Pentingnya Asuransi di Tengah Pandemi COVID-19 dan Masa New Normal
Hai, apakah kamu sekarang sudah menjalani aktivitas new normal sesuai arahan pemerintah? Sudah kembali bekerja, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang sudah ditentukan? Tak hanya memenuhi protokol kesehatan, sekarang mestinya kamu juga sudah sadar pentingnya asuransi untuk bisa tetap beraktivitas.
Iya, sebagian dari kita memang sudah diperbolehkan untuk beraktivitas lagi demi memulihkan produktivitas. Pemerintah sudah memperkenalkan berbagai protokol kesehatan terkait aktivitas warga negaranya agar perekonomian tidak bablas terpuruk.
Akhirnya ya beginilah. Kita jadi berkegiatan, tetapi di bawah bayang-bayang ancaman tertular virus corona. Sungguh kondisi yang kurang nyaman. Jadi kangen masa-masa bisa jalan-jalan ke mana saja tanpa merasakan kekhawatiran; main di car free day, ikut event fun bike, cari barang murah dan lucu di pasar kaget sunday morning, … duh.
But, life must go on. Mau enggak mau, kita harus bisa beradaptasi dengan tatanan hidup baru ini. Patuhi protokol kesehatan, dan pastinya kamu sekarang semakin sadar akan pentingnya asuransi, sehingga segeralah miliki asuransi!
Pentingnya Asuransi di Tengah Pandemi
Untuk melihat apa pentingnya asuransi ini, mari kita lihat lebih dulu keluarga kita masing-masing saat ini. Menurut WHO, ada sekelompok orang yang sangat rentan terhadap paparan virus baru ini. Mereka adalah:
- Lansia, dengan usia 60 tahun ke atas
- Orang dengan riwayat penyakit tertentu, seperti diabetes, asma, infeksi pernapasan akut, hipertensi, penyakit jantung, kanker, dan penyakit lain yang menurunkan daya tahan tubuh.
- Anak-anak, yang memang belum ada bukti secara nyata implikasinya, tetapi WHO menyarankan agar kita menjauhkan anak-anak di bawah usia 12 tahun dari risiko akibat daya tahan tubuh mereka yang belum terlalu kuat.
Nah, apakah ada dari keluarga kita yang termasuk dalam kelompok rentan ini?
Seharusnya, ini saja sudah cukup menjadi alasan pentingnya asuransi, utamanya asuransi kesehatan.
Masih ditambah lagi, bahwa orang-orang usia muda dan produktif juga dapat terpapar virus ini dengan mudah, apalagi jika ia berada di lingkungan yang memang kurang aman. Baik ia akan menjadi pasien, ataupun menjadi orang tanpa gejala alias OTG.
Untuk pengobatan COVID-19, pemerintah memang akan menanggungnya. Tapi, nanti, ketika virus ini tak lagi dinyatakan sebagai wabah, maka bisa jadi pemerintah tidak akan meng-cover pengobatannya lagi, sehingga di sinilah pentingnya asuransi kita miliki, baik asuransi kesehatan dan dilengkapi juga dengan asuransi jiwa.
Karena pada dasarnya, kita hidup memang berdampingan dengan segala hal, yang baik atau yang buruk. Termasuk mesti “berteman” dengan banyak penyakit. Ancaman virus corona ke depannya akan selalu ada. Di masa depan nanti, virus corona mungkin akan menjadi virus “biasa”, seperti halnya virus flu, cacar air, chikungunya, demam berdarah, rubella, sampai HIV/AIDS. Akan selalu ada, dan hanya kita sendiri yang bisa mencegahnya datang dengan melakukan berbagai tindakan yang sesuai dengan protokol kesehatan.
Masih ada atau sudah tidak ada COVID-19, pentingnya asuransi kesehatan ini seharusnya semakin disadari. Demikian pula dengan asuransi jiwa.
Lalu, Apa Tip Terbaik Memilih Asuransi–Terutama Asuransi Kesehatan–yang Sesuai dengan Kondisi Sekarang?
Tatanan hidup baru menuntut kita untuk mengubah beberapa kebiasaan, karena kebutuhan yang juga berubah. Memilih asuransi juga jadi harus sedikit disesuaikan dengan kondisi saat ini.
So, inilah beberapa tip terbaik memilih asuransi di tengah pandemi:
Pertimbangkan untuk tambahan cover penyakit
Ada beberapa asuransi yang kini juga menawarkan perlindungan terhadap risiko paparan virus corona. Biasanya penyakit jenis seperti ini akan tercover sebagai manfaat tambahan dari asuransi pokoknya, yaitu asuransi kesehatan.
Jadi, ada baiknya, kamu pelajari polis asuransinya dengan dengan saksama. Coba cek artikel ulasan mengenai asuransi penyakit kritis ini ya.
Pastikan ada cover biaya untuk tes laboratorium
Untuk penanganan jenis penyakit yang disebabkan oleh virus seperti ini, akan dibutuhkan beberapa tes laboratoriun sebelumnya.
Nah, biaya tes laboratorium ini lumayan juga ongkosnya. Apalagi kalau harus dilakukan beberapa kali. Untuk biaya untuk tes swab mandiri sendiri saja, kamu harus menyiapkan dana setidaknya Rp1.600.000 sekali tes. Belum ditambah biaya-biaya lainnya yang mungkin ada. Duh, itu kan sudah hampir separuh gaji UMR Jakarta saat ini, ya kan?
So, pastikan ada manfaat biaya tes laboratorium juga dalam asuransimu nanti ya.
Pilih jenis asuransi yang paling sesuai
Ada beberapa jenis asuransi kesehatan dan asuransi jiwa murni yang bsia kamu pilih. Nggak usah bingung ya.
Pertama, kamu pastikan dulu kebutuhanmu seperti apa. Baru kemudian kamu bisa memutuskan, kamu butuh asuransi rawat inap atau cukup rawat jalan, cashless atau reimbursement, tanggungan total atau tanggungan tertinggi?
Masih bingung? Kalau gitu, ikutan kelas asuransi saja yang diadakan oleh QM Financial. Ada kelas asuransi kesehatan dan asuransi jiwa yang bisa kamu ikuti, sehingga kamu nantinya bisa mendapatkan gambaran (plus bisa merencanakan keuangannya), asuransi jenis apa yang paling pas untukmu.
Cek jadwal kelas-kelas finansial online QM Financial di sini, dan pilih sesuai kebutuhanmu.
Nah, demikianlah ulasan mengenai pentingnya asuransi di masa pandemi dan new normal. Semoga sekarang kamu sudah lebih siap ya!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Apakah Sekarang Waktu yang Tepat untuk Mulai Investasi Saham? 3 Situasi untuk Dipahami
Yes, saham lagi diskon sekarang. Bagi sebagian investor, ini berarti waktu yang sangat ideal untuk meningkatkan portofolio. Namun bagi sebagian yang lain, hal ini bisa jadi waktunya buat mengerem. Lalu bagaimana dengan kamu yang baru mau mulai investasi?
Termasuk yang manakah kamu; mereka yang mau ngegas atau mengerem?
Kita, saat ini, memang sedang menghadapi situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pandemi global yang disebabkan oleh virus corona dan dimulai pada bulan Maret 2020, dalam hitungan minggu, telah mengubah seluruh aktivitas hidup.
Sebagian besar perusahaan “dipaksa” untuk mengubah strategi; karyawan diharuskan bekerja dari rumah kecuali mereka yang memang harus tetap bekerja karena pekerjaannya berkaitan dengan hajat hidup orang banyak. Yah, bisa dibilang, yang tetap bekerja ini termasuk cukup beruntung. Yang lain bahkan terpaksa harus kehilangan pekerjaan.
Luar biasa memang ya.
Guncangan terhadap sistem ekonomi bergitu terasa. Angka pengangguran melonjak ke rekor tertinggi, dan dengan demikian, semakin banyak pula orang yang mengalami masalah keuangan.
Dan pasti sudah pada paham, bahwa situasi di pasar saham itu sedikit banyak merupakan “mirroring” dari kondisi ekonomi negara kita. Nggak hanya ekonomi sih, karena pada dasarnya pasar saham akan selalu bereaksi terhadap semua update yang terjadi dari sektor mana pun. Apalagi kalau ada berita-berita suram dan ketidakpastian yang berkelanjutan. Investor jadi bak naik roller-coaster dan mengakhiri Q1 dengan angka pertumbuhan ekonomi sebesar 2.97% saja.
Jadi, apakah ini waktu yang tepat untuk mulai investasi saham?
Memang kalau melihat grafik harga saham IHSG, kita akan melihat hal-hal yang bisa membuat kita ter-demotivasi. Ditambah dengan berbagai isu dan prediksi perlambatan pertumbuhan ekonomi di segala bidang, plus ketidakpastian kapan semua ini bisa diatasi dengan baik, membuat kamu yang sekarang sedang ancang-ancang untuk mulai investasi jadi galau.
Dengan segala situasi yang terjadi belakangan, para investor pemula pastilah jadi kembali ragu untuk mulai investasi karena ketidakpastian ini. Padahal yang namanya tujuan keuangan tak mungkin ditunda lagi.
Namun, jika kamu adalah seorang investor jangka panjang–dan sudah dapat mengelola emosi dan risiko dengan baik–maka ini bisa jadi waktu yang paling tepat untuk mulai investasi lagi.
Kamu bisa mempertimbangkan, apakah akan terus berkontribusi pada instrumen investasi kamu sekarang, atau bahkan memperbanyak diversifikasi investasimu. Intinya adalah average down.
Apa itu average down?
Average down adalah strategi investasi saham, ketika investor membeli saham yang sama dengan harga rendah, sehingga ketika dirata-rata, harga saham dalam portofolio tidak seanjlok sebelumnya.
Kapan-kapan kita bisa membahas mengenai strategi ini secara khusus.
Tapi, tidak setiap orang memiliki kondisi yang memungkinkan mereka untuk average down dan terus berinvestasi. Tapi bagaimana dengan kamu, para investor pemula yang baru mulai investasi?
Kamu sebaiknya mempertimbangkan niat untuk mulai investasi jika situasi ini terjadi padamu
1. Horizon waktu singkat
Jika dana investasi tersebut akan segera digunakan, maka tidak disarankan untuk menginvestasikannya di instrumen dengan risiko tinggi seperti saham, di situasi yang seperti sekarang ini.
Investasi saham adalah instrumen yang cocok untuk tujuan keuangan jangka panjang, karena dengan demikian kamu “memberikan” waktu yang lebih longgar pada investasimu untuk ikut berfluktuasi sesuai dengan kondisi pasar, tetapi pada akhirnya dapat bertumbuh dengan baik.
Tetapi, untuk tujuan keuangan jangka pendek, pilihlah instrumen investasi dengan risiko yang paling minim. Misalnya deposito. Memang imbalnya tidak sebesar saham, tetapi kita akan lebih butuh “rasa aman” jika ini terkait dengan horizon waktu yang pendek.
Kita tahu tren pasar naik dari waktu ke waktu, tetapi “waktu” adalah kata kunci di sini. Itu bisa berarti 20 hingga 30 tahun ke depan. Jika kamu bakalan membutuhkan danamu ini tahun depan dan tetap kamu investasikan di instrumen agresif, maka akan ada terlalu banyak risiko kehilangan yang harus ditanggung. Saran terbaik adalah carilah “kendaraan” lain yang lebih aman untuk menyelamatkan dana demi tujuan keuangan yang ingin dicapai.
2. Penghasilanmu masih belum stabil
Bahkan jika kamu memiliki uang tunai “dingin”–yaitu uang yang tidak akan kamu gunakan selama bertahun-tahun ke depan, mungkin sekarang juga bukan waktu yang tepat untuk mulai investasi jika kondisimu belum stabil secara penghasilan.
Misalnya, kamu yang saat ini masih dirumahkan. Kantor belum memberikan sinyal, kapan bisa bekerja seperti biasa lagi, seperti sebelumnya.
Akan lebih baik untukmu, jika kamu fokus pada dana daruratmu lebih dulu. Apakah saat ini jumlah dana daruratmu sudah ideal? Bisa dipakai untuk memperpanjang napas sampai kapan? Bisakah kamu bertahan dengan dana darurat itu setidaknya sampai tahun depan dengan zero income?
Ingat, di situasi darurat, cash is king! Jadi, penuhi dulu kebutuhan primermu, kuatkan dana darurat, baru deh mempertimbangkan untuk mulai investasi.
3. Tidak sesuai dengan profil risikomu
Jika kamu adalah investor konservatif yang suka senam jantung melihat pergerakan pasar yang menurun seperti ini, maka sudah pasti, sekarang belum saatnya kamu mulai investasi saham.
Jika kamu belum mempunyai toleransi yang cukup lebar untuk risiko, kamu mungkin enggak akan menyukai apa yang bakalan terjadi pada pasar saham dalam beberapa bulan ke depan. Bahkan masih banyak pihak yang memprediksikan situasi setidaknya akan bertahan hingga 2 tahun ke depan. Nggak ada yang memastikan, bahwa pasar sudah mencapai titik terendah, yang berarti apakah bisa bounce back dengan segera.
Enggak ada yang tahu pasti, apa yang akan terjadi besok. So, yeah, jika kamu belum bisa menoleransi hal-hal seperti ini, sebaiknya kamu cari kondisi nyaman dengan berinvestasi di instrumen yang tidak se-volatile pasar saham.
Nah, terus gimana dong? Pusing kan? Padahal investasi dibutuhkan untuk kita bisa mencapai tujuan finansial. Jadi mesti gimana dong?
Gabung sajalah yuk, di kelas-kelas finansial online QM Financial, dan pilih sesuai kebutuhanmu! Banyak yang bisa kamu pelajari dan akhirnya bisa membantumu memutuskan apa yang terjadi dengan rencana keuanganmu di masa tidak pasti ini. Segera daftar ya! Tempat terbatas loh!
Stay tuned juga di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Bisnis Kecil Harus Survive di Masa Pandemi: Begini Cara Menghemat Pengeluaran
Separuh tahun 2020 sudah terlampaui. Cukup berat ya? Iya, semua gara-gara si virus corona yang datang nggak kira-kira. Selain bikin sakit, juga bikin terjepit karena ekonomi pun langsung melemah. Banyak bisnis yang terdampak, dari yang raksasa sampai ke bisnis kecil.
Buat para pemilik bisnis kecil, bertahan ya. Memang kita enggak tahu, sampai kapan masa pandemi ini bisa berakhir, tapi bertahan adalah satu-satunya langkah terbaik untuk saat ini.
Salah satu cara bertahan yang jitu adalah dengan menghemat pengeluaran. Sama saja dengan karyawan kantoran, pemilik bisnis kecil harus bisa cari akal untuk mengefektifkan penggunaan uang dan modal, supaya napas lebih panjang.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh pemilik bisnis kecil untuk hal ini. Mari kita lihat.
7 Langkah Penghematan yang Bisa Dilakukan oleh Pemilik Bisnis Kecil
1. Rapikan laporan keuangan
Yes, pertama, lakukan hal ini dulu: merapikan pembukuan. Karena dari sinilah, kita bisa melakukan review; bagian mana yang masih bisa diefektifkan lagi dan bagian mana yang sudah pas–sudah oke penggunaan uangnya.
Lagi pula, dengan membuat catatan keuangan yang rapi, di suatu masa nanti–jika memang diperlukan–laporan ini bisa kita gunakan untuk mengajukan kredit usaha kecil ke lembaga keuangan, seperti bank.
Jadi, yuk, yang belum punya laporan keuangan, segera dibuat. Yang masih belum rapi, yuk, rapikan. Laporan keuangan inilah yang membedakan, apakah kamu berdagang atau berbisnis.
2. Kurangi uang sewa
Ongkos sewa untuk kantor fisik itu lumayan menyerap dana loh. Jadi, coba pertimbangkan lagi deh, demi bisa mengefektifkan pengeluaran.
Bisa enggak kantornya dipindah ke rumah? Jika memang karyawan belum banyak, operasional juga belum masif, rumah bisa jadi alternatif kantor yang lebih baik. Tinggal diatur saja, supaya tetap bisa nyaman untuk semuanya.
Alternatif lain, menyewa coworking space. Enggak perlu terlalu mewah, yang penting bisa menampung meeting dan kerjaan sejumlah karyawan saja. Ini tentu enggak semahal jika harus menyewa rukan, bukan?
Alternatif lainnya lagi: punyai virtual office. Nah, ini lebih oke lagi, karena memanfaatkan teknologi.
So, pertimbangkan berbagai kemungkinan. Zaman sekarang, untuk berbisnis enggak harus punya kantor fisik kok.
3. Gunakan peralatan bekas
Jika memang butuh peralatan, atau mungkin furnitur, baru, cobalah untuk membeli bekas tetapi yang masih bagus kualitasnya.
Perusahaan-perusahaan besar banyak banget yang sering melakukan pembaruan terhadap alat-alat produksi atau furniturnya, meski masih bisa dioperasikan secara baik. Begitu juga dengan peralatan elektronik, misalnya printer, scanner, dan sebagainya. Kadang tak hanya dijual oleh perusahaan besar, tetapi ditawarkan juga oleh perorangan karena berbagai sebab.
So, pantau saja jika di daerah domisili kita ada tempat lelang barang bekas, atau mungkin bisa mencarinya juga via internet. Pastikan barang bekas yang hendak dibeli benar-benar masih bagus kondisinya ya.
4. Outsource
Tak hanya harus berkantor tetap, zaman sekarang juga sudah lazim bagi bisnis–termasuk bisnis kecil–untuk meminimalkan jumlah staf atau karyawan tetapnya. Banyak yang lebih suka merekrut freelancer, part timer, atau membuka lowongan magang.
Selain menjadikan pemilik bisnis kecil lebih leluasa untuk meminta kualitas kerja yang baik, hal ini juga bisa menekan biaya operasional.
Freelancer, misalnya. Dibayar jika pekerjaan mereka sudah benar-benar selesai dengan kualitas yang dikehendaki. Ketika tenaganya “tidak dibutuhkan”, maka pemilik bisnis–sebagai klien–boleh saja tidak membayarnya, bukan?
Begitu juga dengan magang. Memang kadang ada perusahaan yang menawarkan uang makan dan/atau uang transportasi, tetapi tentu jumlahnya tidak sebesar gaji karyawan tetap.
Kita bisa merekrut karyawan tetap untuk posisi-posisi yang sangat strategis. Untuk manajer operasional, misalnya. Atau akuntan.
5. Manfaatkan teknologi
Go paperless! Ini yang paling pertama harus dilakukan. Kurangi pemakaian kertas sampai seminimal mungkin. Pengeluaran untuk kertas-kertas ini termasuk salah satu biaya operasional yang cukup tinggi loh, untuk bisnis kecil.
Jadi, jika memang perlu, tawarkan untuk memberikan nota atau invoice secara paperless pada pelanggan. Misalnya melalui email, atau WhatsApp.
Begitu juga dengan pembayaran, cobalah untuk memiliki berbagai akun e-wallet agar memudahkan transaksi sehari-hari.
6. Kelola kredit dengan baik
Ini penting, dan sangat krusial untuk mengurangi pengeluaran, terutama soal denda dan bunga.
Saat kita enggak mengelola kredit bisnis kecil dengan baik, maka bisa terjadi penunggakan, yang pasti akan berujung denda. Begitu juga dengan bunga, yang sebenarnya sih sudah kita perhitungkan ketika kita mengajukan kredit pada awalnya.
Dengan pengelolaan kredit yang baik, denda bisa dihindari, dan mengurangi pula peluang munculnya bunga berbunga. Hal ini akan berpengaruh banyak pada pengeluaran bisnis kecil.
7. Perhitungkan biaya marketing dengan saksama
Biaya marketing kadang menempati alokasi proporsi yang cukup besar. Ya, karena ini komponen yang sangat penting jika kita pengin bisnis kecil kita berkembang. Betul?
Karena itu, pertimbangkan setiap keputusan yang berhubungan dengan promosi atau marketing. Memiliki prinsip “dengan biaya kecil untuk efek yang besar” itu bagus, asalkan bijak dalam mengambil keputusan.
Nah, semoga dengan beberapa langkah di atas, setiap bisnis kecil bisa survive di masa pandemi dan new normal ini ya. Jangan lupa untuk saling support, karena ya siapa lagi yang bisa saling mendukung kalau bukan kita-kita sendiri kan?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Kebijakan Perusahaan yang Perlu Dimiliki Terkait Kembalinya Karyawan ke Kantor
Indonesia sudah mulai memasuki masa new normal. Namun, kita harus paham bahwa hal ini bukan karena virus corona sudah dapat dikendalikan, tetapi lebih demi alasan ekonomis. Karena itu, perlu adanya beberapa penyesuaian kebijakan perusahaan terkait kembalinya para karyawan ke kantor.
Tentu saja kita enggak mau kan, karyawan kembali bekerja dengan perasaan waswas terekspos pada COVID-19? Kebayang deh, jika karyawan tak merasa aman dan nyaman dalam bekerja, mereka pasti nggak akan bisa produktif.
Jadi, apa saja yang harus diperhatikan oleh perusahaan terkait pemberlakuan the new normal ini?
5 Kebijakan Perusahaan yang Perlu Diambil di Masa New Normal
1. Berikan jaminan keamanan dengan melengkapi sarana sesuai protokol kesehatan
Ada beberapa hal terkait protokol kesehatan yang harus dipatuhi baik oleh pekerja maupun pemberi kerja selama masa new normal ini. Simak dalam infografis yang diambil dari situs Kompas.com ini ya.
Nah, merujuk pada beberapa protokol kesehatan di atas, beberapa kebijakan perusahaan pun harus diambil agar sesuai. Di antaranya:
- Mengatur jarak antarmeja kerja karyawan, agar satu sama lain tetap bisa menjaga jarak setidaknya 1 meter.
- Penyediaan alat-alat kebersihan dan kesehatan yang lengkap di kantor, mulai dari menyediakan masker kain, face shield, hand sanitizer, hand soap, tirai mika, thermogun, dan lain-lain.
- Pastikan area kerja dibersihkan secara menyeluruh dan rutin setiap pagi dan sore.
Penyediaan alat dan penyesuaian area kerja agar sesuai dengan protokol kesehatan ini tentunya enggak mudah dan butuh waktu. So, koordinasikan dengan tim terkait agar segera bisa direalisasikan ya.
Adalah penting untuk memberikan jaminan keamanan dan kesehatan untuk para karyawan ketika mereka sudah kembali beraktivitas di kantor, agar kinerjanya tetap terjaga dan produktif, tanpa perasaan waswas.
2. Beri keleluasaan untuk work from home, terutama jika karyawan merasa kurang enak badan
Tubuh yang kurang fit akan dengan mudah terpapar oleh virus. Tak hanya tak aman untuk diri sendiri, hal ini juga untuk melindungi karyawan yang lain, agar tak tertular apalagi jika penyebab tak enak badan ini adalah virus (jenis apa pun).
Karena itu, berikan kelonggaran bagi karyawan yang merasa badan kurang fit untuk bekerja dari rumah. Buat SOP yang resmi dan jelas mengenai kebijakan perusahaan yang satu ini, agar dapat dipahami oleh semua karyawan.
3. Berikan benefit tambahan
Adalah penting bagi karyawan dan siapa pun yang berada di kantor untuk menjaga kesehatannya masing-masing. Maka, pastikan mereka memiliki gaya hidup bersih dan sehat–terutama selama para karyawan ini berada di kantor.
Beberapa benefit bisa ditambahkan–selain benefit yang sudah ada sebelumnya, seperti tunjangan kesehatan dan penggantian obat–dalam kebijakan perusahaan. Misalnya saja, penyediaan vitamin secara gratis untuk seluruh karyawan. Atau penyediaan buah-buahan di hari-hari tertentu.
Atau, usahakan katering kolektif, yang vendornya diseleksi dengan ketat. Pastikan menu-menu yang disiapkan sesuai dengan syarat gizi dan nutrisi yang dianjurkan. Kalau ada karyawan yang punya usaha sampingan berupa katering, nah, lumayan juga tuh. Sekalian mendukung bisnisnya kan? Nggak ada salahnya juga kok.
Di hari-hari tertentu di setiap minggu atau bulan, adakan olahraga bareng, tentunya dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Misalnya, yoga bareng, atau senam di halaman kantor dengan mendatangkan instruktur khusus. Hmmm, bisa dijadikan sebagai agenda tetap yang seru, ya kan?
4. Kurangi acara/event offline
Terutama sih yang menuntut banyak kontak fisik. Jika sebelumnya sudah sering meeting online, maka ada baiknya kebijakan perusahaan disesuaikan agar kebiasaan ini diteruskan saja, alih-alih mengadakan meeting offline dalam ruangan tertutup.
Begitu juga dengan training-training yang diadakan untuk meningkatkan kompetensi karyawan. Jika sebelumnya diadakan secara offline, sekarang juga bisa diadakan secara online.
Salah satunya training keuangan. QM Financial bisa banget lo, diminta untuk memberikan edukasi literasi keuangan untuk karyawan melalui online training. Kami punya fasilitasnya dan tentu saja materi yang sangat applicable, terutama dalam rangka mengelola keuangan pribadi di masa new normal yang serbaberubah seperti ini. Jika tertarik, sila langsung kirim pesan WhatsApp ke 0811 1500 688 ya.
5. Kurangi jam kerja/shift
Sebisa mungkin kebijakan perusahaan harus disesuaikan juga terkait panjangnya jam kerja. Mungkin bisa tetap nine to five, seperti sebelumnya, hanya saja harus meniadakan lembur.
Efektifkan waktu kerja siang untuk menyelesaikan pekerjaan, sehingga ketika waktunya pulang, karyawan dapat beristirahat dengan cukup tanpa terbebani oleh pekerjaan yang tertunda.
Jika memang harus ada shift, pastikan karyawan yang bekerja harus yang berusia kurang dari 50 tahun, sesuai dengan protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah. Masukkan hal ini dalam SOP, sehingga setiap karyawan paham betul mengenai kebijakan perusahaan yang satu ini.
Nah, semoga kita semua selalu diberik kesehatan ya, sehingga bisa bekerja dengan baik.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Liburan Sekolah di Rumah Saja: 10 Aktivitas Asyik dan 5 Tip Supaya Makin Seru untuk Inspirasi Orang Tua
Liburan sekolah tahun ajaran baru sudah tiba! Yeay! Tapi oh tapi, kali ini harus dilewati secara berbeda. Secara gitu ya, si virus corona masih berkeliaran di luar sana. Bahkan beberapa hari terakhir kasus positifnya menembus 1.000 per hari.
Oh no. Sepertinya liburan sekolah kali ini dengan terpaksa harus dihabiskan di rumah. But, no worries. Sebenarnya liburan di mana pun itu, sama saja kok. Yang penting kan, terasa santai, menyenangkan, dan paling penting, dilewatkan bersama orang-orang tercinta. Betul enggak?
So, enggak masalah mau liburan sekolah di rumah saja. Tugas kita hanya mencari aktivitas mengasyikkan untuk dilakukan selama liburan di rumah, sekaligus membuat suasana menjadi menyenangkan.
Ini Dia 10 Aktivitas Asyik untuk Dilakukan Selama Liburan Sekolah di Rumah Saja
1. Binge watching
Sudah berlangganan aplikasi streaming film dong? Kalau belum, bisa deh coba langganan. Ada yang paling murah, Rp50.000 per bulan. Hanya saja, enggak bisa ditonton di laptop, tapi bisanya hanya di smartphone. Enggak apa, itu juga sudah lumayan. Tetapkan saja giliran, biar seisi rumah bisa kebagian nonton film favorit.
Plus, pastikan kuota cukup ya.
2. Tekuni hobi lama, dan ajak anak-anak ikut berpartisipasi
Misalnya, saya pribadi punya hobi mewarnai buku-buku coloring for adult. Nah, kemarin-kemarin, koleksi buku-buku mewarnai saya ini hanya saya simpan saja di rak buku. Sekarang, waktunya dikeluarin.
Kalau sudah punya pensil warna, ya berarti sudah cukup. Saya sendiri kemarin akhirnya membeli satu set pensil warna dengan jumlah warna yang paling banyak. Terus, mewarnai bareng sama anak-anak deh. Ternyata seru banget.
3. Coba resep-resep baru
Yang selama karantina mandiri kemarin mendadak jadi chef, sekarang bisa semakin leluasa berburu dan mempraktikkan resep-resep makanan baru.
Sudah coba resep-resep yang viral belum? Seperti dalgona coffee, susu goreng, risol mayo dari roti tawar, mi carbonara, atau banoffee. Enak banget loh!
Bisa juga ajak anak-anak untuk ikut berkutat di dapur, dan memberi mereka tugas yang mudah-mudah. Seperti menakar bahan-bahan makanannya, mengaduk adonan, atau seperti yang paling suka dilakukan anak-anak saya: icip-icip.
4. Tata ulang interior rumah dan bersih-bersih
Liburan sekolah berarti membebaskan anak-anak dari tugas-tugas sekolah dari rumah yang malah lebih banyak dari biasanya itu. Jadi, sementara menganggur, ajak saja untuk mengatur ulang perkakas dan furnitur.
Suasana baru bisa bikin makin betah di rumah deh. Sekalian bebersih ya. Semprot disinfektan bagian-bagian yang sering disentuh, bersihkan debu dari tempat-tempat yang jarang dipakai. Kalau perlu, bikin jadwal. Senin, bebersih ruang tamu. Selasa, bebersih ruang keluarga. Rabu, bebersih kamar mandi, dan seterusnya.
5. Crafting
Kalau punya hobi crafting, ini bisa juga dilakukan bareng anak-anak di rumah. Mulai dari knitting, scrapbooking, meronce manik-manik menjadi kalung, gelang, dan sebagainya, atau makrame.
6. Berkemah
Siapa bilang berkemah mesti di pegunungan atau pantai? Berkemah di rumah juga bisa loh!
Kalau misalnya di rumah ada halaman yang cukup luas, bisa dipakai kan? Dirikan tenda di halaman rumah, dan lewatkan malam di luar. Tentu saja, kalau enggak hujan ya.
Atau, bisa juga mendirikan tenda kecil di ruang keluarga. Saat malam, matikan semua lampu, dan hanya andalkan lampu emergency. Seru loh!
7. Urban framing
Sekarang sudah zamannya bercocok tanam sendiri, dan petik hasilnya sendiri juga. So, bisa banget deh ajak anak-anak berkebun dan menanam tanaman yang menghasilkan buah atau sayur, yang bisa dikonsumsi sendiri.
Beberapa tanaman yang mudah perawatannya seperti tomat, mentimun, cabai, jeruk, sirsak, dan sebagainya.
8. Main board games
Kapan terakhir kali main board games ramai-ramai? Kayaknya sudah lama ya? Sekarang anak-anak lebih suka main Mobile Legend, Gacha Life, dan sejenisnya.
Yuk, ajak mereka mengenal board games yang seru-seru, seperti monopoli, ular tangga, halma, dan sebagainya.
9. Eksperimen sains
Cari videonya di Youtube, lalu praktikkan ramai-ramai. Pasti seru. Pilih yang bahan eksperimennya mudah ditemukan di rumah, jadi enggak perlu ke mana-mana buat beli dan mencari.
Catat proses dan hasil eksperimennya dalam buku khusus. Bisa ditunjukkan ke guru nanti kalau sudah kembali ke sekolah kan?
10. Karaoke
Menyanyi bisa menekan stres. So, ajak anak-anak nyanyi bareng seakan berada di kamar karaoke. Pilih lagu-lagu kesukaan, dan putar musiknya. Jangan lupa divideo, terus diunggah ke Tiktok atau Instagram. Biar viral.
Seru kan, aktivitas liburan sekolah kali ini? Pasti deh bisa mencari aktivitas lain lagi yang tak kalah serunya. However, meski liburan sekolah sekarang harus di rumah saja, tapi tetap perlu persiapan loh! Terutama soal keuangan.
Tip melewatkan liburan sekolah di rumah saja
1. Siapkan kuota
Yes, bakalan banyak butuh kuota internet nih, buat nonton video Youtube, buat nyari tutorial crafting atau urban framing, juga buat binge watching. Anggarkan, kalau gitu. Butuh berapa giga untuk beberapa minggu liburan sekolah? Kalau tadinya sudah punya pos dana liburan buat pergi keluar kota bisa dimanfaatkan juga.
2. Siapkan camilan dan menu makanan yang enak
Ini juga bakalan “menyedot” pengeluaran cukup banyak lo. Apalagi sekarang kondisinya menuntut kita untuk makan makanan yang nutrisinya baik. So, anggarkan juga deh, untuk camilan dan makanan yang enak. Enggak harus selalu pesan online kan? Sekalian aja buat acara coba-coba resep baru.
3. Jadwalkan olahraga bareng
Jangan mager! Ini penting. Kalau biasanya punya kegiatan yang aktif, sekalinya di rumah, badan jadi kaku kayak kanebo kering.
So, jangan lupa jadwalkan olahraga. Olahraganya juga bareng orang serumah, sambil nonton videonya di Youtube. Kurang seru apa coba? Jangan lupa poin 1 di atas: siapkan kuota.
Nah, liburan sekolah di rumah enggak bosen deh kalau punya segudang aktivitas seru kayak gini. Kalau perlu, agendakan saja setiap hari. Dan, jangan lupa: tetep siapkan dana ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Pelajaran Keuangan yang Kita Dapatkan Selama Pandemi
Pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung tidak hanya membahayakan jutaan nyawa manusia di seluruh dunia, tetapi juga telah memberikan pukulan hebat bagi ekonomi global hingga resesi ekonomi pun diramalkan akan tiba. Krisis ini menjadi pelajaran keuangan yang tak akan terlupakan, sepertinya.
Well yeah, kadang, untuk menjadi paham dan mengerti akan sesuatu, kita memang harus lebih dulu terpukul oleh musibah, bencana, kecelakaan, kesalahan, dan sejenisnya sih. Begitu pula dengan masa pandemi sekarang ini.
Salah satu pelajaran keuangan terpenting yang bisa kita dapatkan selama pandemi adalah kesiapan finansial itu sangat penting, sehingga kita bisa menghadapi berbagai kondisi buruk secara efektif.
Nah, kali ini, mari kita bahas beberapa pelajaran keuangan yang diajarkan oleh krisis virus corona ini kepada kita.
5 Pelajaran Keuangan yang Kita Dapatkan Selama Pandemi Virus Corona
1. Jangan ambil utang yang tidak mampu kamu bayar
Pinjaman, bila dapat dikelola dengan baik, bisa menjadi salah satu “sarana” untuk memenuhi tujuan keuangan kita, misalnya seperti KPR atau kredit kendaraan. Utang kadang-kadang juga dapat membantu kita keluar dari keadaan darurat keuangan.
Namun, sangat penting bagi kamu untuk mengevaluasi kapasitasmu soal pembayaran cicilan. Adalah penting untuk melihat kemampuanmu sendiri dalam hal ini, karena utang yang tidak terjangkau tidak hanya dapat menghancurkan keuanganmu, tetapi juga dapat menyebabkan hilangnya aset berharga.
Belum lagi, utang juga dapat menyebabkan tekanan psikologis yang sangat besar di sepanjang jalan. Dan terutama selama masa-masa sulit seperti saat ini ketika kehilangan pendapatan bisa terjadi, membayar cicilan utang yang tidak terjangkau bisa menjadi lebih sulit meskipun ada stimulus relaksasi pinjaman dari pemerintah.
Pelajaran keuangan yang bisa didapatkan dari hal ini adalah jangan pernah berutang berlebihan, dan milikilah rencana darurat agar tetap dapat membayar kembali pinjamanmu tepat waktu.
Ingat, berani utang berarti berani bayar, apa pun kondisinya.
2. Selalu memiliki dana darurat yang memadai
Rencana darurat nggak akan lengkap tanpa dukungan dana darurat yang memadai.
Seharusnya sekarang kamu semakin paham akan pelajaran keuangan yang kedua ini: Betapa penting arti dana darurat ini ketika banyak di antara kita yang harus kehilangan penghasilan.
Dana darurat adalah jaring pengaman biaya hidup sehari-hari, ketika harus tetap hidup tanpa adanya pendapatan. So, mulai sekarang, pastikan dana darurat kamu setidaknya sebesar 6 – 12 bulan dari pengeluaran rutin. Taruh dana darurat di rekening tabungan, deposito, atau bisa juga di reksa dana pasar uang.
Mulailah membangun atau mengisi kembali dana daruratmu sekarang juga. Enggak ada kata terlambat kok.
3. Jangan hanya mengandalkan asuransi kesehatan yang disediakan kantor
Krisis akibat pandemi ini memaksa beberapa bisnis mengurangi karyawan, dan hal ini akan dapat memburuk jika ekonomi tidak bangkit kembali dengan cepat.
Jika hal ini terjadi, asuransi kesehatan menjadi salah satu hal yang mesti dipikirkan. Mungkin kamu selama bekerja mendapatkan benefit berupa tunjangan kesehatan dan diikutkan menjadi peserta BPJS Kesehatan. Namun, ketika dengan sangat terpaksa kamu harus berhenti dari pekerjaanmu, tunjangan kesehatan ini bisa saja terhenti.
Ingat, sakit–terutama jika kamu harus menjalani rawat inap–bisa menjadi beban keuangan yang bisa menguras tabungan, bahkan bisa berujung utang.
Jadi, pelajaran keuangan yang bisa diambil dari krisis ini adalah pastikan kamu mengurus BPJS Kesehatanmu agar bisa tetap digunakan meski sudah bukan berstatus karyawan lagi.
4. Pentingnya asuransi jiwa
Jangan lagi menunda untuk memiliki asuransi jiwa.
Virus corona telah memakan banyak korban jiwa. Enggak bisa terbayangkan, jika mereka yang menjadi korban adalah tulang punggung keluarga. Bagaimana nasib keluarganya ketika sudah ditinggalkan? Pasti akan sulit; belum lagi sembuh masa berkabungnya, sudah harus stres memikirkan besok harus makan apa karena kehilangan penopang hidup.
So, ini juga menjadi pelajaran keuangan yang sangat penting bagi kita.
Yuk, mulai cari-cari info asuransi jiwa murni, yang bisa melindungi risiko keuangan yang harus ditanggung ketika kita mengalami musibah. Beri perlindungan pada orang-orang yang kita cintai.
5. Diversifikasikan portofolio investasi
Krisis akibat COVID-19 telah sangat memengaruhi sebagian besar instrumen investasi. Volatilitas pasar yang terjadi telah menghapus begitu saja imbal hasil yang sudha didapatkan selama bertahun-tahun. Suku bunga deposito merosot, bunga tabungan juga semakin rendah.
Namun, investasi emas secara nyata justru memberikan imbal yang menggembirakan. Selamat, untuk kamu yang sudah berinvestasi emas sekian lama, dan di krisis kali ini memetik hasilnya.
Pelajaran keuangan yang kita dapatkan kali ini adalah selalu diversifikasikan investasimu ke berbagai kelas aset dengan berbagai tingkat risiko dan imbal untuk meminimalkan risiko investasi secara keseluruhan.
Yang sama pentingnya adalah menyelaraskan investasimu dengan profil risiko, tujuan keuangan, dan rasio likuiditas keuanganmu yang paling ideal. Jangan hanya mengejar target pengembalian yang tidak realistis dari investasimu.
Terakhir, jangan dulu hentikan investasi sekarang, apalagi tanpa pertimbangan yang matang, karena semakin lama kamu berinvestasi, semakin besar peluangmu untuk mendapatkan pengembalian yang diinginkan.
Yuk, belajar lebih banyak agar bisa menyusun strategi rencana investasi yang sesuai dengan tujuan keuanganmu, terutama ketika nanti pandemi ini berakhir. Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Kesalahan Keuangan yang Justru Kita Lakukan Karena Terlalu Panik
Seluruh dunia dilanda kepanikan gara-gara virus corona. Dari mulai para pekerja yang gajinya dipotong, dirumahkan hingga terkena PHK, sampai para pemilik bisnis yang menjerit. Kita semua memang harus bersiap untuk kondisi yang terburuk sekarang. Tapi, kerasa enggak, justru karena terlalu panik, banyak dari kita yang malah melakukan beberapa kesalahan keuangan, yang akhirnya mengakibatkan munculnya masalah baru?
Ya, begitulah. Sudahlah susah, jadi lebih susah jadinya. Padahal masalah keuangan ini biasanya yang paling besar menjadi penyebab stres dan depresinya manusia.
Apa saja kesalahan keuangan yang justru kita lakukan di tengah kepanikan ini? Coba lihat yuk, jangan-jangan kamu juga melakukannya di tengah krisis akibat penyakit COVID-19 ini.
5 Kesalahan Keuangan yang Sering Dilakukan Karena Panik
1. Belanja berlebihan
Pernah membaca di suatu artikel berbahasa Inggris, bahwa manusia itu pada dasarnya akan sangat reaktif terhadap ‘kelangkaan’–atau scarcity, dalam bahasa Inggris.
Ini sebenarnya merupakan salah satu bentuk respons otak reptil manusia yang merupakan penerima pertama dari segala jenis rangsangan/stimulus. Bisa dibilang, hal ini merupakan respons dalam upayanya untuk mempertahankan diri. Untuk survive.
Nah, di saat-saat krisis, respons pertama yang selalu muncul adalah pertanyaan, “Kondisi ini mengancam hidup saya. Bagaimana saya bisa bertahan?” Secara otomatis, otak kemudian akan memberikan respons, “Penuhi kebutuhanmu dulu segera, baru mikir mesti gimana.” Lalu, keluarlah reaksi berupa panic buying. Kesalahan keuangan yang pertama.
Belanja berlebihan, nyetok kebutuhan sebanyak mungkin agar bisa bertahan hidup selama mungkin. Belanja berlebihan ini akhirnya menjadi sebab dari kelangkaan, yang akhirnya semakin memicu kita untuk panik dan belanja lagi dengan berlebihan.
#rauwis-uwis, ya?
2. Jual saham begitu nilainya anjlok
Kesalahan keuangan kedua ini dipicu oleh kepanikan karena grafik harga saham yang terjun bebas di pasar modal. Karena panik, lupa pada tujuan keuangan yang sudah disusun sendiri.
Ya, memang sih. Ini juga merupakan respons refleks. Siapa yang enggak ambyar hatinya melihat kerugian investasi yang sudah dilakukan begitu lama dan konsisten? Tak cuma bayangan kehilangan masa pensiun sejahtera, tapi berasa sia-sia semua usaha keras kita. Betul?
Begitu ambyarnya, kita jadi lupa untuk mengecek, masa pensiun–jika investasinya dipakai untuk dana pensiun, misalnya–masih berapa lama lagi sih? 10 tahun lagi? Well, kalau masih 10 tahun lagi, sejarah mengatakan bahwa pasar modal akan selalu kembali naik seiring ekonomi yang juga membaik, eventually.
Jadi, mari kembali ke tujuan keuangan dan tujuan investasimu. Dan, kamu pun akan bisa memutuskan, mau diapain itu investasi yang sedang anjlok. Jangan buru-buru dijual, tapi coba evaluasi lagi.
3. Nggak segera membuat budgeting baru
Padahal sudah jelas, kondisi berubah. Pemasukan berubah, demikian pula dengan pengeluaran. Prioritas dalam hidup pun berubah, harus disesuaikan dengan kondisi.
Jika kamu tak segera menyesuaikan pengeluaranmu dengan pemasukan ‘yang baru’, maka kesalahan keuangan ini bisa berakibat fatal di akhir bulan.
Hayok, cek lagi alokasi arus kas kamu sekarang. Mungkin kamu sudah enggak butuh anggaran buat kongko di kafe lagi, ngabuburit di mal lagi, atau membership gym. Uang yang dialihlokasikan bisa dipakai untuk memperkuat dana darurat.
Jangan dianggap uang nganggur atau uang sisa yang bisa kamu belanjain barang-barang aneh dari marketplace.
4. Pakai dana darurat tanpa perhitungan
Masa krisis berarti ini masa saat kita “dibolehin” memakai dana darurat. Dana ‘nganggur’ sebanyak 3 – 12 bulan kali pengeluaran itu ternyata banyak juga ya? Biar merasa aman dan nggak insecure lagi di masa pandemi, mendingan cairkan saja semua.
Jadi, berasa kayak dapat uang kaget enggak sih? Ngerasa kaya di tengah kepanikan itu bisa jadi senjata makan tuan. Kalau enggak percaya, lihat di poin pertama deh.
Dana darurat bukan uang kaget. Bukan uang nganggur. Dana darurat adalah dana yang dipakai di masa darurat, dan pemakaiannya harus diperhitungkan dengan teliti dan cermat. Kita enggak pernah bisa memprediksi kapan krisis ini akan benar-benar berakhir. Bisa tiga bulan lagi, bisa saja tahun depan.
Perpanjang napasmu. Hemat di awal, kalau sisa, kembalikan lagi ke tempat penyimpanan.
5. Menunggak cicilan utang
Yang punya cicilan utang, apa kabar? Apakah hari-hari belakangan terasa berat untuk mencicil? Kalau iya, kamu bisa mengajukan keringanan kredit sesuai aturan pemerintah.
Masa krisis seperti ini bukan waktunya untuk menambah masalah hidup dengan cicilan utang yang tertunggak. Ingat akan bunga dan dendanya, ini bisa menjadi kesalahan keuangan yang tidak perlu.
Seharusnya, cicilan utang ini akan aman jika kamu memang punya alokasi 30% dari penghasilanmu. Jadi, cek lagi. Apakah benar-benar berada dalam batas aman? Ataukah, kamu harus menyesuaikannya lagi lantaran penghasilanmu juga berubah sekarang (see point 2)? Yuk, cek lagi, jangan sampai cicilan utang tertunggak ini menjadi kesalahan keuangan berikutnya.
Krisis memang membuat kita jadi waswas. Tapi hal ini justru seharusnya membuat kita jadi lebih waspada dan hati-hati dalam bertindak, khususnya terkait keuangan.
Jangan sampai ada masalah baru akibat kesalahan keuangan yang kita lakukan gara-gara panik. Rasanya, nggak worth it banget deh.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Cara Mendapatkan Penghasilan Tambahan Selama Pandemi
Yes, jelas segala macam PSBB, #dirumahaja, work from home, dan pelarangan mudik selama masa pandemi virus corona ini hidup kita jadi kena dampak. Gelombang ancaman PHK, kehilangan pekerjaan, tertundanya proyek, dan seterusnya menjadi masalah hidup kebanyakan orang dewasa ini. Tidak bisa tidak, kita harus segera mencari penghasilan tambahan.
Karena, siapa yang tahu kondisi krisis ini akan berakhir? Siapa yang bisa memastikan, kapan kondisi ini bisa kembali normal lagi seperti sebelumnya?
Nggak ada.
Karena itu, ayo, segera berpikir demi napas yang lebih panjang. Pemerintah memang akan memberikan bantuan–tapi kita harus sadar, bahwa bantuan pemerintah itu juga terbatas. Jadi, buat yang masih bisa usaha sendiri, berikut beberapa ide untuk mencari penghasilan tambahan selama masa pandemi virus corona.
5 Cara Mencari Penghasilan Tambahan Selama Pandemi Virus Corona
1. Dropshipper dan agen distributor
Beberapa hari belakangan, saya banyak melihat iklan-iklan berseliweran di linimasa Instagram, yang menawarkan untuk menjadi agen distributor, reseller, ataupun dropshipper produk tertentu.
Berkurangnya pendapatan ini juga terjadi pada beberapa bisnis besar, sehingga mereka pun sepertinya juga harus menambah squad penjualannya dengan membuka rekrutmen.
Beberapa produk yang saya lihat iklannya adalah frozen food, bahan dan olahan kopi, T-Shirt, buku, dan lain sebagainya.
Menjadi reseller dan dropshipper ini bisa menjadi alternatif untuk mencari penghasilan tambahan yang pas untuk sekarang. Kita enggak perlu modal terlalu banyak, apalagi untuk dropshipper. Tinggal mencarikan pelanggan saja, dan ketika dapat, kita menginfokan pada penjual besarnya untuk mengirimkan barang kepada pembeli. Kita pun menerima keuntungan dari komisi atau selisih harga jual.
2. Freelancer jasa
Mulai dari menjadi virtual assistant, graphic designer, videografer, admin media sosial, olah data, sampai penulis konten, bisa juga menjadi pilihanmu untuk mencari penghasilan tambahan.
Kamu bisa memulainya dengan bergabung di beberapa marketplace freelancer, baik lokal maupun yang internasional. Pastinya, kalau bergabung dengan marketplace freelancer internasional kamu harus siap dengan perbedaan bahasa dan juga persaingan yang lebih besar ya.
Tapi, enggak masalah sih, jika kamu memang memiliki keahlian yang memang banyak dibutuhkan.
Atau, kamu juga bisa mencoba untuk menjadi tutor pelajaran secara online demi mendapatkan penghasilan tambahan. Menurut pengamatan, banyak kelas online ditawarkan dan laris diikuti lo, selama masa #dirumah aja ini. Mulai dari kelas soft skill, misalnya seperti kelas keuangan, kelas desain, kelas bahasa, sampai kelas-kelas yang melibatkan fisik, seperti kelas yoga. Tawarkan jasamu pada mereka yang butuh.
3. Jual kebutuhan pokok
Orang butuh kebutuhan pokok, dan selama masa pandemi virus corona ini, banyak orang memilih untuk berbelanja kebutuhan pokok secara online. Ini juga bisa menjadi peluang bagi kamu untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
Carilah supplier kebutuhan pokok yang menyediakan harga grosir, dan kemudian bisa kamu jual kembali secara eceran. Buka saluran pemesanan, misalnya melalui WhatsApp atau Line. Tawarkan daganganmu melalui grup-grup WhatsApp, minta teman-temanmu untuk share ke teman-teman mereka.
Jangan lupa untuk menyediakan layanan antar juga ya. Ini justru yang paling penting.
4. Katering atau jasa meal prep
Meski sedang musim pandemi, tapi kita tetap butuh makan, dan enggak semua orang punya waktu (atau kemauan) untuk memasak sendiri makanan mereka. Hal ini memberi kamu peluang untuk membuka bisnis katering perorangan, apalagi jika kamu memang jago memasak.
Susun menu yang terjangkau, yang berbeda setiap harinya. Pastikan menunya menu sehat, karena orang-orang semakin sadar akan pentingnya kesehatan belakangan ini.
Atau, kamu juga bisa mencoba berbisnis jasa meal prep. Saya sendiri akhirnya punya langganan jasa meal prep ini lo. Langganan saya itu menyediakan beberapa paket meal prep yang isinya bahan-bahan masakan yang tinggal masak saja. Mulai dari pecel, sayur sup, sayur asem, berbagai oseng dan tumisan, sampai ayam dan ikan lele yang siap goreng, lengkap dengan bahan untuk sambalnya.
Bahan dan bumbu dikemas menjadi satu, dalam wadah kotak plastik cantik yang bisa dipakai lagi. Simpan di lemari es, lalu masak satu per satu sesuai keinginan. Praktis banget lo, buat yang nggak terlalu suka ribet masak. Satu paketnya bisa untuk 3-4 porsi.
Kalau jasa meal prep ini sih sepertinya enggak butuh skill memasak yang terlalu advanced. Kamu tinggal ikuti saja resep-resep yang ada.
Tertarik? Jangan lupa untuk menyediakan jasa layanan antar juga ya.
5. Ubah hobi menjadi bisnis
Coba cari, apa hobimu ada yang bisa diubah menjadi bisnis yang menguntungkan di masa pandemi virus corona ini?
Misalnya saja, kamu hobi fotografi. Coba deh, jual stok fotomu melalui situs-situs penyedia stok foto. Misalnya seperti iStockPhoto, Getty Images, dan lain sebagainya.
Kamu jago bikin aplikasi mobile? Kamu bisa ngedesain games-games ringan yang bisa bikin orang asyik dan terhibur.
Yep! Meski kondisi sulit, tetapi bukan waktunya untuk menyerah begitu saja. Yuk, segera cari cara agar bisa mendapatkan penghasilan tambahan. Kamu pasti bisa, karena kamu kan makhluk yang kreatif.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Prioritas Pengeluaran Rutin yang Harus Tetap Dilakukan Selama Pandemi COVID-19
Selama masa pandemi COVID-19, sebagian dari kita harus menerima penghasilan yang lebih sedikit dari sebelumnya. Hal ini pastinya memaksa kita untuk putar otak, agar setiap kebutuhan tetap terpenuhi dengan baik. Selain dipakai untuk belanja kebutuhan hidup, uang tersebut juga harus cukup dipakai untuk memenuhi setiap pengeluaran rutin per bulannya.
Ya, sebagai manusia kita memang selalu “dipepet” oleh kondisi sih. Mau enggak mau, harus selalu siap untuk setiap situasi yang mendadak datang. Siapa sih yang mau merencanakan untuk mengalami kesulitan keuangan? Nggak ada, pastinya. Semua orang juga pengin kondisi baik-baik saja, semua lancar-lancar saja.
Tapi yah, kita memang lagi diuji, jadi mari kita segera cari solusi saja, ketimbang kelamaan menekuri nasib.
Jadi begitulah, ada beberapa pengeluaran rutin yang enggak boleh dilupakan, meski sekarang lagi krisis. Sebisa mungkin kelima hal ini tetap harus dijadikan prioritas keuangan, supaya hidup menjadi lebih nyaman dan mudah.
5 Pengeluaran Rutin yang Harus Jadi Prioritas
1. Tagihan rutin rumah tangga
Seperti apa, misalnya? Listrik. Beberapa hari belakangan, banyak orang yang mengeluh tagihan listrik mereka tiba-tiba melonjak naik. Terlepas dari kehebohan ini, tetap saja, listrik ya harus dibayar.
Ya masa kita mau pakai obor buat penerangan?
Boleh saja kalau mau mengajukan komplain atau protes, kalau membawa hasil kan ya lumayan. Naiknya enggak kira-kira, katanya. Tapi, kan teteup … harus dibayar!
Coba deh, sekarang–selain mengajukan komplain–dari kita sendiri juga berusaha untuk menghemat listrik. Semoga bisa mengurangi tagihannya bulan depan.
Yang kedua, air. Buat kamu yang memakai layanan PDAM, karena enggak mungkin juga kamu #dirumahaja tanpa air. Kalau yang di rumah pakai sumur, ya berarti bebas dari pengeluaran rutin satu ini. Selamat!
Yang ketiga, internet, baik untuk Wifi ataupun kuota smartphone. Ini juga jadi pengeluaran rutin yang harus diprioritaskan. Apalagi semua-semua sekarang dikerjakan dari rumah, mulai dari kerja, sekolah, sampai kongko juga online kan?
2. Cicilan pinjaman online
Kalau kamu ada pinjaman online, maka ini juga harus menjadi prioritas utama pengeluaran rutin setiap bulannya, enggak peduli sekarang lagi masa pandemi atau bukan.
Mengapa harus diprioritaskan? Untuk menghindari bunga berbunga yang bisa menggulung-gulung keuanganmu bak tsunami yang datang tanpa peringatan.
Jangan sampai, pengurangan pemasukan saat pandemi masih diperburuk lagi dengan gulungan ombak bunga utang pinjol ini ya.
3. Cicilan kartu kredit
Syahdan, di awal pandemi kita terserang panic buying. Karena belom ada gaji, maka kita pun belanja dengan menggunakan kartu kredit. Ouch! Kalau ini terjadi sama kamu, that means utang satu ini harus pula menjadi prioritas pengeluaran rutin setiap bulannya.
Kalau memang kamu ada uang lebih, mendingan lunasi saja langsung. Jika enggak, ya prioritaskan dalam daftar pengeluaran rutin kamu.
Jangan sampai kita kena segala macam biaya yang enggak perlu, mulai dari denda telat pembayaran, denda pembayaran di bawah minimum, biaya over limit, masih plus bunganya. Ini benar-benar pengeluaran yang harus dihilangkan dari catatan keuangan selama masa pandemi ini.
4. Cicilan leasing
Kamu ada kendaraan yang baru saja dibeli melalui utang leasing? Kalau iya, tempatkan juga pembayaran cicilannya sebagai prioritas pengeluaran rutin bulananmu.
Kabar baiknya, kamu bisa meminta relaksasi kredit leasing selama masa pandemi virus corona ini. Yes, kamu yang harus mengajukan permohonan keringanan kredit ini ya, karena keringanan ini enggak datang begitu saja.
So, coba hubungi kantor leasing tempat kamu mengambil kredit dan tanyakan prosedur untuk mengajukan permohonan keringanan kredit. Keringanannya juga bukan berarti kamu bebas tidak membayar cicilan, tetapi berupa keringanan bunga, perpanjangan waktu, hingga pengurangan jumlah cicilan pokok. Semua tergantung pada kebijakan masing-masing leasing.
Semoga bisa sedikit membantu keuanganmu yang lagi krisis sekarang.
5. Cicilan bank
Misalnya seperti KTA atau cicilan KPR, atau jenis cicilan pinjaman lain yang kamu lakukan melalui bank, harus jadi prioritas dalam daftar pengeluaran rutin setiap bulannya.
Di sini juga ada kabar baik nih. Seperti juga pada leasing, pemerintah juga memberikan stimulus berupa keringanan kredit bank selama masa pandemi virus corona. Tentu saja, ada kriteria dan syarat yang harus kamu penuhi terlebih dahulu. Hubungi bank tempat kamu mengambil kredit ya, dan tanyakan prosedurnya.
Nah, itu dia 5 pengeluaran rutin yang harus menjadi prioritas selama masa pandemi berlangsung.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Menjadi Korban PHK Akibat Pandemi COVID-19, Harus Bagaimana?
Pemerintah mencatat sebanyak 2,8 juta orang pekerja kini sudah menjadi korban PHK lantaran tempat mereka bekerja terdampak oleh pandemi COVID-19.
Bahkan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menyebutkan angka yang lebih mengejutkan lagi; 15 juta! Kadin memperkirakan, jumlah 2 juta yang dirilis oleh pemerintah adalah jumlah korban PHK dari perusahaan-perusahaan besar, tetapi belum termasuk mereka yang bekerja di usaha mikro, usaha kecil, hingga usaha menengah yang juga telah kehilangan pekerjaan akibat pandemi ini.
Kalau baca beritanya, jadi speechless enggak sih? Sepertinya memang benar apa yang diprediksi oleh para ahli, bahwa dunia sedang berada di ambang resesi terburuk.
Apa kabarmu? Apakah kamu juga merupakan salah satu korban PHK, dampak dari pandemi virus corona ini? Jika iya, QM Financial turut prihatin yang sedalam-dalamnya ya. Hanya bisa membantu dengan doa dan harapan, semoga kesulitan ini akan segera berlalu.
Tapi sementara itu, kita pastinya enggak bisa cuma menunggu kondisi membaik dengan sendirinya, bukan? Kita harus segera melakukan sesuatu, setidaknya berusaha agar napas kita lebih panjang sampai badai ini benar-benar tuntas teratasi dan kondisi menjadi baik lagi.
Apa yang harus dilakukan jika kamu sekarang menjadi korban PHK akibat pandemi COVID-19?
1. Financial check up
Yang pertama harus dilakukan pastinya adalah memastikan kondisi keuangan kita seriil-riilnya. Karena itu, yuk, lakukan financial check up; periksa kesehatan keuangan kita sendiri agar tahu letak “penyakitnya” di mana, dan bisa diperbaiki segera.
Apa yang perlu diperiksa? Di antaranya:
- Pemasukan. Tentunya dengan “status” sebagai korban PHK, pemasukan akan berkurang. Seberapa banyak berkurangnya? Apakah benar-benar zero income? Ataukah, sebenarnya kamu masih punya pemasukan yang lain? Juga, apakah kamu menerima pesangon? Seberapa banyak, dan kira-kira bisa digunakan sampai kapan? Perhitungkan dengan pengeluaran bulananmu ya.
- Status utang. Bagaimana posisi utangmu saat ini? Masih ada utang apa saja? Masih kurang berapa banyak cicilannya? Masih berapa lama?
- Aset lancar. Apakah kamu punya tabungan? Dana darurat? Punya investasi yang bisa segera dicairkan? Punya simpanan emas? Ada piutang?
- Pengeluaran. Cermati pengeluaran-pengeluaran yang ada, mulai dari kebutuhan pokok, tagihan rutin, dan pengeluaran lainnya yang mungkin ada.
Selain keempat hal di atas, periksa juga hal-hal lain yang berkaitan dengan keuanganmu. Lakukan pemeriksaan secara menyeluruh.
2. Amankan utang
Utang adalah salah satu pos pengeluaran terbesar, yang bisa dibilang–meski kondisi sesulit apa pun, ya mesti tetap dibayar. Meskipun kamu berstatus sebagai korban PHK, tetapi utang tetap menjadi kewajiban.
So, kalau kamu menerima uang pesangon, maka utang adalah pos pertama yang harus segera diamankan dengan uang pesangon. Kamu bisa menyisihkan dulu di awal.
Jika memang kamu mengalami kesulitan untuk membayar cicilan, enggak ada salahnya jika kamu meminta keringanan kredit pada pihak pemberi pinjaman.
OJK sendiri sudah mengeluarkan ketetapan mengenai relaksasi kredit sesuai instruksi pemerintah bagi kita yang terdampak COVID-19, mulai dari pekerja informal, pekerja berpenghasilan harian, termasuk juga para korban PHK. Stimulus ini tidak secara otomatis datang sendiri ya, jadi kamu yang harus mengajukan permohonan untuk kemudian baru diproses. Keringanan kredit ini juga bukan berarti bebas enggak bayar sama sekali, tetapi bisa berupa keringanan suku bunga, perpanjangan waktu, keringanan angsuran pokok, dan berbagai kebijakan lain.
Manfaatkanlah jika memang memungkinkan. Sedikit keringanan dalam bentuk apa pun akan membantu.
3. Hemat pengeluaran
Ubah gaya hidup! Ini sudah harus segera dilakukan begitu pemasukanmu berkurang sebagai korban PHK.
Cermati catatan pengeluaranmu yang terbagi dalam 5 pos–pos pengeluaran kebutuhan hidup rutin, cicilan utang (yang sudah dibahas di poin kedua), investasi, sosial, dan lifestyle–apakah ada yang bisa dihemat, dikurangi, disesuaikan, ditunda, atau bahkan dihapus.
Untuk investasi, boleh saja jika sekarang kamu memutuskan untuk setop investasi dulu, karena kamu akan butuh fresh cash untuk bertahan hidup. Nanti setelah kondisi membaik, kamu bisa mulai lagi. Begitu juga pos pengeluaran sosial, jika memang dirimu sendiri lebih membutuhkannya.
Lifestyle? Jelas harus dihemat. Coret dulu jajan-jajan bobanya. Masak sendiri dulu di rumah, dengan bahan-bahan makanan yang terjangkau. Pastikan belanja hanya barang-barang yang penting, kurangi yang tidak urgent, tunda yang bisa ditunda.
4. Pakai dana darurat
Ya, semoga kamu sudah memiliki dana darurat. Meskipun jumlahnya mungkin belum ideal, tapi setidaknya ada, dan bisa kamu gunakan untuk menyambung hidup sampai kamu bisa memiliki pemasukan lagi.
Jangan lupa, berkomitmen untuk menggantinya nanti ketika kondisi membaik ya.
5. Segera cari alternatif pemasukan lain
Boleh saja berstatus korban PHK, tapi sebaiknya, kamu jangan menyerah sampai di situ saja. Yuk, usaha, cari peluang untuk mempunyai pemasukan lagi.
Coba amati, apa yang lingkungan sekitarmu butuhkan? Mungkin tetangga-tetangga butuh pasokan lauk-pauk atau camilan, dan kebetulan kamu jago memasak, kamu bisa menawarkan jasa memasak untuk mereka. Atau, coba cari peluang untuk menjadi agen distributor frozen food atau kebutuhan lainnya, dan juallah melalui WhatsApp groups. Jangan lupa untuk menawarkan layanan antar ya.
Sudah mulai terdengar klise, tapi hanya harapan, “Semoga badai ini segera berlalu!” yang bisa kita miliki. Bertahan ya, teman-teman QM Financial! Kita pasti bisa melakukannya bersama-sama.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.