Pernah enggak kamu sakit dan dirawat di rumah sakit? Coba cek, berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan kalau harus dirawat di rumah sakit? Banyak kan? Apalagi kalau perlu tindakan-tindakan medis tertentu, atau harus pakai ICU, atau dokter spesialis. Karena itu dana kesehatan itu enggak kecil.
Makanya enggak heran, banyak orang yang mendadak miskin ketika ada anggota keluarga—atau dirinya sendiri—harus sakit dan perlu dirawat. Ada yang harus jual rumah, jual sawah, mobil, dan aset lainnya untuk menutup biaya rumah sakit ini. Sedihnya lagi, ada yang sampai utang ke pinjol untuk bayar ongkos rumah sakit.
Yah, namanya sakit, kapan datangnya kita enggak pernah tahu. Memangnya ada orang yang mau sakit? Kita juga enggak bisa menghindarinya kan? Mencegah bisa, tapi kalau sudah datang, ya mau enggak mau, kita hanya bisa berobat.
Table of Contents
Dana Kesehatan Kenapa Harus Ada?
Namanya musibah. Kapan saja bisa tiba-tiba datang. Kalau datang, enggak pakai izin dulu. Kita hanya bisa punya pilihan untuk mempersiapkan diri sebelum musibah datang. Inilah pentingnya dana kesehatan.
Tapi kan, sudah ada asuransi kesehatan? Sudah ada BPJS Kesehatan? Apakah masih perlu punya dana kesehatan lagi?
Ya, meskipun sudah memiliki asuransi kesehatan, menyiapkan dana kesehatan khusus tetap penting. Berikut alasan-alasannya.
1. Asuransi Memiliki Cakupan Terbatas
Asuransi kesehatan itu punya batasan. Seperti batasan plafon, jenis perawatan yang di-cover, dan berbagai kebijakan lain. Nah, kalau ternyata kita butuh, terus gimana dong?
Ya, di sinilah dana kesehatan tambahan menjadi penting untuk dipakai menutup biaya-biaya yang enggak tercover oleh asuransi tersebut. Dengan begitu, kita enggak perlu ganggu tabungan, atau harus nyairin investasi, bahkan sampai utang.
Baca juga: Cara Perencanaan Keuangan untuk Perawatan Kesehatan Rutin Keluarga
2. Mengantisipasi Pengeluaran Saat Klaim Ditolak atau Dibatasi
Ya namanya asuransi, ada peluang klaim ditolak. Atau bisa juga dibatasi, karena klaim memang ada syarat dan ketentuannya. Seperti misalnya ada kondisi pre-existing atau ketentuan lainnya.
Kalau ditolak, ya mau enggak mau, kita harus mengeluarkan biaya sendiri. Kalau dana kesehatan sudah siap, pastinya enggak bikin kita kelabakan. Enggak harus mencairkan investasi, enggak harus utang juga.
3. Menutupi Biaya Self-Payment atau Co-Payment
Kadang juga ada asuransi kesehatan tertentu yang menerapkan sistem self-payment atau co-payment, yang membuat sebagian biaya perawatan harus ditanggung sendiri oleh pemegang polis. Artinya, meskipun asuransi menanggung sebagian besar biaya, masih ada porsi pengeluaran yang perlu dibayar mandiri. Ya uang dari mana kalau bukan dari dana kesehatan kan?
So, memang kudu ada cadangan untuk menutupi pengeluaran tersebut, sehingga perawatan bisa dijalani tanpa tekanan finansial tambahan. Dengan dana tambahan ini, biaya yang tidak di-cover oleh asuransi dapat ditangani tanpa mengganggu anggaran atau tabungan lain.
4. Menghadapi Masa Tunggu Asuransi
Pada banyak produk asuransi kesehatan, terdapat masa tunggu sebelum manfaat perlindungan dapat digunakan, terutama untuk penyakit tertentu atau kondisi pre-existing yang memerlukan waktu sebelum klaim bisa diajukan. Selama masa tunggu ini, jika ada kebutuhan medis yang mendesak, biaya pengobatan harus ditanggung sendiri.
Dengan memiliki dana kesehatan khusus, kebutuhan biaya selama masa tunggu ini dapat terpenuhi. Dana tambahan ini berperan penting untuk menjamin akses ke layanan kesehatan yang dibutuhkan, bahkan sebelum manfaat asuransi mulai aktif sepenuhnya.
5. Perlindungan untuk Anggota Keluarga yang Tidak Tercover
Yah, idealnya memang semua anggota keluarga harus tercover asuransi, kayak BPJS Kesehatan. Tapi, mungkin ada kondisi tertentu yang enggak memungkinkan. Misalnya kayak orang tua belum sempa disertakan.
Dalam situasi ini, biaya perawatan ya kudu ditanggung secara mandiri. So, dana ini memberikan jaminan ekstra agar kesehatan seluruh keluarga terjaga, meskipun mereka enggak tercakup dalam perlindungan asuransi formal.
6. Mengurangi Beban Biaya Lain Saat Sakit
Ketika sakit, selain biaya medis, sering muncul pengeluaran tambahan yang tak terduga, seperti transportasi untuk berobat, biaya hidup ekstra selama pemulihan, tambahan nutrisi yang bergizi, hingga hilangnya penghasilan kalau enggak bisa kerja.
Pengeluaran-pengeluaran ini bisa membebani kondisi finansial, terutama jika berlangsung dalam jangka waktu lama. Dengan adanya dana kesehatan khusus, beban biaya tambahan ini dapat ditanggulangi tanpa harus menguras tabungan atau aset lain.
Dana ini berperan sebagai penyangga finansial yang membantu menjaga kestabilan ekonomi keluarga selama masa sakit, sehingga pemulihan dapat berlangsung dengan lebih tenang tanpa tekanan biaya tambahan.
Baca juga: Trik Memilih Asuransi Kesehatan Terbaik
Dana kesehatan dalam financial planning dapat dianggap sebagai “self-insure,” yaitu perlindungan mandiri untuk diri sendiri dan keluarga. Menyiapkannya secara bertahap dengan mengalokasikan sebagian investasi rutin sangat penting. Tujuan seperti dana liburan atau rumah idaman memang lebih seru, tetapi mikirin dana kesehatan juga penting, karena mampu memberikan ketenangan sekaligus menjaga stabilitas finansial.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!