Enam belas bulan sejak kasus positif COVID-19 pertama diumumkan oleh Presiden Joko Widodo, belum tampak tanda-tanda krisis bakalan segera berakhir. Dampaknya? Jelas luar biasa. Bagi banyak perusahaan, tak hanya memengaruhi secara ekonomi, tetapi juga hal-hal yang berkaitan dengan employee wellness.
Di masa normal pun, sebenarnya masalah karyawan yang stres di tempat kerja juga menjadi masalah yang cukup klasik. Apalagi sekarang ditambah dengan kondisi krisis akibat pandemi berkepanjangan. Karena itu, sudah seharusnyalah employee wellness menjadi perhatian.
Kondisi Karyawan dalam Proses Bekerja
Kebijakan WFH di awal tampak memberi ruang santai lebih banyak pada karyawan. Namun ternyata, menyimpan potensi masalah yang lain. Bagi karyawan, di antaranya:
- Merasa ‘jauh’ dari perusahaan.
- Susah bagi waktu dan energi.
- Demotivated karena suasana pandemi.
Sedangkan bagi perusahaan:
- Kesulitan engaging karyawan.
- Kesulitan memantau kondisi karyawan.
- Kesulitan pengembangan personal development karyawan.
Dan hal ini tak hanya terjadi di Indonesia, melainkan melanda seluruh pekerja di dunia. Di UK, misalnya, menurut laporan survei CIPD 2020 tentang Health and Wellbeing at Work, telah terjadi peningkatan 37% ketidakhadiran terkait stres di tempat kerja sejak tahun lalu (absenteeism), dan 89% karyawan mengatakan bahwa mereka telah bekerja sambil merasa tidak sehat (presenteeism).
Juga di Amerika Serikat, sumber McKinsey menyatakan bahwa stres di tempat kerja membebani pengusaha di AS hampir USD 200 miliar setiap tahun untuk biaya perawatan kesehatan.
Jadi, terlepas dari semua fasilitas dan benefit yang sudah direncanakan perusahaan, karyawan ternyata masih selalu dan terlalu stres di tempat kerja. Ini pastinya dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik mereka.
Aibatnya, karyawan akan mengajukan cuti sakit untuk sekadar berhenti dari tugas-tugas, dan kemudian berusaha memulihkan diri.
Fenomena WFH juga membawa kasus lain. Berjuang untuk kebutuhan yang tetap harus dipenuhi dan komitmen kerja, karyawan bisa jadi merasakan dorongan ekstra untuk bekerja meskipun merasa tidak enak badan. Isu-isu ini tidak hanya memengaruhi kesejahteraan individu, tetapi juga bisnis secara keseluruhan melalui penurunan produktivitas dan kinerja.
Pentingnya Peduli terhadap Employee Wellness
Definisi employee wellness, atau kesejahteraan karyawan, mengacu pada keadaan kesehatan mental, fisik, dan finansial karyawan, yang dihasilkan dari dinamika di dalam—dan terkadang dari luar–tempat kerjanya. Dalam hal ini, termasuk juga hubungan antar rekan sekerja, pemanfaatan sumber daya, keputusan bisnis lebih besar yang memengaruhi diri dan pekerjaan mereka, serta banyak faktor lainnya.
Dalam istilah bisnis, memedulikan employee wellness dapat diterjemahkan menjadi:
- Mendorong produktivitas dan kinerja. Ketika merasa sehat, karyawan menunjukkan perilaku yang lebih sehat dan pengambilan keputusan yang lebih baik.
- Meningkatkan moral karyawan. Karyawan merasa lebih kompeten dan dihargai ketika kebutuhan mereka terpenuhi di semua tingkatan, termasuk fisik, mental, dan finansial.
- Mendorong minat dan bakat. Ketika perusahaan memiliki reputasi yang baik di pasar sebagai pemberi kerja yang menghormati dan mendukung keseimbangan kehidupan kerja karyawan, kemungkinan besar perusahaan akan dapat menarik kandidat yang berkualitas, terampil, dan berintegritas tinggi. Ini juga berarti perusahaan akan berpotensi dapat mempertahankan karyawan yang ada untuk waktu yang lebih lama.
- Peningkatan CRM, atau Customer Relationship Management. Karyawan yang bahagia adalah duta merek terbaik bagi bisnis perusahaan. Jika perusahaan memperlakukan mereka dengan baik, energi positif itu akan menular ke pelanggan juga, pada akhirnya. Karyawan tersebut akan termotivasi untuk memahami bagaimana produk dan layanan perusahaan, yang melayani kebutuhan pelanggan dengan baik.
Untuk mengamankan aset dan memelihara employee wellness ini, perusahaan dapat menawarkan berbagai manfaat kepada karyawan seperti:
- Manfaat finansial: mengikutsertakan karyawan dalam berbagai program pensiun, pemberian pelatihan pengelolaan keuangan dengan lebih baik secara berkesinambungan, pemberian bonus dan insentif, dan lain sebagainya.
- Manfaat kesehatan fisik: mengikutsertakan karyawan dalam asuransi kesehatan dan asuransi jiwa, diskon gym, cuti sakit, acara olahraga bersama, dan lain sebagainya.
- Manfaat kesehatan mental: layanan konseling, penyediaan jasa psikolog, dan lain sebagainya
Dari semua fakta yang sudah dibeberkan di atas, kita bisa menyimpulkan, bahwa mencegah akan selalu lebih baik daripada mengobati. Demikian juga mengenai peningkatan employee wellness ini. Mencegah terjadinya kelelahan dan stres di tempat kerja akan lebih baik ketimbang sudah harus menghadapi banyak karyawan mengalami penurunan produktivitas dan kinerja akibat kelelahan dan stres.
Perusahaan—melalui departemen atau divisi Human Resources dan Human Capital—sebaiknya menyadari betul akan hal ini, dan kemudian mengambil tindakan berupa berinvestasi terhadap berbagai layanan yang dapat mendukung dan mendorong employee wellness, sehingga kasus kelelahan, ketidakhadiran, cuti sakit, dan berbagai masalah karyawan ini tidak harus terjadi.
Apakah kantor atau komunitasmu mengalami masalah keuangan yang sama? Ataukah, punya kebutuhan training finansial yang lain? Sila kontak WA 0811 1500 688 untuk mendiskusikan kebutuhan training finansialmu. Semua modul dibuat SIMPEL, PRAKTIS, dan tentu saja FUN!