Aset Finansial: Pengertian, Contoh, dan Perbedaannya dengan Aset Riil yang Perlu Diketahui
Pasti kamu sudah pernah mendengar istilah aset finansial, ya kan? Memang, di zaman sekarang, dari saham di perusahaan teknologi hingga obligasi pemerintah, contoh aset finansial begitu beragam dan memiliki peran krusial dalam ekonomi modern.
Aset ini, dengan sifatnya yang tidak berwujud, sering kali menjadi kontras dengan aset riil seperti properti dan barang-barang fisik. Meskipun keduanya merupakan bagian integral dari kekayaan seseorang atau entitas, ada perbedaan mendasar yang membedakan keduanya.
Nah, di artikel kali ini, kita akan mendalami pengertian, jenis dan contoh aset finansial, serta bagaimana aset jenis ini berbeda dengan aset riil yang mungkin lebih familier di kehidupan sehari-hari kita.
Pengertian Aset Finansial
Aset finansial merujuk pada aset yang mewakili klaim atas aliran kas atau pendapatan di masa depan dari suatu entitas, seperti piutang, investasi saham, obligasi, dan instrumen-instrumen keuangan lainnya.
Secara umum, aset finansial dapat didefinisikan berdasarkan beberapa karakteristik berikut:
- Tidak Berwujud: Berbeda dengan aset riil seperti tanah, bangunan, atau mesin, aset finansial tidak memiliki bentuk fisik.
- Dibentuk Berdasarkan Perjanjian: Aset finansial biasanya tercipta berdasarkan suatu kontrak atau perjanjian yang menentukan hak dan kewajiban pihak-pihak yang terlibat.
- Potensi Aliran Kas: Aset finansial memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima aliran kas di masa depan. Misalnya, jika Anda memegang obligasi, Anda berhak menerima pembayaran bunga dan pengembalian pokok pada tanggal jatuh tempo.
- Dapat Diperdagangkan: Banyak aset finansial yang dapat diperdagangkan di pasar keuangan, seperti saham dan obligasi. Namun, ada juga aset finansial yang tidak diperdagangkan secara aktif di pasar terbuka.
- Penilaian: Nilai dari aset finansial seringkali ditentukan berdasarkan ekspektasi aliran kas masa depan dan tingkat diskonto yang sesuai.
Jenis dan Contoh Aset Finansial
Dalam era globalisasi dan kemajuan teknologi, pemahaman tentang keuangan menjadi semakin penting. Salah satu konsep dasar yang sering ditemui tetapi mungkin belum sepenuhnya dimengerti oleh banyak orang adalah aset finansial.
Aset finansial memiliki berbagai jenis berdasarkan karakteristik dan fungsi masing-masing. Berikut beberapa jenis dan contoh aset finansial yang sering kita temui—atau bahkan sudah kita manfaatkan keuntungannya.
1. Uang Tunai dan Setara Kas
Aset finansial berupa uang tunai dan setara kas ini bisa dibilang adalah aset yang paling likuid yang dapat digunakan langsung untuk transaksi ataupun pembayaran.
Contoh aset finansial uang tunai atau setara kas ini misalnya uang dalam bentuk uang fisik, saldo rekening bank, ataupun deposito berjangka pendek.
2. Piutang
Piutang adalah aset yang berupa klaim atas pihak lain sebagai hasil penjualan barang atau jasa dengan pembayaran yang tertunda, yang penerimaannya sudah dijadwalkan kemudian.
Contoh aset finansial berupa piutang ini misalnya piutang usaha. Atau, bisa juga piutangmu kepada teman yang kalau ditagih lebih galakan dia daripada kamu.
3. Surat Utang
Surat utang adalah aset finansial yang mewakili pinjaman yang harus dibayar kembali dengan bunga atau kupon, sesuai dengan kesepakatan saat surat utang tersebut diterbitkan.
Contoh aset finansial surat utang ini misalnya surat utang korporasi, atau juga obligasi negara seperti ORI, SBR, Sukuk, dan sejenisnya.
4. Ekuitas (saham)
Instrumen ini adalah instrumen yang mewakili kepemilikan dalam sebuah perusahaan atau entitas. Pemilik saham umumnya berhak atas dividen yang dibagikan sesuai kebijakan, dan juga memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham.
Contoh aset finansial ini misalnya adalah saham biasa—yang bisa kamu beli melalui sekuritas yang menjadi anggota bursa—dan saham preferen.
5. Reksa Dana
Reksa dana adalah kumpulan dana yang dikumpulkan dari banyak investor, yang kemudian dikelola oleh manajer investasi dan diinvestasikan dalam portofolio aset finansial. Dalam hal ini, bisa berupa saham, obligasi, atau jenis-jenis aset lain yang ada di pasar uang maupun pasar modal.
Contoh aset finansial reksa dana misalnya reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana campuran, dan jenis lainnya.
6. Instrumen Derivatif
Aset finansial ini merupakan instrumen yang nilainya bergantung pada harga dari aset acuan atau aset lainnya. Biasanya instrumen ini digunakan sebagai lindung nilai, spekulaso, ataupun leverage.
Contoh aset finansial derivatif misalnya adalah opsi, futures, dan sejenisnya.
7. Kontrak Asuransi dan Dana Pensiun
Instrumen ini gampangnya adalah kontrak dengan satu pihak yang berjanji untuk memberikan pembayaran dengan jumlah tertentu, dengan kesepakatan tertentu, berdasarkan suatu kejadian yang tidak pasti. Misalnya seperti ada kecelakaan, pensiun, atau bahkan kematian.
Contohnya adalah polis asuransi jiwa, atau keanggotaan program dana pensiun, dan sejenisnya.
8. Deposito dan Tabungan
Deposito dan tabungan ini kadang ya dimasukkan ke dalam kategori setara kas sih, karena cukup likuid, apalagi jika dibandingkan aset lainnya. Deposito dan tabungan adalah dana yang disimpan di institusi keuangan, yang memberikan bunga sebagai imbalan penyimpanannya.
Contohnya seperti deposito berjangka ataupun sertifikat deposito.
Perbedaan dengan Aset Riil
Lalu, di atas juga disinggung aset riil. Apa bedanya aset finansial dan aset riil?
Aset finansial dan aset riil adalah dua kategori utama aset yang dimiliki oleh individu, perusahaan, atau entitas lain. Masing-masing memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda. Berikut perbedaan utama antara aset finansial dan aset riil.
1. Secara Definisi
- Aset Finansial: Aset yang mewakili klaim atas aliran kas atau pendapatan di masa depan. Ini termasuk instrumen keuangan seperti saham, obligasi, dan piutang.
- Aset Riil: Aset yang memiliki bentuk fisik dan nilai intrinsik. Ini termasuk barang-barang seperti tanah, bangunan, mesin, dan komoditas.
2. Tangibility
- Aset Finansial: Tidak berwujud. Misalnya, saham dalam perusahaan hanya merupakan klaim atas kekayaan perusahaan dan tidak memiliki bentuk fisik.
- Aset Riil: Berwujud dan bisa dilihat atau disentuh.
3. Penilaian
- Aset Finansial: Nilainya sering kali diturunkan dari ekspektasi aliran kas masa depan atau klaim atas aset riil lainnya.
- Aset Riil: Nilainya biasanya didasarkan pada kegunaan, kualitas, dan permintaan di pasar.
4. Tujuan Investasi
- Aset Finansial: Umumnya diinvestasikan untuk mendapatkan pendapatan dalam bentuk bunga, dividen, atau apresiasi modal.
- Aset Riil: Diinvestasikan untuk mendapatkan manfaat dari penggunaannya (misalnya, properti untuk disewakan) atau apresiasi nilai di masa depan.
5. Risiko
- Aset Finansial: Rentan terhadap risiko pasar, seperti fluktuasi harga saham atau suku bunga. Risiko ini sering kali lebih volatile dibandingkan dengan aset riil.
- Aset Riil: Meskipun juga terpengaruh oleh kondisi pasar, aset riil cenderung memiliki volatilitas yang lebih rendah dan mungkin memberikan perlindungan terhadap inflasi.
6. Likuiditas
- Aset Finansial: Umumnya lebih likuid, artinya dapat dengan mudah diubah menjadi uang tunai. Misalnya, saham yang diperdagangkan di bursa dapat dengan cepat dijual.
- Aset Riil: Cenderung kurang likuid. Membutuhkan waktu lebih lama untuk menjual properti atau komoditas dibandingkan dengan menjual aset finansial.
7. Contoh
- Contoh Aset Finansial: Saham Apple Inc., obligasi pemerintah, reksa dana.
- Contoh Aset Riil: Sebidang tanah di Jakarta, mesin produksi di pabrik, emas batangan.
Kedua jenis aset ini sering kali dimiliki oleh investor untuk diversifikasi portofolio dan mengurangi risiko keseluruhan. Sebagai contoh, ketika pasar saham mengalami penurunan, nilai properti atau emas mungkin tetap stabil atau bahkan meningkat.
Contoh aset finansial yang telah kita bahas menunjukkan betapa beragam dan kompleksnya dunia keuangan saat ini. Memahami perbedaan antara aset finansial dan aset riil tidak hanya membantu kita dalam membuat keputusan investasi yang tepat, tetapi juga memberikan perspektif yang lebih luas tentang bagaimana ekonomi berfungsi.
Dengan mengetahui karakteristik, kelebihan, dan kekurangan dari masing-masing aset, kita dapat mengambil langkah yang lebih bijaksana dalam mengelola keuangan dan memaksimalkan potensi keuntungan.
Semoga melalui artikel ini, pemahaman kamu tentang aset finansial dan aset riil menjadi lebih mendalam, membantumu dalam membuat perencanaan keuangan dengan lebih baik di masa depan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Jenis-Jenis Investasi sesuai Jangka Waktu dan Tujuan Keuangan
Mengambil langkah pertama dalam dunia investasi dapat terasa mengintimidasi, terutama dengan adanya berbagai jenis-jenis investasi yang tersedia di pasaran. Dari saham, obligasi, reksa dana, properti, hingga emas, pilihan tampaknya tak ada habisnya.
Sementara, untuk mengambil keputusan yang tepat, salah satu aspek krusial yang harus dipertimbangkan adalah jangka waktu dan tujuan keuangan dari investasi yang akan dipilih. Membedah dan memahami karakteristik masing-masing jenis-jenis investasi akan memungkinkan kita untuk mengalokasikan dana dengan lebih efisien dan efektif.
Jangka waktu investasi adalah salah satu faktor penentu dalam pemilihan instrumen investasi. Ini berkisar dari jangka pendek, menengah, hingga panjang. Investasi jangka pendek seperti deposito dan reksa dana pasar uang biasanya lebih likuid dan memiliki risiko yang relatif rendah, cocok untuk tujuan keuangan dalam jangka waktu singkat. Sementara itu, jenis-jenis investasi jangka menengah dan panjang seperti saham, obligasi, dan properti, cenderung menawarkan potensi imbal hasil yang lebih tinggi, namun dengan tingkat risiko yang lebih tinggi pula.
Di sisi lain, tujuan keuangan merupakan faktor yang tak kalah pentingnya dalam menentukan pilihan investasi. Apakah kita berinvestasi untuk dana darurat, pendidikan anak, pensiun, atau akumulasi net worth, setiap tujuan ini memerlukan strategi dan instrumen investasi yang berbeda.
Dengan menyelaraskan jangka waktu investasi dengan tujuan keuangan yang ingin dicapai, kita dapat merancang portofolio investasi yang tidak hanya mencerminkan preferensi risiko, tetapi juga memberi kita kesempatan terbaik untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Jenis-jenis investasi dapat dikategorikan berdasarkan jangka waktu dan tujuan keuangan. Berikut adalah beberapa jenis investasi berdasarkan dua aspek tersebut:
Jenis-Jenis Investasi Jangka Pendek (kurang dari 1 tahun)
Tabungan berjangka
Tabungan berjangka adalah produk perbankan di mana nasabah menyimpan uang dengan periode tetap dan tingkat bunga yang ditentukan sebelumnya. Periode penyimpanan bisa bervariasi, namun untuk jangka pendek biasanya kurang dari satu tahun. Tingkat bunganya lebih menarik dibanding tabungan biasa karena bank menggunakannya untuk investasi mereka.
Dianggap aman dengan risiko rendah, tabungan berjangka juga dilindungi oleh LPS, dan memberikan kepastian pengembalian. Cocok untuk tujuan keuangan jangka pendek seperti dana darurat, liburan, atau pembelian gadget.
Deposito
Deposito adalah salah satu jenis-jenis investasi jangka pendek di mana kita menempatkan sejumlah uang di bank untuk periode waktu tertentu dengan tingkat bunga yang tetap.
Tingkat bunga pada deposito umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan tabungan berjangka ataupun biasa. Selama periode waktu yang telah ditentukan, dana tidak dapat diambil tanpa dikenakan denda. Karena sifatnya yang relatif aman dan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan tabungan biasa, deposito sering dianggap sebagai pilihan investasi yang baik untuk tujuan keuangan seperti dana darurat, atau tujuan lain yang harus dilakukan sebelum 1 tahun.
Reksa Dana Pasar Uang
Reksa dana pasar uang adalah jenis-jenis investasi jangka pendek yang mengumpulkan dana dari banyak investor untuk diinvestasikan dalam instrumen pasar uang, seperti sertifikat deposito, surat berharga, dan instrumen utang jangka pendek lainnya.
Reksa dana pasar uang umumnya menawarkan likuiditas yang tinggi dan risiko yang relatif rendah, menjadikannya pilihan yang populer bagi investor yang mencari tempat yang aman untuk menempatkan dana dalam jangka pendek sambil mendapatkan pengembalian yang wajar.
Reksa dana pasar uang juga cocok untuk tujuan keuangan seperti membangun dana darurat, untuk mengumpulkan DP rumah atau kredit kendaraan, dan sebagainya.
Jenis-Jenis Investasi Jangka Menengah (1-10 tahun)
Obligasi
Obligasi adalah surat utang yang dikeluarkan oleh perusahaan, pemerintah, atau lembaga lainnya sebagai cara untuk mengumpulkan dana. Investor yang membeli obligasi pada dasarnya memberikan pinjaman kepada penerbit, dan sebagai gantinya, penerbit berjanji untuk membayar bunga atau kupon pada interval tertentu dan mengembalikan pokok pinjaman ketika obligasi jatuh tempo.
Obligasi biasanya memberikan pembayaran bunga yang tetap atau variabel kepada pemegangnya sebagai imbalan atas pinjaman yang diberikan. Setiap obligasi memiliki tanggal jatuh tempo, yang merupakan tanggal di mana penerbit harus mengembalikan pokok pinjaman kepada pemegang obligasi.
Obligasi memiliki tingkat risiko yang berbeda tergantung pada kredibilitas penerbit. Peringkat kredit dapat memberikan gambaran tentang risiko default penerbit. Kalau diterbitkan oleh pemerintah, termasuk dalam jenis-jenis investasi yang cenderung berisiko rendah.
Karena karakteristiknya ini, obligasi cocok dimanfaatkan untuk tujuan keuangan seperti rencana pensiun (karena mendapatkan kupon tetap), rencana dana pendidikan anak, beli kendaraan, dan sejenisnya.
Reksa Dana Pendapatan Tetap
Kalau merasa belum yakin untuk berinvestasi pada obligasi secara langsung, ada reksa dana pendapatan tetap yang bisa jadi alternatif.
Reksa dana pendapatan tetap adalah jenis investasi yang mengumpulkan dana dari sejumlah investor dan menginvestasikannya dalam portofolio beragam instrumen utang seperti obligasi, surat utang, dan sekuritas pendapatan tetap lainnya. Tujuannya adalah untuk memberikan pendapatan reguler kepada investor melalui pembayaran bunga dan, dalam beberapa kasus, apresiasi modal.
Jenis-Jenis Investasi Jangka Panjang (lebih dari 10 tahun)
Saham
Saham adalah instrumen keuangan yang mewakili kepemilikan dalam sebuah perusahaan. Ketika kita membeli saham dari sebuah perusahaan, kita menjadi pemegang saham dan memiliki bagian dari aset dan keuntungan perusahaan tersebut. Saham diperdagangkan di bursa saham dan harganya dapat berfluktuasi secara signifikan.
Beberapa perusahaan membagikan sebagian dari keuntungan mereka kepada pemegang saham dalam bentuk dividen, sementara kita juga berpeluang mendapatkan capital gain dari selisih harga jual saham dengan harga belinya. Harga saham dapat sangat fluktuatif dalam jangka pendek, sehingga investasi dalam saham merupakan risiko tinggi—yang hanya cocok untuk tujuan jangka panjang. Umumnya orang memanfaatkan saham untuk investasi dana pensiun, dana pendidikan, hingga warisan.
Reksa Dana Saham
Nah, buat yang merasa tidak yakin bisa mengelola saham sendiri, atau terlalu sibuk untuk melakukan analisis saham, ada reksa dana saham yang bisa jadi opsi.
Reksa dana saham adalah jenis investasi kolektif yang mengumpulkan dana dari sejumlah investor untuk diinvestasikan dalam portofolio saham. Dana ini dikelola oleh manajer investasi profesional yang membuat keputusan pembelian dan penjualan saham berdasarkan analisis pasar dan tujuan investasi dana tersebut.
Seperti saham, reksa dana saham juga cenderung volatil tetapi memiliki potensi keuntungan yang tinggi dalam jangka panjang. Tujuan keuangan yang cocok juga sama dengan saham.
Properti
Investasi properti melibatkan pembelian real estat seperti rumah, gedung, tanah, atau properti komersial lainnya dengan tujuan mendapatkan keuntungan melalui apresiasi harga, rental, atau keduanya. Ini adalah salah satu bentuk investasi yang telah populer selama bertahun-tahun dan sering dianggap sebagai sarana untuk membangun kekayaan dalam jangka panjang.
Salah satu keuntungan dari investasi properti adalah potensi kenaikan harga properti seiring waktu. Properti dapat disewakan untuk menghasilkan pendapatan tetap dalam bentuk sewa. Dibandingkan dengan saham atau reksa dana, properti umumnya memiliki likuiditas yang rendah, yang berarti mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk menjualnya. Memiliki properti melibatkan biaya perawatan dan, jika disewakan, manajemen properti.
Umumnya sih, investor memilih properti sebagai salah satu jenis-jenis investasi yang dimanfaatkan sebagai instrumen penambah net worth, dan sebagai dana pensiun.
Perlu diperhatikan bahwa setiap dari jenis-jenis investasi di atas memiliki tingkat risiko dan imbal hasil yang berbeda-beda. Penting untuk memahami profil risiko dan tujuan keuangan kita sendiri sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada instrumen tertentu.
Selain itu, diversifikasi portofolio juga bisa menjadi strategi yang baik untuk mengelola risiko dan mencapai tujuan keuangan dalam jangka waktu yang berbeda.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Instrumen Investasi untuk Pemula, Apa Saja ya yang Cocok?
Investasi semakin populer. Semoga sih tak hanya sekadar trending topic ya, tetapi benar-benar menjadi tanda bahwa semakin banyak orang sadar akan pentingnya berinvestasi. Tapi, ya memang di situlah masalahnya. Banyak yang mulai tertarik, tapi tanpa ilmu yang memadai sehingga bingung apa instrumen investasi untuk pemula yang pas.
Memang, investasi untuk pemula harus dipahami sebagai bagian dari rencana keuangan yang sangat penting, dan mesti dilakukan oleh siapa pun yang sudah berpenghasilan dan punya cita-cita atau mimpi. Selain bisa menumbuhkan aset, investasi juga dapat menghindarkan kita dari berbagai kesulitan keuangan di masa mendatang. Misalnya jadi bisa menyekolahkan anak hingga jenjang pendidikan tertinggi tanpa terganggu biaya, bisa pensiun sejahtera dan mandiri, dan seterusnya.
So, kita memang perlu mempelajari berbagai jenis instrumen investasi untuk pemula sebelum benar-benar melakukannya, agar kita bisa memilih yang pas dengan kebutuhan.
Terus, apa saja instrumen investasi untuk pemula yang pas itu? Berikut daftarnya, dan juga sedikit cara memulai investasinya.
Instrumen Investasi untuk Pemula
Deposito
Deposito ini adalah investasi rasa tabungan, cocok banget sebagai instrumen investasi untuk pemula. Pasalnya, deposito merupakan produk perbankan, yang keamanannya dijamin oleh LPS hingga nominal Rp2 miliar. Artinya, kalau ada apa-apa dengan simpanan deposito yang disebabkan oleh faktor instansinya atau kebijakannya, maka tabunganmu akan dijamin utuh. Dengan catatan, tidak lebih dari Rp2 miliar ya.
Saat artikel ini ditulis, Bank Indonesia baru saja menaikkan suku bunga acuannya ke level 4.75%, sehingga bisa jadi akan ada penyesuaian juga pada bunga deposito. Kamu bisa mengeceknya ke bank yang terkait.
Cara berinvestasi deposito:
- Untuk membuka deposito, kamu bisa datang ke bank terkait, atau jika kamu sudah menjadi nasabah dan punya mobile banking-nya, umumnya sudah disediakan fitur untuk membuka deposito secara online.
- Tentukan nominal dana yang pengin kamu depositokan.
- Pilih jenis deposito, ARO atau Non-ARO. Jika ARO maka secara otomatis deposito akan diperpanjang, Non-ARO sebaliknya.
- Tentukan juga bunganya mau diapakan. Paling menguntungkan jika bunga kembali didepositokan, sehingga kamu pun mendapatkan bunga dari bunga.
- Tentukan tenor, sesuaikan dengan tujuan keuangan. Ada 1, 3, 6, 12, dan 24 bulan.
Mudah kan?
Emas
Emas juga bisa menjadi salah satu instrumen investasi untuk pemula yang pas. Jika dibandingkan dengan instrumen, emas dianggap sebagai safe haven lantaran dianggap bernilai paling stabil. Tetapi, jika mengharapkan return yang optimal, emas cocok jika menjadi instrumen investasi jangka panjang.
Perlu kamu ketahui, bahwa harga emas tetaplah fluktuatif, tergantung pada kondisi ekonomi dunia. Namun, yang pasti, ketika dunia sedang tidak baik-baik saja, biasanya harga emas justru melambung.
Cara mulai investasi emas:
- Beli emas di penjual yang tepercaya; bisa di Butik Emas, Pegadaian, atau toko emas yang sudah bereputasi. Kamu juga bisa membeli emas online melalui marketplace ataupun logammulia.com
- Pilih gramasi emas yang pengin kamu beli. Biasanya tersedia dalam 5 gram, 10 gram, hingga 1 kilogram. Semakin besar gramasi, maka jatuhnya akan semakin murah. Tentukan sesuai kemampuan.
- Setelah disepakati harga dan gramasi, kamu bisa membayar emas yang kamu beli.
- Simpan emas di tempat yang aman.
Reksa dana
Instrumen investasi untuk pemula yang pas berikutnya adalah reksa dana. Instrumen ini cocok banget buat pemula yang masih belum pengalaman melakukan analisis, memantau pasar, dan mengelola dana investasi dengan taktis. Pasalnya, di sini akan ada manajer investasi yang akan membantu.
Cara berinvestasi di reksa dana:
- Download dan install aplikasi investasi reksa dana di smartphone. Kamu bisa memilih salah satu dari banyak nama aplikasi yang ada, tetapi jalan lupa untuk pastikan bahwa aplikasinya legal dan diawasi oleh OJK
- Lakukan registrasi dan buka akun, ikuti petunjuk yang sudah disediakan.
- Ada aplikasi yang meminta deposit awal, tetapi ada juga yang tidak. Kamu bisa mentransfer sejumlah dana jika kamu sudah melakukan pemesanan reksa dana.
- Lakukan pembayaran sesuai nominal
- Reksa dana pun sudah kamu miliki, tinggal topup secara konsisten sesuai rencana.
Obligasi
Obligasi adalah surat utang, yang juga bisa menjadi salah satu instrumen investasi untuk pemula. Ada beberapa jenis obligasi yang bisa dipilih tetapi untuk pemula yang paling pas adalah obligasi pemerintah. Ada 4 jenis obligasi pemerintah yang sering ditawarkan, yaitu ORI, SBR, Sukuk Ritel, dan Sukuk Tabungan, masing-masing dengan karakteristiknya sendiri.
Berinvestasi di obligasi relatif sangat rendah risiko. Pasalnya, surat utang ini diterbitkan oleh pemerintah, dan dijamin. Sepanjang sejarah, pemerintah belum pernah mengalami gagal bayar.
Jika kamu berminat berinvestasi di obligasi, ini caranya:
- Kamu tidak bisa sewaktu-waktu membeli obligasi pemerintah. So, pantau media sosial Kemenkeu supaya kamu enggak ketinggalan berita penawaran obligasi per serinya.
- Saat sudah diumumkan ada penawaran, kamu bisa registrasi di beberapa mitra distribusi yang sudah ditunjuk. Kalau kebetulan sudah punya akun, kamu bisa langsung membeli. Namun, jika belum, kamu harus melewati prosedur registrasi yang cukup simpel.
- Jika sudah teregistrasi, kamu bisa memesan obligasi yang sedang ditawarkan, dan tentukan nominal investasinya.
- Lakukan pembayaran sesuai petunjuk yang diberikan.
- Kamu akan mendapatkan jatah investasi, dan kupon pun akan masuk secara otomatis ke rekeningmu setiap bulan sesuai ketentuan.
Saham
Instrumen investasi untuk pemula berikutnya yang bisa dipilih adalah saham. Namun, saham termasuk instrumen risiko tinggi, sehingga kamu perlu untuk punya strategi jitu agar bisa menjaga nilainya. Salah satu strategi yang bisa dipakai oleh investor pemula adalah dengan menerapkan investasi jangka panjang.
Cara untuk mulai investasi saham pemula:
- Pilih perusahaan sekuritas yang akan menjadi perantara kamu melakukan transaksi. Jangan lupa pastikann sekuritasnya legal dan diawasi oleh OJK, serta sudah menjadi anggota bursa ya.
- Download aplikasinya di smartphone, lakukan registrasi akun sesuai ketentuan.
- Setor deposit dana sesuai ketentuan. Ada yang memberlakukan minimal deposit, ada yang tidak. Kamu bisa mencari informasinya terlebih dulu.
- Lakukan analisis saham untuk memilih yang paling potensial.
- Jika sudah memilih, lakukan pembelian. Biasanya ada tombol ‘Buy’ dan ‘Sell’ pada ticker saham yang kamu pilih.
- Setelah melakukan pembelian, secara otomatis saldomu di rekening sekuritas akan berkurang, dan portofolio saham kamu bertambah.
Nah, itu dia 5 instrumen investasi untuk pemula yang paling pas, dengan karakternya masing-masing. Sebenarnya instrumen investasi enggak hanya itu saja, tetapi masih ada banyak lagi, mulai dari properti bahkan kripto atau NFT. Kamu boleh saja memilih instrumen lain tersebut, tetapi harus betul-betul mempelajari cara kerjanya sehingga risiko bisa ditekan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Kenali 6 Jenis Risiko Investasi yang Harus Dikelola untuk Hasil Optimal
Sudah tahu kan, kalau investasi itu akan selalu ada risikonya. Mulai dari deposito, obligasi, reksa dana, saham, bahkan emas dan instrumen lainnya akan selalu memiliki risiko investasi masing-masing.
Apa sih yang dimaksud dengan risiko investasi ini?
Kalau menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, risiko artinya adalah akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan. Nah, dalam investasi, maknanya tidak jauh berbeda. Risiko dalam investasi bisa diartikan sebagai hal yang terjadi tidak sesuai dengan harapan, yang bisa menimbulkan kerugian pada investor.
Di dunia investasi, kita mengenal adanya prinsip high risk, high return. Arti dari prinsip ini adalah bahwa semakin besar imbal yang berpotensi didapatkan dari suatu instrumen investasi, maka akan semakin tinggi juga risiko yang harus dikelola.
So, kalau memang berniat berinvestasi, mengenali risiko adalah hal pertama yang penting untuk dilakukan lebih dulu. Karena, dengan mengenali risiko terlebih dulu, kamu bisa memilih instrumen yang paling tepat untuk melayani kebutuhanmu mencapai tujuan finansial, juga memudahkanmu untuk menyesuaikan dengan kemampuan finansialmu.
Investasi akan lebih efektif dan hasilnya akan optimal dengan menyelaraskan hal-hal tersebut.
Jadi, yuk, kita lihat risiko investasi apa saja yang perlu dipahami.
6 Jenis Risiko Investasi
Risiko Suku Bunga
Risiko suku bunga adalah risiko yang terjadi akibat meningkatnya suku bunga di pasaran, yang kemudian memengaruhi pendapatan atau imbal investasi.
Terutama yang terkena dampak terbesar di sini adalah instrumen obligasi atau surat utang, ataupun instrumen lain yang portofolionya didominasi oleh obligasi atau surat utang. Reksa dana pendapatan tetap, misalnya.
Karena umumnya ketika suku bunga meningkat, maka harga obligasi berbunga akan menurun, dan begitu pula sebaliknya.
Risiko Pasar
Risiko pasar terjadi ketika ada fluktuasi atau naik turunnya nilai investasi akibat ada pergerakan sentimen pasar. Perubahan sentimen pasar ini bisa disebabkan oleh banyak hal, mulai dari munculnya kebijakan-kebijakan baru, isu-isu ekonomi, sosial, hingga politik, dan berbagai hal lainnya.
Risiko jenis ini biasanya ada dalam instrumen pasar keuangan, seperti saham ataupun obligasi, dan sering disebut juga sebagai systematic risk atau risiko sistematik lantaran tidak bisa dihindari. Setiap investor akan terdampak, hingga bisa saja harus mengalami capital loss alias kerugian modal.
Contoh risiko pasar ini misalnya ketika perang Rusia dan Ukraina pecah tempo hari, otomatis pasar modal bereaksi dan anjlok nilainya. Hal ini bisa terjadi karena para investor menjadi berkurang kepercayaannya bahwa ekonomi akan baik-baik saja, sehingga mereka beramai-ramai memindahkan aset ke instrumen yang lebih rendah risiko, seperti emas.
Nah, masalahnya, kadang kita sering ikut panik saat hal seperti ini terjadi, hingga membuat kita ikut buru-buru menjual instrumen yang ada dalam portofolio lantaran takut rugi lebih banyak. Padahal, sebenarnya kondisi seperti ini tidak akan terjadi secara terus menerus.
Risiko Inflasi
Risiko investasi ini sering disebut juga sebagai risiko daya beli, yang akan membuat nilai kas dari portofolio saat ini enggak akan bernilai sama di masa depan karena adanya perubahan daya beli akibat inflasi.
Sebagai akibatnya, nilai investasi di masa depan akan turun, seiring tingkat inflasi yang terjadi. Hal ini terjadi jika kamu
Contoh, misalnya kamu memiliki cash di tabungan Rp10 juta. Dengan tingkat inflasi—asumsikanlah—sebesar 3.5% per tahun, maka kamu akan kehilangan nilai Rp350 ribu setiap tahunnya akibat inflasi ini.
Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko yang muncul karena ada pihak yang tak dapat menyelesaikan kewajiban pembayarannya.
Risiko ini terjadi misalnya pada instrumen surat utang. Ketika pihak peminjam dana tidak dapat mengembalikan pinjaman sesuai kesepakatan saat jatuh tempo, maka pihak pemberi pinjaman mendapatkan risiko likuiditas ini.
Risiko Nilai Tukar Uang
Risiko investasi ini muncul akibat adanya perubahan kurs mata uang domestik terhadap mata uang asing. Sering disebut juga dnegan exchange rate risk, atau currency risk.
Misalnya, kamu hendak membeli instrumen investasi yang perdagangannya menggunakan mata uang US Dollar. Di saat yang sama, kurs rupiah terhadap dolar ternyata melemah, sehingga kamu pun harus mengeluarkan uang lebih banyak daripada seharusnya untuk dapat membeli instrumen tersebut.
Risiko Negara
Risiko investasi juga bisa timbul akibat hal-hal yang terjadi dalam suatu negara, bisa jadi karena ada isu politik, perubahan kebijakan, dan lain sebagainya.
Contoh misalnya saja, kamu berinvestasi di sebuah pasar modal negara lain. Karena satu dan lain hal, kebijakan diubah oleh pemerintah setempat yang dapat memengaruhi nilai investasimu; bisa menurun atau malah hilang juga.
Karena itu, ada baiknya, jika kamu memang berminat untuk berinvestasi di negara lain, kamu melakukan riset mendalam terlebih dulu terkait kondisi negara yang bersangkutan untuk meminimalkan risiko investasi ini.
Nah, sekarang kamu sudah tahu apa saja risiko investasi yang bisa terjadi, dan bagaimana bisa memengaruhi nilai investasi kamu. Yang tidak termasuk dalam 6 jenis di atas juga masih ada, terutama yang datang dari diri kita sendiri. Misalnya, kita suka menyabotase bujet investasi. Nah, itu bisa jadi risiko investasi yang cukup besar loh!
So, yuk, belajar keuangan dulu sebelum benar-benar berinvestasi! Agar kamu tahu cara paling efektif mengelola risiko—terutama yang berasal dari diri kita sendiri.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Jenis Obligasi yang Perlu Diketahui Sebelum Kamu Investasi di ORI018
Obligasi atau surat utang merupakan salah satu instrumen investasi yang bisa banget menjadi opsi untukmu mencapai tujuan finansial. Mumpung ORI018 akan meluncur sebentar lagi, bagaimana kalau kita belajar tentang beberapa jenis obligasi yang memang perlu untuk dikenali.
Kenapa? Ya, klise sih, karena tak kenal maka tak sayang.
Obligasi, dengan perencanaan yang baik dan disesuaikan dengan kebutuhan serta tujuan, akan memberikan manfaat yang lebih banyak, dibandingkan deposito. Obligasi negara atau obligasi pemerintah, seperti ORI018 ini, adalah salah satu jenisnya.
Ada jenis obligasi yang lain, kalau begitu? Iya, ada. Makanya, kita bahas sekarang yuk.
Beberapa Jenis Obligasi yang Perlu Kamu Ketahui
1.Berdasarkan Penerbit
- Obligasi Korporasi, adalah surat utang yang diterbitkan oleh suatu perusahaan kepada pihak lain yang bersepakat untuk menjalin kerja sama pendanaan. Perusahaan di sini bisa BUMN ataupun swasta, dengan jatuh tempo obligasi yang bervariasi tergantung kesepakatan dan kebutuhan. Biasanya jatuh temponya minimal 1 tahun. Perlu kamu pahami–jika kamu berminat untuk investasi di instrumen ini, risiko jenis obligasi ini cukup tinggi. So, akan lebih baik jika kamu melakukan riset dan analisis sebanyak yang diperlukan sebelum akhirnya memutuskan.
- Obligasi Municipal, adalah obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah. Obligasi ini sudah beberapa kali pernah terbit di Indonesia, namun memang tidak banyak. Karena bukan dikeluarkan oleh pemerintah pusat, maka risikonya juga akan lebih tinggi. Dalam sejarah, pernah ada beberapa kali kasus gagal bayar terjadi oleh pemerintah daerah tapi di luar negeri.
- Obligasi Negara/Pemerintah, yaitu surat utang atau obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat atas nama negara. Biasanya obligasi pemerintah diluncurkan dengan tujuan untuk menutup defisit APBN, serta untuk menghimpun dana dari investir individu dalam negeri agar dapat ikut berpartisipasi dalam proses pembangunan negara. Di Indonesia, ada beberapa jenis obligasi pemerintah yang sering ditawarkan, yaitu ORI–termasuk ORI018, SBR, Sukuk Ritel, dan Sukuk Tabungan, yang masing-masing memiliki karakter dan keuntungannya sendiri-sendiri.
2.Berdasarkan Nominal
- Obligasi Konvensional, yaitu surat utang yang nominalnya besar, kurang lebih Rp1 miliar per lot.
- Obligasi ritel, yaitu surat utang dengan nominal kecil, mulai dari Rp1 juta. Contohnya seperti seri-seri ORI yang pernah ditawarkan oleh pemerintah Indonesia.
3.Berdasarkan pembayaran bunga
- Zero Coupon Bond, yaitu surat utang yang tanpa bunga atau kupon berkala. Investor akan mendapatkan keuntungan dari selisih harga jual saat surat ini diperjualbelikan.
- Obligasi Kupon, yang memberikan bunga atau kupon secara berkala pada investor sesuai kesepakatan. Ada dua jenis lagi, yaitu kupon tetap dan kupon mengambang, yang besarannya mengikuti indeks harga pasar.
4.Berdasarkan Penukaran
- Convertible Bond, yaitu obligasi yang dapat diubah atau dikonversi menjadi saham perusahaan dengan rasio penukaran sesuai kesepakatan.
- Exchangeable bond, yaitu yang dapat diubah menjadi saham tapi yang berafiliasi dengan penerbit, misalnya anak atau induk perusahaannya.
- Obligasi opsi beli, yang memungkinkan penerbit obligasi membeli kembali surat utangnya sesuai dengan harga yang disepakati bersama.
- Putable Bond, yang mengharuskan penerbit surat utang untuk membeli kembali surat utang yang sudah diberikan pada investor.
5.Berdasarkan Imbal Hasil
- Obligasi konvensional, yaitu surat utang yang diterbitkan untuk pendanaan dengan berbagai tujuan, dengan memberikan kupon atau bunga dengan jangka waktu tertentu untuk investor. Yang termasuk dalam jenis obligasi ini misalnya ORI018 dan SBR seri-seri sebelumnya.
- Obligasi syariah, atau sukuk, yang cara kerjanya berlandaskan prinsip atau syariah Islam, yang tak beriba. Yang termasuk dalam jenis obligasi ini misalnya Sukuk Ritel dan Sukuk Tabungan.
Wah, ternyata banyak ya, jenis obligasi yang “beredar” di dunia keuangan Indonesia itu?
Tapi tenang, kamu nggak perlu benar-benar memahami semuanya kok. Kalau kamu tertarik untuk berinvestasi di instrumen ini, kamu bisa mulai dari instrumen yang relatif aman dulu.
Yes, ORI018 bisa jadi pilihan yang oke untuk para investor pemula, pun buat mereka yang sudah lama menjelajah dunia investasi. Dengan tingkat kupon sebesar 5,7%, tentunya lebih tinggi ketimbang deposito. Dengan membeli ORI018, berarti kita juga mendukung upaya pemerintah untuk membangun negara kita.
So, yuk. Jangan lupa ikut berinvestasi untuk negara mulai 1 Oktober. Pantengin akun Kemenkeu biar nggak ketinggalan. Dan, selalu ingat pada #TujuanLoApa ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Kenalan dengan Sukuk Ritel Menjelang SR013 Ditawarkan
Salah satu instrumen investasi yang dapat menjadi pilihan buat kita, dan cukup aman dengan imbal yang juga sepadan adalah Sukuk Ritel, atau yang biasa juga disebut dengan Sukri.
Sukuk Ritel merupakan salah satu bentuk surat berharga yang diterbitkan oleh pemerintah Indonesia, yang biasanya dikeluarkan dengan tujuan untuk menghimpun dana masyarakat Indonesia demi menambah modal pembangunan infrastruktur negara.
Pemerintah kembali membuka kesempatan bagi warga negara Indonesia yang pengin berpartisipasi dalam investasi untuk pembangunan negara sendiri melalui SR013 yang akan segera dibuka penawarannya di akhir Agustus ini.
Buat kamu yang saat ini masih asing dengan Sukuk Ritel, yuk, ikuti terus artikel ini agar kamu bisa kenalan dengan instrumen investasi satu ini dan mungkin bisa mempertimbangkan untuk memanfaatkannya juga.
Apa Itu Sukuk Ritel?
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, Sukri ini merupakan instrumen surat berharga berbasis tabungan dari pemerintah, yang ditawarkan bagi investor individu dengan mengacu pada prinsip-prinsip syariah. Keluarnya jenis surat berharga ini merupakan wujud akomodasi pemerintah agar warga negara Indonesia yang beragama Islam dapat ikut serta berpartisipasi dalam aktivitas investasi negara dengan tetap taat pada ajaran agama.
Dalam praktiknya, Sukuk Ritel tidak menggunakan sistem bunga, seperti halnya yang berlaku ada surat utang atau obligasi pada umumnya. Meski demikian, instrumen ini tetap menawarkan keuntungan atau imbalan yang tak kalah menarik dibandingkan dengan instrumen investasi yang lain, bahkan lebih besar daripada deposito.
Sukuk Ritel merupakan bagian atau turunan dari instrumen obligasi, dan merupakan salah satu bentuk dari Surat Utang Negara (SUN). Cara kerjanya mirip dengan SBR, atau Saving Bond Ritel. Hanya saja, Sukri merupakan instrumen syariah, SBR adalah instrumen investasi konvensional.
Nah, mari kita lihat beberapa karakteristik Sukuk Ritel ini lebih jauh.
Karakteristik Sukuk Ritel
Berprinsip Syariah
Dana Sukuk Ritel dikelola sesuai dengan prinsip syariah, seperti yang telah difatwakan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, yang berwenang mengeluarkan fatwa mengenai penerapan prinsip-prinsip syariah dalam produk-produk keuangan, termasuk di dalamnya tentang sukuk ini.
Manfaat Imbalan dan Tenor
Bentuk keuntungan bagi investor dalam Sukuk Ritel bukan berupa bunga, melainkan imbalan yang besarnya sudah ditentukan oleh pemerintah. Imbalan dari Sukri bersifat tetap. Hal ini berbeda dengan Sukuk Tabungan yang menawarkan imbalan dengan sifat mengambang, biasanya mengacu pada rate BI yang disesuaikan setiap 3 bulan sekali.
Untuk Sukuk Ritel yang akan ditawarkan tanggal 28 Agustus 2020 besok, SR013, pemerintah telah menetapkan besaran imbalan yang dapat kita terima adalah 6.05% per tahun. Saat artikel ini ditulis, rate suku bunga BI ada di kisaran 4%, sehingga bisa dilihat, imbalan yang ditawarkan pada Sukuk Ritel ini 2.05% lebih tinggi.
Bukan berupa bunga yang berarti riba, imbalan Sukri merupakan uang sewa, atau ujrah, yang pastinya sesuai dengan prinsip syariah Islam. Imbal hasil instrumen ini akan diberikan setiap bulan hingga akhir jatuh tempo 3 tahun, dan pembayaran pertama akan diberikan 10 November 2020.
Nggak Perlu Modal Besar
Sukuk Ritel, seperti juga jenis obligasi pemerintah yang lain, memang menyasar investor individu sehingga nominal minimal yang ditawarkan pun tidak terlalu tinggi. Untuk SR013, kita dapat ikut berinvestasi dengan modal minimal Rp1 juta, dan selanjutnya dengan kelipatan Rp1 juta, hingga nominal maksimal Rp3 miliar.
Tentunya, ini sangat terjangkau ya, buat investor individu. Investor kelompok ataupun perusahaan dan institusi tidak diperkenankan untuk ikut berinvestasi di instrumen ini.
Bisa Diperdagangkan, Tapi Pahami Risikonya
Sukuk Ritel merupakan instrumen yang relatif paling aman, karena ada penjaminan 100% dari pemerintah. Kalau Sukuk Tabungan punya fasilitas early redemption, sedangkan Sukuk Ritel tidak ada fasilitas ini tetapi bisa diperdagangkan di pasar sekunder jika misalnya kamu keburu butuh dananya cair sebelum masa jatuh tempo 3 tahun. Atau, misalnya, kamu mengejar cuan dari selisih harga sehingga mendapatkan capital gain.
Tapi, sadari juga risikonya ya. Bahwa di mana ada capital gain, maka di situ pula muncul risiko capital loss.
Investor diperbolehkan untuk menjual surat berharga ini setelah melewati masa tunggu hingga pembayaran kupon 2 kali, berarti di bulan Desember 2020.
Jika kamu berniat untuk menjual Sukuk Ritel kamu di luar masa penawaran di pasar sekunder, kamu bisa melakukannya melalui sekuritas di mana kamu membelinya sebelumnya. Jangan lupa ada potongan pajak untuk capital gain ya.
Nah, gimana? Tertarik pengin ikut partisipasi dan membeli Sukuk Ritel seri SR013? Tunggu penawarannya besok ya, dan segera hubungi mitra distribusinya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Obligasi Ritel ORI017 Sudah Ditawarkan: Ini Alasan Mengapa Kamu Harus Investasi
Di tengah kondisi pandemi COVID-19 yang masih berlangsung dengan jumlah kasus positif yang semakin banyak, pemerintah menawarkan ORI017–salah satu jenis obligasi ritel untuk dibeli oleh masyarakat.
Dibuka hari Senin tanggal 15 Juni 2020 lalu, penawaran ORI017 berlangsung sampai dengan 9 Juli 2020 mendatang.
Gimana, kamu tertarik untuk ikut berinvestasi di obligasi ritel keluaran pemerintah ini? Atau, pengin tahu dulu, apa saja keuntungan yang bisa didapatkan? Boleh bangetlah kalau memang mau cari-cari info dulu.
Berikut ini ada beberapa hal yang bisa menjadi bahan pertimbanganmu dan jadi alasan mengapa kamu sebaiknya ikut berinvestasi di ORI017 ini.
5 Alasan Mengapa Sebaiknya Kamu Ikut Investasi di Obligasi Ritel ORI017 Ini
1. Akan dipergunakan untuk penanganan pandemi COVID-19
Mungkin kamu sudah tahu, bahwa setiap kali negara menawarkan surat utang, baik obligasi ritel maupun saving bond, selalu dibuka pula dananya bakal digunakan untuk apa. Dari mulai digunakan untuk pembangunan infrastruktur hingga mengembangkan sarana dan prasarana untuk kepentingan kita sendiri juga.
Nah, untuk kali ini, ORI017 ditawarkan pada masyarakat, dengan dana nantinya akan digunakan untuk pembiayaan penanganan COVID-19 yang sudah makan banyak korban.
So, kalau kamu pengin ikut ambil bagian untuk mengatasi COVID-19 dan juga dampak-dampaknya yang sudah sangat meluas, nah, sekarang kesempatanmu.
2. Investasi aman
Siapa yang enggak percaya dengan pemerintah negaranya sendiri? Semoga sih, kamu masih percaya akan kemampuan dan niat baik pemerintah kita untuk memulihkan ekonomi yang terpuruk belakangan, dengan peluncuran obligasi ritel ini.
ORI017 merupakan instrumen investasi yang sangat aman, meski ya tetap saja ada risikonya.
Risiko terbesar yang mungkin terjadi adalah munculnya capital loss ketika kamu menjual ORI017 dengan harga yang lebih rendah ketimbang saat membelinya. Hal ini bisa terjadi jika kamu memperdagangkan ORI017 di pasar sekunder.
Ini memang merupakan salah satu pembeda terbesar antara obligasi ritel dengan saving bond ritel. Satunya bisa diperdagangkan di pasar sekunder, sedangkan yang lainnya enggak. Kapan-kapan kita bahas khusus mengenai perbedaan antara keduanya ya, biar kamu semakin paham kalau pengin fokus berinvestasi di instrumen milik pemerintah ini.
Nah, meski ada risikonya, tetapi terbilang sangat kecil–bahkan lebih kecil ketimbang reksa dana pasar uang, karena adanya jaminan dari pemerintah.
3. Sangat terjangkau
Untuk bisa berpartisipasi di penawaran obligasi ritel pemerintah ini, kamu bisa mulai dari Rp1 juta saja, dan maksimalnya sampai Rp3 miliar.
Cukup terjangkau kan?
Cek dengan tujuan keuanganmu ya, karena ORI punya jatuh tempo selama 3 tahun, berbeda dengan SBR yang “hanya” 2 tahun. Selain itu, obligasi punya holding period, ketika investor tidak boleh memindahbukukan ORI sebelum batas waktu tertentu. Sehingga meski bisa ditransaksikan di pasar sekunder, kamu enggak bisa cepat-cepat menjualnya.
4. Dapat diperdagangkan
Nah, ini sudah beberapa kali disebutkan di atas, bahwa obligasi ritel bisa diperdagangkan di pasar sekunder, tentunya setelah beberapa waktu kemudian ya. Sesuai dengan holding period-nya. Untuk ORI017 ini, masa holding period-nya adalah 2 kali jatuh tempo pembayaran kupon yang diterimakan setiap tanggal 15.
Jika kamu bisa menjual ORI017 yang kamu miliki dengan harga yang lebih tinggi, maka kamu akan bisa mendapatkan capital gain.
Meski demikian, kamu harus paham betul akan kondisi pasar jika berminat untuk menjual ORI017 di pasar sekunder, karena harganya akan mengikuti harga pasar. Apalagi jika kamu sebenarnya niat berinvestasi di obligasi ritel demi mendapatkan kupon rutinnya setiap bulan selama 3 tahun. Begitu ORI017 ini kamu jual, kamu tidak akan bisa mendapatkan kuponnya lagi loh.
Jadi, ada banyak pertimbangan untuk dipikirkan sebelum kamu memutuskan untuk menjualnya, dan pergunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya.
5. Mudah
Untuk bisa ikut partisipasi dalam investasi obligasi ritel pemerintah ini caranya gampang banget kok. Kamu tinggal hubungi saja mitra distribusi yang sudah ditunjuk oleh pemerintah.
Nah, kamu bisa melihat siapa saja mitra distribusi yang sudah ditunjuk pemerintah ini di website milik Kementrian Keuangan RI ini. Di situ juga sudah ada penjelasan lengkap mengenai prosedur pembelian. Kamu enggak perlu khawatir kesulitan, karena memang gampang banget.
So, sudah mulai paham tentang cara kerja obligasi ritel khususnya ORI017 ini kan? Sudah siap untuk ikut menyumbang negara dalam penanganan dampak COVID-19?
Good luck ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
7 Jenis Aset Lancar untuk Dicek Selama Masa Pandemi
Banyak ahli memprediksi bahwa krisis ekonomi yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 ini akan berlangsung setidaknya sampai Desember 2020. Apa kabar kamu yang harus bertahan hidup sampai Desember dengan penghasilan yang minim? Apakah kamu sudah mengecek aset lancar yang kamu miliki?
Apa sih aset lancar itu? Mengapa penting, hingga harus menjadi hal pertama yang harus kamu ketahui kondisinya dengan pasti, terkhusus di masa-masa sulit seperti ini?
Aset lancar–atau yang disebut dengan current asset–adalah jenis aset atau harta yang dapat digunakan dalam jangka waktu dekat, biasanya dalam 1 tahun (Wikipedia). Dengan kata lain, aset lancar merupakan dana yang siap dicairkan jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
Berhubung kita harus memperpanjang napas sampai beberapa bulan ke depan, maka penting untuk melakukan pengecekan terhadap aset lancar yang kamu miliki sebagai langkah awal.
Yuk, Cek Aset Lancarmu Berikut Ini!
1. Fresh cash
Uang yang sekarang ada di dompetmu, di bawah kasur, di dalam celengan babi, di bawah tumpukan pakaian di lemari, adalah aset lancar yang paling lancar.
Cobalah untuk membuat catatan, sampai sekarang berapa besarnya secara total? Aset ini adalah yang pertama kali bisa digunakan untuk membeli segala kebutuhan hidup sehari-hari.
2. Tabungan
Tabungan yang ada di bank biasanya disebut dengan aset setara kas. Termasuk juga dana-dana yang tersebar di berbagai dompet digital yang kamu miliki.
Yah, kan sekarang zamannya e-wallet dan e-money kan? Makanya, mesti juga dicek kondisinya untuk saat ini.
Bagaimana dengan tabungan berjangka dan deposito?
Well, sebenarnya tabungan berjangka juga cukup mudah dicairkan ya, hanya saja kamu harus siap dengan penalti yang menyertainya jika harus dicairkan sebelum waktunya.
Sedangkan, deposito ada yang berjangka waktu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan satu tahun. Jadi, bisa dimasukkan ke dalam jenis aset lancar kamu juga, setidaknya dananya akan bisa kamu manfaatkan dalam waktu 1 tahun ke depan.
3. Cek, wesel, dan lainnya yang belum diuangkan
Apakah kamu punya cek, wesel, ataupun dokumen yang bisa diuangkan dalam waktu dekat? Masukkan juga ke dalam catatan keuanganmu ya.
Misalnya saja, kamu mendapatkan hibah dalam bentuk cek, tapi karena satu dua alasan belum dicairkan sampai sekarang. Ini juga termasuk dana yang siap pakai, hanya saja masih tersimpan di lembaga penyimpanan dana.
4. Logam mulia
Jika kamu memiliki simpanan logam mulia atau emas–terutama yang berbentuk batangan dan bersertifikat–ini juga bisa dimasukkan ke dalam jenis aset lancar.
Logam mulia termasuk mudah dijual–atau digadaikan–dan dijadikan fresh cash, yang bisa kita pakai untuk menutup kebutuhan hidup.
5. Investasi jangka pendek
Berbagai investasi jangka pendek dengan tenor waktu kurang dari satu tahun juga bisa dimasukkan ke dalam jenis aset lancar. Misalnya seperti reksa dana pasar uang, yang nilai investasinya tidak terpengaruh oleh suku bunga.
Surat utang yang memiliki jatuh tempo beberapa bulan ke depan hingga kurang dari satu tahun juga bisa dimasukkan ke dalam jenis aset lancar yang kamu miliki. Begitu juga jika ada bunga yang dapat kamu terima hingga beberapa bulan mendatang, juga bisa menjadi salah satu sumber aset lancar.
6. Gaji yang masih akan diterima
Buat kamu yang sampai saat ini masih menerima gaji, penghasilanmu ini dalam beberapa bulan ke depan juga termasuk dalam current asset ini.
Termasuk juga di dalamnya jika kamu akan menerima Tunjangan Hari Raya, ataupun bonus-bonus yang memang sudah dijadwalkan ada.
7. Penghasilan tambahan lain
Jika kamu mempunyai sumber penghasilan lainnya selain gaji, dan akan kamu terima dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, maka ini juga termasuk aset lancar.
Misalnya saja, kamu punya indekos, dan akan segera menerima setoran uang sewa kamar bulan depan (abaikan kemungkinan penunggakan anak kos yang nakal), maka ini juga termasuk dalam aset lancar yang kamu miliki.
Nah, sudah jelas ya apa yang dimaksud dengan aset lancar? Pada prinsipnya adalah semua dana (atau calon dana) yang kamu miliki saat ini hingga setidaknya dalam waktu satu tahun ke depan, yang dengan mudah kamu gunakan untuk memenuhi kebutuhanmu.
Siap untuk melakukan pengecekan aset lancar sekarang? Semoga kamu bisa bertahan sampai masa pandemi ini berakhir ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
SBR 009 Meluncur, 5 Alasan Mengapa Kamu Sebaiknya Ikut Investasi
Tanggal 27 Januari 2020 yang lalu, pemerintah kembali meluncurkan obligasi ‘ketengan’ pada masyarakat dengan seri SBR 009.
Kalau kamu tertarik untuk ikut investasi, surat obligasi ini bisa kamu dapatkan sampai dengan 13 Februari 2020 mendatang.
Memangnya harus ya, ikut investasi di SBR 009 ini?
Ya enggak harus sih, kan pilihan produk investasi ada banyak. Kamu boleh memilih yang sesuai dengan tujuan dan profil risikomu. Namun, SBR 009 ini merupakan salah satu peluang yang bagus lo, apalagi jika mempertimbangkan beberapa alasan berikut ini.
5 Alasan Mengapa Perlu Ikut Investasi di SBR 009
1. Kesempatan untuk merealisasikan resolusi untuk kondisi keuangan yang lebih baik
Ada yang sudah lupa dengan resolusi keuangan yang kemarin sempat dibuat di akhir ataupun awal tahun?
Semoga sih masih ingat ya. Nah, investasi pada instrumen obligasi pemerintah ini merupakan salah satu langkah baik untuk merealisasikan resolusi untuk keuangan pribadi yang lebih sehat lo.
Kenapa? Karena dijamin keamanannya oleh negara. Masa sih enggak percaya sama negara sendiri? Iya kan?
Jadi, buat kamu yang pengin mulai investasi atau pengin menambah portofolio investasi, ini bisa banget jadi alternatif.
2. Kupon mengambang dengan kupon minimal 6.3% per tahun
Pemerintah menawarkan kupon sebesar 6,3% per tahun. Besaran ini adalah besaran minimal dengan kupon mengambang.
Maksudnya bagaimana?
Kupon mengambang berarti besarannya akan disesuaikan dengan perubahan bunga acuan Bank Indonesia–atau BI 7 Day Reverse Repo Rate–setiap tiga bulan sekali, tetapi tidak akan lebih rendah dari 6,3%.
Jadi, semisal bunga acuan Bank Indonesia turun sampai 5% pun, kupon yang kamu terima tetap minimal 6,3%. Enggak akan ikut turun sampai 5%.
Ini akan berlaku sampai tanggal jatuh tempo tiba 2 tahun lagi, dengan kupon akan dibayarkan di tanggal 10 setiap bulannya.
Mau detail simulasi investasi SBR 009 ini? Sudah disediakan juga lo di web Kemenkeu. Silakan dicek ya.
3. “Hanya” butuh Rp1.000.000
Harga per unit SBR 009 adalah Rp1.000.000, sehingga minimal kamu “hanya” perlu menyediakan dana sebesar Rp1.000.000 untuk bisa ikut berinvestasi.
Terjangkau banget kan?
Maksimalnya berapa? Rp3 miliar. Kalau memang punya uang segitu juga enggak ada salahnya diinvestasikan semua, apalagi jika memang cocok dengan tujuan keuanganmu.
SBR 009 memang tidak bisa diperjualbelikan di pasar sekunder, tetapi pemerintah menawarkan fasilitas early redemption, artinya kamu boleh meminta pelunasan pokok SBR 009 sebelum jatuh tempo. Ini berlaku buat kamu yang sudah berinvestasi minimal Rp2 juta ya, dengan maksimal redemption sebesar 50%.
4. Kesempatan untuk bantu negara
Ya, alasan buat beli SBR 009 yang keempat ini memang nasionalis dan heroik sih. Tapi ya negara mau minta bantuan siapa kalau bukan ke warganya dulu kan?
Negara kita ini PRnya banyak, coba saja lihat tuntutan kita sehari-hari di media sosial. Pemerintah harusnya begini, begitu, dan seterusnya. Ketimbang omong doang, ayo, sekalian bantuin dananya! Realisasikan apa yang menjadi tuntutan kita.
5. Gampang banget prosedurnya
Untuk bisa ikut berinvestasi di SBR 009 ini juga gampang banget kok caranya.
- Cari Mitra Distribusi (Midis) yang ditunjuk oleh pemerintah menjadi agen penjual SBR 009, lalu lakukan registrasi. Registrasinya dengan cara mengisi data diri dan beberapa isian nomor identitas. Bisa minta bantuan pada Midis-nya kalau enggak jelas ya.
- Setelah registrasi berhasil, kamu lantas bisa melakukan pemesanan SBR 009, dengan minimal pembelian Rp1 juta.
- Setelah pemesanan diverifikasi, kamu akan mendapatkan kode pembayaran dari Midis. Lakukan pembayaran melalui transfer bank, ATM, internet banking, dan sebagainya, sesuai yang kamu punya.
- Setelah pembayaran dilakukan, kamu akan mendapatkan Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) dan mendapatkan alokasi SBR 009 pada tanggal penerbitan.
- Selanjutnya kamu tinggal memantau portofoliomu di Midis. Bisa lewat aplikasi mobile mereka, jika memang Midis-nya menyediakan.
See? Gampang kan?
Midis-nya ada banyak, mulai dari beberapa bank besar di Indonesia, juga ada banyak perusahaan sekuritas yang sudah terdaftar dan diawasi oleh OJK. Kamu bisa mengeceknya, dan langsung juga melakukan pemesanan, di tautan SBR 009 yang sudah disebutkan di atas.
Jadi tunggu apa lagi, gaes? Segera amankan alokasi SBR 009 tahun ini sebagai salah satu langkah realisasi resolusi keuanganmu yuk!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Surat Berharga Sebagai Aset Aktif: 3 Hal yang Harus Kamu Tahu
Salah satu jenis aset aktif yang bisa kamu miliki untuk mendapatkan pendapatan pasif–atau passive income–adalah dengan memiliki surat berharga.
Jika kamu sekarang sedang mempertimbangkan untuk berinvestasi pada surat berharga demi mendapatkan passive income, maka ini adalah artikel yang tepat untukmu. Yuk, simak sampai selesai ya.
Apa Itu Surat Berharga?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, surat berharga adalah
1. surat bernilai uang yang dapat diperjualbelikan atau digunakan sebagai agunan saham
2. bukti penyertaan modal
Jadi, kalau mau dijabarkan, surat berharga adalah dokumen yang bernilai uang, biasanya dipergunakan dalam transaksi-transaksi dagang, yang diakui dan dilindungi oleh hukum negara.
Surat berharga dapat diperjualbelikan, ataupun dapat difungsikan sebagai pengganti uang sebagai alat pembayaran.
Jenis-Jenis Surat Berharga Sebagai Aset Aktif
Sebenarnya ada banyak jenis surat berharga yang dikenal di dunia keuangan maupun perdagangan.
Misalnya saja:
- Wesel
- Surat kesanggupan
- Cek
- Kuitansi
- Bilyet giro
- Travel cheque
Bahkan seperti kartu kredit pun bisa dimasukkan ke dalam golongan surat berharga.
Lo, kok bisa? Ya, karena apa pun yang memenuhi ciri berikut, maka bisa dikategorikan sebagai surat berharga:
- Berbentuk dokumen tertulis
- Ada penyebutan nama pihak-pihak yang bertanggung jawab dan terlibat dalam pembuatannya
- Ada tanda tangan pihak-pihak yang bertanggung jawab
- Ada janji atau perintah mengenai pembayaran
- Ada keterangan waktu pembayaran
Nah, meski surat berharga ada beberapa jenis, namun yang cukup populer untuk dimanfaatkan sebagai aset aktif ada 2 jenis. Mari kita lihat.
Saham
Untuk saham sendiri sebenarnya sudah banyak dibahas dalam artikel-artikel di situs ini. Kamu bisa menelusurinya satu per satu:
- 5 Hal Tentang Investasi Saham yang Harus Diketahui oleh Pemula
- Kiat Berkenalan Investasi Saham
- 5 Hal Berinvestasi Saham
Saham merupakan salah satu instrumen aset aktif yang paling populer, dan semakin populer saja belakangan ini seiring semakin berkembangnya literasi keuangan masyarakat.
Mempunyai saham sebagai salah satu aset aktif merupakan salah satu langkah yang direkomendasikan oleh banyak financial planner demi mencapai tujuan finansial. Hal ini terkait dengan tingkat imbal saham yang terhitung cukup tinggi, meski dibarengi dengan tingkat risiko yang juga tinggi.
Karena itu, jika kamu memang mempertimbangkan untuk membeli jenis surat berharga satu ini sebagai salah satu aset aktifmu, maka sebaiknya kamu belajar dulu seluk-beluk mengenainya. Mulai dari mengenali karakteristiknya, trik memilih saham, hingga melakukan analisis dan review.
Surat Utang
Surat utang adalah surat pernyataan suatu pihak yang meminjam dana pada pihak lain, di mana dalam surat tersebut tercantum jumlah pinjaman serta kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi oleh pihak peminjam kepada investor.
Kewajiban tersebut meliputi:
- Pengembalian dana dalam jangka waktu sesuai kesepakatan
- Pemberian bunga atau kupon yang besarnya juga sesuai kesepakatan
Surat utang sering juga disebut obligasi, dan bisa diterbitkan baik oleh perseorangan, perusahaan, maupun negara.
Nah, biasanya sih obligasi negara merupakan salah satu bentuk surat berharga yang paling banyak diminati untuk dibeli sebagai aset aktif. Obligasi negara ada 2 macam, yaitu Obligasi Ritel (ORI) dan Sukuk (obligasi negara berbasis syariah).
Kalau kamu tertarik untuk mempunyai aset aktif yang berupa obligasi negara ini, ada baiknya kamu follow akun Kementrian Keuangan RI, agar enggak ketinggalan update ketika ORI dan Sukuk diluncurkan.
Tip Mulai Berinvestasi Surat Berharga
So, kamu mau membangun aset aktif melalui investasi surat berharga–apa pun itu? Perhatikan beberapa hal berikut ini ya.
1. #TujuanLoApa
Selalu mulailah dari #TujuanLoApa: tentukan tujuan finansialmu, tujuan investasimu, dan tentukan horizon waktumu berinvestasi.
Yes, memang dalam mengelola keuangan pribadi itu semuanya berawal dari #TujuanLoApa, karena tanpa tujuan ya gimana kita bisa memikirkan dan mencari jalan untuk mencapainya? Tujuan aja enggak ada loh!
Ibarat mau liburan, enggak tahu mau ke mana, ya gimana bisa bikin itinerary. Betul?
2. Sesuaikan kemampuan
Yang kedua, sesuaikan kemampuan. Kalau idealnya, jumlah dana yang harus diinvestasikan setiap bulan adalah 10% dari penghasilan.
Tentu saja ini bukan angka mutlak. Misalnya, kalau kamu sekarang sedang ada beban utang dan pengin segera menyelesaikannya, maka boleh saja kamu kurangi sedikit jatah investasi untuk aset aktif ini dan alokasikan ke cicilan utang.
Atau, misalnya kamu baru saja mendapatkan bonus akhir tahun. Maka kamu alokasikan semua bonusmu ke aset aktif, ya itu sah-sah saja.
Angka 10% adalah angka patokan. Kurang atau lebih, tentu harus disesuaikan dengan kondisimu.
3. Diversifikasi
Seperti nasihat yang sudah sangat klise ini: Jangan menaruh telur-telur dalam keranjang yang sama. Demikian juga investasi aset aktif surat berharga ini, sebisa mungkin kamu diversifikasikan juga.
Jika kamu malas ribet, ada reksa dana yang bisa kamu pilih. Tinggal serahkan saja asetmu pada manajer investasi terpercaya, dan kamu tinggal duduk manis sembari memantau asetmu.
4. Sadari risiko
Hal keempat ini harus selalu diingat, bahwa akan selalu ada risiko dalam setiap langkah investasi. Karena itu, belajar dan jangan hanya ikut-ikutan.
Uangmu, tanggung jawabmu sendiri.
5. Keep updated
Keep learning! Perkembangan literasi keuangan itu sangat cepat. Apalagi kalau kamu memang berniat untuk serius membangun aset aktif surat berharga ini.
Follow akun-akun media sosial yang tepat, yang bisa memberimu informasi dan ilmu yang bisa kamu manfaatkan. Sudah follow akun Instagram QM Financial kan? Nah, it’s a good start then!
So, gimana nih? Tertarik untuk menambah surat berharga sebagai aset aktif yang bisa mendatangkan passive income untukmu?
Yuk, ikutan kelas finansial online QM Financial, agar kamu lebih paham dan mengerti mengenai aset aktif–terutama surat berharga–sebelum memulainya. Cek jadwalnya, dan pilih kelas sesuai kebutuhanmu ya!