Langkah Awal Freelancing: Panduan untuk Fresh Graduate
Sebagai generasi Z dan juga fresh graduate, barangkali kamu akan lebih tertarik untuk menjalani karier sebagai freelancer. Ada banyak hal yang memang lebih menarik dengan menjadi freelancer ketimbang melamar kerja kantoran. Fleksibilita adalah salah satunya.
Namun, memasuki dunia kerja sebagai fresh graduate membawa tantangan unik, terutama ketika memutuskan untuk mengejar karier sebagai freelancer. Banyak yang merasa terintimidasi dengan prospek bekerja secara mandiri.
Pasalnya, mengembangkan karier freelance membutuhkan lebih dari sekadar keahlian di bidang tertentu. Di sini, diperlukan juga kemampuan untuk mengelola berbagai aspek bisnis dan personal secara efektif.
So, kalau kamu kebetulan adalah seorang fresh graduate dan ingin mengejar karier impian sebagai freelancer sukses, artikel ini sudah pas buat kamu. Kita akan membahas wawasan dasar dan tip praktis untuk memulai perjalanan freelancing dengan percaya diri.
Table of Contents
Langkah Persiapan dan Tip Menjadi Freelancer untuk Fresh Graduate
1. Menentukan Scoop Kerja
Untuk memulai freelancing, idealnya, kamu harus menemukan sesuatu yang menjadi keahlianmu sekaligus yang banyak dicari. So, pemahaman tentang diri sendiri akan diperlukan.
Mulailah dengan introspeksi untuk mengenali keahlian dan minatmu. Tanya pada diri sendiri, apa yang sering kamu lakukan dengan baik? Apakah kamu sering dipuji atas keterampilan tertentu? Pikirkan proyek yang pernah kamu tangani, mungkin bersama teman-teman atau dosen, atau bisa juga pengalamanmu saat internship. Proyek mana yang paling kamu nikmati dan berhasil dengan baik?
Lihat tren pasar untuk mengetahui keahlian apa yang banyak dicari. Untuk saat ini, keahlian seperti pengembangan web, desain UI/UX, atau analisis data sering banget ada di peringkat tertinggi demand.
Memilih dan mengembangkan keahlian khusus sangat penting dalam membangun karier yang sukses sebagai freelancer, sementara masih fresh graduate. Dengan pemahaman yang baik tentang apa yang kamu tawarkan dan kepada siapa, kamu bisa lebih strategis dalam mencari dan mendapatkan proyek.
2. Bikin Portofolio
Sebagai freelancer, portofolio ibarat modal. Sebegitu mahapenting, sehingga kamu tidak boleh membuatnya dengan asal-asalan.
Tapi, kan fresh graduate belum pengalaman? Gimana bikin portofolionya?
Tenang, coba ingat-ingat lagi. Selama kuliah, kamu pernah bikin proyek atau tugas kuliah apa saja? Apakah ada yang dapat nilai bagus, atau dipuji dosen? Nah, karya-karya itu bisa kamu masukkan sebagai portofolio.
Selain itu, kamu juga bisa membuat proyek “fiktif”. Misalnya, kamu coba buat sebuah brief iklan untuk produk skincare. Kamu bikin marketing kit, mulai dari kemasan produk sampai konsep promosinya. Nah, kamu juga bisa memasukkannya ke dalam portofolio kamu.
Gunakan layout yang bersih dan profesional yang memudahkan calon klien untuk melihat dan menilai pekerjaanmu. Kamu bisa menyimpannya di Google Drive atau host lainnya. Kamu juga bisa mempostingnya di akun Instagram. Yang penting, pastikan mudah diakses sewaktu-waktu.
3. Promosikan Dirimu
Dalam dunia freelancing, pemasaran diri adalah kunci untuk mendapatkan lebih banyak peluang dan membangun reputasi profesional. Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan jejaring sosial yang ada.
LinkedIn, misalnya, merupakan platform yang ideal untuk menghubungkan kamu dengan profesional lain dan menunjukkan keahlianmu di dunia kerja. Sementara itu, Instagram bisa menjadi tempat yang tepat untuk membagikan karya visualmu dan menarik perhatian dengan visual yang menarik.
Selain media sosial, memiliki website pribadi juga sangat membantu. Website ini bisa dijadikan sebagai rumah digital di mana kamu menampilkan portofolio pekerjaanmu, membagikan cerita sukses, dan menyediakan informasi kontak. Website menjadi titik sentral di mana klien potensial bisa memahami lebih dalam tentang apa yang kamu tawarkan dan bagaimana mereka bisa berkolaborasi denganmu.
Tidak kalah pentingnya adalah keberadaan di platform freelancing. Situs seperti Upwork, Freelancer, atau Sribulancer memberikan kamu akses langsung ke ribuan peluang kerja yang sesuai dengan keahlianmu. Mendaftar di platform tersebut memungkinkan kamu untuk menjelajah berbagai proyek, dari yang kecil hingga proyek besar, dan memulai pembicaraan dengan klien dari seluruh dunia.
4. Pikirkan Aspek Legal dan Finansial
Mengatur aspek legal dan finansial adalah bagian penting dari menjadi freelancer yang sukses. Meski baru mulai dan masih fresh graduate, adalah penting bagi kamu untuk memahami dan mengelola perizinan sejak awal. Jadi, pastikan kamu segera punya NPWP, dan belajar tentang hak cipta dan kontrak kerja sama.
Sisi keuangan juga tidak kalah pentingnya. Sebagai freelancer, kamu perlu jeli dalam menetapkan tarif yang enggak hanya kompetitif tapi juga mencerminkan kualitas pekerjaanmu.
Segera kelola juga keuanganmu dengan baik. Ingat, salah satu tantangan terbesar menjadi freelancer adalah penghasilannya tidak pasti. Bisa jadi dalam bulan ini kamu mendapatkan penghasilan yang besar, tetapi zonk di bulan depan. Jadi, kamu harus belajar menjaga cash flow sebaik mungkin. Jangan lupa, untuk memisahkan keuangan bisnis dari keuangan pribadimu.
Baca juga: Cara Menentukan Tarif Freelance yang Bukan Harga Teman
5. Siap Mental dan Disiplin
Menjadi freelancer membutuhkan persiapan mental dan kemampuan manajemen waktu yang baik. Tanpa supervisi langsung dari atasan, kamu harus mampu menjaga disiplin diri untuk mengatur jadwal kerjamu sendiri dan tetap termotivasi.
Kamu harus bisa mengatur waktu, kapan mengerjakan proyek dan kapan istirahat agar enggak kelelahan.
Selain itu, networking dengan freelancer lain juga sangat penting. Bergabung dengan komunitas atau jaringan profesional bisa memberikan dukungan, memungkinkan pertukaran ide, dan membantu kamu mendapatkan wawasan baru yang berguna untuk pengembangan karier.
Networking juga bisa menjadi sumber peluang kerja baru, yang akan sangat membantu dalam mempertahankan kelangsungan bisnismu. Dengan mengelola waktu dengan bijak dan memperluas jaringan sosialmu, kamu akan bisa menjalani dunia freelancing dengan lebih efektif dan memanfaatkan setiap kesempatan yang ada, meskipun masih fresh graduate.
Baca juga: Tip Atur Uang buat Freelancer Pemula
Memulai perjalanan sebagai freelancer bisa menjadi salah satu keputusan paling berharga bagi fresh graduate yang mencari kebebasan dalam berkarier dan mengeksplorasi potensi diri. Dengan persiapan yang matang dan pendekatan yang terarah, langkah-langkah awal ini tidak hanya akan membangun dasar yang kuat tetapi juga membuka banyak pintu untuk kesempatan yang lebih luas di masa depan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Bagaimana Cara Training Keuangan Online Meningkatkan Literasi Finansial Karyawan?
Di era digital saat ini, training keuangan online menjadi andalan banyak perusahaan untuk meningkatkan kemampuan keuangan karyawannya. Platform ini menawarkan cara belajar yang fleksibel dan dapat diakses dari mana saja, membantu memperkuat pemahaman tentang pengelolaan keuangan yang efektif.
Peningkatan literasi finansial bukan hanya menguntungkan dalam konteks profesional tetapi juga membawa manfaat besar bagi kehidupan pribadi. Dengan dasar pengetahuan yang kuat, pengambilan keputusan tentang keuangan menjadi lebih bijaksana dan terupdate, mengurangi risiko dan meningkatkan keamanan ekonomi.
Table of Contents
Training Keuangan Online Bisa Meningkatkan Literasi Finansial? Apa Iya?
Adanya training keuangan online enggak hanya mengajarkan dasar-dasar pengelolaan uang, tetapi juga membuka wawasan baru tentang bagaimana cara efektif dalam membuat keputusan keuangan yang cerdas.
Berikut adalah cara-cara training keuangan online bisa membantu meningkatkan literasi finansial karyawan, terutama jika mengundang QM Financial.
1. Pemahaman Konsep Keuangan Dasar
Dalam training keuangan online, karyawan bisa mendapatkan ilmu-ilmu dasar yang akan membantu banget untuk memahami cara kerja uang. Ada pelajaran tentang cara mengelola keuangan harian, bagaimana cara buat anggaran yang enggak cuma asal jadi tetapi juga efektif, sampai ke dasar-dasar investasi.
Dengan ilmu ini, karyawan akan jadi bisa paham lebih jauh soal keuangan, dan tahu apa yang bisa dilakukan agar uang bisa tumbuh dan tetap aman.
Karyawan juga jadi lebih paham bagaimana caranya mengatur keuangan pribadi dengan lebih bijak. Jadi, enggak cuma tahu gimana caranya cari uang, tetapi juga paham bagaimana cara membuat uang itu bekerja, bukan cuma kita saja yang kerja terus-menerus untuk mendapatkan uang.
Baca juga: Pentingnya Financial Training di 3 Jenjang Karier Karyawan Perusahaan
2. Akses Mudah dan Fleksibel
Dengan training keuangan online, karyawan enggak perlu repot-repot datang ke lokasi tertentu; cukup dari mana aja asal ada koneksi internet. Meskipun jadwal kelasnya tetap, sesi tersebut juga bisa direkam sehingga karyawan yang mungkin enggak bisa ikut secara langsung bisa menonton ulang sesi tersebut di waktu lain.
Jadi, ada elemen fleksibilitas yang membantu karyawan untuk tetap bisa mengikuti pelatihan meskipun mereka mungkin punya jadwal yang berbeda-beda atau adanya kendala waktu.
3. Peningkatan Pengambilan Keputusan Keuangan
Setelah ikut training keuangan online, karyawan akan jadi lebih jago dalam hal mengambil keputusan keuangan. Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang cara kerja uang, investasi, dan pengelolaan utang, mereka bisa makin pintar memilah-milah opsi yang ada.
Misalnya, dalam konteks kerja, pengetahuan ini bisa membantu mereka dalam menentukan bujet untuk proyek, atau memilih strategi investasi perusahaan yang lebih menguntungkan.
Di sisi pribadi, pengetahuan ini juga bermanfaat banget. Karyawan jadi bisa lebih bijak dalam mengatur keuangan rumah tangga, seperti bisa menghitung kebutuhan untuk mencapai tujuan keuangan. Misalnya, mereka tahu untuk bisa KPR, DP berapa yang mereka mampu bayar, dan berapa besar cicilannya. Mereka juga tahu kapan waktu yang tepat untuk investasi, atau bagaimana cara mengatur dana pendidikan anak.
Dengan begitu, karyawan enggak hanya bisa mengelola uang dengan lebih baik, tetapi juga mengurangi risiko keuangan yang bisa muncul di masa depan. Jadi, dengan ilmu yang didapat, karyawan bisa lebih tenang dan percaya diri dalam mengambil keputusan keuangan yang penting.
4. Mengurangi Stres Finansial
Dengan ilmu keuangan yang mumpuni, karyawan bisa lebih jago finansial, tahu cara mengatur keuangan dengan lebih baik. Mereka bisa bayar utang, mengatur pinjaman, sampai tahu bagaimana caranya berinvestasi dengan benar.
Dengan begitu, karyawan jadi lebih fokus untuk bekerja, bisa mencapai work-life balance dengan lebih baik, dan bisa tidur lebih nyenyak tanpa memikirkan masalah duit terus.
5. Materi yang Dapat Disesuaikan
Nah, yang asyik dari training keuangan online itu, materinya bisa disesuaikan loh dengan kebutuhan karyawan atau kebutuhan perusahaan.
Jadi, misalnya di kantor lagi fokus ke cara pengelolaan utang atau pengembangan investasi, materi pelatihannya bisa diarahkan ke hal tersebut. Dengan begitu, karyawan jadi belajar apa yang benar-benar mereka butuhkan, bukan cuma teori umum yang kadang enggak terlalu mengena.
So, setiap sesi itu berasa lebih relate sama kehidupan kerja sehari-hari atau tantangan yang lagi dihadapi. Ini bikin proses belajarnya jadi lebih efektif dan menarik.
Baca juga: 8 Dampak Positif Training terhadap Cara Pengaturan Keuangan Karyawan
6. Lebih Seru dan Enggak Membosankan
Training keuangan online itu bisa banget dibuat supaya enggak membosankan. Misalnya, bisa pakai platform kayak kuis, game, atau simulasi. Jadi, karyawan yang ikutan enggak cuma mendengarkan atau baca materi doang, tetapi juga bisa ikutan main-main sambil belajar.
Dengan begitu, karyawan akan terbantu banget supaya enggak cepat lupa dengan yang sudah dipelajari. Plus, dengan cara belajar kayak gini, karyawan jadi lebih semangat untuk mengiktui setiap sesi pelatihannya.
7. Dukungan Berkelanjutan
Jika memang diperlukan, karyawan juga bisa mendapatkan dukungan berkelanjutan. Jadi, enggak cuma pas lagi sesi belajar aja, tetapi juga setelahnya ada agenda-agenda yang bisa terus mendorong karyawan untuk belajar keuangan lebih banyak.
Misalnya, diberi newsletter secara teratur, hingga penyediaan kelas Private 1 on 1, yang memungkinkan karyawan bisa curhat sama trainers pengalaman.
Hal-hal seperti ini pasti akan membantu banget buat klarifikasi hal-hal yang mungkin masih bingung atau buat mendapatkan tip-tip baru yang berguna untuk situasi keuangan karyawan selanjutnya. Jadi, enggak perlu bingung sendirian, karena selalu ada dukungan yang bisa diandalkan.
Dengan semua manfaat yang disajikan, training keuangan online memang dapat memberikan solusi praktis dan efektif untuk memperkaya pengetahuan keuangan karyawan. Setiap sesi yang dirancang khusus untuk menyampaikan materi relevan dan aplikatif menunjukkan betapa pentingnya literasi finansial dalam dunia kerja modern.
So, pelatihan ini bukan hanya investasi dalam peningkatan keterampilan pengelolaan keuangan pribadi saja, tetapi juga langkah strategis dalam membangun dasar keuangan yang kuat untuk masa depan perusahaan secara keseluruhan.
Ingin meningkatkan kesejahteraan finansial dan produktivitas karyawan di kantor? Yuk, undang QM Financial untuk mengadakan kelas keuangan yang komprehensif dan praktis di kantor. Hubungi QM Financial sekarang ya!
5 Contoh Penghasilan Tahunan yang Bisa Didapatkan Karyawan, Finansial dan Nonfinansial
Memahami berbagai contoh penghasilan tahunan yang bisa didapatkan oleh karyawan adalah penting untuk menilai potensi finansial dari suatu pekerjaan. Penghasilan yang diterima oleh karyawan ini enggak hanya terbatas pada gaji bulanan yang diterima lo, tetapi juga berbagai bentuk kompensasi lain yang bisa sangat beragam tergantung pada kebijakan perusahaan dan jenis pekerjaannya.
Penghasilan yang didapatkan oleh karyawan bisa berarti penghasilan finansial dan nonfinansial. Penghasilan finansial umumnya mudah diukur dan langsung berdampak pada kondisi ekonomi karyawan. Sementara itu, penghasilan nonfinansial mungkin tidak langsung berupa uang, tetapi dapat meningkatkan kualitas hidup dan kepuasan kerja, yang tidak kalah pentingnya.
Table of Contents
5 Contoh Penghasilan Tahunan yang Diterima Karyawan
Dalam dunia kerja modern, setiap perusahaan berusaha untuk menawarkan paket kompensasi yang menarik dan komprehensif untuk menarik serta mempertahankan talenta terbaik.
Nah, coba yuk, kita menggali lebih dalam tentang apa saja contoh penghasilan tahunan yang bisa diterima oleh karyawan. Juga tentang bagaimana kompensasi ini bisa beragam, tergantung pada industri, peran, dan kebijakan perusahaan masing-masing.
1. Tunjangan
Tunjangan karyawan adalah berbagai bentuk kompensasi finansial atau fasilitas yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan di luar gaji pokok mereka. Tujuan dari tunjangan ini umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan, menarik dan mempertahankan talenta, serta memberikan motivasi bagi karyawan untuk meningkatkan kinerjanya.
Tunjangan bisa diberikan secara bulanan bersama gaji, tetapi ada juga tunjangan yang bisa menjadi contoh penghasilan tahunan. Misalnya:
- Bonus Tahunan: Tunjangan yang diberikan oleh perusahaan sebagai bonus. Biasanya dihitung secara persentase dari gaji pokok atau berdasarkan formula tertentu yang terkait dengan kinerja perusahaan dan karyawan.
- Tunjangan Hari Raya (THR): Di Indonesia, tunjangan ini wajib diberikan kepada karyawan menjelang hari raya keagamaan besar, umumnya Idulfitri, sesuai dengan ketentuan pemerintah.
- Bonus Kinerja: Tunjangan ini umumnya diberikan berdasarkan pencapaian target masing-masing karyawan atau tim selama tahun tersebut.
- Tunjangan Pendidikan: Ada perusahaan yang memberikan tunjangan tahunan untuk pendidikan anak karyawan, yang dibayarkan per tahun ajaran.
- Uang Cuti: Di beberapa perusahaan, karyawan mendapat pembayaran uang cuti jika mereka tidak mengambil seluruh jatah cuti tahunannya.
- Tunjangan Kendaraan atau Transportasi: Meskipun biasanya diberikan per bulan, beberapa perusahaan menawarkan tunjangan ini dalam jumlah besar di awal atau akhir tahun untuk pemeliharaan kendaraan.
Penghasilan ini dapat bervariasi tergantung pada industri, lokasi, dan kebijakan spesifik dari perusahaan tempat seseorang bekerja.
Baca juga: Strategi Meningkatkan Loyalitas Karyawan Melalui Perbaikan Keuangan Pribadi
2. Profit Sharing
Profit sharing atau bagi hasil adalah skema yang dijalankan oleh beberapa perusahaan untuk memberi penghargaan kepada karyawan. Skema ini mengizinkan karyawan mendapatkan sebagian dari keuntungan tahunan perusahaan.
Biasanya, contoh penghasilan tahunan ini berlaku di perusahaan yang kinerjanya dapat diukur secara jelas atau yang hasilnya secara langsung berpengaruh terhadap keuntungan perusahaan. Skema seperti ini bertujuan untuk mendorong karyawan agar bekerja lebih efektif dan efisien, karena keberhasilan perusahaan secara langsung mempengaruhi pendapatan mereka.
3. Tunjangan Kesehatan
Umumnya perusahaan memberikan tunjangan kesehatan bersamaan dengan gaji setiap bulan. Namun, ada juga yang menyediakan manfaat tambahan secara tahunan, termasuk cek kesehatan gratis setiap tahun. Ini termasuk contoh penghasilan tahunan nonfinansial.
Dengan adanya fasilitas ini, karyawan pun dapat menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin tanpa biaya tambahan, membantu mereka memantau dan menjaga kesehatan dengan lebih baik. Fasilitas ini juga mengurangi kekhawatiran karyawan tentang biaya kesehatan dan menunjukkan komitmen perusahaan terhadap kesejahteraan karyawan.
4. Pelatihan atau Sertifikasi
Ada perusahaan yang memiliki kebijakan untuk memberikan kursus pelatihan atau meraih sertifikasi tertentu. Kebijakan ini bertujuan untuk mendorong karyawan dalam pengembangan keahlian dan peningkatan kualifikasi profesional. Ini juga termasuk contoh penghasilan tahunan nonfinansial, jika perusahaan memberikannya secara rutin setiap tahunnya.
Dengan demikian, karyawan merasa dihargai atas upaya mereka untuk berkembang, sementara perusahaan mendapat manfaat dari peningkatan kompetensi dan efektivitas kerja tim mereka.
Bonusnya, kadang ada insentif atau bentuk penghargaan lain yang meningkatkan motivasi karyawan untuk terus belajar dan berkembang.
5. Saham dan Opsi Saham
Beberapa perusahaan memasukkan saham atau opsi saham dalam paket kompensasi mereka. Hal ini memberi karyawan kesempatan untuk memiliki sebagian dari perusahaan tempat mereka bekerja. Jika saham ini juga memberikan dividen setiap tahun, maka ini bisa dimasukkan ke dalam contoh penghasilan tahunan yang diterima oleh karyawan.
Opsi saham ini bisa dianggap sebagai insentif yang berharga karena memberikan potensi keuntungan finansial jika nilai perusahaan meningkat.
Dengan adanya saham, karyawan pun mendapatkan status tambahan sebagai “pemilik” perusahaan. Karyawan yang memegang saham menjadi lebih terlibat dan memiliki kepentingan langsung dalam kesuksesan perusahaan, yang dapat memotivasi kinerja dan dedikasi yang lebih tinggi.
Baca juga: 9 Hak Finansial yang Diberikan Berdasarkan Kontrak Kerja Karyawan
Kesimpulan
Melalui pembahasan mengenai berbagai contoh penghasilan tahunan di atas, kita dapat melihat bahwa ada banyak peluang bagi karyawan untuk meningkatkan pendapatan, baik dari sisi finansial maupun nonfinansial. Dari gaji pokok, bonus, dan insentif, hingga tunjangan kesehatan dan opsi saham, setiap elemen memiliki potensi untuk memperkaya pengalaman kerja serta meningkatkan kestabilan finansial karyawan.
Untuk benar-benar memanfaatkan berbagai sumber penghasilan ini, penting bagi karyawan untuk mengelola dengan baik keuangan masing-masing. Mempelajari dasar-dasar keuangan dan memahami cara terbaik untuk menginvestasikan dan menghemat uang adalah langkah penting dalam merasakan manfaat penuh dari kompensasi yang diterima.
Dengan mengambil kendali atas keuangan pribadi, karyawan dapat memastikan bahwa setiap bentuk penghasilan yang diperoleh memberikan dampak maksimal terhadap kualitas hidup dan masa depan masing-masing.
Ingin meningkatkan kesejahteraan finansial dan produktivitas karyawan di kantor? Yuk, undang QM Financial untuk mengadakan kelas keuangan yang komprehensif dan praktis di kantor. Hubungi QM Financial sekarang ya!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Contoh Kebijakan Bisnis yang Perlu Dibuat Pemilik agar Bisnisnya Berkelanjutan
Buat kamu para pelaku bisnis kecil dan rumahan, kamu pastinya pengin dong bisnis kamu bisa berkelanjutan, bisa running dalam jangka waktu yang panjang. Apalagi kalau bisa berkembang, bisa rekrut banyak karyawan, dan melayani lebih banyak lagi pelanggan. Nah, untuk itu, kamu wajib tahu juga beberapa contoh kebijakan bisnis yang sebaiknya dibuat.
Menyusun kebijakan bisnis yang tepat bukan hanya tentang memenuhi persyaratan legal atau regulasi, melainkan tentang menciptakan kerangka kerja yang mendukung semua operasi bisnis dan strategi pertumbuhan.
Dengan kebijakan yang kuat, bisnis dapat merespons dengan lebih cepat dan tepat terhadap tantangan pasar serta memanfaatkan peluang yang muncul. Dengan begitu, sebagai pemilik bisnis, kamu bisa membangun fondasi yang kuat untuk masa depan perusahaan.
Table of Contents
Contoh Kebijakan Bisnis yang Wajib Dibuat Pemilik Bisnis
Kadang ada yang beranggapan, ah, bisnis masih kecil, buat apa sih ribet? Well, ini bukan soal ribet meribetkan diri, tetapi tentang memberi bisnis kamu landasan yang kuat untuk berkembang.
Dengan adanya kebijakan bisnis, operasional usaha akan lebih mudah, karena ada koridor yang membuat kita berjalan dengan lurus sesuai arah dan tujuan. Apalagi kalau kamu sudah memiliki karyawan. Kebijakan bisnis bisa jadi pegangan buat mereka mengoperasikan bisnis—meskipun kamu sedang tidak di tempat.
So, seperti apa contoh kebijakan bisnis yang sebaiknya dibuat oleh pemilik bisnis demi memastikan usahanya bisa berkelanjutan? Berikut beberapa di antaranya.
1. Kebijakan Keuangan
Kebijakan bisnis dalam hal keuangan merupakan elemen penting, karena kebijakan keuangan yang kuat membantu menjaga stabilitas finansial bisnis. Bisnis harus dipastikan memiliki cukup arus kas untuk operasi sehari-hari. Stabilitas ini penting untuk menghindari krisis keuangan yang dapat mengancam kelangsungan bisnis.
Contoh kebijakan bisnis untuk keuangan, misalnya:
- Menetapkan prosedur untuk memonitor dan mengatur arus kas harian, termasuk jadwal yang ketat untuk penerimaan dan pembayaran. Ini membantu meminimalkan risiko kekurangan kas.
- Mengadopsi standar akuntansi untuk pencatatan semua transaksi keuangan. Hal ini memastikan transparansi dan kemudahan dalam audit. Enggak perlu yang standar internasional dulu juga enggak apa-apa, yang penting sesuai dengan kondisi dan kebutuhan bisnis.
- Menyusun kebijakan kredit yang ketat, termasuk penilaian kredit pelanggan dan pengaturan pembayaran yang jelas. Juga, mengimplementasikan prosedur efisien untuk pengumpulan piutang.
Baca juga: Belajar Keuangan Bisnis Berawal dari 5 Langkah Ini
2. Kebijakan Operasional
Kebijakan operasional juga merupakan salah satu aspek terpenting dalam pengelolaan bisnis karena memiliki peran krusial dalam memastikan kelancaran, efisiensi, dan efektivitas operasi harian. Berikut beberapa contoh kebijakan bisnis secara operasional yang bisa dibuat oleh pemilik bisnis:
- Mendefinisikan standar kualitas produk atau layanan yang harus dicapai oleh semua unit kerja.
- Menyusun prosedur untuk evaluasi kualitas secara periodik.
- Membuat prosedur untuk memastikan setiap produk atau layanan bisa memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
- Mengembangkan strategi untuk meminimalkan risiko keterlambatan pasokan dan menjamin ketersediaan bahan baku yang teratur.
- Menetapkan kriteria seleksi dan evaluasi vendor untuk memastikan kualitas dan keandalan pasokan.
3. Kebijakan Pemasaran dan Penjualan
Kebijakan pemasaran dan penjualan penting untuk memastikan bahwa perusahaan memiliki arah yang jelas dalam menjual produk atau jasa. Kebijakan ini membantu menetapkan cara perusahaan berkomunikasi dengan pelanggan dan mempromosikan produknya, sehingga semua tim pemasaran dan penjualan bisa bekerja secara konsisten dan efektif.
Contoh kebijakan bisnis yang bisa dibuat oleh pemilik bisnis untuk pemasaran dan penjualan misalnya:
- Menetapkan panduan yang jelas mengenai cara promosi produk, termasuk penggunaan media sosial, iklan digital, dan promosi offline. Kebijakan ini juga meliputi penggunaan diskon, penawaran khusus, dan paket bundling untuk menarik pelanggan.
- Menyusun aturan mengenai penetapan harga produk atau jasa, yang mencakup faktor-faktor seperti biaya produksi, permintaan pasar, dan harga pesaing. Kebijakan ini membantu menjaga margin keuntungan sambil tetap bersaing di pasar.
- Mengembangkan standar pelayanan pelanggan, termasuk kecepatan respons, cara menangani keluhan, dan prosedur pengembalian produk. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan membangun loyalitas pelanggan.
- Menentukan saluran distribusi yang akan digunakan untuk mendistribusikan produk, seperti penjualan online, distributor, atau toko ritel. Kebijakan ini juga mencakup pemilihan mitra distribusi dan logistik.
Baca juga: 5 Langkah Perencanaan Keuangan Perusahaan yang Harus Dilakukan oleh Pemilik Bisnis yang Ingin Sukses
Nah, itu baru tiga contoh kebijakan bisnis yang bisa mulai dibuat. Bisa jadi, ada hal lain yang juga harus dibuatkan kebijakan, misalnya manajemen risiko, kebijakan sumber daya manusia, dan masih banyak lagi.
Iya, PR-nya memang banyak untuk pemilik bisnis. Namun, kamu enggak perlu langsung membuat semuanya sekaligus. Kamu bisa mulai dari kebijakan keuangan. Pasalnya, kebijakan keuangan adalah fondasi yang akan menopang semua aktivitas bisnis di masa depan. Dengan kebijakan keuangan yang solid, perusahaan dapat memastikan bahwa operasional sehari-hari berjalan dengan lancar dan mampu merespons perubahan kondisi pasar dengan lebih efektif.
Yuk, belajar menaikkelaskan bisnis kamu bersama QM Financial! Ada beberapa kelas bisnis yang bisa kamu ikuti di FCOS QM Financial loh! Cek jadwal kelasnya di sini ya.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Memulai Investasi dengan Modal Utang, Yay or Nay?
Memulai investasi sekarang itu enggak memerlukan modal yang besar. Untuk memulai, dana awal yang dibutuhkan bisa berasal dari berbagai sumber seperti gaji bulanan, bonus, atau sisa pengeluaran. Tapi, kok ya ada yang kepikiran pengin investasi dengan modal utang.
Padahal, berutang untuk investasi bukanlah langkah yang disarankan karena dapat menambah beban keuangan.
Sebenarnya, di sisi lain, berutang itu enggak selalu memiliki dampak negatif jika digunakan dengan bijak. Sebagai contoh, utang produktif dapat menjadi sumber pendapatan tambahan. Utang seperti ini biasanya digunakan untuk membeli aset yang nilai jualnya dapat meningkat seiring waktu, sehingga potensi keuntungan dapat mengatasi biaya utang tersebut.
Utang produktif sering kali dianggap sebagai strategi investasi yang cerdas karena dapat meningkatkan aset dan pendapatan di masa depan.
Table of Contents
Prinsip Utang Produktif
Utang produktif ini sering dianggap sebagai “utang baik”. Ada banyak manfaat yang bisa didapatkan dari jenis utang ini, terutama untuk pengelolaan keuangan jangka panjang.
Utang ini memungkinkan peningkatan nilai aset di masa depan, sehingga keuntungan yang diperoleh bisa melampaui biaya utang. Salah satu bentuk utang produktif adalah pinjaman untuk Kredit Kepemilikan Rumah (KPR).
Dengan pinjaman sebesar Rp500 juta, misalnya, rumah yang dibeli bisa disewakan untuk membantu pembayaran cicilan bulanan ke bank. Strategi ini disebut sebagai pemanfaatan aset untuk menghasilkan pendapatan pasif.
Seiring berjalannya waktu, nilai properti biasanya mengalami kenaikan, terutama jika terdapat pengembangan infrastruktur di area sekitarnya. Misalnya saja, ada pembangunan seperti jalan tol, rumah sakit, atau sekolah di dekat lokasi properti. Nah, yang begini nih dapat meningkatkan nilai jual rumah.
Misalnya, rumah yang dibeli dengan harga Rp500 juta bisa meningkat harganya menjadi Rp1 miliar dalam kurun waktu 10 tahun, berkat adanya pembangunan strategis tersebut.
Contoh lain dari utang produktif adalah pinjaman modal usaha. Pinjaman ini bisa digunakan untuk memulai atau mengembangkan sebuah bisnis. Dengan mengajukan pinjaman ke bank, dana yang didapat bisa diinvestasikan ke dalam usaha yang potensial.
Penggunaan modal ini enggak hanya untuk menjalankan usaha tetapi juga sebagai langkah strategis untuk memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan keuntungan usaha di masa depan.
Baca juga: 5 Kesalahan dalam Membayar Utang
Lalu, kalau Investasi Modal Utang, Kenapa Enggak Disarankan?
Nah, dengan bertolak dari prinsip di atas, lantas kenapa investasi enggak disarankan dilakukan dengan modal utang? Padahal ya, konteksnya sama, misalnya dengan KPR. Modal utang, nantinya mendapatkan return yang signifikan.
Kalau dinalar, sepertinya masuk akal sih, ada orang yang beranggapan bahwa investasi juga bisa dong dilakukan dengan modal utang. Kan, nantinya ada nilai return-nya?
Investasi sering kali dilakukan dengan memanfaatkan utang yang bertujuan produktif. Di Indonesia, contoh umum dari utang produktif meliputi kredit modal kerja, pembiayaan pembelian rumah, atau pembelian kendaraan yang semuanya memiliki potensi untuk menghasilkan pendapatan. Dengan strategi yang tepat, utang ini bisa diolah sehingga menghasilkan keuntungan di masa yang akan datang.
Meskipun begitu, modal utang untuk berinvestasi bukan tanpa risiko. Investasi seperti saham, peer to peer lending, atau mata uang kripto yang sangat fluktuatif bisa memberikan hasil yang sangat variatif—laba besar pada suatu hari dan kerugian di hari lain. Pergerakannya terlalu luas, dan sangat tergantung pada kondisi eksternal.
Sementara itu, beban bunga dari pinjaman yang diambil tetap harus dibayar secara rutin setiap bulan tanpa memandang hasil investasi.
So, meskipun enggak ada larangan mutlak terhadap modal utang untuk berinvestasi, pendekatan ini enggak selalu direkomendasikan. Adalah sangat penting untuk mempertimbangkan dengan hati-hati, membandingkan potensi imbal hasil investasi dengan biaya bunga yang harus dibayar.
Agar risiko lebih terkelola dengan baik, ada baiknya untuk memulai investasi dengan dana yang sudah ada. Istilahnya, dana dingin, terutama setelah semua kebutuhan dasar terpenuhi, untuk mengurangi potensi risiko yang mungkin timbul.
Memahami bahwa investasi bukan hanya tentang potensi keuntungan, tetapi juga tentang kemungkinan kerugian, adalah kunci dalam pengambilan keputusan keuangan.
Berinvestasi dengan Modal Minim: Panduan Lengkap
Memulai investasi dengan modal yang kecil adalah strategi yang cocok bagi pemula. Mulai dengan jumlah yang kecil merupakan langkah awal yang baik untuk mengenal dunia investasi tanpa risiko besar.
Enggak perlu terburu-buru ingin mendapatkan hasil besar, kunci dalam berinvestasi adalah konsisten. Apalagi jika jangka waktunya masih panjang.
Supaya melengkapi artikel ini, berikut ada beberapa instrumen investasi yang bisa dimulai dengan modal kecil, tanpa modal utang.
1. Reksa Dana
Reksa Dana menjadi pilihan menarik lainnya, khususnya bagi yang baru terjun ke investasi. Dengan modal awal Rp100.000, investor bisa menikmati keuntungan yang kompetitif setiap tahunnya. Dana yang diinvestasikan akan dikelola oleh manajer investasi yang berpengalaman dan dialokasikan ke berbagai instrumen seperti pasar uang, saham, obligasi, atau campuran.
2. Investasi Emas
Investasi emas juga merupakan alternatif yang menarik, terutama karena emas dikenal sebagai aset yang aman dari inflasi. Zaman sekarang, kita bisa memilih, mau beli emas riil atau digital, dengan berat yang bervariasi. Kalau memang mampunya kecil, ya enggak masalah. Bahkan, kamu bisa menabung emas digital dari sisa hasil belanja online, karena banyak marketplace juga menyediakan layanannya.
3. Deposito
Deposito merupakan pilihan investasi lain dengan modal minim yang ditawarkan oleh bank. Ada bank yang menawarkan deposito dengan modal awal Rp1 juta saja.
Keuntungan utama dari deposito adalah bunga yang lebih tinggi dibandingkan tabungan biasa dan stabilitas yang lebih terjamin. Investor bisa memilih jangka waktu mulai dari sebulan hingga sepuluh tahun, dengan imbal hasil yang lebih tinggi untuk periode yang lebih lama.
Baca juga: Mulai Investasi, Berikut 5 Hal yang Harus Selalu Menjadi Pertimbangan Sebelumnya
Nah, dengan berbagai pilihan yang ada, memulai investasi dengan modal kecil enggak lagi menjadi halangan. Enggak perlu modal utang kan?
Dengan konsistensi dan pengelolaan yang baik, investasi kecil ini bisa berkembang dan menghasilkan keuntungan besar di masa depan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Family Traveling: Liburan Menyenangkan dengan Anggaran Terbatas
Salah satu agenda yang wajib dilakukan bareng keluarga adalah family traveling. Agenda ini penting loh!
Ada banyak manfaat yang bisa didapatkan dari family traveling. Yang pertama, refreshing tentu saja, dari berbagai rutinitas harian yang kadang bikin sekeluarga sibuk sampai ketemunya cuma malem doang. Yang kedua, untuk mempererat bonding antaranggota keluarga. Yang ketiga, tentu saja supaya mental health terpelihara dengan baik.
So, enggak salah kalau kamu bikin acara family traveling ini sebagai agenda rutin. Misalnya 6 bulan sekali. Atau, setahun sekali juga enggak apa-apa. Mau yang dekat atau yang jauh juga boleh. Kuncinya satu: direncanakan dengan baik, sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan. Karena yang namanya anggaran akan selalu terbatas, ya kan?
So, berikut ini ada beberapa tip yang bisa kamu ikuti untuk membuat agenda family traveling jadi menyenangkan, meskipun anggaran terbatas.
Table of Contents
Tip Family Traveling dengan Anggaran Terbatas
1. Survei dan Tentukan Tujuan Liburan
Memilih tempat liburan yang tepat untuk family traveling butuh perhatian dan rencana yang jelas. Penting untuk melakukan survei dulu sebelum memutuskan. Surveinya juga enggak perlu susah-susah.
Kamu bisa browsing website OTA atau cari informasi di akun-akun traveling. Hal ini berguna agar kamu dapat gambaran apakah tempat itu sesuai dengan yang diharapkan atau tidak.
Melakukan riset juga membantu dalam mengatur anggaran. Dengan mengetahui biaya di tempat tujuan, bisa lebih mudah menyusun dana liburan yang dibutuhkan. Jadi, setelah tahu ke mana hendak menuju, selanjutnya buat itinerary-nya.
Selain itu, bisa juga cari tahu promo atau diskon yang ditawarkan, yang pastinya bisa menghemat pengeluaran. Jadi, riset dan surveinya bukan cuma untuk menemukan tempat liburan yang pas, tetapi juga membantu menghemat biaya.
Baca juga: 5 Pentingnya Liburan Sekeluarga yang Diagendakan Rutin
2. Pesan Lebih Awal
Setelah memilih tempat liburan, langkah selanjutnya untuk family traveling adalah melakukan pemesanan untuk transportasi dan penginapan. Memesan dari awal bisa memberikan banyak keuntungan. Dengan memesan lebih awal, kadang ada harga khusus yang lebih murah atau penawaran menarik lainnya. Hal ini bisa menghemat anggaran liburan dan juga mengurangi risiko kehabisan tempat.
Pemesanan awal enggak hanya untuk transportasi dan penginapan, tetapi juga untuk tiket masuk tempat wisata. Dengan begitu, perjalanan bisa lebih terencana dan nyaman.
3. Pergi Berlibur di Luar Musim
Menghindari musim liburan bisa menjadi pilihan yang bijak saat merencanakan family traveling. Pada umumnya, harga tiket di banyak destinasi wisata akan lebih tinggi selama musim liburan atau high season. Jika memilih untuk berlibur sebelum atau setelah periode tersebut, bisa jauh lebih hemat.
Selain itu, tempat wisata cenderung lebih sepi di luar musim liburan, sehingga memberikan kesempatan untuk menikmati suasana yang lebih tenang dan tidak terlalu ramai.
Perjalanan di luar musim liburan enggak hanya mengurangi biaya, tetapi juga memperkaya pengalaman liburan. Dengan lebih sedikit pengunjung, mudah untuk mengeksplorasi lebih leluasa tanpa harus berdesak-desakan. Hal ini membuat liburan tidak hanya lebih santai tapi juga lebih memuaskan. Memanfaatkan periode low season memungkinkan untuk mendapatkan pengalaman yang lebih intim dan pribadi di setiap destinasi.
Tapi ya tetap kudu diperhitungkan dengan jadwal sehari-hari sih. Kan enggak mungkin anak-anak cabut bolos dari sekolah demi liburan. So, ya kembali lagi harus didiskusikan bersama.
4. Fokus pada Kenyamanan
Fokus pada kenyamanan saat berlibur bisa jauh lebih memuaskan daripada hanya mengejar kemewahan, atau mengejar yang viral-viral. Berhemat saat liburan itu penting, tetapi penting juga untuk enggak mengorbankan kenyamanan. Apalagi untuk family traveling, mungkin ada anak-anak atau bahkan lansia.
Pilihan transportasi, tempat menginap, dan bahkan pemandu wisata harus dipilih berdasarkan tingkat kenyamanan yang bisa ditawarkan. Dengan begitu, pengalaman liburan akan lebih menyenangkan.
Liburan yang nyaman enggak harus selalu mahal kok. Jika bisa menemukan penawaran yang tepat, mungkin saja menikmati liburan mewah tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar. Meskipun ini mungkin jarang terjadi, dengan perencanaan yang cermat, kamu bisa menemukan kesempatan yang tepat untuk menikmati kemewahan dengan harga yang terjangkau.
Fokus utama tetap pada bagaimana membuat setiap aspek liburan menyenangkan dan nyaman untuk semua anggota keluarga
5. Bawa Cash
Membawa uang tunai alias cash saat family traveling bisa sangat membantu dalam mengelola pengeluaran. Uang tunai memungkinkan untuk secara langsung melihat dan mengontrol jumlah uang yang tersedia, membuat keputusan pembelian menjadi lebih terkontrol. Hal ini akan dapat membantu dalam membatasi pengeluaran berlebih dan menjaga anggaran tetap terjaga selama liburan.
Namun, penting juga untuk memperhatikan keamanan. Bawa jumlah uang tunai yang cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan hindari membawa terlalu banyak untuk mengurangi risiko kehilangan atau pencurian.
Selain itu, selalu siapkan kartu debit dan kartu kredit yang bisa diterima di banyak tempat. Kartu-kartu ini bisa sangat berguna untuk transaksi yang enggak terduga atau saat membutuhkan dana darurat. Dengan cara ini, kamu tetap bisa menikmati liburan dengan tenang dan aman.
6. Catat Uang Keluar
Mencatat pengeluaran selama liburan adalah langkah penting dalam mengelola keuangan. Setiap pembelian, enggak peduli seberapa kecil, harus dicatat. Dengan begitu, kamu dapat melacak ke mana uang mengalir. Dengan melihat secara jelas pengeluaran, dapat lebih mudah menghindari pemborosan.
Memiliki catatan yang akurat dan terperinci membuat perencanaan keuangan lebih efektif. Hal ini mencegah pengeluaran yang enggak perlu dan menjaga anggaran tetap seimbang.
Dengan keuangan terkontrol, family traveling pun enggak hanya menyenangkan tapi juga ekonomis. Memastikan enggak ada kejutan di akhir perjalanan karena pengeluaran yang enggak terduga adalah bagian penting dari perjalanan yang sukses.
Baca juga: Cara Mudah Membuat Dana Liburan
7. Jangan Belanja Sembarangan
Apalah artinya liburan tanpa belanja, betul? Belanja memang penting, tetapi harus bijak. Pasalnya, belanja ini sering kali menyebabkan pengeluaran besar.
Membeli kenang-kenangan atau oleh-oleh memang penting untuk mengabadikan momen liburan. Apalagi kali ini bisa family traveling bareng. Namun, penting untuk enggak menjadikan belanja sebagai kegiatan utama. Jika enggak ingin keuangan terganggu, sebaiknya atur pembelian dengan bijak.
Selain itu, cari tempat yang menawarkan harga terjangkau tetapi berkualitas. Berbelanja di pasar tradisional bisa menjadi pilihan yang baik. Di sana, barang-barang biasanya ditawarkan dengan harga yang lebih miring dan pilihan yang lebih beragam dibandingkan toko cinderamata biasa. Dengan cara ini, pengalaman belanja menjadi lebih hemat dan menyenangkan.
Family traveling bisa tetap menyenangkan meski dengan anggaran yang terbatas. Dengan perencanaan yang matang, setiap momen liburan bersama keluarga akan menjadi kenangan indah tanpa harus menguras dompet.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Pelatihan Keuangan Berkelanjutan Penting untuk Dukungan Karier Jangka Panjang: Alasan dan Panduan
Dalam dunia kerja yang penuh persaingan dan terus berubah, memahami cara mengelola keuangan dengan baik menjadi kunci sukses jangka panjang. Pastinya, kamu mau dong punya karier yang panjang dan stabil? Secara enggak langsung, hal ini bisa dicapai dengan kamu mengikuti pelatihan keuangan, alias financial training.
Financial training enggak hanya berguna untuk mencapai stabilitas pribadi, tetapi juga memperkuat kemampuan profesional dalam menghadapi berbagai tantangan finansial di tempat kerja.
Pelatihan keuangan berkelanjutan membantu mempersiapkan karyawan di semua tingkat karier untuk membuat keputusan yang bijaksana dan responsif terhadap perubahan kondisi. Dengan pengetahuan keuangan yang solid, kamu dan karyawan lainnya dapat mengelola sumber daya secara efektif dan memaksimalkan pertumbuhan karier. Hal ini akan dapat membantumu memastikan keberlanjutan keuangan di masa depan.
Table of Contents
Apa Maksud Pelatihan Keuangan Berkelanjutan?
Apa sih maksud pelatihan keuangan berkelanjutan ini?
Konsep pelatihan keuangan berkelanjutan berarti kamu terus belajar tentang keuangan sejak memulai karier hingga menjelang pensiun. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa kamu mendapatkan pemahaman keuangan yang mendalam dan relevan di setiap fase karier dan kehidupanmu.
Seiring berjalannya waktu, dari mulai pekerjaan pertama, berkembang menjadi pekerja yang lebih berpengalaman, hingga mempersiapkan pensiun, kebutuhan finansialmu akan berubah. Dengan mengikuti pelatihan keuangan yang disesuaikan dengan setiap fase ini, kamu akan lebih siap untuk membuat keputusan keuangan yang cerdas sesuai dengan kebutuhanmu saat itu.
Apa Pentingnya Pelatihan Keuangan Berkelanjutan?
Jadi, sangatlah penting untuk terus mengasah pengetahuan keuanganmu sepanjang karier. Mengapa? Ada beberapa alasan besar.
1. Keputusan Finansial yang Lebih Baik
Dengan pelatihan keuangan yang berkelanjutan, kamu akan terus memperbarui pengetahuanmu tentang cara mengelola keuangan pribadi dan bisnis. Hal ini akan dapat membantu kamu membuat keputusan yang cerdas di setiap tahapan karier.
2. Siap Menghadapi Perubahan Apa pun
Karier bisa sangat dinamis, dengan banyak perubahan dalam tanggung jawab dan penghasilan. Pelatihan keuangan membantumu mengelola perubahan ini dengan lebih efektif, misalnya saat kamu dapat promosi dan naik gaji. Dengan berbekal pengetahuan keuangan yang baik, lifestylemu pun enggak akan ikut naik.
3. Pengelolaan Risiko yang Lebih Baik
Belajar keuangan akan membantu kamu mengenali risiko dan peluang. Dengan pelatihan keuangan yang berkelanjutan, kamu bisa lebih siap menghadapi kondisi pasar yang berubah dan mengambil langkah-langkah pencegahan untuk menghindari kerugian finansial.
4. Peningkatan Value Pribadi
Memiliki keahlian keuangan yang kuat menjadikan kamu aset berharga bagi perusahaan. Hal ini bisa meningkatkan peluangmu untuk promosi dan mendapatkan tanggung jawab yang lebih besar.
5. Pensiun yang Nyaman
Dengan pengetahuan keuangan yang mumpuni, kamu bisa merencanakan pensiun dengan lebih baik, memastikan bahwa kamu memiliki dana yang cukup untuk menikmati masa pensiun tanpa kekhawatiran finansial. Kamu juga enggak menjadikan anak-anakmu sebagai sandwich generation.
6. Kebebasan Finansial
Pelatihan keuangan memberikan alat dan pengetahuan untuk mencapai kebebasanfinansial. Hal ini penting tidak hanya untuk keamanan pribadi, tapi juga untuk memberikan kebebasan dalam membuat pilihan karier tanpa terlalu dipengaruhi oleh kebutuhan finansial.
Baca juga: Pentingnya Financial Training di 3 Jenjang Karier Karyawan Perusahaan
Panduan Pelatihan Keuangan Berkelanjutan untuk Karier Jangka Panjang
So, sudah tahu kan, apa pentingnya pelatihan keuangan yang berkelanjutan ini?
Pelatihan seperti ini penting untuk membantu seseorang mengelola keuangan pribadi dan profesional secara efektif sepanjang hidup. Nah, kalau kamu tertarik untuk ikut pelatihan keuangan di kantor, atau misalnya kamu adalah HR yang ingin memberikan pelatihan keuangan untuk karyawan, berikut ada panduan paling simpel untuk struktur pelatihan keuangan berkelanjutan dalam konteks tersebut.
1. Pelatihan Dasar Keuangan Pribadi
- Tujuan: Mengajarkan dasar-dasar manajemen keuangan seperti budgeting, pengelolaan utang, merumuskan tujuan keuangan, dan dasar-dasar investasi.
- Target: Pekerja muda atau mereka yang baru memulai karier.
- Metode: Workshop, kursus online, dan private 1 on 1
2. Perencanaan Keuangan Menengah
- Tujuan: Pengenalan ke perencanaan keuangan jangka menengah, termasuk asuransi, instrumen investasi, pendidikan keuangan untuk anak, dan persiapan dana darurat.
- Target: Individu di pertengahan karier atau yang telah memiliki keluarga.
- Metode: Seminar, private 1 on 1, dan simulasi dengan worksheet.
3. Pengelolaan Aset dan Investasi Lanjutan
- Tujuan: Mendalami strategi investasi, pengelolaan portofolio, dan perencanaan pajak.
- Target: Individu yang telah mapan dalam karier dan mulai memikirkan diversifikasi investasi dan pengelolaan aset yang lebih kompleks.
- Metode: Webinar, simulasi dengan berbagai tools, dan aplikasi.
4. Persiapan Pensiun
- Tujuan: Memfokuskan pada persiapan pensiun, mengelola risiko investasi menjelang pensiun, dan memastikan kecukupan dana pensiun.
- Target: Pekerja senior yang mendekati masa pensiun, tetapi juga harus sudah mulai diedukasikan sejak awal karyawan bekerja.
- Metode: Workshop pensiun, private 1 on 1, dan simulasi skenario keuangan.
5. Edukasi Keuangan Berkelanjutan
- Tujuan: Menjaga kesadaran dan pemahaman tentang perubahan pasar, alat keuangan baru, dan strategi pensiun terkini.
- Target: Semua kelompok usia, fokus pada pembelajaran seumur hidup.
- Metode: Newsletter bulanan, evaluasi, dan membentuk komunitas belajar.
6. Mentorship dan Jaringan Dukungan
- Tujuan: Membangun jaringan dukungan melalui mentoring dan komunitas untuk membantu pengelolaan keuangan di semua tahap kehidupan.
- Target: Individu di semua tahap karier.
- Metode: Private 1 on 1 dan forum diskusi.
Baca juga: Ini 5 Keunggulan Training Keuangan Karyawan bersama QM Financial
Dengan mengikuti pelatihan keuangan berkelanjutan, kamu dan setiap karyawan yang bekerja di semua bidang dapat mengasah kemampuan untuk membuat keputusan finansial yang tepat dan efektif.
Pengetahuan ini esensial banget, enggak hanya untuk kemajuan pribadi tetapi juga untuk kontribusi yang lebih besar dalam keberhasilan perusahaan. Oleh karena itu, pelatihan keuangan merupakan investasi penting yang mendukung pengembangan karier jangka panjang, menawarkan keuntungan yang melampaui peningkatan keahlian finansial.
Ingin meningkatkan kesejahteraan finansial dan produktivitas karyawan di kantor? Yuk, undang QM Financial untuk mengadakan kelas keuangan yang komprehensif dan praktis di kantor. Hubungi QM Financial sekarang ya!
8 Aset yang Bekerja untuk Kita dan Bisa Mendatangkan Penghasilan
Memiliki aset yang bekerja untuk kita merupakan salah satu strategi keuangan yang paling cerdas untuk menciptakan kekayaan jangka panjang.
Investasi di berbagai instrumen yang menghasilkan pendapatan pasif enggak hanya bisa mengamankan masa depan finansial, tetapi juga memberi peluang untuk menikmati kebebasan dalam mengatur waktu dan usaha.
Dalam mencari sumber pendapatan yang berkelanjutan, pemilihan aset yang tepat sangatlah penting.
Table of Contents
Apa Arti Aset yang Bekerja untuk Kita?
Istilah aset yang bekerja untuk kita merujuk pada konsep memiliki aset yang dapat menghasilkan pendapatan atau keuntungan tanpa memerlukan partisipasi aktif terus-menerus dari pemiliknya.
Dengan kata lain, aset ini menjadi sumber pendapatan pasif, yang memungkinkanmu dapat menerima penghasilan secara teratur tanpa perlu bekerja setiap hari untuk mendapatkannya.
Nah, enggak semua aset bisa masuk ke kategori ini. Beberapa karakteristik aset yang bekerja untuk kita meliputi beberapa hal berikut:
- Menghasilkan Aliran Pendapatan: Aset tersebut harus bisa menghasilkan uang secara konsisten, seperti sewa dari properti, dividen dari saham, atau pendapatan dari penjualan produk digital.
- Bisa Mandiri secara Operasional: Aset tersebut idealnya beroperasi dengan sedikit intervensi sehari-hari, yang berarti kamu tidak perlu secara aktif terlibat dalam prosesnya untuk mendapatkan hasil.
- Pertumbuhan Nilai: Selain menghasilkan pendapatan, aset tersebut juga bisa meningkat nilai atau kapitalnya seiring waktu, memberikan dua sumber keuntungan: penghasilan pasif dan apresiasi nilai.
Aset yang bekerja untuk kita penting untuk dimiliki. Pasalnya, aset dengan karakteristik seperti ini akan membantu membangun kekayaan dan mengamankan keuangan jangka panjang dengan menyediakan sumber pendapatan yang stabil dan potensi untuk pertumbuhan nilai.
Baca juga: 5 Cara Menumbuhkan Aset Aktif untuk Mencapai Kebebasan Finansial Lebih Cepat
Contoh Aset yang Bekerja untuk Kita
Nah, seperti yang sudah disebutkan di atas, bahwa tak semua aset bisa masuk ke dalam kategori aset yang bekerja untuk kita. Ada beberapa yang bersifat sebagai penjaga nilai melawan inflasi. Berikut adalah beberapa contoh aset yang dapat bekerja untuk kamu dan berpotensi mendatangkan penghasilan.
1. Properti Sewaan
Memiliki properti untuk disewakan merupakan merupakan salah satu contoh aset yang bekerja untuk kita. Metode ini termasuk metode tradisional. Banyak orang tua kita yang memiliki aset ini, dan bisa menghasilkan pendapatan pasif.
Ada beberapa bentuk aset properti sewaan. Mulai dari rumah, apartemen, hingga ruang komersial. Semua aset tersebut dapat menyediakan sumber pendapatan yang stabil melalui pembayaran sewa bulanan.
Pendapatan ini terus mengalir selama ada penyewa yang menempati properti tersebut. Pemilik properti mendapatkan keuntungan tanpa harus terlibat secara aktif dalam pengelolaan sehari-hari, selama properti tersebut terawat dengan baik dan selalu terisi oleh penyewa.
2. Saham yang Memberikan Dividen
Saham yang rutin memberikan dividen juga merupakan salah satu jenis aset yang bekerja untuk kita. Ini juga cara yang cukup efektif untuk memperoleh pendapatan pasif.
Dividen merupakan bagian dari keuntungan yang dibagikan perusahaan kepada pemilik saham. Pendapatan ini tergantung pada kinerja perusahaan; jika perusahaan memperoleh keuntungan, pemegang saham akan mendapatkan dividen secara periodik.
Hal ini memungkinkan pemilik saham untuk mendapatkan penghasilan tambahan tanpa harus terlibat langsung dalam operasional perusahaan tersebut.
Baca juga: Bagaimana Cara Menemukan Rekomendasi Saham Dividen Tinggi untuk Pendapatan Pasif
3. Obligasi
Memilih obligasi atau instrumen reksa dana pendapatan tetap lainnya juga bisa menjadi strategi investasi yang stabil. Produk obligasi juga termasuk jenis aset yang bekerja untuk kita dan menawarkan pengembalian melalui pembayaran bunga yang diberikan secara periodik.
Ketika berinvestasi di obligasi, dana yang diinvestasikan dipinjamkan kepada penerbit obligasi seperti pemerintah atau perusahaan, yang kemudian membayar bunga sebagai imbalan atas pinjaman tersebut. Pembayaran bunga ini biasanya dilakukan dengan jadwal tetap, memberikan aliran pendapatan yang dapat diprediksi bagi pemegang obligasi.
Investasi jenis ini cocok bagi mereka yang mencari sumber pendapatan tetap dan memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan saham.
4. Website atau Blog
Memiliki website atau blog yang menarik banyak pengunjung membuka peluang untuk menghasilkan pendapatan. Pendapatan ini bisa datang dari berbagai sumber seperti iklan yang dipasang di situs, program afiliasi yang memberi komisi saat pengunjung membeli produk melalui link di situs, atau melalui penjualan produk digital langsung dari website.
Untuk mencapai tingkat pengunjung yang memadai, diperlukan upaya awal untuk mengembangkan konten yang menarik dan relevan serta optimisasi untuk mesin pencari, yang membantu meningkatkan visibilitas situs di internet.
Prosesnya memang enggak mudah dan bukan jalan yang singkat. But, hey, mana ada sih yang instan dan gratis hari gini?
5. Buku atau Kursus Online
Menerbitkan buku atau membuat kursus online juga bisa menjadi aset yang bekerja untuk kita. Produk-produk tersebut, ketika dikembangkan dengan baik dan menarik minat banyak orang, dapat terus menghasilkan uang dalam bentuk royalti atau penjualan berulang.
Fokus utama dalam proses ini adalah menciptakan konten yang relevan dan menarik yang dapat menarik perhatian dan memenuhi kebutuhan pembeli atau mereka yang sedang mempelajari keahlian yang kita tawarkan.
Proses ini juga enggak mudah, terutama di awal. Namun setelah itu, produk dapat terus menghasilkan pendapatan tanpa perlu keterlibatan aktif kita. Dengan begitu, si pembuat konten bisa fokus pada proyek baru sambil terus mendapatkan manfaat dari pekerjaan sebelumnya.
6. Usaha Franchise
Memiliki usaha franchise menawarkan peluang untuk memperoleh pendapatan dari model bisnis yang sudah teruji. Keuntungan utama dari usaha ini adalah adanya struktur dan dukungan yang sudah mapan dari franchisor.
Biaya investasi awal mungkin besar, tetapi imbal hasil bisa sangat menggiurkan. Hal ini terutama efektif bila manajemen harian dijalankan oleh tim yang ahli, memungkinkan pemilik untuk tidak terlibat secara langsung dalam operasi sehari-hari.
Dengan demikian, franchise bisa menjadi salah satu aset yang bekerja untuk kita, terutama yang ingin berinvestasi di sektor yang memiliki risiko lebih terkendali.
7. Pembuatan Aplikasi atau Perangkat Lunak
Mengembangkan aplikasi atau perangkat lunak yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan tertentu bisa membuka peluang pendapatan pasif melalui skema penjualan atau berlangganan. Proses ini dimulai dengan identifikasi kebutuhan pengguna yang belum terpenuhi, diikuti oleh pengembangan solusi yang efektif.
Setelah aplikasi atau perangkat lunak diluncurkan, pendapatan dapat diperoleh dari pengguna yang membayar untuk mengakses atau menggunakan produk tersebut. Keberhasilan usaha ini sangat bergantung pada kemampuan produk untuk menarik dan mempertahankan pengguna, yang banyak dipengaruhi oleh kualitas dan relevansi solusi yang ditawarkan.
8. Investasi Peer-to-Peer Lending
Investasi dalam platform pinjaman peer-to-peer menawarkan kesempatan untuk memberi pinjaman kepada bisnis atau orang lain. Melalui sistem ini, pemilik dana dapat memilih untuk meminjamkan uangnya dan mendapatkan pengembalian berupa bunga.
Strategi ini menciptakan sumber pendapatan pasif, karena pengembalian bunga diperoleh selama periode pinjaman. Platform ini biasanya mengelola semua aspek administratif, dari pengkreditan hingga pengumpulan pembayaran, membuat proses ini relatif mudah bagi investor. Keuntungan dari model ini adalah fleksibilitas dalam memilih pinjaman dan tingkat risiko yang relatif dapat dikontrol, tergantung pada profil peminjam.
Memilih aset yang bekerja untuk kita memerlukan pertimbangan matang dan pemahaman cukup tentang setiap opsi yang tersedia.
Membangun portofolio aset yang terdiversifikasi enggak hanya meningkatkan potensi penghasilan pasif, tetapi juga mengurangi risiko keuangan. Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip investasi yang solid, setiap orang dapat memaksimalkan manfaat dari aset-aset tersebut. Yuk, mulai dengan langkah kecil, evaluasi hasil, dan sesuaikan strategi untuk mencapai tujuan finansial yang diinginkan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
7 Sikap Contoh Less Literate secara Finansial yang Bisa Merugikan
Ada well literate keuangan, tentu saja ada less literate keuangan. Faktanya, tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia itu masih cukup rendah. Contoh less literate paling jelas adalah masih tingginya korban pinjol.
Yes, tingkat literasi keuangan yang rendah sering kali berujung pada meningkatnya korban pinjaman online ilegal. Meskipun akses ke layanan keuangan terbilang luas, dengan 85 dari 100 orang telah mengaksesnya, hanya 49 yang benar-benar memahami aspek keuangan dengan baik.
Data dari OJK menunjukkan bahwa, meskipun ada peningkatan signifikan dalam inklusi keuangan hingga 85,1 persen di tahun 2024 ini, tingkat pemahaman atau literasi keuangan masih terpaut jauh di angka 49,68 persen. Kesenjangan ini menciptakan ruang bagi masalah serius, termasuk maraknya pinjaman online ilegal yang merugikan banyak orang.
Table of Contents
Contoh Less Literate yang Masih Banyak Ditemui di Indonesia
Memang masih banyak contoh less literate yang bisa ditemukan di sekitar kita. Bahkan, mungkin di antara kita pun masih banyak yang melakukannya.
1. Merasa Enggak Butuh Anggaran
Ada orang yang merasa enggak butuh bikin anggaran. Alasannya, karena duit saja enggak ada, apanya yang dibikin anggaran?
Nah, ini jelas contoh less literate, karena kalau well literate maka orang tersebut akan membuat anggaran agar kemudian ada uang untuk dipakai memenuhi kebutuhan. Memang mindsetnya berbeda di sini. Makanya, sudah uangnya enggak ada, masih juga enggak bikin anggaran. Enggak heran kan, kalau sering kehabisan uang sebelum akhir bulan?
Baca juga: Stop Mental Miskin: Ini Cara Kamu Berdaya dan Berhenti Merendahkan Diri Sendiri
2. Kartu Kredit Dianggap sebagai ATM
Ada orang yang menganggap kartu kredit sebagai ATM, dan uang yang didapatkan dari menggesek kartu kredit adalah penghasilan tambahan, atau bahkan uang kaget.
Penggunaan kartu kredit tanpa memahami sepenuhnya cara kerjanya, termasuk paham kalau ada bunga dan biaya yang berlaku, dapat menyebabkan utang yang terus bertambah. Ini adalah contoh less literate yang juga masih sering ditemukan sekarang ini.
3. Investasi Sama dengan Judi
Menganggap investasi sama dengan judi menunjukkan kurangnya pemahaman tentang dasar-dasar keuangan dan merupakan salah satu contoh less literate secara finansial. Investasi dan judi adalah dua konsep yang sangat berbeda dalam hal tujuan, strategi, dan risiko.
Investasi dilakukan dengan tujuan mengembangkan nilai aset melalui berbagai instrumen, seperti saham, obligasi, properti, atau instrumen lainnya. Pengembangan ini dilakukan berdasarkan analisis dan strategi yang matang. Untuk bisa mendapatkan hasil yang baik—sesuai dengan harapan—investasi harus dibarengi dengan riset tentang profil risiko, pasar dan instrumen investasi, serta mempertimbangkan faktor eksternal dan internal yang bisa memengaruhi nilai aset. Dengan begitu, risiko bisa diminimalkan melalui diversifikasi portofolio dan manajemen yang bijaksana.
Sebaliknya, judi bergantung sepenuhnya pada keberuntungan dan peluang. Tidak ada strategi nyata yang dapat memprediksi hasil dari judi secara akurat. Risiko kerugian dalam judi sangat tinggi dan tidak bisa dikontrol.
4. FOMO
FOMO dan mengikuti tren konsumsi tanpa pertimbangan merupakan salah satu contoh less literate secara finansial. Karena FOMO, orang akan sering melakukan belanja yang impulsif dan enggak terencana. Pastinya, hal ini dapat mengganggu kestabilan keuangan jangka panjang.
Biasanya sih, memang ini sering kejadian terutama kalau ada barang baru yang populer atau banyak digunakan oleh orang lain. Apalagi sering wira-wiri di media sosial, diendorse sama influencer. Banyak orang akhirnya beli tanpa mempertimbangkan apakah barang tersebut memang dibutuhkan, atau sesuai dengan kemampuan.
Tak hanya soal belanja barang sih. Di sini juga berlaku tentang investasi. Beberapa waktu yang lalu, pernah booming investasi saham. Banyak orang mencoba “peruntungan” membeli saham yang saat itu sedang naik daun, tanpa disertai riset yang cukup—hanya berbekal rekomendasi influencer di media sosial. Akibatnya, banyak orang membeli saham dengan uang panas—dengan uang arisan, uang pajak, uang hasil pinjaman, dan sebagainya.
5. Menganggap Semua Asuransi sebagai Penipuan
Menganggap setiap asuransi sebagai penipuan adalah salah satu contoh less literate yang cukup fatal. Kalau sampai ada orang yang menganggap asuransi adalah penipuan, maka itu menunjukkan kurangnya pemahaman tentang konsep dan fungsi asuransi dalam manajemen risiko.
Asuransi dirancang untuk memberikan perlindungan finansial terhadap risiko yang tidak terduga, seperti sakit, kecelakaan, atau kerusakan properti. Sikap skeptis terhadap asuransi bisa mengakibatkan keputusan yang merugikan dalam mengelola risiko tersebut.
Baca juga: 5 Ciri Orang yang Bisa Jadi Contoh Well Literate secara Finansial
6. Menganggap Utang sebagai Solusi Kekurangan Uang
Ada banyak orang menganggap utang sebagai solusi kekurangan dana. Padahal, justru ketika kita berani mengambil pinjaman, saat itu juga kita harus yakin bahwa kita punya uang untuk mengembalikannya.
Menganggap utang sebagai solusi kekurangan uang merupakan salah satu contoh less literate yang juga banyak ditemukan di masyarakat. Tak cuma berutang ke bank atau pinjaman online, bahkan berutang juga ke teman—yang kalau ditagih malah galakan yang ditagih.
7. Judi Dianggap sebagai Penghasilan
Ini lebih parah lagi daripada menganggap kartu kredit sebagai ATM dan utang sebagai solusi kekurangan uang. Tapi yang beneran anggap judi sebagai penghasilan itu benar-benar ada. Ini adalah contoh less literate terbesar sepertinya.
Judi berbeda jauh dari sumber penghasilan yang dapat diandalkan. Pasalnya, judi didasarkan pada keberuntungan dan kemungkinan yang tidak terprediksi, bukan pada keterampilan atau upaya yang konsisten.
Memahami contoh less literate secara finansial dan menghindari sikap-sikap tersebut dapat mencegah kerugian finansial. Melalui edukasi dan kesadaran, dapat tercipta pengelolaan keuangan yang lebih baik dan kehidupan finansial yang lebih stabil.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Strategi Melunasi Utang Paylater yang Efektif
Utang paylater telah menjadi bagian dari keseharian dalam dunia keuangan modern. Kemudahan akses dan proses cepat dalam pengajuannya sering kali membuat pengguna terjebak dalam siklus utang yang terasa tak berujung.
Mencari solusi untuk keluar dari beban ini bukan hanya penting tapi juga mendesak untuk menjaga kesehatan finansial.
Table of Contents
Apa Itu Utang Paylater?
Kalau menurut OJK, paylater merupakan sistem pembayaran yang memungkinkan pembelian barang atau jasa tanpa harus membayar langsung di awal. Sistem ini mengizinkan pembayaran secara bertahap setiap bulan, termasuk bunga yang ditetapkan. Dengan begitu, pengguna lebih leluasa untuk mendapatkan apa yang diinginkan meskipun belum memiliki dana penuh pada saat itu.
Intinya sih, paylater adalah layanan yang bertujuan untuk menunda pembayaran. Layanan ini dirancang sebagai solusi bagi yang ingin melakukan pembayaran atau berutang dengan kesepakatan pelunasan di masa yang akan datang.
Sekilas memang terlihat simpel, dan membantu banget buat kamu yang pengin memenuhi keinginan-keinginan. Namun, masih menurut artikel yang ada di DJKN Kemenkeu di atas, paylater juga bisa menimbulkan kecanduan. Faktor-faktor seperti kemudahan transaksi, kebiasaan menyetujui persyaratan tanpa membaca detail bunga dan denda, serta gaya hidup konsumtif dapat mendorong terjadinya kecanduan paylater.
Risiko Utang Paylater
Jadi, kalau dilihat-lihat secara prinsip, paylater itu hanya sebuah sistem pembayaran. Namun, kalau penggunanya enggak bijak, dampaknya bisa sangat signifikan terhadap perilaku.
Sebenarnya prinsip ini kurang lebih sama dengan kartu kredit. Bedanya, untuk bisa mendapatkan kartu kredit, data calon nasabah harus melalui tahap validasi oleh pembuat kartu kredit. Paylater, enggak. Karena ada tahap verifikasi yang diskip, maka tak heran, risiko pun naik. Sayangnya, hal inilah yang banyak tak disadari dan dipahami.
Memangnya apa yang bisa terjadi, kalau kita sampai kecanduan utang paylater?
1. Bikin Kacau Keuangan
Fitur paylater memudahkan transaksi tetapi dapat mengacaukan pengaturan keuangan. Sering kali, dana yang dialokasikan untuk membayar cicilan terpakai untuk kebutuhan mendesak lainnya. Ini menyebabkan terlambat atau gagal membayar cicilan tepat waktu. Situasi ini bisa berulang dan menimbulkan kesulitan finansial jangka panjang, yang akhirnya mengganggu stabilitas keuangan.
2. Ada Biaya Tambahan
Ada biaya tambahan yang mungkin enggak langsung disadari ketika kita pakai paylater. Contohnya seperti biaya administrasi hingga denda.
Ketika tagihan datang, biaya tambahan ini dapat menambah beban keuangan, membuat pengelolaan anggaran bulanan menjadi lebih sulit. Penumpukan biaya ini sering kali menyebabkan kejutan finansial ketika menyadari jumlah total yang harus dibayar jauh lebih besar dari perkiraan awal.
3. Jadi Suka Belanja Impulsif
Penggunaan paylater dapat meningkatkan kecenderungan untuk berbelanja secara impulsif. Fasilitas ini membuat pengguna lebih rentan terhadap godaan diskon dan promosi yang menarik. Dampaknya, belanja menjadi kurang terkendali karena adanya kemudahan akses terhadap kredit instan. Hal ini sering kali memicu pengeluaran yang tidak direncanakan, meningkatkan risiko pembelian berlebihan yang dapat mengganggu stabilitas keuangan.
4. Skor Kredit Buruk
Kegagalan dalam membayar cicilan utang paylater bisa berdampak negatif pada skor kredit yang tercatat di SLIK OJK. Skor kredit yang rendah ini dapat menimbulkan berbagai kesulitan di masa depan.
Misalnya, menjadi lebih sulit untuk mendapatkan kredit produktif dari lembaga keuangan. Selain itu, skor kredit yang buruk juga dapat memengaruhi peluang dalam proses seleksi pekerjaan, karena beberapa perusahaan mempertimbangkan laporan kredit dalam proses rekrutmen. Bahkan, peluang untuk mendapatkan beasiswa atau bantuan pendidikan lainnya juga bisa terpengaruh, karena beberapa penyedia beasiswa memeriksa kelayakan finansial calon penerima.
Baca juga: BI Checking: Pengertian dan Hal-Hal yang Sebaiknya Kamu Tahu
So, masih saja “ngeyel” menunda pelunasan paylater? Yang pasti sih—bukan menakut-nakuti, karena ini memang fakta—semakin lama menunda, upaya melunasi paylater akan semakin sulit, karena denda akan terus berjalan.
Strategi Melunasi Utang Paylater
Melunasi utang paylater secara efektif membutuhkan perencanaan dan disiplin keuangan yang baik. Berikut adalah strategi aplikatif yang bisa dilakukan untuk melunasi paylater.
1. Buat Anggaran yang Realistis
Mulailah dengan menyusun anggaran bulanan yang mencakup semua pengeluaran tetap dan variabel. Prioritaskan pembayaran cicilan utang paylater dalam anggaran untuk menghindari keterlambatan dan memastikan bahwa dana selalu tersedia.
2. Tetapkan Prioritas Pembayaran
Jika memiliki lebih dari satu paylater, prioritaskan pembayaran berdasarkan tingkat bunga dan jumlah utang. Mulailah dengan yang memiliki bunga tertinggi atau saldo terbesar untuk mengurangi beban bunga secepat mungkin.
3. Pembayaran Otomatis
Atur pembayaran otomatis dari rekening bank untuk cicilan utang paylater. Dengan begitu, pembayaran bisa dipastikan tepat waktu setiap bulan sehingga menghindari denda keterlambatan.
4. Kurangi Pengeluaran Tidak Perlu
Evaluasi pengeluaran sehari-hari dan kurangi belanja impulsif atau enggak penting. Gunakan penghematan dari pengeluaran ini untuk menambah pembayaran cicilan, mempercepat pelunasan utang.
5. Gunakan Insentif atau Bonus
Manfaatkan uang tambahan seperti bonus kerja, THR, atau insentif lainnya untuk membayar cicilan. Membayar lebih dari jumlah minimal yang ditetapkan dapat mengurangi saldo lebih cepat dan menghemat bunga.
6. Pantau dan Evaluasi Progres
Secara rutin periksa saldo dan progres pembayaran utang paylater. Memantau kemajuan dapat memberikan motivasi tambahan dan membantu mengidentifikasi masalah lebih awal sebelum menjadi lebih serius.
Baca juga: Menyelesaikan Utang Pinjol dengan Cepat
Memahami cara efektif untuk melunasi utang paylater bisa membawa perubahan signifikan dalam pengelolaan keuangan. Strategi yang dirancang dengan bijak enggak hanya akan membantu melunasi utang lebih cepat, tetapi juga mencegah pembentukan utang baru di masa depan. Pastinya hal ini dapat memberikan kelegaan dan kebebasan untuk mencapai tujuan finansial yang lebih besar.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!