Tujuan Keuangan Jangka Pendek yang Realistis: Bagaimana Menentukan Target yang Terjangkau
Dalam era saat ini, merencanakan masa depan keuangan dengan bijaksana menjadi lebih penting dari sebelumnya. Tujuan keuangan jangka pendek sering dianggap sebagai batu loncatan pertama dalam perjalanan finansial kita.
Ini bukan hanya tentang memenuhi kebutuhan mendesak, tetapi juga tentang menanamkan disiplin dalam pengelolaan dana dan sumber daya. Menetapkan target yang tidak hanya bermakna tetapi juga realistis adalah langkah awal yang krusial dalam membangun fondasi keuangan yang kuat.
Sayangnya, banyak orang terjebak dalam perangkap mengejar tujuan yang terlalu ambisius atau tidak jelas, hingga akhirnya kecewa dan akhirnya trauma. Mengenali pentingnya tujuan keuangan jangka pendek yang realistis dan terjangkau bukan hanya memaksimalkan peluang kesuksesan kamu, tetapi juga memastikan bahwa kamu tetap termotivasi dan bersemangat dalam mencapai tujuan-tujuan berikutnya dalam perjalanan finansialmu.
So, kita akan membahas tentang tujuan jangka pendek nih, dalam artikel kali ini, dan bagaimana caranya agar bisa menentukan secara realistis, enggak ngadi-adi, sehingga lebih terjangkau dan lebih mudah untuk diwujudkan.
Contoh Tujuan Keuangan Jangka Pendek
Untuk yang pertama, kamu harus mengenali dulu apa tujuan keuangan jangka pendek ini. Ada banyak hal yang bisa menjadi tujuan keuangan, dan enggak semuanya harus muluk-muluk. Alih-alih, mulailah dari hal kecil, sepele, tetapi bikin kamu semangat.
Pastinya, tujuan keuangan setiap orang boleh banget untuk berbeda-beda. Semuanya kan tergantung pada kebutuhan dan kemampuan masing-masing. Berikut ini ada beberapa contoh tujuan keuangan jangka pendek yang bisa kamu pertimbangkan.
Membayar Utang
Semakin ke sini, semakin ke sana, semakin banyak orang yang dengan mudah berutang. Semoga kamu tidak termasuk orang yang mudah berutang ya. Yah, paling tidak, kamu seharusnya sudah paham, bahwa berani berutang itu artinya kamu juga berani membayar.
Melunasi sebagian atau seluruh utang kartu kredit, pinjaman pribadi, atau utang lainnya yang memiliki bunga tinggi bisa menjadi salah satu tujuan keuangan jangka pendek kamu, jika saat ini kamu sudah merasa terlalu banyak berutang.
Dana Darurat
Dana darurat juga bisa menjadi salah contoh tujuan keuangan jangka pendek yang bagus, apalagi kalau sekarang kamu masih di usia 20-an, baru saja masuk ke dunia kerja, dengan segala kondisi yang ada.
Menyisihkan dana darurat sebesar 3-6 bulan pengeluaran rutin kamu akan sangat berguna untuk menghadapi situasi darurat seperti kehilangan pekerjaan atau biaya medis mendadak.
Membeli Barang Konsumsi
Enggak semua tujuan keuangan jangka pendek berkutat di kewajiban atau menyimpan uang. Kamu juga boleh kok, membuat tujuan keuangan untuk membeli sesuatu.
Menabung untuk membeli barang seperti ponsel baru, laptop, atau perabotan rumah itu juga bisa menjadi satu tujuan keuangan jangka pendek yang bagus.
Liburan
Kaum itchy feet, mana nih suaranya? Yes, liburan juga bisa menjadi contoh tujuan keuangan jangka pendek yang menarik banget. Anak-anak gen Z demen banget nih.
So, boleh kalau kamu merencanakan pengin liburan, ke luar negeri, ke dalam negeri, just name it!
Pendidikan
Buat kamu yang pengin upgrade diri, boleh banget kalau mau menaruh pendidikan sebagai tujuan jangka pendek. Kamu bisa mengumpulkan dana untuk kursus pendek, seminar, atau pelatihan profesional untuk meningkatkan keterampilan.
Mengapa Kita Harus Realistis dalam Menentukan Tujuan Keuangan?
Nah, selain 5 tujuan keuangan jangka pendek di atas, kamu masih bisa membuat beberapa tujuan keuangan yang lain. Bahkan oke juga kalau diteruskan jadi bikin tujuan keuangan jangka panjang. Yang perlu diingat hanya satu: realistis.
Mengapa sih kita harus realistis soal menentukan tujuan keuangan? Berikut beberapa alasannya.
Menghindari Kekecewaan
Tujuan yang terlalu ambisius atau tidak realistis bisa membuat kamu merasa kecewa jika tidak tercapai. Kekecewaan ini dapat menurunkan motivasimu untuk terus berusaha dan menabung.
Manajemen Sumber Daya dengan Baik
Dengan menetapkan tujuan yang realistis, kamu dapat lebih efisien dalam mengalokasikan sumber daya keuangan yang kamu miliki, seperti waktu, uang, dan energi, tanpa membuangnya pada hal-hal yang mungkin sulit dicapai.
Menghindari Utang
Jika kamu menetapkan tujuan yang tidak realistis, kamu mungkin merasa terdorong untuk meminjam uang atau menggunakan kredit untuk mencapainya. Hal ini bisa meningkatkan risiko terlilit utang.
Membangun Kepercayaan Diri
Menetapkan dan mencapai tujuan yang realistis bisa meningkatkan rasa percaya diri kamu. Setiap tujuan yang tercapai akan memberimu rasa pencapaian dan motivasi untuk menetapkan tujuan berikutnya.
Mendorong Perencanaan yang Baik
Tujuan yang realistis memerlukan perencanaan dan analisis yang cermat. Hal ini membantumu untuk lebih memahami situasi keuangan kamu saat ini dan mencari tahu apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang sudah kamu tentukan.
Membantu Menghadapi Tantangan
Dengan menetapkan tujuan yang realistis, kamu cenderung lebih siap menghadapi hambatan dan tantangan yang muncul. Kamu akan memiliki ekspektasi yang lebih jelas tentang apa yang akan kamu hadapi dan bagaimana mengatasinya.
Meningkatkan Disiplin Keuangan
Tujuan yang realistis dan terukur mendorongmu untuk memantau kemajuan rencana keuangan secara berkala. Hal ini memaksa kamu untuk lebih disiplin dalam pengelolaan keuangan.
Membangun Kebiasaan Keuangan yang Sehat
Ketika kamu terbiasa menetapkan dan mencapai tujuan keuangan jangka pendek yang realistis, kamu akan mengembangkan kebiasaan pengelolaan uang yang baik, yang akan bermanfaat dalam jangka panjang.
Panduan untuk Tujuan Jangka Panjang
Dengan mencapai tujuan jangka pendek yang realistis, kamu sudah membangun dasar yang kuat untuk mencapai tujuan jangka panjang kamu di masa depan. Pasalnya, kamu sudah terbiasa bikin rencana untuk jangka pendek, maka jangka panjang pun akan lebih mudah kamu rencanakan.
Realisme dalam menentukan tujuan keuangan jangka pendek memungkinkan kamu untuk mencapai sukses finansial dengan cara yang sehat, berkelanjutan, dan bertanggung jawab.
Cara agar Bisa Menentukan Tujuan Keuangan Jangka Pendek yang Realistis
Menentukan tujuan yang realistis dan mudah dijangkau memerlukan pemahaman yang mendalam tentang situasi kamu saat ini, kemampuan kamu, dan sumber daya yang kamu miliki. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat kamu ikuti untuk menetapkan tujuan finansial yang realistis.
Penilaian Diri
Pertama-tama, kamu perlu memahami kapabilitas kamu, kekuatan dan kelemahan, serta sumber daya yang kamu miliki. Mengetahui batasanmu sendiri akan membantumu menetapkan tujuan keuangan yang sesuai dengan kemampuan kamu.
Riset dan Informasi
Sebelum menentukan tujuan, lakukan riset untuk memahami apa yang diperlukan untuk mencapainya. Misalnya, jika kamu ingin menabung untuk liburan ke Jepang, coba cari tahu dulu biaya yang diperlukan untuk pergi ke sana; mulai dari mau naik apa, berapa tiket pesawatnya, berapa tarif hotel per malam, berapa biaya sekali makan, mau berkunjung ke mana saja, ada tiket masuknya atau enggak, dan sebagainya.
Dari sini, kamu bisa menentukan, berapa besarnya dana yang kamu perlukan dan mulai membuat rencana untuk mengumpulkannya.
Menggunakan Prinsip SMART
SMART adalah:
- Specific (Spesifik): Tujuan harus jelas dan spesifik.
- Measurable (Terukur): Kamu harus bisa mengukur kemajuanmu menuju tujuan.
- Achievable (Dapat Dicapai): Tujuan harus realistis berdasarkan sumber daya dan kemampuanmu.
- Relevant (Relevan): Tujuan harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan kamu.
- Time-bound (Batas Waktu): Tentukan tenggat waktu untuk mencapai tujuanmu.
Pembagian Tujuan
Bagilah tujuan besar menjadi tujuan-tujuan kecil yang lebih mudah dicapai. Dengan demikian, kamu akan merasa lebih termotivasi saat mencapai setiap tahapan dan merasa lebih mudah untuk mencapai tujuan utama.
Jadi misalnya, kamu pengin mengumpulkan dana darurat sebesar 6 bulan pengeluaran satu tahun mendatang. Kamu bisa mulai dari mengumpulkan dulu sebesar 1 bulan pengeluaran bulan depan. Seiring waktu, kamu bisa menambah, hingga akhirnya bisa mencapai besaran 6 kali pengeluaran.
Revisi
Setelah menetapkan tujuan, evaluasi secara berkala. Jika kamu merasa tujuan tersebut terlalu sulit atau mudah, lakukan penyesuaian. Adaptasi adalah kunci ketika berhadapan dengan perubahan.
Pencatatan dan Monitoring
Catat tujuan kamu dan pantau kemajuanmu secara berkala. Menggunakan alat pelacak tujuan atau jurnal dapat membantu kamu tetap fokus dan termotivasi.
Memahami dan menetapkan tujuan keuangan jangka pendek yang realistis adalah kunci utama dalam pengelolaan keuangan yang efektif. Sementara mimpi dan aspirasi besar dapat menginspirasi, langkah-langkah kecil dan terukur sering kali adalah yang paling berarti dalam perjalanan finansial kita.
Dengan pendekatan yang dipikirkan dengan baik dan berfokus pada apa yang dapat dicapai dalam waktu dekat, kita dapat meletakkan dasar yang kokoh untuk kesuksesan keuangan di masa mendatang. Ingatlah selalu bahwa kesuksesan finansial bukan tentang seberapa cepat Anda mencapai tujuan, tetapi lebih pada konsistensi dan ketekunan dalam mengejar setiap target yang telah ditetapkan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Pelajaran Keuangan yang Bisa Didapatkan dari Lomba Panjat Pinang 17 Agustus
Seiring dengan perayaan 17 Agustus yang meriah, kamu mungkin pernah nonton atau bahkan ikut serta dalam salah satu tradisi paling ikonik, yaitu lomba panjat pinang. Sadar nggak sih, bahwa di balik gemanya anak-anak dan orang-orang yang berlomba untuk mencapai puncak pinang yang licin, tersembunyi sejumput pelajaran berharga yang tak hanya relevan untuk fisik, tetapi juga untuk kesehatan keuanganmu?
Kamu mungkin bertanya-tanya, kok bisa sebuah permainan tradisional dapat memberimu wawasan tentang dunia keuangan? Jangan salah deh. Kalau kamu melihat lebih dalam, lomba ini penuh dengan analogi yang dapat diterapkan dalam pengelolaan uang dan investasi lo!
Yuk mari kita ulas lebih lanjut pelajaran keuangan apa saja yang bisa kita petik dari lomba panjat pinang di Hari Kemerdekaan 17 Agustus ini.
7 Pelajaran Keuangan dari Lomba Panjat Pinang 17 Agustus
1. Persiapan
Sebelum ikut lomba panjat pinang 17 Agustus, ada persiapan yang harus dilakukan dulu oleh para peserta. Umumnya akan mencoba untuk menyusun strategi dan mencari perlengkapan yang mungkin akan dibutuhkan demi mencapai puncak pinang.
Hal yang sama juga terjadi saat kita hendak mencapai tujuan finansial. Yes, kita harus punya persiapan, strategi, dan perlengkapan yang pas. Kesesuaian dari ketiganya akan menjadi jaminan bisa enggaknya kita mencapai tujuan finansial kita.
2. Fokus pada Tujuan
Meskipun ada banyak halangan dan rintangan, peserta lomba panjat pinang 17 Agustus tetap fokus pada tujuan utama, yaitu mencapai puncak dan mendapatkan hadiah.
Begitu juga dalam perencanaan keuangan. Adalah sangat penting bagi kita untuk tetap fokus pada tujuan keuangan, baik itu jangka panjang ataupun jangka pendek.
3. Belajar dari Kesalahan
Setiap kali peserta jatuh atau gagal mencapai puncak, mereka belajar dari kesalahan mereka dan mencoba pendekatan yang berbeda. Kalau memang harus mengganti strategi, ya enggak masalah. Yang penting, bagaimana caranya tujuan tercapai dan kesalahan tidak terulang.
Dalam dunia keuangan, kesalahan adalah peluang untuk belajar lebih banyak. Berbagai tip keuangan bisa didapatkan dari mana pun, tetapi jika tidak dipraktikkan ya sekadar teori saja yang enggak ada artinya. Malahan, dari kesalahanlah kita akan banyak belajar. Sebaiknya kita menganalisis kesalahan atau kegagalan dan menggunakan pengalaman tersebut untuk membuat keputusan yang lebih baik di masa depan.
4. Nilai Kesabaran
Enggak semua peserta lomba 17 Agustus bisa langsung mencapai puncak pinang dengan cepat. Apalagi umumnya, batang pinang akan diolesi dengan oli, agar licin, yang kadang membuat para peserta harus susah payah untuk bisa bertahan memanjatnya.
Begitu juga saat kita ingin mencapai tujuan finansial. Sabar itu penting. Apalagi kalau investasi, karena enggak ada investasi yang langsung instan memberikan keuntungan yang banyak, tanpa risiko.
Belajar sabar, apalagi untuk melihat pertumbuhan jangka panjang.
5. Pentingnya Strategi
Strategi ini penting banget untuk menang. Kadang ada beberapa peserta yang lebih fokus saling berkompetisi untuk meraih sendiri semua hadiah yang ada di puncak pinang. Namun sebenarnya, strategi terbaik adalah saling bekerja sama, membentuk tangga manusia, hingga ada salah satu yang naik sampai puncak pinang. Nantinya, hadiah yang bisa diambil dibagi-bagi.
Strategi juga sangat penting dalam pengelolaan keuangan atau investasi. Untuk bisa mendapatkan keuntungan yang optimal, kita harus memperhatikan banyak hal. Salah satunya tentang risiko. Sudah tahu kan, bahwa strategi investasi terbaik adalah bagaimana caranya menekan risiko seminimal mungkin, tetapi dengan mengupayakan keuntungan seoptimal mungkin? Karena itu, kesesuaian antara kita memilih instrumen yang sesuai dengan profil risiko, kebutuhan, kemampuan, dan tujuan menjadi kunci.
6. Menghargai Proses
Meskipun hadiah di puncak pinang sangat menarik, proses untuk mencapainya—kerja sama, usaha, dan kegigihan—adalah hal yang sebenarnya berharga.
Dalam konteks keuangan, menghargai proses berarti tidak hanya fokus pada kekayaan atau hasil investasi di akhir saja, tetapi juga pada pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh selama perjalanan mengelola dan menginvestasikan uang. Hal ini memungkinkan kita untuk membuat keputusan yang lebih bijaksana di masa depan dan merasakan kepuasan yang lebih mendalam dari usaha kita.
7. Tidak Menyerah
Meski seringkali gagal dan jatuh, peserta lomba panjat pinang 17 Agustus umumnya akan terus mencoba untuk mencapai puncak. Begitu juga dalam perjalanan keuangan, terkadang ada masa-masa sulit, tetapi yang terpenting adalah terus berusaha dan tidak menyerah.
Sebagai refleksi, lomba panjat pinang bukan hanya sekedar permainan yang menghibur, tetapi juga sebuah cerminan dari perjalanan kehidupan, khususnya dalam hal keuangan.
Seperti peserta yang berupaya keras mencapai puncak pinang, dalam kehidupan nyata, kita semua berjuang untuk mencapai tujuan finansial kita. Penting untuk selalu ingat bahwa kesabaran, kerja sama, dan ketekunan adalah kunci untuk mencapai keberhasilan, baik dalam panjat pinang maupun dalam mengelola keuangan.
Semoga pelajaran dari tradisi 17 Agustus ini dapat menginspirasi kamu untuk terus berusaha dan tidak pernah menyerah dalam mengejar impianmu ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Gaji Ke-13: Asal Muasal dan Bagaimana Mengelolanya
Di bulan Juni Juli seperti ini, umumnya menjadi saat-saat ketika gaji ke-13 cair. Gaji ke-13 ini sering kali dianggap sebagai angin segar dalam kondisi finansial seseorang, terutama bagi mereka yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Umumnya, banyak orang beranggapan bahwa gaji ke-13 hanya digunakan untuk konsumsi atau belanja. Padahal, sebenarnya tujuan pemberian benefit ini bukan untuk itu lo, awalnya. Pun, dengan pengelolaan yang tepat, penghasilan ini bisa menjadi instrumen penting untuk mencapai tujuan keuangan.
Bagaimanapun, tahukah kamu tentang sejarah dan latar belakang pemberian gaji ke-13 ini? Diperkenalkan pertama kali pada tahun 1969, benefit menjadi bentuk apresiasi pemerintah bagi abdi negara, dan sejak era Presiden Megawati, pemberian ini menjadi rutin. Namun, mendapatkan gaji tambahan ini juga menghadirkan tantangan tersendiri: bagaimana cara mengelola dan memanfaatkannya dengan baik?
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang sejarah gaji ke-13 dan bagaimana cara mengelolanya dengan baik untuk mendukung rencana keuangan secara keseluruhan. Siap untuk memanfaatkannya dengan bijak? Mari kita mulai.
Asal Muasal Gaji Ke-13
Menurut informasi yang dirilis oleh Kominfo, pemberian gaji ke-13 kepada pegawai negeri sipil (PNS) pertama kali dilakukan pada tahun 1969. Pada saat itu, pemerintah bahkan memberikan gaji ke-14 sebagai pengganti hadiah Lebaran.
Namun, pemberiannya setelah itu tidak dilakukan secara rutin. Beberapa tahun absen, gaji ke-13 diberikan kembali pada tahun 1979, sekitar satu dekade setelah pemberian pertama. Kemudian, gaji ke-13 tidak diberikan lagi antara tahun 1980 sampai 1982, dengan alasan pemerintah telah melakukan peningkatan tunjangan penghasilan PNS.
Pada tahun 1983, gaji ini kembali diberikan kembali oleh pemerintah. Akan tetapi, hal ini tidak berlanjut pada tahun 1984, mengingat pemerintah telah menaikkan gaji PNS sebanyak 15 persen.
Pada akhir masa jabatan Presiden ke-5, Megawati Soekarnoputri, pemberiannya kepada PNS menjadi rutin. Dalam pidatonya menjelang peringatan HUT RI pada tahun 2003, Megawati mengumumkan bahwa pemerintah akan memberikan gaji ke-13 kepada PNS sebagai kompensasi atas tidak naiknya gaji abdi negara.
Sebagai realisasi dari pidato tersebut, pemerintah kemudian mengalokasikan dana sebesar Rp56,7 triliun untuk belanja pegawai dalam APBN 2004. Sejak saat itu, gaji ke-13 rutin dibagikan kepada PNS, dimulai sekitar tahun 2004.
Pemberian benefit ini kepada PNS dilanjutkan di era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan berlanjut hingga era Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini.
Nah, tahukah kamu, atau setidaknya harus notice, bahwa pemberian gaji ini biasanya dilakukan setiap awal tahun ajaran baru. Kenapa? Karena bertujuan membantu PNS membiayai pendidikan anak-anak mereka. Iya, jadi bukan buat belanja-belanji sampai habis ya.
Komponen dari gaji ke-13 untuk PNS bervariasi. Pasal 6 PP Nomor 15 Tahun 2023 menjelaskan bahwa gaji ke-13 yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terdiri atas gaji pokok, tunjangan keluarga, tunjangan pangan, tunjangan jabatan atau tunjangan umum, dan 50 persen tunjangan kinerja sesuai pangkat, jabatan, peringkat jabatan, atau kelas jabatannya.
Sementara itu, komponen gaji ke-13 yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) meliputi gaji pokok, tunjangan keluarga, tunjangan pangan, tunjangan jabatan atau tunjangan umum, serta tambahan penghasilan paling banyak 50 persen yang diterima dalam satu bulan.
Instansi pemerintah daerah yang memberikan tambahan penghasilan harus memperhatikan kapasitas fiskal daerah. Selain itu, penambahan penghasilan harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan serta sesuai dengan pangkat, jabatan, peringkat jabatan, atau kelas jabatannya.
Cara Mengelola Gaji Ke-13
Nah, sekarang kan sudah tahu asal muasal ada gaji ke-13. Sudah tahu juga tujuannya, ya kan? Jadi, alangkah baiknya digunakan sesuai tujuan pemberiannya.
Namun, tentu hal ini tidak membatasi penggunaannya. Yang penting, kuncinya adalah pada pengelolaannya atau alokasinya. Ya, kalau PNS-nya sudah berkeluarga dan punya anak. Yang masih single, kan banyak juga?
So, berikut beberapa tips untuk mengelola gaji ke-13 secara efektif agar tak habis begitu saja tanpa bekas.
Perencanaan dan Anggaran
Sebelum menerima gaji ke-13, buatlah rencana penggunaan yang jelas. Sesuaikan dengan kebutuhan yang kamu miliki. Kalau memang sudah berkeluarga, ada baiknya dipertimbangkan untuk digunakan seperti seharusnya: biaya pendidikan anak. Selain itu, kamu juga bisa memanfaatkannya untuk kebutuhan lain.
Bayar Utang
Jika memiliki utang atau kredit, gunakan sebagian dari gaji ke-13 untuk melunasi atau mengurangi beban tersebut. Mengurangi jumlah utang akan membantu mengurangi stres finansial dan membuka ruang untuk tabungan atau investasi di masa depan.
Tabungan dan Investasi
Jika tidak memiliki utang yang perlu dibayar, pertimbangkan untuk menyimpan atau berinvestasi. Bisa dalam bentuk deposito, reksa dana, saham, atau obligasi. Sesuaikan dengan tujuan keuangan dan juga profi risikomu ya.
Dana Darurat
Idealnya, setiap keluarga harus memiliki dana darurat yang setara dengan biaya hidup setidaknya 3-6 bulan. Jika belum mencapai jumlah ini, gunakan sebagian gaji ke-13 untuk menambah dana darurat.
Pendidikan Anak
Gaji ke-13 bisa digunakan untuk membiayai pendidikan anak, seperti membayar uang sekolah, membeli buku, atau membayar biaya les tambahan. Ya, intinya berbagai kebutuhan tahun ajaran baru deh.
Pengeluaran Tahunan
Gaji ke-13 termasuk ke dalam jenis penghasilan tahunan. Dengan demikian, bisa juga dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran tahunan. Kayak apa misalnya? Ya, seperti untuk bayar premi asuransi, untuk kurban, pajak, dan sebagainya.
Lalu, kapan senang-senangnya? Tentu saja, gaji ke-13 boleh-boleh saja kalau ingin kamu gunakan untuk memberi self reward. Setelah memenuhi semua kebutuhan dan kewajiban finansial, justru jangan lupa untuk memanjakan diri sendiri atau keluarga. Kamu telah bekerja keras sepanjang tahun dan layak untuk menikmati hasil kerjamu. Ya kan?
Pada akhirnya, bagaimana kamu mengelola gaji ke-13 tergantung pada kebutuhan dan prioritas finansial kamu sendiri juga. Yang terpenting adalah melakukan perencanaan dan anggaran secara hati-hati untuk memastikan bahwa kamu menggunakan uang tersebut sebaik-baiknya.
Gaji ke-13 bukan hanya sekedar bonus atau tambahan belanja, melainkan peluang untuk memperbaiki kondisi keuangan. Oleh karena itu, pengelolaan yang bijaksana sangat penting.
Untuk lebih memahami bagaimana cara mengelola gaji ke-13 dan pendapatan secara umum dengan lebih baik, QM Financial menyediakan pelatihan keuangan yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Jadilah bagian dari perubahan positif dalam kehidupan keuangan di kantormu dengan QM Financial dan lihat bagaimana pengetahuan keuangan yang tepat dapat membawamu ke kebebasan finansial.
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Nyicil Rumah bareng Pacar, Yay or Nay?
Semingguan terakhir, sepertinya seru banget dibahas di media sosial soal nyicil rumah bareng pacar. Gimana nih menurut kamu?
Nyicil rumah itu adalah sebuah langkah signifikan dalam kehidupan banyak orang. Ada kebanggaan tersendiri ketika kita memasuki rumah idaman yang telah kita bayar setiap bulannya. Apalagi kalau proses nyicil ini kita lakukan bareng pacar, rasanya seperti sebuah langkah besar dalam hubungan, kan? Namun, pernahkah kamu berpikir tentang plus minus dari skema nyicil rumah bareng pacar ini?
Coba bayangkan, setiap bulan kalian berdua menyisihkan sebagian penghasilan untuk membayar cicilan rumah impian kalian. Jelas, ada keuntungan yang bisa dirasakan, seperti beban finansial yang bisa dibagi dua, kemampuan untuk memiliki rumah lebih cepat, dan tentunya membangun komitmen dalam hubungan. Namun, seperti koin yang memiliki dua sisi, pasti ada juga kerugian yang perlu dipertimbangkan.
Di balik manisnya proses nyicil rumah bareng pacar, ada risiko finansial, potensi konflik, dan mungkin juga perbedaan tujuan dan prioritas yang bisa jadi pemicu masalah. Jadi, sebelum kalian memutuskan untuk melangkah, yuk kita ulas lebih dalam tentang plus minus dari skema nyicil rumah bareng pacar ini. Siapa tahu, setelah membaca artikel ini, kalian jadi lebih mantap dan siap dalam membuat keputusan!
Keuntungan Nyicil Rumah bareng Pacar
Bayangkan, kamu dan pasanganmu berkolaborasi membangun impian rumah idaman. Enggak cuma jadi momen yang bikin hubungan makin solid, tapi juga punya dampak positif yang mungkin belum pernah kamu pikirkan sebelumnya. Apa saja?
Berbagi Beban Keuangan
Satu dari manfaat paling gampang dilihat dari patungan bayar rumah sama pacar itu ya bisa bagi-bagi beban finansial atau beban keuangan.
Dengan cara nyicil bareng ini, pembayaran rutin tiap bulan kayak KPR, biaya listrik dan air, sampai perawatan rumah bisa kita bagi dua. So, tekanan finansial kita masing-masing jadi lebih ringan.
Investasi Barengan
Beli rumah sendiri sama pacar itu juga bisa jadi bentuk investasi yang menggiurkan. Kalau nanti harga properti naik, kamu dan pasanganmu berpotensi dapat untung kalau mau jual rumahnya.
Selain itu, properti ini bisa jadi aset jangka panjang yang bisa digunakan buat jaminan keuangan kamu dan pasanganmu.
Bangun Kedekatan dan Komitmen
Memilih buat patungan bayar rumah sama pacar itu bisa jadi tanda komitmen yang serius dalam hubungan lo.
Proses membangun dan merawat rumah bareng-bareng ini bisa bikin ikatan kita makin erat dan kasih kesempatan buat kita saling kenal lebih dalam. Ini juga bisa jadi langkah pertama menuju pernikahan atau komitmen serius lainnya.
Risiko Patungan Bayar Rumah sama Pacar
Sementara itu, nyicil rumah bareng pacar juga punya sisi lain yang mungkin belum kamu pertimbangkan.
So, sebelum bersemangat buat patungan beli rumah, ada baiknya kamu dan pasangan luangkan waktu buat ngobrol dan memahami risiko yang ada. Nggak perlu khawatir, nggak semua risiko itu buruk kok. Malah, dengan memahami risiko ini, kalian bisa lebih siap dan matang dalam mengambil langkah.
Bahaya Finansial
Nyicil rumah bareng pacar tanpa status pernikahan itu bisa bawa bahaya finansial yang gede. Kalau misalnya hubungan kamu dan pasanganmu berakhir, pembagian rumah bisa jadi ribet dan boros banget.
Apalagi kalau tanpa ada perjanjian hukum yang jelas, kamu dan pasanganmu bisa saja berantem dan bingung menentukan, apa yang harus dilakukan dengan rumah tersebut ini.
Kehilangan Investasi dan Keamanan Finansial
Kalo salah satu dari kamu atau pasanganmu gagal bayar kewajiban finansial, misalnya saja cicilan KPR-nya, maka yang lainnya akan mengalami kerugian dan berpotensi kehilangan investasi.
Kala kamu dan pasanganmu enggak mampu mengurus rumah, maka bisa jadi sama-sama buntung.
Beda Tujuan dan Prioritas
Saat nyicil rumah bareng pacar, beda tujuan dan prioritas hidup bisa jadi sumber pertengkaran. Misalnya aja, salah satu dari kamu atau pasanganmu pengin jual rumah ini dan beli properti yang lebih gede, tapi yang lainnya malah pengin tetap tinggal di rumah yang sudah ada.
Perbedaan kayak gini bisa bikin hubungan kamu dan pasanganmu jadi enggak seimbang dan meningkatkan risiko buat putus.
Tip Nyicil Rumah bareng Pacar
So, dengan berbagai hal dan risiko di atas, sebenarnya nyicil rumah bareng pacar itu tidak disarankan. Lebih baik menghindari dulu untuk punya aset bersama saat kamu dan pasanganmu belum resmi berumah tangga.
Namun, yah, namanya manusia. Kadang ya sudah nekat banget, pokoknya harus banget mulai nyicil rumah bareng pacar. Ya, enggak apa sih, tapi ada baiknya berhati-hati dan simak beberapa tip berikut ini.
Diskusi Terbuka
Sebelum memutuskan untuk nyicil rumah bareng pacar, pastikan kamu dan pasanganmu sudah berdiskusi secara terbuka dan jujur tentang rencana dan komitmen ini. Jangan lupa, bicarakan juga tentang skenario terburuk yang mungkin terjadi, seperti hubungan putus atau salah satu dari kamu atau pasanganmu enggak bisa lanjut bayar.
Bikin Perjanjian
Ini penting banget, guys. Mungkin terdengar tidak romantis, tapi bikin perjanjian hukum tentang kepemilikan dan pembagian rumah bisa jadi penyelamat hubungan. Perjanjian ini harus jelas dan adil bagi kedua belah pihak.
Bikin Rencana Keuangan
Nyicil rumah itu butuh komitmen finansial jangka panjang. Pastikan kamu dan pasanganmu punya rencana keuangan yang solid dan komprehensif, termasuk punya dana darurat, uang buat bayar cicilan, dan biaya lainnya.
Pikirkan Tujuan Jangka Panjang
Pastikan kamu dan pasanganmu punya tujuan dan prioritas yang sama sebelum memutuskan untuk nyicil rumah. Misalnya, kalian berdua harus sepakat tentang apakah rumah ini nantinya buat tinggal, disewakan, atau dijual lagi.
Jadi, itulah plus minus dari nyicil rumah bareng pacar. Kayak dua sisi mata uang, ada keuntungan dan risiko yang perlu dipertimbangkan. Jangan lupa, keputusan besar seperti ini nggak bisa diambil dengan asal. Lebih baik kamu dan pasangan bicara dengan terbuka, diskusikan semua hal, dan siapkan diri buat segala kemungkinan.
Ingat, sebuah rumah itu lebih dari sekadar batu dan semen. Itu adalah tempat di mana kamu dan pasanganmu akan membangun banyak kenangan bersama, jadi pastikan itu menjadi tempat yang membawa kebahagiaan, bukan masalah. Siapa pun yang memutuskan untuk melangkah, ingat bahwa rumah idaman itu nggak selalu harus mewah dan besar, tapi rumah yang bisa memberikan kenyamanan dan keamanan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Cara Membuat Perencanaan Keuangan Keluarga Muda
Membuat perencanaan keuangan mungkin terdengar seperti suatu tugas berat, bukan? Apalagi jika kamu dan pasanganmu baru saja memulai kehidupan baru sebagai keluarga muda. Kamu mungkin akan berpikir, “Ah, kita masih muda dan punya banyak waktu, mengapa perlu memikirkannya sekarang?” Nah, jawabannya justru ada di pertanyaan tersebut: karena kamu masih muda dan punya banyak waktu.
Membuat perencanaan keuangan bukan hanya soal menghitung uang yang masuk dan keluar dari rekening kita setiap bulan. Lebih dari itu, membuat perencanaan keuangan adalah tentang bagaimana kita mengelola keuangan kita dengan baik dan efisien sehingga kita bisa mencapai tujuan hidup yang kita inginkan. Bisa jadi tujuan itu adalah membeli rumah impian, pendidikan anak, atau pensiun dengan nyaman. Apa pun tujuannya, tanpa membuat perencanaan keuangan yang baik, akan sulit untuk mencapainya.
Dan percayalah, memulai perencanaan keuangan saat ini, ketika usia masih muda, adalah langkah yang sangat tepat. Mengapa? Karena semakin cepat mulai, semakin banyak waktu yang dimiliki untuk menabung, berinvestasi, dan melihat uang kita tumbuh. Jadi, mari kita telusuri lebih lanjut mengenai perencanaan keuangan untuk keluarga muda dan bagaimana caranya memulainya.
Membuat Perencanaan Keuangan untuk Keluarga Muda
1. Tentukan #TujuanLoApa
Mau membuat perencanaan keuangan untuk apa saja, siapa saja, selalu mulai dengan pertanyaan wajib ini: tujuan lo apa?
Pertama-tama, kita perlu punya tujuan keuangan. Bayangin aja kayak kamu lagi main game, perlu tujuan kan buat level selanjutnya?
Nah, tujuan ini bisa kamu bagi dalam jangka pendek (1-3 tahun), menengah (3-10 tahun), dan panjang (>10 tahun). Misalnya nih, jangka pendeknya mau liburan ke Bali. Jangka menengahnya mungkin menyiapkan DP rumah atau menyiapkan uang pangkal sekolah anak. Nah, untuk jangka panjangnya bisa kamu alokasikan untuk pensiun hari tua atau biaya kuliah anak.
2. Cek Dompet dan Nota Belanja
Iya, tahap ini gampang-gampang susah. Tapi, sederhananya, kita harus tahu berapa uang yang kita dapat dan berapa uang yang kita keluarkan setiap bulannya.
Yuk, cek dulu berapa pendapatan kita. Gaji, bonus, pendapatan sampingan, dan pemasukan lainnya, semuanya masuk dalam kategori ini. Intinya, semua uang yang kita terima per bulan.
Lalu, kita lihat berapa uang yang kita keluarkan. Di sini, kita butuh detail. Catat semua pengeluaran, mulai dari belanja bulanan, makan di luar, tagihan listrik, hingga belanja online tengah malam yang terkadang bikin kaget saat lihat tagihan kartu kredit.
Dengan mengetahui berapa uang yang masuk dan keluar, kita bisa mendapatkan gambaran jelas tentang keadaan keuangan kita. Ini penting banget. Dengan data ini, kita bisa bikin perencanaan keuangan yang lebih baik dan realistis.
3. Bikin Rencana Belanja
Rencana belanja atau anggaran ibaratnya peta yang akan membantu mengendalikan arus uang kita. Dengan begini, kita bakal tahu berapa banyak yang bisa kita alokasikan untuk makanan, transportasi, hiburan, dan sebagainya. Dengan rencana ini, kita juga bisa tentukan berapa banyak yang bisa kita sisihkan untuk tabungan atau investasi.
Caranya gimana? Mulai dengan membagi pengeluaran kita menjadi beberapa kategori. Misalnya, biaya hidup (makanan, transportasi, sewa rumah), tagihan (listrik, internet), hiburan (nonton film, jalan-jalan), dan lainnya. Jangan lupa juga untuk menyisihkan sebagian untuk tabungan dan investasi.
Setelah kita punya kategori-kategori ini, alokasikan persentase pendapatan kita untuk masing-masing kategori. Misalnya, 40% untuk biaya hidup, 30% untuk cicilan, 20% untuk lifestyle, dan 10% untuk tabungan dan investasi. Persentasenya bisa kita sesuaikan dengan kebutuhan dan prioritas kita.
Tapi ingat, rencana belanja ini harus fleksibel. Kita harus siap untuk menyesuaikannya sesuai kebutuhan kita dan situasi keuangan kita. Dan yang terpenting, jangan lupa untuk selalu berkomitmen dengan rencana belanja kita. Percaya deh, dengan rencana belanja yang baik, kita bisa lebih bijaksana dalam menggunakan uang kita dan mencapai tujuan keuangan kita.
4. Dana Darurat
Membuat perencanaan keuangan juga termasuk membuat pos dana darurat yang cukup buat nutupin pengeluaran keluarga muda kamu selama 3-6 bulan. Ini bakal sangat membantu saat kamu ada di situasi yang nggak diinginkan, seperti kehilangan pekerjaan atau ada masalah kesehatan.
5. Kelola Utang
Percaya atau nggak, mengelola utang dengan bijak adalah bagian penting dari membuat perencanaan keuangan, terutama untuk keluarga muda.
Pertama, kita perlu mengetahui berapa total utang yang dimiliki. Kumpulkan semua datanya. Pasalnya, kalau kita nggak tahu berapa total utang kita, gimana caranya kita bisa merencanakan untuk melunasinya, kan?
Setelah tahu berapa total utang kita, langkah selanjutnya adalah membuat strategi pelunasan. Misalnya, kita bisa mencoba metode bola salju, yang memungkinkan kita fokus melunasi utang dengan jumlah terkecil dulu sambil membayar minimum untuk utang lainnya. Atau metode fokus pada utang dengan bunga tertinggi. Pilih strategi yang paling sesuai dengan kondisi ya.
Selain itu, jangan lupa untuk selalu membayar tepat waktu. Kalau telat bayar, bisa-bisa kita kena denda dan bunga yang bisa bikin jumlah utang makin membengkak.
6. Waktunya Nabung dan Investasi
Setelah kamu punya dana darurat dan pengelolaan utang yang baik, sekarang saatnya nabung dan investasi. Investasi bisa macem-macem, kayak saham, obligasi, reksa dana, atau properti. Tapi pastikan semua sesuai dengan kebutuhan dan tujuan finansialmu.
Ingat, bahwa investasi selalu datang dengan risiko. Ketepatan untuk menyesuaikan tujuan finansial, jangka waktu, dan tingkat risiko menjadi kunci penting suksesnya investasi.
7. Review, Review, dan Review
Membuat perencanaan keuangan belum selesai dalam satu kali duduk, tapi harus sering-sering dilihat dan disesuaikan. Apalagi kalau kondisi lagi berubah-ubah.
Cek rencana keuangan kamu secara rutin, setidaknya satu kali dalam setahun, atau ketika ada perubahan besar dalam hidup keluarga kamu, seperti ada tambahan anggota keluarga baru atau ganti pekerjaan.
Jadi, gimana? Memang rumit sih, tapi rumit sekarang lebih baik daripada rumit di kemudian hari hanya karena kamu tidak lebih cepat belajar mengelola keuangan.
Ingat ya, membuat perencanaan keuangan itu butuh kesabaran dan konsistensi. Hasilnya nggak langsung keliatan, tapi dengan perencanaan yang oke dan usaha yang konsisten, kamu pasti bisa capai tujuan keuangan keluarga muda kamu. Semangat!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
6 Contoh Tujuan Keuangan Jangka Pendek untuk Gen Z
Contoh tujuan keuangan jangka pendek sering kali menjadi topik yang dibahas ketika berbicara tentang generasi Z dan perjalanan keuangan mereka. Sebagai generasi yang lahir di era digital, mereka punya kebiasaan yang unik untuk memanfaatkan berbagai alat dan sumber daya yang tersedia untuk segala hal, termasuk dalam perencanaan keuangan.
Begitu juga dengan contoh tujuan keuangan jangka pendek. Ada banyak opsi yang dapat dipertimbangkan, dan tak jarang hal ini bikin galau. Pengin yang ini, tapi yang itu kayaknya juga menggiurkan. Akhirnya bingung. Padahal sebenarnya bingung itu wajar, cuma sayangnya, kalau dibiarkan berlama-lama bingung akhirnya tertunda dan terlupakan.
Hingga akhirnya, banyak gen Z yang mulai enggak tahu apa tujuan keuangannya sendiri.
Mengapa Gen Z Penting untuk Punya Tujuan Keuangan?
Siapa sih gen Z? Generasi Z atau generasi pascamilenial adalah kelompok manusia termuda di dunia saat ini. Mereka lahir dalam rentang 1995 hingga 2010. Di Indonesia, pada 2010 saja jumlah mereka sudah lebih dari 68 juta orang, nyaris dua kali lipat Generasi X (kelahiran 1965-1976). Dan kini ada sekitar 2,5 miliar orang Generasi Z di seluruh dunia.
Sebagai generasi Z, mempunyai tujuan finansial merupakan suatu keharusan, bukan pilihan. Mengapa penting?
Contohnya saja soal kondisi ekonomi yang berkembang belakangan ini. Harga rumah, biaya pendidikan, dan biaya hidup umumnya telah meningkat secara signifikan. Tanpa perencanaan dan tujuan keuangan yang baik, generasi Z mungkin akan mengalami kesulitan dalam menghadapi tantangan ekonomi ini.
Eh, tapi kan masih muda! Bahkan belum punya rencana serius buat nikah. Masa sudah harus mikirin biaya pendidikan?
Well, di situlah ada yang namanya tujuan keuangan jangka pendek. Ini cocok banget buat gen Z yang belum mau mikir terlalu jauh. Ini dia beberapa alasan mengapa gen Z seharusnya punya tujuan keuangan jangka pendek:
- Memiliki tujuan keuangan jangka pendek dapat membantu membentuk kedisiplinan keuangan dan mengajarkan generasi Z bagaimana merencanakan, menabung, dan berinvestasi.
- Dengan memiliki tujuan keuangan jangka pendek yang jelas, generasi Z dapat mengurangi stres finansial dan merasa lebih terkontrol atas keuangan sendiri.
- Contoh tujuan keuangan jangka pendek seringkali adalah langkah pertama menuju tujuan keuangan jangka panjang yang lebih besar. Misalnya, menabung untuk liburan atau gadget baru dapat membantu membiasakan generasi Z untuk menabung untuk tujuan yang lebih besar, seperti membeli rumah atau merencanakan pensiun.
- Tujuan keuangan jangka pendek seperti merencanakan liburan atau membeli gadget baru juga dapat meningkatkan kualitas hidup dan memberikan penghargaan dan motivasi untuk bekerja keras.
- Tujuan keuangan seperti dana darurat membantu mempersiapkan situasi tidak terduga, seperti kehilangan pekerjaan atau masalah kesehatan. Ini memberikan jaring pengaman dan memberikan rasa aman finansial.
Dengan alasan-alasan tersebut, sangat penting bagi generasi Z untuk memahami pentingnya menetapkan dan mencapai tujuan keuangan jangka pendek sebagai bagian dari perencanaan keuangan yang sehat dan berkelanjutan.
Contoh Tujuan Keuangan Jangka Pendek untuk Gen Z
Jadi, apakah kamu salah satud ari generasi Z yang sedang merencanakan masa depan keuangan, atau kamu hanya ingin memahami lebih baik bagaimana generasi ini memandang keuangan, yuk, kita bahas 6 contoh tujuan keuangan jangka pendek yang mungkin relevan dan bermanfaat bagi generasi Z.
1. Dana Darurat
Dana darurat adalah sejumlah uang yang disimpan secara khusus untuk mengatasi kejadian mendadak atau tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan, biaya medis mendadak, atau perbaikan mobil atau rumah yang mendesak.
Gen Z perlu menjadikan dana darurat ini sebagai contoh tujuan keuangan jangka pendek pertama yang harus dicapai secepat mungkin. Pasalnya, seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa dana darurat dapat memberikan rasa aman dan mengurangi stres finansial saat terjadi krisis. Tanpa dana darurat, kejadian tak terduga bisa menjadi bencana finansial.
Dana darurat juga bisa menjadi alternatif mencegah utang. Jika terjadi krisis dan tidak ada dana darurat, mungkin kamu akan terpaksa mengambil pinjaman atau menggunakan kartu kredit dengan tingkat bunga tinggi. Dana darurat dapat mencegah hal ini bisa terjadi.
Sebagai generasi Z, contoh tujuan keuangan jangka pendek yang ideal adalah menabung setidaknya 3-6 bulan pengeluaran hidup dalam dana darurat. Jumlah ini mungkin berbeda-beda tergantung pada situasi individu masing-masing, seperti status pekerjaan dan tanggung jawab finansial lainnya.
2. Lunasi Utang
Melunasi utang merupakan salah satu contoh tujuan keuangan jangka pendek yang sangat penting, terutama bagi generasi Z yang mungkin baru memulai perjalanan keuangan.
Mengapa demikian?
Utang, terutama utang dengan bunga tinggi, bisa menjadi beban yang besar. Melunasi utang dapat membantu mengurangi beban finansial dan membantu kamu memiliki lebih banyak uang untuk tabungan dan investasi di masa mendatang.
Dan, jangan salah ya. Melunasi utang merupakan langkah pertama dan paling penting jika kamu bercita-cita untuk bisa merasakan bebas finansial secepat mungkin. Tanpa utang, kamu memiliki kontrol penuh atas penghasilanmu dan memiliki fleksibilitas lebih besar dalam pengeluaran dan investasi.
3. Liburan
Liburan adalah salah satu contoh tujuan keuangan jangka pendek yang cukup populer, termasuk bagi generasi Z.
Pasalnya, merencanakan dan menabung untuk liburan bisa menjadi motivasi yang kuat untuk mengembangkan kebiasaan menabung dan merencanakan keuangan. Hal ini juga memungkinkanmu untuk bisa menikmati liburan tanpa stres finansial.
Dengan menabung terlebih dahulu untuk liburan dapat mencegahmu mengambil utang untuk biaya liburan, yang bisa menambah beban finansial di kemudian hari.
Sebagai generasi Z, mulai merencanakan dan menabung untuk liburan sejak dini adalah langkah yang baik. Mulailah dengan menentukan tujuan liburanmu, membuat anggaran, dan kemudian menetapkan rencana tabungan. Mungkin memerlukan waktu dan kedisiplinan, tetapi hasilnya – liburan yang dinikmati tanpa beban finansial – akan sangat berharga.
4. Gadget Baru
Membeli gadget baru seperti smartphone, laptop, atau konsol game adalah contoh tujuan keuangan jangka pendek yang umum, terutama bagi generasi Z yang sangat akrab dengan teknologi.
Sama seperti liburan, menyisihkan uang setiap bulan untuk gadget baru bisa membantu membentuk kebiasaan dan kedisiplinan keuangan yang baik. Ini bisa menjadi latihan yang berharga dalam merencanakan dan mengejar tujuan keuangan. Pun, membeli gadget baru bisa menjadi mahal, dan sering kali orang tergoda untuk membelinya melalui cicilan atau kartu kredit. Namun, jika kamu menabung terlebih dahulu, kamu dapat menghindari biaya tambahan dan bunga yang sering kali melekat pada opsi pembayaran tersebut.
So, enggak apa kalau kamu ganti smartphone setiap kali ada generasi baru hadir. Toh sebagai generasi Z, teknologi kan memang merupakan bagian dari hidupmu. Namun, penting juga untuk merencanakan pembelian gadget baru secara bijaksana.
5. Melanjutkan Pendidikan
Melanjutkan pendidikan, baik itu untuk gelar sarjana, master, doktoral, atau program sertifikasi profesional, adalah contoh tujuan keuangan jangka pendek hingga menengah yang sering menjadi prioritas bagi generasi Z.
Melanjutkan pendidikan adalah investasi dalam pengetahuan dan keterampilan kamu sendiri, yang dapat membuka lebih banyak peluang karier dan potensi pendapatan di masa mendatang. Sementara, biayanya juga mahal dan banyak mahasiswa berakhir tidak bisa melanjutkan pendidikan karena keterbatasan biaya. Menabung terlebih dahulu untuk pendidikan bisa membantu mengurangi beban finansial ini.
Generasi Z harus melakukan perencanaan keuangan jangka pendek secara cermat sebelum memutuskan untuk melanjutkan pendidikan. Pertimbangkan potensi pengembalian investasi dari program pendidikan yang kamu minati, serta cara-cara alternatif untuk mendanai pendidikan tersebut, seperti beasiswa, kerja paruh waktu, atau program pembayaran pelatihan oleh perusahaan.
6. Menikah
Menikah adalah suatu keputusan besar yang juga melibatkan pertimbangan finansial yang signifikan, serta salah satu contoh tujuan keuangan jangka pendek yang penting.
Dari persiapan pernikahan hingga kehidupan setelahnya, berikut beberapa poin mengenai menikah sebagai contoh tujuan keuangan jangka pendek atau menengah bagi generasi Z:
- Biaya pernikahan, bisa sangat mahal, mulai dari biaya resepsi, fotografi, gaun pengantin, hingga bulan madu. Menyisihkan uang sejak dini untuk biaya ini dapat membantu meringankan beban finansial saat waktu pernikahan tiba.
- Setelah menikah, kamu mungkin akan memulai hidup bersama pasangan, yang berarti biaya hidup baru seperti sewa atau cicilan rumah, utilitas, makanan, dan lainnya. Memahami dan merencanakan untuk biaya ini akan sangat penting.
- Menikah sering kali juga berarti membangun tujuan keuangan bersama, seperti membeli rumah, mempersiapkan pendidikan anak, atau merencanakan pensiun, yang hanya bisa dicapai jika kamu punya rencana keuangan yang komprehensif.
Nah, itu dia 6 contoh tujuan keuangan pendek yang sebaiknya dimiliki oleh generasi Z.
Beberapa contoh tujuan keuangan jangka pendek seperti membentuk dana darurat, melunasi utang, merencanakan liburan, membeli gadget baru, melanjutkan pendidikan, dan persiapan pernikahan adalah beberapa langkah penting dalam perjalanan keuangan generasi Z. Menetapkan dan merencanakan untuk mencapai tujuan-tujuan ini dapat membangun keterampilan keuangan yang akan berdampak positif sepanjang hidup.
Bagaimana memulainya? Untuk membantumu melangkah lebih jauh, kamu bisa bergabung dalam kelas keuangan online di QM Financial.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Jangan Sampai Nggak Mampu Membayar Biaya Persalinan, Ini yang Harus Kamu Lakukan!
Ada yang melahirkan, tapi karena punya tujuan keuangan lain yang juga sama besarnya, ternyata jadi tak mampu membayar biaya persalinan. Untung banyak orang baik, maka masalah pun dibantu.
Bersyukurlah, kalau kamu mengalaminya. Memang, orang baik itu masih banyak. Tapi ya masa iya, kita harus selalu mengharapkan uluran tangan orang lain untuk kebutuhan kita pribadi? Apalagi soal biaya persalinan, yang semestinya bukan termasuk biaya yang muncul mendadak. Ada waktu 9 bulan kan, untuk bersiap?
Faktor Penyebab Mengapa Orang Tak Siap dengan Biaya Persalinan
Namun faktanya, fenomena banyak orang yang tidak siap secara finansial menyambut kehadiran anak seperti ini adalah masalah yang umum terjadi, terutama di negara-negara berkembang. Apa yang menyebabkan ketidaksiapan ini?
Enggak punya asuransi kesehatan yang mengcover biaya persalinan
Jika seseorang tidak memiliki asuransi kesehatan yang mengcover biaya persalinan, maka ia akan bertanggung jawab atas biaya persalinan yang seharusnya ditanggung oleh asuransi. Padahal, biaya persalinan bisa tinggi jika ada kondisi-kondisi kesehatan tertentu.
Penghasilan yang rendah
Orang yang memiliki penghasilan yang rendah mungkin kesulitan membayar biaya persalinan yang mahal. Biaya persalinan bisa saja menyedot sebagian besar penghasilan, jika tidak dipersiapkan sebelumnya, sehingga dapat menjadi beban keuangan yang berat bagi keluarga yang berpenghasilan rendah.
Kondisi kesehatan yang kompleks
Persalinan yang melibatkan komplikasi kesehatan dapat memerlukan perawatan yang lebih intensif dan mahal. Ini dapat menjadi beban keuangan yang besar bagi keluarga yang tidak memiliki asuransi atau tidak memiliki cukup dana untuk membayar biaya perawatan medis yang kompleks.
Kurangnya pengetahuan tentang persiapan keuangan
Beberapa orang mungkin tidak memahami betapa pentingnya persiapan keuangan sebelum persalinan. Kurangnya pengetahuan ini dapat menyebabkan mereka tidak memiliki cukup uang untuk membayar biaya persalinan.
Ketahui Komponen Biaya Persalinan
Agar dapat bersiap dengan baik, kamu perlu tahu komponen apa saja yang menjadi bagian dari biaya persalinan. Hal ini tergantung pada fasilitas kesehatan yang dipilih dan jenis persalinan yang dilakukan.
Berikut adalah beberapa komponen biaya persalinan yang umum dan bisa menjadi gambaran.
Biaya kamar dan perawatan
Biaya ini termasuk biaya ruang perawatan di rumah sakit atau klinik, biaya dokter, biaya perawat, biaya penggunaan fasilitas dan peralatan medis.
Biaya operasi caesar (sectio caesarea)
Jika persalinan harus dijalani melalui operasi caesar, maka pasti ada biaya tambahan yang dikenakan, termasuk biaya pembedahan, biaya anestesi, biaya perawatan pasca operasi dan biaya obat-obatan.
Tes laboratorium
Tes laboratorium seperti pemeriksaan darah, urine, dan pemeriksaan radiologi mungkin diperlukan selama persalinan. Biaya tes laboratorium ini juga harus ditanggung keluarga ibu yang hendak melahirkan.
Biaya obat-obatan
Biaya obat-obatan yang diberikan selama persalinan termasuk biaya anestesi dan obat-obatan lain yang mungkin dibutuhkan untuk membantu memperlancar persalinan atau mengurangi rasa sakit.
Biaya rawat inap
Biaya rawat inap di rumah sakit atau klinik, termasuk biaya makanan dan minuman.
Biaya tindakan medis tambahan
Biaya tambahan mungkin timbul jika persalinan mengalami komplikasi atau memerlukan tindakan medis tambahan seperti transfusi darah, tindakan bedah darurat atau perawatan bayi prematur.
Nah, banyak kan? Tapi, perlu diingat, bahwa biaya persalinan dapat bervariasi tergantung pada lokasi, jenis persalinan, kondisi kesehatan, serta kebijakan dari masing-masing fasilitas kesehatan. Oleh karena itu, pastikan kamu memahami dengan baik semua komponen biaya persalinan yang akan dikenakan dan mengeceknya sebelum memutuskan untuk memilih fasilitas kesehatan.
Jangan Sampai Khawatir Nggak Bisa Bayar Persalinan!
Sudah sakit bukan kepalang, eh … masih stres mikirin uang buat biaya persalinan. Sungguh bukan kondisi yang ideal buat si ibu yang harus melahirkan.
Jangan sampai deh enggak bisa membayar biaya persalinan. So, ayo bersiap! Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi beban biaya tersebut.
Beli asuransi kesehatan
Seenggaknya BPJS Kesehatan harus punya. Dan, lakukan ini secepatnya. Tak hanya sebelum persalinan, tapi ketika kamu mulai bisa mandiri dan punya penghasilan. Saat menikah, pastikan pasangan juga punya BPJS Kesehatan.
Asuransi kesehatan pemerintah BPJS Kesehatan menyediakan jaminan kesehatan untuk persalinan bagi peserta dan anggota keluarga terdaftar mereka. Jaminan kesehatan ini mencakup biaya persalinan normal, baik melalui persalinan normal di rumah sakit atau melalui persalinan normal yang dilakukan di rumah oleh bidan terlatih yang memiliki izin praktik. Ya tentu saja ada syarat dan ketentuan berlaku. Tapi BPJS Kesehatan sudah sangat memadai lo!
Baru setelah punya BPJS Kesehatan, dan dinilai masih belum memadai karena berbagai kondisi, boleh deh ditambah asuransi lain.
Bijak memilih rumah sakit dan dokter atau bidan
Sesuaikan dengan kondisi kesehatanmu, sejak mulai hamil, cari tahu biaya persalinan di beberapa rumah sakit dan dokter atau bidan. Pilih yang memiliki biaya yang memungkinkan untuk dijangkau.
Pastikan juga klinik bersalin atau rumah sakitnya berpartner dengan asuransi kesehatan yang kamu miliki. Setidaknya, menerima pasien BPJS Kesehatan.
Nabung!
Kalau sudah mulai promil, maka ya harus mulai bersiap juga dari segi finansial. Hitung kebutuhanmu, lalu tentukan jangka waktunya. Mulailah membuat rencana keuangan yang komprehensif, untuk tujuan keuangan biaya persalinan ini.
Yuk, Siapkan Finansialnya Dulu sebelum Menyambut si Buah Hati!
Mempersiapkan keuangan untuk kehadiran bayi baru di rumah adalah hal yang penting untuk dilakukan.
Berikut beberapa kiat untuk mengatur keuangan dalam menghadapi kehadiran bayi baru di rumah.
Buat rencana anggaran
Buat rencana anggaran yang jelas dan rinci untuk memperhitungkan semua biaya yang terkait dengan kehadiran bayi baru di rumah. Prioritaskan belanjaan yang diperlukan, seperti popok, susu, dan makanan bayi, sebelum membeli kebutuhan lainnya yang tidak terlalu penting.
Berhematlah sebisa mungkin
Pertimbangkan untuk membeli barang bekas seperti pakaian dan peralatan bayi, karena harganya lebih terjangkau dibandingkan membeli barang baru. Gunakan program diskon atau promo yang ditawarkan oleh toko-toko, supermarket, atau aplikasi belanja online untuk membeli kebutuhan bayi.
Dana darurat
Pastikan dana darurat kamu sudah aman. Enggak harus sekian bulan penghasilan, targetkan satu bulan saja dulu, mulai sejak promil. Yang penting memang mulai dulu.
Pasalnya, nanti saat sudah berjalan, kamu harus siap mengantisipasi biaya tak terduga yang mungkin timbul, seperti biaya kesehatan atau perbaikan rumah tangga.
Evaluasi kembali kebijakan asuransi
Periksa kembali kebijakan asuransi kesehatan dan asuransi jiwa. Cek apakah biaya persalinan termasuk dalam coverage asuransi yang kamu miliki? Apakah pencari nafkah sudah punya asuransi jiwa?
Hal ini penting untuk memastikan bahwa kebijakan tersebut sudah mencakup kebutuhan tambahan anggota keluarga ini, dan memberikan perlindungan yang memadai bagi keluarga.
Hindari utang yang tidak perlu
Hindari membeli barang yang tidak diperlukan hingga harus utang yang tidak perlu. Bayi baru sendiri membutuhkan banyak perhatian dan waktu, sehingga meminimalkan utang dan pengeluaran yang tidak perlu dapat membantu mengurangi stres keuangan, sehingga kamu pun dapat mengoptimalkan waktu yang tersedia untuk merawat bayi.
Buat perencanaan jangka panjang
Buat perencanaan jangka panjang untuk mengatur keuangan keluarga dan menentukan prioritas keuangan yang akan membantu keluarga mencapai tujuan keuangan jangka panjang. Misalnya, menyisihkan sejumlah uang untuk dana pendidikan anak atau untuk pensiun kelak.
Menjadi orang tua adalah tanggung jawab besar, namun dengan perencanaan keuangan yang baik dan bijaksana, kehadiran bayi baru di rumah dapat menjadi pengalaman yang menyenangkan dan penuh kebahagiaan.
Siapkan biaya persalinan dengan baik. Tapi, tak hanya berhenti di situ, kamu juga perlu melanjutkan membuat rencana keuangan hingga jauh ke depan, demi mendorong anak-anak menjadi terbaik dari diri mereka kelak.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Bagaimana Cara Mengoptimalkan Pemasukan dan Pengeluaran untuk Mencapai Keseimbangan Keuangan yang Sehat
Sudah tanggal tua begini, biasanya baru deh terasa kalau pemasukan dan pengeluaran kita tidak seimbang. Cirinya gampang banget dikenali: uang di dompet tinggal beberapa lembar yang pecahan kecil, atau saldo di e-Wallet tinggal 4 digit, begitu juga dengan saldo di ATM.
Siapa nih yang relate?
Mengapa Pemasukan dan Pengeluaran Kita Tidak Seimbang?
Ada banyak alasan mengapa banyak orang mengalami pemasukan dan pengeluaran uang yang tidak seimbang, di antaranya adalah sebagai berikut.
Kurangnya pengetahuan tentang manajemen keuangan
Banyak orang tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang manajemen keuangan dan tidak tahu bagaimana membuat anggaran atau mengelola uang mereka dengan efektif.
Kebiasaan pengeluaran yang kurang efektif
Banyak orang memiliki kebiasaan pengeluaran yang kurang efektif, seperti membeli barang yang tidak diperlukan atau makan di luar terlalu sering.
Tidak adanya anggaran atau bujet
Banyak orang tidak memiliki anggaran atau bujet yang jelas untuk pengeluaran mereka sehingga mereka sering menghabiskan uang mereka tanpa memperhatikan apakah itu dalam batas yang wajar atau tidak.
Pengaruh lingkungan atau teman sebaya (atau media sosial)
Banyak orang terpengaruh oleh lingkungan atau teman sebaya mereka—dan juga media sosial—dalam membelanjakan uang. Mereka mungkin merasa perlu untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak mereka butuhkan hanya karena teman-teman mereka memiliki barang serupa.
Biaya hidup yang tinggi
Biaya hidup yang tinggi, seperti harga sewa rumah atau biaya pendidikan, bisa membuat seseorang kesulitan untuk menyeimbangkan pengeluaran dan pendapatannya.
Kebiasaan hidup konsumtif
Kebiasaan hidup konsumtif, di mana seseorang terus-menerus membeli barang-barang baru dan mewah, bisa menyebabkan pengeluaran yang tidak seimbang dengan pendapatan yang dimiliki.
Utang yang menumpuk
Banyak orang memiliki utang yang menumpuk, seperti kredit mobil, kredit rumah, atau kartu kredit yang belum dibayar, dengan cicilan yang terlalu besar. Utang tersebut bisa membuat seseorang kesulitan untuk menyeimbangkan pemasukan dan pengeluarannya.
Dampak yang Bisa Terjadi
Jika pemasukan dan pengeluaran tidak seimbang, maka akan timbul beberapa konsekuensi yang mungkin akan mempengaruhi keuangan kamu. Apa saja?
Masalah keuangan
Ketidakseimbangan pemasukan dan pengeluaran dapat menyebabkan masalah keuangan yang serius, seperti utang yang menumpuk, kehilangan aset, dan bahkan kebangkrutan.
Stres dan tekanan mental
Masalah keuangan dapat menyebabkan stres dan tekanan mental, karena kamu lantas mungkin merasa cemas, khawatir, atau bahkan depresi karena situasi keuangan yang sulit.
Kesulitan dalam mencapai tujuan keuangan jangka panjang
Jika kamu tidak dapat mengelola keuangan dengan baik, maka mungkin akan sulit bagimu untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang, seperti membeli rumah, pensiun dengan nyaman, atau membiayai pendidikan anak-anak.
Hilangnya kesempatan investasi
Ketidakseimbangan pemasukan dan pengeluaran juga dapat mengakibatkan hilangnya kesempatan investasi yang baik, karena kamu mungkin tidak memiliki uang yang cukup untuk berinvestasi atau tidak memiliki dana darurat yang cukup.
Hilangnya kepercayaan diri
Jika kamu enggak mampu mengelola keuangan dengan baik, maka mungkin akan merasa rendah diri dan kehilangan kepercayaan diri dalam kehidupan sehari-hari.
So, sampai di sini apakah kamu sepakat, bahwa sangat penting untuk mencapai keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran ini?
Kamu perlu banget untuk memastikan bahwa pengeluaranmu enggak melebihi pemasukan dan memiliki anggaran yang jelas untuk membantumu mengelola uang dengan lebih efektif. Dengan cara ini, kamu dapat menghindari masalah keuangan dan mencapai tujuan keuangan jangka panjang dengan lebih mudah.
Cara Menyeimbangkan Pemasukan dan Pengeluaran
Untuk mengoptimalkan pemasukan dan pengeluaran agar mencapai keseimbangan keuangan yang sehat, kamu bisa mencoba langkah-langkah berikut.
Buatlah anggaran atau bujet yang realistis
Buatlah daftar pendapatan dan pengeluaran bulanan yang detail dan realistis. Buatlah prioritas pada pengeluaran yang penting dan usahakan untuk membatasi pengeluaran pada hal-hal yang tidak terlalu penting.
Pelajari kebiasaan pengeluaran
Perhatikan pengeluaranmu dalam sebulan dan identifikasi kebiasaan pengeluaran yang kurang efektif dan menguras kantong, seperti makan di luar, belanja tidak perlu, atau kegiatan lain yang tidak penting.
Kemudian, coba untuk mengurangi pengeluaran tersebut atau bahkan menghilangkan kebiasaan pengeluaran yang kurang efektif tersebut.
Lakukan pembayaran utang
Jika ada utang yang perlu dibayar, usahakan untuk membayar secepat mungkin dan hindari pembayaran dengan kartu kredit atau pinjaman dengan bunga yang tinggi.
Simpan uang secara teratur
Coba untuk menyisihkan sebagian dari pendapatanmu setiap bulan untuk disimpan dalam rekening tabungan. Kamu bisa memulai dengan menyisihkan sekitar 10% dari pendapatan bulanan sebagai tabungan.
Dengan cara ini, kamu akan terbiasa untuk mengalokasikan sebagian dari pendapatan untuk masa depan dan juga sebagai dana darurat jika terjadi sesuatu yang tidak terduga.
Cari sumber penghasilan tambahan
Cari peluang untuk mendapatkan penghasilan tambahan, seperti bekerja paruh waktu atau mengambil pekerjaan sampingan yang sesuai dengan waktu luangmu. Ini bisa membantu menyeimbangkan pemasukan dan pengeluaran bulanan sehingga dapat mengurangi tekanan finansial.
Hindari utang baru
Jangan menambah hutang baru kecuali jika itu benar-benar diperlukan. Ingatlah bahwa utang akan memberikan beban finansial yang lebih besar dan mempengaruhi keseimbangan keuanganmu.
Review dan evaluasi keuangan secara berkala
Review keuanganmu setiap bulan dan evaluasi apakah anggaran yang sudah dibuat berhasil dicapai atau tidak. Jika tidak, coba cari tahu apa yang salah dan cari solusinya.
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, kamu dapat mengoptimalkan pemasukan dan pengeluaran untuk mencapai keseimbangan keuangan yang sehat. Selalu ingatlah untuk memprioritaskan pengeluaran yang penting dan menghindari pengeluaran yang kurang efektif.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Budaya Kerja Positif dapat Memengaruhi Kebiasaan Finansial Pribadi Karyawan: Ini Alasan dan Cara Membangunnya
Budaya kerja dan pengelolaan keuangan pribadi karyawan memiliki hubungan yang erat.
Kok bisa? Iya, karena kita adalah makhluk sosial. So, sedikit banyak yang kita lakukan akan mendapat pengaruh dari lingkungan di mana kita berada. Nggak percaya? Coba deh, baca artikel tentang money scripts ini.
Jadi, apa yang kita lalui di kantor sedikit banyak juga akan memengaruhi kehidupan pribadi kita. Ya, gimana enggak kan? Sebagian besar dari kita itu menghabiskan minimal 8 jam di kantor lo! Itu sama artinya dengan sepertiga waktu seharian kan? Maka enggak heran, kadang pas berangkat sih fine-fine saja. Sampai di kantor, suntuk karena kerjaan nggak beres, banyak masalah, endebre endebre. Maka terbawalah kesuntukan itu kembali ke rumah.
Hayo, siapa yang suka gitu?
Nah, lebih jauh lagi. Apa yang menjadi budaya kerja di kantor dan pola pengelolaan keuangan pribadi kita sebagai karyawan itu juga saling memengaruhi.
Loh, kok bisa?
Hubungan Budaya Kerja dan Pengelolaan Keuangan Pribadi
Lingkungan kerja yang positif dan mendukung dapat memengaruhi kebiasaan finansial pribadi karyawan. Begitu pula sebaliknya, kebiasaan finansial pribadi karyawan dapat memengaruhi budaya kerja di tempat kerja.
Sadar Pentingnya Mengelola Keuangan
Pertama-tama, budaya kerja yang positif dapat memengaruhi pengelolaan keuangan pribadi karyawan dengan menciptakan kesadaran tentang pentingnya mengelola keuangan dengan baik.
Dalam lingkungan kerja yang positif, karyawan akan lebih terdorong untuk memikirkan keuangan mereka dan mencari cara untuk mengelola keuangan secara bijaksana. Misalnya, perusahaan yang menawarkan pelatihan dan sumber daya tentang manajemen keuangan dapat membantu karyawan untuk lebih sadar akan kebutuhan mereka dalam mengelola keuangan pribadi mereka.
Menumbuhkan Kebiasaan Finansial yang Baik
Budaya kerja yang positif juga dapat membantu karyawan mengembangkan kebiasaan finansial yang lebih baik.
Karyawan yang bekerja di lingkungan kerja yang positif cenderung memiliki pola pikir yang lebih positif juga, disiplin dalam pekerjaan mereka, dan hal ini juga dapat tercermin dalam kebiasaan finansial pribadi mereka.
Misalnya, karyawan yang disiplin dalam membuat anggaran dan menabung untuk masa depan dapat mengembangkan kebiasaan yang sama dalam pekerjaan mereka, seperti mengelola waktu dengan baik atau menyelesaikan proyek dengan teliti.
Sebaliknya, kebiasaan finansial pribadi karyawan juga dapat memengaruhi budaya kerja di tempat kerja. Karyawan yang mengalami kesulitan keuangan atau stres keuangan yang tinggi akan memberikan performa kerja mereka yang juga kurang optimal. Mereka mungkin lebih mudah terganggu, kurang fokus, atau kurang produktif.
Cara Perusahaan Berperan Membangun Budaya Kerja yang Positif
Perusahaan dapat membantu membangun budaya kerja yang baik dan berdampak positif pada pengelolaan keuangan pribadi karyawan dengan mengambil beberapa tindakan berikut ini.
Memberikan Financial Training
Perusahaan dapat menyediakan akses ke sumber daya dan pelatihan tentang manajemen keuangan yang baik. Bisa dilakukan secara internal, maupun mengundang yang lebih profesional. Seperti QM Financial.
Dalam financial training tersebut, karyawan akan dilatih manajemen keuangan secara komprehensif, mulai dari membuat anggaran, menabung, atau menginvestasikan uang. Dengan begini, perusahaan dapat membantu meningkatkan kesadaran karyawan tentang keuangan mereka dan membantu mereka mengembangkan kebiasaan keuangan yang lebih baik.
Memberikan insentif dan bantuan kepada karyawan untuk mencapai tujuan keuangan
Perusahaan dapat memberikan bantuan bagi karyawan yang ingin mencapai tujuan keuangan mereka. Misalnya saja, memberikan fasilitas pinjaman dengan bunga lunak untuk membeli rumah. Atau memberikan bantuan pendidikan untuk jenjang-jenjang sekolah tertentu bagi anak-anak karyawan. Termasuk juga memberikan berbagai fasilitas program kesehatan kerja untuk karyawan beserta seluruh keluarganya.
Hal ini dapat memotivasi karyawan untuk mengembangkan kebiasaan keuangan yang lebih baik dan merasa didukung oleh perusahaan.
Menawarkan program karyawan untuk manajemen keuangan
Perusahaan dapat menawarkan program karyawan untuk manajemen keuangan, seperti konseling keuangan atau membuatkan program pensiun.
Program-program ini dapat membantu karyawan mengembangkan rencana keuangan yang lebih teratur dan membantu mereka mencapai tujuan keuangan mereka.
Menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan mendukung
Perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan mendukung, di mana karyawan merasa didukung dan termotivasi untuk mencapai tujuan keuangan mereka.
Hal ini dapat mencakup menciptakan lingkungan yang positif dan kolaboratif, mendukung pengembangan karier, dan memberikan dukungan karyawan dalam memenuhi kebutuhan mereka.
Meningkatkan komunikasi dan transparansi dalam keuangan perusahaan
Perusahaan dapat meningkatkan komunikasi dan transparansi dalam keuangan perusahaan, seperti memberikan laporan keuangan yang teratur atau menawarkan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan tentang keuangan perusahaan.
Hal ini dapat membantu karyawan merasa lebih terhubung dengan perusahaan mereka dan merasa lebih yakin tentang kondisi keuangan perusahaan.
Dengan mengambil tindakan-tindakan seperti ini, perusahaan dapat membantu membangun budaya kerja yang baik dan berdampak positif pada pengelolaan keuangan pribadi karyawan. Hal ini dapat membantu meningkatkan produktivitas karyawan, membantu mereka mencapai tujuan keuangan pribadi mereka, dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih positif dan inklusif.
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Perencanaan Keuangan Jangka Pendek untuk Menghadapi Kemungkinan Kenaikan Inflasi
Perencanaan keuangan jangka pendek adalah salah satu aspek penting dalam mengelola keuangan pribadi. Terutama sih perencanaan keuangan jangka pendek ini sebaiknya kamu lakukan saat misalnya kondisi keuangan sedang tidak stabil, misalnya pas lagi krisis. Bahkan ketika terjadi kenaikan inflasi–yang sebenarnya merupakan hal biasa yang akan terjadi setiap tahunnya.
Nah, dalam menghadapi kemungkinan kenaikan inflasi, atau juga krisis yang lain, perencanaan keuangan jangka pendek memegang peranan kunci dalam menjaga stabilitas keuangan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa kita tetap dapat mencapai tujuan finansial kita, meskipun kondisi sedang krisis.
Seperti yang kita tahu kan, bahwa kenaikan inflasi dapat memengaruhi daya beli kita dan mengurangi nilai dari uang yang kita miliki. So, ada baiknya kita memiliki strategi-strategi perencanaan keuangan jangka pendek untuk meminimalkan risiko keuangan yang bisa terjadi.
Jadi, strategi apa yang perlu kita jalankan dalam perencanaan keuangan jangka pendek demi menghadapi kemungkinan kenaikan inflasi dan menjaga stabilitas keuangan di masa depan ini?
Apa Itu Inflasi, dan Apa Dampaknya?
Inflasi adalah suatu kondisi ketika harga-harga barang dan jasa cenderung meningkat secara terus-menerus dalam jangka waktu tertentu.
Dalam kondisi inflasi, jumlah uang yang beredar di pasar lebih besar dibandingkan dengan ketersediaan barang dan jasa, sehingga permintaan lebih tinggi daripada penawaran. Hal ini menyebabkan kita harus membayar lebih banyak uang untuk membeli barang atau jasa yang sama.
Inflasi biasanya diukur dengan menggunakan indeks harga konsumen atau indeks harga produsen, dan dapat diakibatkan oleh berbagai faktor. Misalnya seperti permintaan yang tinggi, biaya produksi yang meningkat, dan kebijakan moneter dari pemerintah atau bank sentral. Inflasi dapat memengaruhi berbagai aspek ekonomi, termasuk investasi, pinjaman, dan kebijakan fiskal, dan moneter.
Inflasi dapat memiliki dampak yang signifikan pada keuangan kita, terutama jika kita enggak melakukan perencanaan keuangan jangka pendek dan jangka panjang untuk menghadapi dampak tersebut. Beberapa dampak inflasi misalnya:
Menurunnya daya beli
Inflasi dapat menyebabkan harga barang dan jasa naik. Hal ini berarti bahwa uang yang sama tidak lagi dapat membeli jumlah barang dan jasa yang sama seperti sebelumnya, sehingga daya beli kita menurun.
Menurunnya nilai uang
Kenaikan harga barang dan jasa juga berarti bahwa nilai uang menurun. Uang yang sama akan memiliki nilai yang lebih rendah di masa depan daripada sekarang.
Meningkatnya biaya hidup
Kenaikan harga barang dan jasa juga dapat menyebabkan meningkatnya biaya hidup. Biaya hidup yang lebih tinggi berarti bahwa kita harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Mengurangi tabungan
Jika kita punya tabungan cash di bank, maka saat terjadi inflasi, siap-siap saja menerima kenyataan bahwa nilai tabungan kita juga akan menurun. Tabungan yang sama akan memiliki nilai yang lebih rendah di masa depan, sehingga kita kudu menabung lebih banyak uang untuk mencapai tujuan keuangan jangka pendek dan jangka panjang kita.
Nah jadi, sangat penting bagi kita untuk mempersiapkan diri menghadapi inflasi dengan merencanakan keuangan jangka pendek, dan jangka panjang juga, dengan cermat. Dengan perencanaan yang tepat, kita dapat mengurangi dampak inflasi pada keuangan dan menjaga stabilitas keuangan kita sendiri di masa depan.
Perencanaan Keuangan Jangka Pendek untuk Menghadapi Kemungkinan Kenaikan Inflasi
1. Memahami Profil Risiko
Memahami profil risiko merupakan langkah penting dalam perencanaan keuangan jangka pendek untuk menghadapi kemungkinan kenaikan inflasi.
Profil risiko kita itu bergantung pada sejumlah faktor, termasuk usia, tujuan investasi, toleransi risiko, pengalaman, dan kondisi keuangan. Dalam hal ini, kita harus mempertimbangkan apakah kita lebih cocok untuk berinvestasi dalam instrumen yang berisiko tinggi atau rendah, atau apakah lebih baik untuk menghindari risiko sepenuhnya. Semua kembali ke kondisi masing-masing, enggak ada yang salah, enggak ada yang paling benar juga ya.
2. Menentukan tujuan keuangan
Kembali lagi ke #TujuanLo Apa. Tujuan perencanaan keuangan jangka pendek mungkin mencakup membangun dana darurat, membayar utang kartu kredit, membeli mobil, atau menabung untuk liburan. Sedangkan tujuan keuangan menengah dan panjang bisa berarti mencakup membeli rumah, pensiun, atau pendidikan anak.
Tentukan tujuan keuangan jangka pendek, menengah, dan panjang dengan jelas, serta berapa biaya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut.
Dalam membuat perencanaan keuangan jangka pendek, memahami profil risiko dan tujuan keuangan sangat penting karena akan memengaruhi strategi investasi yang akan digunakan. Profil risiko dan tujuan keuangan akan menjadi dasar dalam memilih instrumen investasi yang tepat, mengalokasikan aset yang sesuai, dan menetapkan rencana pengeluaran yang realistis.
Dengan memahami profil risiko dan tujuan keuangan, kita dapat membuat keputusan keuangan yang lebih cerdas dan menghindari risiko yang tidak diinginkan dalam menghadapi kenaikan inflasi di masa depan.
3. Menjaga dana darurat
Menjaga likuiditas dana darurat dapat membantu kita untuk memenuhi kebutuhan keuangan mendesak tanpa harus mengambil pinjaman atau menjual investasi.
Ingat ya, besarnya dana darurat tergantung pada seberapa banyak tanggungan kita. Jika masih lajang, boleh saja bangun sampai 3 bulan pengeluaran dulu. Kalau sudah menikah, atau ada orang tua yang harus ditanggung, boleh ditambah. Hingga ketika sudah punya anak, besaran dana darurat idealnya sampai 12 bulan pengeluaran.
Buat rekening tabungan khusus, agar dana darurat enggak sampai tersabotase untuk keperluan lain. Pastikan accessible oleh anggota keluarga yang lain ya.
4. Membuat rencana pengeluaran dan anggaran
Membuat rencana pengeluaran dan anggaran yang realistis dapat membantu kita mengelola uang dengan lebih efektif dan menghindari pengeluaran yang tidak perlu. Hal ini juga dapat membantu kita mengetahui berapa banyak uang yang tersedia untuk keperluan darurat atau investasi.
Cek berapa banyak uang yang dihabiskan setiap bulan dan untuk keperluan apa saja. Pengeluaran bulanan dapat mencakup biaya hidup, seperti makanan, transportasi, perumahan, listrik, air, dan internet, serta biaya lainnya, seperti hiburan, olahraga, dan perawatan pribadi.
Setelah mengetahui daftar pengeluaran bulanan, tetapkan prioritas pengeluarannya. Hal ini penting untuk menghindari pengeluaran yang tidak perlu, dan fokus pada pengeluaran yang penting dan bermanfaat.
Lalu, buat perencanaan keuangan jangka pendek, yang mencakup pengeluaran yang direncanakan, penghasilan yang diharapkan, dan sisa uang yang tersedia setiap bulan. Rencana pengeluaran dan anggaran harus dibuat sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan kita masing-masing.
Selanjutnya, pantau dan evaluasi secara teratur, agar kita tahu apakah semuanya berada di jalur yang benar, sesuai dengan rencana. Jika ada kesulitan atau kesalahan, kita pun segera dapat memperbaiki dan menyesuaikannya dengan kondisi keuangan yang ada.
5. Memilih instrumen investasi yang likuid
Memilih instrumen investasi yang likuid, seperti obligasi pemerintah, deposito berjangka, atau reksa dana pasar uang, dapat membantu kita mengakses dana dengan cepat dan mudah jika dibutuhkan. Instrumen investasi yang likuid juga lebih stabil dan lebih rendah risiko, yang pastinya lebih safe untuk kondisi sedang menghadapi inflasi ini.
6. Meminimalkan utang
Memastikan kita hanya berutang secara sehat akan dapat membantu kita mengelola cash flow dengan lebih baik. Hal ini juga dapat membantu kita untuk tetap memiliki lebih banyak uang tunai yang tersedia untuk keperluan mendesak.
Pastikan disiplin mencicil, hindari denda atau bunga berbunga. Minimalkan utang konsumtif, seperti utang kartu kredit dan pinjaman tanpa agunan, karena dapat memperburuk kondisi keuangan kita yang sedang menghadapi kenaikan inflasi.
Dalam perencanaan keuangan jangka pendek, menjaga stabilitas keuangan merupakan hal yang sangat penting. Apalagi dalam menghadapi kemungkinan kenaikan inflasi.
Dengan menerapkan strategi-strategi seperti di atas, kita akan dapat menghadapi kenaikan inflasi dan mengelola keuangan dengan lebih efektif, sehingga mencapai stabilitas keuangan yang diinginkan.
So, perencanaan keuangan jangka pendek yang baik dapat membantu kita mencapai tujuan keuangan dengan lebih mudah dan mengurangi risiko dalam menghadapi perubahan kondisi keuangan di masa depan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!