Investasi saham merupakan salah satu jenis instrumen yang paling banyak diminati berbagai kalangan. Mulai dari anak muda hingga orang-orang tua, semua pengin berinvestasi saham. Sayangnya, banyak yang mengaku nggak punya waktu untuk belajar investasi dulu.
Nah, ini nih. Maunya dapat cuan, tapi cara investasi yang dilakukan kurang bener. Cuma ikut-ikutan atau FOMO. Jadilah, rugi.
Padahal ya, saham adalah salah satu instrumen yang legit banget buat bantu kita wujudkan tujuan keuangan, terutama jangka panjang. Pasalnya, pertumbuhan saham dalam jangka waktu panjang, secara historis, itu memang menguntungkan banget loh. Belum lagi ada elemen compound interest.
Tertarik untuk investasi saham? Yuk, belajar dulu! Setidaknya, kemudian kamu akan dapat mengambil tanggung jawab terhadap keputusan investasimu sendiri, enggak sekadar ikut-ikutan. Simak hal-hal yang perlu kamu ketahui berikut ini.
Pengertian Investasi Saham
Investasi saham adalah penanaman modal berbentuk penyetaraan sejumlah dana yang dilakukan oleh perorangan maupun badan usaha. Nantinya, melalui instrumen tersebut, investor otomatis memiliki klaim dari aset dan penghasilan perusahaan, serta berhak menghadiri rapat RUPS atau Rapat Umum Pemegang Saham.
Sebagai investor, kamu bisa membeli dan menjual saham melalui perantaraan perusahaan sekuritas atau broker saham. Laba menjadi keuntungan yang akan diperoleh untuk pemegang investasi saham. Laba tersebut adalah laba atas modal awal yang disetorkan beserta peningkatan ekonomi bisnis. Maka, kinerja perusahaan yang baik akan sangat memengaruhi untung rugi.
Perbedaan Investasi Saham dan Trading Saham
Meskipun sama-sama melakukan transaksi saham, investasi dan trading saham berbeda. Perbedaannya terletak pada beberapa hal.
Yang pertama, jangka waktunya. Trading saham biasa dilakukan jika seseorang ingin mendapatkan untung dalamm waktu yang lebih pendek. Cara investasi saham biasanya akan memiliki horizon waktu yang lebih panjang.
Karena horizonnya berbeda, maka strateginya pun berbeda. Perlakuan dan pengamatan terhadap pasar juga berbeda.
Pada investasi saham, investor akan mendapatkan fasilitas seperti dividen, dan juga hak pemecahan saham. Trader saham bisa jadi tidak akan “sempat” mendapatkan dividen, karena rata-rata dari mereka hanya memegang saham dalam waktu yang singkat dengan mengejar keuntungan berupa capital gain, sedangkan dividen biasanya dibagikan setahun satu kali saja.
Buat kamu yang masih pemula, strategi investasi saham dalam jangka panjang akan lebih sesuai. Apalagi jika kamu sudah menetapkan tujuan keuangan, yang lebih dari 10 tahun. Saham bisa jadi instrumen yang paling pas.
Bagaimana Cara Kerja Investasi Saham?
Investasi saham yang punya risiko yang terbilang cukup tinggi ini sejalan dengan besar keuntungan yang didapatkan apabila berhasil. Sebab itu,untuk meminimalkan kerugian, adalah penting untuk mengetahui cara kerja instrumen ini.
Saat kamu memutuskan untuk investasi saham, maka kamu menjadi pemilik dari sebagian perusahaan yang kamu beli sahamnya. Contohnya, jika ada 10 ribu lembar saham terbuka untuk publik, dan kamu memiliki seribu lembar di antaranya, artinya kamu menjadi pemilik 10% saham dari perusahaan tersebut. Dana yang didapatkan dari penawaran saham kepada publik akan dipakai oleh perusahaan untuk mengelola bisnis.
Apa Tujuan Investasi Saham?
Setiap orang biasanya memiliki tujuan investasi yang berbeda-beda. Namun, pada umumnya tujuan investasi, yaitu:
- Menyiapkan dana untuk tujuan keuangan tertentu
- Mengembangkan aset
- Membangun sumber passive income
- Rencana waris
- Dan sebagainya
Kamu sendiri, pasti juga memiliki tujuan investasimu sendiri. Tujuan investasi sangat penting untuk dimiliki sejak kamu berniat untuk mulai investasi. Dengan demikian, aktivitas investasi kamu tertarget, dan kamu pun bisa lebih konsisten melakukannya.
Jenis-Jenis Investasi Saham yang Perlu Diketahui
Ada beberapa sektor bisnis yang biasanya dijadikan sebagai ketagori investasi. Sampai dengan saat ini, setidaknya tercatat 711 perusahaan yang telah mendaftarkan perusahaannya di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang datang dari berbagai sektor.
Secara umum, sektor bisnis ini terbagi menjadi 9, yaitu:
- Finance
- Mining
- Property and real estate
- Agrikultur
- Consumer goods industry
- Trade, service, and investment
- Miscellaneous industry
- Chemical and Basic Industry
- Infrastructure, utility and transportation
Sektor mana yang paling berpotensi menguntungkan? Nah, di sinilah kamu perlu untuk melakukan analisis. Meliputi bagaimana kondisi industri saat ini, bagaimana perkembangan ke depannya, apakah ada kebijakan pemerintah yang mendukung, tantangan terbesar apa yang harus dihadapi, dan seterusnya. Hal-hal inilah yang nantinya akan memengaruhi perkembangan nilai saham emiten yang bergerak di sektor industri yang kamu minati.
Selain berdasarkan sektor bisnis, snvestasi saham juga dibagi lagi menjadi dua kategori menurut karakteristik pemiliknya, yaitu biasa dan preferen. Jika saham biasa, kamu akan memegang kepemilikan dari perusahaan yang telah dinyatakan dalam lembaran surat berharga. Sedangkan investasi saham preferen yaitu pemegangnya diberikan kedudukan prioritas dalam pembagian dividen dan berkesempatan untuk mendapatkan hak terkait penentuan kebijakan perusahaan tersebut.
Keuntungan Investasi Saham
Sudah beberapa kali disinggung sebelumnya, bahwa nvestasi saham memiliki return yang terbilang tinggi. Keuntungan saham umumnya didapat dari:
- Dividen saham, yaitu keuntungan yang didapatkan investor atas pembagian dividen sesuai dengan banyaknya modal yang ditanamkan, atau kepemilikan saham.
- Capital gain, yaitu keuntungan yang didapatkan selisih antara harga jual dengan harga beli. Semakin banyak dana yang diinvestasikan, semakin besar pula potensi capital gain yang didapatkan.
Risiko Investasi Saham
Di balik keuntungan besar yang diberikan pada investasi saham, ada risiko tinggi di baliknya yang harus dikelola. Salah satunya adalah kerugian yang pergerakannya sangat fluktuatif, membuat harga jualnya bisa anjlok sewaktu-waktu. Kalau kamu menjual saham dengan harga yang lebih rendah ketimbang saat membelinya, maka risiko pasar yang disebut dengan capital loss ini akan kamu alami.
Risiko lainnya, jika perusahaan bangkrut berdasarkan putusan pengadilan, itu artinya harus dilikuidasi. Jika terjadi, biasanya pemegang saham hanya akan mendapatkan sisa harta dari perusahaan setelah semua kewajiban ditunaikan oleh perusahaan kepada para stakeholder lain, kecuali jika memang kreditur preferen.
Terakhir, investasi saham bisa mengalami delisting. Delisting merupakan kondisi ketika harus dihapus dari bursa saham oleh BEI.
Tips Investasi Saham untuk Pemula
Berikut beberapa hal yang mesti diperhatikan, jika kamu memang ingin berinvestasi pada instrumen ini:
- Lakukan analisis terhadap perusahaan penerbit sahamnya, jangan malas untuk baca juga laporan keuangannya.
- Investasi sesuai tujuan, kebutuhan, dan kemampuanmu, sehingga nantinya jika untung ya kamu nikmati sendiri, jika rugi pun tanggung jawabnya ada padamu sendiri juga.
- Kelola keuanganmu agar tetap sehat, sehingga investasi juga lancar
- Pilih sekuritas yang tepercaya, legal, dan diawasi oleh OJK. Beli saham secara online saja, supaya lebih praktis.
- Diversifikasikan sesuai kemampuan dan profil risikomu.
Nah, itulah hal-hal yang perlu kamu ketahui jika tertarik terjun dalam dunia investasi saham. Investasi saham ini memang sangat menjanjikan dengan memberikan return yang tinggi. Tapi bisa sangat merugikan jika tidak disertai pengetahuan yang cukup.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!