Pinjaman Online: Solusi Saat Butuh Dana Cepat?
Pinjaman online sering kali diajukan saat butuh dana cepat. Akses yang mudah, proses yang cepat, dan tidak membutuhkan jaminan membuat banyak orang tergiur untuk mendapatkannya.
Namun, hal ini perlu diiringi dengan pertimbangan yang matang sebelum memutuskan mengambil pinjaman online. Mengingat, risiko yang menanti juga besar bagi setiap nasabah.
Kamu perlu mempertimbangkan dengan hati-hati kemampuan untuk membayar utang demi menghindari masalah finansial yang serius di masa depan. Perlu diingat bahwa pinjaman online bukan satu-satunya solusi yang bisa diambil saat sedang terbelit masalah keuangan atau butuh dana cepat. Oleh karena itu, penting sekali memahami ragam alternatif yang bisa diambil saat kamu butuh dana cepat.
Alasan Pinjaman Online Bukan Solusi Saat Butuh Dana Cepat
Pinjaman online bukan solusi terbaik saat butuh dana cepat. Beberapa kekurangan pinjaman online di antaranya sebagai berikut.
1. Bunga Tinggi
Sudah menjadi rahasia umum bahwa pinjaman online memiliki tingkat bunga yang lebih tinggi dibanding tempat peminjaman uang lainnya. Bunga yang tinggi bisa didapatkan ketika kamu memiliki riwayat pelunasan yang kurang lancar. Hal ini membuat kamu harus mengembalikan uang dengan jumlah yang sangat tinggi dibanding jumlah pinjaman awal. Tadinya butuh dana cepat, malah jadi terjerat.
2. Siklus Utang yang Berulang
Tidak sedikit orang yang mengalami gali lubang tutup lubang saat sudah terjerat pinjaman online. Dikarenakan tingkat bunganya tinggi, nasabah menjadi kesulitan dalam melunasi pinjaman mereka. Alhasil, siklus utang yang berulang kerap kali menghantui para debitur.
3. Risiko Keamanan Data
Saat mengajukan pinjaman online, salah satu syarat yang harus dilakukan adalah memberikan informasi pribadi. Beberapa informasi yang perlu dimasukkan yakni nama, alamat, nomor HP, nomor KTP, dan lain-lain. Bahkan, tidak jarang pihak kreditur mampu mengakses kontak debitur dan mengirim pesan kepada mereka. Hal ini tentu menjadi momok tersendiri karena risiko tersebarnya data pribadi sangat tinggi.
4. Potensi Penipuan
Ada banyak perusahaan pembiayaan yang telah terdaftar secara resmi di OJK. Namun, tidak sedikit dari mereka yang beroperasi secara ilegal, sehingga rentan melakukan penipuan. Oleh karena itu, penting sekali untuk bersikap lebih cermat dan bijak dalam mengajukan pinjaman online.
Alternatif Lain yang Lebih Baik Dibanding Pinjaman Online
Sebelum memutuskan untuk mengambil pinjaman online karena butuh dana cepat, kamu perlu mempertimbangkan alternatif yang memungkinkan untuk didapatkan demi bisa mendapatkan dana cepat. Beberapa alternatif mendapatkan dana cepat selain pinjaman online di antaranya sebagai berikut. Dan bukan, bukan dengan joki pinjol.
1. Pilih Penyedia Pinjaman Tepercaya
Alih-alih mengambil pinjaman online, apalagi yang problematik, sebaiknya ambillah pinjaman offline, misalnya seperti koperasi simpan pinjam. Koperasi simpan pinjam memiliki sistem yang lebih terstruktur dan jelas karena telah diatur oleh otoritas keuangan resmi. Namun, pastikan koperasi yang dipilih sudah terbukti kredibilitasnya untuk menghindari adanya penipuan dan kecurangan lainnya.
2. Lindungi Dokumen Pribadi
Meskipun pihak kreditur meminta sejumlah data pribadi kamu, pastikan untuk tidak memberikan data yang benar-benar privasi. Misalnya, seperti KTP atau dokumen sensitif lainnya. Meskipun masih ada beberapa perusahaan pinjaman uang yang menahan dokumen penting sebagai syaratnya, tetapi sebaiknya hindarilah jasa yang demikian.
3. Pinjaman dari Keluarga atau Teman
Alternatif dana darurat lain yang bisa dicoba adalah meminjam uang dari keluarga atau teman. Meskipun malu, hal ini perlu dicoba untuk memperoleh dana cepat. Solusi ini lebih baik dibanding harus mengambil pinjaman online yang memiliki risiko besar.
Tapi ingat ya, disiplin dan berkomitmenlah dengan sungguh-sungguh untuk mengembalikan apa yang kamu pinjam. Ini penting banget, karena ada relasi yang dipertaruhkan lo, di sini.
4. Pencairan Dana Darurat
Apakah kamu punya dana darurat di tabungan? Mungkin ini saat yang tepat untuk mengambilnya karena benar-benar sedang terdesak.
Sesuai namanya, dana darurat adalah dana yang bisa digunakan ketika sedang dalam kondisi darurat. Alternatif ini bisa digunakan dibanding harus mengajukan pinjaman kepada orang atau lembaga tertentu.
5. Jual Barang Tidak Diperlukan
Solusi lain yang bisa dicoba untuk mendapatkan dana darurat adalah menjual barang yang tidak benar-benar diperlukan. Entah itu baju, kosmetik, sepatu, perabotan, atau benda preloved lainnya.
Kamu bisa menjualnya secara online atau menawarkannya secara langsung kepada teman-temanmu untuk memperoleh uang tambahan.
6. Penjualan Aset
Jika uang yang dibutuhkan lumayan besar, maka pertimbangkan untuk menjual aset berharga yang dimiliki. Misalnya, seperti perhiasan emas atau kendaraan. Tentunya, ada kelebihan dan kekurangan yang bisa didapatkan ketika mengambil keputusan ini.
Jika menjual aset, kamu tidak perlu bingung lagi dalam menentukan sumber pinjaman uang. Namun, konsekuensinya adalah kamu tidak lagi memiliki aset tersebut.
Pinjaman online memberikan kepraktisan bagi siapa saja yang butuh dana cepat. Meminjam uang kepada pinjol boleh-boleh saja, tetapi sebaiknya pikirkan alternatif lain yang masih memungkinkan. Hal ini bertujuan untuk menjaga privasi, data diri, dan gangguan lainnya yang disebabkan karena pinjaman online.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Waspada Joki Pinjol! Ini yang Harus Kamu Perhatikan
Joki pinjol meresahkan. Sudahlah pinjol ilegal masih belum bisa dibereskan, sudah muncul mereka yang juga memanfaatkan situasi, ketidaktahuan, dan kondisi orang yang terpepet. Sungguh miris.
Baca di salah satu berita, ada seseorang yang terpaksa minjol untuk menutup kebutuhan hidup. Dari pengajuan Rp1.3 juta, ia hanya menerima Rp1.1 juta. Dalam waktu sepekan, ia harus mengembalikan pinjaman plus bunga sebesar Rp1.6 juta. Karena tak dapat membayar, ia berutang pada pinjol lainnya, hingga terjadilah gali lubang tutup lubang.
Ndilalah, ada joki pinjol mengirimkan DM di akun Instagramnya menawarkan solusi. Karena ingin segera bebas dari teror pinjol ilegal, ia termakan bujuk rayu si joki pinjol. Katanya, utang yang sekarang Rp5.5 juta bisa langsung ditutup menggunakan jasa joki pinjol tersebut, dengan ia “hanya” membayar setengahnya. Akhirnya, ia mentransfer sejumlah yang disepakati tersebut kepada joki pinjol. Namun, setelah uang ditransfer—alih-alih pinjaman dibereskan—si joki pinjol malah menghilang. WhatsApp dan Instagramnya diblok.
Kini, ia harus menderita kerugian dobel; ia tetap ditagih membayar pinjamannya sebesar Rp5.5 juta, plus harus kehilangan uang Rp2.750.000.
Apa Itu Joki Pinjol?
Joki pinjol adalah orang atau kelompok tertentu yang menyediakan layanan pencairan pinjaman di platform pinjol. Mereka menargetkan orang-orang yang memiliki pengalaman dengan pinjaman bermasalah, misalnya mereka yang masuk daftar hitam oleh perusahaan kredit karena tidak membayar, sehingga tidak dapat mengajukan pinjaman lagi. Sistem daftar hitam kredit macet ini dikenal dengan SLIK OJK.
Oknum joki pinjol ini biasanya menawarkan jasanya melalui media sosial—seperti melalui DM Instagram—bahkan hingga WhatsApp dan SMS. Pesan-pesan ini biasanya dikirim secara acak. Jika beruntung, ya mereka bisa dapat jackpot; yaitu orang yang memang sedang bermasalah dengan pinjamannya seperti kisah yang sudah diceritakan di atas.
Joki pinjol menawarkan jasa yang diklaim bisa mengatasi masalah pinjaman dengan mudah dan cepat. Bahkan mereka juga tak segan menawarkan nominal yang besar. Untuk meyakinkan (calon) target, mereka juga suka memperlihatkan berbagai screenshot bukti berisi uang yang berhasil dibayarkan.
Umumnya, mereka akan menjelaskan cara kerjanya seperti ini: Target didaftarkan ke suatu platform pinjol dengan data-data palsu. Dengan demikian, target bisa mendapatkan pinjaman lagi meski terlibat kredit macet pada aplikasi pinjol lain yang menyebabkannya masuk ke daftar hitam SLIK OJK. Dengan data palsu ini, si target bisa saja menghindar dari kewajiban membayar, alias gagal bayar secara disengaja.
Namun, alih-alih membereskan masalah, joki pinjol malah memunculkan masalah baru yang justru lebih besar.
Masalah yang Bisa Timbul Akibat Joki Pinjol
Membuka peluang penipuan dengan modus berbeda
Ya, seperti kisah di awal artikel ini, joki pinjol membuka peluang terjadinya kejahatan penipuan lagi untuk korban, dengan modus yang berbeda.
Untuk bisa “memuluskan” upayanya untuk melakukan gagal bayar yang disengaja ini, joki pinjol akan meminta sejumlah tarif pada targetnya untuk dibayarkan lebih dulu. Dari penelusuran, besaran tarif ini bervariasi. Ada yang “hanya” meminta 10% dari total pencairan dana yang diminta korban. Mereka mengistilahkannya sebagai “harga paket”.
Jadi, dari satu pelanggan, joki pinjol bisa mendapatkan ratusan ribu hingga jutaan rupiah—tergantung besar kecilnya pinjaman yang diinginkan. “Seru”-nya lagi, mereka meminta harga paket ini dibayarkan sebelum proses pencairan.
Bagi korban, ini semacam sudah jatuh tertimpa tangga. Rugi dobel; masih saja ditagih oleh platform pinjol plus kehilangan uang yang sudah disetorkan pada joki pinjol.
Pelanggaran data privasi
Untuk melakukan proses gagal bayar ini, joki pinjol akan meminta data-data korban. Tentu saja yang diminta adalah data-data yang cukup penting, seperti halnya data yang diminta saat kita meminjam dana ke platform pinjol.
Lalu, kalau sudah diserahkan, apakah data-data kita akan disimpan saja? Sepertinya sih, enggak. Siapa yang bisa memastikan?
Hindari Joki Pinjol!
Yuk, jadi orang yang cerdas keuangan! Sudah bukan waktunya lagi kita termakan oleh hal-hal seperti ini di zaman sekarang. Informasi sudah begitu terbuka, ilmu pengetahuan bahkan bisa didapatkan gratis di mana-mana.
Ingat, masalah keuangan timbul bisa jadi karena kita sendiri yang belum bijak mengelolanya. Rasanya, tak perlu lagi menambah masalah dengan berbagai hal yang sebenarnya bisa dihindari. Ya, kayak si joki pinjol ini.
Lakukan beberapa hal ini untuk menghindari upaya penipuan berkedok gagal bayar disengaja:
- Abaikan tawaran yang datang melalui berbagai jalur pribadi. Faktanya, berbagai layanan jasa keuangan yang ada di Indonesia dilarang oleh OJK untuk menghubungi nasabah melalui jalur pribadi—seperti DM Instagram, WhatsApp, SMS, atau bahkan juga menelepon. Jika mereka menawarkan jasanya melalui jalur pribadi, itu artinya mereka sudah melanggar peraturan. Pastinya, tidak akan ada bisnis yang dengan sengaja melanggar peraturan seperti itu, bukan?
- Waspada terhadap tindakan phishing. Jangan mengklik tautan atau unduh aplikasi dari sumber yang tidak dikenal atau tidak terpercaya.
- Tunaikan kewajiban! Kalau berani utang, artinya kamu juga harus berani bayar. Namanya meminjam, ya harus dikembalikan. So, cari solusi dan prioritaskan pelunasan utang mulai dari sekarang.
- Belajar keuangan dengan lebih baik, sehingga kamu tidak perlu berutang untuk memenuhi kebutuhan. Utang tidak dilarang, tetapi ada 3 syarat utang sehat yang harus dipenuhi dulu.
- Belajar membuat rencana keuangan yang komprehensif, agar terhindar dari berbagai masalah keuangan di kemudian hari.
- Update berita, supaya kamu bisa lebih waspada terhadap berbagai modus penipuan baru yang semakin canggih dari hari ke hari.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Ciri Aplikasi Pinjaman Online Legal: Yuk, Perhatikan dan Ingat-Ingat!
Sudah tahu kan, bahwa jika memang “terpaksa” meminjam dana dari aplikasi, maka pastikan aplikasi pinjaman online tersebut legal.
Karena itu, mengenali dan memahami ciri aplikasi pinjaman online legal adalah koentji, supaya kamu enggak sembarangan meminjam dana pada pihak-pihak yang enggak jelas asal-usulnya.
Apa Itu Pinjaman Online?
Pinjaman online adalah pihak yang memberikan bantuan pembiayaan finansial yang dilakukan secara online atau dalam jaringan (daring). Biasanya hal ini dilakukan melalui sebuah aplikasi mobile yang dapat diunduh di smartphone para (calon) peminjam dana.
Kehadiran aplikasi pinjaman online ini sebenarnya merupakan jawaban atas kebutuhan masyarakat yang tak semuanya bisa dilayani oleh lembaga keuangan konvensional, seperti bank. Pasalnya, biasanya bank meminta syarat-syarat tertentu pada kita untuk bisa mengajukan pinjaman, misalnya harus punya surat izin usaha, punya tabungan dulu dalam jumlah sekian juta, punya agunan, dan sebagainya. Tentulah adanya berbagai syarat ini ada tujuannya, tetapi sayangnya, tak semua orang bisa memenuhi syarat dengan lengkap. Belum lagi, biasanya butuh waktu juga untuk bisa menyetujui pinjamannya.
Nah, aplikasi pinjaman online hadir untuk memenuhi gap yang terjadi antara masyarakat yang tidak terlayani tersebut dengan bank. Banyak di antara aplikasi yang menerapkan syarat yang sangat ringan, praktis, dan mudah untuk dipenuhi. Belum lagi waktu penyetujuannya juga relatif lebih cepat, kadang 24 jam bahkan kurang sudah cair.
Aplikasi pinjaman online bisa dikatakan sebagai hasil kemajuan perkembangan teknologi terutama di bidang keuangan atau finansial. Maka, tak jarang penyedia aplikasinya disebut dengan perusahaan fintech, alias financial technology.
Ciri-Ciri Aplikasi Pinjaman Online Legal
Dalam perjalanannya, akhirnya tak hanya aplikasi legal yang berkembang. Aplikasi ilegal bahkan lebih cepat lagi perkembangannya. Karena itu, ada baiknya kamu mengenal ciri aplikasi pinjaman online legal, supaya tak sampai terjebak dengan aplikasi ilegal.
Berizin dan diawasi OJK
Aplikasi pinjaman online legal akan terdaftar dan memiliki izin Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai lembaga yang berwewenang mengawasi berbagai bentuk layanan keuangan di Indonesia. Syarat terdaftar dan izin ini merupakan hal mutlak yang harus dimiliki oleh perusahaan fintech yang melayani masyarakat Indonesia.
So, jika kamu ingin melakukan pinjaman, maka pertama kali yang harus dicek adalah apakah aplikasi pinjaman online yang bersangkutan ada dalam daftar pinjol legal di website resmi OJK.
Memiliki situs resmi yang profesional
Tak hanya aplikasi yang bisa diunduh secara gratis di PlayStore maupun AppStore, perusahaan fintech seharusnya juga memiliki situs resmi yang profesional, dan bisa diakses dengan mudah oleh siapa pun.
Situs resmi tersebut berfungsi sebagai portal dan ada berbagai informasi terkait perusahaannya sendiri, cara kerjanya, sampai data-data penting lain yang diperlukan. Ibaratnya, calon nasabah akan bisa mendapatkan informasi selengkap-lengkapnya hanya dengan membaca-baca bagian situs tersebut.
3. Identitas perusahaan yang jelas
Aplikasi pinjaman online yang legal seharusnya memiliki identitas perusahaan yang lengkap dan jelas. Data ini harus bisa didapatkan oleh nasabah melalui situs resmi, aplikasi, maupun akun media sosial resminya.
Identitas perusahaan ini termasuk nama perusahaan yang jelas, alamat, dan jalur-jalur komunikasi yang juga tercantum dengan jelas.
Keberadaan kantor dan identitas perusahaan yang jelas akan memudahkan calon dan nasabah untuk bertemu dengan siapa saja yang berwenang dalam perusahaan terkait. Misalnya jika ada keluhan atau masukan, pun kebutuhan lainnya.
Hindari aplikasi pinjaman online yang mencantumkan alamat palsu, tidak jelas, bahkan ada banyak yang tak mencantumkan alamat sama sekali.
4. Informasinya transparan
Misalnya seperti besaran bunga. Aplikasi pinjaman online sebaiknya memberikan informasi yang jelas mengenai bunga yang dikenakan. Begitu juga dengan biaya yang lain. Termasuk juga tenor, seharusnya juga disampaikan dengan jelas di awal proses peminjaman, sehingga nasabah paham betul cara kerja pembiayaannya.
Tidak seperti pinjol ilegal yang bisa dengan seenaknya sendiri menambah besaran bunga saat masih dalam tenor peminjaman, atau tiba-tiba mempersingkat tenor tanpa pemberitahuan.
Hindari aplikasi pinjaman online yang tak mencantumkan dengan jelas berapa besaran bunga yang diterapkan, berapa lama tenornya, dan berbagai informasi penting lainnya.
5. Aplikasi tidak mencurigakan
Jangan salah, banyak di antara pinjol ilegal yang tak punya aplikasi mobile lo. Mereka menawarkan “jasa” melalui jalur pribadi. Atau misalnya punya aplikasi, kadang mereka meminta kita untuk menginstallkan melalui link yang enggak jelas, dan bukan dari PlayStore ataupun AppStore.
Waspada ya, bahkan pinjol yang ilegal itu ada lo, yang punya aplikasi di PlayStore atau AppStore. Itu saja kita harus hati-hati, apalagi yang aplikasinya abal-abal.
Jika sudah diunduh, cermati aplikasinya. Apakah meminta akses ke fitur-fitur data pribadi, seperti galeri, kontak, file, dan sebagainya? Jika iya, lebih baik urungkan dan segera hapus aplikasinya. Pasalnya, aplikasi pinjaman online legal hanya diperbolehkan mengakses mikrofon, lokasi, dan kamera saja, untuk keperluan verifikasi akun. Aplikasi tidak diperbolehkan mengakses fitur lain, dan ini sesuai dengan aturan dari OJK.
Tip Meminjam Dana dari Aplikasi Pinjaman Online
Saat sudah yakin dengan aplikasi pinjaman online legal yang hendak digunakan, kamu juga perlu untuk bijak dalam meminjam dana. Jangan anggap dana tersebut adalah uang kaget atau durian runtuh atau datang dari langit. Pasalnya, namanya juga meminjam, maka nantinya harus dikembalikan.
Pinjam sesuai kebutuhan
Pastikan bahwa pinjaman ini dilakukan karena memang kebutuhan, bukan keinginan apalagi hanya untuk konsumtif.
Ingat kan, bahwa ada 3 ciri utang sehat? Yaitu jelas utangnya untuk apa, ada periode yang cocok dengan diutangi, dan pasti mampu dibayar kembali.
Cek kemampuan
Nah, ini salah satu syarat utang sehat, yaitu hanya meminjam sesuai dengan kemampuanmu untuk mengembalikannya.
Ingat, bahwa cicilan utang seharusnya tidak boleh lebih dari 30% dari penghasilan rutin secara total. Jadi, misalnya kamu punya gaji Rp5 juta, pastikan keseluruhan cicilan tidak lebih dari Rp1.500.000 ya.
Disiplin mengembalikan
Berani berutang, berani membayar. Pastikan kamu dapat mematuhi kesepakatan pengembalian yang sudah ditentukan. Biasanya masing-masing aplikasi pinjaman online sudah memiliki prosedur masing-masing untuk proses cicilan ini. Pahami cara kerjanya, dan ikuti aturannya. Jangan sampai malah menambah beban karena kamu harus membayar denda akibat terlambat membayar.
Nah, itulah ciri aplikasi pinjaman online legal yang wajib kamu pahami sebelum mulai mengajukan pinjaman dana, serta sedikit tip meminjam dana dari aplikasi yang bersangkutan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Judi Online: Mengapa Orang Masih Saja Terjebak?
Beberapa kali baca pemberitaan tentang seseorang yang terkena kasus lilitan pinjaman online. Kalau ditelusur lebih jauh, alasan orang utang pinjol ini memang beragam. Namun, yang sungguh terasa miris di hati adalah ketika seseorang terjerat pinjol lantaran judi online.
Akhir-akhir ini, teknologi memang berkembang luar biasa. Selain membantu dan memudahkan hidup kita, teknologi juga ternyata mampu menjerat ke hal-hal yang negatif. Terbukti judi pun merambah ke dunia digital, dan bahkan semakin marak beredar. Didukung dengan semakin terjangkaunya harga smartphone, murahnya kuota, maka lengkap sudah. Setiap orang bisa melakukan dan menjajal peruntungan melalui judi online atas motivasi apa pun.
Penyebab Maraknya Judi Online
Dari data Kementerian Komunikasi dan Informatika, sejak tahun 2018 hingga 2022, sejumlah 499.645 konten judi online sudah diblokir dari berbagai platform. Namun sayangnya—seperti halnya aplikasi pinjol ilegal yang mati satu tumbuh seribu, platform judi online kembali bermunculan dengan nama berbeda begitu diblokir. Pagi diputus aksesnya, sore sudah muncul kembali dengan nama baru.
Di sinilah kerumitan pemberantasan judi online tersebut berakar.
Semua itu juga ada sebabnya. Ingat kan, bahwa dalam bisnis berlaku hukum supply and demand? Supply (= platform judi online) ada karena adanya demand, yaitu orang-orang yang hobi berjudi.
Menurut Mark Griffiths, seorang psikolog dari Nottingham Trent University, ada banyak motivasi yang muncul dari dalam diri seorang penjudi, dan hal itu enggak melulu soal prospek menang. Memang sih, motivasi “bisa dapat uang banyak” menempati urutan tertinggi. Namun ada juga faktor pendorong lain. Dua di antaranya adalah “karena menyenangkan” dan “karena seru”. Bahkan, ketika kita kalah berjudi saja, tubuh tetap akan menghasilkan adrenalin dan endorfin yang deras. Hal inilah yang kemudian memunculkan rasa penasaran dan ingin melanjutkan permainan.
Sementara para peneliti dari University of Stanford California menemukan fakta bahwa 92% orang tidak akan berhenti berjudi kalau mereka sudah merasakan sensasinya.
Dari sinilah muncul demand, yang kemudian dijawab oleh para developer dengan menyediakan platform sesuai yang diminta. Hubungan sebab akibat antara supply dan demand judi online ini akan terus saling mendorong tumbuhnya satu dengan yang lain, sehingga memunculkan siklus yang tak terhenti.
Alasan Orang Melakukan Judi Online
Kondisi Ekonomi Sulit
Kondisi ekonomi dunia yang memburuk, seperti contohnya pandemi COVID-19, adalah salah satu faktor penyebab orang mengalami kesulitan keuangan berkepanjangan. Hingga akhirnya, banyak di antara orang-orang yang kesulitan ini memilih main judi online sebagai alternatif ‘solusi’. Yah, siapa tahu bisa dapat pendapatan tambahan. Begitu pikir mereka.
Kebutuhan akan Rekreasi
Beban hidup semakin berat. Inflasi, krisis, naiknya harga BBM memberikan dampak bagi semua orang. Kebutuhan hidup naik, tuntutan naik, tekanan naik. Termasuk kebutuhan rekreasi juga naik. Sayangnya, seiring harga kebutuhan pokok yang makin mahal, rekreasi jadi turun prioritas. Cari yang murah, dan bisa dilakukan di rumah saja. Judi online dianggap sebagai salah satu rekreasi yang murah meriah.
Judi online itu seru, membuat orang tertantang, termotivasi, dan penasaran, seperti yang dijelaskan oleh Mark Griffiths di atas. Dengan modal “hanya” puluhan ribu, orang berpeluang untuk mendapatkan puluhan juta.
Lebih jauh lagi, kalau sampai kalah, mereka akan berpikir bahwa kemenangan selanjutnya bisa membantu menutup kekalahan. Karena itu, mereka berutang untuk modal judi lagi. Selanjutnya, bisa diduga kan, jadinya seperti apa?
Menghilangkan Kecanduan Judi Online
Jika kecanduan judi online ini dibiarkan, gangguan ini tak hanya memberikan dampak buruk bagi si pelaku. Tetapi akan menimbulkan masalah juga pada keluarga dan orang-orang di sekitarnya. Apalagi jika kemudian berutang pinjol ilegal. Semakin nyata terornya.
Bagaimanapun, masalah perjudian dan keuangan ini berjalan beriringan. Krisis keuangan yang terjadi tidak akan mampu diatasi, kalau gangguan kecanduan judi online tidak disembuhkan lebih dulu.
Faktanya, banyak keluarga yang tidak sadar bahwa salah satu dari mereka kecanduan judi online, sampai kemudian muncul masalah keuangan. Banyak kejadian tiba-tiba saja keluarga mendapat panggilan pengadilan karena ada utang, atau rumah didatangi debt collector, atau aset-aset disita. Baru di sini sadar, kalau ada yang kecanduan judi.
So, solusi terbaik bisa jadi adalah terapi. Pasalnya, kecanduan judi ini merupakan salah satu bentuk gangguan mental, seperti yang dijelaskan dalam buku Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, Fifth Edition (DSM-5). Artinya, gangguan ini sebenarnya bisa disembuhkan, dan kalau perlu secara klinis.
Setelah gangguan tersebut teratasi, masalah keuangan pun bisa diatasi. Memang tidak mungkin untuk bisa mengatasi semuanya sekaligus. Karena itu, susun prioritas.
Yah, semoga segera teratasi ya, jika kamu mengalami masalah ini. Yang pertama harus dilakukan memang adalah mengakui adanya masalah dulu. Baru kemudian kamu bisa mencari “obat” atau solusi terbaiknya.
Carilah bantuan pada yang profesional, jika perlu. Meski mungkin pecandu judi online akan mengalami fase penyangkalan, seperti umumnya pecandu yang lain. Namun, pendampingan oleh keluarga dan orang-orang terdekat seharusnya bisa membantu.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Pinjaman Online: Pahami Cara Kerjanya, Supaya Terhindar dari Jeratan
Memang benar ya, teknologi itu bisa memudahkan, tetapi juga bisa mengancam. Tergantung bagaimana kita memanfaatkannya. Salah satu contoh ketika penggunaan teknologi bisa bermata dua ini misalnya seperti pinjaman online.
Pinjaman online sebenarnya hadir untuk mengisi celah yang tak bisa terlayani oleh sistem perbankan. Menawarkan berbagai fasilitas, seharusnya layanan ini bisa dimanfaatkan untuk melayani berbagai kebutuhan. Sayangnya, sampai dengan artikel ini ditulis, masih saja banyak kasus tragedi terjadi akibat pinjaman online yang disalahgunakan.
Lebih miris lagi, kadang kasus yang terjadi “hanya” karena kita yang kurang terliterasi dengan baik; enggak paham cara kerja pinjaman online dan berutang dengan baik. Nah loh. Jadi, gimana?
Pinjaman online tidak selamanya buruk. Banyak fintech lending yang justru dapat membantu pihak-pihak tertentu secara finansial hingga meraih kesuksesan. Untuk penambahan modal UMKM, misalnya. Yang buruk adalah pinjol yang menjadi kedok rentenir liar yang ilegal, tak terdaftar di OJK, yang memang bertujuan menipu, memeras, mencari keuntungan sendiri.
Padahal antara fintech lending legal dan pinjol ilegal ini sebenarnya juga dapat dibedakan dengan mudah loh. Semua bisa dilihat dari cara kerjanya.
So, mari kita mendalami cara kerja pinjaman online, supaya kita bisa menghindarkan diri kita sendiri menjadi korban penipuan atas nama pinjol.
Fasilitas dan Keunggulan yang Ditawarkan oleh Pinjaman Online Legal
1. Syarat mudah
Saat kita hendak mengajukan pinjaman uang di bank, maka kita akan dihadapkan pada sederet syarat yang harus dipenuhi. Misalnya saja:
- Memiliki usaha yang sudah berjalan beberapa lama
- Punya surat izin usaha
- Melampirkan slip gaji
- Minimal pinjaman nominalnya besar, dan sebagainya
- Lolos survei pihak bank
Padahal, tak hanya individu, banyak juga loh, orang yang baru mau mulai bisnis dan butuh pinjaman modal, jadi belum ada bisnisnya. Atau, belum punya surat izin usaha, karena masih rumahan banget. Pun slip gaji, orang sudah resign atau kena PHK. Enggak butuh juga pinjaman nominal besar, asal cukup buat beli bahan baku dengan jaminan invoice dari pembeli/klien.
Fintech lending memungkinkan UMKM dan pihak-pihak yang kesulitan memenuhi syarat pinjaman bank mengajukan pinjaman dana di platformnya. Syaratnya sama sekali enggak ribet, paling-paling diminta KTP, mengisi formulir, dan proses KYC saja. Tidak butuh agunan, kamu bisa meminjam dana dari nominal kecil, sesuai kebutuhan.
2. Ketentuan jelas di depan
Berapa bunga yang dibebankan, apa saja biaya yang diperlukan, hingga kapan jatuh temponya, semua tertuang dengan jelas dalam aturan fintech lending legal. Biasanya, kamu bisa mengaksesnya melalui laman-laman support di website ataupun aplikasinya.
Ketika akhirnya pinjaman cair, maka ketentuan ini mengikat dua belah pihak. Pihak akan bertindak sesuai aturan dan ketentuan yang sudah disepakati. Tidak ada bunga yang tiba-tiba naik, atau tenor yang tiba-tiba memendek.
3. Ada seleksi calon peminjam
Meski syarat mudah dan tak perlu birokrasi yang bertele-tele, faktanya platform pinjaman online legal juga melakukan seleksi ketat terhadap calon peminjam.
Seleksinya meliputi historis peminjaman dana yang pernah dilakukan oleh calon peminjam. Jika dalam data ternyata si peminjam pernah terlibat kredit macet di aplikasi lain, maka pinjaman dana bisa jadi tidak akan di-approve.
Ini sangat berbeda dengan pinjol ilegal, yang meloloskan siapa saja yang ingin meminjam uang. Tanpa verifikasi, tanpa checking.
4. Ada layanan pengaduan
Penyelenggara pinjaman online legal diwajibkan untuk memiliki layanan pengaduan yang setiap saat bisa membantu kesulitan dan menjawab pertanyaan nasabah atau awam yang ingin tahu lebih banyak mengenai layanannya.
5. Larangan meneror melalui jalur pribadi
Oleh Otoritas Jasa Keuangan, sebagai regulator layanan finansial Indonesia, penyelenggara fintech lending dilarang untuk mengirimkan pesan pribadi kepada nasabah atau peminjam jika tidak ada izin dari yang bersangkutan.
Aplikasinya pun hanya diperbolehkan mengakses mikrofon, kamera, dan lokasi, untuk keperluan verifikasi. Tidak sampai mengakses fitur-fitur pribadi, seperti galeri hingga kontak. So, teror dengan modus menyebarkan data pribadi bisa dihindarkan.
Mengajukan Pinjaman ke Pinjaman Online Boleh Saja, Tapi Perhatikan Ini!
Yang paling meresahkan dari adanya pinjaman online ilegal ini adalah isu penyalahgunaan data pribadi ini.
Perlu diketahui, bahwa pinjaman online yang legal dan diawasi OJK tidak melakukan peretasan terhadap kontak yang ada dalam handphone pihak peminjam. Mereka umumnya hanya meminta 3 jenis nomor HP untuk dicantumkan saat pengajuan pinjaman, yaitu nomor peminjam, nomor kantor, dan nomor pihak ketiga sebagai penjamin.
Dalam aturan dan ketentuannya, sudah sewajarnya bagi nasabah untuk mengembalikan pinjaman sesuai waktu dan perjanjian. Kalau nasabah bisa disiplin mengikuti apa yang sudah menjadi ketentuan ini, pastinya tidak akan penagihan dari pihak aplikasi. Yang ada hanya reminder.
Penagihan hanya akan dilakukan jika tidak ada pembayaran. Itu pun tidak boleh dengan ancaman, tidak ada pencemaran nama baik, harus dilakukan secara manusiawi.
Pihak Asosiasi Fintech Pendanaan Indonesia (AFPI) sebagai asosiasi platform pinjaman online legal yang ada dan di bawah pengawasann OJK juga telah mengadakan berbagai macam pelatihan dan sertifikasi bagi para petugas penagih. Ada rambu-rambu dan banyak aturan yang harus dipatuhi.
Jika memang ada kesulitan bayar cicilan—asalkan pihak nasabah terbuka dan mau berkomunikasi dengan baik, mau memberikan alasan kuat mengapa kesulitan membayar—pihak aplikasi juga biasanya akan memberikan berbagai solusi. Mulai dari tenor diperpanjang, pengurangan bunga, dan sebagainya.
Jadi, semua kembali ke pihak peminjam. Saat mengajukan pinjaman, apakah pengelolaan keuangan pribadi sudah baik? Sudah memenuhi 3 syarat utang sehat? Jika belum, maka berutang bisa menimbulkan masalah baru. Masalah yang lebih besar.
So, pastikan kamu berutang secara sehat. Penuhi syaratnya, dan kemudian disiplin membayarnya. Utang tidak akan melilit dan menjeratmu, malahan bisa menjadi leverage alias daya ungkit untuk membantu meraih tujuan. Dan, pastikan kamu hanya melakukan pinjaman dana di aplikasi yang sudah terdaftar dan berizin resmi OJK.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Karyawan Menjadi Sasaran Empuk Pinjaman Online Ilegal, 5 Kasus Ini Buktinya
Maraknya pinjaman online ilegal kini semakin meresahkan masyarakat. Aksi yang dilakukan pun kini dengan berbagai modus baru. Mulai dari iklan jaminan bunga ringan dengan jangka waktu panjang hingga yang terbaru dengan transfer langsung ke rekening korban.
Dan, sasaran empuknya, siapa lagi kalau bukan mereka yang belum memiliki pemahaman yang cukup mengenai modus ini. Termasuk para karyawan.
Melihat kondisi saat ini—ketika ekonomi kembali di ambang kondisi darurat, dengan ancaman PHK yang masih membayangi, dan kebutuhan yang semakin meningkat—pinjaman online dianggap sebagai solusi cepat. Namun, alih-alih meringankan, pinjaman online justru bagai jebakan.
Faktanya, banyak kasus jeratan pinjaman online ilegal ini melibatkan para karyawan. Mari kita lihat beberapa di antaranya.
5 Kasus Pinjaman Online Ilegal yang Melibatkan Karyawan
1. PNS Juga Jadi Sasaran
Ya, ini sungguh miris, ketika seorang pegawai pemerintahan harus terlibat dengan pinjol, tetapi demi karier, ia memilih untuk tetap melunasi dan tak lapor polisi.
Ini terjadi pada seorang PNS kantor pemerintahan Kabupaten Boyolali yang mengaku menjadi korban pinjaman online ilegal. Kasusnya ramai di pertengahan bulan Juni 2021 ini.
Terdesak kebutuhan membuatnya tergiur untuk mencoba meminjam dana dari pinjaman online. Ia meminjam uang sebesar Rp900.000, akibat tergiur sebuah iklan di media sosial dengan iming-iming waktu pengembalian lama dan bunga ringan. Setelah menyetujui dan mengikuti syarat, ia terkejut melihat waktu pengembalian hanya 7 hari dan bunganya tinggi.
Dua bulan sejak dirinya meminjam uang dari pinjol ilegal, tagihannya membengkak hingga Rp75 juta. Ia juga mengaku diteror dengan kata-kata kasar, lantaran belum bisa membayar pada saat jatuh tempo.
2. Tagihan Utang sampai ke Atasan, dan Dipecat
Kasus lain menceritakan korban pinjaman online ilegal yang mengaku mengalami pemecatan karena penagih utang meneror atasannya.
Utangnya senilai Rp1,2 juta, namun pinjaman online ilegal tersebut menyebar SMS ke teman-teman, ketika yang bersangkutan tidak bisa membayar tepat waktu. Teror ini pun sampai ke atasannya, yang diteror di malam hari melalui WhatsApp dan SMS.
Karena merasa terganggu, atasannya pun meminta yang bersangkutan untuk keluar dari pekerjaan.
3. Guru TK di Malang, dan Pinjamannya di 19 Pinjaman Online Ilegal
Yang sempat viral juga adalah kasus pinjaman online ilegal yang dialami oleh seorang guru TK di Malang, yang awalnya meminjam Rp600.000 namun kemudian lantas bergulung-gulung dan akhirnya membengkak jadi Rp40 juta.
Dari 24 aplikasi pinjol yang meminjamkannya dana, 19 di antaranya adalah pinjol ilegal.
Si Ibu Guru bahkan sempat kehilangan pekerjaan juga akibat yayasan sekolah di mana ia mengajar mengetahui hal ini. Untunglah, kasus pinjaman online si Ibu Guru sudah dibereskan melalui bantuan banyak pihak.
4. Dari Pinjaman Online Berakhir ke Kriminalitas
Seorang kepala toko waralaba di Tasikmalaya diberitakan nekat membobol brankas tempatnya bekerja. Hal ini dilakukannya untuk membayar utang pinjaman online. Ia mengambil uang tunai Rp47.749.000 di brankasnya sendiri dan beberapa slop rokok berbagai jenis di toko yang ia pimpin.
Awalnya, pelaku melaporkan toko waralaba yang dipimpinnya telah dibobol maling. Namun, hasil penyelidikan justru mengarah ke pelapor sendiri. Sampai akhirnya ia mengakui perbuatannya, dan menyerahkan barang bukti sisa hasil curian.
5. Modus Baru Pinjol, Transfer Langsung ke Rekening Korban
Baru-baru ini seorang pengguna akun Twitter bercerita dirinya mendapat kiriman uang melalui bank transfer sebesar Rp1,51 juta di rekeningnya. Ia curiga, dana tersebut berasal dari pinjol ilegal. Setelah ditelusur, ada kemungkinan bahwa pengirim salah transer.
Meski begitu, kalau kita telusur lebih jauh pada thread-nya, ada banyak komen dari pengguna Twitter yang lain yang menceritakan kisah yang mirip. Mereka tiba-tiba mendapatkan dana dengan ditransfer, dan kemudian ditagih pengembalian plus bunganya.
Beberapa kasus di atas menjadi pengingat untuk kita selalu berwaspada dalam keadaan mendesak sekalipun.
Dari kasus yang ada, peminjam dana banyak yang berstatus karyawan. In fact, salah satu masalah keuangan terbesar yang dialami oleh karyawan memang adalah utang. Sudah pasti akan lebih fatal lagi, jika utangnya dari pinjaman online ilegal.
Yuk, bijak untuk memilih pinjaman yang legal dan sudah berada di bawah pengawasan OJK dan telah menjadi anggota AFPI. Dan, dari pihak si karyawan sendiri, kita bisa lihat betapa pentingnya mendapatkan literasi keuangan yang baik, terutama soal pengelolaan utang.
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.