Jika kamu berkutat—entah itu sebagai pemilik, direksi, manajemen, atau karyawan—di sebuah perusahaan, barangkali kamu akan familier dengan human resource, atau yang sering disebut dengan sumber daya manusia. Tetapi, apakah kamu pernah mendengar mengenai human capital?
Di zaman sekarang—terutama saat kita sudah mulai menjalani yang namanya industri 4.0—tenaga kerja tak lagi dipandang sebagai sekadar sumber daya saja. Tenaga kerja atau karyawan merupakan aset penting bagi operasional, kemajuan, dan masa depan bisnis perusahan. Yes, inilah yang disebut dengan human capital.
Apa Pengertian Human Capital?
Menurut Investopedia, human capital itu pengertiannya adalah sebagai berikut:
Human capital is an intangible asset or quality not listed on a company’s balance sheet. It can be classified as the economic value of a worker’s experience and skills. This includes assets like education, training, intelligence, skills, health, and other things employers value such as loyalty and punctuality.
Kalau dialihbahasakan ke dalam bahasa Indonesia, kurang lebih artinya adalah aset tak berwujud atau yang tak ada dalam neraca keseimbangan perusahaan, namun membawa nilai ekonomis pada bisnis perusahaan. Human capital erat kaitannya dengan kualitas manusia, yang didefinisikan oleh pengalaman kerja, keterampilan, pendidikan, tingkat kecerdasan, kesehatan, dan hal lain yang dapat dinilai seperti loyalitas dan ketepatan waktu.
Mengapa Penting untuk Mengoptimalkan Human Capital?
Di Indonesia, yang sekarang sedang menuju ke industri 4.0 sepenuhnya—yang mengutamakan pemanfaatan teknologi canggih hampir di semua sektor, human capital menjadi sangat penting.
Memang jadi tantangan besar tersendiri bagi Indonesia yang merupakan negara berflower ini. Apalagi ketika kita sudah bergabung dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN, atau MEA, saat tenaga kerja Indonesia dituntut untuk menjadi lebih meningkat kualitasnya.
Logikanya sederhana saja, ketika kualitas tenaga kerja meningkat maka kesejahteraan mereka pun juga kan membaik.
Oleh karena itu, memang karyawan tak seharusnya dianggap sekadar sebagai sumber daya saja, tetapi merupakan modal yang harus dikelola dengan baik agar nilainya bisa dilipatgandakan dan produktivitasnya juga meningkat.
Karenanya investasi pada peningkatan kualitas karyawan, yang meliputi skill, kompetensi, pengetahuan, dan loyalitas, ini sudah seharusnya menjadi prioritas bagi perusahaan.
Perusahaan sudah seharusnya tak perlu mencemaskan biaya yang harus dikeluarkan, karena sekali lagi, ini adalah investasi. Manfaat yang didapatkan nantinya akan sangat besar dan bersifat jangka panjang.
Apakah Human Capital Dapat Mengalami Depresiasi?
Seperti halnya jenis modal yang lain, modal yang berupa tenaga kerja manusia ini juga nggak kebal terhadap depresiasi.
Paling jelas sih bisa diukur dalam bentuk upah atau kemampuan untuk tetap bekerja. Hal yang paling umum terjadi hingga menyebabkan terdepresiasinya human capital ini adalah pengangguran, cedera, penurunan kesehatan mental, atau ketidakmampuan untuk mengikuti inovasi.
Contohnya begini. Misalnya saja ada seseorang yang memiliki keterampilan khusus. Jika ia menganggur terlalu lama, maka bisa saja ia kehilangan spesialisasinya ini. Mungkin satu dua hal masih “nyantol”, tapi yang lain, menguap seiring waktu.
Karenanya, perlu bagi perusahaan untuk mengadakan training atau sekadar refreshing terhadap kompentensi karyawan, untuk memastikan bahwa mereka tetap ter-update dengan perkembangan terbaru. Berikan juga berbagai pengetahuan baru, agar mereka termotivasi untuk upgrade diri masing-masing.
Meningkatkan Human Capital dengan Training Keuangan
Salah satu cara untuk mengelola human capital adalah dengan memastikan bahwa para karyawan tidak mengalami masalah keuangan yang serius. Masalah keuangan akan menimbulkan beban tersendiri bagi karyawan, yang kemudian bisa berakibat pada menurunnya produktivitas hingga meningkatnya cuti izin sakit.
Tentunya, jika produktivitas menurun dan karyawan jadi sering tidak masuk kerja karena sakit, hal ini akan dapat membuat operasional perusahaan menjadi tersendat. Bahkan, bisa berimbas kerugian yang cukup banyak.
Yes, training keuangan bisa jadi merupakan salah satu pelatihan penting agar skill mengelola keuangan pribadi karyawan menjadi lebih baik. Tak hanya cukup sekali saja diberikan, training keuangan untuk meningkatkan skill pengelolaan keuangan pribadi ini sebaiknya diadakan secara simultan dan berkelanjutan, demi meminimalkan dampak yang bisa terjadi dari terdepresiasi human capital tersebut.
Yuk, berikan training keuangan, yang disesuaikan dengan masalah yang paling sering harus dihadapi, untuk meningkatkan kualitas human capital! Sila kontak WA 0811 1500 688 untuk mendiskusikan kebutuhan training finansialnya. Semua modul dibuat SIMPEL, PRAKTIS, dan tentu saja FUN!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
QM Financial
Related Posts
1 Comment
Leave a Reply Cancel reply
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
[…] departemen atau divisi Human Resources dan Human Capital—sebaiknya menyadari betul akan hal ini, dan kemudian mengambil tindakan berupa berinvestasi […]