Seluk Beluk dan Tip Terbaik Investasi Emas Digital yang Legit
Lagi ramai emas digital ya? Apakah di antara kamu juga ada yang memilihnya sebagai instrumen investasi? Atau mungkin kamu lebih memilih berinvestasi pada emas batangan, atau emas fisik?
Mungkin ada juga di antara kamu yang belum berinvestasi emas, dan malah bingung. Emas digital dan emas batangan, memang beda ya? Lebih untung yang mana ya?
Untuk bisa menjawab pertanyaanmu, yuk, simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Investasi Emas Investasi Favorit Sepanjang Masa

Kalau orang tua kita umumnya menyimpan emas dalam bentuk fisik. Mulai dari perhiasan emas, koin emas, sampai emas batangan. Tak lupa, berbagai nota pembeliannya juga disimpan.
Memang instrumen ini sedari dulu dianggap selalu lebih “aman” dibandingkan instrumen lain. Katanya, keamanannya ini lantaran harganya yang cenderung naik dari tahun ke tahun.
Namun, seiring perkembangan teknologi yang luar biasa, kini investasi emas juga bisa dilakukan secara digital. Biarlah emas-emas batangannya disimpan sama oma, opa, om, tante, bapak, ibu, opung kita. Milenial dan gen Z kayaknya bakalan lebih cocok untuk berinvestasi emas digital.
Sebenarnya konsep investasi emas digital ini sama dengan kalau kita menabung di bank. Ketika kamu ke bank, kamu menyetor uang dan uang itu akan masuk ke dalam saldo rekening.
Emas digital sebenarnya sama saja dengan emas fisik, tetapi diperdagangkan secara online lewat aplikasi. Saat kamu menyetorkan uang ke platform yang bersangkutan, maka uang itu akan dikonversikan dalam bentuk saldo emas.
Keuntungan Berinvestasi Emas Digital

1. Bisa mulai dari nominal kecil
Tak seperti emas fisik yang harus siap dengan modal yang menyesuaikan dengan harga satuan emas yang dijual, kamu bahkan bisa berinvestasi dengan recehan sisa belanja untuk berinvestasi emas digital.
Iya, itu betul. Terutama ini bisa dilakukan kalau kamu berinvestasi di marketplace. Jadi, sembari belanja, transferannya dilebihkan sedikit. Sisanya masuk ke pos investasi emas digital. Lama-lama lumayan juga lo. Istilahnya kan jadi nabung emas dari sisa uang belanja. And it works!
Tak hanya emak-emak yang suka melakukannya, bapack-bapack juga banyack.
2. Nggak perlu pusing dengan tempat penyimpanan
Kalau kamu berinvestasi pada emas fisik, maka kamu harus menyediakan tempat penyimpanan yang baik dan aman. Mungkin kamu perlu mengeluarkan extra cost lantaran harus menyewa safety deposit box di bank, jika kamu berinvestasi dalam jumlah besar. Pasalnya, kalau hanya disimpan di rumah; di bawah kasur atau di bawah tumpukan pakaian di lemari, risiko pencurian akan membayangi.
Dengan berinvestasi secara digital, kamu enggak perlu memusingkan soal penyimpanan, karena ya emasmu tersimpan dalam bentuk digital. Ini kurang lebih seperti saham, yang tidak dapat dipegang fisik tetapi ada pencatatan asetnya.
Lebih jauh, kalau butuh fisiknya, kamu bisa banget meminta emasmu untuk dicetak. Tentu saja, akan ada biaya tambahan lagi ya.
3. Bisa dijadikan sebagai agunan
Seperti halnya emas fisik, emas digital juga bisa dimanfaatkan sebagai agunan, ketika kamu mengajukan pinjaman. Asyik kan?
Risiko Investasi Emas Digital
However, namanya juga instrumen investasi, pasti akan selalu ada risiko. Dengan semua keuntungan yang ada di atas, emas digital juga punya risiko? Pasti ada. Beberapa risiko yang harus kamu perhatikan untuk berinvestasi emas digital di antaranya:
- Risiko penurunan harga, yang akan kamu alami jika kamu harus menjual emas digital milikmu saat harga emas sedang menurun.
- Risiko hilang, yaitu ketika platform di mana kamu memiliki emas digital bermasalah. Seperti yang belakangan ada di berita-berita. Yes, jadi kalau emas fisik bisa hilang diambil pencuri, emas digital bisa juga hilang jika terjadi masalah pada platform.
So, ini memang harus kamu pahami ya. Bahwa setiap instrumen investasi itu akan punya risiko. Tinggal peluangnya tinggi atau rendah. Semakin dijamin oleh pemerintah, maka risiko juga akan bisa ditekan seminimal mungkin. Karena itu, meski terdengar sangat edgy, kekinian, dan modern, ada baiknya kamu juga belajar dulu mengenai seluk beluk investasi emas digital itu sebelum benar-benar membelinya.
Tip Investasi Emas Digital

Instrumen digital, seperti halnya emas digital ini, menawarkan cara berinvestasi yang praktis dan mudah, dengan modal kecil. Namun, di balik kepraktisan, kemudahan, dan modal yang kecil, kita pun harus tetap ingat, bahwa instrumen investasi—apa pun itu—akan selalu membawa risiko.
Salah satu risiko terbesar cara investasi emas digital adalah terkait legalitas platformnya. Jika kita sudah telanjur berinvestasi di platform tersebut, dan ternyata platform belum terdaftar di Bappebti, maka nantinya akan timbul masalah. Emas digital yang kita miliki tidak dijamin oleh pemerintah, kalau hendak dijual, harganya bisa merosot jauh. Padahal kalau tidak segera dilepas, kita juga enggak tahu nasibnya akan seperti apa.
Karena itu, seperti juga dengan produk investasi lain, kita harus melakukan analisis mendalam dulu sebelum mulai membeli emas digital.
Cek legalitas
Di Indonesia, sudah ditetapkan beberapa lembaga yang bertugas mengawasi berbagai aktivitas keuangan dengan wewenang masing-masing. Misalnya, untuk layanan keuangan seperti misalnya asuransi, sekuritas, pembiayaan, dan sejenisnya harus sudah terdaftar di OJK. Sementara, yang berbasis komoditas, misalnya minyak, kripto, dan termasuk emas, platform yang bersangkutan harus sudah terdaftar di Bappebti.
Selain OJK dan Bappebti, kalau layanan tersebut memiliki platform elektronik, misalnya website, aplikasi, dan sejenisnya yang dioperasikan melalui internet, juga harus terdaftar sebagai PSE di Kominfo.
So, hal ini harus kamu pahami dulu sebelum mulai membeli berbagai produk investasi, juga yang selain emas digital. Kenali produknya, kemudian cari apakah platformnya sudah terdaftar di lembaga yang berwewenang mengawasi regulasinya.
Riset dan survei mendalam
Jangan hanya mengandalkan rekomendasi seseorang saja, influencer misalnya, tapi kamu juga harus melakukan riset dan survei kamu secara mandiri, terkait platform investasi yang bersangkutan.
Jika sudah yakin bahwa platformnya sudah berizin dan legal, selanjutnya cek jejak digitalnya dari berbagai sumber. Kamu bisa memanfaatkan mulai dari Google, media massa, hingga media online dan media sosial.
Cari apakah platform yang bersangkutan pernah terlibat masalah yang serius? Apakah pernah ada komplain-komplain yang sangat memberatkan? Di mana kantor fisiknya? Siapa saja yang berada di balik platform tersebut? Apakah rekam jejak mereka juga bagus?
Hal ini berpengaruh besar pada trust, jadi jangan sampai di-skip ya. Jangan sampai kamu berinvestasi di perusahaan yang dipimpin atau diinisiasi oleh orang yang belum ada pengalaman sama sekali.
Nah, itu dia beberapa hal terkait investasi emas digital yang perlu kamu perhatikan.
Selalu ingat, #tujuanloapa, dan cek apakah instrumen tersebut memang sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, dan tujuanmu. Tak perlu merasa FOMO, jika orang lain sudah melakukannya dan kamu belum. Selama kamu masih di dalam track rencana keuangan yang sudah kamu buat sendiri, kamu akan aman.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Mending Investasi Gramasi Emas Kecil atau Besar ya? Ini Pertimbangannya!
Meski instrumen investasi sudah banyak sekali, tetapi faktanya, masih banyak orang yang memang lebih suka investasi emas. Enggak salah kok, asalkan kembali lagi, harus sesuai dengan tujuan dan kemampuan bisa membeli gramasi emas yang sebesar apa.
Investasi emas tetap masih punya keunggulan, terutama jika hendak digunakan sebagai alat lindung nilai dari inflasi. Toh bagaimanapun, emas selalu dianggap sebagai instrumen safe haven, yang cukup kuat menahan badai krisis yang bisa terjadi sewaktu-waktu. Kamu bisa lihat kan, bahwa ketika instrumen lain rontok karena kondisi perekonomian yang juga memburuk, emas biasanya tetap perkasa bahkan nilainya semakin naik. Emas memang sangat cocok dipegang sebagai instrumen investasi jangka panjang. Seiring waktu, harga emas cenderung naik secara eksponensial.
Emas memang cukup tahan banting jika dibandingkan dengan kelas aset lainnya, apalagi jika kondisi pasar tidak pasti. Sementara, cara investasi emas sendiri juga relatif sangat mudah. Apalagi di zaman teknologi canggih seperti sekarang, investasi emas juga bisa dilakukan secara online. Nggak kalah deh dengan berbagai instrumen investasi kekinian lainnya kan?
Meski demikian, kadang ada juga sih yang membuat bingung para investor, terutama investor pemula. Salah satunya soal mending investasi dengan gramasi emas yang besar atau kecil ya? Pasalnya, gramasi emas sendiri memang tersedia dalam banyak variasi, mulai dari yang nol koma sekian hingga ribuan gram.
Selain soal kemampuan finansial, ada berbagai faktor lain yang memang perlu dipertimbangkan untuk bisa memutuskan lebih baik investasi gramasi emas besar atau kecil.
Simak terus artikel ini sampai selesai ya, untuk tahu penjelasan detailnya.
Apa Itu Gramasi Emas?

Gramasi emas adalah istilah yang menyatakan berat emas dalam gram. Seperti yang sudah kamu ketahui, bahwa emas—utamanya emas batangan yang dimanfaatkan sebagai instrumen investasi—dijual dalam berbagai variasi berat. Dari 1 gram hingga 1000 gram. Bahkan, sekarang juga muncul 0.1 gram, yang disebut dengan mini gold.
Selain emas batangan, kamu juga perlu tahu bahwa ada bentuk emas lain yang juga dijual di pasaran. Yaitu emas perhiasan, emas koin, emas granule, hingga emas digital. Memang banyak, tetapi tidak semuanya sesuai dimanfaatkan sebagai instrumen investasi. Emas granule misalnya, biasanya dipakai oleh perajin untuk membuat perhiasan dengan kualitas rendah. Sementara emas digital biasanya diperjualbelikan melalui marketplace atau platform investasi emas. Nantinya, jika memang perlu, emas digital ini bisa dicetak sesuai kepemilikan kita.
Nah, mari kembali ke soal gramasi emas. Sebenarnya lebih bagus investasi yang mana, gramasi emas yang besar atau kecil? Ada beberapa pertimbangan, yuk, kita lihat!
Mending Mana: Investasi Gramasi Emas Besar atau Kecil?
Harga
Mari kita lihat daftar harga berdasarkan gramasi emas seperti yang ada di website logammulia.com, saat artikel ini ditulis.

Untuk gramasi emas 1 gram, harga dasar emas adalah Rp999.000. Coba kita lihat pada gramasi 1000 gram, harga emas Rp939.600.000. Itu artinya kalau kita beli 1000 gram, maka jatuhnya per gram emas adalah Rp939.600. Lebih murah kan?
Sementara kita lihat pada gramasi emas 0.5 gram, harganya adalah Rp549.500. Itu artinya, dalam 1 gram, harganya menjadi Rp1.099.000. Menjadi lebih mahal.
Nah, hal inilah yang patut menjadi pertimbangan kamu. Jika kamu membeli emas dalam gramasi mini, maka jatuhnya juga akan lebih mahal.
Namun, bukan berarti tak boleh membeli dalam gramasi emas yang kecil juga sih. Pasalnya, semua juga kembali pada kemampuan kamu.
Prioritas kebutuhan
Selanjutnya yang patut menjadi perhitungan mau investasi gramasi emas besar atau kecil adalah kebutuhanmu.
Misalnya, kamu beli 1000 gram emas batangan, seharga Rp990-an juta itu. Dan, kemudian kamu punya kebutuhan, katakanlah, “hanya” Rp100 juta. Nah, pastinya ya, akan sayang juga jika kamu menjual emas batangan 1000 gram itu kan?
So, ada baiknya memang sebelum membeli emas, kita tentukan dulu tujuan investasinya. Dengan demikian, kita tahu kebutuhan dan bisa menentukan dengan pasti gramasi emas yang lebih pas untuk kebutuhan tersebut. Kalau kasusnya seperti yang dijelaskan di atas, gramasi kecil akan lebih cocok.
Likuiditas

Hal selanjutnya yang harus dipertimbangkan adalah soal likuiditas. Karena untuk memenuhi berbagai kebutuhan, bisa jadi kita nantinya akan mencairkan emas menjadi uang cash.
Sebenarnya gramasi emas besar atau kecil, sama saja cara pencairannya. Yaitu dengan dijual—dan lebih baik menjual ke pihak dari mana kita membeli awalnya. Jadi, misalnya kita membeli emas di Butik Emas, maka kalau hendak menjual, sebaiknya ya kembali ke Butik Emas yang bersangkutan. Namun, yang perlu diperhatikan adalah menjual emas dalam gramasi kecil akan lebih mudah dibandingkan gramasi besar.
Misalnya begini. Kita punya emas dalam 1000 gram seharga Rp900-an juta. Jika kita menjualnya, tidak banyak pihak yang langsung punya dana sebesar itu saat itu juga, betul? Namun, misalnya jika kita menjual emas 5 gram seharga Rp5 juta, maka masih mungkin banyak orang yang memiliki dana segar sebesar itu.
Penyimpanan
Saat hendak membeli emas batangan, maka kamu juga perlu untuk memperhitungkan tempat penyimpanannya yang aman.
Untuk emas dengan gramasi kecil, pastinya tidak akan ada kesulitan berarti. Kamu bisa membeli brankas sendiri, dan disimpan di tempat aman di rumah. Namun, untuk gramasi emas besar, bisa jadi kamu akan perlu menitipkannya di safe deposit box yang disediakan di berbagai bank agar lebih aman.
Nah, jadi gimana? Lebih menguntungkan untuk investasi dalam gramasi emas kecil atau besar? Bisa jadi berbeda satu dengan yang lainnya ya, karena kembali lagi pada kebutuhan dan kemampuan masing-masing.
Sebelum Menceburkan Diri ke Dunia Investasi Online: Perhatikan Rambu-Rambu Ini!
Yash, perkembangan teknologi memang seharusnya memudahkan. Apa yang tadinya rumit, seharusnya kemudian menjadi lebih praktis dengan hadirnya teknologi. Termasuk dalam hal ini, berkembangnya dunia investasi online.
Investasi dulunya harus dilakukan secara manual, dengan mendatangi kantor sekuritas atau broker, dan kemudian ada paperworks yang banyak banget untuk diurus, baru kemudian kita bisa berinvestasi. Karena itu, untuk investasi juga butuh modal yang banyak. Dengar-dengar, dulu kita bisa berinvestasi saham mulai dari Rp50 juta. Ya pantas saja, sempat terdengar anggapan, bahwa investasi—khususnya investasi saham—itu hanya untuk orang kaya.
Untungnya, perkembangan teknologi sekarang juga merambah ke sektor finansial. Malahan, sepertinya, sektor keuanganlah yang paling pesat perkembangannya. Betul nggak? Sekarang, mau bayar apa pun, gampang. Mau belanja, gampang. Mau donasi, mudah. Termasuk investasi, semudah menjentikkan jari. Modalnya cuma smartphone dan kuota internet. Semua mungkin dilakukan, karena semua-mua sudah online, bisa diakses menggunakan internet.
Dunia investasi lantas tak lagi menjadi dunia yang tak terjangkau. Siapa pun sekarang bisa berinvestasi, dengan instrumen apa pun sesuai kebutuhan. Modalnya juga bisa minim banget, mulai dari Rp100.000. Bahkan ada reksa dana yang dijual mulai dari harga Rp10.000, dan bisa dibayar dengan e-wallet. Mau investasi emas, juga enggak harus selalu beli batangan di butik emas. Bisa juga kita beli investasi emas online; nggak perlu pusing mikir disimpan di mana.
Dunia investasi menjadi dunia yang lekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Hari gini belum investasi rasanya belumlah lengkap. Apalagi kebutuhan kita juga meningkat. Kalau hanya mengandalkan gaji dan tabungan, rasanya bakal keteteran untuk bisa mewujudkan semua keinginan dan cita-cita kita.
So, dunia investasi adalah jawabannya.

Sebelum Mulai Terjun ke Dunia Investasi …
Namun, meski tampak menawarkan begitu banyak keuntungan, sejatinya seseorang perlu memperhatikan beberapa hal dulu sebelum benar-benar terjun ke dunia investasi, terutama dunia investasi online.
1. Pelajari risikonya
Dalam artikel sebelumnya, kita pernah membahas mengenai 6 jenis risiko dalam dunia investasi. Sudah baca belum? Boleh lo, dibaca lagi.
Memahami dan mempelajari risiko investasi bukan berarti lantas menakut-nakuti, atau membuat kita jadi parno. Justru, dengan memahami risiko, maka kita kemudian bisa berinvestasi dengan bijak dan secara dewasa.
Pasalnya, pada dasarnya, setiap investasi memang membawa risiko. Dan besar kecilnya risiko ini juga ada kaitannya dengan potensi imbal hasil yang bisa diberikan oleh instrumennya. Semakin tinggi imbalnya, maka semakin besar pula risiko yang harus dihadapi oleh investor.
Sebelum benar-benar terjun ke dunia investasi, pelajari dulu setiap risiko investasi yang bisa terjadi. Bandingkan risiko satu instrumen dengan yang lainnya, dan pertimbangkan pula dengan tujuan keuangan yang ingin dicapai. Setidaknya, kamu harus memilih instrumen dengan risiko yang paling sanggup kamu toleransi kerugiannya.
2. Mempelajari cara manajemen risiko
Salah satu cara manajemen risiko yang wajib untuk dipelajari dulu sebelum benar-benar terjun ke dunia investasi adalah diversifikasi portofolio.
Diversifikasi portofolio artinya kamu melakukan investasi ke dalam beberapa instrumen dalam variasi imbal dan risiko tertentu—sesuai profil risikomu. Hal ini penting untuk dilakukan agar ketika nilai satu produk investasi menurun, kamu tetap masih berpeluang mendapatkan imbal hasil dari instrumen yang lain yang ada dalam koleksi portofoliomu. Dengan demikian, potensi kerugian bisa ditekan, tidak terlalu besar.
Karena untuk berinvestasi ke beberapa instrumen sekarang mudah—thanks to technology—maka kamu perlu memperhatikan jenis instrumennya. Jangan sampai instrumennya merupakan instrumen dalam tingkat risiko yang sama ya.

3. Mengenali pelaku dunia investasi online
Seperti juga aplikasi yang semakin beragam di dunia investasi, pelakunya pun sekarang juga semakin banyak. Untuk bisa berinvestasi, kamu perlu peran banyak pihak, mulai dari manajer investasi, broker, sekuritas, dan sebagainya, hingga penjual emas sekalipun.
Kenalilah mereka, dan pahami cara kerjanya. Hal ini penting, agar kemudian kamu bisa melakukan aktivitas investasi dengan lancar dan mudah. Dengan mengenali mereka, kamu juga akan lebih mudah dalam mengenali kredibilitas mereka. Pasalnya, ingat, bahwa kamu akan menginvestasikan sejumlah uang melalui mereka lo! Kalau mereka tidak tepercaya, bagaimana aktivitasmu di dunia investasi bisa terlaksana dengan baik, kan?
4. Memahami regulasinya
Aturan di dunia investasi dibuat oleh pemerintah pada umumnya bertujuan untuk melindungi kepentingan semua pihak yang terlibat di dalamnya.
Misalnya saja, kamu perlu tahu regulasi perusahaan sekuritas yang resmi itu seperti apa. Dengan demikian, kamu bisa memilih perusahaan sekuritas yang terdaftar dan diawasi oleh otoritas sehingga kamu terhindar dari kemungkinan terjerat modus penipuan investasi.
Contoh lain, kamu perlu tahu bahwa pedagang kripto seharusnya berada di bawah pengawasan Bappebti, dan harus tunduk pada aturan yang ada. Jika ada pihak yang mengaku bisa menjadi perantara investasi kripto dan terdaftar di OJK, maka ini seharusnya sudah harus diwaspadai. Pasalnya, cryptocurrency seperti halnya komoditas berjangka, perdagangannya diawasi oleh Bappebti, bukan OJK.

5. Belajar cara memilih instrumen yang tepat
Dunia investasi online memang menawarkan banyak pilihan instrumen, dengan karakteristiknya masing-masing. Salah memilih bisa jadi tujuan keuangan menjadi tak tercapai.
So, penting untuk belajar dulu memahami instrumen-instrumen tersebut, agar bisa memilih dengan tepat sesuai kebutuhan, kemampuan, dan kondisi masing-masing.
Nggak perlu jauh-jauh kok belajarnya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Cara Investasi Emas dan Mengapa Disebut Safe Haven?
Bagaimana cara investasi emas yang benar? Dan, mengapa emas sering disebut sebagai safe haven?
Logam mulia seperti emas memang menjadi salah satu instrumen investasi primadona sejak zaman orang tua dan kakek nenek kita. Mungkin karena relatif mudah juga di zamannya, ya kan? Namun, seiring teknologi yang berkembang, emas juga tetap jadi instrumen primadona hingga saat ini. Apalagi kalau lagi krisis. Emas jadi laris manis!
Karena itu, emas sering disebut sebagai instrumen safe haven. Apa sih maksud sebenarnya dari ‘safe haven’ ini?

Apa Maksudnya Emas sebagai Safe Haven?
Emas memang sering disebut sebagai instrumen safe haven, yang artinya aset yang tak terpengaruh oleh gejolak dalam dunia keuangan.
Dulu, emas fisik dapat digunakan sebagai alat tukar aktivitas ekonomi. Hanya karena dinilai kurang praktis saja, maka fungsi emas sebagai alat tukar ini digantikan oleh uang kertas dan koin. Jika—amit-amit—dunia dilanda krisis hingga sangat parah, emas bisa kembali berfungsi sebagai alat tukar lagi, yang berlaku universal. Namun, emas sebagai simbol kekayaan masih bertahan hingga saat ini.
Emas memiliki pasarnya tersendiri, dan justru selalu menjadi “pelarian” para investor ketika pasar modal sedang mengalami goncangan. Malahan, karena menjadi instrumen “pelarian”, harga emas kadang justru naik saat sedang krisis, tidak seperti instrumen lain yang rontok seiring runtuhnya pasar.
Emas juga tak terpengaruh oleh berbagai kebijakan fiskal dan moneter pemerintah yang biasanya diambil demi mengendalikan inflasi. Hal yang sama justru menjadi salah satu faktor saham dan obligasi terkoreksi.
Karenanya, emas dianggap sebagai produk yang dapat melindungi nilai aset. Dengan kata lain, sebagai safe haven, alias penyelamat.

Kamu bisa lihat pada data yang ditunjukkan pada grafik di atas, yang diambil dari situs Logammulia.com, yang merupakan website resmi Aneka Tambang. Sepanjang tahun 2020, kala pasar terlanda oleh krisis akibat pandemi COVID-19, harga emas justru naik gila-gilaan, hingga menyentuh Rp1 juta per gramnya.
Ini artinya, sepanjang tahun 2020, terjadi kenaikan harga emas hingga 25% lebih. Angka ini adalah angka yang fantastis untuk sebuah produk investasi loh.
So, enggak salah jika kamu berminat juga untuk tahu cara investasi emas yang benar, dengan tujuan demi manajemen risiko terhadap penurunan nilai ketika sedang terjadi krisis. Kenaikan harga emas bisa jadi tidak akan terlalu signifikan untuk jangka pendek, ataupun ketika kondisi sedang “baik-baik saja”, sehingga banyak investor tidak menganggapnya sebagai keuntungan. Tapi, kemampuannya untuk melawan inflasi dinilai cukup efektif. Apalagi dalam jangka waktu panjang.

Cara Investasi Emas untuk Pemula
Jadi, gimana? Pengin investasi emas juga, setelah melihat uraian mengapa emas dianggap sebagai instrumen safe haven di atas? Pastikan bahwa kamu melakukannya dengan cara investasi emas yang benar ya, agar keuntungannya bisa optimal. Yuk, simak tip berikut ini sampai selesai.
Tentukan tujuan investasi
Sebelum benar-benar membeli emas, pastikan dulu apa tujuan investasimu. Ini adalah cara investasi emas yang benar. Banyak hal bisa dijadikan sebagai tujuan dan target membeli emas, dan dengan tahu #TujuanLoApa, maka selanjutnya akan lebih mudah bagi kamu untuk membuat rencana keuangannya.
Misalnya saja, dalam waktu 10 tahun, kamu ingin berhenti bekerja kantoran dan ingin membangun bisnis sendiri. Untuk memupuk modal, kamu mengalokasikan dana yang kemudian disimpan dalam bentuk emas. Dengan memiliki tujuan yang jelas seperti ini, kamu akan bisa tahu seberapa besar aset yang harus dibangun setiap bulan agar mencapai target modal bisnismu.
Pastikan untuk jangka waktu yang panjang
Kelemahan emas adalah muncul harga buyback yang akan lebih rendah daripada harga beli emas begitu emas sudah berpindah tangan. Jadi misalnya, kamu membeli emas seharga Rp1 juta. Begitu berpindah tangan kepadamu, saat itu kamu akan menjualnya kembali pada pihak penjual yang sama. Maka, kamu tidak akan mendapatkan harga yang sama seperti ketika membeli tadi, yaitu Rp1 juta. Tetapi bisa jadi beberapa persen di bawahnya.
Memang begitulah karakteristik emas. Bisa jadi kamu malah mengalami kerugian kalau salah perhitungan. Beli emas hanya karena ngehype, ternyata beberapa bulan harus dijual karena kamu butuh dana segar. Tentu saja, saat itu, nilai emas belum bertumbuh.
So, pastikan kamu hendak menyimpan emas dalam jangka waktu panjang, minimal 5 tahun.
Beli emas di tempat tepercaya
Cara investasi emas berikutnya adalah membeli logam mulai tersebut di pihak penjual yang tepercaya. Ada beberapa cara untuk membeli emas, yaitu melalui toko perhiasan, pegadaian, butik emas, hingga beli secara online, baik di website resmi produsen emas atau marketplace.
Pastikan kamu hanya membeli dari pihak yang sudah mendapat izin untuk melakukan jual beli emas. Hati-hati terhadap pihak yang menawarkan investasi emas dengan latar belakang yang tidak jelas. Bisa-bisa, kamu malah terlibat investasi bodong.
Pikirkan tempat penyimpanannya
Selanjutnya yang perlu kamu pikirkan juga sebagai cara investasi emas adalah tempat penyimpanannya. Untuk jumlah yang kecil, bisa saja kamu simpan di rumah. Pastikan aman dan tak terlihat oleh sembarang orang. Namun, untuk jumlah yang besar, mungkin kamu akan perlu menyewa deposit box di bank.
Nah, itu dia penjelasan mengenai mengapa emas dianggap sebagai instrumen safe haven, dan tip singkat cara investasi emas yang benar.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
4 Cara Investasi Emas Kekinian yang Bisa Kamu Coba
Zaman sekarang, semua memang dibuat serbamudah. Thanks to technology, yang semakin merangsek masuk ke dalam setiap aspek hidup kita. Termasuk soal keuangan, investasi zaman sekarang juga dimudahkan karena hadirnya teknologi. Tak ketinggalan cara investasi emas zaman sekarang juga bisa dilakukan secara online loh.
Yes, kalau dulu, pasti kita tahunya cara investasi emas itu ya beli emas di toko emas. Tapi sekarang, sudah enggak gitu lagi. Kamu bisa beli secara online, di beberapa tempat lagi.
Cara investasi emas ini memang merupakan salah satu cara investasi yang sudah old school banget sih ya. Kebanyakan orang-orang tua kita, kalau enggak investasi tanah, biasanya sih ya punya emas. Bisa jadi berupa perhiasan emas, atau bisa juga batangan. Perhiasan emas zaman dulu juga beda loh, sama perhiasan emas di zaman sekarang. Perhiasan emas zaman dulu tuh gede-gede, berat-berat. Karatnya juga besar. Kalau sekarang, memang sudah lebih disesuaikan dengan selera kekinian milenial, terutama ya. Jadinya lebih simpel, ringan, karatnya juga dibuat kecil, supaya harganya terjangkau.
So, kalau cara investasi emas sekarang berupa perhiasan sih memang kurang mantap ya. Dijual lagi juga langsung turun drastis. Karena itu, lebih disarankan untuk investasi emas batangan.
Hal yang Harus Dipahami Sebelum Investasi Emas
1. Harga emas fluktuatif
Kita sering mendengar, bahwa emas disebut sebagai instrumen yang paling menguntungkan. Harganya bakalan naik terus.
Well, kenyataannya harga emas tetaplah fluktuatif, seperti halnya produk keuangan yang lain, seperti saham ataupun kripto. Kamu bisa lihat di grafik berikut ini.

Untuk lebih detail, yuk, baca artikel Harga Emas Naik Nggak Kira-Kira: 5 Fakta Emas sebagai Instrumen Investasi ini! Di artikel tersebut sudah dijelaskan secara detail, mengapa harga emas faktanya tidak selalu naik.
2. Ada selisih harga jual dan harga beli
Setelah kamu membeli emas, maka saat itu juga harganya menurun. Enggak percaya? Inilah yang dinamakan harga buyback, dan hal ini memang nyata. Bahkan, kamu menjual sesaat setelah membelinya, di toko yang sama, kepada orang yang sama, harga penjualan emas akan berbeda dari harga belinya.
Hal inilah yang membuat emas kurang optimal jika dimanfaatkan untuk investasi jangka pendek. Emas baru akan memberikan keuntungan yang optimal setelah disimpan selama minimal 5 tahun. Semakin lama, semakin baik, karena ada peran inflasi di situ.

3. Cocok untuk instrumen lindung nilai
Harga emas fluktuatif—biasanya harga emas meningkat, saat kondisi “sedang tak baik-baik saja”. Saat pasar sedang bergejolak, investor cenderung untuk memindahkan aset dari instrumen agresif ke instrumen konvensional, seperti emas. So, kadang sering dijadikan bahan bercanda: investasi emas itu artinya kita berharap kondisi tidak baik-baik saja. Yah, meski dengan nada bercanda, rasanya ada benarnya juga.
Karena sifatnya seperti itu, yang kemudian dianggap sebagai safe haven, maka emas memang cocok dijadikan sebagai instrumen lindung nilai aset kita. Emas bisa melindungi nilai aset dari gejolak pasar, maupun inflasi.
4. Gramasi akan memengaruhi likuiditas
Semakin besar gramasinya, maka semakin tidak likuid, karena emas dengan gramasi besar akan lebih sulit terjual. Sementara, gramasi kecil memang lebih likuid, tetapi pertumbuhannya juga tidak begitu cepat. So, memang harus disesuaikan dengan kebutuhan kita.

Cara Investasi Emas Kekinian
Jadi, dengan kondisi yang ada saat ini, apakah cara investasi emas masih direkomendasikan? Masih kok. Cara investasi emas masih bisa kamu lakukan, terutama direkomendasikan menjadi salah satu instrumen dana darurat, sebagai diversifikasi terhadap tabungan bank biasa, deposito, dan reksa dana pasar uang.
Buat kamu yang ingin membeli emas, sekarang cara investasi emas juga bisa dilakukan dengan banyak metode. Berikut beberapa opsi cara investasi emas yang bisa kamu pilih sesuai preferensi, kebutuhan, kondisi, dan kemampuan kamu.
1. Beli batangan
Cara investasi emas pertama yang cukup populer dan bisa kamu coba dulu adalah membeli logam mulia batangan langsung ke outlet produsennya langsung. Dengan langsung beli ke outlet produsen seperti ini, maka sudah pasti asli, bersertifikat, kualitas dan nilainya juga bener.
Untuk emas Antam, kamu bisa membelinya langsung ke Butik Emas. Silakan cek apakah ada outletnya di kotamu. Selain emas Antam, logam mulia lain yang juga bisa kamu beli adalah produksi UBS. Selain di outlet resmi, kamu juga bisa membelinya di Pegadaian.
Yang perlu kamu ingat ketika membeli emas batangan adalah, pertama, belilah dalam gramasi kecil, di bawah 500 gram, agar lebih mudah kelak kalau mau dijual lagi. Kedua, cek sertifikatnya, teliti apakah sudah sesuai dengan spesifikasi emas yang kamu beli. Belilah saat harga emas sedang turun, agar potensi keuntungan bisa lebih besar.
2. Nabung emas digital
Seiring perkembangan teknologi, cara investasi emas juga bisa dilakukan secara online melalui berbagai platform ataupun aplikasi. Biasanya emas yang dibeli secara online ini ditawarkan tanpa bentuk fisik. Nah, di sinilah, kamu perlu berhati-hati agar tak terjebak investasi bodong.
Pilihlah platform atau aplikasi resmi yang sudah berizin. Emas termasuk dalam komoditas, sehingga yang berperan sebagai regulator di sini adalah Bappebti. So, pastikan kamu menggunakan aplikasi yang sudah berizin Bappebti ya.
Cara investasi emas melalui aplikasi kurang lebih sama saja:
- Download aplikasinya di Google PlayStore atau App Store
- Isi formulir registrasi untuk membuka rekening tabungan emas, lengkapi semua dokumen persyaratannya
- Tunggu verifikasi
- Jika akun sudah aktif, kamu bisa mulai membeli emas saat harga sedang turun.
3. Cara investasi emas di bank
Sekarang ini, juga ada banyak bank komersial yang memiliki fasilitas menabung emas. Ada yang jadi satu dengan layanan lain, tetapi lebih banyak lagi yang memberikan layanan terpisah.
Dengan cara investasi emas di bank begini juga praktis loh, karena kamu bisa langsung membeli dari rekeningmu sendiri. Pun ketika kamu menjualnya, bank yang bersangkutan juga yang akan menampung emas yang dijual.
4. Nabung emas di e-commerce
Cara investasi emas yang terakhir ini sekarang lagi digemari nih, terutama oleh para penggemar belanja online. Sambil belanja, sambil nabung emas. Topup dompet belanja, sekalian deh topup tabungan emasnya. Kalau checkout, bulatin sekalian buat tabungan.
Memang bener deh, ada banyak cara investasi emas di e-commerce. Dan, karena dilakukan sambil belanja, jadi enggak terasa berat, katanya.
So, pilihlah e-commerce yang sudah memiliki reputasi baik. Sesekali update laporan investasi emas yang sudah kamu lakukan. Kalau perlu, buat target-target bertahap. Untuk menjualnya, kamu juga tinggal jual ke e-commerce saja langsung. Praktis banget.
Nah, demikianlah ulasan mengenai cara investasi emas kekinian yang bisa kamu lakukan. Hmmm, jadi sudah enggak ada alasan buat nggak menabung ya? Emas bisa jadi salah satu instrumen diversifikasi yang cukup oke kok, terutama jika kamu menginginkan instrumen yang mampu melindungi nilai aset.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Investasi yang Menguntungkan bagi Kamu yang Berusia 20-an
Investasi yang menguntungkan bisa dimulai sejak usia dini. Bahkan, Warren Buffett, salah satu dari orang terkaya di dunia ini, sudah memulai investasi pertamanya di usia belasan tahun. Ya, segala sesuatu yang berhubungan dengan masa depan memang perlu direncanakan sejak awal.
Jika kamu sekarang berada di rentang usia 20-an, itu artinya sudah waktunya bagi kamu untuk mulai berpikir jauh ke depan. Tentang apa yang ingin kamu raih dan capai dalam hidup. Seseorang enggak akan bisa begitu saja sukses, tanpa membuat rencana. Betul? Dan, salah satu elemen penting dalam rencana sukses itu ada rencana keuangan, yang juga meliputi investasi.
So, apakah mendengar kata investasi lalu yang pertama kali terbayang di pikiran kamu adalah modal awal alias uang? Yah, begitulah yang sering terjadi. Padahal, yang namanya investasi yang menguntungkan itu tidak melulu soal uang.
Wah, terus apa dong ya, kalau enggak uang yang diinvestasikan?

Investasi yang Menguntungkan di Usia 20-an
Memasuki usia 20 berarti masuk ke usia keemasan. Di rentang usia tersebutlah banyak orang telah menemukan jati dirinya. Memiliki banyak pilihan dalam hidup, bisa lebih banyak mengeksplorasi diri, kondisi kesehatan fisik yang masih optimal, dan tentunya belum terlalu banyak beban yang harus ditanggung dan dipikirkan.
Lantaran itulah, momen di usia tersebut perlu untuk dimanfaatkan sebaik mungkin, salah satu caranya dengan memulai berinvestasi. Investasi seperti apa sih yang menguntungkan dan sesuai untuk usia 20-an?
Sebelum kamu memulai investasi yang menguntungkan dalam hal keuangan, sebaiknya kamu mulai untuk melakukan investasi dalam hal berikut ini.
Investasi pada Tubuh
Tubuh juga bisa dianggap sebagai bentuk investasi ya? Tentu saja.
Seperti yang sudah disebutkan tadi, kondisi tubuh di usia 20-an adalah kondisi yang paling prima. Namun, bila keadaan tersebut tidak dijaga, maka semuanya akan percuma.
Investasi yang menguntungkan pada tubuh bisa kamu lakukan dengan rajin berolahraga, menjaga pola makan yang sehat, dan juga mengatur jam tidur lebih rapi. Dengan begitu, kamu sudah bisa menjaga kondisi prima tubuhmu untuk 10 sampai 20 tahun ke depan.

Investasi pada Otak
Investasi yang menguntungkan pada otak itu seperti apa ya? Ada banyak caranya kok. Misalnya, rutin membaca buku yang berkualitas, mengikuti perkembangan teknologi yang up to date, rajin mengikuti webinar atau seminar yang bisa mengeksplorasi cara berpikir dan pemahaman kamu akan segala sesuatu.
Investasi pada Penampilan
Penampilan yang baik tidak harus selalu dengan menggunakan pakaian branded yang mahal atau make up berlapis-lapis.
Kunci dari penampilan yang baik ini berhubungan juga dengan investasi yang kamu lakukan pada tubuh. Saat tubuhmu sehat dan bugar, maka penampilan fisik kamu pun akan lebih enak untuk dilihat. Memilih pakaian dan make up juga tidak perlu yang berlebihan, yang terpenting tetap sedap dipandang dan nyaman saat dikenakan.
Investasi pada Pertemanan
Lingkungan pertemanan yang sehat akan menjaga diri kita tetap sehat. Pernah mendengar kalimat seperti ini? Ya, apa yang disampaikan kalimat tersebut memang benar sekali adanya.
Bertemanlah dengan orang-orang yang bisa membawa pengaruh positif dalam hidupmu. Orang-orang yang bisa memberimu inspirasi dan motivasi terbaik. Bertemanlah seluas mungkin, karena kamu tidak akan pernah tahu dari sebelah mana pintu rezekimu akan dibukakan.
Jadi, jangan pernah ragu untuk terus bersosialisasi, karena hal itu juga termasuk salah satu investasi yang menguntungkan.

Investasi Keuangan
Setelah daftar investasi yang menguntungkan di atas kamu lakukan semuanya, maka saatnya memulai investasi dalam hal keuangan. Investasi yang bisa kamu jadikan sebagai pendapatan pasif, atau juga sebagai persiapan masa depanmu nanti.
Kendala pertama yang mungkin dirasakan oleh orang-orang di usia 20-an adalah soal modal investasi. Kata investasi memang identik dengan jumlah dana yang besar.
Padahal sebenarnya kamu tidak perlu khawatir. Ada kok pilihan instrumen investasi yang menguntungkan tapi tidak membutuhkan modal besar dan rasanya cukup terjangkau untuk kantong.
Misalnya, investasi dalam bentuk logam mulia, alias emas. Membeli emas bisa kamu lakukan sesuai dengan dana yang kamu miliki, karena tersedia berbagai opsi investasi yang bisa dipilih.
Selain itu, emas juga bersifat relatif lebih likuid ketimbang instrumen lain, terutama untuk gramasi kecil. Mudah dan praktis untuk dijual kembali jika ternyata suatu hari kamu membutuhkan dana darurat. Investasi emas juga dianggap sebagai salah satu bentuk investasi yang rendah risiko, karena harganya yang cenderung mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.
Ada juga investasi reksa dana yang bisa kamu mulai dengan modal Rp100.000 saja, bahkan ada manajer investasi yang menawarkan mulai dari Rp10.000. Reksa dana bisa jadi instrumen investasi yang menguntungkan untuk kamu, yang merupakan pemula dan baru belajar mengenai investasi. Kamu akan dibantu oleh manajer investasi dalam pengelolaannya, sehingga bisa mengurangi risiko kesalahan investasi yang bisa terjadi. Sama seperti investasi emas, reksa dana juga termasuk investasi yang relatif rendah risiko, pencairannya cepat, dan yang paling menarik adalah keuntungan yang bisa kamu dapatkan yang jauh lebih besar daripada bunga deposito.
Nah, setelah mengetahui apa saja investasi yang menguntungkan bagi kamu di usia 20-an di atas, apakah kamu masih ragu untuk memulai berinvestasi? Sebaiknya sih sudah nggak ragu lagi ya. Mulailah investasi sejak dini agar keuntungan dan kesuksesan juga bisa datang dengan segera dalam hidupmu.
Yuk, investasi pada otak terlebih dulu, dengan belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Ini Dia 5 Produk Investasi yang Cocok untuk PNS
Buat PNS, produk investasi apa ya yang paling cocok?
Tunggu, memangnya PNS harus investasi? Hmmm, mengingat betapa banyak kebutuhan kita ke depannya, iya, sangat disarankan agar PNS berinvestasi. Kita semua memang perlu berinvestasi, karena tanpa investasi, rasanya akan sulit untuk bisa mencapai tujuan keuangan kita. Tapi, sebelum benar-benar berinvestasi, kamu wajib mengenal dulu beberapa produk investasi agar bisa memilih dengan tepat.
Lagi pula, zaman sekarang, mau investasi itu gampang banget. Tinggal modal smartphone, kuota, dan pastinya dana investasi yang sudah dialokasikan khusus, siapa saja bisa berinvestasi dengan mudah dan praktis. Nggak perlu dana yang besar juga untuk mulai berinvestasi. So, siapa pun kamu–terutama para PNS–pasti bisa jadi investor.
Berikut beberapa produk investasi yang bisa dipertimbangkan, untuk dipilih sesuai kebutuhan dan tujuan keuanganmu sebagai PNS
Produk Investasi yang Cocok untuk PNS

1. Investasi emas
Produk investasi satu ini bisa dibilang yang tertua, karena sejak nenek moyang kita pasti sudah memanfaatkannya sebagai bentuk tabungan. Tak jarang nenek, kakek, dan orang tua kita bisa memiliki rumah, membiayai sekolah anaknya, dan memenuhi kebutuhan besar lainnya dengan bermodalkan tabungan emas mereka.
Buat PNS, investasi emas bisa jadi produk yang cocok sebagai awalan berinvestasi. Risiko kerugian minim untuk jangka panjang, pengelolaan relatif mudah, dan bisa menjadi safe haven saat sedang krisis.
2. Investasi reksa dana
Produk investasi kedua yang cocok untuk PNS adalah investasi reksa dana.
Dengan dikelola oleh manajer investasi–yang sudah dipilih secara cermat–membuat kamu tak perlu terlalu repot memikirkan strategi investasinya. Yang perlu kamu lakukan adalah memonitor dan memantau kinerja si manajer investasi. Pastikan nilai investasi berkembang dari waktu ke waktu, sesuai dengan target dan tujuan keuanganmu.
Reksa dana–terutama reksa dana pasar uang–juga bisa menjadi media untuk menyimpan dana darurat, lantaran paling minim risiko dibandingkan beberapa produk investasi lainnya. Dana untuk mulai juga bisa dari nominal kecil, bahkan ada reksa dana yang menawarkan dana minimal awal sebesar Rp10.000 dan bisa dibayar/di-topup dengan ewallet.
Praktis banget kan?

3. Deposito
Deposito bisa dibilang juga salah satu produk investasi old-fashioned tapi masih digemari lantaran risikonya yang juga relatif minim dibandingkan produk yang lain. Memang imbalnya terbatas, tetapi jaminan keamanan dari pemerintah sampai dengan nominal Rp2 miliar, sebagai salah satu produk perbankan, menjadi keunggulan tersendiri untuk deposito.
Cara investasinya yang hanya sekali setor di awal, dan kemudian tinggal menunggu bunga di setiap bulannya juga dinilai cukup praktis. Kamu bisa memilih deposito ARO, agar ketika jatuh tempo, depositomu diperpanjang secara otomatis, ataupun deposito nonARO, yang akan langsung ditransfer ke rekening induk ketika jatuh tempo tiba.
Setoran awal untuk deposito sih cukup lumayan ya, apalagi jika dibandingkan dengan reksa dana. Ada bank yang memberlakukan setoran awal minimal Rp5 juta ataupun Rp10 juta. Silakan cek dulu ke bank terkait ya, dan minta informasi sebanyak-banyaknya lebih dulu, sebelum mulai berinvestasi deposito.
4. Investasi saham
Investasi saham bisa jadi merupakan produk investasi yang tergolong agresif. Fluktuasi pasar bisa membuat nilai saham naik turun harian, dan bisa jadi ini menjadi kendala tersendiri buat kamu terutama yang profil risikonya konservatif. So, sebelum mulai berinvestasi saham, sebaiknya kamu kenali dulu dirimu sendiri. Jangan sampai investasi justru membuatmu jadi stres.
Sebenarnya, risiko yang timbul di saham ini masih bisa dikelola oleh investor individu seperti kita kok, apalagi jika kita sudah cukup paham bagaimana cara memilih saham yang cocok dengan kebutuhan dan tujuan keuangan kita. Tapi, memang, kita harus belajar investasi saham dulu yang benar seperti apa.
Imbal hasil investasi saham ini sangat lumayan, jika kita memang bisa berinvestasi dengan cara yang tepat. Bahkan hasilnya bisa berkali lipat dari imbal deposito. Tapi ya, itu–sekali lagi–harus diawali dengan belajar investasi saham yang benar.

5. Investasi properti
Produk investasi properti juga cukup sesuai dipilih oleh PNS, karena nantinya dapat disewakan dan memungkinkanmu untuk memperoleh penghasilan pasif.
Namun, di antara semua produk investasi rekomendasi seperti yang sudah dijelaskan di atas, investasi properti butuh dana yang paling besar. Pada prosesnya nanti, kamu akan juga butuh biaya yang relatif lebih banyak juga, karena harus membayar pajak, atau juga biaya pemeliharaan.
Karenanya, butuh rencana dan strategi yang matang jika kamu hendak memilih produk investasi ini. Tapi bukan berarti mustahil untuk dilakukan.
Membutuhkan kelas untuk dapat menggali produk investasi yang cocok untuk PNS secara lebih mendalam?
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
5 Pelajaran Keuangan yang Kita Dapatkan Selama Pandemi
Pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung tidak hanya membahayakan jutaan nyawa manusia di seluruh dunia, tetapi juga telah memberikan pukulan hebat bagi ekonomi global hingga resesi ekonomi pun diramalkan akan tiba. Krisis ini menjadi pelajaran keuangan yang tak akan terlupakan, sepertinya.
Well yeah, kadang, untuk menjadi paham dan mengerti akan sesuatu, kita memang harus lebih dulu terpukul oleh musibah, bencana, kecelakaan, kesalahan, dan sejenisnya sih. Begitu pula dengan masa pandemi sekarang ini.
Salah satu pelajaran keuangan terpenting yang bisa kita dapatkan selama pandemi adalah kesiapan finansial itu sangat penting, sehingga kita bisa menghadapi berbagai kondisi buruk secara efektif.
Nah, kali ini, mari kita bahas beberapa pelajaran keuangan yang diajarkan oleh krisis virus corona ini kepada kita.
5 Pelajaran Keuangan yang Kita Dapatkan Selama Pandemi Virus Corona

1. Jangan ambil utang yang tidak mampu kamu bayar
Pinjaman, bila dapat dikelola dengan baik, bisa menjadi salah satu “sarana” untuk memenuhi tujuan keuangan kita, misalnya seperti KPR atau kredit kendaraan. Utang kadang-kadang juga dapat membantu kita keluar dari keadaan darurat keuangan.
Namun, sangat penting bagi kamu untuk mengevaluasi kapasitasmu soal pembayaran cicilan. Adalah penting untuk melihat kemampuanmu sendiri dalam hal ini, karena utang yang tidak terjangkau tidak hanya dapat menghancurkan keuanganmu, tetapi juga dapat menyebabkan hilangnya aset berharga.
Belum lagi, utang juga dapat menyebabkan tekanan psikologis yang sangat besar di sepanjang jalan. Dan terutama selama masa-masa sulit seperti saat ini ketika kehilangan pendapatan bisa terjadi, membayar cicilan utang yang tidak terjangkau bisa menjadi lebih sulit meskipun ada stimulus relaksasi pinjaman dari pemerintah.
Pelajaran keuangan yang bisa didapatkan dari hal ini adalah jangan pernah berutang berlebihan, dan milikilah rencana darurat agar tetap dapat membayar kembali pinjamanmu tepat waktu.
Ingat, berani utang berarti berani bayar, apa pun kondisinya.
2. Selalu memiliki dana darurat yang memadai
Rencana darurat nggak akan lengkap tanpa dukungan dana darurat yang memadai.
Seharusnya sekarang kamu semakin paham akan pelajaran keuangan yang kedua ini: Betapa penting arti dana darurat ini ketika banyak di antara kita yang harus kehilangan penghasilan.
Dana darurat adalah jaring pengaman biaya hidup sehari-hari, ketika harus tetap hidup tanpa adanya pendapatan. So, mulai sekarang, pastikan dana darurat kamu setidaknya sebesar 6 – 12 bulan dari pengeluaran rutin. Taruh dana darurat di rekening tabungan, deposito, atau bisa juga di reksa dana pasar uang.
Mulailah membangun atau mengisi kembali dana daruratmu sekarang juga. Enggak ada kata terlambat kok.

3. Jangan hanya mengandalkan asuransi kesehatan yang disediakan kantor
Krisis akibat pandemi ini memaksa beberapa bisnis mengurangi karyawan, dan hal ini akan dapat memburuk jika ekonomi tidak bangkit kembali dengan cepat.
Jika hal ini terjadi, asuransi kesehatan menjadi salah satu hal yang mesti dipikirkan. Mungkin kamu selama bekerja mendapatkan benefit berupa tunjangan kesehatan dan diikutkan menjadi peserta BPJS Kesehatan. Namun, ketika dengan sangat terpaksa kamu harus berhenti dari pekerjaanmu, tunjangan kesehatan ini bisa saja terhenti.
Ingat, sakit–terutama jika kamu harus menjalani rawat inap–bisa menjadi beban keuangan yang bisa menguras tabungan, bahkan bisa berujung utang.
Jadi, pelajaran keuangan yang bisa diambil dari krisis ini adalah pastikan kamu mengurus BPJS Kesehatanmu agar bisa tetap digunakan meski sudah bukan berstatus karyawan lagi.
4. Pentingnya asuransi jiwa
Jangan lagi menunda untuk memiliki asuransi jiwa.
Virus corona telah memakan banyak korban jiwa. Enggak bisa terbayangkan, jika mereka yang menjadi korban adalah tulang punggung keluarga. Bagaimana nasib keluarganya ketika sudah ditinggalkan? Pasti akan sulit; belum lagi sembuh masa berkabungnya, sudah harus stres memikirkan besok harus makan apa karena kehilangan penopang hidup.
So, ini juga menjadi pelajaran keuangan yang sangat penting bagi kita.
Yuk, mulai cari-cari info asuransi jiwa murni, yang bisa melindungi risiko keuangan yang harus ditanggung ketika kita mengalami musibah. Beri perlindungan pada orang-orang yang kita cintai.

5. Diversifikasikan portofolio investasi
Krisis akibat COVID-19 telah sangat memengaruhi sebagian besar instrumen investasi. Volatilitas pasar yang terjadi telah menghapus begitu saja imbal hasil yang sudha didapatkan selama bertahun-tahun. Suku bunga deposito merosot, bunga tabungan juga semakin rendah.
Namun, investasi emas secara nyata justru memberikan imbal yang menggembirakan. Selamat, untuk kamu yang sudah berinvestasi emas sekian lama, dan di krisis kali ini memetik hasilnya.
Pelajaran keuangan yang kita dapatkan kali ini adalah selalu diversifikasikan investasimu ke berbagai kelas aset dengan berbagai tingkat risiko dan imbal untuk meminimalkan risiko investasi secara keseluruhan.
Yang sama pentingnya adalah menyelaraskan investasimu dengan profil risiko, tujuan keuangan, dan rasio likuiditas keuanganmu yang paling ideal. Jangan hanya mengejar target pengembalian yang tidak realistis dari investasimu.
Terakhir, jangan dulu hentikan investasi sekarang, apalagi tanpa pertimbangan yang matang, karena semakin lama kamu berinvestasi, semakin besar peluangmu untuk mendapatkan pengembalian yang diinginkan.
Yuk, belajar lebih banyak agar bisa menyusun strategi rencana investasi yang sesuai dengan tujuan keuanganmu, terutama ketika nanti pandemi ini berakhir. Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Harga Emas Naik Nggak Kira-Kira: 5 Fakta Emas sebagai Instrumen Investasi
Sudah mengamati pergerakan harga emas akhir-akhir ini? Beberapa waktu yang lalu, harga emas naik nggak kira-kira sampai menyentuh angka Rp963.000/gram. Ini merupakan rekor harga emas tertinggi sepanjang masa!
Ada yang sempat “mengubahnya” menjadi fresh cash demi mendapatkan tambahan dana darurat dalam bentuk uang tunai? Kalau dulu belinya pas masih di harga Rp500.000-an, wahhh … selamat! Tambahan dana daruratnya lumayan juga dong ya.
Sering banget mendengar saran–terutama dari orang-orang tua–bahwa investasi emas itu adalah cara paling pintar untuk menabung. Kalau lagi kondisi harga emas naik seperti sekarang ini sih, saran ini harus diamini. Tapi, bener enggak sih, harga emas naik terus setiap tahunnya–atau stabil terus–sehingga dengan demikian emas adalah investasi yang paling aman dan menguntungkan?
Nah, mari kita lihat fakta-faktanya.
Harga Emas Naik: Benarkah Emas Merupakan Investasi Paling Menguntungkan?
1. Harga emas tidak selalu naik
Coba lihat grafik yang bisa ditemukan di situs goldsilverworlds berikut ini, yang menunjukkan pergerakan harga emas dalam 100 tahun terakhir.

Kalau dicermati, apakah harga emas naik terus? Faktanya, harga emas dulu flat banget. Kemudian melonjak tajam, dan ada pula saat-saat ketika harga emas turun secara drastis.
Lalu amati grafik berikut, yang memperlihatkan harga emas dimulai tahun 2014 hingga 2019 kemarin.

Ada bagian di mana emas turunnya enggak kira-kira.
Jadi, apakah harga emas selalu naik? Jawabannya, enggak. Emas di Indonesia harganya mengikuti harga emas dunia yang diperdagangkan dalam dolar. Konversi Rupiah dan Dolar AS yang berfluktuasi sesuai kondisi membuat harga emas di Indonesia juga unpredictable, selain juga karena faktor-faktor lain yang juga akan kita bahas beberapa di poin berikutnya.
2. Harga emas juga sensitif
Selain karena terpengaruh akan konversi antara Rupiah dan Dolar AS, ada berbagai hal yang juga bisa membuat harga emas naik maupun turun. Di antaranya:
- Hukum supply vs demand, yang merupakan hukum alam dalam perdagangan komoditi apa pun.
- Penyesuaian suku bunga juga bisa membuat harga emas naik atau turun. Ketika suku bunga simpanan naik, maka akan banyak investor melepas emas dan lebih memilih menyimpan uang dengan harapan memperoleh keuntungan lebih dari bunga yang lebih tinggi. Hal ini membuat harga emas turun. Demikian pula sebaliknya, sesuai hukum perdagangan yang berlaku.
- Isu global, seperti sekarang, saat terjadi wabah penyakit yang mendunia, harga emas pun terpengaruh. Ancaman resesi akibat COVID-19 membuat investor akan terus mencari perlindungan dari emas, setidaknya sampai akhir tahun 2020 ini.
Sehingga, dengan demikian bisa disimpulkan nih, bahwa harga emas juga sensitif mengikuti kondisi. Memang tidak serapuh harga saham, yang kena senggol sedikit saja bisa terguncang, tetapi harga emas juga tak sestabil itu.

3. Emas adalah komoditi
Yes, ini sudah disinggung di poin kedua di atas.
Selain menjadi instrumen investasi–yang memungkinkan emas dibeli dalam bentuk batangan–emas juga dibutuhkan untuk industri, seperti untuk industri perhiasan (India dan Tiongkok adalah dua negara pengonsumsi emas utama sebagai negara penghasil perhiasan terbesar di dunia), alat medis, dan sebagainya.
Saat permintaan pasar tidak bisa dipenuhi oleh supply, maka saat itulah harga emas naik. Demikian pula sebaliknya, ketika emas banyak dijual ke pasar oleh para investor, harganya pun turun.
As simple as that.
4. Harga buyback selisihnya lumayan juga
Saat artikel ini ditulis (6 Mei 2020), posisi harga emas ada di Rp913.000 per gramnya. Saat kamu membelinya, lalu misalnya karena satu lain hal, kamu harus menjualnya kembali dalam beberapa jam atau hari, maka emasmu “hanya” akan dibeli di kisaran Rp812.000.
Yes, kamu “kehilangan” Rp101.000–jumlah yang cukup lumayan, ya kan?
Harga buyback emas memang cenderung akan jauh lebih rendah ketimbang harga beli di hari yang sama. Kamu baru bisa mendapatkan keuntungan dari selisih harga ini ketika emas yang kamu beli di posisi Rp547.000 di tahun 2017, dan hendak kamu jual hari ini dengan harga beli Rp812.000.
Wow! Dengan 5 gram emas yang dijual saja, kamu sudah punya tambahan dana darurat yang lumayan dan bisa dipakai untuk menyambung hidup.

5. Bukannya tanpa risiko
So, apakah emas merupakan investasi yang aman, tanpa risiko? Enggak juga.
Dengan harga emas naik turun sesuai kondisi pasar dan faktor lainnya seperti yang sudah dijelaskan di atas, emas tidak terbebas sama sekali dari risiko, dan hal ini harus 100% kamu sadari dan pahami jika ingin berinvestasi pada emas.
Karena itu, adalah penting untuk menyesuaikannya dengan tujuan keuangan kita sendiri.
Nah, sudah ada gambaran yang lebih jelas kan sekarang, mengapa harga emas naik turun dan bagaimana pula harus menyikapinya?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.