Apa Itu Gramasi Emas? Simak Penjelasannya Sebelum Berinvestasi
Pernah dengar istilah gramasi emas, tapi masih bingung apa maksudnya? Ukuran ini penting banget terutama buat yang ingin mulai berinvestasi. Jadi, kalau mau investasi emas, pahami dulu apa itu gramasi emas biar nggak salah langkah.
Investasi emas semakin populer karena dianggap aman dan menguntungkan. Tapi, sebelum terjun lebih jauh, penting banget untuk tahu dasar-dasarnya, termasuk gramasi emas. Dengan memahami ukuran ini, kamu bisa lebih cerdas dalam memilih jenis emas yang sesuai dengan bujet dan tujuan investasimu. Yuk, simak penjelasannya lebih lanjut!
Table of Contents
Apa Itu Gramasi Emas dan Sejarahnya sebagai Instrumen Investasi
Apa itu gramasi emas? Hal ini mengacu pada berat emas yang dinyatakan dalam gram.
Istilah ini digunakan untuk menentukan ukuran atau bobot emas dalam transaksi jual-beli maupun investasi. Misalnya, emas batangan tersedia dalam berbagai gramasi, seperti 1 gram, 5 gram, hingga 1 kilogram. Pemahaman tentang gramasi emas penting bagi investor untuk tahu nilai dan harga emas yang akan dibeli atau dijual.
Baca juga: Lebih Baik Beli Emas Gram Besar atau Kecil Ya, untuk Investasi?
Emas sendiri memiliki sejarah panjang sebagai instrumen investasi, dimulai sejak ribuan tahun lalu ketika digunakan sebagai alat tukar, simbol kekayaan, dan alat pelindung nilai. Mengutip dari apa yang dijelaskan oleh Wendy Waldman, berikut ringkasannya.
1. Era Kuno
Emas dihargai karena sifatnya yang langka, mudah dibentuk, dan tidak berkarat. Bangsa Mesir kuno, sekitar 2600 SM, menggunakannya sebagai lambang kekuasaan dan dalam perdagangan.
2. Standar Moneter
Pada abad ke-19, banyak negara mengadopsi sistem standar emas (gold standard). Sistem ini memungkinkan mata uang resmi negara yang bersangkutan didukung oleh emas. Efeknya, perdagangan pun lebih stabil.
3. Masa Modern
Setelah Perang Dunia II, sistem Bretton Woods (1944) menghubungkan dolar AS dengan emas, sehingga tercapailah stabilitas ekonomi global. Sistem ini berhenti pada tahun 1971 saat AS memutuskan dolar tidak lagi bisa ditukar dengan emas.
4. Emas Sebagai Safe Haven
Sejak saat itu, emas menjadi instrumen investasi utama untuk melindungi kekayaan dari inflasi, ketidakstabilan ekonomi, dan penurunan nilai mata uang. Investor menggunakan emas sebagai lindung nilai (hedge) selama krisis keuangan.
5. Investasi Kontemporer
Di era modern, emas diperdagangkan dalam bentuk fisik (batangan, koin), elektronik (ETF, kontrak berjangka), dan juga melalui saham perusahaan pertambangan emas.
Pentingnya Paham Ukuran Gramasi Emas sebelum Berinvestasi
Oke, so, kamu mesti paham apa itu gramasi emas, dan bagaimana pengukurannya. Dengan begitu, kamu bisa membeli sesuai kebutuhan dan tujuan keuanganmu. Ini alasannya.
1. Gramasi Memengaruhi Nilai Investasi
Ukuran emas, seperti gram atau ons, memengaruhi nilai investasi karena harga emas per satuan berat bergantung pada kondisi pasar, permintaan global, dan biaya produksi.
Emas dengan ukuran tertentu juga dapat memiliki nilai tambah berdasarkan kelangkaan atau keunikan produk, seperti cetakan khusus atau edisi terbatas.
2. Memudahkan Transaksi
Emas berukuran kecil, seperti 1 gram atau 5 gram, menawarkan kemudahan dalam transaksi karena lebih terjangkau bagi berbagai kalangan pembeli. Ukuran ini juga lebih fleksibel untuk dicairkan.
Maksudnya, dengan gramasi-gramasi kecil, kamu bisa menjualnya jika diperlukan sesuai kebutuhan. Bayangkan kalau kamu punya satu kilogram, padahal kamu hanya butuh sejuta dua juta. Selain itu, susah juga loh, menemukan pembeli yang punya kapasitas pembelian emas yang tinggi.
3. Lebih Mudah Susun Rencana
Emas berukuran kecil umumnya memiliki harga lebih tinggi per gram. Pasalnya, proses produksi, pengemasan, dan distribusinya juga memerlukan biaya yang lebih besar dibandingkan emas berukuran besar.
Nah, dengan kondisi ini, kamu bisa atur rencanamu dengan lebih baik dan memilih ukuran emas yang sesuai dengan kebutuhan, apakah untuk investasi jangka pendek atau panjang. Kamu juga bisa sekaligus memastikan biaya yang dikeluarkan tetap efisien. Jadi, keputusan membeli emas jadi lebih cerdas dan sesuai tujuan.
4. Memudahkan Memilih
Memilih ukuran emas yang sesuai penting banget supaya investasi lebih maksimal. Untuk jangka pendek, emas kecil seperti 1 gram atau 5 gram biasanya jadi pilihan karena gampang dijual dan bisa dicairkan sedikit-sedikit sesuai kebutuhan.
Sementara itu, emas besar seperti 50 gram atau 1 kilogram lebih cocok untuk investasi jangka panjang karena biayanya lebih hemat per gram dan penyimpanannya lebih efisien. Dengan memilih ukuran yang pas, investasi bisa lebih sesuai dengan rencana keuangan.
Baca juga: Seluk Beluk dan Tip Terbaik Investasi Emas Digital yang Legit
5. Memastikan Keaslian Emas
Penting untuk memahami ukuran dan keaslian emas agar terhindar dari risiko emas palsu yang bisa merugikan. Emas palsu atau campuran logam lain sering sulit dikenali tanpa pengetahuan atau alat khusus. Pastikan emas memiliki ukuran, berat, sertifikat keaslian, dan cap produsen yang tepercaya. Dengan begitu, nilainya pun bisa dipastikan sesuai, sehingga dapat menghindari kerugian karena kandungan karat yang tidak sesuai.
Sekarang, sudah jelas kan apa itu gramasi emas dan kenapa penting untuk dipahami sebelum berinvestasi?
Dengan mengenal ukuran emas, kamu bisa lebih bijak dalam menentukan pilihan yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan finansial. Pasalnya, investasi emas itu enggak cuma soal membeli, tapi juga soal strategi. Jadi, pastikan kamu memahami semua aspeknya agar investasi berjalan lancar dan maksimal.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Lebih Baik Beli Emas Gram Besar atau Kecil Ya, untuk Investasi?
Memilih lebih baik beli emas gram besar atau kecil, bisa jadi membingungkan bagi banyak orang. Masing-masing pilihan memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri.
Emas besar sering kali lebih ekonomis karena biaya per gramnya lebih rendah dibandingkan dengan emas yang lebih kecil. Namun, emas kecil lebih fleksibel untuk dijual kembali karena harganya lebih terjangkau bagi pembeli yang beragam.
Sampai sekarang, investasi emas selalu menjadi topik yang ramai dibahas. Emas, sebagai salah satu instrumen investasi, banyak dianggap sebagai pilihan yang aman. Nilai emas yang cenderung meningkat setiap tahun menjadikannya pilihan investasi yang menarik. Emas juga dikenal karena likuiditasnya, yang berarti bisa dengan mudah dijual kembali.
Meskipun keuntungan yang diperoleh dari emas tidak selalu besar, menabung emas jangka panjang bisa menghasilkan keuntungan yang signifikan. Bagi pemula, memilih emas sebagai instrumen investasi mungkin menimbulkan kebingungan. Terkhusus dalam memutuskan apakah lebih baik beli emas gram besar atau kecil
Untuk membantu menjawab pertanyaan ini, penting untuk mempertimbangkan tujuan finansial dan kemampuan ekonomi sebelum membuat keputusan.
Table of Contents
Lebih Baik Beli Emas Gram Besar atau Kecil?
Jadi, pertimbangan lebih baik beli emas gram besar atau kecil tergantung pada beberapa hal. Apa saja? Mari kita lihat.
1. Tujuan Investasi
Menentukan tujuan investasi merupakan langkah awal yang penting untuk memutuskan lebih baik beli emas gram besar atau kecil.
Jika kebutuhannya besar, emas batangan berukuran besar akan lebih direkomendasikan. Hal ini karena nilai yang tersimpan dalam emas batangan besar akan terasa lebih signifikan dan menawarkan potensi apresiasi nilai yang lebih besar seiring waktu.
Di sisi lain, jika tujuan investasinya bersifat jangka pendek, memilih emas batangan berukuran kecil bisa lebih menguntungkan. Ukuran yang lebih kecil memungkinkan fleksibilitas lebih tinggi dalam penjualan kembali, sehingga cocok untuk tujuan yang memerlukan likuiditas lebih cepat.
Dengan menentukan tujuan lebih dulu, kita bisa mendapatkan keuntungan yang paling optimal nantinya.
Baca juga: Harga Emas Naik Nggak Kira-Kira: 5 Fakta Emas sebagai Instrumen Investasi
2. Harga
Variasi gramasi emas yang tersedia di pasaran sangat luas, mulai dari kurang dari satu gram hingga satuan kilogram. Harganya sudah pasti juga akan berbeda. Untuk memutuskan lebih baik beli emas gram besar atau kecil, faktor harga ini juga akan memengaruhi.
Emas batangan dengan gramasi yang lebih kecil memiliki harga yang lebih terjangkau, memudahkan bagi yang ingin memulai investasi emas dengan anggaran yang terbatas.
Buat kamu yang memang memiliki modal lebih besar, membeli emas batangan dengan gram yang lebih besar bisa lebih menguntungkan. Harga per gram emas biasanya lebih rendah ketika membeli dalam jumlah yang lebih besar.
Misalnya, emas satu gram dengan harga Rp1.000.000. Pada gramasi lebih besar, misalnya katakanlah 10 gram, mungkin saja akan dihargai Rp9.500.000. Untuk selisihnya ini sudah pasti tergantung kondisi pasar ya, bisa lebih besar bisa juga lebih kecil.
Intinya, ada penghematan yang bisa dilakukan dari selisih tersebut. Dengan begitu, ada keuntungan dari efisiensi biaya serta potensi keuntungan yang lebih besar dari waktu ke waktu.
3. Kemampuan
Penyesuaian antara kemampuan dan tujuan juga sangat penting ketika hendak memutuskan lebih baik beli emas gram besar atau kecil.
Memulai investasi dengan emas batangan berukuran kecil adalah pilihan yang masuk akal bagi kamu yang punya anggaran terbatas. Ingat kan, sedikit demi sedikit, bisa menjadi bukit? Yang penting, konsistensi. Meskipun dimulai dengan jumlah yang kecil, investasi yang teratur dapat tumbuh menjadi jumlah yang signifikan seiring waktu.
Begitu pula sebaliknya. Jika kamu memang punya kemampuan, membeli emas dalam gramasi besar akan lebih menguntungkan, seperti dijelaskan di poin kedua di atas.
4. Kondisi Pasar
Kondisi pasar memainkan peran penting dalam menentukan apakah lebih menguntungkan membeli emas dalam gram besar atau kecil.
Saat pasar sedang stabil dan harga emas cenderung stabil atau naik secara bertahap, membeli emas dalam gram besar bisa lebih ekonomis. Alasannya kurang lebih sama dengan poin dua di atas; biaya per gram yang lebih rendah saat membeli dalam jumlah besar, sehingga memberikan keuntungan lebih pada saat menjual kembali.
Namun, dalam kondisi pasar yang fluktuatif atau ketika terjadi ketidakpastian ekonomi, emas batangan kecil mungkin lebih praktis. Hal ini karena emas kecil lebih likuid dan lebih mudah dijual kembali, memberikan fleksibilitas lebih besar untuk mengambil keuntungan dari pergerakan harga jangka pendek.
Selain itu, emas kecil memungkinkan pembeli untuk secara bertahap meningkatkan investasi mereka tanpa perlu komitmen finansial yang besar sekaligus, yang bisa sangat berguna dalam situasi pasar yang tidak menentu.
Pro Tip Investasi Emas
Sudah tahu mana yang lebih baik beli emas gram besar atau kecil, berikutnya kamu harus tahu bagaimana mengoptimalkan investasi emas ini.
Investasi emas dikenal sebagai salah satu cara yang efektif untuk melawan inflasi. Nilai emas yang cenderung naik membuatnya menjadi pilihan yang menarik untuk penyimpanan nilai jangka panjang. Untuk merasakan peningkatan nilai yang signifikan, menyimpan emas dalam jangka waktu yang panjang akan lebih disarankan.
Berikut adalah grafik peningkatan harga emas 5 tahun belakangan, diambil dari situs Harga Emas.
Bisa dilihat kan, bahwa harga emas lima tahun yang lalu telah meningkat dua kali lipat hingga saat ini. Hal ini membuktikan bahwa emas merupakan investasi yang dapat diandalkan dalam meningkatkan kekayaan dalam periode yang lebih lama.
Karena itu, mau lebih baik beli emas gram besar atau kecil, dua-duanya akan lebih menguntungkan jika disimpan dalam jangka waktu panjang.
So, apakah sudah terjawab pertanyaan lebih baik beli emas gram besar atau kecil? Jawabannya lebih banyak tergantung pada tujuan finansial dan kondisi pribadi saat melakukan pembelian. Pilihan ini akan menentukan efektivitas investasi emas dalam mencapai hasil yang diinginkan.
Baca juga: Investasi Emas: 5 Hal yang Harus Dipahami Lebih Dulu
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
7 Mitos investasi yang Masih Banyak Orang Percaya
Masih banyak orang percaya pada mitos investasi yang salah kaprah. Enggak heran makanya, masih banyak juga orang yang maju mundur cantik untuk berinvestasi. Atau, ada sih yang bernyali untuk mulai investasi, tapi pola pikirnya enggak tepat. Alhasil, hasilnya pun tidak seperti yang diharapkan.
Yes, kesalahpahaman inilah yang menyesatkan. Yang belum mulai jadi takut, yang berani mulai salah langkah dan akibatnya malah buntung, padahal maunya untung.
Memang ya, menyelami dunia investasi tanpa dipandu oleh informasi yang akurat bisa menyebabkan keputusan yang kurang bijak. Oleh karena itu, sangat penting untuk memisahkan fakta dari fiksi dan mengatasi mitos investasi yang paling umum.
Melakukan hal ini enggak hanya membuka jalan bagi pengambilan keputusan yang lebih tepat tapi juga membantu dalam merencanakan strategi investasi yang sukses.
Table of Contents
7 Mitos Investasi yang Masih Banyak Dipercaya
Banyak dari mitos investasi berkembang dari kesalahpahaman atau informasi yang kedaluwarsa, yang pada akhirnya dapat menghambat peluang untuk mengembangkan aset.
Apa saja misalnya? Barangkali ada hal-hal di bawah ini yang kamu juga masih percaya.
1. Investasi Hanya untuk Orang Kaya
Salah satu mitos investasi yang paling umum dan menyesatkan adalah ide bahwa hanya orang kaya saja yang dapat berinvestasi.
Nah, padahal kebenarannya jauh loh. Faktanya, investasi itu terrbuka untuk semua orang, terlepas dari besarnya penghasilan atau kekayaan masing-masing. Dengan strategi yang tepat dan pemahaman tentang opsi yang tersedia, siapa pun dapat memulai perjalanan investasi, bahkan dengan modal yang relatif kecil.
Reksa dana, misalnya, adalah pilihan yang baik untuk investor pemula dengan modal kecil. Reksa dana pasar uang adalah salah satu contoh investasi dalam instrumen pasar uang yang risiko rendah berlikuiditas tinggi, seperti deposito berjangka dan surat berharga pemerintah. Bahkan bisa mulai dari Rp10.000 loh.
2. Investasi Selalu Berisiko Tinggi
Masih banyak orang yang takut berinvestasi karena risikonya yang tinggi. Ya, mitos investasi ini sebenarnya enggak sepenuhnya salah sih. Karena, faktanya, investasi itu memang selalu berisiko. Namun, tidak semuanya berisiko tinggi.
Ada juga beberapa instrumen investasi yang risikonya cukup rendah. Ya tentu saja, tingkat pengembaliannya juga sepadan juga.
Pemahaman yang akurat tentang risiko dan return, serta strategi efektif untuk mengelola risiko, dapat membantu investor meminimalkan potensi kerugian sambil memaksimalkan potensi keuntungan.
Nah, untuk mengelola risiko investasi, diversifikasi instrumen bisa menjadi adalah salah satu cara paling efektif. Dengan menyebarkan investasi di berbagai aset, kamu dapat mengurangi dampak negatif jika salah satu investasi mengalami kerugian.
3. Investasi Itu Hasilnya Lama
Mitos investasi yang menyebutkan bahwa selalu butuh waktu yang sangat lama untuk melihat hasil dari investasi juga membuat banyak orang enggan untuk memulai berinvestasi. Padahal, faktanya, kupon obligasi pemerintah itu sudah bisa didapatkan dalam satu bulan setelah installment loh. Reksa dana juga contoh instrumen yang bisa memberikan keuntungan dalam waktu relatif singkat.
So, yang perlu dipelajari adalah karakter instrumen investasi, mana yang cocok untuk jangka panjang dan mana yang cocok untuk jangka pendek. Selanjutnya, menyesuaikannya dengan tujuan keuangan.
4. Investasi Saham = Judi
Mitos investasi bahwa berinvestasi di pasar saham sama dengan judi adalah salah satu persepsi yang paling keliru tentang dunia investasi. Persepsi ini dapat menghambat banyak orang dari mengambil keuntungan dari peluang untuk membangun aset, terutama melalui pasar saham.
Padahal ada perbedaan yang sangat besar di antara keduanya.
Judi dilakukan dengan harapan mendapatkan keuntungan cepat dari suatu kejadian yang hasilnya sangat tidak pasti. Hasil yang diperoleh tergantung pada keberuntungan. Judi memiliki risiko yang sanagt tinggi dan tanpa kemungkinan pengelolaan risiko.
Sementara itu, berinvestasi di pasar saham bertujuan untuk membangun aset secara bertahap melalui pertumbuhan nilai perusahaan dan reinvestasi dividen. Keputusan untuk berinvestasi dibuat berdasarkan analisis yang dalam tentang kinerja perusahaan, kondisi industri, dan ekonomi secara keseluruhan. Meskipun sama-sama berisiko, investasi saham menawarkan kesempatan untuk mengelola risiko tersebut melalui diversifikasi portofolio, analisis fundamental dan teknis, serta strategi jangka panjang.
5. Investasi Emas Selalu Aman
Memilih emas sebagai instrumen investasi itu sama sekali enggak salah. Bagus malahan. Namun, jika menganggap emas itu enggak pernah rugi, paling aman, selalu untung, nah … itu yang mesti diluruskan.
Faktanya, seperti semua bentuk investasi, emas juga memiliki risiko dan ketidakpastian. Harga emas sering kali juga berfluktuasi, yang merupakan reaksi terhadap perubahan kondisi ekonomi global, seperti inflasi, nilai tukar mata uang, dan suku bunga. Misalnya, emas cenderung naik saat inflasi meningkat karena dianggap sebagai lindung nilai terhadap penurunan daya beli.
Dalam masa ketidakpastian politik atau ekonomi, orang akan ke aset yang dianggap aman seperti emas, yang kemudian akan meningkatkan harganya. Namun, ketika kondisi stabil, minat terhadap emas bisa berkurang, menyebabkan penurunan harga.
Belum lagi, emas itu punya selisih harga jual terhadap harga beli ketika kita hendak menjualnya kembali dalam waktu dekat.
6. Mengikuti Saran Investasi dari Para Ahli Pasti Akan Menguntungkan
Memang sebagai pemula, ada baiknya kita belajar dari orang yang lebih berpengalaman atau yang lebih ahli. Namun, kamu perlu ingat, bahwa kondisi dan kemampuan setiap orang itu berbeda.
Tidak pernah ada jaminan bahwa saran orang lain itu—meskipun mereka dinilai lebih ahli atau lebih berpengalaman—akan selalu menguntungkan. Adalah sangat penting bagi setiap investor untuk melakukan riset sendiri terhadap instrumen investasi potensialnya, bahkan ketika mempertimbangkan saran dari para ahli.
Setiap investor memiliki situasi keuangan, toleransi risiko, dan tujuan investasi yang unik. Saran yang mungkin cocok untuk satu investor bisa tidak sesuai untuk yang lain. Melakukan penelitian sendiri membantu menyesuaikan saran dengan kebutuhan dan tujuan keuangan pribadi kamu.
7. Jangan Berinvestasi saat Sedang Turun
Ada yang percaya mitos investasi, bahwa ketika pasar sedang turun, itu adalah waktu terburuk untuk berinvestasi. Padahal, kondisi pasar yang menurun justru berpeluang berinvestasi dengan potensi keuntungan jangka panjang.
Konsep “membeli di saat murah” adalah strategi ketika investor mencari untuk memanfaatkan penurunan harga untuk membeli aset berkualitas dengan harga diskon.
Salah satu contoh paling terkenal dari seorang investor yang berhasil mengambil keuntungan dari kondisi pasar yang tidak stabil adalah Warren Buffett, CEO dari Berkshire Hathaway. Selama krisis keuangan global 2008, ketika kepanikan melanda pasar dan banyak investor menarik dana, Buffett melihat peluang. Dia berinvestasi miliaran dolar ke perusahaan seperti Goldman Sachs dan General Electric.
Strategi ini terbukti menghasilkan return yang signifikan untuk Berkshire Hathaway saat pasar pulih. Ya enggak heran sih, Buffett dikenal dengan filosofinya bahwa takut ketika orang lain serakah, dan serakah ketika orang lain takut.
Sampai di sini, kita tahu ya, bahwa mitos investasi sering membentuk hambatan psikologis yang enggak perlu. Memecahkannya bukan hanya membuka jalan menuju keputusan yang lebih informasi, tetapi juga ke arah pertumbuhan finansial yang berkelanjutan.
Mitos investasi mana yang masih mengganggumu sampai sekarang?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Budaya Pengelolaan Keuangan dari Warga 7 Negara Dunia yang Bisa Dipelajari
Pernah penasaran enggak, gimana orang-orang di luar sana—di luar Indonesia, maksudnya—mengelola keuangannya? Pasalnya, kita tahu dong pasti, bahwa basic budaya itu sedikit banyak memengaruhi cara pengelolaan keuangan pribadi orang tersebut. Bisa jadi karena ada tradisi tertentu, atau kondisi sosialnya, atau bahkan kondisi alam di mana orang tinggal, yang memengaruhi cara mengelola uang masing-masing.
Seru banget pasti, kalau kita bisa tahu bagaimana cara pengelolaan keuangan mereka masing-masing. Siapa tahu, bisa belajar hal baru, iya nggak sih?
Table of Contents
Budaya dan Kebiasaan Pengelolaan Keuangan dari 7 Warga Negara di Dunia
Budaya dan kebiasaan itu berkaitan erat. Termasuk dalam hal pengelolaan keuangan. So, dari hasil penelusuran ke beberapa sumber, warga dari beberapa negara ternyata punya kebiasaan pengelolaan keuangan yang khas dan menarik lo. Yuk, coba kita lihat.
1. Jepang: Menabung sebagai Kebiasaan Inti
Di Jepang, kebiasaan menabung telah menjadi bagian inti dari budaya mereka, yang mewakili nilai-nilai seperti kehati-hatian dan perencanaan untuk masa depan.
Masyarakat Jepang sudah memulai kebiasaan ini sejak usia muda, dengan tujuan untuk mengumpulkan tabungan yang dapat digunakan dalam situasi darurat atau untuk investasi jangka panjang.
Kebiasaan pengelolaan keuangan dengan menabung ini enggak hanya menunjukkan sikap bertanggung jawab terhadap keuangan pribadi, tetapi juga mencerminkan filosofi hidup yang lebih luas yang menghargai kesederhanaan dan kehidupan yang bebas dari utang. Dengan mengutamakan pengeluaran yang bijaksana dan menghindari pemborosan, masyarakat Jepang menunjukkan komitmen mereka terhadap stabilitas finansial dan kesejahteraan jangka panjang, baik secara individu maupun sebagai komunitas.
2. Amerika Serikat: Fokus pada Investasi dan Kredit
Di Amerika Serikat, orang-orang punya kecenderungan kuat dalam hal penggunaan kredit dan partisipasi aktif dalam pasar saham.
Penggunaan kredit, baik melalui kartu kredit maupun pinjaman, dianggap sebagai alat yang vital dalam membangun dan memelihara skor kredit, yang berperan penting dalam ekonomi Amerika.
Di sisi lain, investasi di pasar saham enggak cuma dilihat sebagai cara untuk mengamankan masa depan finansial tetapi juga sebagai sarana untuk berpartisipasi dalam pertumbuhan ekonomi negara.
Dengan adanya berbagai sumber daya dan platform yang memudahkan akses ke pasar saham, semakin banyak orang Amerika yang melihat investasi sebagai cara untuk meningkatkan kekayaan pribadi mereka. Budaya ini menggambarkan sebuah masyarakat yang berani mengambil risiko dan inovatif dalam pengelolaan keuangan, selalu mencari peluang untuk tumbuh secara finansial melalui berbagai bentuk investasi.
3. India: Emas sebagai Investasi dan Simbol Status
Di India, emas memegang posisi yang sangat khusus dan multifaset dalam kehidupan sosial dan ekonomi. Lebih dari sekadar investasi yang aman, emas dianggap sebagai simbol kemakmuran, status, dan bagian tak terpisahkan dari banyak tradisi budaya.
Keluarga di India umumnya memiliki dan mengakumulasi emas sebagai instrumen atau aset jangka panjang. Mereka memanfaatkannya sebagai pengaman terhadap ketidakpastian ekonomi dan inflasi.
Selain itu, emas memiliki peran penting dalam berbagai upacara dan perayaan, terutama dalam pernikahan. Pemberian perhiasan emas enggak cuma dianggap sebagai hadiah, tetapi juga sebagai simbol berkah dan keinginan baik.
Investasi dalam emas di India enggak terbatas pada perhiasan. Emas batangan dan yang berbentuk koin juga sama populernya.
4. Jerman: Kecenderungan untuk Menghindari Utang
Orang Jerman terkenal memiliki disiplin yang kuat, nyaris sama dengan orang Jepang dalam hal pengelolaan keuangan. Masyarakat Jerman secara umum dikenal memiliki kecenderungan untuk menghindari utang, menunjukkan preferensi yang jelas untuk hidup sesuai dengan kemampuan finansial mereka.
Konsep ini juga tercermin dalam kebiasaan sehari-hari mereka yang cenderung menghindari hal-hal seperti belanja impulsif. Mereka lebih memprioritaskan nilai dan ketahanan suatu barang, ketimbang beli harga murah tapi mudah rusak.
Fokus pada tabungan juga sangat menonjol, dengan banyaknya orang Jerman memilih untuk menabung secara konsisten untuk masa depan, daripada menghabiskan uang untuk kepuasan jangka pendek.
Mentalitas ini mencerminkan nilai-nilai seperti ketanggungan, ketelitian, dan perencanaan jangka panjang, yang telah menjadi bagian penting dari budaya Jerman.
5. Tiongkok: Menabung untuk Masa Depan
Di China, konsep menabung uang enggak sekadar kebiasaan, tetapi merupakan sebuah tradisi yang berakar kuat.
Menabung sering kali dilihat sebagai cara paling efektif untuk memastikan keamanan finansial di masa depan. Prinsip ini sudah diajarkan dari generasi ke generasi.
Menabung bagi orang Tiongkok adalah tanggung jawab sosial dan keluarga. Ada pemahaman, bahwa setiap orang memiliki kewajiban untuk merawat anggota keluarga yang lebih tua. Jadi, menabung dianggap penting demi memenuhi tanggung jawab ini, memastikan bahwa ada sumber daya yang cukup untuk menyokong kehidupan keluarga, terutama pada masa pensiun orang tua.
Praktik ini mencerminkan nilai-nilai konfusianisme tentang penghormatan dan perawatan terhadap orang tua. Dengan demikian, dalam konteks ini, menabung tak hanya dilihat sebagai keputusan finansial yang bijak, tetapi juga sebagai ekspresi cinta dan rasa tanggung jawab terhadap keluarga.
6. Brasil: Kegembiraan dan Kehidupan Sosial
Budaya Brasil dikenal dengan semangat komunitasnya. Mereka cenderung selalu bersemangat, hangat, dan punya jiwa sosial tinggi.
Di negara ini, pentingnya menjalin hubungan sosial dan merayakan kehidupan tercermin dalam cara pengelolaan keuangan penduduknya. Mereka umumnya spontan dan fleksibel dalam pengeluaran, dengan menekankan pentingnya menikmati momen sekarang, dan banyak berpartisipasi dalam aktivitas sosial dan budaya. Mulai dari pertemuan keluarga yang besar, pesta jalanan, hingga acara-acara musik dan tari yang meriah.
Dalam banyak keluarga Brasil, kebiasaan menabung dan pengelolaan anggaran yang bijaksana tetap menjadi prioritas. Keseimbangan antara menikmati kehidupan dan bertanggung jawab secara finansial merupakan bagian dari etos masyarakat Brasil.
7. Swedia: Investasi dalam Kesejahteraan Sosial
Swedia, dikenal sebagai salah satu negara dengan sistem kesejahteraan sosial yang paling maju di dunia. Warga negara ini umumnya paham, bahwa pajak tinggi merupakan trade-off terhadap sarana untuk mendanai layanan sosial yang luas dan inklusif.
Pendekatan ini mencerminkan nilai-nilai kolektif dan komitmen terhadap kesejahteraan bersama. Mereka melihat bahwa kesehatan, pendidikan, dan jaminan sosial yang berkualitas merupakan hak dasar setiap warga.
Warga Swedia memandang penting setiap anggota masyarakat, termasuk anak-anak, orang tua, dan mereka yang membutuhkan perawatan khusus. Karena itu, ada berbagai program dan inisiatif yang didanai oleh pajak.
Di Swedia, orang percaya bahwa kesejahteraan adalah tanggung jawab bersama masyarakat. Secara bersama inilah, mereka punya standar kualitas hidup yang tinggi dan rasa keamanan sosial yang kuat.
Setiap negara dan budayanya menawarkan perspektif yang unik terhadap pengelolaan keuangan pribadi, mencerminkan nilai, sejarah, dan kondisi ekonomi masing-masing.
Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Hmmm …
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Seluk Beluk dan Tip Terbaik Investasi Emas Digital yang Legit
Lagi ramai emas digital ya? Apakah di antara kamu juga ada yang memilihnya sebagai instrumen investasi? Atau mungkin kamu lebih memilih berinvestasi pada emas batangan, atau emas fisik?
Mungkin ada juga di antara kamu yang belum berinvestasi emas, dan malah bingung. Emas digital dan emas batangan, memang beda ya? Lebih untung yang mana ya?
Untuk bisa menjawab pertanyaanmu, yuk, simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Investasi Emas Investasi Favorit Sepanjang Masa
Kalau orang tua kita umumnya menyimpan emas dalam bentuk fisik. Mulai dari perhiasan emas, koin emas, sampai emas batangan. Tak lupa, berbagai nota pembeliannya juga disimpan.
Memang instrumen ini sedari dulu dianggap selalu lebih “aman” dibandingkan instrumen lain. Katanya, keamanannya ini lantaran harganya yang cenderung naik dari tahun ke tahun.
Namun, seiring perkembangan teknologi yang luar biasa, kini investasi emas juga bisa dilakukan secara digital. Biarlah emas-emas batangannya disimpan sama oma, opa, om, tante, bapak, ibu, opung kita. Milenial dan gen Z kayaknya bakalan lebih cocok untuk berinvestasi emas digital.
Sebenarnya konsep investasi emas digital ini sama dengan kalau kita menabung di bank. Ketika kamu ke bank, kamu menyetor uang dan uang itu akan masuk ke dalam saldo rekening.
Emas digital sebenarnya sama saja dengan emas fisik, tetapi diperdagangkan secara online lewat aplikasi. Saat kamu menyetorkan uang ke platform yang bersangkutan, maka uang itu akan dikonversikan dalam bentuk saldo emas.
Keuntungan Berinvestasi Emas Digital
1. Bisa mulai dari nominal kecil
Tak seperti emas fisik yang harus siap dengan modal yang menyesuaikan dengan harga satuan emas yang dijual, kamu bahkan bisa berinvestasi dengan recehan sisa belanja untuk berinvestasi emas digital.
Iya, itu betul. Terutama ini bisa dilakukan kalau kamu berinvestasi di marketplace. Jadi, sembari belanja, transferannya dilebihkan sedikit. Sisanya masuk ke pos investasi emas digital. Lama-lama lumayan juga lo. Istilahnya kan jadi nabung emas dari sisa uang belanja. And it works!
Tak hanya emak-emak yang suka melakukannya, bapack-bapack juga banyack.
2. Nggak perlu pusing dengan tempat penyimpanan
Kalau kamu berinvestasi pada emas fisik, maka kamu harus menyediakan tempat penyimpanan yang baik dan aman. Mungkin kamu perlu mengeluarkan extra cost lantaran harus menyewa safety deposit box di bank, jika kamu berinvestasi dalam jumlah besar. Pasalnya, kalau hanya disimpan di rumah; di bawah kasur atau di bawah tumpukan pakaian di lemari, risiko pencurian akan membayangi.
Dengan berinvestasi secara digital, kamu enggak perlu memusingkan soal penyimpanan, karena ya emasmu tersimpan dalam bentuk digital. Ini kurang lebih seperti saham, yang tidak dapat dipegang fisik tetapi ada pencatatan asetnya.
Lebih jauh, kalau butuh fisiknya, kamu bisa banget meminta emasmu untuk dicetak. Tentu saja, akan ada biaya tambahan lagi ya.
3. Bisa dijadikan sebagai agunan
Seperti halnya emas fisik, emas digital juga bisa dimanfaatkan sebagai agunan, ketika kamu mengajukan pinjaman. Asyik kan?
Risiko Investasi Emas Digital
However, namanya juga instrumen investasi, pasti akan selalu ada risiko. Dengan semua keuntungan yang ada di atas, emas digital juga punya risiko? Pasti ada. Beberapa risiko yang harus kamu perhatikan untuk berinvestasi emas digital di antaranya:
- Risiko penurunan harga, yang akan kamu alami jika kamu harus menjual emas digital milikmu saat harga emas sedang menurun.
- Risiko hilang, yaitu ketika platform di mana kamu memiliki emas digital bermasalah. Seperti yang belakangan ada di berita-berita. Yes, jadi kalau emas fisik bisa hilang diambil pencuri, emas digital bisa juga hilang jika terjadi masalah pada platform.
So, ini memang harus kamu pahami ya. Bahwa setiap instrumen investasi itu akan punya risiko. Tinggal peluangnya tinggi atau rendah. Semakin dijamin oleh pemerintah, maka risiko juga akan bisa ditekan seminimal mungkin. Karena itu, meski terdengar sangat edgy, kekinian, dan modern, ada baiknya kamu juga belajar dulu mengenai seluk beluk investasi emas digital itu sebelum benar-benar membelinya.
Tip Investasi Emas Digital
Instrumen digital, seperti halnya emas digital ini, menawarkan cara berinvestasi yang praktis dan mudah, dengan modal kecil. Namun, di balik kepraktisan, kemudahan, dan modal yang kecil, kita pun harus tetap ingat, bahwa instrumen investasi—apa pun itu—akan selalu membawa risiko.
Salah satu risiko terbesar cara investasi emas digital adalah terkait legalitas platformnya. Jika kita sudah telanjur berinvestasi di platform tersebut, dan ternyata platform belum terdaftar di Bappebti, maka nantinya akan timbul masalah. Emas digital yang kita miliki tidak dijamin oleh pemerintah, kalau hendak dijual, harganya bisa merosot jauh. Padahal kalau tidak segera dilepas, kita juga enggak tahu nasibnya akan seperti apa.
Karena itu, seperti juga dengan produk investasi lain, kita harus melakukan analisis mendalam dulu sebelum mulai membeli emas digital.
Cek legalitas
Di Indonesia, sudah ditetapkan beberapa lembaga yang bertugas mengawasi berbagai aktivitas keuangan dengan wewenang masing-masing. Misalnya, untuk layanan keuangan seperti misalnya asuransi, sekuritas, pembiayaan, dan sejenisnya harus sudah terdaftar di OJK. Sementara, yang berbasis komoditas, misalnya minyak, kripto, dan termasuk emas, platform yang bersangkutan harus sudah terdaftar di Bappebti.
Selain OJK dan Bappebti, kalau layanan tersebut memiliki platform elektronik, misalnya website, aplikasi, dan sejenisnya yang dioperasikan melalui internet, juga harus terdaftar sebagai PSE di Kominfo.
So, hal ini harus kamu pahami dulu sebelum mulai membeli berbagai produk investasi, juga yang selain emas digital. Kenali produknya, kemudian cari apakah platformnya sudah terdaftar di lembaga yang berwewenang mengawasi regulasinya.
Riset dan survei mendalam
Jangan hanya mengandalkan rekomendasi seseorang saja, influencer misalnya, tapi kamu juga harus melakukan riset dan survei kamu secara mandiri, terkait platform investasi yang bersangkutan.
Jika sudah yakin bahwa platformnya sudah berizin dan legal, selanjutnya cek jejak digitalnya dari berbagai sumber. Kamu bisa memanfaatkan mulai dari Google, media massa, hingga media online dan media sosial.
Cari apakah platform yang bersangkutan pernah terlibat masalah yang serius? Apakah pernah ada komplain-komplain yang sangat memberatkan? Di mana kantor fisiknya? Siapa saja yang berada di balik platform tersebut? Apakah rekam jejak mereka juga bagus?
Hal ini berpengaruh besar pada trust, jadi jangan sampai di-skip ya. Jangan sampai kamu berinvestasi di perusahaan yang dipimpin atau diinisiasi oleh orang yang belum ada pengalaman sama sekali.
Nah, itu dia beberapa hal terkait investasi emas digital yang perlu kamu perhatikan.
Selalu ingat, #tujuanloapa, dan cek apakah instrumen tersebut memang sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, dan tujuanmu. Tak perlu merasa FOMO, jika orang lain sudah melakukannya dan kamu belum. Selama kamu masih di dalam track rencana keuangan yang sudah kamu buat sendiri, kamu akan aman.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Mending Investasi Gramasi Emas Kecil atau Besar ya? Ini Pertimbangannya!
Meski instrumen investasi sudah banyak sekali, tetapi faktanya, masih banyak orang yang memang lebih suka investasi emas. Enggak salah kok, asalkan kembali lagi, harus sesuai dengan tujuan dan kemampuan bisa membeli gramasi emas yang sebesar apa.
Investasi emas tetap masih punya keunggulan, terutama jika hendak digunakan sebagai alat lindung nilai dari inflasi. Toh bagaimanapun, emas selalu dianggap sebagai instrumen safe haven, yang cukup kuat menahan badai krisis yang bisa terjadi sewaktu-waktu. Kamu bisa lihat kan, bahwa ketika instrumen lain rontok karena kondisi perekonomian yang juga memburuk, emas biasanya tetap perkasa bahkan nilainya semakin naik. Emas memang sangat cocok dipegang sebagai instrumen investasi jangka panjang. Seiring waktu, harga emas cenderung naik secara eksponensial.
Emas memang cukup tahan banting jika dibandingkan dengan kelas aset lainnya, apalagi jika kondisi pasar tidak pasti. Sementara, cara investasi emas sendiri juga relatif sangat mudah. Apalagi di zaman teknologi canggih seperti sekarang, investasi emas juga bisa dilakukan secara online. Nggak kalah deh dengan berbagai instrumen investasi kekinian lainnya kan?
Meski demikian, kadang ada juga sih yang membuat bingung para investor, terutama investor pemula. Salah satunya soal mending investasi dengan gramasi emas yang besar atau kecil ya? Pasalnya, gramasi emas sendiri memang tersedia dalam banyak variasi, mulai dari yang nol koma sekian hingga ribuan gram.
Selain soal kemampuan finansial, ada berbagai faktor lain yang memang perlu dipertimbangkan untuk bisa memutuskan lebih baik investasi gramasi emas besar atau kecil.
Simak terus artikel ini sampai selesai ya, untuk tahu penjelasan detailnya.
Apa Itu Gramasi Emas?
Gramasi emas adalah istilah yang menyatakan berat emas dalam gram. Seperti yang sudah kamu ketahui, bahwa emas—utamanya emas batangan yang dimanfaatkan sebagai instrumen investasi—dijual dalam berbagai variasi berat. Dari 1 gram hingga 1000 gram. Bahkan, sekarang juga muncul 0.1 gram, yang disebut dengan mini gold.
Selain emas batangan, kamu juga perlu tahu bahwa ada bentuk emas lain yang juga dijual di pasaran. Yaitu emas perhiasan, emas koin, emas granule, hingga emas digital. Memang banyak, tetapi tidak semuanya sesuai dimanfaatkan sebagai instrumen investasi. Emas granule misalnya, biasanya dipakai oleh perajin untuk membuat perhiasan dengan kualitas rendah. Sementara emas digital biasanya diperjualbelikan melalui marketplace atau platform investasi emas. Nantinya, jika memang perlu, emas digital ini bisa dicetak sesuai kepemilikan kita.
Nah, mari kembali ke soal gramasi emas. Sebenarnya lebih bagus investasi yang mana, gramasi emas yang besar atau kecil? Ada beberapa pertimbangan, yuk, kita lihat!
Mending Mana: Investasi Gramasi Emas Besar atau Kecil?
Harga
Mari kita lihat daftar harga berdasarkan gramasi emas seperti yang ada di website logammulia.com, saat artikel ini ditulis.
Untuk gramasi emas 1 gram, harga dasar emas adalah Rp999.000. Coba kita lihat pada gramasi 1000 gram, harga emas Rp939.600.000. Itu artinya kalau kita beli 1000 gram, maka jatuhnya per gram emas adalah Rp939.600. Lebih murah kan?
Sementara kita lihat pada gramasi emas 0.5 gram, harganya adalah Rp549.500. Itu artinya, dalam 1 gram, harganya menjadi Rp1.099.000. Menjadi lebih mahal.
Nah, hal inilah yang patut menjadi pertimbangan kamu. Jika kamu membeli emas dalam gramasi mini, maka jatuhnya juga akan lebih mahal.
Namun, bukan berarti tak boleh membeli dalam gramasi emas yang kecil juga sih. Pasalnya, semua juga kembali pada kemampuan kamu.
Prioritas kebutuhan
Selanjutnya yang patut menjadi perhitungan mau investasi gramasi emas besar atau kecil adalah kebutuhanmu.
Misalnya, kamu beli 1000 gram emas batangan, seharga Rp990-an juta itu. Dan, kemudian kamu punya kebutuhan, katakanlah, “hanya” Rp100 juta. Nah, pastinya ya, akan sayang juga jika kamu menjual emas batangan 1000 gram itu kan?
So, ada baiknya memang sebelum membeli emas, kita tentukan dulu tujuan investasinya. Dengan demikian, kita tahu kebutuhan dan bisa menentukan dengan pasti gramasi emas yang lebih pas untuk kebutuhan tersebut. Kalau kasusnya seperti yang dijelaskan di atas, gramasi kecil akan lebih cocok.
Likuiditas
Hal selanjutnya yang harus dipertimbangkan adalah soal likuiditas. Karena untuk memenuhi berbagai kebutuhan, bisa jadi kita nantinya akan mencairkan emas menjadi uang cash.
Sebenarnya gramasi emas besar atau kecil, sama saja cara pencairannya. Yaitu dengan dijual—dan lebih baik menjual ke pihak dari mana kita membeli awalnya. Jadi, misalnya kita membeli emas di Butik Emas, maka kalau hendak menjual, sebaiknya ya kembali ke Butik Emas yang bersangkutan. Namun, yang perlu diperhatikan adalah menjual emas dalam gramasi kecil akan lebih mudah dibandingkan gramasi besar.
Misalnya begini. Kita punya emas dalam 1000 gram seharga Rp900-an juta. Jika kita menjualnya, tidak banyak pihak yang langsung punya dana sebesar itu saat itu juga, betul? Namun, misalnya jika kita menjual emas 5 gram seharga Rp5 juta, maka masih mungkin banyak orang yang memiliki dana segar sebesar itu.
Penyimpanan
Saat hendak membeli emas batangan, maka kamu juga perlu untuk memperhitungkan tempat penyimpanannya yang aman.
Untuk emas dengan gramasi kecil, pastinya tidak akan ada kesulitan berarti. Kamu bisa membeli brankas sendiri, dan disimpan di tempat aman di rumah. Namun, untuk gramasi emas besar, bisa jadi kamu akan perlu menitipkannya di safe deposit box yang disediakan di berbagai bank agar lebih aman.
Nah, jadi gimana? Lebih menguntungkan untuk investasi dalam gramasi emas kecil atau besar? Bisa jadi berbeda satu dengan yang lainnya ya, karena kembali lagi pada kebutuhan dan kemampuan masing-masing.
Sebelum Menceburkan Diri ke Dunia Investasi Online: Perhatikan Rambu-Rambu Ini!
Yash, perkembangan teknologi memang seharusnya memudahkan. Apa yang tadinya rumit, seharusnya kemudian menjadi lebih praktis dengan hadirnya teknologi. Termasuk dalam hal ini, berkembangnya dunia investasi online.
Investasi dulunya harus dilakukan secara manual, dengan mendatangi kantor sekuritas atau broker, dan kemudian ada paperworks yang banyak banget untuk diurus, baru kemudian kita bisa berinvestasi. Karena itu, untuk investasi juga butuh modal yang banyak. Dengar-dengar, dulu kita bisa berinvestasi saham mulai dari Rp50 juta. Ya pantas saja, sempat terdengar anggapan, bahwa investasi—khususnya investasi saham—itu hanya untuk orang kaya.
Untungnya, perkembangan teknologi sekarang juga merambah ke sektor finansial. Malahan, sepertinya, sektor keuanganlah yang paling pesat perkembangannya. Betul nggak? Sekarang, mau bayar apa pun, gampang. Mau belanja, gampang. Mau donasi, mudah. Termasuk investasi, semudah menjentikkan jari. Modalnya cuma smartphone dan kuota internet. Semua mungkin dilakukan, karena semua-mua sudah online, bisa diakses menggunakan internet.
Dunia investasi lantas tak lagi menjadi dunia yang tak terjangkau. Siapa pun sekarang bisa berinvestasi, dengan instrumen apa pun sesuai kebutuhan. Modalnya juga bisa minim banget, mulai dari Rp100.000. Bahkan ada reksa dana yang dijual mulai dari harga Rp10.000, dan bisa dibayar dengan e-wallet. Mau investasi emas, juga enggak harus selalu beli batangan di butik emas. Bisa juga kita beli investasi emas online; nggak perlu pusing mikir disimpan di mana.
Dunia investasi menjadi dunia yang lekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Hari gini belum investasi rasanya belumlah lengkap. Apalagi kebutuhan kita juga meningkat. Kalau hanya mengandalkan gaji dan tabungan, rasanya bakal keteteran untuk bisa mewujudkan semua keinginan dan cita-cita kita.
So, dunia investasi adalah jawabannya.
Sebelum Mulai Terjun ke Dunia Investasi …
Namun, meski tampak menawarkan begitu banyak keuntungan, sejatinya seseorang perlu memperhatikan beberapa hal dulu sebelum benar-benar terjun ke dunia investasi, terutama dunia investasi online.
1. Pelajari risikonya
Dalam artikel sebelumnya, kita pernah membahas mengenai 6 jenis risiko dalam dunia investasi. Sudah baca belum? Boleh lo, dibaca lagi.
Memahami dan mempelajari risiko investasi bukan berarti lantas menakut-nakuti, atau membuat kita jadi parno. Justru, dengan memahami risiko, maka kita kemudian bisa berinvestasi dengan bijak dan secara dewasa.
Pasalnya, pada dasarnya, setiap investasi memang membawa risiko. Dan besar kecilnya risiko ini juga ada kaitannya dengan potensi imbal hasil yang bisa diberikan oleh instrumennya. Semakin tinggi imbalnya, maka semakin besar pula risiko yang harus dihadapi oleh investor.
Sebelum benar-benar terjun ke dunia investasi, pelajari dulu setiap risiko investasi yang bisa terjadi. Bandingkan risiko satu instrumen dengan yang lainnya, dan pertimbangkan pula dengan tujuan keuangan yang ingin dicapai. Setidaknya, kamu harus memilih instrumen dengan risiko yang paling sanggup kamu toleransi kerugiannya.
2. Mempelajari cara manajemen risiko
Salah satu cara manajemen risiko yang wajib untuk dipelajari dulu sebelum benar-benar terjun ke dunia investasi adalah diversifikasi portofolio.
Diversifikasi portofolio artinya kamu melakukan investasi ke dalam beberapa instrumen dalam variasi imbal dan risiko tertentu—sesuai profil risikomu. Hal ini penting untuk dilakukan agar ketika nilai satu produk investasi menurun, kamu tetap masih berpeluang mendapatkan imbal hasil dari instrumen yang lain yang ada dalam koleksi portofoliomu. Dengan demikian, potensi kerugian bisa ditekan, tidak terlalu besar.
Karena untuk berinvestasi ke beberapa instrumen sekarang mudah—thanks to technology—maka kamu perlu memperhatikan jenis instrumennya. Jangan sampai instrumennya merupakan instrumen dalam tingkat risiko yang sama ya.
3. Mengenali pelaku dunia investasi online
Seperti juga aplikasi yang semakin beragam di dunia investasi, pelakunya pun sekarang juga semakin banyak. Untuk bisa berinvestasi, kamu perlu peran banyak pihak, mulai dari manajer investasi, broker, sekuritas, dan sebagainya, hingga penjual emas sekalipun.
Kenalilah mereka, dan pahami cara kerjanya. Hal ini penting, agar kemudian kamu bisa melakukan aktivitas investasi dengan lancar dan mudah. Dengan mengenali mereka, kamu juga akan lebih mudah dalam mengenali kredibilitas mereka. Pasalnya, ingat, bahwa kamu akan menginvestasikan sejumlah uang melalui mereka lo! Kalau mereka tidak tepercaya, bagaimana aktivitasmu di dunia investasi bisa terlaksana dengan baik, kan?
4. Memahami regulasinya
Aturan di dunia investasi dibuat oleh pemerintah pada umumnya bertujuan untuk melindungi kepentingan semua pihak yang terlibat di dalamnya.
Misalnya saja, kamu perlu tahu regulasi perusahaan sekuritas yang resmi itu seperti apa. Dengan demikian, kamu bisa memilih perusahaan sekuritas yang terdaftar dan diawasi oleh otoritas sehingga kamu terhindar dari kemungkinan terjerat modus penipuan investasi.
Contoh lain, kamu perlu tahu bahwa pedagang kripto seharusnya berada di bawah pengawasan Bappebti, dan harus tunduk pada aturan yang ada. Jika ada pihak yang mengaku bisa menjadi perantara investasi kripto dan terdaftar di OJK, maka ini seharusnya sudah harus diwaspadai. Pasalnya, cryptocurrency seperti halnya komoditas berjangka, perdagangannya diawasi oleh Bappebti, bukan OJK.
5. Belajar cara memilih instrumen yang tepat
Dunia investasi online memang menawarkan banyak pilihan instrumen, dengan karakteristiknya masing-masing. Salah memilih bisa jadi tujuan keuangan menjadi tak tercapai.
So, penting untuk belajar dulu memahami instrumen-instrumen tersebut, agar bisa memilih dengan tepat sesuai kebutuhan, kemampuan, dan kondisi masing-masing.
Nggak perlu jauh-jauh kok belajarnya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Cara Investasi Emas dan Mengapa Disebut Safe Haven?
Bagaimana cara investasi emas yang benar? Dan, mengapa emas sering disebut sebagai safe haven?
Logam mulia seperti emas memang menjadi salah satu instrumen investasi primadona sejak zaman orang tua dan kakek nenek kita. Mungkin karena relatif mudah juga di zamannya, ya kan? Namun, seiring teknologi yang berkembang, emas juga tetap jadi instrumen primadona hingga saat ini. Apalagi kalau lagi krisis. Emas jadi laris manis!
Karena itu, emas sering disebut sebagai instrumen safe haven. Apa sih maksud sebenarnya dari ‘safe haven’ ini?
Apa Maksudnya Emas sebagai Safe Haven?
Emas memang sering disebut sebagai instrumen safe haven, yang artinya aset yang tak terpengaruh oleh gejolak dalam dunia keuangan.
Dulu, emas fisik dapat digunakan sebagai alat tukar aktivitas ekonomi. Hanya karena dinilai kurang praktis saja, maka fungsi emas sebagai alat tukar ini digantikan oleh uang kertas dan koin. Jika—amit-amit—dunia dilanda krisis hingga sangat parah, emas bisa kembali berfungsi sebagai alat tukar lagi, yang berlaku universal. Namun, emas sebagai simbol kekayaan masih bertahan hingga saat ini.
Emas memiliki pasarnya tersendiri, dan justru selalu menjadi “pelarian” para investor ketika pasar modal sedang mengalami goncangan. Malahan, karena menjadi instrumen “pelarian”, harga emas kadang justru naik saat sedang krisis, tidak seperti instrumen lain yang rontok seiring runtuhnya pasar.
Emas juga tak terpengaruh oleh berbagai kebijakan fiskal dan moneter pemerintah yang biasanya diambil demi mengendalikan inflasi. Hal yang sama justru menjadi salah satu faktor saham dan obligasi terkoreksi.
Karenanya, emas dianggap sebagai produk yang dapat melindungi nilai aset. Dengan kata lain, sebagai safe haven, alias penyelamat.
Kamu bisa lihat pada data yang ditunjukkan pada grafik di atas, yang diambil dari situs Logammulia.com, yang merupakan website resmi Aneka Tambang. Sepanjang tahun 2020, kala pasar terlanda oleh krisis akibat pandemi COVID-19, harga emas justru naik gila-gilaan, hingga menyentuh Rp1 juta per gramnya.
Ini artinya, sepanjang tahun 2020, terjadi kenaikan harga emas hingga 25% lebih. Angka ini adalah angka yang fantastis untuk sebuah produk investasi loh.
So, enggak salah jika kamu berminat juga untuk tahu cara investasi emas yang benar, dengan tujuan demi manajemen risiko terhadap penurunan nilai ketika sedang terjadi krisis. Kenaikan harga emas bisa jadi tidak akan terlalu signifikan untuk jangka pendek, ataupun ketika kondisi sedang “baik-baik saja”, sehingga banyak investor tidak menganggapnya sebagai keuntungan. Tapi, kemampuannya untuk melawan inflasi dinilai cukup efektif. Apalagi dalam jangka waktu panjang.
Cara Investasi Emas untuk Pemula
Jadi, gimana? Pengin investasi emas juga, setelah melihat uraian mengapa emas dianggap sebagai instrumen safe haven di atas? Pastikan bahwa kamu melakukannya dengan cara investasi emas yang benar ya, agar keuntungannya bisa optimal. Yuk, simak tip berikut ini sampai selesai.
Tentukan tujuan investasi
Sebelum benar-benar membeli emas, pastikan dulu apa tujuan investasimu. Ini adalah cara investasi emas yang benar. Banyak hal bisa dijadikan sebagai tujuan dan target membeli emas, dan dengan tahu #TujuanLoApa, maka selanjutnya akan lebih mudah bagi kamu untuk membuat rencana keuangannya.
Misalnya saja, dalam waktu 10 tahun, kamu ingin berhenti bekerja kantoran dan ingin membangun bisnis sendiri. Untuk memupuk modal, kamu mengalokasikan dana yang kemudian disimpan dalam bentuk emas. Dengan memiliki tujuan yang jelas seperti ini, kamu akan bisa tahu seberapa besar aset yang harus dibangun setiap bulan agar mencapai target modal bisnismu.
Pastikan untuk jangka waktu yang panjang
Kelemahan emas adalah muncul harga buyback yang akan lebih rendah daripada harga beli emas begitu emas sudah berpindah tangan. Jadi misalnya, kamu membeli emas seharga Rp1 juta. Begitu berpindah tangan kepadamu, saat itu kamu akan menjualnya kembali pada pihak penjual yang sama. Maka, kamu tidak akan mendapatkan harga yang sama seperti ketika membeli tadi, yaitu Rp1 juta. Tetapi bisa jadi beberapa persen di bawahnya.
Memang begitulah karakteristik emas. Bisa jadi kamu malah mengalami kerugian kalau salah perhitungan. Beli emas hanya karena ngehype, ternyata beberapa bulan harus dijual karena kamu butuh dana segar. Tentu saja, saat itu, nilai emas belum bertumbuh.
So, pastikan kamu hendak menyimpan emas dalam jangka waktu panjang, minimal 5 tahun.
Beli emas di tempat tepercaya
Cara investasi emas berikutnya adalah membeli logam mulai tersebut di pihak penjual yang tepercaya. Ada beberapa cara untuk membeli emas, yaitu melalui toko perhiasan, pegadaian, butik emas, hingga beli secara online, baik di website resmi produsen emas atau marketplace.
Pastikan kamu hanya membeli dari pihak yang sudah mendapat izin untuk melakukan jual beli emas. Hati-hati terhadap pihak yang menawarkan investasi emas dengan latar belakang yang tidak jelas. Bisa-bisa, kamu malah terlibat investasi bodong.
Pikirkan tempat penyimpanannya
Selanjutnya yang perlu kamu pikirkan juga sebagai cara investasi emas adalah tempat penyimpanannya. Untuk jumlah yang kecil, bisa saja kamu simpan di rumah. Pastikan aman dan tak terlihat oleh sembarang orang. Namun, untuk jumlah yang besar, mungkin kamu akan perlu menyewa deposit box di bank.
Nah, itu dia penjelasan mengenai mengapa emas dianggap sebagai instrumen safe haven, dan tip singkat cara investasi emas yang benar.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
4 Cara Investasi Emas Kekinian yang Bisa Kamu Coba
Zaman sekarang, semua memang dibuat serbamudah. Thanks to technology, yang semakin merangsek masuk ke dalam setiap aspek hidup kita. Termasuk soal keuangan, investasi zaman sekarang juga dimudahkan karena hadirnya teknologi. Tak ketinggalan cara investasi emas zaman sekarang juga bisa dilakukan secara online loh.
Yes, kalau dulu, pasti kita tahunya cara investasi emas itu ya beli emas di toko emas. Tapi sekarang, sudah enggak gitu lagi. Kamu bisa beli secara online, di beberapa tempat lagi.
Cara investasi emas ini memang merupakan salah satu cara investasi yang sudah old school banget sih ya. Kebanyakan orang-orang tua kita, kalau enggak investasi tanah, biasanya sih ya punya emas. Bisa jadi berupa perhiasan emas, atau bisa juga batangan. Perhiasan emas zaman dulu juga beda loh, sama perhiasan emas di zaman sekarang. Perhiasan emas zaman dulu tuh gede-gede, berat-berat. Karatnya juga besar. Kalau sekarang, memang sudah lebih disesuaikan dengan selera kekinian milenial, terutama ya. Jadinya lebih simpel, ringan, karatnya juga dibuat kecil, supaya harganya terjangkau.
So, kalau cara investasi emas sekarang berupa perhiasan sih memang kurang mantap ya. Dijual lagi juga langsung turun drastis. Karena itu, lebih disarankan untuk investasi emas batangan.
Hal yang Harus Dipahami Sebelum Investasi Emas
1. Harga emas fluktuatif
Kita sering mendengar, bahwa emas disebut sebagai instrumen yang paling menguntungkan. Harganya bakalan naik terus.
Well, kenyataannya harga emas tetaplah fluktuatif, seperti halnya produk keuangan yang lain, seperti saham ataupun kripto. Kamu bisa lihat di grafik berikut ini.
Untuk lebih detail, yuk, baca artikel Harga Emas Naik Nggak Kira-Kira: 5 Fakta Emas sebagai Instrumen Investasi ini! Di artikel tersebut sudah dijelaskan secara detail, mengapa harga emas faktanya tidak selalu naik.
2. Ada selisih harga jual dan harga beli
Setelah kamu membeli emas, maka saat itu juga harganya menurun. Enggak percaya? Inilah yang dinamakan harga buyback, dan hal ini memang nyata. Bahkan, kamu menjual sesaat setelah membelinya, di toko yang sama, kepada orang yang sama, harga penjualan emas akan berbeda dari harga belinya.
Hal inilah yang membuat emas kurang optimal jika dimanfaatkan untuk investasi jangka pendek. Emas baru akan memberikan keuntungan yang optimal setelah disimpan selama minimal 5 tahun. Semakin lama, semakin baik, karena ada peran inflasi di situ.
3. Cocok untuk instrumen lindung nilai
Harga emas fluktuatif—biasanya harga emas meningkat, saat kondisi “sedang tak baik-baik saja”. Saat pasar sedang bergejolak, investor cenderung untuk memindahkan aset dari instrumen agresif ke instrumen konvensional, seperti emas. So, kadang sering dijadikan bahan bercanda: investasi emas itu artinya kita berharap kondisi tidak baik-baik saja. Yah, meski dengan nada bercanda, rasanya ada benarnya juga.
Karena sifatnya seperti itu, yang kemudian dianggap sebagai safe haven, maka emas memang cocok dijadikan sebagai instrumen lindung nilai aset kita. Emas bisa melindungi nilai aset dari gejolak pasar, maupun inflasi.
4. Gramasi akan memengaruhi likuiditas
Semakin besar gramasinya, maka semakin tidak likuid, karena emas dengan gramasi besar akan lebih sulit terjual. Sementara, gramasi kecil memang lebih likuid, tetapi pertumbuhannya juga tidak begitu cepat. So, memang harus disesuaikan dengan kebutuhan kita.
Cara Investasi Emas Kekinian
Jadi, dengan kondisi yang ada saat ini, apakah cara investasi emas masih direkomendasikan? Masih kok. Cara investasi emas masih bisa kamu lakukan, terutama direkomendasikan menjadi salah satu instrumen dana darurat, sebagai diversifikasi terhadap tabungan bank biasa, deposito, dan reksa dana pasar uang.
Buat kamu yang ingin membeli emas, sekarang cara investasi emas juga bisa dilakukan dengan banyak metode. Berikut beberapa opsi cara investasi emas yang bisa kamu pilih sesuai preferensi, kebutuhan, kondisi, dan kemampuan kamu.
1. Beli batangan
Cara investasi emas pertama yang cukup populer dan bisa kamu coba dulu adalah membeli logam mulia batangan langsung ke outlet produsennya langsung. Dengan langsung beli ke outlet produsen seperti ini, maka sudah pasti asli, bersertifikat, kualitas dan nilainya juga bener.
Untuk emas Antam, kamu bisa membelinya langsung ke Butik Emas. Silakan cek apakah ada outletnya di kotamu. Selain emas Antam, logam mulia lain yang juga bisa kamu beli adalah produksi UBS. Selain di outlet resmi, kamu juga bisa membelinya di Pegadaian.
Yang perlu kamu ingat ketika membeli emas batangan adalah, pertama, belilah dalam gramasi kecil, di bawah 500 gram, agar lebih mudah kelak kalau mau dijual lagi. Kedua, cek sertifikatnya, teliti apakah sudah sesuai dengan spesifikasi emas yang kamu beli. Belilah saat harga emas sedang turun, agar potensi keuntungan bisa lebih besar.
2. Nabung emas digital
Seiring perkembangan teknologi, cara investasi emas juga bisa dilakukan secara online melalui berbagai platform ataupun aplikasi. Biasanya emas yang dibeli secara online ini ditawarkan tanpa bentuk fisik. Nah, di sinilah, kamu perlu berhati-hati agar tak terjebak investasi bodong.
Pilihlah platform atau aplikasi resmi yang sudah berizin. Emas termasuk dalam komoditas, sehingga yang berperan sebagai regulator di sini adalah Bappebti. So, pastikan kamu menggunakan aplikasi yang sudah berizin Bappebti ya.
Cara investasi emas melalui aplikasi kurang lebih sama saja:
- Download aplikasinya di Google PlayStore atau App Store
- Isi formulir registrasi untuk membuka rekening tabungan emas, lengkapi semua dokumen persyaratannya
- Tunggu verifikasi
- Jika akun sudah aktif, kamu bisa mulai membeli emas saat harga sedang turun.
3. Cara investasi emas di bank
Sekarang ini, juga ada banyak bank komersial yang memiliki fasilitas menabung emas. Ada yang jadi satu dengan layanan lain, tetapi lebih banyak lagi yang memberikan layanan terpisah.
Dengan cara investasi emas di bank begini juga praktis loh, karena kamu bisa langsung membeli dari rekeningmu sendiri. Pun ketika kamu menjualnya, bank yang bersangkutan juga yang akan menampung emas yang dijual.
4. Nabung emas di e-commerce
Cara investasi emas yang terakhir ini sekarang lagi digemari nih, terutama oleh para penggemar belanja online. Sambil belanja, sambil nabung emas. Topup dompet belanja, sekalian deh topup tabungan emasnya. Kalau checkout, bulatin sekalian buat tabungan.
Memang bener deh, ada banyak cara investasi emas di e-commerce. Dan, karena dilakukan sambil belanja, jadi enggak terasa berat, katanya.
So, pilihlah e-commerce yang sudah memiliki reputasi baik. Sesekali update laporan investasi emas yang sudah kamu lakukan. Kalau perlu, buat target-target bertahap. Untuk menjualnya, kamu juga tinggal jual ke e-commerce saja langsung. Praktis banget.
Nah, demikianlah ulasan mengenai cara investasi emas kekinian yang bisa kamu lakukan. Hmmm, jadi sudah enggak ada alasan buat nggak menabung ya? Emas bisa jadi salah satu instrumen diversifikasi yang cukup oke kok, terutama jika kamu menginginkan instrumen yang mampu melindungi nilai aset.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Investasi yang Menguntungkan bagi Kamu yang Berusia 20-an
Investasi yang menguntungkan bisa dimulai sejak usia dini. Bahkan, Warren Buffett, salah satu dari orang terkaya di dunia ini, sudah memulai investasi pertamanya di usia belasan tahun. Ya, segala sesuatu yang berhubungan dengan masa depan memang perlu direncanakan sejak awal.
Jika kamu sekarang berada di rentang usia 20-an, itu artinya sudah waktunya bagi kamu untuk mulai berpikir jauh ke depan. Tentang apa yang ingin kamu raih dan capai dalam hidup. Seseorang enggak akan bisa begitu saja sukses, tanpa membuat rencana. Betul? Dan, salah satu elemen penting dalam rencana sukses itu ada rencana keuangan, yang juga meliputi investasi.
So, apakah mendengar kata investasi lalu yang pertama kali terbayang di pikiran kamu adalah modal awal alias uang? Yah, begitulah yang sering terjadi. Padahal, yang namanya investasi yang menguntungkan itu tidak melulu soal uang.
Wah, terus apa dong ya, kalau enggak uang yang diinvestasikan?
Investasi yang Menguntungkan di Usia 20-an
Memasuki usia 20 berarti masuk ke usia keemasan. Di rentang usia tersebutlah banyak orang telah menemukan jati dirinya. Memiliki banyak pilihan dalam hidup, bisa lebih banyak mengeksplorasi diri, kondisi kesehatan fisik yang masih optimal, dan tentunya belum terlalu banyak beban yang harus ditanggung dan dipikirkan.
Lantaran itulah, momen di usia tersebut perlu untuk dimanfaatkan sebaik mungkin, salah satu caranya dengan memulai berinvestasi. Investasi seperti apa sih yang menguntungkan dan sesuai untuk usia 20-an?
Sebelum kamu memulai investasi yang menguntungkan dalam hal keuangan, sebaiknya kamu mulai untuk melakukan investasi dalam hal berikut ini.
Investasi pada Tubuh
Tubuh juga bisa dianggap sebagai bentuk investasi ya? Tentu saja.
Seperti yang sudah disebutkan tadi, kondisi tubuh di usia 20-an adalah kondisi yang paling prima. Namun, bila keadaan tersebut tidak dijaga, maka semuanya akan percuma.
Investasi yang menguntungkan pada tubuh bisa kamu lakukan dengan rajin berolahraga, menjaga pola makan yang sehat, dan juga mengatur jam tidur lebih rapi. Dengan begitu, kamu sudah bisa menjaga kondisi prima tubuhmu untuk 10 sampai 20 tahun ke depan.
Investasi pada Otak
Investasi yang menguntungkan pada otak itu seperti apa ya? Ada banyak caranya kok. Misalnya, rutin membaca buku yang berkualitas, mengikuti perkembangan teknologi yang up to date, rajin mengikuti webinar atau seminar yang bisa mengeksplorasi cara berpikir dan pemahaman kamu akan segala sesuatu.
Investasi pada Penampilan
Penampilan yang baik tidak harus selalu dengan menggunakan pakaian branded yang mahal atau make up berlapis-lapis.
Kunci dari penampilan yang baik ini berhubungan juga dengan investasi yang kamu lakukan pada tubuh. Saat tubuhmu sehat dan bugar, maka penampilan fisik kamu pun akan lebih enak untuk dilihat. Memilih pakaian dan make up juga tidak perlu yang berlebihan, yang terpenting tetap sedap dipandang dan nyaman saat dikenakan.
Investasi pada Pertemanan
Lingkungan pertemanan yang sehat akan menjaga diri kita tetap sehat. Pernah mendengar kalimat seperti ini? Ya, apa yang disampaikan kalimat tersebut memang benar sekali adanya.
Bertemanlah dengan orang-orang yang bisa membawa pengaruh positif dalam hidupmu. Orang-orang yang bisa memberimu inspirasi dan motivasi terbaik. Bertemanlah seluas mungkin, karena kamu tidak akan pernah tahu dari sebelah mana pintu rezekimu akan dibukakan.
Jadi, jangan pernah ragu untuk terus bersosialisasi, karena hal itu juga termasuk salah satu investasi yang menguntungkan.
Investasi Keuangan
Setelah daftar investasi yang menguntungkan di atas kamu lakukan semuanya, maka saatnya memulai investasi dalam hal keuangan. Investasi yang bisa kamu jadikan sebagai pendapatan pasif, atau juga sebagai persiapan masa depanmu nanti.
Kendala pertama yang mungkin dirasakan oleh orang-orang di usia 20-an adalah soal modal investasi. Kata investasi memang identik dengan jumlah dana yang besar.
Padahal sebenarnya kamu tidak perlu khawatir. Ada kok pilihan instrumen investasi yang menguntungkan tapi tidak membutuhkan modal besar dan rasanya cukup terjangkau untuk kantong.
Misalnya, investasi dalam bentuk logam mulia, alias emas. Membeli emas bisa kamu lakukan sesuai dengan dana yang kamu miliki, karena tersedia berbagai opsi investasi yang bisa dipilih.
Selain itu, emas juga bersifat relatif lebih likuid ketimbang instrumen lain, terutama untuk gramasi kecil. Mudah dan praktis untuk dijual kembali jika ternyata suatu hari kamu membutuhkan dana darurat. Investasi emas juga dianggap sebagai salah satu bentuk investasi yang rendah risiko, karena harganya yang cenderung mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.
Ada juga investasi reksa dana yang bisa kamu mulai dengan modal Rp100.000 saja, bahkan ada manajer investasi yang menawarkan mulai dari Rp10.000. Reksa dana bisa jadi instrumen investasi yang menguntungkan untuk kamu, yang merupakan pemula dan baru belajar mengenai investasi. Kamu akan dibantu oleh manajer investasi dalam pengelolaannya, sehingga bisa mengurangi risiko kesalahan investasi yang bisa terjadi. Sama seperti investasi emas, reksa dana juga termasuk investasi yang relatif rendah risiko, pencairannya cepat, dan yang paling menarik adalah keuntungan yang bisa kamu dapatkan yang jauh lebih besar daripada bunga deposito.
Nah, setelah mengetahui apa saja investasi yang menguntungkan bagi kamu di usia 20-an di atas, apakah kamu masih ragu untuk memulai berinvestasi? Sebaiknya sih sudah nggak ragu lagi ya. Mulailah investasi sejak dini agar keuntungan dan kesuksesan juga bisa datang dengan segera dalam hidupmu.
Yuk, investasi pada otak terlebih dulu, dengan belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!