5 Kebutuhan Jangka Panjang yang Bisa Dipenuhi dengan Tunjangan Hari Raya (THR)
Siapa nih yang nungguin Tunjangan Hari Raya cair? Wah, sudah enggak sabar ya? Ya, wajar sih. Pasalnya, THR ini memang paling ditunggu-tunggu, karena menjadi salah satu sumber pemasukan tahunan yang bisa jadi cukup besar. Betul?
Tapi, kamu tahu enggak, bagaimana sejarahnya sampai ada “tradisi” THR ini?
Pengertian dan Sejarah THR
Faktanya, Indonesia adalah satu-satunya negara yang punya kebijakan memberikan Tunjangan Hari Raya menjelang Idulfitri loh. Ada sih kebijakan mirip di beberapa negara di Eropa berbentuk Holiday Allowance, tetapi hanya sekian persen dan diberikan secara cicilan bersama gaji bulanan oleh perusahaan. Pasalnya, banyak perusahaan menganggap Holiday Allowance ini memberatkan. Sekarang, bayangkan, bahwa di Indonesia, gaji ke-13 ini justru diwajibkan.
THR pada mulanya merupakan ide perdana menteri Indonesia ke-6, Soekiman Wirjosandjojo, sebagai program kesejahteraan PNS, demi mendapatkan dukungan secara politik. Namun, bukan diberikan dalam bentuk gaji ke-13, tetapi berupa pinjaman atau persekot, yang nantinya harus dikembalikan dengan pemotongan gaji. Tak hanya memberikan pinjaman untuk hari raya, pemerintah waktu itu juga mulai memberikan paket sembako bagi PNS di seluruh Indonesia. Satu tradisi yang juga diteruskan hingga saat ini.
Mengetahui PNS mendapatkan persekot, pekerja buruh dan swasta pun menuntut hak yang sama. Setelah beberapa lama, tuntutan ini kemudian diluluskan oleh perdana menteri ke-8 Indonesia, Ali Sastroamidjojo, dengan besaran yang ditentukan sebanyak seperdua belas dari gaji per tahun. Namun, hal ini belum menjadi kewajiban, melainkan imbauan. Pada praktiknya, banyak perusahaan tidak memberikan persekot sesuai imbauan, karena dianggap sebagai pemberian sukarela semata.
Tahun 1994, Tunjangan Hari Raya baru diatur secara resmi dengan adanya Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 04 Tahun 1994. Dalam undang-undang yang resmi ini, muncul istilah “diwajibkan” untuk diberikan oleh perusahaan kepada karyawan yang telah bekerja selama minimal 3 bulan berturut-turut.
Alokasi Tunjangan Hari Raya
Seperti namanya, Tunjangan Hari Raya diharapkan dapat digunakan oleh para karyawan—baik yang bekerja di institusi pemerintah maupun swasta—untuk memenuhi kebutuhan di hari raya. Dalam undang-undang, disebutkan “hari raya keagamaan” tanpa spesifik, tetapi pada praktiknya, THR diberikan biasanya menjelang Idulfitri.
Maka tak heran, saat THR sudah diterima, dunia menjadi lebih ceria. Pasalnya, nominal yang diterima kadang bisa beberapa kali lipat gaji pokok. Tentu saja, ini tergantung kesepakatan dan kebijakan perusahaan tempat bekerja masing-masing. Ada yang dipakai buat belanja, ada pula yang langsung dikirim ke kampung halaman, dan untuk memenuhi kebutuhan lainnya.
Nah, tahukah kamu, bahwa Tunjangan Hari Raya ini juga bisa dialokasikan untuk berbagai kebutuhan jangka panjang—tak hanya untuk kebutuhan hari raya saja. Kebutuhan apa saja nih yang bisa dipenuhi dengan uang THR?
1. Cicilan utang
Cicilan utang menjadi salah satu kebutuhan yang bisa dipenuhi dengan uang Tunjangan Hari Raya. Apalagi utang-utang jangka pendek yang bersifat konsumtif. Segera deh, lunasi, mumpung ada rezeki melalui THR.
Salah satu contohnya adalah utang kartu kredit. Utang kartu kredit juga bisa dimasukkan dalam kategori kebutuhan jangka panjang. Pasalnya, kalau kamu terhambat dalam membayarnya kembali, efeknya bisa panjang juga. Betul? So, yuk, yang biasanya hanya bisa membayar minimum payment, sekarang saatnya dilunasi. Pakai sebagian THR untuk membayar cicilan sampai lunas.
Jika kamu masih punya utang yang lain, yang sekiranya bisa dipenuhi dengan uang THR, pertimbangkan juga untuk segera dipenuhi cicilan atau pengembaliannya. Dijamin, setelah ini, kamu bisa berhari raya dengan lebih lega!
2. Premi asuransi
Asuransi, terutama asuransi jiwa, adalah kebutuhan jangka panjang, itu jelas. Premi asuransi juga merupakan salah satu kebutuhan yang bisa dipenuhi dengan uang Tunjangan Hari Raya. Biasanya sih, premi asuransi jiwa nominalnya cukup besar, dan harus disetorkan secara per tahun sehingga menjadi salah satu pos pengeluaran tahunan. Jadi, ini pas banget, karena THR juga bisa dibilang sebagai pemasukan tahunan.
Jadi, kalau memang sudah dekat jatuh tempo pembayaran preminya, bisa dipertimbangkan untuk dibayar dengan THR.
3. Dana darurat
Pos lain yang juga bisa dipenuhi dengan Tunjangan Hari Raya yang kamu terima adalah dana darurat.
Yes, ini kesempatan buat memulihkan dana darurat yang mungkin sempat kamu pakai untuk mengatasi krisis yang sudah dilalui kemarin akibat pandemi.
No debat kan, kalau dana darurat adalah termasuk hal yang penting, yang efeknya sangat panjang untukmu? Lagi pula, kita juga masih bakalan harus menghadapi masa-masa yang belum pasti ke depannya. Alangkah baiknya, kalau dana darurat dipenuhi hingga mencapai nominal yang ideal.
4. Investasi uang
Dana pendidikan anak, dana naik haji, dana beli rumah, sampai dana pensiun, jelas adalah tujuan keuangan jangka panjang. Untuk mencapainya, rasanya wajib banget untuk investasi, kalau nggak mau kalah melawan inflasi.
Nah, sebagian dana THR bisa juga kamu alokasikan untuk topup investasi—apa pun instrumen investasinya—agar tujuan keuangan jangka panjang kamu ini bisa lebih cepat tercapai. Lakukan analisis secara saksama, agar kamu bisa menentukan instrumen apa yang paling cocok untuk tujuan keuanganmu ya. Ingat, #TujuanLoApa.
5. Investasi leher ke atas
Apa sih maksudnya investasi leher ke atas? Yes, selain investasi uang, ada juga loh, investasi leher ke atas, yaitu investasi ilmu, pengetahuan, dan pemahaman, yang bertujuan untuk mengembangkan diri sehingga kamu bisa meningkatkan kualitas diri dan hidup kamu dalam beberapa waktu ke depan.
Nah, ini bisa saja sih gratis. Tetapi ada banyak opsi juga untuk berbayar. Biasanya, yang berbayar pasti kualitasnya juga jauh lebih oke. Salah satunya ilmu keuangan. Kamu bisa saja mendapatkan banyak ilmu gratis dengan membaca-baca artikel QM Financial. Tetapi, pengalamanmu akan berbeda kalau kamu ikutan kelas FCOS, karena di sana ada trainers yang siap membantumu belajar keuangan secara lebih mendalam. Nggak hanya itu, di kelas online FCOS, juga tak jarang dibagikan berbagai worksheet secara gratis yang bisa kamu gunakan untuk mengelola keuanganmu sehari-harinya. Rumus sudah ada, tinggal masukkan data-data yang sesuai. Dan … voila! Kamu bisa membuat berbagai rencana keuangan, bahkan yang jangka panjang sekalipun.
Nah, ini juga bisa banget kamu penuhi dengan memanfaatkan dana Tunjangan Hari Raya. Bahkan tak perlu nominal yang besar kok, karena kelas-kelas seperti FCOS biayanya terjangkau banget!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Keuangan Lebaran 2021: Atur, Yuk, Biar Nggak Boncos!
Siapa nih yang sudah enggak sabar untuk segera merayakan Lebaran 2021? Yes, meski kita kembali dilarang mudik, tetapi momen Lebaran tetaplah ditunggu. Tali siraturahmi kembali dihangatkan, hubungan dengan keluarga dan handai taulan disegarkan, biasanya semua mungkin di momen Lebaran.
Tradisi. Begitulah. Dan, yang namanya tradisi, kalau di Indonesia ya butuh biaya. Nggak sedikit pula. Faktanya, justru banyak orang yang mengalami guncangan finansial begitu hari Lebaran tiba. Dan, setelah Lebaran terlalui, kita jadi terlibat masalah keuangan.
Alhasil, momen hari raya menyisakan kepusingan.
Padahal di momen Lebaran, tak jarang pendapatan kita justru berlipat, karena ada THR yang diberikan. Begitu juga di Lebaran 2021 ini. Yahhh, meskipun ada sebagian dari kamu yang belum juga dapat THR karena kondisi masih belum memungkinkan. Belum lagi juga kadang ada hampers berisi berbagai barang kebutuhan hari raya. Tapi pengeluaran juga berlipat ganda.
Kalau kondisimu seperti ini, yah, mari kita duduk dan melihat kembali apa yang seharusnya kita siapkan untuk momen hari raya nan suci ini. Benarkah semua harus dirayakan dengan berlebihan?
Tip Keuangan Lebaran 2021
1. Cek kembali perayaan tahun lalu
Kamu akan dengan mudah mengestimasi biaya dan membuat anggaran dengan melihat di perayaan Lebaran yang sudah-sudah, lalu sesuaikan dengan kondisi harga sekarang.
Tapi, jangan hanya dijadikan patokan inflasi, tetapi juga evaluasi bagian mana yang bisa dihemat untuk tahun ini. Apalagi jika ke depannya kamu masih punya banyak rencana. Sebaiknya sih, jangan dihabisin semua dananya.
Coba cek lagi beberapa tip memanfaatkan THR di artikel yang lalu ya. Siapa tahu ada yang membuatmu terinspirasi.
2. Pisahkan anggaran dan pengeluaran Lebaran dari rutin
Supaya lebih mudah untukmu mengontrol, sebaiknya pisahkan anggaran dan pengeluaran Lebaran 2021 dari anggaran dan pengeluaran rutin kamu.
Pasalnya, kadang di momen seperti ini, pengeluaran memang jadi banyak—banyak jumlah, pun banyak macamnya. Supaya enggak siwer, pisahkan saja anggaran dan catatan pengeluarannya. Bagaimana pun kan sementara kita mengeluarkan dana untuk merayakan Lebaran, berbagai kebutuhan rutin—seperti cicilan utang, tagihan listrik, uang PDAM, dan sebagainya itu—masih terus ada. Dengan begini, pengeluaran rutin akan terhindar dari gangguan.
Nantinya, hal ini juga akan membuat dompetmu “terselamatkan”. Bulan depan, kita masih bisa melakukan berbagai pembayaran wajib yang rutin itu, dan dananya enggak bablas bersama dana Lebaran. Betul nggak?
3. Belanja untuk kebutuhan Lebaran? Boleh!
Ya, kenapa enggak boleh sih? Pasti bolehlah!
Tapi …
Iya, ada tapinya. Tapi, sebaiknya sih tidak berlebihan. Buatlah daftar prioritas. Pasalnya, manusia itu memang pada dasarnya banyak mau, tapi sayangnya, sumber dayanya sedikit. Kayaknya, kita memang menerima THR yang lumayan besar, tapi setelah dibelanjakan … loh, tahu-tahu habis!
Ya, THR habis sih enggak masalah. Masalahnya akan timbul ketika kita menghabiskannya untuk hal-hal yang kurang berfaedah atau memberikan manfaat yang besar, hanya karena kita salah memprioritaskan kebutuhan.
Kan, nyesel.
Berburu promo dan diskon di menjelang Lebaran 2021 ini sih sah-sah saja. Justru memang harus dimanfaatkan, supaya dengan duit secukupnya, kita bisa mendapatkan hal-hal dan barang-barang yang memang kita butuhkan. Tapi ya, balik lagi, jangan berlebihan. Coba cek artikel belanja Lebaran tanpa boncos ini ya.
Itu dia 3 cara paling mudah untuk bisa mengendalikan keuangan selama merayakan Lebaran 2021.
Manfaatkan Waktu Liburan Lebaran 2021
Hmmm, bagaimana kalau memanfaatkan hari libur panjang Lebaran 2021 ini untuk menambah pengetahuan tentang literasi keuangan? Kalau biasanya sibuk dengan pekerjaan, dan kebetulan Lebaran kali ini enggak mudik, mungkin kamu bisa memanfaatkan waktu untuk upgrade diri soal pengetahuan keuangan.
Nggak harus masuk kelas virtual dengan jadwal ketat kok! Kamu bisa mempelajari materinya kapan pun kamu ada waktu selama liburan ini.
Coba cek ke online course QM Financial di Udemy yuk!
Enaknya belajar di Udemy, kamu enggak terikat oleh waktu. Kamu bisa mempelajari semua materi kapan pun, karena aksesnya lifetime untuk sekali pembayaran saja. Cek kelas-kelasnya di link yang sudah ditautkan ya!
Asyik kan?
Yuk, belajar bareng di Udemy. Tim QM Financial tunggu di sana ya!