Ini Cara Main Saham yang Sesuai untuk Pemula, Bikin Nggak Takut Rugi!
Punya banyak mau? Ya, biasalah ya. Namanya juga manusia. Yang penting, rencana keuangan harus komprehensif, meliputi tujuan dan instrumen yang bisa dimanfaatkan untuk mencapai tujuan tersebut. Nah, salah satu cara untuk mempercepat proses mencapai tujuan adalah kalau kamu tahu cara main saham yang benar.
Tapi kan, cara main saham itu berisiko! Takut rugi!
Ingat berita tentang seorang penjaga sekolah yang uang simpanannya untuk umrah habis dimakan rayap karena disimpan di celengan kan? Yah, memang, yang namanya menyimpan uang akan selalu ada risikonya. Yang menyimpan uang di celengan saja ada risikonya. Apalagi investasi.
Namun, risiko bisa dikelola. Kalau pengelolaannya baik, cara investasi—yang salah satunya dengan cara main saham—akan memberikan keuntungan yang optimal, sehingga memungkinkan kita mencapai tujuan keuangan dengan sukses dan lebih cepat.
Hal ini memang kudu dipahami betul, begitu kamu mulai belajar literasi keuangan.
Memangnya kenapa sih dengan menabung saja? Mengapa harus investasi?
Karena menabung saja enggak cukup. Ada inflasi, ada kenaikan harga ini itu, ada kebutuhan lain juga yang perlu dipenuhi. Semua itu harus “dilawan” dengan instrumen yang bisa memberikan imbal di atasnya.
So, saham ini memang hanya salah satu instrumen. Kamu punya berbagai jenis pilihan yang lain, tapi di artikel kali ini kita akan membahas mengenai cara main saham yang benar, agar kamu tak perlu takut rugi.
Keuntungan dan Risiko Cara Main Saham
Sebelum ke tip dan trik cara main saham yang baik dan benar, yuk, pahami dulu apa saja keuntungan dan risiko investasi saham. Keuntungan di sini akan memberimu motivasi untuk bisa berinvestasi secara konsisten, sementara risiko perlu dipahami agar bisa dikelola dengan baik sehingga bisa menekan peluangnya hingga seminimal mungkin.
So, ini dia keuntungan dan risiko yang harus siap dihadapi kalau kamu mau tahu cara main saham yang benar.
Dividen
Dividen adalah salah satu keuntungan yang bisa kamu dapatkan dari berinvestasi saham.
Beberapa perusahaan besar secara konsisten membagikan dividen atau laba perusahaan kepada para pemegang saham sesuai jumlah kepemilikan masing-masing. So, semakin banyak saham yang kamu miliki, maka semakin banyak pula dividen yang bisa kamu dapatkan.
Dengan strategi reinvestasi, maka kamu pun bisa mempercepat pertumbuhan portofoliomu di sini.
Capital gain
Capital gain adalah keuntungan yang didapatkan dari selisih harga jual ketika kamu menjual saham dengan harga yang lebih tinggi daripada harga belinya.
Capital gain ini bisa kamu peroleh ketika harga saham yang kamu miliki sudah bertumbuh seiring waktu, dan sudah mendekati tujuan jangka panjangmu.
Misalnya begini.
Kamu membeli saham QWER dengan harga per saham Rp1.000 sebanyak 5 lot, yang berarti 500 lembar. Artinya, kamu berinvestasi dengan nominal sebesar Rp500.000. Beberapa lama kemudian, kamu sudah mendekati tujuan keuanganmu, dan bermaksud ingin mencairkan dana di saham. Ternyata, harga saham QWER sudah menembus Rp3.000 per lembar. Kamu bermaksud menjual 5 lot, dan berarti kamu mendapatkan dana sebesar Rp1.500.000.
Dari penjualan saham tersebut, artinya kamu sudah mengantongi untung sebesar Rp1.000.000.
Capital loss
Namanya berinvestasi, kamu harus siap menghadapi risiko juga. Risiko pertama dari cara main saham adalah capital loss, yaitu kerugian yang bisa terjadi karena menjual saham dengan harga jual yang lebih rendah daripada harga belinya.
Misalnya, masih saham QWER. Ternyata setelah beberapa waktu, harga saham anjlok menjadi Rp900 per lembar. Maka kerugian investasi tak dapat dihindari.
Namun, risiko ini bisa diatasi atau diminimalkan dengan kamu melakukan average down secara teratur, yaitu membeli saham QWER saat harganya anjlok. Dengan demikian, kamu akan mendapatkan harga rata-ratanya. Memang cara main saham yang paling baik bagi kita yang berorientasi pada tujuan keuangan adalah dengan jangka waktu yang panjang. Dengan demikian, fluktuasi harga saham bisa diatasi seiring waktu.
Risiko likuidasi
Risiko likuidasi terjadi ketika perusahaan yang sahamnya ada dalam portofolio kamu dinyatakan bangkrut atau delisting dari bursa saham. Artinya, sahamnya tidak bisa dijual ataupun dibeli lagi oleh publik.
Untuk itu, sebenarnya perusahaan ada kewajiban untuk melunasi berbagai pembayaran, tetapi sayangnya, pembayaran pada investor ada di prioritas terakhir. Artinya, kalau tidak aset tersisa setelahnya, maka modal dari investor hilang dan tidak bisa dikembalikan.
Tenang, risiko ini pun bisa diminimalkan, dengan cara main saham yang benar, yaitu melakukan analisis mendalam terhadap bisnis perusahaan yang bersangkutan ke depannya. Pastikan mereka punya pasar yang bagus dan bertumbuh, sehingga bisnis tetap berjalan bahkan semakin maju.
Jadi, Bagaimana Cara Main Saham yang Benar?
Tepat dalam memilih saham
Pemilihan saham yang tepat menjadi koentji terbesar cara main saham yang menguntungkan. So, jangan sampai salah deh, di sini.
Lalu, bagaimana cara memilih saham yang benar?
Sebenarnya ada banyak cara sih, tetapi sebagai pemula, kamu bisa lakukan cara main saham berikut:
- Pilih saham yang termasuk dalam indeks LQ45 ataupun IDX30—yang isinya juga saham-saham berkualitas seperti halnya LQ45. Dengan shortlist ini, kamu sudah bisa mulai melakukan analisis terhadap fundamentalnya.
- Pilih saham yang bisnis perusahaannya long lasting, tahan banting terhadap krisis, dan sudah berusia cukup matang. Misalnya saham-saham perusahaan consumer goods atau perbankan. Setelah ada shortlist lagi, kamu kemudian bisa melakukan analisis fundamental terhadap saham yang kamu incar.
Disclaimer: saham-saham di atas bukan merupakan rekomendasi ya. Lakukan riset mendalam dan sesuaikan dengan profil risiko, tujuan keuangan, kebutuhan, dan kemampuanmu.
Intinya, buat shortlist terhadap saham tertentu, dan lakukan analisis fundamental. Dengan demikian, kamu bisa menekan peluang muncul risiko-risiko seperti yang sudah dijelaskan di atas.
Pilih sekuritas yang tepercaya
Pastikan kamu hanya melakukan cara main saham di platform sekuritas yang sudah tepercaya dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan.
Sekuritas akan menjadi perantara kamu saat kamu hendak membeli ataupun menjual saham. Sekuritas akan mengambil dana investasi yang sudah kamu simpan di Rekening Dana Investor yang ada di bank kustodian yang sudah ditunjuk, dan kemudian membeli saham yang kamu inginkan. Demikian pula ketika kamu menjual saham, dananya akan disimpan ke Rekening Dana Investor di bank kustodian.
Mengingat pentingnya peranan mereka, maka pilihlah yang tepercaya. Jauhi yang abal-abal.
Sesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan
Cara main saham sebagian besar akan berhubungan dengan sisi psikologis kita masing-masing. So, akan lebih baik jika kamu selalu berpegang pada kebutuhan (tujuan) dan kemampuanmu sesuai rencana keuangan yang sudah dibuat.
Karena kalau tidak, kita akan mudah terbawa euforia ketika harga saham naik, pun akan mudah panik kalau harganya anjlok. Hal ini bisa membuat kita melakukan panic buying ataupun panic selling, yang pastinya tidak akan membuat portofolio investasi kamu bertumbuh dengan baik.
Selalu lakukan riset, berpeganglah pada rencana keuangan yang sudah ada. Jikalau memang harus diubah portofolionya, pastikan memang sudah diperhitungkan dengan cermat, bukan FOMO semata.
Beli saat murah, jual saat mahal
Nah, ini dia prinsip cara main saham yang benar. Dan, ini pula dampak yang bisa kita dapatkan jika kita dapat mengelola emosi dan faktor psikologis yang muncul saat berinvestasi saham.
Jika kita melakukan panic buying atau panic selling bisa jadi malah terbalik, kita menjual saham saat harganya murah, dan membeli saat harganya tinggi. Ya pastinya akan rugi dong, kalau begini cara main saham yang kita lakukan.
Karena itu, sekali lagi, analisis itu penting untuk dilakukan sebelum mulai berinvestasi maupun sebelum mulai melakukan aktivitas membeli ataupun menjual saham
Nah, itu dia cara main saham yang ramah pemula, dan tidak membuat takut rugi. Simpel saja, kan, sebenarnya?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Sebelum Menceburkan Diri ke Dunia Investasi Online: Perhatikan Rambu-Rambu Ini!
Yash, perkembangan teknologi memang seharusnya memudahkan. Apa yang tadinya rumit, seharusnya kemudian menjadi lebih praktis dengan hadirnya teknologi. Termasuk dalam hal ini, berkembangnya dunia investasi online.
Investasi dulunya harus dilakukan secara manual, dengan mendatangi kantor sekuritas atau broker, dan kemudian ada paperworks yang banyak banget untuk diurus, baru kemudian kita bisa berinvestasi. Karena itu, untuk investasi juga butuh modal yang banyak. Dengar-dengar, dulu kita bisa berinvestasi saham mulai dari Rp50 juta. Ya pantas saja, sempat terdengar anggapan, bahwa investasi—khususnya investasi saham—itu hanya untuk orang kaya.
Untungnya, perkembangan teknologi sekarang juga merambah ke sektor finansial. Malahan, sepertinya, sektor keuanganlah yang paling pesat perkembangannya. Betul nggak? Sekarang, mau bayar apa pun, gampang. Mau belanja, gampang. Mau donasi, mudah. Termasuk investasi, semudah menjentikkan jari. Modalnya cuma smartphone dan kuota internet. Semua mungkin dilakukan, karena semua-mua sudah online, bisa diakses menggunakan internet.
Dunia investasi lantas tak lagi menjadi dunia yang tak terjangkau. Siapa pun sekarang bisa berinvestasi, dengan instrumen apa pun sesuai kebutuhan. Modalnya juga bisa minim banget, mulai dari Rp100.000. Bahkan ada reksa dana yang dijual mulai dari harga Rp10.000, dan bisa dibayar dengan e-wallet. Mau investasi emas, juga enggak harus selalu beli batangan di butik emas. Bisa juga kita beli investasi emas online; nggak perlu pusing mikir disimpan di mana.
Dunia investasi menjadi dunia yang lekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Hari gini belum investasi rasanya belumlah lengkap. Apalagi kebutuhan kita juga meningkat. Kalau hanya mengandalkan gaji dan tabungan, rasanya bakal keteteran untuk bisa mewujudkan semua keinginan dan cita-cita kita.
So, dunia investasi adalah jawabannya.
Sebelum Mulai Terjun ke Dunia Investasi …
Namun, meski tampak menawarkan begitu banyak keuntungan, sejatinya seseorang perlu memperhatikan beberapa hal dulu sebelum benar-benar terjun ke dunia investasi, terutama dunia investasi online.
1. Pelajari risikonya
Dalam artikel sebelumnya, kita pernah membahas mengenai 6 jenis risiko dalam dunia investasi. Sudah baca belum? Boleh lo, dibaca lagi.
Memahami dan mempelajari risiko investasi bukan berarti lantas menakut-nakuti, atau membuat kita jadi parno. Justru, dengan memahami risiko, maka kita kemudian bisa berinvestasi dengan bijak dan secara dewasa.
Pasalnya, pada dasarnya, setiap investasi memang membawa risiko. Dan besar kecilnya risiko ini juga ada kaitannya dengan potensi imbal hasil yang bisa diberikan oleh instrumennya. Semakin tinggi imbalnya, maka semakin besar pula risiko yang harus dihadapi oleh investor.
Sebelum benar-benar terjun ke dunia investasi, pelajari dulu setiap risiko investasi yang bisa terjadi. Bandingkan risiko satu instrumen dengan yang lainnya, dan pertimbangkan pula dengan tujuan keuangan yang ingin dicapai. Setidaknya, kamu harus memilih instrumen dengan risiko yang paling sanggup kamu toleransi kerugiannya.
2. Mempelajari cara manajemen risiko
Salah satu cara manajemen risiko yang wajib untuk dipelajari dulu sebelum benar-benar terjun ke dunia investasi adalah diversifikasi portofolio.
Diversifikasi portofolio artinya kamu melakukan investasi ke dalam beberapa instrumen dalam variasi imbal dan risiko tertentu—sesuai profil risikomu. Hal ini penting untuk dilakukan agar ketika nilai satu produk investasi menurun, kamu tetap masih berpeluang mendapatkan imbal hasil dari instrumen yang lain yang ada dalam koleksi portofoliomu. Dengan demikian, potensi kerugian bisa ditekan, tidak terlalu besar.
Karena untuk berinvestasi ke beberapa instrumen sekarang mudah—thanks to technology—maka kamu perlu memperhatikan jenis instrumennya. Jangan sampai instrumennya merupakan instrumen dalam tingkat risiko yang sama ya.
3. Mengenali pelaku dunia investasi online
Seperti juga aplikasi yang semakin beragam di dunia investasi, pelakunya pun sekarang juga semakin banyak. Untuk bisa berinvestasi, kamu perlu peran banyak pihak, mulai dari manajer investasi, broker, sekuritas, dan sebagainya, hingga penjual emas sekalipun.
Kenalilah mereka, dan pahami cara kerjanya. Hal ini penting, agar kemudian kamu bisa melakukan aktivitas investasi dengan lancar dan mudah. Dengan mengenali mereka, kamu juga akan lebih mudah dalam mengenali kredibilitas mereka. Pasalnya, ingat, bahwa kamu akan menginvestasikan sejumlah uang melalui mereka lo! Kalau mereka tidak tepercaya, bagaimana aktivitasmu di dunia investasi bisa terlaksana dengan baik, kan?
4. Memahami regulasinya
Aturan di dunia investasi dibuat oleh pemerintah pada umumnya bertujuan untuk melindungi kepentingan semua pihak yang terlibat di dalamnya.
Misalnya saja, kamu perlu tahu regulasi perusahaan sekuritas yang resmi itu seperti apa. Dengan demikian, kamu bisa memilih perusahaan sekuritas yang terdaftar dan diawasi oleh otoritas sehingga kamu terhindar dari kemungkinan terjerat modus penipuan investasi.
Contoh lain, kamu perlu tahu bahwa pedagang kripto seharusnya berada di bawah pengawasan Bappebti, dan harus tunduk pada aturan yang ada. Jika ada pihak yang mengaku bisa menjadi perantara investasi kripto dan terdaftar di OJK, maka ini seharusnya sudah harus diwaspadai. Pasalnya, cryptocurrency seperti halnya komoditas berjangka, perdagangannya diawasi oleh Bappebti, bukan OJK.
5. Belajar cara memilih instrumen yang tepat
Dunia investasi online memang menawarkan banyak pilihan instrumen, dengan karakteristiknya masing-masing. Salah memilih bisa jadi tujuan keuangan menjadi tak tercapai.
So, penting untuk belajar dulu memahami instrumen-instrumen tersebut, agar bisa memilih dengan tepat sesuai kebutuhan, kemampuan, dan kondisi masing-masing.
Nggak perlu jauh-jauh kok belajarnya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Kenali 6 Jenis Risiko Investasi yang Harus Dikelola untuk Hasil Optimal
Sudah tahu kan, kalau investasi itu akan selalu ada risikonya. Mulai dari deposito, obligasi, reksa dana, saham, bahkan emas dan instrumen lainnya akan selalu memiliki risiko investasi masing-masing.
Apa sih yang dimaksud dengan risiko investasi ini?
Kalau menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, risiko artinya adalah akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan. Nah, dalam investasi, maknanya tidak jauh berbeda. Risiko dalam investasi bisa diartikan sebagai hal yang terjadi tidak sesuai dengan harapan, yang bisa menimbulkan kerugian pada investor.
Di dunia investasi, kita mengenal adanya prinsip high risk, high return. Arti dari prinsip ini adalah bahwa semakin besar imbal yang berpotensi didapatkan dari suatu instrumen investasi, maka akan semakin tinggi juga risiko yang harus dikelola.
So, kalau memang berniat berinvestasi, mengenali risiko adalah hal pertama yang penting untuk dilakukan lebih dulu. Karena, dengan mengenali risiko terlebih dulu, kamu bisa memilih instrumen yang paling tepat untuk melayani kebutuhanmu mencapai tujuan finansial, juga memudahkanmu untuk menyesuaikan dengan kemampuan finansialmu.
Investasi akan lebih efektif dan hasilnya akan optimal dengan menyelaraskan hal-hal tersebut.
Jadi, yuk, kita lihat risiko investasi apa saja yang perlu dipahami.
6 Jenis Risiko Investasi
Risiko Suku Bunga
Risiko suku bunga adalah risiko yang terjadi akibat meningkatnya suku bunga di pasaran, yang kemudian memengaruhi pendapatan atau imbal investasi.
Terutama yang terkena dampak terbesar di sini adalah instrumen obligasi atau surat utang, ataupun instrumen lain yang portofolionya didominasi oleh obligasi atau surat utang. Reksa dana pendapatan tetap, misalnya.
Karena umumnya ketika suku bunga meningkat, maka harga obligasi berbunga akan menurun, dan begitu pula sebaliknya.
Risiko Pasar
Risiko pasar terjadi ketika ada fluktuasi atau naik turunnya nilai investasi akibat ada pergerakan sentimen pasar. Perubahan sentimen pasar ini bisa disebabkan oleh banyak hal, mulai dari munculnya kebijakan-kebijakan baru, isu-isu ekonomi, sosial, hingga politik, dan berbagai hal lainnya.
Risiko jenis ini biasanya ada dalam instrumen pasar keuangan, seperti saham ataupun obligasi, dan sering disebut juga sebagai systematic risk atau risiko sistematik lantaran tidak bisa dihindari. Setiap investor akan terdampak, hingga bisa saja harus mengalami capital loss alias kerugian modal.
Contoh risiko pasar ini misalnya ketika perang Rusia dan Ukraina pecah tempo hari, otomatis pasar modal bereaksi dan anjlok nilainya. Hal ini bisa terjadi karena para investor menjadi berkurang kepercayaannya bahwa ekonomi akan baik-baik saja, sehingga mereka beramai-ramai memindahkan aset ke instrumen yang lebih rendah risiko, seperti emas.
Nah, masalahnya, kadang kita sering ikut panik saat hal seperti ini terjadi, hingga membuat kita ikut buru-buru menjual instrumen yang ada dalam portofolio lantaran takut rugi lebih banyak. Padahal, sebenarnya kondisi seperti ini tidak akan terjadi secara terus menerus.
Risiko Inflasi
Risiko investasi ini sering disebut juga sebagai risiko daya beli, yang akan membuat nilai kas dari portofolio saat ini enggak akan bernilai sama di masa depan karena adanya perubahan daya beli akibat inflasi.
Sebagai akibatnya, nilai investasi di masa depan akan turun, seiring tingkat inflasi yang terjadi. Hal ini terjadi jika kamu
Contoh, misalnya kamu memiliki cash di tabungan Rp10 juta. Dengan tingkat inflasi—asumsikanlah—sebesar 3.5% per tahun, maka kamu akan kehilangan nilai Rp350 ribu setiap tahunnya akibat inflasi ini.
Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko yang muncul karena ada pihak yang tak dapat menyelesaikan kewajiban pembayarannya.
Risiko ini terjadi misalnya pada instrumen surat utang. Ketika pihak peminjam dana tidak dapat mengembalikan pinjaman sesuai kesepakatan saat jatuh tempo, maka pihak pemberi pinjaman mendapatkan risiko likuiditas ini.
Risiko Nilai Tukar Uang
Risiko investasi ini muncul akibat adanya perubahan kurs mata uang domestik terhadap mata uang asing. Sering disebut juga dnegan exchange rate risk, atau currency risk.
Misalnya, kamu hendak membeli instrumen investasi yang perdagangannya menggunakan mata uang US Dollar. Di saat yang sama, kurs rupiah terhadap dolar ternyata melemah, sehingga kamu pun harus mengeluarkan uang lebih banyak daripada seharusnya untuk dapat membeli instrumen tersebut.
Risiko Negara
Risiko investasi juga bisa timbul akibat hal-hal yang terjadi dalam suatu negara, bisa jadi karena ada isu politik, perubahan kebijakan, dan lain sebagainya.
Contoh misalnya saja, kamu berinvestasi di sebuah pasar modal negara lain. Karena satu dan lain hal, kebijakan diubah oleh pemerintah setempat yang dapat memengaruhi nilai investasimu; bisa menurun atau malah hilang juga.
Karena itu, ada baiknya, jika kamu memang berminat untuk berinvestasi di negara lain, kamu melakukan riset mendalam terlebih dulu terkait kondisi negara yang bersangkutan untuk meminimalkan risiko investasi ini.
Nah, sekarang kamu sudah tahu apa saja risiko investasi yang bisa terjadi, dan bagaimana bisa memengaruhi nilai investasi kamu. Yang tidak termasuk dalam 6 jenis di atas juga masih ada, terutama yang datang dari diri kita sendiri. Misalnya, kita suka menyabotase bujet investasi. Nah, itu bisa jadi risiko investasi yang cukup besar loh!
So, yuk, belajar keuangan dulu sebelum benar-benar berinvestasi! Agar kamu tahu cara paling efektif mengelola risiko—terutama yang berasal dari diri kita sendiri.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Memahami Skema Ponzi agar Terhindar dari Iming-Iming Menggiurkan
Apakah kamu pernah mendengar skema Ponzi? Mungkin kurang familier, tetapi skema ini sering banget digunakan sebagai modus dalam investasi bodong. Biasanya bentuknya setor uang untuk dapat pengembalian besar, arisan online, tabungan berjangka, kripto, dan sebagainya.
Sebenarnya konsep besarnya sih enggak salah, dan nggak salah juga untuk berinvestasi dalam instrumen apa pun. Ingat, bahwa tujuan investasi itu adalah baik, yaitu untuk merencanakan keuangan yang lebih baik di masa depan. Apalagi sekarang, bentuk investasi berkembang sebegitu rupa. Yang paling gampang ya yang bermodalkan handphone saja.
Namun, memang ada yang salah dalam prinsip skema Ponzi, sampai-sampai sering disebut dengan money game. Seperti apa sih sebenarnya? Ikuti artikel ini sampai selesai ya.
Apa Itu Skema Ponzi?
Skema Ponzi merupakan salah satu modus penipuan keuangan yang digagas oleh Charles Ponzi, seorang warga negara Italia tahun 1920. Idenya adalah mengumpulkan sekelompok investor untuk menyetorkan dana, dan menjanjikan keuntungan sebesar 40% dalam waktu 45 hari, atau 100% dalam 90 hari. Namun, untuk mendapatkan keuntungan sebesar itu, masing-masing investor harus merekrut atau mengajak orang lain untuk bergabung. Jadi, kurang lebih seperti MLM.
Sebenarnya keuntungan yang dijanjikan itu terlalu fantastis hingga tak masuk akal. Tetapi, karena pandainya Ponzi membujuk, maka banyak yang akhirnya tergiur dan bergabung dalam bisnisnya.
Padahal, keuntungan ini bukan didapatkan dari pengelolaan bisnis seperti halnya bisnis MLM, melainkan merupakan dana yang disetorkan oleh investor yang baru bergabung melalui perekrutan investor lama. So, pantas saja Ponzi bisa memberikan testimoni-testimoni luar biasa dari investor-investor lama untuk kemudian menarik investor baru. Pasalnya, investor lama pastinya akan mendapatkan keuntungan yang besar dengan banyaknya orang yang bergabung.
Skema piramida ini bisa saja tetap utuh, kalau bisa mempertahankan jumlah anggota baru. Sayangnya, begitu tidak ada lagi yang mau bergabung, piramida tersebut pasti akan goyah. Apalagi kalau kemudian investor yang bergabung terakhir tidak juga menerima keuntungan.
Dan, itulah memang yang kemudian terjadi pada bisnis Charles Ponzi. Runtuh, karena investor baru sadar bahwa mereka ditipu.
Lalu, bagaimana mengenali skema Ponzi ini?
Ciri Utama Skema Ponzi yang Sebenarnya Mudah Dikenali
1. Ada uang pendaftaran
Sudah sempat disinggung di atas, bahwa keuntungan yang didapatkan dari skema Ponzi ini adalah dari perputaran uang dari investor baru yang dibagikan pada investor yang lebih dulu bergabung, yang dianggap sebagai profit. Sementara, ada sebagian yang diambil untuk si pemilik bisnis.
Jika ingin terus mendapatkan profit, maka investor lama harus terus berusaha merekrut, dan kemudian meminta uang pendaftaran sebagai anggota baru. Hal ini tentu saja berbeda dengan investasi pada umumnya, yang tanpa uang pendaftaran. Memang ada setoran awal, tetapi dari setoran awal, dana tersebut kemudian dibelikan produk investasi, seperti saham atau bisa juga dipinjamkan kalau di platform P2P lending. Di sini, ada aset yang ditukar. Sementara pada investasi skema Ponzi, tidak ada aset riil yang bisa kita terima.
2. Keuntungan besar tanpa risiko dalam waktu yang sangat cepat
Keuntungan yang dijanjikan oleh skema Ponzi berkedok investasi biasanya memang sangat menggiurkan. Buat yang tingkat literasinya masih rendah, tentu saja hal ini sangat menarik. Bahkan ada yang berani menjanjikan keuntungan 50% dalam satu bulan, tanpa risiko, dalam waktu yang sangat cepat. Bisa hitungan bulan, bahkan harian.
Padahal, kalau kita lihat reksa dana saham dengan tingkat imbal hasil paling tinggi saja tidak sampai 20% per tahun. Itu pun masih diiringi dengan tingkat risiko yang tinggi.
3. Cara kerja yang enggak jelas
Saat kita hendal berinvestasi di reksa dana, misalnya, maka di situ jelas, cara kerjanya seperti apa. Kita bisa tahu apa yang dilakukan oleh manajer investasi dengan dana yang kita investasikan. Kita juga disuguhi berbagai data historis, yang bisa menjadi sumber analisis kita.
Namun, tidak demikian dengan investasi dengan skema Ponzi. Boro-boro ada laporan keuangan, formula untuk menghasilkan profit saja enggak jelas. Bahkan kadang yang dirahasiakan atas nama ‘rahasia dapur’.
Tak hanya cara kerja yang enggak jelas, perusahaan atau orang-orangnya juga fiktif. Pokoknya, serba-enggak-jelas.
4. Enggak punya produk yang menjadi sumber keuntungan
Nah, ini dia yang kita singgung sedikit pada poin pertama. Kalau investasi saham, jelas ada saham yang diperjualbelikan. Dalam P2P lending, ada kesepakatan pengembalian modal dan bunga yang menjadi jaminan. Dalam reksa dana, juga ada produknya. Emas, apalagi. Kelihatan banget bentuknya.
Sedangkan bisnis MLM saja juga jelas ada produk yang diperjualbelikan untuk menghasilkan keuntungan. Seperti produk kecantikan, fashion, hingga alat kesehatan.
Inilah ciri terbesar skema Ponzi: tidak ada produk riil yang menjadi sumber penghasilan dan keuntungan.
5. Tidak terdaftar di lembaga otoritas
Para penipu dengan skema Ponzi biasanya tidak akan terdaftar sebagai penyedia layanan jasa keuangan di Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia, maupun pihak otoritas lainnya. Berbeda dengan manajer investasi, sekuritas, pun platform P2P lending yang harus mengantongi izin dari Otoritas Jasa Keuangan, Bursa Efek Indonesia, dan berbagai pihak lain untuk dapat beroperasi.
Menghindari Skema Ponzi
Well, meski ciri-cirinya sepertinya mudah untuk dikenali, faktanya, masih saja ada yang menjadi korban penipuan dengan skema Ponzi ini.
Sebenarnya, apa yang bisa kita lakukan untuk menghindarinya?
Jangan mudah tergiur
Ada yang menawari keuntungan superbesar, bahkan sangat lebih besar dari instrumen investasi pada umumnya? Apalagi ditambah klaim bebas risiko, atau risiko 0%, atau tanpa risiko? Dalam waktu cepat, hanya dalam beberapa bulan, atau bahkan hari?
Segera waspada! Karena itu adalah ciri terbesar dari skema Ponzi. Jangan tergiur, dan lebih baik pilih instrumen investasi yang wajar saja.
Cek legalitas
Selalu lakukan cek dan ricek terhadap perusahaan atau pihak-pihak yang menawarkan berbagai bentuk instrumen investasi. Kamu bisa ubek-ubek website resmi Otoritas Jasa Keuangan untuk mengeceknya.
Ingat, bahwa setiap layanan jasa keuangan harus selalu mutlak di bawah pengawasan OJK. Jika tidak, maka lebih baik urungkan saja niat untuk berinvestasi pada pihak tersebut.
Pastikan jelas
Apanya yang jelas? Ya, model bisnisnya, cara kerjanya, perusahaannya, alamat perusahaan, orang-orang di baliknya. Semua yang “menempel” pada perusahaan yang akan menerima dana investasi kita harus jelas.
Kamu bisa menelusuri jejaknya di media sosial, ataupun melalui Google.
Nah, itu dia beberapa hal mengenai skema Ponzi yang perlu kamu ketahui. Yuk, share artikel ini ke teman, saudara, atau keluarga kamu, agar mereka teredukasi sehingga tak ada lagi korban jatuh lantaran iming-iming yang tak jelas.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
10 Jenis Mata Uang Kripto dengan Kapitalisasi Terbesar Saat Ini
Sebenarnya, ada berapa jenis mata uang kripto yang tersebar di dunia maya saat ini? Ribuan.
Meski demikian, fungsinya bisa berbeda-beda, enggak hanya bisa dipakai sebagai alat pembayaran ataupun instrumen investasi. Faktanya, cryptocurrency memang tak sekadar “mata uang”, tetapi banyak yang berfungsi sebagai oracle, smart contract, sampai sekadar jadi meme (tapi malah laris manis).
Padahal ya sebenarnya prinsipnya umum saja:
- Tidak diatur oleh otoritas pusat, dalam hal ini bank
- Dibuat dan dipergunakan dalam blockchain secara peer to peer
- Dienkripsi sehingga menjamin keamanan privasinya, tetapi sekaligus transparan dan bisa dicek oleh publik
- Disimpan dalam dompet kripto, dengan 2 kunci: public dan private key.
Sampai dengan hari ini, lebih dari 10.000 jenis mata uang kripto diperdagangkan di bursa-bursa kripto seluruh dunia, meskipun secara kapitalisasi anjlok sampai di bawah USD 1 triliun.
Namun, nggak semua legit untuk dibeli. Apalagi di kondisi pasar kripto yang sekarang. Jika memang mau melakukan strategi buy the dip, maka pastikan kamu hanya membeli kripto yang sudah cukup usianya, berfundamental baik, dan berkapitalisasi besar. Itu pun juga harus selalu sadar akan risikonya yang terbilang ekstrem.
So, ini dia jenis mata uang kripto dengan kapitalisasi terbesar.
Jenis Mata Uang Kripto dengan Kapitalisasi Besar
1. Bitcoin
Bitcoin merupakan jenis mata uang kripto pioneer, yang sudah dikembangkan sejak 2009 oleh akun pseudonym bernama Satoshi Nakamoto. Pergerakan harga bitcoin bak roller coster sejak diciptakan, tetapi di tahun 2021 lalu, bitcoin pernah mencapai harga tertinggi sepanjang sejarahnya hingga USD 60 ribuan.
Meski pasar kripto sedang mengalami fase musim dingin, bitcoin tetap menjadi jawara kapitalisasi terbesar menurut situs Coinmarketcap. Saat artikel ini ditulis market cap bitcoin mencapai USD 444 miliar.
2. Ethereum
Ethereum merupakan jenis mata uang kripto kedua dengan kapitalisasi pasar terbesar menurut situs Coinmarketcap, dengan USD 211 miliar.
Ethereum dibangun dan dikembangkan oleh Vitalik Buterin, dengan maksud untuk mengcover kekurangan yang dimiliki oleh Bitcoin. Ethereum memiliki jaringan blockchain-nya sendiri, dengan koin asli Ether, yang dijalankan dengan sistem smart contract, sehingga memungkinkan bagi para pengembang untuk “menitipkan” token-token yang sedang mereka kerjakan.
Apalagi dengan popularitas NFT belakangan, Ethereum menjadi salah satu jenis mata uang kripto dengan masa depan cerah. Banyak orang sudah menunggu diluncurkannya Ethereum 2.0 yang (diharapkan) akan lebih baik daripada pendahulunya.
3. Tether (USDT)
Tether merupakan jenis mata uang kripto stablecoin, artinya terikat dengan aset riil, misalnya mata uang fiat (dollar, yen, euro, rupiah, dan sebagainya), emas, ataupun aset yang lain.
Stablecoin dikembangkan dengan harapan untuk menekan fluktuasi nilai mata uang kripto yang volatil. Dengan demikian, 1 Tether akan selalu sama dengan USD 1, karena Tether di-backup dengan dolar AS. Karena hal inilah, maka stablecoin seperti Tether biasanya digunakan sebagai alat pembayaran virtual.
Saat artikel ini ditulis, kapitalisasi pasar Tether mencapai USD 65 miliar.
4. USD Coin
Seperti halnya Tether, USD Coin merupakan stablecoin yang di-backup oleh dolar AS. Fungsinya juga sama dengan Tether, lebih fokus digunakan sebagai alat pembayaran. Kapitalisasi pasarnya saat artikel ini ditulis mencapai USD 54 miliar.
5. Binance Coin
Binance coin, atau BNB, adalah jenis mata uang kripto asli dari bursa kripto terbesar dunia, Binance.
Awalnya BNB dikembangkan untuk menjadi alat pembayaran perdagangan berdiskon yang berlangsung di dalam platformnya. Seiring waktu, BNB akhirnya juga digunakan sebagai alat pembayaran di luar platform untuk membeli barang ataupun jasa.
Kapitalisasi pasar BNB saat artikel ini ditulis mencapai USD 50 miliar.
6. XRP
Blockchain Ripple juga mengembangkan koinnya sendiri yang disebut dengan XRP, tahun 2012.
XRP dikembangkan sebagai alat pembayaran multicurrency, bahkan hingga lintas batas sebagai fasilitas transaksi dan pembayaran bank secara virtual. Keren memang, koin satu ini.
Kapitalisasi pasar XRP saat artikel ini ditulis adalah USD 18 miliar, menurut data Coinmarketcap.
7. Binance USD
Kalau BNB adalah jenis mata uang kripto yang awalnya dikembangkan untuk mendapatkan diskon saat bertransaksi di bursa kripto Binance, Binance USD merupakan jenis mata uang kripto stablecoin, dengan di-backup oleh dolar AS.
Binance USD berada di urutan ke-7 mata uang kripto berkapitalisasi pasar terbesar dengan USD 17.9 miliar.
8. Cardano
Dengan mengembangkan teknologi proof of stake (PoS), Cardano disebut sebagai blockchain generasi ketiga yang digadang-gadang akan mampu mematahkan dominasi Bitcoin dan Ethereum.
Mata uang kripto Cardano, ADA, menjadi cryptocurrency ke-7 dalam daftar kapitalisasi pasar terbesar dengan USD 17.4 miliar.
9. Solana
Solana sebenarnya terhitung “anak bawang” di pasar kripto, karena baru dikembangkan Maret 2020 silam. Namun, kemampuannya menyelesaikan transaksi secara supercepat, lebih cepat daripada Ethereum, membuatnya disebut sebagai Ethereum killer. Solana juga dibatasi supply-nya, yaitu maksimal 540 juta koin saja.
Saat artikel ini dibuat, kapitalisasi pasar Solana mencapai USD 14 miliar.
10. Polkadot
Polkadot juga merupakan jenis mata uang kripto “anak bawang”, karena baru diinisiasi di bulan Mei 2020. Lalu, masih muda, kok sudah tembus 10 besar kapitalisasi pasar tertinggi ya?
Thanks to jaringan Polkadot yang dirancang secara multichain, sehingga bisa menggabungkan jaringan blockchain satu dengan yang lainnya.
Saat artikel ini ditulis, kapitalisasi pasar Polkadot mencapai USD 9.5 miliar, dan mendepak DOGE dari kelompok 10 besar kapitalisasi pasar kripto tertinggi.
So, jika kamu memang tertarik untuk berinvestasi di cryptocurrency, ke-10 jenis mata uang kripto di atas bisa masuk ke dalam watchlist. Tentu saja dengan disclaimer besar ya: lakukan analisis secara menyeluruh dan mendalam, karena cryptocurrency merupakan instrumen yang berisiko ekstrem. Kalau memang belum mampu, kamu tidak harus mengikuti hype yang sekarang ada. Yang penting bukan instrumennya, kan? Melainkan, tujuannya.
Cara Investasi Emas dan Mengapa Disebut Safe Haven?
Bagaimana cara investasi emas yang benar? Dan, mengapa emas sering disebut sebagai safe haven?
Logam mulia seperti emas memang menjadi salah satu instrumen investasi primadona sejak zaman orang tua dan kakek nenek kita. Mungkin karena relatif mudah juga di zamannya, ya kan? Namun, seiring teknologi yang berkembang, emas juga tetap jadi instrumen primadona hingga saat ini. Apalagi kalau lagi krisis. Emas jadi laris manis!
Karena itu, emas sering disebut sebagai instrumen safe haven. Apa sih maksud sebenarnya dari ‘safe haven’ ini?
Apa Maksudnya Emas sebagai Safe Haven?
Emas memang sering disebut sebagai instrumen safe haven, yang artinya aset yang tak terpengaruh oleh gejolak dalam dunia keuangan.
Dulu, emas fisik dapat digunakan sebagai alat tukar aktivitas ekonomi. Hanya karena dinilai kurang praktis saja, maka fungsi emas sebagai alat tukar ini digantikan oleh uang kertas dan koin. Jika—amit-amit—dunia dilanda krisis hingga sangat parah, emas bisa kembali berfungsi sebagai alat tukar lagi, yang berlaku universal. Namun, emas sebagai simbol kekayaan masih bertahan hingga saat ini.
Emas memiliki pasarnya tersendiri, dan justru selalu menjadi “pelarian” para investor ketika pasar modal sedang mengalami goncangan. Malahan, karena menjadi instrumen “pelarian”, harga emas kadang justru naik saat sedang krisis, tidak seperti instrumen lain yang rontok seiring runtuhnya pasar.
Emas juga tak terpengaruh oleh berbagai kebijakan fiskal dan moneter pemerintah yang biasanya diambil demi mengendalikan inflasi. Hal yang sama justru menjadi salah satu faktor saham dan obligasi terkoreksi.
Karenanya, emas dianggap sebagai produk yang dapat melindungi nilai aset. Dengan kata lain, sebagai safe haven, alias penyelamat.
Kamu bisa lihat pada data yang ditunjukkan pada grafik di atas, yang diambil dari situs Logammulia.com, yang merupakan website resmi Aneka Tambang. Sepanjang tahun 2020, kala pasar terlanda oleh krisis akibat pandemi COVID-19, harga emas justru naik gila-gilaan, hingga menyentuh Rp1 juta per gramnya.
Ini artinya, sepanjang tahun 2020, terjadi kenaikan harga emas hingga 25% lebih. Angka ini adalah angka yang fantastis untuk sebuah produk investasi loh.
So, enggak salah jika kamu berminat juga untuk tahu cara investasi emas yang benar, dengan tujuan demi manajemen risiko terhadap penurunan nilai ketika sedang terjadi krisis. Kenaikan harga emas bisa jadi tidak akan terlalu signifikan untuk jangka pendek, ataupun ketika kondisi sedang “baik-baik saja”, sehingga banyak investor tidak menganggapnya sebagai keuntungan. Tapi, kemampuannya untuk melawan inflasi dinilai cukup efektif. Apalagi dalam jangka waktu panjang.
Cara Investasi Emas untuk Pemula
Jadi, gimana? Pengin investasi emas juga, setelah melihat uraian mengapa emas dianggap sebagai instrumen safe haven di atas? Pastikan bahwa kamu melakukannya dengan cara investasi emas yang benar ya, agar keuntungannya bisa optimal. Yuk, simak tip berikut ini sampai selesai.
Tentukan tujuan investasi
Sebelum benar-benar membeli emas, pastikan dulu apa tujuan investasimu. Ini adalah cara investasi emas yang benar. Banyak hal bisa dijadikan sebagai tujuan dan target membeli emas, dan dengan tahu #TujuanLoApa, maka selanjutnya akan lebih mudah bagi kamu untuk membuat rencana keuangannya.
Misalnya saja, dalam waktu 10 tahun, kamu ingin berhenti bekerja kantoran dan ingin membangun bisnis sendiri. Untuk memupuk modal, kamu mengalokasikan dana yang kemudian disimpan dalam bentuk emas. Dengan memiliki tujuan yang jelas seperti ini, kamu akan bisa tahu seberapa besar aset yang harus dibangun setiap bulan agar mencapai target modal bisnismu.
Pastikan untuk jangka waktu yang panjang
Kelemahan emas adalah muncul harga buyback yang akan lebih rendah daripada harga beli emas begitu emas sudah berpindah tangan. Jadi misalnya, kamu membeli emas seharga Rp1 juta. Begitu berpindah tangan kepadamu, saat itu kamu akan menjualnya kembali pada pihak penjual yang sama. Maka, kamu tidak akan mendapatkan harga yang sama seperti ketika membeli tadi, yaitu Rp1 juta. Tetapi bisa jadi beberapa persen di bawahnya.
Memang begitulah karakteristik emas. Bisa jadi kamu malah mengalami kerugian kalau salah perhitungan. Beli emas hanya karena ngehype, ternyata beberapa bulan harus dijual karena kamu butuh dana segar. Tentu saja, saat itu, nilai emas belum bertumbuh.
So, pastikan kamu hendak menyimpan emas dalam jangka waktu panjang, minimal 5 tahun.
Beli emas di tempat tepercaya
Cara investasi emas berikutnya adalah membeli logam mulai tersebut di pihak penjual yang tepercaya. Ada beberapa cara untuk membeli emas, yaitu melalui toko perhiasan, pegadaian, butik emas, hingga beli secara online, baik di website resmi produsen emas atau marketplace.
Pastikan kamu hanya membeli dari pihak yang sudah mendapat izin untuk melakukan jual beli emas. Hati-hati terhadap pihak yang menawarkan investasi emas dengan latar belakang yang tidak jelas. Bisa-bisa, kamu malah terlibat investasi bodong.
Pikirkan tempat penyimpanannya
Selanjutnya yang perlu kamu pikirkan juga sebagai cara investasi emas adalah tempat penyimpanannya. Untuk jumlah yang kecil, bisa saja kamu simpan di rumah. Pastikan aman dan tak terlihat oleh sembarang orang. Namun, untuk jumlah yang besar, mungkin kamu akan perlu menyewa deposit box di bank.
Nah, itu dia penjelasan mengenai mengapa emas dianggap sebagai instrumen safe haven, dan tip singkat cara investasi emas yang benar.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Investasi Syariah: Cara Kerja, Jenis, dan Keuntungannya
Investasi merupakan “kendaraan” agar kita bisa mencapai tujuan keuangan. Meski demikian, masih banyak loh yang ragu untuk berinvestasi. Alasannya bermacam-macam. Termasuk di antaranya adalah takut riba. Well, kabar baik buat kamu yang pengin berinvestasi tetapi dengan tetap mengikuti syariat agama. Ada yang namanya investasi syariah.
Apa itu investasi syariah? Apakah benar bisa dipertanggungjawabkan secara agama? Apa saja jenisnya?
Nah, yuk, kita belajar lebih jauh tentang investasi syariah ini.
Apa Itu Investasi Syariah?
Investasi syariah adalah penanaman uang atau modal untuk tujuan memperoleh imbal hasil yang sesuai dengan syariat Islam. Untuk itu, sektor pasar modal yang dituju seharusnya adalah pada perusahaan yang memproduksi, mengelola, atau mendistribusikan produk halal. So, no alcohol, rokok, makanan nonhalal, dan sejenisnya.
Investasi jenis ini sudah dinyatakan sebagai instrumen halal sesuai landasan hukum syariah pasar modal menurut 14 fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI, yang kemudian oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diterbitkan dalam berbagai peraturan yang harus dipenuhi. Dengan demikian, masyarakat investor—bahkan tak terbatas pada yang muslim saja, tetapi semua yang memang berkeinginan melakukan investasi syariah—dapat mendapatkan manfaat semaksimal mungkin dari investasi syariah yang bebas riba, tak mengandung unsur gharar dan maysir, serta memiliki akad.
Cara Kerja Investasi Syariah
Meski sama-sama investasi, tetapi cara kerja investasi syariah beda banget dengan investasi konvensional. Salah satunya, karena dalam investasi syariah digunakan sistem akad.
Secara harfiah, akad artinya adalah perjanjian atau kontrak. Dalam konteks investasi syariah, akad merupakan kesepakatan dari para pihak yang hendak saling memberi manfaat dalam investasi dan berjanji memegang nilai syariah dalam melakukannya. Bisa dikatakan, akad adalah ijab—yaitu pernyataan pihak pertama yang ingin berinvestasi—dan qobul—yaitu jawaban atas pernyataan ijab oleh penerima modal.
Terdapat 3 prinsip akad dalam investasi syariah:
- Musyarakah, yaitu bakal kerja sama
- Ijarah, yaitu sewa menyewa
- Mudharabah, yaitu bagi hasil
Dengan dipenuhinya ketiga prinsip di atas, suatu instrumen investasi akan mendapatkan imbal hasil yang halal dan bebas riba.
Jenis Investasi Syariah
Jenis investasi pada dasarnya ada berbagai macam. Namun, tidak semuanya dapat memenuhi prinsip syariah seperti yang sudah dijelaskan di atas.
Menurut Otoritas Jasa Keuangan, ada 3 jenis investasi di pasar modal yang tak bertentangan dengan prinsip syariat tersebut.
Saham Syariah
Saham adalah surat bukti pemilikan bagian modal perseroan terbatas yang memberi hak atas dividen dan lain-lain menurut besar kecilnya modal yang disetor. Demikian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jenis saham ada 2 macam, yaitu saham konvensional yang diterbitkan oleh perusahaan mana pun yang sudah secara terbuka melantai di bursa efek, dengan produk halal maupun nonhalal, dan saham syariah yang diterbitkan oleh perusahaan yang mengelola bisnisnya sesuai syariat agama dengan produk yang halal.
Nah, buat kamu yang ingin menanam modal pada jenis investasi syariah satu ini ada indeks saham khusus yang sudah disediakan, yaitu Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), Jakarta Islamic Indeks (JII) JII70, dan IDX-MES BUMN 17. Untuk lebih detail mempelajari saham syariah, kamu bisa langsung membuka website milik Bursa Efek Indonesia yang sudah ditautkan.
Sukuk
Sukuk adalah obligasi atau surat utang berbasis syariah. Istilah ‘sukuk’ sendiri berasal dari bahasa Arab, yang artinya adalah instrumen legal.
Berbeda dengan obligasi pada umumnya, dalam sukuk tidak ada kupon bunga, karena bunga berarti riba. Alih-alih dalam hal ini, jika kamu berinvestasi sukuk, maka kamu akan menerima bagi hasil.
Reksa dana syariah
Reksa dana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan oleh manajer investasi. Demikian definisi reksa dana menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Reksa dana juga memiliki jenis investasi syariah. Di sini, manajer investasi hanya akan menginvestasikan dana investor ke perusahaan yang sudah dinyatakan halal produknya dan/ataupun pengelolaannya. Reksa dana syariah diawasi langsung oleh OJK dan juga Dewan Pengawas Syariah, yang bekerja sama dengan para manajer investasi untuk mengembangkan produk investasi yang sesuai syariat Islam.
Contoh Perhitungan Investasi Syariah
Nah, supaya kamu semakin jelas, seperti ini contoh skema investasi syariah itu.
Misalnya, kamu membeli saham milik emiten ASDF yang memproduksi bahan pangan yang sudah bersertifikat halal. Harga sahamnya Rp500 per lembar. Kamu punya dana Rp1 juta, dengan demikian kamu bisa membeli saham ASDF ini sebanyak 200 lot saham setiap bulan. Di akhir tahun nanti, kamu seharusnya sudah memiliki 2.400 lot saham ASDF.
Ternyata, dalam waktu 1 tahun tersebut, harga saham ASDF telah naik menjadi Rp510 per lembar saham. Ini artinya harga per lot adalah Rp5.100.
Kamu ingin menjualnya di akhir tahun tersebut, lalu kira-kira berapa keuntungannya?
Nah, dalam transaksi saham, ada biaya trading sebesar 0.1%, dan biaya pajak penjualan 0.1%. Maka imbal hasil yang bisa kamu dapatkan seperti berikut ini.
Kepemilikan saham: Rp5.100 x 2.400 = Rp12.240.000. Besaran ini kemudian dikurangi dengan biaya trading + biaya pajak penjualan 0.2%, yakni sebesar Rp24.480. Dengan demikian, nominal yang kamu terima adalah sejumlah Rp12.215.520.
Ini artinya keuntungan bersih kamu adalah Rp12.215.520 dikurangi Rp12.000.000 yang menjadi modal awal, so hasil akhirnya adalah Rp215.520.
Jika emiten saham ASDF tersebut memberikan dividen, maka keuntungan ini bisa ditambah dengan besaran dividen yang kamu terima. Namun, jika kamu menarik seluruh aset investasi ini, kamu akan dikenakan pajak dividen sebesar 10%. Pajak ini akan menjadi 0% jika kamu menginvestasikan kembali dividenmu.
Nah, menarik kan, imbal hasilnya? Jadi jangan ragu lagi dengan investasi ya, karena ada kok opsi investasi syariah buat kamu yang pengin mengelola aset sesuai dengan ajaran agama.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Apa Kamu Benar-Benar Sudah Paham Pengertian Saham yang Sebenarnya?
Apa sih pengertian saham? Bagaimana cara kerjanya? Kok bisa saham menguntungkan? Jangan-jangan hoaks!
Masa sih saham saja enggak tahu?
Well, memang begitu faktanya pada masyarakat tanah air kita. Masih banyak yang awam terhadap pengertian saham. So, jangankan bisa memanfaatkannya untuk mencapai tujuan keuangan, memilihnya saja hanya ikut-ikutan influencer, dan—parahnya lagi—pompomer. Ada pula yang menganggap pengertian saham sebagai judi, sehingga memandang negatif mereka yang berinvestasi saham.
Karena itu, penting ya, untuk tahu seluk beluk dan pengertian saham sedari basic-nya, agar kemudian bisa memanfaatkan instrumen ini secara optimal, terlebih lagi enggak judging. Kalaupun memang merasa investasi saham tidak cocok atau tidak sesuai dengan visi misi, ya enggak masalah. Yang penting, paham pengertian saham dan tahu instrumen ini seperti apa.
Pengertian Saham
Saham adalah salah satu jenis instrumen investasi, yang menjadi bukti kepemilikan modal dalam sebuah perusahaan. Bisa dikatakan, kamu sebagai pemilik saham adalah pemilik perusahaan penerbit saham tersebut. So, kalau kamu punya saham yang diterbitkan oleh Telkom, kamu bisa menganggap dirimu sebagai pemilik Telkom. Nah loh. Kurang hebat gimana?
So, membeli saham tidak sama dengan berjudi, apalagi jika dalam membeli, kamu ada tujuannya. Pasalnya, membeli saham bukan dengan tebak-tebak buah manggis, atau cap cip cup kembang kucup, bukan sulap bukan pula sihir. Membeli saham ada ilmu dan cara analisisnya. Hal yang sangat jauh berbeda dengan berjudi. Kamu takut riba? Tenang, ada juga kok saham syariah. Bahkan ada indeks saham khusus syariah.
Dengan kamu memiliki saham perusahaan terbuka yang melantai di Bursa Efek Indonesia, maka ada beberapa hak yang juga kamu dapatkan. Seperti:
- Berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham
- Punya suara untuk menentukan arah bisnis, tentu saja tergantung kepemilikan sahammu
- Berhak mendapatkan pembagian laba atau dividen
Untuk bisa membeli saham, maka kamu perlu untuk bekerja sama dengan perusahaan sekuritas, yang akan menjadi perantara jual beli saham di pasar modal.
Sektor Saham
Sudah tahu pengertian saham, sekarang yuk, berkenalan dengan sektor saham.
Dari website resmi Bursa Efek Indonesia, ada 12 sektor saham yang diperdagangkan setiap harinya, yaitu:
- Energi, mencakup perusahaan yang bergerak pada produk dan layanan jasa yang terkait dengan energi tak terbarukan dan energi alternatif. Misalnya seperti perusahaan minyak bumi, gas alam, baru bara, dan industri pendukungnya.
- Barang baku, mencakup perusahaan yang memproduksi barang dan jasa yang digunakan oleh industri lain untuk membuat barang jadi. Misalnya bahan-bahan kimia, material konstruksi, pertambangan logam dan mineral, produk kayu, kertas, dan lain sebagainya.
- Perindustrian, mencakup perusahaan dengan produk dan jasa dengan target pasar pelaku industri. Misalnya produk kelistrikan, mesin, percetakan, pengelola lingkungan, dan sebagainya.
- Barang konsumen primer dasar, misalnya perusahaan ritel makanan, obat-obatan, supermarket, minuman kemasan, produk pertanian, rokok, keperluan rumah tangga, dan perawatan pribadi. Produksi sektor ini tidak dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi. Artinya, dibutuhkan terus menerus oleh masyarakat karena sifatnya yang sangat dasar.
- Barang nonprimer, mencakup perusahaan yang memproduksi barang siklis atau sekunder, yang permintaan pasarnya berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi. Misalnya seperti pakaian, sepatu, barang olahraga, hobi, pariwisata, pendidikan, media, dan sebagainya.
- Kesehatan, misalnya seperti produsen peralatan kesehatan, penyedia layanan kesehatan, farmasi, dan riset yang juga tentang kesehatan.
- Keuangan, mulai dari bank, modal ventura, jasa investasi, asuransi, dan sejenisnya.
- Properti dan real estate, mencakup saham perusahaan developer properti, real estate, dan berbagai perusahaan jasa penunjang.
- Teknologi, misalnya seperti penyedia koneksi internet, konsultan TI, pengembang software, produsen perangkat, dan sejenisnya.
- Infrastruktur, mencakup perusahaan-perusahaan penyedia sarana dan prasarana transportasi, konstruksi bangunan, perusahaan utilitas, perusahaan telekomunikasi, dan sebagainya.
- Transportasi dan logistik, seperti ekspedisi dan penyedia transportasi.
- Produk investasi tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Berinvestasi Saham untuk Jangka Panjang
Ya, pengertian saham enggak cuma jual dan beli saham saja, melainkan lebih pada alat untuk mencapai tujuan keuangan. Di sini berlaku hukum ekonomi: kita harus membeli saham di harga rendah, untuk kemudian mendapatkan keuntungan dari nilainya yang mengalami peningkatan. Terlebih lagi jika emiten saham tersebut mampu memberikan dividen secara teratur.
Jadi, dengan pengertian saham seperti di atas, investasi jangka panjangnya bisa dilakukan dengan:
- Tentukan tujuan keuanganmu, ingat selalu ada “judul”, nominal, dan jangka waktu.
- Sadari risiko investasi saham yang tinggi, karena itu disarankan untuk investasi jangka panjang.
- Mulai dengan modal kecil, dan kamu bisa tingkatkan seiring waktu. Kamu bisa coba strategi dollar cost averaging, untuk meminimalkan pengaruh fluktuasi pasar terhadap nilai investasi.
- Belajar analisis, agar kamu bisa memilih dan membeli saham yang sesuai untuk tujuan keuanganmu.
- Lakukan review secara berkala, dan lakukan rebalancing sesuai tujuan keuangan dan profil risikomu.
Nah, itu dia penjelasan singkat mengenai pengertian saham, sektornya, serta tip berinvestasi jangka panjang dengan memanfaatkan saham. Gimana? Apakah cukup mudah dimengerti?
Jika masih merasa ada yang kurang, kamu bisa langsung belajar dengan trainers QM Financial yang berpengalaman. Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Investasi Saham Pemula: 3 + 4 Hal Ini yang Harus Benar-Benar Diingat
Investasi saham pemula itu sebenarnya simpel. Cuma kadang orang sudah overthinking duluan. Belum-belum sudah kepikiran kalau rugi, atau duitnya ilang. Padahal ya tergoda banget kalau ada yang pamer keuntungan besar yang didapatkan dari investasi di pasar modal. Atau, pusing duluan lihat berbagai ticker perusahaan. Bingung harus memilih yang mana.
Dari overthinking berbuah overwhelmed. Ya begitulah stereotype saham bagi pemula. Akhirnya, kalah sebelum berperang. Tsah. Maksudnya, ya menunda lagi buat mulai investasi. Padahal semakin lama menunda, kamu bisa rugi sendiri karena tujuan keuangan akan semakin sulit untuk dicapai. Bisa jadi, kamu harus mengurangi standar tujuan keuangan. Tadinya rencana mau pensiun dengan bekal uang Rp5 miliar, jadi ya udah Rp500 juta aja deh. Ya, mungkin bisa saja sih pensiun dengan Rp500 juta, tapi enggak akan selega kalau bekalnya sampai Rp5 miliar kan?
Sekali lagi, sebenarnya investasi saham pemula itu simpel. Memang banyak yang harus dipelajari, tetapi kamu tak harus segera menguasai semua ilmu trading saham. Pelajarilah prinsip-prinsipnya terlebih dulu, agar kamu tak salah langkah. Apa saja prinsipnya? Ini dia.
Langkah Investasi Saham Pemula
Tentukan tujuan
Jangan lupa, bahwa semuanya harus dimulai dengan menentukan #TujuanLoApa. Dengan memiliki tujuan, kamu akan dapat membuat rencana yang realistis dan komprehensif. Dengan adanya tujuan, kamu juga akan termotivasi untuk terus berjuang mencapainya. Dengan adanya tujuan, kamu bisa tahan godaan sampai menyabotase keuangan sendiri.
Jadi, selalulah mulai dengan menentukan tujuan, dan kemudian menentukan kebutuhan nominalnya. Nah, dari sini, kamu mulai bisa membuat rencana dan mengeksekusinya sesuai rencana tersebut.
Mulailah dengan memilih indeks saham
Sebagai investor, sudah pasti seharusnya kamu membeli saham perusahaan yang berprospek baik. Kalau kamu bingung dengan berbagai saham yang ada, untuk investasi saham pemula, sebenarnya kamu bisa mulai dari memilih indeks saham dulu. Ada 22 jenis indeks saham tercatat di Bursa Efek Indonesia. Tak perlu menelusuri semuanya, kamu hanya perlu mengenali yang berlikuiditas tinggi dulu sebagai langkah awal investasi saham pemula.
Untuk membeli saham yang baik, kamu bisa mengandalkan LQ45, yang merupakan indeks saham berisi 45 saham emiten berlikuiditas tinggi. Likuiditas tinggi artinya perusahaan tersebut mampu membayar utangnya tanpa kesulitan. Jika likuiditas sebuah perusahaan dikatakan tinggi, maka kinerja otomatis juga baik. Selain LQ45 ada juga IDX30, yaitu indeks saham 30 emiten yang juga berlikuiditas paling tinggi.
Pilih sekuritas yang legit
Investasi saham pemula akan butuh perusahaan sekuritas sebagai perantara main saham. Pastikan sekuritas yang hendak kamu manfaatkan jasanya sudah legal dan berizin. Cek berapa persentase biaya yang dibebankan pada investor untuk setiap transaksinya, dan pilih yang paling rendah. Dengan demikian, keuntungan yang bisa kamu dapatkan lebih optimal.
Belajar Investasi Saham Pemula dengan Bijak
Soal keuangan, menjadi bijak adalah kunci. Segala cara investasi tidak akan sukses kalau kita sendiri tidak atau kurang sabar. Bisa jadi, tengah jalan akan menyerah. Belum lagi kalau harus menghadapi penurunan nilai investasi, misalnya seperti di awal pandemi ketika indeks saham kebakaran. Kalau enggak bijak, bisa jadi kita akan panik.
Jadi, apa yang harus dilakukan seharusnya?
1. Belajar analisis alih-alih hanya ikut-ikutan
Masih menjalani investasi saham pemula, maka wajar jika kamu merasa belum tahu apa-apa. Nah, di sini ada kemungkinan kalau kamu akan berusaha mencari tahu saham apa yang paling baik untuk diinvestasikan. Sayangnya, kebanyakan kemudian hanya sekadar ikut-ikutan yang direkomendasikan oleh orang lain—yang tampak sudah ahli—tanpa mau repot melakukan analisis dan riset lagi.
Di sinilah banyak yang kecolongan. Alih-alih hanya ikut-ikutan, akan lebih baik kalau kamu mempelajari cara menganalisis saham yang benar. Dengan demikian, kamu bisa melakukan analisis secara mandiri, dan bisa mengoptimalkan investasi sesuai rencana dan kebutuhan yang sudah ditentukan sebelumnya.
Ingat, bahwa cara, tujuan, kemampuan, dan kebutuhan setiap orang berbeda. Rencana investasi orang lain belum tentu sesuai dengan kebutuhanmu loh.
2. Rutin alih-alih impulsif
Nah, ini kadang juga menjadi kesalahan mereka yang melakukan investasi saham pemula. Pertanyaan yang sering muncul adalah kapan waktu yang tepat untuk beli saham? Saat harga saham naik, atau saat turun?
Ini dia. Karena tidak punya tujuan dan rencana yang jelas—bahkan cenderung spekulatif—banyak yang membeli saham secara impulsif. Padahal, melakukan pembelian tanpa pertimbangan yang matang akan dapat meningkatkan risiko. Apalagi ini soal investasi.
Akan lebih optimal jika kamu bisa berinvestasi secara konsisten dan rutin, dengan menyisihkan minimal 10% penghasilan setiap bulan ke instrumen investasi yang sudah kamu pilih.
3. Alokasikan alih-alih utang
Investasi saham pemula jangan sampai menggunakan utang. Berutang untuk investasi bukan merupakan pilihan yang bijak. Investasi saham seharusnya dilakukan untuk meningkatkan kekayaan. Di samping itu, pertumbuhan investasi tidak dapat dijamin meningkat secara tetap, sedangkan bunga utang adalah kepastian.
Alokasikan dana sesuai kemampuan untuk berinvestasi, bukan dengan utang. Idealnya memang minimal 10%, tapi kalau bisa lebih, kenapa enggak?
4. Saat harga turun, beli alih-alih jual
Kadang kita memang harus dihadapkan pada pilihan investasi saham pemula, ketika nilai saham sedang turun: jual sebelum keburu rugi lebih jauh, atau beli lagi mumpung lagi murah?
Semua keputusan tentu ada di tanganmu. Namun, jika kamu sudah melakukan cara investasi saham pemula dengan benar, yaitu dengan analisis, kamu akan tahu pilihan mana yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuanmu. Jika kondisi perusahaan baik, tak ada perubahan kebijakan yang terlalu ekstrim hingga “mengancam” bisnis, kondisi nilai saham yang buruk bisa jadi disebabkan oleh faktor eksternal yang tak mungkin dihindari. Biasanya sih, penurunan ini juga terjadi pada saham-saham yang lain.
Jika kamu yakin dengan fundamental perusahaan yang sahamnya kamu pegang, maka inilah kesempatan untuk membeli lagi lebih banyak saham mumpung sedang diskon. Saat krisis berlalu, saham perusahaan yang baik akan kembali ke harga awalnya bahkan bisa jadi akan lebih tinggi nantinya.
Nah, itu dia beberapa hal terkait investasi saham pemula yang harus kamu ingat agar kamu tak salah langkah sebagai investor yang baru saja mulai berinvestasi. Bagaimana? Simpel saja kan?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Cara Investasi Paling Mudah dan Sederhana untuk Anak Muda
Rasanya, di zaman sekarang, sepertinya sudah banyak sekali anak muda sudah sadar akan pentingnya investasi. Buktinya, pasar modal saja didominasi—sebesar 70%–oleh nvestor muda loh, yang usianya di bawah 30 tahun. Nah, buat kamu yang belum memulai investasi juga, yuk, jangan ketinggalan. Apalagi cara investasi sekarang sudah simpel banget.
Yes, pandangan cara berinvestasi lama yang mengatakan bahwa hanya orang-orang kaya yang bisa melakukan investasi uang itu sekarang sudah enggak relevan lagi. Kamu yang masih mahasiswa, juga bisa dan boleh banget untuk mulai berinvestasi, dengan modal “hanya” Rp100.000 saja. Terjangkau banget kan, untuk pemula?
So, ayo, jangan ketinggalan. Berikut cara investasi paling mudah yang pasti bisa kamu ikuti sebagai pemula.
Cara Investasi Paling Mudah untuk Anak Muda
1. Pastikan keuangan sehat
Cara investasi yang tepat agar hasilnya optimal, lebih dulu kamu harus memastikan bahwa keuanganmu dalam kondisi yang baik dan sehat. Apa saja tanda kesehatan keuangan? Di antaranya:
- Cash flow positif
- Rasio cicilan utang maksimal 30%, dan dapat dibayar dengan lancar
- Punya dana darurat
- Punya proteksi yang memadai, seperti asuransi kesehatan dan asuransi jiwa untuk pencari nafkah utama dalam keluarga
Bagaimana jika ingin investasi tetapi kondisi keuangan belum memenuhi kriteria sehat seperti di atas? Jika keuangan sehari-hari masih sulit, cara investasi pasti akan terpengaruh juga. Mungkin akan tersendat, bahkan bisa jadi tersabotase, hingga akhirnya tidak akan optimal.
Jadi, yuk, pastikan keuangan kamu sehat dulu, baru kemudian kamu membuat rencana investasi yang cocok.
2. Tentukan tujuan keuangan
Langkah kedua cara investasi yang benar adalah menentukan tujuan keuangan. Tujuan keuangan di sini adalah kondisi yang ingin kamu capai dalam waktu tertentu melalui investasi. Bisa dibilang tujuan keuangan ini adalah cita-cita, keinginan, dan mimpi yang ingin kamu wujudkan dalam hidup. Dan, untuk itu, kamu butuh biaya yang tak sedikit.
Tanpa memiliki tujuan yang jelas, investasi yang kamu lakukan tidak akan terarah dan pada akhirnya sulit juga untuk mendapatkan imbal hasil yang optimal karena strategi dan target tak jelas.
Apa saja contoh tujuan keuangan? Misalnya:
- Dana menikah
- Dana naik haji
- Dana pendidikan anak
- Dana beli rumah
- Dana pensiun
Dan sebagainya. Semua cita-cita dan keinginan, terutama soal “Pengin hidup seperti apa ke depan nanti?” bisa menjadi tujuan keuangan. Jika perlu, buat daftarnya, untuk kemudian bisa kamu susun prioritasnya.
3. Hitung kebutuhan
Selanjutnya dalam cara investasi yang benar untuk anak muda, hitung kebutuhan dana untuk bisa mewujudkan tujuan keuangan tersebut. Tak perlu kaget, karena di sini memang angkanya biasanya akan besar.
Misalnya, untuk dana pendidikan anak, cari tahu informasi biaya sekolah per jenjangnya. Dari sini, nantinya akan ketemu, berapa total biaya yang dibutuhkan. Cara yang kurang lebih sama juga bisa kamu lakukan untuk tujuan keuangan yang lain.
Sekali lagi, jangan panik dengan nominalnya yang mungkin besar, karena nanti kamu bisa menyusun berdasarkan prioritas.
4. Tentukan jangka waktu
Cara investasi yang benar adalah yang sesuai dengan prioritas. So, bagilah tujuan keuangan menurut target waktu, yaitu:
- Tujuan jangka pendek, untuk yang harus dipenuhi kurang dari 3 tahun.
- Tujuan jangka menengah, untuk yang harus dipenuhi antara 3 – 10 tahun.
- Tujuan jangka panjang, untuk berbagai hal yang ingin dicapai lebih dari 10 tahun.
Misalnya, kamu pengin menikah satu tahun lagi. Ini artinya tujuan keuanganmu jangka pendek. Ada lagi, kamu ingin mengumpulkan uang untuk DP rumah 5 tahun lagi. Ini berarti masuk ke dalam tujuan keuangan jangka menengah. Kemudian, kamu ingin membangun dana agar bisa pensiun sejahtera 20 tahun lagi. Nah, ini berarti tujuan jangka panjang.
Kamu boleh mengubah time frame tujuan keuangan yang lebih sesuai dengan kondisimu. Susun semuanya berdasarkan timeline, sehingga akan terlihat mana yang bisa diprioritaskan. Pastinya kamu pengin kan, semua tujuan tercapai meskipun mungkin sumber dayanya terbatas. Yah, begitulah manusia, banyak maunya. Karena itu, menyusun rencana keuangan itu penting untuk dilakukan.
5. Pilih instrumen investasi
Kunci cara investasi yang benar adalah kesesuaian antara tujuan keuangan dan jenis investasi. Di sinilah pentingnya kamu menentukan jangka waktu, karena ada kaitannya dengan tingkat risiko dan efektivitasnya dalam membantumu untuk mencapai target nominal kebutuhan.
Contohnya begini. Untuk DP rumah, kamu butuh Rp100 juta 5 tahun ke depan. Karena merupakan jangka menengah, maka kamu akan butuh instrumen investasi dengan tingkat risiko menengah juga. Kamu bisa memanfaatkan misalnya investasi reksa dana campuran, atau reksa dana pendapatan tetap. Bisa saja kamu melakukan cara investasi saham, tetapi ingat akan risiko fluktuasinya. Untuk jangka waktu 5 tahun, mungkin akan terlalu pendek. Karena itu, kamu perlu melakukan analisis yang lebih dalam.
Bagaimana kalau menggunakan instrumen yang lebih minim risiko untuk kebutuhan 5 tahun ini? Bisa saja, tetapi ingat, bahwa instrumen minim risiko, imbal hasilnya juga akan sepadan. Dengan demikian, cara investasi harus diubah. Kamu perlu menghitung dengan lebih saksama lagi, untuk memastikan ketika sudah tiba waktunya, nilai investasimu juga bertumbuh sesuai dengan target.
Selain menimbang jangka waktu dan tujuan keuangan, cara investasi yang benar juga harus memastikan profil risiko yang kamu miliki. Biasanya kamu bisa mengetahuinya dengan mengisi kuesioner yang disediakan oleh sekuritas atau manajer investasi, tempat kamu hendak berinvestasi. Ada 3 profil risiko, yaitu konservatif, moderat, dan agresif.
Kesesuaian pemilihan instrumen dan profil risiko ini juga penting dalam cara investasi yang benar, karena akan menentukan kenyamananmu dalam perjalanan investasimu.
6. Buka rekening
Cara investasi berikutnya adalah kamu perlu membuka rekening investasi, berdasarkan instrumen yang sudah dipilih.
Jika kamu memilih untuk berinvestasi di reksa dana, maka kamu perlu membuka rekening di APERD online, APERD bank, manajer investasi, sekuritas, atau e-commerce, yang merupakan tempat-tempat resmi yang menjual reksa dana. Jika kamu memilih untuk berinvestasi di saham, maka kamu perlu membuka rekening investasi di sekuritas. Jika memilih P2P Lending, maka kamu perlu membuka akun di platform fintech yang sudah ada.
Satu hal besar yang harus selalu diingat: pastikan perusahaan atau platform investasi yang kamu gunakan sudah terdaftar dan berizin Otoritas Jasa Keuangan dan otoritas lainnya yang sesuai ya. Ini penting banget, untuk menghindari kamu terjebak modus penipuan investasi bodong yang kini marak. Untuk kamu yang masih pemula dan berusia muda, adalah penting untuk bisa berinvestasi sesuai rambu-rambu dulu, sebelum mungkin kamu ingin mencoba risiko yang lebih tinggi.
7. Jalankan rencana dengan disiplin
Nah, selanjutnya dalam cara investasi yang benar adalah disiplin, sehingga kamu bisa konsisten berinvestasi sesuai rencana.
Apalagi untuk investasi jangka panjang, bisa jadi akan banyak godaan harus kamu temui. Ini juga termasuk risiko investasi nih, tetapi berasal dari faktor internal yakni diri sendiri. Seharusnya, yang berasal dari diri sendiri seperti ini bisa kamu hindari.
Jangan lupa untuk melakukan review secara berkala. Ini penting agar kamu tahu jika ada yang perlu disesuaikan karena adanya perubahan-perubahan kondisi. Lakukan analisis, riset, dan survei secara saksama untuk menentukan platform investasi. Sabar dan konsisten adalah kunci cara investasi yang tepat, agar hasil optimal nantinya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!