Pelatihan Keuangan Berkelanjutan: Membangun Budaya Keuangan Sehat di Tempat Kerja
Pelatihan keuangan di tempat kerja menjadi kunci penting dalam membentuk pemahaman yang mendalam tentang manajemen uang yang baik. Dengan dasar yang kuat ini, setiap karyawan dapat memperkuat kemampuan mereka dalam mengambil keputusan keuangan yang cerdas. Hal ini pastinya akan dapat memengaruhi kesehatan finansial jangka panjang ke arah yang lebih baik.
Pelatihan keuangan di tempat kerja tidak akan dapat berdampak signifikan jika hanya dilakukan atau diselenggarakan sesekali saja. Bahkan, jika ingin mendapatkan manfaat yang optimal dan hasil terbaik, pelatihan seharusnya dilakukan di setiap stages karier karyawan, mulai dari entry level, middle level, hingga saat sudah menjelang pensiun.
Mengapa demikian? Karena ada banyak hal yang bisa terjadi dalam level-level pekerjaan yang memengaruhi perilaku keuangan pada umumnya.
Table of Contents
Pelatihan Keuangan Berkelanjutan untuk Bangun Budaya Keuangan yang Sehat
Pelatihan keuangan berkelanjutan di tempat kerja memiliki beberapa manfaat penting dalam menciptakan budaya keuangan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan karyawan. Berikut adalah beberapa aspek pentingnya.
1. Peningkatan Literasi Keuangan
Melalui pelatihan, karyawan dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang konsep-konsep keuangan dasar, seperti penganggaran, investasi, pengelolaan utang, dan perencanaan pensiun. Peningkatan literasi keuangan seperti ini dapat membantu karyawan membuat keputusan keuangan yang lebih bertanggung jawab.
2. Mengurangi Stres Keuangan
Banyak karyawan mengalami stres keuangan yang dapat memengaruhi kinerja mereka di tempat kerja. Dengan pelatihan keuangan, karyawan belajar mengelola keuangan masing-masing dengan lebih efektif. Dengan begitu, hal ini dapat membantu mengurangi kecemasan yang mungkin dialami oleh karyawan mengenai masalah uang, sehingga meningkatkan konsentrasi serta produktivitas mereka.
3. Peningkatan Keterlibatan Karyawan
Ketika perusahaan berinvestasi dalam kesejahteraan keuangan karyawan, hal ini umumnya akan dilihat sebagai tanda bahwa perusahaan peduli terhadap karyawan mereka. Hal ini dapat meningkatkan moral dan keterlibatan karyawan, serta menurunkan tingkat turnover. Sementara, reputasi perusahaan sendiri juga akan semakin diperhitungkan.
4. Kesiapan Pensiun
Pelatihan keuangan bisa membantu karyawan memahami pentingnya perencanaan pensiun dan mendorong mereka untuk memulai atau meningkatkan kontribusi ke rencana pensiun mereka. Hal tersebut merupakan komponen kunci dari kesejahteraan jangka panjang mereka.
5. Peningkatan Keputusan Keuangan Pribadi
Dengan pengetahuan dan alat yang diperoleh dari pelatihan, karyawan mungkin lebih cenderung menggunakan produk keuangan yang sesuai dengan kebutuhan mereka, menghindari produk berisiko atau mahal, dan meningkatkan keamanan keuangan pribadi mereka.
Secara keseluruhan, pelatihan keuangan berkelanjutan di tempat kerja tidak hanya meningkatkan kesejahteraan finansial pribadi karyawan, tetapi juga mendukung penciptaan lingkungan kerja yang lebih produktif dan etis.
Baca juga: Pentingnya Financial Training di 3 Jenjang Karier Karyawan Perusahaan
Tip Menyelenggarakan Pelatihan Keuangan Berkelanjutan
Lalu bagaimana caranya agar pelatihan keuangan yang berkelanjutan secara efektif? Pastinya, setiap perusahaan mau agar pelatihan yang diadakan bisa memberikan manfaat pada karyawan secara optimal kan?
Untuk memberikan pelatihan keuangan yang berkelanjutan yang efektif, memanfaatkan kurikulum yang fleksibel seperti yang ditawarkan oleh QM Financial bisa sangat membantu. Berikut adalah beberapa tip untuk membuat pelatihan tersebut lebih menarik dan bermanfaat.
1. Kustomisasi Kurikulum
Manfaatkan keunggulan QM Financial yang dapat menyesuaikan kurikulum sesuai dengan kebutuhan spesifik perusahaan dan karyawan. Lakukan survei atau wawancara terlebih dahulu untuk menentukan area mana yang paling dibutuhkan peningkatan, seperti pengelolaan utang, investasi, atau perencanaan pensiun.
2. Metode Pengajaran yang Interaktif
Gunakan metode pengajaran yang interaktif untuk menjaga kelas tetap menarik. Misalnya saja, tak hanya pemaparan materi satu arah, tetapi juga diskusi kelompok, games, hingga adanya simulasi keputusan keuangan. Pengajaran yang praktis memungkinkan karyawan untuk langsung menerapkan apa yang mereka pelajari dalam skenario yang realistis.
3. Incorporate Fun Elements
Buat sesi pelatihan menjadi menyenangkan dengan mengintegrasikan elemen-elemen fun seperti kuis, icebreaker, atau kompetisi kecil dengan hadiah. Hal-hal seperti ini enggak hanya membuat belajar menjadi lebih menarik, tetapi juga meningkatkan retensi informasi.
4. Sesi Tanya Jawab
Dedikasikan waktu khusus untuk sesi tanya jawab di mana karyawan dapat membahas kasus keuangan pribadi mereka secara anonim melalui kotak pertanyaan atau secara terbuka. Dengan beggitu, mereka akan terbantu menangani kekhawatiran spesifik mereka dan membuat pelajaran lebih relevan.
5. Fasilitator yang Berpengalaman
Pilih fasilitator yang tidak hanya memiliki keahlian dalam keuangan, tetapi juga kemampuan untuk menyampaikan materi dengan cara yang jelas dan menarik. Contohnya seperti QM Financial yang punya barisan trainer yang berpengalaman.
6. Follow-Up dan Dukungan Berkelanjutan
Setelah pelatihan, sediakan sumber daya tambahan dan dukungan berkelanjutan. Misalnya, bisa berupa newsletter bulanan, sesi webinar untuk tindak lanjut, atau akses ke konsultasi finansial pribadi. Hal ini bisa menunjukkan komitmen berkelanjutan dari perusahaan terhadap kesejahteraan finansial karyawan.
7. Ukur Efektivitas
Setelah pelatihan, lakukan evaluasi untuk mengukur efektivitasnya. Caranya bisa melalui survei feedback, analisis perubahan perilaku keuangan karyawan, atau kenaikan partisipasi dalam program keuangan yang ditawarkan perusahaan.
Baca juga: 5 Jenis Training Karyawan yang Penting Diberikan oleh Perusahaan
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Strategi Meningkatkan Loyalitas Karyawan Melalui Perbaikan Keuangan Pribadi
Loyalitas karyawan merupakan salah satu kunci sukses jangka panjang sebuah perusahaan. Ketika karyawan merasa terikat dan berkomitmen terhadap tempat mereka bekerja, hal ini tidak hanya menurunkan tingkat pergantian karyawan, tetapi juga meningkatkan produktivitas dan suasana kerja yang positif.
Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk selalu mencari cara guna meningkatkan loyalitas karyawan, salah satunya melalui perbaikan kondisi keuangan pribadi mereka.
Banyak karyawan mengalami tekanan tidak hanya dari pekerjaan, tetapi juga dari masalah keuangan pribadi yang bisa mengganggu konsentrasi dan kinerja mereka. Dengan memberikan alat dan sumber daya untuk membantu mengelola keuangan secara lebih efektif, perusahaan dapat memperlihatkan bahwa mereka memperhatikan kesejahteraan karyawan, yang pada gilirannya akan memperkuat rasa setia dan terikat pada perusahaan.
Table of Contents
Apa yang Dimaksud dengan Loyalitas Karyawan?
Loyalitas karyawan adalah ketika seorang karyawan merasa sangat terikat dengan tempat mereka bekerja, memiliki keinginan kuat untuk terus berada di posisinya, dan sering kali bersedia melewati masa sulit bersama perusahaan.
Karyawan yang loyal umumnya akan berbicara baik tentang perusahaannya dan mendukung tujuan serta produk perusahaan. Mereka juga aktif terlibat dalam kegiatan dan proyek perusahaan.
Seorang karyawan yang loyal biasanya bertahan lama di satu tempat kerja, yang menunjukkan bahwa mereka puas dan percaya dengan lingkungan kerjanya. Kehadiran mereka sangat penting untuk kestabilan dan perkembangan perusahaan dalam jangka panjang.
Baca juga: Kepuasan Kerja Karyawan: Mengapa Penting dan Bagaimana Cara Meningkatkannya?
Strategi Meningkatkan Loyalitas Karyawan dengan Pendekatan Finansial
Meningkatkan loyalitas karyawan dengan fokus pada perbaikan keuangan pribadi mereka adalah strategi yang sangat efektif karena dapat meningkatkan kepuasan kerja dan mengurangi stres yang berkaitan dengan keuangan. Berikut adalah beberapa strategi yang bisa dipertimbangkan.
1. Program Edukasi Keuangan
Menyediakan kelas, seminar, atau training tentang pengelolaan keuangan pribadi, investasi, dan perencanaan pensiun adalah cara efektif untuk mendukung loyalitas karyawan. Melalui pelatihan ini, karyawan dapat belajar bagaimana membuat keputusan keuangan yang lebih baik. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang keuangan, mereka akan merasa lebih aman dan stabil secara finansial.
2. Fasilitas Pinjaman Karyawan
Menawarkan fasilitas pinjaman karyawan dengan bunga rendah atau tanpa bunga merupakan strategi yang efektif sebagai upaya peningkatan loyalitas karyawan. Fasilitas ini bisa digunakan untuk keadaan darurat atau untuk mencapai tujuan yang membangun seperti pembelian rumah pertama atau pendidikan.
Dengan menyediakan dukungan finansial semacam ini, perusahaan menunjukkan kepedulian terhadap kesejahteraan karyawan, yang pada gilirannya dapat memperkuat komitmen dan kesetiaan kepada perusahaan.
3. Program Kepemilikan Saham Karyawan (ESOP)
ESOP, atau employee stock ownership program, adalah program perusahaan yang memberikan karyawan kesempatan untuk memiliki saham di perusahaan. Program ini dapat meningkatkan rasa memiliki dan loyalitas pada karyawan, sekaligus memberi mereka kesempatan untuk meningkatkan kekayaan pribadi masing-masing.
4. Peningkatan Benefit Pensiun
Memperbaiki skema pensiun atau menawarkan kontribusi yang lebih besar dari perusahaan ke rekening pensiun karyawan merupakan langkah yang dapat meningkatkan rasa keamanan mereka terhadap masa depan.
Langkah ini tidak hanya menarik bagi karyawan, tetapi juga menunjukkan komitmen perusahaan dalam mendukung kesejahteraan jangka panjang karyawan. Hal ini dapat membantu memperkuat loyalitas karena karyawan merasa dihargai dan didukung oleh perusahaan.
5. Bonus dan Insentif Berbasis Kinerja
Mengimplementasikan sistem bonus yang adil dan transparan merupakan pendekatan efektif untuk meningkatkan loyalitas karyawan. Sistem ini memungkinkan karyawan untuk mendapatkan penghasilan tambahan berdasarkan kinerjanya.
Dengan begitu, tidak hanya meningkatkan semangat kerja, hal ini juga memberi kesempatan kepada karyawan untuk menambah penghasilan mereka. Hal ini membantu menjaga tingkat produktivitas sambil memastikan karyawan merasa dihargai dan termotivasi.
6. Bantuan Biaya Hidup
Misalnya, memberikan subsidi atau tunjangan transportasi, tunjangan makan, atau tunjangan komunikasi, akan dapat mengurangi beban keuangan sehari-hari karyawan. Ini bisa sangat membantu, terutama di kota-kota dengan biaya hidup tinggi, seperti Jakarta.
7. Flexi-benefits
Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk menyesuaikan paket manfaat dengan kebutuhan pribadi mereka adalah cara efektif untuk meningkatkan kepuasan kerja dan loyalitas. Misalnya, membiarkan karyawan memilih antara mendapatkan lebih banyak hari libur, opsi asuransi kesehatan yang lebih baik, atau manfaat lain yang mereka butuhkan.
Pendekatan ini menunjukkan bahwa perusahaan peduli dan memperhatikan kebutuhan individu karyawan, yang dapat memperkuat ikatan mereka dengan perusahaan.
8. Konsultasi Keuangan Pribadi
Menyediakan akses ke konsultan keuangan yang bisa membantu karyawan dalam mengelola keuangan mereka juga bisa menjadi strategi untuk mendukung karyawan secara pribadi dan profesional.
Konsultan ini dapat membantu karyawan merencanakan kebutuhan masa depan dan mengatasi masalah keuangan yang mereka hadapi. Dengan dukungan seperti ini, karyawan bisa merasa lebih aman dan terkontrol atas keuangan pribadi masing-masing, yang pada gilirannya dapat meningkatkan loyalitas mereka terhadap perusahaan.
Ada opsi yang lebih baik lagi daripada sekadar konsultasi. Sudah tahu kan, bahwa di QM Financial ada Kelas Privat 1 on 1? Di kelas ini, karyawan akan dapat curhat sepuasnya tentang masalah keuangan mereka pada trainer QM Financial yang berpengalaman. Selain itu, karyawan juga akan belajar untuk membuat rencana keuangan yang tepat sesuai kebutuhannya. Jadi, tak hanya didengarkan saja curhatnya, tetapi sekaligus belajar membuat solusi.
Baca juga: Gaji Besar Versus Kepuasan Kerja: Pilih Mana?
Menerapkan strategi-strategi ini dapat membantu karyawan merasa lebih dihargai dan didukung oleh perusahaan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi turnover, dan memperkuat loyalitas karyawan.
Ingin meningkatkan kesejahteraan finansial dan produktivitas karyawan di kantor? Yuk, undang QM Financial untuk mengadakan kelas keuangan yang komprehensif dan praktis di kantor. Hubungi QM Financial sekarang ya!
Tip Atur Uang buat Freelancer Pemula
Baru merintis karier sebagai freelance pemula itu memang banyak sekali tantangannya. Mulai dari bagaimana cara mendapatkan klien, bagaimana mengelola klien, hingga bagaimana manajemen waktu, semua jadi satu dalam otak seorang freelancer. Apalagi soal manajemen keuangan, yang tak bisa dianggap ringan.
Satu sisi, seorang freelancer memang memiliki fleksibilitas tinggi terkait kinerjanya. Sisi lain, secara keuangan, seorang freelancer juga “sangat fleksibel”, artinya penghasilannya bisa sangat tidak tetap.
Jika salah dalam pengelolaan, bisa jadi menambah beban tekanan dan akhirnya bisa memengaruhi produktivitas si freelancer itu sendiri.
Table of Contents
Mengatur Keuangan untuk Freelancer Pemula
Jadi, jika kamu adalah seorang freelancer pemula saat ini, perlu dipahami bahwa mengelola keuangan sebagai freelancer itu memerlukan pemahaman tentang pendapatan yang sering berubah-ubah.
Enggak kayak pekerjaan tetap, penghasilan dari freelance bisa sangat beragam setiap bulannya. Faktor yang memengaruhi ada banyak, misalnya jenis proyek, jumlah pekerjaan yang didapat, dan tarif yang diberlakukan. Bisa saja dalam beberapa bulan full dan hectic, lalu bulan berikutnya paceklik.
Jadi, buat freelancer pemula, mengatur keuangan ini memang cukup menantang.
Untuk mengelola penghasilan bulanan dan membuat rencana keuangan dengan lebih baik, berikut beberapa hal yang bisa mulai dilakukan.
1. Pisahkan Keuangan dari Keuangan Pribadi
Pekerjaan freelancing juga bisa dianggap sebagai salah satu bentuk bisnis, seperti halnya bisnis kecil yang lain. So, seperti yang selalu diajarkan oleh financial lead trainer QM Financial, Mba Ligwina Hananto, pisahkan keuangan bisnis dari keuangan pribadi, hal ini juga berlaku untuk freelance.
Tujuannya apa? Supaya lebih mudah untuk mengelola keuangan dari bisnis freelance ini, dan tidak tercampur dengan keuangan pribadi.
2. Buat Catatan yang Rapi
Buat catatan keuangan yang rapi, meliputi pemasukan dan pengeluaran dari pekerjaan freelance.
Setiap kali ada invoice atau fee cair, catat dalam pemasukan bisnis. Begitu juga jika ada pengeluaran untuk keperluan pekerjaan freelance, catat dalam pengeluaran.
Misalnya, kamu butuh berlangganan foto di Shutterstock untuk keperluan konten, atau butuh tools untuk memantau pergerakan media sosial untuk mendukung pekerjaanmu sebagai freelance social media strategist. Kebutuhan-kebutuhan ini adalah kebutuhan profesional, sehingga pengeluarannya juga harus dicatat dan nanti juga diperhitungkan.
Catatan keuangan yang detail akan membantumi sebagai freelancer pemula untuk melihat gambaran pola pemasukan dan pengeluaran.
3. Gaji Diri Sendiri
Jika kamu sudah bisa melihat pola pemasukan dan pengeluaran, maka kamu bisa menetapkan berapa banyak uang yang bisa kamu ambil sebagai gaji untuk diri sendiri sebagai freelancer pemula.
Pemasukan sebagai freelancer memang bisa saja tidak tetap, tetapi kamu bisa menerapkan sistem gaji ini sehingga nantinya penghasilan menjadi lebih tetap.
Cara lain adalah dengan menetapkan pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan pribadi setiap bulannya. Dengan besarnya kebutuhan ini, kamu pun bisa menetapkan target penghasilan bulan-bulan berikutnya.
4. Diversifikasi Pekerjaan/Klien
Hindari untuk hanya bergantung pada satu jenis pekerjaan atau satu klien. Sebagai freelancer, tentunya kamu punya fleksibilitas tinggi untuk menentukan dengan siapa saja kamu bekerja. Maka, manfaatkan privilege ini dengan sebaik-baiknya. Tentu saja juga dengan tanggung jawab yang penuh dan harus profesional.
Mencari berbagai sumber pendapatan menambah stabilitas finansial dan mengurangi risiko kehilangan semua penghasilan jika salah satu sumber tiba-tiba berhenti.
5. Bangun Dana Darurat
Membangun dana darurat adalah langkah yang sangat penting bagi freelancer pemula. Dana ini akan menjadi penyelamat di masa-masa sulit, terutama selama periode pendapatan yang lebih rendah.
Pisahkan dana darurat ke dalam rekening terpisah, dan tidak boleh diutak-atik jika tidak benar-benar dalam kondisi darurat.
Sebagai freelancer dengan penghasilan yang tidak tetap, ada kemungkinan kamu akan membutuhkan dana darurat yang lebih besar dibandingkan mereka yang memiliki penghasilan tetap. Namun, tak perlu khawatir, sebagai freelancer pemula, yang penting mulai bangun dulu. Mulai dari satu bulan pengeluaran, dan kemudian ditingkatkan seiring waktu. Yang penting disiplin ya.
6. Bijak Pilih Proyek
Perencanaan proyek dan negosiasi kontrak yang baik dapat menjamin aliran pekerjaan yang lebih stabil. Sebagai freelancer, akan ada baiknya—jika memungkinkan—memilih proyek yang enggak hanya menguntungkan tetapi juga berkelanjutan. Dengan begitu, kamu bisa mengamankan penghasilan agar lebih konsisten.
Efisiensi dalam mengatur waktu dan menyesuaikan tarif berdasarkan keahlian serta permintaan pasar juga penting untuk memaksimalkan pendapatan.
Dengan pendekatan yang terorganisir dan adaptif, mengelola penghasilan sebagai freelancer bukan lagi sesuatu yang menakutkan. Memahami dan menerapkan strategi ini membantu dalam menciptakan kestabilan finansial, memungkinkan untuk berkonsentrasi pada pekerjaan tanpa terbebani oleh kekhawatiran keuangan.
Mempersiapkan Masa Pensiun
Duh, baru juga mulai merintis karier sebagai freelancer pemula. Kok sudah ditanya mau pensiun.
Jangan salah! Justru karena kamu masih baru mulai merintis, makanya kamu sudah harus mulai memikirkan pensiun. Pasalnya, semakin cepat kamu mulai membuat rencana pensiun, semakin ringan beban di setiap bulannya.
Perencanaan pensiun merupakan aspek kritis yang sering terabaikan oleh banyak freelancer. Padahal, sebagai freelancer, kamu pasti paham bahwa kamu tidak akan mendapatkan benefit ini dari pemberi kerja.
Tanpa skema pensiun yang disediakan oleh pemberi kerja, freelancer harus proaktif dalam mengamankan masa depan finansialnya sendiri. Memulai perencanaan pensiun sejak dini tidak hanya membantu dalam mengumpulkan dana yang cukup untuk hari tua, tetapi juga memberikan ketenangan pikiran untuk masa depan.
Ada beberapa opsi yang bisa dipilih oleh freelancer untuk mempersiapkan pensiun. Kamu bisa memanfaatkan opsi program pensiun BPJS Ketenagakerjaan dengan mendaftarkan diri secara mandiri. Lalu, ada juga opsi Dana Pensiun Lembaga Keuangan, biasanya diselenggarakan oleh bank atau perusahaan asuransi. Selain itu, kamu juga bisa membangun rencana pensiun secara mandiri dengan memanfaatkan beragam instrumen investasi, mulai dari investasi saham, obligasi, reksa dana hingga properti.
Kenal karakteristik masing-masing, dan manfaatkan dengan bijak.
Setelah itu, tentukan berapa banyak kamu akan berinvestasi untuk dana pensiun. Idealnya, kamu menyisihkan 10 – 20% dari penghasilan untuk berinvestasi. Dalam 10-20 % tersebut, alokasikan sebagian untuk dana pensiun, yang juga sama pentingnya dengan tujuan keuangan lainnya.
Memulai perencanaan pensiun sejak dini memberikan waktu yang lebih banyak untuk pertumbuhan investasi, mengurangi tekanan finansial di kemudian hari. Dengan pendekatan yang disiplin dan strategis terhadap perencanaan pensiun, freelancer pemula nantinya dapat menikmati masa tua dengan keamanan dan kenyamanan finansial.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Beban Kerja, Penghasilan, dan Tabungan: Menemukan Keseimbangan yang Tepat
Di dunia kerja yang semakin berubah budayanya, banyak karyawan berjuang demi menemukan keseimbangan antara beban kerja dan waktu yang tersedia untuk aspek lain dalam hidup. Termasuk soal keuangan pribadi.
Dilema ini lantas memunculkan pertanyaan penting: gimana caranya bisa menyeimbangkan beban kerja yang tinggi dengan kebutuhan untuk mendapatkan penghasilan yang cukup, sekaligus memiliki tabungan yang memadai?
Nah, gimana hayo?
Dan, mengapa sih keseimbangan ini penting?
Table of Contents
Beban Kerja dan Pengaruhnya terhadap Penghasilan
Beban kerja memiliki pengaruh signifikan terhadap penghasilan. Hal ini sih sebenarnya merupakan dinamika yang jamak terjadi. Apalagi di masa sekarang.
Satu sisi, beban kerja dinilai (seharusnya) berbanding lurus dengan penghasilan. Logikanya, memang, kalau beban tinggi maka imbalan yang diterima juga akan sepadan. Hal ini umum terjadi misalnya dalam industri perbankan dan konsultasi. Sudah jadi rahasia umum bekerja di bank itu, jam kerjanya panjang, dan dikompensasi dengan gaji yang tinggi.
Sayangnya, enggak semua karyawan bisa merasakan situasi yang sepadan ini. Bahkan, sering terjadi, ketika beban kerja berlebihan—dengan kondisi yang terus berlanjut—ternyata enggak diiringi oleh kompensasi yang setara juga. Akibatnya timbul konsekuensi negatif pada kualitas hidup dan kesehatan mental karyawan.
Stres kronis, kelelahan, dan burnout adalah bentuk yang sering terjadi. Hal ini enggak hanya merugikan karyawan, tapi juga perusahaan melalui penurunan produktivitas dan tingkat kehadiran. Industri kreatif, seperti desain dan teknologi, sering kali mengalami paradoks ini. Ketika kreativitas yang seharusnya berkembang dalam kebebasan dan ruang waktu yang lebih luas, terkadang justru tertekan di bawah beban kerja yang tak terkelola dengan baik.
So, penting bagi industri dan karyawannya untuk bisa menemukan titik keseimbangan, di mana beban kerja enggak hanya menghasilkan penghasilan yang memadai tetapi juga mempertahankan kesehatan mental dan kesejahteraan keseluruhan.
Penghasilan dan Potensinya untuk Tabungan
Penghasilan memainkan peran kunci dalam menentukan kemampuanmu untuk menabung. Hal ini akan dapat membuka jalan bagi keamanan finansial jangka panjang.
Aturan mainnya sebenarnya sudah cukup jelas; bahwa semakin tinggi penghasilan, semakin besar potensi untuk menyisihkan sebagian untuk tabungan. Namun, ternyata enggak cukup hanya punya penghasilan yang tinggi. Adalah penting juga buat karyawan untuk bisa mengoptimalkannya.
Gimana tuh caranya? Salah satunya bisa dengan meningkatkan keterampilan atau pendidikan tambahan. Dengan memiliki keterampilan yang lebih baik, maka pintu peluang yang lebih baik pun akan terbuka. Pada akhirnya, penghasilan juga akan lebih tinggi.
Sudah selesai? Sudah bisa terjamin bisa menabung? Ternyata, belum. Diversifikasi sumber penghasilan pun diperlukan sebagai bagian dari strategi cerdas agar kamu bisa menabung lebih banyak.
Yes, alih-alih bergantung pada satu sumber penghasilan, memiliki beberapa arus penghasilan—baik itu dari pekerjaan utama, pekerjaan sampingan, investasi, atau usaha sampingan—dapat memberikan lapisan keamanan tambahan.
Dengan begitu, enggak hanya mengurangi risiko finansial, peluang untuk menabung dan investasi juga akan semakin besar. So, kombinasi penghasilan yang stabil dan strategi diversifikasi yang bijaksana menjadi kunci untuk membangun tabungan yang kuat dan keamanan finansial jangka panjang.
Peran Tabungan dalam Keseimbangan Finansial
Tabungan memegang peranan penting dalam menciptakan keseimbangan finansial, terutama dalam hal keamanan finansial jangka panjang.
Enggak cuma tentang menyisihkan sebagian uang, tetapi tentang penjaminan terhadap masa depan dan di masa-masa darurat.
Investasi juga merupakan bagian dari tabungan, meskipun ya tetap berbeda karena investasi memiliki risiko. Namun dengan investasi, kita bisa melipatgandakan tabungan, berkat adanya compound interest.
Investasi ini bisa dalam bentuk saham, obligasi, reksa dana, atau properti. Jangan lupa untuk selalu melakukan riset dan memahami risiko sebelum memulai investasi. Diversifikasi portofolio investasi juga penting untuk mengurangi risiko dan memaksimalkan potensi pengembalian.
Dengan demikian, peran tabungan dalam keseimbangan finansial tidak hanya sebagai penyimpan nilai, tetapi juga sebagai alat untuk membangun kekayaan dan keamanan finansial jangka panjang.
Menemukan Keseimbangan
Lalu, gimana caranya menemukan keseimbangan antara ketiganya; beban kerja, penghasilan, dan tabungan? Supaya ketika beban kerja kamu besar, penghasilan juga sepadan, kamu juga bisa menabung dengan porsi yang juga setara.
Well, hal tersebut enggak mustahil kok diwujudkan. Kamu perlu melakukan beberapa hal berikut.
1. Menentukan Prioritas dengan Tepat
Bisa menentukan prioritas dan pengaturan waktu yang efektif bisa jadi koentji yang pertama untuk menemukan keseimbangan ini.
Untuk itu, kamu harus dapat menilai secara realistis terhadap berapa banyak waktu yang dapat dihabiskan untuk bekerja tanpa mengorbankan kesehatan dan kehidupan pribadi.
Misalnya nih, kamu memilih melakukan pekerjaan dengan jam kerja yang lebih fleksibel atau kurang menuntut untuk memastikan waktu yang cukup untuk kegiatan pribadi dan keluarga. Meskipun, dengan demikian, penghasilan bisa saja lebih rendah. Namun, di sisi lain, beban kerja yang lebih tinggi dapat diterima jika ini sesuai dengan tujuan jangka pendek, seperti menabung untuk tujuan tertentu.
2. Disiplin
Peran disiplin diri dan perencanaan juga tidak bisa diremehkan dalam menemukan keseimbangan ini.
Menetapkan anggaran bulanan dan mengevaluasi secara berkala pengeluaran dan tabungan adalah penting. Disiplin diri untuk tetap pada anggaran dan menunda kepuasan instan adalah langkah sangat penting selanjutnya. Mengapa? Karena untuk memastikan bahwa penghasilan enggak hanya terkelola dengan baik tetapi juga dialokasikan untuk tabungan dan investasi.
Contohnya, cobalah untuk mulai menghindari pembelian impulsif. Pertimbangan belanja seharusnya berdasarkan kebutuhan. Jika memang ingin membeli sesuatu sebagai rewards, pastikan bahwa kamu sudah menganggarkannya.
3. Menjalani Gaya Hidup yang Sesuai
Akhirnya, penyesuaian gaya hidup dan pola pikir juga diperlukan untuk mendukung keseimbangan ini. Mengakui kalau kamu tuh enggak selalu bisa untuk memiliki segalanya sekaligus itu penting! Dengan begitu, kamu pun akan bersedia membuat kompromi dalam jangka pendek, sehingga dapat membantu dalam mencapai tujuan jangka panjang.
Dengan pendekatan yang disiplin dan terencana, menemukan keseimbangan yang tepat antara beban kerja, penghasilan, dan tabungan adalah sangat mungkin. Pada akhirnya, hal ini akan bisa membawa manfaat yang signifikan buatmu, baik untuk kesehatan finansial maupun kepuasan pribadi.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
8 Dampak Positif Training terhadap Cara Pengaturan Keuangan Karyawan
Di dunia kerja modern, cara pengaturan keuangan karyawan menjadi aspek penting yang masih sering dinomorduakan. Kebanyakan karyawan lebih fokus pada pengembangan keterampilan profesional, sementara aspek keuangan pribadi mereka kurang mendapat perhatian.
Realitas ini membawa kita pada pertanyaan penting: bagaimana pelatihan keuangan dapat memengaruhi cara pengaturan keuangan karyawan? Artikel ini berusaha menjawab pertanyaan tersebut dengan menyelidiki dampak pelatihan keuangan terhadap kemampuan karyawan dalam mengelola keuangan pribadi dan profesional mereka.
Table of Contents
Dampak Kurangnya Literasi pada Cara Pengaturan Keuangan
Literasi keuangan adalah kemampuan untuk memahami dan menggunakan berbagai konsep keuangan dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk di dalamnya adalah cara pengaturan keuangan, anggaran, investasi, utang, dan perencanaan keuangan untuk masa depan.
Apa akibatnya kalau sampai karyawan kurang literasi dalam hal keuangan? Hal-hal berikut ini bisa terjadi.
1. Kesulitan Keuangan Pribadi
Kurangnya literasi keuangan dapat menyebabkan cara pengaturan keuangan yang buruk, akumulasi hutang, dan kesulitan keuangan secara keseluruhan.
2. Stres dan Dampak pada Kinerja
Stres keuangan yang timbul akibat tak paham cara pengaturan keuangan yang baik akan dapat mengganggu konsentrasi dan produktivitas karyawan di tempat kerja. Hal ini akhirnya nanti dapat berpotensi memengaruhi kinerja secara negatif.
3. Risiko pada Rencana Pensiun
Tanpa pemahaman yang cukup tentang cara pengaturan keuangan dan juga perencanaannya, karyawan mungkin tidak dapat mempersiapkan masa pensiun mereka dengan baik. Hal ini nantinya akan menyebabkan masalah keuangan di kemudian hari. Termasuk bisa menciptakan sandwich generation yang baru pada generasi sesudahnya.
4. Ketergantungan pada Pinjaman dan Kredit
Kurangnya literasi keuangan bisa menyebabkan karyawan mengalami ketergantungan yang lebih besar pada produk kredit dan pinjaman. Of course, ini bukan hal yang akan berakhir baik.
Dengan demikian, meningkatkan literasi keuangan karyawan tidak hanya memberi manfaat kepada mereka secara pribadi saja. Namun, juga berkontribusi pada kesehatan keuangan dan produktivitas keseluruhan dalam perusahaan.
Program pelatihan dan sumber daya keuangan di tempat kerja dapat menjadi langkah penting dalam mendukung perkembangan ini.
Jenis Training Keuangan yang Cocok untuk Karyawan
Lalu, jenis training keuangan seperti apa yang bisa diberikan pada karyawan untuk meningkatkan literasi agar karyawan tahu cara pengaturan keuangan dan juga perencanaannya demi masa depan? Berikut beberapa di antaranya.
1. Pelatihan Dasar Manajemen Keuangan Pribadi
Pelatihan ini fokus pada dasar-dasar cara pengaturan keuangan, seperti pembuatan anggaran, penghematan, dan pengelolaan utang. Pelatihan jenis ini cocok untuk semua karyawan, terutama mereka yang baru memulai karier.
2. Pelatihan Perencanaan Pensiun
Pelatihan ini khusus dirancang untuk membantu karyawan memahami berbagai pilihan untuk pensiun, termasuk rencana pensiun yang disponsori perusahaan, ataupun memanfaatkan Jaminan Pensiun dan Jaminan Hari Tua dari BPJS Ketenagakerjaan. Karyawan pun akan belajar untuk membuat strategi investasi jangka panjang.
3. Workshop Investasi
Workshop ini bertujuan untuk mengedukasi karyawan tentang berbagai jenis investasi, risiko dan pengembaliannya, serta cara membaca dan memahami pasar investasi.
4. Literasi Kredit dan Utang
Financial training jenis ini akan fokus pada pemahaman tentang kebijakan yang perlu dimiliki jika karyawan ingin mengajukan pinjaman, menghitung kebutuhan agar tak berlebihan, mengenali cara kerja berbagai jenis pinjaman, hingga strategi untuk melunasi utang.
Metodologi dan Pendekatan dalam Pelatihan Keuangan
Untuk menyampaikan materi dalam training keuangan sesuai kebutuhan seperti di atas, ada beberapa metodologi dan pendekatan yang bisa dilakukan.
1. Sesi Interaktif dan Workshop
Menggunakan metode belajar by doing. Dengan sesi interaktif seperti ini, memungkinkan karyawan untuk terlibat secara langsung melalui studi kasus, permainan peran, dan simulasi.
2. E-Learning dan Modul Online
Menyediakan fleksibilitas dan akses yang mudah, modul online memungkinkan karyawan untuk belajar pada kecepatan mereka sendiri dan mengakses materi pelatihan dari mana saja.
3. Webinar dan Seminar Online
Menghadirkan trainer yang ahli dan berpengalaman melalui webinar atau kelas-kelas online dapat meningkatkan keterlibatan dan menyediakan wawasan terbaru untuk karyawan bahkan tanpa harus hadir secara fisik. Metodologi ini cocok diterapkan untuk perusahaan dengan banyak cabang yang tersebar di berbagai tempat.
4. Pendekatan Berbasis Konseling
Sesi private 1 on 1 dengan trainer bisa sangat bermanfaat untuk karyawan. Trainer dapat memberikan saran yang disesuaikan dengan kebutuhan keuangan pribadi mereka masing-masing.
5. Pendekatan Berbasis Game dan Simulasi
Penggunaan game dan simulasi untuk mengajarkan konsep keuangan dapat membuat sesi training keuangan lebih menarik dan memungkinkan karyawan untuk berlatih keterampilan keuangan dalam setting yang terkontrol.
6. Diskusi Kelompok dan Studi Kasus
Mendorong diskusi kelompok dan analisis studi kasus untuk membantu karyawan memahami aplikasi praktis dari konsep keuangan dalam situasi nyata.
Semua pendekatan ini bertujuan untuk tak hanya memberikan pengetahuan cara pengaturan keuangan, tetapi juga untuk memberikan keterampilan praktis pada karyawan. Pendekatan yang dipilih harus disesuaikan dengan kebutuhan dan latar belakang karyawan untuk mencapai hasil yang paling efektif.
Dampak Positif Training Keuangan terhadap Karyawan
Nah, setelah ada training keuangan, pastinya kita bisa mengharapkan ada progress yang baik dong ya? Apa saja yang bisa diharapkan?
1. Peningkatan Pengelolaan Uang
Training keuangan membantu karyawan memahami cara pengaturan keuangan, terutama pendapatan mereka secara lebih efektif. Karyawan bisa belajar membuat anggaran, menjaga cash flow tetap positif, mengidentifikasi area pengeluaran yang tidak perlu, dan merencanakan pengeluaran masa depan.
2. Meningkatkan Kesadaran tentang Investasi
Karyawan memperoleh pengetahuan tentang berbagai pilihan investasi dan cara kerjanya, yang memungkinkan mereka membuat keputusan investasi yang lebih tepat dan bijaksana.
3. Manajemen Utang yang Lebih Baik
Karyawan akan tahu bagaimana membuat strategi dan memanfaatkan alat untuk mengelola dan mengurangi utang, seperti kartu kredit dan pinjaman. Karyawan juga akan tahu dan bisa membedakan, mana utang produktif dan konsumtif.
4. Perencanaan Pensiun yang Efektif
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang perencanaan keuangan, karyawan dapat membuat rencana pensiun yang lebih komprehensif, memastikan keamanan keuangan di masa depan, dan akhirnya memutus mata rantai sandwich generation.
5. Kurangnya Stres Keuangan
Pelatihan keuangan dapat mengurangi stres keuangan karyawan, yang sering menjadi penyebab utama kecemasan dan ketidakpuasan di tempat kerja. Karyawan yang tidak stres akan cenderung lebih bahagia dan lebih fokus pada pekerjaan mereka.
Karyawan yang merasa lebih aman secara keuangan cenderung lebih puas dengan pekerjaan mereka dan memiliki pandangan yang lebih positif tentang majikan mereka.
6. Peningkatan Loyalitas Karyawan
Menyediakan training keuangan menunjukkan kepada karyawan bahwa perusahaan peduli dengan kesejahteraan mereka secara keseluruhan, bukan hanya kinerja mereka di tempat kerja. Hal ini dapat meningkatkan loyalitas karyawan.
7. Peningkatan Produktivitas
Karyawan yang tahu cara pengaturan keuangan pribadi tidak akan terganggu oleh masalah keuangan di tempat kerja, memungkinkan mereka untuk lebih berkonsentrasi dan produktif.
8. Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik
Keterampilan pengambilan keputusan yang ditingkatkan melalui pelatihan keuangan dapat diaplikasikan dalam berbagai aspek pekerjaan, menyebabkan keputusan bisnis yang lebih tepat dan efektif.
Dengan demikian, training mengenai cara pengaturan keuangan pribadi tidak hanya bermanfaat untuk kesejahteraan karyawan tetapi juga memberikan manfaat yang signifikan untuk perusahaan. Upaya ini nantinya akan berpengaruh dalam proses menciptakan lingkungan kerja yang lebih positif dan mendukung, di mana karyawan merasa dihargai dan terdorong untuk berkontribusi pada kesuksesan organisasi dengan cara yang lebih signifikan.
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui ini ya! Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Meninjau Ulang Keuangan Pribadi di Tahun Baru: Panduan untuk Karyawan di 2024
Meninjau ulang keuangan pribadi menjadi langkah krusial yang tidak boleh diabaikan, apalagi kita mau masuk ke tahun baru, tahun 2024. Termasuk untuk kita yang berstatus karyawan.
Mengapa ini penting?
Table of Contents
Pentingnya Review Keuangan di Tahun Baru
Tanpa pemahaman yang jelas tentang posisi keuangan kita saat ini, kita bisa saja mengambil keputusan keuangan yang tidak optimal atau bahkan merugikan.
Yah, namanya juga karyawan yang mengandalkan gaji kan? Gaji yang didapat dari hasil kerja keras, ya sebisa mungkin bisa memberikan manfaat yang banyak. Apalagi kita banyak mau.
So, menyesuaikan anggaran dan rencana keuangan dengan kondisi terkini bukan hanya tentang bertahan dalam jangka pendek, tetapi juga tentang membangun fondasi yang kuat untuk stabilitas keuangan jangka panjang.
Bagaimana cara menyesuaikannya? Ya, mengevaluasi pengeluaran rutin, mengidentifikasi area di mana kita bisa menghemat, dan mungkin yang paling penting, menetapkan atau menyesuaikan tujuan keuangan kita sesuai dengan kondisi yang ada sekarang.
Kita semua punya tujuan keuangan, mulai dari menabung untuk dana darurat, investasi, hingga merencanakan untuk masa depan. Apa saja yang kita lakukan sekarang akan berdampak signifikan pada kesejahteraan keuangan kita di masa mendatang.
Jadi, saat kita memasuki tahun baru, mari kita ambil kesempatan ini untuk duduk, merenung, dan menyesuaikan rencana keuangan kita. Dengan demikian, kita enggak hanya mempersiapkan diri untuk menghadapi ketidakpastian yang mungkin datang, tetapi juga membuka jalan untuk mencapai tujuan keuangan yang kita impikan.
Langkah-Langkah Meninjau Keuangan Pribadi Karyawan di Tahun Baru
Meninjau keuangan pribadi adalah proses yang harus dilakukan secara teratur, terutama di awal tahun baru. Tujuannya untuk memastikan bahwa keuangan kita sejalan dengan tujuan dan kebutuhan kita. Apa saja langkah yang perlu dilakukan?
1. Cek Penghasilan dan Pengeluaran
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam review keuangan di tahun baru adalah menyusun dan memeriksa daftar penghasilan dan pengeluaran.
Semoga sih, kamu sudah secara detail mencatat semua sumber pendapatanmu, baik itu gaji, pendapatan sampingan, atau investasi. Jika memang sudah, di tahun 2024 nanti, kamu tinggal melanjutkan usaha baikmu ini. Kalau belum, ini bisa jadi momen yang tepat untuk mulai.
Sama pentingnya adalah menelusuri setiap pengeluaran, mulai dari biaya tetap seperti sewa atau cicilan hingga pengeluaran variabel seperti makan di luar atau hiburan.
2. Review Tujuan Keuangan
Setelah kita memiliki gambaran yang jelas tentang situasi keuangan kita saat ini, langkah selanjutnya adalah mereview tujuan keuangan jangka pendek dan jangka panjang.
Contohnya, kalau kamu punya tujuan keuangan DP rumah—misalnya. Coba dicek, bagaimana posisinya di awal tahun baru nanti. Apakah sudah sesuai harapan perkembangannya? Misalnya, kamu tadinya bertarget tahun 2024 bisa Rp50 juta. Saat ini posisinya Rp35 juta. Apakah kamu sanggup mengejar Rp15 juta lagi di tahun 2024?
Jika bisa, dengan apa pun kondisi kamu, maka lanjutkan usaha baikmu. Kalau tidak, maka kamu akan perlu strategi baru.
Lakukan hal yang sama untuk tujuan keuangan lainnya, yang sebelumnya kamu sudah targetkan. Ingat, bahwa tujuan keuangan itu ada judul, nominal, dan jangka waktu.
3. Kelola Utang secara Efektif
Selanjutnya, strategi mengelola utang secara efektif.
So, memang ini juga adalah waktu terbaik untuk mengevaluasi kembali semua utang yang ada. Kartu kredit, pinjaman pribadi, hingga KPR, semua harus direview. Tinjau kembali juga rencana pelunasannya, dan car cara supaya bisa mengurangi beban utang tersebut secara efisien.
Mengurangi utang tidak hanya mengurangi beban finansial, tapi juga meningkatkan kesehatan keuangan secara keseluruhan.
4. Review Investasi
Review investasi juga menjadi bagian penting dari peninjauan keuangan karyawan.
Review investasi ini termasuk mengevaluasi portofolio investasi kita, seperti saham dan reksa dana, atau mungkin instrumen lain yang kita punya. Review ini dilakukan untuk memastikan bahwa kinerja investasi tersebut masih sejalan dengan tujuan keuangan dan toleransi risiko kita.
Dalam beberapa kasus, mungkin perlu melakukan penyesuaian untuk menyeimbangkan kembali portofolio atau untuk memanfaatkan peluang investasi baru.
5. Cek Dana Darurat
Cek dana darurat juga sangat penting untuk dilakukan di tahun baru.
Dana darurat adalah uang yang disimpan untuk keadaan darurat, seperti kehilangan pekerjaan atau pengeluaran lain yang tak terduga. Pastikan bahwa kita memiliki dana darurat yang cukup, idealnya mencukupi untuk biaya hidup selama tiga hingga enam bulan.
6. Cek Rencana Pensiun
Nah, gimana dan kapan harus memulai nih?
Enggak pernah terlalu dini untuk memulai perencanaan pensiun. Evaluasi opsi pensiun yang ada, seperti Jaminan Pensiun, DPLK, atau skema pensiun lainnya. Pastikan kita secara aktif berkontribusi ke dalamnya sesuai ketentuan.
Memikirkan masa depan adalah bagian tak terpisahkan dari manajemen keuangan yang sehat.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, kita sebagai karyawan dapat memastikan bahwa keuangan pribadi kita sehat dan siap untuk menghadapi tantangan dan peluang yang mungkin muncul di tahun baru, bahkan juga di tahun-tahun berikutnya.
Tinggal berharap saja, semoga tahun depan ada kenaikan gaji. Amin?
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Cara Bijak Mengatur Keuangan Pribadi di Usia 20-an: Langkah Demi Langkah
Usia 20 itu rerata merupakan first jobber. Usia yang kata orang merupakan garis start untuk memasuki hidup yang sebenarnya. Tsah. Mulai punya tanggung jawab, mulai punya penghasilan sendiri, termasuk usia yang pas untuk mulai belajar cara bijak mengatur keuangan pribadi.
Memang, kondisi orang akan berbeda. Ada yang memang sudah melek sejak awal mengenai pentingnya mengelola keuangan, tetapi enggak sedikit juga penganut paham YOLO—alias you only live once. Alias, kita cuma hidup sekali, masa enggak mau senang-senang sih?
Ya, hidup memang cuma sekali. Tapi kalau dihabiskan hanya untuk senang-senang tanpa mau bijak memiliki rencana keuangan, pada akhirnya ya sama saja. You only live once, ketika kamu salah dan tidak tahu cara bijak mengatur keuangan, kamu juga enggak bisa mengulanginya lagi untuk memperbaiki kesalahan itu.
Jadi, mau pilih yang mana?
Table of Contents
Pentingnya Mengatur Keuangan Pribadi di Usia 20-an
Yes, mulai belajar cara bijak mengatur keuangan pribadi sejak dini itu baik. Sejak dini itu kapan? Ya, sejak kamu mulai punya penghasilan. Hal ini adalah langkah krusial yang menentukan kualitas hidup di masa depan.
Di usia ini, kamu sudah memulai karier, yang umumnya disertai dengan penghasilan tetap pertama. So, pengelolaannya bukan cuma soal bagaimana menyimpan uang saja, tapi juga tentang memahami cara mengalokasikannya untuk kebutuhan, keinginan, dan tabungan.
Mengelola keuangan pada usia ini juga berarti belajar untuk menyeimbangkan antara menikmati masa muda dan merencanakan masa depan finansial yang stabil.
Di sisi lain, tantangan finansial di usia 20-an itu memang cukup banyak. Mulai dari gaji awal yang masih belum seberapa, adanya tekanan untuk mengikuti gaya hidup, sampai soal menjadi sandwich generation.
Di saat yang sama, ini adalah masa ketika peluang untuk bertumbuh sangat besar. Mulai dari peluang investasi yang bisa dimulai dengan modal kecil, hingga kesempatan untuk menaikkan skor kredit yang akan sangat berguna di masa mendatang.
Dengan mengetahui cara bijak mengatur keuangan, si usia 20 akan dapat membangun fondasi keuangan yang kuat untuk masa depannya sendiri. Karenanya, memahami dan menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan pribadi di usia 20-an bukan hanya penting, tapi juga menjadi kunci untuk masa depan yang lebih cerah dan terjamin.
Cara Bijak Mengatur Keuangan di Usia 20-an
1. Menetapkan Tujuan Keuangan
Tujuan lo apa? Kamu pengin apa di hidupmu nanti? Nah, inilah yang harus ditentukan pertama kali dalam cara bijak mengatur keuangan.
So, tentukan targetmu baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Karena kamu berusia 20 tahun, kamu bisa mulai dari beberapa tujuan jangka pendek dulu. Enggak perlu ngadi-ngadi, kamu bisa mulai dari membangun dana darurat, menabung untuk liburan, sampai membeli gadget terbaru
Seiring waktu, kamu juga perlu menyusun tujuan jangka menengah hingga panjang. Misalnya mempersiapkan dana menikah, dana rumah, sampai dana pensiun.
Ingat, setiap tujuan harus ada judul, nominal, dan waktu. Tujuan yang jelas dan terukur memberikanmu arah yang jelas dalam membuat keputusan finansial sehari-hari, memastikan bahwa setiap pengeluaran atau investasi yang dilakukan selaras dengan apa yang ingin dicapai di masa depan.
2. Membuat Anggaran
Setelah menentukan tujuan, kamu bisa mulai melakukan proses cara bijak mengatur keuangan dengan mencatat secara jelas semua sumber pendapatan. Di dalamnya termasuk gaji, pendapatan sampingan, atau sumber lainnya.
Setelah mengetahui total pendapatan, langkah selanjutnya adalah mendokumentasikan semua pengeluaran, mulai dari biaya tetap seperti sewa rumah atau cicilan kendaraan, hingga pengeluaran variabel seperti makanan, hiburan, dan belanja.
Dengan memahami aliran masuk dan keluar uang secara detail, kamu dapat mengidentifikasi area di mana penghematan bisa dilakukan. Catatan ini juga akan membantumu memprioritaskan pengeluaran. Artinya kamu bisa memastikan kebutuhan wajib terpenuhi dulu, sebelum kamu memenuhi keinginan. Dalam jangka panjang, catatan ini akan menjadi alat penting dalam mencapai keseimbangan finansial dan mencapai tujuan finansial kamu.
3. Mengelola Utang
Usia 20 artinya juga kamu mulai berkenalan dengan utang. Umumnya sih, mulai pada punya kartu kredit.
Dalam menggunakan kartu kredit, bijaksana dan terkendali adalah kuncinya. Cara bijak mengatur keuangan termasuk di dalamnya menggunakan kartu kredit untuk transaksi yang kamu yakin bisa dibayar penuh setiap bulannya, sehingga menghindari akumulasi bunga. Memanfaatkan manfaat tambahan seperti poin reward atau cashback juga bisa menjadi strategi cerdas asalkan tidak mengundang pembelian impulsif.
4. Menabung dan Investasi
Untuk keduanya, kamu akan memerlukan disiplin dan konsistensi. Cara bijak mengatur keuangan terbaik adalah dengan menetapkan tujuan tabungan yang spesifik dan realistis, lalu secara rutin menyisihkan sebagian pendapatan ke dalam tabungan tersebut.
Sebuah metode efektif adalah dengan menggunakan prinsip “sisihkan di depan”, yaitu mengalokasikan sejumlah uang untuk ditabung segera setelah menerima penghasilan, sebelum uang tersebut digunakan untuk keperluan lain.
Sementara menabung fokus pada penyimpanan dan perlindungan aset, investasi bertujuan untuk pertumbuhan aset tersebut. Pengenalan dasar tentang investasi meliputi pemahaman terhadap pilihan investasi seperti saham, obligasi, dan reksa dana. Mana yang bisa dimanfaatkan, nah, kamu perlu mengenali tujuan keuangan, jangka waktu investasi, serta toleransi risiko.
Ikut kelasnya saja, makanya! Biar dapat penjelasan langsung dari trainer tentang cara bijak mengatur keuangan, plus langsung berkenalan dengan berbagai produk keuangannya. Nggak pakai ribet.
5. Miliki Proteksi
Enggak harus semua jenis asuransi kamu miliki. Minimal kamu harus punya asuransi kesehatan dulu. Biasanya sih setiap perusahaan secara otomatis akan mengikutsertakan karyawannya di program asuransi milik pemerintah ini, karena memang sudah jadi aturannya. Mengapa asuransi ini penting? Karena risiko kesehatan bisa datang tiba-tiba dan biaya perawatan medis terus meningkat.
Selain itu, kamu juga bisa mempertimbangkan untuk punya asuransi jiwa, apalagi kalau misalnya kamu adalah tulang punggung keluarga besar alias menjadi sandwich generation. Asuransi ini penting untuk melindungi orang-orang yang kamu sayang,
Selain asuransi, proteksi juga mencakup dana darurat, yang berfungsi sebagai jaring pengaman finansial untuk menghadapi situasi tak terduga. Umumnya, dianjurkan untuk memiliki dana darurat setidaknya sejumlah 3 hingga 6 kali pengeluaran bulanan.
6. Optimalkan Penghasilan
Di usia 20-an, peluang karier dan pengembangan diri itu berlimpah. Jadi, jangan sia-siakan peluangmu, mumpung energi juga masih full.
So, jajaki apakah kamu bisa mendapatkan sumber pendapatan tambahan. Mungkin dengan melakukan pekerjaan sampingan atau hobi yang dapat menghasilkan uang, seperti freelance, menjual produk atau jasa secara online, atau bahkan mengikuti gig ekonomi.
Sumber pendapatan tambahan ini enggak hanya menambah pemasukan, tapi juga bisa menjadi jaring pengaman finansial jika terjadi masalah dengan pekerjaan utama.
Selain itu, berusaha mendapatkan promosi di tempat kerja adalah cara lain untuk meningkatkan penghasilan. Ini bisa dicapai dengan meningkatkan keterampilan dan kinerja, atau dengan mengambil peran dan tanggung jawab tambahan.
Nah, gimana nih kamu yang sekarang usia 20-an? Apakah beberapa cara bijak mengatur keuangan pribadi di atas sudah kamu lakukan?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Resign Karyawan sebagai Strategi Keuangan: Kapan Mengundurkan Diri Dapat Menguntungkan
Resign karyawan bisa menjadi keputusan yang cukup rumit untuk ditentukan bagi sebagian orang. Meskipun dilema ini umum terjadi di kalangan para pekerja, namun memutuskan resign tetap menjadi proses yang menantang.
Oleh karena itu, kamu perlu meluangkan waktu untuk mempertimbangkan segala pilihan sebelum mengambil keputusan. Akan lebih baik jika alasan-alasan meninggalkan pekerjaan kembali ditinjau untuk menemukan jawaban yang tepat tentang kegalauan masa depan ini. Terutama yang berkaitan dengan keuangan sih.
Beberapa alasan populer mengapa karyawan meninggalkan pekerjaan mereka yaitu untuk:
- Memperoleh lebih banyak uang.
- Memperoleh keseimbangan hidup.
- Lingkungan kerja yang lebih baik.
- Pekerjaan yang lebih sesuai dengan minat.
- Peluang mendapatkan promosi atau pertumbuhan karier.
- Tunjangan yang lebih baik.
Apa pun alasannya, agar resign karyawan tidak berujung petaka, penting sekali untuk memahami kapan waktu yang tepat dan menguntungkan untuk mengundurkan diri. Coba yuk, kita bahas, kapankah resign karyawan merupakan alternatif yang lebih baik untukmu.
Resign Karyawan dan Keuntungan yang Harus Dipertimbangkan
Resign karyawan bisa banget memberi keuntungan jika dan hanya jika ada kondisi berikut ini.
Peluang Meningkatkan Gaji dan Kompensasi Lainnya
Semua orang tentu ingin memperoleh nafkah yang layak. Cara yang bisa dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan memanfaatkan pengetahuan, keahlian, dan pengalaman kamu untuk bekerja di perusahaan yang memberikan gaji lebih besar.
Posisi atau jabatan yang lebih tinggi umumnya juga disertai dengan gaji yang lebih besar dan berbagai kompensasi tambahan. Hal ini tentu dapat meningkatkan kesejahteraan dan menciptakan stabilitas keuangan.
Peluang Jenjang Karier yang Lebih Tinggi
Resign karyawan perlu dilakukan ketika peluang jenjang karier yang lebih tinggi datang menghampiri. Mengingat, kesempatan emas belum tentu datang dua kali, sehingga perlu dimanfaatkan dengan sebijak mungkin. Jenjang karier yang tinggi tidak hanya akan memberikan gaji yang besar, tetapi juga berbagai benefit lainnya.
Kamu berkesempatan untuk meningkatkan tanggung jawab dalam perusahaan yang memungkinkan adanya pengembangan keterampilan dan kepemimpinan kerja. Pekerjaan yang baru juga dapat memberikan lingkungan yang suportif untuk tumbuh menjadi sumber daya yang profesional.
Keseimbangan Hidup
Resign karyawan dapat dilakukan jika ingin mendapatkan keseimbangan hidup. Hal ini bisa dijadikan pertimbangan yang penting dalam mendukung kesepadanan antara kehidupan personal dan pekerjaan.
Dengan begitu, kamu akan lebih mudah terhindar dari berbagai gangguan kesehatan, baik secara fisik maupun mental.
Keseimbangan hidup juga memungkinkan kamu untuk mengejar passion, mengasah keterampilan, atau melanjutkan pendidikan. Hal ini tentu sangat bermanfaat untuk pertumbuhan dan kebahagiaan diri sendiri.
Mengikuti Tren Pergerakan Industri dan Pasar Kerja
Ingin resign untuk mengikuti tren pergerakan industri pasar kerja? Hal tersebut merupakan alasan pengunduran diri yang cukup cerdas karena kamu peduli dengan keberlangsungan kariermu ke depannya.
Perubahan tren industri mampu menciptakan peluang karier yang baru karena adanya pergeseran permintaan pasar ke bidang tertentu. Dampaknya, hal tersebut dapat membuka lapangan pekerjaan bagi individu yang mempunyai pengetahuan dan keahlian di bidang tersebut.
Beberapa bidang industri menawarkan gaji dan tunjangan yang lebih tinggi untuk merespons permintaan tenaga kerja yang meningkat. Dengan mengikuti tren industri tersebut, maka akan membantu kamu dalam menghasilkan imbalan finansial yang lebih tinggi.
Tidak hanya itu, mengikuti tren industri tertentu juga termasuk upaya yang tepat untuk menghadapi perubahan ekonomi yang semakin berkembang. Industri yang peka terhadap perubahan pasar mampu memberikan proteksi karier yang lebih baik bagi karyawan saat situasi ekonomi sedang tidak stabil.
Langkah-langkah Sebelum Resign
Sebelum resign, penting sekali untuk menimbang pro dan kontra yang akan dihadapi, terutama dari perspektif keuangan.
Dampak positif resign karyawan adalah memungkinkan kamu untuk bertemu dengan peluang karier yang lebih tinggi, gaji yang lebih besar, atau kompensasi dan manfaat lainnya yang mampu memperkuat stabilitas finansial. Di samping itu, resign artinya kehilangan penghasilan utama dan berbagai benefit lain, seperti asuransi hingga dana pensiun dari perusahaan.
Adapun langkah-langkah lain yang perlu dilakukan untuk mempertimbangkan pengunduran diri di antaranya sebagai berikut.
Evaluasi Keuangan Pribadi
Kamu bisa mengamati ritme keuangan pribadi sebelum resign, baik dari segi pengeluaran bulanan, tabungan, utang, investasi, dan lain-lain. Pastikan untuk menyimpan dana darurat dengan jumlah yang memadai ketika memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan.
Buat Anggaran dengan Rinci
Langkah berikutnya yang perlu dilakukan adalah menyusun anggaran secara detail untuk mengatur pengeluaran dan memprioritaskan kebutuhan yang paling esensial. Kamu juga perlu mengetahui area penghematan efektif yang dapat membantu memperkuat dana darurat.
Pertimbangkan Utang
Jika masih memiliki utang, maka jangan ragu untuk mempertimbangkan strategi pengelolaan utang yang relevan. Misalnya, seperti negosiasi bunga, restrukturisasi, atau bahkan konsolidasi utang agar beban keuangan kamu bisa lebih diminimalkan.
Pertimbangkan Mengambil Pekerjaan Alternatif
Selama menjalani masa transisi dari karyawan menjadi pengangguran, tidak ada salahnya untuk mencari sumber penghasilan alternatif, seperti pekerja lepas atau bisnis kecil-kecilan agar tetap memperoleh penghasilan tambahan.
Sebelum memutuskan resign karyawan, penting sekali untuk mempertimbangkan segala kemungkinan dengan hati-hati. Kamu juga perlu mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin dengan merencanakan langkah-langkah resign yang tepat. Dengan begitu, maka potensi kesuksesan di pekerjaan yang baru dapat tercapai.
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Cakupan Perencanaan Keuangan Pribadi saat Harus Kehilangan Pekerjaan
Cakupan perencanaan keuangan pribadi perlu dikelola saat menghadapi situasi terburuk, salah satunya kehilangan pekerjaan. Kejadian tersebut bersifat tak terduga dan bisa terjadi pada setiap orang. So, perlu diantisipasi sedini mungkin.
Memang sedih sih, kalau kejadian kehilangan pekerjaan ini menimpa kita. Namun, saat benar-benar mengalami kehilangan pekerjaan, bukan saatnya untuk berlarut-larut dalam keterpurukan. Justru, kamu harus bergegas melakukan evaluasi dan menyusun strategi yang sedemikian rupa untuk bertahan hidup.
Kan, enggak nyaman rasanya kalau terlalu lama merasakan banyak tekanan finansial? Itulah pentingnya menemukan solusi yang tepat untuk situasi yang tengah dihadapi tersebut.
Contohnya, seperti menyusun anggaran secara ketat, membatasi pengeluaran, atau bahkan menjual barang yang tidak benar-benar dibutuhkan. Oleh karena itu, artikel ini akan mengulas lebih lanjut tentang cakupan perencanaan keuangan pribadi saat kehilangan pekerjaan. Ini adalah topik yang sedih dan berat untuk dibahas sih, tetapi justru harus segera dilakukan agar situasi segera membaik.
Cakupan Perencanaan Keuangan Pribadi saat Kehilangan Pekerjaan
Cakupan perencanaan keuangan pribadi adalah proses mencapai tujuan hidup melalui pengelolaan finansial yang terencana dan terintegrasi. Perencanaan ini juga diartikan sebagai proses evaluasi untuk menyesuaikan dan memprioritaskan keuangan ketika terjadi perubahan kondisi ekonomi.
So, kalau kamu harus kehilangan pekerjaan, itu artinya ada sebuah perubahan kondisi yang sedang terjadi dalam hidupmu. Perubahan kondisi ini wajar saja jika kemudian diikuti dengan perubahan rencana keuangan. Ada beberapa cakupan perencanaan keuangan pribadi yang harus diperhatikan, saat kamu mengubah rencana ini. Berikut beberapa di antaranya.
1. Sumber Penghasilan Lain
Saat tiba-tiba kehilangan pekerjaan, tidak ada salahnya mempertimbangkan pekerjaan part time atau pekerjaan sampingan yang memang menjadi keahlianmu. Pekerjaan ini sangat luas, mulai dari freelance, ojek online, jualan online, dan lain sebagainya. Temukan peluang yang memang cocok dengan minat dan keahlianmu dan pastikan agar peluang tersebut tidak mengganggu kamu dalam proses mencari pekerjaan tetap.
Mungkin saja kamu akan bertemu suatu perusahaan yang bersedia menawarkan pekerjaan sementara atau pekerjaan pengganti. Hal ini memungkinkan untuk bertemu orang-orang baru, mempelajari keahlian baru, hingga menemukan peluang yang lebih besar lagi.
2. Kelola Pengeluaran
Saat kehilangan pekerjaan, sudah pasti cakupan perencanaan keuangan pribadi pertama yang perlu dicek adalah pengeluaran. Tekan pengeluaran seminim mungkin. Bila perlu, cek kembali pengeluaran bulananmu untuk menentukan hal-hal yang penting dan tidak penting untuk dibeli.
Jika biasanya hidupmu penuh dengan hedonisme, inilah saatnya untuk menerapkan gaya hidup frugal. Misalnya, seperti membatalkan langganan majalah, layanan streaming, atau keanggotaan gym karena tidak termasuk kebutuhan primer. Apalagi kalau kemarin-kemarin, ternyata kamu tetap saja jarang ngegym. Jadi mubazir kan?
Mulailah untuk membatasi makan di luar hingga pemakaian bahan bakar berlebihan untuk menekan laju pengeluaran. Setelah memahami kondisi keuangan dengan lebih baik, saatnya menetapkan anggaran yang realistis untuk membantu kamu survive di situasi pencarian kerja ini.
3. Dana Darurat
Dana darurat merupakan cadangan uang yang disisihkan secara khusus untuk keadaan darurat atau pengeluaran tak terduga. Nah, masalahnya, apakah kamu ketika masih punya pekerjaan kemarin sudah sempat mengumpulkan dana darurat? Kalau sudah, kamu bisa bernapas lebih lega, karena ini bisa menjadi dana cadangan selama kamu belum punya pekerjaan tetap lagi.
Namun, jangan lupa untuk mengembalikannya lagi ya, nanti kalau sudah memiliki penghasilan tetap. Agar bisa menyisihkan dana darurat yang tepat, cobalah hitung pengeluaran kamu setiap bulannya. Untuk jumlah dana darurat yang ideal, setidaknya minimal ada 3 kali pengeluaran setiap bulannya. Mengingat, kamu pasti butuh waktu untuk mencari pekerjaan baru usai kehilangan pekerjaan. Setidaknya, dana darurat harus mampu mengakomodir pengeluaran selama tiga sampai enam bulan ke depan.
4. Utang dan Kewajiban
Cakupan perencanaan keuangan pribadi yang berikutnya adalah utang dan kewajiban. Susunlah seluruh daftar tagihan yang mencakup uang sewa, utilitas, kredit kendaraan, utang, dan kewajiban lainnya.
Alternatif yang paling ideal saat menghadapi kehilangan pekerjaan adalah dengan tetap melakukan pembayaran full setiap bulan. Sayangnya, beberapa dari kamu yang tidak memiliki cukup tabungan mungkin akan sulit melakukan perencanaan ini. Namun, masih ada opsi untuk membayar minimum. Dengan rutin melakukan pembayaran minimum, setidaknya upaya ini dapat menjaga reputasimu di mata pemberi pinjaman atau lembaga penyedianya.
Namun, jika memang tidak bisa melakukan pembayaran minimum, cobalah untuk bernegosiasi. Misalnya, mengupayakan agar tanggal jatuh tempo mundur, meminimalkan pembayaran bulanan, menghapus atau menurunkan bunga, menunda pembayaran, dan lain-lain.
5. Asuransi
Badai PHK massal memang bisa terjadi kapan saja dan dapat menimpa perusahaan apa saja. Sebelum musibah ini menimpamu, ada baiknya jika menggunakan produk asuransi yang memberikan manfaat yang pas dengan kebutuhan.
Seperti asuransi kesehatan. Umumnya perusahaan akan mengikutsertakan karyawan dalam program BPJS Kesehatan. Nah, ketika kehilangan pekerjaan, jangan sampai lupa untuk tetap membayar iuran, agar manfaatnya tetap bisa kamu dapatkan. Ingat, biaya obat saat sakit itu lumayan menguras dompet. Kalau tanpa asuransi, bisa-bisa hal ini menambah beban keuangan kamu yang belum berpemasukan lagi.
Dengan memperhatikan cakupan perencanaan keuangan pribadi ini, maka kamu tetap bisa menjalani hidup dengan layak dan tidak perlu mengambil pinjaman untuk memenuhi kebutuhan hidup.
6. Rencana Keuangan Baru
Cakupan perencanaan keuangan pribadi yang perlu dilakukan selanjutnya adalah mengatur rencana keuangan baru. Kamu juga perlu memastikan, apakah rencana-rencana lama masih relevan dengan kondisi saat ini dan di masa depan?
Jangan ragu untuk mencari sumber penghasilan tambahan secara produktif. Jika mempunyai keahlian khusus, lakukan pekerjaan freelance, konsultasi paruh waktu, atau memonetisasi keahlianmu dengan sumber daya online. Apalagi, saat ini, ada banyak pekerjaan digital yang bisa dikerjakan secara fleksibel di mana saja dan kapan saja.
Berapa pun sumber penghasilan tambahan tersebut, hal ini tetap akan membantu untuk menutup sejumlah pengeluaran.
Jadi, dapat diketahui bahwa cakupan perencanaan keuangan pribadi sangat penting ketika menghadapi situasi kehilangan pekerjaan. Dengan memilih perencanaan yang tepat, maka kondisi finansial bisa tetap bertahan hingga benar-benar menemukan pekerjaan baru yang menjanjikan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Mengenal Pos-Pos dalam Laporan Keuangan Pribadi untuk Mengelola Keuangan dengan Bijaksana
Buat mereka yang belum terbiasa, mengelola keuangan pribadi sering kali dianggap sebagai tugas yang membingungkan dan menantang. Namun, dengan pemahaman yang tepat tentang pos-pos dalam laporan keuangan, tugas tersebut bisa menjadi lebih sederhana dan mudah dimengerti.
Catatan atau laporan keuangan pribadi bukan hanya sekadar catatan tentang pengeluaran dan penghasilan doang, melainkan juga gambaran komprehensif dari kondisi keuangan kamu saat ini. Terutama sih, soal sehat atau enggaknya.
Dengan memahami setiap detail dan pos-pos dalam laporan keuangan, kamu akan punya bekal yang diperlukan untuk membuat keputusan yang bijaksana dan strategis. Dari merencanakan pengeluaran bulanan hingga menetapkan tujuan jangka panjang, pengetahuan akan kondisi diri sendiri ini menjadi fondasi untuk mengelola keuangan dengan lebih efektif.
Apalagi kalau kamu punya tujuan untuk bisa meraih kebebasan finansial, mengenal dan memahami pos-pos dalam laporan keuangan pribadi adalah langkah pertama yang esensial.
Jenis Pos-Pos dalam Laporan Keuangan Pribadi
Nah, sebelumnya, laporan keuangan pribadi ini pastinya bersifat pribadi juga. Artinya, pos-pos dalam laporan keuangan ini bisa saja akan berbeda untuk satu orang dengan yang lainnya. Hal ini enggak jadi masalah ya, kamu bisa menyesuaikannya dengan kebutuhan. Yang penting, berikut adalah garis besarnya.
Neraca
Neraca keuangan pribadi merupakan salah satu bentuk catatan atau laporan keuangan pribadi yang memberikan gambaran tentang aset, liabilitas, dan ekuitas pribadi seseorang pada suatu titik waktu tertentu.
Pos-pos dalam laporan keuangan pribadi ini umumnya terdiri atas catatan-catatan berikut ini.
Aset Pribadi
Aset pribadi yaitu catatan segala sesuatu yang kamu miliki yang memiliki nilai ekonomis, mulai dari rumah, kendaraan, dan sebagainya. Terdiri atas:
- Aset Lancar: Aset yang mudah dikonversi menjadi kas atau yang akan digunakan dalam waktu singkat. Misalnya seperti catatan jumlah kas di tangan dan di bank, deposito berjangka, atau berbagai jenis produk investasi jangka pendek misal reksa dana pasar uang dan sejenisnya.
- Aset Tidak Lancar: Aset yang tidak dengan mudah dijual atau digunakan dalam waktu singkat. Contohnya properti seperti rumah atau tanah, kendaraan seperti mobil atau motor, perhiasan, koleksi pribadi misalnya punya koleksi tas branded.
Liabilitas Pribadi
Liabilitas pribadi adalah kewajiban atau utang yang kita miliki. Umumnya terdiri atas:
- Liabilitas Jangka Pendek: Utang yang harus dibayar dalam waktu singkat. Contohnya kartu kredit, paylater, dan sejenisnya. Termasuk utang pribadi pada teman atau keluarga. Ini jangan sampai (pura-pura) lupa ya.
- Liabilitas Jangka Panjang: Utang atau kewajiban dengan jangka waktu pembayaran yang lebih panjang. Misalnya seperti KPR, kredit kendaraan, atau sejenisnya.
Ekuitas Pribadi (Kekayaan Bersih)
Nah, di sini, kita bisa menghitung antara total aset dan total liabilitas yang dimiliki. Dengan kata lain, jika kamu menjual semua asetmu dan membayar semua utang, ekuitas pribadi ini adalah jumlah uang yang kamu miliki. Kita jadi tahu, apakah di sini positif atau negatif.
Laporan Arus Kas
Laporan arus kas atau cash flow dalam konteks keuangan pribadi akan mencatat aliran kas masuk dan keluar dari keuangan seseorang selama periode waktu tertentu. Umumnya pos-pos dalam laporan keuangan ini akan terdiri atas:
Arus Kas Masuk (Penghasilan)
Catatan keuangan ini mencerminkan semua sumber pendapatan atau penerimaan kas selama periode tertentu. Berikut adalah pos-pos dalam laporan keuangan cash flow pribadi yang umumnya ada dari pendapatan:
- Gaji dan Upah: Ini adalah pendapatan utama bagi sebagian besar orang, termasuk gaji, bonus, komisi, atau jenis pendapatan aktif lainnya.
- Investasi: Seperti dividen dari saham, bunga dari deposito berjangka, atau tabungan.
- Sewa: Jika kamu memiliki properti yang disewakan.
- Lainnya: Ini bisa mencakup hal-hal seperti hadiah uang, penjualan barang pribadi, atau pengembalian pajak.
Arus Kas Keluar (Pengeluaran)
Di sini mencakup semua pembayaran atau pengeluaran kas selama periode tertentu. Bisa terdiri atas pengeluaran:
- Rumah Tangga: Seperti sewa atau cicilan rumah, utilitas (listrik, air, gas), dan telekomunikasi (telepon, internet).
- Transportasi: Seperti cicilan mobil, bensin, perawatan, sampai asuransi kendaraan.
- Makanan: Baik untuk belanja bahan makanan atau makan di luar.
- Kesehatan: Seperti premi asuransi kesehatan, biaya dokter, dan obat-obatan.
- Hiburan dan Rekreasi: Seperti bioskop, gym, atau liburan.
- Pembayaran Utang: Meliputi pembayaran kartu kredit, pinjaman pribadi, atau pinjaman lainnya.
- Pengeluaran Lainnya: Seperti pakaian, pendidikan, sumbangan, atau pengeluaran tak terduga.
Hasil Arus Kas (Selisih antara Arus Masuk dan Arus Keluar)
Nah, setelah membandingkan antara arus kas masuk dan keluar, maka kemudian akan muncul catatan berikut:
- Surplus: Jika kamu memiliki lebih banyak uang masuk daripada uang yang keluar.
- Defisit: Jika kamu menghabiskan lebih banyak uang daripada yang kamu terima.
Tips Mengelola Keuangan dengan Bijaksana
Mengelola keuangan pribadi dengan bijaksana membutuhkan pemahaman mendalam tentang pos-pos dalam laporan keuangan kamu. Berikut adalah beberapa tip yang berhubungan dengan pos-pos dalam laporan keuangan pribadi seperti di atas.
1. Pahami Sumber Penghasilanmu
Di bawah pos pendapatan dalam laporan arus kas, catat setiap sumber pendapatan kamu, baik itu gaji, pendapatan investasi, atau pendapatan lainnya. Ini membantumu untuk mengetahui seberapa stabil penghasilan yang kamu dapatkan, dan dari mana saja sumber-sumber tersebut berasal.
2. Kategorikan Pengeluaranmu
Dengan memahami pengeluaranmu berdasarkan kategori (misalnya, makanan, transportasi, hiburan), kamu dapat menentukan area mana yang mungkin memerlukan pemangkasan atau pengelolaan lebih lanjut.
3. Tinjau Liabilitas atau Kewajibanmu
Di neraca pribadi, liabilitas adalah utang yang harus kamu bayar. Dengan memahami jumlah dan jenis utangmu, kamu dapat merencanakan strategi pembayaran yang lebih efisien.
4. Jaga Keseimbangan Aset
Kenali asetmu, baik lancar maupun tidak lancar. Aset lancar seperti tabungan harus mudah diakses untuk kebutuhan mendesak, sedangkan aset tidak lancar seperti properti atau investasi dapat memberikan imbal hasil jangka panjang.
5. Tentukan Kekayaan Bersihmu
Dengan mengurangkan total liabilitas dari total aset yang kamu miliki, kamu akan mendapatkan gambaran tentang kekayaan bersihmu. Jika angkanya positif dan meningkat dari waktu ke waktu, itu adalah tanda pengelolaan keuangan yang kamu lakukan sekarang sudah baik. Kalau belum, maka kamu masih punya waktu untuk mengutak-atiknya, hingga bisa mendapatkan hasil yang lebih baik ke depannya.
Dengan begini, kamu juga tahu, apakah kebutuhan esensialmu bisa dipenuhi dengan baik tanpa kesulitan?
6. Buat Anggaran dan Ikuti
Setelah memahami arus kas kamu, buatlah anggaran bulanan. Ini membantumu memastikan bahwa pengeluaran enggak melebihi pendapatan dan kamu dapat menabung untuk tujuan jangka panjang.
7. Evaluasi secara Berkala
Setidaknya sekali setiap kuartal, review kembali pos-pos dalam laporan keuangan kamu. Ini memberikan kesempatan untuk menyesuaikan kebiasaan yang kamu lakukan selama ini dengan perubahan dalam pendapatan atau kebutuhan.
8. Siapkan Dana Darurat
Berdasarkan laporan arus kas, tentukan sejumlah uang untuk disisihkan sebagai dana darurat. Ini akan membantumu dalam menghadapi situasi tak terduga tanpa harus berutang.
9. Fokus pada Pengurangan Utang
Jika Anda memiliki liabilitas, tentukan strategi untuk menguranginya, apakah dengan metode snowball atau avalanche. Keduanya menekankan pada pembayaran utang dengan cepat.
10. Investasikan dengan Bijaksana
Setelah memahami posisi keuangan kamu, pertimbangkan untuk mulai berinvestasi. Ini bisa membantu meningkatkan asetmu dalam jangka panjang.
Dengan pemahaman mendalam tentang pos-pos dalam laporan keuangan pribadi dan menerapkan tip di atas, kamu akan lebih siap untuk mengambil kendali penuh atas keuanganmu sendiri, dan membuat keputusan yang bijaksana untuk masa depanmu.
Pengin tahu lebih banyak tentang serba-serbi pengelolaan cash flow keuangan pribadi? Yuk, ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!