Mengapa Banyak Karyawan Sulit Mengatur Cash Flow?
Mengelola cash flow adalah keterampilan penting yang sering kali diabaikan oleh karyawan. Kesulitan dalam mengatur arus kas bisa disebabkan oleh kurangnya edukasi keuangan, pengeluaran tak terduga, hingga gaya hidup konsumtif. Tanpa pemahaman yang memadai, merencanakan dan mengontrol pengeluaran menjadi tantangan besar.
Untuk membantu karyawan mengatasi masalah ini, berbagai strategi bisa diterapkan. Mulai dari meningkatkan edukasi keuangan, membuat rencana keuangan yang jelas, hingga mengadopsi gaya hidup yang lebih sederhana. Dengan langkah-langkah ini, stabilitas keuangan dapat dicapai dan tujuan finansial dapat terealisasi.
Table of Contents
Alasan Karyawan Sulit Atur Cash Flow
Memahami alasan karyawan sulit mengatur cash flow bisa memberikan wawasan penting untuk mengatasi masalah keuangan mereka. Berikut adalah beberapa alasan utama yang sering menjadi penyebab kesulitan dalam menjaga stabilitas keuangan.
1. Kurangnya Edukasi Keuangan
Banyak karyawan tidak memiliki pemahaman yang memadai tentang dasar-dasar pengelolaan keuangan dan anggaran. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan dalam merencanakan dan mengontrol pengeluaran mereka.
Akibatnya, mereka sering kali mengalami masalah dalam mengelola keuangan pribadi dan menjaga keseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran. Edukasi keuangan yang baik bisa menjadi solusi untuk membantu karyawan meningkatkan pemahaman mereka dan mengelola keuangan dengan lebih efektif.
Baca juga: Tak Hanya Butuh Seminar Keuangan, Karyawan Juga Butuh 7 Hal Ini
2. Pengeluaran Tak Terduga
Biaya tak terduga seperti perbaikan rumah, masalah kesehatan, atau kerusakan kendaraan itu biasanya selalu datang tanpa peringatan. Tanpa perencanaan yang baik, pengeluaran ini bisa mengganggu keseimbangan cash flow yang sudah direncanakan. Dampaknya, bisa memicu stres keuangan dan menghambat pencapaian tujuan finansial jangka panjang.
Mengantisipasi dan menyisihkan dana khusus untuk pengeluaran tak terduga bisa membantu menjaga stabilitas keuangan.
3. Gaya Hidup Konsumtif
Kecenderungan untuk mengikuti gaya hidup konsumtif dapat menyebabkan pengeluaran melebihi pemasukan. Pengeluaran untuk barang-barang yang enggak penting atau yang sekadar FOMO bakalan mengganggu keseimbangan keuangan. Paling parah, hal ini dapat menyebabkan utang menumpuk dan kesulitan dalam mencapai tujuan keuangan.
Mengadopsi gaya hidup yang lebih sederhana dan fokus pada kebutuhan dibandingkan keinginan bisa membantu menjaga stabilitas keuangan.
4. Enggak Punya Rencana Keuangan
Tanpa adanya rencana atau anggaran bulanan yang jelas, sulit untuk mengontrol pengeluaran dan pendapatan. Akibatnya, cash flow bisa menjadi kacau dan tidak terarah.
Perencanaan keuangan yang baik memungkinkan kita untuk mengalokasikan dana secara tepat, memastikan kebutuhan terpenuhi, dan mencapai tujuan finansial. Tanpa rencana, kebocoran anggaran dan pengeluaran yang enggak terkendali bisa terjadi.
5. Pengelolaan Utang yang Buruk
Memiliki banyak utang dengan bunga tinggi dapat merusak cash flow. Ketika sebagian besar pemasukan dialokasikan untuk membayar bunga dan cicilan, maka hanya sedikit yang tersisa untuk kebutuhan lain—yang juga sangat penting. Hal ini bisa menyebabkan tekanan finansial yang signifikan dan menghambat pencapaian tujuan keuangan.
Strategi yang efektif termasuk mengurangi utang dengan bunga tinggi dan memprioritaskan pembayaran utang bisa membantu memperbaiki cash flow.
6. Penghasilan yang Enggak Stabil
Bagi karyawan yang penghasilannya tidak tetap atau bergantung pada komisi, merencanakan keuangan bisa menjadi tantangan besar. Ketidakpastian ini membuat sulit untuk menyusun anggaran yang konsisten. Dampaknya, mereka mungkin kesulitan untuk menabung, membayar utang, atau memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan aman.
Stabilitas keuangan menjadi sulit dicapai tanpa strategi pengelolaan yang bijak dan fleksibel.
7. Kurangnya Simpanan
Enggak punya dana darurat atau tabungan yang cukup bisa mengguncang cash flow saat kebutuhan mendesak muncul. Tanpa cadangan yang memadai, menghadapi situasi tak terduga menjadi sulit dan sering kali memaksa untuk berutang atau menunda pembayaran penting.
Membangun dana darurat adalah kunci untuk menjaga stabilitas finansial di tengah ketidakpastian.
Baca juga: Bagaimana Cara Training Keuangan Online Meningkatkan Literasi Finansial Karyawan?
Mengingat berbagai dampak yang bisa terjadi karena kesulitan mengatur arus keuangan, maka tak berlebihan kalau pemahaman tentang cash flow ini menjadi sangat penting. Bahkan, bisa dibilang, cash flow adalah pelajaran keuangan pertama yang harus dipelajari lebih dulu oleh karyawan, sebelum menginjak ke ilmu-ilmu yang lain.
Katakanlah mau investasi untuk dana pensiun, dana pendidikan anak, mengajukan KPR, semua harus diawali dengan cash flow yang lancar. Tanpa arus kas yang lancar, rasanya mustahil untuk mewujudkan semua tujuan keuangan tersebut. Setuju?
Karena itu, ayo belajar bareng QM Financial. Kenapa harus QM Financial? Karena:
- Tailored curriculum: Kurikulumnya berjenjang mengikuti kebutuhan karyawan
- Experiential learning: Belajarnya perpaduan presentasi, permainan, dan aktivitas
- Fun delivery: Penyampaiannya seru dan interaktif
So, yuk, undang QM Financial untuk mengadakan kelas keuangan yang komprehensif dan praktis di kantor. Hubungi QM Financial sekarang ya!
Perencanaan Keuangan untuk Keluarga Baru: Bagaimana Mengatur Anggaran dengan Gaji Kecil
Perencanaan keuangan menjadi fondasi penting bagi keluarga baru yang berusaha membangun kehidupan yang stabil dengan gaji kecil. Menghadapi tantangan ekonomi saat ini, kemampuan untuk mengelola anggaran secara efisien tidak hanya membantu dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari tetapi juga dalam menyiapkan masa depan yang lebih cerah.
Dengan pendekatan yang tepat dan strategi yang bijaksana, mengatur dan membuat perencanaan keuangan keluarga bukanlah tugas yang mustahil kok. Bahkan dengan keterbatasan dana.
Jadi, apa yang harus dilakukan?
Table of Contents
Perencanaan Keuangan untuk Keluarga Baru dengan Gaji Kecil
Yang pertama harus diingat, bahwa nominal gaji sebenarnya bukan masalah. Prinsipnya, adalah pada pembagian dengan persentase. Dengan begitu, mau berapa pun nominalnya, kamu bisa melakukan perencanaan keuangan berdasarkan prioritas dan kondisimu.
Memahami Kondisi Keuangan Keluarga
Memahami kondisi keuangan keluarga adalah langkah pertama dan paling krusial dalam perencanaan keuangan, khususnya untuk keluarga baru yang mungkin berhadapan dengan tantangan mengatur anggaran dengan gaji kecil.
Berikut adalah beberapa langkah untuk membantu dalam proses ini:
- Catat Semua Sumber Penghasilan. Mulailah dengan mencatat semua sumber penghasilan bulanan secara total, termasuk gaji, bonus, pendapatan sampingan, atau pendapatan pasif lainnya.
- Lacak Pengeluaran. Gunakan buku catatan, spreadsheet, atau aplikasi pengelolaan keuangan untuk mencatat setiap pengeluaran. Ini termasuk tagihan tetap (seperti sewa, utilitas, asuransi) dan pengeluaran variabel (seperti makanan, transportasi, hiburan). Catat pengeluaran selama satu bulan penuh untuk mendapatkan gambaran yang akurat.
- Evaluasi Arus Kas. Bandingkan total pengeluaran dengan total penghasilan. Ini akan menunjukkan apakah kamu hidup di bawah, tepat pada, atau di atas kemampuan.
Buat Daftar Prioritas
Bisa membedakan antara kebutuhan (seperti makanan, tempat tinggal, pakaian dasar) dan keinginan (seperti liburan, gadget terbaru) adalah penting. Untuk mulai membuat perencanaan keuangan keluarga dengan gaji kecil, kemampuan ini akan sangat berguna.
Fokuslah pada kebutuhan terlebih dahulu. Lalu, prioritaskan lagi berdasarkan urgensi dan kepentingannya. Urutkan pengeluaran berdasarkan yang paling penting dan mendesak. Misalnya, pembayaran KPR atau sewa rumah harus menjadi prioritas utama.
Selain pembayaran tagihan yang harus diprioritaskan, tabungan juga mesti dianggap sebagai kebutuhan bulanan, bukan hanya sesuatu yang kamu lakukan dengan uang sisa.
Identifikasi Pengeluaran yang Tak Perlu
Periksa catatan pengeluaran kamu dan identifikasi item yang mungkin tidak perlu atau berlebihan. Cari pola pengeluarannya, amati apakah ada kebiasaan pengeluaran yang sering terjadi, seperti makan di luar atau berbelanja impulsif.
Untuk lebih berhemat, kamu bisa mempertimbangkan berbagai opsi pengganti yang memungkinkanmu mengeluarkan uang lebih sedikit. Misalnya, ganti makan di luar dengan memasak di rumah, atau cari pilihan hiburan gratis atau lebih murah, ganti bahan makanan premium menjadi standar.
Membuat Anggaran yang Realistis
Membuat anggaran yang realistis adalah langkah penting dalam membuat perencanaan keuangan, terutama untuk keluarga baru dengan gaji kecil.
Kamu bisa menggunakan rumus 4-3-2-1 untuk membuat anggaran. 40% dari penghasilan dialokasikan untuk kebutuhan rutin, 30% untuk membayar utang, 20% untuk lifestyle, dan 10% untuk investasi atau menabung. Namun, angka ini tidak mutlak. Kamu bisa menyesuaikannya dengan kondisi kamu.
Yang penting, pilah dan susun berdasarkan prioritasnya.
Contoh Anggaran untuk Keluarga dengan Gaji Kecil
Nah, yuk, sekarang kita pakai contoh saja biar lebih jelas.
Misalkan penghasilan bulanan bersih keluarga adalah Rp5.000.000. Dengan formula 4-3-2-1, maka anggaran bisa dibuat seperti berikut.
Rutin (40%) = Rp2.000.000
- Makanan dan kebutuhan rumah tangga = Rp1.300.000
- Transportasi = Rp400.000
- Tagihan utilitas (listrik, air, internet) = Rp300.000
Utang (30%) = Rp1.500.000 (KPR 20 tahun)
Lifestyle (20%) = Rp1.000.000
- Hobi ayah = Rp200.000
- Hobi ibu = Rp200.000
- Hiburan sekali seminggu = Rp600.000
Investasi (10%) = Rp500.000
- Reksa dana pasar uang = Rp200.000
- Reksa dana pendapatan tetap = Rp300.000
Ingat, anggaran ini adalah contoh dan harus disesuaikan berdasarkan situasi keuangan spesifik kamu. Kunci dari anggaran yang sukses adalah fleksibilitas dan kemampuan untuk menyesuaikan saat kondisi keuanganmu berubah.
Merencanakan Masa Depan
Salah satu aspek penting dalam perencanaan keuangan adalah merencanakan masa depan. Apalagi bagi keluarga baru.
Jangan tunggu sampai banyak uang atau kaya dulu untuk punya rencana masa depan, karena ya bakalan telat. Justru rencana masa depan dimulai begitu keluarga baru terbentuk.
Apa saja yang perlu direncanakan?
1. Asuransi
Memahami pentingnya asuransi untuk perlindungan keluarga adalah elemen penting dalam perencanaan keuangan yang bertanggung jawab. Asuransi membantu mengurangi dampak finansial yang mungkin muncul akibat kejadian-kejadian tersebut, yang seringkali terjadi tanpa peringatan.
Ada beberapa jenis asuransi yang perlu dipertimbangkan oleh setiap keluarga. Asuransi kesehatan adalah salah satu yang utama, menutupi biaya perawatan medis yang bisa sangat mahal. Asuransi jiwa menjadi penting terutama jika keluarga bergantung pada penghasilan dari satu anggota, menyediakan dukungan finansial jika terjadi hal yang tidak diinginkan.
Dalam memilih polis asuransi, sangat penting untuk menyesuaikannya dengan kebutuhan spesifik dan situasi finansial keluarga. Hal ini untuk memastikan bahwa perlindungan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan keluarga dan memberikan ketenangan pikiran dalam menghadapi ketidakpastian.
2. Biaya Pendidikan Anak
Merencanakan pendidikan anak merupakan bagian esensial dalam perencanaan keuangan keluarga. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengestimasi biaya pendidikan di masa depan, dengan mempertimbangkan faktor inflasi.
Pasalnya, inflasi ini dapat meningkatkan biaya pendidikan secara signifikan, sehingga penting untuk memahami proyeksi biaya tersebut dalam jangka panjang.
Mulailah menabung sejak dini, meskipun dengan nominal kecil untuk keperluan ini. Tabungan akan bertumbuh seiring waktu. Penting untuk memulai secepat mungkin, karena semakin cepat kamu mulai, semakin besar akumulasi dana yang terkumpul.
3. Menyiapkan Dana Pensiun
Mulai dengan melakukan kalkulasi kebutuhan pensiun. Perkirakan jumlah uang yang akan dibutuhkan untuk memenuhi gaya hidup yang diinginkan saat pensiun. Faktor-faktor seperti biaya hidup, rencana kesehatan, dan aktivitas rekreasi harus dipertimbangkan dalam perhitungan ini.
Sisihkan sebagian dari penghasilan secara rutin sesuai perhitungan yang sudah dilakukan. Pilih instrumen investasi yang tepat untuk memastikan pertumbuhan dana tersebut. Manfaatkan program pensiun yang tersedia, baik yang disediakan oleh pemerintah maupun oleh kantor. Banyak dari program ini yang menawarkan manfaat tambahan yang bisa meningkatkan nilai dana pensiun kamu.
Diversifikasi sumber pensiun juga sangat penting. Jangan hanya mengandalkan satu sumber, seperti dana pensiun dari tempat kerja. Diversifikasi melalui berbagai jenis investasi akan mengurangi risiko dan meningkatkan potensi pertumbuhan dana pensiunmu.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Mengenal Pos-Pos dalam Laporan Keuangan Pribadi untuk Mengelola Keuangan dengan Bijaksana
Buat mereka yang belum terbiasa, mengelola keuangan pribadi sering kali dianggap sebagai tugas yang membingungkan dan menantang. Namun, dengan pemahaman yang tepat tentang pos-pos dalam laporan keuangan, tugas tersebut bisa menjadi lebih sederhana dan mudah dimengerti.
Catatan atau laporan keuangan pribadi bukan hanya sekadar catatan tentang pengeluaran dan penghasilan doang, melainkan juga gambaran komprehensif dari kondisi keuangan kamu saat ini. Terutama sih, soal sehat atau enggaknya.
Dengan memahami setiap detail dan pos-pos dalam laporan keuangan, kamu akan punya bekal yang diperlukan untuk membuat keputusan yang bijaksana dan strategis. Dari merencanakan pengeluaran bulanan hingga menetapkan tujuan jangka panjang, pengetahuan akan kondisi diri sendiri ini menjadi fondasi untuk mengelola keuangan dengan lebih efektif.
Apalagi kalau kamu punya tujuan untuk bisa meraih kebebasan finansial, mengenal dan memahami pos-pos dalam laporan keuangan pribadi adalah langkah pertama yang esensial.
Jenis Pos-Pos dalam Laporan Keuangan Pribadi
Nah, sebelumnya, laporan keuangan pribadi ini pastinya bersifat pribadi juga. Artinya, pos-pos dalam laporan keuangan ini bisa saja akan berbeda untuk satu orang dengan yang lainnya. Hal ini enggak jadi masalah ya, kamu bisa menyesuaikannya dengan kebutuhan. Yang penting, berikut adalah garis besarnya.
Neraca
Neraca keuangan pribadi merupakan salah satu bentuk catatan atau laporan keuangan pribadi yang memberikan gambaran tentang aset, liabilitas, dan ekuitas pribadi seseorang pada suatu titik waktu tertentu.
Pos-pos dalam laporan keuangan pribadi ini umumnya terdiri atas catatan-catatan berikut ini.
Aset Pribadi
Aset pribadi yaitu catatan segala sesuatu yang kamu miliki yang memiliki nilai ekonomis, mulai dari rumah, kendaraan, dan sebagainya. Terdiri atas:
- Aset Lancar: Aset yang mudah dikonversi menjadi kas atau yang akan digunakan dalam waktu singkat. Misalnya seperti catatan jumlah kas di tangan dan di bank, deposito berjangka, atau berbagai jenis produk investasi jangka pendek misal reksa dana pasar uang dan sejenisnya.
- Aset Tidak Lancar: Aset yang tidak dengan mudah dijual atau digunakan dalam waktu singkat. Contohnya properti seperti rumah atau tanah, kendaraan seperti mobil atau motor, perhiasan, koleksi pribadi misalnya punya koleksi tas branded.
Liabilitas Pribadi
Liabilitas pribadi adalah kewajiban atau utang yang kita miliki. Umumnya terdiri atas:
- Liabilitas Jangka Pendek: Utang yang harus dibayar dalam waktu singkat. Contohnya kartu kredit, paylater, dan sejenisnya. Termasuk utang pribadi pada teman atau keluarga. Ini jangan sampai (pura-pura) lupa ya.
- Liabilitas Jangka Panjang: Utang atau kewajiban dengan jangka waktu pembayaran yang lebih panjang. Misalnya seperti KPR, kredit kendaraan, atau sejenisnya.
Ekuitas Pribadi (Kekayaan Bersih)
Nah, di sini, kita bisa menghitung antara total aset dan total liabilitas yang dimiliki. Dengan kata lain, jika kamu menjual semua asetmu dan membayar semua utang, ekuitas pribadi ini adalah jumlah uang yang kamu miliki. Kita jadi tahu, apakah di sini positif atau negatif.
Laporan Arus Kas
Laporan arus kas atau cash flow dalam konteks keuangan pribadi akan mencatat aliran kas masuk dan keluar dari keuangan seseorang selama periode waktu tertentu. Umumnya pos-pos dalam laporan keuangan ini akan terdiri atas:
Arus Kas Masuk (Penghasilan)
Catatan keuangan ini mencerminkan semua sumber pendapatan atau penerimaan kas selama periode tertentu. Berikut adalah pos-pos dalam laporan keuangan cash flow pribadi yang umumnya ada dari pendapatan:
- Gaji dan Upah: Ini adalah pendapatan utama bagi sebagian besar orang, termasuk gaji, bonus, komisi, atau jenis pendapatan aktif lainnya.
- Investasi: Seperti dividen dari saham, bunga dari deposito berjangka, atau tabungan.
- Sewa: Jika kamu memiliki properti yang disewakan.
- Lainnya: Ini bisa mencakup hal-hal seperti hadiah uang, penjualan barang pribadi, atau pengembalian pajak.
Arus Kas Keluar (Pengeluaran)
Di sini mencakup semua pembayaran atau pengeluaran kas selama periode tertentu. Bisa terdiri atas pengeluaran:
- Rumah Tangga: Seperti sewa atau cicilan rumah, utilitas (listrik, air, gas), dan telekomunikasi (telepon, internet).
- Transportasi: Seperti cicilan mobil, bensin, perawatan, sampai asuransi kendaraan.
- Makanan: Baik untuk belanja bahan makanan atau makan di luar.
- Kesehatan: Seperti premi asuransi kesehatan, biaya dokter, dan obat-obatan.
- Hiburan dan Rekreasi: Seperti bioskop, gym, atau liburan.
- Pembayaran Utang: Meliputi pembayaran kartu kredit, pinjaman pribadi, atau pinjaman lainnya.
- Pengeluaran Lainnya: Seperti pakaian, pendidikan, sumbangan, atau pengeluaran tak terduga.
Hasil Arus Kas (Selisih antara Arus Masuk dan Arus Keluar)
Nah, setelah membandingkan antara arus kas masuk dan keluar, maka kemudian akan muncul catatan berikut:
- Surplus: Jika kamu memiliki lebih banyak uang masuk daripada uang yang keluar.
- Defisit: Jika kamu menghabiskan lebih banyak uang daripada yang kamu terima.
Tips Mengelola Keuangan dengan Bijaksana
Mengelola keuangan pribadi dengan bijaksana membutuhkan pemahaman mendalam tentang pos-pos dalam laporan keuangan kamu. Berikut adalah beberapa tip yang berhubungan dengan pos-pos dalam laporan keuangan pribadi seperti di atas.
1. Pahami Sumber Penghasilanmu
Di bawah pos pendapatan dalam laporan arus kas, catat setiap sumber pendapatan kamu, baik itu gaji, pendapatan investasi, atau pendapatan lainnya. Ini membantumu untuk mengetahui seberapa stabil penghasilan yang kamu dapatkan, dan dari mana saja sumber-sumber tersebut berasal.
2. Kategorikan Pengeluaranmu
Dengan memahami pengeluaranmu berdasarkan kategori (misalnya, makanan, transportasi, hiburan), kamu dapat menentukan area mana yang mungkin memerlukan pemangkasan atau pengelolaan lebih lanjut.
3. Tinjau Liabilitas atau Kewajibanmu
Di neraca pribadi, liabilitas adalah utang yang harus kamu bayar. Dengan memahami jumlah dan jenis utangmu, kamu dapat merencanakan strategi pembayaran yang lebih efisien.
4. Jaga Keseimbangan Aset
Kenali asetmu, baik lancar maupun tidak lancar. Aset lancar seperti tabungan harus mudah diakses untuk kebutuhan mendesak, sedangkan aset tidak lancar seperti properti atau investasi dapat memberikan imbal hasil jangka panjang.
5. Tentukan Kekayaan Bersihmu
Dengan mengurangkan total liabilitas dari total aset yang kamu miliki, kamu akan mendapatkan gambaran tentang kekayaan bersihmu. Jika angkanya positif dan meningkat dari waktu ke waktu, itu adalah tanda pengelolaan keuangan yang kamu lakukan sekarang sudah baik. Kalau belum, maka kamu masih punya waktu untuk mengutak-atiknya, hingga bisa mendapatkan hasil yang lebih baik ke depannya.
Dengan begini, kamu juga tahu, apakah kebutuhan esensialmu bisa dipenuhi dengan baik tanpa kesulitan?
6. Buat Anggaran dan Ikuti
Setelah memahami arus kas kamu, buatlah anggaran bulanan. Ini membantumu memastikan bahwa pengeluaran enggak melebihi pendapatan dan kamu dapat menabung untuk tujuan jangka panjang.
7. Evaluasi secara Berkala
Setidaknya sekali setiap kuartal, review kembali pos-pos dalam laporan keuangan kamu. Ini memberikan kesempatan untuk menyesuaikan kebiasaan yang kamu lakukan selama ini dengan perubahan dalam pendapatan atau kebutuhan.
8. Siapkan Dana Darurat
Berdasarkan laporan arus kas, tentukan sejumlah uang untuk disisihkan sebagai dana darurat. Ini akan membantumu dalam menghadapi situasi tak terduga tanpa harus berutang.
9. Fokus pada Pengurangan Utang
Jika Anda memiliki liabilitas, tentukan strategi untuk menguranginya, apakah dengan metode snowball atau avalanche. Keduanya menekankan pada pembayaran utang dengan cepat.
10. Investasikan dengan Bijaksana
Setelah memahami posisi keuangan kamu, pertimbangkan untuk mulai berinvestasi. Ini bisa membantu meningkatkan asetmu dalam jangka panjang.
Dengan pemahaman mendalam tentang pos-pos dalam laporan keuangan pribadi dan menerapkan tip di atas, kamu akan lebih siap untuk mengambil kendali penuh atas keuanganmu sendiri, dan membuat keputusan yang bijaksana untuk masa depanmu.
Pengin tahu lebih banyak tentang serba-serbi pengelolaan cash flow keuangan pribadi? Yuk, ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Harga Pertalite Rp17.100? Ini Pro, Kontra, dan Apa yang Harus Kita Lakukan
Berita seputar BBM menghiasi headlines beberapa waktu belakangan. Mulai dari kenaikan harga BBM nonsubsidi, pembelian dengan aplikasi, sampai jika harga Pertalite tembus Rp17.100.
Pemerintah sendiri sejauh ini masih menahan harga Pertalite pada Rp7.650 per liter, padahal BBM jenis yang lain sudah beberapa kali dinaikkan. Presiden Jokowi sendiri menyebutkan dalam berita-berita, bahwa harga Pertalite sebisa mungkin tetap akan ditahan, karena penggunanya berbeda dengan jenis BBM lainnya.
Berapa Harga Pertalite Seharusnya?
Dalam hal ini, pemerintah memberikan keterangan, bahwa harga Pertalite Rp7.650 ini sangat jauh di bawah harga keekonomiannya. Kalau mau mengikuti harga minyak dunia, harga Pertalite seharusnya ada di angka Rp17.100 per liternya.
Lalu, apa yang terjadi jika harga Pertalite mencapai Rp17.100 per liter? Bisa jadi akan menyebabkan:
- Memacu inflasi lebih tinggi dan bisa jadi tak terkendali
- Menurunkan daya beli masyarakat, karena harga barang pasti melambung lebih tinggi lagi
- Beban hidup akan semaki berat
- Jumlah masyarakat miskin akan bertambah.
Wah, rumit juga ya ternyata?
Kita bisa lihat dari situasi yang terjadi di beberapa negara lain di dunia saat ini. Penetapan harga bahan bakar di luar negeri ditentukan benar-benar berdasarkan harga minyak dunia. Kalau harga minyak dunia mencapai USD 100 lebih per barrel-nya, maka harga BBM akan semakin mahal.
Hal yang berbeda terjadi di Indonesia, yang harga BBM-nya ditentukan oleh pemerintah untuk menjaga supaya tetap terjangkau oleh masyarakat. Selisih harganya ditutup dengan subsidi yang sumber dananya diambil dari APBN.
Saat ini, ketika harga Pertalite ditahan, beban APBN mencapai Rp502 triliun. Angka ini adalah angka subsidi keseluruhan antara subsidi untuk Pertalite, LPG 3 kilogram, dan listrik.
Jika Harga Pertalite Terlalu Lama Ditahan
However, untuk saat ini pemerintah masih cukup kuat untuk menahan. Tetapi ternyata ada beberapa hal yang bisa terjadi kalau harga Pertalite terlalu lama ditahan.
Apa saja dampaknya?
Distorsi ekonomi
Apa itu distorsi ekonomi? Misalnya saja, seperti ketika minyak goreng ditahan pada harga Rp14.000 per liter. Penjual tidak boleh menaikkan melebihi harga yang sudah ditentukan. Harga tersebut tidak bisa naik ataupun turun sesuai mekanisme pasar. Efeknya, muncul kelangkaan.
Hal yang sama dikhawatirkan bisa terjadi pada BBM jenis Pertalite ini jika harganya ditahan terlalu lama. Pasalnya, bisnis tetap bisnis. Produsen akan enggan untuk menjual rugi lantaran biaya produksi akan lebih tinggi.
Dengan disubsidi, produsen BBM—dalam hal ini Pertamina—tetap akan mendapatkan kompensasinya dari APBN. Namun, tidak ada penyeimbangan permintaan dari pasar, karena masyarakat tidak akan mengurangi konsumsi karena tidak ada kenaikan harga.
Defisit
Defisit negara juga akan meningkat seiring beban fiskal yang semakin berat. Meskipun pemerintah sendiri sempat mengumumkan hendak menekan defisit hingga 3%.
Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Well, memang kondisinya sedang sulit. Tak hanya harga Pertalite yang cukup mengkhawatirkan, mau ditahan beban negara berat, mau dinaikkan beban rakyat yang meningkat. BBM naik, LPG juga bisa saja dinaikkan lagi. Sekarang saja sudah ada wacana untuk mengganti kompor gas menjadi kompor listrik.
Lalu, bagaimana ya?
Sebenarnya, hal yang perlu kita lakukan kurang lebih sama saja dengan saat ada kondisi dan situasi yang berubah. Kan, kita sudah banyak melewati masa sulit nih, kemarin. Ada pandemi, lalu ada badai PHK. Yuk, pasti kita juga bisa melewati ujian yang kali ini.
Just a reminder, lakukan hal-hal berikut ya.
1. Financial check up
Karena kondisi yang berubah, maka bisa jadi akan memengaruhi juga keadaan keuangan kamu. Yuk, lakukan financial check up dulu sebelum melangkah ke hal-hal lainnya.
Kamu bisa cek:
- Apakah penghasilanmu masih tetap sama? Sumber dan jumlahnya?
- Apakah pengeluaranmu masih tetap sama? Pos dan jumlahnya?
- Bagaimana posisi utang kamu? Apakah cukup aman sejauh ini? Masih harus mencicil berapa lama lagi? Apakah ada yang bisa dilunasi dengan segera?
- Bagaimana asetmu? Masih bertahan, bertambah, ataukah malah minus? Bagaimana posisinya terhadap tujuan keuangan? Apakah masih aman?
- Iuran asuransi kesehatan aman? Yang untuk keluarga juga sudah ada?
- Bagaimana dengan asuransi jiwa, apakah sudah ada untuk si pencari nafkah? Apakah iurannya aman?
Buat catatan pengeluaran yang disesuaikan dengan kondisi sekarang kalau perlu, untuk melihat apakah ada pola yang harus diubah.
2. Atur cash flow
Arus kas merupakan hal terpenting di saat-saat yang tak pasti dan sulit seperti ini. Jagalah agar tetap positif, yang artinya pemasukan harus lebih besar daripada pengeluaran.
Misalnya saja, kamu menggunakan prinsip 1 – 2 – 3 – 4 untuk mengatur cash flow, apakah sekarang dan beberapa waktu ke depan masih bisa diterapkan dengan baik? Ataukah, ada proporsi yang harus diubah? Mungkin tadinya 10% untuk lifestyle, 20% untuk investasi, 30% untuk utang, dan 40% untuk rutin, sekarang harus diubah menjadi 50% untuk kebutuhan rutin, 30% utang, dan 10% investasi 10% lifestyle? Boleh saja. Atau lifestylenya yang dikurangi? Bisa saja.
Sesuaikan dengan kebutuhan. Dan, yang pasti: keluarkan uang sesuai kemampuan, dan prioritaskan kebutuhan esensial sebelum yang lainnya.
3. Cek dana darurat
Cek dana darurat, apakah masih memadai? Untuk single, kamu perlu dana darurat sebesar 4 x pengeluaran rutin bulanan. Untuk menikah, kamu perlu dana darurat 6 – 12 x pengeluaran rutin bulanan, sesuaikan dengan jumlah jiwa yang ditanggung.
Ya, kondisinya memang sedang sulit. Tapi, yuk, yakin saja bahwa kita bisa melewatinya dengan baik.
Belajar Neraca Keuangan, yuk! Kamu Bisa Mulai dari Sini!
Belajar bikin neraca keuangan itu memang enggak terdengar seksi sih. Enggak sehype belajar bahasa Korea, atau belajar kripto. Ya kan? Tapi, belajar neraca keuangan ini justru jadi dasar dalam pengelolaan keuangan loh. Jadi, sebaiknya sih enggak disepelekan.
Kadang yang dipahami adalah belajar neraca keuangan itu cuma dibutuhkan oleh mereka yang pengin jadi pengusaha. Nah, ini pemikiran yang keliru loh. Pasalnya, nggak cuma pengusaha yang butuh, semua orang seharusnya belajar neraca keuangan dulu, sebelum beranjak ke hal-hal keuangan yang lain. Kamu yang punya banyak cita-cita dan mimpi, bisa tuh mulai merencanakan untuk mewujudkannya dengan langkah awal belajar neraca keuangan.
Apa Itu Neraca Keuangan?
Neraca keuangan memang merupakan istilah akuntansi, sehingga buat yang awam, dengar saja ibaratnya bisa auto pusing.
Padahal ya biasa saja. Dalam neraca keuangan memang ada laporan keuangan yang merincikan kekayaan yang kita miliki. Di situ ada catatan pengeluaran dan penghasilan, ada catatan utang juga, pun ada catatan aset yang sudah kita punya. Untuk keperluan pribadi, neraca keuangan tidak sekompleks jika digunakan untuk keperluan perusahaan. Jadi, jangan dulu pusing dengan istilah yang ada.
Meskipun bukan pengusaha, belajar keuangan itu sangat penting dilakukan, terutama soal mencatat arus kas. Pasalnya, dengan catatan keuangan yang baik, pengelolaan keuangan pun akan lebih mudah bahkan sampai jangka panjang. Untuk melakukannya, kamu bisa menggunakan software atau aplikasi keuangan, atau bisa juga secara manual.
Beberapa bagian yang perlu diperhatikan dalam belajar neraca keuangan:
- Sumber penghasilan dan jumlahnya, tak hanya penghasilan aktif tetapi juga penghasilan pasif, jika ada. Jangan lupa juga untuk mencatat penghasilan tahunan.
- Pos-pos pengeluaran bulanan, biasanya terdiri atas belanja rutin, cicilan utang, investasi, sosial, dan lifestyle. Kamu bisa menambahkan sesuai kondisi.
- Pos pengeluaran tahunan, yang harus dialokasikan dengan teliti karena biasanya nominalnya besar
- Posisi utang, baik utang produktif maupun konsumtif
- Kepemilikan aset, baik yang bergerak atau tidak bergerak, yang produktif maupun konsumtif
- Hal-hal lain yang berkaitan dengan rencana keuangan pribadi
Pentingnya Belajar Neraca Keuangan
Apa manfaatnya belajar neraca keuangan?
Well, di atas sudah sedikit disinggung, bahwa belajar neraca keuangan bisa jadi langkah dasar bagi kamu untuk mengelola keuangan dengan lebih baik lagi. Kamu mau belajar investasi, belajar saham, belajar kripto, belajar membangun aset, semuanya enggak akan dapat berhasil dengan baik kalau dasar pengelolaan keuangan kamu belum kuat. Dan, dasar pengelolaan keuangan ada pada belajar neraca keuangan.
Selain itu, dengan belajar neraca keuangan, kamu juga belajar untuk membuat standar keuangan sehat untuk dirimu sendiri. Nantinya, kamu bisa melakukan review dan evaluasi untuk memastikan bahwa kebutuhanmu sampai jauh ke depan bisa terpenuhi dengan baik.
Belajar Neraca Keuangan, Mulailah dari Sini!
Mau belajar neraca keuangan? Kamu bisa mulai dengan langkah-langkah berikut ini.
1. Kumpulkan catatan keuangan
Kumpulkan catatan pengeluaran dan juga penghasilan yang bisa dipakai untuk mengisi neraca, mulai dari nota-nota, faktur, dan sebagainya. Kalau kamu biasa cashless, ini malah lebih baik, karena biasanya semua pengeluaran dan pemasukan justru sudah tercatat dengan rapi pada aplikasi yang kamu gunakan. Mau lebih rapi? Tinggal disalin ke dalam catatan.
2. Siapkan neraca
Kamu bisa membuatnya dalam Excel, dengan aplikasi keuangan yang bisa diunduh langsung ke smartphone, atau bisa juga dengan buku catatan manual. Pilih sesuai preferensi, dan yang paling nyaman untukmu.
Neraca terdiri atas pada umumnya terdiri atas 3 bagian, yaitu penghasilan, pengeluaran, dan aset. Nah, tinggal per bagian bisa kamu bagi lagi sesuai kondisi. Misalnya, penghasilan ada penghasilan aktif yaitu gaji dari kantor, ada juga penghasilan pasif misalnya hasil menyewakan properti. Ada juga penghasilan sampingan, jika ada. Pengeluaran bisa dibagi per pos, atau buat yang lebi sederhana: belanja dan kewajiban. Bisa juga dibagi per periode, misalnya pengeluaran bulanan dan tahunan. Sementara aset, bisa dibagi lagi misalnya aset produktif, misalnya kos-kosan atau mobil yang disewakan, termasuk jika kamu punya sejumlah investasi, dan aset konsumtif, misalnya kendaraan yang dipakai sendiri, emas perhiasan, handphone, laptop, dan sebagainya.
3. Isi nilainya
Untuk langkah selanjutnya, isi nilai masing-masing bagian. Per bagian tentu butuh kecermatan.
Biasanya yang agak membingungkan adalah di bagian aset. Sedikit pro tips, isilah nilai aset properti dengan harga jualnya, yaitu harga jika properti tersebut kamu jual. Misalnya, kamu membeli rumah secara KPR. Ketika KPR lunas nanti, nilai rumah tersebut adalah harga beli ditambah bunga KPRnya. Harga jual adalah harga beli ditambah KPR yang masih diperhitungkan dengan keuntungan. Jika lokasi rumah cukup strategis, bisa jadi nilainya akan sangat lebih tinggi daripada saat beli.
Lakukan hal yang sama dengan aset lain yang bernilai ekonomis lebih besar daripada harga beli. Misalnya seperti surat-surat berharga, ataupun emas.
4. Buat track record utang
Utang adalah kewajiban yang enggak boleh dilalaikan. Buatlah track record uang, yang meliputi jumlah pinjaman, jatuh tempo, dan besarnya cicilan. Dengan begini, kamu bisa mengevaluasinya, dan dapat mengantisipasi hal-hal yang mungkin menghambat.
Belajar neraca keuangan juga akan membuatmu lebih bijak ketika mempertimbangkan untuk berutang.
5. Buat track record tujuan keuangan
Belajar neraca keuangan juga dapat membantumu untuk membuat rencana untuk mencapai berbagai tujuan keuangan. Sebut saja seperti membeli rumah pertama, menyekolahkan anak setinggi mungkin, hingga mewujudkan masa pensiun yang sejahtera dan mandiri.
Buat track record masing-masing tujuan keuangan, sehingga kamu bisa tahu bagaimana perkembangannya. Hal ini nantinya juga akan memudahkanmu untuk melakukan review secara berkala, sehingga memastikan bahwa tujuan bisa tercapai dengan paripurna.
Nah, itu dia beberapa hal yang bisa didapatkan dari belajar neraca keuangan dan juga bagaimana memulainya.
Tertarik untuk belajar neraca keuangan lebih jauh lagi?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Belajar Membuat Laporan Keuangan Pribadi untuk Pemula yang Paling Sederhana
Apakah kamu sudah punya laporan keuangan pribadi? Yes, laporan keuangan enggak hanya wajib dimiliki perusahaan besar loh. Individu dengan gaji kecil, tidak tetap, besar, bukan orang kantoran, atau pebisnis, ada baiknya untuk belajar membuat laporan keuangan.
“Mau bikin laporan apa, orang uangnya aja nggak ada.”
Apakah kamu suka berkata demikian? Tahu nggak sih, bahwa kamu justru harus mulai belajar membuat laporan keuangan saat uangmu masih sedikit. Ini adalah bagian dari belajar keuangan secara keseluruhan, secara komprehensif.
Tujuannya agar kamu tahu ke mana saja uang pergi, sehingga tidak ada yang sia-sia dari uangmu yang tak seberapa itu. Atau, jangan-jangan, uangmu sedikit karena kamu enggak tahu ke mana saja uangmu pergi? Hmmm, itu artinya malah urgent banget bagi kamu untuk segera belajar membuat laporan keuangan.
Sebenarnya, belajar membuat laporan keuangan itu rumitnya hanya di pikiran. Kalau sudah dilakukan, simpel banget kok, karena memang ada bentuk laporan keuangan sederhana saja. Kan, kamu juga enggak perlu yang terlalu rumit kayak laporan keuangan perusahaan. Mulai saja dari yang termudah dan ternyaman, lalu seiring waktu, kamu bisa sesuaikan dengan kondisi dan situasi.
Tapi, sebelum belajar membuat laporan keuangan, ada baiknya kita lihat dulu pengertiannya ya.
Pengertian Laporan Keuangan Pribadi
Laporan keuangan adalah sebuah buku besar yang berisi catatan kondisi keuangan yang meliputi perhitungan pendapatan dan alokasi pengeluaran untuk berbagai kebutuhan, mulai dari belanja rutin, investasi dan tabungan, cicilan, dan semua kebutuhan pribadi dan keluarga.
Adanya catatan keuangan ini—apalagi jika dibuat dengan detail—maka kita akan dengan mudah mengevaluasi kondisi keuangan, yang kemudian bisa mempermudah kita untuk mengambil berbagai keputusan keuangan. Misalnya, kita jadi tahu dengan pasti, berapa besar belanja rutin kita setiap bulan; apakah memang sudah efektif atau belum. Kalau belum, bagian mana nih, yang bisa diperbaiki?
Meskipun tidak wajib dilakukan, tetapi dengan mencatat keuangan seperti ini manfaatnya akan kembali lagi padamu. Di antaranya:
Memastikan kita dapat memenuhi kebutuhan
Apa sih tujuan kamu bekerja dan mencari uang? Hanya sekadar untuk memenuhi kebutuhan hidup standar, ataukah kamu punya cita-cita, mimpi, dan keinginan yang lain?
Mau hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup, dengan menyusun laporan keuangan, kamu akan dapat memastikan semuanya terpenuhi dengan baik—meski dengan sumber daya yang minimal sekalipun. Namun, jika kamu punya cita-cita dan mimpi yang besar, catatan keuangan akan dapat membantumu untuk memastikan bahwa tujuanmu bisa dicapai dengan baik—tanpa mengabaikan kebutuhanmu saat ini. So, kebutuhan hari ini dan masa depan bisa dipenuhi.
Menjaga agar pengeluaran tepat guna
Baru kemarin gajian, kok hari ini uang tinggal seperlimanya aja nih? Kemarin buat beli apa aja ya?
Nah, dengan belajar membuat laporan keuangan, kamu enggak akan pernah bertanya-tanya seperti ini. Kamu tahu uangmu terpakai untuk apa saja, dan bisa memastikan bahwa pengeluaranmu bukan hal yang sia-sia.
Membantumu menyusun prioritas
Belajar membuat laporan keuangan berarti juga kamu belajar menyusun prioritas. Sudah dari sononya manusia itu banyak mau, tetapi sayangnya, sumber daya (baca: uang) terbatas. So, kalau tidak dikelola dengan baik, setiap orang bisa saja mengalami kesulitan keuangan.
Karena itu, prioritas harus disusun. Mana yang urgent, mana yang penting tetapi bisa menunggu, hingga mana yang bisa dipenuhi paling akhir. Dengan menentukan prioritas, kamu pun enggak bingung dalam membelanjakan uang dan memenuhi kebutuhan setiap harinya, karena dalam laporan keuangan juga ada budgeting yang akan menjadi koridormu dalam mengelola keuangan.
Menyusun portofolio investasi
Untuk mulai dapat berinvestasi, kamu akan perlu untuk melakukan financial check up, yang memastikan bahwa kondisi keuangan kamu sehat dan baik. Tanpa kondisi keuangan yang sehat, investasi rasanya akan sulit untuk bisa dilakukan dengan baik.
Dengan belajar membuat laporan keuangan, kamu bisa menyusun tujuan keuangan, melihat jangka waktunya, dan kemudian menyesuaikannya dengan berbagai instrumen investasi yang ada. Dengan adanya catatan laporan keuangan, kamu juga bisa memastikan bahwa nantinya aktivitas investasi akan lancar, hingga tujuan keuangan pun bisa tercapai dengan baik.
Belajar Membuat Laporan Keuangan Pribadi yang Paling Sederhana
Sekarang saatnya kamu belajar membuat laporan keuangan pribadi. Enggak perlu terlalu rumit, kamu bisa membuatnya berdasarkan kondisimu sekarang.
Beberapa komponen neraca keuangan yang biasanya ada di antaranya:
Neraca Arus Kas
Terdiri atas:
- Penghasilan bulanan: gaji, gaji pasangan, penghasilan dari bisnis, penghasilan dari properti, penghasilan dari surat berharga, dan penghasilan lainnya yang ada.
- Pengeluaran bulanan: biaya hidup, cicilan utang, investasi dan tabungan, serta lifestyle
- Penghasilan tahunan: bonus, THR, gaji ke-13, dan penghasilan lainnya
- Pengeluaran tahunan: Lebaran, Kurban, premi asuransi, pajak, dan sebagainya
Neraca Aset
Terdiri atas:
- Aset lancar: tabungan bank, reksa dana, surat berharga, saham, nilai tunai asuransi, unitlink, emas/logam mulia, dan sebagainya.
- Aset tidak lancar: perhiasan emas, properti, tanah, barang koleksi, nilai bersih bisnis, kendaraan, dan sebagainya.
Neraca Kewajiban
Terdiri atas:
- Utang jangka pendek: kartu kredit, cicilan elektronik, KTA, KPM, utang lainnya
- Utang jangka panjang: KPR, kredit apartemen, dan lainnya
Contoh laporan keuangan secara visual bisa kamu lihat kurang lebih seperti berikut ini. Kamu bisa membuatnya sendiri di Excel, atau bisa juga kalau mau membuat secara manual. Yang mana saja asal nyaman untukmu.
Tip Belajar Membuat Laporan Keuangan Pribadi
1. Buat waktu
Yah, yang paling sulit sepertinya sih memang soal ini, yaitu ketersediaan waktu untuk duduk dan membuat. Pasalnya, ya, siapa sih yang enggak sibuk hari gini?
Namun, demi keuangan yang lebih baik, bisa dong ya, membuat waktu sebentar untuk duduk dan belajar membuat laporan keuangan. Toh enggak harus membuat yang rumit. Kamu bahkan bisa banget memanfaatkan berbagai aplikasi keuangan yang sudah tersedia secara gratis di smartphone. Nggak perlu membuat tabel-tabel, langsung saja bikin dengan smartphone. Praktis banget.
Yang penting, fokus ya saat membuatnya, karena kamu akan terlibat dengan banyak angka, bahkan prediksi dan proyeksi. Jadi, buat waktu yang benar-benar nyaman untukmu.
2. Ajak pasangan
Jika kamu sudah berkeluarga, maka wajib hukumnya untuk mengajak pasangan untuk bareng-bareng belajar membuat laporan keuangan, kalau kalian berdua memang belum pernah membuatnya.
Berkomunikasi dengan pasangan soal keuangan keluarga adalah wajib hukumnya. Pasalnya, rumah tangga itu memang masalah berdua kan? Bukan hanya salah satu? Tujuan dan cita-cita juga berdua, meskipun mungkin masing-masing punya juga cita-cita dan mimpi masing-masing.
3. Review dan evaluasi
Jika kamu sudah belajar membuat laporan keuangan, maka juga wajib untuk melakukan review dan evaluasi di setiap akhir bulan. Dengan begitu, jika ada sesuatu yang salah atau tidak semestinya, kamu juga akan segera bisa mengetahuinya. Kamu pun lebih mudah mengambil solusi atas masalah yang muncul.
Demikian cara belajar membuat laporan keuangan pribadi yang paling sederhana yang bisa kamu coba lakukan. Yang penting, pilihlah media yang paling membuatmu nyaman.
QM Financial juga membagikan worksheet berisi catatan keuangan, sudah dengan rumus dan kamu tinggal mengisinya sesuai dengan kondisi loh! Mau? Yuk, daftar di kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Training Keuangan bagi First Jobbers: Ini Dia 5 Alasan Pentingnya
Training keuangan merupakan salah satu jenis training penting yang sebaiknya diberikan oleh pihak human resource perusahaan yang perhatian terhadap kesejahteraan karyawannya. Nggak hanya pada mereka yang sudah bertahun-tahun mengabdi di perusahaan, tetapi juga bagi mereka yang baru saja bergabung terutama yang masih first jobbers.
First jobbers adalah sebutan bagi mereka yang baru saja menapakkan kaki di dunia kerja yang qeras ini, lantaran baru lulus dari kuliah. Masih kinyis-kinyis, gitu katanya. Hal yang sering dirasakan pada fase ini biasanya adalah pengin buru-buru mandiri dan mendapatkan penghasilan sendiri.
Karena itu, keterampilan untuk manajemen keuangan seharusnya sudah mulai dipelajari dan didalami. Gaji mungkin memang belum terlalu besar, tapi jangan salah, justru di sinilah garis start untuk mulai mengelola keuangan dengan benar.
Kamu bisa saja belajar keuangan sendiri, tetapi akan lebih komprehensif jika diberikan oleh perusahaan sesuai dengan jenjang kariermu. Saat pada fase recruit ini, kamu perlu membangun kebiasaan keuangan yang baik. Nanti setelah beberapa tahun kamu bekerja, fasenya akan berbeda lagi, dan perlu kembali mendapatkan training keuangan. Nah, saat menjelang pensiun, sebagai karyawan, kamu juga membutuhkan training keuangan sekali lagi, demi menyiapkan diri menghadapi masa pensiun yang sudah dekat.
Tapi, mengapa fase recruit ini penting untuk mendapatkan training keuangan? Kan gaji juga belum besar, bisalah diatur sendiri. Eits, jangan salah. Training keuangan itu bakalan dibutuhkan banget untuk first jobber. Ini dia alasan-alasannya.
Alasan Mengapa First Jobber Butuh Training Keuangan
1. Punya kebiasaan keuangan yang baik sejak dini
Faktanya, tak banyak orang yang memiliki keterampilan mengelola keuangan yang baik di masa mudanya. Apalagi, soal keuangan ini memang tak pernah diajarkan di bangku sekolah maupun kuliah.
Oleh orang tua kita? Biasanya yang diajarkan adalah kebiasaan menabung, tetapi jarang banget kita belajar bagaimana belanja dengan bijak sejak kecil. Betul? Padahal pada aktivitas belanja ini yang seharusnya kita fokus untuk belajar, biar enggak jor-joran.
Apalagi di fase entry level, ketika kita baru saja mandiri dan bisa mendapatkan penghasilan sendiri. Perasaan jadi kayak mau balas dendam, betul?
Di sinilah kita perlu training keuangan, yang dapat melatih kita untuk terbiasa belanja dengan bijak agar tak membahayakan cash flow keuangan kita. Gaji harus dikelola dengan baik, supaya bisa dipakai sampai gajian lagi berikutnya.
2. Dapat segera menentukan tujuan keuangan
Di masa-masa fase awal, para first jobber biasanya juga belum tahu bahwa memiliki tujuan keuangan itu penting. Apalagi yang jangka panjang seperti pensiun. Baru saja dapat kerjaan, masa sih sudah mikirin pensiun? Gitu mungkin ya?
Padahal, justru saat baru mulai bekerja inilah, saat yang tepat untuk mulai membuat rencana pensiun, kalau kamu memang mau nanti ingin menjalani masa pensiun yang mandiri dan sejahtera.
Hal yang sama juga berlaku untuk berbagai tujuan keuangan penting lainnya. Pasalnya, menentukan tujuan keuangan itu sama dengan kita membuat tujuan hidup. Pertanyaannya tak pernah lepas dari: mau hidup seperti apa nanti? Pengin mencapai apa saja nanti? All about dreams and achievement!
Kalau nggak segera direncanakan melalui training keuangan, terus kapan lagi?
3. Nggak sembarangan berutang
Utang biasanya juga jadi jebakan betmen, apalagi bagi seorang first jobber yang baru saja pegang kartu kredit. Belum lagi dengan berbagai tawaran pinjol dan paylater yang belakangan berkembang secara luar biasa. Ditambah dengan belum bijak dalam belanja, jadi deh, perilaku konsumtif dipelihara. Dengan tambahan beban cicilan utang.
Tanpa training keuangan yang komprehensif, mengambil pinjaman dana alias utang bisa jadi sandungan besar dalam arus kas keuangan buat first jobber. Akibatnya ya jadi kebiasaan keuangan yang kurang baik ke depannya.
4. Bisa memilih proteksi dengan baik
First jobber itu biasanya kan masih lajang, masa sudah butuh asuransi? Eits, jangan salah loh! Kalau kamu adalah first jobber adalah sandwich generation, yang menjadi tulang punggung keluarga besarmu, maka kamu akan butuh asuransi jiwa sekarang juga.
Di samping itu, kamu juga butuh proteksi kesehatan. Memang sih, perusahaan-perusahaan sudah diwajibkan oleh pemerintah untuk mengikutsertakan karyawannya dalam BPJS Kesehatan. Akan tetapi, tentu ini mesti disesuaikan dengan kebutuhan.
Kalau kamu adalah sandwich generation, maka kamu juga perlu mempertimbangkan untuk memberikan asuransi kesehatan untuk seluruh keluargamu. Ini adalah hal yang tidak akan terpikirkan kalau tidak melalui training keuangan yang komprehensif.
5. Segera punya tabungan dan investasi
Belanja teros … Bayar pakai kartu kredit dan paylater teros, tanpa bisa mengendalikan diri, atas nama healing dan self reward. Sampai-sampai tak pernah punya tabungan, apalagi investasi.
Lagu lama? Betul. Bisa jadi akan selalu ada first jobber yang punya masalah seperti ini, karena belum mendapatkan training keuangan yang pas dari kantor tempatnya bekerja.
Atau bisa jadi, nggak punya tabungan dan investasi, karena semua uang yang didapatkan langsung dipakai untuk kebutuhan keluarga besar.
Hal ini bisa kamu cari solusi, jika kamu memiliki keterampilan pengelolaan keuangan yang baik. Untuk itulah, training keuangan diperlukan.
Nah, itu dia beberapa alasan mengapa first jobber membutuhkan training keuangan yang komprehensif.
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
4 Prinsip Perencanaan Keuangan Syariah yang Wajib Diketahui
Konsep keuangan syariah di Indonesia saat ini memiliki potensi yang optimis, terutama di berbagai jasa keuangan. Tapi, kamu juga bisa loh menerapkan konsep ini dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya dengan membuat perencanaan keuangan syariah.
Kamu pasti sudah paham seberapa penting perencanaan keuangan dalam kehidupan pribadi maupun keluarga. Sebuah rencana, bisa membuat kita mengubah pola pikir untuk mengelola keuangan dengan baik dan bijak. Terutama dengan prinsip syariah, proses pengelolaan nantinya akan sejalur dengan ajaran agama yang tidak hanya berorientasi pada dunia semata.
Perencanaan Keuangan Syariah, Apa itu?
Tak berbeda jauh dengan konsep secara umum, perencanaan keuangan syariah adalah kegiatan merencanakan, menyimpan, mengatur, dan menginvestasikan harta dengan prinsip syariah Islam.
Selain membantu kelola keuangan, kamu juga diarahkan untuk memanfaatkan harta yang kamu miliki dengan optimal dan bisa memberikan manfaat sesuai dengan ajaran Islam. Mulai dari mengatur arus kas, membuat tujuan keuangan, menggunakan produk syariah, hingga warisan.
Ciri-ciri perencanaan keuangan syariah yang menjadi pembeda dengan konsep umum yaitu tidak melanggar ajaran agama, tidak ada riba, tidak merugikan pihak lain, dan ada akad baik di setiap transaksi yang dilakukan.
Salah satu contoh dalam penerapan syariah dalam arus kas misalnya dengan membuat alokasi zakat, prioritas pelunasan utang, hingga alokasi investasi syariah secara rutin. Sementara tujuan keuangan misalnya seperti ibadah haji ke tanah suci, atau biaya pendidikan anak.
Penggunaan produk-produk investasi dalam perencanaan keuangan syariah misalnya diperhatikan mulai dari sukuk, deposito syariah, atau reksa dana syariah. Di sisi lain, rencana warisan juga harus mengikuti aturan waris dalam Islam.
4 Prinsip Perencanaan Keuangan Syariah
Sejak awal sering disinggung terkait prinsip syariah, sebenarnya apa itu? Dan bagaimana penerapannya dalam perencanaan keuangan? Kamu dapat menerapkan sistem ini di rencana keuangan.
1. Dari Mana Harta Diperoleh
Bagaimana kamu memperoleh harta yang kamu miliki saat ini? Dari mana saja sumber keuanganmu?
Pertanyaan tersebut menjadi dasar dari prinsip pertama. Pasalnya, untuk mengelola keuangan kamu wajib memperhatikan asal usul uang yang kamu dapatkan. Dalam Islam, umatnya diajarkan untuk mengonsumsi makanan halal dan baik.
Hal itu disebutkan dalam Qs. al-Baqarah ayat 168 yang menjelaskan, makanan dalam hal ini diartikan sangat luas, termasuk harta yang kita punya untuk mendapatkan makanan. Apakah itu bersumber dari hal-hal yang baik?
So, bisa dibilang, secara tidak langsung, perencanaan keuangan syariah ini mengimbau kamu untuk mencari uang dari pekerjaan yang halal, baik itu dari gaji, honor, maupun imbal hasil investasi.
2. Bagaimana Harta Dilindungi
Melindungi harta di sini artinya membuat harta kamu bersih dengan cara menunaikan zakat, sedekah atau infak. Selain untuk membersihkan kekayaan, hal ini juga diyakini dapat memperlancar rezeki dan menolak musibah.
Selain itu, kamu juga bisa melindungi harta kekayaan dengan prinsip ta’awun atau tolong menolong yang merupakan bagian dari proteksi syariah.
3. Ke Mana Harta Dikeluarkan
Pengeluaran harta secara syariah yaitu dengan menentukan adil dan objektif menentukan prioritas keuangan. Kamu harus mendahulukan apa yang menjadi kebutuhan primer atau pokok dibanding kebutuhan sekunder.
Dengan begitu, kebutuhan primer seperti makan, tempat tinggal, dan yang keperluan wajib lainnya dapat terpenuhi. Menentukan priorita keuangan erat kaitannya dengan piramida finansial.
Apa itu piraminda finansial?
Piramida finansial yaitu terdiri dari zona aman, nyaman dan mapan. Kamu berada di zona aman ketika cash flow sehat, utang terlunasi tepat waktu, dan kamu punya dana darurat. Sementara mapan, artinya kamu sudah berada di tahap tak lagi mengkhawatirkan masalah finansial.
4. Harta yang Dikelola
Harta yang dimiliki harus dikelola dan dialokasikan ke hal-hal yang bermanfaat dan berdampak baik untuk sesama. Misalnya dengan investasi pada produk syariah berdasarkan fatwa dari Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia.
Saat ini sudah banyak instrumen produk syariah yang tersedia, seperti deposito syariah, reksa dana syariah, saham syariah, bahkan kredit pemilikan rumah syariah, dan lainnya pun tersedia.
Tip Membuat Perencanaan Keuangan Syariah
1. Mengelola Aset dengan Baik
Untuk mengelola aset dengan prinsip syariah, kamu harus bisa adil dan seimbang. Selain itu, perhatikan segala hal dari aspek syariahnya.
Kelolah uang dengan baik; jumlah yang kamu keluarkan sebaiknya tidak lebih banyak dari jumlah yang kamu dapatkan. Selain itu juga ingat, bahwa penting untuk melunasi utang sesegera mungkin. Terlalu lama terjerat dengan utang tidak akan baik untuk kondisi finansial kamu. So, pastikan untuk menjauhi riba agar harta yang kamu miliki sekarang lebih berkah.
2. Membuat Tabungan dan Mulai Investasi
Sama halnya dengan penerapan perencanaan keuangan konvensional, kamu harus menabung dan berinvestasi namun dalam prinsip syariah gunakan kaidah Islam mulai dari pembiayaan hingga penggunaan jasa investasi yang sah dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
3. Berzakat
Tip lainnya adalah rutin melakukan zakat, sedekah, atau infaq untuk membersihkan harta kamu dan menjadikannya lebih bermanfaat untuk orang lain. Diajarkan pula dalam prinsip agam Islam, bahwa harta yang kita miliki saat ini sedikitnya milik orang lain di luar sana.
4. Pahami Risiko dan Beli Asuransi Syariah
Banyak hal tak terduga selama manusia hidup. Masalah bisa saja datang silih berganti dan kita harus siap menghadapinya. Untuk mengurangi risiko keuangan, sebaiknya kamu menggunakan asuransi syariah, yang dapat menjamin kerugian ketika kamu ditimpa musibah.
Dengan penjelasan prinsip perencanaan keuangan syariah di atas, kamu tentunya sudah memahami apa saja yang harus diperhatikan dan dilakukan. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk buat perencanaan keuangan sendiri!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Kenapa Membuat Laporan Arus Kas Pribadi Itu Penting? Ini 5 Alasannya!
Pengin mencapai kebebasan finansial? Pengin mewujudkan keinginan-keinginan dan cita-cita di masa depan? Pengin memperbaiki kualitas hidup? Semua itu ternyata bisa dicapai “hanya” dengan membuat laporan arus kas pribadi loh!
Iya, beneran, karena untuk semua yang kamu inginkan untuk hidupmu itu, kamu harus membuat suatu rencana keuangan yang komprehensif. Sedangkan untuk membuat rencana keuangan yang menyeluruh seperti ini, kamu perlu mengetahui bagaimana kondisi pemasukan dan pengeluaranmu.
Nah, kebayang kan korelasinya?
Posisi arus kas keuangan pribadi kamu memang menjadi fondasi bagi semua rencana dan cita-cita hidup kamu, bahkan sampai jauh ke depan nanti.
Mari kita lihat 5 alasan pentingnya membuat laporan arus kas pribadi ini, agar kamu yang sampai sekarang belum pernah melakukannya bisa termotivasi untuk mengelola keuangan dengan lebih baik dan bisa mulai dari sini.
5 Alasan Pentingnya Membuat Laporan Arus Kas Pribadi
1. Tahu posisi keuangan
Ini yang paling penting. Tanpa membuat laporan arus kas pribadi, mana bisa kita tahu dengan persis bagaimana posisi keuangan kita: sehat atau enggak?
Apa sih tanda keuangan sehat? Nah, ini kamu bisa baca lengkap di artikel sebelumya, yang sudah ditautkan ya.
Kita akan bisa menilai, apakah posisi keuangan kita sudah baik atau belum, dari mencermati laporan arus kas pribadi ini, karena di sini ada perhitungan penghasilan dan anggaran pengeluaran secara detail, termasuk juga ada catatan aset dan kewajiban–kalau kamu sudah bisa membuat laporan arus kas secara lengkap.
Dengan tahu posisi keuangan kita dengan pasti, maka selanjutnya akan lebih mudah bagi kita untuk menyusun rencana keuangan dengan baik hingga jangka panjang.
2. Bantu sesuaikan atau kendalikan pengeluaran
Dengan laporan arus kas pribadi ini, kamu akan tahu bagaimana satu jenis pengeluaran saja berdampak pada posisi keuangan secara keseluruhan. Bahkan, dengan catatan ini, kamu akan bisa memperhitungkan dengan baik jika hendak menambah pos pengeluaran; memang perlu banget, ataukah bisa ditunda. Atau, malah kemudian kamu memutuskan untuk membatalkannya, karena di catatan kamu belum capable untuk melakukannya.
Catatan arus kas akan dapat membantu kita menyortir, mana kebutuhan yang sangat urgent sehingga perlu diprioritaskan, dan mana yang kurang urgent. Dengan demikian, keuangan akan dapat terkendali secara keseluruhan, karena kita tahu, mana yang harus disesuaikan dan mana yang bisa dilakukan.
3. Tahu kapasitas diri sendiri
Adalah wajar, ketika manusia punya banyak kebutuhan dan keinginan, tetapi punya sumber daya yang terbatas. Dengan membuat laporan arus kas pribadi, kita tahu kemampuan finansial kita sampai seberapa.
Keterbatasan kita ini kemudian bisa dimanfaatkan untuk membuat perencanaan keuangan yang strategis, sehingga meski dengan sumber daya terbatas, semua cita-cita tetap bisa terwujud,
Sepertinya mustahil sih, kita bisa melakukannya jika tidak ada laporan arus kas pribadi.
4. Bantu siapkan tujuan
Catatan pemasukan dan anggaran setiap bulan akan membantu kita untuk mengetahui apa yang perlu disiapkan untuk merealisasikan rencana demi tercapainya tujuan keuangan.
Kalau perlu, demi bisa mencapai tujuan lebih cepat, kita pun memotong anggaran di pos-pos pengeluaran tertentu. Kita bisa menentukan, pengeluaran mana yang harus dihemat dari mencermati laporan arus kas keuangan pribadi bulanan ini.
Tanpa laporan, akan sulit menentukan, pengeluaran sebelah mana yang bisa disesuaikan. Iya nggak sih?
5. Kelola lebih baik untuk kesehatan keuangan yang lebih baik
Dengan membuat laporan arus kas pribadi yang rapi dan baik akan membantu kita untuk melihat kondisi keuangan kita secara keseluruhan, dan mereview-nya sewaktu-waktu. Kita bisa tahu, apakah rasio menabung kita sudah ideal, apakah rasio pengeluaran kita masih dalam batas wajar, apakah utang kita tidak berlebihan, sampai kita juga bisa tahu, rasio likuiditas keuangan kita.
Hal-hal seperti ini penting banget lo, kita ketahui kalau pengin bisa membuat rencana keuangan kita sendiri hingga jangka panjang. Jika ada pengeluaran atau anggaran yang tak wajar, kita juga bisa dengan cepat aware, sehingga bisa melakukan sesuatu untuk antisipasi.
Ya, pendeknya, membuat laporan arus kas pribadi itu penting banget buat kita.
Lalu, apakah kamu sudah tahu cara membuat laporan arus kas pribadi ini? Gampang kok. Kamu bisa belajar di kelas online QM Financial! Akan ada worksheet dalam bentuk .xls yang bisa kamu pakai untuk laporan arus kas pribadi kamu, sekaligus kamu bisa belajar mengisinya juga.
Mau? Yuk, segera daftarkan dirimu ya!
7 Ciri Keuangan Sehat yang Pasti Bisa Dicapai oleh Semua Orang
Setiap orang pasti pengin sehat. Enggak hanya soal tubuh fisik yang sehat, pun mentalnya, tetapi pasti juga pengin punya keuangan sehat. Betul?
Punya keuangan yang sehat itu sebenarnya simpel kok. Justru malah lebih rumit kalau kita ‘pengin kaya’. Tapi, kebanyakan sih yang terakhir yang menjadi target kebanyakan orang. Well, kamu enggak perlu jadi kaya kok untuk punya keuangan sehat.
Berikut beberapa ciri keuangan sehat, yang sebenarnya simpel banget bahkan mungkin kamu sudah menuju ke arah yang sama sekarang ini. Tinggal dilanjutin aja.
7 Ciri Keuangan Sehat
1. Punya pemasukan dan pengeluaran yang lancar, terukur, dan rasionya positif
Bisa jadi setiap orang memang punya pemasukan dan pengeluaran. Wajar, tetapi belum tentu kondisinya sehat.
Ciri keuangan sehat adalah ketika pemasukan dan pengeluaran lancar, dan rasionya positif, dalam artian pemasukan lebih besar dari pengeluaran. Arus kas ini juga terukur dan tercatat dengan baik, sehingga bisa terlihat dengan jelas pergerakannya.
Ketika arus kasnya negatif, ini berarti pengeluaran lebih banyak daripada uang yang masuk. Artinya, ada yang salah dengan pengelolaannya. Apalagi jika sampai tabungan juga tergerus akibat dari negatifnya arus kas ini, berarti kamu harus segera melakukan sesuatu untuk mengatasinya.
2. Punya tujuan keuangan
Orang dengan kondisi keuangan yang sehat akan memiliki tujuan finansial yang jelas pula. Apalagi ketika satu per satu tujuan finansial bisa dicapai. Sudah pasti itu merupakan tanda keuangan sehat.
So, saat ini apakah kamu sudah mencapai satu atau beberapa tujuan finansialmu? Dana DP rumah? Dana menikah? Dana pendidikan anak?
Oh, kamu sedang mengusahakannya? Bagus! Itu sudah merupakan pertanda besar bahwa keuanganmu sehat.
Keep on going, ya!
3. Cicilan utang lancar
Cicilan utang yang lancar, tidak pernah menunggak, dan sesuai dengan kesepakatan juga merupakan salah satu tanda keuangan sehat. Ini berarti rasio utangmu pas atau malah di bawah garis batas, yaitu 30% dari penghasilan rutin, yang berarti anggaranmu cukup longgar untuk membayar cicilan utang.
Yups, ini pertanda bagus. Semoga cicilanmu segera lunas, dan kamu pun sudah one step closer menuju kebebasan finansial. Amin!
4. Kebutuhan rutin terpenuhi dengan baik
Namanya manusia, sudah biasalah banyak mau, banyak keinginan, banyak cita-cita, sehingga banyak kebutuhan juga. Itu tandanya kita masih termotivasi untuk hidup lebih baik.
Jika kondisi keuangan sehat, maka kamu juga enggak akan menemui kesulitan berarti untuk bisa memenuhi semua kebutuhan hidupmu sehari-hari. Nggak perlu utang untuk belanja groceries, bahkan sekadar untuk jajan-jajan lucu. Kamu bahkan punya uang belanja lebih untuk kasih reward untuk diri sendiri sesekali waktu. Bahkan, kamu bisa membayar tunai barang-barang tersier tanpa mengganggu pos pengeluaran yang lain.
Wah, sehat banget tuh!
5. Punya dana darurat
Keuangan sehat juga bisa dilihat dari jumlah dana darurat yang memadai, yang bisa menjadi jaring penyelamat ketika ada keperluan mendadak atau ada kondisi darurat yang memerlukan biaya. Tanpa mengganggu arus kas harian, kamu bisa mengatasi keperluan mendadak ini dengan mudah dan gampang.
Berapa jumlah dana darurat yang ideal? Kamu bisa mengecek di artikel yang sudah ditautkan. Dana darurat enggak harus dibangun sekaligus. Kamu bisa memulainya seiring dengan tujuan keuangan yang lain. Tinggal atur saja proporsinya, lama kelamaan jumlah ideal tersebut pasti tercapai, jika kamu bisa konsisten.
6. Punya proteksi
Keuangan sehat juga ditandai dengan kepemilikan proteksi yang memadai. Yang paling penting adalah kamu punya asuransi kesehatan dan asuransi jiwa. Kedua asuransi ini wajib punya, terutama asuransi jiwa jika kamu masih di usia produktif dan menjadi tulang punggung keluarga.
Pastikan juga kamu mengikutsertakan seluruh anggota keluarga dalam asuransi kesehatan. Karena biaya sakit itu enggak pernah murah. Sekali sakit, bisa menguras tabungan jika kamu tak memiliki asuransi kesehatan. Jadi, jenis asuransi ini wajib hukumnya.
7. Bisa investasi sesuai proporsi
Idealnya, kamu seharusnya bisa berinvestasi setidaknya 10% dari penghasilan rutinmu setiap bulan jika kamu memiliki kondisi keuangan sehat. Bisa lebih malahan, apalagi kalau lagi musim bonus atau ada THR.
Nah, ketujuh tanda keuangan sehat di atas bisa dicapai kalau kamu memiliki keterampilan pengelolaan keuangan yang baik. See? Nggak harus kaya kan, untuk bisa punya kondisi keuangan sehat?
Kamu pengin punya kebiasaan mengatur uang yang baik juga? Kamu bisa belajar kok, mulailah dari memahami konsep Blueprint of Your Money. Dari situ, kemudian kamu bisa melanjutkan ke pengelolaan arus kas, menentukan tujuan finansial, hingga mengenali satu per satu instrumen untuk mewujudkan tujuan keuanganmu.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.