7 Faktor yang Memengaruhi Kinerja Karyawan di Kantor
Faktor yang memengaruhi kinerja karyawan di kantor adalah topik yang penting dalam dunia bisnis modern. Sejumlah variabel, mulai dari lingkungan kerja, kepemimpinan, hingga kompensasi dan benefit, berperan dalam menentukan seberapa efektif karyawan dapat bekerja.
Kinerja karyawan tidak hanya berkaitan dengan kemampuan individu, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh kondisi eksternal yang disediakan oleh perusahaan.
So, coba yuk, kita lihat bagaimana masing-masing faktor yang memengaruhi kinerja karyawan di kantor ini berkontribusi terhadap produktivitas dan kepuasan kerja, serta bagaimana perusahaan dapat memanfaatkannya untuk menciptakan lingkungan kerja yang optimal.
Faktor yang Memengaruhi Kinerja Karyawan

1. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja merupakan faktor yang memengaruhi kinerja karyawan yang utama. Sebuah lingkungan yang nyaman dan mendukung bukan hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga moral para pekerja.
Misalnya saja kayak tersedianya peralatan yang memadai, ruang kerja yang nyaman, juga suasana yang mendukung, kesemuanya itu berpengaruh banget bagi karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.
Dalam lingkungan kerja yang memang dirancang dengan nyaman, karyawan cenderung merasa lebih dihargai dan termotivasi, yang pada gilirannya, berdampak positif pada hasil kerja mereka. Oleh karena itu, perusahaan yang memprioritaskan kondisi kerja yang baik tidak hanya meningkatkan efisiensi tetapi juga membangun fondasi yang kuat untuk keberhasilan jangka panjang.
2. Pengakuan dan Penghargaan
Aknowledgement adalah koentji faktor yang memengaruhi kinerja karyawan, dalam membangun lingkungan kerja yang positif dan produktif. Saat karyawan mendapatkan pengakuan atas kerja keras dan pencapaian mereka, hal itu enggak hanya meningkatkan motivasi, tetapi juga menambah rasa kepuasan dalam pekerjaan mereka.
Bentuk penghargaan ini bisa beragam, mulai dari pujian sederhana yang tulus dari atasan, hingga promosi atau insentif lainnya seperti bonus atau kesempatan pelatihan khusus.
Dengan memberikan penghargaan yang sesuai, perusahaan menunjukkan apresiasi terhadap kontribusi karyawan, yang kemudian dapat memicu semangat dan dedikasi lebih lanjut. Ini menciptakan lingkaran positif dengan karyawan yang merasa dihargai dan bersemangat untuk terus memberikan yang terbaik.
3. Kepemimpinan dan Manajemen
Kepemimpinan dan manajemen yang efektif adalah tulang punggung setiap organisasi yang sukses. Gaya kepemimpinan yang baik enggak hanya akan menciptakan visi yang jelas dan menginspiratif, tetapi juga menjadi faktor yang memengaruhi kinerja karyawan dalam membangun motivasi dan komitmen mereka.
Pemimpin yang efektif mampu menyulut semangat tim, mendorong inovasi, dan memelihara lingkungan kerja yang kolaboratif. Di sisi lain, manajemen yang kuat memainkan peran krusial dalam memastikan aliran kerja yang lancar, mengatur sumber daya secara efisien, dan menjaga roda organisasi berputar tanpa hambatan.

4. Peluang Pengembangan Diri
Peluang pengembangan dan pelatihan di tempat kerja merupakan investasi strategis yang memberi manfaat ganda, yaitu meningkatkan keterampilan karyawan sekaligus meningkatkan nilai mereka bagi perusahaan.
Ketika karyawan diberikan kesempatan untuk belajar dan berkembang, mereka enggak hanya memperoleh keahlian baru yang meningkatkan kompetensi mereka, tetapi juga merasa lebih dihargai dan diakui. Pastinya, hal ini juga akan berpengaruh pada meningkatnya kepuasan kerja dan memperkuat loyalitas mereka.
Di sini juga enggak sebatas pada pelatihan profesional saja loh. Termasuk juga pelatihan untuk keterampilan mengelola keuangan. Karyawan yang diajak untuk belajar keuangan akan merasa dihargai, merasa diperhatikan. Pada akhirnya, selain menjadi lebih terampil mengelola keuangan, karyawan juga akan semakin produktif karena mereka termotivasi untuk mencapai tujuan keuangannya.
5. Work-Life Balance
Menjaga keseimbangan yang sehat antara kehidupan kerja dan pribadi merupakan faktor yang memengaruhi kinerja karyawan yang sangat penting, terutama dalam mencegah kelelahan dan stres di tempat kerja.
Fleksibilitas dalam jam kerja, seperti opsi untuk bekerja dari rumah atau jam kerja yang dapat disesuaikan, memungkinkan karyawan untuk menyesuaikan tanggung jawab pekerjaan dengan kebutuhan pribadi dan keluarga mereka. Kebijakan liburan juga enggak hanya memberi karyawan waktu untuk recharge energi, tetapi juga menunjukkan bahwa perusahaan menghargai kesejahteraan mereka.
6. Kompensasi dan Benefit
Kompensasi dan benefit yang kompetitif adalah salah satu faktor yang memengaruhi kinerja karyawan yang paling penting. Pasalnya, hal ini dapat menarik dan mempertahankan talenta terbaik di pasar kerja. Gaji yang adil dan sesuai dengan standar industri memberikan pesan yang jelas bahwa perusahaan menghargai kerja keras dan kontribusi karyawannya.
Manfaat tambahan seperti asuransi kesehatan, dana pensiun, dan bonus kinerja, enggak hanya menambah daya tarik perusahaan sebagai tempat kerja yang diinginkan. Namun, juga menunjukkan komitmen perusahaan terhadap kesejahteraan karyawan.
Selain itu, kompensasi yang baik berperan sebagai motivator yang kuat, mendorong karyawan untuk bekerja lebih keras dan mencapai target mereka.

7. Jaminan Kesehatan
Memiliki program kesehatan yang komprehensif di lingkungan perusahaan adalah faktor yang memengaruhi kinerja karyawan, baik untuk kesejahteraan dan juga produktivitas keseluruhan organisasi.
Lingkungan kerja yang aman dan sehat menciptakan fondasi bagi karyawan untuk bekerja tanpa khawatir tentang risiko kesehatan atau keselamatan. Ini mencakup segala hal mulai dari ergonomi tempat kerja yang tepat, memastikan kebersihan dan ventilasi yang baik, hingga menerapkan SOP keselamatan yang ketat.
Dengan mengutamakan kesehatan karyawan, perusahaan dapat secara signifikan mengurangi tingkat absensi akibat sakit atau cedera, yang pada gilirannya meningkatkan konsistensi dan efisiensi operasional.
Memahami dan menerapkan faktor yang memengaruhi kinerja karyawan ini dapat membantu perusahaan meningkatkan efektivitas operasional bisnisnya.
Untuk memperdalam pengetahuan dan keterampilan finansial tim, yang juga merupakan faktor penting dalam kinerja kerja, mengundang tim QM Financial untuk mengadakan kelas keuangan komprehensif di kantor adalah langkah berikutnya yang strategis.
Kelas ini dirancang untuk memberikan wawasan dan alat praktis yang akan meningkatkan literasi finansial karyawan, sebuah aspek krusial yang sering terlewatkan dalam pengembangan profesional. Hubungi hotline QM Financial untuk menjadwalkan sesi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik perusahaan, dan ambillah langkah pertama menuju peningkatan holistik dalam kinerja karyawan di perusahaan kamu.
Menggali Hubungan antara Retensi Karyawan dan Kesejahteraan Finansial
Jika mencari tantangan yang paling signifikan dalam dunia industri dan bisnis saat ini, maka salah satu jawabannya adalah retensi karyawan. Kapasitas untuk mempertahankan karyawan telah menjadi faktor keberhasilan perusahaan yang tidak dapat disepelekan.
Tidak dimungkiri, kepergian karyawan dapat menurunkan etos kerja dan memicu lebih banyak lagi karyawan yang meninggalkan perusahaan. Selain itu, pergantian karyawan yang terlalu sering bisa juga membuat pelanggan bertanya-tanya, kenapa mereka harus berurusan dengan orang yang berbeda-beda saat menggunakan produk atau jasa dari perusahaan.
Hal ini perlu diperhatikan jika perusahaan tetap ingin kompetitif dan menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Perlu diingat bahwa mempertahankan karyawan bukan hanya bermanfaat untuk perusahaan, melainkan juga bagi karyawan itu sendiri.
Apa yang Dimaksud dengan Retensi Karyawan?

Sebelum mengenal konsep retensi karyawan lebih dalam, penting sekali menggali pengertian dari istilah tersebut.
Retensi adalah usaha untuk mempertahankan pekerja yang berbakat dan produktif untuk meminimalkan pergantian karyawan dengan cara menumbuhkan situasi kerja yang positif.
Hal ini memungkinkan karyawan untuk lebih aktif terlibat dan mencurahkan kompetensinya dengan maksimal. Bukan cuma itu, retensi karyawan juga diwujudkan melalui apresiasi, pemberian gaji yang kompetitif, dan mendorong work life balance di kalangan karyawan.
Dampak Retensi Karyawan pada Keuangan Perusahaan

Retensi karyawan memberikan pengaruh yang cukup besar pada eksistensi perusahaan. Beberapa dampak yang ditimbulkan jika perusahaan menerapkan strategi ini di antaranya sebagai berikut.
1. Menghemat Waktu dan Uang
Salah satu benefit yang paling realistis dari retensi pekerja adalah penghematan waktu dan uang.
Merekrut dan melatih pekerja baru nyatanya menjadi proses yang mahal dan memakan banyak waktu. Bayangkan jika perusahaan berkali-kali harus merekrut, mewawancara, dan melatih pekerja baru di posisi yang sama. Kasus ini patut dihindari dengan berfokus mempertahankan karyawan yang sudah lama.
2. Meningkatkan Produktivitas
Pergantian pekerja juga dapat berpengaruh terhadap produktivitas perusahaan. Masalah ini secara tidak langsung bisa menghambat alur kerja, sehingga kinerja karyawan lainnya bisa saja ikut menurun.
Dengan mempertahankan karyawan, maka stabilitas dan produktivitas di perusahaan bisa lebih tercapai.
3. Meningkatkan Wawasan dan Keterampilan Karyawan
Semakin lama karyawan bekerja di perusahaan, maka pengalaman dan wawasannya seputar bidang yang digelutinya akan semakin bertambah. Hal ini membuat karyawan tersebut lebih berharga dan patut dipertahankan.
Oleh karena itu, mempertahankan karyawan yang berpengalaman akan membantu menjaga kinerja dan memastikan perusahaan tetap kompetitif.
4. Meningkatkan Kepuasan Pelanggan
Dampak yang cukup bermanfaat dari adanya retensi karyawan adalah membuat pelanggan lebih loyal terhadap brand perusahaan. Pelanggan yang menerima pelayanan dari karyawan berpengalaman akan merasa lebih puas dan bukan tidak mungkin akan merekomendasikan orang-orang terdekatnya untuk memakai produk atau jasa yang sama.
Faktor-faktor yang Memengaruhi Retensi
Ada beberapa faktor yang memengaruhi retensi, sehingga perlu dipertimbangkan secara matang oleh perusahaan. Beberapa faktor tersebut di antaranya sebagai berikut.
1. Humanisasi
Karyawan adalah makhluk sosial yang mendambakan ruang kerja nyaman dan mampu membuat mereka merasa diterima dan dihargai. Hal ini akan mendorong karyawan untuk mengerahkan seluruh potensinya saat bekerja.
Dengan menciptakan lingkungan kerja yang suportif, maka dapat meminimalkan waktu untuk memikirkan tentang pergantian karyawan.
2. Pengakuan Kerja
Karyawan cenderung peka terhadap perlakuan baik atau buruk dari atasan maupun rekan-rekan kerjanya.
Hal ini menggambarkan bahwa menghargai keberadaan karyawan sangat penting untuk membuat mereka lebih merasa diakui dan didengarkan. Oleh karena itu, perlakuan kerja kepada karyawan perlu diperhatikan untuk membuat karyawan tetap merasa betah bekerja di perusahaan.
3. Pelatihan yang Berkelanjutan
Telah banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa “peluang untuk berkembang” merupakan faktor penting untuk membuat karyawan tetap bertumbuh di perusahaan.
Pelatihan dapat berbentuk workshop, seminar, atau pendampingan merupakan upaya berinvestasi kepada karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan peduli dengan peningkatan skill karyawan agar lebih profesional.
Contoh Program Kesejahteraan Perusahaan yang Mendukung Retensi

Ada beberapa contoh program kesejahteraan perusahaan yang mendukung retensi karyawan. Beberapa program tersebut di antaranya sebagai berikut.
1. Kompensasi dan Benefit yang Kompetitif
Kompensasi dan benefit yang kompetitif merupakan kunci utama mempertahankan karyawan. Ini bukan hanya tentang gaji, melainkan juga asuransi kesehatan, tunjangan pensiun, dan masih banyak lagi.
Memberikan gaji dan tunjangan yang kompetitif secara tidak langsung menunjukkan bahwa perusahaan berkomitmen terhadap kesejahteraan dan profesionalitas karyawan.
2. Pengakuan dan Penghargaan
Bayangkan jika karyawan sudah bekerja dengan begitu keras untuk mencapai target perusahaan. Namun, atasan justru bersikap tidak peduli dan tidak mau tahu. Hal ini tentu membuat karyawan merasa tidak dihargai, apalagi diapresiasi.
Jika masalah itu terjadi, maka karyawan cenderung akan kehilangan motivasi dalam menjalankan tugasnya. Oleh karena itu, perusahaan dapat menyusun program penghargaan untuk mengapresiasi kinerja para karyawan yang kompeten. Contoh upaya yang bisa dilakukan adalah merayakan pencapaian individu dan tim, memberikan bonus, menawarkan voucher liburan, atau waktu libur tambahan.
3. Jenjang Karier yang Jelas
Salah satu pertimbangan karyawan dalam mempertahankan pekerjaannya adalah jenjang karier di perusahaan. Pasalnya, banyak di antara karyawan yang bekerja tidak hanya karena faktor gaji, melainkan juga karena perkembangan karier.
Oleh karena itu, pastikan agar perusahaan memberikan jenjang karier yang jelas untuk mendukung perkembangan potensi karyawan. Hal ini akan membuat karyawan lebih termotivasi untuk mencapai tingkatan atau jabatan tertentu dalam perusahaan.
4. Pemberian Pelatihan
Untuk mendorong perkembangan karyawan, penting juga untuk memberikan berbagai pelatihan yang relevan dengan kompetensi karyawan, termasuk juga kelas keuangan atau financial training.
Saat seorang karyawan terampil mengelola keuangan pribadinya, maka ia tak perlu mengkhawatirkan kondisi keuangan dan dapat fokus pada pekerjaan dengan lebih baik. Dengan begitu, produktivitas meningkat, dan akhirnya juga berpengaruh pada retensi karyawan perusahaan itu sendiri.
Retensi karyawan merupakan usaha perusahaan yang visioner untuk mempertahankan pekerja yang kompeten dan profesional. Hal ini mampu memberikan dampak yang positif untuk pertumbuhan bisnis dalam jangka panjang.
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi Hotline QM Financial ini ya!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Pertanyaan tentang Job Satisfaction: Bagaimana Kepuasan Kerja akan Berdampak pada Keuangan?
Terdapat hubungan yang kuat antara job satisfaction dan keuangan. Sebagai contoh, karyawan yang merasa puas dengan pekerjaannya lebih mungkin untuk menunjukkan kinerja yang baik, hingga akhirnya bisa meningkatkan produktivitasnya. Mereka cenderung lebih bersemangat, terlibat, dan termotivasi untuk melakukan tugas-tugas mereka. Karena itu, perlu diberikan pertanyaan tentang job satisfaction untuk memastikannya.
Pasalnya, kinerja yang baik ini dapat berdampak positif pada kinerja perusahaan secara keseluruhan, termasuk dalam menghasilkan pendapatan dan keuntungan.
Sementara itu, karyawan yang merasa tidak puas dengan pekerjaannya cenderung meninggalkan tanggung jawab pekerjaannya, dan bahkan kemudian mencari pekerjaan yang lebih baik. Tentunya, hal ini dapat menyebabkan biaya dan kerugian bagi perusahaan. Biaya ini dapat mencakup biaya rekrutmen dan pelatihan karyawan baru, serta kerugian yang terjadi akibat kehilangan karyawan yang berpengalaman dan terampil.
So, penting bagi perusahaan untuk memastikan bahwa karyawan merasa puas dengan pekerjaan mereka, karena perannya yang penting dalam mengelola aset dan keuangan perusahaan. Salah satunya dengan memberikan pertanyaan tentang job satisfaction ini. Dengan memastikan karyawan merasa puas dengan pekerjaan mereka, perusahaan dapat meningkatkan kinerja dan mengurangi biaya yang terkait dengan pergantian karyawan.
Pertanyaan tentang Job Satisfaction yang Akan Berpengaruh terhadap Keuangan

Nah, untuk bisa mendapatkan gambaran yang lebih pasti, seorang karyawan bisa diajak untuk melakukan refleksi terkait job satisfaction ini. Salah satunya dengan cara memberikan beberapa pertanyaan tentang job satisfaction yang terkait dengan kinerjanya sehari-hari.
Berikut beberapa contoh pertanyaan tentang job satisfaction yang bisa diberikan untuk karyawan untuk mengukur tingkat kepuasan kerjanya.
Apakah pekerjaan ini memenuhi ekspektasi saya?
Pertanyaan tentang job satisfaction yang pertama ini membantu untuk mengevaluasi apakah pekerjaan yang dijalani sejalan dengan harapan dan tujuan karier si karyawan.
Jika pekerjaan yang dijalani tidak memenuhi ekspektasi, hal ini dapat menyebabkan ketidakpuasan dan kurangnya motivasi karyawan dalam bekerja.
Apakah saya merasa dihargai dan diakui?
Pertanyaan tentang job satisfaction yang kedua ini membantu untuk mengevaluasi apakah perusahaan menghargai kontribusi si karyawna, dan memberikan pengakuan yang layak. Jika karyawan merasa dihargai dan diakui, mereka cenderung merasa lebih termotivasi dan bersemangat dalam bekerja.
Apakah saya memiliki kesempatan untuk berkembang dan belajar?
Pertanyaan ini membantu untuk mengevaluasi apakah perusahaan memberikan kesempatan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan karyawan. Jika karyawan merasa terus berkembang dan belajar, mereka cenderung merasa lebih terlibat dan termotivasi dalam bekerja.
Apakah nilai-nilai perusahaan sesuai dengan nilai-nilai saya?
Pertanyaan tentang job satisfaction ini membantu untuk mengevaluasi apakah nilai-nilai yang dipegang oleh perusahaan sesuai dengan nilai-nilai yang dimiliki oleh karyawan. Jika nilai-nilai perusahaan sesuai, maka mereka cenderung merasa lebih cocok dan bersemangat dalam bekerja.
Apakah saya memiliki keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi?
Pertanyaan job satisfaction yang terakhir ini membantu untuk mengevaluasi apakah karyawan memiliki keseimbangan yang sehat antara bekerja dan hidup pribadi. Jika mereka merasa memiliki keseimbangan yang sehat, maka mereka cenderung merasa lebih bahagia dan termotivasi dalam bekerja.
Dengan menjawab kelima contoh pertanyaan tentang job satisfaction di atas, karyawan dapat mengevaluasi tingkat kepuasan kerjanya dan mengidentifikasi area di mana mereka dapat meningkatkan job satisfaction. Hal ini dapat membantu mereka mencari cara untuk meningkatkan kualitas kerja mereka dan mencapai karier yang lebih memuaskan sehingga dapat menjamin stabilitas keuangan hingga jauh ke depan.
Perusahaan dapat menambahkan berbagai pertanyaan tentang job satisfaction yang lain jika memang perlu, dan bisa disesuaikan dengan kondisi.
Cara Meningkatkan Job Satisfaction sehingga Bisa Membantu Keuangan Karyawan Menjadi Stabil

Berikut adalah beberapa cara yang dapat membantu meningkatkan job satisfaction agar karier dan kinerja karyawan membaik sehingga berpengaruh pada stabilitas keuangan mereka.
Memberikan job desc sesuai dengan keahlian dan minat
Memberikan job desc yang sesuai dengan keahlian dan minat dapat membantu meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja karyawan. Hal ini dapat membantu mereka untuk merasa lebih termotivasi dalam bekerja dan berpotensi meningkatkan performa mereka. Pasalnya ya, siapa sih yang enggak jadi rajin kalau diminta untuk melakukan hal-hal yang disuka?
Membangun hubungan yang baik
Membangun hubungan yang baik dengan rekan kerja, tak peduli atasan dan anak buah, dapat membantu menciptakan lingkungan kerja yang positif dan menyenangkan bagi karyawan. Hal ini dapat meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja serta membantu membangun jaringan kontak yang dapat bermanfaat untuk karier di masa depan.
Memperluas pengetahuan dan keterampilan melalui pelatihan dan pengembangan diri
Memperluas pengetahuan dan keterampilan dapat membantu meningkatkan kualifikasi dan potensi karier seseorang. Hal ini dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri dan memberikan kesempatan untuk mengambil tanggung jawab yang lebih besar dan menantang.
Termasuk juga memberikan financial training, yang dapat membuat karyawan semakin terampil mengelola keuangan, sehingga mereka tak lagi harus menghadapi masalah keuangan yang terlalu berat, yang bisa memengaruhi kinerja mereka di kantor.

Berikan feedback secara berkala
Berikan feedback secara berkala, baik itu dari atasan karyawan ataupun dari rekan kerja, sehingga karyawan dapat terbantu untuk mengetahui area mana yang perlu ditingkatkan dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja mereka. Hal ini dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri dan memberikan kesempatan untuk melakukan perbaikan yang diperlukan.
Mendorong karyawan untuk memberikan kontribusi yang lebih besar
Kadang memang ada tipe karyawan yang loyo karena kontribusinya terlalu kecil. Jika memang demikian, cobalah untuk memberikan kesempatan agar karyawan yang bersangkutan dapat berkontribusi yang lebih besar dalam proyek atau tugas.
Hal ini dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri mereka dan merasa dihargai, sehingga meningkatkan motivasi dan kepuasan kerjanya. Selain itu, hal ini juga penting karena dapat memberikan kesempatan untuk menunjukkan kemampuan dan keterampilan yang lebih besar.
Dengan menerapkan cara-cara ini, karyawan dapat meningkatkan job satisfaction mereka dan mencapai karier yang lebih memuaskan, hingga nantinya dapat meningkatkan stabilitas keuangan karyawan dengan meningkatkan potensi penghasilan dan peluang karier di masa depan.
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi Hotline QM Financial ini ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Pentingnya Peduli terhadap Employee Wellness
Enam belas bulan sejak kasus positif COVID-19 pertama diumumkan oleh Presiden Joko Widodo, belum tampak tanda-tanda krisis bakalan segera berakhir. Dampaknya? Jelas luar biasa. Bagi banyak perusahaan, tak hanya memengaruhi secara ekonomi, tetapi juga hal-hal yang berkaitan dengan employee wellness.
Di masa normal pun, sebenarnya masalah karyawan yang stres di tempat kerja juga menjadi masalah yang cukup klasik. Apalagi sekarang ditambah dengan kondisi krisis akibat pandemi berkepanjangan. Karena itu, sudah seharusnyalah employee wellness menjadi perhatian.

Kondisi Karyawan dalam Proses Bekerja
Kebijakan WFH di awal tampak memberi ruang santai lebih banyak pada karyawan. Namun ternyata, menyimpan potensi masalah yang lain. Bagi karyawan, di antaranya:
- Merasa ‘jauh’ dari perusahaan.
- Susah bagi waktu dan energi.
- Demotivated karena suasana pandemi.
Sedangkan bagi perusahaan:
- Kesulitan engaging karyawan.
- Kesulitan memantau kondisi karyawan.
- Kesulitan pengembangan personal development karyawan.
Dan hal ini tak hanya terjadi di Indonesia, melainkan melanda seluruh pekerja di dunia. Di UK, misalnya, menurut laporan survei CIPD 2020 tentang Health and Wellbeing at Work, telah terjadi peningkatan 37% ketidakhadiran terkait stres di tempat kerja sejak tahun lalu (absenteeism), dan 89% karyawan mengatakan bahwa mereka telah bekerja sambil merasa tidak sehat (presenteeism).
Juga di Amerika Serikat, sumber McKinsey menyatakan bahwa stres di tempat kerja membebani pengusaha di AS hampir USD 200 miliar setiap tahun untuk biaya perawatan kesehatan.
Jadi, terlepas dari semua fasilitas dan benefit yang sudah direncanakan perusahaan, karyawan ternyata masih selalu dan terlalu stres di tempat kerja. Ini pastinya dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik mereka.
Aibatnya, karyawan akan mengajukan cuti sakit untuk sekadar berhenti dari tugas-tugas, dan kemudian berusaha memulihkan diri.
Fenomena WFH juga membawa kasus lain. Berjuang untuk kebutuhan yang tetap harus dipenuhi dan komitmen kerja, karyawan bisa jadi merasakan dorongan ekstra untuk bekerja meskipun merasa tidak enak badan. Isu-isu ini tidak hanya memengaruhi kesejahteraan individu, tetapi juga bisnis secara keseluruhan melalui penurunan produktivitas dan kinerja.

Pentingnya Peduli terhadap Employee Wellness
Definisi employee wellness, atau kesejahteraan karyawan, mengacu pada keadaan kesehatan mental, fisik, dan finansial karyawan, yang dihasilkan dari dinamika di dalam—dan terkadang dari luar–tempat kerjanya. Dalam hal ini, termasuk juga hubungan antar rekan sekerja, pemanfaatan sumber daya, keputusan bisnis lebih besar yang memengaruhi diri dan pekerjaan mereka, serta banyak faktor lainnya.
Dalam istilah bisnis, memedulikan employee wellness dapat diterjemahkan menjadi:
- Mendorong produktivitas dan kinerja. Ketika merasa sehat, karyawan menunjukkan perilaku yang lebih sehat dan pengambilan keputusan yang lebih baik.
- Meningkatkan moral karyawan. Karyawan merasa lebih kompeten dan dihargai ketika kebutuhan mereka terpenuhi di semua tingkatan, termasuk fisik, mental, dan finansial.
- Mendorong minat dan bakat. Ketika perusahaan memiliki reputasi yang baik di pasar sebagai pemberi kerja yang menghormati dan mendukung keseimbangan kehidupan kerja karyawan, kemungkinan besar perusahaan akan dapat menarik kandidat yang berkualitas, terampil, dan berintegritas tinggi. Ini juga berarti perusahaan akan berpotensi dapat mempertahankan karyawan yang ada untuk waktu yang lebih lama.
- Peningkatan CRM, atau Customer Relationship Management. Karyawan yang bahagia adalah duta merek terbaik bagi bisnis perusahaan. Jika perusahaan memperlakukan mereka dengan baik, energi positif itu akan menular ke pelanggan juga, pada akhirnya. Karyawan tersebut akan termotivasi untuk memahami bagaimana produk dan layanan perusahaan, yang melayani kebutuhan pelanggan dengan baik.
Untuk mengamankan aset dan memelihara employee wellness ini, perusahaan dapat menawarkan berbagai manfaat kepada karyawan seperti:
- Manfaat finansial: mengikutsertakan karyawan dalam berbagai program pensiun, pemberian pelatihan pengelolaan keuangan dengan lebih baik secara berkesinambungan, pemberian bonus dan insentif, dan lain sebagainya.
- Manfaat kesehatan fisik: mengikutsertakan karyawan dalam asuransi kesehatan dan asuransi jiwa, diskon gym, cuti sakit, acara olahraga bersama, dan lain sebagainya.
- Manfaat kesehatan mental: layanan konseling, penyediaan jasa psikolog, dan lain sebagainya

Dari semua fakta yang sudah dibeberkan di atas, kita bisa menyimpulkan, bahwa mencegah akan selalu lebih baik daripada mengobati. Demikian juga mengenai peningkatan employee wellness ini. Mencegah terjadinya kelelahan dan stres di tempat kerja akan lebih baik ketimbang sudah harus menghadapi banyak karyawan mengalami penurunan produktivitas dan kinerja akibat kelelahan dan stres.
Perusahaan—melalui departemen atau divisi Human Resources dan Human Capital—sebaiknya menyadari betul akan hal ini, dan kemudian mengambil tindakan berupa berinvestasi terhadap berbagai layanan yang dapat mendukung dan mendorong employee wellness, sehingga kasus kelelahan, ketidakhadiran, cuti sakit, dan berbagai masalah karyawan ini tidak harus terjadi.
Apakah kantor atau komunitasmu mengalami masalah keuangan yang sama? Ataukah, punya kebutuhan training finansial yang lain? Sila kontak WA 0811 1500 688 untuk mendiskusikan kebutuhan training finansialmu. Semua modul dibuat SIMPEL, PRAKTIS, dan tentu saja FUN!
Keamanan Finansial Membuat 92% Karyawan Bisa Bekerja dengan Bahagia
Ada survei yang pernah dilakukan oleh Net Impact yang menyebutkan bahwa 92% karyawan akan dapat bekerja dengan bahagia (dan produktif) ketika mereka telah mencapai keamanan finansial.

Ini menarik, karena di grafik yang sama ada menyebutkan “wealth” yang berarti kekayaan. Ternyata wealth dan financial security ini dua hal yang berbeda.
Jadi, apa itu financial security, alias keamanan finansial ini?
Menurut Yahoo Finance sih seperti ini.
Financial security means having enough money to fund your lifestyle, as well as work toward your financial goals.
Kalau diterjemahkan dengan bebas, keamanan finansial adalah memiliki cukup uang untuk membiayai lifestyle kita, sekaligus juga untuk mencapai tujuan-tujuan keuangan kita. Intinya adalah pada kata “cukup”. Berbeda pastinya dengan “wealth” alias kekayaan, yang memiliki konotasi “berlebih”.
Dari sini sebenarnya kita bisa simpulkan, bahwa banyak karyawan sebenarnya sudah lumayan puas dengan “cukup”. Mau belanja kebutuhan sehari-hari, cukup. Mau jajan-jajan kopi, cukup. Mau beli sepeda, cukup. Mau beli rumah, cukup. Mau jalan-jalan keluar negeri, cukup.
Gitu kan ya?
Lalu, bagaimana sih seseorang bisa mencapai keamanan finansial ini?
Masih menurut situs yang sama, karyawan dapat mencapai keamanan finansial ketika:
- Masa pensiunnya terjamin
- Tidak terlilit utang
- Penghasilan sesuai; sesuai dengan effort yang dikeluarkan, pun sesuai dengan harga barang kebutuhan di pasar.
Hmmm, sepintas lalu memang simpel sih. Tapi, itu PR besar juga, ya kan? Dari sisi karyawan, tentulah banyak yang harus diusahakan untuk bisa mendapatkan keamanan finansial ini. Di antaranya, meningkatkan skill untuk mengelola gaji.
Lalu, bagaimana dengan perusahaan? Kalau karyawan bisa bekerja dengan happy, sudah barang tentu produktivitas meningkat, bukan? Kalau produktivitas meningkat, maka sudah pasti juga akan berimbas pada bisnis perusahaan itu sendiri.
Hal ini berarti menjadi tugas perusahaan juga untuk mendorong karyawan mencapai keamanan finansial. Dengan cara apa? Mari kita lihat.
5 Cara Bantu Karyawan Mewujudkan Keamanan Finansial

1. Berikan training pengelolaan gaji
Gaji memang sudah seharusnya menjadi hak karyawan sebagai imbalan atas jasa mereka bekerja di kantor. Tetapi, tanpa pengelolaan yang baik, gaji besar sekalipun tidak akan banyak membawa perubahan dalam hidup seorang karyawan. So, dari sini sudah bisa disimpulkan, bahwa keterampilan mengelola gaji ini sangat penting.
Namun, sayangnya, enggak semua karyawan sadar akan pentingnya soft skill satu ini. Karena itu, menjadi tugas dari perusahaan untuk membawa kesadaran ini pada karyawan.
Berikan training pengelolaan gaji secara komprehensif bagi karyawan agar keamanan finansial mereka tercapai. QM Financial dapat membantu untuk memberikan program edukasi keuangan di perusahaan loh! Jika tertarik, sila langsung mengirimkan pesan WhatsApp ke 0811 1500 688. Kelasnya bisa diadakan secara online, sehingga tetap aman di masa pandemi seperti ini.
2. Ajak belajar investasi
Investasi menjadi jalan terbaik untuk menyiapkan masa pensiun yang sejahtera. Perusahaan tentunya sudah mengikutsertakan karyawan dalam program BPJS Ketenagakerjaan sebagai kewajiban. Namun, akan lebih lengkap lagi jika perusahaan juga memberikan dorongan untuk karyawan berinvestasi secara mandiri.
Karena selain untuk mengamankan dana pensiun, investasi yang dikelola dalam instrumen yang tepat, akan membantu juga untuk mewujudkan tujuan keuangan yang lain, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Butuh pengetahuan yang cukup agar investasi bisa dimanfaatkan sehingga keamanan finansial tercapai. Ketidaksesuaian investasi dengan tujuan finansial akan berbuah gagalnya rencana keuangan. Sayangnya, hal ini belum banyak yang menyadari.
QM Financial juga bisa membantu untuk memberikan edukasi investasi bagi karyawan, selain memberikan training pengelolaan gaji. Boleh hubungi nomor WhatsApp di atas jika tertarik ya.

3. Dorong untuk punya dana darurat
Dana darurat ini sangat penting, terutama di masa-masa sulit seperti saat awal pandemi yang lalu, contohnya. Apakah semua karyawan sudah memilikinya? Khawatirnya sih belum.
Masih banyak karyawan yang belum sadar pentingnya dana darurat–dana “menganggur” di tabungan yang seharusnya bisa dipakai untuk senang-senang, atau malah diputar lagi. Padahal dana darurat seharusnya memang “menganggur” saja di tabungan, dan dipakai kalau ada kebutuhan yang mendesak.
Saat tiba waktunya lagi sulit, jadi bingung kan?
Perusahaan bisa mengingatkan karyawan akan arti penting dana darurat ini, untuk memberikan keamanan finansial pada karyawan terutama di masa sulit.
4. Beri benefit untuk sektor kesehatan
Kesehatan–meski sekilas tampak tidak berkaitan dengan keamanan finansial, tetapi jadi satu hal yang penting juga loh, untuk lebih diperhatikan. Karyawan yang kurang sehat, selain akan dapat menurunkan produktivitas, juga akan bisa membuat keuangannya “kecolongan”. Apalagi jika si karyawan yang bersangkutan tidak memiliki asuransi kesehatan.
Pihak perusahaan memang sudah diwajibkan untuk mengikutsertakan setiap karyawannya dalam program BPJS Kesehatan. Perlu juga dipertimbangkan, apakah masih butuh benefit kesehatan yang lain? Misalnya, tambahan penggantian obat untuk sakit-sakit ringan yang obatnya bisa dibeli dengan bebas? Atau, tambahan multivitamin? Mungkin penyediaan buah-buahan dan katering sehat untuk makan siang?
Banyak hal bisa ditambahkan sebagai benefit, sehingga karyawan pun “tidak perlu” sampai sakit.

5. Beri kesempatan untuk punya side hustle dengan bijak
Menambah penghasilan bisa menjadi salah satu cara agar keamanan finansial tercapai. Jika memungkinkan, perusahaan juga bisa memberi peluang bagi karyawan untuk melakukan side hustles, tentu saja dengan kebijakan-kebijakan tertentu yang tidak mengganggu operasional perusahaan ya.
Nah, bagaimana? Siap untuk bersama-sama mencapai keamanan finansial yang bisa bikin kita semua hepi ini?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
3 Pentingnya Menciptakan Lingkungan Kerja yang Sehat dan 3 Cara Mewujudkannya
Lingkungan kerja yang sehat ini kadang kala agak dilupakan prioritasnya, dianggap remeh dan tak sepenting aspek lainnya.
Pernah suatu kali, saya bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan produk interior. Memang produk-produk furnitur yang dijual, dibuat oleh pengrajin yang lokasinya tersebar di luar kantor. Namun, tak jarang produk dibawa masuk ke workshop kami untuk difinishing. Dan, pekerjaan finishing produk kayu pastinya tak lepas dari debu-debu serat kayu yang beterbangan ke sana kemari, plus aroma-aroma cairan-cairan finishing yang menyengat.
Untuk para pekerja yang langsung terlibat di workshop memang semua memakai perlengkapan untuk melindungi diri. Tapi buat yang bekerja di bagian kantor–letaknya memang ada di bagian depan, tapi tetap saja debu-debu kayu bisa menembus angin-angin–para karyawan banyak yang tidak mengenakan perlengkapan sebagaimana yang langsung menangani workshop. Belum lagi suara bising mesin-mesin yang cukup memekakkan telinga.
Kalau hanya sekali dua kali, ya mungkin belum terlalu terpengaruh. Tapi, lama kelamaan–apalagi bagi yang punya riwayat penyakit yang berkaitan dengan saluran pernapasan, asthma misalnya–hal ini akhirnya menjadi masalah besar.
Cerita di atas mungkin tak hanya terjadi di perusahaan satu ini saja. Bisa saja kejadian serupa atau lebih parah lagi dialami oleh karyawan lain dari berbagai sektor usaha. Meski mungkin kondisi perusahaan berbeda-beda, namun ada baiknya lingkungan kerja yang sehat juga diwujudkan, berbarengan dengan fasilitas dan benefit lain yang mungkin ditawarkan oleh perusahaan.
Mengapa lingkungan kerja yang sehat ini penting artinya?
1. Menekan sick leave
Sick leave atau izin sakit biasanya memang diberikan pada karyawan yang memang butuh beristirahat karena sakit. Ada perusahaan yang memperbolehkan karyawan untuk beristirahat di rumah tapi kalau lebih dari 2 hari diwajibkan untuk menyerahkan surat izin dokter. Ada pula perusahaan yang mewajibkan sudah ada surat izin dokter meski karyawan hanya tidak masuk kerja satu hari saja.
Ini pastinya kembali ke kebijakan perusahaan masing-masing.
Meski memang memberi izin, tetapi jika sampai izin sakitnya terlalu banyak dalam satu tahun, tentunya hal ini akan mengganggu kinerja tim secara keseluruhan. Perlu dicari masalah penyebab, mengapa sick leave ini tinggi. Mungkin saja salah satu penyebabnya adalah kurang tersedia lingkungan kerja yang sehat.
2. Karyawan lebih bahagia dan enjoy dalam bekerja
Dengan lingkungan kerja yang sehat, pastinya karyawan akan lebih enjoy dalam bekerja. Kebahagiaan mereka dalam bekerja ini sangat penting lo, karena dengan demikian mereka akan berusaha untuk memberikan yang terbaik dari diri mereka bagi tujuan bersama.
Karyawan yang bebas stres akan menunjukkan kinerja yang baik dan akan bisa mencari solusi yang paling jitu untuk memecahkan masalah yang terjadi seputar pekerjaan mereka.
3. Meningkatkan produktivitas
Karena karyawan enjoy bekerja, bebas stres–terutama karena tempat kerjanya begitu nyaman–pastilah produktivitas kerja mereka juga meningkat.
Hal ini memang akhirnya menjadi efek domino sih. Lingkungan kerja yang sehat, karyawan enjoy kerja, mereka juga nggak mempunyai masalah terlalu berat dalam hidup (bebas utang, misalnya), akhirnya produktivitas pun meningkat juga.
Formulanya memang sudah begitu.
Lalu, gimana caranya mewujudkan lingkungan kerja yang sehat ini?
Cara menjamin lingkungan kerja yang sehat
1. Pastikan sirkulasi udara cukup
Sirkulasi udara yang bersih adalah mutlak. Saat udara di ruang kerja pengap, dicemari oleh bau-bauan yang menyengat (seperti kasus workshop furnitur di atas) pastinya akan tidak berdampak baik bagi kesehatan karyawan.
2. Ruangan kerja menerima pencahayaan alami yang cukup
Meski mungkin sehari-harinya menggunakan AC dan tertutup, tapi ada baiknya secara periodik ruang kerja juga menerima cahaya alami yang langsung masuk ke dalam ruangan. Terutama di pagi hari.
Sudah tahu kan ya, kalau cahaya matahari pagi itu menyehatkan? Selain baik untuk menyebarkan vitamin D, cahaya matahari juga akan baik untuk mengusir kelembapan yang diakibatkan oleh paparan AC secara terus menerus. Pun cahaya matahari bisa mengusir jamur-jamur yang mungkin tumbuh di dalam ruangan.
Situs Healthline juga pernah menjelaskan, bahwa sinar matahari pagi, utamanya, dapat memengaruhi produksi hormon serotonin, yaitu hormon yang memengaruhi kondisi suasana hati kita lo.
3. Pastikan jauh dari sumber pencemaran
Pembagian dan penataan ruangan memang sangat menentukan. Ruang-ruang produksi yang berisiko mengeluarkan berbagai zat pencemar sebaiknya diletakkan agak jauh dari ruangan kantor administrasi. Atau, bisa juga diberi lapisan pelindung agar zat yang beracun dan berbahaya tidak menyebar ke mana-mana.
Tentunya, pihak perusahaan lebih tahu ya, bagaimana mengatasi hal ini yang sesuai dengan kondisinya masing-masing.
Kesehatan karyawan sangat penting artinya bagi perusahaan. Meski perusahaan mungkin sudah menyediakan berbagai tunjangan dan benefit untuk membantu karyawan yang sakit, tentunya akan lebih baik jika karyawan didukung dengan lingkungan kerja yang sehat sehingga mereka pun tidak sampai sakit.
QM Financial bersedia membantu perusahaan mana pun untuk memberikan edukasi keuangan dan human capital sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan karyawan lo! Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Ketika Semangat Kerja Karyawan Menurun, Mungkin 5 Hal Inilah Penyebabnya
Pernah terbangun di pagi hari dan merasa sangat berat untuk ngantor? Sampai-sampai rasanya harus menyeret badan keluar rumah? Kalau iya, wah, sepertinya semangat kerja kita memang sedang menurun tuh.
Memang sih, setiap orang punya waktunya sendiri. Namanya juga manusia, ada kalanya dapat tampil prima tapi tak jarang juga kondisinya menurun. Namun, jangan biarkan penurunannya seperti orang yang lagi terjun payung. Bisa-bisa jadi kalah bersaing dari rekan lain dan gagal mencapai promosi, atau malah kena ancaman PHK? Aduh, jangan sampai deh.
Nah, semangat kerja yang terjun bebas yang sering dirasakan oleh karyawan ini sebenarnya gejala umum saja sih. Wajar terjadi.
Yang harus kita lakukan adalah mencari penyebabnya, agar kemudian kita bisa mengantisipasinya dan bisa mencari solusi yang tepat agar semangat kerja tak tiarap selamanya. Coba cek 5 kemungkinan penyebab semangat kerja menurun ini. Mungkin salah satunya sedang dialami.
5 Penyebab Semangat Kerja Karyawan Menurun
1. Beban berlebihan
Kita menangani banyak pekerjaan, sementara waktu yang tersedia hanya sedikit. Plus, tiada dukungan atau bantuan yang membuat kita seperti kehabisan tenaga. Akibatnya, kualitas dan semangat kerja pun menurun.
Untuk yang seperti ini solusinya sebenarnya sederhana saja. Kita bukan superhero yang dapat mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus. Jadi, setiap pagi sebelum mulai bekerja, luangkanlah waktu sekitar 10 menit untuk mengelompokkan tugas menurut skala prioritas.
Jangan lupa, lengkapi dengan deadline sekalian juga. Tuliskan di atas post-it, lalu tempelkan di tempat yang terlihat. Fungsi utamanya adalah sebagai reminder agar kita selalu berada di jalur pekerjaan yang benar.
2. Kurang wewenang
Kita berada dalam posisi harus memikul tanggung jawab besar tapi tidak disertai wewenang dalam membuat keputusan. Misalnya, adanya campur tangan atasan yang berlebihan sampai ke urusan teknis, standard operating procedure (SOP) yang terlalu kaku, beban kerja yang melebihi job desc, dan sebagainya. Ibaratnya, mau maju perang, tapi sendirian sedangkan musuhnya banyak. Tak heran semangat kerja pun menurun drastis.
Memang sulit ya, berkata ‘tidak’, apalagi pada atasan. Kita–sebagai seorang karyawan–pasti takut dinilai tidak kompeten, atau malah takut mendapatkan sanksi.
Namun, sesekali berkata ‘tidak’ akan membuat kita tetap waras lo!
Yang perlu kita lakukan adalah mencoba mengutarakan apa yang menjadi keberatan kita secara halus. Misalnya, kita bisa mengingatkan pada atasan bahwa tugas yang kita kerjakan sebenarnya di luar wewenang yang kita punya. Jika sudah mengutarakan keberatan, dan atasan masih saja memercayakan tugas tersebut, maka mintalah semua support yang dibutuhkan. Katakan dengan baik, dan atasan pasti tak akan keberatan.
3. Gaji tak sebanding
Coba cek, apakah gaji yang diterima lebih kecil dibandingkan dengan volume pekerjaan? Skema insentif dari target yang ingin dicapai mungkin juga kurang sesuai dengan harapan.
Gaji yang tak sebanding memang bisa membuat semangat kerja menurun, apalagi jika tak terlalu banyak fasilitas yang juga diterima dari perusahaan, seperti tunjangan kesehatan, bonus, dan sebagainya.
Namun, hal ini juga perlu dicek ulang juga. Apakah memang gajinya yang tidak ideal, ataukah kita yang selalu merasa gaji tak cukup? Kalau kita yang selalu merasa gaji tak cukup, nah, berarti permasalahan ada pada diri kita sendiri.
Jika masalahnya adalah gaji yang memang tidak ideal, tidak sebanding dengan beban kerja, kita bisa membicarakannya dengan atasan. Negokan gaji, agar sesuai dengan beban kerja dan tanggung jawab yang dipikul.
Atau, bisa saja karena terjadi perubahan kebijakan yang lebih buruk dari kebijakan sebelumnya sehingga terasa merugikan. Misalnya, penundaan gaji, perubahan menjadi tenaga kontrak, pengurangan tunjangan, ditiadakannya bonus, dan sebagainya.
Yah, meski kalau permasalahannya adalah kebijakan, memang agak sulit Karena kalau kebijakan biasanya akan berlaku massal. Jadi, nggak cuma satu karyawan saja yang terimbas. Semua juga merasakannya. Kalau sudah begini, coba ajaklah beberapa orang untuk menghadap atasan dan membicarakannya bersama-sama. Carilah win win solution yang bisa mewadahi kebutuhan setiap orang.
4. Situasi kantor penuh konflik
Hubungan antar rekan kerja juga bisa memengaruhi semangat kerja. Mau tak mau, kita adalah makhluk sosial, jadi banyak terpengaruh juga oleh lingkungan.
Sering terjadi, pekerjaan di kantor tak kondusif lantaran terjadi pengotak-kotakan penugasan atau antar rekan kerja, yang akhirnya berefek pada meningkatnya isolasi sosial dalam lingkungan kerja. Misalnya, job desc yang terlalu kaku, gaya manajemen “devide et impera” yang suka memelihara konflik, dan sebagainya.
Dalam situasi yang penuh konflik antar rekan kerja memang agak sulit bagi kita untuk bisa bekerja sama. Namun, kalau memang masih betah, coba saja untuk abaikan. Atau, mungkin, kita bisa berinisiatif untuk menciptakan keakraban antar rekan kerja ini. Yang paling mudah adalah dengan mengajak rekan kerja untuk makan siang bersama, atau membuat acara makan bersama di kantor, have fun bareng.
5. Kita mengalami permasalahan keuangan pribadi
Sudah tahu belum, bahwa ada hubungan erat antara permasalahan keuangan pribadi karyawan dengan performa kerja di kantor?
Ada fakta yang menyebutkan, bahwa satu dari lima orang yang berstatus karyawan di dunia ini mengalami stres bukan karena beban kerja yang harus dipikul, melainkan disebabkan oleh permasalahan keuangan pribadi yang mereka alami di luar kantor.
Stres yang terjadi pada karyawan ini lantas menjadi penyebab semangat kerja dan produktivitas menurun, pun meningkatnya intensitas izin sakit.
Jadi, coba dicek. Apakah kita sekarang ini sedang mengalami masalah keuangan pribadi? Terlilit utang, atau ada pengeluaran ekstra yang tak bisa diatasi, ataukah ada yang lain? Jika memang kemudian ditemukan adanya permasalahan-permasalahan keuangan, coba fokuskan untuk menyelesaikannya terlebih dahulu.
Jika perlu, coba usulkan pada pihak HR di kantor untuk melaksanakan pelatihan pengelolaan keuangan untuk karyawan, karena karyawan yang bebas masalah keuangan akan menjadi aset berharga bagi bisnis dan perusahaan.
Tertarik untuk mengundang QM Financial untuk memberikan program edukasi keuangan di perusahaan Anda? Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.