10 Pekerjaan dengan Gaji Tinggi di Indonesia Saat Ini
Memiliki pekerjaan dengan gaji tinggi sering kali menjadi idaman banyak orang. Bukan tanpa alasan, penghasilan yang besar bisa membantu seseorang dalam mencapai berbagai tujuan finansial, mulai dari membeli rumah impian, berlibur ke destinasi eksotis, hingga mempersiapkan masa pensiun yang nyaman.
Namun, menghasilkan uang dalam jumlah besar saja enggak cukup jika tidak diimbangi dengan kemampuan pengelolaan keuangan yang baik. Tanpa pemahaman yang tepat tentang bagaimana cara mengatur, menginvestasikan, dan menghemat uang, penghasilan tinggi sekalipun bisa cepat habis dan tidak membuahkan hasil yang maksimal.
Dalam konteks ini, belajar pengelolaan keuangan menjadi sangat penting. Hal ini bukan hanya membantu kita dalam menjaga kestabilan finansial, tetapi juga membantu dalam merencanakan masa depan yang lebih baik dan lebih aman. Bahkan jika kamu cuku beruntung untuk bisa mendapatkan pekerjaan dengan gaji tinggi, pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola keuangan tetap akan menjadi aset yang sangat berharga.
10 Profesi dan Pekerjaan dengan Gaji Tinggi
Di Indonesia, sebenarnya ada banyak sektor yang menawarkan jalur karier yang menjanjikan dengan gaji yang cukup tinggi.
Faktanya, pendapatan atau gaji menjadi salah satu faktor atau kompensasi dan benefit yang diperhatikan oleh pencari kerja. Semakin besar penghasilan yang ditawarkan oleh suatu perusahaan, biasanya semakin banyak orang yang tertarik untuk melamar kerja di sana.
Berikut adalah daftar pekerjaan dengan gaji tinggi di Indonesia berdasarkan survei yang dilakukan oleh situs pencari kerja dan perbandingan gaji, Salary Explorer.
1. Praktisi Medis Ahli, alias Dokter Spesialis
Dalam lingkup pekerjaan dengan gaji tinggi di Indonesia, dokter spesialis menduduki posisi yang cukup penting. Para profesional medis ini memiliki pengetahuan dan keterampilan mendalam untuk mendiagnosis dan mengobati berbagai penyakit tertentu, sehingga mereka menjadi pilar utama dalam menjaga kesehatan masyarakat.
Penghasilan dokter spesialis ini sendiri sangat bervariasi, bergantung pada bidang keahlian mereka, pengalaman, dan tempat mereka berpraktik. Mereka bisa mendapatkan penghasilan sekitar Rp23 juta sampai Rp68 juta per bulan.
2. Hakim
Memegang peran sebagai hakim berarti memiliki tanggung jawab besar dalam membuat keputusan, khususnya dalam menentukan sanksi untuk seseorang. Dengan demikian, setiap keputusannya harus dipertimbangkan dengan teliti untuk memastikan adanya keadilan bagi semua pihak yang terlibat.
Di Indonesia, pendapatan seorang hakim berkisar antara Rp20 juta hingga Rp55 juta.
3. Advokat
Profesi lain dengan gaji tinggi di Indonesia adalah advokat. Dengan penghasilan antara Rp16 juta hingga Rp46 juta, advokat berperan vital dalam membantu klien mengatasi masalah hukum yang dihadapi. Lebih dari itu, advokat perusahaan juga memiliki tanggung jawab penting dalam aspek hukum perusahaan, seperti pemenuhan regulasi, kontrak, litigasi, dan isu hukum lainnya.
4. Manajer Bank
Dalam sektor keuangan, jabatan sebagai manajer bank menjadi posisi yang dihormati. Sebagai manajer, seseorang bertanggung jawab atas investasi dan simpanan nasabah dalam jumlah besar.
Menurut data dari Salary Explorer, pendapatan seorang manajer bank di Indonesia bisa berada di kisaran Rp15 juta hingga Rp43 juta.
5. Direktur Utama (CEO)
Posisi direktur utama atau CEO masuk dalam kategori pekerjaan dengan gaji tertinggi di Indonesia. Ini karena CEO memiliki peran strategis dalam perusahaan, bahkan bisa dikatakan sebagai ‘jantung’ dari organisasi. Mereka bertanggung jawab menentukan visi dan misi serta membuat keputusan penting perusahaan.
Gaji seorang CEO sendiri bisa mencapai antara Rp14 juta hingga Rp41 juta.
6. Direktur Keuangan (Chief Finance Officer)
Direktur Keuangan atau CFO juga memiliki peran krusial dalam operasional sebuah perusahaan. Mereka berperan dalam menjaga stabilitas finansial perusahaan. Berdasarkan data Salary Explorer, penghasilan CFO di Indonesia bisa mencapai Rp13 juta sampai Rp38 juta.
7. Dokter Spesialis Estetika Gigi
Profesi dokter spesialis estetika gigi merupakan cabang spesialisasi dalam bidang kedokteran gigi yang memfokuskan pada peningkatan estetika gigi, rahang, dan wajah. Penghasilan mereka bisa mencapai Rp12 juta hingga Rp37 juta.
8. Guru Besar Universitas
Profesor di perguruan tinggi adalah salah satu pekerjaan dengan gaji tinggi di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh panjangnya perjalanan pendidikan dan pengalaman yang diperlukan untuk mencapai jabatan ini, serta peran penting mereka dalam memajukan pendidikan di negeri ini. Gaji seorang profesor bisa mencapai Rp11 juta hingga Rp33 juta.
9. Pilot
Profesi pilot menjadi impian banyak orang dan termasuk dalam daftar pekerjaan dengan pendapatan tinggi di Indonesia. Bertanggung jawab atas keamanan dan efisiensi operasi pesawat, pilot mendapatkan kompensasi yang sesuai dengan tanggung jawab mereka.
Namun, pendapatan pilot juga tergantung pada perusahaan penerbangan, pengalaman, dan jenis pesawat yang mereka operasikan. Gaji seorang pilot berkisar antara Rp9 juta hingga Rp24 juta.
10. Direktur Pemasaran
Di era digital saat ini, pekerjaan yang berkaitan dengan pemasaran digital menjadi semakin penting. Seorang direktur pemasaran bertanggung jawab atas seluruh strategi pemasaran yang dijalankan oleh perusahaan untuk meningkatkan penjualan. Karena peran vital ini, pendapatan seorang direktur pemasaran bisa mencapai Rp8 juta hingga Rp24 juta.
Dalam perjalanan karier, mendapatkan pekerjaan dengan gaji tinggi bisa menjadi tonggak kesuksesan tersendiri. Namun, sekali lagi, perlu diingat bahwa pendapatan yang tinggi bukan jaminan kekayaan atau stabilitas finansial jangka panjang jika tidak diimbangi dengan pengetahuan dan keterampilan manajemen keuangan yang baik. Bahkan dengan penghasilan besar, tanpa pengelolaan yang tepat, seseorang bisa menghadapi kesulitan finansial.
Oleh karena itu, selain berusaha mencapai karier yang sukses dan mendapatkan gaji yang tinggi, penting untuk terus belajar dan memahami cara mengatur, menginvestasikan, dan menjaga uang yang dihasilkan. Kalau perlu, uang yang dihasilkan “dipekerjakan” lagi untukmu. Sehingga, kamu enggak hanya mendapatkan penghasilan yang besar, tetapi juga mampu mengoptimalkannya untuk mencapai tujuan finansialmu.
Belajar pengelolaan keuangan adalah kunci untuk mencapai kesejahteraan finansial yang berkelanjutan, tidak peduli seberapa besar penghasilanmu.
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Sumber Pemasukan Uang yang Bisa Dimiliki oleh Setiap Orang
Kebanyakan dari kita hanya memiliki penghasilan dari kerja kantoran, atau kalau enggak dari berdagang. Padahal ada banyak juga sumber pemasukan uang lain yang juga bisa dimanfaatkan untuk menambah penghasilan lo.
Tapi kan, penghasilan yang sekarang sudah cukup. Gaji tinggi. Masa masih perlu sumber pmasukan uang yang lain?
Yah, syukurlah kalau memang sudah cukup. Syukurlah juga kalau gaji sudah besar. Nikmati dan kelola, supaya bisa dimanfaaatkan sebaik-baiknya untuk memenuhi kebutuhan. Namun, apakah kamu juga tahu, bahwa penghasilan pun berisiko, yang pada akhirnya juga akan berimbas pada pencapaian tujuan keuangan kita?
Ibaratnya, kita mau pergi ke suatu tempat. Jalan yang dipilih ternyata macet, atau tertimbun tanah longsor, atau ada berbagai aral lainnya. Kalau kita tidak tahu alternatif jalan yang lain, bisa jadi kita akan stuck di tempat tersebut. Masa iya, mau menunggu? Iya kalau bisa diatasi dengan cepat, kalau enggak? Bisa-bisa kita enggak pernah bisa sampai ke tujuan.
Nah, begitu juga dengan penghasilan. Boleh saja kita punya satu penghasilan yang jadi andalan saat ini. Namun, untuk mengamankan dan menjamin kita bisa mencapai tujuan finansial, ada baiknya kita juga punya alternatif sumber pemasukan uang yang lain.
Apa saja?
5 Sumber Pemasukan Uang yang Sebaiknya Dimiliki
1. Menjadi karyawan
Sumber pemasukan uang dengan menjadi karyawan adalah dari gaji atau upah, merupakan imbalan terhadap tenaga, pikiran, dan waktu yang sudah kita berikan selama kita bekerja.
Rata-rata gaji akan diberikan secara teratur, misalnya pada tanggal tertentu atau hari tertentu, sesuai kesepakatan kerja. Jumlahnya juga relatif tetap, sesuai juga dengan kesepakatan. Dengan bekerja menjadi karyawan, umumnya orang akan menghabiskan waktu antara pukul 08.00 atau 09.00 hingga sore atau sampai malam. Bahkan, tak jarang harus lembur, dengan jam kerja yang panjang.
Besaran gaji itu relatif, tergantung pada jabatan, besarnya tanggung jawab, risiko kerja, domisili kerja, sampai jumlah kehadiran. Semakin besar gaji, umumnya juga tanggung jawab, risiko kerja, jumlah kehadiran, dan jabatan juga akan semakin besar.
2. Menjual jasa keahlian
Jika kamu memiliki keahlian khusus, yang enggak semua orang punya dan dibutuhkan, kamu bisa banget menjadikannya sebagai sumber pemasukan uang. Jual keahlianmu, bantu klien untuk menyelesaikan masalahnya, dan kamu bisa mendapatkan honor kemudian.
Misalnya saja seperti membuatkan desain website, menulis copy untuk iklan, membuat logo untuk bisnis, membantu klien merencanakan event atau mungkin pesta-pesta pribadi seperti pesta pernikahan, pesta ulang tahun perkawinan, dan sebagainya. Sampai kamu juga bisa menjual keahlianmu untuk menyanyi, bermain musik, melukis, dan sebagainya.
Ada 2 hal yang akan memengaruhi besaran pemasukan uang dari jenis profesi ini, yaitu seberapa baik atau tinggi keahlianmu, dan seberapa banyak kamu bisa menyelesaikan pekerjaan dalam satu waktunya. Misalnya setiap bulan kamu bisa menyanyi berapa kali, atau bisa membuat desain web seberapa kali, dan juga seberapa baik hasil kerjamu itu.
Tak seperti menjadi karyawan, menjual keahlian sendiri itu lebih fleksibel waktunya. Ya, style pekerja lepas nan mandiri. Namun, jangan lupa, penghasilan juga fleksibel, dalam arti enggak teratur dan tetap seperti halnya gaji.
Soal jenjang karier ya kurang lebih sama saja dengan menjadi karyawan. Bisa butuh bertahun-tahun merintis, tetapi bisa juga cepat, tetapi semua tergantung pada dirimu sendiri.
3. Penjual barang
Menjual barang-barang juga bisa menjadi salah satu sumber pemasukan uang alternatif yang lumayan lo! Apalagi jika kamu bisa menyesuaikan kebutuhan orang dengan suplainya. Dengan demikian, masalah pasar tidak akan terlalu jadi masalah.
Mulailah dari hal-hal yang kecil. Misalnya, di kantor banyak teman kerja yang enggak ada waktu untuk membuat bekal, sehingga mereka hanya bisa mengandalkan pesan makanan online. Kamu bisa membantu mereka membuat bekal sehingga bagi mereka lebih murah dan mudah, kamu pun bisa mendapatkan tambahan penghasilan. Tinggal didata saja, untuk besok, siapa saja yang mau pesan bekal makan siang. Kamu bisa mempersiapkannya mulai sore atau malam hari, dan memasak pagi-pagi, sekaligus membuat bekal untukmu sendiri.
Contoh lagi, kamu sering jalan-jalan ke luar negeri atau dalam negeri juga bisa. Lalu buka jastip. Misalnya, jastip skincare sementara kamu jalan-jalan ke Korea. Lumayan kan? Atau kamu bisa menawarkan baju koko atau kaftan menjelang Idulfitri. Atau beli camilan grosiran, lalu kamu kemas kembali dalam ukuran kecil, dan jual eceran dengan titip di kantin kantor.
Banyak cara dan barang bisa dijual, tinggal atur saja dengan kreativitasmu.
4. Investasi
Investasi bisa berarti beberapa cara pemasukan uang.
Yang pertama, kamu menanam modal pada sebuah bisnis, yang akan dijalankan atau dikelola oleh siapa pun. Dengan begitu, peran kamu adalah sebagai pemodal, yang nantinya akan menerima pembagian keuntungan dari laba bisnis yang diperoleh.
Atau, kamu bisa memanfaatkan berbagai instrumen investasi yang menawarkan keuntungan yang bisa dilakukan secara online. Ada banyak banget, kamu bisa memilih mulai dari reksa dana, saham, surat utang atau obligasi, hingga mengembangkan dana di fintech lending.
Untuk saham, kamu bisa mendapatkan keuntungan dari dividen ataupun capital gain. Dari obligasi, kamu bisa mendapatkan pemasukan uang dari kupon yang diberikan sesuai perjanjian atau ketentuan. Dari fintech lending, pemasukan uang juga datang dari bunga pinjaman modal yang diberikan. Sementara reksa dana menawarkan keuntungan yang beragam, tergantung jenis reksa dananya, mulai dari capital gain, kupon, hingga dividen juga.
5. Royalti
Alternatif sumber pemasukan uang yang berikutnya juga bisa kamu dapatkan adalah dari royalti.
Royalti adalah sejumlah uang yang dibayarkan sebagai hak dari penciptaan kekayaan intelektual. Di sini, royalti bisa saja datang dari kamu menulis buku dan kemudian diterbitkan. Atau mungkin kamu membuat jingle, dan kemudian kamu jual ke pihak-pihak yang membutuhkan. Atau, bisa juga misalnya kamu membuat desain template untuk website atau untuk keperluan yang lain, atau foto-foto, yang kemudian kamu jual melalui pihak penyedia layanan stock desain atau foto. Ketika ada orang yang mengunduh desain atau fotomu, maka kamu akan mendapatkan royalti yang besarnya sesuai dengan ketentuan.
Pemasukan uang dari royalti ini benar-benar suatu penghasilan pasif. Kamu hanya harus bekerja sekali saja, tetapi penghasilan akan bisa didapatkan selama karyamu diperjualbelikan, tanpa kamu harus menciptakan atau mengerjakan sesuatu lagi.
Nah, gimana nih? Apakah kamu sudah memanfaatkan kelima sumber pemasukan uang di atas? Atau baru ada beberapa saja?
Enggak ada salahnya lo, kamu memiliki beberapa stream income sekaligus. Pasalnya, seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa kita harus mencari alternatif jalan yang lain juga demi mengamankan langkah kita menuju tujuan finansial yang hendak dicapai. Tinggal belajar keuangan lebih mendalam lagi, agar rencana keuangan kamu lebih matang dan komprehensif.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Gaji Kecil: Hemat Pengeluaran atau Tambah Penghasilan?
Setiap orang sepertinya punya keinginan untuk bekerja dengan gaji tinggi. Realistis saja kan? Hanya saja, tak semua orang memang bisa langsung mendapatkannya. Bahkan, sebagian besar—yakin banget—harus menapaki jenjang karier terbawah dulu dengan gaji kecil baru kemudian sedikit demi sedikit melangkah lebih jauh.
Pada faktanya, gaji kecil memang hanya sebuah permulaan. Kecuali kita punya privilege tertentu, setiap orang pasti harus melewatinya lebih dulu.
Lalu, gimana kalau gaji kecil tapi nggak sebanding dengan kebutuhan yang banyak? Gimana bisa hidup?
Well, faktanya (lagi), hal seperti ini juga jadi masalah kita semua kok, nggak hanya pada kamu yang punya gaji kecil. Bahkan, masalah gaji yang dirasa kurang ini sudah jadi masalah umum pada para karyawan. Ketika gaji bertambah, perasaan ini juga sering muncul.
Terus, gimana caranya survive dong? Apakah ini artinya kita kurang bersyukur? Bisa jadi. Bersyukur memang sangat penting, tapi akan lebih baik lagi jika kita juga berusaha mengelola pendapatan kita yang dirasa kecil itu agar bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari. Gimana caranya biar cukup sekarang, sembari kita berusaha agar gaji bisa naik seiring waktu.
Ada 2 alternatif utama yang bisa kamu pilih untuk survive dengan gaji kecil, yaitu hemat pengeluaran atau tambah penghasilan. Mari kita bahas satu per satu.
Survive dengan Gaji Kecil: Hemat Pengeluaran
1. Buat anggaran
Anggaran adalah koentji. Kamu pengin mengelola gaji kecil dengan baik, agar cukup dipakai untuk memenuhi kebutuhan dengan berhemat, maka anggaran bisa menjadi titik berangkatmu untuk rencana keuangan yang lebih baik.
Pertama yang harus dilakukan tentu saja mengecek rasio pemasukan dan pengeluaran. Prinsip terbesarnya adalah jaga supaya cash flow tetap positif. Ini artinya, jaga supaya pengeluaran kamu tidak lebih besar daripada pemasukan.
Terapkan skala prioritas, kurangi pos-pos kurang penting atau bisa ditunda. Mau belanja untuk kebutuhan sehari-hari, jaga supaya nggak lapar mata. Buat daftar belanja, and stick to it.
2. Kendalikan utang
Utang juga biasanya merupakan masalah sejuta karyawan. Bukannya dilarang atau diharamkan sih, karena pada faktanya, utang juga merupakan leveraging untuk keuangan kita.
Namun, jika kita masih memiliki gaji kecil—atau dirasa kecil—utang bisa jadi beban tambahan. Apalagi jika utang konsumtif.
Sekali lagi, bukannya dilarang, tetapi ada baiknya dikelola dengan sangat bijak.
3. Disiplin
Yes, stick to your plan menjadi kunci disiplin. Kamu sudah buat anggaran, sudah juga menyesuaikan apa yang penting dan kurang penting. Setelah itu, harus disiplin.
Biasanya memang yang bikin boncos adalah ketika kita nggak bisa menahan godaan. Lapar mata, FOMO, tidak bisa memilah mana keinginan dan kebutuhan merupakan beberapa penyebab kita jadi tak disiplin terhadap rencana keuangan yang sudah kita buat sendiri.
Yuk, bisa yuk! Berhemat dengan disiplin, sambil membuat tujuan jangka panjang yang harus diperjuangkan kemudian dengan menjalani pekerjaan utamamu.
Survive dengan Gaji Kecil: Tambah Penghasilan
1. Dagang
Hal pertama yang bisa kamu lakukan untuk tambah penghasilan gaji kecil adalah dengan berdagang.
Dagang apa?
Dagang apa saja; dagang barang-barang yang dibutuhkan oleh orang-orang di sekitarmu. Mengapa harus menyesuaikan dengan kebutuhan orang-orang di sekitar kita? Karena hukum supply vs demand; dengan menyediakan (supply) kebutuhan (demand) orang, maka kegiatan dagang kita akan berjalan dengan sendirinya nanti.
Mengapa harus orang-orang di sekitar kita? Karena mereka pasar terdekat dan lebih mudah dijangkau. Siapa saja orang-orang di sekitar kita? Keluarga, teman-teman, hingga rekan kerja di kantor. Baru setelah itu, kamu bisa mempertimbangkan untuk mulai juga merambah ke bisnis online.
2. Kerja lepas
Tak hanya berdagang barang, kamu juga bisa menjual jasa dan keterampilanmu.
Menjadi freelancer untuk berbagai pekerjaan, misalnya jadi admin medsos, admin marketplace, virtual assistant, dan sebagainya, yang bisa bekerja di luar jam kerja utama.
Carilah informasi sebanyak-banyaknya mengenai berbagai lowongan kerja lepas ini. Atau, kamu bisa bergabung ke berbagai situs marketplace freelancer untuk dapat menemukan pekerjaan yang cocok untukmu.
3. Investasi
Hal kedua yang bisa kamu lakukan untuk mengelola gaji kecil kamu adalah dengan mendapatkan penghasilan tambahan dari investasi.
Ada beberapa instrumen yang bisa bermodal kecil yang bisa kamu pilih, mulai dari reksa dana atau saham. Tapi ingat, penghasilan investasi bukanlah jenis penghasilan yang bisa kamu terima dengan cepat seperti halnya berdagang, kecuali jika kamu memutuskan untuk trading—yang konsepnya berbeda dengan investasi. Meski demikian, investasi akan dapat membantumu untuk mewujudkan berbagai tujuan jangka panjang.
So, kamu harus membuat perencanaan keuangan yang baik, agar investasimu bisa optimal.
Last but not least.
Apalah artinya mendapatkan tambahan penghasilan atas gaji kecil yang kamu terima, jika nggak dikelola dengan baik juga. Betul? Jadi, kelolalah penghasilan tambahan ini dengan baik. Buat anggaran pemakaiannya, dan balik lagi ke poin-poin hemat pengeluaran di atas deh.
Apakah kantor atau komunitasmu mengalami masalah keuangan yang sama? Ataukah, punya kebutuhan training finansial yang lain? Sila kontak WA 0811 1500 688 untuk mendiskusikan kebutuhan training finansialmu. Semua modul dibuat SIMPEL, PRAKTIS, dan tentu saja FUN!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Gaji Besar Utang Semakin Banyak, Apa yang Salah? Ini Dia 3 Penyebabnya!
Saat baru saja terima bekerja, berharap sih mendapat gaji besar, tapi ya namanya pemula merasa layak aja dapat gaji seberapa pun asal masih dalam batas UMR.
Setelah beberapa lama bekerja, gaji naik sedikit demi sedikit sesuai wewenang dan tanggung jawab yang juga mulai banyak. Dapat promosi, lalu naik gaji. Yang tadinya cukup ngangkot, tiba-tiba merasa enggak cukup. Karena tuntutan mobilitas yang cukup tinggi juga sih, akhirnya ambil deh kredit mobil.
Kredit mobil belum lunas, sudah ketemu seseorang dengan siapa pengin menua bersama. Biaya menikah, masih didukung orang tua sih. Tapi, berhubung sekarang sudah jadi manajer, punya gaji besar, rasanya gimana gitu kalau enggak bikin resepsi di hotel berbintang. Ambil deh kredit untuk tambahan biaya menikah.
Hidup bareng pasangan pasti enggak nyamanlah kalau masih di kos. Kebetulan, di kantor juga baru saja dipromosikan lagi, gaji pastinya menyesuaikan. Kredit yang diambil untuk biaya menikah masih ada, tapi tinggal tipis. Coba ambil kredit di tempat lain, untuk DP rumah yang kemudian disusul dengan cicilan KPR. Gaji besar ini, pasti cukuplah ya, untuk KPR.
Dan, kemudian punya anak. Butuh mobil yang lebih besar, supaya kalau pergi bisa muat sekeluarga.
Hasilnya, sudah qerja bagai quda, gaji naik sih, tapi boro-boro bisa nabung, rasanya enggak pernah pegang duit beneran. Semuanya cuma numpang lewat. Kok bisa?
Apakah ilustrasi di atas juga menjadi kisah hidupmu, wahai karyawan? Hvft!
Mari kita lihat, kesalahan apa saja yang biasanya dilakukan oleh karyawan sehingga gaji besar pun akhirnya enggak kerasa, karena utang juga semakin banyak.
3 Hal penyebab mengapa gaji besar tetapi utang juga semakin banyak
1. FOMO
FOMO–Fears of Missing Out–bisa dibilang semacam perasaan takut ketinggalan sesuatu; takut kudet, takut kuper, takut nggak ikut hype. Semakin ke sini, FOMO ini semakin mirip dengan penyakit. Gejalanya dilanda kecemasan, gelisah, enggak fokus dengan apa yang dikerjakan, sampai merasakan juga sakit fisik seperti sakit kepala.
Salah satu tanda FOMO ini–terutama yang terjadi di Indonesia–adalah tingginya tingkat utang untuk beli gadget. Ibaratnya, di Amerika, Apple baru saja rilis Iphone 7, konsumen di sini sudah menunggu Iphone 8 keluar. Lebih cepat hype-nya. Coba saja lihat di mal-mal atau pasar handphone, tiap kali ada rilis gadget terbaru, antrean mengular.
Ini bukan cuma khayalan, tapi fakta di lapangan yang sempat diungkap oleh salah seorang teman yang bekerja di sebuah penyedia jasa pinjaman, yang bekerja sama dengan mal-mal besar. Jasa pinjaman ini memungkinkan siapa saja untuk belanja barang elektronik terbaru–termasuk gadget dan handphone–dengan uang muka yang “sangat ringan”. Tentu saja ini akan jadi godaan buat mereka yang punya gaji besar.
“Ngeliat raut muka para konsumen setelah mendapatkan barang terbaru ini luar biasa banget deh!” Begitu tambahnya.
2. Nggak punya tujuan finansial
Seperti sudah tradisi atau menjadi bagian dari hidup, banyak orang menganggap punya utang itu biasa. Kayaknya enggak afdal aja gitu kalau enggak ada utang.
Yes, memang ada yang punya mindset begini. Utang menjadi motivasi diri untuk terus bekerja. Kalau utang sudah dilunasi semua, segera cari cara supaya bisa utang lagi.
Nggak heran, makanya punya gaji besar, utang juga banyak. Gaji ada untuk membayar utang. Karena ada gaji, maka punya utang. Pemasukan bukan untuk membangun masa depan, tetapi untuk menutup masa lalu–yang berupa utang.
Ini adalah “hasil” dari hidup tanpa tujuan finansial. Enggak tahu mau ngapain dengan uangnya. Enggak ada bayangan sama sekali ke depan mau hidup seperti apa. Mau punya rumah apa enggak, pengin hidup setelah pensiun seperti apa, dan sebagainya. Maka, cicilan utang pun menjadi tujuan finansialnya.
3. Kurang paham bahwa harta itu belum tentu aset
Nah, inilah hasil dari kurangnya edukasi literasi keuangan. Enggak bisa membedakan mana harta, mana aset. Punya gaji besar juga enggak menjamin si empunya gaji mendapatkan edukasi literasi keuangan yang cukup.
Secara umum, harta adalah aset kita. Tapi, ini pengertian kuno. Sekarang enggak begini lagi. Harta adalah segala hal yang sudah kita punya. Sedangkan, aset adalah barang-barang yang bisa memberi kita pemasukan. Begitu sih secara sederhananya, menurut Robert Kiyosaki.
Terus, sekarang, bagaimanakah dengan komposisi harta terhadap aset yang kita miliki? Jangan-jangan kita memang banyak harta, tetapi kekurangan aset?
Jika memang kita sudah bisa membedakan, maka mau beli mobil pun kita bisa menimbang, apakah akan menjadi sekadar harta (karena ada penurunan nilai), ataukah akan menjadi aset (karena lantas direntalkan, atau jadi taksi online sehingga mendatangkan penghasilan)?
Kalau hanya sekadar harta, apakah memang perlu ganti mobil berharga miliaran? Kalau misalnya masih bisa dijangkau pergi dengan taksi online, kenapa enggak?
Masalahnya, banyak yang enggak paham (atau nggak peduli?) tentang hal ini. Beli handphone sekadar buat gaya dan gengsi. Bukan karena butuh handphone karena punya online shop yang akan butuh kamera bagusnya, memory besarnya, ataupun kapasitas yang lebih besar demi kelancaran usaha.
Saat kita sudah paham akan konsep harta versus aset, maka kita akan bisa melogika, mana barang yang hanya “menyedot” gaji kita semata dan mana barang yang memang bisa kita ulik supaya bisa menghasilkan lebih banyak pemasukan.
Banyak hal memang kemudian membuat kita lost focus dari sesuatu yang lebih penting. Soal keuangan, apalagi. Ketiga hal di atas biasanya lantas membuat kita jadi enggak bisa membedakan mana keinginan dan mana kebutuhan, mana yang harus diprioritaskan dan mana yang bisa ditunda bahkan dicoret dari wishlist.
Gaji besar memang nggak jaminan kita lantas menjadi kaya sih. Bisa saja di balik gaji besar itu juga ada gunung utang yang jauh lebih besar.
Yuk, ikutan kelas finansial online yang sesuai dengan kebutuhan dalam Financial Clinic Online Series. Silakan cek jadwalnya ya. Jangan lupa follow juga akun Instagram QM Financial untuk berbagai tip keuangan yang praktis dan applicable.