Menikah dan menjadi pasangan suami istri berarti sharing life, berarti juga harus siap selalu berkompromi tentang segala hal, dan yang paling utama soal keuangan.
Bagaimana pengelolaannya, tentunya kembali ke kebutuhan masing-masing serta kondisi juga. Setidaknya, ada 5 tipe pengelolaan keuangan suami istri yang banyak diterapkan. Barangkali, salah satunya juga kamu lakukan.
5 Tipe dan Cara Pengelolaan Keuangan Pasangan Suami Istri
1.Gabungan
Tipe pengelolaan keuangan yang pertama adalah tim gabungan; suami istri dua-duanya bekerja, lalu penghasilan digabung dan kemudian dipergunakan seluruhnya untuk kepentingan dan kebutuhan keluarga.
Dengan begini, biasanya keuangan keluarga akan sangat kuat. Tujuan keuangan bisa dengan cepat dan banyak tercapai. Namun, ada kekurangannya juga, yakni ketika salah satu butuh untuk belanja kebutuhan pribadi. Kemungkinan akan memicu perasaan kurang adil bagi yang lain, jika ada yang menghabiskan lebih banyak uang untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.
Salah satu solusi yang mungkin bisa dilakukan adalah masing-masing menentukan uang belanja kebutuhan sendiri, dan kemudian menggunakannya sesuai plafon masing-masing.
2.100% terbeban ke suami
Pengelolaan keuangan kedua ini, penghasilan suami sepenuhnya menjadi milik keluarga, sedangkan jika istri juga berpenghasilan, maka sepenuhnya menjadi milik pribadi.
Bagaimana menurutmu pengelolaan keuangan yang kedua ini?
Kalau ini memang menjadi kesepakatan berdua, dan dua-duanya merasa ini yang terbaik, ya enggak masalah pastinya. Tapi jadi ingat beberapa waktu yang lalu, ada kisah viral online shop yang menjual khusus peralatan hobi bapak-bapak yang sering banget diminta oleh pelanggannya untuk “memalsukan” nota pembelian demi menghindari omelan istri karena belanjanya terlalu banyak.
Well, ada baiknya, jika memang hendak mengelola keuangan keluarga dengan cara ini, ada alokasi tersendiri bagi suami agar ia pun bisa bebas berbelanja atau mempergunakan uang untuk kebutuhan pribadinya sesuai jumlah yang disepakati bersama. Selama suami tidak berbelanja melebihi bujet, pastinya enggak harus jadi masalah dong ya?
Istri–sebagai menteri keuangan–mesti banget punya keterampilan mengelola uang, kalau enggak ya ambyar sudah.
3.Suami beri jatah
Kalau menerapkan model pengelolaan keuangan seperti ini, biasanya suami sudah menentukan (atau bisa juga melalui diskusi dengan istri), seberapa banyak ia akan memberikan uang bulanan pada istri. Mungkin 50 – 80%-nya. Sementara, sisanya akan disimpan sendiri.
Banyak alasan mengapa suami istri memilih cara ini, biasanya adalah karena ada tanggungan khusus yang harus menjadi beban. Misalnya, suami masih harus menghidupi keluarga besarnya.
Jika suami memang punya keterampilan mengelola uang yang baik, pun memiliki habit yang baik juga, maka aset keluarga bisa bertumbuh. Sedangkan, jika istri memiliki keterampilan yang sama bagusnya, keuangan keluarga juga akan baik-baik saja.
Minusnya, kalau jatah suami kurang, maka istri harus putar otak, baik dengan cara menghemat atau menambah penghasilan lagi. Di sini akan muncul potensi utang dari pihak istri.
4.Bagi tugas
Misalnya, suami tugasnya mengurus investasi, asuransi, dan tagihan rutin besar, seperti pajak-pajak cicilan rumah, dan sebagainya. Istri kebagian memenuhi kebutuhan rumah dan dapur, serta kebutuhan sekolah anak-anak.
Hal ini juga bisa menjadikan keuangan keluarga adil dan kuat. Satu kunci terbesarnya adalah jangan sampai satu sama lain nggak mengetahui penghasilan pasangannya, karena hal ini bisa berisiko pada pengelolaan keuangan secara keseluruhan.
Apa pun model pengelolaan keuangan keluarga sudah seharusnya diiringi dengan keterbukaan pasangan suami istri satu sama lain. Meski sudah dibagi tugas, masing-masing pun harus tahu betul kondisi pasangannya.
5.Penghasilan satu pintu
Model pengelolaan ini terjadi ketika salah satunya enggak berpenghasilan, bisa suami atau istri. Dengan begini, salah satu yang tidak berpenghasilan ini akan meminta uang pada yang lain jika ada kebutuhan. Kadang, misalnya istri yang tidak bekerja, maka suami memberikan kartu debit atau kartu kredit untuk dipakai oleh istri.
Lagi-lagi, kalau hal ini memang menjadi kesepakatan antara suami istri, maka semua seharusnya akan baik-baik saja. Memang ada suami yang pengin bertanggung jawab penuh terhadap kebutuhan keluarganya, dan lebih suka meminta istri untuk full fokus mengurus keluarga. Setiap kondisi rumah tangga berbeda, dan pastinya punya cara pandang dan solusi yang berbeda untuk setiap masalah.
Hanya satu lagi kuncinya, yaitu keterbukaan. Menyembunyikan rahasia–apalagi soal keuangan–satu sama lain bukanlah langkah pengelolaan keuangan keluarga yang aman.
Nah, sudah ada 5 model pengelolaan keuangan suami istri yang sudah dibahas di sini. Apakah kamu dan pasanganmu menerapkan salah satu yang di atas? Ataukah, ada yang berbeda?
Nggak ada yang selalu salah dan selalu benar dalam pengelolaan keuangan, apalagi keuangan keluarga dan pribadi, karena situasi dan kondisi orang akan sangat berpengaruh di sini. Yang penting, kita tahu prinsip dasar pengelolaan keuangan dan kemudian bisa menerapkannya sesuai kebutuhan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.