Di dalam kehidupan ini tidak ada hal yang pasti tetapi ada satu hal yang pasti yaitu bahwa setiap orang tanpa terkecuali akan meninggal pada waktuNya.
Topik #FinClic kali ini memang terasa tidak nyaman namun mau tidak mau kita pasti akan berhadapan dengan kenyataan hidup yang satu ini. Sehingga apabila terjadi meninggal, apa yang akan terjadi kepada orang terkasih yang ditinggalkan untuk melanjutkan kehidupan terutama hal keuangan yang harus dipikirkan.
Minggu lalu, Ligwina Hananto, lead trainer QM Financial ngobrol soal keuangan dengan pasangannya dan bertanya, “Kalau terjadi hal meninggal, apakah tahu apa yang harus diurus? Sebaliknya, kalau sampai pasangan yang meninggal, akses keuangan keluarga bagaimana?” Hal seperti ini sangat penting untuk dibicarakan bersama pasangan.
Baca juga: 3 Hal Penting Tentang Keuangan dan Akhir Kehidupan
Keuangan keluarga ibarat rumah dan proteksi berupa asuransi sebagai atapnya agar ketika musim hujan (kemalangan) datang maka seisi rumah dapat terlindungi dengan baik. Semua orang yang menanggung hidup keluarga wajib memiliki asuransi jiwa. Bagi suami yang bekerja wajib memiliki asji begitu juga halnya bagi pasangan yang keduanya bekerja, asji dimiliki oleh pasangan yang kontribusi penghasilannya lebih besar (bread winner).
Baca juga: Blueprint of Your Money
Ketika pasangan meninggal, keluarga yang ditinggalkan harus memikirkan akan makan apa untuk esok hari, ada cicilan utang yang harus dibereskan sehingga berdampak kepada harta yang akan diwariskan kemudian bagaimana selanjutnya.
Family’s Life After Grieving
Istri mengatur keuangan rumah tangga hingga memiliki rekening sendiri yang isinya Dana Darurat memang hal yang biasa. Suami sebagai pencari nafkah utama keluarga yang wajib memiliki asuransi jiwa mempercayakan seluruh hal keuangan kepada istri. Ketika istri sakit hingga tidak sadarkan diri, suami menjadi kesulitan memegang uang kas yang digunakan untuk pengeluaran sehari-hari. Suami pun tidak bisa mengakses rekening istri karena tidak ada power of attorney. Maka sesungguhnya perlu sekali memberi izin kepada pasangan untuk bisa bersama-sama mengakses keuangan pada rekening Dana Darurat ini. Akses Dana Darurat harus diberikan secara seimbang, 50:50 masing-masing agar kalau terjadi hal darurat dan salah satu tidak bisa mengaksesnya, bisa diakses oleh pasangan lainnya.
Cicilan Utang
Kebanyakan yang terjadi adalah cicilan dibuat atas nama istri tetapi dibayarkan oleh suami. Padahal kalau terjadi meninggal pada suami, maka asuransi kredit tidak dapat cair. Hal disebabkan cicilan utang atas nama istri sehingga utang akan tetap berjalan dan menjadi utang atas nama istri. Nama yang tertera di dokumen cicilan utang seharusnya adalah orang yang menghasilkan uang untuk membayar cicilan tersebut.
Ingat juga untuk punya dana cadangan membayarkan cicilan utang, misalnya dengan menyediakan dana +1. Contoh cicilan KPR Rp5juta perbulan maka di rekening pendebetan untuk membayar cicilan harus tersedia Rp10juta. Sehingga ketika penghasilan sedang turun, ada cadangan uang yang tetap bisa membayarkan cicilan utang.
Bagaimana selanjutnya?
Kelanjutan hidup setelah salah satu pasangan meninggal terutama bagi keluarga yang masih memiliki anak yang kecil-kecil akan sangat menantang. Kelanjutan menabung dan investasi harus dipikirkan dan dipersiapkan sebelum salah satu dari pasangan meninggal. Selanjutnya, membersihkan utang dari harta agar waris dapat diberikan kepada anggota keluarga yang berhak.
Terus follow instagram QM Financial serta twitter @QM_Financial. Ada juga #FinClic dan IG Live yang seru setiap Senin!
-Honey Josep-