Perhitungan lembur karyawan merupakan aspek penting dalam manajemen sumber daya manusia yang berbeda di setiap negara. Tak hanya di Indonesia, setiap negara punya sistem dan aturan yang dirancang untuk memastikan pekerja mendapatkan kompensasi yang adil atas waktu tambahan yang mereka kerjakan.
Memahami variasi ini memberi wawasan tentang bagaimana negara-negara mengatasi tantangan dalam menyeimbangkan kebutuhan bisnis dengan hak-hak pekerja. Dengan mengeksplorasi berbagai pendekatan terhadap lembur, kita bisa mengidentifikasi praktik terbaik yang mungkin diadopsi untuk meningkatkan kepuasan kerja dan efisiensi operasional, sambil memastikan keadilan bagi semua pihak yang terlibat.
Coba yuk, kita lihat beberapa peraturan perhitungan lembur karyawan di beberapa negara.
Table of Contents
Peraturan Perhitungan Lembur Karyawan di Berbagai Negara
1. Kanada
Di Kanada, peraturan perhitungan lembur karyawan menyatakan bahwa pengusaha wajib membayar lembur dengan tarif yang lebih tinggi. Namun, ada aturan lain juga, bahwa pemberi kerja juga dapat meminta karyawan untuk mengambil waktu libur sebagai ganti lembur, yang dikenal sebagai banked time.
Kecuali ditentukan lain dalam kontrak kerja, perhitungan lembur karyawan tidak dihitung berdasarkan jumlah jam kerja harian yang melebihi batas tertentu. Perhitungan lembur hanya dilakukan secara mingguan atau lebih lama melalui perjanjian rata-rata.
Terdapat pekerjaan tertentu yang tidak tercakup dalam ketentuan lembur menurut Undang-Undang Standar Pekerjaan, seperti manajer dan pengawas. Mereka tidak berhak atas pembayaran lembur jika pekerjaan yang dilakukan bersifat manajerial atau supervisi.
2. Prancis
Di Prancis, durasi kerja dalam seminggu secara resmi adalah 35 jam untuk semua jenis perusahaan. Durasi kerja dalam sehari tidak boleh melebihi 10 jam. Selain itu, karyawan tidak diperkenankan bekerja lebih dari 4,5 jam tanpa istirahat. Durasi maksimal kerja harian bisa ditingkatkan menjadi 12 jam jika ada perjanjian.
Setiap karyawan harus mendapatkan istirahat minimal 20 menit setiap enam jam kerja. Semua pekerja mendapatkan periode istirahat harian sepanjang 11 jam berturut-turut, yang bisa berkurang menjadi 9 jam dalam kasus tertentu, lagi-lagi tergantung pada perjanjian. Periode istirahat mingguan minimal adalah 35 jam berturut-turut, yang terdiri dari 11 jam ditambah periode istirahat 24 jam secara berturut-turut per minggu.
3. Jepang
Di Jepang, durasi kerja yang ditetapkan adalah 8 jam sehari dengan total 40 jam dalam seminggu, dan setiap pekerja dijamin mendapatkan minimal satu hari libur per minggu.
Untuk lembur, pengusaha diwajibkan membayar tambahan minimal 25% dari upah jam biasa. Jika pekerja melakukan tugas pada hari libur yang sudah ditetapkan, tambahan upahnya adalah 35%. Selain itu, pekerjaan yang dilakukan antara pukul 22.00 hingga 05.00 memerlukan pembayaran tambahan 25%.
4. Amerika Serikat
Di California, jam kerja yang melebihi 8 jam dalam sehari dihitung sebagai lembur. Jika bekerja pada hari ketujuh berturut-turut dalam satu minggu, 8 jam pertama juga dihitung sebagai lembur. Untuk pekerjaan yang melebihi 12 jam dalam sehari atau melebihi delapan jam pada hari ketujuh berturut-turut, upah yang dibayarkan adalah dua kali lipat dari tarif normal.
Baca juga: Kerja Lembur demi Uang Tambahan? Yay or Nay?
Perhitungan Lembur di Indonesia
Dikutip dari situs Online Pajak, Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan di Indonesia menetapkan durasi kerja resmi. Untuk enam hari kerja dalam seminggu, durasi kerjanya adalah 7 jam per hari atau total 40 jam per minggu. Sementara itu, bagi pekerja yang bekerja lima hari dalam seminggu, durasi kerja adalah 8 jam per hari dengan total tetap 40 jam per minggu.
Ada pengecualian untuk sektor tertentu yang tidak terikat oleh aturan jam kerja standar ini. Berdasarkan Pasal 78 UU tersebut, lembur hanya boleh dilakukan maksimal 3 jam per hari dan tidak lebih dari 14 jam dalam seminggu. Jika durasi kerja melebihi batas yang ditentukan di Pasal 77, maka perusahaan harus membayar upah lembur kepada pekerja.
Selain itu, perhitungan lembur karyawan ini tidak mencakup kerja yang dilakukan pada hari libur resmi atau istirahat mingguan.
Pelajaran Penting tentang Peraturan Perhitungan Lembur di Beberapa Negara
Aturan perhitungan lembur karyawan yang berbeda-beda di setiap negara mengungkapkan pelajaran penting dalam hal manajemen tenaga kerja dan perlindungan hak pekerja. Berikut adalah beberapa pelajaran menarik yang bisa dipelajari.
1. Pentingnya Work-Life Balance
Aturan seperti di Prancis dan Jepang yang menetapkan batas maksimal jam kerja harian dan mingguan menunjukkan komitmen terhadap work-life balance. Hal ini bisa dimaknai, bahwa pemerintah pun punya perhatian terhadap soal ini, karena dengan begitu enggak hanya memastikan kesejahteraan pekerja tetapi juga bisa meningkatkan produktivitas.
2. Perlindungan Melalui Kompensasi Lembur
Di negara-negara seperti Amerika Serikat, yang diwakili oleh negara bagian California, tingkat kompensasi lembur yang tinggi—seperti dua kali lipat tarif biasa—menekanan pada pengusaha untuk mengelola jam kerja dengan lebih efisien dan menghindari eksploitasi tenaga kerja.
3. Fleksibilitas dan Adaptasi
Di Kanada, sistem banked time itu memungkinkan fleksibilitas bagi karyawan dan pengusaha untuk mengatur waktu kerja yang lebih sesuai dengan kebutuhan operasional dan preferensi masing-masing, asalkan tetap dalam kerangka hukum.
4. Keberagaman Aturan Sesuai Sektor
Sementara di Indonesia, terindikasi bahwa kebijakan lembur bisa disesuaikan sesuai kebutuhan sektor tertentu. Hal ini penting untuk industri yang memerlukan jam kerja yang berbeda dari norma umum, seperti layanan kesehatan atau perhotelan.
5. Pentingnya Istirahat
Aturan yang mewajibkan istirahat setelah jam kerja tertentu, seperti di Jepang dan Prancis, menggarisbawahi bahwa istirahat cukup adalah esensial untuk menjaga efisiensi dan mengurangi risiko kecelakaan kerja karena kelelahan.
Kesemua pelajaran ini menunjukkan bahwa aturan perhitungan lembur yang efektif dapat menjadi alat penting dalam kebijakan ketenagakerjaan untuk melindungi hak-hak pekerja sekaligus memastikan keberlanjutan operasional perusahaan.
Dari berbagai aturan lembur yang berlaku di beberapa negara, kita dapat melihat komitmen global dalam melindungi hak-hak pekerja sambil mempertahankan produktivitas perusahaan. Work-life balance, kompensasi yang adil, dan fleksibilitas menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan kerja yang mendukung dan efisien.
Namun, penting untuk diingat bahwa, berapa pun uang lembur yang diterima, tanpa pengelolaan keuangan yang baik, semua upaya tersebut bisa berakhir sia-sia. Oleh karena itu, mengelola dengan bijak pendapatan dari lembur adalah langkah esensial untuk memastikan bahwa waktu dan tenaga yang telah diinvestasikan dalam bekerja lebih memberikan manfaat nyata bagi kehidupan finansial.
Baca juga: 9 Hak Finansial yang Diberikan Berdasarkan Kontrak Kerja Karyawan
Nah, bagaimana dengan perusahaan kamu? Apakah sudah mengikuti peraturan yang ada? Atau, ada hal spesial lain yang berpengaruh terhadap aturan perhitungan lembur tersebut? Lalu, apakah karyawan sudah diberikan pelatihan keuangan yang sesuai, agar mereka bisa mengelola uang lemburnya dengan baik?
Ingin meningkatkan kesejahteraan finansial dan produktivitas karyawan di kantor? Yuk, undang QM Financial untuk mengadakan kelas keuangan yang komprehensif dan praktis di kantor. Hubungi QM Financial sekarang ya!