Pernah dengar “infidelity” kan? Yes, artinya perselingkuhan. Kalau ini terjadi dalam sebuah pernikahan, sudah pasti bakalan terlihat dampaknya seperti apa. Nah, kalau financial infidelity, sudah pernah dengar juga?
Apa itu financial infidelity?
Kalau dilihat dari dua asal katanya seharusnya makna istilah ini sudah jelas sih.
Financial adalah keuangan, atau finansial. Dan, infidelity adalah perselingkuhan. So, financial infidelity adalah perselingkuhan keuangan. Ini adalah keadaan ketika terjadi ketidakjujuran antara pasangan suami istri tentang keuangan dalam rumah tangga mereka. Ada rahasia di antara mereka. Tsah.
Dari mana asal munculnya istilah financial infidelity ini?
Kalau mau mencari asal muasal yang paling awal sih belum ketemu. Tetapi, syahdan, ada sebuah survei yang terbit tahun 2018 di Journal of Financial Therapy yang mengungkap fakta mengejutkan. Bahwa sebanyak 27% pasangan melakukan financial infidelity terhadap pasangannya.
Lalu, apa saja bentuk financial infidelity ini?
Ternyata menurut Investopedia, ini dia bentuk-bentuknya.
Kalau diterjemahkan secara bebas, adalah sebagai berikut:
- Menyembunyikan pembelian sesuatu
- Berbohong mengenai harga barang yang sudah dibeli
- Berbelanja untuk anak-anak, tanpa memberi tahu pasangan
- Bilang kalau beli diskon, padahal enggak
- Barang baru diakui sudah lama beli
- Ambil tabungan nggak bilang-bilang pasangan
- Apply kartu kredit tanpa sepengetahuan pasangan
- Menyembunyikan tagihan kartu kredit
- Tidak jujur kalau punya utang
- Punya rekening rahasia
- Uang dipakai untuk judi, tanpa memberi tahu pasangan
- Menyembunyikan bonus atau kenaikan gaji
Ini menarik, meskipun surveinya diadakan di Amerika Serikat. Berarti, berlakunya untuk warga AS doang dong? Yah, sepertinya di Indonesia juga belum pernah ada survei dan penelitian terkait hal ini sampai dengan hari ini. Namun, ini menarik karena yakin deh, hal seperti ini juga terjadi di Indonesia.
Kok sampai bisa terjadi yang namanya financial infidelity ini ya?
Salah satu penyebabnya yang terbesar bisa jadi adalah mindset. Faktanya, sebanyak 32% responden dalam survei yang sama berpendapat, bahwa kondisi keuangan itu tetap merupakan privacy masing-masing pihak—baik suami maupun istri—meski mereka berdua telah menikah secara sah.
Penyebab lain bisa jadi adalah rasa kekhawatiran untuk tidak disetujui.
Ingat akan kasus bapak-bapak yang menyembunyikan nota pembelian printilan games dari istri? Atau, bapak-bapak yang meminta pihak olshop untuk “memalsukan” harga barang menjadi setengahnya?
Ingatkah juga dengan ungkapan, “Lebih mudah meminta maaf ketimbang meminta izin.”?
Nah, jadi sepakat kan, bahwa fenomena financial infidelity ini juga terjadi di Indonesia? Hanya angkanya saja yang belum diketahui secara pasti.
Padahal, tak perlu terjadi “perselingkuhan”, nyatanya masalah ekonomi menjadi penyebab terbesar pasangan akhirnya memutuskan untuk bercerai.
Financial infidelity adalah bagian dari masalah ekonomi yang bisa terjadi dalam rumah tangga.
Lalu, apa yang harus dilakukan?
Keuangan memang bisa menjadi bahan perdebatan besar di antara pasangan suami istri. So, adalah penting bagi setiap pasangan untuk terbuka mengenai situasi keuangan, pengeluaran, dan sikap masing-masing terhadap uang.
Salah satu hal yang harus segera dilakukan untuk mengatasi (atau mencegah) terjadinya financial infidelity adalah dengan mengecek komitmen antara suami istri terkait pengaturan keuangan keluarga.
Coba kembali pada: apa yang dulu disepakati? Apa tujuan utama dalam pernikahan? Apa saja tujuan finansial keluarga yang harus dicapai?
Setelah sudah kembali “ke jalan yang benar”, selanjutnya cari solusi yang paling tepat agar kedua belah pihak dapat menjalankan rencana keuangan dengan nyaman, tanpa harus merasa perlu untuk berahasia, berbohong, dan sebagainya. Misalnya saja, supaya suami nggak mesti harus menyembunyikan nota pembelian printilan games, beri saja jatah alokasi dana khusus untuk hobinya. Suami sendiri juga harus berkomitmen, ketika pengeluaran uang sudah mendekati limit, maka harus ada rem darurat yang harus segera diinjak. Ingat akan tujuan finansial yang lebih besar dan penting bagi keluarga.
Hmmm, kalau hal-hal seperti financial infidelity dan keuangan pasangan suami istri ini kayaknya asyik nih ya, kalau diobrolkan bersama dalam sebuah forum bersama pakar-pakar multidisiplin di bidangnya. Ya kan? Kita jadi bisa mendengar pengalaman orang lain, yang barangkali sama dengan yang kita alami juga. Bahkan bisa mendengarkan kupasan mengenai ini dari sisi psikologis.
Bagaimana menurutmu?