5 Peluang Kerja yang Akan Tercipta di Ibu Kota Baru di Kalimantan Timur
Pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke lokasi ibu kota baru di Kalimantan tak sekadar wacana lagi. Direncanakan untuk mulai pindah di tahun 2024, maka Indonesia harus mulai bersiap sejak sekarang. Karena, tak hanya sekadar memindahkan tempat tinggal presiden saja, tetapi buanyak hal juga akan ikut terpengaruh dengan kepindahan ibu kota ini. Salah satunya adalah seputar peluang kerja.
Ya, ini wajar. Karena di mana banyak orang berkumpul, di situ bisa tercipta ide bisnis. Dan, apalah arti ide, konsep, dan sistem dalam bisnis kalau di dalamnya enggak ada aset yang bernama sumber daya manusia. Saat ada peluang bisnis tercipta, maka di situ pulalah tercipta banyak peluang kerja.
Di antara banyaknya peluang kerja yang mungkin tercipta di lokasi ibu kota yang baru, berikut 5 peluang kerja yang kemungkinan akan paling seru diminati calon pelamar
1. Karyawan provider internet
Apalah arti lokasi pusat pemerintahan yang baru di sebuah negara kepulauan kalau tanpa didukung oleh layanan internet yang mumpuni?
Ibu kota baru yang harus punya jaringan teknologi informasi yang kuat. Beberapa provider juga sepertinya sudah mulai melirik untuk melebarkan sayap untuk membuka kantor di lokasi ibu kota baru. Ini berarti mereka akan membuka peluang kerja baru untuk menjadi aset sumber daya manusia bisnis mereka di Kalimantan Timur, mulai dari teknisi, administrasi, hingga petugas call center.
2. Pemasar properti
Meski konon, bagi para ASN yang bersedia ikut pindah bersama dengan pindahnya ibu kota baru ke Kalimantan Timur sudah disediakan tempat tinggal, namun bisnis properti tampaknya juga akan menjadi salah satu peluang yang potensial untuk dikembangkan.
Bayangannya sih, di beberapa lokasi pasti akan berkembang pula pemukiman-pemukiman anyar, yang akan dihuni oleh orang-orang yang akan mengais rezeki di ibu kota yang baru. Tentu saja, para pebisnis properti akan butuh dukungan para pemasar, agen, dan juga kontraktor untuk bisa menjalankan bisnis ini dengan lancar.
Peluang kerja yang cukup menjanjikan, bukan?
3. Barista
Harus ada penjual kopi kekinian di ibu kota baru! Harus! Enggak bisa enggak! Kopi kekinian is lyfe! Eh, boba juga sih. Ya sudah, berarti peluang kerja yang diramalkan bakalan seru di lokasi ibu kota baru ini, selain barista, adalah peramu boba.
Karena, apalah arti hidup tanpa kopi kekinian dan boba? Sampai di sini, siapa setuju? Tuh kan, banyak yang ngacung.
Mal, bioskop, dan yang lainnya boleh ditunggu untuk dibangun dan mulai beroperasi, tapi warung kopi kekinian dan boba harus sudah ada sejak ibu kota baru diresmikan. Seenggaknya bisa mengobati kesepian para ASN yang baru pindah, dan juga mereka-mereka yang baru datang ke lokasi ibu kota baru untuk mencari rezeki.
Tentunya, hal ini akan lebih lengkap jika ditambah dengan adanya para abang driver ojol, yes? Jadi, tolong, pindahkan para barista, peramu boba, dan abang driver ojol ke lokasi ibu kota baru juga, please.
4. Chef dan tukang masak
Tak hanya barista dan peramu boba, tolong pindahkan juga para chef dan pemasak okonomiyaki, ayam geprek, makaroni ngehe, sate taichan, corndog, nugget pisang, martabak 8 rasa, cilok, telur gulung, es kepal dan lain sebagainya itu ke lokasi ibu kota yang baru.
Seperti halnya kopi kekinian, jajanan kekinian pasti bisa menjadi penghibur sementara ibu kota masih dalam proses dibangun, berbenah, hingga bisa berfasilitas lengkap seperti Jakarta.
Chef atau tukang masak juga diperlukan jika ada pelaku bisnis katering yang melayani permintaan makan siang nasi box untuk para karyawan. Bakalan banyak ASN ataupun karyawan yang datang ke Kalimantan Timur untuk bekerja, maka ini bisa jadi peluang kerja bagi mereka yang memang berprofesi sebagai chef atau tukang masak.
5. Ekspedisi
Kota yang sibuk dengan aktivitas penduduk yang kian padat, tentu akan butuh pasokan kebutuhan hidup sehari-hari yang jumlahnya banyak. Dengan demikian, jasa ekspedisi pasti sangat diperlukan di lokasi ibu kota yang baru. Agen-agen, administrasi, hingga supir ekspedisi akan sangat diperlukan, agar pengiriman dan penerimaan barang-barang kebutuhan ini lancar.
So, tertarik untuk ikut mengadu nasib ke ibu kota yang baru? Peluang kerja di perusahaan ekspedisi bisa jadi pilihan.
Nah, gimana nih? Kira-kira tertarik untuk mencoba peluang kerja yang mana nih? Ataukah, ada peluang kerja lain yang bakalan seru juga di lokasi ibu kota yang baru, di Kalimantan Timur? Share di kolom komen ya!
Ibu Kota Baru Indonesia di Kalimantan Timur: 5 Kekhawatiran dan 3 Antusiasme yang Muncul di Tengah Para Aparat Sipil Negara
Tanggal 16 Agustus 2019 yang lalu, Presiden Joko Widodo sudah memutuskan secara resmi akan memindahkan ibu kota ke lokasi ibu kota baru Indonesia di Kalimantan Timur, tepatnya di Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Sontak gejolak pun terjadi, seperti biasa ada pro dan kontra. Di antaranya adalah munculnya hasil survei oleh Indonesia Development Monitoring (IDM), yang diadakan 7 – 20 Agustus 2019 lalu, seperti yang dirilis oleh situs BBC Indonesia. Hasilnya, sebanyak 94,7 % aparat sipil negara (ASN) menolak untuk dipindahkan ke Kalimantan Timur. Survei tersebut dilakukan terhadap 1.225 responden ASN, mewakili 800 ribu PNS yang bertugas di pemerintahan pusat, yang akan wajib pindah seturut kepindahan pusat pemerintahan Indonesia ke Kalimantan Timur.
Well, ini menarik. Apalagi setelah menelusur banyak sumber, ternyata banyak kekhawatiran yang melanda para ASN yang sangat beralasan sehingga mereka menolak pindah ke ibu kota baru Indonesia, bahkan kemudian muncul tren pensiun dini.
Apa saja kekhawatiran yang timbul di kalangan ASN sehingga mereka menolak pindah ke ibu kota baru Indonesia? Berikut beberapa di antaranya.
1. Apakah fasilitas yang dibangun oleh pemerintah akan memadai?
Benak sebagian besar ASN masih dipenuhi tanda tanya lantaran belum ada gambaran sama sekali, konsep green and smart city yang akan dibangun oleh pemerintah akan seperti apa di ibu kota baru Indonesia nantinya.
Memang betul, pemerintah akan menyediakan semua fasilitas yang diperlukan oleh para ASN yang bersedia pindah, termasuk soal tempat tinggal. Namun, konsep rumah tinggal vertikal ini masih dipertanyakan oleh para pengabdi negara itu.
Apakah seperti rusun? Rumah petak? Apakah akan menjadi hak milik? Dan seterusnya.
Kekhawatiran ini beralasan sih, karena sebagian ASN sudah mempunyai rumah di Jakarta. Kalau dengan pindah mereka akhirnya balik lagi ke pilihan kontrak, tentu bukan cita-cita mereka banget kan?
2. Jauh dari keluarga adalah pilihan sulit
Kantor pindah, ladang buat mencari rezeki juga pindah, ini berarti juga ikut memindahkan keluarga ke Kalimantan Timur. Hal ini dikarenakan jauh dari keluarga akan menjadi pilihan yang sangat sulit bagi para ASN yang memilih menolak pindah ke ibu kota baru Indonesia itu. Lagi pula, biaya hidup akan lebih besar kalau sampai harus menjalani long distance marriage–alias pernikahan jarak jauh. Belum lagi berat di rindu, seperti kata Dilan.
Dari sini, kekhawatiran lain pun muncul. Seberapa besar ukuran tempat tinggal yang disediakan oleh pemerintah? Cukup enggak untuk rata-rata ASN yang sudah berkeluarga?
3. Fasilitas di ibu kota baru pasti tidak akan selengkap Jakarta
Kalau melihat blueprint yang sudah dirilis oleh pemerintah mengenai pembangunan ibu kota baru Indonesia, setiap fasilitas yang diperlukan memang sudah termasuk dalam perencanaannya. Termasuk nanti juga bakalan ada universitas, stasiun dan kereta-keretanya, hingga mal dan segala fasilitas hedonnya.
Akan tetapi, tentulah tak semua bisa langsung terbangun dengan cepat. Ada tahapan-tahapan pembangunan yang harus dilalui. Hal ini membuat para pengabdi negara khawatir, fasilitas ini tidak akan bisa selengkap Jakarta.
4. Apakah kualitas pendidikan di ibu kota baru akan sebaik Jakarta?
Hal lain yang juga menjadi kekhawatiran para aparatur sipil negara yang menolak pindah kerja ke lokasi ibu kota baru Indonesia adalah apakah kualitas pendidikan anak-anak mereka nantinya akan sebaik di Jakarta.
Jakarta yang sudah menjadi pusat segalanya–mulai dari pusat pemerintahan, pusat bisnis, pusat kehidupan Indonesia–sudah mempunyai fasilitas lengkap dan terbaik yang diperlukan oleh hampir seluruh penduduk Indonesia.
Akankah bisa dipenuhi juga oleh ibu kota baru di Kalimantan Timur tersebut? Sungguh misteri besar.
5. Khawatir kurang hiburan
Jakarta yang menjadi pusat kehidupan Indonesia sudah pasti punya semua hal yang diperlukan oleh warganya. Mulai dari fasilitas sepenting pendidikan, bisnis, sampai pusat hiburan, termasuk internet kencang dan listrik yang hampir tak pernah padam.
Akankah ibu kota baru Indonesia akan punya semua hal yang sama dengan yang di Jakarta?
Lagi-lagi, kalau melihat perencanaannya sih bakalan ada juga. Hanya saja, kapan bisa terwujud? Keburu bosan di sana, begitu barangkali yang muncul di pikiran para ASN ini.
Meski demikian, ternyata tak semua menolak kepindahan kantornya ke lokasi ibu kota baru Indonesia. Ada yang dengan senang hati pindah.
Antusiasme apa yang membawa para ASN ini rela bahkan dengan senang hati pindah kantor ke lokasi ibu kota baru Indonesia?
1. Tinggal tak jauh dari kantor
Menurut Menteri Pemberdayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Syafruddin, nantinya untuk ke kantor, para ASN hanya perlu berjalan kaki 500 meter saja dari rumah. Beda banget dengan para ASN sekarang yang banyak berangkat dari Tangerang, Depok, hingga Bekasi. Mereka harus menempuh berjam-jam perjalanan dengan commuter line, lalu disambung TransJakarta, dan lalu mesti naik ojol lagi. Belum lagi kemacetannya.
Di lokasi ibu kota yang baru nanti, kalau enggak jalan kaki ya naik sepeda, maksimal. Ah, betapa menyehatkan! Sehat di dompet, sehat di raga, sehat di mental.
2. Polusi udara lebih baik
Sudah pasti, udara di Kalimantan Timur kualitasnya lebih baik daripada kualitas udara di Jakarta yang sudah sangat jenuh dengan polusi.
Masih ingat pastinya, CNN Indonesia memberitakan bahwa di Sabtu pagi tanggal 10 Agustus 2019 yang lalu, tingkat polusi udara di Jakarta menjadi yang terburuk di dunia menurut AirVisual lo. Boleh dibaca lagi beritanya, kalau kemarin ketinggalan ya.
Betapa sehatnya jika nanti ibu kota baru Indonesia dikelilingi oleh hutan hujan tropis kan? Tapi, sepertinya PR terbesar pemerintah adalah mengatasi potensi terjadinya kebakaran hutan dulu sih.
3. Yang belum punya aset rumah, jadi punya
Sebagian kecil dari para ASN adalah mereka yang masih lajang, belum punya tanggungan, dan punya masa depan yang masih panjang. Nah, mereka ini banyak yang mengaku akan dengan senang hati ikut pindah ke lokasi ibu kota baru Indonesia, apalagi jika di sana disediakan fasilitas rumah bagi mereka.
Sebagian besar mengaku, di Jakarta masih ngontrak ataupun ngekos. Kalau dengan pindah, mereka bisa mendapatkan fasilitas rumah dengan sertifikat hak milik, ya kenapa enggak?
Nah, bagaimana dengan Anda, pembaca QM Financial? Apakah Anda termasuk yang menyetujui pemindahan lokasi ibu kota baru Indonesia di Kalimantan Timur? Ataukah Anda barangkali termasuk dari mereka yang menolak ataupun yang dengan senang hati ikut pindah kantor ke ibu kota baru itu? Share your thoughts di kolom komen ya!