Pandemi telah beberapa bulan kita lalui. Banyak hal harus diubah, disesuaikan, bahkan harus diganti dengan prioritas yang lain. Hal yang cukup berat dialami oleh sebagian karyawan. Beberapa perusahaan mengalami kesulitan finansial, sehingga ada penyesuaian yang juga harus dilakukan. Akibatnya, usaha para karyawan mengatur keuangan harus ekstra keras, agar di masa sulit tetap bisa survive.
Bonus dan insentif-insentif mungkin akan berbeda dengan saat sebelum pandemi COVID-19 terjadi. Uang dinas luar mungkin juga tidak akan diberikan, karena perusahaan membatasi mobilitas karyawan untuk keluar kota dengan berbagai keperluan. Begitu pun bentuk-bentuk tunjangan lain selain tunjangan tetap, mungkin akan berubah, baik jumlahnya, waktu pemberiannya, maupun cara diberikannya. Beberapa perusahaan kemarin bahkan memberikan THR dengan cara dicicil pada karyawan, demi bisa mengatasi kesulitan keuangan ini.
Hal ini mau nggak mau pasti juga memengaruhi rencana keuangan karyawan yang mungkin sebelumnya sudah dibuat dengan sedemikian rupa. Secara tidak langsung lagi, hal ini bisa menjadi hal yang mengganggu pikiran juga bagi karyawan, sehingga bisa memengaruhi kinerja dan produktivitasnya dalam bekerja.
Di sinilah pentingnya pihak perusahaan kembali memberikan dukungan berupa penyelenggaraan training keuangan bagi karyawan.
Memang ada baiknya, training keuangan tidak hanya sekali diberikan bagi karyawan. Tetapi harus secara simultan, disesuaikan dengan kondisi. Hal ini terjadi karena masalah keuangan memang sangat sensitif akan perubahan. Perubahan kecil di luar sana bisa memengaruhi arus kas, budgeting, dan rencana keuangan secara keseluruhan.
Kondisi seperti pandemi ini, salah satu contohnya.
Lalu, apa yang bisa dilakukan agar memungkinkan karyawan mengatur keuangan dengan lebih baik di masa sulit seperti ini?
1.Cek kondisi keuangan sekarang
Kondisi keuangan sekarang penting untuk diketahui, agar karyawan kemudian dapat mencari solusi untuk masalah keuangan yang bisa muncul akibat berubahnya skema penghasilan.
Kebiasaan sehari-hari juga berubah. Karyawan enggak harus masuk kantor yang berarti ada pengurangan pos transportasi. Untuk makan sehari-hari, pasti akan lebih sehat untuk memasak sendiri. Tetapi, mungkin ada pengeluaran untuk komunikasi (pulsa, kuota) yang akan lebih banyak daripada sebelumnya, karena banyaknya meeting dan koordinasi yang dilakukan secara daring.
So, yang pertama harus dilakukan adalah daily tracking terhadap pengeluaran sehari-hari. Catat setiap uang yang keluar dan keperluannya untuk apa. Daily tracking ini berisi penghasilan yang diterima, kewajiban yang harus dipenuhi, sampai dengan belanja dan jajan setiap harinya.
Dari catatan ini, kemudian karyawan bisa melihat pola pengeluaran uangnya sampai ke detail. Jika ada atau diprediksi bakal muncul masalah, dari catatan inilah mereka bisa melihatnya.
Selanjutnya, bisa dilanjutkan dengan membuat bujet bulanan.
2.Sesuaikan pos yang less priority
Dari catatan daily tracking dan budgeting, kemudian bisa dipilah, mana pos kebutuhan yang harus tetap dipenuhi dan pos mana yang bisa dikurangi, ditunda, atau disesuaikan.
Coba cek di pos lifestyle atau kebutuhan “senang-senang”-nya. Bukannya melarang untuk senang-senang sih, tapi bisa enggak disesuaikan dengan kondisi? Mungkin mencari cara lain yang lebih terjangkau biayanya, tetapi efek hepinya tetap sama?
Beberapa kebutuhan yang enggak boleh dikurangi bujetnya adalah yang berhubungan dengan kewajiban, seperti membayar utang, membayar tagihan-tagihan, dan lain sebagainya, juga yang berhubungan dengan kebutuhan pokok sehari-hari.
Investasi bisa saja dikurangi secara proporsional, disesuaikan dengan kemampuan, kalau memang benar-benar kesulitan.
3.Pastikan dana darurat aman
Dana darurat haruslah dipakai di kondisi darurat. Apakah sekarang karyawan berada di situasi darurat? Bisa jadi, karena skema penghasilan mereka berubah. Masalahnya, apakah setiap karyawan memang sudah punya dana darurat sebelumnya?
Jika belum, inilah saatnya memberikan kesadaran pentingnya dana darurat bagi mereka.
Tapi, kan penghasilan sedang nggak normal. Memangnya bisa membuat dana darurat selagi kondisi darurat? Bisa kok, asal sudah tahu prinsip pengelolaannya yang tepat dan disesuaikan dengan kemampuan.
Because, personal finance is very personal. Tidak ada yang bisa diselesaikan dengan single solution untuk setiap permasalahan keuangan, butuh pendekatan personal, yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing.
Begitu juga dengan mendukung karyawan mengatur keuangan di masa sulit seperti ini. Dengan metode financial training yang tepat, karyawan akan diajak praktik langsung sesuai kondisi masing-masing secara komprehensif.
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Apakah kantor atau komunitasmu mengalami masalah keuangan yang sama? Ataukah, punya kebutuhan training finansial yang lain? Sila kontak kami ya untuk mendiskusikan kebutuhan training finansialmu. Semua modul dibuat simpel, praktis, dan tentu saja, fun!
Because finance should be practical.