Dalam beberapa kali kesempatan training keuangan untuk karyawan, sering kali dibahas, bahwa salah satu masalah keuangan karyawan yang umum terjadi adalah ketika besar pasak daripada tiang.
Kondisi besar pasak daripada tiang yang menjadi salah satu masalah keuangan yang umum terjadi pada karyawan ini merupakan kondisi ketika pengeluaran lebih besar daripada pemasukan. Pada dasarnya, ini berarti ada masalah pada pengelolaan arus kas, atau cash flow keuangan pribadi kita.
Mari cek dulu video mengenai masalah keuangan yang umum terjadi pada karyawan berikut ini.
Tanda-tanda yang umum terjadi untuk menggambarkan kondisi keuangan besar pasak daripada tiang misalnya:
- Gaji selalu nggak bisa dipakai sampai gajian berikutnya tiba. Selalu habis di tengah jalan.
- Nggak tahu ke mana saja uang pergi
- Nggak juga bisa menabung, padahal sudah cukup lama kerja
- Utang semakin membengkak, dan makin sulit juga untuk membayar cicilannya
Sungguh kondisi-kondisi yang tak sehat, ya kan? Terus, gimana dong ya?
Ya, sudah pasti, hal ini harus diatasi, kalau kita enggak mau kondisi ini terjadi terus-terusan. Ya masa sampai segini hari, tabungan nggak punya, nggak tahu ke mana saja uang pergi, bahkan utang juga semakin bengkak aja, alih-alih menyusut?
So, akan lebih baik kita cari tahu dulu apa penyebabnya. Dengan mengetahui akar permasalahan, pastinya nanti kita kemudian akan dapat mencari solusi yang paling tepat untuk mengatasi hal ini, dan juga mencegahnya agar jangan sampai terulang lagi.
Penyebab Besar Pasak daripada Tiang
Hal ini memang sangat biasa terjadi, tetapi penyebabnya bisa bermacam-macam. Berikut ini beberapa di antaranya.
1. Kebutuhan vs keinginan
Salah satu penyebab terjadinya besar pasak daripada tiang adalah ketika kita merasa kebutuhan banyak sekali. Semua hal adalah kebutuhan, padahal sebenarnya ada sebagian besar yang merupakan keinginan semata.
Mau beli Iphone keluaran terbaru biar nggak kalah kalau pas hangout sama teman-teman di kafe: kebutuhan atau keinginan? Mau beli smartphone yang mumpuni, supaya jualan online shopnya lebih lancar; biar foto produknya lebih oke, jawab chat pelanggan juga lebih cepat, bisa muat banyak foto juga: kebutuhan atau keinginan?
Dua-duanya sama-sama beli smartphone, tetapi ada perbedaan kecil yang ternyata bawa efek besar di situ. Memang, tak semua “beli HP terbaru” itu nggak baik buat kesehatan keuangan. “Beli HP terbaru” bisa jadi memang jadi kebutuhan tapi bisa jadi juga merupakan keinginan semata.
Ketidakmampuan kita untuk membedakan keinginan dan kebutuhan akhirnya dapat berakibat pada kondisi keuangan yang besar pasak daripada tiang itu tadi. Pasalnya, semua-mua dianggap kebutuhan, padahal enggak. Ada hal-hal yang bisa digantikan dengan hal lain yang lebih murah dan terjangkau harganya, tetapi fungsi dan kualitasnya sama. Ada juga hal-hal yang bisa ditunda dulu, karena tidak terlalu mendesak dan penting.
2. Terlalu banyak utang
Punya utang memang tak dilarang, tapi kalau kebanyakan—meski itu utang produktif—bisa jadi bikin keuangan jadi kacau juga.
Idealnya, utang jangan sampai melebihi 30% dari penghasilan kamu. Tapi yah, entah apa alasannya, juga situasi dan kondisinya, utang bisa saja melebihi rasio ideal itu. Terang saja, besar pasak daripada tiang kan?
Pasalnya, cicilan juga akan lebih banyak. Kalau sampai alokasi kebutuhan dasar ikut “kemakan” sama cicilan utang, waduh … bakalan datang masalah keuangan lain lagi tuh. Parahnya, kalau kemudian hal ini membuat kita jadi gali lubang tutup lubang.
Waduh!
3. Terlalu impulsif
Impulsif, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, artinya bersifat cepat bertindak secara tiba-tiba menurut gerak hati.
Impulsif ini akan sangat berisiko memunculkan kondisi besar pasak daripada tiang ketika dilakukan saat belanja. Apalagi kalau yang namanya diskon, cashback, promo, dan sejenisnya itu ikut campur. Wah … bahaya.
Ketiga hal di atas hanya sebagian kecil penyebab mengapa besar pasak daripada tiang bisa terjadi. Barangkali juga kamu mengalami hal lain. Bisa jadi, kebutuhan keluarga kamu memang besar, karena kamu merupakan sandwich generation.
Lalu bagaimana cara mengatasinya?
Ada beberapa cara nih, yang bisa kamu coba:
- Hitung kebutuhanmu serealistis mungkin; berapa penghasilan dan berapa bujet bulanan harus sesuai fakta.
- Susun ulang prioritas pengeluaran: mana yang penting dan mendesak, penting tapi tak mendesak, mendesak tetapi kurang penting, dan tak penting-tak mendesak. Pangkas pengeluaran sebisanya, dan buat bujet.
- Tambah penghasilan, cari cara lain untuk mendapatkan pemasukan tambahan; dagang, atau side hustle.
Silakan baca artikel Gaji Kecil: Pangkas Pengeluaran atau Tambah Penghasilan? ini juga ya.
Apakah kantor atau komunitasmu mengalami masalah keuangan yang sama? Ataukah, punya kebutuhan training finansial yang lain? Sila kontak WA 0811 1500 688 untuk mendiskusikan kebutuhan training finansialmu. Semua modul dibuat SIMPEL, PRAKTIS, dan tentu saja FUN!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!