Contoh Perencanaan Keuangan Keluarga yang Applicable di Tahun 2024
Gimana? Sudah siap menyambut tahun 2024? Mau memulai tahun 2024 dengan membuat rencana keuangan? Butuh contoh perencanaan keuangan keluarga yang applicable?
No worries, kamu sudah berada di artikel yang tepat. Ke bawah nanti akan ada contohnya, tetapi pastikan bahwa kamu mulai dari garis start yang benar dulu sebelumnya.
Table of Contents
Memahami Kondisi Keuangan Keluarga
Sebelum melihat contoh perencanaan keuangan keluarga yang applicable dan kemudian membuatnya, kamu mesti memahami kondisi keuangan keluarga dulu saat ini. Apa yang mesti dipahami?
1. Posisi Cash Flow
Jadi, mulailah dengan melakukan analisis yang teliti terhadap pendapatan dan pengeluaran keluarga. Pendekatan ini enggak hanya melibatkan pencatatan gaji bulanan, tetapi juga sumber pendapatan tambahan, seperti bonus atau pendapatan pasif. Di sisi lain, pencatatan pengeluaran harus mencakup segala sesuatu, mulai dari biaya bulanan rutin hingga pengeluaran tak terduga.
Nah, keduanya ini harus dengan pasti kamu ketahui. Dengan memiliki gambaran yang jelas tentang arus kas kita, kita dapat mengidentifikasi area di mana kita bisa menghemat dan di mana kita perlu menginvestasikan lebih banyak.
2. Posisi Aset dan Utang
Selanjutnya, kita perlu menilai aset dan utang keluarga. Aset bisa berupa tabungan, investasi, properti, atau barang berharga lainnya. Sementara itu, utang mungkin termasuk KPR, pinjaman kendaraan, atau kartu kredit.
Memahami perbandingan antara aset dan utang memberi kita gambaran yang lebih jelas tentang kekayaan bersih kita dan membantu kita dalam membuat keputusan keuangan yang bijak.
3. Cek Prioritas untuk Tahun 2024
Terakhir, penting untuk menentukan prioritas keuangan keluarga. Setiap keluarga memiliki kebutuhan dan tujuan yang unik, yang bisa berkisar dari pendidikan anak hingga persiapan pensiun.
Mengidentifikasi dan menetapkan prioritas ini memungkinkan kita untuk mengalokasikan sumber daya dengan lebih efektif, memastikan bahwa kebutuhan terpenting tidak hanya terpenuhi, tetapi juga secara aktif diperjuangkan.
Dengan memahami kondisi keuangan keluarga secara mendalam, kita menempatkan diri kita pada posisi yang lebih baik untuk membuat keputusan keuangan yang berinformasi dan strategis, membawa keluarga kita lebih dekat ke tujuan keuangan yang kita impikan.
Tahap Perencanaan Keuangan Keluarga Tahun 2024
Nah, untuk bisa memahami contoh perencanaan keuangan keluarga dengan mudah, kamu juga perlu memahami tahapan membuat rencananya dulu.
Penyusunan Anggaran
Membuat anggaran yang realistis adalah fondasi penting dalam contoh perencanaan keuangan keluarga. Langkah pertama adalah menentukan penghasilan dan pengeluaran bulanan. Dengan menggunakan aplikasi pengelolaan keuangan atau alat bantu sederhana seperti spreadsheet, kita dapat dengan mudah melacak dan mengelola aliran kas.
Contoh pembagian anggaran yang efektif meliputi alokasi untuk kebutuhan sehari-hari, tabungan, investasi, dan juga hiburan. Tentu saja kamu bisa membuatnya sesuai kebutuhan dan kondisi keluargamu, tidak harus persis dengan contoh perencanaan keuangan keluarga ini.
Intinya, anggaran bukan hanya alat untuk mengendalikan pengeluaran, tetapi juga untuk memastikan bahwa semua aspek kehidupan keluarga tercakup.
Strategi Menabung dan Investasi
Tentukan tujuan tabungan, baik jangka pendek maupun panjang, membantu dalam merancang strategi yang sesuai. Untuk tahun 2024, pilihan investasi bisa meliputi saham, reksa dana, atau properti, dengan masing-masing memiliki risiko dan peluangnya.
Penting untuk memahami karakteristik setiap investasi dan bagaimana instrumen tersebut bisa sejalan dengan tujuan keuangan keluarga.
Dana Darurat
Tujuan dana darurat adalah sebagai bantalan keuangan untuk biaya tak terduga tanpa mengganggu rencana keuangan lainnya. Idealnya, dana darurat harus mencakup biaya hidup minimal selama 3-6 bulan.
Menyisihkan sebagian kecil dari pendapatan bulanan secara rutin adalah cara terbaik untuk membangun dana ini.
Perencanaan Pendidikan dan Kesehatan
Biaya pendidikan dan kesehatan adalah dua aspek penting yang sering memerlukan perencanaan jangka panjang.
Mengantisipasi biaya pendidikan anak dari dini dapat meringankan beban keuangan di masa depan. Demikian pula, memiliki asuransi kesehatan keluarga adalah langkah penting untuk melindungi keluarga dari beban keuangan yang tidak terduga akibat masalah kesehatan.
Persiapan Pensiun
Merencanakan pensiun sejak dini adalah kunci untuk masa tua yang tenang dan aman secara finansial. Menyisihkan dana ke dalam program pensiun atau bentuk investasi jangka panjang lainnya dapat memastikan sumber pendapatan yang stabil di masa pensiun.
Perlindungan Aset dan Asuransi
Memilih jenis asuransi yang tepat adalah penting untuk melindungi aset dan keuangan keluarga. Asuransi kesehatan dan asuransi jiwa adalah asuransi wajib.
Jangan lupa, untuk mempelajari polis dan manfaat asuransi agar dapat memilih cakupan yang sesuai dengan kebutuhan keluarga.
Mengelola Utang dan Kredit
Strategi melunasi utang termasuk menetapkan prioritas pembayaran utang berdasarkan suku bunga dan jumlah utangnya. Membuat rencana pembayaran yang konsisten dan menghindari pengambilan utang baru yang tidak perlu membantu dalam menjaga keseimbangan keuangan keluarga.
Rencana keuangan yang baik adalah rencana yang fleksibel dan mampu beradaptasi dengan perubahan kondisi keuangan atau kehidupan keluarga. Dengan perencanaan yang matang dan eksekusi yang disiplin, keluarga dapat meraih tujuan keuangannya sambil menjaga keseimbangan kehidupan yang sehat dan bahagia.
Contoh Perencanaan Keuangan Keluarga 2024
Nah, sekarang kita lihat contoh perencanaan keuangan keluarga yang bisa diaplikasikan di tahun 2024.
Taruh saja, di tahun 2024, kita pengin fokus pada pembangunan dana darurat, mengumpulkan uang muka (DP) untuk rumah, dan memulai dana pensiun. Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut.
- Gaji: Rp10.000.000
- Pemasukan dari side hustling: Rp2.000.000 (rata-rata)
- Pengeluaran Bulanan: Rp7.000.000 (termasuk biaya hidup, tagihan, dan pengeluaran rutin lainnya)
- Sisa Pendapatan Bulanan: Rp5.000.000 (rata-rata)
Dari data penghasilan di atas, kita buat contoh perencanaan keuangan keluarga untuk mencapai tujuan dana darurat, DP rumah, dan dana pensiun sebagai berikut.
1. Membangun Dana Darurat
Tujuan: Menyisihkan 6 kali pengeluaran bulanan sebagai dana darurat.
Target: Rp42.000.000 (Rp7.000.000 x 6 bulan).
Strategi: Menyisihkan Rp1.000.000 setiap bulan ke rekening tabungan khusus.
Durasi: 42 bulan (hingga tercapai, dimulai dari Januari 2024)
2. Mengumpulkan Uang Muka (DP) Rumah
Tujuan: Mengumpulkan DP rumah sebesar Rp100.000.000.
Target: Menabung Rp2.000.000 per bulan.
Strategi: Investasi dalam reksa dana atau produk keuangan lain dengan tingkat pengembalian rata-rata 8% per tahun.
Durasi: Sekitar 4 tahun.
3. Memulai Dana Pensiun
Tujuan: Membangun dana pensiun yang cukup untuk masa tua.
Strategi: Berinvestasi dalam skema pensiun atau produk keuangan jangka panjang.
Alokasi Dana: Minimal Rp500.000 per bulan.
Investasi Tambahan: Menambah investasi setiap kali ada kenaikan pendapatan atau bonus.
Catatan dan Strategi Umum
- Penyesuaian Anggaran: Melakukan evaluasi dan penyesuaian anggaran secara berkala untuk memastikan rencana tetap sesuai dengan situasi keuangan.
- Dana Darurat: Memastikan dana darurat mudah diakses tetapi tidak tercampur dengan tabungan atau investasi lain.
- Pengurangan Pengeluaran: Mencari cara untuk mengurangi pengeluaran, seperti mengurangi biaya yang tidak perlu, untuk meningkatkan jumlah tabungan.
- Peningkatan Pendapatan: Mencari sumber pendapatan tambahan jika memungkinkan, seperti pekerjaan sampingan atau bisnis kecil.
- Review dan Evaluasi: Melakukan review tahunan untuk mengevaluasi kemajuan dan melakukan penyesuaian jika perlu.
Rencana ini harus fleksibel dan mampu beradaptasi dengan perubahan situasi keuangan atau tujuan keluarga.
Nah, gimana? Cukup applicable kan? Kamu masih bisa membaginya lagi menjadi beberapa target kecil, sehingga kamu enggak merasa berat saat mengeksekusinya. Misalnya saja, target DP rumah, bisa kamu bagi ke dalam proyeksi tahunan. Dengan begitu, akan lebih mudah juga untuk melakukan review nantinya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
10 Berita Finansial yang Terjadi di Sepanjang Tahun 2023 yang Patut Dicatat
Sepanjang tahun 2023, ada beberapa berita finansial yang mengundang refleksi dan pembelajaran. Dari kisah viral Zoe Gabriel yang membuka mata tentang investasi tas branded, hingga fenomena childfree yang kembali mencuri perhatian, setiap cerita memiliki pelajaran tersendiri.
Berita-berita ini membuat kita semakin sadar, bahwa keuangan itu enggak hanya ngomongin soal angka, tetapi juga tentang pilihan hidup dan hubungan kita dengan sesama kita.
Coba yuk, kita lihat 10 berita finansial berikut, sehingga nantinya bisa jadi bahan pembelajaran kita lagi. Apalagi kan, kita sudah akan masuk ke tahun 2024. Pastinya, mau dong kondisi kita lebih baik, ya kan?
Table of Contents
10 Berita Finansial yang Terjadi di 2023 dan Pelajaran yang Bisa Kita Petik
Ini adalah sebuah kaleidoskop. Kisah-kisah ini bukan hanya tentang uang, melainkan tentang bagaimana kita memandang dan mengelola keuangan dalam berbagai aspek kehidupan.
1. Investasi Tas Branded
Di awal tahun, media sosial ramai akan berita mengenai video unboxing tas yang dilakukan Zoe Gabriel. Zoe menyebut tas yang baru saja dibelikan oleh ayahnya tersebut “tas mewah” pertamanya. Namun, Zoe kemudian mengalami bullying online karena tas baru yang dia unboxing ternyata bukan dari merek mewah terkenal seperti LV atau Celine, melainkan sebuah merek yang tidak dianggap sebagai luxury brand oleh beberapa orang.
Dari viralnya Zoe Gabriel, kita jadi belajar, ternyata tas branded bisa juga menjadi investasi. Nah, tapi tentu saja, kita perlu paham cara kerja dan juga risikonya jika memang ingin memanfaatkan tas sebagai instrumen investasi.
2. Pilihan Childfree
Meski sebenarnya sudah mulai heboh di penghujung 2022, tetapi di awal tahun 2023, gaya hidup childfree kembali jadi perbincangan. Semua itu lantaran ada pendapat bahwa childfree bikin kita jadi awet muda.
Lucunya, banyak yang menganggap pernyataan ini salah. Bukan childfree yang bikin kita jadi awet muda, melainkan uang! Nah, gimana pendapatmu tentang hal ini? Apakah benar, uang bikin awet muda?
3. Enggak Mampu Bayar Biaya Persalinan
Ternyata masalah biaya pendidikan anak bukan menjadi persoalan pertama yang muncul antara suami dan istri setelah menikah. Masih di awal tahun 2023, ada berita mengenai seorang public figure yang mengaku tak mampu membayar biaya persalinan sang istri hingga harus dibantu oleh public figure lainnya.
Yah, mungkin yang bersangkutan punya tujuan keuangan lain yang juga sama besarnya, sehingga jadi tak mampu membayar biaya persalinan. Untung banyak orang baik, maka masalah pun dibantu.
Di sini kita belajar, bahwa ternyata biaya melahirkan itu juga merupakan salah satu tujuan keuangan sangat penting yang harus segera disiapkan setelah menikah.
4. Coldplay Konser di Jakarta
Coldplay adalah band idola banyak orang di dunia, termasuk di Indonesia. Ketika muncul pengumuman bahwa band dengan lead vocal Chris Martin ini bakalan mampir ke Indonesia, sontak semua orang pun geger. War ticket bikin orang enggak fokus kerja. Enggak sedikit pula yang malah tertipu orang tak bertanggung jawab.
Jadi, gimana, gaes? Utang buat beli tiketnya sudah lunas belum sekarang? #eh
5. Gagal Kerja Gara-Gara BI Checking
Diawali dari sebuah tweet di platform media sosial X yang menarik perhatian, tenatng ditolaknya 5 calon karyawan untuk bekerja di sebuah perusahaan. Penyebab penolakan tersebut adalah hasil BI Checking yang menunjukkan bahwa skor kredit mereka berada pada KOL5.
Ternyata, penyebabnya adalah keterlambatan pembayaran Paylater dalam jumlah ratusan ribu yang berlangsung selama beberapa bulan. Ouch!
Situasi ini menggarisbawahi betapa dampak kecil dari pinjaman ratusan ribu bisa menghilangkan peluang karier yang signifikan, hingga bisa berpengaruh sepanjang hidup seseorang.
6. Irfan Bachdim Jadi Bapak Rumah Tangga
Dalam sebuah podcast, Jennifer Bachdim mengungkapkan bahwa saat ini ia menjadi penyokong utama keluarganya. Hal ini terjadi karena suaminya, Irfan Bachdim, seorang pesepakbola, telah menyelesaikan kontraknya dengan Persis Solo dan masih mencari klub sepakbola baru yang sesuai dengan keinginannya. Akibat situasi ini, Irfan Bachdim mengambil peran sebagai bapak rumah tangga, fokus mengasuh keempat anak mereka di rumah.
Jadi, dari berita finansial ini, kita jadi tahu, bahwa bertukar peran dalam keluarga itu bisa terjadi pada siapa saja. Penafkah utama bisa saja terhambat, sehingga harus ada yang segera menggantikannya agar cash flow keluarga tetap lancar.
7. Demam Belanja Habis Nonton TikTok Live
Yah, tren konsumsi masyarakat Indonesia memang sudah berubah. TikTok dan Instagram mengambil alih pasar dan memengaruhi kebiasaan belanja orang-orang.
Saat menonton video atau sekadar scrolling, kita jadi sering terpapar oleh beragam produk dan jasa. Fenomena ini sering berujung pada pembelian impulsif. Besoknya menyesal, karena ada debit dari ewallet atau rekening yang enggak disadari.
Proses pengambilan keputusan belanja jadi lebih didasarkan pada faktor lucu atau enggaknya suatu produk, daripada kebutuhan nyata. Hal ini menimbulkan kecenderungan berbelanja yang kadang-kadang enggak terprediksi dan perlu diwaspadai.
8. Istri Kabur setelah Menikah
Seorang istri di Tiongkok melarikan diri dari rumahnya tidak lama setelah pernikahan. Penyebabnya? Dia terkejut mengetahui bahwa gaji suaminya hanya sebesar Rp3.9 juta.
Kejadian ini menyoroti betapa sensitifnya masalah keuangan dan ekonomi, mulai dari lingkup makro sebuah negara hingga dalam skala rumah tangga. Meskipun cerita ini berlangsung di Tiongkok, bukan tidak mungkin hal serupa terjadi di Indonesia, meski tidak terdengar secara luas. Mungkin ada istri yang tetap tinggal meskipun terkejut dengan gaji suami yang tidak seberapa, atau mungkin kasus serupa terjadi tetapi tidak terungkap ke publik.
Kisah ini memunculkan pertanyaan penting: apakah pasangan ini pernah mendiskusikan masalah keuangan sebelum menikah?
9. Stres Kerja Bikin Nangys
Berita finansial ini belum lama. Diawali sebuah postingan di media sosial yang memperlihatkan seorang gadis yang menangis sedih lantaran terpaksa harus resign dari pekerjaannya yang dinilai toxic. Kondisi semakin sulit, karena dia adalah seorang sandwich generation, dan saat ini juga masih berpenghasilan setara UMR.
Semoga si Mba baik-baik saja ya. Dan, kita pun belajar darinya mengenai pentingnya dana darurat.
10. Studi: Pernikahan Mewah Berpeluang Perceraian Tinggi
Sebuah studi baru-baru ini menemukan bahwa pernikahan yang dilakukan dengan cara mewah cenderung memiliki risiko perceraian yang lebih tinggi. The Economic Times melaporkan temuan ini pada tanggal 7 Agustus 2023. Menariknya, studi yang sama menunjukkan bahwa pasangan yang memilih pernikahan sederhana memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk menjaga hubungan mereka tetap langgeng, dengan tingkat perceraian yang lebih rendah.
Gimana menurutmu, apakah memang ada hubungannya antara pernikahan mewah dan perceraian?
Di akhir perjalanan, setuju kan, bahwa keuangan bukan hanya soal angka, melainkan juga tentang bagaimana kita membuat keputusan, menyesuaikan dengan situasi, dan belajar dari setiap peristiwa.
Melalui refleksi atas berita finansial di atas, diharapkan kita pun dapat mengambil langkah yang lebih bijaksana dalam mengelola keuangan pribadi maupun keluarga, sehingga membangun fondasi yang kuat untuk masa depan yang lebih sejahtera dan stabil.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Sebuah Surat Terbuka untuk Mba yang Nangis Pengin Resign Kerja karena Stres
Hai, Mba. Apa kabar? Semoga Mba dalam kondisi sehat, sudah enggak nangis lagi ya Mba? Gimana? Sudah dapat pekerjaan lagi setelah kemarin resign kerja?
Sungguh hati kami di sini ikut sedih, apalagi Mba sampai menangis di depan kamera karena begitu besar stres yang dirasakan. Kami ikut prihatin. Untuk itulah, kami selalu menyemangati teman-teman untuk selalu memperhatikan kesehatan mental selama bekerja, dan mendukung perusahaan untuk memiliki program employee wellness.
Anyway, kalau memang sudah berkeputusan resign kerja, maka segeralah menata pikiran. Karena setelah resign itu, banyak sekali yang harus dipikirkan.
Table of Contents
Hal-Hal yang Harus Segera Dilakukan untuk Segera Resign Kerja
1. Mengidentifikasi Dampak Keuangan dari Resign
Memutuskan untuk resign kerja karena stres bisa membawa konsekuensi finansial yang signifikan. Salah satunya adalah pengurangan pendapatan.
Tanpa gaji tetap, kemampuan kamu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan mengejar tujuan finansial jangka panjang bisa terhambat. Apalagi kalau kamu adalah gen sandwich, yang harus juga menanggung biaya hidup orang tua.
Situasi ini membutuhkan penyesuaian anggaran yang cermat. Kamu perlu memprioritaskan pengeluaran esensial dan mengurangi biaya tidak penting untuk menjaga keseimbangan keuangan.
Selain itu, resign kerja juga berarti kamu akan kehilangan manfaat yang terkait dengan pekerjaan, seperti asuransi kesehatan. Seriusan, ini bisa bikin cash flow jadi kacau kalau kamu enggak segera mencari solusi. So, sebisa mungkin lanjutkan iuran BPJS Kesehatannya secara mandiri.
2. Merencanakan Anggaran Selama Masa Transisi
Selama masa transisi karier, terutama setelah mengambil keputusan berat untuk resign kerja, merencanakan anggaran dengan bijak menjadi kunci utama.
So, segera sesuaikan anggaran kamu, terutama karena pendapatan yang berkurang. Langkah pertama adalah meninjau kembali pengeluaran bulanan, dan mengidentifikasi area di mana kamu dapat menghemat.
Misalnya, kurangi biaya makan di luar, unsubscribe langganan-langganan yang enggak penting, potong pengeluaran hiburan, dan sebagainya. Prioritaskan pengeluaran untuk kebutuhan dasar seperti makanan, tempat tinggal, dan kesehatan, juga untuk menanggung biaya orang tua.
Buat rencana belanja mingguan atau bulanan yang lebih terstruktur, cari alternatif biaya rendah untuk kebutuhan rutin, sampai hitung ulang kebutuhan utilitas atau internet.
Semoga dengan begini, kamu dapat mengurangi stres finansial, dan ada ruang bernapas yang lebih banyak untuk fokus pada langkah selanjutnya.
3. Membangun Dana Darurat
Membangun dana darurat merupakan langkah krusial, terutama saat kamu berada dalam fase transisi karier setelah resign kerja. Dana darurat ini berfungsi sebagai jaring pengaman finansial yang memberi kamu keamanan dan ketenangan pikiran.
Untuk memulainya, tentukan jumlah yang ideal untuk dana darurat. Umumnya disarankan untuk memiliki tabungan yang cukup untuk menutupi biaya hidup minimal 3 – 6 bulan.
Lalu, susun strategi tabungan yang konsisten. Tetapkan jumlah yang realistis, sesuai dengan kemampuan keuangan kamu saat ini. Metode yang efektif adalah menyisihkan di depan, bukan di belakang. Simpan dana darurat dalam akun yang aman tetapi mudah diakses, seperti rekening tabungan yang terpisah, untuk mencegah penggunaan uang tersebut untuk keperluan lain dan memastikan likuiditas saat dibutuhkan.
4. Mencari Sumber Pendapatan Alternatif
Selanjutnya, kamu perlu mencari sumber pendapatan alternatif untuk memastikan kestabilan finansial.
Dengan pendapatan utama yang terhenti, menjelajahi peluang untuk mendapatkan penghasilan sampingan atau pekerjaan paruh waktu bisa sangat membantu. Misalnya, coba ambil pekerjaan paruh waktu di area yang memerlukan sedikit komitmen waktu atau stres. Ada berbagai pekerjaan online yang sekarang bisa ditemukan. Sebagai data entry, virtual assistant, atau yang lainnya. Pilihlah yang memberikan waktu fleksibel, agar kamu bisa fokus pada perencanaan karier selanjutnya.
Kamu juga bisa mencoba bisnis online, dengan memanfaatkan berbagai platform yang ada sekarang. Kunci utamanya adalah menemukan keseimbangan antara mendapatkan penghasilan tambahan dan memiliki cukup waktu untuk merenungkan dan merencanakan langkah karier selanjutnya.
Pendapatan alternatif ini enggak hanya akan mendukung kebutuhan finansial saat ini, tetapi juga memberikan rasa keamanan dan kontrol atas arah yang sedang kamu jajaki.
5. Kesehatan Mental dan Dukungan Emosional
Selama periode transisi karier, terutama setelah keputusan berat seperti resign kerja karena stres, menjaga kesehatan mental dan mendapatkan dukungan emosional menjadi sangat penting.
Perubahan ini enggak hanya membawa tantangan finansial loh, tetapi juga dapat menimbulkan stres dan tekanan emosional yang signifikan. So, sangat penting untuk mau mengakui bahwa kita ada masalah dalam kesehatan mental, dan kemudian mencari cara untuk mengatasinya.
Salah satu cara untuk melakukan ini adalah dengan mengatur rutinitas sehari-hari yang mencakup aktivitas yang meningkatkan kesejahteraan mental, seperti olahraga, meditasi, atau hobi yang menenangkan.
Selain itu, kalau perlu, juga jangan ragu untuk mencari dukungan profesional. Temukan orang-orang yang bisa diajak ngobrol. Dengan mengekspresikan perasaan, kamu bisa mendapatkan perspektif serta strategi untuk mengelola tekanan yang dialami.
Mengelola stres dan tekanan enggak cuma tentang menangani masalah yang ada di depan mata, tetapi juga tentang membangun kekuatan mental untuk masa depan. Coba deh lakukan beberapa teknik relaksasi, seperti mindfulness atau yoga, yang dapat membantumu menjaga ketenangan pikiran dan kejernihan pikiran.
Ingatlah bahwa menjaga kesehatan mental enggak hanya penting untuk kesejahteraan pribadi kamu saat ini, tetapi juga merupakan investasi untuk menghadapi tantangan dan meraih kesuksesan di masa depan.
Dengan memprioritaskan kesehatan mental dan dukungan emosional selama masa transisi setelah resign kerja ini, ibaratnya kamu telah meletakkan fondasi yang kuat untuk, enggak cuma bertahan, tetapi juga berkembang dalam fase baru kehidupan kamu selanjutnya. Semangat ya, Mba!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Cara Bijak Mengatur Keuangan Pribadi di Usia 20-an: Langkah Demi Langkah
Usia 20 itu rerata merupakan first jobber. Usia yang kata orang merupakan garis start untuk memasuki hidup yang sebenarnya. Tsah. Mulai punya tanggung jawab, mulai punya penghasilan sendiri, termasuk usia yang pas untuk mulai belajar cara bijak mengatur keuangan pribadi.
Memang, kondisi orang akan berbeda. Ada yang memang sudah melek sejak awal mengenai pentingnya mengelola keuangan, tetapi enggak sedikit juga penganut paham YOLO—alias you only live once. Alias, kita cuma hidup sekali, masa enggak mau senang-senang sih?
Ya, hidup memang cuma sekali. Tapi kalau dihabiskan hanya untuk senang-senang tanpa mau bijak memiliki rencana keuangan, pada akhirnya ya sama saja. You only live once, ketika kamu salah dan tidak tahu cara bijak mengatur keuangan, kamu juga enggak bisa mengulanginya lagi untuk memperbaiki kesalahan itu.
Jadi, mau pilih yang mana?
Table of Contents
Pentingnya Mengatur Keuangan Pribadi di Usia 20-an
Yes, mulai belajar cara bijak mengatur keuangan pribadi sejak dini itu baik. Sejak dini itu kapan? Ya, sejak kamu mulai punya penghasilan. Hal ini adalah langkah krusial yang menentukan kualitas hidup di masa depan.
Di usia ini, kamu sudah memulai karier, yang umumnya disertai dengan penghasilan tetap pertama. So, pengelolaannya bukan cuma soal bagaimana menyimpan uang saja, tapi juga tentang memahami cara mengalokasikannya untuk kebutuhan, keinginan, dan tabungan.
Mengelola keuangan pada usia ini juga berarti belajar untuk menyeimbangkan antara menikmati masa muda dan merencanakan masa depan finansial yang stabil.
Di sisi lain, tantangan finansial di usia 20-an itu memang cukup banyak. Mulai dari gaji awal yang masih belum seberapa, adanya tekanan untuk mengikuti gaya hidup, sampai soal menjadi sandwich generation.
Di saat yang sama, ini adalah masa ketika peluang untuk bertumbuh sangat besar. Mulai dari peluang investasi yang bisa dimulai dengan modal kecil, hingga kesempatan untuk menaikkan skor kredit yang akan sangat berguna di masa mendatang.
Dengan mengetahui cara bijak mengatur keuangan, si usia 20 akan dapat membangun fondasi keuangan yang kuat untuk masa depannya sendiri. Karenanya, memahami dan menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan pribadi di usia 20-an bukan hanya penting, tapi juga menjadi kunci untuk masa depan yang lebih cerah dan terjamin.
Cara Bijak Mengatur Keuangan di Usia 20-an
1. Menetapkan Tujuan Keuangan
Tujuan lo apa? Kamu pengin apa di hidupmu nanti? Nah, inilah yang harus ditentukan pertama kali dalam cara bijak mengatur keuangan.
So, tentukan targetmu baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Karena kamu berusia 20 tahun, kamu bisa mulai dari beberapa tujuan jangka pendek dulu. Enggak perlu ngadi-ngadi, kamu bisa mulai dari membangun dana darurat, menabung untuk liburan, sampai membeli gadget terbaru
Seiring waktu, kamu juga perlu menyusun tujuan jangka menengah hingga panjang. Misalnya mempersiapkan dana menikah, dana rumah, sampai dana pensiun.
Ingat, setiap tujuan harus ada judul, nominal, dan waktu. Tujuan yang jelas dan terukur memberikanmu arah yang jelas dalam membuat keputusan finansial sehari-hari, memastikan bahwa setiap pengeluaran atau investasi yang dilakukan selaras dengan apa yang ingin dicapai di masa depan.
2. Membuat Anggaran
Setelah menentukan tujuan, kamu bisa mulai melakukan proses cara bijak mengatur keuangan dengan mencatat secara jelas semua sumber pendapatan. Di dalamnya termasuk gaji, pendapatan sampingan, atau sumber lainnya.
Setelah mengetahui total pendapatan, langkah selanjutnya adalah mendokumentasikan semua pengeluaran, mulai dari biaya tetap seperti sewa rumah atau cicilan kendaraan, hingga pengeluaran variabel seperti makanan, hiburan, dan belanja.
Dengan memahami aliran masuk dan keluar uang secara detail, kamu dapat mengidentifikasi area di mana penghematan bisa dilakukan. Catatan ini juga akan membantumu memprioritaskan pengeluaran. Artinya kamu bisa memastikan kebutuhan wajib terpenuhi dulu, sebelum kamu memenuhi keinginan. Dalam jangka panjang, catatan ini akan menjadi alat penting dalam mencapai keseimbangan finansial dan mencapai tujuan finansial kamu.
3. Mengelola Utang
Usia 20 artinya juga kamu mulai berkenalan dengan utang. Umumnya sih, mulai pada punya kartu kredit.
Dalam menggunakan kartu kredit, bijaksana dan terkendali adalah kuncinya. Cara bijak mengatur keuangan termasuk di dalamnya menggunakan kartu kredit untuk transaksi yang kamu yakin bisa dibayar penuh setiap bulannya, sehingga menghindari akumulasi bunga. Memanfaatkan manfaat tambahan seperti poin reward atau cashback juga bisa menjadi strategi cerdas asalkan tidak mengundang pembelian impulsif.
4. Menabung dan Investasi
Untuk keduanya, kamu akan memerlukan disiplin dan konsistensi. Cara bijak mengatur keuangan terbaik adalah dengan menetapkan tujuan tabungan yang spesifik dan realistis, lalu secara rutin menyisihkan sebagian pendapatan ke dalam tabungan tersebut.
Sebuah metode efektif adalah dengan menggunakan prinsip “sisihkan di depan”, yaitu mengalokasikan sejumlah uang untuk ditabung segera setelah menerima penghasilan, sebelum uang tersebut digunakan untuk keperluan lain.
Sementara menabung fokus pada penyimpanan dan perlindungan aset, investasi bertujuan untuk pertumbuhan aset tersebut. Pengenalan dasar tentang investasi meliputi pemahaman terhadap pilihan investasi seperti saham, obligasi, dan reksa dana. Mana yang bisa dimanfaatkan, nah, kamu perlu mengenali tujuan keuangan, jangka waktu investasi, serta toleransi risiko.
Ikut kelasnya saja, makanya! Biar dapat penjelasan langsung dari trainer tentang cara bijak mengatur keuangan, plus langsung berkenalan dengan berbagai produk keuangannya. Nggak pakai ribet.
5. Miliki Proteksi
Enggak harus semua jenis asuransi kamu miliki. Minimal kamu harus punya asuransi kesehatan dulu. Biasanya sih setiap perusahaan secara otomatis akan mengikutsertakan karyawannya di program asuransi milik pemerintah ini, karena memang sudah jadi aturannya. Mengapa asuransi ini penting? Karena risiko kesehatan bisa datang tiba-tiba dan biaya perawatan medis terus meningkat.
Selain itu, kamu juga bisa mempertimbangkan untuk punya asuransi jiwa, apalagi kalau misalnya kamu adalah tulang punggung keluarga besar alias menjadi sandwich generation. Asuransi ini penting untuk melindungi orang-orang yang kamu sayang,
Selain asuransi, proteksi juga mencakup dana darurat, yang berfungsi sebagai jaring pengaman finansial untuk menghadapi situasi tak terduga. Umumnya, dianjurkan untuk memiliki dana darurat setidaknya sejumlah 3 hingga 6 kali pengeluaran bulanan.
6. Optimalkan Penghasilan
Di usia 20-an, peluang karier dan pengembangan diri itu berlimpah. Jadi, jangan sia-siakan peluangmu, mumpung energi juga masih full.
So, jajaki apakah kamu bisa mendapatkan sumber pendapatan tambahan. Mungkin dengan melakukan pekerjaan sampingan atau hobi yang dapat menghasilkan uang, seperti freelance, menjual produk atau jasa secara online, atau bahkan mengikuti gig ekonomi.
Sumber pendapatan tambahan ini enggak hanya menambah pemasukan, tapi juga bisa menjadi jaring pengaman finansial jika terjadi masalah dengan pekerjaan utama.
Selain itu, berusaha mendapatkan promosi di tempat kerja adalah cara lain untuk meningkatkan penghasilan. Ini bisa dicapai dengan meningkatkan keterampilan dan kinerja, atau dengan mengambil peran dan tanggung jawab tambahan.
Nah, gimana nih kamu yang sekarang usia 20-an? Apakah beberapa cara bijak mengatur keuangan pribadi di atas sudah kamu lakukan?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Cara Menabung untuk Dapatkan 10 Juta Pertamamu
Cara menabung efektif merupakan langkah awal yang penting untuk mencapai tujuan keuangan, seperti mengumpulkan 10 juta pertama.
Dalam dunia yang serba cepat dan penuh godaan untuk berbelanja, memiliki strategi tabungan yang jelas dan terstruktur bisa menjadi kunci untuk mengumpulkan aset dan membangun fondasi keuangan yang kuat. Dengan cara menabung yang disiplin dan tetap realistis, serta memahami berbagai alat dan teknik yang tersedia, setiap orang dimungkinkan banget untuk secara bertahap membangun tabungan mereka menuju pencapaian target 10 juta pertama.
Kamu pasti juga bisa.
Table of Contents
Cara Menabung untuk 10 Juta Pertama
Cara menabung efektif untuk mencapai tujuan keuangan 10 juta pertama dalam waktu satu tahun memerlukan strategi yang disiplin dan realistis. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa kamu pertimbangkan.
Tetapkan Anggaran Bulanan
Menetapkan anggaran bulanan merupakan langkah penting dalam pengelolaan keuangan pribadi. Awali dengan mengidentifikasi total penghasilan bulananmu. Berdasarkan jumlah tersebut, buatlah anggaran yang komprehensif, yang mencakup semua pengeluaran esensial seperti biaya hidup sehari-hari, pembayaran utang jika ada, dan tentunya, alokasi untuk tabungan.
Pastikan anggaran ini realistis dan sesuai dengan kebutuhan serta gaya hidupmu, sehingga kamu dapat mengikutinya dengan konsisten.
Hitung Jumlah yang Harus Ditabung
Menghitung jumlah yang harus ditabung secara rutin adalah kunci untuk cara menabung yang efektif untuk mendapatkan 10 juta pertama. Jika tujuanmu adalah mengumpulkan 10 juta dalam waktu satu tahun, kamu perlu menyusun rencana tabungan yang terstruktur.
Untuk target ini, setiap bulan, setidaknya kamu harus menyisihkan sekitar Rp833.000-an, yang didapatkan dari pembagian total tujuan tabungan, yaitu Rp10 juta, dengan periode waktu 12 bulan.
Dengan cara ini, kamu dapat secara sistematis menyisihkan sejumlah dana yang pasti setiap bulannya, memudahkanmu dalam mengatur keuangan dan memastikan bahwa tujuan tabungan 10 juta dapat tercapai sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Pengurangan Pengeluaran
Mengurangi pengeluaran adalah cara menabung cerdas dalam mencapai tujuan tabunganmu. Untuk memulainya, lakukan tinjauan menyeluruh terhadap pengeluaran bulananmu dan cari area di mana kamu bisa memangkas biaya. Misalnya saja mengurangi frekuensi makan di luar, membatalkan subscribe yang enggak terlalu penting, atau menghindari pembelian impulsif yang enggak terencana.
Langkah-langkah ini enggak hanya membantumu menghemat uang, tetapi juga tentang pentingnya hidup hemat dan bijaksana dalam pengelolaan keuangan. Dengan mengurangi pengeluaran tidak esensial, kamu dapat meningkatkan jumlah yang ditabung setiap bulan, mempercepat pencapaian target tabunganmu.
Peningkatan Pendapatan
Meningkatkan pendapatanmu adalah cara menabung proaktif untuk mempercepat pencapaian tujuan keuanganmu.
Jika situasimu memungkinkan, pertimbangkan untuk mencari peluang tambahan seperti pekerjaan sampingan, melakukan pekerjaan lepas atau freelancing, atau bahkan menjual barang-barang yang tidak lagi terpakai.
Pekerjaan sampingan bisa berupa tugas yang sesuai dengan keahlian atau hobi yang kamu miliki, sedangkan freelancing menawarkan fleksibilitas untuk bekerja sesuai dengan jadwalmu. Sementara itu, menjual barang-barang yang tidak terpakai tidak hanya menambah pendapatan tetapi juga sekalian decluttering.
Langkah-langkah ini tidak hanya membantu meningkatkan cash flow saja, tetapi juga memberikan peluang untuk belajar dan mengembangkan keterampilan baru, yang bisa bermanfaat dalam jangka panjang.
Transfer Otomatis
Mengatur transfer otomatis dari rekening gaji ke rekening tabungan adalah cara menabung yang cerdas. Cara ini memastikan bahwa sebagian dari penghasilanmu langsung disisihkan untuk tabungan sebelum kamu memulai pengeluaran bulanan.
Hal ini dapat membantumu untuk lebih disiplin; memastikan kamu enggak lupa menabung. Dengan begini, kamu secara konsisten dapat menumbuhkan tabunganmu, mendekatkanmu pada pencapaian tujuan keuangan tanpa harus terlalu sering memikirkannya.
Darurat vs. Tabungan
Adalah penting untuk memastikan bahwa kamu memiliki dana darurat yang cukup, idealnya mencakup biaya hidup selama beberapa bulan. Hal ini bertujuan untuk menghadapi situasi tak terduga seperti kehilangan pekerjaan atau pengeluaran medis mendadak.
Dana ini harus disimpan dalam instrumen yang mudah diakses dan terpisah dari tabungan tujuan lainnya. Menghindari penggunaan uang dari tabungan jangka panjang untuk keadaan darurat memastikan bahwa tujuan keuangan jangka panjangmu tetap pada jalurnya tanpa terganggu.
Dengan memiliki dana darurat yang solid, kamu dapat menghadapi situasi darurat tanpa mengganggu rencana tabunganmu yang telah disusun dengan baik.
Pantau Kemajuan
Luangkan waktu setiap bulan atau setiap kuartal untuk mengevaluasi seberapa jauh tabunganmu sudah bertumbuh. Jika belum sesuai dengan target yang telah ditetapkan, inilah saatnya untuk merefleksikan dan menyesuaikan strategi. Mungkin kamu perlu mengurangi lebih banyak pengeluaran yang tidak perlu atau mencari cara lain untuk meningkatkan pendapatanmu.
Pemantauan dan penyesuaian yang teratur ini enggak hanya membantumu tetap fokus pada tujuan, tetapi juga memberikan kesempatan untuk belajar dan meningkatkan kebiasaan keuanganmu secara keseluruhan.
Kelola Utang
Mengelola utang dengan bijak merupakan faktor krusial dalam perencanaan keuanganmu. Utang yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi beban berat dan menghambat kemampuanmu untuk menabung secara efektif.
Adalah penting untuk mengutamakan pembayaran utang. Saat utang dapat diselesaikan sesuai jadwal—atau bahkan lebih cepat—maka hal ini akan membuka jalan yang lebih luas untuk menabung dengan lebih baik dan mencapai tujuan keuanganmu.
Disiplin dan Konsistensi
Disiplin dan konsistensi adalah koentji cara menabung yang efektif. Menjaga komitmen pada anggaran yang telah kamu tetapkan adalah krusial. Menghadapi godaan untuk menghabiskan uang tabungan pada hal-hal yang tidak direncanakan memerlukan keteguhan hati.
Jadi, ingatlah selalu alasan dan tujuan di balik usaha menabungmu. Jika kamu tetap pada rencana dan rutin mengevaluasi kemajuanmu, tidak hanya tabunganmu yang akan bertumbuh, tapi kamu juga akan mengembangkan kebiasaan keuangan yang sehat.
Tantangan Menabung 10 Juta Pertama
Nah, buat kamu yang pengin meraih 10 juta pertama kamu dalam satu tahun, berikut ada contoh tantangan menabung yang sudah dibuat per minggu, agar kamu tak merasa berat harus menabung minimal Rp800.000 per bulan.
Kamu masih bisa membaginya lagi menjadi harian jika mau. Kamu tak perlu urut dalam menabung, sesuaikan saja nominalnya dengan kemampuan kamu. Kalau sudah menabung sesuai jumlahnya, angkanya bisa dicoret. Mudah kan?
Itu dia cara menabung yang efektif dengan target Rp10 juta dalam satu tahun. Kamu bisa mengubah angkanya sesuai tujuan yang kamu miliki.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
8 Manfaat Perencanaan Keuangan untuk Mengurangi Stres Finansial
Manfaat perencanaan keuangan sering kali terabaikan di antara kehebohan kehidupan sehari-hari. Namun kenyataannya, punya rencana keuangan itu adalah koentji untuk mengurangi stres finansial yang dapat menimpa siapa saja.
Di tengah ketidakpastian ekonomi dan tantangan keuangan yang terus berkembang, memiliki rencana keuangan yang solid bukan hanya tentang mengelola anggaran atau investasi, melainkan tentang menciptakan rasa tenang dan aman dalam menghadapi masa depan.
Dengan pendekatan yang terstruktur dan berpikir jauh ke depan, perencanaan keuangan membuka pintu menuju ketenangan pikiran dan stabilitas jangka panjang, memungkinkan setiap dari kita untuk mengambil kendali penuh atas keuangan kita dan, pada akhirnya, kehidupan kita sendiri secara keseluruhan.
Apa Itu Stres Finansial?
Stres finansial adalah kondisi tekanan psikologis yang terjadi akibat masalah atau kekhawatiran terkait dengan keuangan. Penyebabnya bisa beragam, di antaranya sebagai berikut.
Kekurangan Dana atau Penghasilan
Ketika penghasilan enggak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar atau pembayaran cicilan, hal ini dapat menimbulkan stres finansial yang cukup parah.
Utang yang Besar
Memiliki utang, seperti utang kartu kredit, paylater, KTA, dan sejenisnya, bisa saja tampak terkendali di atas kertas. Tapi, enggak jarang juga menyebabkan stres finansial. Apalagi utang pinjol, yang maunya diselesaikan joki pinjol, tapi malah ketipu. Waduh.
Ketidakpastian Keuangan Masa Depan
Kekhawatiran tentang pensiun, kehilangan pekerjaan, atau ketidakmampuan untuk mengumpulkan tabungan dapat menimbulkan stres.
Pengelolaan Keuangan yang Buruk
Kurangnya pengetahuan atau keterampilan dalam mengelola keuangan pribadi juga dapat menyebabkan stres, terutama jika ini mengakibatkan keputusan keuangan yang buruk.
Krisis atau Darurat Keuangan yang Tidak Terduga
Situasi seperti biaya medis mendadak, kehilangan pekerjaan, atau perbaikan rumah yang tidak terduga juga dapat menyebabkan stres finansial yang signifikan.
Stres finansial ini tidak hanya memengaruhi kesehatan mental seseorang, tetapi juga dapat berdampak pada kesehatan fisik, hubungan interpersonal, dan kinerja di tempat kerja. Penting untuk mengatasi stres finansial dengan cara-cara seperti membuat anggaran yang realistis, mengurangi utang, membangun dana darurat, dan mencari saran keuangan profesional jika diperlukan.
Manfaat Perencanaan Keuangan dalam Mengurangi Stres Finansial
Perencanaan keuangan memiliki beberapa manfaat signifikan dalam mengurangi stres finansial. Berikut adalah beberapa manfaat utamanya.
1. Kontrol Keuangan yang Lebih Baik
Perencanaan keuangan membantumu untuk bisa memahami dengan lebih baik bagaimana kamu menghabiskan uangmu. Dengan begitu, kamu pun dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana tentang pengeluaran dan tabungan.
2. Peningkatan Kesiapan untuk Situasi Darurat
Dengan menyisihkan dana untuk keadaan darurat, kamu dapat mengurangi kekhawatiran tentang bagaimana menangani keadaan tak terduga seperti pengeluaran medis darurat atau kehilangan pekerjaan.
3. Mengurangi Beban Utang
Strategi perencanaan keuangan yang baik mencakup pembayaran utang. Mengurangi utangmu dapat mengurangi beban keuangan dan stres yang terkait juga.
4. Mencapai Tujuan Keuangan Jangka Panjang
Perencanaan keuangan membantumu untuk menetapkan dan mencapai tujuan jangka panjang, seperti membeli rumah, pendidikan anak, atau pensiun, yang dapat memberikan rasa keamanan dan pencapaian.
5. Peningkatan Tabungan dan Investasi
Dengan rencana keuangan yang efektif, kamu dapat meningkatkan tabungan dan investasi, yang enggak hanya mengamankan masa depan finansial, tetapi juga mengurangi kekhawatiran tentang keuangan.
6. Keamanan Finansial
Memiliki rencana keuangan yang solid memberikan rasa keamanan, karena kamu jadi tahu bahwa kamu telah mempersiapkan masa depan dengan baik, dan dapat menangani ketidakpastian keuangan.
7. Pengurangan Stres dalam Pengambilan Keputusan
Kalau ada rencana keuangan, kamu jadi punya panduan yang jelas tentang bagaimana mengambil keputusan keuangan, mengurangi stres, dan kebingungan dalam proses pengambilan keputusan.
8. Menjaga Kesehatan Mental dan Fisik
Mengurangi stres finansial juga dapat membantu menjaga kesehatan mental dan fisik kamu, karena stres yang berkepanjangan telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan.
Nah, dengan semua manfaat perencanaan keuangan tersebut, jadi tahu kan, bahwa perencanaan keuangan tidak hanya bermanfaat untuk kesejahteraan finansial saja, tetapi juga untuk kesehatan dan kesejahteraan kamu secara keseluruhan.
Lalu, apa saja yang dilakukan untuk bisa mendapatkan semua manfaat perencanaan keuangan di atas?
Langkah-Langkah untuk Mendapatkan Manfaat Perencanaan Keuangan
Menetapkan Tujuan Keuangan yang Jelas
Tentu saja semua selalu berawal dari, “Tujuan lo apa?”
Pisahkan tujuan keuangan menjadi tiga kategori utama: jangka pendek, menengah, dan panjang. Tujuan jangka pendek bisa saja berupa pengelolaan pengeluaran bulanan atau pembuatan dana darurat. Jangka menengah bisa fokus pada pembayaran utang atau menyisihkan untuk biaya pendidikan. Untuk tujuan jangka panjang, pensiun sering menjadi fokus utama.
Nah, setiap tujuan ini harus realistis dan terukur, sehingga memudahkan kita untuk mengevaluasi kemajuan dengan jelas dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.
Membuat Anggaran dan Mengikuti Anggaran
Mencatat secara detail semua sumber pendapatan dan pengeluaran akan membuatmu tahu gambaran cash flow. Hal ini akan dapat membantu mengidentifikasi di area mana penghematan bisa dilakukan.
Susun anggaran yang realistis, yang seimbang antara pendapatan dan pengeluaran, serta mempertimbangkan kebutuhan dan keinginan. Anggaran ini harus mencerminkan prioritas keuangan dan gaya hidup, sekaligus memberikan fleksibilitas untuk menyesuaikan diri dengan perubahan situasi.
Mengelola Utang
Identifikasi secara menyeluruh semua utang yang ada, dari kartu kredit, paylater, KTA, lalu pahami persyaratan pembayaran masing-masing, termasuk bunga dan jatuh tempo.
Setelah memiliki gambaran yang jelas, langkah selanjutnya adalah menyusun rencana pembayaran yang efektif. Di sini, strategi seperti metode bola salju atau metode avalanche bisa dipilih sesuai kemampuan dan kondisi. Keduanya menawarkan pendekatan terstruktur dalam mengurangi utang, memungkinkan kamu untuk merasakan kemajuan yang konstan dan memberikan dorongan moral yang signifikan sehingga bebas stres finansial.
Membangun Dana Darurat
Membangun dana darurat merupakan langkah penting agar kamu bisa mendapatkan manfaat perencanaan keuangan dalam jangka panjang.
Idealnya, dana ini sebaiknya mencakup biaya hidup untuk 3-6 bulan, memberikan cukup ruang bernapas dalam situasi tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan atau pengeluaran medis mendadak. Penting untuk menyimpan dana darurat ini di tempat yang mudah diakses, seperti rekening tabungan atau reksa dana pasar uang. Pastikan saja agar tetap terpisah dari rekening sehari-hari.
Meninjau dan Menyesuaikan Rencana Secara Berkala
Yah, namanya juga hidup. Kadang berubah secara tak terduga, bikin rencana jadi banyak berubah, prioritas pun bergeser.
Dengan meninjau dan menyesuaikan rencana keuangan secara berkala, bisa dipastikan bahwa setiap langkah tetap selaras dengan tujuan hidup yang berubah-ubah dan kondisi keuangan saat ini. So, sesuaikan anggaran, ubah strategi, atau menetapkan tujuan keuangan baru, itu hal yang sah-sah saja. Yang penting harus bisa beradaptasi terus dengan perubahan.
Karena, ingat, kesesuaian antara rencana keuangan dan kehidupan yang dijalani menjadi penanda bahwa keuangan bukan lagi sumber stres, melainkan alat yang mendukung pencapaian impian dan aspirasi.
Belajar Keuangan
Manfaatkan berbagai sumber daya supaya lebih banyak manfaat perencanaan keuangan bisa kamu dapatkan. Mulai dari mengikuti seminar keuangan, membaca buku yang ditulis oleh para ahli keuangan, hingga mengambil kelas keuangan online, misalnya seperti FCOS QM Financial.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Kesalahan Umum dalam Belajar Finansial dan Cara Menghindarinya
Belajar finansial merupakan tahap penting dalam meraih financial independence jangka panjang. Memiliki pengetahuan dan edukasi tentang keuangan sangat penting karena dapat mengendalikan pengeluaran dan mendukung pertumbuhan kekayaan.
Sayangnya, masih banyak orang yang melakukan kesalahan umum yang menghambat perkembangan finansial mereka. Padahal, sejatinya belajar finansial harus dilakukan oleh semua orang dari berbagai kalangan. Ketrampilan mengelola uang yang baik dan bijak harus dimiliki agar pendapatan yang diperoleh setiap bulan tidak habis begitu saja tanpa adanya perencanaan.
Oleh karena itu, mari mengulik lebih lanjut tentang beberapa kesalahan umum dalam belajar finansial yang sering terjadi dan cara menghindarinya.
Kesalahan Umum dalam Belajar Finansial
Kesalahan umum dalam belajar finansial penting untuk digali agar dapat diperbaiki untuk ke depannya. Adapun macam-macam kesalahan tersebut di antaranya sebagai berikut.
1. Tidak Menyusun Rencana Keuangan
Salah satu kesalahan paling umum dalam mempelajari finansial adalah tidak membuat rencana keuangan. Tanpa perencanaan yang jelas, sulit bagi seseorang untuk mengatur pengeluaran, tabungan, atau berinvestasi dengan efektif.
Cara menghindarinya yaitu dengan menyusun anggaran bulanan yang meliputi tabungan, pengeluaran rutin, dan investasi. Perencanaan tersebut harus realistis dan bisa disesuaikan dengan perubahan kondisi keuangan.
2. Tidak Mengasah Wawasan Finansial
Banyak orang yang mudah berpuas diri dengan wawasan finansial yang dimilikinya saat ini. Padahal, mengasah pengetahuan secara terus menerus sangat penting untuk memperoleh perspektif yang segar tentang keuangan.
Oleh karena itu, penting sekali menginvestasikan waktu untuk menggali fondasi keuangan pribadi, investasi, hingga manajemen risiko yang tepat. Kamu juga bisa mempelajari tentang rencana pensiun, pajak, dan berbagai aspek finansial lainnya.
Tentunya, tidak sulit untuk menemukan sumber pengetahuan finansial karena kamu bisa menemukannya di buku, kursus, postingan media sosial, podcast, atau video YouTube. Di QM Financial saja ada banyak!
3. Berpikir Jangka Pendek
Tidak sedikit orang memiliki kebiasaan berpikir pendek karena lebih mengutamakan kesenangan instan dibanding menyusun rencana untuk masa depan. Contohnya, seperti pengeluaran impulsif, tidak menabung, dan lain-lain.
Cara menghindari masalah umum ini yaitu dengan mengembangkan pemikiran jangka panjang dan fokus pada tujuan keuangan. Misalnya, seperti membeli rumah, menabung untuk pendidikan anak-anak, menyiapkan pensiun nyaman, dan lain-lain. Pertimbangkan pula konsekuensi jangka panjang dari keputusan finansial yang diambil saat ini.
4. Tidak Mengelola Utang dengan Bijak
Kesalahan umum lain yang sering dilakukan dalam belajar finansial adalah tidak mengelola utang dengan bijak. Alhasil, hal ini dapat menjadi beban keuangan yang sangat berat. Tidak sedikit orang yang mengajukan pinjaman tanpa mempertimbangkan keputusannya dengan matang.
Agar bisa menghindari kesalahan ini, diperlukan analisis yang cermat sebelum mengajukan utang. Kamu juga perlu memahami suku bunga, syarat-syarat pembayaran, dan rencana pelunasan utang yang efisien.
5. Tidak Menyimpan Dana Darurat
Tidak menyisihkan dana darurat termasuk kesalahan yang cukup serius dalam pengelolaan keuangan. Tanpa memiliki dana darurat, kamu akan kesulitan ketika menghadapi berbagai kendala finansial, seperti perawatan kesehatan yang mendesak, kehilangan pekerjaan, dan lain-lain.
Solusi yang bisa diterapkan adalah membuat dana darurat yang sekiranya mampu menutupi biaya hidup dalam beberapa bulan. Dana darurat perlu disimpan di rekening terpisah agar tetap terjaga jumlahnya.
6. Tidak Melakukan Diversifikasi Investasi
Kesalahan besar dalam mempelajari keuangan yang berikutnya adalah berinvestasi tanpa diversifikasi dengan baik. Menginvestasikan uang yang dimiliki pada satu instrumen saja akan meningkatkan risiko menurunnya nilai investasi.
Diversifikasi atau menyebarkan investasi ke beberapa instrumen cukup membantu dalam meminimalisir risiko portofolio. Oleh karena itu, penting sekali memahami profil risiko dan merencanakan portofolio investasi yang efektif.
7 Disimpan Sendiri
Well, masalah keuangan memang hal yang sensitif sih. Makanya enggak heran jika ada yang merasa tabu untuk membahasnya dengan orang lain. Namun, kalau merasa tabu untuk mengobrolkannya dengan pasangan sendiri, ini bisa jadi salah satu kesalahan yang akan berefek cukup fatal di kemudian hari.
Padahal, dengan terbuka dengan pasangan soal keuangan, maka kamu dan pasanganmu pun akan lebih mudah menentukan tujuan bersama dan mengatasi masalah-masalah yang mungkin timbul nantinya.
Cara menghindari masalah ini yaitu mulai membuka pikiran dan hati untuk menyadari, bahwa dalam keluarga, peran serta kedua belah pihak—baik suami maupun istri—ini sama pentingnya. Keduanya adalah partner untuk membawa keluarga mencapai tujuan bersama.
So, ayo, mulai ajak obrol pasangan soal keuangan, bahkan kalau perlu belajar finansial bareng; ikut kursus bareng, kelas bareng, seminar, dan sebagainya bareng. Biar wawasannya sama-sama terbuka. Dengan demikian, kamu dan pasanganmu bisa sama-sama membuat keputusan finansial dengan lebih cerdas.
Berbagai kesalahan umum belajar finansial yang disebutkan di atas sangat rentan dialami oleh setiap orang. Tidak mudah berpuas diri dengan kondisi keuangan yang dimiliki saat ini dan senantiasa melakukan evaluasi adalah kunci untuk belajar finansial dengan lebih bijak.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Pinjaman Online: Solusi Saat Butuh Dana Cepat?
Pinjaman online sering kali diajukan saat butuh dana cepat. Akses yang mudah, proses yang cepat, dan tidak membutuhkan jaminan membuat banyak orang tergiur untuk mendapatkannya.
Namun, hal ini perlu diiringi dengan pertimbangan yang matang sebelum memutuskan mengambil pinjaman online. Mengingat, risiko yang menanti juga besar bagi setiap nasabah.
Kamu perlu mempertimbangkan dengan hati-hati kemampuan untuk membayar utang demi menghindari masalah finansial yang serius di masa depan. Perlu diingat bahwa pinjaman online bukan satu-satunya solusi yang bisa diambil saat sedang terbelit masalah keuangan atau butuh dana cepat. Oleh karena itu, penting sekali memahami ragam alternatif yang bisa diambil saat kamu butuh dana cepat.
Alasan Pinjaman Online Bukan Solusi Saat Butuh Dana Cepat
Pinjaman online bukan solusi terbaik saat butuh dana cepat. Beberapa kekurangan pinjaman online di antaranya sebagai berikut.
1. Bunga Tinggi
Sudah menjadi rahasia umum bahwa pinjaman online memiliki tingkat bunga yang lebih tinggi dibanding tempat peminjaman uang lainnya. Bunga yang tinggi bisa didapatkan ketika kamu memiliki riwayat pelunasan yang kurang lancar. Hal ini membuat kamu harus mengembalikan uang dengan jumlah yang sangat tinggi dibanding jumlah pinjaman awal. Tadinya butuh dana cepat, malah jadi terjerat.
2. Siklus Utang yang Berulang
Tidak sedikit orang yang mengalami gali lubang tutup lubang saat sudah terjerat pinjaman online. Dikarenakan tingkat bunganya tinggi, nasabah menjadi kesulitan dalam melunasi pinjaman mereka. Alhasil, siklus utang yang berulang kerap kali menghantui para debitur.
3. Risiko Keamanan Data
Saat mengajukan pinjaman online, salah satu syarat yang harus dilakukan adalah memberikan informasi pribadi. Beberapa informasi yang perlu dimasukkan yakni nama, alamat, nomor HP, nomor KTP, dan lain-lain. Bahkan, tidak jarang pihak kreditur mampu mengakses kontak debitur dan mengirim pesan kepada mereka. Hal ini tentu menjadi momok tersendiri karena risiko tersebarnya data pribadi sangat tinggi.
4. Potensi Penipuan
Ada banyak perusahaan pembiayaan yang telah terdaftar secara resmi di OJK. Namun, tidak sedikit dari mereka yang beroperasi secara ilegal, sehingga rentan melakukan penipuan. Oleh karena itu, penting sekali untuk bersikap lebih cermat dan bijak dalam mengajukan pinjaman online.
Alternatif Lain yang Lebih Baik Dibanding Pinjaman Online
Sebelum memutuskan untuk mengambil pinjaman online karena butuh dana cepat, kamu perlu mempertimbangkan alternatif yang memungkinkan untuk didapatkan demi bisa mendapatkan dana cepat. Beberapa alternatif mendapatkan dana cepat selain pinjaman online di antaranya sebagai berikut. Dan bukan, bukan dengan joki pinjol.
1. Pilih Penyedia Pinjaman Tepercaya
Alih-alih mengambil pinjaman online, apalagi yang problematik, sebaiknya ambillah pinjaman offline, misalnya seperti koperasi simpan pinjam. Koperasi simpan pinjam memiliki sistem yang lebih terstruktur dan jelas karena telah diatur oleh otoritas keuangan resmi. Namun, pastikan koperasi yang dipilih sudah terbukti kredibilitasnya untuk menghindari adanya penipuan dan kecurangan lainnya.
2. Lindungi Dokumen Pribadi
Meskipun pihak kreditur meminta sejumlah data pribadi kamu, pastikan untuk tidak memberikan data yang benar-benar privasi. Misalnya, seperti KTP atau dokumen sensitif lainnya. Meskipun masih ada beberapa perusahaan pinjaman uang yang menahan dokumen penting sebagai syaratnya, tetapi sebaiknya hindarilah jasa yang demikian.
3. Pinjaman dari Keluarga atau Teman
Alternatif dana darurat lain yang bisa dicoba adalah meminjam uang dari keluarga atau teman. Meskipun malu, hal ini perlu dicoba untuk memperoleh dana cepat. Solusi ini lebih baik dibanding harus mengambil pinjaman online yang memiliki risiko besar.
Tapi ingat ya, disiplin dan berkomitmenlah dengan sungguh-sungguh untuk mengembalikan apa yang kamu pinjam. Ini penting banget, karena ada relasi yang dipertaruhkan lo, di sini.
4. Pencairan Dana Darurat
Apakah kamu punya dana darurat di tabungan? Mungkin ini saat yang tepat untuk mengambilnya karena benar-benar sedang terdesak.
Sesuai namanya, dana darurat adalah dana yang bisa digunakan ketika sedang dalam kondisi darurat. Alternatif ini bisa digunakan dibanding harus mengajukan pinjaman kepada orang atau lembaga tertentu.
5. Jual Barang Tidak Diperlukan
Solusi lain yang bisa dicoba untuk mendapatkan dana darurat adalah menjual barang yang tidak benar-benar diperlukan. Entah itu baju, kosmetik, sepatu, perabotan, atau benda preloved lainnya.
Kamu bisa menjualnya secara online atau menawarkannya secara langsung kepada teman-temanmu untuk memperoleh uang tambahan.
6. Penjualan Aset
Jika uang yang dibutuhkan lumayan besar, maka pertimbangkan untuk menjual aset berharga yang dimiliki. Misalnya, seperti perhiasan emas atau kendaraan. Tentunya, ada kelebihan dan kekurangan yang bisa didapatkan ketika mengambil keputusan ini.
Jika menjual aset, kamu tidak perlu bingung lagi dalam menentukan sumber pinjaman uang. Namun, konsekuensinya adalah kamu tidak lagi memiliki aset tersebut.
Pinjaman online memberikan kepraktisan bagi siapa saja yang butuh dana cepat. Meminjam uang kepada pinjol boleh-boleh saja, tetapi sebaiknya pikirkan alternatif lain yang masih memungkinkan. Hal ini bertujuan untuk menjaga privasi, data diri, dan gangguan lainnya yang disebabkan karena pinjaman online.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Persiapan Keuangan dan Mental saat Usia Pensiun Karyawan Swasta Tiba
Kondisi finansial perlu direncanakan saat usia pensiun karyawan swasta akan dicapai. Agar bisa mendapatkan masa pensiun yang aman, nyaman, dan menyenangkan, penting sekali untuk membangun fondasi finansial yang matang.
Seperti halnya tujuan hidup, kita semua memiliki tujuan finansial masing-masing. #TujuanLoApa, gitu kan ya? Hal ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing, mulai dari buat liburan, buat beli gadget baru, sampai yang jangka panjang seperti beli rumah, pendidikan anak, dan sebagainya. Salah satu tujuan yang paling utama adalah menabung untuk masa pensiun.
Jika dana pensiun pegawai pemerintah umumnya sudah terjamin sebagai pendapatan pascapensiun, lain halnya dengan karyawan swasta. Memang sih, perusahaan pada umumnya sudah mengikutsertakan karyawannya dalam BPJS Ketenagakerjaan, tetapi masih banyak juga yang belum memadai.
Lalu, bagaimana cara merencanakan keuangan yang bijak, persiapan mental untuk transisi ke masa pensiun, dan merencanakan masa pensiun yang sukses secara emosional, saat usia pensiun karyawan swasta sudah tercapai? Temukan jawabannya di artikel ini.
Persiapan Keuangan dan Mental saat Usia Pensiun Karyawan Swasta Dicapai
Berikut adalah langkah-langkah merencanakan keuangan dengan bijak saat usia pensiun karyawan swasta sudah di depan mata.
1. Menentukan Aset Aktif
Langkah pertama yang dilakukan oleh karyawan swasta dalam perencanaan pensiun adalah menghitung aset aktif kamu. Aset aktif itu sendiri merupakan instrumen investasi yang perlu dimiliki pada usia pensiun untuk menghasilkan pendapatan tetap.
Penghasilan dari aset aktif ini akan digunakan untuk menutupi biaya rumah tangga, pengobatan, perjalanan, gaya hidup, dan lain-lain. Biaya-biaya tersebut perlu disesuaikan dengan inflasi, pajak, dan harus mampu memenuhi harapan hidup kamu dan pasangan.
2. Pengeluaran Tak Terduga
Perencanaan pengeluaran tak terduga adalah hal yang tidak bisa diabaikan. Misalnya, seperti kondisi darurat medis yang mungkin akan lebih sering dialami saat memasuki usia pensiun.
Pengeluaran tak terduga lainnya yang patut dipersiapkan mencakup biaya untuk kondangan, melayat, hingga menjenguk orang melahirkan. Yah, katakanlah, biaya untuk bersosialisasi. Tampaknya memang sepele, tetapi pengeluaran kecil seperti ini juga akan menjadi besar ketika diakumulasikan. Jika tanpa adanya rencana, bisa jadi bocor halus deh.
Hal ini tentunya bergantung pada berbagai faktor situasional yang perlu disesuaikan dengan pendapatan tahunan dan usia saat berencana untuk pensiun.
3. Pahami Ritme Waktu Berinvestasi
Usia kamu saat ini dan usia pensiun yang ditargetkan adalah landasan yang perlu dipahami untuk menetapkan strategi pensiun yang efektif. Semakin lama waktu dari hari ini sampai masa pensiun, maka semakin tinggi tingkat risiko yang bisa ditahan oleh portofolio kamu.
Jika masih muda atau berusia lebih dari 30 tahun, tidak ada salahnya untuk berinvestasi pada aset yang lebih agresif, misalnya seperti saham. Tentu saja akan ada volatilitas, tetapi secara historis, saham cukup unggul dibandingkan sekuritas lain.
Persiapan Transisi ke Masa Pensiun untuk Mental yang Bahagia dan Finansial Sejahtera
Usia pensiun karyawan swasta adalah transisi kehidupan yang tidak hanya menuntut kesiapan finansial, tetapi juga kesiapan mental dan emosional. Oleh karena itu, penting sekali untuk berhati-hati dalam menentukan tingkat return yang diharapkan atas investasi yang selama ini dilakukan.
Beberapa aspek penting lainnya yang perlu dipersiapkan saat mengalami transisi ke masa pensiun di antaranya sebagai berikut.
1. Mengalkulasi Dampak Inflasi
Pastikan untuk mengalkulasi dampak inflasi terhadap pengeluaran selama masa pensiun. Hal ini penting, karena harga barang dan jasa akan naik seiring berjalannya waktu, sehingga berpotensi memengaruhi daya beli kamu di masa depan.
2. Mempertimbangkan Harapan Hidup
Mempertimbangkan harapan hidup selama masa pensiun juga penting, karena masa hidup yang lebih panjang membutuhkan dana investasi di masa pensiun yang lebih besar untuk menopang kebutuhan finansial. Hal ini berlaku untuk merancang anggaran pascapensiun yang lebih akurat, seperti perawatan kesehatan, menekuni hobi, dan aktivitas rekreasi.
3. Melakukan Perjalanan
Banyak orang memimpikan untuk melakukan perjalanan ketika pensiun karena dianggap menjadi petualangan seru dan mengasyikkan. Namun, yang perlu diingat adalah perjalanan panjang akan menguras tabungan pensiun dengan lebih cepat. Lagi pula ingat, kondisi tubuh saat pensiun bisa jadi berbeda loh! Kira-kira bakalan kuat enggak nih, kalau melakukan perjalanan yang terlalu jauh dan panjang?
Di satu sisi, opsi untuk pindah ke tempat yang memiliki biaya hidup lebih rendah juga menarik. Hal ini akan memungkinkan kamu untuk menghemat tabungan sembari menikmati standar hidup yang tinggi. Kamu bisa mempertimbangan opsi ini dengan matang.
4. Komunikasi dengan Partner Hidup
Komunikasi yang lancar adalah kunci kebahagiaan dalam berumah tangga. Ketika sudah pensiun, maka akan ada lebih banyak waktu untuk dihabiskan bersama partner hidup alias pasangan.
Oleh karena itu, libatkan ia dalam setiap diskusi untuk membahas rencana keuangan. Hal ini mencakup cara mencapai kondisi finansial yang mapan, cara menghabiskan waktu baru, tabungan pendidikan anak, dan lain sebagainya.
5. Menjelajahi Minat
Adakah mimpi-mimpi yang belum kamu wujudkan semasa hidup? Tidak ada salahnya mengidentifikasi sesuatu yang membuat kamu lebih bahagia dalam menjalani hari-hari. Hal ini memungkinkan kamu untuk mengetahui cara menginvestasikan waktu selama masa pensiun.
Perlu diingat bahwa usia pensiun karyawan swasta bukan sekadar waktu luang, tetapi transisi yang menuntut adanya kesiapan finansial, kesadaran menjaga kesehatan, dan pengembangan tujuan baru. Selain itu, kemampuan beradaptasi juga penting karena ada kalanya kehidupan dapat menyimpang dari rencana, sehingga membutuhkan penyesuaian dengan pikiran terbuka.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu. Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Cakupan Perencanaan Keuangan Pribadi saat Harus Kehilangan Pekerjaan
Cakupan perencanaan keuangan pribadi perlu dikelola saat menghadapi situasi terburuk, salah satunya kehilangan pekerjaan. Kejadian tersebut bersifat tak terduga dan bisa terjadi pada setiap orang. So, perlu diantisipasi sedini mungkin.
Memang sedih sih, kalau kejadian kehilangan pekerjaan ini menimpa kita. Namun, saat benar-benar mengalami kehilangan pekerjaan, bukan saatnya untuk berlarut-larut dalam keterpurukan. Justru, kamu harus bergegas melakukan evaluasi dan menyusun strategi yang sedemikian rupa untuk bertahan hidup.
Kan, enggak nyaman rasanya kalau terlalu lama merasakan banyak tekanan finansial? Itulah pentingnya menemukan solusi yang tepat untuk situasi yang tengah dihadapi tersebut.
Contohnya, seperti menyusun anggaran secara ketat, membatasi pengeluaran, atau bahkan menjual barang yang tidak benar-benar dibutuhkan. Oleh karena itu, artikel ini akan mengulas lebih lanjut tentang cakupan perencanaan keuangan pribadi saat kehilangan pekerjaan. Ini adalah topik yang sedih dan berat untuk dibahas sih, tetapi justru harus segera dilakukan agar situasi segera membaik.
Cakupan Perencanaan Keuangan Pribadi saat Kehilangan Pekerjaan
Cakupan perencanaan keuangan pribadi adalah proses mencapai tujuan hidup melalui pengelolaan finansial yang terencana dan terintegrasi. Perencanaan ini juga diartikan sebagai proses evaluasi untuk menyesuaikan dan memprioritaskan keuangan ketika terjadi perubahan kondisi ekonomi.
So, kalau kamu harus kehilangan pekerjaan, itu artinya ada sebuah perubahan kondisi yang sedang terjadi dalam hidupmu. Perubahan kondisi ini wajar saja jika kemudian diikuti dengan perubahan rencana keuangan. Ada beberapa cakupan perencanaan keuangan pribadi yang harus diperhatikan, saat kamu mengubah rencana ini. Berikut beberapa di antaranya.
1. Sumber Penghasilan Lain
Saat tiba-tiba kehilangan pekerjaan, tidak ada salahnya mempertimbangkan pekerjaan part time atau pekerjaan sampingan yang memang menjadi keahlianmu. Pekerjaan ini sangat luas, mulai dari freelance, ojek online, jualan online, dan lain sebagainya. Temukan peluang yang memang cocok dengan minat dan keahlianmu dan pastikan agar peluang tersebut tidak mengganggu kamu dalam proses mencari pekerjaan tetap.
Mungkin saja kamu akan bertemu suatu perusahaan yang bersedia menawarkan pekerjaan sementara atau pekerjaan pengganti. Hal ini memungkinkan untuk bertemu orang-orang baru, mempelajari keahlian baru, hingga menemukan peluang yang lebih besar lagi.
2. Kelola Pengeluaran
Saat kehilangan pekerjaan, sudah pasti cakupan perencanaan keuangan pribadi pertama yang perlu dicek adalah pengeluaran. Tekan pengeluaran seminim mungkin. Bila perlu, cek kembali pengeluaran bulananmu untuk menentukan hal-hal yang penting dan tidak penting untuk dibeli.
Jika biasanya hidupmu penuh dengan hedonisme, inilah saatnya untuk menerapkan gaya hidup frugal. Misalnya, seperti membatalkan langganan majalah, layanan streaming, atau keanggotaan gym karena tidak termasuk kebutuhan primer. Apalagi kalau kemarin-kemarin, ternyata kamu tetap saja jarang ngegym. Jadi mubazir kan?
Mulailah untuk membatasi makan di luar hingga pemakaian bahan bakar berlebihan untuk menekan laju pengeluaran. Setelah memahami kondisi keuangan dengan lebih baik, saatnya menetapkan anggaran yang realistis untuk membantu kamu survive di situasi pencarian kerja ini.
3. Dana Darurat
Dana darurat merupakan cadangan uang yang disisihkan secara khusus untuk keadaan darurat atau pengeluaran tak terduga. Nah, masalahnya, apakah kamu ketika masih punya pekerjaan kemarin sudah sempat mengumpulkan dana darurat? Kalau sudah, kamu bisa bernapas lebih lega, karena ini bisa menjadi dana cadangan selama kamu belum punya pekerjaan tetap lagi.
Namun, jangan lupa untuk mengembalikannya lagi ya, nanti kalau sudah memiliki penghasilan tetap. Agar bisa menyisihkan dana darurat yang tepat, cobalah hitung pengeluaran kamu setiap bulannya. Untuk jumlah dana darurat yang ideal, setidaknya minimal ada 3 kali pengeluaran setiap bulannya. Mengingat, kamu pasti butuh waktu untuk mencari pekerjaan baru usai kehilangan pekerjaan. Setidaknya, dana darurat harus mampu mengakomodir pengeluaran selama tiga sampai enam bulan ke depan.
4. Utang dan Kewajiban
Cakupan perencanaan keuangan pribadi yang berikutnya adalah utang dan kewajiban. Susunlah seluruh daftar tagihan yang mencakup uang sewa, utilitas, kredit kendaraan, utang, dan kewajiban lainnya.
Alternatif yang paling ideal saat menghadapi kehilangan pekerjaan adalah dengan tetap melakukan pembayaran full setiap bulan. Sayangnya, beberapa dari kamu yang tidak memiliki cukup tabungan mungkin akan sulit melakukan perencanaan ini. Namun, masih ada opsi untuk membayar minimum. Dengan rutin melakukan pembayaran minimum, setidaknya upaya ini dapat menjaga reputasimu di mata pemberi pinjaman atau lembaga penyedianya.
Namun, jika memang tidak bisa melakukan pembayaran minimum, cobalah untuk bernegosiasi. Misalnya, mengupayakan agar tanggal jatuh tempo mundur, meminimalkan pembayaran bulanan, menghapus atau menurunkan bunga, menunda pembayaran, dan lain-lain.
5. Asuransi
Badai PHK massal memang bisa terjadi kapan saja dan dapat menimpa perusahaan apa saja. Sebelum musibah ini menimpamu, ada baiknya jika menggunakan produk asuransi yang memberikan manfaat yang pas dengan kebutuhan.
Seperti asuransi kesehatan. Umumnya perusahaan akan mengikutsertakan karyawan dalam program BPJS Kesehatan. Nah, ketika kehilangan pekerjaan, jangan sampai lupa untuk tetap membayar iuran, agar manfaatnya tetap bisa kamu dapatkan. Ingat, biaya obat saat sakit itu lumayan menguras dompet. Kalau tanpa asuransi, bisa-bisa hal ini menambah beban keuangan kamu yang belum berpemasukan lagi.
Dengan memperhatikan cakupan perencanaan keuangan pribadi ini, maka kamu tetap bisa menjalani hidup dengan layak dan tidak perlu mengambil pinjaman untuk memenuhi kebutuhan hidup.
6. Rencana Keuangan Baru
Cakupan perencanaan keuangan pribadi yang perlu dilakukan selanjutnya adalah mengatur rencana keuangan baru. Kamu juga perlu memastikan, apakah rencana-rencana lama masih relevan dengan kondisi saat ini dan di masa depan?
Jangan ragu untuk mencari sumber penghasilan tambahan secara produktif. Jika mempunyai keahlian khusus, lakukan pekerjaan freelance, konsultasi paruh waktu, atau memonetisasi keahlianmu dengan sumber daya online. Apalagi, saat ini, ada banyak pekerjaan digital yang bisa dikerjakan secara fleksibel di mana saja dan kapan saja.
Berapa pun sumber penghasilan tambahan tersebut, hal ini tetap akan membantu untuk menutup sejumlah pengeluaran.
Jadi, dapat diketahui bahwa cakupan perencanaan keuangan pribadi sangat penting ketika menghadapi situasi kehilangan pekerjaan. Dengan memilih perencanaan yang tepat, maka kondisi finansial bisa tetap bertahan hingga benar-benar menemukan pekerjaan baru yang menjanjikan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!