7 Langkah Mencapai Financial Independence dan Financial Freedom
Financial independence dan financial freedom merupakan dua konsep yang menjadi aspirasi bagi banyak orang di era modern ini.
Keduanya enggak hanya menyiratkan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan finansial tanpa ketergantungan pada orang lain, tetapi juga menawarkan peluang untuk menjalani hidup dengan lebih sedikit kekhawatiran tentang uang.
Ide ini tampak menarik, tetapi bagaimana caranya mencapai kedua tingkatan kebebasan finansial ini? Bagaimana kita bisa merencanakan, menjalankan, dan mengawasi keuangan kita sehingga dapat membawa kita ke arah kemandirian dan kebebasan finansial yang diidam-idamkan?
So, dalam artikel kali ini, kita akan membahas langkah-langkah strategis yang dapat membantu kamu menuju financial independence dan financial freedom. Dari memahami arus kas, membuat anggaran yang efektif, hingga mengeksekusi strategi investasi yang tepat, panduan ini akan memberi kamu alat yang diperlukan untuk merencanakan masa depan keuanganmu dengan percaya diri.
Bersama-sama, kita akan mengeksplorasi rute paling efisien menuju tujuan keuangan yang bisa mengubah hidup.
Apa sih Beda Financial Independence dan Financial Freedom?
Istilah financial independence dan financial freedom memang tampaknya saling berkaitan dan kadang-kadang digunakan secara bergantian. Kadang disinonimkan, malahan. Padahal, sebenarnya ada perbedaan mendasar di antara keduanya.
Memahami nuansa di antara kedua konsep ini adalah langkah krusial, karena masing-masing memiliki implikasi dan target yang berbeda dalam manajemen keuangan. So, coba mari selami dulu beda antara financial independence dan financial freedom ini, serta bagaimana pemahaman yang tepat tentang keduanya dapat membantumu dalam menentukan tujuan keuanganmu.
Financial Independence
Financial Independence ditandai dengan beberapa karakteristik khusus. Seseorang yang telah mencapai kemandirian finansial biasanya sudah memiliki sumber penghasilan sendiri. Meskipun mungkin masih memiliki beberapa utang, umumnya mereka tidak menemui kesulitan untuk melunasinya.
Hal ini menunjukkan kematangan dalam mengelola keuangan, sehingga mereka mampu membuat keputusan finansial dengan kebebasan dan sesuai dengan keinginannya sendiri.
Namun, kondisi kemandirian finansial ini masih mengharuskan seseorang untuk bekerja secara aktif guna mendapatkan imbalan yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain itu, mereka sudah memiliki investasi yang cukup dan telah mulai mengonversi instrumen-instrumen investasinya menjadi aset aktif yang menghasilkan.
Financial Freedom
Financial freedom merupakan suatu kondisi ketika seseorang telah mencapai tingkatan keuangan yang memungkinkannya mendapatkan penghasilan tanpa harus terus-menerus bekerja secara aktif.
Orang-orang yang telah meraih kebebasan finansial ini biasanya sudah bebas dari beban utang. Keadaan ini memberikan mereka keleluasaan untuk memiliki waktu yang lebih banyak, yang dapat digunakan untuk mengejar hobi atau menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga. Kebebasan finansial juga berarti kemampuan untuk membuat keputusan finansial, tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk keluarga dekat, dengan mudah dan tanpa hambatan.
Di balik semua ini, keberhasilan mereka sering kali didukung oleh kepemilikan instrumen investasi yang kini berfungsi sebagai pemberi penghasilan pasif, sehingga mereka tetap mendapatkan pendapatan meskipun tidak bekerja secara aktif.
Langkah Mencapai Financial Independence dan Financial Freedom
So, mau mencapai financial independence dan kemudian merasakan financial freedom? Pastinya dong! Masa enggak?
Mungkin tampak sangat jauh dari jangkauan, tetapi keduanya bukan hal yang mustahil untuk dicapai. Apalagi kalau kamu masih berusia muda, berprospek cerah dalam karier, dan mau berdisiplin. Financial independence dan financial freedom pasti bisa kamu capai. Simak langkah-langkahnya berikut.
1. Pahami Cash Flow dan Buat Anggaran
Mulailah dengan mendokumentasikan semua sumber pendapatan dan pengeluaranmu. Dengan memahami cash flow, kamu bisa menentukan seberapa banyak yang bisa dihemat dan dialokasikan untuk investasi. Prioritaskan kebutuhan daripada keinginan, dan buatlah anggaran bulanan yang realistis.
2. Kurangi Beban Utang
Sebelum merencanakan investasi, fokuskan energimu untuk melunasi utang, terutama yang memiliki bunga tinggi. Tentukan strategi pelunasan utang, seperti metode bola salju atau bola lavanya, untuk membantumu tetap pada jalur.
3. Bangun Dana Darurat
Sebelum kamu berinvestasi dengan agresif, pastikan kamu memiliki dana darurat yang mencukupi setidaknya untuk biaya hidup 3-6 bulan. Ini akan memberi kamu ketenangan pikiran dan perlindungan dari keadaan darurat finansial.
Dana darurat juga akan semakin besar seiring semakin banyaknya tanggunganmu. Jadi, perhitungkan dengan cermat ya.
4. Mulailah Berinvestasi dengan Bijak
Setelah kamu memiliki dana darurat dan mengurangi beban utang, fokuskan pada investasi. Pelajari dasar-dasar investasi dan pilih instrumen yang sesuai dengan tujuan dan toleransi risikomu.
Lakukan juga diversifikasi investasi untuk mengurangi risiko.
5. Selalu Upgrade dengan Berbagai Pengetahuan Finansial
Dunia keuangan dan investasi terus berkembang. Luangkan waktu untuk belajar, membaca-baca buku atau artikel, atau ikuti akun-akun yang banyak membahas tentang keuangan pribadi dan investasi untuk memastikan kamu selalu update informasi terbaru.
Sudah follow Instagram dan TikTok QM Financial belum? Sudah subscribe di channel YouTube ataupun podcast-nya belum? Jangan sampai enggak ya.
6. Hidup Hemat dan Bijak
Membuat keputusan konsumsi yang bijak, seperti menghindari pembelian impulsif dan hidup di bawah kemampuanmu, akan membantumu mempertahankan dan meningkatkan kekayaanmu seiring waktu.
7. Evaluasi dan Sesuaikan Strategimu
Setiap beberapa bulan atau setahun sekali, evaluasi kemajuanmu. Periksa apakah kamu tetap pada jalur untuk mencapai tujuanmu mencapai financial independence dan financial freedom. Pastikan untuk membuat penyesuaian jika diperlukan.
Dalam perjalanan mencapai financial independence dan financial freedom, setiap langkah yang kamu ambil adalah refleksi dari komitmen, disiplin, dan visi masa depanmu.
Meskipun tantangan dan hambatan mungkin akan muncul, memiliki rencana yang jelas dan ketekunan akan memastikan kamu tetap di jalur yang tepat. Ingatlah, kebebasan finansial bukan hanya tentang memiliki banyak uang, tetapi lebih pada kemampuan untuk menjalani hidup sesuai dengan nilai dan impianmu. Oleh karena itu, tetapkan tujuanmu, lakukan yang terbaik, dan percayalah bahwa upayamu hari ini akan membentuk masa depan yang lebih cerah dan bebas finansial.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
F.I.R.E: 7 Miskonsepsi Kebebasan Finansial yang Perlu Diluruskan
Yuk, ngomongin FIRE! Mumpung lagi hype nih. FIRE bukan yang berarti kebakaran, tetapi Financial Independence, Retire Early. Sebuah jargon untuk sebuah tujuan termulia dalam hidup: mencapai kebebasan finansial.
Gerakan FIRE ini pertama kali didesuskan oleh 2 orang guru finansial, yakni Joseph R. Dominguez dan Vicki Robin dalam buku mereka yang berjudul Your Money or Your Life. Menarik untuk dibahas, karena gerakan ini banyak diusung oleh generasi yang saat ini sedang produktif-produktifnya. Memberi gambaran, bahwa pensiun sejahtera itu mungkin dilakukan. Bahwa siapa pun bisa mendapatkan hidup sesuai keinginan masing-masing, asalkan mau untuk bekerja keras mempersiapkannya.
Oh, harus kerja keras ya?
Lah, kan memang gitu cara mainnya untuk segala sesuatu yang ingin dicapai dalam hidup?
So, mari kita bahas dalam artikel kita kali ini.
Apa Itu Kebebasan Finansial?
Kebebasan finansial, atau istilah asingnya financial freedom, adalah kondisi ketika kamu punya cukup uang untuk menjalani hidup seperti yang dimaui atau diinginkan. Dan—ini bagian terbaiknya—untuk menjalani hidup seperti itu, kamu enggak perlu kerja secara aktif setiap hari lagi.
Hah? Berarti sama sekali nggak kerja sama sekali? Nganggur dong!
Ya, enggak gitu juga. Bukan berarti kalau mencapai kebebasan finansial lantas nganggur, enggak boleh ngapa-ngapain juga. Boleh, malahan ya harus tetap aktif. Kamu enggak boleh bermalas-malasan, teteup. Dan memang, itulah miskonsepsi yang sering muncul berkaitan dengan kebebasan finansial.
Banyak yang mengira bebas finansial berarti enggak ngapa-ngapain. Padahal itu salah kaprah, dan ada beberapa hal lain yang juga salah kaprah mengenai kebebasan finansial ini.
Konsep Kebebasan Finansial yang Salah Kaprah
Bebas finansial ditentukan oleh nasib
Jadi, kalau nasibnya sudah misqueen, ya sudah misqueen saja teros!
Wah, enggak kayak gitu juga sih. Faktanya, financial freedom is about mindset. Saat kita memang mindset-nya hanya berhenti di satu titik, maka ya satu titik itu saja yang hanya bisa diraih. Lebih jauh lagi, titik itu menjadi comfort zone kita—yang membuat kita enggan untuk membuka pikiran dan kemudian berusaha.
Sudah banyak yang “terjebak” di miskonsepsi ini lo. Mirisnya, mereka malah seakan “bangga” dengan nasib yang dibilang kurang beruntung itu. Padahal, kesempatan terbuka lebar di depan. Sayang banget kesempatan itu tidak bisa dilihat, hanya karena tertutup oleh mindset.
Intinya, kita sendiri yang menentukan nasib. Sembari minta petunjuk pada “Yang Menciptakan Nasib” pastinya.
Bebas finansial artinya nggak usah kerja
Ya, boleh dong kalau mau kerja. Malahan, saat mencapai kebebasan finansial, maka kamu akan mendapatkan peluang untuk mengerjakan apa pun yang kamu mau.
Buat sebagian orang ini artinya adalah kesempatan untuk mengejar passion, dan nggak perlu pusing jika ternyata passionnya enggak terlalu menghasilkan (atau malah lebih banyak menyedot) uang. Misalnya lebih banyak bekerja untuk sosial, menulis buku, traveling, dan sebagainya.
Ini enggak sama dengan ‘nggak usah kerja’ lo ya. Kita tetap beraktivitas, tetapi sudah tak menjadikan uang sebagai motivasi utama ketika kita sudah mencapai kebebasan finansial.
Harus menyisihkan 50% penghasilan setiap bulan
Banyak yang bilang, kalau untuk bisa mencapai kebebasan finansial, kamu harus menyisihkan 50% dari gaji atau penghasilan setiap bulan.
Ini konsep yang kurang tepat lo. Faktanya, besaran dana yang harus disisihkan agar bisa mencapai bebas finansial itu tergantung sejak kapan kamu mulai mempersiapkannya. Jika kamu memulainya sedini mungkin, bisa jadi kamu enggak perlu harus menyisihkan 50% dari penghasilanmu. Mungkin 30% cukup, atau malah 10% pun bisa. Pasalnya, hal ini juga tergantung pada gaya hidupmu. Semakin tinggi gaya hidup, semakin besar target keuangan yang harus dicapai untuk bisa bebas finansial. Semakin jauh persiapannya, semakin kecil pula beban per bulannya.
Persiapan paling ideal dimulai di usia 40 tahun
Nggak harus! Seperti yang dijelaskan pada poin sebelumnya, semakin cepat kamu mulai, semakin ringan bebanmu, semakin pasti kamu bisa meraih kebebasan finansial yang diinginkan.
Emas dan deposito adalah instrumen terbaik
Ya, boleh saja kalau memilih emas dan deposito, tetapi produk lainnya juga banyak yang bisa menjadi pilihan lo! Seperti kata Mba Ligwina Hananto, jangan setia pada produk, kita harus setia pada tujuan!
Jadi, ayo, belajar berbagai instrumen investasi yang bisa mendukung impianmu untuk FIRE; meraih kebebasan finansial secepatnya.
Kebebasan finansial hanya milik mereka yang sudah lansia
Nah, ini nih yang salah banget nih. Enggak gitu juga lo! Kalau memang mampu, kamu juga bisa menargetkan untuk bebas finansial di usia muda. Usia 40-an, 50-an, adalah usia-usia yang paling baik untuk bisa bebas finansial. Karena kamu sudah mapan, sudah cukup pengalaman, pun sudah bijak menghadapi masalah yang mungkin muncul.
Sementara kamu bisa mempersiapkan tujuan ini sejak usia 20-an. Dan itu mungkin banget dilakukan, karena sudah ada yang sukses juga.
Bebas finansial = kaya, banyak uang
Bebas finansial enggak harus berarti banyak uang atau kaya raya. Malahan, apa sih sebenarnya arti kaya raya itu?
Pada prinsipnya, bebas finansial adalah kamu bisa mencukupi kebutuhan hidup tanpa harus bekerja secara aktif. Artinya, jika kamu punya aset aktif yang bisa memberimu penghasilan pasif setiap bulan yang cukup, artinya kamu sudah bebas finansial. Enggak perlu muluk-muluk, bebas finansial artinya punya jet pribadi, pulau pribadi, dan sebagainya—meskipun kalau punya ya, enggak ada salahnya juga. Tapi intinya pada bisa memenuhi kebutuhan hidup dengan pas. Pas butuh traveling ada uangnya. Pas pengin nraktir keluarga besar, ada uangnya. Pas pengin beli smartphone keluaran terbaru, ada uangnya.
Ya, semoga kamu paham sampai di sini. Karena “cukup” dan “kaya raya” itu memang berbeda konsep. Sementara kebebasan finansial enggak berarti harus kaya.
Nah, itulah miskonsepsi mengenai FIRE alias kebebasan finansial yang perlu diluruskan. See? Ternyata enggak terlalu di awang-awang kan, untuk bisa bebas finansial itu? Siapa pun bisa kok mewujudkannya, asalkan mau bekerja keras untuk mempersiapkannya sejak dini.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Apa sih Kecerdasan Finansial Itu? Bagaimana Cara Meningkatkannya?
Sudah pernah dengar financial intelligence, kan? Atau, kecerdasan finansial. Kalau sudah beberapa waktu suka mantengin QM Financial, pasti enggak asing deh dengan istilah ini.
Kecerdasan finansial adalah keterampilan seseorang untuk bisa memahami pentingnya pengelolaan dan perencanaan keuangan, sehingga ia mampu memenuhi kebutuhan dengan baik dan mewujudkan impiannya.
Tolok ukur dari baiknya kecerdasan finansial ini bisa beragam, mulai dari kemampuan menabung yang tinggi, memiliki aset yang bertumbuh, hingga kemampuannya untuk mendapatkan penghasilan, terutama penghasilan pasif. Kalau mau dilihat dari hasil akhirnya, maka seseorang yang memiliki kecerdasan finansial yang baik, maka ia pun akan mandiri finansial, dan semakin dapat memenuhi kebutuhan hidup sekaligus gaya hidup tanpa kesulitan. Bahkan, ia bisa melakukannya tanpa harus menukarkan energi dan waktunya dengan bekerja secara fisik. Dengan kata lain, semakin tinggi kecerdasan finansialnya, semakin dekat pula ia ke level financial freedom.
Kecerdasan Finansial = Bakat?
Enggak, kecerdasan finansial bukan termasuk bakat. Kecerdasan finansial dapat dipelajari, dilatih, disempurnakan, dan diupdate secara terus menerus. Siapa pun bisa berkesempatan untuk meningkatkan kemampuan dan kecerdasan finansialnya.
Dan, jangan salah. Sebenarnya kecerdasan finansial ini bukan berfokus pada uang, kekayaan, aset, harta, dan sebagainya. Justru kecerdasarn finansial adalah mindset; pola pikir yang dimiliki oleh manusia. Pasalnya, bukan uang yang membuat kita jadi orang sukses, tetapi pada mindset yang benar. Bukan sekadar banyak uang, tetapi apakah kita berhasil mencapai tujuan akhir yang sesuai dengan harapan; atau, apakah kita berhasil mewujudkan mimpi-mimpi kita.
Cara Meningkatkan Kecerdasan Finansial
Sayangnya, finansial memang tak pernah masuk ke dalam kurikulum sekolah. Padahal kita tahu, bahwa literasi finansial merupakan salah satu dari 6 literasi dasar yang wajib dikuasai oleh kita yang ingin punya hidup yang semakin berkualitas ke depannya.
Memang ada sih sekolah keuangan. Tapi di sekolah tersebut, kita akan belajar akuntansi, dan targetnya agar bisa bekerja di perusahaan. Bukan pengelolaan keuangan pribadi untuk meningkatkan kecerdasan finansial. Karena itulah, QM Financial berkomitmen untuk mengelola ceruk yang belum tersentuh ini.
Berikut beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk bisa meningkatkan tingkat kecerdasan finansial kita, meskipun tidak pernah ada sekolah formal untuk itu.
Belajar dari pengalaman
Ya, pengalaman adalah guru yang sangat berharga. Siapa pun pasti setuju dengan ungkapan ini, bukan?
Memang banyak yang membuktikan, mereka bisa meningkatkan kecerdasan finansial masing-masing dengan memiliki pengalaman ini dan itu. Misalnya, mereka pernah merasakan kehilangan pekerjaan, sehingga kemudian mereka sadar pentingnya untuk punya tabungan yang bisa digunakan di masa darurat. Mereka merasakan terlilit utang, sehingga kemudian mereka berusaha untuk bijak dalam berutang. Ada yang coba-coba untuk berinvestasi, dan kemudian senang sekali ketika hasilnya bisa digunakan untuk berbagai keperluan. Ada yang belajar dari pengalaman pribadi, ada pula yang belajar dari pengalaman orang lain.
Pengalaman tidak selamanya manis, tetapi pasti banyak pelajaran yang bisa didapatkan. Jangan dianggap tak butuh biaya, karena justru dari pengalaman, learning cost-nya bisa sangat mahal. Ibaratnya, orang harus rugi ratusan juta dulu, sebelum menyadari bahwa cara yang dilakukannya salah. Untuk memperbaikinya, tak jarang mereka harus kembali ke titik nol, dan melakukannya dari awal lagi.
Belajar dari orang lain
Ada orang lain yang lebih ahli daripada kita, dalam bidang apa saja. Termasuk keuangan atau finansial. Mereka adalah orang-orang yang sudah memiliki pengalaman yang lebih banyak. Kita juga bisa meningkatkan kecerdasan finansial dari mereka.
Dengan belajar dari mereka yang sudah berpengalaman, membuat peluang untuk kita melakukan banyak kesalahan seperti halnya ketika learning by doing akan dapat ditekan. Kita enggak perlu trial and error terlalu banyak, karena ada yang memberi panduan ataupun petunjuk bagaimana melakukannya dengan benar.
Seperti kalau kamu ikut kelas-kelas finansial online yang diadakan oleh QM Financial, atau ikut #QMTraining. Bersama trainers QM Financial yang berpengalaman, kamu bisa tahu banyak ilmu mengelola keuangan yang benar. Selanjutnya, kamu tinggal praktikkan saja di kehidupan sehari-hari.
Meski memang bisa menekan kesalahan yang berpotensi terjadi, belajar keuangan dari orang lain juga harus dilakukan tidak dengan sembarangan. Pasalnya, yang namanya personal finance sudah pasti akan personal sifatnya. Apa yang bisa dilakukan dengan baik oleh orang lain, belum tentu cocok untuk kamu lakukan dan memberikan efek yang sama. Semua ini bisa terjadi karena kondisi dan kemampuan keuangan individu yang berbeda.
Karena itu, meski kita bisa belajar dari orang lain, kita juga perlu kecerdasan dari diri sendiri dulu; harus bisa memilah, mana yang cocok dan mana yang tidak. Mana yang baik efeknya untuk kita, dan mana yang tidak.
Belajar dari buku, video, ataupun sumber yang bisa didapatkan dari mana saja
Kita juga bisa meningkatkan kecerdasan finansial kita dengan belajar mandiri dari artikel, buku, video, dan berbagai sumber lain yang sekarang bisa didapatkan dengan mudah. Thank to technology!
Kamu bisa menambah ilmu keuangan dari membaca-baca artikel website ataupun konten-konten media sosial. Kamu juga bisa menonton berbagai video yang sekarang banyak ditemukan, pun mendengarkan audio dalam bentuk podcast secara gratis bak siaran radio. Topiknya beragam, kamu bisa pilih sesuai kebutuhan.
However, belajar meningkatkan kecerdasan finansial melalui buku, video, dan sumber-sumber sejenis ini akan butuh disiplin dan konsistensi yang besar. Tanpa komitmen, belajar mandiri akan hanya sekadar lewat saja ilmunya. Belum lagi kalau tulisan atau kontennya terlalu rumit. Jadi malas kan ya, buat membaca, mendengar, atau menontonnya?
Nah, semua memang kembali ke diri sendiri, pada akhirnya kan? Seberapa kita berniat untuk belajar keuangan lebih banyak, dan seberapa besar kita mampu berkomitmen untuk meningkatkan kecerdasan finansial kita sendiri.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Jalan Menuju Mandiri Finansial di Usia 20-an: Jangan Insecure!
Apa yang kamu pikirkan saat mendengar kata mandiri finansial? Faktanya, masih banyak yang menganggap bahwa mandiri finansial itu sama dengan bebas finansial, hanya bersinonim saja. Padahal, keduanya punya perbedaan yang cukup signifikan loh.
Seseorang bisa dikatakan mencapai mandiri finansial ketika ia sudah dapat memenuhi kebutuhan sendiri, tanpa bantuan orang lain. Ia bekerja, dan juga dapat membayar utangnya dengan baik dan lancar. Ia juga sudah mulai membangun aset aktif, yang kelak dapat mendatangkan penghasilan pasif.
Sedangkan jika ia sudah mencapai bebas finansial, itu artinya ia dapat memenuhi kebutuhan—dan juga gaya hidupnya—tanpa kesulitan dengan passive income, tanpa perlu bekerja secara aktif. Bisa jadi sih, ia masih bekerja tetapi uang bukan lagi menjadi motivasi utamanya.
Nah, sampai di sini, sudah jelas ya, perbedaan antara kemandirian finansial dan kebebasan finansial.
So, kalau ada yang bilang, bahwa seseorang sebaiknya sudah mencapai mandiri finansial di usia 20-an, jangan langsung merasa insecure ya. Karena, sewajarnya, usia 20-an kita semua sudah produktif bekerja dan mendapat penghasilan sendiri. Jika memang belum, maka bisa jadi kondisinya memang ada yang lain daripada yang lain.
Lalu, bagaimana caranya agar dapat mewujudkan mandiri finansial di usia 20-an, dan kemudian bisa menargetkan diri untuk segera bebas finansial? Lakukan beberapa hal sederhana berikut.
Cara Mandiri Finansial di Usia 20-an
1. Stabilkan penghasilan
Prinsip utama dalam pengelolaan keuangan adalah menjaga agar cash flow selalu positif. Artinya, penghasilan kamu seharusnya lebih besar daripada pengeluaran. Jika yang terjadi sebaliknya, maka itu artinya kamu mengalami besar pasak daripada tiang. Hal ini adalah red flag banget dalam pengelolaan keuangan pribadi.Karena itu, inilah yang seharusnya menjadi target pertamamu untuk menjadi jalan menuju mandiri finansial.
Kunci pertama untuk memastikan cash flow positif ada pada penghasilan, dan keseimbangannya dengan pengeluaran. Either kamu bisa meningkatkan penghasilan, atau menghemat pengeluaran. Keduanya bisa dilakukan secara simultan dan konsisten.
2. Tentukan pos investasi dan tabungan
Pos investasi dan tabungan adalah salah satu pos pengeluaran yang akan memegang kunci rahasia mandiri finansial hingga jangka panjang, bahkan sampai pensiun kelak. Idealnya, pos ini minimal sebesar 10% dari penghasilan rutin kamu setiap bulan. Lebih besar, pastinya akan lebih bagus. Namun, ini bisa tercapai jika cash flow kamu sudah positif.
Buat beberapa rekening khusus untuk membantumu. Misalnya rekening khusus belanja kebutuhan rutin, rekening khusus dana darurat, dan kemudian rekening-rekening tabungan serta investasi sesuai tujuan dan kebutuhan.
Mulailah investasi sejak awal, agar lebih mudah bagi kamu untuk menentukan strategi investasinya sehingga tujuan keuangan juga lekas tercapai.
3. Bangun jaring pengaman keuangan
Mandiri finansial artinya juga kamu bisa mengatasi segala kondisi darurat yang bisa terjadi. Misalnya ketika tiba-tiba tertimpa musibah, kehilangan pekerjaan, hingga ketika harus berbagi dan menolong orang lain.
So, dana darurat adalah tujuan keuangan pertama yang harus kamu capai lebih dulu. Jika saat ini kamu berusia 20-an tahun, maka bisa jadi kamu single. Untuk seorang lajang, tanpa tanggungan—bukan sandwich generation—dana darurat ideal adalah 4 kali pengeluaran bulanan. Kalau ada tanggungan, sudah pasti juga harus diperhitungkan. Yuk, baca penjelasan mengenai dana darurat ini supaya kamu lebih paham.
Dana darurat ini ibaratnya harga mati. Jangan sampai deh tiba-tiba kamu mengalami hal tak terduga, butuh biaya besar, lalu harus mencairkan investasi. Bisa jadi tujuan keuanganmu terancam terganggu.
Selain dana darurat, jaring pengaman keuangan lain yang perlu kamu siapkan untuk bisa mandiri finansial adalah asuransi. Terutama asuransi kesehatan dan asuransi jiwa untuk kamu yang menanggung biaya hidup keluarga. Asuransi kesehatan sudah pasti untuk melindungi dari risiko kesehatan. Nggak hanya kamu sendiri yang harus punya, setiap orang yang hidupnya kamu tanggung juga wajib punya. BPJS Kesehatan biasanya juga sudah cukup kok. Sedangkan asuransi jiwa akan dapat melindungi dari risiko keuangan jika si pencari nafkah utama keluarga mendadak tidak bisa lagi mencari penghasilan.
4. Kelola utang dengan sebaik-baiknya
Bijak berutang ya. Waspadalah akan segala bentuk penawaran “nikmati sekarang, bayar nanti”, karena kalau kamu tidak bijak, hal ini bisa menjebakmu. Utang tidak dilarang, tetapi tanpa pengelolaan yang bijak, utang bisa menghambatmu untuk segera mandiri finansial.
Jaga supaya rasio utang tidak lebih dari 30% dari penghasilan rutin. Segera lunasi utang-utang konsumtif, seperti utang kartu kredit, jika ada rezeki lebih. Hidup tanpa utang itu memerdekakan loh!
5. Beli rumah, bangun aset
Bisa jadi, kamu memang masih tinggal dengan orang tua karena satu dan banyak pertimbangan. Tetapi, sebaiknya jangan keenakan. Ada baiknya, kamu juga ikut menanggung penyelenggaraan rumah tangga keluarga, sekaligus belajar bertanggung jawab. Akan lebih baik lagi jika kamu juga sudah bercita-cita untuk beli rumah sendiri—meskipun nanti tidak ditempati, rumah bisa jadi aset untuk mendatangkan passive income.
Nah, kan, sebenarnya sederhana saja untuk bisa mandiri finansial ini. Namun, kalau kamu tidak bisa konsisten dan disiplin ya hasilnya tetap akan kurang maksimal. Faktanya, menjadi mandiri finansial ini adalah satu stage atau tahapan untuk menuju bebas finansial atau financial freedom. Ya, siapa yang enggak pengin sih bisa merasakan financial freedom? Saat kamu memenuhi kebutuhan dan gaya hidup tanpa perlu khawatir soal keuangan yang cukup.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Kaya vs Bebas Finansial: Pilih Mana?
Banyak orang pengin menjadi kaya. Dengan menjadi kaya, katanya, banyak hal yang bisa didapatkan dengan lebih mudah. Bahkan, katanya lagi, dengan menjadi kaya, kita juga bisa punya banyak kesempatan. Benarkah? Apakah karena itu orang lebih suka bercita-cita menjadi kaya, ketimbang merasakan bebas finansial?
Well, setiap orang memang bebas menentukan cita-citanya sendiri. Mau jadi kaya, mau banyak uang, mau hidup senang, … bebas! Karena toh setiap manusia itu punya jalur hidup masing-masing kan?
Tapi, kalau mau menyandingkan dan membandingkan antara kaya dan bebas finansial, kamu sendiri pilih yang mana?
Kaya
Apa sih definisi kaya?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kaya berarti mempunyai banyak harta (uang dan sebagainya).
Memang sangat relatif, karena “banyak harta” itu tak ada ukuran pastinya, dan bisa saja berbeda untuk satu orang dengan yang lainnya. Namun, yang pasti, orang dianggap kaya jika ia memiliki banyak barang mewah, uang yang banyak, dan hal-hal yang bisa dilihat secara kasatmata. Apa yang di balik hal-hal yang terlihat itu tidak ada yang tahu.
Bebas Finansial
Menurut Robert T Kiyosaki, bebas finansial artinya kita bebas menjadi diri kita sendiri dan benar-benar melakukan apa pun yang kita sukai, tanpa mengkhawatirkan kondisi keuangan kita lagi. Mau ngapain aja, pasti bisa karena memang dananya ada dan cukup.
Financial freedom is much more than having money. It’s the freedom to be who you really are and do what you really want in life. – Kim Kiyosaki
Hmmm, seperti gimana ya? Misalnya saja, bayangkanlah kondisi-kondisi ini:
- Nggak perlu bangun pagi, demi bisa menerobos kemacetan dan bekerja di kantor sampai stres, demi tagihan dan cicilan.
- Memutuskan membeli sesuatu, dengan cara pembayaran apa pun tanpa waswas atau khawatir, dan tidak akan merasa menyesal setelah membelinya.
- Sewaktu-waktu memutuskan berlibur tanpa basa-basi, langsung cus beli tiket dan pesan hotel.
- Sehari-hari hanya melakukan apa yang disukai, karena memang bahagia banget saat menjalankannya. Tanpa memikirkan dapat imbalan berapa.
Bagaimana rasanya? So content ya?
Memang begitulah sensasi yang diberikan oleh sebuah kebebasan finansial. Kamu pasti bisa merasakan, bahwa menjadi bebas finansial itu rasanya lebih ‘dalem’ ketimbang menjadi kaya.
Kaya vs Bebas Finansial
Robert T Kiyosaki sendiri pernah bilang, sayangnya, tak semua orang bisa merasakan bebas finansial, meskipun setiap orang bisa saja kaya.
Menjadi kaya memang bisa dicapai dengan bekerja keras. Namun, menjadi bebas finansial hanya dapat dicapai oleh mereka yang mau belajar dan memang bertujuan untuk mencapai bebas finansial sedari awal. Bahkan, ditambahkan juga oleh Robert T Kiyosaki, bahwa untuk menjadi bebas finansial, kita perlu belajar terus dan terus, dan membiarkan diri kita berkembang serta mau keluar dari zona nyaman.
Seorang yang mempunyai uang atau harta yang banyak belum tentu bebas finansial. Bisa jadi ia masih menunggak pajak, juga masih ada beberapa tanggungan cicilan rumah, kendaraan, dan sebagainya. Bisa jadi ia juga harus bekerja 12 jam sehari, sampai lupa kalau punya rumah saking berada di kantor terus-terusan.
Lebay nggak sih? Sepertinya sih enggak ya, karena memang ada kasus seperti itu.
Bukannya menggeneralisasi bahwa setiap pekerja keras pasti tidak bebas finansial. Bedanya adalah pada “rasa bebas untuk melakukan apa pun yang disukai, tanpa motivasi uang”. Begitulah yang seharusnya dirasakan.
Apa Kunci Bebas Finansial?
Kunci bebas finansial ada pada pendapatan pasif.
Yes, saat kita memiliki pendapatan pasif, itu artinya uang akan datang meskipun kita tidak bekerja secara aktif. Bahkan, konon, uang akan bekerja bagi kita, saat kita tidur. Karenanya, kita bisa melakukan apa pun yang kita sukai, sementara uanglah yang bekerja bagi kita.
Untuk mendapatkan pendapatan pasif ini, maka kamu perlu memiliki aset aktif. Sedangkan, untuk bisa membangun aset aktif, maka kamu perlu untuk bekerja secara aktif lebih dahulu dan baru meng-generate penghasilan aktif kamu menjadi pendapatan pasif.
Saat aset aktif sudah meng-generate pendapatan pasif, maka di situlah kamu mulai akan merasakan bebas finansial.
Gimana? Jadi, kamu mau memilih menjadi kaya atau menjadi bebas finansial?
Pada dasarnya, setiap orang bisa kok meraih kebebasan finansial. Kalau kamu memilih yang terakhir ini, kamu bisa mulai dengan belajar bersama QM Financial di Udemy, karena pas banget ada modul Journey to Financial Freedom yang cocok buat kamu yang pengin merasakann bebas finansial secepatnya.
Enaknya belajar di Udemy, kamu enggak terikat oleh waktu. Kamu bisa mempelajari semua materi kapan pun, karena aksesnya lifetime untuk sekali pembayaran saja.
Asyik kan?
Yuk, belajar bareng di Udemy. Tim QM Financial tunggu di sana ya!