Menggali Hubungan antara Retensi Karyawan dan Kesejahteraan Finansial
Jika mencari tantangan yang paling signifikan dalam dunia industri dan bisnis saat ini, maka salah satu jawabannya adalah retensi karyawan. Kapasitas untuk mempertahankan karyawan telah menjadi faktor keberhasilan perusahaan yang tidak dapat disepelekan.
Tidak dimungkiri, kepergian karyawan dapat menurunkan etos kerja dan memicu lebih banyak lagi karyawan yang meninggalkan perusahaan. Selain itu, pergantian karyawan yang terlalu sering bisa juga membuat pelanggan bertanya-tanya, kenapa mereka harus berurusan dengan orang yang berbeda-beda saat menggunakan produk atau jasa dari perusahaan.
Hal ini perlu diperhatikan jika perusahaan tetap ingin kompetitif dan menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Perlu diingat bahwa mempertahankan karyawan bukan hanya bermanfaat untuk perusahaan, melainkan juga bagi karyawan itu sendiri.
Apa yang Dimaksud dengan Retensi Karyawan?
Sebelum mengenal konsep retensi karyawan lebih dalam, penting sekali menggali pengertian dari istilah tersebut.
Retensi adalah usaha untuk mempertahankan pekerja yang berbakat dan produktif untuk meminimalkan pergantian karyawan dengan cara menumbuhkan situasi kerja yang positif.
Hal ini memungkinkan karyawan untuk lebih aktif terlibat dan mencurahkan kompetensinya dengan maksimal. Bukan cuma itu, retensi karyawan juga diwujudkan melalui apresiasi, pemberian gaji yang kompetitif, dan mendorong work life balance di kalangan karyawan.
Dampak Retensi Karyawan pada Keuangan Perusahaan
Retensi karyawan memberikan pengaruh yang cukup besar pada eksistensi perusahaan. Beberapa dampak yang ditimbulkan jika perusahaan menerapkan strategi ini di antaranya sebagai berikut.
1. Menghemat Waktu dan Uang
Salah satu benefit yang paling realistis dari retensi pekerja adalah penghematan waktu dan uang.
Merekrut dan melatih pekerja baru nyatanya menjadi proses yang mahal dan memakan banyak waktu. Bayangkan jika perusahaan berkali-kali harus merekrut, mewawancara, dan melatih pekerja baru di posisi yang sama. Kasus ini patut dihindari dengan berfokus mempertahankan karyawan yang sudah lama.
2. Meningkatkan Produktivitas
Pergantian pekerja juga dapat berpengaruh terhadap produktivitas perusahaan. Masalah ini secara tidak langsung bisa menghambat alur kerja, sehingga kinerja karyawan lainnya bisa saja ikut menurun.
Dengan mempertahankan karyawan, maka stabilitas dan produktivitas di perusahaan bisa lebih tercapai.
3. Meningkatkan Wawasan dan Keterampilan Karyawan
Semakin lama karyawan bekerja di perusahaan, maka pengalaman dan wawasannya seputar bidang yang digelutinya akan semakin bertambah. Hal ini membuat karyawan tersebut lebih berharga dan patut dipertahankan.
Oleh karena itu, mempertahankan karyawan yang berpengalaman akan membantu menjaga kinerja dan memastikan perusahaan tetap kompetitif.
4. Meningkatkan Kepuasan Pelanggan
Dampak yang cukup bermanfaat dari adanya retensi karyawan adalah membuat pelanggan lebih loyal terhadap brand perusahaan. Pelanggan yang menerima pelayanan dari karyawan berpengalaman akan merasa lebih puas dan bukan tidak mungkin akan merekomendasikan orang-orang terdekatnya untuk memakai produk atau jasa yang sama.
Faktor-faktor yang Memengaruhi Retensi
Ada beberapa faktor yang memengaruhi retensi, sehingga perlu dipertimbangkan secara matang oleh perusahaan. Beberapa faktor tersebut di antaranya sebagai berikut.
1. Humanisasi
Karyawan adalah makhluk sosial yang mendambakan ruang kerja nyaman dan mampu membuat mereka merasa diterima dan dihargai. Hal ini akan mendorong karyawan untuk mengerahkan seluruh potensinya saat bekerja.
Dengan menciptakan lingkungan kerja yang suportif, maka dapat meminimalkan waktu untuk memikirkan tentang pergantian karyawan.
2. Pengakuan Kerja
Karyawan cenderung peka terhadap perlakuan baik atau buruk dari atasan maupun rekan-rekan kerjanya.
Hal ini menggambarkan bahwa menghargai keberadaan karyawan sangat penting untuk membuat mereka lebih merasa diakui dan didengarkan. Oleh karena itu, perlakuan kerja kepada karyawan perlu diperhatikan untuk membuat karyawan tetap merasa betah bekerja di perusahaan.
3. Pelatihan yang Berkelanjutan
Telah banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa “peluang untuk berkembang” merupakan faktor penting untuk membuat karyawan tetap bertumbuh di perusahaan.
Pelatihan dapat berbentuk workshop, seminar, atau pendampingan merupakan upaya berinvestasi kepada karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan peduli dengan peningkatan skill karyawan agar lebih profesional.
Contoh Program Kesejahteraan Perusahaan yang Mendukung Retensi
Ada beberapa contoh program kesejahteraan perusahaan yang mendukung retensi karyawan. Beberapa program tersebut di antaranya sebagai berikut.
1. Kompensasi dan Benefit yang Kompetitif
Kompensasi dan benefit yang kompetitif merupakan kunci utama mempertahankan karyawan. Ini bukan hanya tentang gaji, melainkan juga asuransi kesehatan, tunjangan pensiun, dan masih banyak lagi.
Memberikan gaji dan tunjangan yang kompetitif secara tidak langsung menunjukkan bahwa perusahaan berkomitmen terhadap kesejahteraan dan profesionalitas karyawan.
2. Pengakuan dan Penghargaan
Bayangkan jika karyawan sudah bekerja dengan begitu keras untuk mencapai target perusahaan. Namun, atasan justru bersikap tidak peduli dan tidak mau tahu. Hal ini tentu membuat karyawan merasa tidak dihargai, apalagi diapresiasi.
Jika masalah itu terjadi, maka karyawan cenderung akan kehilangan motivasi dalam menjalankan tugasnya. Oleh karena itu, perusahaan dapat menyusun program penghargaan untuk mengapresiasi kinerja para karyawan yang kompeten. Contoh upaya yang bisa dilakukan adalah merayakan pencapaian individu dan tim, memberikan bonus, menawarkan voucher liburan, atau waktu libur tambahan.
3. Jenjang Karier yang Jelas
Salah satu pertimbangan karyawan dalam mempertahankan pekerjaannya adalah jenjang karier di perusahaan. Pasalnya, banyak di antara karyawan yang bekerja tidak hanya karena faktor gaji, melainkan juga karena perkembangan karier.
Oleh karena itu, pastikan agar perusahaan memberikan jenjang karier yang jelas untuk mendukung perkembangan potensi karyawan. Hal ini akan membuat karyawan lebih termotivasi untuk mencapai tingkatan atau jabatan tertentu dalam perusahaan.
4. Pemberian Pelatihan
Untuk mendorong perkembangan karyawan, penting juga untuk memberikan berbagai pelatihan yang relevan dengan kompetensi karyawan, termasuk juga kelas keuangan atau financial training.
Saat seorang karyawan terampil mengelola keuangan pribadinya, maka ia tak perlu mengkhawatirkan kondisi keuangan dan dapat fokus pada pekerjaan dengan lebih baik. Dengan begitu, produktivitas meningkat, dan akhirnya juga berpengaruh pada retensi karyawan perusahaan itu sendiri.
Retensi karyawan merupakan usaha perusahaan yang visioner untuk mempertahankan pekerja yang kompeten dan profesional. Hal ini mampu memberikan dampak yang positif untuk pertumbuhan bisnis dalam jangka panjang.
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Mengapa Kepuasan Kerja Menjadi Faktor Penting dalam Meningkatkan Retensi Karyawan?
Mengapa kepuasan kerja itu penting? Pertanyaan ini sering kali menjadi topik utama dalam diskusi tentang manajemen sumber daya manusia. Sejauh ini, kepuasan kerja telah terbukti sebagai faktor yang krusial dalam menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan harmonis.
Kepuasan kerja bukan hanya memengaruhi kesejahteraan karyawan secara individu, tetapi juga berkontribusi langsung pada kinerja dan produktivitas perusahaan secara keseluruhan. Karena alasan ini, pemahaman yang mendalam tentang kepuasan kerja dan faktor-faktor yang memengaruhinya menjadi sangat penting.
Dalam konteks retensi karyawan, peran kepuasan kerja menjadi semakin kritikal. Menjaga karyawan agar tetap setia dan bertahan dalam jangka panjang merupakan tantangan yang dihadapi oleh banyak organisasi. Perusahaan atau korporasi yang berhasil menciptakan lingkungan kerja yang memuaskan cenderung mampu mempertahankan karyawan mereka lebih lama, menunjukkan bahwa kepuasan kerja secara langsung berpengaruh terhadap retensi karyawan.
Jadi, mari kita telusuri lebih lanjut mengapa dan bagaimana kepuasan kerja itu penting dan berdampak pada retensi karyawan.
Apa Itu Retensi Karyawan?
Retensi karyawan merujuk pada kemampuan dan upaya sebuah organisasi atau perusahaan dalam mempertahankan karyawannya. Dalam kata lain, retensi karyawan adalah strategi atau tindakan yang dilakukan perusahaan untuk mencegah karyawan meninggalkan perusahaan dan mencari pekerjaan lain.
Strategi retensi karyawan dapat mencakup berbagai hal, termasuk:
- Penghargaan dan kompensasi yang adil, bisa berupa gaji yang kompetitif, bonus, tunjangan, dan manfaat lainnya yang membuat karyawan merasa dihargai dan puas.
- Peluang pengembangan karier, mulai dari menyediakan peluang untuk promosi, pelatihan profesional, dan pengembangan keterampilan bisa membuat karyawan merasa bahwa mereka memiliki masa depan di perusahaan dan memberikan motivasi untuk bertahan.
- Budaya kerja yang positif, seperti melibatkan komunikasi yang baik, pengakuan dan apresiasi atas kerja keras, dan dukungan untuk keseimbangan kerja-hidup.
- Dukungan manajemen dari manajer dan pemimpun dapat membantu karyawan merasa dihargai dan diperlakukan secara adil, yang dapat meningkatkan retensi.
Tujuan utama retensi karyawan adalah untuk meminimalkan turnover karyawan, yang bisa mahal dan mengganggu bagi perusahaan. Hal ini mencakup biaya langsung untuk merekrut dan melatih pengganti, serta biaya tidak langsung seperti penurunan moral, produktivitas, dan pengetahuan dan keterampilan yang hilang.
Mengapa Kepuasan Kerja Itu Penting?
Kepuasan kerja memegang peranan penting dalam retensi karyawan karena berbagai alasan seprti berikut ini.
Pengurangan Turnover
Karyawan yang puas dengan pekerjaannya cenderung untuk bertahan lebih lama di perusahaan. Mereka memiliki tingkat turnover yang lebih rendah, yang berarti biaya rekrutmen dan pelatihan karyawan baru dapat dikurangi.
Produktivitas
Karyawan yang merasa puas dengan pekerjaan mereka cenderung lebih produktif. Mereka lebih bersemangat untuk bekerja dan cenderung menunjukkan kinerja yang lebih baik, yang berdampak positif pada kesuksesan perusahaan secara keseluruhan.
Komitmen Organisasional
Karyawan yang puas biasanya memiliki komitmen yang lebih tinggi terhadap organisasi mereka. Mereka lebih cenderung berusaha untuk mencapai tujuan organisasi dan kurang cenderung mencari pekerjaan lain.
Kesejahteraan Karyawan
Kepuasan kerja berhubungan langsung dengan kesejahteraan karyawan. Karyawan yang bahagia dan puas lebih sehat secara fisik dan mental, yang berarti mereka akan absen lebih sedikit dan lebih mungkin untuk berprestasi di tempat kerja.
Perbaikan Reputasi Perusahaan
Organisasi yang memiliki tingkat kepuasan karyawan yang tinggi cenderung memiliki reputasi sebagai tempat kerja yang baik, yang dapat membantu dalam menarik talenta-talenta baru.
Jadi, jelas bahwa berbagai faktor seperti kompensasi yang adil, lingkungan kerja yang positif, peluang pengembangan karier, dan respons yang baik terhadap umpan balik karyawan sangat penting dalam mendorong kepuasan kerja.
Namun, tak hanya itu. Masih ada aspek lain yang tidak boleh diabaikan ketika membahas kepuasan kerja, yaitu kondisi keuangan pribadi karyawan. Aspek ini sering kali tidak mendapatkan perhatian yang cukup, padahal memiliki pengaruh signifikan terhadap bagaimana karyawan merasakan pekerjaan mereka.
Hubungan Kepuasan Kerja dan Kondisi Keuangan Pribadi Karyawan
Kepuasan kerja dan kondisi keuangan pribadi karyawan saling berinteraksi dalam beberapa cara sebagai berikut.
Penghasilan
Secara umum, tingkat penghasilan berpengaruh pada kepuasan kerja. Jika karyawan merasa bahwa mereka dibayar secara adil dan mampu memenuhi kebutuhan finansial mereka, maka mereka cenderung lebih puas dengan pekerjaan mereka.
Work Life Balance
Keseimbangan kerja-hidup yang baik dapat berkontribusi pada kepuasan kerja dan stabilitas keuangan. Jika seorang karyawan harus bekerja terlalu banyak jam atau menangani stres kerja yang tinggi, hal ini bisa berdampak negatif pada kehidupan pribadi mereka dan bahkan bisa berpengaruh pada situasi keuangan mereka, misalnya jika mereka harus membayar lebih untuk penitipan anak atau pengeluaran kesehatan.
Manfaat dan Tunjangan
Manfaat dan tunjangan kerja, seperti asuransi kesehatan, tunjangan pensiun, dan lainnya, dapat membantu menstabilkan kondisi keuangan pribadi karyawan dan meningkatkan kepuasan kerja mereka.
Meskipun kondisi keuangan pribadi memengaruhi tingkat kepuasan kerja, penting juga untuk memahami bahwa faktor-faktor lain seperti lingkungan kerja, hubungan antarkaryawan, peluang karier, dan rasa dihargai juga berperan besar dalam menentukan tingkat kepuasan kerja.
Salah satu cara untuk menggabungkan berbagai elemen ini adalah melalui pendidikan atau pelatihan finansial. Inisiatif ini tidak hanya membantu karyawan memahami dan mengelola kondisi keuangan pribadi mereka dengan lebih baik, tetapi juga dapat berdampak positif pada aspek lain dari kepuasan kerja.
Financial Training untuk Meningkatkan Kepuasan Kerja
Ya, pelatihan finansial bisa membantu meningkatkan kepuasan kerja dalam beberapa cara berikut.
Meningkatkan Keterampilan dan Kompetensi
Financial training bisa membantu karyawan untuk memahami lebih baik tentang manajemen keuangan pribadi dan perusahaan. Karyawan yang merasa kompeten dalam pekerjaan mereka cenderung lebih puas.
Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik
Financial training bisa membantu karyawan membuat keputusan keuangan yang lebih baik, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional mereka. Karyawan yang merasa memiliki kontrol atas kehidupan finansial mereka cenderung memiliki tingkat stres yang lebih rendah dan tingkat kepuasan kerja yang lebih tinggi.
Membantu Mencapai Tujuan Finansial Pribadi
Dengan pelatihan finansial, karyawan dapat merencanakan dan mencapai tujuan finansial pribadi mereka, seperti membeli rumah, pendidikan anak, atau pensiun. Ini bisa menambah rasa keberhasilan dan kepuasan.
Penghargaan dan Motivasi
Jika perusahaan menyediakan pelatihan finansial, ini bisa dianggap sebagai bentuk investasi dalam pengembangan karyawan, yang bisa meningkatkan moral dan kepuasan kerja.
Meningkatkan Produktivitas
Ketika karyawan merasa lebih nyaman dengan kondisi keuangan pribadi mereka, mereka cenderung kurang terganggu oleh masalah finansial dan dapat lebih fokus pada pekerjaan mereka, yang dapat meningkatkan produktivitas dan kepuasan kerja.
Secara keseluruhan, pelatihan finansial adalah alat yang efektif untuk memberdayakan karyawan, membantu mereka merasa lebih aman dan kompeten dalam hal keuangan, dan akhirnya bisa meningkatkan kepuasan kerja.
Mengingat semua poin yang telah dibahas, jelas bahwa kepuasan kerja merupakan elemen penting dalam strategi retensi karyawan. Karyawan yang puas dengan pekerjaan mereka cenderung untuk bertahan lebih lama dalam perusahaan, yang pada akhirnya menurunkan biaya dan sumber daya yang diperlukan untuk rekrutmen dan pelatihan karyawan baru. Lebih jauh, kepuasan kerja juga terkait erat dengan kondisi keuangan pribadi karyawan. Sebagai tambahan, melalui pelatihan finansial, perusahaan dapat memberikan nilai tambah kepada karyawan, memperkuat komitmen mereka, dan meningkatkan kepuasan mereka dalam pekerjaan.
Oleh karena itu, investasi dalam pelatihan finansial untuk karyawan bukan hanya mendukung kesejahteraan finansial individu, tetapi juga membantu membangun lingkungan kerja yang lebih puas dan produktif, yang pada akhirnya meningkatkan retensi karyawan.
Dengan ini, jelas bahwa kepuasan kerja, retensi karyawan, dan pelatihan finansial semuanya saling terkait dan membantu membentuk fondasi yang kuat untuk sukses organisasi bisnis jangka panjang.
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya! Training karyawan dari QM Financial dikemas secara interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Budaya Kerja: Pengertian dan Hubungannya dengan Kesejahteraan Karyawan
Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat dan dinamis, konsep budaya kerja yang positif menjadi lebih penting dari sebelumnya. Budaya kerja adalah pilar utama yang mendefinisikan bagaimana suatu organisasi seharusnya beroperasi dan berinteraksi, baik secara internal maupun eksternal, dan tak sekadar jargon semata.
Lebih dari sekadar serangkaian aturan dan regulasi, budaya kerja adalah tentang nilai, etika, harapan, dan tujuan perusahaan itu sendiri. Budaya kerja yang positif dapat membentuk identitas perusahaan, mendorong kinerja, dan akhirnya, memengaruhi keberhasilan jangka panjang perusahaan.
Lalu, apa hubungannya dengan kesejahteraan karyawan? Dan mengapa hubungan tersebut begitu penting?
Sejalan dengan peningkatan perhatian terhadap kesejahteraan karyawan di era modern ini, perusahaan-perusahaan semakin menyadari bahwa kesejahteraan karyawan tidak hanya memengaruhi kepuasan dan produktivitas karyawan saja, tetapi juga berdampak langsung pada keberhasilan bisnis perusahaan itu sendiri.
Maka dari itu, membentuk budaya kerja yang mendukung dan mendorong kesejahteraan karyawan bukanlah sekadar opsi, melainkan sudah menjadi sebuah kewajiban bagi perusahaan. Sebuah budaya kerja yang baik dan kondusif dapat menjadi kunci untuk meningkatkan kesejahteraan, kepuasan, dan retensi karyawan.
Apa Arti Budaya Kerja?
Budaya kerja adalah hal-hal yang merujuk pada sikap, nilai-nilai, perilaku, dan harapan yang dianut oleh organisasi atau perusahaan. Cakupannya ke berbagai aspek, seperti etos kerja, norma-norma, bagaimana orang-orang berinteraksi di tempat kerja, bagaimana keputusan dibuat, bagaimana konflik diselesaikan, dan apa yang dihargai dalam lingkungan kerja tersebut.
Ribet ya? Tapi jangan salah. Budaya kerja yang baik dapat meningkatkan produktivitas, memotivasi karyawan, dan menciptakan lingkungan kerja yang positif. Sebaliknya, budaya kerja yang buruk bisa memengaruhi semangat kerja dan kepuasan karyawan, yang pada akhirnya bisa berdampak negatif pada produktivitas dan kinerja perusahaan.
Nah, lalu apa hubungannya dengan kesejahteraan karyawan?
Budaya Kerja dan Pengaruhnya terhadap Kesejahteraan Karyawan
Budaya kerja dan kesejahteraan karyawan saling terkait erat dalam berbagai cara seperti berikut ini.
1. Lingkungan kerja yang positif
Budaya kerja yang baik menciptakan lingkungan kerja yang positif; karyawan merasa dihargai, didukung, dan diberdayakan untuk melakukan yang terbaik. Hal ini dapat meningkatkan kesejahteraan karyawan dalam hal kepuasan kerja dan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
2. Motivasi dan produktivitas
Budaya kerja yang mempromosikan kerja sama, penghargaan, dan pengembangan pribadi dan profesional dapat memotivasi karyawan untuk bekerja lebih keras dan lebih baik. Ini tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga kesejahteraan karyawan karena mereka merasa lebih terlibat dan berharga.
3. Kesehatan mental dan fisik
Budaya kerja yang menghargai kesehatan dan keseimbangan kerja-hidup dapat memiliki dampak positif pada kesehatan mental dan fisik karyawan. Misalnya, perusahaan yang menawarkan fleksibilitas dalam jam kerja atau mendukung kegiatan olahraga dan rekreasi dapat membantu karyawan mengelola stres dan mencegah burnout.
4. Retensi karyawan
Budaya kerja yang baik dapat membantu perusahaan mempertahankan talenta terbaiknya. Karyawan yang merasa dihargai dan didukung cenderung lebih setia dan kurang mungkin mencari pekerjaan di tempat lain. Ini bisa mengurangi biaya perekrutan dan pelatihan untuk penggantian staf, dan juga mempertahankan pengetahuan dan keahlian yang berharga dalam organisasi.
Dengan kata lain, budaya kerja yang positif dapat mendukung kesejahteraan karyawan dalam berbagai cara, yang pada gilirannya bisa meningkatkan kinerja dan keberhasilan perusahaan secara keseluruhan.
Nah, supaya paham, bisa nih ada contohnya.
Contoh Perusahaan yang Memiliki Budaya Kerja Positif
Pengin tahu seperti apa yang dimaksud dengan budaya kerja yang positif? Kita coba lihat saja dari beberapa perusahaan ternama berikut.
Google dikenal memiliki budaya kerja yang sangat mendukung kesejahteraan karyawannya. Google memberikan fleksibilitas kerja, baik dari segi jam maupun lokasi kerja, yang memungkinkan karyawan untuk menyesuaikan kebutuhan pekerjaan dengan kehidupan pribadinya.
Selain itu, Google juga menyediakan fasilitas kesehatan di kantor, seperti gym dan kafe dengan makanan sehat, serta ruang relaksasi untuk membantu karyawan menjaga kesehatan fisik dan mental mereka.
Netflix
Netflix memiliki budaya kerja yang dikenal dengan “freedom and responsibility”. Perusahaan ini memberikan kebebasan yang besar kepada karyawan dalam mengelola pekerjaan dan waktu mereka, asalkan mereka bisa menyelesaikan tugas dengan baik.
Hal ini memungkinkan karyawan untuk menyesuaikan pekerjaan mereka dengan kehidupan pribadi dan keluarga. Netflix juga memiliki kebijakan cuti yang fleksibel, di mana karyawan dapat mengambil cuti kapan saja mereka butuhkan.
Unilever Indonesia
Unilever Indonesia memiliki program yang disebut “Agile Working”. Program ini memungkinkan karyawan untuk bekerja dari mana saja dan kapan saja, selama mereka dapat menyelesaikan tugas mereka dengan baik.
Program ini ditujukan untuk membantu karyawan mencapai keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Selain itu, Unilever juga menyediakan program pelatihan dan pengembangan karier untuk membantu karyawan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka.
Cara Membentuk Budaya Kerja yang Positif
Membentuk budaya kerja yang baik untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan membutuhkan strategi yang komprehensif dan berkelanjutan. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil oleh perusahaan.
1. Komunikasi Terbuka
Membentuk budaya kerja yang baik sangat bergantung pada komunikasi yang terbuka dan transparan. Karyawan seharusnya merasa bebas untuk berbicara, membagikan gagasan mereka, atau menyuarakan tantangan yang mereka hadapi. Sama pentingnya, pemahaman yang jelas tentang visi dan misi perusahaan semestinya disampaikan juga kepada seluruh tim.
2. Penghargaan dan Pengakuan
Penghargaan dan pengakuan atas kerja keras dan prestasi karyawan sangat penting. Hal ini tidak hanya dapat memotivasi karyawan untuk bekerja lebih keras, tetapi juga membuat mereka merasa dihargai dan dihormati.
3. Pelatihan dan Pengembangan
Ini termasuk memberikan pelatihan tentang pengelolaan keuangan. Pelatihan seperti ini bisa membantu karyawan mengelola gaji dan benefit yang diterima dengan lebih baik, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kepuasan kerja dan keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi.
Sebagai tambahan, perusahaan dapat menyediakan kesempatan bagi karyawan untuk pengembangan karier dan pembelajaran yang berkelanjutan.
4. Keseimbangan Kerja dan Kehidupan
Mendukung keseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi, seperti memperbolehkan fleksibilitas waktu kerja dan mendorong kegiatan di luar pekerjaan, bisa menjadi salah satu pendekatan perusahaan.
Pendekatan ini dapat memberikan manfaat bagi karyawan dalam menjaga kesehatan fisik dan mental mereka, faktor yang sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan dan produktivitas mereka.
5. Pemimpin sebagai Role Model
Pemimpin perusahaan dan manajer berperan penting sebagai panutan dalam menunjukkan perilaku yang mencerminkan budaya perusahaan yang diinginkan. Ini melibatkan demonstrasi komitmen terhadap pengembangan pribadi dan profesional, yang mencakup pengetahuan keuangan.
6. Menciptakan Lingkungan yang Mendukung
Membuat lingkungan kerja yang mendukung, di mana karyawan merasa nyaman dan aman untuk bekerja, menjadi fokus perusahaan. Karyawan diikutsertakan dalam proses ini dan diberikan sumber daya yang diperlukan untuk berhasil, membantu membentuk budaya kerja yang positif dan mendukung kesejahteraan karyawan.
Kesimpulan
Pembentukan budaya kerja yang positif dan mendukung tidak hanya penting bagi kesejahteraan karyawan, tetapi juga kunci bagi keberhasilan jangka panjang perusahaan. Budaya kerja yang baik dapat mendorong kinerja, meningkatkan kepuasan kerja, dan menarik serta mempertahankan talenta terbaik.
Sebagai langkah awal untuk mencapai tujuan ini, membekali karyawan dengan pengetahuan dan keterampilan keuangan melalui financial training bisa jadi opsi pendekatan yang bagus. Dengan melibatkan QM Financial, perusahaan dapat memberikan pelatihan finansial berkualitas tinggi yang dapat membantu karyawan mengelola keuangan mereka dengan lebih baik, baik di dalam maupun di luar lingkungan kerja. Dalam jangka panjang, langkah ini tidak hanya akan membentuk budaya kerja yang lebih positif, tetapi juga akan mendukung kesejahteraan karyawan dan keberhasilan perusahaan secara keseluruhan.
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Ini Dia Cara Mengatasi Karyawan Toxic yang Harus HR Tahu
Mengatasi karyawan toxic bisa jadi merupakan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh HR dan manajemen dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif.
Pasalnya, perilaku toxic tidak hanya menghancurkan hubungan antar karyawan loh, tetapi juga menurunkan kinerja tim secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk mengidentifikasi dan mengatasi perilaku toxic sejak dini, guna meminimalkan dampak negatifnya terhadap organisasi.
Salah satu aspek penting dalam mengatasi karyawan toxic adalah memahami penyebab yang mendasari perilaku tersebut. Karena, pasti sesuatu itu ada pemicunya kan? Termasuk perilaku toxic yang dilakukan oleh karyawan. Pasti ada alasannya deh, mengapa mereka melakukan hal-hal yang tidak mengenakkan tersebut.
Memahami penyebab ini penting, karena dengan begitu, pihak perusahaan—dalam hal ini diwakili oleh divisi HR—akan dapat memikirkan solusi terbaik untuk mengatasi hal ini.
Apa Itu Perilaku Toxic di Lingkungan Kerja?
Perilaku toxic di lingkungan kerja adalah tindakan atau sikap negatif yang dilakukan oleh individu atau kelompok di tempat kerja, yang dapat merusak suasana kerja, hubungan antar karyawan, dan produktivitas.
Perilaku ini cenderung merugikan baik individu yang terlibat maupun organisasi secara keseluruhan. Contohnya seperti apa sih, perilaku toxic yang ditunjukkan oleh karyawan itu?
Misalnya, menyampaikan komentar negatif atau merendahkan terhadap kemampuan, penampilan, atau karakter karyawan yang lain. Atau, menyebarkan informasi yang tidak benar atau merugikan tentang rekan kerja, yang dapat merusak reputasi mereka. Sikap tidak kooperatif atau tidak berbagi informasi, seperti sengaja menyembunyikan informasi penting atau menolak bekerja sama dengan rekan kerja, yang menghambat kerja sama, itu juga termasuk perilaku karyawan toxic lo! Juga misalnya ada karyawan yang suka mengabaikan tugas atau tanggung jawabnya.
Nah, ternyata, jika karyawan memiliki perilaku toxic di lingkungan kerja salah satunya bisa berasal dari masalah keuangan yang mereka hadapi.
Ketika karyawan mengalami stres keuangan atau kesulitan dalam mengelola utang, tekanan dan kecemasan yang ditimbulkan dapat mempengaruhi keseimbangan emosional mereka. Emosi negatif tersebut kemudian dapat berdampak pada perilaku karyawan di tempat kerja, yang dalam beberapa kasus, bisa berujung pada perilaku toxic.
Masalah keuangan dapat menyebabkan karyawan merasa tidak mampu untuk fokus pada pekerjaan mereka, sehingga mereka mungkin menunjukkan sikap tidak kooperatif, mudah tersinggung, atau bahkan agresif terhadap rekan kerja. Mengakui dan mengatasi masalah keuangan sebagai salah satu penyebab potensial perilaku toxic sangat penting dalam upaya menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan produktif bagi semua karyawan.
Cara Mengatasi Karyawan Toxic yang harus HR Tahu
Jika hal ini terjadi, maka pihak perusahaan harus segera ambil tindakan untuk mengatasi karyawan toxic.
Pasalnya, ada sejumlah dampak yang bisa terjadi jika perusahaan tak segera mengatasi karyawan toxic ini. Seperti misalnya perilaku toxic dapat menghancurkan hubungan antar karyawan dan menghambat kerja sama tim, yang pada akhirnya akan memengaruhi pencapaian tujuan bersama. Saat suasana kerja tidak kondusif, karyawan cenderung sulit berkonsentrasi dan produktivitas menurun, belum lagi stres, kecemasan, dan depresi pada karyawan yang terkena dampaknya juga bisa terjadi.
Hingga akhirnya, rekan kerja yang terus-menerus mengalami perilaku toxic mungkin memilih untuk meninggalkan perusahaan, yang dapat menyebabkan biaya rekrutmen dan pelatihan yang tinggi, yang kemudian bisa menimbulkan dampak lebih besar lagi.
So, sebelum terlambat, ada baiknya bagi perusahaan—dalam hal ini Human Resources (HR) yang menjadi bagian terdekat dengan karyawan—untuk segera melakukan beberapa hal.
Identifikasi karyawan yang berpotensi mengalami masalah keuangan
Jika memang disinyalir penyebab perilaku toxic ini adalah masalah keuangan, maka HR dapat memonitor kinerja dan perilaku karyawan, serta mencari tahu apakah ada perubahan yang mungkin terkait dengan masalah keuangan tersebut.
Dukungan yang tepat dan empati dari HR dapat membantu karyawan merasa didengar dan dihargai.
Pelatihan keuangan
Salah satu cara untuk membantu karyawan mengatasi masalah keuangan adalah dengan menyediakan pelatihan keuangan atau financial training.
Pelatihan ini dapat mencakup topik seperti mengelola gaji dan anggaran pribadi, pengelolaan utang, investasi, dan perencanaan pensiun. Dengan meningkatkan pemahaman karyawan tentang keuangan, mereka akan lebih mampu mengatasi masalah keuangan pribadi, sehingga mengurangi stres dan potensi perilaku toxic.
Program dukungan karyawan
HR dapat menyediakan program dukungan karyawan yang membantu mereka mengatasi berbagai masalah pribadi, termasuk keuangan. Dukungan ini dapat mencakup konseling, akses ke sumber daya keuangan, dan layanan bantuan darurat.
Budaya perusahaan yang inklusif dan positif
Membangun budaya perusahaan yang mendorong kerja sama, komunikasi terbuka, dan saling mendukung dapat membantu mengurangi perilaku toxic.
Karyawan yang merasa didukung oleh rekan kerja dan manajemen lebih mungkin untuk mengatasi masalah pribadi, termasuk masalah keuangan, tanpa mengganggu kinerja keseluruhan.
Pelatihan komunikasi dan penyelesaian konflik
HR dapat menyediakan pelatihan dalam komunikasi efektif dan penyelesaian konflik untuk membantu karyawan mengatasi situasi yang sulit dan menghindari perilaku toxic. Keterampilan ini akan membantu menciptakan lingkungan kerja yang lebih harmonis dan produktif.
Dengan mengambil langkah-langkah ini, HR dapat membantu mengatasi karyawan toxic yang timbul akibat dari masalah keuangan karyawan. Efeknya, dampak perilaku toxic bisa ditekan, sehingga kinerja perusahaan secara keseluruhan tetap terjaga dengan baik.
Sebagai perusahaan yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif, saatnya mengambil tindakan proaktif dalam mengatasi penyebab perilaku toxic di tempat kerja, termasuk masalah keuangan pribadi. Dalam upaya ini, mengundang QM Financial untuk mengadakan pelatihan keuangan di kantor atau perusahaan kamu bisa jadi langkah yang sangat tepat.
QM Financial memiliki keahlian dan pengalaman yang dibutuhkan untuk menyediakan pelatihan keuangan yang efektif, membantu karyawan mengelola keuangan pribadi mereka dengan lebih baik, mengurangi stres, dan secara tidak langsung mengatasi karyawan toxic.
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
4 Pelajaran Keuangan di Hari Buruh Internasional
Hari Buruh Internasional, juga dikenal sebagai Hari Buruh atau May Day, dirayakan setiap tahun pada tanggal 1 Mei. Apakah kamu sudah tahu bagaimana sejarah hingga harus ada peringatan Hari Buruh ini?
Sejarah perayaan ini bermula dari gerakan buruh di akhir abad ke-19, terutama di Amerika Serikat dan Eropa. Pada masa itu, buruh di berbagai negara menuntut hak-hak mereka, seperti upah yang lebih baik, jam kerja yang lebih pendek, dan kondisi kerja yang lebih aman.
Pada tahun 1886, ribuan buruh di Amerika Serikat melakukan aksi mogok massal pada tanggal 1 Mei untuk menuntut hari kerja 8 jam. Salah satu insiden yang paling terkenal dan berdampak luas adalah insiden Haymarket yang terjadi pada tanggal 4 Mei 1886 di Chicago, yang menelan banyak korban.
Sebagai respons terhadap insiden Haymarket, pada tahun 1889, Kongres Internasional Kedua yang diadakan oleh Internasional Sosialis memutuskan untuk menjadikan tanggal 1 Mei sebagai hari solidaritas buruh internasional. Sejak itu, Hari Buruh Internasional telah dirayakan di seluruh dunia sebagai peringatan perjuangan buruh dan pencapaian hak-hak mereka.
Pelajaran Keuangan Hari Buruh Internasional
Hari Buruh Internasional, yang dirayakan setiap tanggal 1 Mei, merupakan peringatan penting bagi pekerja di seluruh dunia untuk menghargai kontribusi mereka terhadap ekonomi dan kemajuan sosial. Pada hari ini, karyawan bisa memanfaatkan kesempatan untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang keuangan pribadi dan hak keuangan yang seharusnya mereka terima dari perusahaan tempat mereka bekerja.
Berikut beberapa pelajaran keuangan yang berkaitan dengan Hari Buruh:
1. Memahami hak-hak keuangan
Memahami hak-hak keuangan karyawan merupakan langkah penting dalam mengelola keuangan pribadi dan memastikan kesejahteraan finansial jangka panjang yang patut mulai dipelajari di momen Hari Buruh Internasional ini. Berikut adalah beberapa aspek penting dari hak keuangan karyawan yang perlu dipahami secara lebih detail:
- Gaji atau upah: Pastikan sebagai karyawan, kamu tahu gaji atau upah yang diterima sesuai dengan perjanjian. Periksa struktur gaji yang diterima termasuk komponen dasar, tunjangan, dan potongan.
- Tunjangan: Pelajari berbagai jenis tunjangan yang mungkin diterima, seperti tunjangan makan, transportasi, perumahan, atau kesehatan. Periksa apakah tunjangan tersebut diwajibkan oleh hukum atau merupakan kebijakan perusahaan.
- Cuti dan hari libur: Pahami hak terkait cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan hari libur. Pastikan kamu mengetahui proses pengajuan cuti dan batasan yang mungkin ada.
- Bonus dan insentif: Cari tahu apakah kamu berhak atas bonus atau insentif berdasarkan kinerja, keuntungan perusahaan, atau pencapaian target. Ketahui juga kapan dan bagaimana bonus atau insentif tersebut dibayarkan.
- Jaminan sosial: Pahami tentang program jaminan sosial yang berlaku, seperti pensiun, asuransi dan program kesehatan, dan jaminan kecelakaan kerja. Pastikan kamu terdaftar dalam program ini dan mengetahui manfaat yang ditawarkan.
- Pesangon: Jika terjadi pemutusan hubungan kerja, pastikan kamu paham betul hak-hak sebagai pekerja untuk menerima pesangon sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam hukum atau perjanjian kerja.
- Overtime atau lembur: Pahami hak kamu terkait kompensasi untuk jam kerja lembur, termasuk tingkat upah lembur yang ditetapkan atau disepakati dan prosedur pengajuan klaim lembur.
- Kesempatan pelatihan dan pengembangan: Cari tahu tentang kesempatan pelatihan dan pengembangan yang ditawarkan oleh perusahaan, serta apakah ada dana atau subsidi yang tersedia untuk meningkatkan keterampilan dan karier kamu. Termasuk, apakah ada pelatihan keuangan atau financial training di kantormu?
Memahami hak-hak keuangan di Hari Buruh Internasional akan membantumu memastikan bahwa kamu menerima kompensasi yang adil dan layak serta memungkinkanmu untuk mengelola keuangan pribadi dengan lebih baik. Jangan ragu untuk mengajukan pertanyaan atau mencari bantuan dari HRD perusahaan, rekan kerja, atau ahli hukum ketenagakerjaan jika kamu merasa hak-hak keuangan tersebut tidak terpenuhi.
2. Penyusunan anggaran berdasarkan gaji
Setelah paham dengan hak-hak keuangan yang seharusnya diterima dari perusahaan, enggak seharusnya berhenti di situ saja. Di momen Hari Buruh Internasional ini, sebagai karyawan, belajar menyusun anggaran pribadi berdasarkan gaji dan tunjangan yang diterima, untuk mencapai tujuan keuangan.
Tahapannya meliputi mengenali kebutuhan dan pengeluaran, membuat anggaran, membuat prioritas, hingga membangun dana darurat.
3. Perencanaan pensiun
Karyawan harus mulai merencanakan pensiun sejak dini, setidaknya bisa menghitung kebutuhan pensiun seperti apa dan kemudian membuat rencana agar kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dengan baik.
Hal ini juga termasuk memahami opsi dana pensiun yang ditawarkan oleh perusahaan atau pemerintah. Dengan memahami kebutuhan, karyawan juga akan bisa memperkirakan dana pensiun apakah cukup dengan opsi dari perusahaan, ataukah harus menambah instrumen secara mandiri.
4. Pengelolaan utang
Sudah bukan rahasia lagi, bahwa karyawan sering kali terlibat masalah utang. Lebih parah lagi, terlibat utang pada rentenir yang mencekik.
Utang memang tak dilarang. Bahkan jika dikelola dengan baik, utang dapat menjadi leverage untuk karyawan bisa meningkatkan kesejahteraan hidup. Karena itu, adalah penting di momen Hari Buruh Internasional ini untuk menjadi garis start bagi karyawan untuk sadar pentingnya pengelolaan utang yang baik, dan memahami manfaat sebenarnya dari utang.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa hubungan antara Hari Buruh Internasional dan pelajaran keuangan bagi karyawan terletak pada kesadaran akan pentingnya keuangan pribadi dan hak-hak keuangan dalam meningkatkan kualitas hidup dan keberlanjutan karier mereka. Dengan memahami dan mengelola keuangan mereka dengan baik, karyawan akan lebih siap menghadapi masa depan yang lebih baik secara finansial.
Yuk, sejahtera bersama!
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Budaya Kerja Positif dapat Memengaruhi Kebiasaan Finansial Pribadi Karyawan: Ini Alasan dan Cara Membangunnya
Budaya kerja dan pengelolaan keuangan pribadi karyawan memiliki hubungan yang erat.
Kok bisa? Iya, karena kita adalah makhluk sosial. So, sedikit banyak yang kita lakukan akan mendapat pengaruh dari lingkungan di mana kita berada. Nggak percaya? Coba deh, baca artikel tentang money scripts ini.
Jadi, apa yang kita lalui di kantor sedikit banyak juga akan memengaruhi kehidupan pribadi kita. Ya, gimana enggak kan? Sebagian besar dari kita itu menghabiskan minimal 8 jam di kantor lo! Itu sama artinya dengan sepertiga waktu seharian kan? Maka enggak heran, kadang pas berangkat sih fine-fine saja. Sampai di kantor, suntuk karena kerjaan nggak beres, banyak masalah, endebre endebre. Maka terbawalah kesuntukan itu kembali ke rumah.
Hayo, siapa yang suka gitu?
Nah, lebih jauh lagi. Apa yang menjadi budaya kerja di kantor dan pola pengelolaan keuangan pribadi kita sebagai karyawan itu juga saling memengaruhi.
Loh, kok bisa?
Hubungan Budaya Kerja dan Pengelolaan Keuangan Pribadi
Lingkungan kerja yang positif dan mendukung dapat memengaruhi kebiasaan finansial pribadi karyawan. Begitu pula sebaliknya, kebiasaan finansial pribadi karyawan dapat memengaruhi budaya kerja di tempat kerja.
Sadar Pentingnya Mengelola Keuangan
Pertama-tama, budaya kerja yang positif dapat memengaruhi pengelolaan keuangan pribadi karyawan dengan menciptakan kesadaran tentang pentingnya mengelola keuangan dengan baik.
Dalam lingkungan kerja yang positif, karyawan akan lebih terdorong untuk memikirkan keuangan mereka dan mencari cara untuk mengelola keuangan secara bijaksana. Misalnya, perusahaan yang menawarkan pelatihan dan sumber daya tentang manajemen keuangan dapat membantu karyawan untuk lebih sadar akan kebutuhan mereka dalam mengelola keuangan pribadi mereka.
Menumbuhkan Kebiasaan Finansial yang Baik
Budaya kerja yang positif juga dapat membantu karyawan mengembangkan kebiasaan finansial yang lebih baik.
Karyawan yang bekerja di lingkungan kerja yang positif cenderung memiliki pola pikir yang lebih positif juga, disiplin dalam pekerjaan mereka, dan hal ini juga dapat tercermin dalam kebiasaan finansial pribadi mereka.
Misalnya, karyawan yang disiplin dalam membuat anggaran dan menabung untuk masa depan dapat mengembangkan kebiasaan yang sama dalam pekerjaan mereka, seperti mengelola waktu dengan baik atau menyelesaikan proyek dengan teliti.
Sebaliknya, kebiasaan finansial pribadi karyawan juga dapat memengaruhi budaya kerja di tempat kerja. Karyawan yang mengalami kesulitan keuangan atau stres keuangan yang tinggi akan memberikan performa kerja mereka yang juga kurang optimal. Mereka mungkin lebih mudah terganggu, kurang fokus, atau kurang produktif.
Cara Perusahaan Berperan Membangun Budaya Kerja yang Positif
Perusahaan dapat membantu membangun budaya kerja yang baik dan berdampak positif pada pengelolaan keuangan pribadi karyawan dengan mengambil beberapa tindakan berikut ini.
Memberikan Financial Training
Perusahaan dapat menyediakan akses ke sumber daya dan pelatihan tentang manajemen keuangan yang baik. Bisa dilakukan secara internal, maupun mengundang yang lebih profesional. Seperti QM Financial.
Dalam financial training tersebut, karyawan akan dilatih manajemen keuangan secara komprehensif, mulai dari membuat anggaran, menabung, atau menginvestasikan uang. Dengan begini, perusahaan dapat membantu meningkatkan kesadaran karyawan tentang keuangan mereka dan membantu mereka mengembangkan kebiasaan keuangan yang lebih baik.
Memberikan insentif dan bantuan kepada karyawan untuk mencapai tujuan keuangan
Perusahaan dapat memberikan bantuan bagi karyawan yang ingin mencapai tujuan keuangan mereka. Misalnya saja, memberikan fasilitas pinjaman dengan bunga lunak untuk membeli rumah. Atau memberikan bantuan pendidikan untuk jenjang-jenjang sekolah tertentu bagi anak-anak karyawan. Termasuk juga memberikan berbagai fasilitas program kesehatan kerja untuk karyawan beserta seluruh keluarganya.
Hal ini dapat memotivasi karyawan untuk mengembangkan kebiasaan keuangan yang lebih baik dan merasa didukung oleh perusahaan.
Menawarkan program karyawan untuk manajemen keuangan
Perusahaan dapat menawarkan program karyawan untuk manajemen keuangan, seperti konseling keuangan atau membuatkan program pensiun.
Program-program ini dapat membantu karyawan mengembangkan rencana keuangan yang lebih teratur dan membantu mereka mencapai tujuan keuangan mereka.
Menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan mendukung
Perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan mendukung, di mana karyawan merasa didukung dan termotivasi untuk mencapai tujuan keuangan mereka.
Hal ini dapat mencakup menciptakan lingkungan yang positif dan kolaboratif, mendukung pengembangan karier, dan memberikan dukungan karyawan dalam memenuhi kebutuhan mereka.
Meningkatkan komunikasi dan transparansi dalam keuangan perusahaan
Perusahaan dapat meningkatkan komunikasi dan transparansi dalam keuangan perusahaan, seperti memberikan laporan keuangan yang teratur atau menawarkan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan tentang keuangan perusahaan.
Hal ini dapat membantu karyawan merasa lebih terhubung dengan perusahaan mereka dan merasa lebih yakin tentang kondisi keuangan perusahaan.
Dengan mengambil tindakan-tindakan seperti ini, perusahaan dapat membantu membangun budaya kerja yang baik dan berdampak positif pada pengelolaan keuangan pribadi karyawan. Hal ini dapat membantu meningkatkan produktivitas karyawan, membantu mereka mencapai tujuan keuangan pribadi mereka, dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih positif dan inklusif.
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Pertanyaan tentang Job Satisfaction: Bagaimana Kepuasan Kerja akan Berdampak pada Keuangan?
Terdapat hubungan yang kuat antara job satisfaction dan keuangan. Sebagai contoh, karyawan yang merasa puas dengan pekerjaannya lebih mungkin untuk menunjukkan kinerja yang baik, hingga akhirnya bisa meningkatkan produktivitasnya. Mereka cenderung lebih bersemangat, terlibat, dan termotivasi untuk melakukan tugas-tugas mereka. Karena itu, perlu diberikan pertanyaan tentang job satisfaction untuk memastikannya.
Pasalnya, kinerja yang baik ini dapat berdampak positif pada kinerja perusahaan secara keseluruhan, termasuk dalam menghasilkan pendapatan dan keuntungan.
Sementara itu, karyawan yang merasa tidak puas dengan pekerjaannya cenderung meninggalkan tanggung jawab pekerjaannya, dan bahkan kemudian mencari pekerjaan yang lebih baik. Tentunya, hal ini dapat menyebabkan biaya dan kerugian bagi perusahaan. Biaya ini dapat mencakup biaya rekrutmen dan pelatihan karyawan baru, serta kerugian yang terjadi akibat kehilangan karyawan yang berpengalaman dan terampil.
So, penting bagi perusahaan untuk memastikan bahwa karyawan merasa puas dengan pekerjaan mereka, karena perannya yang penting dalam mengelola aset dan keuangan perusahaan. Salah satunya dengan memberikan pertanyaan tentang job satisfaction ini. Dengan memastikan karyawan merasa puas dengan pekerjaan mereka, perusahaan dapat meningkatkan kinerja dan mengurangi biaya yang terkait dengan pergantian karyawan.
Pertanyaan tentang Job Satisfaction yang Akan Berpengaruh terhadap Keuangan
Nah, untuk bisa mendapatkan gambaran yang lebih pasti, seorang karyawan bisa diajak untuk melakukan refleksi terkait job satisfaction ini. Salah satunya dengan cara memberikan beberapa pertanyaan tentang job satisfaction yang terkait dengan kinerjanya sehari-hari.
Berikut beberapa contoh pertanyaan tentang job satisfaction yang bisa diberikan untuk karyawan untuk mengukur tingkat kepuasan kerjanya.
Apakah pekerjaan ini memenuhi ekspektasi saya?
Pertanyaan tentang job satisfaction yang pertama ini membantu untuk mengevaluasi apakah pekerjaan yang dijalani sejalan dengan harapan dan tujuan karier si karyawan.
Jika pekerjaan yang dijalani tidak memenuhi ekspektasi, hal ini dapat menyebabkan ketidakpuasan dan kurangnya motivasi karyawan dalam bekerja.
Apakah saya merasa dihargai dan diakui?
Pertanyaan tentang job satisfaction yang kedua ini membantu untuk mengevaluasi apakah perusahaan menghargai kontribusi si karyawna, dan memberikan pengakuan yang layak. Jika karyawan merasa dihargai dan diakui, mereka cenderung merasa lebih termotivasi dan bersemangat dalam bekerja.
Apakah saya memiliki kesempatan untuk berkembang dan belajar?
Pertanyaan ini membantu untuk mengevaluasi apakah perusahaan memberikan kesempatan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan karyawan. Jika karyawan merasa terus berkembang dan belajar, mereka cenderung merasa lebih terlibat dan termotivasi dalam bekerja.
Apakah nilai-nilai perusahaan sesuai dengan nilai-nilai saya?
Pertanyaan tentang job satisfaction ini membantu untuk mengevaluasi apakah nilai-nilai yang dipegang oleh perusahaan sesuai dengan nilai-nilai yang dimiliki oleh karyawan. Jika nilai-nilai perusahaan sesuai, maka mereka cenderung merasa lebih cocok dan bersemangat dalam bekerja.
Apakah saya memiliki keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi?
Pertanyaan job satisfaction yang terakhir ini membantu untuk mengevaluasi apakah karyawan memiliki keseimbangan yang sehat antara bekerja dan hidup pribadi. Jika mereka merasa memiliki keseimbangan yang sehat, maka mereka cenderung merasa lebih bahagia dan termotivasi dalam bekerja.
Dengan menjawab kelima contoh pertanyaan tentang job satisfaction di atas, karyawan dapat mengevaluasi tingkat kepuasan kerjanya dan mengidentifikasi area di mana mereka dapat meningkatkan job satisfaction. Hal ini dapat membantu mereka mencari cara untuk meningkatkan kualitas kerja mereka dan mencapai karier yang lebih memuaskan sehingga dapat menjamin stabilitas keuangan hingga jauh ke depan.
Perusahaan dapat menambahkan berbagai pertanyaan tentang job satisfaction yang lain jika memang perlu, dan bisa disesuaikan dengan kondisi.
Cara Meningkatkan Job Satisfaction sehingga Bisa Membantu Keuangan Karyawan Menjadi Stabil
Berikut adalah beberapa cara yang dapat membantu meningkatkan job satisfaction agar karier dan kinerja karyawan membaik sehingga berpengaruh pada stabilitas keuangan mereka.
Memberikan job desc sesuai dengan keahlian dan minat
Memberikan job desc yang sesuai dengan keahlian dan minat dapat membantu meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja karyawan. Hal ini dapat membantu mereka untuk merasa lebih termotivasi dalam bekerja dan berpotensi meningkatkan performa mereka. Pasalnya ya, siapa sih yang enggak jadi rajin kalau diminta untuk melakukan hal-hal yang disuka?
Membangun hubungan yang baik
Membangun hubungan yang baik dengan rekan kerja, tak peduli atasan dan anak buah, dapat membantu menciptakan lingkungan kerja yang positif dan menyenangkan bagi karyawan. Hal ini dapat meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja serta membantu membangun jaringan kontak yang dapat bermanfaat untuk karier di masa depan.
Memperluas pengetahuan dan keterampilan melalui pelatihan dan pengembangan diri
Memperluas pengetahuan dan keterampilan dapat membantu meningkatkan kualifikasi dan potensi karier seseorang. Hal ini dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri dan memberikan kesempatan untuk mengambil tanggung jawab yang lebih besar dan menantang.
Termasuk juga memberikan financial training, yang dapat membuat karyawan semakin terampil mengelola keuangan, sehingga mereka tak lagi harus menghadapi masalah keuangan yang terlalu berat, yang bisa memengaruhi kinerja mereka di kantor.
Berikan feedback secara berkala
Berikan feedback secara berkala, baik itu dari atasan karyawan ataupun dari rekan kerja, sehingga karyawan dapat terbantu untuk mengetahui area mana yang perlu ditingkatkan dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja mereka. Hal ini dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri dan memberikan kesempatan untuk melakukan perbaikan yang diperlukan.
Mendorong karyawan untuk memberikan kontribusi yang lebih besar
Kadang memang ada tipe karyawan yang loyo karena kontribusinya terlalu kecil. Jika memang demikian, cobalah untuk memberikan kesempatan agar karyawan yang bersangkutan dapat berkontribusi yang lebih besar dalam proyek atau tugas.
Hal ini dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri mereka dan merasa dihargai, sehingga meningkatkan motivasi dan kepuasan kerjanya. Selain itu, hal ini juga penting karena dapat memberikan kesempatan untuk menunjukkan kemampuan dan keterampilan yang lebih besar.
Dengan menerapkan cara-cara ini, karyawan dapat meningkatkan job satisfaction mereka dan mencapai karier yang lebih memuaskan, hingga nantinya dapat meningkatkan stabilitas keuangan karyawan dengan meningkatkan potensi penghasilan dan peluang karier di masa depan.
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Pencegahan Kecurangan Keuangan di Perusahaan dengan Karyawan sebagai Garda Terdepan
Praktik kecurangan memang bisa terjadi di mana saja. Termasuk di dalam sebuah perusahaan. Yah, peluang memang akan selalu ada. Karena itu, setiap perusahaan seharusnya memiliki prosedur khusus terkait manajemen risiko pencegahan kecurangan keuangan yang bisa terjadi ini.
Kalau kita amati, belakangan lagi ramai banget soal pejabat negara yang ternyata memiliki harta kekayaan fantastis. Hal ini menjadi sorotan—thanks to Indonesian netizen—yang berhasil mempertanyakan ketidaksinkronan antara penghasilan yang diterima dan kepemilikan aset yang bersangkutan. Berita terbaru yang mencuat adalah adanya dugaan money laundering yang dilakukan oleh oknum tersebut, yang merupakan salah satu bentuk praktik kecurangan keuangan.
Yah, kalau kita lihat lagi dalam point of view yang lebih luas, hal ini berlaku tak hanya pada para pejabat tinggi negara, tetapi juga sangat bisa terjadi di perusahaan yang kecil sekalipun. Padahal, hal seperti ini seharusnya bisa dicegah.
Kecurangan keuangan di perusahaan merujuk pada praktik-praktik penipuan atau manipulasi data keuangan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Tujuannya tentu saja untuk memperoleh keuntungan untuk diri sendiri, atau bisa juga untuk kelompok tertentu. Kecurangan keuangan yang terjadi di lingkungan perusahaan dapat merugikan semua pihak yang terkait, yang bisa saja berakibat fatal terhadap perusahaan itu sendiri. Karena itu, upaya pencegahan kecurangan seharusnya menjadi salah satu standar prosedur yang wajib dimiliki.
Jenis-jenis Kecurangan Keuangan yang Sering Terjadi
Ada berbagai bentuk atau jenis kecurangan keuangan yang umumnya terjadi, terutama di lingkungan perusahaan. Apa saja?
Pencurian kas
Pencurian kas adalah praktik ketika seorang karyawan mengambil uang tunai dari kas perusahaan untuk kepentingan pribadi. Karyawan yang melakukan pencurian kas biasanya berusaha untuk menghindari deteksi dengan menutupi jejak atau membuat catatan palsu di dalam catatan keuangan.
Penggelapan aset
Penggelapan aset adalah praktik ketika seorang karyawan mengambil alih atau menggunakan aset perusahaan tanpa izin, seperti barang dagangan, peralatan, atau bahan baku, untuk dijual atau digunakan untuk kepentingan pribadi.
Penipuan akuntansi
Penipuan akuntansi adalah praktik ketika seseorang memanipulasi catatan keuangan perusahaan dengan cara memalsukan dokumen, mengubah atau menyembunyikan informasi untuk membuat data yang “lebih baik” dari kenyataannya. Penipuan akuntansi biasanya dilakukan untuk mempertahankan harga saham perusahaan agar tetap tinggi, lolos audit, atau untuk memperoleh keuntungan pribadi.
Penggandaan pembayaran
Penggandaan pembayaran adalah praktik ketika seseorang membuat pembayaran palsu atau menggandakan pembayaran yang sebenarnya dilakukan. Karyawan yang terlibat dalam penggandaan pembayaran sering kali mencari celah di dalam sistem pembayaran perusahaan untuk memperoleh uang secara tidak sah.
Pemalsuan dokumen
Pemalsuan dokumen adalah praktik ketika seseorang memalsukan dokumen resmi perusahaan, seperti faktur atau kontrak, untuk memperoleh keuntungan pribadi. Pemalsuan dokumen biasanya dilakukan untuk menutupi tindakan kriminal atau menghindari deteksi dari pihak berwenang.
Kecurangan keuangan dapat merugikan perusahaan dengan cara mengurangi keuntungan, menimbulkan biaya yang tidak perlu, atau mengurangi kepercayaan investor dan konsumen. Oleh karena itu, perusahaan perlu memperhatikan pencegahan kecurangan keuangan dengan melakukan pengawasan, pelatihan, dan pengembangan sistem pengendalian internal yang efektif.
Mengapa Keterlibatan Karyawan untuk Pencegahan Kecurangan ini Penting?
Perusahaan tidak akan dapat melakukan pencegahan kecurangan ini tanpa keterlibatan karyawan. Bahkan, keterlibatan karyawan dalam pencegahan kecurangan keuangan menjadi hal yang paling penting, terutama dalam menjaga integritas dan kredibilitas perusahaan. Karena itu, karyawan harus dilibatkan secara aktif dalam mencegah kecurangan keuangan. Mengapa demikian?
Karyawan berada di garis depan
Karyawan adalah pihak yang bekerja langsung di lapangan dan berinteraksi dengan banyak bagian perusahaan. Karyawan memiliki akses langsung ke informasi dan transaksi keuangan yang terjadi di perusahaan. Oleh karena itu, karyawan menjadi sumber informasi penting bagi perusahaan dalam pencegahan kecurangan keuangan.
Karyawan memahami proses bisnis
Karyawan memiliki pemahaman yang mendalam tentang proses bisnis dan aturan perusahaan. Dengan demikian, karyawan dapat membantu perusahaan dalam mengidentifikasi ketidaksesuaian atau penyimpangan dari prosedur bisnis yang telah ditetapkan.
Karyawan yang terlibat dalam proses pengawasan internal juga dapat membantu dalam mendeteksi kelemahan atau celah dalam sistem kontrol perusahaan.
Karyawan memiliki peran penting dalam pengendalian internal
Pengendalian internal melibatkan proses dan prosedur yang dirancang untuk membantu perusahaan memastikan bahwa operasi bisnis dijalankan dengan cara yang benar dan efisien. Karyawan yang terlibat dalam pengendalian internal dapat membantu mengidentifikasi kelemahan dan meningkatkan sistem pengendalian internal perusahaan.
Karyawan memainkan peran kunci dalam budaya perusahaan
Karyawan memainkan peran penting dalam mempromosikan budaya perusahaan yang jujur, etis, dan terpercaya. Karyawan yang dilatih dengan etika bisnis yang benar dan nilai-nilai perusahaan yang baik dapat membantu memastikan bahwa perusahaan beroperasi sesuai dengan standar etika yang tinggi.
Karyawan dapat menjadi mata dan telinga perusahaan
Karyawan dapat membantu perusahaan dalam mendeteksi kecurangan keuangan yang terjadi di dalam perusahaan. Karyawan yang dilatih untuk mengenali tanda-tanda kecurangan keuangan dan diuntungkan oleh sistem pelaporan pelanggaran dapat membantu perusahaan dalam mendeteksi dan mencegah kecurangan keuangan.
Dalam keseluruhan, keterlibatan karyawan dalam pencegahan kecurangan keuangan sangat penting bagi perusahaan. Lalu, bagaimana caranya?
Cara Melibatkan Karyawan dalam Pencegahan Kecurangan Keuangan dalam Perusahaan
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk melibatkan karyawan dalam pencegahan kecurangan keuangan. Berikut adalah beberapa contoh cara melibatkan karyawan dalam pencegahan kecurangan keuangan yang bisa dilakukan oleh perusahaan.
Pelatihan etika bisnis
Perusahaan dapat memberikan pelatihan atau training etika bisnis kepada karyawan untuk membantu meningkatkan kesadaran mereka terhadap tindakan yang sah dan tidak sah. Pelatihan etika bisnis dapat membantu karyawan memahami pentingnya integritas dan etika dalam menjalankan pekerjaan mereka, sehingga mereka dapat membantu mencegah kecurangan keuangan di perusahaan.
Pelatihan pengawasan dan pengendalian internal
Pelatihan ini dapat membantu karyawan memahami tugas dan tanggung jawab mereka dalam menjaga integritas dan keandalan sistem pengendalian internal perusahaan, sehingga mereka dapat membantu mencegah kecurangan keuangan.
Pengembangan sistem pelaporan pelanggaran
Perusahaan dapat mengembangkan sistem pelaporan pelanggaran yang memungkinkan karyawan melaporkan kecurangan keuangan yang terjadi di perusahaan tanpa takut mendapatkan tindakan balasan. Dengan adanya sistem pelaporan pelanggaran yang efektif, karyawan dapat membantu perusahaan dalam mendeteksi kecurangan keuangan yang terjadi di perusahaan.
Pengakuan dan penghargaan
Perusahaan dapat memberikan pengakuan dan penghargaan kepada karyawan yang berkontribusi dalam mencegah kecurangan keuangan di perusahaan. Pengakuan dan penghargaan dapat membantu meningkatkan motivasi karyawan dalam mencegah kecurangan keuangan, sehingga mereka dapat terus berpartisipasi aktif dalam upaya pencegahan kecurangan keuangan.
Peningkatan transparansi dan akuntabilitas
Perusahaan dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan. Dengan demikian, karyawan dapat lebih mudah memahami proses pengelolaan keuangan dan memiliki kesadaran untuk memastikan bahwa proses pengelolaan keuangan dijalankan dengan cara yang benar.
Pelatihan keuangan
Memberikan pelatihan keuangan atau financial training untuk karyawan juga bisa memberikan dampak baik, karena jika karyawan tidak memiliki masalah keuangan dalam hidup sehari-harinya, maka pemicu karyawan untuk mau berbuat curang juga akan bisa ditekan seminimal mungkin. Bahkan faktanya, saat karyawan tidak memiliki masalah keuangan, mereka pun akan lebih produktif dalam bekerja.
Financial training yang diberikan ini tak hanya berhenti pada satu kali pelatihan saja. Agar lebih efektif, perusahaan dapat memberikan financial training kepada karyawan pada 3 jenjang sekaligus, yaitu pada fase recruit, retain, dan retire. Dengan demikian, karyawan akan mendapatkan pelatihan yang terstruktur dan sistematis dan dapat melalui setiap fase (dan masalahnya) dengan baik.
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Training untuk Supervisor: Pentingkah bagi Supervisor dalam Perusahaan untuk Mendapatkan Pelatihan Keuangan?
Sebagai bagian dari peningkatan kompetensi karyawan, training untuk supervisor juga diperlukan lo!
Supervisor sendiri merupakan salah satu bagian penting dalam struktur organisasi sebuah perusahaan. So, tak salah jika HR mengupayakan agar para supervisor meningkat kompetensinya, dan juga sejahtera. Salah satunya dengan memberikan training untuk supervisor sesuai dengan yang dibutuhkan.
Apa Sih Supervisor Itu?
Supervisor adalah posisi kerja yang bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengarahkan kegiatan dari sekelompok karyawan yang ditempatkan di bawah pengawasannya. Supervisor memiliki tanggung jawab untuk mengkoordinasikan, mengevaluasi, dan mengawasi kinerja karyawan yang ditempatkan di bawah pengawasannya, serta menjamin bahwa tugas-tugas dan proyek dikerjakan sesuai dengan standar yang ditentukan.
Supervisor juga bertanggung jawab untuk memastikan bahwa karyawan yang ditempatkan di bawah pengawasannya memiliki sumber daya yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan mereka dengan efektif dan efisien. Selain itu, mereka juga bertanggung jawab untuk memberikan dukungan kepada karyawan dan membantu mereka dalam mengatasi masalah yang dihadapi dalam pekerjaan.
Supervisor juga berperan sebagai “penyambung” komunikasi antara karyawan dan manajemen atasan. Dalam kasus tertentu, supervisor juga diperlukan perannya dalam perekrutan, pemeliharaan, dan pengembangan karyawan.
Secara keseluruhan, peran supervisor sangat penting dalam perkembangan bisnis karena dia bertanggung jawab untuk mengarahkan kinerja karyawan dan memastikan bahwa bisnis berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan.
Training untuk Supervisor
Karena itu, adalah penting untuk memberikan training untuk supervisor yang sesuai, agar kompetensinya bisa terus meningkat sesuai perkembangan yang cepat terjadi.
Beberapa jenis pelatihan yang diperlukan untuk supervisor antara lain:
- Manajemen: mempelajari cara mengelola tim, menetapkan tujuan, dan menyelesaikan masalah.
- Komunikasi: belajar cara berkomunikasi efektif dengan bawahan, rekan kerja, dan atasan.
- Leadership: mempelajari cara menjadi pemimpin yang efektif dan mengembangkan kemampuan kepemimpinan.
- Mentoring: mempelajari cara mengembangkan dan melatih bawahan.
- Product knowledge: mempelajari keterampilan yang dibutuhkan untuk memahami produk atau industri tertentu.
- Kompetensi teknis: mempelajari keterampilan teknis yang diperlukan untuk posisi tersebut.
Selain 6 jenis training untuk supervisor di atas, training keuangan juga diperlukan lo!
Pentingnya Training untuk Supervisor soal Keuangan
Sebagai seorang supervisor, training keuangan juga akan sangat bermanfaat karena dapat memberikan kemampuan untuk mengelola anggaran, mengevaluasi laporan keuangan, dan mengambil keputusan keuangan yang tepat. Selain itu, training keuangan juga dapat membantu supervisor dalam mengelola risiko keuangan dan mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan efisiensi dan meningkatkan pendapatan.
Bisa dibilang, jika mengacu pada pentingnya financial training untuk 3 jenjang karier, training untuk supervisor dalam hal keuangan ini termasuk pada training keuangan untuk fase retain, yaitu fase ketika seorang karyawan sudah berada di level manajemen menengah dan mapan.
Namun, tergantung pada bidang industri yang dijalani, tidak semua supervisor harus mendapatkan training keuangan yang sama, tapi tentunya pelatihan tentang manajemen keuangan dasar sebagai dasar pemahaman sangat diperlukan. Terutama untuk mengelola keuangan pribadi.
Untuk lingkup kerja, keterampilan dan pengetahuan keuangan yang sebaiknya dimiliki oleh seorang supervisor meliputi:
- Pengelolaan anggaran: Kemampuan untuk mengelola anggaran perusahaan dengan baik dan mengidentifikasi peluang untuk menghemat biaya.
- Analisis keuangan: Kemampuan untuk menganalisis laporan keuangan dan mengambil keputusan keuangan yang tepat berdasarkan data yang tersedia.
- Pengelolaan risiko: Kemampuan untuk mengidentifikasi dan mengelola risiko keuangan yang mungkin dihadapi oleh perusahaan.
- Pemahaman tentang perpajakan: Kemampuan untuk memahami peraturan perpajakan dan cara mengelola pajak perusahaan.
- Pemahaman tentang akuntansi: Kemampuan untuk memahami prinsip-prinsip akuntansi dan cara mengelola laporan keuangan.
- Kepemimpinan keuangan: Kemampuan untuk menjadi pemimpin yang efektif dalam mengelola aspek keuangan dalam perusahaan
Itu dia beberapa keterampilan keuangan yang sebaiknya dimiliki oleh seorang supervisor, namun tingkat kebutuhan akan keterampilan ini akan berbeda tergantung pada bidang industri yang dijalani.
Cara bagi Supervisor untuk Meningkatkan Keterampilan dan Pengetahuan Keuangan
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh seorang supervisor untuk mendapatkan keterampilan keuangan yang diperlukan, di antaranya:
Membaca atau menonton video
Banyak sumber bacaan yang kini bisa didapatkan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan keuangan, termasuk untuk supervisor. Mulai dari buku-buku keuangan, atau membaca-baca artikel online. Media sosial pun kini menyediakan banyak bahan belajar keuangan yang begitu beragam, mulai dari Instagram, YouTube, sampai TikTok.
Training keuangan
Perusahaan dapat memberikan sebuah training keuangan untuk supervisor, dengan topik atau tema tertentu sesuai dengan kebutuhan. Bisa mulai dari cara mengelola cash flow, membuat tujuan keuangan, mengenali berbagai produk keuangan yang bisa dimanfaatkan, cara berinvestasi, dan sebagainya.
Dalam training keuangan, supervisor bisa mendapatkan mentoring langsung dari trainer yang berpengalaman untuk memberikan dukungan dan memberikan pemahaman yang lebih baik.
Praktik
Yah, apa artinya belajar tanpa praktik, bukan? Justru, pelajaran terbaik memang kadang didapatkan dari pengalaman. Karena itu, perusahaan juga ada baiknya mendorong supervisor untuk mempraktikkan ilmu-ilmu keuangan yang sudah didapatkan dalam kehidupan sehari-harinya.
Apalagi jika ilmu keuangan tersebut ada kaitannya dengan pekerjaan, ada baiknya juga langsung diimplementasikan agar kemudian bisa memberikan dampak yang baik untuk bisnis perusahaan.
Itu dia beberapa hal mengenai training untuk supervisor yang diperlukan, baik untuk meningkatkan kompetensinya maupun membantunya untuk lebih sejahtera secara keuangan. Semua itu dapat dilakukan secara berkesinambungan untuk memperoleh hasil yang optimal.
Jangan khawatir, untuk keperluan training untuk supervisor dalam hal keuangan, QM Financial dapat membantu kok.
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!