5 Contoh Penghasilan Tahunan yang Bisa Didapatkan Karyawan, Finansial dan Nonfinansial
Memahami berbagai contoh penghasilan tahunan yang bisa didapatkan oleh karyawan adalah penting untuk menilai potensi finansial dari suatu pekerjaan. Penghasilan yang diterima oleh karyawan ini enggak hanya terbatas pada gaji bulanan yang diterima lo, tetapi juga berbagai bentuk kompensasi lain yang bisa sangat beragam tergantung pada kebijakan perusahaan dan jenis pekerjaannya.
Penghasilan yang didapatkan oleh karyawan bisa berarti penghasilan finansial dan nonfinansial. Penghasilan finansial umumnya mudah diukur dan langsung berdampak pada kondisi ekonomi karyawan. Sementara itu, penghasilan nonfinansial mungkin tidak langsung berupa uang, tetapi dapat meningkatkan kualitas hidup dan kepuasan kerja, yang tidak kalah pentingnya.
Table of Contents
5 Contoh Penghasilan Tahunan yang Diterima Karyawan
Dalam dunia kerja modern, setiap perusahaan berusaha untuk menawarkan paket kompensasi yang menarik dan komprehensif untuk menarik serta mempertahankan talenta terbaik.
Nah, coba yuk, kita menggali lebih dalam tentang apa saja contoh penghasilan tahunan yang bisa diterima oleh karyawan. Juga tentang bagaimana kompensasi ini bisa beragam, tergantung pada industri, peran, dan kebijakan perusahaan masing-masing.
1. Tunjangan
Tunjangan karyawan adalah berbagai bentuk kompensasi finansial atau fasilitas yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan di luar gaji pokok mereka. Tujuan dari tunjangan ini umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan, menarik dan mempertahankan talenta, serta memberikan motivasi bagi karyawan untuk meningkatkan kinerjanya.
Tunjangan bisa diberikan secara bulanan bersama gaji, tetapi ada juga tunjangan yang bisa menjadi contoh penghasilan tahunan. Misalnya:
- Bonus Tahunan: Tunjangan yang diberikan oleh perusahaan sebagai bonus. Biasanya dihitung secara persentase dari gaji pokok atau berdasarkan formula tertentu yang terkait dengan kinerja perusahaan dan karyawan.
- Tunjangan Hari Raya (THR): Di Indonesia, tunjangan ini wajib diberikan kepada karyawan menjelang hari raya keagamaan besar, umumnya Idulfitri, sesuai dengan ketentuan pemerintah.
- Bonus Kinerja: Tunjangan ini umumnya diberikan berdasarkan pencapaian target masing-masing karyawan atau tim selama tahun tersebut.
- Tunjangan Pendidikan: Ada perusahaan yang memberikan tunjangan tahunan untuk pendidikan anak karyawan, yang dibayarkan per tahun ajaran.
- Uang Cuti: Di beberapa perusahaan, karyawan mendapat pembayaran uang cuti jika mereka tidak mengambil seluruh jatah cuti tahunannya.
- Tunjangan Kendaraan atau Transportasi: Meskipun biasanya diberikan per bulan, beberapa perusahaan menawarkan tunjangan ini dalam jumlah besar di awal atau akhir tahun untuk pemeliharaan kendaraan.
Penghasilan ini dapat bervariasi tergantung pada industri, lokasi, dan kebijakan spesifik dari perusahaan tempat seseorang bekerja.
Baca juga: Strategi Meningkatkan Loyalitas Karyawan Melalui Perbaikan Keuangan Pribadi
2. Profit Sharing
Profit sharing atau bagi hasil adalah skema yang dijalankan oleh beberapa perusahaan untuk memberi penghargaan kepada karyawan. Skema ini mengizinkan karyawan mendapatkan sebagian dari keuntungan tahunan perusahaan.
Biasanya, contoh penghasilan tahunan ini berlaku di perusahaan yang kinerjanya dapat diukur secara jelas atau yang hasilnya secara langsung berpengaruh terhadap keuntungan perusahaan. Skema seperti ini bertujuan untuk mendorong karyawan agar bekerja lebih efektif dan efisien, karena keberhasilan perusahaan secara langsung mempengaruhi pendapatan mereka.
3. Tunjangan Kesehatan
Umumnya perusahaan memberikan tunjangan kesehatan bersamaan dengan gaji setiap bulan. Namun, ada juga yang menyediakan manfaat tambahan secara tahunan, termasuk cek kesehatan gratis setiap tahun. Ini termasuk contoh penghasilan tahunan nonfinansial.
Dengan adanya fasilitas ini, karyawan pun dapat menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin tanpa biaya tambahan, membantu mereka memantau dan menjaga kesehatan dengan lebih baik. Fasilitas ini juga mengurangi kekhawatiran karyawan tentang biaya kesehatan dan menunjukkan komitmen perusahaan terhadap kesejahteraan karyawan.
4. Pelatihan atau Sertifikasi
Ada perusahaan yang memiliki kebijakan untuk memberikan kursus pelatihan atau meraih sertifikasi tertentu. Kebijakan ini bertujuan untuk mendorong karyawan dalam pengembangan keahlian dan peningkatan kualifikasi profesional. Ini juga termasuk contoh penghasilan tahunan nonfinansial, jika perusahaan memberikannya secara rutin setiap tahunnya.
Dengan demikian, karyawan merasa dihargai atas upaya mereka untuk berkembang, sementara perusahaan mendapat manfaat dari peningkatan kompetensi dan efektivitas kerja tim mereka.
Bonusnya, kadang ada insentif atau bentuk penghargaan lain yang meningkatkan motivasi karyawan untuk terus belajar dan berkembang.
5. Saham dan Opsi Saham
Beberapa perusahaan memasukkan saham atau opsi saham dalam paket kompensasi mereka. Hal ini memberi karyawan kesempatan untuk memiliki sebagian dari perusahaan tempat mereka bekerja. Jika saham ini juga memberikan dividen setiap tahun, maka ini bisa dimasukkan ke dalam contoh penghasilan tahunan yang diterima oleh karyawan.
Opsi saham ini bisa dianggap sebagai insentif yang berharga karena memberikan potensi keuntungan finansial jika nilai perusahaan meningkat.
Dengan adanya saham, karyawan pun mendapatkan status tambahan sebagai “pemilik” perusahaan. Karyawan yang memegang saham menjadi lebih terlibat dan memiliki kepentingan langsung dalam kesuksesan perusahaan, yang dapat memotivasi kinerja dan dedikasi yang lebih tinggi.
Baca juga: 9 Hak Finansial yang Diberikan Berdasarkan Kontrak Kerja Karyawan
Kesimpulan
Melalui pembahasan mengenai berbagai contoh penghasilan tahunan di atas, kita dapat melihat bahwa ada banyak peluang bagi karyawan untuk meningkatkan pendapatan, baik dari sisi finansial maupun nonfinansial. Dari gaji pokok, bonus, dan insentif, hingga tunjangan kesehatan dan opsi saham, setiap elemen memiliki potensi untuk memperkaya pengalaman kerja serta meningkatkan kestabilan finansial karyawan.
Untuk benar-benar memanfaatkan berbagai sumber penghasilan ini, penting bagi karyawan untuk mengelola dengan baik keuangan masing-masing. Mempelajari dasar-dasar keuangan dan memahami cara terbaik untuk menginvestasikan dan menghemat uang adalah langkah penting dalam merasakan manfaat penuh dari kompensasi yang diterima.
Dengan mengambil kendali atas keuangan pribadi, karyawan dapat memastikan bahwa setiap bentuk penghasilan yang diperoleh memberikan dampak maksimal terhadap kualitas hidup dan masa depan masing-masing.
Ingin meningkatkan kesejahteraan finansial dan produktivitas karyawan di kantor? Yuk, undang QM Financial untuk mengadakan kelas keuangan yang komprehensif dan praktis di kantor. Hubungi QM Financial sekarang ya!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Bingkisan Lebaran untuk Karyawan – Perlukah? 5 Pertimbangan Berikut Bisa Membantu
Lebaran hampir datang. Sudahkah THR di tangan? Kalau sudah, mungkin para karyawan sekarang tinggal menunggu bingkisan Lebaran yang sering juga diberikan oleh perusahaan.
Di sini, kadang pertanyaan muncul. Sudah ada THR, masih perlukah ada bingkisan Lebaran lagi dari perusahaan untuk karyawan? Dobel dong–dobel senang untuk karyawan, dobel pusing untuk perusahaan. Hihihi.
Apakah pemberian bingkisan Lebaran ini wajib hukumnya? Jawabannya, tidak. Dalam peraturan Undang-Undang Ketenagakerjaan yang berlaku, hanya dijelaskan mengenai Tunjangan Hari Raya, sedangkan kewajiban perusahaan untuk memberikan bingkisan Lebaran pada karyawan tidak pernah disebutkan. Karena itu, pemberian ini bersifat opsional, kembali pada kebijakan masing-masing perusahaan.
Namun, bingkisan Lebaran adalah tradisi. Sebuah perusahaan media di Dubai, Gulf News, pun memelihara tradisi untuk memberikan parcel pada seluruh karyawannya yang berjumlah ribuan ketika Lebaran tiba. Sang CEO menjelaskan, bahwa tradisi memberikan bingkisan Lebaran ini tak hanya sebatas memberikan penghargaan pada karyawan semata, namun lebih untuk menunjukkan tanggung jawab sosial perusahaan dan mempererat tali silaturahmi serta komunikasi antara pihak manajemen dengan karyawan perusahaan untuk jangka waktu yang panjang.
Hmmm, kalau dilihat dari sisi tersebut, memang benar adanya sih. Karyawan senang mendapatkan bingkisan, rasa percaya dan cinta pada perusahaan tempatnya bekerja akan tumbuh seiring waktu juga kan?
Nah, bagi perusahaan yang memang berencana untuk memberikan bingkisan Lebaran bagi karyawan, pastinya banyak pilihan parcel yang bisa dipertimbangkan ya? Mulai dari parcel Lebaran berisi makanan, bedding set, pecah belah, bahkan gadget. Semua tentu tergantung pada anggaran dan kebijakan perusahaan masing-masing.
Jika ada yang sampai dengan hari ini belum ada ide bingkisan Lebaran seperti apa yang pas untuk diberikan pada karyawan–sedangkan kalau mau paket makanan kok ya gitu-gitu aja–barangkali 5 pertimbangan berikut bisa membantu.
5 Pertimbangan Memilih Bingkisan Lebaran untuk Karyawan
1. Bermanfaat
Pertimbangan pertama untuk memilih item-item yang akan menjadi bingkisan Lebaran adalah manfaatnya bagi si penerima.
Nah, di sini yang paling mudah memang makanan, minuman, ataupun paket sembako. Tapi sebenarnya masih banyak opsi item bingkisan lain yang juga sama bergunanya, misalnya produk fashion untuk dipakai saat hari raya Lebarannya, atau kebutuhan rumah tangga, seperti cangkir, piring, stoples dan sebagainya. Hmmm, dikasih bingkisan Lebaran berisi skincare kayaknya juga nggak akan ditolak. Hihihi.
Yang pasti, pertimbangkan, supaya manfaatnya bisa dirasakan oleh si karyawan sendiri, keluarganya, ataupun dalam jangka panjang.
2. Tahan lama
Jika hendak membeli bingkisan Lebaran yang sudah jadi di toko-toko maupun supermarket, kita juga sebaiknya teliti. Coba perhatikan tanggal kedaluwarsanya, kemasannya apakah masih rapi masing-masing produknya, dan sebagainya.
Sudah tahu kan, banyak produk tak layak yang dikemas dijadikan parcel menjelang Lebaran begini? Jangan sampai nih, memberikan barang-barang yang sudah lewat waktu dikonsumsinya.
Jika memang belum kedaluwarsa, tetap perhatikan tanggalnya. Jangan terlalu mepet juga.
3. Berkualitas
Akan lebih baik jika bingkisan Lebaran ini terdiri atas item-item jumlahnya sedikit, tetapi kualitasnya bagus, ketimbang banyak tetapi kualitasnya meragukan.
Tujuan dari diberikannya bingkisan Lebaran ini kan untuk bersama berbagi kebahagiaan menjelang hari raya. Jangan sampai nih jadinya malah bikin orang bersungut-sungut dan mengeluh setelah menerima bingkisannya. Citra buruk akan melekat di benak penerima bingkisan.
Memang sih, ini ada kaitannya dengan rasa syukur, tapi tentunya akan lebih baik jika bisa memilih produk yang berkualitas, bukan? Manfaatnya pasti juga lebih banyak.
4. Beri beberapa opsi
Barangkali perusahaan Anda memperkerjakan ratusan karyawan, dan ada jatah bingkisan Lebaran untuk semuanya. Luar biasa yah?
Untuk jumlah karyawan yang besar, perusahaan bisa menyiapkan beberapa opsi bingkisan Lebaran sesuai posisi masing-masing karyawan, pun kebutuhannya. Jadi, bisa saja satu karyawan akan menerima bingkisan yang berbeda dengan yang lainnya.
Hal ini akan mempermudah perusahaan dalam menyiapkan bingkisan-bingkisan yang banyak itu. Nggak perlu pusing harus mencari item yang sama.
5. Anggarkan bujetnya sejak jauh hari
Seperti halnya Tunjangan Hari Raya–atau THR–akan butuh anggaran yang besar untuk menyiapkan bingkisan, apalagi kalau karyawannya banyak. Karena itu, perusahaan sebaiknya sudah menyiapkan anggaran ini jauh-jauh hari.
Dengan mempersiapkannya jauh hari pula, perusahaan dapat memilih bingkisan apa yang paling pas untuk diberikan pada karyawan.
Nah, bagaimana nih? Sudah menemukan ide bingkisan Lebaran seperti apa yang hendak diberikan pada karyawan di perusahaan Anda? Atau Anda baru berencana untuk memberikan bingkisan tahun depan? Nggak masalah, malahan berarti ada waktu yang cukup longgar untuk mempersiapkannya.
Tertarik untuk mengundang QM Financial untuk memberikan program edukasi keuangan di perusahaan Anda? Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Follow Instagram QM Financial untuk info-info kelas terbaru.
5 Komponen Gaji Karyawan yang Wajib Dicermati dan Diketahui
Setiap karyawan berhak menerima gaji. Gaji karyawan ini bisa saja berbeda satu dengan yang lainnya, tergantung di mana ia bekerja, di bagian apa ia bekerja, lamanya bekerja, dan lain sebagainya. Banyak hal memang yang memengaruhi dasar perhitungan gaji karyawan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003,
Namun, yang pasti ada 5 komponen gaji karyawan yang biasanya tercakup setiap bulannya, yang wajib dicermati baik oleh perusahaan maupun oleh karyawan itu sendiri. Apa saja? Kita lihat yuk.
5 Komponen Gaji Karyawan yang Wajib Dicermati
1. Gaji pokok
Gaji pokok merupakan upah dasar yang diterima oleh karyawan, yang besarannya tidak boleh kurang dari 75% dari total gaji karyawan yang diterimakan. Hal ini juga diatur dalam undang-undang lo.
Gaji pokok ini biasanya ditentukan dengan mengacu pada UMR–atau upah minimum regional–dan disesuaikan pula dengan jabatan, wewenang, tanggung jawab serta jabatan karyawan tersebut. Selain itu, juga ada pertimbangan terkait kompetensi karyawan, yang bisa memengaruhi besaran gaji yang akan diterimanya.
2. Tunjangan Tetap
Tunjangan adalah tunjangan atau benefit yang diberikan pada karyawan bersama gaji yang besarannya tidak berubah, dan diberikan secara terus menerus selama karyawan tersebut bekerja di perusahaan yang sama.
Salah satu bentuk tunjangan tetap ini adalah tunjangan jabatan, yaitu tunjangan yang diberikan pada karyawan yang memangku jabatan tertentu dalam perusahaan. Besaran tunjangan jabatan akan tidak berubah, selama karyawan tersebut duduk di posisi yang sama. Jika ia dipromosikan ataupun harus mengalami demosi, maka tunjangan jabatan bisa bertambah, berkurang, atau bahkan hilang.
Selain itu, ada juga beberapa tunjangan yang sebenarnya tidak tetap, tapi menjadi tunjangan tetap jika diberikan secara kontinyu, tanpa memperhatikan–misalnya–kehadiran karyawan. Tunjangan transportasi misalnya. Jika tunjangan transportasi diberikan berdasarkan kehadiran karyawan, maka tunjangan tersebut adalah tunjangan tidak tetap. Tetapi jika diberikan dalam jumlah yang sama setiap bulan, tanpa memperhatikan jumlah kehadiran karyawan, maka tunjangan ini masuk ke dalam tunjangan tetap.
3. Tunjangan Tidak Tetap
Berkebalikan dengan tunjangan tetap, tunjangan tidak tetap yang juga menjadi salah satu komponen gaji karyawan ini adalah tunjangan yang diberikan pada karyawan dengan memperhitungkan elemen-elemen tertentu sehingga besarannya bisa berubah setiap bulannya. Misalnya tergantung pada kehadiran karyawan, banyaknya laba yang bisa didapatkan oleh perusahaan, dan lain sebagainya.
Yang termasuk dalam tunjangan tidak tetap misalnya tunjangan transportasi dan tunjangan makan, yang dihitung berdasarkan presensi atau kehadiran karyawan di tempat kerja.
4. Uang Lembur
Selain adanya tambahan tunjangan tetap dan tidak tetap, ada uang lembur yang juga merupakan faktor penambah pada gaji karyawan.
Uang lembur adalah upah tambahan yang diberikan sebagai imbalan kerja yang dilakukan di luar jam kerja resmi. Uang lembur ini bisa diberikan setiap kali usai lembur, atau bisa juga ditambahkan ke dalam gaji karyawan yang diterima setiap bulan. Jumlah uang lembur yang diterima juga bisa berbeda-beda, tergantung jam lembur dan besaran yang disepakati.
5. Potongan
Selain beberapa faktor penambah, yang terdiri atas tunjangan-tunjangan dan uang lembur seperti yang dijelaskan di atas, ada pula faktor pengurang pada gaji karyawan.
Faktor pengurang ini biasanya adalah potongan pajak penghasilan atau PPh, iuran BPJS–baik BPJS Kesehatan maupun BPJS Jaminan Hari Tua atau Jaminan Pensiun–, juga jika karyawan mempunyai cicilan utang pada perusahaan, misalnya cicilan KPR, utang kepemilikan kendaraan, hingga kasbon.
Selain yang sudah disebutkan di atas, kadang ada pula potongan gaji karyawan yang menjadi sanksi disiplin, lantaran karyawan yang bersangkutan melanggar peraturan perusahaan. Tentu besarannya tergantung pada kebijakan masing-masing perusahaan, dan juga ditentukan oleh besar kecilnya pelanggaran yang dilakukan.
Selain kelima komponen di atas, ada pula bonus yang bisa menjadi faktor penambah gaji karyawan yang diterimakan. Misalnya seperti Tunjangan Hari Raya–atau THR, bonus insentif, bonus tahunan, hingga share profit. Kesemuanya besarannya berbeda-beda, tergantung kondisi dan kebijakan perusahaan masing-masing.
Nah, bagaimana? Sudah dicek slip gaji masing-masing? Apakah kelima (plus satu) komponen gaji karyawan di atas sudah termasuk di dalamnya?
Tertarik untuk mengundang QM Financial untuk memberikan program edukasi keuangan dan HR di perusahaan Anda? Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas terbaru.