Jadi Pebisnis Berawal Dari Nge-blog!
Kamu pernah merasa kagum dengan blogger yang di media sosialnya penuh dengan foto saat liburan? Dulu, menjadikan blog sebagai pekerjaan mungkin sama sekali belum terpikirkan tapi sekarang, blogger pun bisa menjadi pebisnis! Sama seperti halnya dengan Aliya Muafa, seorang travel blogger yang memulai bisnisnya sendiri sejak November 2011.
Business Traction
Selanjutnya, setelah bisnismu memiliki produk atau jasa yang bagus dan sumber daya manusia terbaik, bisnismu perlu daya tarik untuk bertumbuh, inilah yang dinamakan traction.
Walau produk atau jasa bagus dan didukung karyawan yang mumpuni, kalau tidak ada yang membeli, buat apa membuat usaha? Pastinya kamu juga mau agar produk atau jasa yang dijual dapat dibeli oleh yang membutuhkannya.
Coba cek siapa pembelimu, bisa menyebutkan 3 nama dan mendeskripsikannya?
Traction tidak melulu bicara besaran penjualan yang dapat dilakukan tetapi di zaman serba digital sekarang ini, traction juga bisa dilihat dari banyaknya jumlah pengguna. Maka penting bagi bisnismu untuk membuat traction dari konten yang akan disampaikan.
Revenue Model In Business
Setelah kamu belajar tentang 4 POIN penting di dalam bisnis, seberapa jauh kamu tahu pasti kondisi kesehatan keuangan usahamu? Untuk mengetahui sehat atau tidaknya kondisi keuangan bisnis, kamu perlu melihat laporan keuangan. Pertanyaannya, “Apakah bisnismu sudah memiliki laporan keuangan?” karena menurut Ligwina Hananto, lead trainer QM Financial, “Tanpa laporan keuangan, sebetulnya kita bukan sedang berbisnis, kita sedang berdagang!”
Untuk bisa membuat laporan keuangan yang baik, kamu sebagai pemilik bisnis harus memisahkan antara keuangan pribadi dengan keuangan usaha. QM Financial banyak menemui pemilik usaha yang tidak memiliki laporan keuangan bisnis. Bahkan seringkali keuangan pribadi tercampur aduk dengan keuangan bisnis. Apabila pemilik usaha tidak melakukan pemisahan pengelolaan keuangan pribadi vs bisnis, hal ini akan menimbulkan krisis dalam bisnis. Padahal, bisnis merupakan salah satu elemen perencanaan keuangan yang sifatnya generatif yaitu aset aktif yang menghasilkan passive income! Maka segera pisahkan keuangan pribadi dari keuangan bisnis!
4 POIN Rencana Bisnis
Apakah kamu termasuk orang yang bermimpi menjadi serang pengusaha besar dan sukses? Apakah kamu sudah benar-benar hidup menjalani mimpimu tersebut? Merintis dan mengelola usaha sendiri tidak semudah yang dibayangkan, apalagi kalau kamu sama sekali belum tahu dari mana harus memulai membuat rencana bisnis.
#FinClic Bebas Utang
Siapa dari kalian yang punya utang? Pastinya semua tidak bisa lepas dari utang terutama Kredit Pemilikan Rumah (KPR) karena nilai properti yang semakin mahal dari tahun ke tahun.
Kapan sih kamu mau utang yang dimiliki lunas? Coba deh kamu baca salah satu artikel mengenai resolusi keuangan 2019, siapa tahu kamu jadi mau menantang diri sendiri untuk #2019BebasUtang. Tidak ada cara magis untuk menyelesaikan utang karena hanya ada satu cara untuk bebas dari utang yaitu dengan membayar utang lunas! Utang itu adalah pinjaman dan harus dikembalikan kepada si pemberi pinjaman.
Laporan Keuangan Bisnis, Pentingkah?
Bisnis yang mulai berkembang tentunya membutuhkan modal usaha yang tidak sedikit untuk perluasannya. Misalnya, saat akan membuka cabang baru atau akan mengembangkan usaha dengan menambah produk baru.
Biasanya, untuk pengembangan usaha, pemilik bisnis mulai mempertimbangkan mencari dana dengan meminjam, baik melalui bank, koperasi atau lembaga keuangan lainnya yang menawarkan jasa pinjaman untuk pemilik bisnis. Namun sebelum meminjam modal perlu dipertimbangkan dengan secara seksama mengenai keuntungan dan kerugiannya, apakah sudah tepat bisnis yang digeluti membutuhkan pinjaman.
Lembaga keuangan yang meminjamkan juga tidak serta merta akan meminjamkan modal usaha dengan mudahnya. Ada beberapa persyaratan yang dibutuhkan untuk dianalisa sebelum menyalurkan dana kepada pemilik bisnis, dimulai dari kejelasan identitas pribadi, identitas perusahaan apakah sudah terdaftar di pemerintah, profit dari suatu bisnis dan laporan keuangan yang dimiliki pebisnis.
Ligwina Hananto, CEO dan Lead Trainer QM Financial diundang oleh Bekraf pada 28 November 2018 dalam acara Indonesia Syariah Fair (INSYAF) di Balai Kartini. Dalam kesempatan ini beliau mengisi talkshow yang membahas mengenai ‘Cerdas dalam Mengelola Keuangan Usaha’. Di dalam pemaparannya, beliau menambahkan Laporan Keuangan Bisnis diperlukan bukan hanya untuk keperluan meminjam untuk modal usaha saja namun sebagai pencatatan untuk memisahkan antara pengeluaran pribadi VS pengeluaran bisnis.
Laporan keuangan bisa dibuat dengan sederhana, seperti berupa laporan masuk keluarnya uang. Atau sudah dikelola secara profesional, seperti mempunyai karyawan khusus untuk membuat laporan keuangan.
Ligwina Hananto menegaskan sesungguhnya tanpa laporan keuangan, pemilik usaha bukan berbisnis tapi berdagang. Mungkin kelihatannya antara berbisnis dengan berdagang seperti sama tapi ternyata berbeda!
baca juga: Berbisnis atau Berdagang?
Pada kenyataannya banyak pemilik usaha kecil tidak memiliki laporan keuangan bahkan seringkali keuangan bisnis tercampur aduk dengan keuangan pribadi. Sebaiknya, keuangan pribadi dipisahkan dari keuangan usaha agar tidak terjadi krisis dalam bisnis.
Perbedaan antara Perencanaan Keuangan Pribadi dengan Perencanaan Keuangan Bisnis:
- Dalam perencanaan keuangan pribadi rasio pengeluaran setiap bulannya dipisahkan antara: Cicilan Utang, Pengeluaran Rutin, Sosial serta Menabung/Investasi.
- Dalam Perencanaan Keuangan Bisnis : Perlu ada perhitungan antara Omzet dan perhitungan Laba Rugi. Dalam hal ini para pemilik bisnis perlu memperhatikan tentang Variable Cost VS Fixed Cost.Article : http://qmfinancial.com/2017/11/bisnis-sukses-karena-omzet-profit-atau-gaji-pemilik/).
Pemilik usaha perlu memiliki kemampuan di bawah ini ketika membuat perencanaan keuangan bisnis, yaitu:
- Disiplin. Lakukanlah pencatatan semua transaksi keuangan dengan benar dan tepat agar terukur.
- Komitmen. Memisahkan keuangan usaha dari keuangan pribadi dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai pertumbuhan bisnis yang sedang dijalani.
- Tepat Waktu. Laporan keuangan bisnis harus dibuat tepat waktu agar memberikan informasi akurat bagi pengembangan bisnis.
Apakah Anda pemilik usaha yang ingin belajar mengenai perencanaan keuangan bisnis? Mari bergabung di Financial Clinic Online Series (FCOS) untuk bisnis setiap Rabu malam dengan menggunakan aplikasi Zoom yang dapat diunduh di playstore.
Pendaftaran FCOS melalui event.qmfinancial.com
-Mia Damayanti-
#FinClicBisnis Kolaborasi dengan Smartplus Accelerator
#FinClic yang hadir setiap Senin secara live di Instagram @QM_Financial hadir berkolaborasi dengan Smartplus Accelerator Bisnis yang diwakili oleh Ferdy D Savio (CEO Smartplus), sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa pendampingan bagi pemilik usaha.
Biasa sekali kita temui kalau banyak pemilik usaha yang menjalankan bisnisnya secara otodidak dan berpegang pada insting. Padahal pemilik bisnis bisa lho membuat rencana tahunan yang benar buat usahanya dengan memperhatikan fokus, target, dan hasil.
Ada 3 hal yang perlu kita ketahui untuk buat bisnis :
APA. Biasanya kalau orang memulai bisnis, pasti akan memikirkan produk apa yang mau dijual. Padahal menurut Bapak Budi Isman, pemilik usaha jangan hanya memikirkan penjualan produk tapi harus memeikirkan apakah ada problem apa yang sedang kita carikan solusinya. Contohnya, lebih mudah menjual air mineral ke orang yang sedang kehausan atau yang biasa-biasa saja? Tentu jawabannya yang haus. Jadi air mineral ini menyelesaikan masalah orang yang kehausan. Tidak hanya cukup “produk ini bagus lho”, bisa jadi yang ditawarkan tidak haus atau mungkin orang tersebut lapar sehingga solusi yang dibutuhkan orang itu adalah makan. Penting sekali bagi pemilik bisnis untuk tahu masalah apa yang sedang dihadapi sehingga produk usaha hadir sebagai solusi. Kesalahan terbesar pemilik usaha tentang APA adalah membuat produk usaha tapi tidak ada yang membutuhkannya dan tidak menjadi solusi untuk masalah yang ada.
SIAPA. Sepenting apa sebuah bisnis mengetahui target pasarnya? Pengetahuan akan target pasar harus dibuat secara spesifik seperti siapa mereka beserta dengan kebiasaannya. Contohnya, akan berbeda cara kita berkomunikasi dengan anak muda, orang dewasa dan orangtua. Kembali ke contoh air mineral tadi, kalau kita makan di restoran mewah maka air mineral yang ditawarkan berbeda dengan air mineral di restoran cepat saji karena target pelanggannya berbeda. Bila target pasar usaha kamu tepat dan didukung dengan produk yang tepat maka akan membuat penjualan menjadi mudah.
BAGAIMANA. Bagaimana cara memperkenalkan produk atau jasa dari usaha? Langkah apa yang akan kamu ambil agar orang-orang bisa mengetahui keberadaan produk atau jasamu yang menjadi solusi bagi permasalahan mereka?
Beberapa pertanyaan yang timbul:
Q1: Bagaimana mengatasi rasa takut gagal dalam memulai sebuah bisnis?
A1: Apa yang bikin takut? Kenapa takut gagal? Kenapa berpikir bisa gagal? Mengapa enggak berpikir sebaliknya? Bisnis gagal? Semua juga takut tapi yuk dilawan!
Q2: Apakah ada aturan tertentu terkait dengan anggaran pemasaran terhadap omset?
A2: Sebenarnya tidak ada aturan anggaran pemasaran yang baku karena setiap industri punya karakteristik berbeda-beda.Salah satu yang bisa menjadi acuan adalah Return On Marketing Investment (ROMI), yaitu setiap uang yang dikeluarkan bisa diukur imbal baliknya untuk perusahaan. DAri dana yang sudah keluar, bisa menghasilkan sales atau traffic berapa? Belum tentu langsung terkonversikan menjadi penjualan. Ada juga yang berpendapat bahwaanggaran pemasaran yang sehat tidak melebihi 10% dari omset.
Q3: Bagaimana menghadapi saingan baru yang merusak harga pasaran?
A3: Kalau banyak pesaing masuk berarti industri bisnis kamu bagus. Banyak yang di luar sana menjadi usaha dengan bermodalkan Amati Tiru Modifikasi (ATM), tapi kita harus jadi market leader dengan berinovasi agar punya daya saing. Enggak perlu kuatir dengan kompetitir karena apabila mereka bermodalkan ATM, margin mereka lebih kecil. Sehingga bisa jadi keuangan mereka tidak sekuat keuangan kita.
Q4: Apakah boleh meminjam di bank apabila ingin memulai bisnis tetapi modal tidak cukup?
A4: Kalau mulai bisnis belum apa-apa sudah ngutang, nanti bayarnya pakai apa? Berhati-hati ya karena utang pinjaman itu datang dengan tanggung jawab untuk membayar. Pinjaman biasanya untuk modal kerja dengan proyek yang sudah ada. Kalau memulai, yang dibutuhkan adalah investor yang artinya kita mencari partner dari segi modal. Jadi ada 2 sumber pendanaan untuk memulai bisnis yaitu mencari investor yang tertarik dengan bisnis atau pinjaman bank. Kalau investor, kalian akan menanggung kepemilikan secara bersama-sama. Sedangkan bila meminjam uang di bank, akan dikenai beban bunga yang tinggi.
Q5: Apakah menjadi dropshipper yang hasilnya bisa digunakan untuk menabung saham itu artinya sudah berbisnis?
A5: Apabila seluruh keuntungan digunakan sepenuhnya untuk membeli saham, itu artinya kamu sedang berdagang karena tidak ada uang yang mengendap untuk dikelola di bisnisnya. Sebuah bisnis harus membangun brand produk atau brand perusahaan. Tidak ada yang hina dari berdagang, terus dilanjutkan tapi tidak semua berdagang bisa jadi bisnis. Kalau ingin berdagang menjadi sebuah bisnis, bangun brand dan ada uang yang bisa dikelola untuk membangun produk atau perusahaan.
Q6: Apakah yang perlu dipersiapakan dalam membangun sebuah social enterprise?menjadi dropshipper yang hasilnya bisa digunakan untuk menabung saham itu artinya sudah berbisnis?
A5: Apapun bisnis yang sedang dibangun, perlu disiapkan 12 pertanyaan strategis. 3 pertanyaan pertama: APA, SIAPA, BAGAIMANA. Harus memikirkan penghasilan agar bisa membayarkan biaya operasional sehingga social impact bisa lebih besar.
Q7: Saya punya bisnis street food. Apa yang harus dilakukan pada era disruption seperti ini?
A7: Manfaatkan teknologinya, biarkan perusahaan IT yang membuat, kita tinggal nikmatin. Join the crowd!
Jadi, bisakah kamu menjawab APA – SIAPA – BAGAIMANA bisnis yang sedang kamu bangun?
Terus follow instagram QM Financial serta twitter @QM_Financial. Ada juga #FinClic dan IG Live yang seru setiap Senin!
– Honey Josep –
Krisis dalam Bisnis
Apakah kamu pemilik bisnis? Pemilik bisnis seringkali dilihat orang lain itu, keren! Karena punya perusahaan sendiri, punya karyawan, dan menjadi bos.
baca juga: Bisnis yang Sukses!
Tapi apakah kamu tahu bahwa menjadi pemilik bisnis itu pusing loh! Memikirkan strategi bisnis agar perusahaan tetap berjalan, membayar gaji & THR karyawan dan pengeluaran-pengeluaran lain yang diperlukan dalam perusahaan.
baca juga: Harap Harap Cemas Bayar THR
Pemilik bisnis juga harus siap menghadapi krisis! Krisis dalam bisnis seperti apa? Mari kita cari tahu melalui artikel ini!
20 Agustus 2018, lead trainer QM Financial, Ligwina Hananto diundang oleh perhimpunan Wali (perhimpunan waralaba dan lisensi indonesia) di Hotel Liberta Kemang yang dihadiri oleh para franchisor anggota Wali. Dalam kesempatan ini Ligwina Hananto, yang juga merupakan CEO QM Financial memaparkan mengenai krisis dalam usaha itu berawal dari pengelolaan keuangan dalam bisnis.
Pemahaman mengenai krisis dalam bisnis itu berbeda-beda bagi setiap pemilik usaha. Misalnya, krisis tidak bisa membayar gaji karyawan, krisis tidak ada untung, krisis kurangnya bahan pokok produksi dan lainnya. Namun krisis dalam bisnis dapat dicegah dengan memulai pengelolaan keuangan cashflow pribadi. Pebisnis tidak menyadari bahwa bisnis hanya merupakan salah satu elemen rencana keuangan, masih ada gambaran besar (big picture) dari elemen keuangan yaitu Blue Print Of Your Life Finance.
Apabila cashflow pribadi pemilik bisnis masih menyatu dengan cashflow keuangan dalam bisnisnya, maka kemungkinan besar krisis dalam bisnis akan melanda.
baca juga: Cari Uang Itu Gampang!
Agar terhindar dari kisis dalam bisnis, pengusaha harus memperhatikan hal berikut :
- Pisahkan Rekening Bisnis Dengan Rekening Pribadi. Ini salah satu hal yang terpenting untuk para pebisnis. Banyak pemilik usaha masih menggabungkan antara uang bisnis dan uang pribadi. Apabila hal tersebut terjadi, segeralah memisahkan antara rekening bisnis perusahaan dengan rekening pribadi. Hal ini dimaksudkan agar dapat terlihat secara terpisah yang mana pendapatan dan pengeluaran uang bisnis serta yang mana pemakaian uang pribadi.
- Punya Catatan Pengeluaran. Sama halnya dengan pengeluaran pribadi, pengeluaran dalam bisnis juga harus dicatat dan dibuat laporan keuangannya. Dengan pencatatan yang lengkap mengenai pengeluaran-pengeluaran dalam perusahaan dari jumlah yang besar sampai yang kecil tanpa terkecuali, pemilik usaha dapat melihat apakah bisnisnya meraih untung atau malah merugi.
- Anggaran Ongkos / Pengeluaran Tetap. Buatlah daftar yang termasuk pengeluaran tetap dalam bisnismu dan tentukan anggaran / ongkos pengeluaran tetap tesebut. Setiap bulannya ongkos pengeluaran tetap menjadi pengeluaran yang utama.
- Periksa Penjualan = Margin Positif. Periksa penjualan yang terjadi. Setiap bulan, hitung pendapatan dikurangi dengan pengeluaran-pengeluaran yang lainnya seperti ongkos kirim, makan, parkir dan lainnya. Apakah penjualan bisnis mempunyai margin positif atau negatif? Mudah-mudahan selalu positif!
- Hitung Profit. Nah Apabila penjualan sudah bermargin postif, hitung profit! Caranya Margin Positif tersebut/Laba Kotor di kurangi dengan pendapatan tetap setiap bulannya.
Semoga, dengan penerapan hal-hal di atas pemilik usaha dapat menghindari krisis dalam bisnis.
baca juga: Rumus Sakti Kelola Keuangan Bisnis
Namun yang tak kalah penting untuk menghindari krisis dalam bisnis adalah mempunyai tim yang solid. Dengan tim yang hebat, kerja seorang pembisnis akan lebih lancar. Perkembangan bisnis tidak saja terencana tetapi juga tereksekusi dengan baik.
baca juga: Tim Yang Solid
Ingin tahu bagaimana mengukur kinerja karyawan agar mempunyai tim yang solid? Ikuti #FinClicWorkshopBisnis modul Human Capital Management tanggal 20-21 Oktober 2018.
baca juga: Sumber Daya Manusia Tepat, Bisnis Kuat
Jadi Karyawan Sekaligus Pemilik Bisnis? Bisa!
Setiap bisnis menyimpan cerita dari pendirinya. Demikian pula dengan ASETTA, usaha konsultasi keuangan UKM yang didirikan oleh Suryana Asba atau yang akrab disapa Yana. Prihatin dengan masalah pengelolaan keuangan yang dihadapi para pemilik bisnis kecil di Makassar, Yana memberanikan diri membangun ASETTA. Meski masih berstatus sebagai karyawan di sebuah BUMN, tak menyurutkan semangat Yana untuk membangun bisnisnya. Simak cerita lengkap Yana yuk!
Bagaimana kisah awal mula bisnis ASETTA dan perkembangannya hingga kini?
ASETTA bermula dari keprihatinan saya pada banyaknya UKM yang terpuruk karena kesalahan pengelolan keuangan usaha. Berawal dari sharing dengan pelaku usaha yang bertanya tentang laporan keuangan, akhirnya banyak teman yang menyarankan saya untuk membuat usaha konsultasi keuangan UKM. Langkah kami dimulai sejak 2014 namun dengan brand yang berbeda. Per 1 Oktober 2017 kami mulai resmi menggunakan ASETTA TECH CONSULTING.
Siapakah target market utama ASETTA?
Target market ASETTA adalah pemilik bisnis yang sudah mengerti pentingnya pengelolaan finansial untuk bisnis namun bingung bagaimana mulai membuat laporan keuangan.
Apa strategi yang digunakan oleh ASETTA untuk memenangkan pasar?
Kami menyadari umur bisnis ini masih seumur jagung dan memiliki banyak kompetitor. Namun dengan keyakinan bahwa ASETTA memiliki tempatnya sendiri, kami terus belajar dan menjalin kerjasama dengan UKM dan instansi-instansi pemerintahan.
Ke depan, apa rencana Mba Yana untuk mengembangkan bisnis ASETTA?
Saya berharap ASETTA bisa lebih banyak membantu UKM dan para pebisnis dalam memahami bisnisnya dan lebih melek finansial.
Selagi mengembangkan ASETTA, Mba Yana masih aktif sebagai karyawan. Bagaimana membagi waktu dan energi untuk keduanya?
Menjadi karyawan sembari mengelola bisnis, saya akui cukup menguras tenaga, waktu dan pikiran. Memiliki dua tanggung jawab yang berbeda dalam kurung waktu bersamaan membuat saya harus kerja lebih keras. Sebagai karyawan di sebuah BUMN, saya dituntut untuk tetap profesional. Sedangkan sebagai pemilik bisnis saya harus bisa mengelola tim dan memberikan pelayanan terbaik untuk klien.
Saya berusaha membagi waktu sebaik mungkin untuk menjalani kedua peran tersebut dengan menaati jadwal yang sudah dibuat. Alhamdulillah saya juga didukung oleh tim yang bisa diandalkan.
Kisah suka dan duka apa yang Mba Yana alami selama membangun bisnis?
Bisnis adalah tempat kita belajar mengatasi masalah dan menemukan solusi yang tepat. Seiring berjalannya waktu, kami menemui bermacam masalah – baik itu dengan tim maupun dengan klien. Tantangannya adalah bagaimana meyakinkan tim untuk bekerja sama dan agar bisnis kami terus bertumbuh seiring dengan perkembangan bisnis klien.
Yana adalah alumni FinClicBisnis April 2018 lalu di Jakarta. Manfaat apa saja yang dirasakan setelah mengikuti workshop?
Sebagai alumni Financial Clinic Bisnis, saya merasakan manfaat yang begitu besar dengan belajar pada guru yang tepat. Di sini saya menyadari pentingnya menetapkan target bisnis dengan hitungan akurat. Bukan sekedar visi misi, tapi harus dengan angka yang jelas dan valid. “Know your bussines, know your number.”
Apa saran bagi pembaca QM yang ingin membangun bisnis?
Membangun bisnis tidak hanya tentang menghitung profit tapi bagaimana kita bisa bermanfaat untuk orang lain. Jika dikelola dengan baik, bisnis akan tetap berdiri kokoh meski menghadapi banyak kendala. Semakin besar bisnis semakin detail angka yang harus dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penting untuk belajar mengelola keuangan bisnis di QM Financial agar kita bisa menyusun strategi tepat yang dimulai dari finansial.
Menjalani dua tanggung jawab sekaligus, bukanlah pekerjaan yang mudah. Namun Yana membuktikan, menjadi karyawan sekaligus pemilik bisnis bisa dijalankan.
Kamu juga ingin membangun bisnis sendiri seperti Yana? Yuk ikutan Financial Clinic Bisnis Workshop. Workshop dua hari yang dirancang untuk kamu pemilik bisnis atau yang baru mau mulai membangun bisnis. Ikuti jadwal terbarunya di Instagram dan Twitter @QM_Financial.
Fransisca Emi
Eka dan Etniqa: Mewujudkan Misi Cinta Produk Dalam Negeri
Bisnis adalah tentang memberikan solusi atas suatu masalah. Karena itu, masalah seringkali menjadi kesempatan untuk membangun bisnis. Berawal dari kesulitan teman-teman pengrajin untuk menemukan pemasok kain tradisional yang berkualitas, Eka Budiana mendirikan Etniqa.com – sebuah marketplace produk etnik khas Indonesia.
Simak cerita Eka membangun Etniqa.com dan mengembangkannya menjadi portal edukasi untuk mencintai produk etnik dalam negeri.
Bagaimana kisah awal mula Etniqa dan bagaimana perkembangannya hingga kini?
Etniqa.com berawal dari kendala teman-teman pengrajin (crafter) dalam menemukan pemasok kain tradisional (kain batik, tenun, songket) yang berkualitas. Saat itu belum ada marketplace yang fokus memasarkan ragam produk etnik atau oleh-oleh khas Indonesia. Melalui Etniqa, saya ingin turut berkontribusi memasarkan produk etnik dalam negeri.
Siapakah target pasar utama Etniqa?
Pasar utama Etniqa.com adalah para pengrajin yang membutuhkan bahan baku kain batik, tenun dan songket untuk mereka olah menjadi produk jadi seperti tas dan aksesori. Sebagian pasar kami adalah kolektor kain tradisional.
Mengapa Etniqa memilih memasarkan produk via digital?
Indonesia masih dalam tahap membiasakan diri berbelanja melalui platform digital. Kami yakin pemasaran dan edukasi melalui digital akan berdampak luas dengan kemudahan akses internet dan proses pembayaran. Salah satu faktor keberhasilan transaksi digital adalah membangun kepercayaan pelanggan dengan membeli produk dari mitra yang terkurasi. Di sinilah Etniqa membangun positioningnya.
Apa strategi yang digunakan oleh Etniqa untuk memenangkan pasar?
Etniqa mengkombinasikan strategi online dan offline. Kami membangun komunitas untuk menjadi bagian dari advocacy marketing Etniqa.
Ke depan, apa rencana Eka untuk Etniqa?
Etniqa.com sedang mengembangkan konsep bisnis yang sebelumnya hanya marketplace menjadi portal informasi atau direktori aneka produk etnik khas Indonesia. Kami juga membuat program edukasi tentang kain tradisional – kerja sama dengan para ahli, termasuk menyelenggarakan workshop membatik. Harapannya kegiatan workshop membatik menjadi salah satu kegiatan utama di sekolah-sekolah agar melatih kreatifitas, disiplin, kesabaran/ketelatenan dan mencintai produk budaya serta produk dalam negeri sejak kecil.
Kisah suka dan duka apa yang Eka alami selama membangun bisnis?
Dukanya, waktu untuk keluarga dan teman berkurang karena dialokasikan untuk belajar dan praktik membangun bisnis. Senangnya, apa yang kami bangun akan turut membantu rekan-rekan pengrajin dalam meningkatkan bisnis mereka. Edukasi tentang kain tradisional pun sudah mulai berjalan.
Eka adalah alumni FinClicBisnis April 2018 lalu di Jakarta. Manfaat apa saja yang dirasakan setelah mengikuti workshop?
Manfaat yang dirasakan adalah “tertampar” bahwa bisnis itu bukan hanya cashflow. :)
Setelah mengikuti workshop, saya jadi memahami bahwa membangun bisnis adalah membangun “lantai kedua” sehingga fondasi “lantai pertama” atau keuangan pribadi dan keluarga juga harus disiapkan dengan baik.
Apa saran bagi pembaca QM yang ingin membangun bisnis?
Kunci utama adalah semangat belajar dan mengetahui proses detail bisnis. Membangun bisnis berawal dari identifikasi masalah yang ada dan bagaimana memberikan solusi untuk target pasar. Saya percaya, membangun bisnis tidak bisa dilakukan sendirian. Perlu partner yang tepat untuk saling mengisi dan berkolaborasi dengan tim yang sudah ahli di bidangnya. Selain itu, fokus dengan apa yang bisa dikerjakan sendiri atau oleh tim inti. Saat membuat rencana, kita perlu membuat rencana cadangan untuk antisipasi jika ada yang tidak berjalan dengan baik. Setelah itu, lakukan evaluasi dan membuat corrective action agar bisa terus memberikan yang terbaik bagi pelanggan.
Seru ya cerita Eka. Tertarik dengan produk etnik dalam negeri? Sila kunjungi websitenya di Etniqa.com.
Atau tertarik dengan cerita Eka tentang lantai pertama dan kedua dalam pengelolaan keuangan bisnis dan pribadi? Kamu bisa ikut Financial Clinic Workshop Modul 3&4 yang akan berlangsung 22-23 September 2018 di Jakarta dengan mendaftar melalui link berikut: bit.ly/FinClic2223SEPT atau Financial Clinic Bisnis Modul C&D yang akan hadir Oktober nanti. Ikuti terus updatenya di sosial media @QM_Financial ya!
Fransisca Emi