Cara Bermain Saham dengan Aman di Tengah Fluktuasi Pasar
Banyak orang belum paham cara bermain saham yang “aman” sehingga mudah sekali panik saat pasar menunjukkan gejala-gejala menurun. Seperti yang baru saja terjadi kemarin.
Pasar saham Indonesia sempat mengalami gejolak yang cukup tajam. Pada 18 Maret 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok lebih dari 5% dalam satu hari perdagangan. Hal ini lantas memicu Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menghentikan sementara perdagangan selama 30 menit, atau yang dikenal dengan istilah trading halt. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap tekanan besar di pasar saham yang terjadi sejak awal perdagangan.
Situasi ini menunjukkan betapa pentingnya memahami cara bermain saham dengan bijak, terutama di tengah fluktuasi pasar yang tidak menentu. Terus gimana dong? Adakah di antara kamu yang sempat panik dan malah menjual semua saham yang sudah kamu miliki gara-gara nilainya turun? Kalau ada, ouch.
Nah, sebenarnya sih kondisi seperti ini kerap terjadi di pasar modal. Seharusnya, kamu enggak perlu terlalu panik jika nilai saham anjlok, apalagi kalau kamu berinvestasi di sini untuk tujuan jangka panjang.
So, dalam artikel ini, kita akan membahas strategi dan langkah-langkah praktis yang dapat membantu investor menjaga portofolio mereka tetap aman dan stabil, meskipun pasar sedang bergejolak.
Table of Contents
Cara Bermain Saham Aman saat Pasar Bergejolak

Biar nggak panik saat pasar gonjang-ganjing, penting banget paham cara bermain saham yang “aman”. Kenapa harus ada tanda petik pada kata aman? Karena tidak pernah ada main saham yang 100% aman. Yang ada adalah berinvestasi saham dengan menekan risiko sebesar mungkin.
Di bawah ini ada beberapa langkah sederhana tapi efektif yang bisa bantu tetap tenang dan rasional meskipun harga saham naik-turun nggak karuan.
1. Fokus pada Saham Fundamental Kuat
Cara bermain saham itu bukan cuma soal ngulik harga naik dan turun. Yang paling penting justru fondasinya, alias kondisi perusahaannya.
Cari perusahaan yang bisnisnya jelas. Produknya dipakai banyak orang. Utangnya masih wajar. Laporan keuangannya sehat.
Biasanya, perusahaan kayak gini lebih tahan guncangan. Harga sahamnya mungkin ikut goyang saat pasar panik. Tapi secara jangka panjang, peluang balik naiknya lebih besar.
Indikator sederhananya bisa cek:
- Laba perusahaan terus tumbuh
- Utang nggak terlalu besar
- Rajin bagi dividen
- Market leader di sektornya
Jadi, jangan asal beli saham cuma karena ikut-ikutan atau katanya lagi viral. Selalu cek dulu kondisi perusahaannya.
Baca juga: Strategi Sederhana Memilih Saham yang Tepat untuk Pemula
2. Diversifikasi Portofolio
Pasar saham itu nggak bisa diprediksi. Hari ini bisa hijau, jangankan besok, nanti sore juga bisa merah. Makanya penting banget untuk nggak cuma pegang satu saham saja. Ibaratnya, jangan naruh semua telur di satu keranjang. Kalau jatuh, pecah semua.
Coba sebar ke beberapa sektor. Misalnya, ada saham sektor perbankan, ada juga sektor consumer goods, ada sektor teknologi. Jadi, kalau misalnya sektor perbankan lagi turun, setidaknya sektor lain masih bisa menutup kerugian. Ini cara paling sederhana buat melindungi dana dari risiko besar.
3. Punya Dana Darurat dan Batas Risiko
Cara bermain saham itu nggak boleh modal nekat. Apalagi kalau sampai mengambil dana kebutuhan sehari-hari atau dana darurat. Itu bahaya banget.
Pastikan dana darurat sudah aman dulu. Jadi kalau tiba-tiba butuh uang mendesak, nggak perlu jual saham rugi. Selain itu, tentukan juga batas risiko sejak awal. Misalnya:
- → Kalau rugi 10%, siap cut loss
- → Kalau untung 20%, siap take profit
Jangan nunggu, “Ah, nanti juga balik.” kalau nggak ada alasan fundamental yang mendukung. Disiplin sama rencana jauh lebih sehat daripada cuma ngarep.

4. Investasi Jangka Panjang
Fluktuasi harga itu bagian dari saham. Mau main saham, harus siap lihat grafik merah juga. Makanya, pola pikirnya jangan pengin kaya mendadak, atau untung secepat-cepatnya. Itu bukan cara bermain saham yang “aman”. Lebih aman kalau niatnya untuk jangka panjang.
Bisa mulai dengan strategi dollar-cost averaging. Beli rutin tiap bulan, nominal sama, nggak peduli harga naik atau turun. Dengan cara ini, harga rata-rata pembelian bisa lebih stabil. Rata-rata terhadap harga pasar. Cocok buat investor santai yang nggak mau stress mikirin harga harian.
5. Pantau Berita dan Analisis Pasar Secara Berkala
Pasar saham itu sangat sensitif sama berita. Isu global, perang, inflasi, krisis, semua bisa bikin harga saham bergerak liar. Jadi, mau nggak mau harus rajin update info. Minimal tahu apa yang lagi rame di pasar.
Tapi jangan asal panik juga. Bedakan mana berita penting dan mana yang cuma sensasi. Misalnya, kalau ada berita suku bunga naik, itu wajar bikin pasar lesu. Tapi kalau cuma rumor influencer saham di TikTok, ya nggak perlu langsung ikut jual.
6. Jangan Emosional
Cara bermain saham itu permainan logika. Bukan permainan emosi. Saat harga naik tinggi, jangan buru-buru serakah. Saat harga turun dalam, juga jangan langsung panik.
Emosi sering bikin orang malah salah langkah. Harusnya jual, malah tahan. Harusnya beli, malah ragu-ragu. Makanya, penting banget punya rencana sejak awal. Kalau sudah punya batas risiko, ya ikuti aja. Ingat, lebih baik rugi kecil sekarang daripada rugi besar nanti gara-gara nggak mau cut loss.

7. Gunakan Aplikasi atau Platform Tepercaya
Cara bermain saham yang “aman” itu nggak lepas dari urusan keamanan. Jadi, jangan asal daftar di platform yang nggak jelas. Pastikan sekuritas yang dipakai terdaftar dan diawasi OJK. Biasanya platform resmi punya fitur keamanan yang lengkap. Ada notifikasi transaksi, verifikasi ganda, sampai laporan berkala.
Jangan gampang tergiur sama tawaran cuan instan dari orang nggak dikenal. Kalau ada yang janjikan “cuan pasti tiap hari” atau “bisa kaya cepat”, itu patut dicurigai. Main saham itu realistis aja. Cuan memang mungkin, tapi risiko selalu ada.
Baca juga: Tanya Jawab tentang Pasar Modal #2: Ketika Krisis Pasar Datang
Punya strategi yang jelas dalam cara bermain saham memang nggak bisa dianggap sepele. Pasar bisa berubah kapan saja, dan fluktuasi harga itu sudah bagian dari risikonya.
Tapi selama langkahnya tepat, risikonya bisa dikelola, dan peluang cuan tetap terbuka. Intinya, main saham itu bukan soal nekat atau ikut-ikutan, tapi soal sabar, disiplin, dan mau belajar terus.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Pasar Saham: Pengertian, Instrumen, dan Manfaatnya
Kamu tertarik untuk terjun ke dunia investasi, terutama ke pasar saham? Jika iya, maka kamu sebaiknya enggak melewatkan untuk belajar seluk-beluknya dulu ygy.
Dalam dunia investasi, kamu akan sering menjumpai istilah pasar saham dan pasar modal. Kedua istilah ini memang cukup mirip, sehingga tidak heran jika banyak masyarakat yang kesulitan dalam memahaminya.
Pasar modal merupakan sebuah pasar untuk transaksi jual beli instrumen keuangan, seperti surat utang atau obligasi, saham, reksa dana, dan instrument devariatif lainnya. Berbeda dengan pasar modal, pasar saham hanya digunakan untuk transaksi saham dan turunannya.
Lantas bagaimana dengan pengertian, instrumen, serta manfaat dari salah satu jenis pasar ini? Yuk, simak ulasannya dengan membaca artikel ini hingga usai.
Apa yang Dimaksud dengan Pasar Saham?

Pasar saham adalah tempat untuk melakukan transaksi jual beli saham. Saham merupakan tanda penyertaan modal seseorang atau badan usaha dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.
Di Indonesia, pasar saham dikelola oleh Bursa Efek Indonesia atau dikenal dengan BEI. Sementara itu, yang berperan sebagai penjual adalah perusahaan sekuritas, dan pembelinya adalah investor.
Terdapat beberapa jenis pasar saham di Indonesia, yakni pasar regular, pasar tunai, pasar negosiasi. Pasar reguler merupakan jenis pasar yang transaksinya dilakukan dengan tawar menawar secara lelang berkesinambungan. Transaksi yang terjadi ini difinalisasi pada T+3, atau pada hari bursa ketiga.
Pasar tunai merupakan jenis pasar saham yang perdagangan sahamnya dilakukan berdasarkan proses tawar menawar secara lelang berkesinambungan dan dilakukan dengan lebih cepat, yaitu pada hari yang sama dengan transaksi bursa. Sementara itu, pasar negosiasi adalah sebuah jenis pasar yang transaksinya dilakukan secara pribadi, tidak melalui JATS (Jakarta Automated Trading System).
Ragam Instrumen Pasar Saham

Setelah mengetahui apa itu pasar saham, sebelum berinvestasi, kamu juga perlu memahami beragam jenis saham. Berikut beberapa jenis saham yang perlu kamu tahu.
1. Bearer Stock
Saham ini juga dikenal sebagai saham atas unjuk, yaitu saham yang nama pemiliknya tidak tertulis pada saham. Dengan demikian, saham ini cukup mudah untuk dialihkan ke pihak lain.
2. Registered Stock
Saham atas nama ini merupakan jenis saham yang nama pemiliknya tertulis di dalam sahamnya. Jenis saham ini lebih sulit untuk dialihkan, karena diperlukan sejumlah prosedur tertentu.
3. Blue chip stock
Blue chip stock adalah jenis saham unggulan yang berasal dari perusahaan dengan reputasi tinggi, memiliki pendapatan stabil, konsisten membayar deviden, serta sebagai leader di sektor industri sejenis.
4. Growth Stock Well Known
Saham yang juga disebut sebagai saham pertumbuhan ini berasal dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi dan menjadi leader dari industri sejenis yang bereputasi tinggi.
5. Counter Cyclical Stock
Saham siklikal adalah saham yang tidak terpengaruh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis pada umumnya.
6. Speculative Stock
Saham spekulatif ini merupakan saham perusahaan yang kurang konsisten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi di masa yang akan datang.
Dalam transaksi jual beli saham, anggota bursa efek dapat memasukkan penawaran jual atau permintaan beli pada sesi pra pembukaan yang dilakukan pukul 08.45 – 08.55, kemudian dilanjutkan oleh JATS yang mulai melakukan proses pembentukan harga saham pembukaan.
Setelah itu, sesi pra penutupan dilakukan pada pukul 15.00 -15.05. Last session, anggota bursa efek hanya dapat memasukkan penawaran jual atau permintaan beli pada harga penutupan yang dilakukan pada pukul 15.05 -15.15.
Manfaat Pasar Saham bagi Emiten maupun Investor

Hadirnya pasar saham dalam dunia investasi memberikan manfaat yang cukup beragam, baik bagi emiten maupun investor. Apa saja manfaat pasar saham bagi emiten dan investor?
Manfaat pasar saham bagi emiten:
- Emiten dapat menghimpun dana dengan jumlah yang besar
- Meminimalkan ketergantungan emiten kepada bank
- Mendorong laju pembangunan emiten
- Solvabilitas tinggi dapat memperbaiki citra perusahaan
Manfaat pasar saham bagi investor:
- Memperoleh dividen
- Sebagai sarana mencapai kebebasan finansial
- Menghimpun dana untuk mempersiapkan hari tua
- Belajar investasi di level risiko yang lebih menantang
Nah, demikianlah ulasan terkait serba-serbi pasar saham mulai dari pengertian, instrumen, hingga manfaatnya bagi emiten maupun investor. Setelah membaca ulasan di atas, apakah kamu tertarik untuk terjun ke dunia pasar saham?
Di Indonesia, transaksi jual beli saham dilakukan dengan menggunakan fasilitas JATS NEXT-G melalui Bursa Efek Indonesia. Pada dasarnya, anggota Bursa Efek Indonesia akan bertanggungjawab terhadap seluruh transaksi yang dilakukan oleh bursa.
Jangan lupa untuk selalu lakukan analisis dan selalu berpegang pada #TujuanLoApa. Pasalnya, instrumen investasi pasar saham termasuk berisiko tinggi, sehingga kamu perlu memiliki manajemen risiko yang baik. Dengan demikian, peluang kerugian bisa ditekan, sementara peluang perkembangan aset investasi menjadi optimal.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Buyback Saham, Apa sih Artinya?
Kamu mungkin sering membaca berita bahwa beberapa perusahaan yang sudah melantai di Bursa Efek Indonesia hendak melakukan aksi korporasi yang disebut dengan buyback saham. Sering baca, tapi mungkin masih bingung akan artinya. Betul, begitu?
Well, meski kamu bukan trader aktif, kamu perlu tahu juga beberapa istilah penting yang sering digunakan di pasar modal. Supaya apa? Ya, agar kemudian kamu tahu, apa pengaruhnya pada portofoliomu. Apalagi kalau ada kaitannya dengan saham yang sudah kamu koleksi. Ya, wajib banget buat paham seluk-beluknya, meskipun belum bisa terlalu mendetail.
So, kalau kamu pernah mendengar istilah buyback saham, kamu harus baca artikel ini sampai selesai supaya tahu, apa artinya dan apa pengaruhnya.
Apa itu Buyback Saham?
Buyback saham diartikan sebagai proses pembelian kembali saham yang berada di tangan investor, oleh perusahaan atau emiten itu sendiri yang merupakan penerbit sahamnya. Sederhananya, perusahaan penerbit saham membeli kembali saham yang sudah beredar.
Umumnya, buyback saham ini dilakukan untuk berbagai tujuan. Di antaranya mencegah penurunan harga yang terlalu dalam, dijual kembali ke karyawan atau diberikan sebagai reward pada karyawan, menaikkan laba bersih per saham, sampai bertujuan mengurangi jumlah pemegang saham perusahaan untuk mengurangi dividen yang dibagikan pada pemegang saham.

Mekanisme Buyback Saham
Setidaknya ada dua mekanisme dalam melakukan buyback saham, yaitu:
1. Tender Offer
Perusahaan memberikan penawaran pada para pemegang saham jika perusahaan akan membeli saham investor dengan kisaran harga tertentu.
Kisaran harganya biasanya ditentukan oleh perusahaan, keuntungannya bagi investor yaitu harga yang ditentukan perusahaan biasanya memiliki harga di atas pasaran. Bagi pemegang saham yang tertarik untuk menjual saham kembali pada emiten, bisa melakukannya melalui perusahaan sekuritas.
2. Pembelian Secara Reguler di Saham Terbuka
Perusahaan membeli saham di pasar reguler sesuai dengan harga yang berlaku di pasar. Namun pengumuman tentang adanya buyback ini sering kali membuat harga melonjak karena sentimen peningkatan permintaan di saham tersebut.
So, ya, kalau mau menjual, kamu juga bisa menjualnya melalui akun investasi saham seperti yang biasanya kamu lakukan.

Keuntungan Buyback Saham
Bagi perusahaan, buyback saham mampu menghemat pembayaran dividen, karena dengan berkurangnya saham yang beredar di masyarakat, emiten akan membayarkan dividen lebih rendah.
Selain itu, aksi ini juga dilakukan sebagai salah satu cara dalam menggagalkan upaya dari pengambilalihan oleh pihak lain. Maksudnya gimana? Beberapa perusahaan pernah melakukan buyback saham hanya karena memiliki cadangan kas yang berlebih dan tidak mau jika ada pihak lain yang membeli sahamnya secara besar-besaran.
Keuntungan buyback saham bukan hanya dirasakan oleh perusahaan saja, tapi juga bagi pihak investor. Beberapa di antaranya, yaitu:
1. Mendapatkan saham gratis bagi investor karyawan
Beberapa emiten melakukan buyback untuk karyawannya sendiri, seperti yang dilakukan oleh INDF dan BBCA. Pemberian saham ini biasanya disebut dengan program ESOP (Employee Stock Option Program). Program ESOP ini sering menjadi bentuk benefit bagi karyawan yang bertindak sekaligus investor bagi perusahaan tempatnya bekerja.
Saham ESOP bisa dijual kembali oleh karyawan ketika harganya sedang naik. Saham ESOP ini diberikan secara gratis untuk mengikat karyawan agar loyal dan lebih giat lagi bekerja di perusahaan.
2. Meningkatkan harga saham
Buyback saham juga kerap kali dilakukan untuk meningkatkan harga saham. Hal ini ada kaitannya dengan EPS atau laba per saham yang bisa membesar saat harganya naik.
Perhitungan laba per saham ini didapat dari membagi laba bersih dengan jumlah saham yang beredar. Jika jumlah saham yang telah beredar berkurang karena ada aksi buyback, maka EPS ini akan terlihat membesar. Akan tetapi, jika dilakukan dalam rangka pemberian insentif pada karyawan maka EPS tidak akan terpengaruh juga sih.
3. Meredam kepanikan pasar
Masih ingat dengan kejadian saat IHSG terjun bebas ketika di tengah pandemi? Kala itu, sejumlah emiten melakukan buyback saham untuk meredam kepanikan pasar. Akhirnya aksi ini memang benar mampu memberikan sinyal positif pada pasar, yang secara eksplisit menunjukkan bahwa keadaan emiten-emiten ini sebenarnya masih baik-baik saja.
Buyback saham berhasil meredam kepanikan pasar dan pasar modal pun secara keseluruhan memulih.

Contoh Buyback Saham
Supaya lebih jelas, coba yuk, kita lihat sebuah contoh proses buyback saham.
Perusahaan PT ASDF Tbk. melakukan initial public offering alias IPO sebanyak 1000 lembar saham untuk dibeli oleh investor di bursa saham. Ternyata ada pihak—sebut saja, ZXCV—yang membeli langsung sejumlah 200 lembar. Artinya 200 dari 1000 lembar saham (20%) dimiliki oleh ZXCV.
Selang beberapa waktu, ASDF hendak melakukan buyback terhadap 200 lembar saham yang dimiliki oleh ZXCV.
Nah, ketika 200 lembar saham sudah diambil kembali, sementara 800 lembar sisanya masih beredar di tangan pemilik masing-masing, maka perusahaan ASDF memiliki persentase kepemilikan saham sebesar 25%, yaitu 200 lembar dari 800 lembar saham yang beredar.
Sampai di sini cukup jelas kan? Semoga lain kali kamu menjumpai istilah buyback saham, kamu enggak bingung lagi ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Apa Itu Saham LQ45? Yuk, Kenalan!
Kalau kamu sudah berinvestasi saham, barangkali kamu sudah sering mendengar tentang indeks saham LQ45. Indeks saham ini adalah daftar saham yang biasanya paling banyak direkomendasikan untuk dibeli oleh investor pemula.
Mengapa begitu ya? Nah, sekalian saja kita berkenalan yuk! Bisa menambah pengetahuan, plus siapa tahu bisa jadi bahan pertimbangan juga nanti kalau ingin menambah koleksi portofolio.

Apa Itu Indeks Saham LQ45?
Indeks saham adalah daftar saham yang dikelompokkan berdasarkan kategori tertentu, yang bisa menjadi alat pengukur nilai pada pasar saham. Ada beberapa jenis indeks saham terdapat di Bursa Efek Indonesia, seperti Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), IDX30, JII, IDX80, Sri Kehati, dan sebagainya. Termasuk di dalamnya ada indeks saham LQ45.
Masing-masing dikelompokkan dalam kategori tertentu, LQ45 merupakan indeks saham dari kumpulan 45 emiten yang memiliki likuiditas tinggi, kapitalisasi pasar besar, dan fundamental perusahaan yang baik. Indeks saham LQ45 ini diperbarui setiap 6 bulan, dengan ada yang keluar dan masuk ke dalam daftar sesuai ketentuan dan riset tim BEI.
Bagaimana sebuah emiten bisa masuk ke dalam indeks saham LQ45? Berikut kriterianya:
- Termasuk 60 perusahaan kapitalisasi tertinggi 12 bulan terakhir
- Menjadi salah satu dari 60 perusahaan dengan nilai transaksi tertinggi 12 bulan terakhir
- Tercatat di Bursa Efek Indonesia minimal 3 bulan
- Memiliki kondisi keuangan, prospek, dan nilai transaksi yang sangat baik.
Indeks saham LQ45 menjadi pelengkap dari Indeks Harga Saham Gabungan, atau IHSG, terutama untuk membantu investor, baik yang mandiri maupun melalui manajer investasi, untuk screening saham dan memantau pergerakan harga saham yang aktif diperjualbelikan. Dengan demikian, pengambilan keputusan tentang saham mana yang berpotensi memberikan keuntungan dan bisa melayani kebutuhan investor menjadi lebih mudah.

Samakah Saham LQ45 dengan Saham Blue Chip?
Nah, kalau kamu sudah berinvestasi saham, barangkali kamu juga sudah sering mendengar istilah ‘saham blue chip’, ya kan? Apakah LQ45 sama dengan saham blue chip?
Mungkin banyak yang bilang, sama. Karena sama-sama merupakan saham dengan fundamental bagus. Padahal keduanya berbeda. Saham blue chip tidak pernah secara resmi diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia. Istilah ‘blue chip’ adalah jargon yang biasa ada di lingkup investor. Sedangkan indeks saham LQ45 adalah indeks harga saham resmi yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia.
Saham LQ45 belum tentu masuk sebagai saham blue chip, sementara kebanyakan saham blue chip ada dalam indeks saham LQ45. Saham blue chip seluruhnya merupakan market leader, sementara tidak selalu dengan saham yang ada dalam indeks LQ45.
Indeks saham LQ45 difokuskan pada saham-saham dengan likuiditas tinggi, artinya transaksinya cepat dan tinggi di bursa saham. Sementara, saham blue chip lebih difokuskan pada fundamental perusahaan. Dengan kedua kriteria tersebut, bisa dilogika, bahwa saham LQ45 bisa berganti daftarnya dengan cepat, yaitu 6 bulan sekali. Sementara untuk saham blue chip biasanya lebih stabil. Untuk bisa masuk ke deretan saham blue chip, emiten juga harus membutkikan untuk mampu mempertahankan keuntungan stabil dalam jangka waktu yang lama.

Daftar Saham di Indeks LQ45 Terbaru
Nah, seperti yang sudah disebutkan di atas, bahwa indeks saham LQ45 diperbarui setiap 6 bulan sekali. Pas banget, ketika artikel ini ditulis, Bursa Efek Indonesia baru saja mengupdate indeks saham LQ45 yang paling baru, yang berlaku sejak Agustus 2022 hingga Januari 2023.
Dalam indeks saham terbarunya, ada 3 saham yang harus keluar dari daftar, yaitu saham GGRM milik Gudang Garam Tbk., PTPP milik PP (Persero) Tbk., dan TKIM milik Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk.
Ada yang keluar, berarti ada yang masuk dong ya? Betul sekali, emiten baru yang masuk dalam indeks saham LQ45 adalah ARTO milik Bank Jago, INDY milik Indika Energy Tbk., dan BRIS milik Bank Syariah Indonesia Tbk.
Berikut 45 saham yang terdaftar di Indeks LQ45 terbaru mulai dari Agustus 2022 – Januari 2023 secara lengkap:
ADRO Adaro Energy Indonesia Tbk.
AMRT Sumber Alfaria Trijaya Tbk.
ANTM Aneka Tambang Tbk.
ARTO Bank Jago Tbk.
ASII Astra International Tbk.
BBCA Bank Central Asia Tbk.
BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
BFIN BFI Finance Indonesia Tbk.
BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk.
BRIS Bank Syariah Indonesia Tbk.
BRPT Barito Pacific Tbk.
BUKA Bukalapak.com Tbk.
CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk
EMTK Elang Mahkota Teknologi Tbk.
ERAA Erajaya Swasembada Tbk.
EXCL XL Axiata Tbk.
GOTO GoTo Gojek Tokopedia Tbk.
HMSP H.M. Sampoerna Tbk.
HRUM Harum Energy Tbk.
ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
INCO Vale Indonesia Tbk.
INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.
INDY Indika Energy Tbk.
INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.
INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk.
JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk.
KLBF Kalbe Farma Tbk.
MDKA Merdeka Copper Gold Tbk.
MEDC Medco Energi Internasional Tbk.
MIKA Mitra Keluarga Karyasehat Tbk.
MNCN Media Nusantara Citra Tbk.
PGAS Perusahaan Gas Negara Tbk.
PTBA Bukit Asam Tbk.
SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk.
TBIG Tower Bersama Infrastructure Tbk.
TINS Timah Tbk.
TLKM Telkom Indonesia (Persero) Tbk.
TOWR Sarana Menara Nusantara Tbk.
TPIA Chandra Asri Petrochemical Tbk.
UNTR United Tractors Tbk.
UNVR Unilever Indonesia Tbk.
WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Nah, sudah mengenal apa itu indeks saham LQ45 kan?
Sudah siap berinvestasikah sekarang? Eits, sebelum benar-benar investasi saham, pastinya kamu perlu belajar pengelolaan keuangan dulu ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Cara Investasi Saham Pemula, Tekan Risiko Deg-Degan!
Namanya juga investasi. Pasti selalu akan ada risiko yang menyertai. Begitu juga saham. So, kalau kamu adalah salah satu yang baru mulai, cara investasi saham pemula yang benar adalah dengan memahami risiko investasi.
Risiko investasi saham sebenarnya adalah hal yang lazim. Lumrah. Buat yang jam terbangnya sudah tinggi, bisa dipastikan pernah mengalaminya. Dan saham bukan satu-satunya instrumen berisiko loh. Misalnya kamu memilih investasi properti, tetap saja akan muncul risiko misalnya kena bencana. Mau deposito? Ya tetap saja ada risikonya, misalnya bank yang bersangkutan tiba-tiba dilikuidasi, dan simpanan kita lebih dari Rp2 miliar, yang berarti tidak dijamin LPS.
See? Benar kan, bahwa setiap instrumen punya risiko? Yang membedakan memang potensinya. Potensi bencana alam tentulah tidak setinggi fluktuasi pasar saham. Bank dilikuidasi pun tak setiap waktu terjadi. Meski demikian, risiko bukannya tidak bisa dikelola. Risiko di pasar saham pun demikian.
So, memang ada baiknya bagi investor pemula untuk tahu cara investasi saham pemula yang benar, agar bisa menekan risiko deg-degan dan senam jantung.

Mengenal Jenis-jenis Risiko Investasi
Memulai cara investasi saham pemula, kamu perlu mengenali dulu jenis risikonya.
Risiko Pasar
Cara investasi saham pemula yang benar yang pertama adalah dengan memahami risiko pasar. Risiko pasar terjadi ketika terjadi perubahan suku bunga, nilai tukar mata uang, inflasi, dan berbagai peristiwa yang kemudian menyebabkan harga komoditas di pasar anjlok. Biasanya hal ini juga akan sangat memengaruhi pasar keuangan.
Misalnya seperti di awal tahun 2020, ketika pandemi COVID-19 dimulai. Pasar pun bergejolak, bereaksi terhadap segala kondisi yang berubah. Saat The Fed menaikkan suku bunga di bulan Juni 2022 yang lalu, Wall Street juga runtuh, yang akhirnya memengaruhi pasar modal di negara lainnya.
Jika kamu menjual saham saat harganya terkena koreksi karena berbagai sebab seperti di atas, maka kerugianmu ini akan disebut capital loss.
Risiko Likuidasi
Risiko likuidasi terjadi jika perusahaan yang kamu tanami modal harus bangkrut. Sebagai investor dan pemegang saham, kamu berada di urutan atau prioritas terakhir untuk mendapatkan kembali modalmu sesudah perusahaan menuntaskan kewajibannya pada kreditur dan stakeholder lainnya.
Jika tidak ada aktiva yang tersisa, berarti modalmu tidak akan kembali.
Risiko delisting
Emiten atau perusahaan terbuka yang memperdagangkan sahamnya di lantai Bursa Efek Indonesia, karena berbagai alasan, juga bisa dihapus pencatatannya. Istilahnya delisting. Akibatnya, saham perusahaan tersebut tidak akan bisa diperjualbelikan lagi. Memang ada imbauan pada emiten untuk bisa buyback saham sebelum delisting, tetapi sifatnya ya hanya imbauan.

Bagaimana Cara Mengurangi Risiko Investasi?
So, sudah mengetahui berbagai risiko investasi di atas, lalu pertanyaannya: cara investasi saham pemula seperti apa yang bisa dilakukan, agar risiko tersebut bisa ditekan? Biar kita enggak senam jantung terus-terusan?
Banyak investor pemula yang lebih memilih instrumen rendah risiko demi menjaga “kewarasan”. Tapi faktanya, instrumen rendah risiko perkembangan nilai asetnya juga akan lambat. Padahal, kita punya tujuan keuangan besar yang butuh pengembangan aset yang lebih besar potensinya. Mau tidak mau, memilih instrumen tinggi risiko menjadi solusinya.
Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menekan risiko sebagai cara investasi saham pemula yang benar.
Lakukan analisis sebelum membeli saham
Sebelum mulai cara investasi saham pemula, ada baiknya bagi kita untuk selalu melakukan analisis terlebih dulu. Apalagi untuk instrumen tinggi risiko.
Analisis sangat penting, karena akan menjadi dasar pertimbangan kita apakah saham tertentu layak dan bisa memenuhi kebutuhan investasi kita. Ibaratnya seperti membeli barang, kita perlu tahu dulu spesifikasinya, cara kerjanya, sampai dengan ada garansi atau tidak. Jika memang sesuai dengan yang dibutuhkan, baru kita beli. Begitu, bukan?
Saham juga sama. Fokusnya adalah pada instrumen yang mampu melayani kebutuhan, bukan sekadar cuan-cuan-cuan. Karena itu, fokuslah pada fundamental perusahaan atau emitennya. Pastikan perusahaannya memang punya pengelolaan operasional dan keuangan yang baik.
Investasi jangka panjang
Investasi pada instrumen risiko tinggi akan lebih tinggi peluangnya untuk mendapatkan keuntungan jika dilakukan dalam jangka panjang. Dengan demikian, risiko fluktuasi harga bisa ditekan karena time frame yang lebar. Jika ada fluktuasi harga, dalam jangka panjang, ada harapan harga sudah rebound dan bahkan bertumbuh lebih baik.

Pakai alokasi dana investasi
Di QM Financial, kita menggunakan proporsi investasi minimal sebesar 10% dari penghasilan rutin. Bisa lebih besar tentu lebih bagus, semuanya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing.
Cara investasi saham pemula yang benar adalah menggunakan dana yang sudah teralokasi untuk investasi, dan yang mampu kamu tanggung jika risiko terjadi. Artinya, gunakan dana dingin. Bukan dana yang mau dipakai untuk kebutuhan lainnya, misalnya uang SPP anak, uang belanja bulanan, uang kontrakan, dan sebagainya.
Diversifikasi
10% dari penghasilan rutin sebaiknya juga tak dihabiskan semuanya untuk membeli saham. Bagilah 10% tersebut ke dalam beberapa instrumen dari berbagai tingkat risiko dan sektor. Misalnya dibagi untuk reksa dana, obligasi negara, dan saham. Atau bisa juga instrumen lainnya.
Ini namanya adalah diversifikasi, salah satu teknik manajemen risiko investasi yang banyak direkomendasikan. Dengan begini, ketika salah satu nilai aset investasimu menurun, kamu masih punya aset lain yang bertahan dan memberimu keuntungan.
Kelola emosi
Cara investasi saham pemula juga termasuk mengelola emosi dengan baik. Dalam perjalanan investasimu, kamu akan menemui banyak fenomena dan peristiwa yang entah bikin panik berlebihan atau mengalami euforia. Jika tidak dikelola dengan baik, kamu bisa jadi melakukan panic buying ataupun panic selling. Dua hal yang seharusnya dihindari kalau kita hendak berinvestasi saham.
Jadi kembali lagi ke poin pertama di atas setiap kali kamu hendak membeli atau menjual saham, yaitu lakukan analisis mendalam. Ambillah keputusan saat kepala dingin dan tidak dalam posisi emosi.
Itu dia cara investasi saham pemula yang benar untuk menekan risiko investasi yang bisa terjadi.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Apa Kamu Benar-Benar Sudah Paham Pengertian Saham yang Sebenarnya?
Apa sih pengertian saham? Bagaimana cara kerjanya? Kok bisa saham menguntungkan? Jangan-jangan hoaks!
Masa sih saham saja enggak tahu?
Well, memang begitu faktanya pada masyarakat tanah air kita. Masih banyak yang awam terhadap pengertian saham. So, jangankan bisa memanfaatkannya untuk mencapai tujuan keuangan, memilihnya saja hanya ikut-ikutan influencer, dan—parahnya lagi—pompomer. Ada pula yang menganggap pengertian saham sebagai judi, sehingga memandang negatif mereka yang berinvestasi saham.
Karena itu, penting ya, untuk tahu seluk beluk dan pengertian saham sedari basic-nya, agar kemudian bisa memanfaatkan instrumen ini secara optimal, terlebih lagi enggak judging. Kalaupun memang merasa investasi saham tidak cocok atau tidak sesuai dengan visi misi, ya enggak masalah. Yang penting, paham pengertian saham dan tahu instrumen ini seperti apa.

Pengertian Saham
Saham adalah salah satu jenis instrumen investasi, yang menjadi bukti kepemilikan modal dalam sebuah perusahaan. Bisa dikatakan, kamu sebagai pemilik saham adalah pemilik perusahaan penerbit saham tersebut. So, kalau kamu punya saham yang diterbitkan oleh Telkom, kamu bisa menganggap dirimu sebagai pemilik Telkom. Nah loh. Kurang hebat gimana?
So, membeli saham tidak sama dengan berjudi, apalagi jika dalam membeli, kamu ada tujuannya. Pasalnya, membeli saham bukan dengan tebak-tebak buah manggis, atau cap cip cup kembang kucup, bukan sulap bukan pula sihir. Membeli saham ada ilmu dan cara analisisnya. Hal yang sangat jauh berbeda dengan berjudi. Kamu takut riba? Tenang, ada juga kok saham syariah. Bahkan ada indeks saham khusus syariah.
Dengan kamu memiliki saham perusahaan terbuka yang melantai di Bursa Efek Indonesia, maka ada beberapa hak yang juga kamu dapatkan. Seperti:
- Berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham
- Punya suara untuk menentukan arah bisnis, tentu saja tergantung kepemilikan sahammu
- Berhak mendapatkan pembagian laba atau dividen
Untuk bisa membeli saham, maka kamu perlu untuk bekerja sama dengan perusahaan sekuritas, yang akan menjadi perantara jual beli saham di pasar modal.

Sektor Saham
Sudah tahu pengertian saham, sekarang yuk, berkenalan dengan sektor saham.
Dari website resmi Bursa Efek Indonesia, ada 12 sektor saham yang diperdagangkan setiap harinya, yaitu:
- Energi, mencakup perusahaan yang bergerak pada produk dan layanan jasa yang terkait dengan energi tak terbarukan dan energi alternatif. Misalnya seperti perusahaan minyak bumi, gas alam, baru bara, dan industri pendukungnya.
- Barang baku, mencakup perusahaan yang memproduksi barang dan jasa yang digunakan oleh industri lain untuk membuat barang jadi. Misalnya bahan-bahan kimia, material konstruksi, pertambangan logam dan mineral, produk kayu, kertas, dan lain sebagainya.
- Perindustrian, mencakup perusahaan dengan produk dan jasa dengan target pasar pelaku industri. Misalnya produk kelistrikan, mesin, percetakan, pengelola lingkungan, dan sebagainya.
- Barang konsumen primer dasar, misalnya perusahaan ritel makanan, obat-obatan, supermarket, minuman kemasan, produk pertanian, rokok, keperluan rumah tangga, dan perawatan pribadi. Produksi sektor ini tidak dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi. Artinya, dibutuhkan terus menerus oleh masyarakat karena sifatnya yang sangat dasar.
- Barang nonprimer, mencakup perusahaan yang memproduksi barang siklis atau sekunder, yang permintaan pasarnya berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi. Misalnya seperti pakaian, sepatu, barang olahraga, hobi, pariwisata, pendidikan, media, dan sebagainya.
- Kesehatan, misalnya seperti produsen peralatan kesehatan, penyedia layanan kesehatan, farmasi, dan riset yang juga tentang kesehatan.
- Keuangan, mulai dari bank, modal ventura, jasa investasi, asuransi, dan sejenisnya.
- Properti dan real estate, mencakup saham perusahaan developer properti, real estate, dan berbagai perusahaan jasa penunjang.
- Teknologi, misalnya seperti penyedia koneksi internet, konsultan TI, pengembang software, produsen perangkat, dan sejenisnya.
- Infrastruktur, mencakup perusahaan-perusahaan penyedia sarana dan prasarana transportasi, konstruksi bangunan, perusahaan utilitas, perusahaan telekomunikasi, dan sebagainya.
- Transportasi dan logistik, seperti ekspedisi dan penyedia transportasi.
- Produk investasi tercatat di Bursa Efek Indonesia.

Berinvestasi Saham untuk Jangka Panjang
Ya, pengertian saham enggak cuma jual dan beli saham saja, melainkan lebih pada alat untuk mencapai tujuan keuangan. Di sini berlaku hukum ekonomi: kita harus membeli saham di harga rendah, untuk kemudian mendapatkan keuntungan dari nilainya yang mengalami peningkatan. Terlebih lagi jika emiten saham tersebut mampu memberikan dividen secara teratur.
Jadi, dengan pengertian saham seperti di atas, investasi jangka panjangnya bisa dilakukan dengan:
- Tentukan tujuan keuanganmu, ingat selalu ada “judul”, nominal, dan jangka waktu.
- Sadari risiko investasi saham yang tinggi, karena itu disarankan untuk investasi jangka panjang.
- Mulai dengan modal kecil, dan kamu bisa tingkatkan seiring waktu. Kamu bisa coba strategi dollar cost averaging, untuk meminimalkan pengaruh fluktuasi pasar terhadap nilai investasi.
- Belajar analisis, agar kamu bisa memilih dan membeli saham yang sesuai untuk tujuan keuanganmu.
- Lakukan review secara berkala, dan lakukan rebalancing sesuai tujuan keuangan dan profil risikomu.
Nah, itu dia penjelasan singkat mengenai pengertian saham, sektornya, serta tip berinvestasi jangka panjang dengan memanfaatkan saham. Gimana? Apakah cukup mudah dimengerti?
Jika masih merasa ada yang kurang, kamu bisa langsung belajar dengan trainers QM Financial yang berpengalaman. Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Belajar Saham Pemula: Perhatikan Modal dan 5 Langkahnya
Belajar saham pemula harus dilakukan sebelum kamu benar-benar menceburkan diri ke pasar modal. Banyak hal yang harus dipelajari, supaya kita bisa berinvestasi secara terarah sesuai tujuan dan rencana keuangan. Tanpa belajar dulu, bisa saja kita jadi salah mengambil keputusan yang akan berakibat fatal bagi keuangan kita.
Saham merupakan salah satu instrumen yang sering direkomendasikan untuk bisa dimanfaatkan memenuhi kebutuhan dalam jangka panjang. Ini terkait dengan manajemen risiko pada saham yang memang tinggi. Dengan memiliki saham, kita pun dianggap sah sebagai pemilik sebuah perusahaan, karena kita memiliki bukti penyertaan modal dalam bisnis yang dijalankannya. Artinya kemudian, kita juga memperoleh beberapa hak, di antaranya menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham dan mendapatkan dividen.
So, kamu tertarik untuk belajar saham pemula untuk mendapatkan berbagai keuntungannya? Boleh saja. Kamu bisa mengikuti beberapa langkah berikut.

Belajar Saham Pemula per Tahap
1. Pelajari prinsip dasarnya
Belajar saham pemula tanpa memahami prinsip dasar dan cara kerjanya, rasanya akan sulit bagi kita untuk bisa memanfaatkannya sampai optimal. Kita bakalan bingung, mulai dari pembuatan rencana dan tujuan keuangannya, memilih sekuritas yang amanah, memilih saham bagi pemula yang cocok dan sesuai dengan kebutuhan, penentuan strategi investasi yang akan memengaruhi pengelolaan dana, dan review yang harus dilakukan.
Ya, ibaratnya, masih buta kok disuruh melipir ke jembatan gantung. Risikonya berlipat ganda, yang ditimbulkan oleh risiko si instrumen itu sendiri dan masih ditambah dengan risiko tambahan yang muncul karena ketidaktahuan kita.
Salah satu hal yang harus banget dipelajari di tahap belajar investasi saham ini adalah pengelolaan emosi; bagaimana supaya enggak euforia saat pasar naik, dan bagaimana caranya enggak panik saat pasar anjlok. PR besar? Jelas!
So, sebelum melangkah lebih jauh, pahami prinsipnya: apa keuntungan yang bisa didapatkan dari saham, dan apa risikonya. Kenali juga berbagai strategi investasi yang bisa dilakukan.
2. Pelajari perusahaan sekuritasnya
Tahap belajar saham pemula berikutnya adalah memilih perusahaan sekuritas yang dapat membantumu menjadi perantara saat berinvestasi. Ini juga bukan hal yang sepele, meskipun sebenarnya caranya simpel saja.
Mengapa hal ini penting? Karena salah memilih maka akan memengaruhi perjalanan investasimu ke depannya. So, kamu perlu memilih sekuritas yang bisa dipercaya. Caranya dengan memilih sekuritas yang sudah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan, alias OJK, dan sudah menjadi anggota bursa di Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian, kamu berurusan dengan perusahaan yang legal, bukan abal-abal.
Selain mengecek ke OJK mengenai legalitasnya, kamu juga perlu untuk melakukan riset terhadap sekuritas yang hendak dipilih. Pastikan sekuritas tersebut tidak pernah terlibat kasus-kasus berat, memiliki review yang baik dari pengguna lain (kamu bisa cek rating dan review di PlayStore atau AppStore), dan cek juga akun media sosialnya.

3. Pelajari cara memilih saham yang tepat
Selanjutnya dalam cara belajar saham pemula, lakukan proses pembelian saham melalui sekuritas yang sudah kamu pilih. Pastikan sekuritasnya memiliki aplikasi mobile, yang akan mempermudah perjalanan investasimu nanti.
Memilih saham yang tepat itu tricky. So, hal ini perlu dipelajari juga di awal kamu belajar saham pemula. Pada umumnya aplikasi saham sudah akan termasuk fitur yang dapat memudahkan kita untuk memilih saham, mulai dari ada live tracking pasar saham, berbagai rekomendasi saham dan analisis dari pakarnya, sampai berbagai fitur bantuan, seperti adanya Robo Advisor.
Namun dari semuanya, adalah penting bagi kamu saat belajar saham pemula adalah belajar melakukan analisis fundamental, yaitu analisis yang dilakukan terhadap kinerja internal si perusahaan yang sahamnya akan kamu beli. Dari tips belajar saham ini, kamu akan dapat menentukan, saham mana yang paling bisa melayani kebutuhanmu.
4. Pelajari pergerakan pasar
Meski nantinya kamu memilih untuk berinvestasi dalam jangka panjang alih-alih trading saham, tetapi dalam belajar saham pemula, kamu juga perlu untuk mempelajari cara mengamati pergerakan pasar.
Pasar saham akan dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari kondisi ekonomi, politik, sosial, dan berbagai hal lainnya. Dengan sensitivitas ini, harga saham bisa berfluktuasi dengan cukup tajam dari hari ke hari.
Kamu perlu tahu cara memantaunya, sehingga kamu bisa dengan tepat mengambil keputusan-keputusan penting terkait investasimu.
5. Yang penting, mulai sekarang!
Yang terpenting dalam belajar saham pemula adalah segera eksekusi rencanamu. Proses belajar tidak akan segera dimulai kalau kamu menunda terus untuk segera berinvestasi di pasar modal.
Tenang saja, asalkan keempat hal di atas sudah kamu pelajari dengan baik, diiringi dengan konsistensi untuk berinvestasi, maka hasilnya juga akan baik untukmu.

Modal untuk Beli Saham
Dulu kala, untuk membeli saham, kamu akan perlu modal puluhan juta. Sekarang enggak lagi. Bahkan dengan modal setipis Rp1 juta saja, kamu sudah bisa mulai mengoleksi saham blue chip.
Modal yang diperlukan untuk berinvestasi saham akan tergantung pada harga dan jumlah saham yang akan dibeli. Selain itu, juga akan ada biaya transaksi sekuritas. Karena itu, penting untuk memilih sekuritas yang memberlakukan biaya transaksi terkecil. Jika terlalu besar, maka akan menggerus modalmu.
Misalnya begini. Kamu hendak membeli saham BBRI (Disclaimer: bukan rekomendasi, nama saham hanya sebagai contoh), yang saat artikel ini ditulis harga per lembarnya adalah Rp4.150. Biaya transaksi sekuritasnya adalah 0.19%. So, untuk membeli setiap 1 lot (=100 lembar saham) BBRI, kamu akan perlu modal sebesar:
1 x 100 x Rp4.150 = Rp415.000
Ditambah biaya transaksi sebesar 0.19%, sehingga modal total yang diperlukan menjadi Rp415.788.
Jika suatu saat nanti, kamu hendak menjual saham BBRI ini, sementara misalnya harga saham BBRI sudah naik menjadi Rp5.000, maka perhitungannya adalah sebagai berikut:
Pendapatan penjualan saham: 1 x 100 x Rp5.000 = Rp500.000
Biaya transaksi jual saham misalnya 0.29%, maka pendapatan di atas dipotong sebesar Rp1.450.
Selain itu, juga ada pajak penjualan saham sebesar 0.1%, sehingga akan dipotong lagi Rp500.
Dengan demikian perolehan penjualan saham setelah dipotong adalah sebesar Rp 498.050.
Semakin banyak saham yang kamu miliki, maka potensi keuntungan juga akan semakin besar. Semakin tinggi harga saham bertumbuh, potensi keuntungannya juga semakin besar. Semakin rendah harga belinya, juga akan memperbesar potensi keuntungannya.
Nah, bagaimana? Cukup simpel kan, belajar saham pemula? Pastinya hal ini bisa segera membangkitkan semangatmu untuk mulai investasi saham sekarang sesuai tujuan keuangan. Betul?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Main Saham: 5 Hal Ini Bisa Membuatmu Rugi Terus
Investasi adalah salah satu cara untuk kita bisa mencapai tujuan finansial. Saham, salah satunya, kerap menjadi salah satu instrumen pilihannya. Tapi, kalau tidak hati-hati, main saham bisa membuat kita justru rugi, sehingga tujuan keuangan menjadi batal tercapai.
Pasalnya, instrumen seperti saham adalah instrumen dengan karakteristik high risk, high return. Artinya, saham memang memiliki risiko tinggi, tetapi sepadan juga dengan hasilnya. Risiko yang tinggi dari saham terutama datang dari fluktuasi harganya yang bisa naik atau turun hanya dalam beberapa jam.
Namun sebenarnya, jika jendela waktu investasi saham kita tarik melebar, instrumen ini memiliki pertumbuhan yang eksponensial dari waktu ke waktu. Terutama saham-saham perusahaan besar yang sudah melantai di Bursa Efek Indonesia, yang sudah mapan dengan keuangan yang stabil. Karena itu, saham selalu direkomendasikan untuk dimanfaatkan sebagai instrumen jangka panjang.
So, yeah, saham bagi pemula bisa membuat rugi. Bisa jadi karena memang kondisi pasar lagi mengalami sentimen negatif, seperti saat artikel ini ditulis ketika bank sentral Amerika Serikat menaikkan suku bunga acuan ke 0.75%. Bisa jadi juga kita rugi karena melakukan beberapa kesalahan dalam main saham.
Kesalahan seperti apa saja yang bisa membuat kita rugi saat main saham? Yuk, kita lihat satu per satu.

Main Saham Pemula Bisa Membuatmu Rugi, Jika Ada 5 Hal Ini
1. Memilih saham yang tidak potensial
Terkadang, orang memilih saham hanya dengan melihat harganya saja. Ini sebenarnya wajar, karena kita akan selalu cenderung memilih yang murah, termasuk dalam cara trading saham. Entah karena modal kecil, atau berharap dari yang murah, nanti bisa mengambil keuntungan yang besar.
Hal ini sebenarnya wajar, termasuk saat kita main saham. Memang seharusnyalah kita membeli saham yang murah, untuk kemudian menjualnya di harga tinggi. Tapi, sayangnya, main saham online tidak hanya soal mahal dan murah. Pasalnya, tidak semua saham murah berpotensi naik harganya di masa depan. Bahkan ada banyak sekali saham murah, yang justru semakin terpuruk harganya seiring waktu.
2. Hanya ikut-ikutan
Belakangan, orang memang semakin mengenal investasi. Beberapa instrumen dilirik, karena dikatakan dapat memberikan keuntungan yang besar. Termasuk saham.
Sayangnya kemudian, banyak orang ikut-ikutan main saham, tetapi tidak diiringi dengan ilmu dan pemahaman yang cukup. Mereka hanya memburu rekomendasi saham dari orang lain yang dianggap “pakar”, hanya karena punya follower bejibun. Padahal, soal pemilihan instrumen—termasuk memilih saham—seharusnya disesuaikan dengan kondisi dan tujuan keuangan masing-masing.

3. Tergiur transaksi jangka pendek
Cara bermain saham ada yang dikenal dengan istilah short selling, yaitu trading saham jangka pendek. Banyak orang memang terbukti bisa mendulang keuntungan dengan melakukan aktivitas ini. Namun, yang masih juga banyak yang belum diketahui, bahwa untuk melakukan short selling dengan sukses, seseorang harus memiliki ketajaman analisis yang mumpuni.
Dan, hal ini tidak begitu saja bisa dilakukan. Butuh waktu yang cukup lama untuk bisa menguasai hal ini, dan jam terbang yang tinggi.
Untuk mendapatkan keuntungan yang optimal, saham dapat memberikan hasil positif jika dimanfaatkan untuk instrumen investasi jangka panjang, di atas 5 tahun. Transaksi jangka pendek, atau short selling, akan sangat menguras waktu. Kecuali jika kita memang berprofesi utama sebagai seorang trader.
4. Tidak didiversifikasi
Akan sangat riskan bagi seorang investor kalau hanya terpaku pada satu saham, atau satu instrumen saja. Risiko kerugian akan meningkat.
Mengapa bisa begitu? Karena sekali nilai instrumen satu-satunya itu jatuh, maka seluruh dana investasi kita juga akan terpengaruh.
Beda halnya jika kita melakukan diversifikasi ke berbagai instrumen, sesuai kebutuhan dan tingkat risiko masing-masing. Untuk main saham pun, seyogyanya kita memiliki beberapa saham dari beberapa sektor yang punya karakteristik berbeda. Hal ini penting, karena nantinya jika salah satu nilai investasi harus turun, kamu masih punya instrumen lain yang berpotensi memberikan pertumbuhan yang positif. Dengan demikian, portofolio kamu masih terselamatkan.

5. Tidak melakukan analisis fundamental
Untuk main saham, terutama saat sedang menimbang keputusan untuk membeli saham, kita seharusnya memahami fundamental perusahaan yang bersangkutan. Hal ini penting untuk dilakukan karena kita harus mengetahui potensi saham yang akan kita pilih; akankah berpotensi memberikan hasil seperti yang kita harapkan dalam jangka waktu tertentu.
Fundamental perusahaan juga penting untuk dipahami, agar kita bisa melakukan manajemen risiko dengan baik, untuk menekan peluang mengalami kerugian.
Memang, tren itu menggoda. Ketika harga saham naik, kita jadi terpicu untuk ikutan beli. Padahal, saat kita mulai beli, harga saham sudah berada di puncak. Karena memang fundamental perusahaan kurang bagus, besoknya harga saham pun anjlok karena banyaknya aksi jual dilakukan oleh investor besar. Kita tinggal gigit jari deh.
Nah, itu dia beberapa hal yang bisa membuat kita terus menerus rugi saat main saham. So, buat kamu yang mau mulai berinvestasi saham, jangan sampai ya melakukan beberapa hal di atas. Akan lebih baik jika kamu belajar dulu memahami karakteristik berbagai instrumen investasi agar kemudian bisa menyesuaikannya dengan kebutuhanmu. Jangan melulu berorientasi pada cuan, tetapi lebih fokuslah pada pencapaian tujuan keuangan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Investasi Saham Pemula, Ini 7 Langkah Step by Step Melakukannya
Banyak orang akhirnya tertarik untuk belajar investasi saham pemula, karena memang tergiur akan keuntungannya yang besar. Padahal, investasi saham bukan semata soal keuntungan loh. Tapi, lebih pada melayani kebutuhan kita untuk masa depan.
Konsep investasi saham pemula ini harus benar-benar kamu pahami dulu. Pasalnya, kalau motivasimu sekadar keuntungan—apalagi berharap bisa cepat didapat dengan jumlah yang besar—maka bisa jadi kamu malah akan kecewa. Karena kalau mau berinvestasi saham, artinya kita juga harus siap dengan risikonya yang juga tinggi. Salah satunya yang harus selalu dipantau adalah fluktuasi harga sahamnya, yang bisa jadi memengaruhi nilai investasi jangka panjang.
Itulah pentingnya mengenal karakteristik produk investasi dan membuat tujuan keuangan, sebelum akhirnya benar-benar berinvestasi. Jangan skip untuk belajar dulu sebagai investor pemula, dan kemudian sehatkan kondisi keuangan.
Nah, buat kamu yang sudah siap, berikut step by step cara investasi saham pemula secara mudah, berikut tips investasi yang bisa dicoba.

Step by Step Investasi Saham Pemula
1. Pastikan kamu sudah punya tujuan dan rencana yang matang
Jangan skip langkah investasi saham pemula yang pertama ini ya. Untuk mulai investasi, kamu perlu tujuan dan rencana. Pasalnya, investasi adalah instrumen atau kendaraan yang akan “membawa” kita mencapai tujuan tersebut. Rencana merupakan itinerary, bagaimana kita akan mencapai tujuan dengan kendaraan yang ada.
Ingat, bukan kita berinvestasi dan main saham demi cuan semata. Tetapi investasi dimanfaatkan untuk mencapai tujuan. Versi yang kedua akan membawamu lebih mindful dalam mengenali produk, memahami cara kerjanya, dan akhirnya mampu mengelola risiko yang ada.
2. Pilih perusahaan sekuritas
Perusahaan sekuritas adalah perusahaan yang sudah memiliki izin melakukan aktivitas jual beli efek dari Otoritas Jasa Keuangan, tetapi bukan pihak yang menerbitkan atau mengeluarkan efek.
Fungsi perusahaan sekuritas dalam proses investasi saham pemula adalah sebagai perantara antara investor dengan pasar modal. Hanya perusahaan sekuritaslah yang boleh melakukan jual beli saham di bursa saham. Karena itu, kita membutuhkan perusahaan ini jika kita ingin berinvestasi saham.
Pastikan hanya menggunakan jasa perusahaan sekuritas yang sudah menjadi anggota bursa. Kamu bisa mengeceknya di website resmi Bursa Efek Indonesia.
3. Download dan install aplikasi saham online
Zaman sekarang semua dipermudah dengan perkembangan teknologi. Mau investasi saham pemula juga gampang banget, karena semua bisa dilakukan secara online.
So, pada proses sebelumnya, selain memastikan sekuritasnya sudah menjadi anggota bursa, kamu juga perlu memastikan bahwa sekuritas tersebut juga memiliki aplikasi trading saham online. Hal ini akan sangat memudahkanmu berinvestasi saham ke depannya.
Unduh aplikasi sekuritas di Google PlayStore atau AppStore, install sesuai ketentuan. Pastikan aplikasi yang kamu pilih cukup user friendly dan enggak mudah crash ya.

4. Buka rekening
Untuk bisa melakukan investasi saham pemula, kamu harus memiliki rekening sekuritas. So, registrasi akun di perusahaan sekuritas yang sudah kamu pilih. Ada 2 jenis rekening yang akan kamu buka di sini, yaitu rekening saham dan rekening dana investor.
Rekening saham adalah tempat kamu melakukan jual beli saham dengan perantaraan perusahaan sekuritas. Di sini, nanti kamu bisa melihat portofolio saham sesuai pembelian dan penjualan yang kamu lakukan.
Rekening Dana Investor (RDI), atau Rekening Dana Nasabah (RDN), merupakan rekening dana yang dibuka di bank kustodian yang berpartner dengan perusahaan sekuritas. Dalam RDI atau RDN ini, dana modal untuk membeli saham dan dana hasil penjualan saham akan ditampung.
Isi formulir-formulir yang diperlukan, biasanya sih mirip dengan pembukaan rekening di bank seperti biasanya. Penuhi semua syarat pembukaan rekening dengan lengkap. Biasanya dokumen pribadi yang diminta antara lain:
- Kartu identitas diri: e-KTP, KITAS, paspor, dan sejenisnya
- NPWP
- Cover buku tabungan
Bisa jadi akan berbeda di setiap sekuritas, karena itu, ada baiknya kamu cari tahu secara lengkap.
5. Verifikasi KYC
Selanjutnya dalam investasi saham pemula, umumnya sekuritas juga mensyaratkan adanya proses verifikasi KYC, meliputi pengiriman foto selfie dan foto selfie sembari memegang kartu identitas.
Jika foto-foto yang diminta sudah dikirimkan, maka kamu tinggal tunggu saja semuanya diproses oleh pihak perusahaan sekuritas. Jika rekeningmu sudah aktif, maka kamu akan menerima pemberitahuan atau notifikasi.
6. Setor deposit
Untuk bisa membeli saham saat investasi saham pemula, maka kamu perlu modal. Hal ini bisa dilakukan ketika rekeningmu sudah siap. Kamu bisa menyetor sesuai ketentuan dan kebijakan sekuritas tempat kamu membuka rekening. Ada sekuritas yang menerapkan minimal deposit, ada juga yang tidak. Kamu bisa menyetor melalui ATM, mobile banking, e-wallet, internet banking, teller, dan sebagainya, ke RDI atau RDN yang sudah kamu miliki.

7. Mulai membeli saham
Setelah kamu memiliki cukup modal dana di RDI/RDN, kamu sudah bisa mulai membeli saham. Minimal pembelian adalah 1 lot, yang terdiri atas 100 lembar saham. Akan ada fee jual dan beli saham yang mungkin diberlakukan, sesuai kebijakan sekuritas masing-masing.
Setiap saham yang melantai dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia memiliki harganya sendiri. So, lakukan analisis fundamental untuk memilih saham mana yang terbaik dan bisa melayani tujuan keuanganmu.
Demikian 7 langkah step by step melakukan investasi saham pemula melalui aplikasi sekuritas online. Cukup sederhana, ya kan? Gimana? Mau mulai investasimu hari ini? Jangan lupa untuk mempelajari dulu berbagai hal terkait karakteristik saham sebagai instrumen investasi ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Fluktuasi Harga Saham IHSG: Apa yang Memengaruhinya?
Jika kamu berniat atau sudah berinvestasi di pasar saham, kamu pasti sudah melihat bahwa ada satu hal yang hampir selalu menjadi perhatian para investor dan trader. Ya, harga saham IHSG, dan fluktuasinya. Yah, apalagi belakangan, ketika banyak isu dan rumor ini itu, bikin investasi saham jadi semakin “menarik”.
Fluktuasi harga saham IHSG ini pada praktiknya terus dipantau. Kamu bisa lihat, berbagai media massa dan online—apalagi yang punya kanal ekonomi dan bisnis—harga saham IHSG ini selalu jadi konten yang laris. Belum lagi ditambah influencer-influencer di media sosial juga banyak yang membahas berbagai hal mengenai investasi saham. Lagi-lagi harga saham ina inu yang naik turun juga jadi topik yang selalu ramai komentar.
So, apa sih yang membuat harga saham IHSG ini naik turun? Tapi, apa sih IHSG itu? Nah, yuk, kita bahas satu per satu.

IHSG: Indeks Harga Saham Gabungan
IHSG adalah singkatan dari Indeks Harga Saham Gabungan, yang merupakan salah satu indeks harga saham yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia, yang digunakan untuk patokan trader dan investor untuk melihat rata-rata pergerakan saham di hari itu. Di dunia internasional IHSG dikenal juga dengan istilah Indonesia Composite Index, atau IDX Composite.
Singkatnya—dengan bahasa yang lebih sederhana—IHSG merupakan rangkuman dari harga-harga saham yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan diperdagangkan secara aktif setiap harinya. Jadi, ketika kamu melihat harga saham IHSG diberitakan naik, maka bisa disimpulkan bahwa sebagian besar saham yang ada juga naik harganya, karena IHSG merupakan harga rata-rata seluruh saham tersebut. Sebagian besar ya, bisa jadi tidak seluruhnya.
Dengan demikian, bisa dikatakan juga, bahwa IHSG menjadi gambaran umum kondisi bursa saham di hari yang sama.

Fluktuasi Harga Saham IHSG
Ada beberapa faktor penyebab terjadinya perubahan harga saham setiap harinya. Mulai dari faktor internal hingga eksternal.
Supaya lebih sederhana, mari kita lihat satu per satu faktornya berikut ini.
1. Kebijakan pemerintah
Nah, ini nih salah satu faktor eksternal penyebab harga saham IHSG berfluktuasi. Lah, apa hubungannya kebijakan pemerintah dengan harga saham? Mengapa kebijakan pemerintah bisa memengaruhi harga saham?
Banyak orang yang enggak terlalu peduli untuk mau mendengarkan kebijakan-kebijakan yang sering diumumkan oleh pemerintah. Padahal, hal ini bisa berpengaruh banget loh di pasar modal. Terutama jika kebijakan-kebijakan itu berkaitan dengan utang piutang negara, ekspor dan impor, hingga berbagai hal soal investasi asing. Masih banyak perkara lain yang juga bisa memengaruhi harga saham.
So, jika kamu merupakan salah satu pemegang saham, sudah selayaknya kamu peka terhadap berbagai kondisi negara, dan kebijakan-kebijakan pemerintah yang dikeluarkan. Dengan demikian, kamu bisa menentukan peluang berinvestasi dengan akurat.
Beberapa indikator ekonomi yang harus diperhatikan terkait hal ini di antaranya:
- Tingkat inflasi
- Pergerakan indeks harga konsumen
- Suku bunga acuan dari Bank Indonesia dan dunia
2. Nilai tukar rupiah
Fluktuasi nilai tukar rupiah dengan mata uang asing juga merupakan salah satu faktor eksternal penyebab fluktuasi harga saham IHSG. Apalagi kalau kamu memegang saham dari perusahaan yang memiliki utang piutang dalam kurs mata uang asing. Bisa jadi sangat memengaruhi banget.
Perusahaan yang biasanya terkena imbas dari faktor ini adalah perusahaan yang bergerak dalam ekspor impor. Saat terjadi penurunan aktivitas ekspor maupun impor akibat penurunan nilai tukar rupiah ini, maka penjualan produk akan menurun juga. Hal ini tentu akan memengaruhi pendapatan dan laba perusahaan. Laba yang menurun akan membuat para investor menjadi hilang kepercayaan, sehingga mereka akan menjual sahamnya. Sebagai akibatnya, nilai saham pun turun.
Begitu juga cara kerja sebaliknya, ketika terjadi peningkatan aktivitas ekspor dan impor, yang kemudian akan memengaruhi juga nilai saham.
3. Isu-isu di media massa
Pemberitaan di media juga berpengaruh besar dalam pergerakan harga saham IHSG lantaran bisa membentuk opini masyarakat. Opini tertentu bisa membuat resah investor, atau bisa juga justru membawa euforia. Keduanya akhirnya memengaruhi nilai saham yang diperjualbelikan di lantai bursa.
Keputusan investor yang biasanya dipengaruhi oleh emosi—baik panik atau euforia ini—justru harus jadi hal yang benar-benar diperhatikan, karena bisa sangat memengaruhi harga saham. Kadang, malah pasar jadi termanipulasi; harga saham yang fundamentalnya kurang bagus malah melambung, tetapi tak berlangsung lama langsung terjun bebas. Sering kali terjadi, hal ini membuat banyak investor merugi, sementara beberapa “pemain” sudah kabur dan mendapatkan keuntungan yang sangat besar akibat manipulasinya.
Untuk mengatasi hal ini, ada baiknya kamu menyaring dan melakukan riset setiap kali ada isu yang berpotensial memengaruhi portofolio kamu. Jauhi mengambil keputusan berdasarkan emosi sesaat, selalu lakukan analisis fundamental sebelumnya.

4. Proyeksi di masa depan
Setelah melihat 3 faktor eksternal penyebab fluktuasi harga saham IHSG, kita perlu melihat juga faktor internalnya—yang tak kalah pentingnya. Salah satunya adalah performa perusahaan, dan proyeksi bisnisnya di masa depan.
Kesehatan keuangan perusahaan terkait erat dengan layak tidaknya sahamnya untuk kita miliki. Pasalnya, pastinya kita mau dong punya saham yang akan meningkat terus nilainya, seiring semakin berkembangkan bisnis perusahaan. Ada beberapa hal yang patut diperhatikan dalam kaitannya dengan kesehatan keuangan perusahaan, di antaranya:
- Rasio utang
- Rasio dividen tunai
- Harga saham yang dibandingkan dengan nilai buku (price to book value)
- Rasio pendapatan dibandingkan jumlah saham
Demikian penjelasan mengenai faktor-faktor penyebab fluktuasi harga saham IHSG yang tak boleh luput dari perhatianmu sebagai investor pasar modal.
Gimana? Semoga mudah dipahami ya, penjelasannya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!