Selain “gaji satu koma empat“, di kalangan karyawan juga ada istilah “tanggal tua” dan “tanggal muda”. Tanggal muda artinya kondisi keuangan baru saja gajian, jadi dompet masih tebal. ATM juga masih penuh saldonya. Tanggal tua, berarti kondisi dompet juga masih tebal sih. Tapi bukan oleh uang melainkan oleh struk-struk belanja dan struk ATM, tanda uang sudah banyak diambil.
Tanggal tua ini tak selalu berarti akhir bulan. Bisa saja tanggal tua terjadi di awal bulan, lantaran gajiannya tanggal pertengahan. Bisa juga tanggal muda terjadi di akhir bulan, karena si karyawan menerima gaji di akhir bulan. Jadi, memang setiap orang bisa saja tak sama satu dengan yang lainnya.
Yang sama adalah keluhannya. Sering banget deh terdengar keluhan lantaran sudah terlanda sindrom “tanggal tua” bahkan jauh sebelum gajian lagi. Bahkan, tanpa keluhan pun sebenarnya gejala “tanggal tua” ini bisa terlihat dengan jelas. Kalau tanggal muda, masih bisa ngopi-ngopi di kafe bareng teman-teman. Begitu tanggal tua, cukuplah beli kopi sachet dan air dispenser, lalu ngopi di kantor saja.
Hingga kemudian, kondisi ini menyebabkan ada banyak orang, terutama yang bekerja di kantor atau suatu perusahaan, bagaikan mengalami phobia terhadap tanggal tua. Begitu memasuki dua minggu hingga seminggu sebelum gajian, banyak orang yang berstatus karyawan yang mulai ngirit (atau pelit) bahkan panik.
Sebenarnya, apa yang terjadi? Bukankah hal ini tak akan terjadi jika kita–sebagai karyawan yang digaji ini–bisa membuat perencanaan anggaran yang baik untuk hidup sebulan?
Lalu, apa yang perlu diperbaiki?
Tanggal tua dan tanggal muda tak akan terjadi jika kita punya cash flow yang baik setiap bulannya. Kita seharusnya berhemat sejak gajian diterima. Bukan berarti lantas pelit mengeluarkan uang, namun membelanjakan uang sesuai dengan kebutuhan kita.
Mari kita lihat apa saja yang bisa kita lakukan untuk mengatur cash flow, agar semua tanggal menjadi baik–tak ada lagi tanggal muda dan tanggal tua
3 Langkah Atur Cash Flow agar Tak Ada Lagi Tanggal Muda dan Tanggal Tua
1. Kenali apa saja pengeluaran kita
Yang pertama kali harus kita lakukan adalah mengenali apa saja pengeluaran rutin kita setiap bulan. Dalam artikel Hindari Utang dengan Mengatur Cashflow, disebutkan ada 5 pos pengeluaran utama, yaitu:
- Cicilan utang, maksimal 30% dari penghasilan bulanan.
- Pengeluaran rutin, sebesar 40 – 60% untuk makan, membayar tagihan listrik/air, transportasi, uang-uang iuran rutin, dan sebagainya.
- Menabung atau investasi, sebesar 10% dari penghasilan.
- Sosial, minimal sebesar 2,5% dari penghasilan.
- Gaya hidup (lifestyle), tidak boleh lebih dari 20% dari penghasilan.
2. Catat pengeluaran dalam satu bulan, untuk membuat anggaran di bulan berikutnya
Setelah kita mengenali apa saja jenis pengeluaran rutin setiap bulan seperti pada poin pertama, maka selanjutnya buatlah pencatatan pengeluaran dalam satu bulan. Pisahkan masing-masing pengeluaran ke dalam 5 pos pengeluaran seperti yang sudah dijelaskan di atas.
Dengan pencatatan ini, kita akan tahu, pos mana yang melebihi anggaran yang seharusnya, sehingga kita akan bisa memperbaikinya dalam anggaran bulan depan.
3. Buat anggaran segera setelah gajian
Setelah mencatat pengeluaran dan tahu pos-pos mana saja yang harus diperbaiki, maka di bulan berikutnya kita bisa membuat anggaran yang benar agar pengeluaran uang bisa terkendali sesuai dengan kebutuhan.
Yang penting di sini adalah kedisiplinan. Akan percuma saja membuat anggaran dan mencatat pengeluaran jika kita sendiri tidak disiplin dalam pelaksanaannya.
Nah, semoga dengan pencatatan yang baik seperti 3 langkah di atas, semua tanggal menjadi baik. Tak ada lagi tanggal muda yang berarti foya-foya, dan tanggal tua yang berarti pengiritan total.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
QM Financial
Related Posts
4 Comments
Leave a Reply Cancel reply
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
[…] Jadi, sudahkah kita mempunyai cash flow yang sehat? Sudahkah kita mempunyai catatan keuangan yang–meski sederhana–tetapi traceable? Ke mana saja perginya uang kita, apakah bisa ditelusur dengan jelas? Apakah kita sekarang sudah enggak pernah kerasa ada tanggal tua dan tanggal muda? […]
Kakak, kalo saat tanggal tua cashflow agak berantakan tapi uang masih ada 4 juta diatm asiknya diapain ya? bukan untuk kebutuhan tapi asik aja
[…] berarti harus lebih banyak dan bakalan lebih lama lagi tinggal di rumah–weekend, dan tanggal tua pula. Duh, sedih amat […]
[…] tidak hidup from paycheck to paycheck; berusaha untuk nggak sampai merasakan ada tanggal tua–http://qmfinancial.com/2019/02/tanggal-tua-vs-tanggal-muda/bikin semua tanggal jadi tanggal […]