6+ Investasi Terbaik untuk Meningkatkan Uang Pensiun
Uang pensiun adalah salah satu hal yang sangat penting untuk dipersiapkan sejak dini. Tahu kan, kalau menabung saja sering kali tidak cukup, karena inflasi dan biaya hidup yang terus meningkat.
Oleh karena itu, investasi menjadi salah satu cara yang efektif untuk memastikan masa pensiun yang nyaman dan aman. Banyak pilihan investasi yang bisa dipertimbangkan, masing-masing dengan kelebihan dan risikonya.
Table of Contents
Investasi untuk Meningkatkan Uang Pensiun
Uang pensiun yang dikelola dengan baik dapat memberikan kebebasan finansial di masa tua. Salah satu jalan untuk bisa meningkatkan uang pensiun adalah dengan berinvestasi.
Investasi yang tepat bisa memberikan imbal hasil yang signifikan sehingga kebutuhan hidup sehari-hari terpenuhi tanpa khawatir. Mulai dari reksa dana, saham, obligasi, hingga properti, semuanya menawarkan potensi untuk meningkatkan nilai uang pensiun. Pemahaman yang baik tentang berbagai instrumen investasi ini sangat penting untuk membuat keputusan yang tepat.
Investasi terbaik untuk meningkatkan uang pensiun tergantung pada berbagai faktor seperti usia, toleransi risiko, dan tujuan keuangan. Berikut adalah beberapa opsi investasi yang bisa dipertimbangkan untuk meningkatkan uang pensiun.
1. Reksa Dana
Reksa dana menawarkan diversifikasi dan dikelola oleh profesional. Diversifikasi berarti investasi tersebar ke berbagai jenis aset, sehingga risiko bisa lebih tersebar dan tidak terfokus pada satu jenis aset saja.
Pengelolaan oleh profesional memberikan keuntungan karena keputusan investasi dilakukan oleh manajer investasi yang berpengalaman dan memiliki pengetahuan lebih dalam tentang pasar.
Ada berbagai jenis reksa dana yang bisa dipilih untuk meningkatkan uang pensiun. Ada reksa dana saham, pendapatan tetap, dan campuran.
Baca juga: 4 Contoh Aset Finansial yang Cocok untuk Rencana Pensiun
2. Saham
Investasi saham dapat memberikan potensi pengembalian uang pensiun yang tinggi, tetapi juga memiliki risiko yang lebih tinggi. Saham mewakili kepemilikan di perusahaan, dan nilai saham dapat naik atau turun tergantung pada kinerja perusahaan tersebut serta kondisi pasar secara keseluruhan. Karena fluktuasi harga saham yang signifikan, penting untuk memiliki pemahaman yang baik tentang perusahaan tempat berinvestasi.
Pilih saham dari perusahaan yang stabil dan memiliki prospek pertumbuhan yang baik. Perusahaan yang stabil biasanya memiliki sejarah kinerja yang solid, manajemen yang baik, dan model bisnis yang kuat.
Prospek pertumbuhan yang baik berarti perusahaan tersebut memiliki potensi untuk berkembang lebih lanjut di masa depan, misalnya melalui ekspansi pasar, inovasi produk, atau peningkatan efisiensi operasional. Melakukan riset yang saksama dan mempertimbangkan laporan keuangan, berita industri, dan analisis pasar dapat membantu dalam memilih saham yang tepat untuk portofolio investasi.
3. Obligasi
Obligasi menawarkan pendapatan tetap dan lebih stabil dibandingkan saham, cocok untuk pengembangan uang pensiun.
Obligasi adalah instrumen utang. Prinsip kerjanya adalah investor meminjamkan uang kepada penerbit obligasi (pemerintah atau perusahaan) dengan imbalan pembayaran bunga secara berkala serta pengembalian pokok pada saat jatuh tempo.
Stabilitas obligasi berasal dari pendapatan bunga yang tetap, yang biasanya dibayarkan setiap bulan atau sesuai ketentuan. Juga dari kepastian pengembalian pokok investasi pada akhir periode obligasi.
Obligasi pemerintah relatif lebih aman dibandingkan obligasi korporasi. Pemerintah memiliki kemampuan yang lebih besar untuk membayar kembali utangnya karena bisa mengumpulkan dana melalui pajak atau menerbitkan uang. Karena itu, risiko gagal bayar obligasi pemerintah cenderung lebih rendah, terutama untuk negara dengan ekonomi yang stabil.
Di sisi lain, obligasi korporasi, meskipun sering menawarkan tingkat bunga yang lebih tinggi, datang dengan risiko yang lebih besar karena tergantung pada kesehatan finansial perusahaan penerbit. Perusahaan dapat menghadapi kesulitan keuangan yang bisa menyebabkan gagal bayar, sehingga investasi di obligasi korporasi memerlukan analisis kredit yang cermat.
4. Properti
Investasi properti, seperti membeli rumah untuk disewakan, dapat memberikan penghasilan pasif yang dibutuhkan sebagai uang pensiun, dan apresiasi nilai properti dari waktu ke waktu. Penghasilan pasif dihasilkan dari uang sewa yang diterima setiap bulan, yang dapat digunakan untuk menutupi biaya perawatan, pajak, sampai memberikan aliran pendapatan tambahan.
Apresiasi nilai properti terjadi ketika nilai properti meningkat seiring waktu. Faktor-faktor seperti lokasi, perkembangan infrastruktur, pertumbuhan ekonomi, dan permintaan perumahan dapat berkontribusi pada peningkatan nilai properti.
5. ETF (Exchange Traded Fund)
ETF mirip dengan reksa dana tetapi diperdagangkan seperti saham. ETF (Exchange Traded Fund) adalah kumpulan aset yang bisa berupa saham, obligasi, atau komoditas, yang dikelola untuk mencapai tujuan investasi tertentu.
Seperti saham, ETF diperdagangkan di bursa efek, yang memungkinkan investor untuk membeli dan menjualnya sepanjang hari perdagangan. Harganya tentu berfluktuasi berdasarkan permintaan dan penawaran di pasar.
ETF menawarkan diversifikasi dengan biaya yang lebih rendah, cocok untuk peningkatan uang pensiun. Diversifikasi dalam ETF berarti investor memiliki akses ke berbagai aset dalam satu produk investasi, mengurangi risiko yang terkait dengan kinerja aset secara individu.
Biaya yang lebih rendah dibandingkan reksa dana konvensional berasal dari struktur manajemen pasif ETF. ETF umumnya mengikuti indeks tertentu (seperti indeks LQ45) tanpa memerlukan manajemen aktif yang intensif. Artinya, biaya operasional dan manajemen ETF cenderung lebih rendah, sehingga lebih efisien bagi investor yang ingin mendapatkan diversifikasi luas dengan biaya minimal.
Baca juga: Fungsi Dana Pensiun: Mengapa Masa Depan Finansial Kita Bergantung Padanya?
6. Investasi Alternatif
Investasi alternatif mencakup berbagai jenis investasi di luar aset tradisional seperti saham, obligasi, dan properti. Contohnya apa saja? Berikut beberapa di antaranya:
- Peer-to-peer lending adalah platform yang mempertemukan peminjam dengan pemberi pinjaman secara langsung, tanpa melalui lembaga keuangan tradisional seperti bank. Investor dalam peer-to-peer lending dapat mendapatkan pengembalian yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk keuangan tradisional, tetapi juga menghadapi risiko gagal bayar yang relatif besar juga dari peminjam. Diversifikasi portofolio pinjaman dan memilih platform yang memiliki reputasi baik dapat membantu mengurangi risiko ini.
- Crowdfunding adalah metode mengumpulkan dana dari sejumlah besar orang, biasanya melalui platform online, untuk mendanai proyek atau usaha bisnis. Investor dapat memilih berbagai proyek atau perusahaan yang ingin mereka dukung, imbalannya bisa berupa ekuitas atau hadiah lain. Crowdfunding memberikan kesempatan untuk berinvestasi dalam ide-ide inovatif dan mendukung usaha kecil, tetapi juga memiliki risiko tinggi karena banyak proyek yang tidak berhasil atau gagal mencapai target.
- Investasi dalam startup melibatkan pemberian modal kepada perusahaan baru yang berada di tahap awal pengembangan. Startup memiliki potensi pertumbuhan yang besar, tetapi juga memiliki risiko kegagalan yang tinggi. Investor dalam startup biasanya mencari peluang untuk mendapatkan keuntungan besar jika perusahaan tersebut berhasil berkembang dan menjadi sukses. Memang butuh analisis yang dalam terhadap model bisnis, tim manajemen, dan potensi pasar dari startup yang dipilih.
Penting untuk menyesuaikan portofolio investasi dengan profil risiko dan tujuan keuanganmu. Yuk, belajar mengenai uang pensiun lebih jauh, agar kamu bisa menjamin masa depanmu sendiri, tanpa bergantung pada orang lain.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
7 Mitos investasi yang Masih Banyak Orang Percaya
Masih banyak orang percaya pada mitos investasi yang salah kaprah. Enggak heran makanya, masih banyak juga orang yang maju mundur cantik untuk berinvestasi. Atau, ada sih yang bernyali untuk mulai investasi, tapi pola pikirnya enggak tepat. Alhasil, hasilnya pun tidak seperti yang diharapkan.
Yes, kesalahpahaman inilah yang menyesatkan. Yang belum mulai jadi takut, yang berani mulai salah langkah dan akibatnya malah buntung, padahal maunya untung.
Memang ya, menyelami dunia investasi tanpa dipandu oleh informasi yang akurat bisa menyebabkan keputusan yang kurang bijak. Oleh karena itu, sangat penting untuk memisahkan fakta dari fiksi dan mengatasi mitos investasi yang paling umum.
Melakukan hal ini enggak hanya membuka jalan bagi pengambilan keputusan yang lebih tepat tapi juga membantu dalam merencanakan strategi investasi yang sukses.
Table of Contents
7 Mitos Investasi yang Masih Banyak Dipercaya
Banyak dari mitos investasi berkembang dari kesalahpahaman atau informasi yang kedaluwarsa, yang pada akhirnya dapat menghambat peluang untuk mengembangkan aset.
Apa saja misalnya? Barangkali ada hal-hal di bawah ini yang kamu juga masih percaya.
1. Investasi Hanya untuk Orang Kaya
Salah satu mitos investasi yang paling umum dan menyesatkan adalah ide bahwa hanya orang kaya saja yang dapat berinvestasi.
Nah, padahal kebenarannya jauh loh. Faktanya, investasi itu terrbuka untuk semua orang, terlepas dari besarnya penghasilan atau kekayaan masing-masing. Dengan strategi yang tepat dan pemahaman tentang opsi yang tersedia, siapa pun dapat memulai perjalanan investasi, bahkan dengan modal yang relatif kecil.
Reksa dana, misalnya, adalah pilihan yang baik untuk investor pemula dengan modal kecil. Reksa dana pasar uang adalah salah satu contoh investasi dalam instrumen pasar uang yang risiko rendah berlikuiditas tinggi, seperti deposito berjangka dan surat berharga pemerintah. Bahkan bisa mulai dari Rp10.000 loh.
2. Investasi Selalu Berisiko Tinggi
Masih banyak orang yang takut berinvestasi karena risikonya yang tinggi. Ya, mitos investasi ini sebenarnya enggak sepenuhnya salah sih. Karena, faktanya, investasi itu memang selalu berisiko. Namun, tidak semuanya berisiko tinggi.
Ada juga beberapa instrumen investasi yang risikonya cukup rendah. Ya tentu saja, tingkat pengembaliannya juga sepadan juga.
Pemahaman yang akurat tentang risiko dan return, serta strategi efektif untuk mengelola risiko, dapat membantu investor meminimalkan potensi kerugian sambil memaksimalkan potensi keuntungan.
Nah, untuk mengelola risiko investasi, diversifikasi instrumen bisa menjadi adalah salah satu cara paling efektif. Dengan menyebarkan investasi di berbagai aset, kamu dapat mengurangi dampak negatif jika salah satu investasi mengalami kerugian.
3. Investasi Itu Hasilnya Lama
Mitos investasi yang menyebutkan bahwa selalu butuh waktu yang sangat lama untuk melihat hasil dari investasi juga membuat banyak orang enggan untuk memulai berinvestasi. Padahal, faktanya, kupon obligasi pemerintah itu sudah bisa didapatkan dalam satu bulan setelah installment loh. Reksa dana juga contoh instrumen yang bisa memberikan keuntungan dalam waktu relatif singkat.
So, yang perlu dipelajari adalah karakter instrumen investasi, mana yang cocok untuk jangka panjang dan mana yang cocok untuk jangka pendek. Selanjutnya, menyesuaikannya dengan tujuan keuangan.
4. Investasi Saham = Judi
Mitos investasi bahwa berinvestasi di pasar saham sama dengan judi adalah salah satu persepsi yang paling keliru tentang dunia investasi. Persepsi ini dapat menghambat banyak orang dari mengambil keuntungan dari peluang untuk membangun aset, terutama melalui pasar saham.
Padahal ada perbedaan yang sangat besar di antara keduanya.
Judi dilakukan dengan harapan mendapatkan keuntungan cepat dari suatu kejadian yang hasilnya sangat tidak pasti. Hasil yang diperoleh tergantung pada keberuntungan. Judi memiliki risiko yang sanagt tinggi dan tanpa kemungkinan pengelolaan risiko.
Sementara itu, berinvestasi di pasar saham bertujuan untuk membangun aset secara bertahap melalui pertumbuhan nilai perusahaan dan reinvestasi dividen. Keputusan untuk berinvestasi dibuat berdasarkan analisis yang dalam tentang kinerja perusahaan, kondisi industri, dan ekonomi secara keseluruhan. Meskipun sama-sama berisiko, investasi saham menawarkan kesempatan untuk mengelola risiko tersebut melalui diversifikasi portofolio, analisis fundamental dan teknis, serta strategi jangka panjang.
5. Investasi Emas Selalu Aman
Memilih emas sebagai instrumen investasi itu sama sekali enggak salah. Bagus malahan. Namun, jika menganggap emas itu enggak pernah rugi, paling aman, selalu untung, nah … itu yang mesti diluruskan.
Faktanya, seperti semua bentuk investasi, emas juga memiliki risiko dan ketidakpastian. Harga emas sering kali juga berfluktuasi, yang merupakan reaksi terhadap perubahan kondisi ekonomi global, seperti inflasi, nilai tukar mata uang, dan suku bunga. Misalnya, emas cenderung naik saat inflasi meningkat karena dianggap sebagai lindung nilai terhadap penurunan daya beli.
Dalam masa ketidakpastian politik atau ekonomi, orang akan ke aset yang dianggap aman seperti emas, yang kemudian akan meningkatkan harganya. Namun, ketika kondisi stabil, minat terhadap emas bisa berkurang, menyebabkan penurunan harga.
Belum lagi, emas itu punya selisih harga jual terhadap harga beli ketika kita hendak menjualnya kembali dalam waktu dekat.
6. Mengikuti Saran Investasi dari Para Ahli Pasti Akan Menguntungkan
Memang sebagai pemula, ada baiknya kita belajar dari orang yang lebih berpengalaman atau yang lebih ahli. Namun, kamu perlu ingat, bahwa kondisi dan kemampuan setiap orang itu berbeda.
Tidak pernah ada jaminan bahwa saran orang lain itu—meskipun mereka dinilai lebih ahli atau lebih berpengalaman—akan selalu menguntungkan. Adalah sangat penting bagi setiap investor untuk melakukan riset sendiri terhadap instrumen investasi potensialnya, bahkan ketika mempertimbangkan saran dari para ahli.
Setiap investor memiliki situasi keuangan, toleransi risiko, dan tujuan investasi yang unik. Saran yang mungkin cocok untuk satu investor bisa tidak sesuai untuk yang lain. Melakukan penelitian sendiri membantu menyesuaikan saran dengan kebutuhan dan tujuan keuangan pribadi kamu.
7. Jangan Berinvestasi saat Sedang Turun
Ada yang percaya mitos investasi, bahwa ketika pasar sedang turun, itu adalah waktu terburuk untuk berinvestasi. Padahal, kondisi pasar yang menurun justru berpeluang berinvestasi dengan potensi keuntungan jangka panjang.
Konsep “membeli di saat murah” adalah strategi ketika investor mencari untuk memanfaatkan penurunan harga untuk membeli aset berkualitas dengan harga diskon.
Salah satu contoh paling terkenal dari seorang investor yang berhasil mengambil keuntungan dari kondisi pasar yang tidak stabil adalah Warren Buffett, CEO dari Berkshire Hathaway. Selama krisis keuangan global 2008, ketika kepanikan melanda pasar dan banyak investor menarik dana, Buffett melihat peluang. Dia berinvestasi miliaran dolar ke perusahaan seperti Goldman Sachs dan General Electric.
Strategi ini terbukti menghasilkan return yang signifikan untuk Berkshire Hathaway saat pasar pulih. Ya enggak heran sih, Buffett dikenal dengan filosofinya bahwa takut ketika orang lain serakah, dan serakah ketika orang lain takut.
Sampai di sini, kita tahu ya, bahwa mitos investasi sering membentuk hambatan psikologis yang enggak perlu. Memecahkannya bukan hanya membuka jalan menuju keputusan yang lebih informasi, tetapi juga ke arah pertumbuhan finansial yang berkelanjutan.
Mitos investasi mana yang masih mengganggumu sampai sekarang?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
6 Pelajaran Finansial dari Film Gampang Cuan
Sudah pada nonton film Gampang Cuan belum nih? Film ini menarik banget, karena enggak hanya menyajikan komedi segar, tetapi juga mengangkat isu penting tentang literasi keuangan dan relates banget dengan kondisi sekarang.
Film ini berkisah tentang kehidupan anak rantau yang berada dalam situasi generasi sandwich, yang bukan rahasia umum lagi—banyak yang mengalami juga di sekitar kita. Atau, jangan-jangan, kamu juga gen sandwich ini nih.
Diarahkan oleh Rahabi Mandra dan diproduksi oleh Tesadesrada Ryza, film ini menampilkan aktor dan aktris terkenal Indonesia seperti Vino G Bastian, Anya Geraldine, Azi Markers, dan Meriam Bellina. Film ini, yang telah diputar di bioskop sejak 16 November yang lalu ini menawarkan pelajaran berharga tentang melalui cerita hidup Sultan (diperankan oleh Vino G Bastian).
Table of Contents
Inti Cerita Gampang Cuan
Dalam narasi film Gampang Cuan ini, Sultan, anak sulung dari sebuah keluarga di Sukabumi, merantau ke Jakarta. Dia mengklaim telah sukses merantau dengan kekayaan yang melimpah. Namun, adik perempuannya, Bilqis (Anya Geraldine), yang datang menyusulnya di Jakarta, menemukan kenyataan yang berbeda.
Mereka berdua kemudian mengetahui bahwa ayah mereka yang telah meninggal meninggalkan utang sebesar Rp300 juta. Hal ini membuat kehidupan keluarga Sultan menjadi tidak stabil, dengan Sultan yang harus membiayai kuliah adik bungsunya, Aji (Alzi Markers), dan bersama Bilqis berusaha keras mendapatkan uang untuk membayar utang tanpa sepengetahuan ibu mereka, Mamah Diah (Meriam Bellina).
Salah satu strategi yang mereka gunakan adalah investasi saham, yang membawa mereka pada serangkaian kejadian menarik dan pelajaran penting yang terkandung dalam film “Gampang Cuan”.
6 Pelajaran Finansial dari Gampang Cuan
1. Adalah Penting untuk Punya Penghasilan Stabil sebelum Investasi
Buat kita-kita yang berusia produktif ini, mempunyai penghasilan yang stabil merupakan hal yang krusial. Sayangnya enggak dengan karakter-karakter utama film ini.
Sultan dan Bilqis enggak punya pekerjaan tetap. Alhasil, hal ini bikin cash flow mereka kacau. Sudah begitu, mereka malah main saham.
Keputusan gegabah seperti ini bikin hidup Sultan dan Bilqis makin runyam. Pada akhirnya, memang seluruh keuangan keluarga Sultan dan Bilqis bergantung pada investasi yang mereka lakukan.
2. Belajar Dulu sebelum Mulai Investasi
Memiliki pengetahuan merupakan kunci dalam berinvestasi. Apalagi di pasar modal, termasuk saham. Berinvestasi tanpa pengetahuan yang memadai bisa berbahaya, sebuah kesalahan yang dilakukan oleh Sultan dan Bilqis dalam Gampang Cuan.
Sebelum memulai investasi di pasar modal, kita harus kenalan dulu, dengan berbagai jenis saham, lau menentukan kriteria yang sesuai, mengetahui durasi investasi yang ideal, dan memahami aspek penting lainnya. Penting juga untuk memahami perbedaan antara investasi dan trading saham.
Tanpa pengetahuan yang cukup dan sikap mental yang tepat, bisa jadi investasinya serampangan, yang malah akan membuat risikonya menjadi bertambah tinggi.
Jadi, belajar banget nih, kalau investasi itu bukan hanya tentang mencari keuntungan, tetapi juga memerlukan pengetahuan yang mendalam.
3. Pakai Uang yang Memang Dialokasikan untuk Investasi
Investasi idealnya menggunakan uang dingin, yaitu dana yang enggak dibutuhkan untuk keperluan sehari-hari. Uang ini seharusnya tidak terkait dengan pemenuhan kebutuhan pokok.
Nah, yang terjadi di film Gampang Cuan ini malah sebaliknya. Sultan dan Bilqis menggunakan uang panas, yakni uang hasil utang.
Menggunakan uang pinjaman untuk investasi bisa berisiko tinggi, terutama karena pinjaman tersebut sering memiliki batas waktu pengembalian. Ingat, bahwa keuntungan investasi itu tidak pasti, sementara bunga utang itu pasti.
Keterlibatan uang panas dalam investasi dapat memengaruhi kestabilan psikologis investor, khususnya saat pasar saham mengalami penurunan. Hal ini seringkali menyebabkan investor pemula panik, yang bisa berujung pada hasil yang kurang menguntungkan. Kejadian kan, sama Sultan dan Bilqis?
4. Jangan Taruh Semua Telur dalam Satu Keranjang
Tertarik oleh keinginan cepat kaya, Sultan dan Bilqis mengambil keputusan yang kurang bijaksana di pasar modal dengan strategi all in, yaitu menempatkan semua uang mereka dalam investasi untuk memperoleh keuntungan maksimal.
Strategi seperti yang dilakukan Sultan dan Bilqis justru seharusnya dihindari. Hindari untuk menaruh semua telur di satu keranjang yang sama, bener nggak?
Enggak cuma instrumennya harus didiversifikasi, tetapi juga perlu untuk menyisihkan juga dana darurat dan mempertimbangkan faktor penting lainnya. Strategi all in ini sangat berisiko, terutama jika hanya berinvestasi pada satu jenis saham, karena penurunan harga saham dapat menyebabkan penurunan nilai investasi secara signifikan.
5. Enggak Boleh Emosian
Dengan kurangnya pengetahuan tentang pasar saham, Sultan dan Bilqis menjadi investor yang mudah panik, seperti ditunjukkan dalam film Gampang Cuan. Mereka cenderung khawatir saat nilai saham menurun dan terlalu antusias saat nilainya meningkat.
Padahal, fluktuasi nilai saham adalah sesuatu yang normal dan terjadi secara rutin. Karena itu, pengetahuan yang memadai sangat penting dalam berinvestasi. Seorang investor harus cermat dalam memilih jenis saham yang sesuai dengan profil dan kebutuhan mereka, termasuk mempertimbangkan jangka waktu investasi apakah untuk jangka pendek, menengah, atau panjang.
6. Berinvestasilah Saat Keuangan Sudah Sehat
Nah, ini sudah sempat dibahas di poin pertama di atas ya.
Sultan dan keluarganya menghadapi beban utang warisan dari ayah mereka yang berjumlah Rp300 juta. Untuk melunasi utang tersebut, Sultan mencoba berbagai cara termasuk berinvestasi di pasar saham. Ini merupakan kesalahan besar yang dilakukan Sultan dan Bilqis, karena mereka mengambil risiko investasi saat masih terbebani utang.
Buat yang sudah belajar bareng di QM Financial, pasti sudah tahu nih, bahwa untuk bisa investasi, kita tuh harus sudah bisa memenuhi kebutuhan dasar hidup dulu.Investasi di pasar saham memerlukan pengelolaan keuangan yang baik dan mental yang kuat. Orang sebaiknya tidak berinvestasi ketika keadaan keuangannya tidak memadai, khususnya jika masih terbebani oleh utang atau kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Fokus utama dalam kondisi tersebut seharusnya adalah memenuhi kebutuhan dasar sebelum memikirkan investasi.
Gampang Cuan tidak hanya merupakan film, tetapi juga menjadi simbol ironi dalam kisah yang diceritakan. Film ini berhasil menyampaikan pesan penting tentang realitas dan tantangan dalam mengelola keuangan di era modern. Melalui narasi yang menarik dan karakter yang relatable, film ini mengajarkan bahwa kesuksesan finansial tidak datang dengan mudah dan membutuhkan pemahaman serta pengelolaan yang bijak.
Nah, bagaimana dengan kamu? Apakah kamu masih seperti Sultan dan Bilqis?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
7 Kesalahan Umum dalam Cara Main Saham Pemula
Saham adalah instrumen yang sering dibahas oleh berbagai kalangan karena mempunyai tingkat capital gain yang tinggi. Saham juga dikatakan sebagai salah satu instrumen yang cocok sebagai dana pensiun. Sayangnya, banyak orang melakukan cara main saham pemula cenderung ugal-ugalan dan tidak memperhitungkan segala konsekuensi dengan cermat.
Yah, mungkin mereka melihat orang lain yang bisa meraih banyak tujuan keuangan dengan menggunakan instrumen saham. Namun, mereka hanya fokus pada hasil akhir, tanpa mau tahu bagaimana proses untuk berinvestasi saham dengan pintar.
Perlu diingat bahwa tingkat risiko yang dihadapi dalam instrumen tersebut cukup tinggi. Bahkan, tidak jarang para investor pemula membuat kesalahan yang bersifat merugikan. Oleh karena itu, penting sekali untuk mempelajari berbagai risiko dan tantangan yang ada di depan mata.
Kesalahan Cara Main Saham Pemula
Melakukan kesalahan dalam investasi saham sebenarnya wajar, apalagi bagi investor pemula. Namun, jika kesalahan yang sudah diperbuat terus diulang-ulang, maka hal tersebut akan membuat kamu rugi besar.
Nah, sebenarnya kita diuntungkan dengan adanya beberapa kesalahan yang dibuat oleh orang lain yang ugal-ugalan dalam main saham ini. Kita bisa belajar dari kesalahan tanpa perlu melakukannya lebih dulu.
So, seperti apa kesalahan cara main saham pemula yang sering terjadi itu? Yuk, kita coba lihat satu per satu.
1. Mengabaikan Riset
Banyak orang tertarik untuk melakukan cara main saham pemula karena keuntungan (yang katanya) menggiurkan. Mereka lantas memilih saham dengan cara-cara yang bisa dibilang absurd, mulai dari cuma ikut-ikutan, “kayaknya ini saham bagus”, dan berbagai cara instan lain untuk memilih saham.
Padahal riset ini sangat penting. Bahkan investor yang berpengalaman pun akan riset secara mendalam sebelum memilih saham untuk dibeli dengan berbagai tujuan investasi. Mengabaikan riset termasuk kesalahan umum yang membuat banyak orang mendapatkan kerugian.
Dalam berinvestasi, penting sekali untuk memikirkan setiap langkah yang akan diambil dengan bijak. Beberapa hal yang perlu diselidiki terlebih dahulu sebelum berinvestasi adalah manajemen, laporan keuangan, prospek perusahaan, dan lainnya.
2. Berdasarkan Emosi
Kesalahan lain yang umumnya dilakukan dalam cara main saham pemula adalah hanya mengandalkan emosi. Misalnya, saat pasar merosot tajam, investor yang takut merugi akan bergegas menjual saham mereka dengan harga rendah. Keputusan yang gegabah ini secara tidak langsung akan membuat kamu rugi besar.
Bukan hanya itu, bentuk emosi lain yang sering memengaruhi keputusan investor dalam berinvestasi adalah terlalu serakah. Umumnya, para pemula ingin bergegas memperoleh keuntungan besar, sehingga langsung menanamkan investasi tanpa memikirkannya secara rasional.
Oleh karena itu, investor pemula perlu melakukan pertimbangan untuk investasi tujuan jangka panjang dan tidak terlalu mengikuti emosional semata dalam berinvestasi.
3. Mengabaikan Diversifikasi
Kesalahan yang cukup serius saat melakukan cara main saham pemula adalah mengabaikan diversifikasi. Istilah ini menitikberatkan pengedaran investasi ke berbagai jenis saham untuk menekan risiko.
Jika kamu berinvestasi hanya pada satu sektor atau satu jenis instrumen saja, maka risiko yang pertama kali harus kamu hadapi adalah tentang fluktuasi. Tidak ada seorang pun yang mampu menebak arah pasar secara akurat 100% secara terus menerus. Anything can happen! Di pasar saham, pagi menghijau, sore memerah adalah hal yang sangat biasa. Bahkan kadang dalam satu periode saham bisa anjlok berkepanjangan.
Inilah kenapa kamu harus melakukan diversifikasi, agar risiko investasi bisa tersebar, sehingga meningkatkan peluang dalam menghasilkan keuntungan.
4. FOMO
FOMO (Fear of Missing Out) merupakan kesalahan yang terjadi saat investor membeli saham hanya karena ikut-ikutan tren pasar. Mereka takut kehilangan peluang, sehingga mengabaikan riset dan analisis yang matang.
FOMO juga termasuk bentuk keputusan yang impulsif dan sering kali menyebabkan kerugian finansial. Bisa saja yang terjadi adalah kamu membeli saham saat harganya sedang berada di puncak, dan kemudian harga anjlok hingga berhari-hari, bahkan berbulan-bulan. Bahkan ada loh, saham yang tinggi karena diviralkan oleh orang tertentu, dan ternyata setelah itu amblas enggak pernah muncul di permukaan lagi.
So, investor pintar tidak boleh FOMO, karena investor pintar akan berpikir dalam jangka panjang, bukan sekadar pengin memanfaatkan situasi.
5. Beli Saham Murah tanpa Lihat Prospek
Dalam membeli saham, jangan hanya berfokus pada harga yang murah. Kamu juga perlu mempertimbangkan prospek perusahaan ke depannya untuk memprediksi untung atau rugi di masa depan.
Karena ya, memang begitulah prinsip investasi kan? Menanam modal hari ini, untuk mendapatkan keuntungan di kemudian hari.
Oleh karena itu, investor pemula perlu melihat rekan jejak perusahaan, mulai dari manajemen, perjalanan sejarah, dan peluang di masa depan, dan lainnya. Jangan hanya melihat saham dari harga murah atau mahal saja.
6. Tidak Memiliki Rencana Investasi
Bagaimana bisa berinvestasi tanpa diiringi dengan rencana keuangan? Ya karena kita adalah investor, bukan seseorang yang sekadar beli gorengan di pinggir jalan.
Investor pemula perlu memahami bahwa menyusun rencana atau strategi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan keuangan dan berinvestasi.
Namun, faktanya masih banyak investor pemula yang tidak memiliki rencana yang jelas dan spesifik. Mereka umumnya tidak mengetahui batasan risiko dan strategi yang perlu dilakukan saat investasi berjalan tidak sesuai yang diharapkan. Itulah mengapa, mulai dari sekarang harus memikirkan rencana jangka panjang dalam berinvestasi saham.
7. Tidak Mempersiapkan Diri untuk Kerugian
Hal yang perlu diingat dari kegiatan investasi adalah tidak ada untung atau rugi yang abadi. Apalagi, saham termasuk jenis investasi yang memiliki risiko yang tinggi, sehingga kamu perlu mempersiapkan diri dalam menghadapi kerugian.
Investor pemula perlu menyadari bahwa kerugian adalah bagian untuk berproses. Itulah pentingnya menata mental dan mempersiapkan dana darurat saat menghadapi kerugian. Dengan begitu, kamu tidak akan mengambil keputusan yang impulsif.
Beberapa kesalahan cara main saham pemula yang dijelaskan di atas bisa dijadikan pembelajaran agar tidak melakukannya di kemudian hari. Akan lebih baik lagi jika kamu mampu belajar dari pengalaman para investor yang telah sukses, sehingga dapat menerapkannya dalam berinvestasi.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Jenis-Jenis Investasi sesuai Jangka Waktu dan Tujuan Keuangan
Mengambil langkah pertama dalam dunia investasi dapat terasa mengintimidasi, terutama dengan adanya berbagai jenis-jenis investasi yang tersedia di pasaran. Dari saham, obligasi, reksa dana, properti, hingga emas, pilihan tampaknya tak ada habisnya.
Sementara, untuk mengambil keputusan yang tepat, salah satu aspek krusial yang harus dipertimbangkan adalah jangka waktu dan tujuan keuangan dari investasi yang akan dipilih. Membedah dan memahami karakteristik masing-masing jenis-jenis investasi akan memungkinkan kita untuk mengalokasikan dana dengan lebih efisien dan efektif.
Jangka waktu investasi adalah salah satu faktor penentu dalam pemilihan instrumen investasi. Ini berkisar dari jangka pendek, menengah, hingga panjang. Investasi jangka pendek seperti deposito dan reksa dana pasar uang biasanya lebih likuid dan memiliki risiko yang relatif rendah, cocok untuk tujuan keuangan dalam jangka waktu singkat. Sementara itu, jenis-jenis investasi jangka menengah dan panjang seperti saham, obligasi, dan properti, cenderung menawarkan potensi imbal hasil yang lebih tinggi, namun dengan tingkat risiko yang lebih tinggi pula.
Di sisi lain, tujuan keuangan merupakan faktor yang tak kalah pentingnya dalam menentukan pilihan investasi. Apakah kita berinvestasi untuk dana darurat, pendidikan anak, pensiun, atau akumulasi net worth, setiap tujuan ini memerlukan strategi dan instrumen investasi yang berbeda.
Dengan menyelaraskan jangka waktu investasi dengan tujuan keuangan yang ingin dicapai, kita dapat merancang portofolio investasi yang tidak hanya mencerminkan preferensi risiko, tetapi juga memberi kita kesempatan terbaik untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Jenis-jenis investasi dapat dikategorikan berdasarkan jangka waktu dan tujuan keuangan. Berikut adalah beberapa jenis investasi berdasarkan dua aspek tersebut:
Jenis-Jenis Investasi Jangka Pendek (kurang dari 1 tahun)
Tabungan berjangka
Tabungan berjangka adalah produk perbankan di mana nasabah menyimpan uang dengan periode tetap dan tingkat bunga yang ditentukan sebelumnya. Periode penyimpanan bisa bervariasi, namun untuk jangka pendek biasanya kurang dari satu tahun. Tingkat bunganya lebih menarik dibanding tabungan biasa karena bank menggunakannya untuk investasi mereka.
Dianggap aman dengan risiko rendah, tabungan berjangka juga dilindungi oleh LPS, dan memberikan kepastian pengembalian. Cocok untuk tujuan keuangan jangka pendek seperti dana darurat, liburan, atau pembelian gadget.
Deposito
Deposito adalah salah satu jenis-jenis investasi jangka pendek di mana kita menempatkan sejumlah uang di bank untuk periode waktu tertentu dengan tingkat bunga yang tetap.
Tingkat bunga pada deposito umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan tabungan berjangka ataupun biasa. Selama periode waktu yang telah ditentukan, dana tidak dapat diambil tanpa dikenakan denda. Karena sifatnya yang relatif aman dan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan tabungan biasa, deposito sering dianggap sebagai pilihan investasi yang baik untuk tujuan keuangan seperti dana darurat, atau tujuan lain yang harus dilakukan sebelum 1 tahun.
Reksa Dana Pasar Uang
Reksa dana pasar uang adalah jenis-jenis investasi jangka pendek yang mengumpulkan dana dari banyak investor untuk diinvestasikan dalam instrumen pasar uang, seperti sertifikat deposito, surat berharga, dan instrumen utang jangka pendek lainnya.
Reksa dana pasar uang umumnya menawarkan likuiditas yang tinggi dan risiko yang relatif rendah, menjadikannya pilihan yang populer bagi investor yang mencari tempat yang aman untuk menempatkan dana dalam jangka pendek sambil mendapatkan pengembalian yang wajar.
Reksa dana pasar uang juga cocok untuk tujuan keuangan seperti membangun dana darurat, untuk mengumpulkan DP rumah atau kredit kendaraan, dan sebagainya.
Jenis-Jenis Investasi Jangka Menengah (1-10 tahun)
Obligasi
Obligasi adalah surat utang yang dikeluarkan oleh perusahaan, pemerintah, atau lembaga lainnya sebagai cara untuk mengumpulkan dana. Investor yang membeli obligasi pada dasarnya memberikan pinjaman kepada penerbit, dan sebagai gantinya, penerbit berjanji untuk membayar bunga atau kupon pada interval tertentu dan mengembalikan pokok pinjaman ketika obligasi jatuh tempo.
Obligasi biasanya memberikan pembayaran bunga yang tetap atau variabel kepada pemegangnya sebagai imbalan atas pinjaman yang diberikan. Setiap obligasi memiliki tanggal jatuh tempo, yang merupakan tanggal di mana penerbit harus mengembalikan pokok pinjaman kepada pemegang obligasi.
Obligasi memiliki tingkat risiko yang berbeda tergantung pada kredibilitas penerbit. Peringkat kredit dapat memberikan gambaran tentang risiko default penerbit. Kalau diterbitkan oleh pemerintah, termasuk dalam jenis-jenis investasi yang cenderung berisiko rendah.
Karena karakteristiknya ini, obligasi cocok dimanfaatkan untuk tujuan keuangan seperti rencana pensiun (karena mendapatkan kupon tetap), rencana dana pendidikan anak, beli kendaraan, dan sejenisnya.
Reksa Dana Pendapatan Tetap
Kalau merasa belum yakin untuk berinvestasi pada obligasi secara langsung, ada reksa dana pendapatan tetap yang bisa jadi alternatif.
Reksa dana pendapatan tetap adalah jenis investasi yang mengumpulkan dana dari sejumlah investor dan menginvestasikannya dalam portofolio beragam instrumen utang seperti obligasi, surat utang, dan sekuritas pendapatan tetap lainnya. Tujuannya adalah untuk memberikan pendapatan reguler kepada investor melalui pembayaran bunga dan, dalam beberapa kasus, apresiasi modal.
Jenis-Jenis Investasi Jangka Panjang (lebih dari 10 tahun)
Saham
Saham adalah instrumen keuangan yang mewakili kepemilikan dalam sebuah perusahaan. Ketika kita membeli saham dari sebuah perusahaan, kita menjadi pemegang saham dan memiliki bagian dari aset dan keuntungan perusahaan tersebut. Saham diperdagangkan di bursa saham dan harganya dapat berfluktuasi secara signifikan.
Beberapa perusahaan membagikan sebagian dari keuntungan mereka kepada pemegang saham dalam bentuk dividen, sementara kita juga berpeluang mendapatkan capital gain dari selisih harga jual saham dengan harga belinya. Harga saham dapat sangat fluktuatif dalam jangka pendek, sehingga investasi dalam saham merupakan risiko tinggi—yang hanya cocok untuk tujuan jangka panjang. Umumnya orang memanfaatkan saham untuk investasi dana pensiun, dana pendidikan, hingga warisan.
Reksa Dana Saham
Nah, buat yang merasa tidak yakin bisa mengelola saham sendiri, atau terlalu sibuk untuk melakukan analisis saham, ada reksa dana saham yang bisa jadi opsi.
Reksa dana saham adalah jenis investasi kolektif yang mengumpulkan dana dari sejumlah investor untuk diinvestasikan dalam portofolio saham. Dana ini dikelola oleh manajer investasi profesional yang membuat keputusan pembelian dan penjualan saham berdasarkan analisis pasar dan tujuan investasi dana tersebut.
Seperti saham, reksa dana saham juga cenderung volatil tetapi memiliki potensi keuntungan yang tinggi dalam jangka panjang. Tujuan keuangan yang cocok juga sama dengan saham.
Properti
Investasi properti melibatkan pembelian real estat seperti rumah, gedung, tanah, atau properti komersial lainnya dengan tujuan mendapatkan keuntungan melalui apresiasi harga, rental, atau keduanya. Ini adalah salah satu bentuk investasi yang telah populer selama bertahun-tahun dan sering dianggap sebagai sarana untuk membangun kekayaan dalam jangka panjang.
Salah satu keuntungan dari investasi properti adalah potensi kenaikan harga properti seiring waktu. Properti dapat disewakan untuk menghasilkan pendapatan tetap dalam bentuk sewa. Dibandingkan dengan saham atau reksa dana, properti umumnya memiliki likuiditas yang rendah, yang berarti mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk menjualnya. Memiliki properti melibatkan biaya perawatan dan, jika disewakan, manajemen properti.
Umumnya sih, investor memilih properti sebagai salah satu jenis-jenis investasi yang dimanfaatkan sebagai instrumen penambah net worth, dan sebagai dana pensiun.
Perlu diperhatikan bahwa setiap dari jenis-jenis investasi di atas memiliki tingkat risiko dan imbal hasil yang berbeda-beda. Penting untuk memahami profil risiko dan tujuan keuangan kita sendiri sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada instrumen tertentu.
Selain itu, diversifikasi portofolio juga bisa menjadi strategi yang baik untuk mengelola risiko dan mencapai tujuan keuangan dalam jangka waktu yang berbeda.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Tanya Jawab tentang Pasar Modal yang Paling Sering Ditanyakan di Google
Tanya jawab tentang pasar modal sering kali menjadi frasa kunci yang dicari oleh banyak orang, terutama mereka yang baru memasuki dunia investasi. Pasar modal, dengan segala kompleksitas dan dinamikanya, bisa menjadi labirin yang membingungkan bagi para pemula. Namun, dengan pemahaman yang tepat, pasar modal bisa menjadi ladang investasi yang menguntungkan dan membuka peluang untuk mencapai kebebasan finansial.
Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa tanya jawab tentang pasar modal yang paling banyak ditanyakan di Google. Tujuan kita adalah untuk menjawab sederet tanya jawab tentang pasar modal tersebut dengan jelas dan sederhana, sehingga kamu dapat memahami pasar modal dengan lebih baik dan merasa lebih percaya diri untuk mulai berinvestasi.
5 Tanya Jawab tentang Pasar Modal
Dalam perjalanan investasimu, bisa saja nantinya kamu akan menemui berbagai istilah dan konsep yang asing. Tapi, enggak perlu khawatir. Artikel ini akan menjawab 5 tanya jawab tentang pasar modal yang sering muncul sebagai bagian pertama.
Semoga segera ada artikel tanya jawab tentang pasar modal part 2, 3, 4 dan seterusnya yang diharapkan dapat membantumu memahami dasar-dasar pasar modal dan memberikan pengetahuan yang kamu butuhkan untuk memulai perjalanan investasimu.
1. Bagaimana cara memulai investasi di pasar modal?
Memulai investasi di pasar modal bisa tampak menakutkan, apalagi kalau belum ada pengalaman sama sekali. Tetapi dengan langkah-langkah yang tepat, prosesnya dapat menjadi jauh lebih mudah dan menguntungkan.
Berikut adalah beberapa langkah untuk memulai investasi di pasar modal:
- Pahami dulu apa itu pasar modal dan bagaimana cara kerjanya. Mulailah dengan mengenali karakteristik berbagai instrumennya, seperti saham, obligasi, reksa dana, ETF, dan lainnya. Buku, kursus online, dan blog keuangan adalah sumber daya yang baik untuk memulai.
- #TujuanLoApa? Nah, pertanyaan ini adalah hal kedua yang harus dijawab dulu sebelum mulai berinvestasi. Jangan sampai berinvestasi tanpa tujuan. Mengapa? Karena dengan adanya tujuan, maka strategi pun akan lebih mudah ditentukan dan dilakukan.
- Buatlah rencana dan strategi investasi yang sesuai dengan tujuan yang sudah ditentukan. Strategi ini harus mencakup berapa banyak uang yang ingin diinvestasikan, berapa lama berencana untuk berinvestasi, dan berapa banyak risiko yang bersedia diambil.
- Buka rekening sekuritas di platform investasi online tepercaya. Periksa biaya, pilihan investasi, dan layanan yang ditawarkan sebelum membuat keputusan.
- Pilih instrumen yang sesuai dengan tujuan, profil risiko, dan kemampuan masing-masing. Ingat, setiap orang punya tujuan keuangan sendiri-sendiri, sehingga instrumen bisa saja berbeda.
- Pantau portofolio, dan buat penyesuaian jika diperlukan. Pasar modal selalu berubah, jadi strategi kita pun mungkin perlu berubah seiring waktu.
- Sabar dan konsisten, karena tidak ada yang instan dalam berinvestasi..
Ingatlah bahwa investasi melibatkan risiko dan selalu ada kemungkinan kehilangan uang. Itulah sebabnya pendidikan dan penelitian yang baik sangat penting. Selalu lakukan due diligence kamu sebelum membuat keputusan investasi.
2. Apa saja jenis-jenis instrumen investasi di pasar modal?
Berikut adalah beberapa jenis instrumen investasi yang umum ditemui di pasar modal yang bisa menjadi penjelasan tanya jawab tentang pasar modal yang kedua ini.
- Saham, yaitu sertifikat yang menunjukkan kepemilikan sebagian dari suatu perusahaan. Dengan membeli saham, kamu akan menjadi pemilik sebagian dari perusahaan tersebut dan berhak atas sebagian dari keuntungan atau kerugian perusahaan.
- Obligasi, yaitu surat utang yang dikeluarkan oleh pemerintah atau perusahaan. Ketika kamu membeli obligasi, maka itu artinya kamu meminjamkan dana kepada penerbit obligasi untuk jangka waktu tertentu. Sebagai gantinya, kamu akan menerima bunga yang tetap selama periode tersebut.
- Reksa dana, yaitu kumpulan uang dari sekelompok investor yang digunakan untuk membeli portofolio saham, obligasi, atau instrumen lainnya. Sebagai investor, kamu bisa membeli unit dalam reksa dana, yang mencerminkan bagian dari aset keseluruhan reksa dana tersebut.
- ETF (Exchange Traded Funds), yang mirip dengan reksa dana, namun diperdagangkan seperti saham di bursa efek. ETF dapat melacak indeks, komoditas, obligasi, atau berbagai aset lainnya.
- Sukuk, yaitu instrumen keuangan yang mirip dengan obligasi, tetapi sesuai dengan prinsip syariah Islam. Sukuk mewakili kepemilikan dalam aset atau proyek tertentu dan memberikan pendapatan yang dihasilkan oleh aset atau proyek tersebut.
Nah, yang perlu diingat dalam tanya jawab tentang pasar modal ini adalah bahwa setiap instrumen investasi memiliki risiko dan keuntungan yang berbeda, dan tidak semua instrumen mungkin cocok untuk setiap investor. Sebelum membuat keputusan investasi, pastikan kamu memahami sepenuhnya apa yang diinvestasikan dan risiko yang terlibat.
3. Bagaimana cara membuka rekening efek?
Membuka rekening efek adalah langkah penting untuk berinvestasi di pasar modal. Proses ini mungkin berbeda-beda tergantung pada broker atau platform investasi yang dipilih, tetapi berikut adalah langkah-langkah umum yang mungkin perlu dilakukan:
- Pilih platform investasi, periksa reputasi, biaya, dan jenis layanannya. Pilihlah yang paling sesuai dengan kebutuhan dan preferensimu.
- Lakukan pendaftaran secara online, biasanya akan diminta informasi pribadi seperti nama, alamat, tanggal lahir, dan informasi pekerjaan. Kamu juga akan diminta untuk mengirimkan dokumen seperti fotokopi KTP, NPWP, dan bukti alamat (misalnya tagihan listrik). Beberapa broker mungkin juga memerlukan foto dan tanda tangan digital juga.
- Isi formulir aplikasi untuk membuka rekening, dengan mengisi detail tentang latar belakang keuanganmu, tujuan investasi, dan toleransi risiko.
- Setelah aplikasi disetujui dan rekening sudah aktif, kamu biasanya perlu menyetor sejumlah uang ke rekening sekuritas sebagai modal awal. Jumlah ini berbeda-beda tergantung pada broker atau platform; ada yang meminta minimum nominal, tetapi ada juga yang tidak ada minimum setoran.
Jika sudah menyetor dana, maka kamu bisa mulai membeli saham atau instrumen pasar modal lain.
4. Bagaimana cara memilih perusahaan sekuritas atau broker yang tepat?
Memilih broker atau perusahaan sekuritas yang tepat sangat penting dalam investasi pasar modal. Berikut adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan saat memilih broker:
- Pastikan broker memiliki reputasi baik dan dapat dipercaya. Cari tahu apakah mereka terdaftar dan diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
- Periksa layanan dan fitur yang ditawarkan oleh broker. Apakah mereka menawarkan platform perdagangan online? Apakah mereka menawarkan penelitian dan analisis pasar? Apakah mereka menawarkan kelas atau sejenisnya untuk edukasi investor?
- Bandingkan biaya dan komisi yang dikenakan oleh berbagai broker, yang dapat memengaruhi keuntungan investasi. Tapi ingat, broker dengan biaya terendah juga enggak selalu jadi pilihan terbaik.
- Cek, apakah platform perdagangan mereka mudah digunakan? Apakah kamu dapat mengaksesnya dari device yang kamu miliki? Apakah mereka menawarkan alat dan fitur yang dapat membantumu membuat keputusan investasi yang lebih baik? Bagaimana layanan pelanggannya? Apakah mereka mudah dihubungi jika kamu memiliki pertanyaan atau masalah?
- Cek juga, apakah proses pembukaan rekening dan melakukan transaksi sederhana dan mudah dipahami? Apakah kamu bisa melakukan setoran dan penarikan dengan mudah?
Sebelum memilih broker, lakukanlah penelitian dan pertimbangkan kebutuhan dan tujuan investasimu sendiri. Jangan ragu untuk bertanya dan meminta klarifikasi jika ada hal yang enggak dimengerti. Ingatlah bahwa broker adalah mitra dalam investasimu, jadi penting untuk memilih yang paling sesuai.
5. Apa itu indeks saham dan bagaimana cara mengikutinya?
Indeks saham adalah ukuran statistik yang mencerminkan kinerja sekelompok saham. Indeks ini biasanya terdiri dari sejumlah saham yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu, seperti ukuran perusahaan, sektor industri, atau faktor lainnya. Misalnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Indonesia mencerminkan kinerja saham-saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.
Berikut adalah cara mengikuti indeks saham:
- Pahami cara kerjanya. Setiap indeks memiliki metodologi sendiri untuk memilih dan memberi bobot saham. Misalnya, beberapa indeks memberikan bobot lebih besar kepada perusahaan dengan kapitalisasi pasar yang lebih besar, sementara yang lain mungkin memberikan bobot yang sama kepada semua perusahaan.
- Pilih indeks saham yang paling sesuai dengan tujuan investasimu. Misalnya, kamu memilih indeks yang mencerminkan kinerja pasar saham secara keseluruhan, atau mungkin kamu lebih tertarik pada indeks yang mencakup jenis saham tertentu, seperti saham teknologi atau saham perusahaan kecil.
- Ikuti kinerja indeks saham melalui berbagai sumber, termasuk situs web berita keuangan, situs web bursa saham, dan platform investasi atau perdagangan. Mereka biasanya akan melaporkan perubahan dalam nilai indeks, baik dalam persentase dan dalam poin.
- Kalau kamu ingin berinvestasi sesuai dengan kinerja indeks, kamu bisa mempertimbangkan investasi dalam ETF (Exchange Traded Funds) atau reksa dana indeks. ETF dan reksa dana indeks mencoba untuk meniru kinerja indeks tertentu dengan membeli semua (atau sampel) saham dalam indeks tersebut.
- Mengikuti indeks saham juga melibatkan pemahaman tentang faktor-faktor yang memengaruhi kinerja saham dalam indeks. Ini mungkin termasuk analisis fundamental (seperti laba perusahaan dan pertumbuhan) dan analisis teknikal (seperti tren harga dan volume perdagangan).
Ingatlah bahwa meskipun indeks saham dapat memberikan gambaran umum tentang kinerja pasar, mereka tidak mencerminkan kinerja investasi individu dan tidak memperhitungkan biaya atau pajak. Selalu lakukan penelitian dan pertimbangan sendiri sebelum membuat keputusan investasi.
Nah, itu dia tanya jawab tentang pasar modal bagian pertama. Semoga bisa membantumu memahami seluk beluk pasar modal dengan lebih baik.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
7 Pertanyaan tentang Pengelolaan Keuangan Karyawan yang Paling Sering Muncul dalam Training
Pertanyaan tentang pengelolaan keuangan karyawan sering muncul sebagai topik hangat di berbagai training dan seminar. Memahami bagaimana mengelola keuangan pribadi, mengatur penghasilan, dan berinvestasi dengan bijak memang merupakan keterampilan penting yang harus dimiliki setiap individu. Terlebih, di era globalisasi dan ketidakpastian ekonomi seperti saat ini, kemampuan mengelola keuangan menjadi semakin penting untuk menjamin kualitas hidup yang baik di masa depan.
Dalam artikel ini, kita akan membahas tujuh pertanyaan tentang pengelolaan keuangan yang paling sering diajukan dalam training ataupun seminar finansial. Mulai dari tips mengatur keuangan dengan gaji UMR, mengeksplorasi instrumen investasi yang aman dan menguntungkan, hingga cara memilih asuransi yang tepat untuk menghindari penipuan.
Semoga jawaban dari pertanyaan tentang pengelolaan keuangan yang disajikan dapat membantu karyawan dan siapa pun yang ingin bisa mengelola keuangan dengan lebih bijaksana dan menciptakan kehidupan yang lebih sejahtera.
7 Pertanyaan tentang Pengelolaan Keuangan yang Sering Muncul dalam Training Karyawan dan Jawabannya
1. Bagaimana mengatur keuangan dengan gaji UMR?
Pertanyaan tentang pengelolaan keuangan yang pertama ini memang bisa menjadi tantangan tersendiri, namun bukan berarti nggak mungkin dilakukan. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengelola keuangan dengan gaji UMR:
- Buat anggaran bulanan, pakai formula 4-3-2-1; 40% untuk kebutuhan rutin, 30% untuk cicilan utang, 20% untuk investasi dan tabungan, 10% untuk lifestyle.
- Hemat biaya. Cari cara untuk mengurangi pengeluaran, misalnya dengan memanfaatkan promo atau diskon, mengurangi penggunaan listrik, atau menyiapkan bekal makan siang dari rumah.
- Prioritaskan utang. Kurangi beban utang seminimal mungkin. Segera lunasi utang dengan bunga tertinggi terlebih dahulu. Usahakan untuk menghindari penggunaan kartu kredit atau pinjaman yang menambah beban utang.
- Bangun dana darurat, dengan nominal setidaknya 3 x pengeluaran rutin. Namun, kalau masih belum sanggup, berapa pun bisa diupayakan, yang penting mulai dulu.
- Punyai proteksi, minimal asuransi kesehatan dengan BPJS Kesehatan.
Dan terakhir, tingkatkan penghasilan. Jangan ragu untuk mencari sumber penghasilan tambahan, seperti freelance, bisnis sampingan, atau menambah jam kerja. Penghasilan tambahan ini dapat membantu untuk mencapai tujuan keuangan lebih cepat.
2. Apa instrumen investasi yang aman dan menguntungkan?
Perlu dipahami bahwa tidak pernah ada instrumen investasi yang aman dan menguntungkan. Mengapa? Karena investasi akan selalu ada risikonya. So, kita bisa menyesuaikan tingkat risiko ini dengan profil kita masing-masing.
Beberapa instrumen investasi yang bisa diurutkan sesuai tingkat risiko yang mungkin bisa menjawab pertanyaan tentang pengelolaan keuangan yang kedua ini di antaranya:
- Deposito, yang merupakan investasi dalam bentuk simpanan di bank dengan jangka waktu tertentu. Keuntungan yang didapat berupa bunga yang lebih tinggi dibandingkan tabungan biasa. Deposito relatif aman karena dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hingga batas tertentu.
- Obligasi pemerintah, keuntungannya berupa bunga yang dibayarkan secara periodik. Obligasi pemerintah dianggap lebih aman karena didukung oleh pemerintah, ada undang-undangnya, dan memiliki risiko gagal bayar yang rendah.
- Reksa dana pasar uang, yaitu produk investasi yang mengelola dana dari investor untuk diinvestasikan dalam instrumen pasar uang, seperti deposito dan surat utang jangka pendek. Keuntungan dari reksa dana pasar uang relatif stabil dan risikonya lebih rendah dibandingkan jenis reksa dana lainnya.
Sebelum memutuskan instrumen investasi yang akan dipilih, pastikan untuk melakukan riset dan memahami profil risiko serta potensi keuntungan dari setiap instrumen. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli keuangan atau perencana keuangan untuk membantu menentukan pilihan investasi yang tepat.
3. Bagaimana cara melunasi utang yang menumpuk?
Melunasi utang yang menumpuk memerlukan strategi yang baik dan komitmen yang kuat. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan sebagai jawaban dari pertanyaan tentang pengelolaan keuangan ini:
- Daftar utang: Buatlah daftar semua utang yang dimiliki, termasuk jumlah utang, bunga, dan jangka waktu pelunasan. Dengan ini, akan lebih mudah mengatur strategi pelunasan.
- Tentukan prioritas: Prioritaskan utang dengan bunga tertinggi terlebih dahulu, karena utang tersebut akan menumpuk lebih cepat. Atau bisa juga memprioritaskan utang dengan jumlah terkecil terlebih dahulu (metode salju – snowball method) untuk memberi motivasi saat melihat progres pelunasan utang.
Jika memiliki banyak utang dengan bunga tinggi, pertimbangkan konsolidasi utang dengan menggabungkannya menjadi satu utang dengan bunga yang lebih rendah. Hal ini akan memudahkan pengelolaan utang dan mengurangi total bunga yang harus dibayar.
4. Pengin beli rumah, tapi gimana cara bikin rencana keuangannya? Takut nggak mampu.
Membeli rumah memang merupakan keputusan finansial besar yang memerlukan perencanaan yang matang. Tapi bukan merupakan hal yang mustahil dilakukan. Kuncinya memang pada perencanaan yang matang.
Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membuat rencana beli rumah:
- Tentukan tipe rumah yang ingin dibeli, lokasi, dan kisaran harga. Dengan mengetahui anggaran yang dibutuhkan, Anda akan lebih mudah menentukan target tabungan dan strategi keuangan.
- Pertimbangkan KPR yang bisa menjadi pilihan untuk membantu membiayai pembelian rumah. Pelajari syarat dan ketentuan KPR dari berbagai bank, dan pilih yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.
- Hitung uang muka, biasanya sebesar 15-25% dari harga rumah. Tentukan jumlah uang muka yang dibutuhkan dan buat target tabungan untuk mencapainya.
- Hitung kemampuan menyisihkan uang dari penghasilan. Cari cara untuk mengurangi pengeluaran dan meningkatkan penghasilan agar lebih cepat mencapai target tabungan.
- Buat simulasi cicilan, dan pastikan cicilan tidak lebih dari 30-40% dari penghasilan bulanan agar enggak memberatkan keuangan.
Dengan membuat rencana keuangan yang matang dan disiplin dalam menjalankannya, akan ada gambaran yang lebih baik tentang kemampuan untuk membeli rumah dan mengelola cicilan. Ikut kelas Dana Rumah jika pas ada jadwalnya, supaya bisa lebih pasti menghitungnya.
5. Berapa idealnya besaran dana darurat?
Nah, jawaban pertanyaan tentang pengelolaan keuangan satu ini, yaitu besaran dana darurat, sudah pernah dijelaskan secara detail dan jelas dalam artikel di website ini. Sila klik saja link yang sudah ditautkan ya.
6. Gimana cara menghitung dana pensiun?
Untuk menjawab pertanyaan tentang pengelolaan keuangan ini, ikuti langkah-langkah singkat berikut:
- Estimasi pengeluaran bulanan: Tentukan berapa banyak uang yang dibutuhkan setiap bulan saat pensiun, termasuk biaya makan, perumahan, kesehatan, dan gaya hidup.
- Estimasi durasi pensiun: Tentukan usia pensiun dan harapan hidup atau life expectancy at birth untuk menghitung berapa lama akan membutuhkan dana pensiun.
- Hitung kebutuhan dana pensiun: Kalikan pengeluaran bulanan dengan durasi pensiun dalam bulan untuk menghitung kebutuhan dana pensiun total.
- Hitung dana pensiun yang harus ditabung: Bagi kebutuhan dana pensiun yang tersisa dengan jumlah bulan yang tersisa hingga pensiun. Jumlah ini merupakan dana pensiun yang harus ditabung setiap bulan hingga mencapai usia pensiun.
Mau lebih detail? Ada nih di kelas Dana Pensiun. Bisa cek untuk jadwalnya ya.
7. Bagaimana cara memilih asuransi supaya terhindar dari penipuan?
Memang dengan banyaknya berita akhir-akhir ini, image produk keuangan yang sangat bermanfaat ini jadi ikut kena efek ya? Padahal, memiliki asuransi itu penting banget.
Nah, untuk bisa memilih produk dan terhindar dari penipuan, coba lakukan beberapa hal ini:
- Pilih perusahaan asuransi terpercaya: Cari perusahaan asuransi yang memiliki reputasi baik, kinerja keuangan yang solid, dan izin usaha dari otoritas yang berwenang.
- Pelajari produk asuransi: Pahami jenis asuransi yang dibutuhkan, seperti asuransi kesehatan, jiwa, atau kendaraan. Pelajari manfaat, premi, dan ketentuan polis.
- Bandingkan beberapa produk: Bandingkan produk asuransi dari beberapa perusahaan untuk menemukan yang paling sesuai dengan kebutuhan dan anggaran.
- Baca polis dengan teliti: Pastikan memahami semua ketentuan, batasan, dan pengecualian dalam polis asuransi sebelum menandatanganinya.
- Konsultasi dengan agen asuransi profesional: Dapatkan informasi dan saran dari agen asuransi yang berlisensi dan profesional untuk membantu memilih produk yang tepat.
Memahami dan mengelola keuangan pribadi adalah kunci keberhasilan finansial dan kenyamanan hidup di masa depan. Dengan menyimak jawaban pertanyaan tentang pengelolaan keuangan yang sering ditanyakan dalam training atau seminar seperti di atas, kita telah melangkah lebih dekat untuk meraih kestabilan finansial yang diinginkan.
Pertanyaan tentang pengelolaan keuangan yang disebutkan di atas hanyalah sebagian kecil yang sering ditanyakan di seminar ataupun training.
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Perencanaan Keuangan Jangka Pendek untuk Menghadapi Kemungkinan Kenaikan Inflasi
Perencanaan keuangan jangka pendek adalah salah satu aspek penting dalam mengelola keuangan pribadi. Terutama sih perencanaan keuangan jangka pendek ini sebaiknya kamu lakukan saat misalnya kondisi keuangan sedang tidak stabil, misalnya pas lagi krisis. Bahkan ketika terjadi kenaikan inflasi–yang sebenarnya merupakan hal biasa yang akan terjadi setiap tahunnya.
Nah, dalam menghadapi kemungkinan kenaikan inflasi, atau juga krisis yang lain, perencanaan keuangan jangka pendek memegang peranan kunci dalam menjaga stabilitas keuangan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa kita tetap dapat mencapai tujuan finansial kita, meskipun kondisi sedang krisis.
Seperti yang kita tahu kan, bahwa kenaikan inflasi dapat memengaruhi daya beli kita dan mengurangi nilai dari uang yang kita miliki. So, ada baiknya kita memiliki strategi-strategi perencanaan keuangan jangka pendek untuk meminimalkan risiko keuangan yang bisa terjadi.
Jadi, strategi apa yang perlu kita jalankan dalam perencanaan keuangan jangka pendek demi menghadapi kemungkinan kenaikan inflasi dan menjaga stabilitas keuangan di masa depan ini?
Apa Itu Inflasi, dan Apa Dampaknya?
Inflasi adalah suatu kondisi ketika harga-harga barang dan jasa cenderung meningkat secara terus-menerus dalam jangka waktu tertentu.
Dalam kondisi inflasi, jumlah uang yang beredar di pasar lebih besar dibandingkan dengan ketersediaan barang dan jasa, sehingga permintaan lebih tinggi daripada penawaran. Hal ini menyebabkan kita harus membayar lebih banyak uang untuk membeli barang atau jasa yang sama.
Inflasi biasanya diukur dengan menggunakan indeks harga konsumen atau indeks harga produsen, dan dapat diakibatkan oleh berbagai faktor. Misalnya seperti permintaan yang tinggi, biaya produksi yang meningkat, dan kebijakan moneter dari pemerintah atau bank sentral. Inflasi dapat memengaruhi berbagai aspek ekonomi, termasuk investasi, pinjaman, dan kebijakan fiskal, dan moneter.
Inflasi dapat memiliki dampak yang signifikan pada keuangan kita, terutama jika kita enggak melakukan perencanaan keuangan jangka pendek dan jangka panjang untuk menghadapi dampak tersebut. Beberapa dampak inflasi misalnya:
Menurunnya daya beli
Inflasi dapat menyebabkan harga barang dan jasa naik. Hal ini berarti bahwa uang yang sama tidak lagi dapat membeli jumlah barang dan jasa yang sama seperti sebelumnya, sehingga daya beli kita menurun.
Menurunnya nilai uang
Kenaikan harga barang dan jasa juga berarti bahwa nilai uang menurun. Uang yang sama akan memiliki nilai yang lebih rendah di masa depan daripada sekarang.
Meningkatnya biaya hidup
Kenaikan harga barang dan jasa juga dapat menyebabkan meningkatnya biaya hidup. Biaya hidup yang lebih tinggi berarti bahwa kita harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Mengurangi tabungan
Jika kita punya tabungan cash di bank, maka saat terjadi inflasi, siap-siap saja menerima kenyataan bahwa nilai tabungan kita juga akan menurun. Tabungan yang sama akan memiliki nilai yang lebih rendah di masa depan, sehingga kita kudu menabung lebih banyak uang untuk mencapai tujuan keuangan jangka pendek dan jangka panjang kita.
Nah jadi, sangat penting bagi kita untuk mempersiapkan diri menghadapi inflasi dengan merencanakan keuangan jangka pendek, dan jangka panjang juga, dengan cermat. Dengan perencanaan yang tepat, kita dapat mengurangi dampak inflasi pada keuangan dan menjaga stabilitas keuangan kita sendiri di masa depan.
Perencanaan Keuangan Jangka Pendek untuk Menghadapi Kemungkinan Kenaikan Inflasi
1. Memahami Profil Risiko
Memahami profil risiko merupakan langkah penting dalam perencanaan keuangan jangka pendek untuk menghadapi kemungkinan kenaikan inflasi.
Profil risiko kita itu bergantung pada sejumlah faktor, termasuk usia, tujuan investasi, toleransi risiko, pengalaman, dan kondisi keuangan. Dalam hal ini, kita harus mempertimbangkan apakah kita lebih cocok untuk berinvestasi dalam instrumen yang berisiko tinggi atau rendah, atau apakah lebih baik untuk menghindari risiko sepenuhnya. Semua kembali ke kondisi masing-masing, enggak ada yang salah, enggak ada yang paling benar juga ya.
2. Menentukan tujuan keuangan
Kembali lagi ke #TujuanLo Apa. Tujuan perencanaan keuangan jangka pendek mungkin mencakup membangun dana darurat, membayar utang kartu kredit, membeli mobil, atau menabung untuk liburan. Sedangkan tujuan keuangan menengah dan panjang bisa berarti mencakup membeli rumah, pensiun, atau pendidikan anak.
Tentukan tujuan keuangan jangka pendek, menengah, dan panjang dengan jelas, serta berapa biaya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut.
Dalam membuat perencanaan keuangan jangka pendek, memahami profil risiko dan tujuan keuangan sangat penting karena akan memengaruhi strategi investasi yang akan digunakan. Profil risiko dan tujuan keuangan akan menjadi dasar dalam memilih instrumen investasi yang tepat, mengalokasikan aset yang sesuai, dan menetapkan rencana pengeluaran yang realistis.
Dengan memahami profil risiko dan tujuan keuangan, kita dapat membuat keputusan keuangan yang lebih cerdas dan menghindari risiko yang tidak diinginkan dalam menghadapi kenaikan inflasi di masa depan.
3. Menjaga dana darurat
Menjaga likuiditas dana darurat dapat membantu kita untuk memenuhi kebutuhan keuangan mendesak tanpa harus mengambil pinjaman atau menjual investasi.
Ingat ya, besarnya dana darurat tergantung pada seberapa banyak tanggungan kita. Jika masih lajang, boleh saja bangun sampai 3 bulan pengeluaran dulu. Kalau sudah menikah, atau ada orang tua yang harus ditanggung, boleh ditambah. Hingga ketika sudah punya anak, besaran dana darurat idealnya sampai 12 bulan pengeluaran.
Buat rekening tabungan khusus, agar dana darurat enggak sampai tersabotase untuk keperluan lain. Pastikan accessible oleh anggota keluarga yang lain ya.
4. Membuat rencana pengeluaran dan anggaran
Membuat rencana pengeluaran dan anggaran yang realistis dapat membantu kita mengelola uang dengan lebih efektif dan menghindari pengeluaran yang tidak perlu. Hal ini juga dapat membantu kita mengetahui berapa banyak uang yang tersedia untuk keperluan darurat atau investasi.
Cek berapa banyak uang yang dihabiskan setiap bulan dan untuk keperluan apa saja. Pengeluaran bulanan dapat mencakup biaya hidup, seperti makanan, transportasi, perumahan, listrik, air, dan internet, serta biaya lainnya, seperti hiburan, olahraga, dan perawatan pribadi.
Setelah mengetahui daftar pengeluaran bulanan, tetapkan prioritas pengeluarannya. Hal ini penting untuk menghindari pengeluaran yang tidak perlu, dan fokus pada pengeluaran yang penting dan bermanfaat.
Lalu, buat perencanaan keuangan jangka pendek, yang mencakup pengeluaran yang direncanakan, penghasilan yang diharapkan, dan sisa uang yang tersedia setiap bulan. Rencana pengeluaran dan anggaran harus dibuat sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan kita masing-masing.
Selanjutnya, pantau dan evaluasi secara teratur, agar kita tahu apakah semuanya berada di jalur yang benar, sesuai dengan rencana. Jika ada kesulitan atau kesalahan, kita pun segera dapat memperbaiki dan menyesuaikannya dengan kondisi keuangan yang ada.
5. Memilih instrumen investasi yang likuid
Memilih instrumen investasi yang likuid, seperti obligasi pemerintah, deposito berjangka, atau reksa dana pasar uang, dapat membantu kita mengakses dana dengan cepat dan mudah jika dibutuhkan. Instrumen investasi yang likuid juga lebih stabil dan lebih rendah risiko, yang pastinya lebih safe untuk kondisi sedang menghadapi inflasi ini.
6. Meminimalkan utang
Memastikan kita hanya berutang secara sehat akan dapat membantu kita mengelola cash flow dengan lebih baik. Hal ini juga dapat membantu kita untuk tetap memiliki lebih banyak uang tunai yang tersedia untuk keperluan mendesak.
Pastikan disiplin mencicil, hindari denda atau bunga berbunga. Minimalkan utang konsumtif, seperti utang kartu kredit dan pinjaman tanpa agunan, karena dapat memperburuk kondisi keuangan kita yang sedang menghadapi kenaikan inflasi.
Dalam perencanaan keuangan jangka pendek, menjaga stabilitas keuangan merupakan hal yang sangat penting. Apalagi dalam menghadapi kemungkinan kenaikan inflasi.
Dengan menerapkan strategi-strategi seperti di atas, kita akan dapat menghadapi kenaikan inflasi dan mengelola keuangan dengan lebih efektif, sehingga mencapai stabilitas keuangan yang diinginkan.
So, perencanaan keuangan jangka pendek yang baik dapat membantu kita mencapai tujuan keuangan dengan lebih mudah dan mengurangi risiko dalam menghadapi perubahan kondisi keuangan di masa depan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Seluk Beluk dan Tip Terbaik Investasi Emas Digital yang Legit
Lagi ramai emas digital ya? Apakah di antara kamu juga ada yang memilihnya sebagai instrumen investasi? Atau mungkin kamu lebih memilih berinvestasi pada emas batangan, atau emas fisik?
Mungkin ada juga di antara kamu yang belum berinvestasi emas, dan malah bingung. Emas digital dan emas batangan, memang beda ya? Lebih untung yang mana ya?
Untuk bisa menjawab pertanyaanmu, yuk, simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Investasi Emas Investasi Favorit Sepanjang Masa
Kalau orang tua kita umumnya menyimpan emas dalam bentuk fisik. Mulai dari perhiasan emas, koin emas, sampai emas batangan. Tak lupa, berbagai nota pembeliannya juga disimpan.
Memang instrumen ini sedari dulu dianggap selalu lebih “aman” dibandingkan instrumen lain. Katanya, keamanannya ini lantaran harganya yang cenderung naik dari tahun ke tahun.
Namun, seiring perkembangan teknologi yang luar biasa, kini investasi emas juga bisa dilakukan secara digital. Biarlah emas-emas batangannya disimpan sama oma, opa, om, tante, bapak, ibu, opung kita. Milenial dan gen Z kayaknya bakalan lebih cocok untuk berinvestasi emas digital.
Sebenarnya konsep investasi emas digital ini sama dengan kalau kita menabung di bank. Ketika kamu ke bank, kamu menyetor uang dan uang itu akan masuk ke dalam saldo rekening.
Emas digital sebenarnya sama saja dengan emas fisik, tetapi diperdagangkan secara online lewat aplikasi. Saat kamu menyetorkan uang ke platform yang bersangkutan, maka uang itu akan dikonversikan dalam bentuk saldo emas.
Keuntungan Berinvestasi Emas Digital
1. Bisa mulai dari nominal kecil
Tak seperti emas fisik yang harus siap dengan modal yang menyesuaikan dengan harga satuan emas yang dijual, kamu bahkan bisa berinvestasi dengan recehan sisa belanja untuk berinvestasi emas digital.
Iya, itu betul. Terutama ini bisa dilakukan kalau kamu berinvestasi di marketplace. Jadi, sembari belanja, transferannya dilebihkan sedikit. Sisanya masuk ke pos investasi emas digital. Lama-lama lumayan juga lo. Istilahnya kan jadi nabung emas dari sisa uang belanja. And it works!
Tak hanya emak-emak yang suka melakukannya, bapack-bapack juga banyack.
2. Nggak perlu pusing dengan tempat penyimpanan
Kalau kamu berinvestasi pada emas fisik, maka kamu harus menyediakan tempat penyimpanan yang baik dan aman. Mungkin kamu perlu mengeluarkan extra cost lantaran harus menyewa safety deposit box di bank, jika kamu berinvestasi dalam jumlah besar. Pasalnya, kalau hanya disimpan di rumah; di bawah kasur atau di bawah tumpukan pakaian di lemari, risiko pencurian akan membayangi.
Dengan berinvestasi secara digital, kamu enggak perlu memusingkan soal penyimpanan, karena ya emasmu tersimpan dalam bentuk digital. Ini kurang lebih seperti saham, yang tidak dapat dipegang fisik tetapi ada pencatatan asetnya.
Lebih jauh, kalau butuh fisiknya, kamu bisa banget meminta emasmu untuk dicetak. Tentu saja, akan ada biaya tambahan lagi ya.
3. Bisa dijadikan sebagai agunan
Seperti halnya emas fisik, emas digital juga bisa dimanfaatkan sebagai agunan, ketika kamu mengajukan pinjaman. Asyik kan?
Risiko Investasi Emas Digital
However, namanya juga instrumen investasi, pasti akan selalu ada risiko. Dengan semua keuntungan yang ada di atas, emas digital juga punya risiko? Pasti ada. Beberapa risiko yang harus kamu perhatikan untuk berinvestasi emas digital di antaranya:
- Risiko penurunan harga, yang akan kamu alami jika kamu harus menjual emas digital milikmu saat harga emas sedang menurun.
- Risiko hilang, yaitu ketika platform di mana kamu memiliki emas digital bermasalah. Seperti yang belakangan ada di berita-berita. Yes, jadi kalau emas fisik bisa hilang diambil pencuri, emas digital bisa juga hilang jika terjadi masalah pada platform.
So, ini memang harus kamu pahami ya. Bahwa setiap instrumen investasi itu akan punya risiko. Tinggal peluangnya tinggi atau rendah. Semakin dijamin oleh pemerintah, maka risiko juga akan bisa ditekan seminimal mungkin. Karena itu, meski terdengar sangat edgy, kekinian, dan modern, ada baiknya kamu juga belajar dulu mengenai seluk beluk investasi emas digital itu sebelum benar-benar membelinya.
Tip Investasi Emas Digital
Instrumen digital, seperti halnya emas digital ini, menawarkan cara berinvestasi yang praktis dan mudah, dengan modal kecil. Namun, di balik kepraktisan, kemudahan, dan modal yang kecil, kita pun harus tetap ingat, bahwa instrumen investasi—apa pun itu—akan selalu membawa risiko.
Salah satu risiko terbesar cara investasi emas digital adalah terkait legalitas platformnya. Jika kita sudah telanjur berinvestasi di platform tersebut, dan ternyata platform belum terdaftar di Bappebti, maka nantinya akan timbul masalah. Emas digital yang kita miliki tidak dijamin oleh pemerintah, kalau hendak dijual, harganya bisa merosot jauh. Padahal kalau tidak segera dilepas, kita juga enggak tahu nasibnya akan seperti apa.
Karena itu, seperti juga dengan produk investasi lain, kita harus melakukan analisis mendalam dulu sebelum mulai membeli emas digital.
Cek legalitas
Di Indonesia, sudah ditetapkan beberapa lembaga yang bertugas mengawasi berbagai aktivitas keuangan dengan wewenang masing-masing. Misalnya, untuk layanan keuangan seperti misalnya asuransi, sekuritas, pembiayaan, dan sejenisnya harus sudah terdaftar di OJK. Sementara, yang berbasis komoditas, misalnya minyak, kripto, dan termasuk emas, platform yang bersangkutan harus sudah terdaftar di Bappebti.
Selain OJK dan Bappebti, kalau layanan tersebut memiliki platform elektronik, misalnya website, aplikasi, dan sejenisnya yang dioperasikan melalui internet, juga harus terdaftar sebagai PSE di Kominfo.
So, hal ini harus kamu pahami dulu sebelum mulai membeli berbagai produk investasi, juga yang selain emas digital. Kenali produknya, kemudian cari apakah platformnya sudah terdaftar di lembaga yang berwewenang mengawasi regulasinya.
Riset dan survei mendalam
Jangan hanya mengandalkan rekomendasi seseorang saja, influencer misalnya, tapi kamu juga harus melakukan riset dan survei kamu secara mandiri, terkait platform investasi yang bersangkutan.
Jika sudah yakin bahwa platformnya sudah berizin dan legal, selanjutnya cek jejak digitalnya dari berbagai sumber. Kamu bisa memanfaatkan mulai dari Google, media massa, hingga media online dan media sosial.
Cari apakah platform yang bersangkutan pernah terlibat masalah yang serius? Apakah pernah ada komplain-komplain yang sangat memberatkan? Di mana kantor fisiknya? Siapa saja yang berada di balik platform tersebut? Apakah rekam jejak mereka juga bagus?
Hal ini berpengaruh besar pada trust, jadi jangan sampai di-skip ya. Jangan sampai kamu berinvestasi di perusahaan yang dipimpin atau diinisiasi oleh orang yang belum ada pengalaman sama sekali.
Nah, itu dia beberapa hal terkait investasi emas digital yang perlu kamu perhatikan.
Selalu ingat, #tujuanloapa, dan cek apakah instrumen tersebut memang sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, dan tujuanmu. Tak perlu merasa FOMO, jika orang lain sudah melakukannya dan kamu belum. Selama kamu masih di dalam track rencana keuangan yang sudah kamu buat sendiri, kamu akan aman.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Tas Branded sebagai Instrumen Investasi: Yay or Nay?
Adalah Zoe Gabriel, dengan username @zohtaco di TikTok, yang menjadi buah bibir di kalangan netizen belakangan ini. Viralnya Zoe adalah terkait dengan video unboxing tas yang menurutnya merupakan “luxury bag” pertama yang dimilikinya. Sayangnya, Zoe lantas malah dibully lantaran tas barunya dikatakan bukanlah luxury brand, alias tas branded seperti halnya merek LV, Celine, dan sejenisnya.
Untungnya, tim manajemen Charles & Keith—merek tas yang dibeli oleh Zoe—cepat tanggap. Zoe justru diundang, bersama ayahnya, untuk makan siang dengan pendiri brand, dan diajak untuk berkunjung ke kantor Charles & Keith.
Mengenal Luxury Bags
Di dunia fashion, luxury brand memiliki definisi yang berbeda setiap orangnya. Sebagaimana pemilik akun Zoe yang menganggap bahwa Charles & Keith merupakan brand yang mewah baginya. Mungkin bagi sebagian orang, tas ini bukan termasuk barang mewah, tapi juga tak perlulah melemparkan hate speech terhadap mereka yang berbahagia bisa membelinya. Jangan lupa, ada orang yang cukup mewah dengan membeli tas seharga ratusan ribu saja. Toh, standard kemewahan dalam kehidupan memang beragam, jadi tidak bisa dipukul rata.
Jika memang Zoe menganggap tasnya adalah tas mewah, maka hal itu adalah subjektif. Bagaimanapun, tas itu memang salah satu barang yang punya makna tersendiri bagi kaum hawa. Apalagi tas branded. Harganya yang selangit dan desainnya yang eksklusif membuatnya kerap kali menjadi barang koleksi. Di dunia fashion, terdapat banyak tas produksi brand mewah yang menjadi incaran para pengoleksi tas.
Sebenarnya, apa sih luxury brand itu? Luxury brand merupakan brand dengan kualitas tingkat tinggi dan eksklusif, sehingga memiliki harga yang tinggi. Hal ini berkaitan dengan tingkat aksesibilitas brand yang bersangkutan. Istilahnya, semakin langka, semakin sulit diakses, semakin mahal harganya, semakin eksklusif, maka akan semakin bernilai untuk dijadikan sebagai aset.
Untuk tas branded, ada cukup banyak merek yang memang diburu. Tak hanya sekadar dipakai sebagai pelengkap fashion, tas branded juga sering dianggap sebagai salah satu instrumen alternatif.
Faktanya, semakin banyak orang yang tertarik untuk berinvestasi pada instrumen alternatif sekarang ini. Salah satunya adalah barang-barang mewah. Ya, seperti tas branded.
Memangnya, investasi tas branded bisa menguntungkan?
Tas Branded sebagai Instrumen Investasi
Ya, mengapa enggak?
Terdapat berbagai bentuk investasi yang bisa dicoba oleh para investor, mulai dari emas, saham, properti, hingga barang branded yang kamu gunakan, seperti tas branded misalnya. Namun, perlu kamu ingat bahwa dalam memilih instrumen investasi, maka perlu disesuaikan dengan profil risikonya, ya.
Sebenarnya, terdapat tiga kategori barang yang menjadi tolak ukur apakah sebuah barang dapat dijadikan sebagai investasi. Pertama adalah adanya demand and supply, barangnya memiliki values perbedaan harga beli dan jual, serta kemampuan dari si barang yang bisa dikonversi menjadi uang tunai.
Nah, jika kamu tertarik untuk membeli tas branded sebagai investasi, maka kamu perlu jeli dalam memilih tas tersebut. Perhatikan karakteristik tas, apakah ke depannya tas ini bisa menghasilkan keuntungan karena demand yang besar dan value yang tinggi. Pilihlah tas yang memiliki model klasik, versatile alias serbaguna, dan berkualitas premium. Umumnya, jika dibuat secara hand made akan digemari serta paling dicari oleh para kolektor.
Lalu merek tas apa yang paling cocok untuk investasi? Ya, kamu bisa berpatokan pada piramida di atas. Tentu saja, kamu harus menyesuaikannya dengan kemampuan. Kalau kamu mampu mengawali dengan Charles & Keith seperti Zoe, ya kenapa enggak?
Cara Memulai Investasi Tas Branded
Untuk bisa berinvestasi tas branded, kamu akan butuh modal yang tak sedikit. Sementara risikonya termasuk tinggi, karena tidak ada jaminan dari siapa pun di situ. Kita murni tergantung pada si pembangun merek, apakah mereka bisa mempertahankan eksklusivitas tersebut atau tidak.
So, buat mulai investasi tas branded, berikut yang harus kamu siapkan.
1. Hindari berutang
Pastikan kamu membeli tas branded dengan uangmu sendiri, ya. Hal ini akan berpengaruh terhadap ketenangan hati dan pikiran sebelum kamu memutuskan untuk membelinya.
Untuk investasi—pada aset apa pun—kamu akan selalu disarankan untuk menggunakan dana yang memang sudah dialokasikan untuk investasi. Bukan uang hasil berutang. Mengapa? Karena return investasi itu tidak pasti, sementara bunga utang itu pasti.
2. Pastikan kebutuhan finansial yang utama sudah terpenuhi
Tas branded merupakan barang mewah yang tergolong ke dalam kebutuhan tersier. So, sebelum membelinya, pastikan kebutuhan lain yang lebih penting dan esensial sudah terpenuhi.
3. Pisahkan Shopping Account
Memiliki shopping account akan mempermudah kita dalam membuat pos pengeluaran. Nah, agar pengeluaran dana untuk kebutuhan sehari-hari tidak tercampur, maka kamu perlu memiliki shopping account ini, jika ingin mulai investasi tas branded. Kamu bisa setor dulu dana ke rekening ini setiap bulan sesuai proporsi yang kamu tentukan sendiri untuk investasi, dan belikan tas branded ketika sudah cukup.
4. Tentukan batas saldo dalam shopping account
Langkah ini akan membantumu untuk lebih disiplin dalam mengelola keuangan. Mengutip tip investasi tas branded dari Mba Ligwina Hananto, sebaiknya pastikan kamu memiliki saldo minimum dalam akun tersebut setidaknya dua kali lipat harga tas branded. Hal ini dilakukan agar saldo pada shopping accountmu tidak langsung habis setelah berbelanja.
5. Tidak perlu memaksakan
Last but not least, jika kamu merasa belum mampu untuk membeli tas branded yang diinginkan, maka jangan dipaksakan. Pasalnya, gaya hidup akan sangat berpengaruh terhadap cash flow-mu, lho. Karena itu, buatlah perencanaan keuangan yang komprehensif—termasuk ketika kamu berencana untuk berinvestasi pada tas branded.
Nah, itulah beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan untuk membeli tas branded sebagai salah satu instrumen investasi. Tas branded ini memang bisa menjadi opsi aset yang menarik jika kamu sudah dalam kondisi siap secara finansial.
Kamu juga perlu berhati-hati dalam memilih tas branded untuk investasi. Janganlah kamu memilih tas branded yang sering diskon untuk berinvestasi, ya. Pasalnya dengan demikian, eksklusivitas tas tersebut bisa jadi akan berkurang.
Selain itu, kamu juga perlu melakukan riset harga jual dan fluktuasinya dari tahun ke tahun. Pastikan kamu menjual koleksi tas branded yang dimiliki pada waktu yang tepat. Dan yang penting, tak perlulah mengomentari apa yang dilakukan oleh orang lain, karena kita enggak pernah tahu kan, kondisi dan perjuangan masing-masing? Kita hanya tahu apa yang bisa kita lihat. So, ada baiknya kita berfokus pada hal-hal baik yang bisa memberi nilai tambah, baik buat diri kita sendiri maupun untuk sesama. Sudah waktunya kita saling peka dan suportif.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!