Keterampilan pengelolaan keuangan seyogyanya memang dimiliki oleh semua orang. Tak harus menunggu berkeluarga dulu atau berkarier mapan dulu, hal ini seharusnya sudah menjadi perhatian sejak kita masih berstatus lajang dan bergaji rendah.
Tapi seringnya ya begitulah. Karena merasa masih berhak untuk bersenang-senang, pun merasa belum terlalu banyak tanggungan, feel nothing to loose, hingga membuat para lajang kadang tak segera sadar bahwa mereka perlu melakukan pengelolaan keuangan dengan segera.
Akibatnya, banyak lajang yang merasa ‘kok gini-gini aja ya?’, nggak punya tabungan, merasa misqueen apalagi ketika jelang tanggal tua, hingga akhirnya terlilit utang yang tak berkesudahan. Padahal kalau kamu pengin membuat keuangan stabil hingga jauh ke masa depan, justru saat lajang inilah garis start terbaiknya.
Coba yuk, kita lihat beberapa kesalahan pengelolaan keuangan yang biasa dilakukan oleh para lajang. Belajarlah dari mereka yang sudah sering melakukan kesalahan ini.
Kesalahan Pengelolaan Keuangan Para Lajang
1. Gaya hidup
Tak ada yang salah dengan memiliki gaya hidup. Tak salah juga jika kamu harus mengikuti arus tren. Yah, namanya juga anak muda. Kalau ketinggalan tren, bisa-bisa nanti dianggap kuno hingga dikucilkan. Bagi sebagian orang, hal ini memang bisa jadi “ancaman”. Peer pressure ini juga salah satu akar masalah terbesar dari kondisi keuangan yang kurang sehat.
That’s ok, nggak perlu menyalahkan diri sendiri. Jika memang harus mengikuti arus, maka mari kita atur lagi pengelolaan keuangan kita, biar nggak kedodoran juga.
Alokasikan maksimal 10% dari penghasilanmu untuk gaya hidup. Dengan membuat bujet khusus begini, seharusnya sudah cukup memberimu kendali atas pengeluaran uang karena tuntutan sekitar yang seperti ini.
2. Living paycheck to paycheck
Memang tak salah untuk menghabiskan gajimu setiap bulannya. Tapi ingat loh, kamu enggak hanya hidup untuk hari ini saja kan? Kamu punya masa depan yang masih jauh banget loh. Kamu seharusnya punya banyak cita-cita dan keinginan, yang pastinya harus diwujudkan.
Ya karena buat apa lagi kita hidup, ya kan? Kalau enggak untuk mewujudkan impian? Tsah.
So, whether ingin menikah dan membangun keluarga, ingin memberangkatkan orang tua (dan diri sendiri) berhaji suatu kali nanti, atau mau keliling dunia, atau sekadar menghabiskan masa pensiun dengan tenang dan sejahtera, semua itu tak akan bisa dicapai kalau kamu sekarang masih saja living paycheck to paycheck.
Segeralah pahami, bahwa hidup itu butuh rencana. Dan, kamu sebaiknya tak menyia-nyiakan waktu begitu saja. Tentukan tujuan keuangan, punyai rencana, miliki tabungan, dan work on your dreams!
3. Mudah berutang
Baik itu berutang ke keluarga, teman, kasbon kantor, kartu kredit, bahkan sampai paylater atau pinjaman online, lama-lama kok rasanya kamu punya utang di semua tempat ya?
Gimana itu cara bayarnya satu per satu?
Emang harus dibayar ya? Lah.
Kadang memang saat berutang, kita merasa, ah, gampanglah. Masih ada gaji ini. Ntar dibayar bulan depan. Tapi, karena saking banyaknya tempat berutang, jadi malah bingung sendiri kan? Mau bayar yang mana dulu?
Satu hal yang harus disadari segera adalah bahwa setiap utang harus dibayar. Setiap pinjaman harus dikembalikan.
Ayo perbaiki pengelolaan keuangan kamu agar utang bisa segera dibayar. Pastikan rasio utang berada di bawah 30%, nggak boleh lebih.
4. Mengabaikan pentingnya money tracking
Padahal, kita tidak akan pernah bisa mengatur sesuatu yang tidak terukur. Betul nggak? Begitu juga dalam pengelolaan keuangan.
Kalau kita enggak tahu, uang habis dipakai buat apa, bagaimana bisa kita melihat pola pengeluaran kita? Bagaimana bisa kita mencari tahu hal-hal apa saja yang bikin boncos atau bocor alus. Bagaimana kita bisa memperbaiki yang kurang oke, agar ke depannya lebih baik?
Pengelolaan keuangan selalu berawal dari penyusunan anggaran dengan melihat histori pembelanjaan uang kita sebelumnya. Kalau jejaknya saja tak terlihat, bagaimana kita bisa membuat rencana langkah ke depan?
5. Takut berinvestasi
Sebagai seorang lajang, mungkin kamu sekarang memang belum merasakan urgensi untuk segera berinvestasi. Pensiun masih lama, rumah masih bareng orang tua, belum niat menikah dan punya anak.
Betul?
Ya enggak masalah sih. Tapi kesemua hal besar dalam perjalanan hidupmu itu pasti akan tiba juga nanti pada waktunya. So, ada baiknya kamu bersiap sedari sekarang.
Investasi adalah salah satu cara yang bisa kita tempuh untuk mewujudkan tujuan dan cita-cita. Namun, masih banyak yang takut-takut memulainya. Terutama sih biasanya karena takut rugi.
Well, iya sih, itu salah satu risiko yang memang dibawa oleh setiap investasi. Tetapi kamu selalu bisa memilih instrumen yang paling minim risiko. Seperti deposito, obligasi pemerintah (ORI, Sukuk, dan sebagai), Reksa Dana Pasar Uang, dan sejenisnya.
Kamu nggak perlu takut untuk mulai–apalagi takut dengan risikonya. Mulailah dari yang kecil dan yang paling relatif minim risiko, dan selalu berpegang pada #TujuanLoApa.
Gimana? Apakah kamu masih saja melakukan kesalahan pengelolaan keuangan di atas? Salah satu, beberapa, atau malah semuanya?
Nggak apa. Masih belum terlambat untuk diatur lagi.
Yuk, gabung di kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu. Mulai dari basic sampai advance, semuanya akan memberimu insight mengenai prinsip pengelolaan keuangan yang baik.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.