7 Kesalahan Umum dalam Cara Main Saham Pemula
Saham adalah instrumen yang sering dibahas oleh berbagai kalangan karena mempunyai tingkat capital gain yang tinggi. Saham juga dikatakan sebagai salah satu instrumen yang cocok sebagai dana pensiun. Sayangnya, banyak orang melakukan cara main saham pemula cenderung ugal-ugalan dan tidak memperhitungkan segala konsekuensi dengan cermat.
Yah, mungkin mereka melihat orang lain yang bisa meraih banyak tujuan keuangan dengan menggunakan instrumen saham. Namun, mereka hanya fokus pada hasil akhir, tanpa mau tahu bagaimana proses untuk berinvestasi saham dengan pintar.
Perlu diingat bahwa tingkat risiko yang dihadapi dalam instrumen tersebut cukup tinggi. Bahkan, tidak jarang para investor pemula membuat kesalahan yang bersifat merugikan. Oleh karena itu, penting sekali untuk mempelajari berbagai risiko dan tantangan yang ada di depan mata.
Kesalahan Cara Main Saham Pemula
![7 Kesalahan Umum dalam Cara Main Saham Pemula Saham Syariah: Ini Pengertian, Cara Kerja, dan Indeks Sahamnya](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2022/08/saham-syariah-960x556.jpg)
Melakukan kesalahan dalam investasi saham sebenarnya wajar, apalagi bagi investor pemula. Namun, jika kesalahan yang sudah diperbuat terus diulang-ulang, maka hal tersebut akan membuat kamu rugi besar.
Nah, sebenarnya kita diuntungkan dengan adanya beberapa kesalahan yang dibuat oleh orang lain yang ugal-ugalan dalam main saham ini. Kita bisa belajar dari kesalahan tanpa perlu melakukannya lebih dulu.
So, seperti apa kesalahan cara main saham pemula yang sering terjadi itu? Yuk, kita coba lihat satu per satu.
1. Mengabaikan Riset
Banyak orang tertarik untuk melakukan cara main saham pemula karena keuntungan (yang katanya) menggiurkan. Mereka lantas memilih saham dengan cara-cara yang bisa dibilang absurd, mulai dari cuma ikut-ikutan, “kayaknya ini saham bagus”, dan berbagai cara instan lain untuk memilih saham.
Padahal riset ini sangat penting. Bahkan investor yang berpengalaman pun akan riset secara mendalam sebelum memilih saham untuk dibeli dengan berbagai tujuan investasi. Mengabaikan riset termasuk kesalahan umum yang membuat banyak orang mendapatkan kerugian.
Dalam berinvestasi, penting sekali untuk memikirkan setiap langkah yang akan diambil dengan bijak. Beberapa hal yang perlu diselidiki terlebih dahulu sebelum berinvestasi adalah manajemen, laporan keuangan, prospek perusahaan, dan lainnya.
2. Berdasarkan Emosi
Kesalahan lain yang umumnya dilakukan dalam cara main saham pemula adalah hanya mengandalkan emosi. Misalnya, saat pasar merosot tajam, investor yang takut merugi akan bergegas menjual saham mereka dengan harga rendah. Keputusan yang gegabah ini secara tidak langsung akan membuat kamu rugi besar.
Bukan hanya itu, bentuk emosi lain yang sering memengaruhi keputusan investor dalam berinvestasi adalah terlalu serakah. Umumnya, para pemula ingin bergegas memperoleh keuntungan besar, sehingga langsung menanamkan investasi tanpa memikirkannya secara rasional.
Oleh karena itu, investor pemula perlu melakukan pertimbangan untuk investasi tujuan jangka panjang dan tidak terlalu mengikuti emosional semata dalam berinvestasi.
![7 Kesalahan Umum dalam Cara Main Saham Pemula Cara Investasi Saham Dollar Cost Averaging: Cocok untuk Pemula](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2022/05/cara-investasi-saham-dca-960x640.jpg)
3. Mengabaikan Diversifikasi
Kesalahan yang cukup serius saat melakukan cara main saham pemula adalah mengabaikan diversifikasi. Istilah ini menitikberatkan pengedaran investasi ke berbagai jenis saham untuk menekan risiko.
Jika kamu berinvestasi hanya pada satu sektor atau satu jenis instrumen saja, maka risiko yang pertama kali harus kamu hadapi adalah tentang fluktuasi. Tidak ada seorang pun yang mampu menebak arah pasar secara akurat 100% secara terus menerus. Anything can happen! Di pasar saham, pagi menghijau, sore memerah adalah hal yang sangat biasa. Bahkan kadang dalam satu periode saham bisa anjlok berkepanjangan.
Inilah kenapa kamu harus melakukan diversifikasi, agar risiko investasi bisa tersebar, sehingga meningkatkan peluang dalam menghasilkan keuntungan.
4. FOMO
FOMO (Fear of Missing Out) merupakan kesalahan yang terjadi saat investor membeli saham hanya karena ikut-ikutan tren pasar. Mereka takut kehilangan peluang, sehingga mengabaikan riset dan analisis yang matang.
FOMO juga termasuk bentuk keputusan yang impulsif dan sering kali menyebabkan kerugian finansial. Bisa saja yang terjadi adalah kamu membeli saham saat harganya sedang berada di puncak, dan kemudian harga anjlok hingga berhari-hari, bahkan berbulan-bulan. Bahkan ada loh, saham yang tinggi karena diviralkan oleh orang tertentu, dan ternyata setelah itu amblas enggak pernah muncul di permukaan lagi.
So, investor pintar tidak boleh FOMO, karena investor pintar akan berpikir dalam jangka panjang, bukan sekadar pengin memanfaatkan situasi.
5. Beli Saham Murah tanpa Lihat Prospek
Dalam membeli saham, jangan hanya berfokus pada harga yang murah. Kamu juga perlu mempertimbangkan prospek perusahaan ke depannya untuk memprediksi untung atau rugi di masa depan.
Karena ya, memang begitulah prinsip investasi kan? Menanam modal hari ini, untuk mendapatkan keuntungan di kemudian hari.
Oleh karena itu, investor pemula perlu melihat rekan jejak perusahaan, mulai dari manajemen, perjalanan sejarah, dan peluang di masa depan, dan lainnya. Jangan hanya melihat saham dari harga murah atau mahal saja.
6. Tidak Memiliki Rencana Investasi
Bagaimana bisa berinvestasi tanpa diiringi dengan rencana keuangan? Ya karena kita adalah investor, bukan seseorang yang sekadar beli gorengan di pinggir jalan.
Investor pemula perlu memahami bahwa menyusun rencana atau strategi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan keuangan dan berinvestasi.
Namun, faktanya masih banyak investor pemula yang tidak memiliki rencana yang jelas dan spesifik. Mereka umumnya tidak mengetahui batasan risiko dan strategi yang perlu dilakukan saat investasi berjalan tidak sesuai yang diharapkan. Itulah mengapa, mulai dari sekarang harus memikirkan rencana jangka panjang dalam berinvestasi saham.
![7 Kesalahan Umum dalam Cara Main Saham Pemula 7 Kesalahan Umum dalam Cara Main Saham Pemula](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2023/10/cara-main-saham-pemula-960x576.jpg)
7. Tidak Mempersiapkan Diri untuk Kerugian
Hal yang perlu diingat dari kegiatan investasi adalah tidak ada untung atau rugi yang abadi. Apalagi, saham termasuk jenis investasi yang memiliki risiko yang tinggi, sehingga kamu perlu mempersiapkan diri dalam menghadapi kerugian.
Investor pemula perlu menyadari bahwa kerugian adalah bagian untuk berproses. Itulah pentingnya menata mental dan mempersiapkan dana darurat saat menghadapi kerugian. Dengan begitu, kamu tidak akan mengambil keputusan yang impulsif.
Beberapa kesalahan cara main saham pemula yang dijelaskan di atas bisa dijadikan pembelajaran agar tidak melakukannya di kemudian hari. Akan lebih baik lagi jika kamu mampu belajar dari pengalaman para investor yang telah sukses, sehingga dapat menerapkannya dalam berinvestasi.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Menjadi Bapak Rumah Tangga seperti Irfan Bachdim: Tukar Peran Itu Tak Masalah!
Lagi ramai nih di jagat media sosial, tentang pengakuan Jennifer Bachdim kalau sekarang menjadi tulang punggung keluarga. Pasalnya, suaminya, pesepakbola Irfan Bachdim, sudah habis kontrak dengan Persis Solo, dan belum menemukan klub bola baru yang pas dengan kebutuhannya. Alhasil, Irfan Bachdim pun menjadi bapak rumah tangga—stay at home dad, mengurus 4 anak mereka.
Cerita ini dituturkan sendiri oleh Jennifer Bachdim dalam sebuah podcast, yang langsung viral tak lama kemudian. Tak ditemukan rasa yang gimana-gimana sih pada Jennifer Bachdim saat menceritakan hal ini. Justru dengan bangga, Jennifer menggambarkan betapa Irfan sekarang sedang menikmati masa-masa rehatnya, lantaran sudah bertahun-tahun bekerja keras jauh dari keluarga.
Sekarang, ada kesempatan bagi mereka untuk bertukar peran sejenak; Jennifer menjadi tulang punggung mencari nafkah, dan Irfan menjadi bapak rumah tangga, mengurus anak-anak.
Tukar Peran Rumah Tangga dalam Perspektif Masyarakat
![Menjadi Bapak Rumah Tangga seperti Irfan Bachdim: Tukar Peran Itu Tak Masalah! Pasangan Suami Istri Sering Saling Merahasiakan 5 Hal Keuangan Ini](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/02/rahasia-keuangan-pasangan-suami-istri.jpg)
Mengapa kisah ini viral? Sepertinya sih, tak jauh-jauh dari perspektif masyarakat di Indonesia ya. Pasalnya, yang dianggap umum selama ini adalah ketika istri di rumah saja dan mengurus keluarga, dan suami yang pergi bekerja mencari nafkah.
Dikutip dari CNBC, dalam pasal 31 ayat tiga UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di Indonesia, dinyatakan bahwa suami berperan sebagai kepala keluarga, sedangkan istri sebagai ibu rumah tangga. Begitulah posisi formal seorang suami istri dalam sebuah keluarga.
Selanjutnya, diatur pula dalam Pasal 80 ayat 4 Kompilasi Hukum Islam mengenai kewajiban nafkah yang harus dipenuhi suami, yang mencakup kebutuhan dasar istri, biaya hidup sehari-hari, dan biaya pendidikan anak. Apabila suami tidak memenuhi kewajiban-kewajibannya, istri memiliki hak untuk mengajukan gugatan nafkah berdasarkan Pasal 34 ayat 3 UU Perkawinan.
Nah, itu dia menurut hukum. Namun, seiring berubahnya waktu, fenomena pertukaran peran dalam mencari nafkah menjadi semakin umum dan dianggap wajar. Situasi dan kondisi yang berbeda dalam setiap rumah tangga sering kali menjadi alasan di balik keputusan ini.
Penyebab Istri Menjadi Tulang Punggung seperti Jennifer Bachdim
![Menjadi Bapak Rumah Tangga seperti Irfan Bachdim: Tukar Peran Itu Tak Masalah! Saat Gaji Istri Lebih Besar, 5 Hal yang Harus Diingat oleh Pasangan Bekerja](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2019/08/gaji-istri-lebih-besar.jpg)
Dalam hidup berumah tangga sendiri, ada hal-hal yang bisa terjadi dan akhirnya “memaksa” suami dan istri harus bertukar peran: si suami tinggal di rumah–jadi bapak rumah tangga, dan istri yang bekerja sebagai pencari nafkah utama.
Apa saja yang bisa memicu hal ini terjadi?
1. Kehilangan Pekerjaan
Seperti kondisi yang dialami oleh Irfan Bachdim, pertukaran peran dalam rumah tangga bisa terjadi karena suami kehilangan pekerjaan. Sepertinya sih, ini adalah penyebab yang paling banyak terjadi, ketika kemudian istri maju dan menggantikan suami sebagai tulang punggung keluarga.
2. Masalah Kesehatan
Masalah kesehatan bisa menjadi kondisi lain yang menyebabkan suami memutuskan untuk menjadi bapak rumah tangga. Bisa jadi ada penyakit yang mengharuskannya untuk bed rest, atau lebih banyak beristirahat di rumah. Enggak hanya mengidap penyakit, bisa juga suami mengalami kecelakaan, atau cedera. Juga enggak selalu fisik, bisa juga secara mental.
3. Karier Istri Lebih Menjanjikan
Sementara, ada juga pasangan yang memang bersepakat istri sebagai pencari nafkah utama karena karier istri lebih menjanjikan. Hal tersebut juga sangat wajar terjadi belakangan, ketika kesetaraan gender sudah diakui di mana-mana.
4. Suami Fokus ke Pendidikan
Beberapa kondisi lain yang juga bisa menjadi penyebab istri beralih peran menjadi pencari nafkah utama adalah suami ingin fokus untuk melanjutkan pendidikannya. Ada banyak perusahaan yang memberikan benefit untuk melanjutkan pendidikan bagi karyawannya. Meski pendidikannya difasilitasi, tetapi bisa jadi juga ada efek pada penghasilan yang rutin didapatkan. Karena dirasa tidak cukup lega untuk kebutuhan, maka istri bisa saja memutuskan untuk mencari nafkah ekstra.
Atur Keuangan sebagai Bapak Rumah Tangga
![Menjadi Bapak Rumah Tangga seperti Irfan Bachdim: Tukar Peran Itu Tak Masalah! Menjadi Bapak Rumah Tangga seperti Irfan Bachdim: Tukar Peran Itu Tak Masalah!](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2023/09/bapak-rumah-tangga-960x576.jpg)
Ya, sebenarnya sih, kondisi ini tidak menjadi masalah. Menilik kasus Irfan dan Jennifer Bachdim, terlihat bahwa memilih untuk menjadi seorang bapak rumah tangga dapat memiliki keuntungan tersendiri, asalkan diambil berdasarkan kesepakatan bersama antara suami dan istri.
Untuk pasangan yang ingin menerapkan model ini dalam kehidupan rumah tangga mereka, ada beberapa hal yang kemudian perlu dilakukan. Mengapa perlu? Karena ada perubahan fase hidup di sini. So, bisa jadi akan mengubah rencana keuangan keluarga juga nantinya.
Buat Anggaran yang Realistis
Kalau biasanya istri menjadi manajer keuangan, maka mungkin sekaranglah waktunya bagi bapak rumah tangga untuk menguasai keterampilan yang sama.
Yang pertama harus dilakukan adalah mengidentifikasi semua pengeluaran bulanan tetap, seperti tagihan utilitas, cicilan rumah, atau biaya sekolah anak, juga kebutuhan rutin lainnya. Jika istri sudah punya catatan keuangan, tugas ini pastinya sih lebih ringan. Tinggal duduk berdua, dan tektokan.
Jangan lupa untuk menetapkan dana khusus untuk pengeluaran tidak terduga untuk menghindari stres finansial. Dengan kata lain, cek dan pantau dana daruratnya.
Tabungan dan Investasi
Dengan tetap berdiskusi dengan istri, tetap sisihkan sebagian pendapatan keluarga di awal sebisa mungkin untuk tabungan jangka panjang. Kalaupun harus disesuaikan, tentu enggak masalah. Kan, menyesuaikan dengan penghasilan juga.
Cek posisi dan rencana investasi dan tabungan yang sudah ada, dan lakukan review untuk berbagai tujuan finansial yang sudah ditentukan sebelumnya. Kalau perlu mengubah rencana, jangan ragu ya.
Belanja secara Efisien
Bapak-bapak juga harus belajar belanja dengan cermat dan bijak, kalau sebelumnya hal ini dilakukan oleh istri saja. Kenali apa saja kebutuhan keluarga dan belajar membedakannya dari keinginan, lalu sesuaikan ya. Belajar dari istri bagaimana melakukan perbandingan harga untuk mendapatkan penawaran terbaik: harganya bersahabat di dompet, sementara daya gunanya tetap terbaik.
Pengendalian Utang
Ada utang keluarga? Jika iya, cek apakah sudah ada rencana pembayaran yang realistis dan cermat untuk mengurangi beban finansial. Jika memang penghasilan berkurang, akan lebih baik untuk menghindari penambahan utang baru, terutama yang bersifat konsumtif.
Belajar Keuangan
Sebagai bapak rumah tangga, yuk, belajar keuangan dan meningkatkan pengetahuan tentang manajemen keuangan. Bisa dari berbagai buku, baca-baca artikel atau postingan media sosial, sampai ikut FCOS, kelas keuangan online dari QM Financial.
So, memutuskan untuk berperan sebagai bapak rumah tangga itu juga tak mudah. Karena itu, harus tetap dihargai sebagai suatu pilihan yang layak. Bagaimanapun, kita harus menghormati keputusan setiap keluarga dengan kondisi yang berbeda.
Kesepakatan dengan pasangan, perspektif dan visi yang sama memang menjadi hal penting demi menjalankan rumah tangga yang sehat. Enggak hanya soal beban pekerjaan, tetapi juga empati, pengertian, dan cinta.
Dalam menjalankan peran sebagai bapak rumah tangga, tetaplah memprioritaskan komunikasi terbuka dan saling menghargai. Bukan hanya soal membagi tanggung jawab, tetapi juga tentang membangun sebuah tim yang solid. Faktanya, setiap anggota keluarga berhak tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang aman, stabil, dan penuh kasih sayang.
Semoga dengan tip dan pedoman ini, para bapak rumah tangga di seluruh dunia dapat merangkul peran mereka dengan penuh keyakinan, kemandirian, dan kebanggaan, membawa kesejahteraan dan kebahagiaan yang berkelanjutan bagi keluarga mereka.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Memahami Psikologi di Balik Proses Perencanaan Keuangan
Proses perencanaan keuangan adalah salah satu langkah kunci dalam mencapai stabilitas keuangan dan keberlanjutan keuangan jangka panjang. Namun, sering kali terlupakan, bahwa di balik perhitungan angka dan strategi investasi, terdapat faktor yang tak kalah penting dalam menentukan kesuksesan perencanaan keuangan: psikologi.
Yeps, psikologi memainkan peran yang sangat signifikan dalam pengambilan keputusan keuangan seseorang. Hal ini mencakup pemahaman tentang bagaimana emosi, persepsi, dan bias psikologis dapat memengaruhi cara kita mengelola uang, mengambil risiko, dan merencanakan masa depan finansial kita.
So, kali ini kita akan membahas berbagai aspek psikologi di balik proses perencanaan keuangan, memberikan wawasan tentang bagaimana pemahaman yang lebih baik tentang psikologi dapat membantu kita membuat keputusan keuangan yang lebih bijaksana dan sukses.
Faktor-Faktor Psikologis yang Memengaruhi Proses Perencanaan Keuangan
![Memahami Psikologi di Balik Proses Perencanaan Keuangan Tujuan Keuangan Jangka Pendek yang Realistis: Bagaimana Menentukan Target yang Terjangkau](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2023/08/tujuan-keuangan-jangka-pendek-960x576.jpg)
1. Bias keuangan
Bias keuangan adalah kesalahan atau penyimpangan yang bisa terjadi dalam proses perencanaan keuangan, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis dan emosional. Hal ini kemudian bisa mengarah pada pengambilan keputusan yang kurang tepat dalam hal keuangan.
Bias keuangan merupakan salah satu aspek penting dalam memahami psikologi di balik proses perencanaan keuangan. Misalnya saja bias konfirmasi, yang membuat orang cenderung mencari dan mengingat informasi yang mengonfirmasi keyakinan atau pandangan mereka, sementara mengabaikan atau mengesampingkan informasi yang tidak sejalan dengan pandangan tersebut. Hal ini dapat mengakibatkan ketidakseimbangan dalam penilaian risiko dan manfaat investasi.
Masih ada beberapa jenis bias keuangan lain yang bisa terjadi. Seperti bias karena efek overconfidence, loss aversion, bias karena efek Dunning-Kruger—yang membuat orang merasa lebih kompeten daripada yang sebenarnya, dan lain sebagainya.
Pada dasarnya, bias keuangan ini merupakan fenomena alami. Namun, jika tidak disadari dan dikelola, akhirnya ya akan memengaruhi keputusan yang harus dibuat. Nah, ini kalau ternyata sampai salah, akibatnya bisa saja fatal.
2. Toleransi risiko
Toleransi risiko adalah tingkat kenyamanan seseorang terhadap risiko finansial yang mereka ambil dalam investasi atau perencanaan keuangan. Toleransi risiko adalah faktor psikologis yang memengaruhi proses perencanaan keuangan karena dapat memengaruhi jenis investasi yang mereka pilih, alokasi aset, dan sejauh mana mereka bersedia mengambil risiko dalam upaya mencapai tujuan keuangan mereka.
3. Pengambilan keputusan emosional
Pengambilan keputusan emosional adalah proses pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh emosi, perasaan, atau reaksi impulsif, daripada berdasarkan pertimbangan rasional atau analisis yang objektif.
Contohnya adalah Ketika seseorang merasa senang atau tergoda oleh penawaran atau iklan tertentu, mereka bisa saja impulsif sehingga memutuskan membeli tanpa pertimbangan matang. Ini bisa termasuk membeli barang-barang yang sebenarnya enggak diperlukan, bahkan lebih jauh bisa berutang yang tidak perlu.
Atau juga FOMO, yaitu ketika seseorang melihat orang lain menghasilkan uang dengan cepat dari investasi tertentu, mereka kemudian merasa cemas bahwa mereka sudah melewatkan peluang dan akhirnya membuat keputusan keuangan yang ceroboh.
4. Pengaruh lingkungan sosial
Pengaruh lingkungan sosial adalah faktor psikologis yang kuat yang dapat memengaruhi perilaku keuangan seseorang. Lingkungan sosial mencakup hubungan, keluarga, teman-teman, komunitas, dan budaya di sekitar kita. Pengaruh ini dapat memiliki dampak signifikan pada keputusan keuangan juga.
Strategi untuk Mengatasi Hambatan Psikologis dalam Proses Perencanaan Keuangan
![Memahami Psikologi di Balik Proses Perencanaan Keuangan Memahami Psikologi di Balik Proses Perencanaan Keuangan](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2023/09/proses-perencanaan-keuangan-960x576.jpg)
Mengatasi faktor psikologis yang dapat menghambat proses perencanaan keuangan adalah kunci untuk membuat keputusan keuangan yang lebih baik.
Berikut beberapa strategi yang dapat membantu seseorang mengatasi hambatan psikologis dalam proses perencanaan keuangan tersebut.
Ikut Kelas Keuangan
Yang pertama, kamu perlu untuk meningkatkan pemahaman tentang keuangan yang lebih dalam. Semakin kamu memahami konsep-konsep keuangan dan investasi, semakin mungkin kamu membuat keputusan yang rasional.
Ikut berbagai kelas keuangan yang ada di QM Financial deh. Ada banyak kelas dengan topik beragam dan disusun secara berjenjang, mulai dari yang paling basic sampai yang advanced. Kamu bisa memilih yang sesuai dengan kebutuhanmu. Di kelas-kelas tersebut, kamu bisa mendapatkan banyak insight langsung dari para trainer QM yang sudah berpengalaman. Pada akhirnya, kamu bisa membuat berbagai keputusan keuangan berdasarkan pada apa yang menjadi kebutuhan, tak lagi dipengaruhi oleh berbagai faktor psikologis.
Identifikasi Bias Pribadi
Kenali bias keuangan yang mungkin memengaruhi keputusanmu dalam proses perencanaan keuangan. Apakah kamu memiliki bias ke arah konfirmasi? Apakah kamu cenderung overconfident? Dengan mengenali bias-bias ini, kamu dapat lebih waspada terhadap hal-hal yang memunculkan bias tersebut.
Buat Rencana Keuangan
Membuat rencana keuangan yang jelas dan terstruktur adalah cara yang baik untuk mengatasi pengambilan keputusan emosional. Rencana ini harus mencakup tujuan keuangan, alokasi aset, dan strategi investasi yang sesuai dengan profil risikomu.
Diversifikasi Portofolio
Diversifikasi adalah salah satu cara terbaik untuk mengurangi risiko investasi dan risiko keuangan yang lain. Dengan menyebar investasimu di berbagai aset dan kelas aset, kamu dapat mengurangi dampak potensial dari keputusan buruk di satu aset tertentu.
Buat dan Patuhi Rencana Investasi Jangka Panjang
Jangan terpengaruh oleh fluktuasi pasar harian atau berita keuangan yang berlebihan. Buat rencana investasi jangka panjang yang mempertimbangkan tujuan keuanganmu, dan patuhi rencana tersebut meskipun terjadi volatilitas pasar.
Pertimbangkan Emosi
Sebelum mengambil keputusan keuangan penting, pertimbangkan emosimu. Apakah kamu merasa takut, serakah, atau terlalu percaya diri? Kesadaran akan emosi ini dapat membantumu mengambil keputusan yang lebih baik.
![Memahami Psikologi di Balik Proses Perencanaan Keuangan 5 "Penyakit" yang Bikin Anak Muda Gagal dalam Perencanaan Keuangan](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2022/08/perencanaan-keuangan-penyakit-960x640.jpg)
Review Rencana Secara Teratur
Rencana keuangan enggak harus statis. Bahkan rencana keuangan itu wajar banget kalau berubah seiring waktu. Yah, namanya hidup kan? Kita semua pasti melalui banyak fase, yang bisa mengubah banyak hal dalam hidup.
Selama perjalanan hidup ini, tujuan dan situasi finansial kita dapat berubah. So, enggak ada salahnya sama sekali kalau kita juga melakukan berbagai proses perencanaan keuangan, sehingga memunculkan rencana baru yang lebih sesuai dengan kondisi. Jadi, enggak perlu takut untuk mengubah rencana. Ofkors, dengan melakukan review dan berbagai pertimbangan lebih dulu.
Dalam dunia yang penuh ketidakpastian finansial, memahami psikologi di balik proses perencanaan keuangan adalah kunci untuk mencapai keberhasilan dalam mencapai tujuan keuangan kita.
Melalui kesadaran akan bias keuangan, pengambilan keputusan emosional, dan pengaruh lingkungan sosial, kita dapat belajar untuk mengatasi hambatan psikologis yang dapat menghambat perencanaan keuangan ini. Dengan demikian, kita dapat lebih baik mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan finansial, dan kemudian bisa mengambil langkah-langkah yang lebih bijaksana.
Terlebih lagi, penggunaan strategi ini akan membantu kita dalam mengelola keuangan kita dengan lebih seimbang, menghindari jebakan-jebakan psikologis, dan meraih masa depan finansial yang lebih cerah.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!