Cara Bijak Mengatur Keuangan Pribadi di Usia 20-an: Langkah Demi Langkah
Usia 20 itu rerata merupakan first jobber. Usia yang kata orang merupakan garis start untuk memasuki hidup yang sebenarnya. Tsah. Mulai punya tanggung jawab, mulai punya penghasilan sendiri, termasuk usia yang pas untuk mulai belajar cara bijak mengatur keuangan pribadi.
Memang, kondisi orang akan berbeda. Ada yang memang sudah melek sejak awal mengenai pentingnya mengelola keuangan, tetapi enggak sedikit juga penganut paham YOLO—alias you only live once. Alias, kita cuma hidup sekali, masa enggak mau senang-senang sih?
Ya, hidup memang cuma sekali. Tapi kalau dihabiskan hanya untuk senang-senang tanpa mau bijak memiliki rencana keuangan, pada akhirnya ya sama saja. You only live once, ketika kamu salah dan tidak tahu cara bijak mengatur keuangan, kamu juga enggak bisa mengulanginya lagi untuk memperbaiki kesalahan itu.
Jadi, mau pilih yang mana?
Table of Contents
Pentingnya Mengatur Keuangan Pribadi di Usia 20-an
Yes, mulai belajar cara bijak mengatur keuangan pribadi sejak dini itu baik. Sejak dini itu kapan? Ya, sejak kamu mulai punya penghasilan. Hal ini adalah langkah krusial yang menentukan kualitas hidup di masa depan.
Di usia ini, kamu sudah memulai karier, yang umumnya disertai dengan penghasilan tetap pertama. So, pengelolaannya bukan cuma soal bagaimana menyimpan uang saja, tapi juga tentang memahami cara mengalokasikannya untuk kebutuhan, keinginan, dan tabungan.
Mengelola keuangan pada usia ini juga berarti belajar untuk menyeimbangkan antara menikmati masa muda dan merencanakan masa depan finansial yang stabil.
Di sisi lain, tantangan finansial di usia 20-an itu memang cukup banyak. Mulai dari gaji awal yang masih belum seberapa, adanya tekanan untuk mengikuti gaya hidup, sampai soal menjadi sandwich generation.
Di saat yang sama, ini adalah masa ketika peluang untuk bertumbuh sangat besar. Mulai dari peluang investasi yang bisa dimulai dengan modal kecil, hingga kesempatan untuk menaikkan skor kredit yang akan sangat berguna di masa mendatang.
Dengan mengetahui cara bijak mengatur keuangan, si usia 20 akan dapat membangun fondasi keuangan yang kuat untuk masa depannya sendiri. Karenanya, memahami dan menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan pribadi di usia 20-an bukan hanya penting, tapi juga menjadi kunci untuk masa depan yang lebih cerah dan terjamin.
Cara Bijak Mengatur Keuangan di Usia 20-an
1. Menetapkan Tujuan Keuangan
Tujuan lo apa? Kamu pengin apa di hidupmu nanti? Nah, inilah yang harus ditentukan pertama kali dalam cara bijak mengatur keuangan.
So, tentukan targetmu baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Karena kamu berusia 20 tahun, kamu bisa mulai dari beberapa tujuan jangka pendek dulu. Enggak perlu ngadi-ngadi, kamu bisa mulai dari membangun dana darurat, menabung untuk liburan, sampai membeli gadget terbaru
Seiring waktu, kamu juga perlu menyusun tujuan jangka menengah hingga panjang. Misalnya mempersiapkan dana menikah, dana rumah, sampai dana pensiun.
Ingat, setiap tujuan harus ada judul, nominal, dan waktu. Tujuan yang jelas dan terukur memberikanmu arah yang jelas dalam membuat keputusan finansial sehari-hari, memastikan bahwa setiap pengeluaran atau investasi yang dilakukan selaras dengan apa yang ingin dicapai di masa depan.
2. Membuat Anggaran
Setelah menentukan tujuan, kamu bisa mulai melakukan proses cara bijak mengatur keuangan dengan mencatat secara jelas semua sumber pendapatan. Di dalamnya termasuk gaji, pendapatan sampingan, atau sumber lainnya.
Setelah mengetahui total pendapatan, langkah selanjutnya adalah mendokumentasikan semua pengeluaran, mulai dari biaya tetap seperti sewa rumah atau cicilan kendaraan, hingga pengeluaran variabel seperti makanan, hiburan, dan belanja.
Dengan memahami aliran masuk dan keluar uang secara detail, kamu dapat mengidentifikasi area di mana penghematan bisa dilakukan. Catatan ini juga akan membantumu memprioritaskan pengeluaran. Artinya kamu bisa memastikan kebutuhan wajib terpenuhi dulu, sebelum kamu memenuhi keinginan. Dalam jangka panjang, catatan ini akan menjadi alat penting dalam mencapai keseimbangan finansial dan mencapai tujuan finansial kamu.
3. Mengelola Utang
Usia 20 artinya juga kamu mulai berkenalan dengan utang. Umumnya sih, mulai pada punya kartu kredit.
Dalam menggunakan kartu kredit, bijaksana dan terkendali adalah kuncinya. Cara bijak mengatur keuangan termasuk di dalamnya menggunakan kartu kredit untuk transaksi yang kamu yakin bisa dibayar penuh setiap bulannya, sehingga menghindari akumulasi bunga. Memanfaatkan manfaat tambahan seperti poin reward atau cashback juga bisa menjadi strategi cerdas asalkan tidak mengundang pembelian impulsif.
4. Menabung dan Investasi
Untuk keduanya, kamu akan memerlukan disiplin dan konsistensi. Cara bijak mengatur keuangan terbaik adalah dengan menetapkan tujuan tabungan yang spesifik dan realistis, lalu secara rutin menyisihkan sebagian pendapatan ke dalam tabungan tersebut.
Sebuah metode efektif adalah dengan menggunakan prinsip “sisihkan di depan”, yaitu mengalokasikan sejumlah uang untuk ditabung segera setelah menerima penghasilan, sebelum uang tersebut digunakan untuk keperluan lain.
Sementara menabung fokus pada penyimpanan dan perlindungan aset, investasi bertujuan untuk pertumbuhan aset tersebut. Pengenalan dasar tentang investasi meliputi pemahaman terhadap pilihan investasi seperti saham, obligasi, dan reksa dana. Mana yang bisa dimanfaatkan, nah, kamu perlu mengenali tujuan keuangan, jangka waktu investasi, serta toleransi risiko.
Ikut kelasnya saja, makanya! Biar dapat penjelasan langsung dari trainer tentang cara bijak mengatur keuangan, plus langsung berkenalan dengan berbagai produk keuangannya. Nggak pakai ribet.
5. Miliki Proteksi
Enggak harus semua jenis asuransi kamu miliki. Minimal kamu harus punya asuransi kesehatan dulu. Biasanya sih setiap perusahaan secara otomatis akan mengikutsertakan karyawannya di program asuransi milik pemerintah ini, karena memang sudah jadi aturannya. Mengapa asuransi ini penting? Karena risiko kesehatan bisa datang tiba-tiba dan biaya perawatan medis terus meningkat.
Selain itu, kamu juga bisa mempertimbangkan untuk punya asuransi jiwa, apalagi kalau misalnya kamu adalah tulang punggung keluarga besar alias menjadi sandwich generation. Asuransi ini penting untuk melindungi orang-orang yang kamu sayang,
Selain asuransi, proteksi juga mencakup dana darurat, yang berfungsi sebagai jaring pengaman finansial untuk menghadapi situasi tak terduga. Umumnya, dianjurkan untuk memiliki dana darurat setidaknya sejumlah 3 hingga 6 kali pengeluaran bulanan.
6. Optimalkan Penghasilan
Di usia 20-an, peluang karier dan pengembangan diri itu berlimpah. Jadi, jangan sia-siakan peluangmu, mumpung energi juga masih full.
So, jajaki apakah kamu bisa mendapatkan sumber pendapatan tambahan. Mungkin dengan melakukan pekerjaan sampingan atau hobi yang dapat menghasilkan uang, seperti freelance, menjual produk atau jasa secara online, atau bahkan mengikuti gig ekonomi.
Sumber pendapatan tambahan ini enggak hanya menambah pemasukan, tapi juga bisa menjadi jaring pengaman finansial jika terjadi masalah dengan pekerjaan utama.
Selain itu, berusaha mendapatkan promosi di tempat kerja adalah cara lain untuk meningkatkan penghasilan. Ini bisa dicapai dengan meningkatkan keterampilan dan kinerja, atau dengan mengambil peran dan tanggung jawab tambahan.
Nah, gimana nih kamu yang sekarang usia 20-an? Apakah beberapa cara bijak mengatur keuangan pribadi di atas sudah kamu lakukan?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
8 Manfaat Perencanaan Keuangan untuk Mengurangi Stres Finansial
Manfaat perencanaan keuangan sering kali terabaikan di antara kehebohan kehidupan sehari-hari. Namun kenyataannya, punya rencana keuangan itu adalah koentji untuk mengurangi stres finansial yang dapat menimpa siapa saja.
Di tengah ketidakpastian ekonomi dan tantangan keuangan yang terus berkembang, memiliki rencana keuangan yang solid bukan hanya tentang mengelola anggaran atau investasi, melainkan tentang menciptakan rasa tenang dan aman dalam menghadapi masa depan.
Dengan pendekatan yang terstruktur dan berpikir jauh ke depan, perencanaan keuangan membuka pintu menuju ketenangan pikiran dan stabilitas jangka panjang, memungkinkan setiap dari kita untuk mengambil kendali penuh atas keuangan kita dan, pada akhirnya, kehidupan kita sendiri secara keseluruhan.
Apa Itu Stres Finansial?
Stres finansial adalah kondisi tekanan psikologis yang terjadi akibat masalah atau kekhawatiran terkait dengan keuangan. Penyebabnya bisa beragam, di antaranya sebagai berikut.
Kekurangan Dana atau Penghasilan
Ketika penghasilan enggak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar atau pembayaran cicilan, hal ini dapat menimbulkan stres finansial yang cukup parah.
Utang yang Besar
Memiliki utang, seperti utang kartu kredit, paylater, KTA, dan sejenisnya, bisa saja tampak terkendali di atas kertas. Tapi, enggak jarang juga menyebabkan stres finansial. Apalagi utang pinjol, yang maunya diselesaikan joki pinjol, tapi malah ketipu. Waduh.
Ketidakpastian Keuangan Masa Depan
Kekhawatiran tentang pensiun, kehilangan pekerjaan, atau ketidakmampuan untuk mengumpulkan tabungan dapat menimbulkan stres.
Pengelolaan Keuangan yang Buruk
Kurangnya pengetahuan atau keterampilan dalam mengelola keuangan pribadi juga dapat menyebabkan stres, terutama jika ini mengakibatkan keputusan keuangan yang buruk.
Krisis atau Darurat Keuangan yang Tidak Terduga
Situasi seperti biaya medis mendadak, kehilangan pekerjaan, atau perbaikan rumah yang tidak terduga juga dapat menyebabkan stres finansial yang signifikan.
Stres finansial ini tidak hanya memengaruhi kesehatan mental seseorang, tetapi juga dapat berdampak pada kesehatan fisik, hubungan interpersonal, dan kinerja di tempat kerja. Penting untuk mengatasi stres finansial dengan cara-cara seperti membuat anggaran yang realistis, mengurangi utang, membangun dana darurat, dan mencari saran keuangan profesional jika diperlukan.
Manfaat Perencanaan Keuangan dalam Mengurangi Stres Finansial
Perencanaan keuangan memiliki beberapa manfaat signifikan dalam mengurangi stres finansial. Berikut adalah beberapa manfaat utamanya.
1. Kontrol Keuangan yang Lebih Baik
Perencanaan keuangan membantumu untuk bisa memahami dengan lebih baik bagaimana kamu menghabiskan uangmu. Dengan begitu, kamu pun dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana tentang pengeluaran dan tabungan.
2. Peningkatan Kesiapan untuk Situasi Darurat
Dengan menyisihkan dana untuk keadaan darurat, kamu dapat mengurangi kekhawatiran tentang bagaimana menangani keadaan tak terduga seperti pengeluaran medis darurat atau kehilangan pekerjaan.
3. Mengurangi Beban Utang
Strategi perencanaan keuangan yang baik mencakup pembayaran utang. Mengurangi utangmu dapat mengurangi beban keuangan dan stres yang terkait juga.
4. Mencapai Tujuan Keuangan Jangka Panjang
Perencanaan keuangan membantumu untuk menetapkan dan mencapai tujuan jangka panjang, seperti membeli rumah, pendidikan anak, atau pensiun, yang dapat memberikan rasa keamanan dan pencapaian.
5. Peningkatan Tabungan dan Investasi
Dengan rencana keuangan yang efektif, kamu dapat meningkatkan tabungan dan investasi, yang enggak hanya mengamankan masa depan finansial, tetapi juga mengurangi kekhawatiran tentang keuangan.
6. Keamanan Finansial
Memiliki rencana keuangan yang solid memberikan rasa keamanan, karena kamu jadi tahu bahwa kamu telah mempersiapkan masa depan dengan baik, dan dapat menangani ketidakpastian keuangan.
7. Pengurangan Stres dalam Pengambilan Keputusan
Kalau ada rencana keuangan, kamu jadi punya panduan yang jelas tentang bagaimana mengambil keputusan keuangan, mengurangi stres, dan kebingungan dalam proses pengambilan keputusan.
8. Menjaga Kesehatan Mental dan Fisik
Mengurangi stres finansial juga dapat membantu menjaga kesehatan mental dan fisik kamu, karena stres yang berkepanjangan telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan.
Nah, dengan semua manfaat perencanaan keuangan tersebut, jadi tahu kan, bahwa perencanaan keuangan tidak hanya bermanfaat untuk kesejahteraan finansial saja, tetapi juga untuk kesehatan dan kesejahteraan kamu secara keseluruhan.
Lalu, apa saja yang dilakukan untuk bisa mendapatkan semua manfaat perencanaan keuangan di atas?
Langkah-Langkah untuk Mendapatkan Manfaat Perencanaan Keuangan
Menetapkan Tujuan Keuangan yang Jelas
Tentu saja semua selalu berawal dari, “Tujuan lo apa?”
Pisahkan tujuan keuangan menjadi tiga kategori utama: jangka pendek, menengah, dan panjang. Tujuan jangka pendek bisa saja berupa pengelolaan pengeluaran bulanan atau pembuatan dana darurat. Jangka menengah bisa fokus pada pembayaran utang atau menyisihkan untuk biaya pendidikan. Untuk tujuan jangka panjang, pensiun sering menjadi fokus utama.
Nah, setiap tujuan ini harus realistis dan terukur, sehingga memudahkan kita untuk mengevaluasi kemajuan dengan jelas dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.
Membuat Anggaran dan Mengikuti Anggaran
Mencatat secara detail semua sumber pendapatan dan pengeluaran akan membuatmu tahu gambaran cash flow. Hal ini akan dapat membantu mengidentifikasi di area mana penghematan bisa dilakukan.
Susun anggaran yang realistis, yang seimbang antara pendapatan dan pengeluaran, serta mempertimbangkan kebutuhan dan keinginan. Anggaran ini harus mencerminkan prioritas keuangan dan gaya hidup, sekaligus memberikan fleksibilitas untuk menyesuaikan diri dengan perubahan situasi.
Mengelola Utang
Identifikasi secara menyeluruh semua utang yang ada, dari kartu kredit, paylater, KTA, lalu pahami persyaratan pembayaran masing-masing, termasuk bunga dan jatuh tempo.
Setelah memiliki gambaran yang jelas, langkah selanjutnya adalah menyusun rencana pembayaran yang efektif. Di sini, strategi seperti metode bola salju atau metode avalanche bisa dipilih sesuai kemampuan dan kondisi. Keduanya menawarkan pendekatan terstruktur dalam mengurangi utang, memungkinkan kamu untuk merasakan kemajuan yang konstan dan memberikan dorongan moral yang signifikan sehingga bebas stres finansial.
Membangun Dana Darurat
Membangun dana darurat merupakan langkah penting agar kamu bisa mendapatkan manfaat perencanaan keuangan dalam jangka panjang.
Idealnya, dana ini sebaiknya mencakup biaya hidup untuk 3-6 bulan, memberikan cukup ruang bernapas dalam situasi tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan atau pengeluaran medis mendadak. Penting untuk menyimpan dana darurat ini di tempat yang mudah diakses, seperti rekening tabungan atau reksa dana pasar uang. Pastikan saja agar tetap terpisah dari rekening sehari-hari.
Meninjau dan Menyesuaikan Rencana Secara Berkala
Yah, namanya juga hidup. Kadang berubah secara tak terduga, bikin rencana jadi banyak berubah, prioritas pun bergeser.
Dengan meninjau dan menyesuaikan rencana keuangan secara berkala, bisa dipastikan bahwa setiap langkah tetap selaras dengan tujuan hidup yang berubah-ubah dan kondisi keuangan saat ini. So, sesuaikan anggaran, ubah strategi, atau menetapkan tujuan keuangan baru, itu hal yang sah-sah saja. Yang penting harus bisa beradaptasi terus dengan perubahan.
Karena, ingat, kesesuaian antara rencana keuangan dan kehidupan yang dijalani menjadi penanda bahwa keuangan bukan lagi sumber stres, melainkan alat yang mendukung pencapaian impian dan aspirasi.
Belajar Keuangan
Manfaatkan berbagai sumber daya supaya lebih banyak manfaat perencanaan keuangan bisa kamu dapatkan. Mulai dari mengikuti seminar keuangan, membaca buku yang ditulis oleh para ahli keuangan, hingga mengambil kelas keuangan online, misalnya seperti FCOS QM Financial.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Langkah Belajar Mengelola Keuangan untuk Menjadi Perencana Keuangan Keluarga
Siapa yang mau jadi perencana keuangan? Hmmm … mungkin pikir-pikir dulu deh. Apalagi kalau merasa diri ini belum kompeten. Tapi … kalau belajar mengelola keuangan untuk menjadi perencana keuangan keluarga, gimana?
Bagi yang sudah berkeluarga ya, belajar mengelola keuangan ini jadi kewajiban sih. Karena ya, siapa lagi yang bisa merencanakan keuangan keluarga kalau bukan orang yang menjadi bagian dari keluarga itu sendiri, ya kan? Orang lain enggak akan bisa pas kalau diminta mengelola keuangan keluarga kita, karena yang tahu kondisi dan situasinya ya kita sendiri.
So, ayo, belajar mengelola keuangan untuk menjadi perencana keuangan keluarga kita sendiri. Caranya gimana?
Tahapan dalam Belajar Mengelola Keuangan untuk Menjadi Perencana Keuangan Keluarga
1. Pemahaman Dasar
Seperti halnya anak yang bersekolah, dia akan mulai dari playgroup dulu, lalu naik ke TK, ke SD, SMP, dan seterusnya. Belajar mengelola keuangan untuk menjadi perencana keuangan keluarga itu memang sebaiknya dilakukan secara berjenjang. Mulai belajar keuangan dari mulai yang paling basic, naik kelas ke level lanjutan, dan kemudian advanced.
Mengapa harus begitu? Tanpa pemahaman dasar, akan sulit bagi kamu—apalagi yang tadinya tidak mengenal pengelolaan keuangan sama sekali—untuk bisa memahami cara kerja uang. Padahal ini penting untuk dikuasai dulu, sebelum kamu mulai berkenalan dengan investasi dan hal keuangan yang lainnya.
So, kamu bisa berkenalan dulu dengan berbagai pemahaman dasar, seperti mengenali cash flow, membuat anggaran, cara menentukan tujuan keuangan, dan seterusnya. Banyak sumber daya yang bisa kamu manfaatkan, mulai dari membaca buku atau artikel, mendengarkan podcast atau menonton video, ikut kelas keuangan, dan sebagainya.
2. Praktik dari yang Termudah
Apalah arti belajar kalau tidak disertai dengan praktik. So, setelah memahami konsep dasar, mulailah menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Mulailah dengan tugas-tugas yang mudah, seperti membuat anggaran bulanan atau menetapkan dana darurat.
Dengan memulai dari yang termudah, kamu bisa mendapatkan kepercayaan diri dan membangun keterampilan dasar yang akan membantu di tahapan selanjutnya. Seiring waktu, kamu akan terbiasa melakukan pengelolaan keuangan yang lebih kompleks.
Jadi, segera buat saja anggaran bulanan sederhana, mulailah menabung sejumlah kecil, atau buatlah rencana untuk melunasi utang kecil yang kamu miliki. Misalnya nih, mau bikin rencana keuangan untuk membayar utang, maka bikinlah serealistis mungkin, meliputi berapa utang total, berapa bunganya, cicilannya tanggal berapa saja, dan kapan akan bisa dilunasi.
3. Melakukan Kesalahan
Seperti dalam pembelajaran apa pun, dalam pengelolaan keuangan pun kamu juga bisa membuat kesalahan. Misalnya kayak berinvestasi dalam instrumen yang salah atau mengeluarkan terlalu banyak uang bulan ini.
Saat melakukan kesalahan ini, ingat, akan ada “cost”-nya. Inilah biaya pembelajaranmu. Tak perlu khawatir, kamu akan selalu bisa memperbaiki kesalahan ini ke depannya. Dengan melakukan kesalahan, kamu akan mendapatkan pelajaran berharga. Kesalahan akan memberimu kesempatan untuk belajar lebih banyak dan bertumbuh.
So, tak perlu takut. Apalagi terhadap risiko. Toh, risiko juga akan selalu ada saat nanti kamu sudah terampil mengelola keuangan sekalipun. Hidup itu selalu dipenuhi risiko, kalau enggak ada risiko, enggak hidup. Setuju nggak sih?
All you have to do is mencari penyebab terjadinya kesalahan, dan mencoba memahaminya. Selanjutnya kamu bisa mengupayakan agar tak terjadi kesalahan yang sama di masa depan.
4. Memperbaiki dan Menyesuaikan
Setelah mengidentifikasi kesalahan, tahap selanjutnya adalah membuat perubahan untuk memperbaiki dan menyesuaikan strategi kamu.
Hal ini juga merupakan bagian dari belajar mengelola keuangan untuk menjadi perencana keuangan keluarga yang tak kalah penting lo. Dunia keuangan selalu berubah, dan kebutuhan serta tujuan kamu juga bisa berubah. Kamu akan menempuh beberapa fase kehidupan, dan perubahannya pasti akan memengaruhi kondisi keuangan kamu.
Faktanya, kemampuan untuk menyesuaikan diri adalah kunci untuk kesuksesan jangka panjang. Terutama dalam hal keuangan.
So, lakukan evaluasi strategi keuangan kamu secara berkala, pelajari dari kesalahanmu, dan lakukan penyesuaian yang diperlukan.
5. Disiplin dan Berkomitmen
Konsisten dalam menerapkan apa yang telah kamu pelajari, bahkan ketika menghadapi godaan atau hambatan memang butuh usaha ekstra. Butuh niat yang besar! Namun, hal ini penting untuk kamu miliki.
Pasalnya, tanpa disiplin dan komitmen, sulit untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang kamu, apalagi kalau kamu menjadi perencana keuangan keluarga.
So, tetapkan rutinitas bulanan untuk mengevaluasi keuangan kamu, buatlah tujuan jelas, dan ingatkan diri kamu tentang mengapa tujuan tersebut penting bagi kamu dan keluargamu.
Dengan melalui setiap tahap ini dengan teliti, kamu akan dapat membangun fondasi yang kuat untuk menjadi perencana keuangan keluarga yang sukses.
Jadi, gimana? Mau mulai belajar mengelola keuangan untuk menjadi perencana keuangan keluarga kapan nih?
Kamu juga bisa belajar keuangan dengan cara-cara lain, sesuai kebutuhan dan kenyamananmu lo! Ada kelas-kelas finansial online–yang bisa kamu ikuti dari mana saja, bisa juga belajar finansial secara online course di Udemy! Cek ke sini ya. Jangan lupa juga untuk follow Instagram QM Financial supaya enggak ketinggalan update!
Waspadai 8 Red Flag Keuangan pada Pacar Ini
Red flag keuangan pada pacar sering dijumpai pada hubungan asmara seseorang. Sayangnya, enggak banyak orang yang aware dengan tanda-tanda keuangan tersebut. Semua gara-gara bucin!
Saat berpacaran, pasanganmu bukan hanya sekadar teman dalam berkencan, tetapi juga teman berdiskusi tentang masalah apa pun, termasuk keuangan. Pacar adalah partner dalam berbagai urusan, sehingga diperlukan keterbukaan antara satu sama lain.
Memahami tanda-tanda keuangan yang bahaya pada pacar sangat penting untuk menghindari hal-hal yang bersifat merugikan pada hubungan asmara.
Tanda-tanda Red Flag Keuangan pada Pacar
Masalah keuangan sering kali menjadi sumber cekcok dengan pacar karena adanya perbedaan tujuan, gaya hidup, atau yang lainnya. Agar tidak terjebak pada hubungan yang menguntungkan satu pihak saja, maka ketahuilah tanda-tanda red flag keuangan pada pacar di bawah ini.
1. Kurangnya Komunikasi secara Terbuka
Tanda-tanda bahaya yang pertama adalah minimnya komunikasi secara terbuka, terutama dalam hal keuangan. Jika pacar kamu sering mengelak saat diajak berdiskusi tentang keuangan, ini rentan menyebabkan kesalahpahaman.
Seakan-akan, pacarmu menyimpan kerahasiaan yang disembunyikan rapat-rapat tentang kondisi finansial yang dialaminya. Oleh karena itu, penting sekali untuk melakukan percakapan secara berkala tentang kebiasaan belanja, prioritas keuangan, ekspektasi yang ingin dicapai, dan lain sebagainya.
2. Utang dan Pengeluaran Berlebihan
Utang dan pengeluaran yang tidak sesuai dengan pendapatan tentu bisa membebani hubungan asmara yang tengah dijalani. Jika pacarmu cenderung boros dan enggak memiliki self control yang baik terhadap keuangannya, tentu hal ini cukup berbahaya jika terus dilanjutkan.
Apalagi jika memiliki utang yang tidak kunjung dilunasi, tentu bunganya akan semakin menumpuk dan dapat menjadi bumerang di kemudian hari. Jika pacarmu memiliki kondisi yang demikian, maka patut didiskusikan jalan keluarnya dengan komunikasi yang lebih terbuka.
3. Kontribusi Finansial yang Timpang
Salah satu indikator hubungan pacaran yang sehat adalah sama-sama memberikan sumbangsih yang setara secara finansial. Jika pacarmu terus mengandalkanmu dalam membayar segala sesuatu atau bahkan tidak pernah berkontribusi sama sekali, ini juga bisa menjadi red flag yang dapat memicu tekanan yang bersifat merugikan.
4. Tidak Memiliki Goals Finansial di Masa Depan
Jika pacar kamu tidak mempunyai rencana atau tujuan finansial di masa depan, hal ini bisa menandakan bahwa dia kurang berkomitmen untuk membangun kehidupan yang stabil bersama kamu. Pacar yang baik tentu memiliki visi dan misi yang jelas tentang rencana keuangan di masa kini dan di masa depan.
5. Sering Meminjam Uang dan Tidak Dikembalikan
Meminjamkan sejumlah uang kepada pacar mungkin menjadi hal yang wajar jika dilakukan sesekali. Namun, jika pasangan kamu sering meminjam uang, apalagi kemudian ternyata enggak dikembalikan, ini termasuk red flag finansial yang perlu diwaspadai.
Terlalu sering meminjam uang dapat menjadi indikasi bahwa pasangan kamu tidak memiliki rasa hormat dan tanggung jawab terhadap kesejahteraan finansial dirinya sendiri. Jika diteruskan dalam jangka panjang, sangat besar kemungkinannya akan berefek juga pada pasangannya.
6. Perubahan Gaya Hidup yang Tidak Dapat Dijelaskan
Manusia memang bisa berubah dalam aspek kehidupan tertentu, salah satunya mengenai gaya hidup. Jika dulu pacar kamu memiliki gaya hidup yang sederhana, lalu beberapa tahun kemudian menjadi konsumtif atau hedonis, maka sadarilah bahwa itu termasuk bentuk red flag keuangan.
Apalagi, jika pengeluaran untuk memenuhi gaya hidupnya tidak sebanding dengan penghasilannya.
7. Berpura-pura Kaya
Berpura-pura kaya di depan orang yang disukai nyatanya tidak hanya ada di sinetron, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari ini. Sering terjadi, seseorang berpura-pura memiliki harta yang banyak, kendaraan yang mewah, atau rumah yang megah untuk memikat hati seseorang.
Namanya saja pura-pura, maka orang yang diincarnya pasti tidak mengetahui kondisi finansialnya yang sebenarnya. Jika kamu terlanjur menjadi pacar orang yang berpura-pura kaya dan baru tahu kebohongan tersebut di kemudian hari, maka jangan takut untuk meminta penjelasan darinya. Bila perlu, tidak ada salahnya meminta berpisah secara baik-baik jika memang merasa dirugikan.
Hati-hati, karena bisa jadi ini merupakan tanda-tanda love scamming.
8. Terlalu Tergantung secara Finansial
Apakah pacarmu terlalu tergantung secara finansial dengan dirimu secara terus menerus? Hal ini bisa dilihat dari kebiasaan umum sehari-hari, seperti makan, nonton di bioskop, liburan, atau aktivitas kencan lainnya.
Jika iya, maka perlu disadari bahwa itu termasuk red flag, atau tanda financial relationship yang tidak sehat. Namun, hal ini tidak berlaku ketika sudah ada kesepakatan dari awal bahwa kamu bersedia untuk menanggung seluruh biaya saat berkencan bersama pacar kamu.
Setiap orang yang menjalani hubungan asmara perlu mengatur masalah keuangan secara jujur, terbuka, dan hati-hati bersama pasangan. Dengan mengetahui red flag peringatan finansial ini, kamu bisa lebih waspada agar tidak terjebak pada hubungan yang hanya menguntungkan satu pihak dan merugikan pihak lainnya secara finansial.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu. Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Fungsi Dana Pensiun: Mengapa Masa Depan Finansial Kita Bergantung Padanya?
Ada banyak fungsi dana pensiun yang berguna bagi masa depan finansial kita. Dana pensiun sendiri merupakan dana investasi yang dibangun untuk memberikan manfaat finansial untuk kebutuhan di masa yang akan datang
Dana pensiun bisa bersifat pribadi, misalnya kamu yang membangun dana pensiun secara mandiri, dan juga ada yang kolektif, seperti dana pensiun lembaga keuangan, misalnya.
Dana pensiun bisa dalam bentuk program iuran pasti atau program manfaat pasti. Jika memilih program manfaat pasti, maka manfaat pensiun tersebut akan diperhitungkan dengan mengacu pada formula yang mempertimbangkan berbagai faktor, seperti masa kerja, gaji karyawan, dan usia pensiun.
Tetapi, kenapa sih kita harus memastikan bahwa ke depannya kita aman dalam hal finansial?
Pentingnya Memastikan Stabilitas Keuangan di Masa Pensiun
Memastikan stabilitas keuangan di masa pensiun sangat penting karena beberapa alasan berikut.
Masa Hidup yang Lebih Lama
Dengan meningkatnya harapan hidup, masa pensiun bisa menjadi fase yang sangat panjang dari kehidupan seseorang. Oleh karena itu, memastikan bahwa kita memiliki dana yang cukup untuk mendukung gaya hidup kita selama bertahun-tahun atau bahkan puluhan tahun sangat penting.
Kesehatan yang Menurun
Seiring dengan bertambahnya usia, risiko mengalami masalah kesehatan juga meningkat. Dengan memiliki stabilitas keuangan, kita akan lebih mudah untuk menanggung biaya medis yang mungkin timbul.
Kemandirian
Memiliki kestabilan keuangan di masa pensiun memungkinkan kita untuk menjalani hidup yang mandiri tanpa harus bergantung pada orang lain, baik itu keluarga atau pemerintah. Terutama anak. So, kita bisa memutus mata rantai sandwich generation ini di kita saja.
Mewujudkan Impian
Masa pensiun bisa menjadi waktu yang tepat untuk mengejar hobi lama atau memulai proyek baru yang selama ini kita impikan. Dengan kestabilan keuangan, kita memiliki kebebasan untuk mengejar impian tanpa khawatir mengenai masalah keuangan.
Perlindungan terhadap Ketidakpastian Ekonomi
Ekonomi selalu berfluktuasi, dan dengan memiliki dana pensiun yang stabil, kita dapat melindungi diri kita sendiri dari ketidakpastian ekonomi yang bisa saja terjadi di masa depan.
Mengurangi Stres dan Kecemasan
Mengetahui bahwa kita memiliki dana yang cukup untuk mendukung diri sendiri di masa pensiun dapat mengurangi stres dan kecemasan yang sering dihubungkan dengan ketidakpastian finansial.
Mendukung Keluarga
Di beberapa kesempatan, bisa saja kita ingin atau perlu memberikan dukungan finansial kepada anggota keluarga lain, seperti pasangan, anak-anak, atau bahkan cucu. Stabilitas keuangan memungkinkan kita untuk melakukan ini tanpa mengorbankan kesejahteraan finansial kita sendiri.
Memfasilitasi Perencanaan Warisan
Jika ingin mewariskan harta kepada ahli waris kita nantinya, memiliki stabilitas keuangan di masa pensiun akan memudahkan proses perencanaan warisan ini juga.
Karena alasan-alasan ini, memastikan kestabilan keuangan di masa pensiun harus menjadi prioritas utama dalam perencanaan keuangan jangka panjang kita.
Fungsi Dana Pensiun dalam Mencapai Tujuan Keuangan Jangka Panjang
Fungsi dana pensiun mampu menginvestasikan dan memobilisasi tabungan dalam jumlah besar ke pasar keuangan. Pada akhirnya, upaya ini turut mendukung pertumbuhan dan pembangunan ekonomi secara luas.
So, terkait dengan pentingnya memastikan stabilitas keuangan di masa pensiun yang sudah dijabarkan di atas, ada beberapa fungsi dana pensiun dalam mencapai tujuan keuangan jangka panjang. Di antaranya sebagai berikut.
Pembentukan Tabungan Jangka Panjang
Dana pensiun dapat mendorong kita untuk dapat menyisihkan sebagian dari penghasilan kita selama periode waktu yang panjang. Tujuannya untuk membentuk tabungan yang akan membantu kita memenuhi kebutuhan di masa pensiun nanti.
Investasi
Dana pensiun biasanya diinvestasikan oleh manajer dana profesional untuk memastikan pertumbuhan dana seiring waktu dan membantu dalam mencapai tujuan keuangan jangka panjang.
Pengelolaan Risiko
Fungsi dana pensiun juga dapat membantu dalam mengelola risiko keuangan yang terkait dengan investasi, melalui diversifikasi dan strategi pengelolaan portofolio profesional.
Perlindungan terhadap Inflasi
Beberapa instrumen dan program dana pensiun dirancang untuk melindungi kita saat pensiun nanti dari efek merugikan inflasi, memastikan bahwa daya beli tetap terjaga seiring waktu.
Asuransi dan Manfaat Tambahan
Selain menyediakan pendapatan pensiun, beberapa dana pensiun juga menawarkan asuransi dan manfaat tambahan lainnya, seperti cakupan kesehatan.
Perencanaan Warisan
Dana pensiun dapat berfungsi sebagai alat perencanaan warisan, memungkinkan kita untuk mewariskan kekayaan yang telah kita kumpulkan kepada ahli waris yang kita tunjuk.
Peningkatan Kesejahteraan Sosial
Dari perspektif yang lebih luas, dana pensiun dapat mempromosikan kesejahteraan sosial dengan memastikan bahwa sejumlah besar populasi memiliki akses ke sumber daya keuangan yang cukup di masa pensiun, mengurangi beban pada sistem bantuan sosial. Hal ini pada akhirnya akan dapat memperbaiki ekonomi secara keseluruhan.
Dalam mempertimbangkan berbagai fungsi dana pensiun, menjadi jelas bahwa tujuan keuangan ini memegang peran sentral dalam memastikan keamanan finansial dan kesejahteraan di masa pensiun.
Dengan fokus pada pembentukan tabungan jangka panjang, manajemen risiko dan pengelolaan investasi yang efektif, dana pensiun memungkinkan kita untuk merencanakan dan membangun masa depan yang lebih cerah dan lebih aman. Lebih dari sekadar alat perencanaan keuangan, dana pensiun juga berfungsi untuk mendorong kesejahteraan sosial, mengurangi beban pada sistem bantuan sosial dan mempromosikan kemandirian finansial.
Dengan demikian, memahami dan memanfaatkan fungsi dana pensiun seperti di atas seharusnya menjadi prioritas bagi siapa saja yang ingin menjalani masa pensiun yang tenang dan terjamin. Seiring waktu berlalu, berinvestasi dalam dana pensiun tidak hanya berfungsi sebagai jaminan untuk keamanan finansial kita sendiri, tetapi juga sebagai fondasi untuk kualitas hidup yang lebih baik di hari tua.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Tujuan Keuangan Jangka Pendek yang Realistis: Bagaimana Menentukan Target yang Terjangkau
Dalam era saat ini, merencanakan masa depan keuangan dengan bijaksana menjadi lebih penting dari sebelumnya. Tujuan keuangan jangka pendek sering dianggap sebagai batu loncatan pertama dalam perjalanan finansial kita.
Ini bukan hanya tentang memenuhi kebutuhan mendesak, tetapi juga tentang menanamkan disiplin dalam pengelolaan dana dan sumber daya. Menetapkan target yang tidak hanya bermakna tetapi juga realistis adalah langkah awal yang krusial dalam membangun fondasi keuangan yang kuat.
Sayangnya, banyak orang terjebak dalam perangkap mengejar tujuan yang terlalu ambisius atau tidak jelas, hingga akhirnya kecewa dan akhirnya trauma. Mengenali pentingnya tujuan keuangan jangka pendek yang realistis dan terjangkau bukan hanya memaksimalkan peluang kesuksesan kamu, tetapi juga memastikan bahwa kamu tetap termotivasi dan bersemangat dalam mencapai tujuan-tujuan berikutnya dalam perjalanan finansialmu.
So, kita akan membahas tentang tujuan jangka pendek nih, dalam artikel kali ini, dan bagaimana caranya agar bisa menentukan secara realistis, enggak ngadi-adi, sehingga lebih terjangkau dan lebih mudah untuk diwujudkan.
Contoh Tujuan Keuangan Jangka Pendek
Untuk yang pertama, kamu harus mengenali dulu apa tujuan keuangan jangka pendek ini. Ada banyak hal yang bisa menjadi tujuan keuangan, dan enggak semuanya harus muluk-muluk. Alih-alih, mulailah dari hal kecil, sepele, tetapi bikin kamu semangat.
Pastinya, tujuan keuangan setiap orang boleh banget untuk berbeda-beda. Semuanya kan tergantung pada kebutuhan dan kemampuan masing-masing. Berikut ini ada beberapa contoh tujuan keuangan jangka pendek yang bisa kamu pertimbangkan.
Membayar Utang
Semakin ke sini, semakin ke sana, semakin banyak orang yang dengan mudah berutang. Semoga kamu tidak termasuk orang yang mudah berutang ya. Yah, paling tidak, kamu seharusnya sudah paham, bahwa berani berutang itu artinya kamu juga berani membayar.
Melunasi sebagian atau seluruh utang kartu kredit, pinjaman pribadi, atau utang lainnya yang memiliki bunga tinggi bisa menjadi salah satu tujuan keuangan jangka pendek kamu, jika saat ini kamu sudah merasa terlalu banyak berutang.
Dana Darurat
Dana darurat juga bisa menjadi salah contoh tujuan keuangan jangka pendek yang bagus, apalagi kalau sekarang kamu masih di usia 20-an, baru saja masuk ke dunia kerja, dengan segala kondisi yang ada.
Menyisihkan dana darurat sebesar 3-6 bulan pengeluaran rutin kamu akan sangat berguna untuk menghadapi situasi darurat seperti kehilangan pekerjaan atau biaya medis mendadak.
Membeli Barang Konsumsi
Enggak semua tujuan keuangan jangka pendek berkutat di kewajiban atau menyimpan uang. Kamu juga boleh kok, membuat tujuan keuangan untuk membeli sesuatu.
Menabung untuk membeli barang seperti ponsel baru, laptop, atau perabotan rumah itu juga bisa menjadi satu tujuan keuangan jangka pendek yang bagus.
Liburan
Kaum itchy feet, mana nih suaranya? Yes, liburan juga bisa menjadi contoh tujuan keuangan jangka pendek yang menarik banget. Anak-anak gen Z demen banget nih.
So, boleh kalau kamu merencanakan pengin liburan, ke luar negeri, ke dalam negeri, just name it!
Pendidikan
Buat kamu yang pengin upgrade diri, boleh banget kalau mau menaruh pendidikan sebagai tujuan jangka pendek. Kamu bisa mengumpulkan dana untuk kursus pendek, seminar, atau pelatihan profesional untuk meningkatkan keterampilan.
Mengapa Kita Harus Realistis dalam Menentukan Tujuan Keuangan?
Nah, selain 5 tujuan keuangan jangka pendek di atas, kamu masih bisa membuat beberapa tujuan keuangan yang lain. Bahkan oke juga kalau diteruskan jadi bikin tujuan keuangan jangka panjang. Yang perlu diingat hanya satu: realistis.
Mengapa sih kita harus realistis soal menentukan tujuan keuangan? Berikut beberapa alasannya.
Menghindari Kekecewaan
Tujuan yang terlalu ambisius atau tidak realistis bisa membuat kamu merasa kecewa jika tidak tercapai. Kekecewaan ini dapat menurunkan motivasimu untuk terus berusaha dan menabung.
Manajemen Sumber Daya dengan Baik
Dengan menetapkan tujuan yang realistis, kamu dapat lebih efisien dalam mengalokasikan sumber daya keuangan yang kamu miliki, seperti waktu, uang, dan energi, tanpa membuangnya pada hal-hal yang mungkin sulit dicapai.
Menghindari Utang
Jika kamu menetapkan tujuan yang tidak realistis, kamu mungkin merasa terdorong untuk meminjam uang atau menggunakan kredit untuk mencapainya. Hal ini bisa meningkatkan risiko terlilit utang.
Membangun Kepercayaan Diri
Menetapkan dan mencapai tujuan yang realistis bisa meningkatkan rasa percaya diri kamu. Setiap tujuan yang tercapai akan memberimu rasa pencapaian dan motivasi untuk menetapkan tujuan berikutnya.
Mendorong Perencanaan yang Baik
Tujuan yang realistis memerlukan perencanaan dan analisis yang cermat. Hal ini membantumu untuk lebih memahami situasi keuangan kamu saat ini dan mencari tahu apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang sudah kamu tentukan.
Membantu Menghadapi Tantangan
Dengan menetapkan tujuan yang realistis, kamu cenderung lebih siap menghadapi hambatan dan tantangan yang muncul. Kamu akan memiliki ekspektasi yang lebih jelas tentang apa yang akan kamu hadapi dan bagaimana mengatasinya.
Meningkatkan Disiplin Keuangan
Tujuan yang realistis dan terukur mendorongmu untuk memantau kemajuan rencana keuangan secara berkala. Hal ini memaksa kamu untuk lebih disiplin dalam pengelolaan keuangan.
Membangun Kebiasaan Keuangan yang Sehat
Ketika kamu terbiasa menetapkan dan mencapai tujuan keuangan jangka pendek yang realistis, kamu akan mengembangkan kebiasaan pengelolaan uang yang baik, yang akan bermanfaat dalam jangka panjang.
Panduan untuk Tujuan Jangka Panjang
Dengan mencapai tujuan jangka pendek yang realistis, kamu sudah membangun dasar yang kuat untuk mencapai tujuan jangka panjang kamu di masa depan. Pasalnya, kamu sudah terbiasa bikin rencana untuk jangka pendek, maka jangka panjang pun akan lebih mudah kamu rencanakan.
Realisme dalam menentukan tujuan keuangan jangka pendek memungkinkan kamu untuk mencapai sukses finansial dengan cara yang sehat, berkelanjutan, dan bertanggung jawab.
Cara agar Bisa Menentukan Tujuan Keuangan Jangka Pendek yang Realistis
Menentukan tujuan yang realistis dan mudah dijangkau memerlukan pemahaman yang mendalam tentang situasi kamu saat ini, kemampuan kamu, dan sumber daya yang kamu miliki. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat kamu ikuti untuk menetapkan tujuan finansial yang realistis.
Penilaian Diri
Pertama-tama, kamu perlu memahami kapabilitas kamu, kekuatan dan kelemahan, serta sumber daya yang kamu miliki. Mengetahui batasanmu sendiri akan membantumu menetapkan tujuan keuangan yang sesuai dengan kemampuan kamu.
Riset dan Informasi
Sebelum menentukan tujuan, lakukan riset untuk memahami apa yang diperlukan untuk mencapainya. Misalnya, jika kamu ingin menabung untuk liburan ke Jepang, coba cari tahu dulu biaya yang diperlukan untuk pergi ke sana; mulai dari mau naik apa, berapa tiket pesawatnya, berapa tarif hotel per malam, berapa biaya sekali makan, mau berkunjung ke mana saja, ada tiket masuknya atau enggak, dan sebagainya.
Dari sini, kamu bisa menentukan, berapa besarnya dana yang kamu perlukan dan mulai membuat rencana untuk mengumpulkannya.
Menggunakan Prinsip SMART
SMART adalah:
- Specific (Spesifik): Tujuan harus jelas dan spesifik.
- Measurable (Terukur): Kamu harus bisa mengukur kemajuanmu menuju tujuan.
- Achievable (Dapat Dicapai): Tujuan harus realistis berdasarkan sumber daya dan kemampuanmu.
- Relevant (Relevan): Tujuan harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan kamu.
- Time-bound (Batas Waktu): Tentukan tenggat waktu untuk mencapai tujuanmu.
Pembagian Tujuan
Bagilah tujuan besar menjadi tujuan-tujuan kecil yang lebih mudah dicapai. Dengan demikian, kamu akan merasa lebih termotivasi saat mencapai setiap tahapan dan merasa lebih mudah untuk mencapai tujuan utama.
Jadi misalnya, kamu pengin mengumpulkan dana darurat sebesar 6 bulan pengeluaran satu tahun mendatang. Kamu bisa mulai dari mengumpulkan dulu sebesar 1 bulan pengeluaran bulan depan. Seiring waktu, kamu bisa menambah, hingga akhirnya bisa mencapai besaran 6 kali pengeluaran.
Revisi
Setelah menetapkan tujuan, evaluasi secara berkala. Jika kamu merasa tujuan tersebut terlalu sulit atau mudah, lakukan penyesuaian. Adaptasi adalah kunci ketika berhadapan dengan perubahan.
Pencatatan dan Monitoring
Catat tujuan kamu dan pantau kemajuanmu secara berkala. Menggunakan alat pelacak tujuan atau jurnal dapat membantu kamu tetap fokus dan termotivasi.
Memahami dan menetapkan tujuan keuangan jangka pendek yang realistis adalah kunci utama dalam pengelolaan keuangan yang efektif. Sementara mimpi dan aspirasi besar dapat menginspirasi, langkah-langkah kecil dan terukur sering kali adalah yang paling berarti dalam perjalanan finansial kita.
Dengan pendekatan yang dipikirkan dengan baik dan berfokus pada apa yang dapat dicapai dalam waktu dekat, kita dapat meletakkan dasar yang kokoh untuk kesuksesan keuangan di masa mendatang. Ingatlah selalu bahwa kesuksesan finansial bukan tentang seberapa cepat Anda mencapai tujuan, tetapi lebih pada konsistensi dan ketekunan dalam mengejar setiap target yang telah ditetapkan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Pelajaran Keuangan yang Bisa Didapatkan dari Lomba Panjat Pinang 17 Agustus
Seiring dengan perayaan 17 Agustus yang meriah, kamu mungkin pernah nonton atau bahkan ikut serta dalam salah satu tradisi paling ikonik, yaitu lomba panjat pinang. Sadar nggak sih, bahwa di balik gemanya anak-anak dan orang-orang yang berlomba untuk mencapai puncak pinang yang licin, tersembunyi sejumput pelajaran berharga yang tak hanya relevan untuk fisik, tetapi juga untuk kesehatan keuanganmu?
Kamu mungkin bertanya-tanya, kok bisa sebuah permainan tradisional dapat memberimu wawasan tentang dunia keuangan? Jangan salah deh. Kalau kamu melihat lebih dalam, lomba ini penuh dengan analogi yang dapat diterapkan dalam pengelolaan uang dan investasi lo!
Yuk mari kita ulas lebih lanjut pelajaran keuangan apa saja yang bisa kita petik dari lomba panjat pinang di Hari Kemerdekaan 17 Agustus ini.
7 Pelajaran Keuangan dari Lomba Panjat Pinang 17 Agustus
1. Persiapan
Sebelum ikut lomba panjat pinang 17 Agustus, ada persiapan yang harus dilakukan dulu oleh para peserta. Umumnya akan mencoba untuk menyusun strategi dan mencari perlengkapan yang mungkin akan dibutuhkan demi mencapai puncak pinang.
Hal yang sama juga terjadi saat kita hendak mencapai tujuan finansial. Yes, kita harus punya persiapan, strategi, dan perlengkapan yang pas. Kesesuaian dari ketiganya akan menjadi jaminan bisa enggaknya kita mencapai tujuan finansial kita.
2. Fokus pada Tujuan
Meskipun ada banyak halangan dan rintangan, peserta lomba panjat pinang 17 Agustus tetap fokus pada tujuan utama, yaitu mencapai puncak dan mendapatkan hadiah.
Begitu juga dalam perencanaan keuangan. Adalah sangat penting bagi kita untuk tetap fokus pada tujuan keuangan, baik itu jangka panjang ataupun jangka pendek.
3. Belajar dari Kesalahan
Setiap kali peserta jatuh atau gagal mencapai puncak, mereka belajar dari kesalahan mereka dan mencoba pendekatan yang berbeda. Kalau memang harus mengganti strategi, ya enggak masalah. Yang penting, bagaimana caranya tujuan tercapai dan kesalahan tidak terulang.
Dalam dunia keuangan, kesalahan adalah peluang untuk belajar lebih banyak. Berbagai tip keuangan bisa didapatkan dari mana pun, tetapi jika tidak dipraktikkan ya sekadar teori saja yang enggak ada artinya. Malahan, dari kesalahanlah kita akan banyak belajar. Sebaiknya kita menganalisis kesalahan atau kegagalan dan menggunakan pengalaman tersebut untuk membuat keputusan yang lebih baik di masa depan.
4. Nilai Kesabaran
Enggak semua peserta lomba 17 Agustus bisa langsung mencapai puncak pinang dengan cepat. Apalagi umumnya, batang pinang akan diolesi dengan oli, agar licin, yang kadang membuat para peserta harus susah payah untuk bisa bertahan memanjatnya.
Begitu juga saat kita ingin mencapai tujuan finansial. Sabar itu penting. Apalagi kalau investasi, karena enggak ada investasi yang langsung instan memberikan keuntungan yang banyak, tanpa risiko.
Belajar sabar, apalagi untuk melihat pertumbuhan jangka panjang.
5. Pentingnya Strategi
Strategi ini penting banget untuk menang. Kadang ada beberapa peserta yang lebih fokus saling berkompetisi untuk meraih sendiri semua hadiah yang ada di puncak pinang. Namun sebenarnya, strategi terbaik adalah saling bekerja sama, membentuk tangga manusia, hingga ada salah satu yang naik sampai puncak pinang. Nantinya, hadiah yang bisa diambil dibagi-bagi.
Strategi juga sangat penting dalam pengelolaan keuangan atau investasi. Untuk bisa mendapatkan keuntungan yang optimal, kita harus memperhatikan banyak hal. Salah satunya tentang risiko. Sudah tahu kan, bahwa strategi investasi terbaik adalah bagaimana caranya menekan risiko seminimal mungkin, tetapi dengan mengupayakan keuntungan seoptimal mungkin? Karena itu, kesesuaian antara kita memilih instrumen yang sesuai dengan profil risiko, kebutuhan, kemampuan, dan tujuan menjadi kunci.
6. Menghargai Proses
Meskipun hadiah di puncak pinang sangat menarik, proses untuk mencapainya—kerja sama, usaha, dan kegigihan—adalah hal yang sebenarnya berharga.
Dalam konteks keuangan, menghargai proses berarti tidak hanya fokus pada kekayaan atau hasil investasi di akhir saja, tetapi juga pada pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh selama perjalanan mengelola dan menginvestasikan uang. Hal ini memungkinkan kita untuk membuat keputusan yang lebih bijaksana di masa depan dan merasakan kepuasan yang lebih mendalam dari usaha kita.
7. Tidak Menyerah
Meski seringkali gagal dan jatuh, peserta lomba panjat pinang 17 Agustus umumnya akan terus mencoba untuk mencapai puncak. Begitu juga dalam perjalanan keuangan, terkadang ada masa-masa sulit, tetapi yang terpenting adalah terus berusaha dan tidak menyerah.
Sebagai refleksi, lomba panjat pinang bukan hanya sekedar permainan yang menghibur, tetapi juga sebuah cerminan dari perjalanan kehidupan, khususnya dalam hal keuangan.
Seperti peserta yang berupaya keras mencapai puncak pinang, dalam kehidupan nyata, kita semua berjuang untuk mencapai tujuan finansial kita. Penting untuk selalu ingat bahwa kesabaran, kerja sama, dan ketekunan adalah kunci untuk mencapai keberhasilan, baik dalam panjat pinang maupun dalam mengelola keuangan.
Semoga pelajaran dari tradisi 17 Agustus ini dapat menginspirasi kamu untuk terus berusaha dan tidak pernah menyerah dalam mengejar impianmu ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Gaji Ke-13: Asal Muasal dan Bagaimana Mengelolanya
Di bulan Juni Juli seperti ini, umumnya menjadi saat-saat ketika gaji ke-13 cair. Gaji ke-13 ini sering kali dianggap sebagai angin segar dalam kondisi finansial seseorang, terutama bagi mereka yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Umumnya, banyak orang beranggapan bahwa gaji ke-13 hanya digunakan untuk konsumsi atau belanja. Padahal, sebenarnya tujuan pemberian benefit ini bukan untuk itu lo, awalnya. Pun, dengan pengelolaan yang tepat, penghasilan ini bisa menjadi instrumen penting untuk mencapai tujuan keuangan.
Bagaimanapun, tahukah kamu tentang sejarah dan latar belakang pemberian gaji ke-13 ini? Diperkenalkan pertama kali pada tahun 1969, benefit menjadi bentuk apresiasi pemerintah bagi abdi negara, dan sejak era Presiden Megawati, pemberian ini menjadi rutin. Namun, mendapatkan gaji tambahan ini juga menghadirkan tantangan tersendiri: bagaimana cara mengelola dan memanfaatkannya dengan baik?
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang sejarah gaji ke-13 dan bagaimana cara mengelolanya dengan baik untuk mendukung rencana keuangan secara keseluruhan. Siap untuk memanfaatkannya dengan bijak? Mari kita mulai.
Asal Muasal Gaji Ke-13
Menurut informasi yang dirilis oleh Kominfo, pemberian gaji ke-13 kepada pegawai negeri sipil (PNS) pertama kali dilakukan pada tahun 1969. Pada saat itu, pemerintah bahkan memberikan gaji ke-14 sebagai pengganti hadiah Lebaran.
Namun, pemberiannya setelah itu tidak dilakukan secara rutin. Beberapa tahun absen, gaji ke-13 diberikan kembali pada tahun 1979, sekitar satu dekade setelah pemberian pertama. Kemudian, gaji ke-13 tidak diberikan lagi antara tahun 1980 sampai 1982, dengan alasan pemerintah telah melakukan peningkatan tunjangan penghasilan PNS.
Pada tahun 1983, gaji ini kembali diberikan kembali oleh pemerintah. Akan tetapi, hal ini tidak berlanjut pada tahun 1984, mengingat pemerintah telah menaikkan gaji PNS sebanyak 15 persen.
Pada akhir masa jabatan Presiden ke-5, Megawati Soekarnoputri, pemberiannya kepada PNS menjadi rutin. Dalam pidatonya menjelang peringatan HUT RI pada tahun 2003, Megawati mengumumkan bahwa pemerintah akan memberikan gaji ke-13 kepada PNS sebagai kompensasi atas tidak naiknya gaji abdi negara.
Sebagai realisasi dari pidato tersebut, pemerintah kemudian mengalokasikan dana sebesar Rp56,7 triliun untuk belanja pegawai dalam APBN 2004. Sejak saat itu, gaji ke-13 rutin dibagikan kepada PNS, dimulai sekitar tahun 2004.
Pemberian benefit ini kepada PNS dilanjutkan di era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan berlanjut hingga era Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini.
Nah, tahukah kamu, atau setidaknya harus notice, bahwa pemberian gaji ini biasanya dilakukan setiap awal tahun ajaran baru. Kenapa? Karena bertujuan membantu PNS membiayai pendidikan anak-anak mereka. Iya, jadi bukan buat belanja-belanji sampai habis ya.
Komponen dari gaji ke-13 untuk PNS bervariasi. Pasal 6 PP Nomor 15 Tahun 2023 menjelaskan bahwa gaji ke-13 yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terdiri atas gaji pokok, tunjangan keluarga, tunjangan pangan, tunjangan jabatan atau tunjangan umum, dan 50 persen tunjangan kinerja sesuai pangkat, jabatan, peringkat jabatan, atau kelas jabatannya.
Sementara itu, komponen gaji ke-13 yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) meliputi gaji pokok, tunjangan keluarga, tunjangan pangan, tunjangan jabatan atau tunjangan umum, serta tambahan penghasilan paling banyak 50 persen yang diterima dalam satu bulan.
Instansi pemerintah daerah yang memberikan tambahan penghasilan harus memperhatikan kapasitas fiskal daerah. Selain itu, penambahan penghasilan harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan serta sesuai dengan pangkat, jabatan, peringkat jabatan, atau kelas jabatannya.
Cara Mengelola Gaji Ke-13
Nah, sekarang kan sudah tahu asal muasal ada gaji ke-13. Sudah tahu juga tujuannya, ya kan? Jadi, alangkah baiknya digunakan sesuai tujuan pemberiannya.
Namun, tentu hal ini tidak membatasi penggunaannya. Yang penting, kuncinya adalah pada pengelolaannya atau alokasinya. Ya, kalau PNS-nya sudah berkeluarga dan punya anak. Yang masih single, kan banyak juga?
So, berikut beberapa tips untuk mengelola gaji ke-13 secara efektif agar tak habis begitu saja tanpa bekas.
Perencanaan dan Anggaran
Sebelum menerima gaji ke-13, buatlah rencana penggunaan yang jelas. Sesuaikan dengan kebutuhan yang kamu miliki. Kalau memang sudah berkeluarga, ada baiknya dipertimbangkan untuk digunakan seperti seharusnya: biaya pendidikan anak. Selain itu, kamu juga bisa memanfaatkannya untuk kebutuhan lain.
Bayar Utang
Jika memiliki utang atau kredit, gunakan sebagian dari gaji ke-13 untuk melunasi atau mengurangi beban tersebut. Mengurangi jumlah utang akan membantu mengurangi stres finansial dan membuka ruang untuk tabungan atau investasi di masa depan.
Tabungan dan Investasi
Jika tidak memiliki utang yang perlu dibayar, pertimbangkan untuk menyimpan atau berinvestasi. Bisa dalam bentuk deposito, reksa dana, saham, atau obligasi. Sesuaikan dengan tujuan keuangan dan juga profi risikomu ya.
Dana Darurat
Idealnya, setiap keluarga harus memiliki dana darurat yang setara dengan biaya hidup setidaknya 3-6 bulan. Jika belum mencapai jumlah ini, gunakan sebagian gaji ke-13 untuk menambah dana darurat.
Pendidikan Anak
Gaji ke-13 bisa digunakan untuk membiayai pendidikan anak, seperti membayar uang sekolah, membeli buku, atau membayar biaya les tambahan. Ya, intinya berbagai kebutuhan tahun ajaran baru deh.
Pengeluaran Tahunan
Gaji ke-13 termasuk ke dalam jenis penghasilan tahunan. Dengan demikian, bisa juga dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran tahunan. Kayak apa misalnya? Ya, seperti untuk bayar premi asuransi, untuk kurban, pajak, dan sebagainya.
Lalu, kapan senang-senangnya? Tentu saja, gaji ke-13 boleh-boleh saja kalau ingin kamu gunakan untuk memberi self reward. Setelah memenuhi semua kebutuhan dan kewajiban finansial, justru jangan lupa untuk memanjakan diri sendiri atau keluarga. Kamu telah bekerja keras sepanjang tahun dan layak untuk menikmati hasil kerjamu. Ya kan?
Pada akhirnya, bagaimana kamu mengelola gaji ke-13 tergantung pada kebutuhan dan prioritas finansial kamu sendiri juga. Yang terpenting adalah melakukan perencanaan dan anggaran secara hati-hati untuk memastikan bahwa kamu menggunakan uang tersebut sebaik-baiknya.
Gaji ke-13 bukan hanya sekedar bonus atau tambahan belanja, melainkan peluang untuk memperbaiki kondisi keuangan. Oleh karena itu, pengelolaan yang bijaksana sangat penting.
Untuk lebih memahami bagaimana cara mengelola gaji ke-13 dan pendapatan secara umum dengan lebih baik, QM Financial menyediakan pelatihan keuangan yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Jadilah bagian dari perubahan positif dalam kehidupan keuangan di kantormu dengan QM Financial dan lihat bagaimana pengetahuan keuangan yang tepat dapat membawamu ke kebebasan finansial.
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Nyicil Rumah bareng Pacar, Yay or Nay?
Semingguan terakhir, sepertinya seru banget dibahas di media sosial soal nyicil rumah bareng pacar. Gimana nih menurut kamu?
Nyicil rumah itu adalah sebuah langkah signifikan dalam kehidupan banyak orang. Ada kebanggaan tersendiri ketika kita memasuki rumah idaman yang telah kita bayar setiap bulannya. Apalagi kalau proses nyicil ini kita lakukan bareng pacar, rasanya seperti sebuah langkah besar dalam hubungan, kan? Namun, pernahkah kamu berpikir tentang plus minus dari skema nyicil rumah bareng pacar ini?
Coba bayangkan, setiap bulan kalian berdua menyisihkan sebagian penghasilan untuk membayar cicilan rumah impian kalian. Jelas, ada keuntungan yang bisa dirasakan, seperti beban finansial yang bisa dibagi dua, kemampuan untuk memiliki rumah lebih cepat, dan tentunya membangun komitmen dalam hubungan. Namun, seperti koin yang memiliki dua sisi, pasti ada juga kerugian yang perlu dipertimbangkan.
Di balik manisnya proses nyicil rumah bareng pacar, ada risiko finansial, potensi konflik, dan mungkin juga perbedaan tujuan dan prioritas yang bisa jadi pemicu masalah. Jadi, sebelum kalian memutuskan untuk melangkah, yuk kita ulas lebih dalam tentang plus minus dari skema nyicil rumah bareng pacar ini. Siapa tahu, setelah membaca artikel ini, kalian jadi lebih mantap dan siap dalam membuat keputusan!
Keuntungan Nyicil Rumah bareng Pacar
Bayangkan, kamu dan pasanganmu berkolaborasi membangun impian rumah idaman. Enggak cuma jadi momen yang bikin hubungan makin solid, tapi juga punya dampak positif yang mungkin belum pernah kamu pikirkan sebelumnya. Apa saja?
Berbagi Beban Keuangan
Satu dari manfaat paling gampang dilihat dari patungan bayar rumah sama pacar itu ya bisa bagi-bagi beban finansial atau beban keuangan.
Dengan cara nyicil bareng ini, pembayaran rutin tiap bulan kayak KPR, biaya listrik dan air, sampai perawatan rumah bisa kita bagi dua. So, tekanan finansial kita masing-masing jadi lebih ringan.
Investasi Barengan
Beli rumah sendiri sama pacar itu juga bisa jadi bentuk investasi yang menggiurkan. Kalau nanti harga properti naik, kamu dan pasanganmu berpotensi dapat untung kalau mau jual rumahnya.
Selain itu, properti ini bisa jadi aset jangka panjang yang bisa digunakan buat jaminan keuangan kamu dan pasanganmu.
Bangun Kedekatan dan Komitmen
Memilih buat patungan bayar rumah sama pacar itu bisa jadi tanda komitmen yang serius dalam hubungan lo.
Proses membangun dan merawat rumah bareng-bareng ini bisa bikin ikatan kita makin erat dan kasih kesempatan buat kita saling kenal lebih dalam. Ini juga bisa jadi langkah pertama menuju pernikahan atau komitmen serius lainnya.
Risiko Patungan Bayar Rumah sama Pacar
Sementara itu, nyicil rumah bareng pacar juga punya sisi lain yang mungkin belum kamu pertimbangkan.
So, sebelum bersemangat buat patungan beli rumah, ada baiknya kamu dan pasangan luangkan waktu buat ngobrol dan memahami risiko yang ada. Nggak perlu khawatir, nggak semua risiko itu buruk kok. Malah, dengan memahami risiko ini, kalian bisa lebih siap dan matang dalam mengambil langkah.
Bahaya Finansial
Nyicil rumah bareng pacar tanpa status pernikahan itu bisa bawa bahaya finansial yang gede. Kalau misalnya hubungan kamu dan pasanganmu berakhir, pembagian rumah bisa jadi ribet dan boros banget.
Apalagi kalau tanpa ada perjanjian hukum yang jelas, kamu dan pasanganmu bisa saja berantem dan bingung menentukan, apa yang harus dilakukan dengan rumah tersebut ini.
Kehilangan Investasi dan Keamanan Finansial
Kalo salah satu dari kamu atau pasanganmu gagal bayar kewajiban finansial, misalnya saja cicilan KPR-nya, maka yang lainnya akan mengalami kerugian dan berpotensi kehilangan investasi.
Kala kamu dan pasanganmu enggak mampu mengurus rumah, maka bisa jadi sama-sama buntung.
Beda Tujuan dan Prioritas
Saat nyicil rumah bareng pacar, beda tujuan dan prioritas hidup bisa jadi sumber pertengkaran. Misalnya aja, salah satu dari kamu atau pasanganmu pengin jual rumah ini dan beli properti yang lebih gede, tapi yang lainnya malah pengin tetap tinggal di rumah yang sudah ada.
Perbedaan kayak gini bisa bikin hubungan kamu dan pasanganmu jadi enggak seimbang dan meningkatkan risiko buat putus.
Tip Nyicil Rumah bareng Pacar
So, dengan berbagai hal dan risiko di atas, sebenarnya nyicil rumah bareng pacar itu tidak disarankan. Lebih baik menghindari dulu untuk punya aset bersama saat kamu dan pasanganmu belum resmi berumah tangga.
Namun, yah, namanya manusia. Kadang ya sudah nekat banget, pokoknya harus banget mulai nyicil rumah bareng pacar. Ya, enggak apa sih, tapi ada baiknya berhati-hati dan simak beberapa tip berikut ini.
Diskusi Terbuka
Sebelum memutuskan untuk nyicil rumah bareng pacar, pastikan kamu dan pasanganmu sudah berdiskusi secara terbuka dan jujur tentang rencana dan komitmen ini. Jangan lupa, bicarakan juga tentang skenario terburuk yang mungkin terjadi, seperti hubungan putus atau salah satu dari kamu atau pasanganmu enggak bisa lanjut bayar.
Bikin Perjanjian
Ini penting banget, guys. Mungkin terdengar tidak romantis, tapi bikin perjanjian hukum tentang kepemilikan dan pembagian rumah bisa jadi penyelamat hubungan. Perjanjian ini harus jelas dan adil bagi kedua belah pihak.
Bikin Rencana Keuangan
Nyicil rumah itu butuh komitmen finansial jangka panjang. Pastikan kamu dan pasanganmu punya rencana keuangan yang solid dan komprehensif, termasuk punya dana darurat, uang buat bayar cicilan, dan biaya lainnya.
Pikirkan Tujuan Jangka Panjang
Pastikan kamu dan pasanganmu punya tujuan dan prioritas yang sama sebelum memutuskan untuk nyicil rumah. Misalnya, kalian berdua harus sepakat tentang apakah rumah ini nantinya buat tinggal, disewakan, atau dijual lagi.
Jadi, itulah plus minus dari nyicil rumah bareng pacar. Kayak dua sisi mata uang, ada keuntungan dan risiko yang perlu dipertimbangkan. Jangan lupa, keputusan besar seperti ini nggak bisa diambil dengan asal. Lebih baik kamu dan pasangan bicara dengan terbuka, diskusikan semua hal, dan siapkan diri buat segala kemungkinan.
Ingat, sebuah rumah itu lebih dari sekadar batu dan semen. Itu adalah tempat di mana kamu dan pasanganmu akan membangun banyak kenangan bersama, jadi pastikan itu menjadi tempat yang membawa kebahagiaan, bukan masalah. Siapa pun yang memutuskan untuk melangkah, ingat bahwa rumah idaman itu nggak selalu harus mewah dan besar, tapi rumah yang bisa memberikan kenyamanan dan keamanan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Cara Membuat Perencanaan Keuangan Keluarga Muda
Membuat perencanaan keuangan mungkin terdengar seperti suatu tugas berat, bukan? Apalagi jika kamu dan pasanganmu baru saja memulai kehidupan baru sebagai keluarga muda. Kamu mungkin akan berpikir, “Ah, kita masih muda dan punya banyak waktu, mengapa perlu memikirkannya sekarang?” Nah, jawabannya justru ada di pertanyaan tersebut: karena kamu masih muda dan punya banyak waktu.
Membuat perencanaan keuangan bukan hanya soal menghitung uang yang masuk dan keluar dari rekening kita setiap bulan. Lebih dari itu, membuat perencanaan keuangan adalah tentang bagaimana kita mengelola keuangan kita dengan baik dan efisien sehingga kita bisa mencapai tujuan hidup yang kita inginkan. Bisa jadi tujuan itu adalah membeli rumah impian, pendidikan anak, atau pensiun dengan nyaman. Apa pun tujuannya, tanpa membuat perencanaan keuangan yang baik, akan sulit untuk mencapainya.
Dan percayalah, memulai perencanaan keuangan saat ini, ketika usia masih muda, adalah langkah yang sangat tepat. Mengapa? Karena semakin cepat mulai, semakin banyak waktu yang dimiliki untuk menabung, berinvestasi, dan melihat uang kita tumbuh. Jadi, mari kita telusuri lebih lanjut mengenai perencanaan keuangan untuk keluarga muda dan bagaimana caranya memulainya.
Membuat Perencanaan Keuangan untuk Keluarga Muda
1. Tentukan #TujuanLoApa
Mau membuat perencanaan keuangan untuk apa saja, siapa saja, selalu mulai dengan pertanyaan wajib ini: tujuan lo apa?
Pertama-tama, kita perlu punya tujuan keuangan. Bayangin aja kayak kamu lagi main game, perlu tujuan kan buat level selanjutnya?
Nah, tujuan ini bisa kamu bagi dalam jangka pendek (1-3 tahun), menengah (3-10 tahun), dan panjang (>10 tahun). Misalnya nih, jangka pendeknya mau liburan ke Bali. Jangka menengahnya mungkin menyiapkan DP rumah atau menyiapkan uang pangkal sekolah anak. Nah, untuk jangka panjangnya bisa kamu alokasikan untuk pensiun hari tua atau biaya kuliah anak.
2. Cek Dompet dan Nota Belanja
Iya, tahap ini gampang-gampang susah. Tapi, sederhananya, kita harus tahu berapa uang yang kita dapat dan berapa uang yang kita keluarkan setiap bulannya.
Yuk, cek dulu berapa pendapatan kita. Gaji, bonus, pendapatan sampingan, dan pemasukan lainnya, semuanya masuk dalam kategori ini. Intinya, semua uang yang kita terima per bulan.
Lalu, kita lihat berapa uang yang kita keluarkan. Di sini, kita butuh detail. Catat semua pengeluaran, mulai dari belanja bulanan, makan di luar, tagihan listrik, hingga belanja online tengah malam yang terkadang bikin kaget saat lihat tagihan kartu kredit.
Dengan mengetahui berapa uang yang masuk dan keluar, kita bisa mendapatkan gambaran jelas tentang keadaan keuangan kita. Ini penting banget. Dengan data ini, kita bisa bikin perencanaan keuangan yang lebih baik dan realistis.
3. Bikin Rencana Belanja
Rencana belanja atau anggaran ibaratnya peta yang akan membantu mengendalikan arus uang kita. Dengan begini, kita bakal tahu berapa banyak yang bisa kita alokasikan untuk makanan, transportasi, hiburan, dan sebagainya. Dengan rencana ini, kita juga bisa tentukan berapa banyak yang bisa kita sisihkan untuk tabungan atau investasi.
Caranya gimana? Mulai dengan membagi pengeluaran kita menjadi beberapa kategori. Misalnya, biaya hidup (makanan, transportasi, sewa rumah), tagihan (listrik, internet), hiburan (nonton film, jalan-jalan), dan lainnya. Jangan lupa juga untuk menyisihkan sebagian untuk tabungan dan investasi.
Setelah kita punya kategori-kategori ini, alokasikan persentase pendapatan kita untuk masing-masing kategori. Misalnya, 40% untuk biaya hidup, 30% untuk cicilan, 20% untuk lifestyle, dan 10% untuk tabungan dan investasi. Persentasenya bisa kita sesuaikan dengan kebutuhan dan prioritas kita.
Tapi ingat, rencana belanja ini harus fleksibel. Kita harus siap untuk menyesuaikannya sesuai kebutuhan kita dan situasi keuangan kita. Dan yang terpenting, jangan lupa untuk selalu berkomitmen dengan rencana belanja kita. Percaya deh, dengan rencana belanja yang baik, kita bisa lebih bijaksana dalam menggunakan uang kita dan mencapai tujuan keuangan kita.
4. Dana Darurat
Membuat perencanaan keuangan juga termasuk membuat pos dana darurat yang cukup buat nutupin pengeluaran keluarga muda kamu selama 3-6 bulan. Ini bakal sangat membantu saat kamu ada di situasi yang nggak diinginkan, seperti kehilangan pekerjaan atau ada masalah kesehatan.
5. Kelola Utang
Percaya atau nggak, mengelola utang dengan bijak adalah bagian penting dari membuat perencanaan keuangan, terutama untuk keluarga muda.
Pertama, kita perlu mengetahui berapa total utang yang dimiliki. Kumpulkan semua datanya. Pasalnya, kalau kita nggak tahu berapa total utang kita, gimana caranya kita bisa merencanakan untuk melunasinya, kan?
Setelah tahu berapa total utang kita, langkah selanjutnya adalah membuat strategi pelunasan. Misalnya, kita bisa mencoba metode bola salju, yang memungkinkan kita fokus melunasi utang dengan jumlah terkecil dulu sambil membayar minimum untuk utang lainnya. Atau metode fokus pada utang dengan bunga tertinggi. Pilih strategi yang paling sesuai dengan kondisi ya.
Selain itu, jangan lupa untuk selalu membayar tepat waktu. Kalau telat bayar, bisa-bisa kita kena denda dan bunga yang bisa bikin jumlah utang makin membengkak.
6. Waktunya Nabung dan Investasi
Setelah kamu punya dana darurat dan pengelolaan utang yang baik, sekarang saatnya nabung dan investasi. Investasi bisa macem-macem, kayak saham, obligasi, reksa dana, atau properti. Tapi pastikan semua sesuai dengan kebutuhan dan tujuan finansialmu.
Ingat, bahwa investasi selalu datang dengan risiko. Ketepatan untuk menyesuaikan tujuan finansial, jangka waktu, dan tingkat risiko menjadi kunci penting suksesnya investasi.
7. Review, Review, dan Review
Membuat perencanaan keuangan belum selesai dalam satu kali duduk, tapi harus sering-sering dilihat dan disesuaikan. Apalagi kalau kondisi lagi berubah-ubah.
Cek rencana keuangan kamu secara rutin, setidaknya satu kali dalam setahun, atau ketika ada perubahan besar dalam hidup keluarga kamu, seperti ada tambahan anggota keluarga baru atau ganti pekerjaan.
Jadi, gimana? Memang rumit sih, tapi rumit sekarang lebih baik daripada rumit di kemudian hari hanya karena kamu tidak lebih cepat belajar mengelola keuangan.
Ingat ya, membuat perencanaan keuangan itu butuh kesabaran dan konsistensi. Hasilnya nggak langsung keliatan, tapi dengan perencanaan yang oke dan usaha yang konsisten, kamu pasti bisa capai tujuan keuangan keluarga muda kamu. Semangat!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!