih saling mengenal satu sama lain. Bisa jadi, yang sehari-harinya enggak kelihatan, jadi keluar semua saat liburan bareng–baik yang positif dan negatifnya juga.
Well, jangan salah. Meski karakter negatif akhirnya juga diketahui, tapi hal ini akan baik juga dampaknya bagi kerja sama tim. Karena sudah mengerti kekurangan dan keunggulan masing-masing, pastinya akan lebih mudah untuk berkonsolidasi demi kebaikan dan pencapaian target bersama, bukan?
5. Kesempatan untuk mempelajari hal baru
Liburan karyawan bareng juga membuka kesempatan para karyawan untuk bisa mempelajari hal baru lo! Ada sebuah perusahaan yang bergerak di industri konstruksi yang CEO-nya secara bergiliran mengajak para stafnya untuk ikut jalan-jalan bersamanya ke luar negeri. Tak hanya untuk liburan, CEO tersebut juga mengajak stafnya untuk melihat dan mempelajari gedung-gedung yang ada.
Pastinya hal ini efektif banget ya, untuk me-refresh ide dan menstimulasi kreativitas stafnya begitu mereka kembali ke kantor?
Tak harus selalu ajak staf untuk jalan-jalan ke luar negeri sih kalau untuk belajar hal baru. Perusahaan juga bisa mengagendakan outing di villa kecil di luar kota, yang tak terlalu jauh. Lalu undang pemateri dari luar perusahaan untuk mengisi acara untuk memberikan tambahan edukasi bagi karyawan. Tak harus yang bersifat teknis kan edukasinya, bahkan kalau bisa sih topiknya yang agak di luar area namun bisa mendukung produktivitas kerja. Misalnya saja self improvement atau juga training keuangan.
Anda tertarik untuk menyelenggarakan training keuangan pada karyawan sebagai salah satu agenda outing kantor? Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas terbaru.
5 Tip Mengadakan Pelatihan dan Pengembangan SDM Agar Tepat Sasaran
Dalam artikel yang lalu disebutkan, bahwa 1 dari 3 pekerja sungkan untuk mengusulkan pengadaan pelatihan dan pengembangan SDM demi meningkatkan kompetensi diri mereka.
Hal ini sungguh ironis, mengingat 1 dari 2 pekerja mengaku pernah mendapatkan punishment terkait inkompetensi masing-masing, dan kurangnya kesadaran pentingnya pelatihan dan pengembangan SDM ini dari pihak perusahaan sendiri.
Alasannya bisa bermacam-macam. Mungkin dari pihak perusahaan sendiri khawatir, jika pelatihan yang diadakan akan mengganggu workload maupun jam kerja karyawan, atau mungkin belum menemukan cara bagaimana mengadakan pelatihan dan pengembangan SDM secara efektif dan efisien.
Karena itu, berikut ada sedikit tip untuk mengadakan pelatihan dan pengembangan SDM agar lebih tepat sasaran. Simak sampai selesai ya.
5 Tip untuk Memberikan Pelatihan dan Pengembangan SDM di Perusahaan agar Lebih Tepat Sasaran
1. Ketahui kebutuhan karyawan
Karena sasaran pelatihan dan pengembangan SDM ini adalah karyawan, maka kita harus mengetahui dulu dengan pasti, apa yang menjadi kebutuhan karyawan dalam meningkatkan kompetensi mereka. Kemampuan dan skill seorang karyawan tentulah berbeda satu dengan yang lainnya, pun yang menjadi kebutuhan masing-masing bagian atau divisi juga berbeda.
Maka dari itu, dari pihak HR sendiri harus memetakan dulu kekuatan maupun kelemahan karyawan dalam divisi masing-masing ini. Saat kekuatan dan kelemahan sudah bisa diketahui dengan pasti, saat itulah akan bisa diketahui pula pelatihan dan pengembangan SDM seperti apa yang dibutuhkan.
2. Kenali jenis-jenis pelatihan
Ada beberapa jenis pelatihan yang umum diberikan untuk meningkatkan kompetensi karyawan, di antaranya training orientasi, training product knowledge, training manajerial, training teknis, training keuangan, dan lain-lain.
Pihak HR dapat memilih dan menentukan jenis pelatihan ini yang sesuai dengan kebutuhan karyawan seperti yang sudah dipetakan di poin pertama di atas. Mungkin saja akan butuh untuk diselenggarakan beberapa pelatihan, namun tidak harus sekaligus dalam satu waktu. Tentukan prioritas sesuai dengan kebutuhan.
3. Pilih waktu dan tempat yang tepat
Proses pelatihan dan pengembangan SDM yang diselenggarakan demi meningkatkan kompetensi karyawan ini tentu membutuhkan waktu. Tak hanya satu atau dua jam dalam sehari, mungkin saja akan makan waktu sampai beberapa jam.
Bahkan banyak perusahaan melakukan pelatihan dan pengembangan SDM beberapa hari, hingga mereka harus menyewa tempat khusus agar lebih fokus. Kadang, yah, sambil refreshing juga di luar kantor. Banyak yang mengadakan pelatihan ini di lokasi-lokasi wisata yang adem dan nyaman.
Ada beberapa jenis pelatihan yang memang bisa dilakukan di dalam ruangan, namun ada pula pelatihan yang paling baik jika dilakukan di luar ruangan atau outdoor. Biasanya jenis pelatihan interpersonal skill ini paling bagus jika dilakukan sambil outbond atau camping.
Di mana pun perusahaan memutuskan untuk mengadakannya, tentu ini menjadi pertimbangan masing-masing. Yang penting adalah hasil akhir yang harus sesuai dengan yang diharapkan. Untuk waktunya, bisa disesuaikan dengan workload masing-masing karyawan ataupun divisi. Pastinya kan nggak akan sibuk sepanjang tahun kan?
4. Ukur kompetensi sebelum pelatihan diadakan
Sebelum pelatihan dan pengembangan SDM benar-benar dilaksanakan, lakukan dulu semacam pretest terhadap kompetensi karyawan untuk mendapatkan data-data terkait kondisi sebelum ada training. Hal ini penting untuk mengukur tingkat efisiensi dan efektivitas training nantinya.
Akan lebih baik jika perusahaan bekerja sama dengan lembaga-lembaga penyedia jasa pelatihan dan pengembangan SDM ini, karena metode dan hasilnya biasanya akan lebih objektif. Pastikan materinya benar-benar sesuai dengan yang dibutuhkan oleh karyawan.
5. Lakukan observasi menyeluruh setelah pelatihan diadakan
Setelah proses pelatihan dan pengembangan SDM dilaksanakan, maka tiba waktunya untuk melakukan observasi, apakah menampakkan hasil seperti yang diharapkan. Perhatikan apakah ada perubahan yang lebih baik, berapa lama efek dari pelatihan yang sudah diadakan akan bertahan, kemudian lakukan evaluasi bersama atasan masing-masing divisi.
Perusahaan dapat melakukan review terhadap hasil pelatihan ini secara periodik. Buka diskusi dengan para atasan pun dengan karyawan yang mengikuti pelatihan, apakah hasil pelatihan sudah bisa mereka rasakan manfaatnya ataukah perlu dilakukan pelatihan lanjutan lagi.
Yang paling penting dari diadakannya pelatihan dan pengembangan SDM ini bahwa manfaat yang diperoleh setelahnya tidak hanya untuk kepentingan perusahaan semata, namun kembali pada pribadi karyawan masing-masing. Saat mereka rajin meng-upgrade diri sendiri, maka saat itulah kualitas mereka sebagai individu–tak hanya sekadar menjadi karyawan–juga akan meningkat.
Khusus untuk training keuangan, Anda bisa menghubungi tim QM Financial untuk mengadakan #QMTraining, sebuah program pelatihan interaktif untuk karyawan yang disusun bersama konsultan dan pembicara dari QM Financial, sesuai dengan kebutuhan literasi finansial perusahaan.
Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.