Strategi untuk Mengatur Beban Kerja Karyawan dan Mengurangi Stres
Mengatur beban kerja karyawan penting dilakukan oleh perusahaan. Karena jika tidak, karyawan akhirnya burnout dan bisa memengaruhi produktivitasnya.
Tapi, bukankah manajemen seperti ini seharusnya menjadi tanggung jawab pribadi masing-masing?
Ya iya sih, karyawan juga wajib mengelola waktu dengan baik, agar performa kerja bisa dijaga. Namun, jika tidak ada dukungan dari perusahaan, ya karyawan akan sulit juga melakukan manajemen ini.
Apa lagi, beban kerja akan selalu diberikan oleh perusahaan, bukan? Karena itu, mengatur beban kerja karyawan juga menjadi bagian kewajiban dari perusahaan.
Table of Contents
Apa Pengertian Beban Kerja Karyawan dan Apa Dampaknya?
Beban kerja merujuk pada jumlah tugas, tanggung jawab, dan ekspektasi yang diberikan kepada seorang karyawan atau tim dalam periode waktu tertentu. Ini mencakup segala sesuatu mulai dari tugas sehari-hari, proyek, batas waktu yang harus dipenuhi, hingga tujuan jangka panjang yang perlu dicapai.
Beban kerja dapat berfluktuasi berdasarkan banyak faktor, seperti permintaan pasar, tenggat waktu proyek, atau perubahan dalam struktur organisasi. Idealnya, beban kerja seharusnya seimbang. Artinya karyawan memiliki sumber daya, waktu, dan dukungan yang cukup untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka tanpa mengalami stres berlebihan atau kelelahan kerja.
Ketika beban kerja ini melebihi kapasitas atau waktu yang tersedia, maka bisa menimbulkan stres. Stres ini bukan hanya tentang perasaan kewalahan atau tekanan untuk memenuhi tenggat waktu, tetapi juga berpengaruh langsung terhadap kesehatan mental dan fisik. Kondisi seperti kecemasan, depresi, kelelahan, bahkan masalah kesehatan jangka panjang bisa muncul sebagai konsekuensi.
Oleh karena itu, memahami dinamika beban kerja dan stres tidak hanya penting untuk menjaga efisiensi dan produktivitas, tetapi juga esensial untuk kesejahteraan jangka panjang.
Mengatur beban kerja karyawan yang efektif penting untuk memastikan produktivitas, mempertahankan kesejahteraan karyawan, dan menghindari kelelahan.
Strategi yang Bisa Dilakukan oleh Perusahaan untuk Mengatur Beban Kerja Karyawan dan Mencegah Stres
Untuk mengatur beban kerja karyawan dan mencegah stres, perusahaan dapat mengadopsi berbagai strategi efektif. Berikut adalah beberapa pendekatan yang dapat diimplementasikan.
Penilaian dan Pemetaan Beban Kerja Secara Berkala
Perusahaan harus secara rutin menilai dan memetakan beban kerja setiap karyawan untuk memastikan distribusi tugas yang adil dan realistis. Hal ini akan dapat membantu mengidentifikasi kelebihan beban kerja yang mungkin terjadi, dan memungkinkan penyesuaian sebelum masalah stres muncul.
Penerapan Fleksibilitas Kerja
Perusahaan juga bisa menawarkan jam kerja fleksibel, opsi kerja dari rumah, atau model kerja hibrid, sehingga dapat membantu karyawan mengelola tugas mereka lebih efektif. Fleksibilitas ini memungkinkan karyawan untuk bekerja pada jam-jam di mana mereka merasa paling produktif dan dapat mengurangi stres terkait dengan keseimbangan kehidupan kerja.
Memberikan Waktu Istirahat yang Cukup
Perusahaan juga bisa mendorong karyawan untuk mengambil istirahat teratur dan memastikan mereka memiliki waktu luang yang cukup penting untuk pemulihan mental dan fisik. Istirahat yang cukup dapat meningkatkan konsentrasi dan mencegah kelelahan.
Jadi, ya, kalau karyawan lagi cuti, jangan di-WA terus ya.
Delegasi Tugas yang Efektif
Perusahaan memperkenalkan budaya kerja yang memungkinkan delegasi tugas bisa dilakukan secara merata dalam tim. Dengan mengatur beban kerja karyawan yang lebih merata, perusahaan bisa memastikan bahwa tugas diberikan sesuai dengan keahlian dan kapasitas karyawan. Dengan demikian, kelebihan beban bisa dicegah.
Pelatihan Manajemen Waktu dan Prioritas
Perusahaan juga sebaiknya menyediakan pelatihan dan sumber daya untuk mengatur beban kerja karyawan dan membantu karyawan mengelola waktu. Dengan demikian, prioritas bisa ditetapkan dengan lebih baik, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi stres.
Keterampilan seperti ini akan dapat membantu karyawan fokus pada tugas yang paling penting dan mengelola tenggat waktu dengan lebih efektif.
Komunikasi Terbuka dan Dukungan Manajemen
Ciptakan lingkungan kerja yang positif adalah penting, sehingga karyawan merasa nyaman berbicara tentang beban kerja dan stres mereka dengan pihak manajemen.
Manajemen sebaiknya responsif terhadap umpan balik dan bersedia untuk menyesuaikan ekspektasi atau menyediakan dukungan tambahan bila diperlukan.
Pengakuan dan Penghargaan
Mengakui dan memberi penghargaan kepada karyawan atas kerja keras dan pencapaian mereka dapat meningkatkan moral dan motivasi, serta mengurangi perasaan tidak dihargai yang dapat berkontribusi pada stres.
Dengan mengimplementasikan strategi-strategi ini, perusahaan tidak hanya dapat mengatur beban kerja karyawan dengan lebih efektif. Namun, juga menciptakan lingkungan kerja yang lebih mendukung dan sehat, di mana stres dapat diminimalkan.
Financial Training sebagai Bagian dari Strategi Mengatur Beban Kerja Karyawan
Financial training dapat menjadi komponen integral dari strategi mengatur beban kerja karyawan dengan beberapa cara. Utamanya, dengan memberikan karyawan alat dan pengetahuan untuk mengelola keuangan pribadi mereka, stres keuangan bisa ditekan sehingga tidak mengganggu kinerja.
Berikut adalah beberapa cara financial training dapat dimasukkan ke dalam strategi perusahaan.
1. Mengurangi Stres Keuangan
Dengan memberikan pelatihan tentang pengelolaan keuangan pribadi, investasi, perencanaan pensiun, dan penganggaran, karyawan menjadi lebih kompeten dalam mengelola keuangan mereka.
Secara langsung, hal ini dapat mengurangi stres keuangan, yang sangat bisa membebani karyawan di tempat kerja. Dengan begitu, memungkinkan mereka untuk fokus lebih baik pada tugas mereka.
2. Peningkatan Produktivitas
Karyawan yang tidak dibebani oleh kekhawatiran keuangan cenderung lebih fokus, mindful, dan produktif. Financial training membantu menciptakan stabilitas keuangan yang dapat memperkuat konsentrasi karyawan pada pekerjaan mereka, bukan pada masalah keuangan pribadi.
3. Membangun Kepuasan dan Loyalitas Kerja
Menawarkan financial training menunjukkan bahwa perusahaan peduli dengan kesejahteraan keseluruhan karyawan, bukan hanya kinerja mereka di tempat kerja. Hal ini dapat meningkatkan kepuasan kerja, memperkuat loyalitas karyawan, dan mengurangi tingkat turnover.
4. Mendukung Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang keuangan pribadi, karyawan dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana tentang karier dan kehidupan pribadi mereka. Mereka dapat memilih manfaat dari berbagai produk keuangan yang tepat, berinvestasi dalam rencana pensiun, atau menyeimbangkan pekerjaan dengan kebutuhan keuangan lainnya.
5. Integrasi dengan Manfaat Karyawan
Financial training dapat diintegrasikan dengan program manfaat karyawan yang ada, seperti rencana pensiun atau asuransi kesehatan. Dengan demikian, perusahaan juga dapat membantu karyawan memanfaatkan sepenuhnya manfaat tersebut, yang akhirnya dapat meningkatkan nilai manfaat karyawan dan memperkuat pengelolaan keuangan pribadi.
6. Pengembangan Budaya Perusahaan yang Mendukung
Memasukkan financial training ke dalam program pengembangan karyawan mendukung penciptaan budaya perusahaan yang positif. Di budaya yang seperti ini, kesejahteraan karyawan akan dianggap sebagai prioritas. Hal ini tentu saja dapat mengurangi stres keseluruhan dan meningkatkan kesejahteraan.
7. Kustomisasi dan Tertarget
Financial training dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan spesifik berbagai kelompok karyawan. Berdasarkan usia, tingkat karier, atau tujuan keuangan, dan sebagainya, sehingga membuatnya relevan bagi karyawan.
Dengan cara-cara ini, financial training tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan literasi keuangan tetapi juga sebagai strategi komprehensif yang mendukung pengelolaan beban kerja yang efektif, mengurangi stres, dan mengatur beban kerja karyawan.
Nah, bagaimana? Tertarik untuk memberikan financial training untuk karyawan?
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
7 Pertanyaan tentang Pengelolaan Keuangan Karyawan yang Paling Sering Muncul dalam Training
Pertanyaan tentang pengelolaan keuangan karyawan sering muncul sebagai topik hangat di berbagai training dan seminar. Memahami bagaimana mengelola keuangan pribadi, mengatur penghasilan, dan berinvestasi dengan bijak memang merupakan keterampilan penting yang harus dimiliki setiap individu. Terlebih, di era globalisasi dan ketidakpastian ekonomi seperti saat ini, kemampuan mengelola keuangan menjadi semakin penting untuk menjamin kualitas hidup yang baik di masa depan.
Dalam artikel ini, kita akan membahas tujuh pertanyaan tentang pengelolaan keuangan yang paling sering diajukan dalam training ataupun seminar finansial. Mulai dari tips mengatur keuangan dengan gaji UMR, mengeksplorasi instrumen investasi yang aman dan menguntungkan, hingga cara memilih asuransi yang tepat untuk menghindari penipuan.
Semoga jawaban dari pertanyaan tentang pengelolaan keuangan yang disajikan dapat membantu karyawan dan siapa pun yang ingin bisa mengelola keuangan dengan lebih bijaksana dan menciptakan kehidupan yang lebih sejahtera.
7 Pertanyaan tentang Pengelolaan Keuangan yang Sering Muncul dalam Training Karyawan dan Jawabannya
1. Bagaimana mengatur keuangan dengan gaji UMR?
Pertanyaan tentang pengelolaan keuangan yang pertama ini memang bisa menjadi tantangan tersendiri, namun bukan berarti nggak mungkin dilakukan. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengelola keuangan dengan gaji UMR:
- Buat anggaran bulanan, pakai formula 4-3-2-1; 40% untuk kebutuhan rutin, 30% untuk cicilan utang, 20% untuk investasi dan tabungan, 10% untuk lifestyle.
- Hemat biaya. Cari cara untuk mengurangi pengeluaran, misalnya dengan memanfaatkan promo atau diskon, mengurangi penggunaan listrik, atau menyiapkan bekal makan siang dari rumah.
- Prioritaskan utang. Kurangi beban utang seminimal mungkin. Segera lunasi utang dengan bunga tertinggi terlebih dahulu. Usahakan untuk menghindari penggunaan kartu kredit atau pinjaman yang menambah beban utang.
- Bangun dana darurat, dengan nominal setidaknya 3 x pengeluaran rutin. Namun, kalau masih belum sanggup, berapa pun bisa diupayakan, yang penting mulai dulu.
- Punyai proteksi, minimal asuransi kesehatan dengan BPJS Kesehatan.
Dan terakhir, tingkatkan penghasilan. Jangan ragu untuk mencari sumber penghasilan tambahan, seperti freelance, bisnis sampingan, atau menambah jam kerja. Penghasilan tambahan ini dapat membantu untuk mencapai tujuan keuangan lebih cepat.
2. Apa instrumen investasi yang aman dan menguntungkan?
Perlu dipahami bahwa tidak pernah ada instrumen investasi yang aman dan menguntungkan. Mengapa? Karena investasi akan selalu ada risikonya. So, kita bisa menyesuaikan tingkat risiko ini dengan profil kita masing-masing.
Beberapa instrumen investasi yang bisa diurutkan sesuai tingkat risiko yang mungkin bisa menjawab pertanyaan tentang pengelolaan keuangan yang kedua ini di antaranya:
- Deposito, yang merupakan investasi dalam bentuk simpanan di bank dengan jangka waktu tertentu. Keuntungan yang didapat berupa bunga yang lebih tinggi dibandingkan tabungan biasa. Deposito relatif aman karena dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hingga batas tertentu.
- Obligasi pemerintah, keuntungannya berupa bunga yang dibayarkan secara periodik. Obligasi pemerintah dianggap lebih aman karena didukung oleh pemerintah, ada undang-undangnya, dan memiliki risiko gagal bayar yang rendah.
- Reksa dana pasar uang, yaitu produk investasi yang mengelola dana dari investor untuk diinvestasikan dalam instrumen pasar uang, seperti deposito dan surat utang jangka pendek. Keuntungan dari reksa dana pasar uang relatif stabil dan risikonya lebih rendah dibandingkan jenis reksa dana lainnya.
Sebelum memutuskan instrumen investasi yang akan dipilih, pastikan untuk melakukan riset dan memahami profil risiko serta potensi keuntungan dari setiap instrumen. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli keuangan atau perencana keuangan untuk membantu menentukan pilihan investasi yang tepat.
3. Bagaimana cara melunasi utang yang menumpuk?
Melunasi utang yang menumpuk memerlukan strategi yang baik dan komitmen yang kuat. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan sebagai jawaban dari pertanyaan tentang pengelolaan keuangan ini:
- Daftar utang: Buatlah daftar semua utang yang dimiliki, termasuk jumlah utang, bunga, dan jangka waktu pelunasan. Dengan ini, akan lebih mudah mengatur strategi pelunasan.
- Tentukan prioritas: Prioritaskan utang dengan bunga tertinggi terlebih dahulu, karena utang tersebut akan menumpuk lebih cepat. Atau bisa juga memprioritaskan utang dengan jumlah terkecil terlebih dahulu (metode salju – snowball method) untuk memberi motivasi saat melihat progres pelunasan utang.
Jika memiliki banyak utang dengan bunga tinggi, pertimbangkan konsolidasi utang dengan menggabungkannya menjadi satu utang dengan bunga yang lebih rendah. Hal ini akan memudahkan pengelolaan utang dan mengurangi total bunga yang harus dibayar.
4. Pengin beli rumah, tapi gimana cara bikin rencana keuangannya? Takut nggak mampu.
Membeli rumah memang merupakan keputusan finansial besar yang memerlukan perencanaan yang matang. Tapi bukan merupakan hal yang mustahil dilakukan. Kuncinya memang pada perencanaan yang matang.
Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membuat rencana beli rumah:
- Tentukan tipe rumah yang ingin dibeli, lokasi, dan kisaran harga. Dengan mengetahui anggaran yang dibutuhkan, Anda akan lebih mudah menentukan target tabungan dan strategi keuangan.
- Pertimbangkan KPR yang bisa menjadi pilihan untuk membantu membiayai pembelian rumah. Pelajari syarat dan ketentuan KPR dari berbagai bank, dan pilih yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.
- Hitung uang muka, biasanya sebesar 15-25% dari harga rumah. Tentukan jumlah uang muka yang dibutuhkan dan buat target tabungan untuk mencapainya.
- Hitung kemampuan menyisihkan uang dari penghasilan. Cari cara untuk mengurangi pengeluaran dan meningkatkan penghasilan agar lebih cepat mencapai target tabungan.
- Buat simulasi cicilan, dan pastikan cicilan tidak lebih dari 30-40% dari penghasilan bulanan agar enggak memberatkan keuangan.
Dengan membuat rencana keuangan yang matang dan disiplin dalam menjalankannya, akan ada gambaran yang lebih baik tentang kemampuan untuk membeli rumah dan mengelola cicilan. Ikut kelas Dana Rumah jika pas ada jadwalnya, supaya bisa lebih pasti menghitungnya.
5. Berapa idealnya besaran dana darurat?
Nah, jawaban pertanyaan tentang pengelolaan keuangan satu ini, yaitu besaran dana darurat, sudah pernah dijelaskan secara detail dan jelas dalam artikel di website ini. Sila klik saja link yang sudah ditautkan ya.
6. Gimana cara menghitung dana pensiun?
Untuk menjawab pertanyaan tentang pengelolaan keuangan ini, ikuti langkah-langkah singkat berikut:
- Estimasi pengeluaran bulanan: Tentukan berapa banyak uang yang dibutuhkan setiap bulan saat pensiun, termasuk biaya makan, perumahan, kesehatan, dan gaya hidup.
- Estimasi durasi pensiun: Tentukan usia pensiun dan harapan hidup atau life expectancy at birth untuk menghitung berapa lama akan membutuhkan dana pensiun.
- Hitung kebutuhan dana pensiun: Kalikan pengeluaran bulanan dengan durasi pensiun dalam bulan untuk menghitung kebutuhan dana pensiun total.
- Hitung dana pensiun yang harus ditabung: Bagi kebutuhan dana pensiun yang tersisa dengan jumlah bulan yang tersisa hingga pensiun. Jumlah ini merupakan dana pensiun yang harus ditabung setiap bulan hingga mencapai usia pensiun.
Mau lebih detail? Ada nih di kelas Dana Pensiun. Bisa cek untuk jadwalnya ya.
7. Bagaimana cara memilih asuransi supaya terhindar dari penipuan?
Memang dengan banyaknya berita akhir-akhir ini, image produk keuangan yang sangat bermanfaat ini jadi ikut kena efek ya? Padahal, memiliki asuransi itu penting banget.
Nah, untuk bisa memilih produk dan terhindar dari penipuan, coba lakukan beberapa hal ini:
- Pilih perusahaan asuransi terpercaya: Cari perusahaan asuransi yang memiliki reputasi baik, kinerja keuangan yang solid, dan izin usaha dari otoritas yang berwenang.
- Pelajari produk asuransi: Pahami jenis asuransi yang dibutuhkan, seperti asuransi kesehatan, jiwa, atau kendaraan. Pelajari manfaat, premi, dan ketentuan polis.
- Bandingkan beberapa produk: Bandingkan produk asuransi dari beberapa perusahaan untuk menemukan yang paling sesuai dengan kebutuhan dan anggaran.
- Baca polis dengan teliti: Pastikan memahami semua ketentuan, batasan, dan pengecualian dalam polis asuransi sebelum menandatanganinya.
- Konsultasi dengan agen asuransi profesional: Dapatkan informasi dan saran dari agen asuransi yang berlisensi dan profesional untuk membantu memilih produk yang tepat.
Memahami dan mengelola keuangan pribadi adalah kunci keberhasilan finansial dan kenyamanan hidup di masa depan. Dengan menyimak jawaban pertanyaan tentang pengelolaan keuangan yang sering ditanyakan dalam training atau seminar seperti di atas, kita telah melangkah lebih dekat untuk meraih kestabilan finansial yang diinginkan.
Pertanyaan tentang pengelolaan keuangan yang disebutkan di atas hanyalah sebagian kecil yang sering ditanyakan di seminar ataupun training.
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
4 Pelajaran Keuangan di Hari Buruh Internasional
Hari Buruh Internasional, juga dikenal sebagai Hari Buruh atau May Day, dirayakan setiap tahun pada tanggal 1 Mei. Apakah kamu sudah tahu bagaimana sejarah hingga harus ada peringatan Hari Buruh ini?
Sejarah perayaan ini bermula dari gerakan buruh di akhir abad ke-19, terutama di Amerika Serikat dan Eropa. Pada masa itu, buruh di berbagai negara menuntut hak-hak mereka, seperti upah yang lebih baik, jam kerja yang lebih pendek, dan kondisi kerja yang lebih aman.
Pada tahun 1886, ribuan buruh di Amerika Serikat melakukan aksi mogok massal pada tanggal 1 Mei untuk menuntut hari kerja 8 jam. Salah satu insiden yang paling terkenal dan berdampak luas adalah insiden Haymarket yang terjadi pada tanggal 4 Mei 1886 di Chicago, yang menelan banyak korban.
Sebagai respons terhadap insiden Haymarket, pada tahun 1889, Kongres Internasional Kedua yang diadakan oleh Internasional Sosialis memutuskan untuk menjadikan tanggal 1 Mei sebagai hari solidaritas buruh internasional. Sejak itu, Hari Buruh Internasional telah dirayakan di seluruh dunia sebagai peringatan perjuangan buruh dan pencapaian hak-hak mereka.
Pelajaran Keuangan Hari Buruh Internasional
Hari Buruh Internasional, yang dirayakan setiap tanggal 1 Mei, merupakan peringatan penting bagi pekerja di seluruh dunia untuk menghargai kontribusi mereka terhadap ekonomi dan kemajuan sosial. Pada hari ini, karyawan bisa memanfaatkan kesempatan untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang keuangan pribadi dan hak keuangan yang seharusnya mereka terima dari perusahaan tempat mereka bekerja.
Berikut beberapa pelajaran keuangan yang berkaitan dengan Hari Buruh:
1. Memahami hak-hak keuangan
Memahami hak-hak keuangan karyawan merupakan langkah penting dalam mengelola keuangan pribadi dan memastikan kesejahteraan finansial jangka panjang yang patut mulai dipelajari di momen Hari Buruh Internasional ini. Berikut adalah beberapa aspek penting dari hak keuangan karyawan yang perlu dipahami secara lebih detail:
- Gaji atau upah: Pastikan sebagai karyawan, kamu tahu gaji atau upah yang diterima sesuai dengan perjanjian. Periksa struktur gaji yang diterima termasuk komponen dasar, tunjangan, dan potongan.
- Tunjangan: Pelajari berbagai jenis tunjangan yang mungkin diterima, seperti tunjangan makan, transportasi, perumahan, atau kesehatan. Periksa apakah tunjangan tersebut diwajibkan oleh hukum atau merupakan kebijakan perusahaan.
- Cuti dan hari libur: Pahami hak terkait cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan hari libur. Pastikan kamu mengetahui proses pengajuan cuti dan batasan yang mungkin ada.
- Bonus dan insentif: Cari tahu apakah kamu berhak atas bonus atau insentif berdasarkan kinerja, keuntungan perusahaan, atau pencapaian target. Ketahui juga kapan dan bagaimana bonus atau insentif tersebut dibayarkan.
- Jaminan sosial: Pahami tentang program jaminan sosial yang berlaku, seperti pensiun, asuransi dan program kesehatan, dan jaminan kecelakaan kerja. Pastikan kamu terdaftar dalam program ini dan mengetahui manfaat yang ditawarkan.
- Pesangon: Jika terjadi pemutusan hubungan kerja, pastikan kamu paham betul hak-hak sebagai pekerja untuk menerima pesangon sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam hukum atau perjanjian kerja.
- Overtime atau lembur: Pahami hak kamu terkait kompensasi untuk jam kerja lembur, termasuk tingkat upah lembur yang ditetapkan atau disepakati dan prosedur pengajuan klaim lembur.
- Kesempatan pelatihan dan pengembangan: Cari tahu tentang kesempatan pelatihan dan pengembangan yang ditawarkan oleh perusahaan, serta apakah ada dana atau subsidi yang tersedia untuk meningkatkan keterampilan dan karier kamu. Termasuk, apakah ada pelatihan keuangan atau financial training di kantormu?
Memahami hak-hak keuangan di Hari Buruh Internasional akan membantumu memastikan bahwa kamu menerima kompensasi yang adil dan layak serta memungkinkanmu untuk mengelola keuangan pribadi dengan lebih baik. Jangan ragu untuk mengajukan pertanyaan atau mencari bantuan dari HRD perusahaan, rekan kerja, atau ahli hukum ketenagakerjaan jika kamu merasa hak-hak keuangan tersebut tidak terpenuhi.
2. Penyusunan anggaran berdasarkan gaji
Setelah paham dengan hak-hak keuangan yang seharusnya diterima dari perusahaan, enggak seharusnya berhenti di situ saja. Di momen Hari Buruh Internasional ini, sebagai karyawan, belajar menyusun anggaran pribadi berdasarkan gaji dan tunjangan yang diterima, untuk mencapai tujuan keuangan.
Tahapannya meliputi mengenali kebutuhan dan pengeluaran, membuat anggaran, membuat prioritas, hingga membangun dana darurat.
3. Perencanaan pensiun
Karyawan harus mulai merencanakan pensiun sejak dini, setidaknya bisa menghitung kebutuhan pensiun seperti apa dan kemudian membuat rencana agar kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dengan baik.
Hal ini juga termasuk memahami opsi dana pensiun yang ditawarkan oleh perusahaan atau pemerintah. Dengan memahami kebutuhan, karyawan juga akan bisa memperkirakan dana pensiun apakah cukup dengan opsi dari perusahaan, ataukah harus menambah instrumen secara mandiri.
4. Pengelolaan utang
Sudah bukan rahasia lagi, bahwa karyawan sering kali terlibat masalah utang. Lebih parah lagi, terlibat utang pada rentenir yang mencekik.
Utang memang tak dilarang. Bahkan jika dikelola dengan baik, utang dapat menjadi leverage untuk karyawan bisa meningkatkan kesejahteraan hidup. Karena itu, adalah penting di momen Hari Buruh Internasional ini untuk menjadi garis start bagi karyawan untuk sadar pentingnya pengelolaan utang yang baik, dan memahami manfaat sebenarnya dari utang.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa hubungan antara Hari Buruh Internasional dan pelajaran keuangan bagi karyawan terletak pada kesadaran akan pentingnya keuangan pribadi dan hak-hak keuangan dalam meningkatkan kualitas hidup dan keberlanjutan karier mereka. Dengan memahami dan mengelola keuangan mereka dengan baik, karyawan akan lebih siap menghadapi masa depan yang lebih baik secara finansial.
Yuk, sejahtera bersama!
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Budaya Kerja Positif dapat Memengaruhi Kebiasaan Finansial Pribadi Karyawan: Ini Alasan dan Cara Membangunnya
Budaya kerja dan pengelolaan keuangan pribadi karyawan memiliki hubungan yang erat.
Kok bisa? Iya, karena kita adalah makhluk sosial. So, sedikit banyak yang kita lakukan akan mendapat pengaruh dari lingkungan di mana kita berada. Nggak percaya? Coba deh, baca artikel tentang money scripts ini.
Jadi, apa yang kita lalui di kantor sedikit banyak juga akan memengaruhi kehidupan pribadi kita. Ya, gimana enggak kan? Sebagian besar dari kita itu menghabiskan minimal 8 jam di kantor lo! Itu sama artinya dengan sepertiga waktu seharian kan? Maka enggak heran, kadang pas berangkat sih fine-fine saja. Sampai di kantor, suntuk karena kerjaan nggak beres, banyak masalah, endebre endebre. Maka terbawalah kesuntukan itu kembali ke rumah.
Hayo, siapa yang suka gitu?
Nah, lebih jauh lagi. Apa yang menjadi budaya kerja di kantor dan pola pengelolaan keuangan pribadi kita sebagai karyawan itu juga saling memengaruhi.
Loh, kok bisa?
Hubungan Budaya Kerja dan Pengelolaan Keuangan Pribadi
Lingkungan kerja yang positif dan mendukung dapat memengaruhi kebiasaan finansial pribadi karyawan. Begitu pula sebaliknya, kebiasaan finansial pribadi karyawan dapat memengaruhi budaya kerja di tempat kerja.
Sadar Pentingnya Mengelola Keuangan
Pertama-tama, budaya kerja yang positif dapat memengaruhi pengelolaan keuangan pribadi karyawan dengan menciptakan kesadaran tentang pentingnya mengelola keuangan dengan baik.
Dalam lingkungan kerja yang positif, karyawan akan lebih terdorong untuk memikirkan keuangan mereka dan mencari cara untuk mengelola keuangan secara bijaksana. Misalnya, perusahaan yang menawarkan pelatihan dan sumber daya tentang manajemen keuangan dapat membantu karyawan untuk lebih sadar akan kebutuhan mereka dalam mengelola keuangan pribadi mereka.
Menumbuhkan Kebiasaan Finansial yang Baik
Budaya kerja yang positif juga dapat membantu karyawan mengembangkan kebiasaan finansial yang lebih baik.
Karyawan yang bekerja di lingkungan kerja yang positif cenderung memiliki pola pikir yang lebih positif juga, disiplin dalam pekerjaan mereka, dan hal ini juga dapat tercermin dalam kebiasaan finansial pribadi mereka.
Misalnya, karyawan yang disiplin dalam membuat anggaran dan menabung untuk masa depan dapat mengembangkan kebiasaan yang sama dalam pekerjaan mereka, seperti mengelola waktu dengan baik atau menyelesaikan proyek dengan teliti.
Sebaliknya, kebiasaan finansial pribadi karyawan juga dapat memengaruhi budaya kerja di tempat kerja. Karyawan yang mengalami kesulitan keuangan atau stres keuangan yang tinggi akan memberikan performa kerja mereka yang juga kurang optimal. Mereka mungkin lebih mudah terganggu, kurang fokus, atau kurang produktif.
Cara Perusahaan Berperan Membangun Budaya Kerja yang Positif
Perusahaan dapat membantu membangun budaya kerja yang baik dan berdampak positif pada pengelolaan keuangan pribadi karyawan dengan mengambil beberapa tindakan berikut ini.
Memberikan Financial Training
Perusahaan dapat menyediakan akses ke sumber daya dan pelatihan tentang manajemen keuangan yang baik. Bisa dilakukan secara internal, maupun mengundang yang lebih profesional. Seperti QM Financial.
Dalam financial training tersebut, karyawan akan dilatih manajemen keuangan secara komprehensif, mulai dari membuat anggaran, menabung, atau menginvestasikan uang. Dengan begini, perusahaan dapat membantu meningkatkan kesadaran karyawan tentang keuangan mereka dan membantu mereka mengembangkan kebiasaan keuangan yang lebih baik.
Memberikan insentif dan bantuan kepada karyawan untuk mencapai tujuan keuangan
Perusahaan dapat memberikan bantuan bagi karyawan yang ingin mencapai tujuan keuangan mereka. Misalnya saja, memberikan fasilitas pinjaman dengan bunga lunak untuk membeli rumah. Atau memberikan bantuan pendidikan untuk jenjang-jenjang sekolah tertentu bagi anak-anak karyawan. Termasuk juga memberikan berbagai fasilitas program kesehatan kerja untuk karyawan beserta seluruh keluarganya.
Hal ini dapat memotivasi karyawan untuk mengembangkan kebiasaan keuangan yang lebih baik dan merasa didukung oleh perusahaan.
Menawarkan program karyawan untuk manajemen keuangan
Perusahaan dapat menawarkan program karyawan untuk manajemen keuangan, seperti konseling keuangan atau membuatkan program pensiun.
Program-program ini dapat membantu karyawan mengembangkan rencana keuangan yang lebih teratur dan membantu mereka mencapai tujuan keuangan mereka.
Menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan mendukung
Perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan mendukung, di mana karyawan merasa didukung dan termotivasi untuk mencapai tujuan keuangan mereka.
Hal ini dapat mencakup menciptakan lingkungan yang positif dan kolaboratif, mendukung pengembangan karier, dan memberikan dukungan karyawan dalam memenuhi kebutuhan mereka.
Meningkatkan komunikasi dan transparansi dalam keuangan perusahaan
Perusahaan dapat meningkatkan komunikasi dan transparansi dalam keuangan perusahaan, seperti memberikan laporan keuangan yang teratur atau menawarkan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan tentang keuangan perusahaan.
Hal ini dapat membantu karyawan merasa lebih terhubung dengan perusahaan mereka dan merasa lebih yakin tentang kondisi keuangan perusahaan.
Dengan mengambil tindakan-tindakan seperti ini, perusahaan dapat membantu membangun budaya kerja yang baik dan berdampak positif pada pengelolaan keuangan pribadi karyawan. Hal ini dapat membantu meningkatkan produktivitas karyawan, membantu mereka mencapai tujuan keuangan pribadi mereka, dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih positif dan inklusif.
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Pertanyaan tentang Job Satisfaction: Bagaimana Kepuasan Kerja akan Berdampak pada Keuangan?
Terdapat hubungan yang kuat antara job satisfaction dan keuangan. Sebagai contoh, karyawan yang merasa puas dengan pekerjaannya lebih mungkin untuk menunjukkan kinerja yang baik, hingga akhirnya bisa meningkatkan produktivitasnya. Mereka cenderung lebih bersemangat, terlibat, dan termotivasi untuk melakukan tugas-tugas mereka. Karena itu, perlu diberikan pertanyaan tentang job satisfaction untuk memastikannya.
Pasalnya, kinerja yang baik ini dapat berdampak positif pada kinerja perusahaan secara keseluruhan, termasuk dalam menghasilkan pendapatan dan keuntungan.
Sementara itu, karyawan yang merasa tidak puas dengan pekerjaannya cenderung meninggalkan tanggung jawab pekerjaannya, dan bahkan kemudian mencari pekerjaan yang lebih baik. Tentunya, hal ini dapat menyebabkan biaya dan kerugian bagi perusahaan. Biaya ini dapat mencakup biaya rekrutmen dan pelatihan karyawan baru, serta kerugian yang terjadi akibat kehilangan karyawan yang berpengalaman dan terampil.
So, penting bagi perusahaan untuk memastikan bahwa karyawan merasa puas dengan pekerjaan mereka, karena perannya yang penting dalam mengelola aset dan keuangan perusahaan. Salah satunya dengan memberikan pertanyaan tentang job satisfaction ini. Dengan memastikan karyawan merasa puas dengan pekerjaan mereka, perusahaan dapat meningkatkan kinerja dan mengurangi biaya yang terkait dengan pergantian karyawan.
Pertanyaan tentang Job Satisfaction yang Akan Berpengaruh terhadap Keuangan
Nah, untuk bisa mendapatkan gambaran yang lebih pasti, seorang karyawan bisa diajak untuk melakukan refleksi terkait job satisfaction ini. Salah satunya dengan cara memberikan beberapa pertanyaan tentang job satisfaction yang terkait dengan kinerjanya sehari-hari.
Berikut beberapa contoh pertanyaan tentang job satisfaction yang bisa diberikan untuk karyawan untuk mengukur tingkat kepuasan kerjanya.
Apakah pekerjaan ini memenuhi ekspektasi saya?
Pertanyaan tentang job satisfaction yang pertama ini membantu untuk mengevaluasi apakah pekerjaan yang dijalani sejalan dengan harapan dan tujuan karier si karyawan.
Jika pekerjaan yang dijalani tidak memenuhi ekspektasi, hal ini dapat menyebabkan ketidakpuasan dan kurangnya motivasi karyawan dalam bekerja.
Apakah saya merasa dihargai dan diakui?
Pertanyaan tentang job satisfaction yang kedua ini membantu untuk mengevaluasi apakah perusahaan menghargai kontribusi si karyawna, dan memberikan pengakuan yang layak. Jika karyawan merasa dihargai dan diakui, mereka cenderung merasa lebih termotivasi dan bersemangat dalam bekerja.
Apakah saya memiliki kesempatan untuk berkembang dan belajar?
Pertanyaan ini membantu untuk mengevaluasi apakah perusahaan memberikan kesempatan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan karyawan. Jika karyawan merasa terus berkembang dan belajar, mereka cenderung merasa lebih terlibat dan termotivasi dalam bekerja.
Apakah nilai-nilai perusahaan sesuai dengan nilai-nilai saya?
Pertanyaan tentang job satisfaction ini membantu untuk mengevaluasi apakah nilai-nilai yang dipegang oleh perusahaan sesuai dengan nilai-nilai yang dimiliki oleh karyawan. Jika nilai-nilai perusahaan sesuai, maka mereka cenderung merasa lebih cocok dan bersemangat dalam bekerja.
Apakah saya memiliki keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi?
Pertanyaan job satisfaction yang terakhir ini membantu untuk mengevaluasi apakah karyawan memiliki keseimbangan yang sehat antara bekerja dan hidup pribadi. Jika mereka merasa memiliki keseimbangan yang sehat, maka mereka cenderung merasa lebih bahagia dan termotivasi dalam bekerja.
Dengan menjawab kelima contoh pertanyaan tentang job satisfaction di atas, karyawan dapat mengevaluasi tingkat kepuasan kerjanya dan mengidentifikasi area di mana mereka dapat meningkatkan job satisfaction. Hal ini dapat membantu mereka mencari cara untuk meningkatkan kualitas kerja mereka dan mencapai karier yang lebih memuaskan sehingga dapat menjamin stabilitas keuangan hingga jauh ke depan.
Perusahaan dapat menambahkan berbagai pertanyaan tentang job satisfaction yang lain jika memang perlu, dan bisa disesuaikan dengan kondisi.
Cara Meningkatkan Job Satisfaction sehingga Bisa Membantu Keuangan Karyawan Menjadi Stabil
Berikut adalah beberapa cara yang dapat membantu meningkatkan job satisfaction agar karier dan kinerja karyawan membaik sehingga berpengaruh pada stabilitas keuangan mereka.
Memberikan job desc sesuai dengan keahlian dan minat
Memberikan job desc yang sesuai dengan keahlian dan minat dapat membantu meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja karyawan. Hal ini dapat membantu mereka untuk merasa lebih termotivasi dalam bekerja dan berpotensi meningkatkan performa mereka. Pasalnya ya, siapa sih yang enggak jadi rajin kalau diminta untuk melakukan hal-hal yang disuka?
Membangun hubungan yang baik
Membangun hubungan yang baik dengan rekan kerja, tak peduli atasan dan anak buah, dapat membantu menciptakan lingkungan kerja yang positif dan menyenangkan bagi karyawan. Hal ini dapat meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja serta membantu membangun jaringan kontak yang dapat bermanfaat untuk karier di masa depan.
Memperluas pengetahuan dan keterampilan melalui pelatihan dan pengembangan diri
Memperluas pengetahuan dan keterampilan dapat membantu meningkatkan kualifikasi dan potensi karier seseorang. Hal ini dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri dan memberikan kesempatan untuk mengambil tanggung jawab yang lebih besar dan menantang.
Termasuk juga memberikan financial training, yang dapat membuat karyawan semakin terampil mengelola keuangan, sehingga mereka tak lagi harus menghadapi masalah keuangan yang terlalu berat, yang bisa memengaruhi kinerja mereka di kantor.
Berikan feedback secara berkala
Berikan feedback secara berkala, baik itu dari atasan karyawan ataupun dari rekan kerja, sehingga karyawan dapat terbantu untuk mengetahui area mana yang perlu ditingkatkan dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja mereka. Hal ini dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri dan memberikan kesempatan untuk melakukan perbaikan yang diperlukan.
Mendorong karyawan untuk memberikan kontribusi yang lebih besar
Kadang memang ada tipe karyawan yang loyo karena kontribusinya terlalu kecil. Jika memang demikian, cobalah untuk memberikan kesempatan agar karyawan yang bersangkutan dapat berkontribusi yang lebih besar dalam proyek atau tugas.
Hal ini dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri mereka dan merasa dihargai, sehingga meningkatkan motivasi dan kepuasan kerjanya. Selain itu, hal ini juga penting karena dapat memberikan kesempatan untuk menunjukkan kemampuan dan keterampilan yang lebih besar.
Dengan menerapkan cara-cara ini, karyawan dapat meningkatkan job satisfaction mereka dan mencapai karier yang lebih memuaskan, hingga nantinya dapat meningkatkan stabilitas keuangan karyawan dengan meningkatkan potensi penghasilan dan peluang karier di masa depan.
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Pencegahan Kecurangan Keuangan di Perusahaan dengan Karyawan sebagai Garda Terdepan
Praktik kecurangan memang bisa terjadi di mana saja. Termasuk di dalam sebuah perusahaan. Yah, peluang memang akan selalu ada. Karena itu, setiap perusahaan seharusnya memiliki prosedur khusus terkait manajemen risiko pencegahan kecurangan keuangan yang bisa terjadi ini.
Kalau kita amati, belakangan lagi ramai banget soal pejabat negara yang ternyata memiliki harta kekayaan fantastis. Hal ini menjadi sorotan—thanks to Indonesian netizen—yang berhasil mempertanyakan ketidaksinkronan antara penghasilan yang diterima dan kepemilikan aset yang bersangkutan. Berita terbaru yang mencuat adalah adanya dugaan money laundering yang dilakukan oleh oknum tersebut, yang merupakan salah satu bentuk praktik kecurangan keuangan.
Yah, kalau kita lihat lagi dalam point of view yang lebih luas, hal ini berlaku tak hanya pada para pejabat tinggi negara, tetapi juga sangat bisa terjadi di perusahaan yang kecil sekalipun. Padahal, hal seperti ini seharusnya bisa dicegah.
Kecurangan keuangan di perusahaan merujuk pada praktik-praktik penipuan atau manipulasi data keuangan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Tujuannya tentu saja untuk memperoleh keuntungan untuk diri sendiri, atau bisa juga untuk kelompok tertentu. Kecurangan keuangan yang terjadi di lingkungan perusahaan dapat merugikan semua pihak yang terkait, yang bisa saja berakibat fatal terhadap perusahaan itu sendiri. Karena itu, upaya pencegahan kecurangan seharusnya menjadi salah satu standar prosedur yang wajib dimiliki.
Jenis-jenis Kecurangan Keuangan yang Sering Terjadi
Ada berbagai bentuk atau jenis kecurangan keuangan yang umumnya terjadi, terutama di lingkungan perusahaan. Apa saja?
Pencurian kas
Pencurian kas adalah praktik ketika seorang karyawan mengambil uang tunai dari kas perusahaan untuk kepentingan pribadi. Karyawan yang melakukan pencurian kas biasanya berusaha untuk menghindari deteksi dengan menutupi jejak atau membuat catatan palsu di dalam catatan keuangan.
Penggelapan aset
Penggelapan aset adalah praktik ketika seorang karyawan mengambil alih atau menggunakan aset perusahaan tanpa izin, seperti barang dagangan, peralatan, atau bahan baku, untuk dijual atau digunakan untuk kepentingan pribadi.
Penipuan akuntansi
Penipuan akuntansi adalah praktik ketika seseorang memanipulasi catatan keuangan perusahaan dengan cara memalsukan dokumen, mengubah atau menyembunyikan informasi untuk membuat data yang “lebih baik” dari kenyataannya. Penipuan akuntansi biasanya dilakukan untuk mempertahankan harga saham perusahaan agar tetap tinggi, lolos audit, atau untuk memperoleh keuntungan pribadi.
Penggandaan pembayaran
Penggandaan pembayaran adalah praktik ketika seseorang membuat pembayaran palsu atau menggandakan pembayaran yang sebenarnya dilakukan. Karyawan yang terlibat dalam penggandaan pembayaran sering kali mencari celah di dalam sistem pembayaran perusahaan untuk memperoleh uang secara tidak sah.
Pemalsuan dokumen
Pemalsuan dokumen adalah praktik ketika seseorang memalsukan dokumen resmi perusahaan, seperti faktur atau kontrak, untuk memperoleh keuntungan pribadi. Pemalsuan dokumen biasanya dilakukan untuk menutupi tindakan kriminal atau menghindari deteksi dari pihak berwenang.
Kecurangan keuangan dapat merugikan perusahaan dengan cara mengurangi keuntungan, menimbulkan biaya yang tidak perlu, atau mengurangi kepercayaan investor dan konsumen. Oleh karena itu, perusahaan perlu memperhatikan pencegahan kecurangan keuangan dengan melakukan pengawasan, pelatihan, dan pengembangan sistem pengendalian internal yang efektif.
Mengapa Keterlibatan Karyawan untuk Pencegahan Kecurangan ini Penting?
Perusahaan tidak akan dapat melakukan pencegahan kecurangan ini tanpa keterlibatan karyawan. Bahkan, keterlibatan karyawan dalam pencegahan kecurangan keuangan menjadi hal yang paling penting, terutama dalam menjaga integritas dan kredibilitas perusahaan. Karena itu, karyawan harus dilibatkan secara aktif dalam mencegah kecurangan keuangan. Mengapa demikian?
Karyawan berada di garis depan
Karyawan adalah pihak yang bekerja langsung di lapangan dan berinteraksi dengan banyak bagian perusahaan. Karyawan memiliki akses langsung ke informasi dan transaksi keuangan yang terjadi di perusahaan. Oleh karena itu, karyawan menjadi sumber informasi penting bagi perusahaan dalam pencegahan kecurangan keuangan.
Karyawan memahami proses bisnis
Karyawan memiliki pemahaman yang mendalam tentang proses bisnis dan aturan perusahaan. Dengan demikian, karyawan dapat membantu perusahaan dalam mengidentifikasi ketidaksesuaian atau penyimpangan dari prosedur bisnis yang telah ditetapkan.
Karyawan yang terlibat dalam proses pengawasan internal juga dapat membantu dalam mendeteksi kelemahan atau celah dalam sistem kontrol perusahaan.
Karyawan memiliki peran penting dalam pengendalian internal
Pengendalian internal melibatkan proses dan prosedur yang dirancang untuk membantu perusahaan memastikan bahwa operasi bisnis dijalankan dengan cara yang benar dan efisien. Karyawan yang terlibat dalam pengendalian internal dapat membantu mengidentifikasi kelemahan dan meningkatkan sistem pengendalian internal perusahaan.
Karyawan memainkan peran kunci dalam budaya perusahaan
Karyawan memainkan peran penting dalam mempromosikan budaya perusahaan yang jujur, etis, dan terpercaya. Karyawan yang dilatih dengan etika bisnis yang benar dan nilai-nilai perusahaan yang baik dapat membantu memastikan bahwa perusahaan beroperasi sesuai dengan standar etika yang tinggi.
Karyawan dapat menjadi mata dan telinga perusahaan
Karyawan dapat membantu perusahaan dalam mendeteksi kecurangan keuangan yang terjadi di dalam perusahaan. Karyawan yang dilatih untuk mengenali tanda-tanda kecurangan keuangan dan diuntungkan oleh sistem pelaporan pelanggaran dapat membantu perusahaan dalam mendeteksi dan mencegah kecurangan keuangan.
Dalam keseluruhan, keterlibatan karyawan dalam pencegahan kecurangan keuangan sangat penting bagi perusahaan. Lalu, bagaimana caranya?
Cara Melibatkan Karyawan dalam Pencegahan Kecurangan Keuangan dalam Perusahaan
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk melibatkan karyawan dalam pencegahan kecurangan keuangan. Berikut adalah beberapa contoh cara melibatkan karyawan dalam pencegahan kecurangan keuangan yang bisa dilakukan oleh perusahaan.
Pelatihan etika bisnis
Perusahaan dapat memberikan pelatihan atau training etika bisnis kepada karyawan untuk membantu meningkatkan kesadaran mereka terhadap tindakan yang sah dan tidak sah. Pelatihan etika bisnis dapat membantu karyawan memahami pentingnya integritas dan etika dalam menjalankan pekerjaan mereka, sehingga mereka dapat membantu mencegah kecurangan keuangan di perusahaan.
Pelatihan pengawasan dan pengendalian internal
Pelatihan ini dapat membantu karyawan memahami tugas dan tanggung jawab mereka dalam menjaga integritas dan keandalan sistem pengendalian internal perusahaan, sehingga mereka dapat membantu mencegah kecurangan keuangan.
Pengembangan sistem pelaporan pelanggaran
Perusahaan dapat mengembangkan sistem pelaporan pelanggaran yang memungkinkan karyawan melaporkan kecurangan keuangan yang terjadi di perusahaan tanpa takut mendapatkan tindakan balasan. Dengan adanya sistem pelaporan pelanggaran yang efektif, karyawan dapat membantu perusahaan dalam mendeteksi kecurangan keuangan yang terjadi di perusahaan.
Pengakuan dan penghargaan
Perusahaan dapat memberikan pengakuan dan penghargaan kepada karyawan yang berkontribusi dalam mencegah kecurangan keuangan di perusahaan. Pengakuan dan penghargaan dapat membantu meningkatkan motivasi karyawan dalam mencegah kecurangan keuangan, sehingga mereka dapat terus berpartisipasi aktif dalam upaya pencegahan kecurangan keuangan.
Peningkatan transparansi dan akuntabilitas
Perusahaan dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan. Dengan demikian, karyawan dapat lebih mudah memahami proses pengelolaan keuangan dan memiliki kesadaran untuk memastikan bahwa proses pengelolaan keuangan dijalankan dengan cara yang benar.
Pelatihan keuangan
Memberikan pelatihan keuangan atau financial training untuk karyawan juga bisa memberikan dampak baik, karena jika karyawan tidak memiliki masalah keuangan dalam hidup sehari-harinya, maka pemicu karyawan untuk mau berbuat curang juga akan bisa ditekan seminimal mungkin. Bahkan faktanya, saat karyawan tidak memiliki masalah keuangan, mereka pun akan lebih produktif dalam bekerja.
Financial training yang diberikan ini tak hanya berhenti pada satu kali pelatihan saja. Agar lebih efektif, perusahaan dapat memberikan financial training kepada karyawan pada 3 jenjang sekaligus, yaitu pada fase recruit, retain, dan retire. Dengan demikian, karyawan akan mendapatkan pelatihan yang terstruktur dan sistematis dan dapat melalui setiap fase (dan masalahnya) dengan baik.
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Training untuk Supervisor: Pentingkah bagi Supervisor dalam Perusahaan untuk Mendapatkan Pelatihan Keuangan?
Sebagai bagian dari peningkatan kompetensi karyawan, training untuk supervisor juga diperlukan lo!
Supervisor sendiri merupakan salah satu bagian penting dalam struktur organisasi sebuah perusahaan. So, tak salah jika HR mengupayakan agar para supervisor meningkat kompetensinya, dan juga sejahtera. Salah satunya dengan memberikan training untuk supervisor sesuai dengan yang dibutuhkan.
Apa Sih Supervisor Itu?
Supervisor adalah posisi kerja yang bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengarahkan kegiatan dari sekelompok karyawan yang ditempatkan di bawah pengawasannya. Supervisor memiliki tanggung jawab untuk mengkoordinasikan, mengevaluasi, dan mengawasi kinerja karyawan yang ditempatkan di bawah pengawasannya, serta menjamin bahwa tugas-tugas dan proyek dikerjakan sesuai dengan standar yang ditentukan.
Supervisor juga bertanggung jawab untuk memastikan bahwa karyawan yang ditempatkan di bawah pengawasannya memiliki sumber daya yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan mereka dengan efektif dan efisien. Selain itu, mereka juga bertanggung jawab untuk memberikan dukungan kepada karyawan dan membantu mereka dalam mengatasi masalah yang dihadapi dalam pekerjaan.
Supervisor juga berperan sebagai “penyambung” komunikasi antara karyawan dan manajemen atasan. Dalam kasus tertentu, supervisor juga diperlukan perannya dalam perekrutan, pemeliharaan, dan pengembangan karyawan.
Secara keseluruhan, peran supervisor sangat penting dalam perkembangan bisnis karena dia bertanggung jawab untuk mengarahkan kinerja karyawan dan memastikan bahwa bisnis berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan.
Training untuk Supervisor
Karena itu, adalah penting untuk memberikan training untuk supervisor yang sesuai, agar kompetensinya bisa terus meningkat sesuai perkembangan yang cepat terjadi.
Beberapa jenis pelatihan yang diperlukan untuk supervisor antara lain:
- Manajemen: mempelajari cara mengelola tim, menetapkan tujuan, dan menyelesaikan masalah.
- Komunikasi: belajar cara berkomunikasi efektif dengan bawahan, rekan kerja, dan atasan.
- Leadership: mempelajari cara menjadi pemimpin yang efektif dan mengembangkan kemampuan kepemimpinan.
- Mentoring: mempelajari cara mengembangkan dan melatih bawahan.
- Product knowledge: mempelajari keterampilan yang dibutuhkan untuk memahami produk atau industri tertentu.
- Kompetensi teknis: mempelajari keterampilan teknis yang diperlukan untuk posisi tersebut.
Selain 6 jenis training untuk supervisor di atas, training keuangan juga diperlukan lo!
Pentingnya Training untuk Supervisor soal Keuangan
Sebagai seorang supervisor, training keuangan juga akan sangat bermanfaat karena dapat memberikan kemampuan untuk mengelola anggaran, mengevaluasi laporan keuangan, dan mengambil keputusan keuangan yang tepat. Selain itu, training keuangan juga dapat membantu supervisor dalam mengelola risiko keuangan dan mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan efisiensi dan meningkatkan pendapatan.
Bisa dibilang, jika mengacu pada pentingnya financial training untuk 3 jenjang karier, training untuk supervisor dalam hal keuangan ini termasuk pada training keuangan untuk fase retain, yaitu fase ketika seorang karyawan sudah berada di level manajemen menengah dan mapan.
Namun, tergantung pada bidang industri yang dijalani, tidak semua supervisor harus mendapatkan training keuangan yang sama, tapi tentunya pelatihan tentang manajemen keuangan dasar sebagai dasar pemahaman sangat diperlukan. Terutama untuk mengelola keuangan pribadi.
Untuk lingkup kerja, keterampilan dan pengetahuan keuangan yang sebaiknya dimiliki oleh seorang supervisor meliputi:
- Pengelolaan anggaran: Kemampuan untuk mengelola anggaran perusahaan dengan baik dan mengidentifikasi peluang untuk menghemat biaya.
- Analisis keuangan: Kemampuan untuk menganalisis laporan keuangan dan mengambil keputusan keuangan yang tepat berdasarkan data yang tersedia.
- Pengelolaan risiko: Kemampuan untuk mengidentifikasi dan mengelola risiko keuangan yang mungkin dihadapi oleh perusahaan.
- Pemahaman tentang perpajakan: Kemampuan untuk memahami peraturan perpajakan dan cara mengelola pajak perusahaan.
- Pemahaman tentang akuntansi: Kemampuan untuk memahami prinsip-prinsip akuntansi dan cara mengelola laporan keuangan.
- Kepemimpinan keuangan: Kemampuan untuk menjadi pemimpin yang efektif dalam mengelola aspek keuangan dalam perusahaan
Itu dia beberapa keterampilan keuangan yang sebaiknya dimiliki oleh seorang supervisor, namun tingkat kebutuhan akan keterampilan ini akan berbeda tergantung pada bidang industri yang dijalani.
Cara bagi Supervisor untuk Meningkatkan Keterampilan dan Pengetahuan Keuangan
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh seorang supervisor untuk mendapatkan keterampilan keuangan yang diperlukan, di antaranya:
Membaca atau menonton video
Banyak sumber bacaan yang kini bisa didapatkan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan keuangan, termasuk untuk supervisor. Mulai dari buku-buku keuangan, atau membaca-baca artikel online. Media sosial pun kini menyediakan banyak bahan belajar keuangan yang begitu beragam, mulai dari Instagram, YouTube, sampai TikTok.
Training keuangan
Perusahaan dapat memberikan sebuah training keuangan untuk supervisor, dengan topik atau tema tertentu sesuai dengan kebutuhan. Bisa mulai dari cara mengelola cash flow, membuat tujuan keuangan, mengenali berbagai produk keuangan yang bisa dimanfaatkan, cara berinvestasi, dan sebagainya.
Dalam training keuangan, supervisor bisa mendapatkan mentoring langsung dari trainer yang berpengalaman untuk memberikan dukungan dan memberikan pemahaman yang lebih baik.
Praktik
Yah, apa artinya belajar tanpa praktik, bukan? Justru, pelajaran terbaik memang kadang didapatkan dari pengalaman. Karena itu, perusahaan juga ada baiknya mendorong supervisor untuk mempraktikkan ilmu-ilmu keuangan yang sudah didapatkan dalam kehidupan sehari-harinya.
Apalagi jika ilmu keuangan tersebut ada kaitannya dengan pekerjaan, ada baiknya juga langsung diimplementasikan agar kemudian bisa memberikan dampak yang baik untuk bisnis perusahaan.
Itu dia beberapa hal mengenai training untuk supervisor yang diperlukan, baik untuk meningkatkan kompetensinya maupun membantunya untuk lebih sejahtera secara keuangan. Semua itu dapat dilakukan secara berkesinambungan untuk memperoleh hasil yang optimal.
Jangan khawatir, untuk keperluan training untuk supervisor dalam hal keuangan, QM Financial dapat membantu kok.
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Cara Perusahaan Mengatasi Karyawan Toxic Agar Tak Menghambat Kinerja Tim
Adanya karyawan toxic dalam sebuah perusahaan bisa sangat merugikan bagi tim. Aura negatif yang disebarkan bisa memengaruhi kinerja anggota tim yang lain, sehingga performa yang seharusnya baik-baik saja bisa memburuk.
Pastinya hal ini tidak diinginkan oleh perusahaan, pun oleh karyawan lain yang tergabung dalam tim. Apalagi jika proses kerja anggota yang lain tergantung oleh output yang dihasilkan oleh si karyawan toxic ini.
Misalnya, si karyawan toxic adalah tipe karyawan yang suka menunda pekerjaan hingga last minute (atau bahkan hingga melewati tenggat). Sedangkan ada bagian lain yang baru bisa bekerja setelah dia menyerahkan hasil kerja pada tim. Pastinya hal ini akan sangat menghambat bukan?
Jika terjadi ketimpangan seperti ini dalam tim dan organisasi, maka perusahaan memang harus cepat tanggap. Karena idealnya, semua proses yang terjadi dalam organisasi seharusnya berjalan seiring sejalan, sesuai SOP yang sudah dilakukan. Kalau karyawan toxic tidak segera di-treatment, bisa jadi perusahaan akan rugi semakin banyak, mulai dari rugi energi, rugi waktu, kinerja tak efisien, hingga rugi secara finansial.
Lalu, apa yang bisa perusahaan lakukan untuk men-treatment si karyawan toxic ini agar tak lebih jauh “mengganggu” jalannya proses kinerja organisasi secara keseluruhan?
1. Cari tahu penyebab utamanya
Selalu ada penyebab dari segala masalah yang muncul. Apa pun deh. Dan, treatment terbaik adalah memberikan solusi sedari akar masalahnya.
Selain karena karakter, karyawan toxic bisa saja mempunyai alasan, mengapa mereka melakukan beberapa hal yang bisa merugikan organisasi dan perusahaan. Pihak perusahaan–melalui divisi HR–akan lebih baik melakukan penggalian informasi sedalam mungkin terkait hal ini.
Salah satu alasan mengapa seorang karyawan menjadi toxic adalah akumulasi kekecewaan karyawan yang bersangkutan akan satu hal, mungkin terhadap atasannya, terhadap rekan kerja, bahkan terhadap perusahaan secara keseluruhan. Karena ketidakpuasannya tersebut, maka ia pun melampiaskannya ke cara-cara negatif–mulai dari menghindar dari pekerjaan bahkan hingga menyabotase.
Kalau perusahaan bisa menemukan akar permasalahan yang akhirnya menimbulkan “racun”, maka kemudian bisa disusun langkah treatment yang lebih efektif dan efisien sesuai dengan jenis masalahnya.
2. Terapkan micro managing
Untuk beberapa tipe karyawan toxic, perusahaan dapat menerapkan micro managing. Misalnya, bagi karyawan yang kurang produktif memanfaatkan jam kerjanya, lakukan monitor ketat secara harian terhadap to do listnya.
Contoh saja. Di awal hari, minta si karyawan untuk menyetorkan to do list dalam sehari pada atasan untuk briefing, kalau perlu lengkap dengan jamnya. Lalu di akhir hari, mungkin sebelum pulang, atasan bisa melakukan evaluasi secara langsung mengenai hasil kerjanya hari itu juga.
Sesuaikan micro managing seperti apa yang paling pas dengan perilaku si karyawan toxic. Tujuannya sudah pasti, agar ia bisa memberikan hasil kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan. Secara periodik pula, evaluasi terus hasil kerjanya, misalnya mingguan, bulanan, atau dua bulanan.
3. Mutasi atau pindahkan ruangannya
Bisa jadi, karyawan toxic karena ia merasa tak cocok dengan job desc atau jenis pekerjaan yang dilakukannya selama ini. Ia enggak enjoy dalam bekerja, sehingga membuatnya malas dan susah berkembang.
Lakukan assesment terhadap karyawan ini, untuk mencari tahu minat dan passion-nya. Jika memang dalam perusahaan ada divisi atau bagian yang lebih sesuai untuk karakter, minat, dan passion-nya, perusahaan bisa memutasinya ke bagian tersebut agar ia dapat bekerja dengan lebih baik.
Atau, jika si karyawan adalah jenis karyawan tukang gosip, maka mungkin dengan memindahkan area kerja ke suatu bagian lain yang dapat “mengisolasinya” bisa sedikit membantu mengurangi kebiasaan buruknya ini. Pastikan pula agar ia bisa selalu sibuk dengan tugasnya, agar “tak sempat” bergosip.
4. Terapkan lagi pendisiplinan
Sosialisasikan lagi mengenai peraturan perusahaan kepada seluruh karyawan. Tekankan penjelasan pada topik kewajiban dan hak masing-masing perusahaan dan karyawan. Garis bawahi pula bahwa ada reward dan punishment, jika memang ada.
Lebih jauh lagi, pihak perusahaan–melalui divisi HR–bisa mengajak diskusi si karyawan toxic secara private, untuk membicarakan alternatif-alternatif yang bisa dipilih untuk menghindari masalah berkembang lebih besar lagi.
5. Training
Coaching dan konseling harus berjalan seiring sejalan. Tak hanya diberikan secara individual, berikan training karyawan secara menyeluruh untuk perbaikan organisasi.
Ada beberapa jenis training karyawan yang bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan dan masalah yang ada. Pihak perusahaan memang harus jeli memetakan kebutuhan karyawan untuk pengembangan diri ini.
Salah satunya adalah training keuangan bagi karyawan yang bermasalah dengan pengelolaan keuangan pribadi. Jangan salah, masalah keuangan pribadi bisa banget menjadi penyebab seseorang menjadi toxic di tempat kerja lo. Misalnya saja, si tukang ngutang dan juga mereka yang dengan sengaja melakukan fraud.
Anda bisa menghubungi tim QM Financial untuk mengadakan #QMTraining, sebuah program pelatihan interaktif untuk karyawan yang disusun bersama konsultan dan pembicara dari QM Financial, sesuai dengan kebutuhan literasi finansial perusahaan.
Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Mengenal Lebih Jauh Perbedaan Suap dan Gratifikasi di Kalangan Karyawan
Salah satu upaya terpenting untuk membentuk tim sumber daya manusia yang mumpuni dalam sebuah perusahaan adalah membangun integritas karyawan. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk upaya ini, di antaranya adalah meminimalkan peluang terjadinya suap dan gratifikasi, baik yang dilakukan oleh karyawan maupun terhadap karyawan.
Hmmm. Suap. Gratifikasi. Sepertinya dua istilah ini ‘KPK banget’ ya. Biasanya yang kita dengar mengenai berita suap dan gratifikasi adalah berita-berita seputar politik deh. Tapi ternyata enggak lo. Suap dan gratifikasi ini akrab juga ditemui di kalangan karyawan.
Tapi apa ya perbedaan suap dan gratifikasi, utamanya di kalangan karyawan, ini? Bukankah keduanya artinya sama saja, yaitu kurang lebih mengupayakan sesuatu untuk “melicinkan” atau memperlancar usaha?
Nah, mari kita lihat perbedaan antara gratifikasi dan suap, agar kemudian kita bisa menghindarinya, karena keduanya berpeluang menimbulkan fraud atau kecurangan di dalam organisasi perusahaan.
Tentang Suap dan Gratifikasi
Suap di Kalangan Karyawan
Memang perusahaan mempunyai kebijakan masing-masing sebagai upaya untuk mencegah penyebab fraud ini terjadi. Tapi, kita bisa melihat dari peraturan yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah sebagai patokan.
Suap (menurut Wikipedia) adalah tindakan memberikan uang, barang atau bentuk lain sebagai “balasan” atau “imbalan” dari pemberi suap kepada penerima suap yang dilakukan untuk mengubah sikap penerima atas kepentingan/minat si pemberi, walaupun sikap tersebut berlawanan dengan penerima.
Pasal 3 UU No. 3 Tahun 1980 juga menyebutkan definisi suap ini, yaitu bahwa penyuapan terjadi ketika ada orang yang menerima sesuatu atau janji, supaya ia melakukan (atau tidak melakukan) sesuatu yang menyangkut kepentingan umum atau perusahaan, bahkan yang berlawanan.
Seperti dikutip dari situs Kumparan, tentang suap ini lebih jauh diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (Wetboek van Strafrecht, Staatsblad 1915 No 73), UU No. 11 Tahun 1980 tentang Tindak Pidana Suap, UU No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, serta diatur pula dalam UU No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (UU Pemberantasan Tipikor).
Hal ini tak hanya berlaku bagi para pegawai negeri ataupun penyelenggara negara saja, tapi juga bisa terjadi di kalangan karyawan di perusahaan swasta.
Contoh kasus yang paling mudah terjadi di kalangan karyawan misalnya seorang supplier atau vendor memberikan “amplop” kepada salah satu karyawan yang berwewenang agar mau ‘berbelanja’ kebutuhan produksi pada vendor yang bersangkutan. Padahal bisa saja, secara kualitas produk vendor belum masuk ke standar kualitas dari perusahaan.
Hal sebaliknya juga bisa terjadi. Misalnya karyawan dari sebuah perusahaan memberikan hadiah pada orang lain, misalnya di lembaga pemerintah, demi mendapatkan izin-izin tertentu untuk melakukan sesuatu atau untuk tidak melakukan sesuatu.
Jadi, nggak hanya diberi “hadiah”, memberi “hadiah” pun juga bisa terkena pasal Undang-Undang yang mengatur mengenai suap ini.
Gratifikasi di Kalangan Karyawan
Memang suap dan gratifikasi ini bisa terjadi beriringan. Bahkan pengertiannya kadang juga tertukar.
Gratifikasi terjadi ketika seseorang menerima pemberian uang tambahan, barang, diskon, komisi pinjaman tanpa bunga, ataupun fasilitas-fasilitas lain, misalnya tiket wisata gratis, biaya pengobatan gratis, dan lain sebagainya.
Pelaku tindak gratifikasi ini bisa dipidana lo, dengan hukuman penjara 4 – 20 tahun, dan denda Rp200 juta – Rp1 miliar. Hal ini diatur dalam UU 31/1999 dan UU 20/2001 Pasal 12.
Sampai di sini bisa dilihat, beda gratifikasi dan suap adalah lebih ke intensinya. Kalau suap bersifat transaksional dan langsung, diberikan bersamaan dengan proses kerja sama yang sedang berlangsung. Sedangkan gratifikasi tidak bersifat transaksional–karena kadang diberikan setelah kerja sama selesai, atau bahkan belum ada sama sekali kerja sama. Ada yang menyebut gratifikasi ini sebagai “suap yang tertunda”, karena banyak yang dianggap sebagai “investasi” ataupun upaya untuk mencari perhatian.
Nah, kalau KPK sendiri, sebagai lembaga negara pengawas tindak korupsi dan kawan-kawannya, sempat mengeluarkan Buku Saku Memahami Gratifikasi, yang secara lengkap merincikan apa dan bagaimana tindakan gratifikasi itu. Well, lagi-lagi ini dibuat untuk mengatur jika ada kemungkinan terjadi di kalangan pegawai negeri ataupun penyelenggara negara. Tapi perusahaan swasta ada baiknya untuk juga mengerti dan memahami.
Kalau mengacu pada buku saku KPK tersebut, bentuk gratifikasi yang bisa terjadi di kalangan karyawan misalnya saja:
- Penerimaan hadiah atau parsel dari pihak luar perusahaan oleh rekanan
- Penerimaan komisi karena sudah merekomendasikan rekanan
- Penerimaan potongan harga atas produk dari rekanan yang kemudian tidak dilaporkan ke perusahaan
- Dibiayai liburan setelah proyek selesai
Dan masih banyak lagi.
Yes, kalau dilihat-lihat lagi, sebagian besar fraud karyawan yang terjadi akibat suap dan gratifikasi ini tampaknya adalah hal-hal yang biasa dan banyak kita temui praktiknya dalam proses jalannya perusahaan ya? Saking biasanya, bahkan kita kadang nggak sadar, kalau itu adalah bentuk suap dan gratifikasi. Saking umumnya, hingga menjadi bentuk budaya.
Pada akhirnya, tentu saja, hal ini bisa merugikan perusahaan. Banyak deh efeknya, dan biasanya efeknya ini jangka panjang.
Karena itu, adalah penting bagi pihak perusahaan–melalui divisi HR–untuk berupaya mencegah atau meminimalkan peluang terjadinya fraud karyawan, termasuk suap dan gratifikasi. Dari mana perusahaan bisa memulai? Bisa dari segi finansial, yaitu mengupayakan agar karyawan tidak mempunyai masalah keuangan pribadi yang bisa membuat mereka sempat tergoda untuk melakukan fraud.
Yuk, undang QM Financial untuk memberikan program edukasi keuangan bagi karyawan di perusahaan Anda? Sila WA ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas terbaru.
5 Langkah Mengendalikan Turnover Karyawan untuk Kestabilan Bisnis Perusahaan
Karyawan merupakan aset perusahaan yang harus dijaga, dikembangkan, dan dirawat. Pasti semua setuju ya, dengan hal ini? Sudah berusaha merawatnya–misalnya dengan memberikan gaji dan tunjangan yang baik–tapi kenapa masih tetap terjadi turnover karyawan yang tinggi?
Well, penyebabnya bisa bermacam-macam. Beberapa penyebab turnover karyawan, seperti yang dipaparkan dalam sebuah artikel di situs HRDive, di antaranya:
- Lack of belonging: kurangnya rasa memiliki dari karyawan terhadap perusahaan.
- Lack of confidence in company leadership: kurang percayanya karyawan terhadap manajemen dan kemampuan memimpin atasan mereka di kantor.
- Bad first impressions: kesan pertama kurang menggoda–eh ini sih iklan parfum ya?
Selain ketiga sebab di atas, bisa jadi turnover karyawan terjadi karena adanya perubahan perilaku angkatan kerja millenial yang punya mindset berbeda dengan angkatan kerja-angkatan kerja sebelumnya.
Lalu, apa yang bisa dilakukan oleh perusahaan terkait turnover karyawan ini? Tak mungkin kan, akan dibiarkan tetap tinggi? Mesti segera merumuskan langkah-langkah untuk menurunkannya segera, karena turnover karyawan yang tinggi bisa memengaruhi kestabilan bisnis perusahaan.
Berikut beberapa langkah yang bisa ditempuh untuk memperbaiki tingkat turnover karyawan agar kestabilan bisnis perusahaan terjaga
1. Rekrut yang sesuai kebutuhan
Pertama-tama, perlu dipahami, bahwa tak hanya karyawan dengan kualitas terbaik saja yang harus direkrut oleh perusahaan, tetapi mereka yang punya kemampuan sesuai yang dibutuhkan. Karena terbaik belum tentu punya skill yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Jikalau antara karyawan dan perusahaan saling membutuhkan, maka sudah pasti, akan ada ikatan emosional dan profesional yang terjalin kuat antara keduanya.
Nah, proses ini akan dimulai sejak perusahaan merekrut atau hiring karyawan sedari awal, meliputi:
- Bagaimana menentukan employer branding, tentang gaji dan benefit yang bisa ditawarkan pada calon karyawan, kejelasan jenjang karier, budaya kerja yang suportif, dan sebagainya.
- Memetakan kebutuhan perusahaan. Ada survei yang menyebutkan, bahwa perusahaan yang memperkerjakan karyawan berlatar belakang, pendidikan dan karakter yang beragam terbukti bisa meningkatkan kinerja secara keseluruhan sebesar 35% ketimbang perusahaan dengan karyawan homogen.
- Persiapan rekrutmen, yang disesuaikan dengan kebutuhan; seperti perlukan tes tertulis, psikotes, dan seterusnya?
- Evaluasi dan shortlisting, memilih kandidat-kandidat yang sesuai dengan yang dibutuhkan.
2. Dengarkan kebutuhan mereka
Setelah merekrut dan hiring karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, selanjutnya perusahaan harus membuka telinga untuk mendengarkan kebutuhan karyawan sehingga mereka bisa memberikan kinerja yang baik.
Dengan mendengarkan aspirasi karyawan, perusahaan akan lebih mudah menjalin komunikasi dan keterikatan, sehingga bisa membangun loyalitas karyawan dan tingkat turnover karyawan bisa dikurangi.
3. Berikan fasilitas yang dibutuhkan
Karyawan akan bisa bekerja dengan lancar, kreatif, dan produktif jika mereka didukung oleh fasilitas yang memadai.
Saya pernah bekerja di sebuah perusahaan, dan saya mesti membawa laptop sendiri setiap kali ke kantor. Sebagai desainer produk inhouse, saya justru enggak mendapatkan jatah PC, karena dianggap desain bisa dengan sketsa tangan. Kalau laptop rusak, ya saya harus memperbaiki sendiri, atau minta tolong sama tenaga IT lepasan yang biasa dipanggil kantor kalau ada apa-apa. Oke sih kalau bisa diperbaiki sekalian, sayangnya kadang ya selesainya lama banget, sedangkan saya keburu butuh untuk bekerja.
Ya, saat itu, saya mencoba bertahan beberapa lama sih, tapi ya sambil mencari peluang lain. Begitu ada kesempatan lebih baik, saya pun resign.
Alat-alat kerja ini kadang memang disepelekan, apalagi jika sejak awal memang ada persyaratan rekrutmen yang mewajibkan calon karyawan punya alat kerja sendiri. Tentunya ini tergantung kebijakan perusahaan, tetapi karyawan yang difasilitasi dengan baik biasanya akan timbul rasa memiliki terhadap perusahaan di mana ia bekerja.
So, alat-alat kerja yang lengkap ini penting untuk dilengkapi, jika ingin menekan tingkat turnover karyawan. Demikian pula dengan ruang kerja dan lingkungan yang sehat serta nyaman juga harus menjadi prioritas.
4. Beri apresiasi
Bonus dan bentuk-bentuk reward lainnya bisa menjadi salah satu cara juga untuk menekan turnover karyawan. Karyawan yang merasa dihargai kerja kerasnya–tanpa perlu diminta–akan loyal dan selalu berusaha memberikan hasil terbaik untuk perusahaan.
Bentuk bonus dan reward ini bisa bermacam-macam. Yang sudah umum diberikan misalnya seperti bonus tahunan, THR, atau bagi hasil. Pastinya semua sudah dibicarakan dan disepakati di awal antara perusahaan dengan karyawan.
Reward bisa juga dalam bentuk car ownership program. Atau yang sangat lazim, liburan karyawan bareng.
5. Beri kesempatan untuk mengembangkan diri
Selain bonus, reward, fasilitas dan berbagai benefit, tingkat turnover karyawan juga bisa ditekan dengan memberikan kesempatan pada karyawan untuk mengembangkan diri menambah skill dan wawasan mereka, dengan memberikan pelatihan misalnya.
Ada banyak pelatihan karyawan yang bisa diberikan. Mulai dari training untuk orientasi perusahaan, training kepemimpinan dan manajerial, hingga training keuangan.
Nah, khusus untuk training keuangan, ini penting banget ya. Karena, sudah tahu pasti kan, bahwa karyawan yang bebas masalah keuangan pribadi adalah karyawan yang happy dan produktif dalam bekerja.
Khusus untuk training keuangan, Anda bisa menghubungi tim QM Financial untuk mengadakan #QMTraining, sebuah program pelatihan interaktif untuk karyawan yang disusun bersama konsultan dan pembicara dari QM Financial, sesuai dengan kebutuhan literasi finansial perusahaan.
Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688 (NITA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Demikian beberapa hal yang bisa dilakukan oleh perusahaan untuk memperbaiki tingkat turnover karyawan, sehingga stabilitas bisnis perusahaan terjaga dengan baik.
Semoga bermanfaat ya.