Sepertiga Pengeluaran Rumah Tangga Habis untuk Makan di Luar: Trik Hemat Kulineran Ini Wajib Dilakukan
Dari Household Spending Survey yang dilakukan oleh NielsenIQ memberikan fakta cukup mengejutkan, bahwa pada Q2 2022, ada peningkatan pengeluaran rumah tangga pada pos leisure activity khususnya soal makan di luar. Peningkatannya lumayan lo, dari 27% di tahun Q2 2021 menjadi 30% di Q2 2022.
Memang ya, makan di luar apalagi yang dilakukan bareng keluarga, teman, atau siapa pun itu jadi aktivitas healing tersendiri. Enggak selalu perlu ke restoran mahal atau mevvah, kadang bisa menemukan warung emperan atau kaki lima, atau sekadar penjual keliling yang ditemui saat jogging bareng saja, tetap seru kok.
Dan, ternyata, hal ini enggak cuma sedikit yang melakukan. Bahkan konon, sepertiga pengeluaran rumah tangga rata-rata penduduk Indonesia banyak digunakan untuk makan di luar.
Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu juga salah satu yang hobi makan di luar, apalagi ramai-ramai bareng keluarga atau teman? Pernah menghitung enggak, sebulan habis berapa?
Ya memang, kalau sudah ada pos atau alokasinya, kita akan lebih mudah menghitung berapa banyak habisnya sebulan buat makan di luar. Pun lebih mudah juga untuk mengendalikan atau mengontrolnya. Pasalnya, makan di luar ini termasuk pos pengeluaran bukan kebutuhan esensial, betul? Makannya sih kebutuhan esensial, tapi ‘di luar’-nya bukan esensial, karena sebenarnya kan kita bisa masak dan makan di rumah saja supaya lebih hemat.
Tapi ya, gitu. Kadang kita butuh healing, sesuatu yang berbeda, yang mengasyikkan, supaya hidup enggak flat doang. Kayak keripik.
Jadi, gimana dong ya, cara mengatur keuangan supaya acara makan di luar tetap jalan, sementara keuangan juga enggak boncos, cash flow juga tetap sehat?
Trik Hemat Makan di Luar
1. Kumpulkan referensi
Sebelum makan di luar, tentukan dulu mau makan apa atau makan di mana. Lalu kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya. Kadang, yang terasa mahal sih bukan harganya saja. Tapi misalnya, kita sudah memilih resto atau warung, harganya terjangkau sih, tapi suasananya enggak nyaman, makanannya enggak enak … nah, terasa mahal deh jadinya. Betul?
So, enggak sekadar viral, tapi carilah yang memang sreg di hati. Cari ratingnya di Google Map, atau reviewnya di akun-akun media sosial foodies, dan sebagainya. Zaman sekarang mah gampang kan, mencari referensi?
2. Cek harganya
Di Google Map, pada umumnya resto atau warung akan menampilkan menu, atau setidaknya diposting oleh orang-orang yang sudah pernah datang berkunjung sebelumnya. Nah, kamu bisa cek dulu harganya.
Pastikan, kamu hanya makan di tempat yang memang sesuai dengan kemampuanmu. Memang sih, ada kemungkinan harga menu berubah. Mungkin karena orang-orang sudah mempostingnya setahun atau beberapa tahun yang lalu. Tetapi, biasanya juga tidak akan terlalu banyak selisihnya.
So, informasi harga yang kamu dapatkan ini bisa dipakai untuk membuat anggaran atau bujet makan di luar bareng-bareng nanti.
3. Siapkan anggaran
Yes, dalam hal apa pun—terutama yang berkaitan dengan keuangan—anggaran adalah koentji. Termasuk ketika kita pengin makan di luar bareng keluarga atau teman-teman. Jadi, ayo, dibuat dulu bujetnya sebelum berangkat. Tentukan mau makan di mana, dengan bujet berapa.
Bujet ini bisa kamu ambilkan dari alokasi penghasilan sebesar 10% yang disisihkan untuk lifestyle, agar pos kebutuhan rutinmu enggak terganggu, dan kalau acara makan di luar ini menjadi acara healing rutin. Namun, jika memang tidak mengganggu atau kamu bisa mengendalikan dengan baik, anggaran makan di luar ini kamu ambil dari pos kebutuhan sehari-hari juga enggak masalah.
So, semua tergantung pada kondisi masing-masing.
4. Manfaatkan promo atau program diskon
Zaman sekarang, banyak bisnis kuliner yang royal memberikan program promo dan diskon. Mereka juga butuh untuk mendongkrak penjualan, bukan? Salah satunya ya dengan mengadakan program promo.
Cari informasi mengenai berbagai program promo dan diskon kuliner yang sedang berlangsung. Biasanya cukup banyak programnya nih kalau kamu adalah pengguna kartu kredit. Jika memang kamu hendak memanfaatkan berbagai reward kartu kredit demi bisa ajak keluarga makan di luar, kamu harus berhati-hati ya. Jangan sampai justru membuatmu jatuh ke dalam kesulitan keuangan karena berutang tanpa berpikir dengan bijak. Ingat akan syarat utang sehat ya.
Selain kartu kredit, berbagai layanan dompet digital juga sering menawarkan diskon dan promo. Terutama jika kamu kemudian menggunakan layanan mereka sebagai alat pembayarnya. Banyak juga bank atau layanan yang menawarkan cashback jika menggunakan kartu debit atau QRIS. Nah,, ini juga bisa kamu manfaatkan lo.
Informasi promo dan diskon lain juga bisa kamu dapatkan dari media sosial. Biasanya sih ada syarat tertentu yang diminta. Jadi, cermati dulu ya, supaya programnya bisa kamu manfaatkan semaksimal mungkin.
5. Pilih porsi besar atau paket
Ada kalanya restoran menawarkan menu paket atau porsi besar yang memungkinkan untuk dimakan bareng-bareng. Yang kayak gini, biasanya jatuhnya lebih hemat lo, kalau kamu makan di luar bareng keluarga dalam jumlah yang cukup banyak, ketimbang memesan sendiri-sendiri per porsi perseorangan.
So, coba cermati menunya. Kalau memang banyak yang punya kesamaan selera, lebih baik pesan paket saja. Biasanya sudah termasuk menu pembuka, menu utama, nasi, dan minuman.
Nah, bagaimana? Apakah kamu sudah melakukan semua trik di atas agar lebih hemat saat makan di luar bareng keluarga atau teman-teman?
Makan di luar memang bisa menjadi sarana mendekatkan antarindividu, baik itu dalam keluarga atau dalam pertemanan. Rasa bonding satu sama lain akan lebih kuat, dan pastinya tercipta kebahagiaan dengan makan bareng ini. Boleh saja kok sering-sering makan di luar, malahan ini bagus untuk perekonomian kan? Namun tentu saja, harus dikendalikan dan disesuaikan dengan kemampuan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Hemat Pengeluaran, Hemat BBM: Lakukan 4 Hal Ini!
Naiknya harga BBM di bulan September pastinya menambah beban keuangan kita. So, memang kalau pengin menekan pengaruhnya, salah satu cara terefektif adalah dengan hemat BBM.
Perlu diketahui, bahwa menurut hasil riset yang dilakukan oleh Mandiri Institute April 2022, kenaikan harga BBM memengaruhi pengeluaran 10% penduduk. Mereka merasakan peningkatan pengeluaran sebesar 4 – 6.8%. Sementara, bagi kelas atas, pengeluaran juga terpengaruh dan meningkat sebesar 5.2%.
Inflasi sendiri meningkat hingga 4.94% pada Juli 2022, dan kenaikan BBM yang terjadi di bulan September ini juga pasti akan memengaruhi laju kenaikannya dalam beberapa waktu ke depan. Bahkan, sudah diperhitungkan, kalau inflasi bisa naik 6% hingga 7% setiap tahun, saat Pertalite berada di harga Rp10.000 per liter. Pasalnya, pada setiap kenaikan Rp1.000 per liter BBM, inflasi akan ikut naik juga 0.4 poin persentase.
So, ya gimana lagi? Lagi-lagi kita harus beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan kondisi yang berubah. Kalau mau ngomongin soal terdampak, semua orang juga kena efeknya. Jadi, mari kita berupaya supaya efeknya enggak terlalu fatal.
Kalau kamu baca di beberapa artikel sebelumnya, kita sudah membahas mengenai hal-hal yang bisa kita lakukan untuk mengelola pengeluaran sementara harga BBM naik. Boleh lo, dibaca lagi ya.
So, selain memotong pengeluaran lifestyle, substitusi barang kebutuhan pokok, restrukturisasi utang, dan sebisa mungkin tambah penghasilan, ya satu hal yang penting untuk kita lakukan adalah dengan hemat BBM itu sendiri.
Hemat Pengeluaran, ya Hemat BBM
Karena “biang kerok”-nya adalah BBM, maka ya paling pas untuk mengatasi masalah yang mungkin timbul adalah hemat BBM yang kita pakai.
Enggak, ini bukan soal mengurangi anggaran beli BBM, karena ini kadang malah sulit untuk dipangkas. Tapi lebih ke soal sudahkah kita melakukan penghematan terhadap energi? Karena kalau kita bisa menghemat energi yang kita pakai, secara otomatis pula, pengeluaran akan bisa ditekan.
So, yuk, kita lakukan hemat BBM; hemat energi sehingga hemat pula pengeluaran. Apa yang bisa kita lakukan? Berikut beberapa di antaranya.
1. Gunakan kendaraan umum jika memungkinkan
Hal pertama yang bisa kamu lakukan adalah mencoba untuk menggunakan kendaraan umum jika memungkinkan.
Dikatakan memungkinkan karena yah, siapa tahu tujuan kepergianmu memang jauh atau hanya bisa dijangkau dengan kendaraan pribadi. Tapi, di luar alasan tersebut, cobalah untuk mengganti pemakaian kendaraan pribadi dengan kendaraan umum.
Jenis dan kondisi kendaraan umum—terutama di Jakarta—saat ini sudah sangat baik. Ada banyak pilihan, yang bisa kamu sesuaikan dengan kebutuhanmu. Misalnya nih, alih-alih pakai mobil pribadi, mungkin akan lebih seru lo, kalau kamu hangout ke mal dan berangkat dengan MRT bareng teman-temanmu beramai-ramai.
Mungkin memang tak selalu bisa pakai kendaraan umum, tetapi mana kala bisa, cobalah naik kendaraan umum saja. Selain kamu bisa hemat BBM, kamu juga ikut berkontribusi mengurangi kemacetan lalu lintas kan?
2. Bijak dalam menggunakan kendaraan
Memang sih, mesin mobil kadang sudah disetel untuk hemat BBM. Begitu juga dengan motor. Tetapi, hal ini akan percuma kalau ternyata kamu kurang paham bagaimana menggunakan kendaraan dengan benar.
Misalnya saja, gaya kamu mengendarai mobil cenderung agresif, ngegas terus, malas ganti persneling, dan sebagainya. Nah, hal-hal seperti ini bisa membuat kamu boros bensin lo!
Cobalah untuk lebih kalem dalam mengendarai kendaraanmu; pijak pedal gas perlahan, pindah persneling dengan baik dan smooth, sesuaikan dengan kecepatan, jangan terlalu sering memacu mobil hingga suaranya menggerung. Hidupkan AC sesuai kondisi, dan matikan mesin jika kamu berhenti cukup lama.
Nah, hal-hal kecil seperti ini, jika kamu lakukan secara konsisten, dapat membantumu hemat BBM lo. Yang biasanya bensin 3 hari sekali harus mengisi, mungkin dengan cara mengendara yang lebih baik, bisa diisi 5 hari sekali atau seminggu sekali. Lumayan banget kan?
3. Pastikan kondisi kendaraan baik
Yang ketiga ini juga sering disepelekan. Mungkin malah enggak tahu, kondisi kendaraan seperti apa yang baik itu? Memangnya ada efek terhadap BBM yang harganya naik?
Eh, jangan salah. Kondisi kendaraan yang baik sangat berpengaruh terhadap pemakaian BBM lo. Misalnya saja, kalau oli mesin terpantau dan diganti berkala, mesin bersih, knalpot bersih, tekanan ban yang pas, maka mesin akan berjalan dengan baik dan enggak ngoyo. Mesin yang ngoyo akan butuh BBM lebih banyak.
Karena itu, pastikan kendaraan kamu diservis secara teratur sesuai arahan bengkel ya.
4. Pertimbangkan energi alternatif
Nah, tip hemat BBM yang keempat ini memang belum terlalu familier ya, apalagi jika dipertimbangkan sebagai pengganti BBM. Memang sudah ada wacana untuk mengganti mobil bertenaga bahan bakar fosil ke listrik, tetapi sepertinya ini akan menjadi rencana jangka panjang. Meskipun kalau dari pemerintah sih, presiden sudah meminta untuk mengganti mobil dinas pemerintahan dengan mobil listrik. Namun, untuk kita, harga mobil listrik itu sendiri tidaklah murah. Dengan kondisi yang sekarang, rasanya masih agak sulit.
Namun, bukan berarti lantas diabaikan. Ada baiknya juga untuk mulai dipikirkan. Mungkin kamu bisa membuat tujuan keuangan khusus untuk membeli mobil listrik? Siapa tahu nanti juga akan ada insentif dari pemerintah, seperti program-program sebelumnya yang ditujukan untuk kesejahteraan rakyat. Ya kan?
Sementara, mungkin kamu bisa mempertimbangkan menggunakan energi alternatif untuk hal lain dulu. Mungkin mengganti kompor gas menjadi kompor listrik? Atau, bisa juga yang lainnya.
Memang hal ini tidak akan berdampak langsung, tetapi akan terasa juga efeknya pada pengeluaran kamu nantinya.
Nah, gimana? Semoga sih enggak terlalu sulit ya, melakukannya. Hal-hal di atas harus kamu lakukan bersamaan dengan pengelolaan keuangan yang baik. Dengan demikian, efek naiknya harga BBM pun bisa kita minimalkan dan tak membuat kondisi keuangan kita jadi goyah.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Atur Keuangan untuk Pasangan Long Distance Marriage
Adakah di antara kamu yang kini sedang menjalani long distance marriage?
Long distance marriage adalah kondisi hubungan pasangan suami istri yang setelah menikah harus tinggal secara terpisah, bisa lain kota atau bahkan lain negara. Biasanya hal ini disebabkan oleh tuntutan pekerjaan, dinas, dan berbagai kondisi lainnya.
Kondisi ini umumnya tidak dijalani hanya dalam waktu sebentar. Bahkan ada yang harus menjalani hubungan long distance marriage ini sampai bertahun-tahun. Jika sebelum menikah, hal ini sudah disiapkan dan sudah sepakat, tentu tidak akan ada masalah berarti. Namun, ternyata banyak juga yang tidak siap.
Salah satu masalah terbesar dalam kondisi long distance marriage ini adalah soal keuangan. Kebayang kan, ketika sebuah keluarga harus berjibaku mengurus “dua rumah tangga”. Satu rumah tangga saja kadang terasa begitu berat.
Ditambah lagi, ada data dari Journal of Sex & Marital Therapy yang mengungkapkan fakta, bahwa tinggal berjauhan menjadi salah satu alasan perceraian yang paling umum. Banyak responden mengaku, bahwa hal ini membuat pengelolaan keuangan rumah tangga menjadi kurang transparan, hingga sering kali terjadi masalah.
Meski demikian, kadang seperti blessings in disguise, pasangan long distance marriage ini—karena keadaan—malah jadi terbiasa untuk hidup prihatin, hemat, dan serba perhitungan. Umumnya mereka terbiasa menabung, karena berharap bisa lebih sering berkumpul.
So, bisa kita simpulkan, bahwa komunikasi memang menjadi hal terpenting, terutama jika menyangkut keuangan dalam rumah tangga. Ini tak hanya terjadi pada pasangan long distance marriage, tetapi yang tinggal serumah pun tak luput dari hal yang sama.
Atur Keuangan Pasangan Long Distance Marriage
Buat gambaran detail
Gambaran detail mengenai apa? Mengenai kondisi satu sama lain.
Misalnya, masing-masing tinggal di mana? Di lingkungan seperti apa? Bagaimana kebiasaan di sana? Bagaimana harga-harga barang kebutuhan pokoknya? Punya sendiri atau sewa? Bagaimana akses transportasinya? Bagaimana kebutuhan makannya? Apakah mau masak sendiri setiap hari, atau bagaimana?
Selain seputar lingkungan tempat tinggal, juga jangan lupa untuk survei transportasi antarkota, yaitu dari kota pasanganmu ke kota tempat tinggalmu. Untuk bolak-balik, butuh biaya berapa? Cek juga jadwal kerja, apakah memungkinkan untuk bertemu dalam periode tertentu? Jika tidak, apa yang bisa dilakukan agar tetap terasa dekat? Mungkin ongkos komunikasi yang ditambah; memperbanyak video call atau pakai aplikasi meeting?
Buat rencana detail untuk masing-masing pihak, dan harus diketahui oleh pihak yang lainnya. Perhitungkan dengan lebih saksama jika beda negara ya. Pastinya akan berbeda sekali.
Buat kesepakatan
Setelah masing-masing ada gambaran, buatlah kesepakatan. Tentang apa? Ya, semuanya, terutama soal pos pengeluaran dan anggaran belanja rumah tangga. Misalnya, pertimbangkan apakah perlu membuat rekening bersama di samping memiliki rekening pribadi? Rekening bersama nantinya bisa dipakai untuk pengeluaran bersama, misalnya untuk setiap kali bertemu, atau jika ada keperluan bersama lainnya.
Lalu sepakat berbagi peran. Karena ada dua rumah tangga, kemungkinan masing-masing akan punya pengeluaran kebutuhan sendiri-sendiri. Sepakatilah bagaimana pengaturannya. Misalnya soal uang sewa tempat tinggal. Bagaimana dengan kebutuhan anak-anak? Apakah akan membuat rekening khusus lagi?
Jaga agar komunikasi tetap lancar
Kuncinya memang pada kompromi dan kesepakatan. Jadi, buat waktu untuk mengobrol. Memang enggak mudah, karena yang hidup seatap pun kadang juga menemui kesulitan untuk bisa ngobrolin keuangan dengan pasangan, apalagi ini terpisah. Kalau dua-duanya enggak berkomitmen, ya memang akan lebih sulit.
So, ongkos komunikasi memang akan lebih banyak. Jadi, diatur ya, supaya tetap terkendali tetapi tetap lancar. Pilih cara berkomunikasi yang paling nyaman. Kalau memungkinkan, jadwalkan kapan mau video call supaya masing-masing enggak mengganggu jadwal kerja, misalnya. Kan, kalau beda negara, kemungkinan juga akan beda zonasi waktu.
Kepercayaan
Kalau mau sukses dalam hal ini, ya kepercayaan pada pasangan harus dibangun dengan baik. Apalagi soal keuangan ya—belum termasuk hal-hal lainnya lo.
Menyadari bahwa long distance marriage adalah bukan hal yang mudah adalah penting, saling terbuka adalah koentji. Ketidakpastian akan terus dihadapi, jadi kebutuhan akan dana darurat menjadi sangat penting. Apalagi di masa-masa awal, bakalan terasa berat.
Rajin menabung dan investasi
Tetap miliki cita-cita dan mimpi bersama, lalu jadikan sebagai tujuan keuangan. Boleh atas nama anak, boleh atas nama suatu saat nanti kamu dan pasangan akan melewati juga fase long distance marriage ini. Kalian akan pensiun bersama, sejahtera dan mandiri.
Untuk mewujudkan semua impian itu, berinvestasilah. Duduk bareng, dan pilihlah instrumen yang sesuai. Sepakati, mau seberapa banyak berinvestasi, dan ke mana.
Punya cita-cita dan mimpi bareng ini jadi semacam janji, dan bisa memperkuat ikatan suami istri. Jadi, boleh saja hidup terpisah. Tapi mimpi punya bersama. Tsah.
Harus menjalani long distance marriage, tetapi memiliki keuangan yang sehat. Mungkin ini bisa jadi silver lining untuk kondisi yang berat itu. Kalau dengan jalan ini lantas bisa mencapai tujuan keuangan lebih cepat dan lebih baik, kenapa tidak? Betul?
Nah, itu dia beberapa tip mengatur keuangan rumah tangga untuk pasangan long distance marriage. Mungkin saja kondisi setiap pasangan berbeda, tetapi semoga tip tersebut bisa sedikit memberi inspirasi untuk tetap bertahan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Belajar Neraca Keuangan, yuk! Kamu Bisa Mulai dari Sini!
Belajar bikin neraca keuangan itu memang enggak terdengar seksi sih. Enggak sehype belajar bahasa Korea, atau belajar kripto. Ya kan? Tapi, belajar neraca keuangan ini justru jadi dasar dalam pengelolaan keuangan loh. Jadi, sebaiknya sih enggak disepelekan.
Kadang yang dipahami adalah belajar neraca keuangan itu cuma dibutuhkan oleh mereka yang pengin jadi pengusaha. Nah, ini pemikiran yang keliru loh. Pasalnya, nggak cuma pengusaha yang butuh, semua orang seharusnya belajar neraca keuangan dulu, sebelum beranjak ke hal-hal keuangan yang lain. Kamu yang punya banyak cita-cita dan mimpi, bisa tuh mulai merencanakan untuk mewujudkannya dengan langkah awal belajar neraca keuangan.
Apa Itu Neraca Keuangan?
Neraca keuangan memang merupakan istilah akuntansi, sehingga buat yang awam, dengar saja ibaratnya bisa auto pusing.
Padahal ya biasa saja. Dalam neraca keuangan memang ada laporan keuangan yang merincikan kekayaan yang kita miliki. Di situ ada catatan pengeluaran dan penghasilan, ada catatan utang juga, pun ada catatan aset yang sudah kita punya. Untuk keperluan pribadi, neraca keuangan tidak sekompleks jika digunakan untuk keperluan perusahaan. Jadi, jangan dulu pusing dengan istilah yang ada.
Meskipun bukan pengusaha, belajar keuangan itu sangat penting dilakukan, terutama soal mencatat arus kas. Pasalnya, dengan catatan keuangan yang baik, pengelolaan keuangan pun akan lebih mudah bahkan sampai jangka panjang. Untuk melakukannya, kamu bisa menggunakan software atau aplikasi keuangan, atau bisa juga secara manual.
Beberapa bagian yang perlu diperhatikan dalam belajar neraca keuangan:
- Sumber penghasilan dan jumlahnya, tak hanya penghasilan aktif tetapi juga penghasilan pasif, jika ada. Jangan lupa juga untuk mencatat penghasilan tahunan.
- Pos-pos pengeluaran bulanan, biasanya terdiri atas belanja rutin, cicilan utang, investasi, sosial, dan lifestyle. Kamu bisa menambahkan sesuai kondisi.
- Pos pengeluaran tahunan, yang harus dialokasikan dengan teliti karena biasanya nominalnya besar
- Posisi utang, baik utang produktif maupun konsumtif
- Kepemilikan aset, baik yang bergerak atau tidak bergerak, yang produktif maupun konsumtif
- Hal-hal lain yang berkaitan dengan rencana keuangan pribadi
Pentingnya Belajar Neraca Keuangan
Apa manfaatnya belajar neraca keuangan?
Well, di atas sudah sedikit disinggung, bahwa belajar neraca keuangan bisa jadi langkah dasar bagi kamu untuk mengelola keuangan dengan lebih baik lagi. Kamu mau belajar investasi, belajar saham, belajar kripto, belajar membangun aset, semuanya enggak akan dapat berhasil dengan baik kalau dasar pengelolaan keuangan kamu belum kuat. Dan, dasar pengelolaan keuangan ada pada belajar neraca keuangan.
Selain itu, dengan belajar neraca keuangan, kamu juga belajar untuk membuat standar keuangan sehat untuk dirimu sendiri. Nantinya, kamu bisa melakukan review dan evaluasi untuk memastikan bahwa kebutuhanmu sampai jauh ke depan bisa terpenuhi dengan baik.
Belajar Neraca Keuangan, Mulailah dari Sini!
Mau belajar neraca keuangan? Kamu bisa mulai dengan langkah-langkah berikut ini.
1. Kumpulkan catatan keuangan
Kumpulkan catatan pengeluaran dan juga penghasilan yang bisa dipakai untuk mengisi neraca, mulai dari nota-nota, faktur, dan sebagainya. Kalau kamu biasa cashless, ini malah lebih baik, karena biasanya semua pengeluaran dan pemasukan justru sudah tercatat dengan rapi pada aplikasi yang kamu gunakan. Mau lebih rapi? Tinggal disalin ke dalam catatan.
2. Siapkan neraca
Kamu bisa membuatnya dalam Excel, dengan aplikasi keuangan yang bisa diunduh langsung ke smartphone, atau bisa juga dengan buku catatan manual. Pilih sesuai preferensi, dan yang paling nyaman untukmu.
Neraca terdiri atas pada umumnya terdiri atas 3 bagian, yaitu penghasilan, pengeluaran, dan aset. Nah, tinggal per bagian bisa kamu bagi lagi sesuai kondisi. Misalnya, penghasilan ada penghasilan aktif yaitu gaji dari kantor, ada juga penghasilan pasif misalnya hasil menyewakan properti. Ada juga penghasilan sampingan, jika ada. Pengeluaran bisa dibagi per pos, atau buat yang lebi sederhana: belanja dan kewajiban. Bisa juga dibagi per periode, misalnya pengeluaran bulanan dan tahunan. Sementara aset, bisa dibagi lagi misalnya aset produktif, misalnya kos-kosan atau mobil yang disewakan, termasuk jika kamu punya sejumlah investasi, dan aset konsumtif, misalnya kendaraan yang dipakai sendiri, emas perhiasan, handphone, laptop, dan sebagainya.
3. Isi nilainya
Untuk langkah selanjutnya, isi nilai masing-masing bagian. Per bagian tentu butuh kecermatan.
Biasanya yang agak membingungkan adalah di bagian aset. Sedikit pro tips, isilah nilai aset properti dengan harga jualnya, yaitu harga jika properti tersebut kamu jual. Misalnya, kamu membeli rumah secara KPR. Ketika KPR lunas nanti, nilai rumah tersebut adalah harga beli ditambah bunga KPRnya. Harga jual adalah harga beli ditambah KPR yang masih diperhitungkan dengan keuntungan. Jika lokasi rumah cukup strategis, bisa jadi nilainya akan sangat lebih tinggi daripada saat beli.
Lakukan hal yang sama dengan aset lain yang bernilai ekonomis lebih besar daripada harga beli. Misalnya seperti surat-surat berharga, ataupun emas.
4. Buat track record utang
Utang adalah kewajiban yang enggak boleh dilalaikan. Buatlah track record uang, yang meliputi jumlah pinjaman, jatuh tempo, dan besarnya cicilan. Dengan begini, kamu bisa mengevaluasinya, dan dapat mengantisipasi hal-hal yang mungkin menghambat.
Belajar neraca keuangan juga akan membuatmu lebih bijak ketika mempertimbangkan untuk berutang.
5. Buat track record tujuan keuangan
Belajar neraca keuangan juga dapat membantumu untuk membuat rencana untuk mencapai berbagai tujuan keuangan. Sebut saja seperti membeli rumah pertama, menyekolahkan anak setinggi mungkin, hingga mewujudkan masa pensiun yang sejahtera dan mandiri.
Buat track record masing-masing tujuan keuangan, sehingga kamu bisa tahu bagaimana perkembangannya. Hal ini nantinya juga akan memudahkanmu untuk melakukan review secara berkala, sehingga memastikan bahwa tujuan bisa tercapai dengan paripurna.
Nah, itu dia beberapa hal yang bisa didapatkan dari belajar neraca keuangan dan juga bagaimana memulainya.
Tertarik untuk belajar neraca keuangan lebih jauh lagi?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Pensiunan Punya 3 Pos Pengeluaran Esensial Ini – Apa Saja Ya?
Pernah kepikiran enggak, saat kita sudah menjadi pensiunan nanti, akan seperti apakah hidup kita? Bakalan butuh apa saja ya? Sama enggak dengan kebutuhan kita di masa sekarang?
Yah, ini memang sering terjadi ya. Banyak dari kita yang enggak—atau masih belum—kebayang nantinya akan seperti apa ketika kita sudah jadi pensiunan.
Pengeluaran akan berkurang?
Iya sih, mungkin akan berkurang, enggak sebanyak sekarang. Secara, dana pendidikan anak sudah enggak perlu. Pos cicilan KPR dan utang-utang sudah lunas (AMIN!). So? Ya, tinggal kebutuhan esensial saja kayaknya.
Benarkah demikian?
Coba kita halu sebentar yuk. Bayangkan, kehidupan kita saat pensiun nanti. Kira-kira bakalan butuh apa saja buat melanjutkan hidup? Bisa jadi akan berbeda satu sama lain, tetapi bisa jadi juga ada yang sama, karena sifatnya yang esensial. Mungkin seperti yang berikut ini.
Pos Pengeluaran Esensial Pensiunan
1. Kesehatan
Dari semua kebutuhan yang ada di masa pensiunan, pos pengeluaran untuk kesehatan akan menjadi salah satu prioritas utama. Bahkan mungkin, perlu untuk dipisahkan dari pos kebutuhan rutin, karena memang akan sangat penting.
Penyebabnya ya apalagi kalau bukan karena faktor usia, yang menyebabkan terjadinya penurunan fungsional organ tubuh kita. Sudah biasa pensiunan itu lebih mudah sakit, lebih mudah lelah, dan seterusnya. Nggak perlu merasa muda terus, kalau sudah begini. Harus menerima kondisi kalau memang sudah tidak seenergik dulu lagi.
Karena itu, punya asuransi kesehatan itu penting. Plus, juga punya pos kesehatan sendiri, lantaran mungkin akan ada saatnya, asuransi tidak dapat membantu.
Bisa jadi juga kita akan butuh perawat khusus saat sudah jadi pensiunan. Caregiver yang bisa membantu kita menjalani kegiatan sehari-hari. Nah, ini juga akan butuh anggaran khusus lagi.
Jadi harus gimana dong? Ya, pastikan kamu sudah punya asuransi kesehatan yang memadai sedari sekarang, ketika usiamu masih muda dan sehat. Preminya akan lebih murah. Kalau memang dibutuhkan, kamu juga bisa menambah asuransi kesehatan swasta, tak hanya mengandalkan BPJS Kesehatan.
Jangan lupa untuk selalu menjalani pola hidup sehat ya. Itu investasi terbesar buat nanti kalau sudah pensiunan loh!
2. Makanan
Makan nasi plus ayam krispi di tahun 1987 adalah Rp2.200, sudah termasuk 2 potong ayam, kentang goreng, dan minuman bersoda. Sekarang? Sekitar Rp30.000-an.
Yes, inflasi itu nyata, dan yang paling terasa kenaikannya adalah pada pos makanan. Dalam waktu 30 tahun, kenaikan ayam krispi adalah sebesar seribu persen lebih.
Nah, kalau kita sekarang berusia 25 tahun, dan pengin pensiun di usia 55 tahun, maka seperti itulah asumsi kenaikan harga makanannya.
So, pengeluaran uang untuk pos pangan bisa jadi akan sangat besar saat kita menjadi pensiunan nanti. Jadi, cobalah untuk hidup hemat sedari sekarang, dan coba ulik jenis makanannya. Enggak semua mahal kok.
Saat jadi pensiunan nanti, kan kita juga harus mengurangi makan ayam krispi, dan lebih memperbanyak makanan sehat. Bisa jadi harganya akan lebih murah, apalagi kalau hasil kebun sendiri. Betul?
3. Tempat tinggal
Kalau sudah punya rumah sendiri, sudah pasti akan baik. Tetapi, biaya perawatannya bisa jadi juga butuh untuk dialokasikan tersendiri.
Nah, kalau ternyata pilihannya adalah tinggal di senior living residence, alias rumah jompo? Ya, akan beda lagi. Pastinya akan butuh lebih banyak. Namun, bisa jadi sudah termasuk biaya makan dan kesehatan juga. So, memang akan sangat tergantung pilihan kita sendiri.
Solusinya gimana? Ya, lagi-lagi ke persiapan. Kalau mau tinggal di rumah sendiri, di mana? Kalau mau tinggal di rumah jompo, berapa biayanya? Siapkan semuanya.
Nah, ketiga kebutuhan di masa pensiunan di atas adalah kebutuhan yang esensial. Itu belum termasuk untuk biaya sosial, membiayai hobi, dan sebagainya, jika ada. Maunya kan gitu, meski pensiunan ya tetap bisa happy-happy. Syukur-syukur ya tetep bisa jalan-jalan, ya kan?
Jadi, perencanaan dana pensiun itu penting. Biaya hidup pensiunan itu juga enggak sedikit loh. Apalagi kalau kita maunya enggak terlalu jauh dari gaya hidup yang dijalani saat masih berada di usia produktif. Pastinya ya akan butuh perhitungan secara lebih cermat.
Nah, gimana? Sudah sampai mana persiapanmu untuk menjadi pensiunan sejahtera?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
3 Langkah Menyiapkan Dana Pensiun di Masa Krisis
Masa pensiun tidak akan bisa diundur atau ditunda. Karena itu, meski krisis, menyiapkan dana pensiun is a must, apa pun caranya.
Tapi, sekarang kan lagi krisis. Portofolio kebakaran, dan kayaknya enggak akan segera pulih dalam waktu dekat. Apalagi banyak pakar yang menyebut akan datangnya resesi–malahan sebagian bilang, sekarang ini kita sudah berada di periode resesi.
Yah, memang begitulah adanya. Kita memang harus bersiap untuk masa krisis lebih panjang sekarang. Ditambah dengan resesi, maka sudah cukup alasan untuk tidakk menghambur-hamburkan uang yang kita miliki untuk sesuatu yang tidak esensial. Tetapi, dana pensiun ini penting. So, meski resesi atau krisis, kita harus tetap menyiapkannya.
Mengapa? Ya, karena seperti yang sudah ditulis di pembuka artikel ini; bahwa masa pensiun tidak akan dapat ditunda. Masa-masa kita tak produktif lagi itu tetap akan tiba, tak peduli kita lagi krisis atau enggak. Masa pensiun adalah keabsolutan, sehingga rencana pun harus segera dibuat untuk bisa menjalaninya dengan nyaman.
Lalu, apa yang bisa kita lakukan?
Menyiapkan Dana Pensiun di Masa Krisis
1. Siapkan sejak dini
Rasanya tip-tip ini hanya diulang-ulang saja terus ya? Tapi, ya mau bagaimana lagi? Prinsip pengelolaan keuangan sebenarnya sama saja. Yang terus bisa diupdate adalah instrumen-instrumennya, dan penyesuaiannya dengan kondisi yang sering berubah dan berkembang. Tetapi, prinsipnya selalu sama.
Begitu juga dengan persiapan dana pensiun. Akan selalu lebih baik, jika kita menyiapkannya sejak dini. Sejak kita mulai masuk kerja dan mulai mendapat penghasilan sendiri.
Logikanya mudah. Semakin cepat disiapkan, beban untuk menyisihkan setiap bulannya juga semakin ringan. Lalu, kalau baru mulai menyisihkan sekarang, saat usia sudah 30-an atau 40-an, apakah itu berarti sudah terlambat? Nope, bagaimanapun, sudah mulai menyiapkan itu adalah hal yang sangat baik. Kapan pun. Tetapi, buat kamu yang masih di usia 20-an, sekaranglah saat terbaik untuk mulai menyiapkannya.
2. Kenali pengeluaran
Di masa krisis, akan lebih baik jika kita bisa menghemat dan hanya mengeluarkan uang untuk kebutuhan-kebutuhan yang esensial. Apa saja kebutuhan esensial itu? Misalnya saja pengeluaran untuk makan, transportasi, kesehatan, dan utilitas rumah (listrik, air, telepon, dan sebagainya). Cicilan utang sudah pasti masuk ke prioritas pengeluaran, dan tidak boleh diutak-atik.
Lalu, apa saja pengeluaran yang harus dihemat? Hal-hal tersier, seperti traveling, belanja baju (selama yang di lemari masih banyak), sepatu dan tas (apalagi kalau masih ada yang di dalam plastik dan belum pernah dipakai sejak dibeli), hangout bareng teman-teman, dan sejenisnya, bisa dikurangi dulu.
Memang, kita butuh hiburan sih. Bukan berarti pengeluaran untuk hiburan ini harus dihilangkan sama sekali juga, tetapi bisa diperhitungkan dalam anggaran dong. Buat bujet, dan patuhi. Itu saja prinsipnya.
Supaya apa? Supaya kita tetap ada dana yang bisa dianggarkan untuk dana pensiun, juga dana-dana untuk tujuan keuangan lain yang penting. Masa krisis boleh datang, tapi tujuan keuangan tetap harus jalan terus.
3. Sesuaikan dengan kondisi
Nah, ini adalah keharusan. Hanya kamu yang mengerti kondisimu sendiri, pun ketika kita berada di masa krisis keuangan.
Pos investasi memang penting, tetapi sangat bisa disesuaikan dengan kondisi. Ketika kamu kekurangan uang untuk operasional hidup sehari-hari, kamu bisa memotong pos investasi, dan mengalokasikan ulang uangmu untuk memperpanjang napas. Kamu juga bisa menghentikannya dulu, kalau perlu. Kebutuhan hidup tetap harus jadi list nomor satu.
Jadi, pertimbangkan urutan prioritasnya. Akan sangat baik, jika kamu tetap bisa menyiapkan dana pensiun, bahkan dari penghasilan yang menurun. Bagaimana membaginya, hanya kamu yang tahu, karena kamulah perencana keuangan untuk dirimu sendiri. Betul?
Yuk, gabung aja di kelas-kelas finansial online QM Financial, agar bisa belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi. Ada banyak topik yang dibahas, kamu bisa pilih sesuai kebutuhanmu. Karena menyiapkan dana pensiun enggak hanya soal bagaimana berinvestasi saja, tetapi harus mulai dari memiliki cash flow yang sehat. So, join the class, dan kelola uangmu dengan benar sejak awal.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Trik Menabung Efektif di Tengah Krisis
Lagi krisis dan mesti tetap menabung? Bisa kok, bisa. Hanya saja memang butuh niat yang besar dan sedikit pengetahuan mengenai trik menabung yang efektif.
Di masa krisis begini, punya uang dalam bentuk cash akan lebih berguna ketimbang kamu menimbun barang-barang yang harganya bisa naik turun tak terkendali. Jadi, sebisa mungkin pertahankan jumlah cash keras yang kamu pegang, dan kendalikan rasio likuiditas asetmu. Selain menambah penghasilan, kamu juga harus bisa menabung–kalau bisa, lebih banyak lagi.
Lalu, gimana caranya bisa menabung, padahal lagi mengalami krisis keuangan? Jangankan memegang uang lebih, pemasukan bahkan berkurang di awal pandemi, dan sekarang belum juga pulih.
Tenang, makanya simak artikel trik menabung ini sampai selesai. Okay?
Trik Menabung Efektif di Tengah Krisis
1. Cek pos pengeluaran yang less priority
Trik menabung efektif pertama, kamu memang harus bisa memilah prioritas: mana yang harus didahulukan, mana yang bisa ditunda atau bahkan cut dan lupakan saja. Terutama di masa krisis begini dan terkait dengan keuangan.
Yang kamu butuhkan secara rutin setiap hari dan berhubungan dengan hajat hidup tentu harus didahulukan dibandingkan yang lain. Seperti makanan, pulsa (buat kerja), listrik, air, dan beberapa kebutuhan lain yang bisa berbeda satu orang dengan yang lainnya. Fokuslah pada kebutuhan ini dulu.
Yang lain, coba cermati. Mungkinkah ditunda? Mungkinkah cut saja? Kalau kamu merasa hidupmu akan baik-baik saja tanpa hal tersebut, maka sebenarnya hal itu enggak penting-penting amat dan bisa di-cut demi menambah tabungan.
2. Belanja bijak
Kunci trik menabung kedua adalah belanja dengan bijak, usahakan selalu ada uang sisa belanja setiap hari.
Nah, jadinya segala macam diskon dan promo seharusnya dimanfaatkan sedemikian rupa dengan cerdas di saat-saat ini. Diskon dan promo jangan sampai malah menjebak keuangan kita. Prinsipnya satu, belilah sesuai dengan kebutuhan.
Meski ditawari beli dua dapat tiga, tapi kalau memang butuhnya satu biji ya belilah sebiji saja, jangan tergoda beli dua. Tetapi, kalau di antara rak diskon, ada barang-barang yang kita butuhkan dan lebih murah, maka enggak ada salahnya memanfaatkan promo dan diskon yang ada.
Simpel kan?
Gantilah beberapa barang dengan barang subsitusi yang harganya lebih murah tetapi memiliki fungsi dan kualitas yang sama. Gantilah yang biasanya suka beli barang-barang impor menjadi produksi lokal. Bahkan kalau perlu, pindah tempat belanja dulu, mencari yang lebih murah.
Intinya, dapatkan sisa uang, sehingga dapat ditabung lebih banyak.
3. Jangan anggap remeh receh
Uang receh biasanya dianggap remeh. Kalau dapat kembalian dari warung berupa recehan, biasanya hanya digeletakkan di atas bufet atau meja begitu saja.
Padahal, recehan ini kalau dikumpulkan bisa jadi lumayan juga. Bahkan bisa banget ditopup ke reksa dana di akhir bulan loh!
Coba trik menabung receh berikut. Ada beberapa cara nih:
- Ambil wadah atau stoples kaca, dan jadikan sebagai wadah recehan setiap kali mendapatkannya. Intinya, jangan biarkan berceceran di mana-mana. Setiap kali ada receh mampir ke dompet, masukkan ke wadah ini. Lama-lama bisa banget dipakai untuk bayar parkir, lumayan enggak harus mengurangi uang belanja.
- Sediakan wadah khusus untuk menampung recehan di dekat pintu keluar. Setiap kali keluar rumah untuk keperluan apa pun, masukkan recehan ke dalam wadah ini. Anggap saja sebagai retribusi.
- Kumpulkan uang receh nominal sama. Misalnya Rp5.000-an, atau Rp10.000-an setiap kali kamu mendapatkannya. Sediakan wadah khusus, dan perlakukanlah layaknya koleksi yang sangat berharga. Lama-lama kamu bisa membeli saham blue chip 20 lot dengan tabungan receh ini loh!
Kamu juga bisa mencari trik menabung receh yang lain, yang lebih asyik. Boleh juga ditulis di kolom komen, supaya menambah dari 3 trik menabung di atas yang sudah disebutkan.
Menabung itu memang aktivitas yang menyenangkan, bukan malah membebani. Dengan demikian, carilah cara yang paling mudah sekaligus seru untuk melakukannya. Pasti kamu bisa mencari trik menabung yang efektif lainnya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Cara Menambah Penghasilan sebagai Persiapan Menghadapi Resesi
Sudah pernah mendengar mengenai “cash is king” kan? Frasa ini biasanya terlontar ketika kita sedang membahas keuangan di masa krisis atau darurat, seperti ketika pandemi COVID-19 baru saja terjadi beberapa bulan yang lalu. Adalah penting bagi kita untuk bisa bertahan, dan biasanya uang menjadi salah satu hal yang dapat membantu. Lalu, pertanyaan penting lainnya muncul: Gimana caranya menambah penghasilan agar cash kita bertambah?
Because, yup, pandemi COVID-19 masih belum juga terselesaikan, padahal sudah berbulan-bulan berlalu. Bahkan sudah mulai ada prediksi akan datangnya resesi ekonomi. Pernyataan “cash is king” kembali mengemuka, bahwa siapkan dana darurat yang lebih ideal demi bisa bertahan melalui krisis.
Jadi, apa yang bisa kita lakukan untuk menambah penghasilan sehingga menambah pula pundi-pundi dana darurat kita? QM Financial punya beberapa tip berikut ini.
Cara Menambah Penghasilan untuk Mempersiapkan Diri Jika Resesi Benar-benar Datang
1. Pahami prioritasmu
Sebelum memikirkan cara menambah penghasilan dari luar, coba stabilkan dulu pengeluaran rutin kamu dengan memilah kebutuhan apa saja yang menjadi prioritas utama, dan mana yang bisa ditunda, atau bahkan dihilangkan dari anggaran.
Ingat lagi akan prinsip kebutuhan versus keinginan. Jadi, pilahlah dengan bijak ya.
2. Mencari pekerjaan sampingan
Ini berlaku buat kamu para karyawan korporasi, supaya enggak mengandalkan gaji dari satu sumber saja, tetapi juga menambah penghasilan dari pintu yang lain. Tentu saja, kamu harus menyesuaikan dengan kondisi pekerjaan, jangan sampai pekerjaan sampingan mengganggu pekerjaan utamamu. Tanggung jawab tetap nomor satu.
Kamu bisa mulai dari minat atau hobi, atau bisa juga dari mencari tahu kebutuhan apa yang sekarang sedang dicari oleh orang-orang di sekitarmu–tetangga atau teman-temanmu di kantor. Berdasarkan hal ini, kamu bisa mengupayakan untuk “membantu” mereka dengan bisnis kecil-kecilan.
3. Mengurangi pengeluaran tak penting
Nah, cara mendapatkan cash dengan menambah penghasilan yang ketiga ini adalah “buntut” dari poin pertama di atas.
Cek, mana saja pos pengeluaran yang tidak penting dan bukan rutin. Cobalah untuk menguranginya, supaya kamu bisa menabung lebih banyak untuk dana darurat cash kamu.
Terutama sih jika uangnya dibelikan atau dihabiskan untuk sesuatu yang enggak sehat, baik fisik maupun mental. Lebih baik kurangi deh. Sayangi dirimu sendiri, sayangi tabunganmu juga.
4. Cobain The Power Saving
Kayak gimana tuh? Nabung receh atau uang kecil setiap hari.
Salah satu caranya, menabung uang Rp5.000 – Rp20.000-an setiap pagi sebelum kamu berangkat ke kantor ataupun beraktivitas lain. Letakkan mason jar atau apa pun yang bisa menjadi wadah untuk celenganmu di dekat pintu keluar dan masuk. Kalau mau keluar, “bayar” tol dulu dengan memasukkan uang receh ke dalamnya, setiap hari. Kamu tentukan sendiri besarnya berapa.
Di akhir bulan, kamu akan surprise dengan jumlah tabungan ini. Yakin deh!
Atau, kamu juga bisa menabung semua uang kembalian dari belanja–entah belanja di warteg langganan atau belanja di Kang Sayur keliling. Sereceh apa pun, langsung masukkan ke celengan.
Ketika sudah terkumpul lumayan, setorkan ke instrumen yang paling mudah dijangkau. Reksa Dana Pasar Uang misalnya. Kan “hanya” Rp100.000 saja minimal?
Nambah deh dana daruratnya.
5. Jual barang yang sudah enggak terpakai
Sudah tahu prinsip hidup minimalis kan? Ketika ada barang satu yang masuk ke dalam rumah, maka satu barang juga keluar dari rumah.
Coba lihat sekitarmu, adakah barang-barang yang sudah enggak terpakai setidaknya dalam setahun belakangan? Kalau ada (dan banyak), coba bikin garage sale. Kamu bisa mengadakannya secara online, supaya lebih praktis. Jangan lupa memperhitungkan proses pengirimannya ya.
Kalau kamu mau jual meja makan kan ya, berarti mesti mencari ekspedisi yang bisa melayani pengiriman barang besar?
Lumayan banget nih, untuk menambah uang cash dan dimasukkan ke tabungan atau buat topup dana darurat.
Ada banyak lagi cara menambah penghasilan demi mendapatkan cash tambahan untuk menyelamatkan tabungan dan dana darurat di masa sulit, menjelang resesi seperti sekarang. Kamu punya ide lain? Boleh lo, ditulis di kolom komen sebagai tambahan ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Pandemi Melahirkan Hobi Baru: Siapkan Anggaranmu!
Pandemi memang akhirnya melahirkan banyak kebiasaan baru, baik yang berhubungan dengan hal-hal esensial yang mesti dilakukan sehari-hari sampai hobi baru.
Hayo, siapa nih yang sekarang mendadak jadi chef, jadi gardener, sampai yang tiba-tiba punya hobi baru bersepeda?
Hal ini enggak salah kok, bagus malah. Pressure yang muncul karena kekhawatiran akibat pandemi memang butuh “disalurkan”. Lagi pula, kalau hobi baru itu ternyata membawa manfaat untuk diri kita dan orang-orang di sekitar kita, ya apa salahnya kan?
Hanya saja, hobi memang kadang membutuhkan biaya yang enggak sedikit juga. Misalnya yang mendadak jadi chef, ternyata juga mendadak butuh food processor, air fryer, mixer, oven, sampai butuh freezer baru. Begitu juga yang punya hobi baru bersepeda, mendadak butuh sepeda yang bagus, juga bicycle pants-nya, helmnya, pelindung lutut, dan printilan lainnya.
Nah loh. Ya bagus juga sih, tetapi hmmm … kadang jadi menjurus mengkhawatirkan kalau sudah mulai “menggerogoti” anggaran rutin.
Betul?
Lalu, apa yang harus kita lakukan, agar hobi baru ini tetap jalan tapi tanpa mengganggu bujet harian dan tabungan enggak jebol? Yuk, ikuti artikel ini sampai selesai.
Beberapa Cara Atur Anggaran untuk Hobi Baru
1. Siapkan anggaran khusus untuk hobi baru kamu
Penghasilan kamu kan sudah dibagi menjadi beberapa pos pengeluaran, yakni untuk kebutuhan hidup sehari-hari yang rutin, cicilan utang, investasi, dan sosial. Nah, sebisa mungkin jangan mengganggu uang yang sudah disiapkan untuk kebutuhan esensial tersebut untuk membiayai hobi baru kamu.
Buatlah pos pengeluaran tersendiri untuk hobi. Kamu bisa benar-benar memisahkannya dari yang lain, atau jika memang belum terlalu banyak, kamu bisa memasukkannya juga ke pos lifestyle, di mana semua “dosa” keuangan bersatu.
Hanya biayai hobi baru kamu dari pos pengeluaran baru ini. Jangan pernah ambil dari pos pengeluaran yang lain ya. Jika anggaran di pos pengeluaran hobi ini sudah habis, maka stop right there. Kamu bisa menunggu gajian berikutnya, ketika pos ini sudah kamu topup lagi.
2. Bergabung ke komunitas yang tepat
Selain bisa mendapatkan inspirasi dan tip-tip, bergabung bersama orang-orang yang memiliki hobi sama biasanya juga bisa untuk mendapatkan informasi di mana kamu bisa mendapatkan barang-barang penunjang hobi dengan harga yang lebih terjangkau. Kadang bahkan sesama anggota komunitas juga saling menjual barang-barang penunjang hobi ini.
Asyik kan, sambil ngobrol tentang hobi baru kamu, kamu bisa belajar banyak dari mereka plus ngelarisin jualan mereka. Jadi makin diterima deh di tengah komunitas mereka.
Punya teman-teman baru yang satu minat itu asyik banget!
3. No utang-utang club!
Sangat tidak disarankan untuk membiayai hobi dengan berutang. Apalagi ini hobi baru, yang mungkin saja kamu miliki karena terpengaruh oleh kondisi. Bisa jadi, nanti jika kondisinya berubah lagi, kamu mungkin tidak akan meneruskan hobi baru kamu ini.
Lagi pula, utang sebaiknya memang tidak dimanfaatkan untuk membiayai kesenangan. Sudah banyak kasus orang yang terlilit utang karena kurang bijak dalam menggunakannya lantaran dipakai untuk membiayai hal-hal yang enggak penting.
Utang boleh, tapi pastikan utangnya produktif, bukan utang konsumtif. So, kalau kamu mau berutang untuk hobi, tanyakan dulu pada diri sendiri; ini utang produktif atau konsumtif?
Hanya kamu sendiri yang bisa menjawabnya ya.
4. Keluarkan barang yang sudah tak terpakai
Prinsip hidup minimalis ini bisa kamu terapkan untuk mengendalikan biaya hobi baru.
Oke, kamu mungkin memang butuh beberapa barang baru untuk menunjang hobi ini, tetapi coba cek di sekitarmu. Adakah barang lain yang bisa “dikeluarkan”, sebelum kamu memasukkan barang baru ke dalam hidupmu? Mungkin ada barang-barang yang kamu beli untuk hobi lamamu dan sekarang sudah bosan atau nggak terpakai lagi?
Keluarkan barang yang sudah selama satu tahun tidak pernah tersentuh lagi. Kamu bisa menghibahkannya, atau mungkin bikin garage sale. Nah, yang terakhir ini lumayan juga kalau bisa laris. Jadi bisa menambah bujet untuk hobi baru kan?
5. Bisniskan hobimu
Meski masih terbilang sebagai hobi baru, tapi kalau didalami betul-betul enggak menutup kemungkinan untukmu bisa membisniskannya.
Misalnya saja, hobi baru berkebun tanaman organik. Selain kamu bisa panen sendiri, bisa juga hasilnya kamu jual ke tetangga kanan-kiri atau ke teman-temanmu.
Hasil bisnisnya bisa kamu pakai untuk membeli bibit tanaman baru, dan tentu saja, untuk membeli hal-hal lain yang bisa menunjang hobimu ini, sehingga hobimu pun bisa “membiayai dirinya sendiri”. Siapa tahu, malah jadi bisa menambah untuk anggaran kebutuhan hidup sehari-hari kan?
Nah, selamat menekuni hobi baru kamu ya! Semoga kamu enggak bosan dan membawa kebahagiaan untukmu dan orang-orang di sekitarmu.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Siap Finansial untuk Menghadapi The New Normal dalam 5 Langkah
Pandemi COVID-19 tidak akan segera berlalu, sementara kita sudah harus siap menghadapi the new normal–tatanan baru dalam berkehidupan, dengan fokus untuk menjaga kesehatan diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita.
Suka nggak suka, siap nggak siap, sepertinya memang kita tak bisa berdiam lebih lama lagi di rumah. Kegiatan ekonomi yang terhenti tentu akan membawa dampak yang lebih buruk untuk semua orang yang hidup di Indonesia, bahkan dunia.
So, mari kita bersiap. Apa saja yang harus disiapkan untuk menghadapi era the new normal ini, utamanya dalam hal finansial? Yuk, simak terus sampai selesai ya!
5 Hal Finansial yang Harus Disiapkan untuk Menjalani The New Normal
1. Ubah gaya hidup sebelumnya
Tanpa bermaksud menghakimi, mungkin kamu punya gaya hidup yang harus diperbaiki selama pandemi COVID-19 datang; nggak bisa menahan diri untuk belanja-belanji barang-barang konsumtif, gesek kartu kredit sana-sini, enggak bisa nabung untuk dana darurat, FOMO, dan seterusnya.
So, setelah terhantam oleh pandemi dan merasakan “akibat”-nya, sekarang saatnya kamu mengevaluasi diri. Pelajaran finansial seperti apa yang sudah kamu pelajari selama pandemi ini? Adakah dari dirimu yang harus diperbaiki? Adakah gaya hidup yang harus diubah?
Kalau memang kamu merasa ada yang kurang dan ada yang bisa diperbaiki, yuk, perbaiki. Karena financial is personal, maka kamu sendiri yang bisa memutuskan, apa yang bisa diperbaiki dan bagaimana cara memperbaikinya. So, take your time untuk mengatur keuangan kamu, dan semoga ke depannya lebih baik.
2. Catat keuangan
Salah satu hal yang harus kamu siapkan untuk menghadapi the new normal adalah catatan keuangan. Karena kita akan menghadapi banyak hal yang berubah di depan, sehingga kebiasaan kita pun harus disesuaikan dan pola keuangan kita pun bisa jadi berubah juga.
Jadi, ayo, mulai catat keuanganmu lagi dengan rapi dan detail. Berapa penghasilanmu setiap bulan? Ada tambahan apa saja, selain gaji? Adakah perubahan nominal di gaji bulanan? Apa saja pengeluaranmu sekarang? Apa yang berubah; pos pengeluaran mana yang lebih banyak, dan mana yang lebih sedikit?
Catat lagi ya, sehingga beberapa bulan kemudian, kamu bisa melihat pola barunya. Setelah itu, kamu pasti akan bisa menyesuaikan diri lagi dengan situasi yang baru.
3. Review tujuan keuangan
Misalnya saja, untuk beberapa waktu ke depan, kamu mungkin enggak akan liburan dulu ke luar negeri. Meski banyak negara sudah melonggarkan lockdown, tapi penjagaan masih ekstra ketat. Jadi, tabungan dana liburanmu mungkin bisa dialokasikan ke hal lain yang bermanfaat. Untuk memperkuat dana darurat, misalnya.
Atau, biaya menikah. Di era the new normal nanti, resepsi dan upacara pernikahan hanya boleh dihadiri oleh undangan yang sangat terbatas; 40 orang saja. Jadi, kamu bisa mengalokasikan kelebihan dana menikah ke hal lain.
Atau, karena kondisi investasi saham masih sangat volatile, maka kamu perlu rebalancing di instrumen investasi lain demi dana pensiun terselamatkan.
Nah, ini juga butuh waktu buat ngelamun nih, berarti. Take your time ngelamun deh, kalau gitu ya.
4. Lebih bijak berutang
Salah satu pelajaran penting yang bisa kamu petik selama pandemi dalam mengatur keuangan adalah jangan membuat utang yang melebihi kemampuan. Banyak loh, yang terjebak utang di tengah masa pandemi, yang berakibat mereka gali lubang tutup lubang. Padahal pekerjaan juga lagi enggak pasti.
Sedih banget enggak sih?
Makanya, setelah masuk the new normal, ada baiknya kamu lebih bijak untuk berutang. Utang apa pun itu; utang kartu kredit, kredit blender, gawai, terlebih pinjaman online.
Yuk, pikirkan secara matang jika memang kamu butuh berutang. Setidaknya, kamu harus benar-benar yakin bahwa kamu mampu membayarnya.
5. Tetap pantau dana darurat
Nah, jadi yakin kan, kalau dana darurat itu sangat penting? So, jangan sampai melakukan kesalahan yang sama lagi.
Dana darurat memang kayak duit nganggur. Serasa gatel aja pengin dipakai; enakan diputer buat usaha apa, atau buat belanja “kebutuhan” ini itu. Tapi, ingat loh, dana darurat itu adalah jaring pengaman ketika kondisimu lagi darurat. Memang sepintas nganggur, tapi justru enggak boleh diganggu.
Jadi, coba cek, berapa kebutuhan dana daruratmu yang paling ideal? Dan, bagaimanakah posisinya sekarang? Apakah sudah sesuai, atau belum? Kalau belum, di masa the new normal nanti, kamu harus menjadikannya sebagai tujuan keuangan utamamu sebelum yang lainnya.
Nah, di samping ke-5 hal finansial di atas, hal lain yang harus disiapkan juga untuk menghadapi the new normal adalah soal kesehatan. Sekarang kesehatan benar-benar mahal harganya. So, jaga kesehatanmu, jangan sampai sakit. Ada baiknya, kamu menambah ekstra pos pengeluaran di sini, untuk kebutuhan tambahan vitamin, suplemen, dan alat kesehatan lain, seperti masker, face shield, hand sanitizer, dan seterusnya. Cek juga asuransi kesehatanmu ya, jangan sampai kendur.
So, siap untuk menghadapi the new normal sekarang? Semangat ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi saat the new normal datang! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.