7 Ceklis Keuangan yang Harus Dibicarakan Berdua Sebelum Menikah
Banyak orang yang bilang, menikahlah maka masalah hidup akan lebih ringan. Tapi, apa benar menikah adalah solusi? Bukannya menikah itu justru awal dari hidup yang sebenarnya ya? Karena itu, kita harus mempersiapkan banyak hal sebelum menikah.
So, buat kamu yang setuju dengan pernyataan terakhir, mari sini ngumpul! Kita akan mengobrol lebih jauh soal ini.
Menikah Awal Hidup yang Sebenarnya
Jika kamu masih melanjutkan bacanya sampai bagian ini, berarti kamu setuju ya dengan pernyataan di atas?
Memang benar, sebelum memutuskan untuk menikah atau merencanakannya, ada banyak hal yang harus kamu pahami, perhatikan, dan persiapkan dulu bersama pasangan. Mengapa? Karena kamu akan hidup bersamanya sampai cukup lama lo! Tentu saja kamu pengin menikah sekali untuk selamanya kan? Bisa jadi kamu akan hidup sampai lebih dari 50 tahun bareng-bareng, kalau iya.
So, untuk menempuh perjalanan yang sebegitu panjang, sudah pasti butuh persiapan yang baik. Satu hal terbesar yang enggak boleh lupa untuk dihayati adalah bahwa kamu akan hidup bersama pasanganmu itu 100% tanpa ragu lagi. Pasalnya, setelah menikah itu bisa jadi berbeda banget dengan masa-masa pacaran—sebelum menikah.
Untuk bisa 100% enggak ragu dan bisa mantap melangkah menempuh perjalanan hidup berdua, salah satu masalah yang harus dipersiapkan sejak awal adalah keuangan.
Enggak bisa memungkiri, bahwa topik keuangan itu memang topik yang sensitif banget, bahkan buat kamu yang sudah berpasangan. Kamu tahu, bahwa masalah ekonomi merupakan penyebab kedua terbesar perceraian suami istri?
Ini dia datanya, sesuai yang dirilis oleh Pengadilan Agama Indonesia tahun 2021.
So, jangan sampai masalah ini menjadi masalah kamu dan pasangan deh ke depannya ya, karena pada dasarnya masalah keuangan ini bisa kok diatasi sejak dini. Terutama, dari sisi kamu sendiri.
Lalu, bagaimana cara mengantisipasi munculnya masalah keuangan saat sesudah menikah? Ya, dengan mempersiapkannya sebelum menikah.
Berikut beberapa hal keuangan yang harus benar-benar kamu cek dan pastikan kalau kondisinya aman sebelum menikah.
Ceklis Keuangan Sebelum Menikah
Bisa terbuka enggak satu sama lain?
Terbuka ini penting banget lo. Bisa dikatakan, ini dulu yang harus dicek, sebelum ke yang lain-lainnya. Kalau keterbukaan ini tidak bisa dicapai, maka kamu bisa anggap bahwa sudah muncul satu red flags di sini, dan harus segera kamu atasi sebelum menikah.
Pasalnya, masih banyak yang menganggap tabu untuk ngomongin duit. Sebatas, “Besok nikah, biayanya bujet berapa ya? Siapa yang tanggung? Kalau patungan, berapaan?” seperti itu saja ada yang merasa risih untuk membicarakannya. Salah satu penyebabnya adalah takut dibilang matre.
Padahal, kita harus realistis. Karena terbuka soal keuangan artinya kamu mengakui batasan-batasan finansial yang bisa dicapai oleh kamu dan pasanganmu.
So, sebelum menikah, biasakan untuk mengobrol apa saja termasuk keuangan. Memang sih, mungkin akan belum terlalu terbuka semacam gaji juga masih diomongin kisaran saja. Atau belum punya rekening bersama. Tapi setidaknya, sudah mulai saling tahu pola pengelolaan keuangan masing-masing. Ibaratnya, siapa yang boros, siapa yang hemat, siapa yang impulsif, dan seterusnya harus sudah diketahui sebelum menikah.
Sumber penghasilan
Semakin serius hubungan, maka bisa jadi obrolan keuangan juga semakin serius. Pada akhirnya, kamu dan pasanganmu harus saling tahu sumber penghasilan masing-masing. Memang enggak gampang sih, apalagi kalau ada ketimpangan penghasilan antara kedua pasangan. Ya, itu tadi, soal dianggap matre.
Tapi, apa pun itu, harus dicoba untuk diobrolkan. Karena ke depannya akan lebih mudah bagi kamu dan pasanganmu untuk mengelola keuangan keluarga saat sudah menikah. Efeknya akan jangka panjang.
Peran masing-masing
Nah, ini juga sangat penting dan sebaiknya sudah ditentukan sejak sebelum menikah. Siapa yang jadi pencari nafkah utama, siapa yang akan jadi bendahara, siapa bayar apa, siapa bagian apa, sistemnya seperti apa, dan seterusnya. Jangan sampai terkena sindrom Papa Bos, Mama Bos—dua-duanya bos, yang jadinya malah membuat pembagian peran enggak jelas.
Ini penting, karena pola pengelolaan keuangan—terutama soal anggaran—ini akan berbeda sekali antara sesudah dan sebelum menikah. Pertama, karena dua orang pasti berbeda juga cara pengelolaannya. Kedua, kondisi berubah dan kebutuhan juga bisa jadi bertambah.
Sampai di sini, kalau sudah terbiasa terbuka seperti yang dijabarkan di point pertama di atas sih biasanya tidak akan banyak menemui kesulitan untuk bersepakat.
Utang piutang
Kamu dan pasanganmu juga harus tahu persis, apakah masing-masing punya utang atau tidak.
Jika punya, berapa jumlahnya? Bagaimana cara pembayarannya? Masih berapa lagi nyicilnya? Hal ini perlu diobrolkan baik jika kamu ataupun pasanganmu yang memiliki utang.
Meskipun secara hukum, utang yang dibuat sebelum menikah tidak menjadi tanggung jawab bersama, tetapi nantinya hal ini akan berdampak ke pengaturan keuangan keluarga. Banyak lo, pasangan yang tidak berterus terang soal utang ini sebelum menikah, dan pada akhirnya jadi merasa terjebak.
Sandwich generation?
Hal lain yang juga harus dicek dan dibicarakan sebelum menikah apakah kamu dan pasanganmu merupakan sandwich generation atau bukan.
Kondisi ini nantinya seakan banyak dapur yang dibiayai oleh satu orang. Pastinya, akan berpengaruh ke keuangan kan, nantinya? Dan, pengaruhnya enggak kecil lo!
So, cobalah bahas secara santai dengan pasanganmu ya, bagaimana pengaturan anggarannya supaya masing-masing tidak terganggu.
Tujuan keuangan
Sejak sebelum menikah, akan baik adanya jika kamu dan pasangan sudah mulai membicarakan juga berbagai tujuan keuangan keluarga yang hendak dicapai berdua.
Misalnya, mau tinggal di mana? Kapan mulai merencanakan punya rumah sendiri? Mau punya anak berapa? Bagaimana pendidikannya nanti? Mau beli mobil? Mau punya tabungan liburan? Pengin beribadah ke tanah suci? Kira-kira bakalan pensiun usia berapa?
Kok banyak ya? Ya memang banyak, bestie. Karena itu, susun prioritas. Buat tujuan jangka pendek, menengah, hingga panjang. Enggak harus semua langsung dieksekusi, yang harus dibicarakan berdua adalah rencana dulu. Selanjutnya, bisa dimatangkan sambil jalan. Dengan demikian, keuangan bisa terarah sesuai tujuan dan cita-cita masing-masing.
Boleh bekerja?
Nah, ini juga masalah yang sering jadi batu sandungan. Bahkan, kadang bisa mengarah ke tindak kekerasan finansial kalau misalnya tidak ada kesepakatan sejak awal.
So, ada baiknya dibicarakan sejak sebelum menikah. Setidaknya, persepsi haruslah sama. Kalau tidak, ya harus ada kompromi agar tercapai solusi yang baik untuk semuanya. Pada dasarnya boleh saja jika memang memutuskan untuk satu penghasilan, asalkan merupakan hasil kesepakatan.
Nah, itu dia 7 ceklis keuangan yang harus dibicarakan berdua dengan pasangan sebelum menikah. Banyak ya, ternyata persiapannya? Iya, karena menikah adalah sebuah tahapan hidup. Berani melangkah ke pelaminan artinya kita siap untuk naik kelas. Untuk naik kelas, ya harus usaha dan bersiap, karena di kelas selanjutnya, biasanya juga bakalan ada ujian yang tidak mudah.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Contoh Literasi Keuangan Paling Sederhana yang Perlu Kamu Tahu
Tahukah kamu seberapa penting peran literasi keuangan dalam kehidupan sehari-hari? Memahami literasi keuangan sama pentingnya dengan menerapkan perencanaan keuangan. Contoh literasi keuangan yang paling mudah ditemukan misalnya ketika seseorang mampu membedakan mana kebutuhan dan keinginan dalam mengelola finansial.
Memang ada bedanya? Keduanya jelas berbeda. Kebutuhan merupakan berbagai hal yang harus diprioritaskan dan tidak dapat ditunda. Sementara keinginan datang dari hasrat dan nafsu konsumtif kita semata.
Meski terlihat sepele, jika memahami konsep dasar contoh literasi keuangan tersebut, kamu dapat mengubah cara pandang dalam mengelola keuangan. Singkatnya, begitulah literasi keuangan bekerja.
Namun, dampak dari pemahaman literasi keuangan oleh seseorang bisa begitu signifikan. Ketika satu individu menyadarinya, maka ini dapat menciptakan reaksi berantai dan menciptakan kesadaran di antara teman, keluarga, kolega, tetangga, hingga klien.
Lantas, apa itu literasi keuangan?
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengartikan literasi keuangan sebagai proses individu dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan dalam mengelola keuangan dengan baik.
Dengan kata lain, literasi keuangan merupakan kemampuan untuk memahami produk dan konsep yang dibutuhkan untuk mengelola keuangan. Tujuan di balik memahami literasi keuangan adalah untuk membantu orang mengembangkan pemahaman tentang konsep keuangan dasar agar dapat menangani uang dengan lebih baik.
Kita tahu, sangat penting untuk mewujudkan tujuan jangka panjang seperti pendidikan anak, membeli rumah, atau pensiun. Tak hanya itu, literasi keuangan juga mencakup pemahaman yang baik soal dana darurat, asuransi, dan perencanaan perumahan.
Dengan kesadaran akan pentingnya literasi keuangan, maka datanglah perencanaan, tujuan keuangan, dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Selain itu, literasi keuangan membuka pintu ke pendapatan pasif, pembuatan anggaran, pengurangan strategi pengeluaran, investasi yang rajin, dan risiko minimalisasi kredit.
Mengapa Literasi Keuangan Penting?
Kurangnya literasi keuangan dapat menyebabkan sejumlah jebakan, seperti akumulasi beban utang yang tidak berkelanjutan, baik melalui keputusan pengeluaran yang buruk atau kurangnya persiapan jangka panjang. Ini, pada gilirannya, dapat menyebabkan kredit yang buruk, kebangkrutan, penyitaan perumahan, atau konsekuensi negatif lainnya.
Lalu, bagaimana cara kita meningkatkan literasi keuangan? Untuk meningkatkan pengetahuan keuangan, kamu dapat memulainya dengan membaca majalah dan surat kabar keuangan. Saat ini pun, banyak kursus online jangka pendek khusus di bidang keuangan, kayak FCOS punya QM Financial. Kamu juga bisa membaca artikel keuangan seperti yang ada di web QM Financial ini. Belum lagi berbagai jenis konten lainnya, seperti nonton YouTube, dengerin podcast, dan sebagainya, yang bisa free kamu lakukan.
Tingkat Literasi Keuangan
OJK memberikan 4 tingkatan dalam literasi keuangan untuk mengukur tingkat pemahaman seseorang terkait hal tersebut. Berikut ini 4 tingkat literasi keuangan yang perlu diketahui:
1. Well Literate
Seseorang yang berada di tingkat ini artinya pengetahuan dan keyakinan terkait berbagai produk dan jasa keuangannya sudah cukup kuat. Bahkan, individu di tingkat ini memahami dan menerapkan fitur, manfaat, risiko, hak dan kewajiban terkait produk dan jasa keuangan dengan baik.
2. Sufficient Literate
Di tingkat ini, seseorang telah disebut memiliki pengetahuan dan keyakinan terkait lembaga jasa keuangan termasuk produk dan jasa keuangan yang ditawarkan. Dalam hal ini, dia juga memahami fitur, manfaat risiko, hak, dan kewajiban terkait produk tersebut namun belum benar-benar menerapkannya.
3. Less Literate
Seseorang di tingkat ini hanya memiliki pengetahuan terkait lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan saja. Tanpa mengetahui apa saja fitur hingga manfaat yang dapat diperolehnya.
4. Not Literate
Seseorang di tingkat ini masih belum menyadari pentingnya pengetahuan terkait lembaga jasa keuangan termasuk produk dan jasanya. Mereka tidak memahami apalagi menggunakan keterampilan dalam memanfaatkan berbagai produk dan jasa keuangan.
Contoh Literasi Keuangan
Nah, supaya jelas, mari kita lihat satu contoh literasi keuangan yang paling sederhana. Mari kita asumsikan bahwa Meri dan Reni menghasilkan Rp7.000.000 setiap bulan. Meri merupakan seseorang yang berada di tingkat well literate (melek finansial). Oleh karena itu, dia mengalokasikan gajinya sebagai berikut:
Pengeluaran = Rp3.800.000
Berinvestasi dalam reksa dana = Rp1.000.000
Dana darurat = Rp600.000
Rekening tabungan = Rp800.000
Pada akhir tahun, Meri menginvestasikan Rp1.200.000 dalam reksa dana, dan Rp960.000 ke dalam rekening tabungannya. Rata-rata, total apresiasi uang dalam reksa dana adalah 13%, yaitu Rp1.600.000 dan rekening tabungan menghasilkan bunga Rp360.000.
Reni, di sisi lain, tidak memiliki pengetahuan keuangan yang baik, sehingga dia pun menghabiskan secara impulsif dan tanpa perencanaan apa pun. Dia meninggalkan sisanya di rekening gajinya. Akibatnya, Reni menghabiskan uang untuk barang-barang yang tidak perlu dan kehabisan uang tunai dalam waktu singkat.
Intinya, literasi keuangan adalah pengetahuan tentang bagaimana membuat keputusan cerdas dengan uang. Ini termasuk menyiapkan anggaran, mengetahui berapa banyak yang harus ditabung, memutuskan persyaratan pinjaman yang menguntungkan, memahami dampak terhadap kredit, hingga membuat perencanaan untuk pensiun. Keterampilan ini membantu individu membuat keputusan yang lebih cerdas dan bertindak lebih bertanggung jawab dengan keuangan pribadi mereka.
Nah, sudah jelas ya tentang contoh literasi keuangan ini? Gimana, kamu terwakilkan oleh Meri atau Reni nih?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Ini Cara Main Saham yang Sesuai untuk Pemula, Bikin Nggak Takut Rugi!
Punya banyak mau? Ya, biasalah ya. Namanya juga manusia. Yang penting, rencana keuangan harus komprehensif, meliputi tujuan dan instrumen yang bisa dimanfaatkan untuk mencapai tujuan tersebut. Nah, salah satu cara untuk mempercepat proses mencapai tujuan adalah kalau kamu tahu cara main saham yang benar.
Tapi kan, cara main saham itu berisiko! Takut rugi!
Ingat berita tentang seorang penjaga sekolah yang uang simpanannya untuk umrah habis dimakan rayap karena disimpan di celengan kan? Yah, memang, yang namanya menyimpan uang akan selalu ada risikonya. Yang menyimpan uang di celengan saja ada risikonya. Apalagi investasi.
Namun, risiko bisa dikelola. Kalau pengelolaannya baik, cara investasi—yang salah satunya dengan cara main saham—akan memberikan keuntungan yang optimal, sehingga memungkinkan kita mencapai tujuan keuangan dengan sukses dan lebih cepat.
Hal ini memang kudu dipahami betul, begitu kamu mulai belajar literasi keuangan.
Memangnya kenapa sih dengan menabung saja? Mengapa harus investasi?
Karena menabung saja enggak cukup. Ada inflasi, ada kenaikan harga ini itu, ada kebutuhan lain juga yang perlu dipenuhi. Semua itu harus “dilawan” dengan instrumen yang bisa memberikan imbal di atasnya.
So, saham ini memang hanya salah satu instrumen. Kamu punya berbagai jenis pilihan yang lain, tapi di artikel kali ini kita akan membahas mengenai cara main saham yang benar, agar kamu tak perlu takut rugi.
Keuntungan dan Risiko Cara Main Saham
Sebelum ke tip dan trik cara main saham yang baik dan benar, yuk, pahami dulu apa saja keuntungan dan risiko investasi saham. Keuntungan di sini akan memberimu motivasi untuk bisa berinvestasi secara konsisten, sementara risiko perlu dipahami agar bisa dikelola dengan baik sehingga bisa menekan peluangnya hingga seminimal mungkin.
So, ini dia keuntungan dan risiko yang harus siap dihadapi kalau kamu mau tahu cara main saham yang benar.
Dividen
Dividen adalah salah satu keuntungan yang bisa kamu dapatkan dari berinvestasi saham.
Beberapa perusahaan besar secara konsisten membagikan dividen atau laba perusahaan kepada para pemegang saham sesuai jumlah kepemilikan masing-masing. So, semakin banyak saham yang kamu miliki, maka semakin banyak pula dividen yang bisa kamu dapatkan.
Dengan strategi reinvestasi, maka kamu pun bisa mempercepat pertumbuhan portofoliomu di sini.
Capital gain
Capital gain adalah keuntungan yang didapatkan dari selisih harga jual ketika kamu menjual saham dengan harga yang lebih tinggi daripada harga belinya.
Capital gain ini bisa kamu peroleh ketika harga saham yang kamu miliki sudah bertumbuh seiring waktu, dan sudah mendekati tujuan jangka panjangmu.
Misalnya begini.
Kamu membeli saham QWER dengan harga per saham Rp1.000 sebanyak 5 lot, yang berarti 500 lembar. Artinya, kamu berinvestasi dengan nominal sebesar Rp500.000. Beberapa lama kemudian, kamu sudah mendekati tujuan keuanganmu, dan bermaksud ingin mencairkan dana di saham. Ternyata, harga saham QWER sudah menembus Rp3.000 per lembar. Kamu bermaksud menjual 5 lot, dan berarti kamu mendapatkan dana sebesar Rp1.500.000.
Dari penjualan saham tersebut, artinya kamu sudah mengantongi untung sebesar Rp1.000.000.
Capital loss
Namanya berinvestasi, kamu harus siap menghadapi risiko juga. Risiko pertama dari cara main saham adalah capital loss, yaitu kerugian yang bisa terjadi karena menjual saham dengan harga jual yang lebih rendah daripada harga belinya.
Misalnya, masih saham QWER. Ternyata setelah beberapa waktu, harga saham anjlok menjadi Rp900 per lembar. Maka kerugian investasi tak dapat dihindari.
Namun, risiko ini bisa diatasi atau diminimalkan dengan kamu melakukan average down secara teratur, yaitu membeli saham QWER saat harganya anjlok. Dengan demikian, kamu akan mendapatkan harga rata-ratanya. Memang cara main saham yang paling baik bagi kita yang berorientasi pada tujuan keuangan adalah dengan jangka waktu yang panjang. Dengan demikian, fluktuasi harga saham bisa diatasi seiring waktu.
Risiko likuidasi
Risiko likuidasi terjadi ketika perusahaan yang sahamnya ada dalam portofolio kamu dinyatakan bangkrut atau delisting dari bursa saham. Artinya, sahamnya tidak bisa dijual ataupun dibeli lagi oleh publik.
Untuk itu, sebenarnya perusahaan ada kewajiban untuk melunasi berbagai pembayaran, tetapi sayangnya, pembayaran pada investor ada di prioritas terakhir. Artinya, kalau tidak aset tersisa setelahnya, maka modal dari investor hilang dan tidak bisa dikembalikan.
Tenang, risiko ini pun bisa diminimalkan, dengan cara main saham yang benar, yaitu melakukan analisis mendalam terhadap bisnis perusahaan yang bersangkutan ke depannya. Pastikan mereka punya pasar yang bagus dan bertumbuh, sehingga bisnis tetap berjalan bahkan semakin maju.
Jadi, Bagaimana Cara Main Saham yang Benar?
Tepat dalam memilih saham
Pemilihan saham yang tepat menjadi koentji terbesar cara main saham yang menguntungkan. So, jangan sampai salah deh, di sini.
Lalu, bagaimana cara memilih saham yang benar?
Sebenarnya ada banyak cara sih, tetapi sebagai pemula, kamu bisa lakukan cara main saham berikut:
- Pilih saham yang termasuk dalam indeks LQ45 ataupun IDX30—yang isinya juga saham-saham berkualitas seperti halnya LQ45. Dengan shortlist ini, kamu sudah bisa mulai melakukan analisis terhadap fundamentalnya.
- Pilih saham yang bisnis perusahaannya long lasting, tahan banting terhadap krisis, dan sudah berusia cukup matang. Misalnya saham-saham perusahaan consumer goods atau perbankan. Setelah ada shortlist lagi, kamu kemudian bisa melakukan analisis fundamental terhadap saham yang kamu incar.
Disclaimer: saham-saham di atas bukan merupakan rekomendasi ya. Lakukan riset mendalam dan sesuaikan dengan profil risiko, tujuan keuangan, kebutuhan, dan kemampuanmu.
Intinya, buat shortlist terhadap saham tertentu, dan lakukan analisis fundamental. Dengan demikian, kamu bisa menekan peluang muncul risiko-risiko seperti yang sudah dijelaskan di atas.
Pilih sekuritas yang tepercaya
Pastikan kamu hanya melakukan cara main saham di platform sekuritas yang sudah tepercaya dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan.
Sekuritas akan menjadi perantara kamu saat kamu hendak membeli ataupun menjual saham. Sekuritas akan mengambil dana investasi yang sudah kamu simpan di Rekening Dana Investor yang ada di bank kustodian yang sudah ditunjuk, dan kemudian membeli saham yang kamu inginkan. Demikian pula ketika kamu menjual saham, dananya akan disimpan ke Rekening Dana Investor di bank kustodian.
Mengingat pentingnya peranan mereka, maka pilihlah yang tepercaya. Jauhi yang abal-abal.
Sesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan
Cara main saham sebagian besar akan berhubungan dengan sisi psikologis kita masing-masing. So, akan lebih baik jika kamu selalu berpegang pada kebutuhan (tujuan) dan kemampuanmu sesuai rencana keuangan yang sudah dibuat.
Karena kalau tidak, kita akan mudah terbawa euforia ketika harga saham naik, pun akan mudah panik kalau harganya anjlok. Hal ini bisa membuat kita melakukan panic buying ataupun panic selling, yang pastinya tidak akan membuat portofolio investasi kamu bertumbuh dengan baik.
Selalu lakukan riset, berpeganglah pada rencana keuangan yang sudah ada. Jikalau memang harus diubah portofolionya, pastikan memang sudah diperhitungkan dengan cermat, bukan FOMO semata.
Beli saat murah, jual saat mahal
Nah, ini dia prinsip cara main saham yang benar. Dan, ini pula dampak yang bisa kita dapatkan jika kita dapat mengelola emosi dan faktor psikologis yang muncul saat berinvestasi saham.
Jika kita melakukan panic buying atau panic selling bisa jadi malah terbalik, kita menjual saham saat harganya murah, dan membeli saat harganya tinggi. Ya pastinya akan rugi dong, kalau begini cara main saham yang kita lakukan.
Karena itu, sekali lagi, analisis itu penting untuk dilakukan sebelum mulai berinvestasi maupun sebelum mulai melakukan aktivitas membeli ataupun menjual saham
Nah, itu dia cara main saham yang ramah pemula, dan tidak membuat takut rugi. Simpel saja, kan, sebenarnya?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Ini Dia Contoh Perencanaan Keuangan Pribadi yang Mudah Dilakukan
Masih bingung bagaimana contoh perencanaan keuangan pribadi yang benar itu? Seperti apa?
Yes, perencanaan keuangan pribadi itu penting. In fact, setiap orang seharusnya punya perencanaan keuangan masing-masing. Pasalnya, dengan adanya perencanaan keuangan, kita jadi lebih mudah juga untuk merencanakan tujuan hidup kita. Mimpi-mimpi dan cita-cita juga mungkin banget diwujudkan dengan adanya perencanaan keuangan ini. Pokoknya, apa yang kayaknya enggak terjangkau, ternyata bisa direalisasikan dengan rencana keuangan.
Tool terbaik banget deh, buat kamu yang pengin hidup meningkat kualitasnya dari waktu ke waktu.
Bingung gimana bikinnya? Jangan. Dalam artikel kali ini, kita akan belajar bersama mengenai cara membuat sekaligus melihat contoh perencanaan keuangan pribadi yang paling sederhana.
Contoh Perencanaan Keuangan Pribadi yang Paling Sederhana
Untuk bisa membuat perencanaan keuangan pribadi, ada beberapa komponen dan langkah yang perlu diperhatikan.
1. Tujuan keuangan
Tujuan keuangan harus ditentukan pertama kali, karena inilah nanti yang akan menjadi target rencana keuanganmu. Seperti yang biasa QM Financial tanyakan di setiap kesempatan, #TujuanLoApa?
So, mari kita lihat penerapannya dalam contoh perencanaan keuangan pribadi.
Misalnya, sebut saja Mawar, seorang karyawan yang baru bekerja 1 tahun lamanya, mempunyai beberapa tujuan keuangan di antaranya: biaya menikah, beli rumah, dan beli mobil. Mawar berencana untuk menikah 3 tahun lagi, beli rumah 5 tahun lagi dengan KPR—yang berarti ia harus menyiapkan DP rumah, dan beli mobil secara cash 6 tahun lagi.
Setelah melakukan survei, dan diperhitungkan dengan Future Value dari inflasi rata-rata, maka Mawar pun membuat contoh perencanaan keuangan pribadi berikut ini untuk ke-3 tujuan keuangannya.
Tujuan keuangan | Target nominal (Rp) | Jangka waktu | Tabungan per bulan (Rp) |
Biaya menikah | 100.000.000 | 3 tahun (36 bulan) | 2.778.000 |
DP rumah (target harga Rp500 juta) | 75.000.000 (15% harga rumah) | 5 tahun (60 bulan) | 1.250.000 |
Beli mobil | 200.000.000 | 6 tahun (72 bulan) | 2.778.000 |
4.028.000 |
Nah, kamu bisa mengganti tujuan dan angka sesuai keinginanmu ya.
2. Pemasukan
Mari kita selanjutnya cek pemasukan. Dengan begini, kita tahu seberapa sebenarnya kemampuan finansial kita, dan kemudian kalau memang kurang, kita harus melakukan apa.
Masih dengan contoh Mawar saja.
Mawar—sebagai karyawan entry level—mendapatkan gaji sebesar Rp5.5 juta. Sementara, selain bekerja di kantornya pada jam kerja, Mawar juga bekerja sambilan sebagai tutor les privat untuk anak-anak usia SD di malam hari dan weekend. Penghasilan sampingannya ini tidak tentu, tergantung berapa anak yang diajar. Jika dirata-rata, Mawar bisa mengumpulkan penghasilan sebesar Rp 1.750.000 per bulan.
Dengan demikian, komposisi pemasukan Mawar dalam contoh perencanaan keuangan pribadi miliknya adalah seperti berikut ini.
Sumber penghasilan | Nominal (Rp) |
Gaji tetap | 5.000.000 |
Penghasilan tambahan (rata-rata) | 1.750.000 |
Total | 6.750.000 |
Buat rencana
Dari tujuan yang sudah ditentukan dan melihat sumber penghasilan, Mawar lantas memutuskan untuk menggunakan gaji tetapnya sebagai sumber dana tujuan keuangannya, dan menggunakan sisa dari gaji tetap tersebut ditambah dengan penghasilan tambahan untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
Untuk kebutuhan rutin = (5.000.000 – 4.028.000) + 1.750.000
= 972.000 + 1.750.000
= 2.722.000
Untuk saat ini, kebetulan Mawar masih tinggal di rumah orang tua, belum ada utang apa pun, dan bukan merupakan sandwich generation. Untuk mengatur cash flow, Mawar membagi pos pengeluarannya menjadi 60% kebutuhan rutin (makan, minum, pulsa, transportasi, skincare, dan lain sebagainya), 20% lifestyle (jajan, beli buku, dan sebagainya), dan 10% tabungan dana darurat.
Dengan demikian, skema anggaran dalam contoh perencanaan keuangan pribadi Mawar adalah sebagai berikut.
Rutin | Rp1.633.200 |
Lifestyle | Rp544.400 |
Dana darurat | Rp272.200 |
Di sini, kamu juga bisa mengubah komponennya sesuai kebutuhanmu ya.
Jika ternyata besar pasak daripada tiang, maka kamu bisa mengatasinya dengan:
- Mengatur dan menekan lagi pengeluaranmu, berhemat, dan menyusun prioritas lagi
- Menurunkan target tujuan keuangan. Misalnya dalam contoh perencanaan keuangan pribadi ini, biaya menikah mungkin tidak harus Rp100 juta. Bikin private party saja, undangan diundang secara virtual. Dan berbagai opsi lain.
- Menambah penghasilan
Lengkapi Contoh Perencanaan Keuangan Pribadi dengan Investasi
Dalam membuat rencana keuangan, kita perlu mengusahakan agar tujuan bisa tercapai lebih cepat. Ya pastinya juga dengan memperhitungkan kemampuan ya.
Semakin cepat tercapai, maka kita bisa semakin berkurang bebannya. Kamu bisa lihat kan, bahwa tujuan keuangan Mawar saat ini baru sampai ke beli mobil. Belum mempersiapkan dana pendidikan anak, belum juga dana pensiun. Nah, masih banyak PR deh. So, semakin cepat tercapai, maka lebih cepat pula kita bisa membuat rencana keuangan lagi untuk tujuan yang lainnya.
Misalnya, untuk beli mobil 6 tahun lagi, Mawar memanfaatkan instrumen investasi yang cocok untuk jangka menengah. Untuk instrumen dengan imbal sebesar 8% seperti reksa dana pendapatan tetap, maka dalam 6 tahun, Mawar berpeluang mendapatkan total Rp261.832.971. Ini cukup banget kan, untuk membeli mobil dengan target Rp200 juta seperti yang direncanakan?
Sementara, jika Mawar “hanya” mengandalkan tabungan biasa sebesar Rp2.778.000 per bulan, setelah 6 tahun—jika bisa disiplin dan konsisten, Mawar akan mendapatkan Rp200.016.000. Wah, ini nanti belum termasuk biaya administrasi ini itu, atau jika ia juga pengin memodifikasi mobil barunya, ya bisa-bisa harus merogoh tabungan lagi.
Nah, namun harus ingat ya, bahwa setiap investasi akan datang bersama risiko. Untuk instrumen jangka menengah seperti reksa dana pendapatan tetap, risikonya memang tak setinggi saham, tetapi lebih tinggi daripada deposito, tabungan berjangka, ataupun jenis instrumen jangka pendek lainnya. Tetapi, untuk memastikan tujuan keuangan tercapai dengan baik, kita memang perlu menyesuaikannya. So, risiko harus dikelola dengan baik.
Demikian contoh perencanaan keuangan pribadi paling sederhana yang bisa kamu lihat. Boleh lo, kalau mau disontek. Sesuaikan jenis kebutuhannya dan juga besarnya nominal dengan kondisi masing-masing.
Mau belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi? Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Belajar Neraca Keuangan, yuk! Kamu Bisa Mulai dari Sini!
Belajar bikin neraca keuangan itu memang enggak terdengar seksi sih. Enggak sehype belajar bahasa Korea, atau belajar kripto. Ya kan? Tapi, belajar neraca keuangan ini justru jadi dasar dalam pengelolaan keuangan loh. Jadi, sebaiknya sih enggak disepelekan.
Kadang yang dipahami adalah belajar neraca keuangan itu cuma dibutuhkan oleh mereka yang pengin jadi pengusaha. Nah, ini pemikiran yang keliru loh. Pasalnya, nggak cuma pengusaha yang butuh, semua orang seharusnya belajar neraca keuangan dulu, sebelum beranjak ke hal-hal keuangan yang lain. Kamu yang punya banyak cita-cita dan mimpi, bisa tuh mulai merencanakan untuk mewujudkannya dengan langkah awal belajar neraca keuangan.
Apa Itu Neraca Keuangan?
Neraca keuangan memang merupakan istilah akuntansi, sehingga buat yang awam, dengar saja ibaratnya bisa auto pusing.
Padahal ya biasa saja. Dalam neraca keuangan memang ada laporan keuangan yang merincikan kekayaan yang kita miliki. Di situ ada catatan pengeluaran dan penghasilan, ada catatan utang juga, pun ada catatan aset yang sudah kita punya. Untuk keperluan pribadi, neraca keuangan tidak sekompleks jika digunakan untuk keperluan perusahaan. Jadi, jangan dulu pusing dengan istilah yang ada.
Meskipun bukan pengusaha, belajar keuangan itu sangat penting dilakukan, terutama soal mencatat arus kas. Pasalnya, dengan catatan keuangan yang baik, pengelolaan keuangan pun akan lebih mudah bahkan sampai jangka panjang. Untuk melakukannya, kamu bisa menggunakan software atau aplikasi keuangan, atau bisa juga secara manual.
Beberapa bagian yang perlu diperhatikan dalam belajar neraca keuangan:
- Sumber penghasilan dan jumlahnya, tak hanya penghasilan aktif tetapi juga penghasilan pasif, jika ada. Jangan lupa juga untuk mencatat penghasilan tahunan.
- Pos-pos pengeluaran bulanan, biasanya terdiri atas belanja rutin, cicilan utang, investasi, sosial, dan lifestyle. Kamu bisa menambahkan sesuai kondisi.
- Pos pengeluaran tahunan, yang harus dialokasikan dengan teliti karena biasanya nominalnya besar
- Posisi utang, baik utang produktif maupun konsumtif
- Kepemilikan aset, baik yang bergerak atau tidak bergerak, yang produktif maupun konsumtif
- Hal-hal lain yang berkaitan dengan rencana keuangan pribadi
Pentingnya Belajar Neraca Keuangan
Apa manfaatnya belajar neraca keuangan?
Well, di atas sudah sedikit disinggung, bahwa belajar neraca keuangan bisa jadi langkah dasar bagi kamu untuk mengelola keuangan dengan lebih baik lagi. Kamu mau belajar investasi, belajar saham, belajar kripto, belajar membangun aset, semuanya enggak akan dapat berhasil dengan baik kalau dasar pengelolaan keuangan kamu belum kuat. Dan, dasar pengelolaan keuangan ada pada belajar neraca keuangan.
Selain itu, dengan belajar neraca keuangan, kamu juga belajar untuk membuat standar keuangan sehat untuk dirimu sendiri. Nantinya, kamu bisa melakukan review dan evaluasi untuk memastikan bahwa kebutuhanmu sampai jauh ke depan bisa terpenuhi dengan baik.
Belajar Neraca Keuangan, Mulailah dari Sini!
Mau belajar neraca keuangan? Kamu bisa mulai dengan langkah-langkah berikut ini.
1. Kumpulkan catatan keuangan
Kumpulkan catatan pengeluaran dan juga penghasilan yang bisa dipakai untuk mengisi neraca, mulai dari nota-nota, faktur, dan sebagainya. Kalau kamu biasa cashless, ini malah lebih baik, karena biasanya semua pengeluaran dan pemasukan justru sudah tercatat dengan rapi pada aplikasi yang kamu gunakan. Mau lebih rapi? Tinggal disalin ke dalam catatan.
2. Siapkan neraca
Kamu bisa membuatnya dalam Excel, dengan aplikasi keuangan yang bisa diunduh langsung ke smartphone, atau bisa juga dengan buku catatan manual. Pilih sesuai preferensi, dan yang paling nyaman untukmu.
Neraca terdiri atas pada umumnya terdiri atas 3 bagian, yaitu penghasilan, pengeluaran, dan aset. Nah, tinggal per bagian bisa kamu bagi lagi sesuai kondisi. Misalnya, penghasilan ada penghasilan aktif yaitu gaji dari kantor, ada juga penghasilan pasif misalnya hasil menyewakan properti. Ada juga penghasilan sampingan, jika ada. Pengeluaran bisa dibagi per pos, atau buat yang lebi sederhana: belanja dan kewajiban. Bisa juga dibagi per periode, misalnya pengeluaran bulanan dan tahunan. Sementara aset, bisa dibagi lagi misalnya aset produktif, misalnya kos-kosan atau mobil yang disewakan, termasuk jika kamu punya sejumlah investasi, dan aset konsumtif, misalnya kendaraan yang dipakai sendiri, emas perhiasan, handphone, laptop, dan sebagainya.
3. Isi nilainya
Untuk langkah selanjutnya, isi nilai masing-masing bagian. Per bagian tentu butuh kecermatan.
Biasanya yang agak membingungkan adalah di bagian aset. Sedikit pro tips, isilah nilai aset properti dengan harga jualnya, yaitu harga jika properti tersebut kamu jual. Misalnya, kamu membeli rumah secara KPR. Ketika KPR lunas nanti, nilai rumah tersebut adalah harga beli ditambah bunga KPRnya. Harga jual adalah harga beli ditambah KPR yang masih diperhitungkan dengan keuntungan. Jika lokasi rumah cukup strategis, bisa jadi nilainya akan sangat lebih tinggi daripada saat beli.
Lakukan hal yang sama dengan aset lain yang bernilai ekonomis lebih besar daripada harga beli. Misalnya seperti surat-surat berharga, ataupun emas.
4. Buat track record utang
Utang adalah kewajiban yang enggak boleh dilalaikan. Buatlah track record uang, yang meliputi jumlah pinjaman, jatuh tempo, dan besarnya cicilan. Dengan begini, kamu bisa mengevaluasinya, dan dapat mengantisipasi hal-hal yang mungkin menghambat.
Belajar neraca keuangan juga akan membuatmu lebih bijak ketika mempertimbangkan untuk berutang.
5. Buat track record tujuan keuangan
Belajar neraca keuangan juga dapat membantumu untuk membuat rencana untuk mencapai berbagai tujuan keuangan. Sebut saja seperti membeli rumah pertama, menyekolahkan anak setinggi mungkin, hingga mewujudkan masa pensiun yang sejahtera dan mandiri.
Buat track record masing-masing tujuan keuangan, sehingga kamu bisa tahu bagaimana perkembangannya. Hal ini nantinya juga akan memudahkanmu untuk melakukan review secara berkala, sehingga memastikan bahwa tujuan bisa tercapai dengan paripurna.
Nah, itu dia beberapa hal yang bisa didapatkan dari belajar neraca keuangan dan juga bagaimana memulainya.
Tertarik untuk belajar neraca keuangan lebih jauh lagi?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Apa Kamu Benar-Benar Sudah Paham Pengertian Saham yang Sebenarnya?
Apa sih pengertian saham? Bagaimana cara kerjanya? Kok bisa saham menguntungkan? Jangan-jangan hoaks!
Masa sih saham saja enggak tahu?
Well, memang begitu faktanya pada masyarakat tanah air kita. Masih banyak yang awam terhadap pengertian saham. So, jangankan bisa memanfaatkannya untuk mencapai tujuan keuangan, memilihnya saja hanya ikut-ikutan influencer, dan—parahnya lagi—pompomer. Ada pula yang menganggap pengertian saham sebagai judi, sehingga memandang negatif mereka yang berinvestasi saham.
Karena itu, penting ya, untuk tahu seluk beluk dan pengertian saham sedari basic-nya, agar kemudian bisa memanfaatkan instrumen ini secara optimal, terlebih lagi enggak judging. Kalaupun memang merasa investasi saham tidak cocok atau tidak sesuai dengan visi misi, ya enggak masalah. Yang penting, paham pengertian saham dan tahu instrumen ini seperti apa.
Pengertian Saham
Saham adalah salah satu jenis instrumen investasi, yang menjadi bukti kepemilikan modal dalam sebuah perusahaan. Bisa dikatakan, kamu sebagai pemilik saham adalah pemilik perusahaan penerbit saham tersebut. So, kalau kamu punya saham yang diterbitkan oleh Telkom, kamu bisa menganggap dirimu sebagai pemilik Telkom. Nah loh. Kurang hebat gimana?
So, membeli saham tidak sama dengan berjudi, apalagi jika dalam membeli, kamu ada tujuannya. Pasalnya, membeli saham bukan dengan tebak-tebak buah manggis, atau cap cip cup kembang kucup, bukan sulap bukan pula sihir. Membeli saham ada ilmu dan cara analisisnya. Hal yang sangat jauh berbeda dengan berjudi. Kamu takut riba? Tenang, ada juga kok saham syariah. Bahkan ada indeks saham khusus syariah.
Dengan kamu memiliki saham perusahaan terbuka yang melantai di Bursa Efek Indonesia, maka ada beberapa hak yang juga kamu dapatkan. Seperti:
- Berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham
- Punya suara untuk menentukan arah bisnis, tentu saja tergantung kepemilikan sahammu
- Berhak mendapatkan pembagian laba atau dividen
Untuk bisa membeli saham, maka kamu perlu untuk bekerja sama dengan perusahaan sekuritas, yang akan menjadi perantara jual beli saham di pasar modal.
Sektor Saham
Sudah tahu pengertian saham, sekarang yuk, berkenalan dengan sektor saham.
Dari website resmi Bursa Efek Indonesia, ada 12 sektor saham yang diperdagangkan setiap harinya, yaitu:
- Energi, mencakup perusahaan yang bergerak pada produk dan layanan jasa yang terkait dengan energi tak terbarukan dan energi alternatif. Misalnya seperti perusahaan minyak bumi, gas alam, baru bara, dan industri pendukungnya.
- Barang baku, mencakup perusahaan yang memproduksi barang dan jasa yang digunakan oleh industri lain untuk membuat barang jadi. Misalnya bahan-bahan kimia, material konstruksi, pertambangan logam dan mineral, produk kayu, kertas, dan lain sebagainya.
- Perindustrian, mencakup perusahaan dengan produk dan jasa dengan target pasar pelaku industri. Misalnya produk kelistrikan, mesin, percetakan, pengelola lingkungan, dan sebagainya.
- Barang konsumen primer dasar, misalnya perusahaan ritel makanan, obat-obatan, supermarket, minuman kemasan, produk pertanian, rokok, keperluan rumah tangga, dan perawatan pribadi. Produksi sektor ini tidak dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi. Artinya, dibutuhkan terus menerus oleh masyarakat karena sifatnya yang sangat dasar.
- Barang nonprimer, mencakup perusahaan yang memproduksi barang siklis atau sekunder, yang permintaan pasarnya berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi. Misalnya seperti pakaian, sepatu, barang olahraga, hobi, pariwisata, pendidikan, media, dan sebagainya.
- Kesehatan, misalnya seperti produsen peralatan kesehatan, penyedia layanan kesehatan, farmasi, dan riset yang juga tentang kesehatan.
- Keuangan, mulai dari bank, modal ventura, jasa investasi, asuransi, dan sejenisnya.
- Properti dan real estate, mencakup saham perusahaan developer properti, real estate, dan berbagai perusahaan jasa penunjang.
- Teknologi, misalnya seperti penyedia koneksi internet, konsultan TI, pengembang software, produsen perangkat, dan sejenisnya.
- Infrastruktur, mencakup perusahaan-perusahaan penyedia sarana dan prasarana transportasi, konstruksi bangunan, perusahaan utilitas, perusahaan telekomunikasi, dan sebagainya.
- Transportasi dan logistik, seperti ekspedisi dan penyedia transportasi.
- Produk investasi tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Berinvestasi Saham untuk Jangka Panjang
Ya, pengertian saham enggak cuma jual dan beli saham saja, melainkan lebih pada alat untuk mencapai tujuan keuangan. Di sini berlaku hukum ekonomi: kita harus membeli saham di harga rendah, untuk kemudian mendapatkan keuntungan dari nilainya yang mengalami peningkatan. Terlebih lagi jika emiten saham tersebut mampu memberikan dividen secara teratur.
Jadi, dengan pengertian saham seperti di atas, investasi jangka panjangnya bisa dilakukan dengan:
- Tentukan tujuan keuanganmu, ingat selalu ada “judul”, nominal, dan jangka waktu.
- Sadari risiko investasi saham yang tinggi, karena itu disarankan untuk investasi jangka panjang.
- Mulai dengan modal kecil, dan kamu bisa tingkatkan seiring waktu. Kamu bisa coba strategi dollar cost averaging, untuk meminimalkan pengaruh fluktuasi pasar terhadap nilai investasi.
- Belajar analisis, agar kamu bisa memilih dan membeli saham yang sesuai untuk tujuan keuanganmu.
- Lakukan review secara berkala, dan lakukan rebalancing sesuai tujuan keuangan dan profil risikomu.
Nah, itu dia penjelasan singkat mengenai pengertian saham, sektornya, serta tip berinvestasi jangka panjang dengan memanfaatkan saham. Gimana? Apakah cukup mudah dimengerti?
Jika masih merasa ada yang kurang, kamu bisa langsung belajar dengan trainers QM Financial yang berpengalaman. Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Apa Itu Investasi? Ini Dia Penjelasan Lengkap Sekaligus Contohnya
Salah satu hal penting dalam proses pengelolaan keuangan yang harus kita lakukan adalah berinvestasi. Apa itu investasi?
Mirisnya kalau sampai kamu melakukan sesuatu, tanpa paham apa artinya. Betul enggak? Termasuk juga soal investasi ini. Padahal, kalau investasi tanpa pemahaman yang cukup, alih-alih keuntungan, justru kerugian yang didapat. Terutama tidak bisa tercapainya tujuan finansial. Nah, ini malah yang benar-benar tidak kita inginkan, betul? Akibatnya pensiun enggak sejahtera, enggak bisa sekolahin anak sesuai harapan, dan sebagainya. Lebih fatal ketimbang sekadar kehilangan uang.
Jadi, apakah kamu sudah paham betul apa itu investasi? Kalau belum, yuk, kita kembali ke paling basic lagi: pengertiannya.
Apa Itu Investasi?
Apa itu investasi? Apa pengertian sebenarnya?
Kalau menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, investasi artinya penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. Pihak yang melakukan investasi disebut investor.
Apa itu investasi, menurut Otoritas Jasa Keuangan, adalah penanaman modal, biasanya dalam jangka panjang untuk pengadaan aktiva lengkap atau pembelian saham-saham dan surat berharga lain untuk memperoleh keuntungan.
Sedangkan apa itu investasi menurut Wikipedia? Investasi adalah suatu kegiatan menanamkan modal, baik langsung maupun tidak, dengan harapan pada waktu nanti pemilik modal mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal tersebut.
Investasi adalah aktivitas untuk memberikan modal atau menempatkan dana pada instrumen tertentu, dalam jangka waktu tertentu, untuk kemudian mendapatkan keuntungan atau imbal hasil di masa depan. Nah, semakin ke sini, kadang investasi tidak selalu identik dengan uang. Waktu, tenaga, aset lain selain uang, yang diberikan dengan mengharap mendapatkan keuntungan di kemudian hari juga disebut dengan investasi.
Tujuan Orang Berinvestasi
Orang biasanya melakukan investasi untuk tujuan tertentu. In fact, tujuan inilah yang akan menentukan perjalanan investasi kita. So, tujuan jangan sampai salah.
Kita berinvestasi pastinya mengharapkan keuntungan. Tapi, bukan sekadar keuntungan hingga cepat kaya, akan ada baiknya juga kalau kita sudah tahu keuntungannya hendak dipakai untuk apa. Inilah tujuan keuangan yang sebenarnya.
Ada bermacam tujuan keuangan yang bisa dicapai dengan cara berinvestasi, di antaranya:
- Mengumpulkan dana untuk berbagai kebutuhan, misalnya menikah, ibadah ke tanah suci, biaya pendidikan anak dan sebagainya.
- Membangun aset untuk kebutuhan jangka panjang, misalnya dana pensiun
Ya, ini adalah konsep yang lebih tepat, alih-alih kita berinvestasi dengan alasan supaya kaya. Berinvestasi menuntut kita untuk sabar dan memiliki komitmen kuat. Apalagi kalau menghadapi berbagai fluktuasi yang terjadi—seperti saat artikel ini ditulis, ketika The Fed dengan ‘semena-mena’ menaikkan suku bunga acuan menjadi 1.75%.
Jenis Investasi Berdasarkan Waktu
Apa itu investasi, tak lepas dari jangka waktu untuk melakukannya. Biasanya kita bisa membedakan dalam 3 jangka waktu.
Investasi Jangka Pendek
Apa itu investasi jangka pendek? Di QM Financial, investasi jangka pendek dilakukan untuk berbagai kebutuhan yang harus dipenuhi maksimal dalam 5 tahun. Misalnya, dana liburan, dana menikah, memenuhi dana darurat, dan lain-lain.
Karena dibutuhkan dengan segera, maka kita tidak bisa mempertaruhkan pada instrumen yang tinggi risiko. Jika ini yang dilakukan, maka akan ada peluang nilai investasi turun saat akan dibutuhkan. Dengan demikian, bisa dipilih berbagai instrumen rendah risiko seperti deposito, tabungan berjangka, obligasi negara, hingga reksa dana pasar uang.
Karena rendah risiko, maka imbal juga akan disesuaikan. Bunga deposito berkisar pada 3.5% saat artikel ini ditulis. Sementara, imbal Reksa Dana Pasar Uang berkisar antara 4.0% hingga 4.5% per tahunnya. Obligasi negara juga cukup menguntungkan dengan jangka waktu 3 tahun, kuponnya lebih tinggi daripada deposito.
Investasi Jangka Menengah
Apa itu investasi jangka menengah? Yaitu investasi yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan di atas 5 tahun, tetapi di bawah 15 tahun. Di QM Financial, kebutuhan atau tujuan keuangan jangka menengah adalah 5 – 10 tahun. Misalnya saja untuk mengumpulkan DP rumah pertama, dana renovasi rumah, dan sebagainya
Jangka waktu antara 5 hingga 10 tahun ini bisa dilayani dengan berbagai instrumen investasi dengan tingkat risiko sedang. Misalnya saja reksa dana pendapatan tetap atau reksa dana campuran. Imbal hasilnya juga sepadan dengan tingkat risikonya, yakni sedang.
Investasi Jangka Panjang
Apa itu investasi jangka panjang? Investasi jangka panjang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dalam jangka waktu yang panjang, yaitu di atas 10 tahun. Misalnya, menyiapkan dana pendidikan anak masuk SMP, SMA, hingga kuliah, atau membangun aset untuk dana pensiun.
Instrumen yang cocok dimanfaatkan untuk melayani kebutuhan atau tujuan keuangan jangka panjang ini misalnya saham atau reksa dana saham, bisa juga dalam bentuk properti.
Imbal hasil investasi jangka panjang akan relatif lebih besar jika dibandingkan dengan investasi jangka pendek maupun menengah. Hal ini tentu sebanding dengan tingkat risikonya juga.
Nah, itu dia penjelasan singkat tapi lengkap, beserta contohnya. Sudah ada bayangan kan, apa itu investasi?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Training Keuangan bagi First Jobbers: Ini Dia 5 Alasan Pentingnya
Training keuangan merupakan salah satu jenis training penting yang sebaiknya diberikan oleh pihak human resource perusahaan yang perhatian terhadap kesejahteraan karyawannya. Nggak hanya pada mereka yang sudah bertahun-tahun mengabdi di perusahaan, tetapi juga bagi mereka yang baru saja bergabung terutama yang masih first jobbers.
First jobbers adalah sebutan bagi mereka yang baru saja menapakkan kaki di dunia kerja yang qeras ini, lantaran baru lulus dari kuliah. Masih kinyis-kinyis, gitu katanya. Hal yang sering dirasakan pada fase ini biasanya adalah pengin buru-buru mandiri dan mendapatkan penghasilan sendiri.
Karena itu, keterampilan untuk manajemen keuangan seharusnya sudah mulai dipelajari dan didalami. Gaji mungkin memang belum terlalu besar, tapi jangan salah, justru di sinilah garis start untuk mulai mengelola keuangan dengan benar.
Kamu bisa saja belajar keuangan sendiri, tetapi akan lebih komprehensif jika diberikan oleh perusahaan sesuai dengan jenjang kariermu. Saat pada fase recruit ini, kamu perlu membangun kebiasaan keuangan yang baik. Nanti setelah beberapa tahun kamu bekerja, fasenya akan berbeda lagi, dan perlu kembali mendapatkan training keuangan. Nah, saat menjelang pensiun, sebagai karyawan, kamu juga membutuhkan training keuangan sekali lagi, demi menyiapkan diri menghadapi masa pensiun yang sudah dekat.
Tapi, mengapa fase recruit ini penting untuk mendapatkan training keuangan? Kan gaji juga belum besar, bisalah diatur sendiri. Eits, jangan salah. Training keuangan itu bakalan dibutuhkan banget untuk first jobber. Ini dia alasan-alasannya.
Alasan Mengapa First Jobber Butuh Training Keuangan
1. Punya kebiasaan keuangan yang baik sejak dini
Faktanya, tak banyak orang yang memiliki keterampilan mengelola keuangan yang baik di masa mudanya. Apalagi, soal keuangan ini memang tak pernah diajarkan di bangku sekolah maupun kuliah.
Oleh orang tua kita? Biasanya yang diajarkan adalah kebiasaan menabung, tetapi jarang banget kita belajar bagaimana belanja dengan bijak sejak kecil. Betul? Padahal pada aktivitas belanja ini yang seharusnya kita fokus untuk belajar, biar enggak jor-joran.
Apalagi di fase entry level, ketika kita baru saja mandiri dan bisa mendapatkan penghasilan sendiri. Perasaan jadi kayak mau balas dendam, betul?
Di sinilah kita perlu training keuangan, yang dapat melatih kita untuk terbiasa belanja dengan bijak agar tak membahayakan cash flow keuangan kita. Gaji harus dikelola dengan baik, supaya bisa dipakai sampai gajian lagi berikutnya.
2. Dapat segera menentukan tujuan keuangan
Di masa-masa fase awal, para first jobber biasanya juga belum tahu bahwa memiliki tujuan keuangan itu penting. Apalagi yang jangka panjang seperti pensiun. Baru saja dapat kerjaan, masa sih sudah mikirin pensiun? Gitu mungkin ya?
Padahal, justru saat baru mulai bekerja inilah, saat yang tepat untuk mulai membuat rencana pensiun, kalau kamu memang mau nanti ingin menjalani masa pensiun yang mandiri dan sejahtera.
Hal yang sama juga berlaku untuk berbagai tujuan keuangan penting lainnya. Pasalnya, menentukan tujuan keuangan itu sama dengan kita membuat tujuan hidup. Pertanyaannya tak pernah lepas dari: mau hidup seperti apa nanti? Pengin mencapai apa saja nanti? All about dreams and achievement!
Kalau nggak segera direncanakan melalui training keuangan, terus kapan lagi?
3. Nggak sembarangan berutang
Utang biasanya juga jadi jebakan betmen, apalagi bagi seorang first jobber yang baru saja pegang kartu kredit. Belum lagi dengan berbagai tawaran pinjol dan paylater yang belakangan berkembang secara luar biasa. Ditambah dengan belum bijak dalam belanja, jadi deh, perilaku konsumtif dipelihara. Dengan tambahan beban cicilan utang.
Tanpa training keuangan yang komprehensif, mengambil pinjaman dana alias utang bisa jadi sandungan besar dalam arus kas keuangan buat first jobber. Akibatnya ya jadi kebiasaan keuangan yang kurang baik ke depannya.
4. Bisa memilih proteksi dengan baik
First jobber itu biasanya kan masih lajang, masa sudah butuh asuransi? Eits, jangan salah loh! Kalau kamu adalah first jobber adalah sandwich generation, yang menjadi tulang punggung keluarga besarmu, maka kamu akan butuh asuransi jiwa sekarang juga.
Di samping itu, kamu juga butuh proteksi kesehatan. Memang sih, perusahaan-perusahaan sudah diwajibkan oleh pemerintah untuk mengikutsertakan karyawannya dalam BPJS Kesehatan. Akan tetapi, tentu ini mesti disesuaikan dengan kebutuhan.
Kalau kamu adalah sandwich generation, maka kamu juga perlu mempertimbangkan untuk memberikan asuransi kesehatan untuk seluruh keluargamu. Ini adalah hal yang tidak akan terpikirkan kalau tidak melalui training keuangan yang komprehensif.
5. Segera punya tabungan dan investasi
Belanja teros … Bayar pakai kartu kredit dan paylater teros, tanpa bisa mengendalikan diri, atas nama healing dan self reward. Sampai-sampai tak pernah punya tabungan, apalagi investasi.
Lagu lama? Betul. Bisa jadi akan selalu ada first jobber yang punya masalah seperti ini, karena belum mendapatkan training keuangan yang pas dari kantor tempatnya bekerja.
Atau bisa jadi, nggak punya tabungan dan investasi, karena semua uang yang didapatkan langsung dipakai untuk kebutuhan keluarga besar.
Hal ini bisa kamu cari solusi, jika kamu memiliki keterampilan pengelolaan keuangan yang baik. Untuk itulah, training keuangan diperlukan.
Nah, itu dia beberapa alasan mengapa first jobber membutuhkan training keuangan yang komprehensif.
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Perencanaan Keuangan Jangka Pendek: Pengertian, Contoh, dan Tip Terbaiknya
Namanya hidup, harusnya sih ada tujuan. Untuk mencapai tujuan itu, nggak jarang kita perlu biaya. Nggak selalu sedikit malah, kadang buat mewujudkan apa yang kita mau, butuh biaya besar. Karena itu, kita butuh membuat perencanaan keuangan pribadi. Pasalnya, nggak cuma buat cita-cita, kita perlu juga untuk memenuhi kebutuhan hidup saat ini. Nah, di sinilah kita membagi perencanaan keuangan menjadi dua: perencanaan jangka panjang dan perencanaan keuangan jangka pendek.
Untuk perencanaan keuangan jangka panjang, kita sudah membahasnya di sini. Boleh dibaca lagi ya, kalau misalnya lupa atau memang belum dibaca.
Perencanaan Keuangan Jangka Pendek: Apa Maksudnya?
Pastinya kita punya rencana-rencana. Misalnya saja, pengin pensiun nanti tinggal di kampung halaman, punya lahan luas buat ditanami berbagai sayuran. Mau masak, tinggal petik. Nah, untuk mewujudkannya, kamu perlu membuat rencana keuangan. Karena pensiunnya 20 – 30 tahun lagi, maka ini termasuk perencanaan keuangan jangka panjang.
Nah, kalau misalnya, kamu pengin liburan ke Labuan Bajo tahun depan. Butuh tiket sekian juta PP, butuh sekian juta lagi untuk hotel, sekian juta untuk jalan-jalannya, sekian ratus ribu untuk makan, total semuanya butuh sekian juta untuk liburan, dan harus dipenuhi setahun ke depan. Ini namanya perencanaan keuangan jangka pendek.
Perencanaan keuangan jangka pendek adalah step by step cara kita mengatur keuangan demi mewujudkan keinginan yang harus segera dipenuhi dalam waktu kurang dari 3 tahun. Bisa dua tahun, satu tahun, bahkan beberapa bulan ke depan.
Jangan salah, meski hanya pendek, tujuan finansial ini perlu dibuatkan rencana loh. Namanya juga manusia, ya kan? Sumber daya kita (baca: uang) itu terbatas. Sedangkan maunya banyak. Mesti beli makanan dan minuman untuk hari ini, kudu menyiapkan pensiun beberapa puluh tahun ke depan, pun harus berlibur juga dan keperluan lain 2 – 3 tahun ini supaya happy!
Berbagai Tujuan Finansial Jangka Pendek
Apa saja sih tujuan keuangan yang termasuk ke dalam jangka pendek? Ya, semua yang hendak kamu lakukan atau wujudkan dalam waktu kurang dari 3 tahun. Bisa jadi:
1. Dana darurat ideal
Dana darurat ideal itu kan antara 4 – 12 kali pengeluaran rutin bulanan, tergantung banyaknya tanggungan. Ini bukan jumlah yang kecil loh. Misalnya, untuk keluarga dengan 2 anak, idealnya itu 12 kali pengeluaran bulanan. Kalau pengeluaran bulanan Rp10 juta, artinya dana darurat idealnya Rp120 juta!
Tapi, dana darurat memang penting sekali, sehingga angka ideal ini memang harus diusahakan. Enggak harus sekaligus, kamu bisa membuat target bertahap. Misalnya, setahun ini harus bisa 4 kali pengeluaran bulanan dulu. Tahun depan bisa 8 kali, dan seterusnya.
2. Menikah
Dana menikah juga bisa menjadi salah satu tujuan yang harus didukung dengan perencanaan keuangan jangka pendek, jika akan dilaksanakan kurang dari 3 tahun.
Tentukan bujetnya dengan menghitung kebutuhan, lalu baru ditarik ke saat ini. Nantinya, akan ketemu deh berapa banyak dana yang harus dikumpulkan setiap bulan untuk mencapai target bujet.
Yuk, dihitung, biar nggak perlu terlalu tergantung orang tua kalau memang sudah serius.
3. Lanjut S2
Buat yang mau lanjut S2, kalau mau mulai kurang dari 3 tahun lagi, boleh loh dimasukkan ke perencanaan keuangan jangka pendek. Sekolah itu butuh biaya banyak, karena itu bener banget kalau harus direncanakan dengan baik.
Cari informasi selengkap dan sedetail mungkin tentang biayanya, agar kemudian kamu bisa membuat rencana keuangan yang komprehensif.
4. Liburan
Liburan harus buat rencana dulu? Iya dong, apalagi kalau liburannya jauh yang berarti biayanya juga akan semakin besar. Liburan yang direncanakan akan membuatmu lebih nyaman, terutama dari segi keuangan. Bukan berarti yang spontan itu nggak bagus ya. Tentu saja, semua kembali pada preferensi masing-masing.
Jika kamu pengin liburan yang aman terkendali, ada baiknya buat rencana dulu. Apalagi jika memang keuangan cukup terbatas, tapi merasa healing itu perlu banget. So, tentukan mau liburan ke mana, biayanya berapa, dan buat rencananya sekarang.
5. Lunasi kartu kredit
Pernah nggak ngebayangin bebas utang kartu kredit? Nyaman banget loh! So, kalau misalnya ini adalah keinginanmu, kenapa tak kamu masukkan ke dalam perencanaan keuangan jangka pendek? Dengan adanya rencana, kamu bisa menjaga konsistensi pelunasan sampai benar-benar tuntas loh.
So, yuk, mulai buat target kapan mau lunas, dan buat rencananya.
Selain 5 tujuan keuangan jangka pendek di atas, tentu masih ada banyak lagi tujuan lain yang bisa kamu rencanakan untuk setidaknya 3 tahun ke depan. Apa pun itu, buat “judul”-nya, tentukan target nominal dan waktunya, lalu buat rencananya.
Tip dan Metode Perencanaan Keuangan Jangka Pendek
1. Tentukan tujuan dan kebutuhan
Tujuan dari perencanaan keuangan ini harus ditentukan dulu untuk kemudian kamu bisa mengetahui kebutuhan biayanya. Baru dari kebutuhan ini ditarik mundur ke saat ini, dan dihitung berapa yang harus kamu sisihkan untuk memenuhinya.
Semoga sampai di sini cukup jelas ya.
2. Cek kondisi keuangan saat ini
Meskipun membuat perencanaan keuangan jangka pendek dan jangka panjang akan dapat membantumu membuat prioritas sehingga bisa mencukupkan sumber dayanya, tetapi bukan berarti lantas bisa halu. Tetap sesuaikan dengan kemampuanmu ya.
Jangan sampai mengorbankan kebutuhan lain yang sama pentingnya, agar kamu tak menemui kesulitan keuangan ke depannya.
3. Cari instrumen yang sesuai
Setelah mengetahui target nominal dan waktu, selanjutnya kamu bisa mencari instrumen yang sesuai. Karena tujuannya jangka pendek, maka direkomendasikan untuk kamu memilih instrumen dengan tingkat risiko yang paling rendah. Misalnya seperti reksa dana pasar uang, deposito, atau tabungan berjangka.
Begitulah cara membuat perencanaan keuangan jangka pendek yang bisa dilakukan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Perencanaan Keuangan Adalah Kunci Capai Tujuan Hidup, Ini Maksud dan Alasannya
Apa sih arti sebenarnya dari perencanaan keuangan? Mengutip dari situs Financial Planning Standards Board Indonesia—sebuah lembaga yang mengeluarkan sertifikasi untuk para perencana keuangan—perencanaan keuangan adalah suatu proses pembuatan rencana keuangan dan pengelolaannya, demi mencapai tujuan hidup.
Tujuan hidup seperti apa? Misalnya saja memiliki rumah sendiri, menikah, menyiapkan biaya pendidikan anak hingga jenjang yang tertinggi, menunaikan ibadah, sampai menyiapkan pensiun sejahtera.
Jadi, kalau mau disederhanakan, perencanaan keuangan adalah alat untuk memenuhi berbagai kebutuhan keuangan sekarang dan di masa depan. Hingga pada akhirnya, seseorang yang memiliki perencanaan keuangan yang baik akan dapat mewujudkan tujuan terbesar dalam hidup: bebas finansial—yang berarti bebas dari utang, dapat memenuhi kebutuhan dengan baik tanpa khawatir mengalami kesulitan keuangan, punya kondisi keuangan sehat, dan akhirnya menikmati hidupnya.
Manfaat Perencanaan Keuangan
Jika melihat dari definisinya, maka manfaat terbesar dari membuat perencanaan keuangan adalah memberikan arah dan arti dari setiap keputusan keuangan yang harus kita ambil. Dengan adanya perencanaan keuangan ini, dan juga keuangan yang dikelola dengan baik, kita bisa melihat bagaimana setiap keputusan yang kita ambil akan berdampak ke aspek hidup kita yang lain.
So, hal ini akan membawa kita untuk dapat mempertimbangkan efek jangka pendek dan jangka panjang atas tujuan-tujuan hidup yang sudah kita rencanakan. Dengan adanya rencana keuangan, kita akan lebih mudah menyesuaikan diri atas perubahan yang terjadi dalam hidup, sekaligus merasa aman karena kita yakin, tujuan dan rencana kita sudah tepat.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perencanaan Keuangan
Faktor paling berpengaruh dalam proses perencanaan keuangan adalah life event, yaitu kondisi dan situasi tempat kita berada sekarang. So, inilah yang membuat rencana keuangan kita bisa berbeda dengan orang lain, karena kita masing-masing punya situasi yang berbeda, pun tujuan finansial yang berbeda.
Beberapa hal yang memengaruhi rencana keuangan antara lain:
- Status: sudah menikah atau belum
- Kondisi pekerjaan: sudah karyawan tetap, pekerja upah harian, atau project based. Belum lagi dari sisi nominal gaji yang diterima, akan lebih luas lagi cakupannya.
- Usia: 20-an, 30-an, 40-an, dan seterusnya.
- Tingkat pendidikan, karena biasanya jika tingkat pendidikan akan memengaruhi tingkat kisaran penghasilannya
- Kondisi keluarga: jumlah orang yang ditanggung, dan sebagainya
- Kondisi kesehatan, yang akan memengaruhi pengeluaran
- Kondisi ekonomi secara umum, misalnya seperti sedang terjadi pandemi atau krisis, atau mungkin ekonomi sedang bertumbuh dengan baik, dan sebagainya
Life event tersebut bisa saja berubah sewaktu-waktu, yang kemudian membuat kita melakukan penyesuaian terhadap rencana keuangan yang sebelumnya dibuat. Hal ini wajar banget kok, karena hidup kan memang dinamis. So, jangan takut atau khawatir kalau memang butuh membuat rencana keuangan yang baru.
Lalu, bagaimana cara melakukan perencanaan keuangan? Rumitkah? Perencanaan keuangan adalah proses yang sederhana sih sebenarnya. Tetapi memang harus kamu buat dengan cermat, yang disesuaikan dengan kebutuhan, kemampuan, dan tujuan hidupmu.
Jadi, cara melakukan perencanaan keuangan adalah sebagai berikut ini.
Cara Melakukan Perencanaan Keuangan untuk Pemula
1. Tentukan tujuan
Langkah pertama dalam melakukan perencanaan keuangan adalah menentukan tujuan. Dengan adanya tujuan ini, kamu akan dapat memahami alasan mengapa kamu harus membuat rencana keuangan yang realistis dan komprehensif.
Kalau tujuan saja enggak jelas, ya mana bisa kamu berkomitmen dengan rencanamu? Yang ada ya bakalan tergoda ini itu, yang mungkin sama sekali enggak ada hubungannya dengan cita-cita atau kesejahteraan hidup. Uangmu pun habis dengan sia-sia.
Selain itu, tujuan keuangan yang jelas akan membuatmu tahu langkah apa yang harus dilakukan berikutnya, kalau langkah sebelumnya sudah dilakukan.
Misalnya, kamu pengin beli rumah 5 tahun lagi. Setelah mengetahui harga kisaran rumah yang diperhitungkan dengan inflasi, maka kamu tahu bahwa kamu harus menabung Rp5 juta per bulan kalau untuk membeli rumah dengan cash keras. Padahal penghasilanmu Rp8 juta. Melihat kondisinya, sepertinya akan berat buatmu untuk bisa menabung Rp5 juta per bulan. Untuk itu, kamu harus mengubah rencana. Nggak usah cash keras deh, mungkin bisa KPR. Dengan KPR, kamu bisa mencicil dengan Rp2 juta per bulan selama 20 tahun. Ini tentu lebih terjangkau untukmu. Kamu “hanya” perlu menyiapkan dana untuk DP rumah, sekarang.
2. Buat catatan keuangan
Kunci dari suksesnya perencanaan keuangan adalah adanya catatan pengeluaran setiap bulannya, atau secara periodik. Dengan adanya catatan ini—juga catatan penghasilan—maka kamu bisa mengecek kesehatan keuanganmu, untuk memastikan rencana keuangan dapat dijalankan.
Dengan adanya catatan keuangan ini, juga akan lebih mudah bagi kamu untuk memonitor dan mengevaluasi arus kas.
So, buat catatan arus kas, yang meliputi rincian pemasukan dan pengeluaran, juga catatan berbagai aset. Dari sini, kamu bisa mengetahui dengan pasti kemampuanmu dalam hal finansial.
3. Jalani prinsip hidup hemat
Faktor lain yang dapat menyukseskan perencanaan keuangan adalah hemat. Hemat bukan berarti pelit loh ya, tetapi cermat dalam menentukan prioritas.
Misalnya begini. Untuk baju, kalau cuma dipakai di rumah, ya mending beli yang harganya murah meriah. Namun, kalau untuk ketemu klien atau situasi apa pun yang menuntutmu untuk tampil profesional, kamu boleh saja memilih baju branded.
Kasus lain lagi. Kamu memilih untuk menunda traveling ke luar negeri, karena kamu memprioritaskan agar bisa mengumpulkan DP rumah sampai 3 tahun ke depan. Untuk healing, kamu memilih untuk mengunjungi lokasi-lokasi asyik yang ada di kotamu, atau tidak lebih dari radius 20 km, misalnya. Sehingga bisa kamu jangkau dengan lebih mudah dan murah.
4. Utang? Boleh, tapi …
Utang tidak dilarang, tetapi perhatikan 3 syarat utang sehat. Faktanya, utang bisa menjadi solusi keuangan yang baik jika memang diperhitungkan dan dipertimbangkan dengan bijak. Perencanaan keuangan adalah kunci untuk bisa memastikan bahwa kamu mampu membayar cicilan utang dengan baik.
So, boleh berutang. Sebelumnya, pastikan kamu sudah punya rencana keuangan terutama soal skema mencicilnya. Jangan sampai cicilan melebihi 30% dari penghasilan rutinmu ya.
5. Bangun dana darurat, lengkapi asuransi
Dana darurat ini sangat penting, jadi akan bagus kalau kamu masukkan juga dalam rencana dan tujuan keuangan kamu.
Mengalokasikan dana darurat akan dapat menolong kalau suatu kali kamu harus berhadapan dengan situasi darurat. Misalnya, kehilangan atau berkurangnya penghasilan, tertimpa musibah, atau ada kesulitan lain yang butuh uang untuk memperbaikinya. Cek lagi jumlah ideal dana darurat yang mesti dicapai ya. Tapi kamu enggak harus memenuhinya langsung kok, sesuaikan dengan kemampuan.
Hal lain lagi yang tak kalah penting dalam perencanaan keuangan adalah asuransi yang lengkap. Asuransi lengkap di sini adalah yang memenuhi kebutuhanmu juga. Yang wajib kamu miliki adalah asuransi kesehatan dan asuransi jiwa, jika kamu adalah tulang punggung keluarga. Carilah informasi lengkap mengenai berbagai produk asuransi yang kamu butuhkan, dan jangan malas baca polisnya.
6. Menabung dan investasi
Menabung dan investasi dapat membantu kamu mempercepat mencapai tujuan keuangan. Ada banyak instrumen yang bisa kamu pilih, mulai dari deposito, emas, reksa dana, saham, P2P lending, hingga kripto jika memang sesuai dengan tujuan dan kemampuan.
Yang pasti, kenali dan pahami cara kerjanya. Jangan hanya berinvestasi karena FOMO. Pasalnya, sekali lagi, perencanaan keuangan adalah soal life event; kondisi dan prioritas hidup kamu berbeda dengan orang lain. Karena itu, rencana keuangan orang lain belum tentu cocok untuk kamu.
7. Monitor dan review
Pemantauan terhadap jalannya eksekusi rencana keuangan ini sangatlah penting. Karena dengan melakukannya, kamu akan tahu mana yang perlu diperbaiki dan mana yang bisa lanjut karena sudah sesuai dengan harapan.
Lakukanlah review secara berkala. Bisa 3 bulan, 6 bulan, atau setahun sekali, untuk mengecek kemajuan rencana keuanganmu.
Nah, itu dia jabaran tentang perencanaan keuangan. Jadi, gimana nih? Setuju kan, kalau perencanaan keuangan adalah kunci untuk mencapai tujuan hidup?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!