Menabung Sejak Dini untuk Lebaran: Strategi Keuangan agar Tidak Keteteran Tahun Depan
Lebaran selalu identik dengan pengeluaran besar. Mulai dari mudik, THR keluarga, sampai belanja keperluan hari raya. Tanpa perencanaan yang matang, keuangan bisa kacau setelahnya. Makanya, kudu punya tabungan Lebaran sejak dini agar hari raya tahun depan lebih tenang.
Banyak orang baru sadar pentingnya menabung ketika bulan Ramadan sudah dekat. Akibatnya, pengeluaran jadi tidak terkontrol dan tabungan habis dalam sekejap. Padahal, jika dipersiapkan lebih awal, beban keuangan bisa lebih ringan.
Kuncinya adalah konsisten menyisihkan uang sedikit demi sedikit. Dengan cara yang tepat, tabungan Lebaran bisa terkumpul tanpa mengganggu kebutuhan sehari-hari.
Table of Contents
Siap Tabungan Lebaran Tahun Depan dengan Strategi Keuangan Ini!

1. Tentukan Target Tabungan Lebaran
Mulai dengan menghitung semua kebutuhan saat Lebaran tahun ini. Cermati berapa biaya untuk THR keluarga, zakat, pakaian baru, transportasi mudik, hingga hidangan Lebaran yang sudah keluar.
Cek satu per satu, lalu buat daftar prioritas agar tahu mana yang wajib dan mana yang bisa dikurangi. Setelah itu, tentukan jumlah uang yang harus disiapkan.
Misalnya, jika total kebutuhan Lebaran Rp6 juta, berarti setiap bulan perlu menabung Rp500.000. Dengan target yang jelas, tabungan Lebaran bisa dimulai dengan lebih mudah dan terarah.
Baca juga: Lebaran Hemat: Tip Atur Bujet untuk Silaturahmi dan Open House
2. Gunakan Rekening Khusus atau Amplop Digital
Pisahkan uang tabungan Lebaran dari rekening utama. Bisa dengan membuka rekening baru tanpa kartu ATM agar tidak mudah tergoda untuk mengambilnya. Jika tidak mau ribet, bisa pakai fitur kantong tabungan di e-wallet atau aplikasi perbankan digital.
Alternatif lain, gunakan metode amplop digital dengan setiap pengeluaran memiliki pos masing-masing. Dengan cara ini, uang tabungan tetap aman dan tidak tercampur dengan kebutuhan sehari-hari.
3. Menabung Secara Bertahap
Jangan tunggu bulan Ramadan untuk mulai menabung. Mulai dari sekarang dengan jumlah yang kecil tapi rutin. Misalnya, jika butuh Rp6 juta, berarti hanya perlu menabung Rp500 ribu per bulan atau Rp125 ribu per minggu.
Dengan sistem ini, beban tabungan Lebaran jadi lebih ringan karena terbagi dalam waktu yang lebih lama. Kalau ada pemasukan lebih, bisa langsung ditambahkan agar target tercapai lebih cepat.
4. Manfaatkan Sistem Menabung Harian atau Mingguan
Kalau merasa menabung bulanan terlalu berat, coba metode harian atau mingguan. Misalnya, setiap hari menyisihkan Rp20 ribu, atau setiap minggu Rp140 ribu. Jumlahnya kecil, tapi kalau konsisten, hasilnya tetap besar.
Bisa pakai stoples di rumah untuk menabung manual atau memanfaatkan fitur autodebet di aplikasi keuangan. Yang penting, buat sistem yang nyaman dan mudah dilakukan setiap hari.

5. Kurangi Pengeluaran yang Tidak Perlu
Lihat lagi kebiasaan belanja sehari-hari. Kalau ada yang memang bisa dikurangi, coba deh diatur lagi. Terutama pengeluaran yang sebenarnya bisa ditunda atau dihindari.
Misalnya, kurangi makan di luar dan lebih sering masak di rumah. Itung-itung bisa sekalian lebih banyak makan makanan sehat. Uang yang biasanya dipakai untuk hal-hal ini bisa langsung dialihkan ke tabungan Lebaran.
6. Gunakan THR Tahun Ini sebagai Modal Awal
Kalau masih ada sisa THR tahun ini, jangan langsung dihabiskan. Sisihkan sebagian untuk tabungan Lebaran tahun depan.
Misalnya, simpan Rp500 ribu hingga Rp1 juta sebagai modal awal. Dengan begitu, jumlah yang harus ditabung setiap bulan jadi lebih kecil. Cara ini juga bisa mengurangi beban finansial di bulan Ramadan nanti.
7. Manfaatkan Promo dan Diskon Jauh-Jauh Hari
Tidak perlu menunggu mendekati Lebaran untuk belanja kebutuhan. Banyak toko mengadakan diskon besar di akhir tahun, Harbolnas, atau momen-momen promo lainnya. Manfaatkan kesempatan ini untuk membeli barang dengan harga lebih murah.
Misalnya, beli baju Lebaran di Desember atau beli tiket mudik saat promo awal tahun. Dengan belanja lebih awal, bisa menghindari lonjakan harga saat mendekati Lebaran.
8. Investasikan Dana Tabungan untuk Pertumbuhan
Daripada uang tabungan hanya disimpan di rekening biasa, coba taruh di tempat yang bisa berkembang. Bisa pakai deposito, reksa dana pasar uang, atau tabungan berjangka.
Keuntungan dari investasi ini bisa menambah saldo tabungan tanpa harus menambah setoran. Tapi tetap pilih instrumen yang aman dan bisa dicairkan kapan saja saat dibutuhkan. Terutama pas menjelang Lebaran.
9. Gunakan Anggaran dan Catatan Keuangan
Agar tidak kebablasan, buat catatan khusus untuk tabungan dan pengeluaran Lebaran. Bisa menggunakan aplikasi keuangan atau mencatat manual di buku.
Dengan pencatatan yang rapi, bisa tahu apakah target tabungan sudah sesuai rencana atau belum. Jika ada kekurangan, bisa segera menyesuaikan strategi sebelum terlambat.

10. Siapkan Alternatif Sumber Dana Tambahan
Jika tabungan terasa kurang, cari cara menambah pemasukan. Bisa dengan jualan online, kerja freelance, atau mengikuti program cashback dan reward dari transaksi harian. Uang tambahan ini bisa langsung dialihkan ke tabungan Lebaran. Dengan cara ini, target tabungan bisa lebih cepat tercapai tanpa harus mengorbankan pengeluaran lain.
Baca juga: Tanggal Tua VS Tanggal Muda: Apa yang Perlu Dilakukan Supaya Semua Tanggal Jadi Baik?
Memulai tabungan Lebaran enggak perlu ribet. Yang penting, mulai sejak dini, buat sistem yang nyaman, dan disiplin dalam menjalankannya. Dengan begitu, Lebaran tahun depan bisa dinikmati dengan tenang tanpa khawatir keuangan berantakan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Mudik Pakai Transportasi Umum vs Kendaraan Pribadi: Mana yang Lebih Ekonomis?
Mudik Lebaran selalu jadi hal yang paling ditunggu. Perjalanan pulang ke kampung halaman bukan cuma soal sampai tujuan, tapi juga bagaimana caranya biar lebih nyaman dan hemat.
Kamu sendiri, rencananya mau mudik pakai apa? Mungkin ada yang lebih suka naik kendaraan pribadi, ada juga yang memilih transportasi umum. Yah, setiap pilihan punya kelebihan dan kekurangan, terutama dari sisi biaya.
Banyak yang bilang naik mobil sendiri lebih murah kalau pergi ramai-ramai. Tapi, ada juga yang merasa transportasi umum lebih praktis karena nggak perlu mikirin bensin, tol, dan kelelahan di jalan. Jadi, mana yang sebenarnya lebih ekonomis?
Table of Contents
Mudik Lebaran Naik Apa?

Mudik Lebaran bisa dilakukan dengan transportasi umum atau kendaraan pribadi, masing-masing punya kelebihan dan kekurangan dari segi biaya. Berikut adalah pertimbangan ekonomi untuk kedua pilihan tersebut.
1. Transportasi Umum
Transportasi umum seperti bus, kereta, dan pesawat sering jadi pilihan karena lebih praktis. Tinggal beli tiket, datang ke terminal atau stasiun, lalu duduk manis sampai tujuan. Tapi, biayanya bervariasi tergantung jarak, jenis transportasi, dan waktu keberangkatan.
Keuntungan:
- Tidak ada biaya bahan bakar dan tol
- Tidak perlu biaya perawatan kendaraan
- Lebih santai karena enggak perlu menyetir. Bisa tidur, mendengarkan musik, atau sekadar menikmati perjalanan. Kalau naik kereta atau pesawat, juga bebas dari macet.
Kekurangan:
- Harga tiket bisa mahal saat puncak mudik
- Jadwal keberangkatan terbatas
- Ada biaya tambahan. Misalnya, biaya bagasi untuk pesawat atau transportasi tambahan dari stasiun ke rumah. Kalau membawa banyak barang, ini bisa jadi pengeluaran tak terduga.
Baca juga: Menyiapkan Perjalanan Mudik Lebaran Bujet Hemat Selamat
2. Kendaraan Pribadi
Lalu, gimana dengan kendaraan pribadi? Menggunakan mobil atau motor pribadi memberikan kebebasan lebih. Bisa menentukan sendiri rute, jam berangkat, dan tempat singgah. Tapi, ada beberapa biaya yang harus diperhitungkan.
Keuntungan:
- Jadwal lebih fleksibel, bisa berangkat kapan saja, tidak perlu buru-buru mengejar jadwal keberangkatan. Jika ingin mampir ke rest area, rumah saudara, atau tempat wisata di sepanjang perjalanan, lebih mudah dilakukan.
- Tidak terbatas jumlah barang bawaan, selama masih muat di mobil.
- Bisa ditekan lebih murah
Kekurangan:
- Biaya bahan bakar dan tol bisa besar.
- Ada biaya perawatan kendaraan sebelum dan sesudah perjalanan.
- Menyetir bisa melelahkan, apalagi kalau jauh dan macet.
Perhitungan Mudik Lebaran Jakarta – Surabaya dengan Berbagai Transportasi

Nah, yang di atas adalah perbandingan mudik Lebaran antara transportasi umum dengan kendaraan pribadi secara umum. Kalau soal biaya, gimana?
Yes, mudik bukan cuma soal sampai tujuan, tapi juga soal kenyamanan, biaya, dan efisiensi waktu. Misalnya saja, dari Jakarta pengin mudik ke Surabaya, ada banyak pilihan, mulai dari kereta, bus, pesawat, sampai mobil pribadi. Setiap pilihan ini juga punya kelebihan dan kekurangan.
Yuk, coba kita buat perbandingan biaya perjalanan buat yang mau mudik Lebaran tanggal 30 Maret 2025, dengan contoh kasus perjalanan Jakarta-Surabaya.
1. Kereta Api
Kereta sering jadi favorit karena nyaman dan bebas macet. Pilihannya ada dua, tergantung anggaran dan kenyamanan yang diinginkan. Tergantung juga ketersediaan kursi ya, berikut detail seperti yang ada di Access by KAI.
Argo Bromo Anggrek (Eksekutif):
- Berangkat: 08.20 WIB dari Stasiun Gambir
- Tiba: 16.05 WIB di Stasiun Surabaya Pasarturi
- Durasi: 7 jam 45 menit
- Harga tiket: Rp920.000 per orang
Dharmawangsa Ekspres (Ekonomi):
- Berangkat: 08.10 WIB dari Stasiun Pasar Senen
- Tiba: 19.38 WIB di Stasiun Surabaya Pasarturi
- Durasi: 11 jam 28 menit
- Harga tiket: Rp320.000 per orang—saat sedang artikel ini ditulis, tiket sayangnya sudah habis.
Misalnya mudik berempat sekeluarga dengan Argo Bromo Anggrek, maka diperlukan biaya Rp3.680.000. Belum termasuk biaya transportasi dari dan ke bandara ya.
2. Bus
Lalu ke bus. Naik bus lebih fleksibel, banyak pilihan keberangkatan, dan biasanya lebih murah dibanding kereta eksekutif atau pesawat. Salah satu opsi yang tersedia adalah bus eksekutif. Nah, ini PO-nya ada banyak. Misalnya ambil contoh Sinar Jaya. Dipantau dari situs redbus.com, berikut detailnya.
Sinar Jaya (Eksekutif):
- Berangkat: 07:35 dan 19:00 WIB
- Durasi perjalanan: ±11 jam
- Harga tiket: Mulai dari Rp520.000 per orang
- Keberangkatan: Terminal Pulo Gebang
- Kedatangan: Terminal Bungurasih
Bus cocok buat yang cari opsi lebih hemat dengan fasilitas yang tetap nyaman. Tapi, perjalanan bisa lebih lama kalau kena macet, apalagi saat puncak mudik. Untuk mudik berempat sekeluarga, akan butuh biaya Rp2.080.000, tidak termasuk transportasi dari dan ke terminal.
3. Pesawat
Buat yang lebih mementingkan waktu daripada biaya, pesawat jadi pilihan paling cepat. Ditelusuri dari aplikasi Traveloka, harga tiket pesawat minimal Rp1.100.000 di keberangkatan tanggal 30 Maret 2025 dengan Batik Air. Durasi perjalanan 1 jam 25 menit. Mudik berempat, kamu akan butuh biaya sebesar Rp4.400.000, belum termasuk biaya transportasi dari dan ke bandara.
Pesawat memang memangkas waktu perjalanan drastis, tapi harga tiketnya fluktuatif. Saat mendekati Lebaran, harga akan melonjak tajam. Jangan lupa juga ada tambahan biaya bagasi kalau barang bawaan banyak.
4. Mobil Pribadi
Buat yang mudik Lebaran bareng keluarga, pakai mobil pribadi sering dianggap lebih hemat. Tapi, tetap ada biaya yang harus diperhitungkan, terutama bahan bakar dan tol.
Biaya Bahan Bakar
Jarak tempuh Jakarta – Surabaya lewat Tol Trans Jawa sekitar 784 km. Konsumsi bahan bakar tergantung jenis kendaraan. Estimasi untuk mobil LCGC dengan kapasitas empat orang:
- Konsumsi BBM: 16 km/liter
- Total BBM yang dibutuhkan: 784 km ÷ 16 km/liter = 49 liter
- Biaya Pertamax (Rp13.300/liter): 49 liter × Rp13.300 = Rp651.700
Kalau pakai mobil MPV atau SUV yang lebih boros, biaya BBM bisa lebih tinggi.
Biaya Tol
Mudik lewat Tol Trans Jawa melewati banyak ruas dengan tarif total:
- Jakarta – Cikampek: Rp27.000
- Cikopo – Palimanan: Rp119.000
- Palimanan – Kanci: Rp13.500
- Kanci – Pejagan: Rp29.500
- Pejagan – Pemalang: Rp66.000
- Pemalang – Batang: Rp47.500
- Batang – Semarang: Rp111.500
- Semarang ABC: Rp5.000
- Semarang – Solo: Rp92.000
- Solo – Ngawi: Rp131.000
- Ngawi – Kertosono: Rp98.000
- Kertosono – Mojokerto: Rp54.000
- Mojokerto – Surabaya: Rp39.000
- Total biaya tol: Rp833.000
Total Biaya Mobil Pribadi (Satu Arah):
Mobil LCGC Pertamax: Rp651.700 (BBM) + Rp833.000 (tol) = Rp1.484.700
Mobil MPV atau SUV bisa lebih mahal tergantung konsumsi BBM
Pakai mobil pribadi cocok buat yang bawa keluarga karena bisa lebih fleksibel soal barang bawaan dan jadwal keberangkatan. Tapi, tetap harus siap tenaga buat menyetir, apalagi kalau perjalanan panjang dan macet.
Baca juga: 5 Poin Seluk Beluk Car Ownership Program untuk Karyawan yang Harus Diketahui
Kesimpulan

Mau mudik Lebaran paling murah? Kendaraan pribadi, tetapi tetap tergantung jenis kendaraannya. Sementara waktu tempuh lebih lama.
Paling nyaman? Kereta, karena dikenal tepat waktu. Apalagi dengan banyak fasilitas yang di-upgrade belakangan, kereta memang jadi moda transportasi favorit banyak orang.
Paling cepat? Pesawat. Tapi harga tiketnya bisa mahal, apalagi saat peak season.
Paling fleksibel? Mobil pribadi. Cocok buat keluarga, tapi tetap ada biaya bensin, tol, dan kelelahan di jalan.
Setiap pilihan transportasi mudik Lebaran punya plus-minusnya. Tinggal sesuaikan dengan anggaran, kenyamanan, dan kebutuhan perjalanan. Mau pilih yang lebih hemat atau lebih nyaman, yang penting sampai tujuan dengan selamat dan tetap menikmati perjalanan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Lebaran Hemat: Tip Atur Bujet untuk Silaturahmi dan Open House
Lebaran selalu identik dengan momen berkumpul, berbagi, dan merayakan kebersamaan. Tapi sering kali, pengeluaran jadi membengkak tanpa sadar. Banyak orang ingin membuat perayaan semeriah mungkin, tapi keinginan itu wajar. Namun, Lebaran hemat bukan berarti kehilangan kesan hangat dan meriah sebenarnya. Dengan perencanaan yang tepat, kebahagiaan tetap terasa tanpa harus boros.
Siapa setuju sampai di sini?
Table of Contents
Lebaran Hemat untuk Silaturahmi dan Open House

Ajang kumpul-kumpul memang menyenangkan. Tapi di balik keseruan berkumpul, ada uang yang harus disiapkan. Baik jadi tamu maupun tuan rumah, anggaran kudu siap.
Banyak hal bisa dilakukan agar tetap menikmati suasana Lebaran tanpa menguras dompet. Mulai dari mengatur anggaran, memilih cara silaturahmi yang efisien, sampai menghemat pengeluaran untuk open house.
Semua bisa disesuaikan tanpa mengurangi makna Lebaran itu sendiri. Yang penting bukan soal seberapa besar uang yang dikeluarkan, tapi bagaimana momen ini bisa dinikmati dengan nyaman.
Ini dia beberapa trik Lebaran hemat buat yang mau silaturahmi maupun yang ingin open house.
1. Tentukan Anggaran Maksimal
Sebelum mulai belanja, tentukan dulu total uang yang bisa dipakai untuk Lebaran. Buat daftar kebutuhan seperti makanan, hampers, angpao, dan transportasi.
Pastikan setiap kategori punya batas maksimal agar pengeluaran tetap terkontrol. Jangan sampai kebablasan belanja hanya karena tergoda promo atau ingin terlihat wah.
Jika perlu, catat semua pengeluaran agar lebih mudah mengontrolnya. Disiplin dengan anggaran yang sudah dibuat supaya tidak keteteran setelah Lebaran.
Baca juga: Lebaran Tanpa ART, Ngaruh ke Keuangan Pasti! Simak Tipnya!
2. Prioritaskan Pengeluaran
Lebaran identik dengan banyak pengeluaran, tapi enggak semuanya harus dipenuhi. Utamakan yang benar-benar penting, seperti makanan untuk keluarga dan biaya perjalanan. Kurangi hal yang bisa ditunda, misalnya beli baju baru atau dekorasi berlebihan. Pakai saja dulu yang ada, jika memungkinkan.
Kalau ada anggaran lebih, baru bisa dipakai untuk hal tambahan. Dengan memilah kebutuhan, Lebaran hemat tetap terasa spesial tanpa harus boros.
3. Manfaatkan Promo dan Diskon
Lebaran hemat, manfaatkan toko=toko dan marketplace yang menawarkan promo sebelum hari H. Biasanya, banyak diskon untuk belanja bahan makanan, hampers, atau baju Lebaran.
Bandingkan harga di beberapa tempat supaya dapat yang paling murah. Tapi tetap hati-hati, jangan sampai tergoda beli barang yang tidak perlu hanya karena ada promo. Fokus pada barang yang memang sudah direncanakan dalam anggaran.

4. Masak Sendiri daripada Katering
Masak sendiri bisa lebih hemat dibandingkan pesan makanan dari luar. Selain itu, bisa menyesuaikan menu sesuai selera keluarga.
Pilih masakan yang simpel tapi tetap enak, seperti opor ayam, rendang, atau sambal goreng. Jika tidak sempat memasak sendiri, bisa masak bareng keluarga supaya lebih ringan. Beli bahan makanan dalam jumlah besar untuk menghemat biaya. Selain lebih ekonomis, masakan sendiri juga lebih terjamin kualitasnya.
5. Kurangi Hampers Berlebihan
Memberi hampers memang menyenangkan, tapi tidak perlu sampai boros. Fokuskan untuk keluarga dekat, sahabat, atau kolega tertentu.
Jika ingin tetap berbagi tanpa keluar banyak biaya untuk Lebaran hemat, buat hampers sendiri dengan bahan yang lebih terjangkau. Bisa juga menggantinya dengan ucapan digital yang tetap berkesan. Yang terpenting bukan harga hampersnya, tapi niat baik dan perhatian yang diberikan.
6. Gunakan Transportasi yang Efisien
Buat yang mau berkunjung ke banyak tempat pasti akan butuh biaya transportasi yang enggak sedikit. Pilih kendaraan yang paling hemat, misalnya naik transportasi umum atau nebeng keluarga.
Jika harus naik kendaraan pribadi, cari rute yang paling efisien agar enggak boros bensin. Dengan perencanaan yang baik, perjalanan tetap nyaman tanpa harus menguras dompet.
7. Batasi Angpao
Memberi angpao memang jadi tradisi, tapi tetap harus disesuaikan dengan kemampuan. Jangan memaksakan jumlah besar hanya karena gengsi atau ikut-ikutan orang lain.
Tentukan anggaran angpao sejak awal dan sesuaikan dengan jumlah penerima. Jika dana terbatas, bisa memberikan angpao hanya untuk anak-anak atau keluarga dekat saja. Yang penting bukan jumlahnya, tapi kebersamaan dan makna berbagi saat Lebaran.

8. Silaturahmi Virtual untuk Efisiensi
Enggak semua silaturahmi harus dilakukan secara langsung. Jika bepergian ke banyak tempat terasa mahal atau melelahkan, bisa diganti dengan video call. Silaturahmi virtual tetap bisa menjaga hubungan tanpa perlu keluar banyak biaya.
Selain itu, lebih praktis dan menghemat waktu, terutama jika keluarga tersebar di berbagai kota. Jika tetap ingin bertemu langsung, bisa mengatur pertemuan dalam satu tempat agar lebih efisien. Yang penting tetap bisa merasakan kebersamaan tanpa harus repot.
Baca juga: Contoh Financial Planning Pribadi yang Cocok untuk Semua Orang
Lebaran hemat bukan berarti mengurangi kebahagiaan. Justru dengan pengeluaran yang terkontrol, Lebaran bisa dinikmati tanpa rasa khawatir soal keuangan.
Yang terpenting adalah kebersamaan dan momen berharga bersama keluarga. Tidak perlu berlebihan untuk membuat perayaan terasa spesial. Dengan perencanaan yang cerdas, Lebaran tetap bisa berkesan tanpa membuat kantong jebol.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Belanja Baju Lebaran: Gaya Tetap On Point Tanpa Bikin Dompet Kering
Tradisi untuk pakai baju Lebaran yang baru itu ternyata ada makna filosofisnya loh! Dalam budaya Indonesia, mengenakan pakaian yang bersih dan rapi saat Idulfitri melambangkan kesucian setelah sebulan berpuasa. Banyak orang menganggap, baju baru itu adalah simbol awal yang fresh.
Hal ini selaras dengan hari raya yang jadi momen untuk memperbarui diri. Jadi, tak hanya secara spiritual, tapi juga dari cara berpenampilan. Itulah kenapa tradisi ini terus bertahan dari generasi ke generasi.
Selain itu, memakai baju terbaik saat Lebaran juga menunjukkan rasa hormat kepada keluarga dan orang-orang terdekat. Karena memang momen ini adalah tentang kebersamaan dan berbagi kebahagiaan. Pakaian yang rapi dan layak mencerminkan semangat menyambut hari kemenangan dengan penuh syukur.
Jadi, nggak heran kan, kalau setiap tahun, banyak yang berusaha menyiapkan pakaian terbaiknya. Tradisi ini sudah jadi bagian dari perayaan Lebaran yang selalu dinanti.
Table of Contents
Punya Baju Lebaran Baru? Boleh kok, Asal …

Lebaran identik dengan pakaian baru. Ya, boleh saja beli baju Lebaran baru. Tapi bukan berarti harus menguras dompet. Dengan sedikit strategi, kamu tetap bisa tampil stylish tanpa boros. Berikut beberapa tip yang bisa kamu lakukan.
1. Tentukan Anggaran
Jangan belanja tanpa batas. Tetapkan anggaran sebelum mulai hunting baju. Sesuaikan dengan kondisi keuangan biar enggak memberatkan diri sendiri. Lebih baik lagi jika menyisihkan dana jauh-jauh hari. Dengan anggaran yang jelas, jadi lebih fokus mencari pilihan yang sesuai.
Baca juga: 3 Langkah Belanja Lebaran Tanpa Boncos
2. Cek Lemari Pakaian
Nah, tapi sebelum mulai belanja, coba deh cek dulu koleksi baju yang ada. Mungkin masih ada gamis, kemeja, atau atasan yang masih bagus atau malah belum pernah dipakai atau baru dipakai sekali dua kali. Auranya kan masih baru tuh. Kamu juga bisa mix and match biar lebih fresh.
Gaya baru, tapi enggak harus selalu dengan item baru kan? Cara ini juga membantu menghemat tanpa kehilangan gaya.
3. Manfaatkan Diskon
Nah, kalau sudah ceki-ceki lemari dan merasa perlu untuk punya baju Lebaran baru, ya gaskeun belanja. Biasanya ada banyak penawaran diskon juga menjelang Lebaran gini. Banyak marketplace dan toko yang memberikan diskon menjelang Lebaran.
Cek juga promo dari kartu kredit atau e-wallet. Beberapa brand sering mengadakan flash sale dengan harga lebih murah. Kalau pintar memilih, bisa dapat baju bagus dengan harga miring. Yang penting, harus tetap dalam bujet ya!

4. Pilih Model Timeless
Tren busana cepat berubah, tapi model klasik tetap bertahan. Pilih desain yang simpel dan elegan agar tetap bisa dipakai di acara lain.
Warna-warna netral lebih mudah dikombinasikan. Potongan yang longgar dan nyaman juga lebih fleksibel untuk dipakai kapan saja. Jadi, tidak hanya bergaya saat Lebaran, tapi juga di lain waktu.
5. Beli dari Brand Lokal
Brand lokal sekarang sudah banyak yang berkualitas. Modelnya tidak kalah keren, tapi harganya lebih ramah kantong.
Selain lebih hemat, juga ikut mendukung industri kreatif dalam negeri. Banyak pilihan baju muslim, tunik, hingga kemeja dengan desain modern. Beli langsung dari produsen lokal juga bisa lebih murah tanpa perantara.
6. Bandingkan Harga Sebelum Membeli
Jangan langsung beli di satu toko. Cek harga di beberapa tempat dulu. Terkadang ada toko yang menjual barang yang sama dengan harga lebih murah. Kalau belanja online, bisa manfaatkan fitur perbandingan harga. Dengan sedikit usaha, bisa dapat harga terbaik tanpa mengorbankan kualitas.
7. Belanja Online dengan Bijak
Belanja online lebih praktis, tapi tetap harus teliti. Pastikan membaca deskripsi produk dengan baik, terutama soal ukuran dan bahan. Cek juga review dari pembeli lain agar tidak tertipu kualitas. Pilih seller yang tepercaya dan memiliki rating bagus. Kalau ada promo gratis ongkir, bisa lebih hemat lagi.

8. Beli Set atau Couple Wear
Membeli pakaian dalam bentuk set biasanya lebih hemat dibandingkan satuan. Misalnya, membeli gamis dan kerudung dalam satu paket. Atau kemeja dan celana dengan harga bundling.
Kalau ingin tampil seragam dengan keluarga, couple wear bisa jadi pilihan. Selain lebih ekonomis, juga terlihat lebih kompak saat Lebaran.
Baca juga: Cara Mengidentifikasi Lifestyle Inflation dalam Kehidupan Sehari-hari
Baju Lebaran memang jadi bagian penting dalam merayakan Idulfitri, tapi bukan berarti harus belanja tanpa pikir panjang. Yang terpenting bukan seberapa mahal atau baru bajunya, tapi bagaimana merasa nyaman dan percaya diri saat memakainya.
Gaya tetap bisa on point tanpa harus menguras dompet. Dengan sedikit perencanaan, tetap bisa tampil keren tanpa boros. Yang penting, nikmati momen Lebaran dengan penuh kebahagiaan bersama orang-orang tersayang.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
THR Langsung Habis? Cara Cerdas Mengelola Uang Lebaran agar Nggak Boncos
Tunjangan Hari Raya sering kali datang seperti rezeki nomplok, tapi nggak butuh waktu lama sampai uangnya tiba-tiba lenyap, tak bersisa. Ada yang habis buat belanja, ada yang kepakai untuk traktiran, atau sekadar mengalir entah ke mana tanpa sadar.
Uangnya masuk cepat, tapi keluar lebih cepat lagi. Akhirnya, setelah Lebaran malah pusing karena kantong kosong. Sialnya, malah ada utang. Duh!
Biar nggak kejadian terus setiap tahun, penting banget buat tahu cara mengelola uang Lebaran dengan lebih bijak. Nggak perlu jadi super hemat sampai nggak menikmati momen, tapi juga jangan terlalu santai sampai keuangan berantakan.
Ada trik sederhana yang bisa bikin Tunjangan Hari Raya lebih awet dan tetap bisa dipakai buat hal yang berguna.
Table of Contents
Cara Cerdas Mengelola Tunjangan Hari Raya agar Nggak Boncos

Tunjangan Hari Raya atau THR sering kali langsung habis tanpa sisa. Godaan belanja, makanan enak, dan keperluan Lebaran bisa bikin kantong jebol kalau nggak dikontrol.
Supaya nggak boncos, perlu strategi cerdas dalam mengatur uang. Berikut beberapa cara biar THR tetap aman dan bisa dimanfaatkan dengan baik.
1. Buat Rencana Pengeluaran
Tanpa rencana, uang bisa habis begitu saja tanpa tahu ke mana perginya. Karena Tunjangan Hari Raya diberikan untuk kebutuhan hari raya, makanya ya, buat prioritas untuk hari raya dulu.
Catat semua kebutuhan Lebaran, mulai dari zakat, angpao, makanan, baju baru, sampai biaya mudik. Bedakan mana yang wajib dan mana yang cuma keinginan. Prioritaskan pengeluaran yang benar-benar penting.
Dengan rencana yang jelas, uang bisa lebih terkontrol dan nggak terbuang sia-sia.
Baca juga: 5 Kebutuhan Jangka Panjang yang Bisa Dipenuhi dengan Tunjangan Hari Raya (THR)
2. Bayar Utang Terlebih Dahulu
Kalau masih punya utang, jangan tunda untuk melunasinya. Sebagian dari Tunjangan Hari Raya bisa dialokasikan buat membayar utang supaya kondisi keuangan lebih sehat. Daripada uang habis buat hal yang nggak terlalu penting, lebih baik dipakai buat mengurangi beban finansial.
Kalau utang berkurang atau lunas, hati jadi lebih tenang dan nggak perlu khawatir soal cicilan setelah Lebaran. Nggak enak kan, baru senang-senang tapi setelahnya pusing mikirin tagihan?

3. Sisihkan untuk Tabungan atau Investasi
THR bukan cuma buat dipakai sekarang, tapi juga bisa jadi modal untuk masa depan. Sisihkan minimal 20-30% buat tabungan atau investasi, biar uang nggak habis begitu saja.
Bisa mulai dari menabung di rekening khusus, membeli emas, atau investasi kecil-kecilan di reksa dana. Dengan menyisihkan sebagian uang, nanti setelah Lebaran tetap ada cadangan dana yang bisa dimanfaatkan. Jangan sampai uang cuma numpang lewat tanpa sisa.
4. Batasi Belanja Impulsif
Diskon besar memang menggoda, tapi jangan sampai belanja tanpa mikir panjang. Sebelum beli sesuatu, tanya dulu ke diri sendiri, “Ini butuh atau cuma pengin?” Kalau cuma keinginan, lebih baik ditahan dulu.
Buat keperluan Lebaran, buatlah daftar belanja yang benar-benar diperlukan dan patuhi anggaran yang sudah dibuat. Dengan cara ini, bisa tetap belanja tanpa harus khawatir keuangan jadi kacau.
5. Siapkan Dana Darurat
Lebaran sering bikin pengeluaran membengkak, tapi jangan lupakan dana darurat. Sisihkan sebagian THR buat keperluan tak terduga setelah Lebaran. Siapa tahu kan, kemarin sempat pakai dana daruratnya. Nah, sekarang kesempatan buat mengembalikannya.
Dengan punya dana darurat, nggak perlu panik kalau tiba-tiba ada pengeluaran tak terduga. Lebih baik bersiap daripada nanti kelabakan cari uang tambahan. Jangan sampai habis Lebaran malah bingung cari pinjaman.

6. Jangan Hamburkan Semua untuk Liburan
Liburan Lebaran memang seru, apalagi kalau dihabiskan di kampung halaman. Tapi kan, nggak harus menghabiskan seluruh THR untuk liburan doang. Kalau mau jalan-jalan, pilih yang sesuai bujet. Coba cari destinasi yang murah meriah, atau malah gratis. Banyak cara menikmati waktu libur tanpa harus boros. Yang penting kan, bisa bareng-bareng sekeluarga besar. Jarang-jarang ini kan?
Jangan sampai setelah pulang liburan malah stres karena uang habis. Lebih baik atur anggaran biar tetap bisa bersenang-senang tanpa merusak kondisi keuangan.
Baca juga: Contoh Perencanaan Keuangan Keluarga yang Applicable
Dengan cara ini, Tunjangan Hari Raya bisa lebih bermanfaat dan nggak langsung habis dalam waktu singkat. Yang penting, tetap kontrol pengeluaran dan buat keputusan yang bijak. Lebaran bisa tetap menyenangkan tanpa bikin kantong jebol.
Tunjangan Hari Raya memang hal yang ditunggu-tunggu, tapi kalau nggak dikelola dengan baik, bisa habis dalam sekejap. Supaya nggak menyesal setelah Lebaran, penting buat mengatur uang dengan lebih cerdas.
Nggak harus serba pelit, tapi juga jangan foya-foya tanpa pikir panjang. Yang penting, ada keseimbangan antara menikmati momen dan menjaga keuangan tetap aman. Dengan perencanaan yang tepat, Tunjangan Hari Raya bisa lebih bermanfaat dan nggak cuma numpang lewat.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
10 Tip Menggunakan Pesangon PHK untuk Memulai Usaha Baru
Menghadapi PHK memang tidak mudah. Kehilangan pekerjaan bisa bikin bingung, apalagi kalau belum ada penghasilan lain. Tapi kalau punya pesangon PHK, ini bisa jadi peluang baru.
Daripada habis begitu saja, uang ini bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih bermanfaat. Salah satunya adalah memulai usaha sendiri.
Table of Contents
Pesangon PHK untuk Modal Usaha

Memulai bisnis setelah PHK memang terasa menantang. Ada banyak hal yang perlu dipikirkan, mulai dari ide usaha sampai cara mengelola modal. Tapi dengan perencanaan yang tepat, peluang sukses tetap terbuka.
Yang penting, uang pesangon PHK dikelola dengan bijak agar tidak cepat habis. Kalau dimanfaatkan dengan strategi yang tepat, usaha baru bisa jadi jalan keluar yang menjanjikan.
Berikut beberapa langkah yang harus dilakukan untuk mengelola uang pesangon PHK yang ingin dimanfaatkan jadi modal usaha.
1. Hitung Total Pesangon PHK dengan Cermat
Sebelum mulai usaha, pastikan sudah tahu persis berapa jumlah pesangon PHK yang diterima. Cek juga apakah ada tambahan lain seperti tunjangan, uang penghargaan masa kerja, atau kompensasi lainnya.
Jangan buru-buru membelanjakan uang tanpa rencana yang jelas. Pisahkan dulu mana yang untuk kebutuhan sehari-hari dan mana yang bisa dipakai sebagai modal usaha. Buat catatan sederhana agar tahu berapa lama dana ini bisa bertahan. Jangan sampai habis sebelum usaha mulai menghasilkan.
Baca juga: Menghadapi PHK dengan Bijak: Langkah Awal Mengelola Keuangan
2. Tentukan Jenis Usaha yang Realistis
Jangan asal pilih bisnis hanya karena sedang tren. Pilih yang sesuai dengan modal, keterampilan, dan minat agar lebih mudah dijalankan.
Jika belum punya pengalaman bisnis, mulai dengan sesuatu yang sederhana dan mudah dikelola. Misalnya, usaha kuliner rumahan, reseller, atau jasa yang tidak butuh banyak modal. Perhitungkan juga kebutuhan pasar dan peluang keuntungan. Usaha yang realistis lebih mudah bertahan dan berkembang.
3. Pisahkan Dana Pribadi dan Modal Usaha
Kesalahan umum pemula adalah mencampur uang bisnis dengan keuangan pribadi. Ini bisa bikin bingung dan sulit melihat apakah bisnis benar-benar untung atau rugi.
Buat rekening khusus untuk usaha dengan pesangon PHK ini, meskipun hanya rekening biasa tanpa biaya admin. Setiap pemasukan dan pengeluaran usaha harus dicatat dengan jelas. Dengan begitu, bisa lebih mudah mengatur strategi keuangan bisnis. Jika usaha berkembang, keuangan akan lebih terkontrol sejak awal.
4. Mulai Kecil, Kembangkan Secara Bertahap
Jangan tergoda langsung menghabiskan banyak modal untuk bisnis besar. Mulai dari skala kecil dulu untuk menguji pasar.
Misalnya, jika ingin jualan makanan, coba produksi dalam jumlah terbatas dan jual ke lingkungan sekitar. Jika responsnya bagus, baru tambah skala produksi sedikit demi sedikit. Dengan cara ini, risiko kerugian bisa ditekan dan bisa lebih fleksibel beradaptasi. Jangan sampai modal habis sebelum bisnis benar-benar berjalan.

5. Prioritaskan Kebutuhan Utama Usaha
Jangan asal belanja peralatan atau stok dalam jumlah besar. Fokus pada kebutuhan paling mendesak agar bisnis bisa mulai jalan.
Misalnya, jika ingin usaha kue, cukup beli oven dan bahan baku seperlunya dulu, tidak perlu langsung sewa tempat atau beli alat mahal. Pengeluaran yang tidak terlalu penting bisa ditunda sampai usaha mulai stabil. Dengan cara ini, modal bisa lebih tahan lama dan tidak cepat habis.
6. Cari Model Bisnis dengan Perputaran Cepat
Pilih usaha yang bisa langsung menghasilkan pemasukan. Bisnis dengan perputaran cepat lebih aman, apalagi jika modal terbatas.
Contohnya, jualan makanan harian, jasa cuci motor, atau bisnis online dengan sistem pre-order. Dengan perputaran cepat, modal bisa segera kembali dan bisa langsung diputar lagi. Jangan memilih bisnis yang butuh waktu lama untuk balik modal jika kondisi keuangan masih terbatas.
7. Manfaatkan Teknologi dan Media Sosial
Promosi online bisa menghemat biaya pemasaran. Gunakan media sosial untuk memperkenalkan bisnis ke lebih banyak orang. Buat konten menarik seperti foto produk, testimoni pelanggan, atau video singkat agar lebih menarik.
Jangan ragu memanfaatkan marketplace dan grup jual beli untuk menjangkau pelanggan lebih luas. Pemasaran yang efektif bisa membantu bisnis cepat dikenal tanpa harus keluar biaya besar.
8. Siapkan Dana Darurat dari Sebagian Pesangon
Jangan habiskan seluruh uang pesangon PHK untuk modal usaha. Sisihkan sebagian untuk biaya hidup selama beberapa bulan ke depan. Ingat, bisnis baru butuh waktu untuk mulai menghasilkan keuntungan.
Jika tidak punya dana cadangan, bisa jadi malah stres dan usaha tidak fokus. Simpan dana darurat minimal untuk tiga hingga enam bulan agar lebih tenang menjalankan bisnis.
9. Belajar dan Riset Sebelum Eksekusi
Jangan buru-buru langsung eksekusi tanpa memahami bisnis yang dipilih. Cari tahu dulu tentang target pasar, strategi pemasaran, dan persaingan di bidang tersebut. Bisa belajar dari buku, kursus online, atau pengalaman orang lain yang sudah sukses.
Jika memungkinkan, coba magang atau bekerja dulu di bidang yang sama untuk memahami seluk-beluknya. Dengan persiapan yang matang, risiko kegagalan bisa lebih kecil.

10. Evaluasi dan Adaptasi Secara Berkala
Jangan hanya menjalankan bisnis tanpa mengevaluasi hasilnya. Lihat mana strategi yang berhasil dan mana yang kurang efektif. Jika produk kurang laku, coba perbaiki kualitas atau ubah strategi pemasaran.
Jika harga kurang kompetitif, cari cara agar tetap untung tanpa menaikkan harga terlalu tinggi. Bisnis yang fleksibel dan cepat beradaptasi lebih mudah bertahan dalam persaingan. Jangan takut mencoba hal baru jika diperlukan.
Baca juga: Karyawan Swasta: Pengertian, Keuntungan, dan Tip Menjadi yang Terbaik
Mengelola pesangon PHK dengan bijak bisa membuka peluang baru. Daripada cepat habis tanpa arah, lebih baik digunakan untuk sesuatu yang bisa berkembang.
Memulai usaha memang butuh keberanian, tapi dengan perencanaan yang matang, peluang sukses tetap ada. Yang penting, jalani dengan sabar dan terus belajar. Dengan langkah yang tepat, pesangon bisa jadi awal perjalanan baru yang lebih menjanjikan.
Ingin meningkatkan kesejahteraan finansial dan produktivitas karyawan di kantor? Yuk, undang QM Financial untuk mengadakan kelas keuangan yang komprehensif dan praktis di kantor. Hubungi QM Financial sekarang ya!
Gaji Kecil tapi Benefit Banyak vs Gaji Besar tapi Minim Fasilitas: Mana yang Lebih Baik?
Sebenarnya antara gaji kecil dengan banyak benefit atau gaji besar itu enggak bisa dipilih. Masing-masing punya plus minus yang seharusnya disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Kadang ya, gaji kecil lebih baik daripada enggak sama sekali. Tapi di waktu lain, gaji besar tentu akan lebih oke, daripada gaji kecil.
Pilihan tersebut sama sekali enggak sesederhana itu. Fasilitas tambahan seperti asuransi, tunjangan makan, atau jam kerja fleksibel itu juga penting, karena bisa membuat gaji kecil terasa cukup. Di sisi lain, gaji besar memberi lebih banyak kebebasan dalam mengatur keuangan, tapi ada risiko pengeluaran yang ikut naik.
Sebelum mengambil keputusan, penting untuk memahami mana yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup.
Table of Contents
Pilih Mana: Gaji Kecil atau Gaji Besar?

Ya, kalau tanpa embel-embel apa pun, semua orang pasti dengan segera memilih gaji besar. Namun, kita kudu sadar, bahwa setiap pilihan punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Ada yang lebih nyaman dengan gaji tinggi meskipun tanpa tunjangan tambahan. Ada juga yang lebih memilih gaji lebih kecil tapi dengan fasilitas yang bisa menghemat banyak biaya. Ya paling syukur sih kalau gaji besar, plus beragam fasilitas. Siapa sih yang bisa menolak?
Tapi, ya semua kembali pada apa yang dianggap lebih penting, apakah angka di slip gaji atau manfaat yang bisa dinikmati setiap bulan. Untuk menentukan mana yang lebih menguntungkan, perlu melihat lebih dalam bagaimana setiap pilihan berdampak pada kehidupan sehari-hari.
Mari kita lihat.

Gaji Kecil dengan Banyak Benefit
1. Keamanan Finansial Tambahan
Gaji kecil bisa terasa lebih besar jika perusahaan menanggung banyak kebutuhan. Asuransi kesehatan bisa mengurangi biaya rumah sakit yang kadang mahal. Tunjangan makan dan transportasi bisa menghemat pengeluaran harian.
Ada juga yang memberi bonus tahunan atau tunjangan lainnya yang membantu menutupi biaya hidup. Dengan semua fasilitas ini, gaji kecil bisa terasa cukup selama pengeluaran tetap terkontrol.
Baca juga: Kenapa Gaji Kecil sementara Orang Lain Bisa Bergaji Besar?
2. Work-Life Balance
Perusahaan yang menawarkan banyak benefit umumnya lebih peduli dengan kesejahteraan karyawan.
Ada yang menawarkan jam kerja fleksibel untuk memberi waktu lebih bagi keluarga atau kegiatan pribadi. Cuti yang lebih panjang memungkinkan istirahat lebih baik tanpa kehilangan penghasilan. Lingkungan kerja yang nyaman juga bisa mengurangi stres dan meningkatkan produktivitas.
Jika kamu adalah tipe orang yang percaya bahwa keseimbangan hidup lebih penting daripada angka di slip gaji, pilihan ini bisa lebih menarik.
3. Pengembangan Karier
Beberapa perusahaan menyediakan pelatihan gratis, kursus online, atau subsidi pendidikan. Ini membantu meningkatkan keterampilan tanpa perlu keluar biaya sendiri.
Ada juga program mentoring atau kesempatan rotasi kerja untuk menambah pengalaman. Dengan modal ini, peluang naik jabatan atau pindah ke pekerjaan yang lebih baik bisa lebih terbuka. Jika ingin terus belajar dan berkembang, benefit ini bisa lebih berharga daripada gaji besar tanpa dukungan karier.
4. Kendala Tabungan
Gaji kecil bisa membuat sulit untuk menabung dalam jumlah besar. Meski banyak benefit membantu mengurangi pengeluaran, tetap ada kebutuhan yang harus ditanggung sendiri.
Jika ada keperluan mendadak atau ingin berinvestasi, dana yang tersedia mungkin terbatas. Gaya hidup juga harus lebih disiplin agar keuangan tetap stabil. Jika tujuan finansial butuh dana besar dalam waktu cepat, gaji kecil bisa jadi hambatan.

Gaji Besar dengan Minim Fasilitas
1. Kendali Finansial Lebih Besar
Gaji besar memberi kebebasan lebih dalam mengatur keuangan. Bisa memilih sendiri asuransi kesehatan dengan cakupan yang lebih luas sesuai kebutuhan. Biaya transportasi, makan, atau tunjangan lainnya bisa dikelola sesuai prioritas pribadi.
Jika ingin investasi atau menabung lebih banyak, penghasilan yang lebih besar memudahkan perencanaan. Namun, tanpa fasilitas tambahan dari perusahaan, semua biaya ini harus ditanggung sendiri.
2. Potensi Tabungan Lebih Tinggi
Dengan gaji besar, lebih mudah menyisihkan uang untuk tabungan atau investasi. Bisa lebih cepat mengumpulkan dana untuk membeli rumah, kendaraan, atau modal usaha.
Jika dikelola dengan baik, keuangan lebih aman dan rencana pensiun bisa tercapai lebih cepat. Gaya hidup juga bisa lebih fleksibel tanpa harus terlalu ketat mengatur pengeluaran.
Namun, jika tidak hati-hati, penghasilan besar bisa habis tanpa terasa karena meningkatnya kebutuhan atau gaya hidup, alias lifestyle inflation.
3. Status dan Mobilitas Karier
Gaji tinggi sering dikaitkan dengan posisi lebih tinggi dalam perusahaan. Biasanya tanggung jawab lebih besar, tapi peluang untuk naik jabatan juga lebih terbuka.
Pekerjaan dengan gaji besar sering memberikan pengalaman yang bisa meningkatkan nilai di pasar kerja. Jika ingin pindah ke perusahaan lain, tawaran kerja dengan bayaran lebih tinggi juga lebih mungkin didapat.
Namun, tekanan dan beban kerja bisa lebih tinggi dibanding pekerjaan dengan gaji kecil yang punya banyak fasilitas.
4. Beban Pengeluaran Lebih Besar
Tanpa fasilitas dari perusahaan, banyak kebutuhan harus dibiayai sendiri. Asuransi kesehatan bisa jadi mahal jika tidak ditanggung kantor. Biaya transportasi, makan, dan tunjangan lainnya bisa menambah pengeluaran bulanan.
Jika tidak punya perencanaan keuangan yang baik, gaji besar bisa terasa pas-pasan karena biaya hidup yang ikut naik. Penting untuk menghitung semua pengeluaran agar tetap bisa menabung dan mengelola keuangan dengan bijak.
Baca juga: 12 Pekerjaan dengan Gaji Besar di Indonesia yang Banyak Dicari
Gaji kecil dengan banyak benefit atau gaji besar tanpa fasilitas, setiap orang punya preferensi sendiri. Ada yang lebih nyaman dengan kepastian tunjangan, ada juga yang lebih suka mengatur penghasilannya sendiri.
Tidak ada jawaban mutlak mana yang lebih baik, karena setiap pilihan bergantung pada kebutuhan dan prioritas. Yang penting, pahami konsekuensinya dan sesuaikan dengan kondisi keuangan serta gaya hidup. Dengan begitu, keputusan yang diambil bisa memberikan manfaat jangka panjang tanpa penyesalan.
Ingin meningkatkan kesejahteraan finansial dan produktivitas karyawan di kantor? Yuk, undang QM Financial untuk mengadakan kelas keuangan yang komprehensif dan praktis di kantor. Hubungi QM Financial sekarang ya!
Rekomendasi Kelas Keuangan Online yang Bisa Membantu Mengelola Keuangan Lebih Baik
Mengelola uang dengan baik itu bukan cuma soal rajin menabung atau menghindari boros. Ada banyak aspek keuangan yang perlu dipahami supaya kondisi finansial tetap sehat dan stabil. Buat yang masih bingung harus mulai dari mana, ikut kelas keuangan bisa jadi langkah pertama yang tepat. Lewat kelas yang tepat, belajar atur uang jadi lebih mudah dan nggak terasa membosankan.
Sekarang, belajar keuangan nggak perlu ribet. Ada banyak pilihan kelas online yang bisa diikuti kapan saja tanpa harus datang ke tempat tertentu.
Table of Contents
Kelas Keuangan buat Kamu yang Pengin Bisa Kelola Finansial dengan Baik

Salah satu yang bisa dicoba adalah kelas keuangan dari QM Financial. Dengan metode belajar yang praktis dan mudah dipahami, kelas ini cocok buat siapa saja yang ingin memperbaiki cara mengelola keuangan tanpa pusing dengan teori yang rumit.
Memangnya, ada kelas apa saja? Ada lengkap, berjenjang lagi. Ini dia.
1. Kelas Basic Series
Kelas Basic Series dirancang khusus buat yang masih bingung soal keuangan pribadi. Cocok buat pemula yang baru mulai dan belum paham cara mengelola uang dengan baik.
Lewat kelas keuangan ini, konsep perencanaan keuangan dijelaskan secara menyeluruh berdasarkan empat pilar utama. Semua materinya dibuat simpel supaya mudah dipahami, bahkan buat yang belum pernah belajar soal finansial sama sekali.
Ada lima kelas yang bisa diikuti, masing-masing membahas aspek penting dalam pengelolaan keuangan:
- Blueprint of Your Money, yang akan memberikan gambaran besar kondisi keuangan pribadi. Dari sini, bisa mulai menyusun strategi pengelolaan uang yang lebih rapi dan terarah.
- How to Manage Your Cash Flow, untuk belajar cara mengatur pemasukan dan pengeluaran supaya uang nggak habis begitu saja.
- How to Set Your Financial Goals, untuk tahu cara menetapkan target finansial yang realistis dan strategi mencapainya tanpa merasa terbebani.
- Get to Know Your Investment Products, yang membahas berbagai jenis investasi dan bagaimana cara menyesuaikannya dengan kebutuhan serta profil risiko.
- Berkenalan dengan Investasi Saham, yang menjelaskan dasar-dasar investasi saham dengan bahasa yang gampang dimengerti.
Semua kelas ini dirancang biar nggak bikin pusing. Penjelasannya santai, tapi tetap informatif. Cocok buat yang mau mulai atur keuangan dengan lebih baik tanpa harus jadi ahli keuangan dulu.

2. Kelas Intermediate Series
Setelah paham dasar-dasar keuangan, saatnya naik level ke Kelas Intermediate Series. Kelas keuangan ini cocok buat yang sudah ikut kelas basic dan mau belajar lebih dalam. Materinya lebih detail, tapi tetap gampang dipahami. Ada juga worksheet praktis yang bikin proses belajar makin jelas dan aplikatif.
Di kelas ini, ada lima topik utama yang bakal dibahas:
- Menghitung Kebutuhan Investasi, yang mengajarkan cara menghitung kebutuhan investasi sesuai tujuan finansial.
- Memilih Reksa Dana, yang akan membahas cara memilih reksa dana yang sesuai dengan kebutuhan dan profil risiko.
- Asuransi Kesehatan, mengupas bagaimana cara memilih asuransi yang benar-benar sesuai kebutuhan, supaya nggak salah pilih dan malah rugi.
- Asuransi Jiwa, menjelaskan dengan sederhana siapa yang butuh asuransi jiwa, kapan harus beli, dan bagaimana cara memilih yang terbaik.
- Bedah Polis Asuransi, yang akan bantu kamu memahami isi polis secara detail, termasuk hak dan kewajiban pemegang polis. Jadi, bisa lebih yakin dengan perlindungan yang dimiliki.
Materi di kelas ini lebih dalam dibanding level basic, tapi tetap disampaikan dengan cara santai. Cocok buat yang mau makin paham soal keuangan dan siap bikin keputusan finansial yang lebih cerdas.
Baca juga: Kelas Keuangan untuk Pemula: Dasar-Dasar yang Harus Diketahui
3. Kelas Elective Series
Setiap orang punya tujuan finansial yang berbeda. Ada yang ingin menyiapkan dana pensiun, ada yang fokus ke pendidikan anak, atau ingin punya rumah pertama. Kelas Elective Series dirancang buat yang ingin belajar keuangan lebih spesifik sesuai kebutuhan. Materinya langsung ke poin penting, jadi lebih mudah dipahami dan diterapkan.
Berikut tiga kelas keuangan yang bisa diikuti:
- Dana Pensiun, membahas cara menyiapkan dana pensiun sejak dini.
- Dana Pendidikan, ngajarin cara menghitung kebutuhan dana pendidikan, strategi menabung, dan pilihan investasi yang paling sesuai.
- Dana Rumah Pertama, membahas cara mengumpulkan dana untuk DP, memilih skema KPR yang tepat, serta tip mengelola keuangan supaya cicilan tetap aman tanpa mengorbankan kebutuhan lain.
Setiap kelas dirancang dengan pembahasan yang praktis dan langsung bisa diterapkan. Cocok buat yang ingin lebih fokus pada tujuan finansial tertentu tanpa perlu belajar semuanya sekaligus.

4. Kelas Tematik Ramadan
Selain kelas keuangan dengan kurikulum terstruktur, QM Financial juga punya kelas tematik dengan topik menarik. Kelas ini cocok buat yang ingin belajar keuangan dari sudut pandang berbeda. Khusus bulan Ramadan, ada Syariah Financial Class yang membahas keuangan sesuai prinsip syariah. Materinya praktis dan mudah dipahami, jadi nggak perlu khawatir kalau masih pemula.
Berikut empat kelas yang bisa diikuti:
- Islamic Financial Planning, untuk belajar memahami prinsip dasar syariah supaya pengelolaan keuangan tetap sesuai prinsip Islam.
- Get to Know Your Syariah Financial Products, bakal dijelaskan jenis-jenis produk finansial syariah, bisa dipilih yang paling sesuai dengan kebutuhan.
- Get to Know Your Syariah Investment Products, membahas berbagai pilihan investasi halal, seperti reksa dana syariah, saham syariah, dan instrumen lainnya.
- Syariah Class: Waris Islam with Cariustadz.id, dengan pembahasan yang lebih mendalam dengan panduan dari ahli. Jadi, lebih paham bagaimana mengelola warisan sesuai syariat.
Semua kelas ini dirancang supaya mudah dipahami dan bisa langsung diterapkan. Cocok buat yang ingin mengelola keuangan dengan prinsip syariah tanpa bingung harus mulai dari mana.
Baca juga: 5 Ciri Orang yang Bisa Jadi Contoh Well Literate secara Finansial
Belajar mengelola uang itu investasi buat masa depan. Dengan ikut kelas keuangan, banyak hal yang sebelumnya terasa rumit bisa jadi lebih jelas dan gampang dipraktikkan.
Nggak perlu lagi bingung soal budgeting, investasi, atau perencanaan keuangan jangka panjang. Tinggal pilih kelas yang sesuai kebutuhan, lalu mulai langkah kecil untuk kondisi finansial yang lebih sehat dan terarah.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Strategi Sederhana Memilih Saham yang Tepat untuk Pemula
Memilih saham bisa terasa rumit bagi pemula. Banyak istilah teknis, angka-angka di laporan keuangan, dan fluktuasi harga yang bikin bingung.
Tapi sebenarnya, semua orang bisa kok mulai investasi saham tanpa harus jadi ahli keuangan. Kuncinya adalah memahami dasar-dasarnya dan memilih saham dengan strategi yang tepat.
Table of Contents
Strategi Memilih Saham untuk Pemula

Investasi saham bukan soal tebak-tebakan atau ikut-ikutan tren. Ada cara sederhana yang bisa membantu menentukan pilihan tanpa harus pusing.
Dengan pendekatan yang tepat, risiko bisa dikendalikan dan peluang cuan jadi lebih besar. Yang penting, pahami dulu cara kerja pasar sebelum mulai menaruh modal.
Jadi, gimana caranya? Apakah memang rumit? Sebenarnya memilih saham bisa kok dibikin sederhana. Kita bisa belajar sambil jalan. So, lakukan beberapa hal ini untuk memulai.
1. Pilih Saham dari Perusahaan dengan Fundamental Kuat
Cari perusahaan yang keuangannya sehat. Lihat apakah pendapatannya stabil atau terus meningkat setiap tahun.
Perusahaan dengan utang yang terkendali lebih aman untuk jangka panjang. Cek juga apakah perusahaan rutin mencetak laba dan punya manajemen yang baik. Semua informasi ini bisa ditemukan di laporan keuangan yang dirilis secara berkala.
Baca juga: Strategi Cara Main Saham Pemula agar Cepat Paham dan Berhasil
2. Perhatikan Sektor yang Dipahami
Sebaiknya memilih saham industri yang familier denganmu agar lebih mudah memahami bisnisnya. Misalnya, kamu pasti punya rekening bank kan? Kalau kamu sering menggunakan layanannya, saham bank bisa jadi pilihan. Atau, mungkin kamu suka belanja online, coba cek perusahaan yang ada di sektor e-commerce.
Dengan memahami cara kerja bisnisnya, kamu akan lebih gampang menilai apakah prospeknya bagus atau tidak. Jangan hanya ikut-ikutan tren tanpa tahu seluk-beluk perusahaannya.
3. Periksa Kinerja Historis Saham
Lihat pergerakan harga saham dalam beberapa tahun terakhir. Saham yang stabil dan cenderung naik lebih menarik dibanding yang fluktuatif tanpa arah.
Perhatikan juga bagaimana saham itu bertahan saat pasar sedang turun. Jika harganya langsung jatuh drastis dan sulit naik lagi, mungkin risikonya terlalu tinggi. Sebaliknya, saham yang bisa pulih setelah krisis menunjukkan daya tahan yang lebih baik.
4. Pilih Saham Blue Chip
Blue chip adalah saham dari perusahaan besar dan mapan. Contohnya perusahaan perbankan, telekomunikasi, atau konsumsi yang sudah dikenal luas. Saham jenis ini biasanya lebih stabil dan tahan banting saat ekonomi sedang lesu.
Yah, pertumbuhannya mungkin tidak secepat saham kecil, tapi lebih aman untuk investor saham pemula kayak kamu yang baru mulai. Apalagi kalau perusahaan blue chip ini adalah perusahaan yang sering membagikan dividen. Lumayan banget, saham ini bisa dipilih karena jadi ada potensi penghasilan tambahan selain dari kepemilikan sahamnya.

5. Analisis Rasio Keuangan
Gunakan rasio keuangan dalam memilih saham untuk menilai kesehatan perusahaan.
Beberapa rasio yang patut diperhatikan adalah:
- P/E ratio: untuk menunjukkan apakah harga sahamnya mahal atau murah dibanding laba perusahaan
- ROE: untuk mengukur seberapa baik perusahaan menghasilkan keuntungan dari modalnya.
- Debt to Equity (D/E): untuk melihat seberapa besar utang perusahaan dibanding modal sendiri.
Rasio yang sehat menunjukkan perusahaan punya keuangan yang kuat dan dikelola dengan baik.
6. Hindari Saham Gorengan
Nah, kalau kamu tertarik untuk memilih saham yang tiba-tiba viral tanpa alasan jelas, kamu patut dan wajib banget waspada. Inilah yang namanya saham gorengan.
Saham gorengan biasanya punya harga yang naik turun ekstrem dalam waktu singkat. Kenaikannya sering kali bukan karena kinerja perusahaan, tapi karena ada pihak yang sengaja mengerek harga.
Investor pemula sebaiknya menjauhi saham seperti ini karena risikonya sangat tinggi. Harga bisa anjlok kapan saja tanpa alasan yang jelas. Ciri-cirinya, saham ini umumnya enggak punya fundamental yang kuat dan volume perdagangannya tiba-tiba melonjak tanpa alasan.
7. Perhatikan Dividen
Dividen adalah keuntungan perusahaan yang dibagikan ke pemegang saham. Saham yang rutin membayar dividen menunjukkan perusahaan punya arus kas yang stabil. Dividen juga bisa jadi sumber pendapatan pasif bagi investor.
So, kamu bisa memilih saham dari perusahaan yang memiliki kebijakan dividen yang jelas dan konsisten. Jangan hanya melihat besar kecilnya dividen, tapi juga pastikan perusahaan tetap tumbuh.
8. Gunakan Metode Dollar Cost Averaging (DCA)
DCA adalah strategi investasi dengan membeli saham secara rutin dalam jumlah yang sama. Misalnya, beli saham setiap bulan tanpa peduli harga sedang naik atau turun. Cara ini membantu mengurangi risiko karena harga rata-rata pembelian lebih stabil.
Dengan metode ini, kamu enggak perlu takut ketinggalan momentum karena investasi dilakukan secara bertahap. Cocok untuk pemula yang belum punya banyak pengalaman membaca pergerakan pasar.
9. Ikuti Berita dan Sentimen Pasar
Investasi saham memang seyogyanya dilakukan untuk tujuan keuangan jangka panjang. Seharusnya, naik turunnya harga enggak akan banyak memengaruhi sepanjang kamu memilih saham dengan metode yang benar.
Tapi, naik turunnya harga ini juga tetap jangan diabaikan sama sekali. Harga saham bisa naik turun karena banyak faktor eksternal. Kebijakan pemerintah, kondisi ekonomi global, atau isu tertentu bisa memengaruhi pasar. Misalnya, kenaikan suku bunga bisa membuat saham perbankan lebih menarik. Sebaliknya, ketegangan geopolitik bisa membuat pasar saham lebih volatile.
Meski untuk investasi jangka panjang, kamu tetap wajib selalu update informasi agar bisa mengambil keputusan dengan lebih baik. Pasalnya, bisa saja kamu harus mengubah strategi investasi jangka panjang karena ada perubahan kondisi. Jangan sampai kamu mengambil keputusan karena panik doang.

10. Gunakan Aplikasi atau Platform yang Andal
Pilih aplikasi investasi yang mudah digunakan dan punya fitur analisis yang lengkap. Pastikan aplikasi itu sudah terdaftar di OJK agar lebih aman.
Beberapa aplikasi juga menyediakan berita pasar dan fitur simulasi trading. Ini bisa membantu memahami cara kerja investasi sebelum benar-benar terjun ke pasar. Jangan asal pilih platform hanya karena sedang populer, cek dulu keamanannya.
Baca juga: Tanya Jawab tentang Pasar Modal #2: Ketika Krisis Pasar Datang
Memilih saham itu enggak harus ribet, asal tahu langkah-langkah dasarnya. Dengan memahami cara kerjanya dengan benar, investasi bisa lebih aman.
Jangan buru-buru pengin cuan dalam waktu singkat. Yang penting, mulai dengan strategi yang sederhana dan konsisten. Semakin sering belajar dan mencoba, semakin terasah kemampuan dalam berinvestasi.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Perbandingan Sumber Pinjaman Uang: Bank, Koperasi, atau Peer-to-Peer Lending?
Cari pinjaman uang kadang memang bisa dipilih sebagai jalan keluar kalau butuh dana tambahan. Tapi, ya nggak bisa sembarangan. Yang pasti, memilih sumber yang tepat itu penting.
Banyak orang langsung mengambil pinjaman tanpa benar-benar paham pilihan yang ada. Padahal, setiap sumber pinjaman punya aturan, keuntungan, dan risikonya sendiri. Salah pilih bukan cuma bikin beban finansial makin berat, tapi juga bisa menimbulkan masalah di kemudian hari.
Cari Pinjaman Uang? Cermati Perbandingannya!
Sebelum cari pinjaman uang, ada baiknya mengenal lebih dulu berbagai pilihan yang tersedia. Dengan memahami perbedaannya, bisa lebih mudah menentukan mana yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan bayar. Bukan cuma soal dapat uang cepat, tapi juga soal keamanan dan kenyamanan dalam mengelola pinjaman.
So, kita mengenal ada beberapa sumber yang bisa dipertimbangkan kalau cari pinjaman uang. Paling aman sih ya, pinjam dari orang terdekat sebagai angel investor. Cuma ya, kudu tetap disiplin.
Pilihan lainnya ada bank, koperasi, atau peer to peer lending. Nah, buat yang tiga ini, kamu kudu mempertimbangkan betul-betul plus dan minusnya. Dengan begitu, kamu bisa mengelola pinjamannya dengan baik—dan kemudian bisa mengembalikannya juga tepat waktu.
Yuk, kita lihat satu per satu.
Baca juga: 6 Sumber Pinjaman Dana Lunak yang Bisa Dipertimbangkan agar Jauh dari Pinjol

1. Bank
Bank menjadi pilihan utama bagi mereka yang cari pinjaman uang dengan suku bunga kompetitif dan skema pembayaran yang lebih terstruktur. Keunggulan utama pinjaman dari bank adalah suku bunga yang relatif rendah dibandingkan dengan sumber pinjaman lainnya, terutama bagi peminjam yang memiliki riwayat kredit yang baik.
Bank juga menawarkan berbagai jenis pinjaman, seperti Kredit Tanpa Agunan (KTA), Kredit Multiguna, Kredit Pemilikan Rumah (KPR), hingga Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang didukung pemerintah.
Namun, pengajuan pinjaman di bank memiliki persyaratan yang cukup ketat. Calon peminjam harus menyediakan dokumen lengkap seperti slip gaji, NPWP, dan rekening koran untuk membuktikan kemampuan finansial. Untuk jenis pinjaman tertentu, seperti Kredit Multiguna atau KPR, diperlukan jaminan berupa aset seperti sertifikat tanah, rumah, atau kendaraan. Proses persetujuan dan pencairan dana bisa memakan waktu beberapa hari hingga minggu, tergantung pada jenis pinjaman dan kelengkapan dokumen yang diajukan.
Keamanan pinjaman di bank itu tinggi karena diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia, sehingga risiko penyalahgunaan atau ketidakteraturan dalam sistem pinjaman lebih kecil. Selain itu, bank umumnya menyediakan perlindungan asuransi untuk beberapa jenis pinjaman guna mengantisipasi risiko gagal bayar.
Bank cocok bagi kamu yang cari pinjaman uang dalam jumlah besar dengan tenor panjang, serta memiliki kelayakan kredit yang baik. Meskipun prosesnya lebih ketat dan memakan waktu lebih lama, pinjaman bank lebih stabil dan memiliki kepastian hukum yang lebih terjamin.

2. Koperasi
Koperasi merupakan alternatif pinjaman yang lebih mudah diakses, terutama bagi anggota yang aktif berpartisipasi dalam kegiatan koperasi. Keunggulan utama koperasi adalah suku bunga yang cenderung lebih rendah dibandingkan bank, karena asasnya kekeluargaan dan gotong royong.
Persyaratan pengajuan pinjaman di koperasi umumnya lebih sederhana dibandingkan bank. Dalam banyak kasus, calon peminjam cukup menjadi anggota koperasi dan memiliki catatan keanggotaan yang baik.
Beberapa koperasi menerapkan sistem simpanan wajib atau simpanan pokok sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan pinjaman. Hal ini membantu koperasi memastikan bahwa anggota memiliki keterikatan finansial yang cukup sebelum mengajukan kredit.
Proses pencairan dana di koperasi umumnya juga lebih cepat. Jika koperasi memiliki modal yang cukup, pinjaman bisa dicairkan dalam waktu singkat. Namun, jumlah pinjaman yang bisa diberikan biasanya terbatas karena dana yang dikelola berasal dari simpanan anggota dan hasil usaha koperasi itu sendiri. So, koperasi lebih cocok bagi kamu yang cari pinjaman uang dalam jumlah kecil hingga menengah. Misalnya untuk kebutuhan usaha mikro atau keperluan mendesak.
Adalah penting untuk memastikan bahwa koperasi terdaftar secara resmi di Kementerian Koperasi. Hal ini bertujuan untuk menghindari risiko koperasi abal-abal atau koperasi bodong. Selain itu, calon peminjam perlu memahami aturan koperasi terkait suku bunga, tenor, dan sistem pembayaran untuk menghindari masalah di kemudian hari.

3. P2P Lending
Peer-to-peer (P2P) lending adalah platform modern yang menghubungkan langsung antara peminjam dan pemberi pinjaman. P2P lending bisa jadi alternatif bagi yang cari pinjaman uang dengan cepat tanpa harus melalui proses administrasi yang panjang.
Berbeda dengan sistem bank, P2P lending memungkinkan investor individu atau kelompok membiayai pinjaman, sehingga prosesnya lebih cepat dan fleksibel.
Keunggulan utamanya adalah kemudahan akses dan persyaratan yang lebih ringan. Banyak platform P2P lending enggak mensyaratkan agunan, sehingga memudahkan bagi yang enggak punya aset untuk tetap mendapatkan pinjaman.
Proses pengajuan juga lebih sederhana, biasanya hanya memerlukan data pribadi, bukti penghasilan, dan riwayat kredit. Bahkan ada juga yang memperbolehkan pengajuan pinjaman hanya dengan KTP dan rekening bank. Kecepatan pencairan menjadi salah satu daya tarik utama P2P lending, karena dana bisa cair dalam hitungan jam atau hari setelah pengajuan disetujui.
Namun, di balik kemudahan tersebut, P2P lending memiliki risiko yang lebih tinggi. Suku bunga yang ditawarkan umumnya lebih tinggi karena ada risiko yang lebih besar. Besaran bunga bervariasi tergantung pada skor kredit peminjam dan kebijakan platform, tetapi umumnya juga lebih tinggi.
Selain itu, tenor pinjaman P2P lending cenderung lebih pendek. Dengan begitu, peminjam harus memastikan mampu bayar sesuai jangka waktu yang ditentukan. Kalau tidak, akan ada denda keterlambatan.
Keamanan dalam P2P lending juga jadi faktor yang harus diperhatikan. Karena sistemnya berbasis digital, risiko penipuan atau platform ilegal cukup tinggi. So, sangat penting untuk memilih platform yang sudah terdaftar dan diawasi oleh OJK.
P2P lending sangat cocok bagi kamu yang cari pinjaman uang secara cepat untuk berbagai keperluan, tetapi enggak memiliki akses ke bank atau koperasi. Namun, sebelum mengajukan pinjaman, kamu wajib mempertimbangkan kemampuan bayar. Selain itu, juga harus paham akan seluruh ketentuan yang berlaku agar enggak terjebak dalam utang dengan bunga tinggi.
Baca juga: Berbagai Alasan Orang Mengajukan Pinjaman Uang, dan Kondisi Tidak Idealnya
Cari pinjaman uang harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan bayar. Setiap pilihan punya kelebihan dan kekurangannya sendiri. Jangan buru-buru ambil keputusan tanpa memahami risikonya. Pilih yang paling aman, nyaman, dan nggak bikin beban finansial makin berat.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!