SR015 Terbit 20 Agustus 2021! Yuk, Investasi!
Seri obligasi negara, SR015 terbit hari Jumat ini, tanggal 20 Agustus 2021 loh! Gimana, apakah kamu berencana untuk ikut membeli salah satu jenis obligasi negara ini?
Tentang Surat Berharga Negara
Sukuk Ritel SR015 terbit hari ini, dan merupakan salah satu dari 6 seri Surat Berharga Negara yang dikeluarkan oleh pemerintah di tahun 2021 ini. Tujuan diterbitkannya adalah agar dapat menjadi sumber pembiayaan bagi negara yang sedang giat berjuang lepas dari pandemi dan memulihkan ekonomi nasional, serta menarik minat investor ritel. Ya, seperti kita-kita ini.
Sebelumnya, mungkin kamu perlu tahu, bahwa selain SR015 terbit hari ini, ada beberapa jenis Surat Berharga Negara Ritel lain yang juga diterbitkan oleh pemerintah Indonesia. Ada 2 jenis SBN Ritel, yaitu Surat Utang Negara Ritel—yang merupakan surat berharga konvensional—dan Surat Berharga Syariah Negara—yang pengelolaannya menggunakan prinsip syariah. Surat Utang Negara Ritel sendiri ada 2 jenis lagi, yaitu ORI dan SBR. Sedangkan, Surat Berharga Syariah Negara terdiri atas SR dan ST.
Nah, mau lebih detail, coba yuk, kita lihat.
Prinsip Surat Berharga Negara Ritel, Termasuk SR015 Terbit Hari Ini
1. Tenor dan Tradable
Jangka waktu ORI dan SR biasanya adalah 3 tahun, dengan kesempatan bisa dijual di pasar sekunder setelah melewati holding period dan sebelum jatuh tempo.
Sedangkan, SBR dan ST masing-masing hanya bertenor 2 tahun. Yes, lebih pendek daripada ORI dan SR, serta tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder. Meski demikian investor bisa mengajukan early redemption setelah melewati holding period.
Early redemption adalah pengembalian pinjaman pokok sebagian pada investor setelah 1 tahun investasi. Syaratnya, sebagai investor kita memiliki minimal Rp2 juta dalam satu transaksi, dengan pencairan maksimal 50%.
Berapa lama holding period ini berlangsung? Biasanya 2 kali pembayaran kupon.
2. Kupon
Masing-masing jenis surat berharga menawarkan imbal hasil yang sedikit berbeda.
SR dan ORI memiliki kupon dengan bunga flat, dengan besaran tetap hingga jatuh tempo. Artinya, jika ada penurunan ataupun kenaikan suku bunga dari Bank Indonesia, kupon SR dan ORI tidak akan ikut berubah.
Sedangkan, kupon SBR dan ST bersifat floating with floor, artinya mengambang dengan batas minimal yang sudah ditentukan. Jika suku bunga acuan dari Bank Indonesia naik, kupon SBR dan ST akan menyesuaikan. Namun, jika suku bunga acuan Bank Indonesia turun, sampai di bawah batas minimal suku bunga, maka kupon yang diberikan akan tetap sesuai dengan batas minimalnya.
3. Imbal dan Risiko Capital
Jika kamu memperdagangkan ORI dan SR di pasar sekunder, maka bisa jadi harganya akan naik ataupun turun sesuai kondisinya. Jika pasar lagi bagus, bisa jadi kamu akan mendapatkan keuntungan berupa capital gain.
Namun, jika kondisi pasar sedang tidak menentu—karena satu dan lain sebab—maka juga akan bisa terjadi capital loss, ketika kamu harus menanggung kerugian akibat harga jual yang lebih rendah daripada harga beli. Prinsipnya, sama dengan transaksi saham.
SR015 Terbit, dan Kamu Tertarik Investasi?
Ya, makanya yuk, buruan pesan! Kamu bisa menghubungi Mitra Distribusi yang sudah ditunjuk. Kalau kamu sebelumnya sudah pernah berinvestasi di obligasi negara—jenis mana pun—kamu bisa beli di MiDis yang sama. Namun, jika ini adalah pengalamanmu untuk berinvestasi di obligasi yang pertama, maka carilah MiDis dan segera buka rekeningmu.
Caranya mudah kok. Biasanya, kamu hanya akan diminta untuk menyediakan identitas diri beserta buku tabungan. Ketika sudah diverifikasi—yang hanya makan waktu sebentar—berikutnya kamu sudah bisa pesan SR015 dan bisa melakukan pembayaran. Silakan dicek ke MiDis masing-masing, karena bisa saja berbeda syaratnya satu sama lain ya.
Jangan lupa, selalu ingat prinsip investasi ini ya—termasuk kalau kamu hendak berinvestasi di SR015:
- Dahului dengan #TujuanLoApa
- Pakai dana yang memang dialokasikan untuk investasi
- Pahami cara kerja instrumennya
- Pahami risiko dan juga keuntungannya
- Pastikan proteksimu sudah lengkap
Nah, SR015 terbit hari ini, siap untuk diserbu. Let’s go!
Jangan lupa juga follow Instagram QM Financial untuk berbagai update kelas finansial online dan tip praktis lainnya.
3 Bentuk Training Finansial Karyawan yang Dianggap Efektif dan Disukai
Training karyawan biasanya diselenggarakan di awal masa kerja karyawan baru, untuk memberi bekal pengetahuan dan keterampilan yang cukup. Namun, itu saja tak cukup. Training karyawan harus diberikan secara simultan sesuai jenjang karier, sehingga akan perlu juga jika karyawan mendapatkannya lagi saat mereka berada pada mid level dan juga saat menjelang purna tugas. Termasuk training finansial karyawan.
Proses training sendiri biasanya memang harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi perusahaan serta karyawannya. Tentu saja, kebutuhan dan kondisi ini bisa berbeda antara perusahaan satu dengan yang lainnya. Karena itu, sangat perlu untuk memahaminya untuk kemudian bisa menentukan materi dan metode yang paling tepat agar dapat bermanfaat efektif bagi karyawan.
QM Financial pernah menyelenggarakan survei terhadap klien korporasi, dan ternyata terungkaplah beberapa metode training finansial karyawan yang dirasa paling efektif dan disukai. Ini dia.
Bentuk Training Finansial Karyawan
1. Webinar interaktif
Metode training finansial karyawan yang pertama adalahh webinar interaktif.
Di zaman serbadigital, didukung dengan situasi dan kondisi pandemi yang tak memungkinkan banyak orang untuk berkumpul di tempat yang sama dan tertutup, maka metode dengan webinar menjadi salah satu bentuk training yang cukup digemari.
Apalagi sekarang, sudah semakin banyak aplikasi online class dan webinar yang bisa dimanfaatkan. Mulai dari Zoom, Google Meet, Webex, dan sebagainya. Semua memiliki keunggulan—dan pastinya juga kelemahan—sendiri-sendiri, tinggal bagaimana kita memanfaatkannya.
2. Training membuat perencanaan keuangan
Bentuk training finansial karyawan berikutnya yang dianggap efektif adalah dengan langsung latihan untuk membuat perencanaan keuangan.
Bagi sebagian orang—termasuk para karyawan—memulai untuk membuat rencana keuangan sendiri itu cukup membingungkan. Rata-rata kurang paham, dari mana harus mulai.
Nah, dengan training finansial karyawan yang langsung mengajak berlatih membuat perencanaan keuangan sendiri ini, peserta training akan dibimbing langsung oleh trainer berpengalaman. Dengan demikian, jika menemui kesulitan dalam prosesnya, bisa langsung dibantu.
Diharapkan, setelah training, karyawan akan dapat menjadi perencana keuangan bagi diri sendiri. Pasalnya, keuangan pribadi ya sudah tentu harus dikelola sendiri juga, karena kita sendiri yang tahu kebutuhannya seperti apa, dan bagaimana kondisi keuangan kita.
3. Fitur digital praktis
Setelah webinar dan juga langsung berlatih membuat rencana keuangan sendiri, fitur digital praktis khusus untuk keuangan akan jadi pelengkap.
Fitur digital praktis ini misalnya seperti kalkulator-kalkulator simulasi, worksheet, ebook, handouts, dan lain sebagainya, yang dapat membantu karyawan untuk semakin memperdalam ilmu keuangan yang sudah didapatkan melalui webinar ataupun bentuk training finansial karyawan yang lain.
Bagaimana?
Apakah kantor atau komunitasmu mengalami masalah keuangan yang sama? Ataukah, punya kebutuhan training finansial yang lain? Sila kontak WA 0811 1500 688 untuk mendiskusikan kebutuhan training finansialmu. Semua modul dibuat SIMPEL, PRAKTIS, dan tentu saja FUN!
Jangan lupa juga follow Instagram QM Financial untuk berbagai update kelas finansial online dan tip praktis lainnya.
Perencanaan Keuangan Rumah Tangga dalam 3 Fase
Setiap orang memiliki fasenya sendiri-sendiri dalam hidup. Bisa jadi berbeda satu sama lain. Namun, sebagian besar orang pada akhirnya akan mengalami yang namanya fase berkeluarga, membina rumah tangga untuk tujuan bersama dan lebih berbahagia. Dan, salah satu yang sangat berperan untuk mewujudkan tujuan bersama ini adalah perencanaan keuangan.
Fase kehidupan berkeluarga atau berumah tangga itu sendiri juga terbagi ke dalam beberapa bagian, yang kesemuanya butuh ditentukan tujuan keuangan dan perencanaan yang komprehensif. Demi cita-cita bersama dan kualitas hidup yang lebih baik, betul?
Ini dia tahap-tahapnya.
Tahap Perencanaan Keuangan Rumah Tangga
1. Before marriage
Alias, sebelum menikah.
Yes, perencanaan keuangan rumah tangga atau keluarga seharusnya sudah dibicarakan bahkann ketika pasangan belum menikah. Memang sih, selama janur kuning belum melengkung, berbagai hal bisa terjadi. Namun, kita juga harus bersiap ketika janur kuning benar-benar sudah melengkung, kita enggak shock akan dunia baru yang sedang dimasuki.
Faktanya, kehidupan setelah pernikahan memang sangat berbeda dari yang sering dibayangkan ketika masih pacaran. Karenanya, jangan gagal fokus. Pernikahan bukanlah “ending” bahagia, justru merupakan “garis start” untuk fase kehidupan yang baru.
Lalu, apa yang harus dilakukan oleh (calon) pasangan sebelum menikah? Di antaranya—jangan dianggap sepele nih—berkenalan dengan kebiasaan keuangan pasangan. Akan sangat baik adanya ketika kita mengetahui hal ini sebelum pernikahan, sehingga ketika sudah resmi menjadi pasangan suami istri, tak akan ada kejutan yang bikin sport jantung hanya gara-gara satu dua kebiasaan pasangan yang sebelumnya tak kita ketahui.
Di fase ini, ada satu tujuan keuangan yang seharusnya dimiliki, yaitu memiliki bujet pernikahan bersama, dan kemudian membuat rencana untuk mewujudkannya.
2. Newlywed
Alias, pasangan baru.
Sesaat setelah menikah, akan banyak hal baru yang akan dijalani. Jangan salah, meski pacaran sudah cukup lama, tetap saja biasanya ada satu dua hal yang ternyata baru terungkap setelah resmi menjadi suami istri. Semoga sih bukan hal yang buruk ya. Kalau sudah sempat berkenalan dengan kebiasaan keuangan pasangan, itu sudah merupakan awal yang baik.
Dalam fase ini, pasangan suami istri akan belajar untuk hidup bersama. Akan ada banyak perencanaan keuangan rumah tangga yang harus dirumuskan bersama. So, duduk berdua dan mengobrol adalah satu aktivitas yang harus sering-sering dilakukan.
Beberapa tujuan keuangan rumah tangga atau keluarga yang harus segera ditentukan di antaranya adalah:
- Dana rumah pertama
- Dana pendidikan anak
- Dana pensiun
- Dana liburan
- Dana kendaraan
Dan silakan ditambahkan sendiri sesuai kebutuhan dan mimpi masing-masing.
Banyak ya? Tenang. Garis waktunya juga panjang kok. Karena itu, adalah penting untuk punya dan menentukan prioritas.
Jangan lupa juga untuk mendiskusikan berbagai proteksinya ya, mulai dari dana darurat dan juga asuransi untuk keluarga.
3. Old married couple
Alias pasangan suami istri yang sudah puluhan tahun menikah dan membina rumah tangga.
Jangan salah ya, meski sudah lama menikah, pasangan suami istri juga perlu untuk melakukan review terhadap kondisi keuangannya secara periodik. Mengapa? Karena hidup juga nggak akan stagnan begitu-begitu terus. Begitu ada yang berubah, maka pasangan suami istri harus duduk lagi berdua dan ngobrol soal keuangan.
Di fase ini, biasanya anak-anak sudah dewasa. Rumah barangkali juga sudah ada, KPR sudah mulai kelihatan hilal lunasnya, dana pendidikan anak sudah beres. Jika ada satu dua mimpi atau cita-cita yang belum terwujud, ya itu wajar. Kayak misalnya, menikahkan anak. Mau semandiri apa si anak, orang tua biasanya ya teteup … harus mengeluarkan sejumlah biaya. Setidaknya, buat beri bekal atau modal rumah tangga untuk si anak.
Dalam fase ini, ada satu hal yang harus mulai dipikirkan bersama, yaitu rencana waris.
Nah, ternyata, kita tuh enggak boleh berhenti memikirkan keuangan seumur hidup ya? Iya, karena di setiap fase hidup, kebutuhan kita juga akan berubah karena harus menyesuaikan kondisi.
Keuangan rumah tangga menjadi tanggung jawab bersama, bukan hanya beban salah satu saja—meskipun mungkin penghasilan keluarga berasal dari satu pintu. Intinya, mau satu pintu atau banyak pintu, pasangan suami istri harus dapat bekerja sama sebagai tim keuangan, agar tujuan keuangan rumah tangga dan keluarga bisa dicapai dengan baik.
Yuk, ikut kelas Plan for Married Couples! Cek jadwal kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Jangan lupa juga follow Instagram QM Financial untuk berbagai update kelas finansial online dan tip praktis lainnya.
4 Hal Mengelola Keuangan yang Harus Diajarkan pada Anak: Tak Hanya Menabung Saja!
Siapa yang sudah diajarkan untuk suka menabung sejak kecil oleh orang tua? Sepertinya sih (hampir) semua ya? Karena menabung dipercaya akan sangat bagus untuk mengawali pembelajaran soal mengelola keuangan pada anak.
Memang, akan sangat baik adanya jika persoalan mengelola keuangan ini mulai diajarkan sejak dini pada anak-anak. Harapannya tentu saja, saat sudah dewasa nanti, mereka sudah memiliki kebiasaan keuangan baik sehingga dapat mensejahterakan diri mereka sendiri.
Faktanya, literasi keuangan memang merupakan salah satu dari enam literasi dasar yang harus dikuasai oleh siapa pun, agar dapat bertahan hidup. Dengan mempelajarinya, anak-anak diharapkan enggak akan madesu, alias masa depan suram.
Namun, sayang, pelajaran mengelola keuangan sejak dini ini kadang hanya berhenti di soal menabung saja. Padahal, ada banyak hal soal pengelolaan keuangan yang juga harus dikuasai, tak hanya soal menabung.
Lo, memangnya apa saja yang harus dipelajari oleh anak sejak dini dalam hal mengelola keuangan selain menabung? Ini dia.
Pelajaran Mengelola Keuangan yang Harus Dipelajari oleh Anak Sejak Dini
1. Menghasilkan uang
Bagaimana cara menghasilkan uang?
Anak-anak terbiasa mendapatkan uang dari orang tuanya. Tentu, ini bukan hal yang salah, karena mereka memang masih menjadi tanggung jawab orang tua masing-masing.
Namun, sering kali akhirnya juga terjadi, bahwa anak hanya tahu bahwa orang tua mendapatkan uang dari mesin ATM. Padahal, kita semua tahu, bahwa ada kerja keras dan keringat yang diperas untuk bisa mendapatkan uang yang kemudian bisa dikeluarkan oleh si mesin ATM.
Nah, di sinilah anak harus tahu.
Anak sebaiknya diperkenalkan pada konsep, bahwa untuk bisa menabung, kita harus mendapatkan uang dengan cara bekerja lebih dulu.
2. Belanja
Belanja juga merupakan salah satu hal mengelola keuangan yang juga penting banget untuk diajarkan pada anak sejak dini.
Pasalnya, keterampilan berbelanja dengan bijak, dalam hal ini mengeluarkan uang dengan penuh perhitungan, akan menjadi inti dari kesehatan cash flow mereka nantinya.
3. Berbagi
Kalau soal berbagi, sepertinya sudah banyak orang tua mengajarkannya pada anak sejak dini. Misalnya, anak-anak diajak berbagi dengan orang-orang yang kurang beruntung, mendonasikan mainan yang sudah tak dipakai tapi masih bagus, berdonasi untuk membantu korban bencana, dan seterusnya.
Sekolah-sekolah biasanya juga sudah memiliki kandungan pelajaran ini dalam kurikulumnya, sehingga anak seharusnya sudah tak asing lagi dengan aktivitas berbagi dengan sesama ini.
Sepertinya, tinggal diteruskan saja, dan ditingkatkan lagi sinerginya antara orang tua dan pihak sekolah sebagai pendidik formal anak-anak, untuk semakin meningkatkan semangat berbagi dengan sesama ini.
4. Menabung
Dan, akhirnya menabung.
Rasanya, menabung memang merupakan “level dewa”-nya dari tahap mendidik anak mengenai cara mengelola keuangan dengan baik. Pasalnya, ya mana ada orang bisa menabung kalau tidak bisa menghasilkan uang lebih dulu, dan juga memiliki kebiasaan belanja yang baik? Betul?
Di level dini, perlu juga untuk mengajarkan tak sekadar menyisihkan uang jajan, tetapi juga bahwa menabung itu juga harus punya tujuan. Mau buat apa tabungannya? Untuk beli buku komik kesukaannya? Untuk beli mainan? Untuk beli game card, Robux, dan semacamnya? Yes, sesuaikan dengan minat dan hobi anak, supaya mereka semakin semangat untuk mengumpulkan uang.
Kalau usia anak sudah cukup—sudah menginjak remaja, misalnya—orang tua juga bisa mulai memperkenalkan konsep investasi di sini. Dengan demikian, lagi-lagi tak sekadar menabung, tetapi anak juga mulai diajarkan mengenai konsep passive income.
Nah, dari keempat hal mengelola keuangan, mana nih yang belum diperkenalkan pada si kecil? Yang pertama, kedua, ketiga, atau menabung saja juga belum sempat diperkenalkan?
No worries! QM Financial punya program yang cocok nih sebagai media untuk memperkenalkan konsep mengelola keuangan pada anak. Namanya Program Jagoan Finansial untuk Anak dan Ortu. Silakan cek jadwalnya, dan segera daftar supaya enggak kehabisan tempat ya! Kapan lagi ada kelas keuangan untuk orang tua dan anak se-fun dan seinteraktif ini, ya kan?
Jangan lupa juga follow Instagram QM Financial untuk berbagai update kelas finansial online dan tip praktis lainnya.
Pentingnya Memberikan Training Finansial untuk Karyawan Baru
Penting ya, memberikan training untuk karyawan baru? Utamanya, training finansial?
Mungkin banyak yang bertanya-tanya, mengapa penting untuk memberikan pelatihan atau training finansial bagi karyawan baru sebuah perusahaan. Bukankah lebih banyak pelatihan lain yang lebih penting? Leadership misalnya? Dan, lagi pula, bukankah lebih banyak strategi bisnis lain yang lebih prioritas untuk dikembangkan, ketimbang mengurus karyawan baru?
Wajar sih jika ada kebingungan seperti ini, karena PR untuk bisnis yang masih terus dibangun dan dikembangkan itu banyak sekali. Tapi, jangan salah lo. Dengan memberikan training karyawan sesuai yang dibutuhkan, terutama training finansial, banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan.
Sebelum membahas mengenai manfaatnya, mari kita lihat dulu definisi dari training karyawan itu sendiri.
Apa Itu Training Karyawan?
Training karyawan—atau yang sering juga disebut dengan pelatihan karyawan—adalah kegiatan untuk memberi, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi, produktivitas, hingga etos kerja para karyawan, baik yang masih baru, sudah berada di level staf dan manajerial, hingga menjelang masa paripurna tugas.
Pengertian ini sejalan dengan definisi yang ada dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003.
Dengan demikian, training finansial untuk karyawan adalah serangkaian kegiatan untuk meningkatkan literasi finansial atau keuangan pribadi, sebagai salah satu dari 6 literasi dasar yang wajib dipelajari untuk life survival, yang diberikan pada karyawan di setiap jenjang kariernya.
Dengan adanya training karyawan, terutama training finansial, maka diharapkan karyawan dapat memiliki keterampilan mengelola keuangan pribadi sehingga dapat memastikan kondisi kesehatan keuangannya sendiri.
Manfaat yang Bisa Didapat dari Training Finansial Karyawan Baru
Untuk sisi karyawan, ada beberapa manfaat penting yang bisa didapatkan dari kegiatan training finansial ini, di antaranya:
Membantu karyawan terhindar dari masalah keuangan
Dalam laporan penelitiannya, lembaga konsultan dan pialang Lockton Retirement Service mengungkapkan, bahwa rerata karyawan mengalami stres saat bekerja bukan karena beban kerja yang harus mereka lakukan, melainkan akibat dari masalah keuangan yang mereka alami.
Akibat dari berbagai masalah keuangan ini, jadilah banyak karyawan yang mengalami stres, depresi, kelelahan berkepanjangan. Tentu saja, hal ini dapat memengaruhi kinerja di kantor.
Dengan adanya training finansial, maka masalah keuangan karyawan dapat ditekan. Karyawan pun dapat lebih fokus bekerja tanpa gangguan.
Membantu memiliki kebiasaan keuangan yang baik
Adalah penting bagi karyawan untuk memiliki kebiasaan keuangan yang baik, yang akhirnya balik lagi ke poin pertama di atas; terbebas dari masalah keuangan.
Dan, kebiasaan keuangan yang baik ini seharusnya sudah dimiliki saat karyawan baru mulai bergabung menjadi bagian dari perusahaan.
Membantu penyiapan pensiun
Jangan sampai karyawan tak siap untuk pensiun. Dan, kapankah waktu terbaik untuk mulai menyiapkan dana pensiun? Yaitu saat karyawan baru mulai bekerja atau bergabung. Ya, saat masih menjadi seorang first jobber.
Dengan demikian, akan banyak waktu untuk mempersiapkan dana pensiun, agar nantinya karyawan dapat hidup sejahtera dan tidak menjadikan anak-anaknya sebagai sandwich generation lagi.
Untuk perusahaan, ada juga manfaat yang bisa didapatkan dari pengadaan training finansial untuk karyawannya, di antaranya:
Meningkatkan produktivitas
Terbebasnya karyawan dari masalah keuangan sudah pasti akan berefek pada produktivitas dan kinerja yang meningkat, karena karyawan lantas bisa fokus pada pekerjaan.
Produktivitas dan kinerja yang baik akan memperlancar jalannya strategi bisnis, yang nantinya akan mengembalikan manfaat kepada para karyawan itu sendiri.
Mengurangi izin tidak masuk
Masalah keuangan pribadi yang sering terjadi pada karyawan biasanya juga akan berefek pada kesehatan mental dan fisik. Akibatnya, izin tidak masuk kerja pun meningkat.
Hal ini juga diungkap melalui penelitian Lockton Retirement Service, yang menyebutkan bahwa sejumlah karyawan yang stres akibat masalah keuangan lantas mengajukan izin tidak masuk kerja dua kali lipat dari biasanya.
Pihak perusahaan pastinya akan meminta karyawan untuk dapat istirahat dan tidak masuk kerja jika memang sakit. Namun, jika terlalu sering izin, pastinya akan membuat perusahaan menanggung kerugian. Karenanya, dengan memberikan training finansial untuk karyawan baru, tingkat izin sakit dapat ditekan sejak awal.
Memperbaiki retensi
Sudah menjadi rahasia umum bahwa proses perekrutan dan orientasi bisa menjadi pekerjaan yang mahal dan memakan waktu. Tentunya pihak perusahaan tak ingin usahanya sia-sia. Peningkatan kinerja melalui pelatihan adalah salah satu cara untuk mempertahankan karyawan dan mengurangi retensi. Juga untuk training finansial.
Dan kapan lagi waktu terbaik untuk dapat meningkatkan retensi ini kalau tak dibangun sejak level recruitment?
Nah, bagaimana? Apakah perusahaan kamu juga membutuhkan pemberian training finansial karyawan di berbagai jenjang kariernya? Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
3 Simple Steps Baca Polis Asuransi dan Memahaminya
Memang, membaca polis asuransi itu tidak semengasyikkan membaca novel, atau enggak seseru membaca update gosip artis. Bahkan polis asuransi itu penuh dengan istilah hukum, yang pasti terasa ribet bagi orang awam.
Namun, kalau kamu memang ingin mendapatkan manfaat asuransi secara maksimal, mau enggak mau kamu harus meluangkan waktu untuk baca polis asuransi dengan saksama. Apalagi jika ini adalah pertama kalinya kamu berurusan dengan polis asuransi, apa pun jenis asuransinya. Semacam mau beli mesin cuci, ya, kita harus tahu dulu cara pakainya gimana. Memasukkan bajunya gimana, takaran detergennya seberapa, airnya harus dialirkan dari mana, dan seterusnya. Pengoperasian yang sembarangan akan berakibat cepat rusaknya mesin cuci.
Demikian juga dengan asuransi. Salah paham, dan salah mengerti bisa berakibat kita tak bisa mendapatkan manfaatnya dengan maksimal. Ingat, bahwa setiap klausul yang ada dalam polis asuransi dibuat secara sepihak oleh perusahaan asuransi, sehingga kita wajib untuk membaca dan memahaminya agar manfaat perlindungan asuransi bisa didapatkan secara optimal.
Prinsip Asuransi
Sebelum mulai baca polis asuransi, ingat dulu beberapa hal berikut ini:
- Belilah perlindungan yang sesuai kebutuhan. Manfaat asuransi tidak akan optimal didapatkan jika coverage-nya tidak sesuai dengan kebutuhanmu.
- Manfaatkan cooling off period selama 7 – 14 hari sejak polis asuransi diterbitkan. Pelajari dengan saksama, dan jika ada yang membuatmu berubah pikiran, kamu masih bisa membatalkan pembelian polis asuransimu dalam masa tenggang ini.
- Setelah cooling off period selesai, selanjutnya kita harus bertanggung jawab terhadap keputusan yang sudah diambil.
Nah, berikut beberapa hal yang akan membantumu baca polis asuransi dengan lebih mudah, dan kemudian memahaminya.
Simple Steps Baca Polis Asuransi
1. Niat
Yah, kayaknya sih simpel, tapi nyatanya kalau enggak ada niat ya kita akan malas banget buat duduk dan baca polis asuransi dengan saksama. Pasalnya, kita akan selalu merasa nggak punya waktu; sibuk dengan pekerjaan, keluarga, ini dan itu.
Tapi ya, memang setiap hari kita sibuk, dan semua orang juga sama sibuknya. Jadi, seharusnya sih ini bukanlah merupakan alasan untuk enggak punya waktu untuk mempelajari polis asuransi. Ingat, jika nanti kita jadi memilikinya, manfaatnya kan juga kita sendiri yang akan mendapatkan. Jadikanlah hal ini menjadi kebutuhan penting, sehingga patut diprioritaskan.
2. Baca glosarium
Nah, kebanyakan menyepelekan bagian polis asuransi yang satu ini, padahal sebagai pemula dalam bidang asuransi, adalah penting bagi kita untuk memahami segala istilah yang bakalan sering disebut dalam polis tersebut.
Karena itu, jangan skip baca glosarium, apalagi jika ini pengalaman pertama kamu membeli polis asuransi. Jika kamu sudah paham arti istilah-istilahnya, kamu akan lebih cepat paham saat baca polis asuransi yang hendak kamu beli.
3. Tulis yang penting
Di salah satu bagian dalam polis asuransi, akan ada yang menerangkan data-data meliputi data tertanggung, data pemegang polis, besarnya uang pertanggungan, jangka waktu, besarnya premi, berbagai biaya yang ada, dan lain sebagainya.
Catatlah lagi dalam buku atau catatan tersendiri, sesuai poin-poin yang penting. Dengan membuat catatan sendiri, kamu akan lebih mudah memahami polis asuransi. Atau kamu bisa juga memfotokopi polis, dan kemudian bagian-bagian yang penting kamu tandai dengan highlighter atau digaris bawah.
Temukan caramu sendiri untuk mempelajari polis asuransi sampai paham betul. Jika ada yang kurang jelas, jangan ragu untuk bertanya pada agen asuransi.
Satu bagian lagi yang harus diperhatikan adalah klausul pengecualian, yang akan menjelaskan kondisi atau hal yang dikecualikan. Pelajarilah bagian ini dengan saksama, karena di sinilah terdapat penjelasan mengenai bagaimana klaim bekerja.
Masih Kesulitan Baca Polis Asuransi?
Nah, bagaimana? Apakah masih menemui kesulitan untuk mempelajari dan baca polis asuransi?
No worries, QM Financial juga menyediakan kelas khusus untuk bedah polis asuransi loh! Dalam kelas ini, kamu bisa membawa serta polis asuransi kesehatan, asuransi jiwa, atau unitlink yang kamu miliki dan akan belajar baca polis asuransi bareng-bareng dengan dipandu oleh trainer QM Financial yang berpengalaman.
Cek jadwal kelas-kelas finansial online QM Financial, dan pilih sesuai kebutuhanmu.
Jangan lupa juga follow Instagram QM Financial untuk berbagai update kelas finansial online dan tip praktis lainnya.
Training Finansial: 1 dari 2 Karyawan Selalu Merasa Gaji Tak Cukup, Apa Sebabnya?
Survei yang dilakukan oleh QM Financial terhadap klien korporasi mengungkap data, bahwa sebanyak 51% karyawan merasa gaji tak cukup.
Padahal, ya namanya juga karyawan. Gaji adalah tujuan utama dalam bekerja, dan jadi motivasi untuk dapat memberikan kinerja yang baik. Tapi fakta di lapangan, penyebab gaji tak cukup ini tak melulu karena perusahaan memberikan gaji di bawah rata-rata. Faktanya (lagi), UMR pun sebenarnya ditetapkan berdasarkan perhitungan kebutuhan hidup seseorang dengan status masih lajang sesuai dengan kondisi setempat.
Tapi, apa ya, yang menyebabkan 1 dari 2 karyawan selalu merasa gaji tak cukup? Bisa jadi karena beberapa hal berikut ini.
Alasan Karyawan Merasa Gaji Tak Cukup
1. Jeratan utang
Salah satu masalah yang paling banyak dialami oleh karyawan adalah soal utang. Ya, utang memang tidak dilarang, tetapi jika dilakukan tanpa perhitungan yang mendalam dan bijak, utang bisa jadi bumerang. Alih-alih menjadi solusi, utang justru membuat kita jadi semakin jatuh dalam masalah. Makin lama makin rumit, bak benang kusut.
Banyak alasan kenapa karyawan melakukan utang. Mulai dari dipakai untuk membeli rumah, membeli kendaraan, gawai, sampai gesek kartu kredit buat nongkrong atau beli baju branded.
Sekali lagi, utang tentu tak dilarang. Mau dipakai untuk apa pun dananya, itu kembali ke masing-masing individu. Namun, sudah pasti, sebelum utang, harus pasti dulu kita akan bisa membayarnya sesuai waktu yang sudah ditentukan.
Tak memiliki perencanaan dalam mengembalikan utang, akan membuat kesehatan keuangan terganggu. Di sinilah nanti, karyawan akan selalu merasa gaji tak cukup.
2. Tingginya gaya hidup
UMR ditentukan berdasarkan perhitungan kebutuhan hidup seseorang yang berstatus lajang setempat. Penentuan besaran gaji UMR juga tak pendek, butuh proses yang panjang dari pemerintah. Dengan demikian, logikanya, jika seseorang sudah menerima gaji lebih atau sama dengan besaran gaji UMR, maka asumsinya akan cukup dipakai untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tapi kok bisa, karyawan merasa gaji tak cukup padahal besaran penghasilannya dari gaji berkali lipat dari gaji UMR?
Salah satu penyebabnya adalah gaya hidup. Kebutuhan hidup itu tidaklah mahal, dan gaji sudah disesuaikan. Tapi, dalam gaji, tidak ada perhitungan yang memasukkan elemen ‘gaya hidup’. Jadi, beban gaya hidup akan harus diambil dari alokasi kebutuhan hidup.
Nah, masalahnya, masih cukup banyak yang belum bisa membedakan, mana kebutuhan hidup dan mana gaya hidup.
Kebutuhan hidup itu nggak mahal. Yang mahal adalah gaya hidup.
3. Sandwich generation
Banyak karyawan—terutama generasi milenial—yang tak hanya harus menanggung hidup keluarga kecilnya sendiri, yang terdiri atas pasangan dan anak-anaknya. Namun juga, harus menanggung biaya hidup orang tuanya yang sudah pensiun, adiknya yang masih sekolah, juga ponakan-ponakannya, sepupu-sepupunya, dan masih banyak lagi.
Tentu saja, hal ini akan menambah beban si karyawan sehingga wajar jika selalu merasa gaji tak cukup. Perhitungan gaji UMR tidak memasukkan biaya hidup orang tua, ponakan, sepupu, om, dan tante ke dalam formulanya, bukan?
Dalam sensus penduduk yang dilakukan oleh BPS tahun 2020, menyebutkan fakta bahwa kelompok usia produktif (usia 24 – 55 tahun, yang terdiri atas generasi X dan milenial) ternyata harus menopang 4 generasi lain yang sudah tidak produktif dan belum produktif. Generasi tidak produktif terdiri atas generasi pre-baby boomer (75 tahun ke atas) dan generasi baby boomer (56 – 74 tahun). Sedangkan, generasi belum produktif adalah mereka yang masih bersekolah, yaitu generasi Z (8 – 23 tahun) dan generasi post Z (di bawah 8 tahun).
Dilihat dari rasionya, yaitu 1 : 4, tentu ini menjadi beban tersendiri. Apalagi jika dikaitkan dengan perhitungan gaji UMR yang hanya untuk diri sendiri yang masih lajang.
Training Finansial untuk Membantu Karyawan
Alhasil, karena alasan-alasan di atas, banyak karyawan yang—jangankan berinvestasi—menabung saja sulit. Jangankan membangun dana pensiun, kalau tanggal tua berasa banget misqueen-nya. Jangankan memenuhi kebutuhan masa depan, kebutuhan sekarang saja pakai utang.
Sudah pasti, segala macam masalah keuangan ini akan memengaruhi kinerja dan produktivitas karyawan. Lantas, apa yang bisa dilakukan oleh perusahaan untuk membantu karyawan dalam hal ini?
Training finansial yang menyeluruh, bertahap sesuai jenjang, dan berkelanjutan akan dapat membantu karyawan mengatasi masalah keuangan pribadinya.
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training finansial karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Ada Berbagai Jenis Asuransi, Mana yang Harus Didahulukan jika Bujet Premi Terbatas?
Memang ada berbagai jenis asuransi, dan sepertinya semua penting, ya kan? Ada asuransi jiwa, asuransi kesehatan, critical illness insurance, sampai asuransi kecelakaan. Yah, namanya juga hidup, selalu dipenuhi risiko. Betul?
Kalau mau aman dan terlindungi, kayaknya mau deh punya semua jenis asuransi. Kayaknya, bakalan nyaman aja gitu menjalani hidup. Tapi … preminya kan lumayan juga ya? Belum lagi, soal kebutuhan. Bisa jadi kan, kita sebenarnya nggak perlu semua perlindungan itu sekaligus.
Terus, kalau memang bujet kita terbatas, yang mana dulu nih yang mesti dimiliki? Beli polis asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi penyakit kritis, atau asuransi kecelakaan dulu?
Memilih Jenis Asuransi
Memang, memilih jenis asuransi ini gampang-gampang susah. Gampangnya, ya sesuaikan saja dengan kebutuhan. Ini adalah prinsip paling basic. Tapi susahnya, kadang kita merasa butuh semua-muanya.
Kalau begitu—dan masih bingung—coba jawab beberapa pertanyaan berikut untuk membantu memilih jenis asuransi yang paling sesuai dengan kebutuhan.
- Berapa usiamu?
- Apakah pekerjaan yang sekarang sedang kamu geluti memiliki risiko rendah ataukah tinggi?
- Bagaimana kondisi kesehatan kamu sekarang? Sehat, ataukah memiliki risiko atau riwayat penyakit tertentu?
- Kalau memiliki risiko atau riwayat penyakit, apakah sekarang sedang dialami ataukah dalam kondisi terkendali? Apakah tergolong ringan, sedang, ataukah berat? Apakah kamu harus rutin mengunjungi dokter?
- Bagaimana kondisi keuanganmu? Sampai seberapa mampu kami menyisihkan dana untuk premi yang teratur secara tahunan atau bulanan?
Yang perlu kamu sadari dan pahami juga, bahwa sebuah produk asuransi tak hanya soal harga premi yang murah dan mahal, tetapi harus kamu pertimbangkan juga dengan manfaat yang diberikan. Selain itu, juga soal syarat dan ketentuannya.
Untuk lebih jelas mengenai hal ini, mari kita lihat beberapa skenario.
Skenario 1.
Sebut saja Mawar. Tentu saja bukan nama sebenarnya.
Ia perempuan, 25 tahun dan dalam kondisi fit. Setiap hari berolahraga ringan, di hari minggu suka jogging di gelora. Bekerja sebagai staf promosi di sebuah perusahaan di Jakarta. Jam kerja normal saja, masuk pukul 09.00 dan pulang pukul 06.00. Sesekali lembur, apalagi kalau akhir bulan untuk susun laporan. Tapi masih wajar, karena benefit kantor buat yang lembur juga lumayan.
Dengan kondisi Mawar, maka yang ia perlukan adalah memiliki asuransi kesehatan lebih dulu. Mengapa? Satu, usia Mawar masih muda, dan kondisi tubuhnya sehat. Premi pasti tidak mahal, mungkin cukup dengan BPJS Kesehatan yang difasilitasi oleh kantor. Mawar tidak butuh asuransi kecelakaan, karena ia melakukan tugasnya sebagian besar di dalam kantor. Asuransi penyakit kritis juga mungkin belum diperlukan, karena saat ini kondisi tubuhnya prima.
Asuransi jiwa bisa jadi prioritas selanjutnya, jika Mawar adalah tulang punggung keluarga—misalnya ia adalah seorang sandwich generation, yang harus membiayai hidup orang tua dan masih menyekolahkan adiknya.
Skenario 2.
Sebut saja Bapak Budi. Tentu ia adalah ayah dari Budi. Usia 40 tahun, bekerja sebagai pilot pesawat komersial.
Risiko pekerjaan Pak Budi sangat tinggi, meskipun kesehatan tubuhnya dalam kondisi yang sangat baik. Olahraga teratur (kalau sempat mendarat), menjauhi makanan berlemak dan alkohol. Hidupnya sangat sehat, singkatnya.
Untuk Bapak Budi, asuransi kesehatan sudah disediakan oleh perusahaan. Ada BPJS Kesehatan dan juga tunjangan kesehatan tersendiri. Karena ia juga dalam kondisi prima, maka tak perlu menambah asuransi kesehatan swasta. Yang lebih baik untuk ditambahkan barangkali adalah asuransi jiwa. Apalagi jika Pak Budi—sebagai kepala keluarga—menanggung biaya hidup istri dan anak-anaknya.
Asuransi kecelakaan kerja barangkali juga penting untuk Pak Budi, tetapi biasanya kalau perusahaannya sudah bereputasi, asuransi kecelakaan kerja sudah tercover dalam kesepakatan kerja. Jadi, bisa dicek dulu, apakah memang sudah tercover atau belum. Kalau belum, dan juga secara finansial mampu, sangat tidak salah untuk membelinya sendiri.
Keputusan Memilih Jenis Asuransi yang Tepat
Jadi, bisa disimpulkan, bahwa memilih jenis asuransi mana yang hendak dibeli akan sangat bergantung pada kebutuhan dan kondisi kita sehari-hari. Dan, kebutuhan masing-masing orang bisa saja berbeda. Begitu juga dengan kondisinya.
Mana yang lebih penting untuk dibeli lebih dulu kalau bujet premi terbatas, apakah asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan kerja, asuransi jiwa, atau critical illness insurance—ini akan sangat tergantung pada kondisi masing-masing.
Pengin gambaran lebih jelas mengenai bagaimana memilih jenis asuransi yang tepat, sekaligus memperhitungkannya?
Join di kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu. Ada juga kelas khusus untuk membahas asuransi. Segera cek jadwal, and save your seat!
Jangan lupa juga follow Instagram QM Financial untuk berbagai update kelas finansial online dan tip praktis lainnya.
Training Keuangan Karyawan untuk Kelola Gaji Tidak Stabil di Masa Darurat
PSBB, PPKM Mikro, PPKM Darurat, hingga sekarang PPKM Level 4. WFH kembali disarankan, yang artinya sebagian dari karyawan akan tidak menerima tunjangan transportasi, uang makan, kehadiran, dinas luar, dan sejenisnya lagi. Lalu bagaimana ya, cara kelola gaji yang tak stabil di masa-masa seperti ini? Well, pihak perusahaan bisa membantu karyawan di sini dengan memberikan training keuangan karyawan.
Karyawan, pada dasarnya, rentan terhadap banyak masalah keuangan, mulai dari terjerat utang, tak siap pensiun, tak punya jaminan kesehatan, sampai ketagihan terhadap sesuatu secara berlebihan hingga membahayakan keuangan. Ditambah lagi dengan kondisi yang sulit sejak pandemi COVID-19 seperti sekarang. Karyawan semakin rentan, seiring berkurangnya penghasilan mereka.
Lalu, apa yang sebaiknya dilakukan oleh para karyawan di masa-masa krisis seperti ini?
3 Hal Paling Penting yang Harus Dilakukan untuk Kelola Gaji Tidak Stabil di Masa Pandemi
1. Cek dana darurat
Di masa krisis, ketika kita harus dapat kelola gaji tidak stabil seperti ini, dana darurat akan jadi penyelamat yang penting.
Cek kembali dana darurat yang sudah kamu punya, apakah cukup untuk “menalangi” biaya hidup selama gaji dipangkas seperti ini? Kalau cukup, bisa sampai berapa bulan?
Dalam bentuk apakah dana daruratmu disimpan? Apakah seluruhnya sudah ada dalam instrumen yang likuid; mudah dicairkan dan dapat diakses oleh orang-orang yang dipercaya?
Jika memang dibutuhkan, pakailah dana darurat demi tetap bisa memenuhi kebutuhan dan beraktivitas seperti biasa. Nanti pada waktunya, kamu selalu bisa mengembalikan dana darurat itu jika gaji kamu sudah stabil lagi.
2. Ubah proporsi alokasi
Karena kondisinya juga berubah, dan kamu harus bisa kelola gaji tidak stabil di masa seperti sekarang, maka proprosi alokasi dana juga harus disesuaikan. Terutama ini wajib dilakukan jika kamu nggak memiliki dana darurat—atau yang jumlahnya belum memadai.
- Cek kebutuhan. Untuk di masa krisis seperti sekarang, prioritaskan pada kebutuhan pokok dan hal-hal yang bersifat kewajiban; seperti membayar cicilan, utang, utilitas rumah, premi asuransi, dan sebagainya. Yang di luar hal-hal esensial tersebut, bisa diturunkan prioritasnya
- Buat anggaran baru, yang disesuaikan dengan kebutuhan dan prioritas yang baru
- Jika ada utang yang bisa segera dilunasi, secepatnya lakukanlah. Dengan begitu, beban akan lebih ringan ke depannya.
- Jangan menambah utang baru, setidaknya sampai gaji kamu sudah stabil lagi.
- Pindahkan anggaran dari pos yang berubah. Misalnya saja, kamu tidak akan perlu anggaran transportasi di masa WFH ini, maka bisa kamu alihkan ke pos kuota internet supaya bisa beli paket buat meeting online. Kamu mungkin juga lebih baik memasak sendiri, sehingga anggaran kongko dan nongkrong di kafe bisa dipakai untuk membeli bahan makanan yang berkualitas.
3. Jika mampu, tetap investasi
Kelola gaji tidak stabil memang butuh kejelian, untuk bisa mengenali mana yang penting dan mendesak, serta mana yang bisa ditunda. Tak ketinggalan soal investasi.
Jika setelah direalokasi ternyata anggaran bulanan kamu masih memungkinkan, maka investasi haruslah juga menjadi prioritas. Justru di saat-saat seperti ini, kalau kamu sudah mulai investasi sejak awal, bisa jadi malah jadi penolong loh. Karena itu, investasi sebisa mungkin harus jalan terus.
Jika kamu waswas dengan kondisi pasar yang tak menentu, kamu bisa memprioritaskan investasi-investasi jangka pendek lebih dulu. Instrumen jangka pendek umumnya memiliki risiko yang relatif rendah, sehingga biasanya juga akan lebih tahan banting menghadapi krisis. Contohnya seperti deposito atau reksa dana pasar uang.
Meski demikian, teteup ya … Sesuaikan dengan kemampuan. Kalau misalnya di tengah usaha kamu untuk kelola gaji yang tidak stabil ini ternyata kamu kekurangan dana untuk memenuhi kebutuhan pokok, ya bisa saja libur investasi dulu.
Pihak Perusahaan Sebaiknya Membantu dengan Cara Ini
Pihak perusahaan sudah tentu harus mematuhi ketentuan yang dibuat oleh pemerintah—toh untuk kebaikan bersama juga kan? Namun, kebijakan WFH harus disadari membawa dampak langsung terhadap penghasilan karyawan. Lalu, apa yang bisa dilakukan oleh pihak perusahaan untuk meringankan beban karyawan?
Ada banyak cara, namun yang paling efektif adalah dengan memberikan training keuangan karyawan bersama QM Financial mengenai bagaimana cara kelola gaji yang tidak stabil selama kondisi darurat.
Mengapa Harus Training Keuangan Karyawan Bersama QM Financial?
Karena training keuangan karyawan bersama QM Financial itu memiliki beberapa keunggulan:
- Bisa disesuaikan dengan kebutuhan
- Modul mudah dipahami
- Cara penyampaian materi fun dan practical
- Bisa dilakukan secara online melalui berbagai platform webinar atau online meeting dengan mudah
- Aplikatif
Nah, tunggu apa lagi? Hubungi QM Financil melalui WhatsApp ke 0811 1500 688.
Jangan lupa juga follow Instagram QM Financial untuk berbagai update kelas finansial online dan tip praktis lainnya.
Perencanaan Keuangan Itu Penting, Siapa Saja yang Membutuhkan?
Zaman sekarang, siapa sih yang tidak mendambakan kondisi keuangannya stabil dan ideal? Semua orang kini berusaha untuk mencapai kondisi dengan penghasilan mencukupi, sekaligus dapat berinvestasi untuk hari tua. Kondisi tersebut tentu saja dapat dicapai dengan membuat perencanaan keuangan yang matang.
Memangnya, apa sih perencanaan keuangan itu?
Menurut Financial Planning Standards Board Indonesia, perencanaan keuangan diartikan sebagai sebuah proses mencapai tujuan hidup dengan membuat pengelolaan keuangan yang terencana dan terintegrasi. Tujuan hidup di sini mencakup kebutuhan dana untuk pendidikan, persiapan untuk hari tua, dana untuk membangun rumah, persiapan warisan keluarga, dan pendanaan lain sesuai kebutuhan setiap orang.
Perencanaan keuangan disebut juga sebagai sebuah seni atau prinsip dalam mengelola keuangan pribadi, rumah tangga, maupun bisnis dengan efektif dan efisien. Selain itu, sering kali juga diibaratkan sebagai peta, atau ‘roadmap’, dalam mencapai kondisi finansial yang aman di masa mendatang.
Dalam pengelolaan keuangan, tentunya butuh strategi yang matang agar tujuan utamanya dapat tercapai. Tak heran, saat ini kebutuhan untuk dapat membuat perencanaan keuangan sendiri semakin meningkat.
Proses belajar mengelola dan membuat rencana keuangan ini sudah pasti bukan sekadar SKS, alias sistem kebut semalam. Tapi, harus dilakukan secara terus menerus, bahkan sepanjang hidup.
Kok gitu? Iya, karena ilmu keuangan itu akan bertambah seiring kita juga “naik kelas” dalam hidup. Bahkan, kalau kondisi berubah, keuangan pun harus segera disesuaikan menjadi survival mode.
Karena itu, penting banget buat kita semua, untuk mempelajari lebih lanjut terkait pengelolaan dan perencanaan keuangan ini.
Manfaat Perencanaan Keuangan
Banyak manfaat yang akan kamu rasakan, jika kamu mulai membuat perencanaan keuangan hari ini. Di antaranya:
Bisa mengamankan dana darurat
Ibarat sedia payung sebelum hujan, poin pertama ini penting untuk meminimalkan pengeluaran yang dibutuhkan secara dadakan. Banyak kemungkinan yang dapat terjadi di hari esok, dan tentu saja kita tidak dapat memprediksi masa depan akan seperti apa. Karena itu, dana darurat diperlukan untuk mengatasi kebutuhan tak terduga dan mendesak.
Analisis kesalahan alokasi dana
Hal pertama yang perlu kamu sadari ketika memulai untuk membuat perencanaan keuangan adalah alokasi dana. Ini penting, karena memang di sinilah inti dari perencananaan keuangan, yaitu membagi dana yang ada ke dalam bagian-bagian kebutuhan kita.
Nah, kalau kita sudah membuat rencana keuangan dengan baik, kesalahan alokasi dan penggunaan dana akan dengan mudah diketahui, sehingga kita bisa langsung membuat strategi untuk memperbaikinya.
Cara untuk mewujudkan mimpi
Poin ini menjadi alasan utama mengapa perencanaan keuangan sangat penting untuk dilakukan. Setiap orang yang hidup pastinya punya cita-cita. Kamu juga kan?
Tapi sayangnya sumber daya terbatas. Hal tersebut sangat wajar terjadi kok, dan mungkin juga dialami oleh hampir setiap orang. Tapi, dengan perencanaan keuangan yang komprehensif, semua bisa jadi mungkin untuk diwujudkan lo!
Siapa Saja yang Butuh Membuat Perencanaan Keuangan?
Secara umum, setiap orang seharusnya punya kemampuan untuk mengelola keuangannya masing-masing. Mengapa? Ya, duit-duit sendiri, kalau diatur dengan benar, nantinya juga manfaatnya akan dirasakan sendiri juga kan ya?
Ini dia mereka yang butuh membuat perencanaan keuangan dengan baik
Ibu Rumah Tangga
Sebagai seorang ibu, biasanya dipercaya dan diberi tugas penting untuk mengatur keuangan keluarga. Hal ini mencakup mengatur uang masuk, uang keluar, pembuatan anggaran, dan pengelolaan cicilan, kredit atau semacamnya.
Selain itu, investasi juga perlu dipertimbangkan demi mewujudkan tujuan keuangan keluarga jangka panjang. Karenanya, membuat rencana keuangan yang komprehensif dibutuhkan oleh setiap ibu rumah tangga.
Karyawan
Seorang karyawan juga perlu untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan terkait perencanaan keuangan. Tanpa adanya rencana keuangan yang komprehensif, bisa jadi karyawan akan selalu merasa gajinya kurang. Karyawan juga rentan terlibat masalah keuangan, terutama terkait utang.
Dengan perencanaan keuangan yang tepat, tak hanya bisa mewujudkan cita-cita dan mimpi, karyawan juga bisa menghindarkan diri dari masalah keuangan.
Entrepreneur
Tantangan menjadi seorang pengusaha ada pada pengelolaan keuangannya, yang terdiri atas keuangan bisnis dan keuangan pribadi.
Dua-duanya butuh perencanaan keuangan yang komprehensif.
Dalam bisnis, perjalanan akan naik dan turun. Tanpa rencana keuangan bisnis yang baik, bisa jadi usaha juga tak akan berumur panjang. Sedangkan, keuangan pribadi juga harus direncanakan dengan sebaik-baiknya, agar jerih payah juga terbayar.
Profesional
Profesional di sini maksudnya adalah dokter, pengacara, akuntan, pekerja seni, freelance, dan lainnya. Mereka yang masuk ke kategori ini juga butuh banget perencanaan keuangan, baik jangka panjang maupun pendek demi tujuan yang ingin diwujudkan. Pengelolaan finansial yang baik akan mengurangi kesulitan dalam memenuhi kebutuhan.
Nah, bagaimana tertarik untuk belajar membuat perencanaan keuangan? Belajar keuangan bareng QM Financial di Udemy saja!
Enaknya belajar di Udemy, kamu enggak terikat oleh waktu. Kamu bisa mempelajari semua materi kapan pun, karena aksesnya lifetime untuk sekali pembayaran saja. Ada satu modul yang cocok banget buat kamu yang baru mulai belajar membuat rencana keuangan: Berkenalan dengan Financial Planning.
Asyik kan?
Yuk, belajar bareng di Udemy. Tim QM Financial tunggu di sana ya!