Jadi Pebisnis Berawal Dari Nge-blog!
Kamu pernah merasa kagum dengan blogger yang di media sosialnya penuh dengan foto saat liburan? Dulu, menjadikan blog sebagai pekerjaan mungkin sama sekali belum terpikirkan tapi sekarang, blogger pun bisa menjadi pebisnis! Sama seperti halnya dengan Aliya Muafa, seorang travel blogger yang memulai bisnisnya sendiri sejak November 2011.
Business Traction
Selanjutnya, setelah bisnismu memiliki produk atau jasa yang bagus dan sumber daya manusia terbaik, bisnismu perlu daya tarik untuk bertumbuh, inilah yang dinamakan traction.
Walau produk atau jasa bagus dan didukung karyawan yang mumpuni, kalau tidak ada yang membeli, buat apa membuat usaha? Pastinya kamu juga mau agar produk atau jasa yang dijual dapat dibeli oleh yang membutuhkannya.
Coba cek siapa pembelimu, bisa menyebutkan 3 nama dan mendeskripsikannya?
Traction tidak melulu bicara besaran penjualan yang dapat dilakukan tetapi di zaman serba digital sekarang ini, traction juga bisa dilihat dari banyaknya jumlah pengguna. Maka penting bagi bisnismu untuk membuat traction dari konten yang akan disampaikan.
Revenue Model In Business
Setelah kamu belajar tentang 4 POIN penting di dalam bisnis, seberapa jauh kamu tahu pasti kondisi kesehatan keuangan usahamu? Untuk mengetahui sehat atau tidaknya kondisi keuangan bisnis, kamu perlu melihat laporan keuangan. Pertanyaannya, “Apakah bisnismu sudah memiliki laporan keuangan?” karena menurut Ligwina Hananto, lead trainer QM Financial, “Tanpa laporan keuangan, sebetulnya kita bukan sedang berbisnis, kita sedang berdagang!”
Untuk bisa membuat laporan keuangan yang baik, kamu sebagai pemilik bisnis harus memisahkan antara keuangan pribadi dengan keuangan usaha. QM Financial banyak menemui pemilik usaha yang tidak memiliki laporan keuangan bisnis. Bahkan seringkali keuangan pribadi tercampur aduk dengan keuangan bisnis. Apabila pemilik usaha tidak melakukan pemisahan pengelolaan keuangan pribadi vs bisnis, hal ini akan menimbulkan krisis dalam bisnis. Padahal, bisnis merupakan salah satu elemen perencanaan keuangan yang sifatnya generatif yaitu aset aktif yang menghasilkan passive income! Maka segera pisahkan keuangan pribadi dari keuangan bisnis!
Asyiknya Hobi Jadi Bisnis
Kita tentu tahu bahwa hobi atau kesukaan adalah salah satu cara untuk menghilangkan stres dan jenuh dalam pekerjaan. Dengan menyalurkan hobi, mungkin bisa sedikit mengurangi kejenuhan kamu yang kemudian bisa kembali semangat dalam menjalankan aktifitas pekerjaan.
Pernahkah kamu melihat peluang bisnis dari hobi yang kamu lakukan? Sebenarnya, banyak sekali peluang hobi menjadi bisnis yang bisa dikerjakan kalau kamu ingin menyalurkan hobi sekaligus mendapatkan penghasilan tambahan.
#FinClic Bebas Utang
Siapa dari kalian yang punya utang? Pastinya semua tidak bisa lepas dari utang terutama Kredit Pemilikan Rumah (KPR) karena nilai properti yang semakin mahal dari tahun ke tahun.
Kapan sih kamu mau utang yang dimiliki lunas? Coba deh kamu baca salah satu artikel mengenai resolusi keuangan 2019, siapa tahu kamu jadi mau menantang diri sendiri untuk #2019BebasUtang. Tidak ada cara magis untuk menyelesaikan utang karena hanya ada satu cara untuk bebas dari utang yaitu dengan membayar utang lunas! Utang itu adalah pinjaman dan harus dikembalikan kepada si pemberi pinjaman.
Laporan Keuangan Bisnis, Pentingkah?
Bisnis yang mulai berkembang tentunya membutuhkan modal usaha yang tidak sedikit untuk perluasannya. Misalnya, saat akan membuka cabang baru atau akan mengembangkan usaha dengan menambah produk baru.
Biasanya, untuk pengembangan usaha, pemilik bisnis mulai mempertimbangkan mencari dana dengan meminjam, baik melalui bank, koperasi atau lembaga keuangan lainnya yang menawarkan jasa pinjaman untuk pemilik bisnis. Namun sebelum meminjam modal perlu dipertimbangkan dengan secara seksama mengenai keuntungan dan kerugiannya, apakah sudah tepat bisnis yang digeluti membutuhkan pinjaman.
Lembaga keuangan yang meminjamkan juga tidak serta merta akan meminjamkan modal usaha dengan mudahnya. Ada beberapa persyaratan yang dibutuhkan untuk dianalisa sebelum menyalurkan dana kepada pemilik bisnis, dimulai dari kejelasan identitas pribadi, identitas perusahaan apakah sudah terdaftar di pemerintah, profit dari suatu bisnis dan laporan keuangan yang dimiliki pebisnis.
Ligwina Hananto, CEO dan Lead Trainer QM Financial diundang oleh Bekraf pada 28 November 2018 dalam acara Indonesia Syariah Fair (INSYAF) di Balai Kartini. Dalam kesempatan ini beliau mengisi talkshow yang membahas mengenai ‘Cerdas dalam Mengelola Keuangan Usaha’. Di dalam pemaparannya, beliau menambahkan Laporan Keuangan Bisnis diperlukan bukan hanya untuk keperluan meminjam untuk modal usaha saja namun sebagai pencatatan untuk memisahkan antara pengeluaran pribadi VS pengeluaran bisnis.
Laporan keuangan bisa dibuat dengan sederhana, seperti berupa laporan masuk keluarnya uang. Atau sudah dikelola secara profesional, seperti mempunyai karyawan khusus untuk membuat laporan keuangan.
Ligwina Hananto menegaskan sesungguhnya tanpa laporan keuangan, pemilik usaha bukan berbisnis tapi berdagang. Mungkin kelihatannya antara berbisnis dengan berdagang seperti sama tapi ternyata berbeda!
baca juga: Berbisnis atau Berdagang?
Pada kenyataannya banyak pemilik usaha kecil tidak memiliki laporan keuangan bahkan seringkali keuangan bisnis tercampur aduk dengan keuangan pribadi. Sebaiknya, keuangan pribadi dipisahkan dari keuangan usaha agar tidak terjadi krisis dalam bisnis.
Perbedaan antara Perencanaan Keuangan Pribadi dengan Perencanaan Keuangan Bisnis:
- Dalam perencanaan keuangan pribadi rasio pengeluaran setiap bulannya dipisahkan antara: Cicilan Utang, Pengeluaran Rutin, Sosial serta Menabung/Investasi.
- Dalam Perencanaan Keuangan Bisnis : Perlu ada perhitungan antara Omzet dan perhitungan Laba Rugi. Dalam hal ini para pemilik bisnis perlu memperhatikan tentang Variable Cost VS Fixed Cost.Article : http://qmfinancial.com/2017/11/bisnis-sukses-karena-omzet-profit-atau-gaji-pemilik/).
Pemilik usaha perlu memiliki kemampuan di bawah ini ketika membuat perencanaan keuangan bisnis, yaitu:
- Disiplin. Lakukanlah pencatatan semua transaksi keuangan dengan benar dan tepat agar terukur.
- Komitmen. Memisahkan keuangan usaha dari keuangan pribadi dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai pertumbuhan bisnis yang sedang dijalani.
- Tepat Waktu. Laporan keuangan bisnis harus dibuat tepat waktu agar memberikan informasi akurat bagi pengembangan bisnis.
Apakah Anda pemilik usaha yang ingin belajar mengenai perencanaan keuangan bisnis? Mari bergabung di Financial Clinic Online Series (FCOS) untuk bisnis setiap Rabu malam dengan menggunakan aplikasi Zoom yang dapat diunduh di playstore.
Pendaftaran FCOS melalui event.qmfinancial.com
-Mia Damayanti-
#FinClicBisnis Kolaborasi dengan Smartplus Accelerator
#FinClic yang hadir setiap Senin secara live di Instagram @QM_Financial hadir berkolaborasi dengan Smartplus Accelerator Bisnis yang diwakili oleh Ferdy D Savio (CEO Smartplus), sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa pendampingan bagi pemilik usaha.
Biasa sekali kita temui kalau banyak pemilik usaha yang menjalankan bisnisnya secara otodidak dan berpegang pada insting. Padahal pemilik bisnis bisa lho membuat rencana tahunan yang benar buat usahanya dengan memperhatikan fokus, target, dan hasil.
Ada 3 hal yang perlu kita ketahui untuk buat bisnis :
APA. Biasanya kalau orang memulai bisnis, pasti akan memikirkan produk apa yang mau dijual. Padahal menurut Bapak Budi Isman, pemilik usaha jangan hanya memikirkan penjualan produk tapi harus memeikirkan apakah ada problem apa yang sedang kita carikan solusinya. Contohnya, lebih mudah menjual air mineral ke orang yang sedang kehausan atau yang biasa-biasa saja? Tentu jawabannya yang haus. Jadi air mineral ini menyelesaikan masalah orang yang kehausan. Tidak hanya cukup “produk ini bagus lho”, bisa jadi yang ditawarkan tidak haus atau mungkin orang tersebut lapar sehingga solusi yang dibutuhkan orang itu adalah makan. Penting sekali bagi pemilik bisnis untuk tahu masalah apa yang sedang dihadapi sehingga produk usaha hadir sebagai solusi. Kesalahan terbesar pemilik usaha tentang APA adalah membuat produk usaha tapi tidak ada yang membutuhkannya dan tidak menjadi solusi untuk masalah yang ada.
SIAPA. Sepenting apa sebuah bisnis mengetahui target pasarnya? Pengetahuan akan target pasar harus dibuat secara spesifik seperti siapa mereka beserta dengan kebiasaannya. Contohnya, akan berbeda cara kita berkomunikasi dengan anak muda, orang dewasa dan orangtua. Kembali ke contoh air mineral tadi, kalau kita makan di restoran mewah maka air mineral yang ditawarkan berbeda dengan air mineral di restoran cepat saji karena target pelanggannya berbeda. Bila target pasar usaha kamu tepat dan didukung dengan produk yang tepat maka akan membuat penjualan menjadi mudah.
BAGAIMANA. Bagaimana cara memperkenalkan produk atau jasa dari usaha? Langkah apa yang akan kamu ambil agar orang-orang bisa mengetahui keberadaan produk atau jasamu yang menjadi solusi bagi permasalahan mereka?
Beberapa pertanyaan yang timbul:
Q1: Bagaimana mengatasi rasa takut gagal dalam memulai sebuah bisnis?
A1: Apa yang bikin takut? Kenapa takut gagal? Kenapa berpikir bisa gagal? Mengapa enggak berpikir sebaliknya? Bisnis gagal? Semua juga takut tapi yuk dilawan!
Q2: Apakah ada aturan tertentu terkait dengan anggaran pemasaran terhadap omset?
A2: Sebenarnya tidak ada aturan anggaran pemasaran yang baku karena setiap industri punya karakteristik berbeda-beda.Salah satu yang bisa menjadi acuan adalah Return On Marketing Investment (ROMI), yaitu setiap uang yang dikeluarkan bisa diukur imbal baliknya untuk perusahaan. DAri dana yang sudah keluar, bisa menghasilkan sales atau traffic berapa? Belum tentu langsung terkonversikan menjadi penjualan. Ada juga yang berpendapat bahwaanggaran pemasaran yang sehat tidak melebihi 10% dari omset.
Q3: Bagaimana menghadapi saingan baru yang merusak harga pasaran?
A3: Kalau banyak pesaing masuk berarti industri bisnis kamu bagus. Banyak yang di luar sana menjadi usaha dengan bermodalkan Amati Tiru Modifikasi (ATM), tapi kita harus jadi market leader dengan berinovasi agar punya daya saing. Enggak perlu kuatir dengan kompetitir karena apabila mereka bermodalkan ATM, margin mereka lebih kecil. Sehingga bisa jadi keuangan mereka tidak sekuat keuangan kita.
Q4: Apakah boleh meminjam di bank apabila ingin memulai bisnis tetapi modal tidak cukup?
A4: Kalau mulai bisnis belum apa-apa sudah ngutang, nanti bayarnya pakai apa? Berhati-hati ya karena utang pinjaman itu datang dengan tanggung jawab untuk membayar. Pinjaman biasanya untuk modal kerja dengan proyek yang sudah ada. Kalau memulai, yang dibutuhkan adalah investor yang artinya kita mencari partner dari segi modal. Jadi ada 2 sumber pendanaan untuk memulai bisnis yaitu mencari investor yang tertarik dengan bisnis atau pinjaman bank. Kalau investor, kalian akan menanggung kepemilikan secara bersama-sama. Sedangkan bila meminjam uang di bank, akan dikenai beban bunga yang tinggi.
Q5: Apakah menjadi dropshipper yang hasilnya bisa digunakan untuk menabung saham itu artinya sudah berbisnis?
A5: Apabila seluruh keuntungan digunakan sepenuhnya untuk membeli saham, itu artinya kamu sedang berdagang karena tidak ada uang yang mengendap untuk dikelola di bisnisnya. Sebuah bisnis harus membangun brand produk atau brand perusahaan. Tidak ada yang hina dari berdagang, terus dilanjutkan tapi tidak semua berdagang bisa jadi bisnis. Kalau ingin berdagang menjadi sebuah bisnis, bangun brand dan ada uang yang bisa dikelola untuk membangun produk atau perusahaan.
Q6: Apakah yang perlu dipersiapakan dalam membangun sebuah social enterprise?menjadi dropshipper yang hasilnya bisa digunakan untuk menabung saham itu artinya sudah berbisnis?
A5: Apapun bisnis yang sedang dibangun, perlu disiapkan 12 pertanyaan strategis. 3 pertanyaan pertama: APA, SIAPA, BAGAIMANA. Harus memikirkan penghasilan agar bisa membayarkan biaya operasional sehingga social impact bisa lebih besar.
Q7: Saya punya bisnis street food. Apa yang harus dilakukan pada era disruption seperti ini?
A7: Manfaatkan teknologinya, biarkan perusahaan IT yang membuat, kita tinggal nikmatin. Join the crowd!
Jadi, bisakah kamu menjawab APA – SIAPA – BAGAIMANA bisnis yang sedang kamu bangun?
Terus follow instagram QM Financial serta twitter @QM_Financial. Ada juga #FinClic dan IG Live yang seru setiap Senin!
– Honey Josep –
Krisis dalam Bisnis
Apakah kamu pemilik bisnis? Pemilik bisnis seringkali dilihat orang lain itu, keren! Karena punya perusahaan sendiri, punya karyawan, dan menjadi bos.
baca juga: Bisnis yang Sukses!
Tapi apakah kamu tahu bahwa menjadi pemilik bisnis itu pusing loh! Memikirkan strategi bisnis agar perusahaan tetap berjalan, membayar gaji & THR karyawan dan pengeluaran-pengeluaran lain yang diperlukan dalam perusahaan.
baca juga: Harap Harap Cemas Bayar THR
Pemilik bisnis juga harus siap menghadapi krisis! Krisis dalam bisnis seperti apa? Mari kita cari tahu melalui artikel ini!
20 Agustus 2018, lead trainer QM Financial, Ligwina Hananto diundang oleh perhimpunan Wali (perhimpunan waralaba dan lisensi indonesia) di Hotel Liberta Kemang yang dihadiri oleh para franchisor anggota Wali. Dalam kesempatan ini Ligwina Hananto, yang juga merupakan CEO QM Financial memaparkan mengenai krisis dalam usaha itu berawal dari pengelolaan keuangan dalam bisnis.
Pemahaman mengenai krisis dalam bisnis itu berbeda-beda bagi setiap pemilik usaha. Misalnya, krisis tidak bisa membayar gaji karyawan, krisis tidak ada untung, krisis kurangnya bahan pokok produksi dan lainnya. Namun krisis dalam bisnis dapat dicegah dengan memulai pengelolaan keuangan cashflow pribadi. Pebisnis tidak menyadari bahwa bisnis hanya merupakan salah satu elemen rencana keuangan, masih ada gambaran besar (big picture) dari elemen keuangan yaitu Blue Print Of Your Life Finance.
Apabila cashflow pribadi pemilik bisnis masih menyatu dengan cashflow keuangan dalam bisnisnya, maka kemungkinan besar krisis dalam bisnis akan melanda.
baca juga: Cari Uang Itu Gampang!
Agar terhindar dari kisis dalam bisnis, pengusaha harus memperhatikan hal berikut :
- Pisahkan Rekening Bisnis Dengan Rekening Pribadi. Ini salah satu hal yang terpenting untuk para pebisnis. Banyak pemilik usaha masih menggabungkan antara uang bisnis dan uang pribadi. Apabila hal tersebut terjadi, segeralah memisahkan antara rekening bisnis perusahaan dengan rekening pribadi. Hal ini dimaksudkan agar dapat terlihat secara terpisah yang mana pendapatan dan pengeluaran uang bisnis serta yang mana pemakaian uang pribadi.
- Punya Catatan Pengeluaran. Sama halnya dengan pengeluaran pribadi, pengeluaran dalam bisnis juga harus dicatat dan dibuat laporan keuangannya. Dengan pencatatan yang lengkap mengenai pengeluaran-pengeluaran dalam perusahaan dari jumlah yang besar sampai yang kecil tanpa terkecuali, pemilik usaha dapat melihat apakah bisnisnya meraih untung atau malah merugi.
- Anggaran Ongkos / Pengeluaran Tetap. Buatlah daftar yang termasuk pengeluaran tetap dalam bisnismu dan tentukan anggaran / ongkos pengeluaran tetap tesebut. Setiap bulannya ongkos pengeluaran tetap menjadi pengeluaran yang utama.
- Periksa Penjualan = Margin Positif. Periksa penjualan yang terjadi. Setiap bulan, hitung pendapatan dikurangi dengan pengeluaran-pengeluaran yang lainnya seperti ongkos kirim, makan, parkir dan lainnya. Apakah penjualan bisnis mempunyai margin positif atau negatif? Mudah-mudahan selalu positif!
- Hitung Profit. Nah Apabila penjualan sudah bermargin postif, hitung profit! Caranya Margin Positif tersebut/Laba Kotor di kurangi dengan pendapatan tetap setiap bulannya.
Semoga, dengan penerapan hal-hal di atas pemilik usaha dapat menghindari krisis dalam bisnis.
baca juga: Rumus Sakti Kelola Keuangan Bisnis
Namun yang tak kalah penting untuk menghindari krisis dalam bisnis adalah mempunyai tim yang solid. Dengan tim yang hebat, kerja seorang pembisnis akan lebih lancar. Perkembangan bisnis tidak saja terencana tetapi juga tereksekusi dengan baik.
baca juga: Tim Yang Solid
Ingin tahu bagaimana mengukur kinerja karyawan agar mempunyai tim yang solid? Ikuti #FinClicWorkshopBisnis modul Human Capital Management tanggal 20-21 Oktober 2018.
baca juga: Sumber Daya Manusia Tepat, Bisnis Kuat
Peluang Bisnis Sebagai Makeup Artist
Kebutuhan untuk selalu tampil cantik, membuat pekerjaan sebagai makeup artist (MUA), naik daun. Bagaimana tidak? Merias wajah membutuhkan keterampilan khusus yang tidak dipunyai semua orang.
Hemmy Rahmania, mahasiswi semester akhir Institut Senin Indonesia (ISI) Jogja jurusan fotografi, juga mengikuti geliat ini. Tiga tahun terakhir, Hemmy menggeluti pekerjaan sebagai MUA dengan mengusung brand @herasmua. Berbekal penghasilan sebagai MUA, Hemmy mampu hidup mandiri dan membiayai kuliahnya sendiri.
Menjadi seorang MUA tak penah ada dalam benak Hemmy. Perkenalannya pada dunia makeup dilatarbelakangi kesulitannya untuk menjabarkan konsep foto kepada orang lain. Hemmy pun memilih untuk melakoni semuanya sendiri. Mulai dari membuat konsep foto, mencari model, mengatur wardrobe, melakukan pemotretan, hingga editing dan retouch foto. Sungguh multitalenta!
Peluang pasar MUA
Peluang pasar bagi MUA sangat besar. Tak hanya pernikahan dan wisuda, acara khusus seperti kondangan butuh penampilan prima. Tak hanya artis, orang biasa pun kini menggunakan jasa MUA. Karena punya prinsip jangan sampai menolak klien, Hemmy bisa mendandani 3-6 orang dalam satu hari bahkan lebih dari 30 orang dalam satu bulan.
Untuk bisa didandani oleh MUA, klien harus melakukan booking jauh-jauh hari dan membayarkan DP 50%. Angka yang cukup besar untuk mengamankan cashflow. Bahkan ada klien yang sudah booking untuk makeup wedding tahun depan. Pekerjaan yang menjanjikan!
Quality over quantity
Menempuh studi di institusi seni, Hemmy sangat menghargai karya. Klien sebanyak ini, semuanya didandani oleh Hemmy sendiri, tanpa asisten. Baginya, kualitas tetap menjadi yang utama.
Bentuk jaminan terhadap kualitas juga dilakukan Hemmy dengan menggunakan merek-merek berkualitas untuk kliennya. Dalam dunia makeup dikenal prinsip ada harga ada rupa. Sebuah palet eye shadow seharga ratusan ribu rupiah memang terkesan mahal. Namun, dengan warna yang pigmented dan persentase fall out rendah, jumlah yang diaplikasikan ke wajah lebih sedikit sehingga pengunaannya pun lebih irit. Kini, sudah banyak merek lokal baru berkualitas dengan harga terjangkau. Hemmy terus membuka diri dengan mencoba merek baru dengan terlebih dahulu mengecek review.
Beberapa produk seperti pelembab dan foundation mempunyai tingkat kecocokan yang berbeda-beda untuk setiap orang. Oleh karena itu, Hemmy memberikan fasilitas test makeup untuk klien wedding. Test makeup penting untuk mengetahui kondisi kulit, struktur wajah, dan efek dari aplikasi makeup di wajah klien.
Pengaturan keuangan MUA
Meski mengetahui bahwa pengelolaan keuangan pribadi dan bisnisnya perlu dipisah, Hemmy belum melakukan pemisahan keuangan pribadi dan bisnis. Beruntung, Hemmy tidak masuk jebakan lifestyle. Hemmy punya kontrol yang tinggi terhadap pengeluarannya. Dia bisa memisahkan mana kebutuhan dan keinginan. Pengeluaran utamanya adalah untuk membeli makeup.
Dengan peluang penghasilan yang tinggi sebagai MUA, Hemmy perlu mengatur keuangannya lebih baik lagi. Ini beberapa saran yang bisa diterapkan.
- Pisahkan keuangan bisnis dan pribadi. Buat rekening khusus untuk pemasukan dan pengeluaran bisnis sebagai MUA. Hemmy bisa menetapkan ‘gaji bulanan’ yang ditransfer setiap bulan.
- Buat anggaran bulanan. Dengan pola penghasilan yang tidak pasti, Hemmy perlu mengunci pengeluaran. Pengeluaran bulanan bisa dibagi ke 5 pos pengeluaran utama.
Baca di sini: http://qmfinancial.com/2016/11/silakan-baca-tentang-5-pengeluaran-bulanan-yang-harus-kamu-ketahui/
3.Hitung kebutuhan dana tujuan finansial. Keuntungan bisnis sebagian bisa dialokasikan untuk mengembangkan bisnis. Sebagian lagi untuk mempercepat pencapaian tujuan finansial pribadi seperti Dana Menikah dan Dana Rumah. Untuk memastikan tujuan finansialnya terpenuhi, Hemmy perlu menetapkan kapan dan berapa kebutuhan dana yang diperlukan. Dari situ, baru bisa dihitung jumlah dana yang harus diinvestasikan untuk masing-masing tujuan finansial.
Tertarik menjajal peluang bisnis sebagai makeup artist seperti Hemmy? Sila ikuti instagramnya di @herasmua.
Fransisca Emi
Sumber Daya Manusia Tepat, Bisnis Kuat
Kita sering mendengar pernyataan bahwa sumber daya manusia adalah aset utama dari sebuah bisnis. Dengan sumber daya manusia yang tepat, bisnis akan menjadi kuat. Memilih karyawan yang salah bisa menjadi awal kegagalan bagi sebuah bisnis. Bagaimana tidak? Hampir semua proses dalam bisnis melibatkan karyawan sebagai pengambil keputusan dan pelaksana operasional perusahaan.
Memiliki sumber daya manusia yang tepat dimulai dari proses rekrutmen. Rekrutmen untuk mendapatkan karyawan terpilih membutuhkan proses yang panjang mulai dari mendefinisikan posisi dan kompetensi yang dibutuhkan serta kompensasi yang ditawarkan, mendistribusikan info lowongan pekerjaan, screening CV yang masuk, memilih pendaftar yang memenuhi syarat, hingga proses tes, wawancara dan tes kesehatan jika diperlukan. Sungguh proses yang panjang, melelahkan, dan berbiaya banyak.
Bagi perusahaan besar, biaya untuk mendapatkan tenaga kerja berkualitas tentu bukan masalah. Anggaran sudah tersedia sesuai rencana pengadaan tenaga kerja yang sudah disusun tahun sebelumnya. Namun bagi bisnis kecil seperti UKM, proses rekrutmen perlu dibuat seefisien mungkin. Tidak ada ruang untuk kesalahan. Biaya inefisiensi sumber daya manusia terlalu mahal bagi sebuah bisnis kecil yang sedang berjuang mencapai target-target jangka pendek maupun jangka panjangnya. Bagaimana caranya mendapatkan sumber daya manusia yang tepat, agar bisnis kecil kita kuat?
Temukan jawabannya di Financial Clinic Bisnis Workshop – Modul Human Capital Management yang akan dilaksanakan pada Sabtu&Minggu, 20-21 Oktober 2018 di Jakarta. Bersama HR Expert dari Indonesia HR Academy – komunitas profesional Human Resource – pemilik bisnis akan dibantu membuat sistem rekrutmen untuk menemukan karyawan yang tepat. Berbagai permasalahan sumber daya manusia lainnya pun akan dibahas secara tuntas.
Jadi, tunggu apa lagi? Daftar segera di sini: bit.ly/FinClicBisnis2021OKT atau WA 0811 1500 688 (NITA).
QM Admin