7 Dampak Pinjaman Online pada Produktivitas Karyawan – Bisa Se-Damage Itu!
Pinjaman online dianggap sebagai solusi cepat bagi banyak orang—termasuk karyawan—yang membutuhkan dana segera. Namun, ada dampak yang bisa muncul terkait pinjaman dana ini, apalagi jika ternyata karyawan yang bersangkutan enggak memiliki skill yang cukup untuk membayarnya kembali.
Terutama dampaknya pada produktivitas karyawan, hal yang fatal bisa terjadi. Berbagai aspek negatif dapat muncul ketika karyawan terjerat pinjaman online, mulai dari stres hingga penurunan kinerja di tempat kerja.
Table of Contents
Dampak Pinjaman Online terhadap Produktivitas Kerja Karyawan
Berikut adalah beberapa dampak pinjaman online pada produktivitas karyawan yang bisa terjadi jika karyawan yang bersangkutan terjerat. Pahami lebih dalam bagaimana pinjaman online tak hanya memengaruhi kondisi finansial, tetapi juga kesehatan mental dan hubungan profesional di lingkungan kerja.
1. Stres dan Kecemasan
Beban utang yang harus dibayar dapat meningkatkan tingkat stres karyawan. Beban pikiran mengenai bagaimana cara melunasi pinjaman bisa mengganggu konsentrasi saat bekerja, mengakibatkan penurunan produktivitas.
Kecemasan terus-menerus tentang kondisi keuangan dapat memengaruhi fokus dan efisiensi kerja sehari-hari. Tanpa penanganan yang tepat, stres dan kecemasan ini bisa berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik, serta hubungan dengan rekan kerja.
Baca juga: Pinjaman Online: Solusi Saat Butuh Dana Cepat?
2. Menurunnya Kualitas Kerja
Masalah keuangan dapat membuat karyawan sulit fokus pada tugas. Pikiran yang terganggu oleh utang mengakibatkan mereka jadi kurang konsentrasi, sehingga kualitas hasil kerja menurun.
Ketidakmampuan untuk fokus pada pekerjaan membuat produktivitas terganggu dan dapat berdampak buruk pada kinerja keseluruhan. Pada akhirnya, ya bisa memengaruhi kinerja perusahaan secara keseluruhan.
3. Absensi dan Ketidakhadiran
Tekanan mental yang disebabkan oleh masalah keuangan dapat menyebabkan karyawan lebih sering izin sakit atau tidak hadir. Frekuensi ketidakhadiran ini meningkat karena karyawan mungkin merasa tertekan dan enggak mampu bekerja dengan baik.
Selain itu, ada kemungkinan karyawan harus mengambil cuti untuk mengurus masalah keuangan, seperti harus mengurus administrasi utang atau urusan lainnya. Situasi ini enggak hanya mengurangi produktivitas, tetapi juga dapat memengaruhi hubungan kerja dan beban tugas bagi rekan kerja lainnya.
4. Motivasi dan Semangat Kerja Menurun
Stres finansial dapat menyebabkan penurunan motivasi kerja. Ketika karyawan tertekan oleh masalah keuangan, semangat untuk berkontribusi maksimal di tempat kerja bisa menurun.
Mereka enggak termotivasi untuk mencapai target atau memberikan kinerja terbaiknya, karena beban pikirannya. Hal ini berdampak langsung pada produktivitas dan hasil kerja sehari-hari, karena tanpa motivasi, sulit bagi karyawan untuk tetap fokus dan bersemangat.
5. Hubungan dengan Rekan Kerja
Stres akibat masalah keuangan bisa menyebabkan perubahan perilaku, yang berdampak pada hubungan dengan rekan kerja. Ketegangan ini dapat muncul karena karyawan mungkin menjadi lebih mudah marah atau kurang sabar.
Akibatnya, potensi konflik di tempat kerja meningkat, mempengaruhi kerja sama tim dan suasana kerja. Situasi ini dapat menghambat komunikasi yang efektif dan menurunkan produktivitas.
Cuma karena pinjaman online satu orang, sekantor jadi kena efek. Pastinya, ini adalah hal yang sangat mengganggu dan bisa mengancam keberlangsungan bisnis perusahaan.
6. Dampak Kesehatan
Stres berkepanjangan akibat masalah keuangan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti sakit kepala dan gangguan tidur. Gangguan ini berpengaruh negatif pada kondisi fisik karyawan, yang pada akhirnya berdampak pada produktivitas kerja.
Karyawan yang enggak cukup tidur atau sering sakit kepala sulit untuk fokus dan memberikan performa terbaik mereka di tempat kerja.
7. Ketergantungan pada Pinjaman Lain
Permasalahan pinjaman online ini rata-rata memang tak berhenti di hanya satu aplikasi. Banyak orang terjerat pinjol di beberapa aplikasi sekaligus. Bahkan pernah ada kasus satu orang terlibat puluhan aplikasi.
Rata-rata dari mereka yang terjerat banyak aplikasi ini masalahnya sama: ambil pinjaman baru guna melunasi pinjaman sebelumnya, hingga menciptakan lingkaran setan utang. Menutup lubang dengan menggali lubang yang justru lebih dalam.
Akhirnya ada ketergantungan di situ. Ketergantungan ini enggak hanya memperburuk kondisi finansial, tetapi juga berdampak negatif pada kesehatan mental. Stres terus-menerus dari beban utang yang menumpuk bisa mengurangi produktivitas dan kesejahteraan secara keseluruhan.
Dampak pinjaman online memang bisa sangat fatal bagi produktivitas karyawan. Solusi terbaik bukan hanya yang bisa diterapkan saat karyawan sudah terjerat pinjaman online, tetapi juga langkah pencegahan yang dilakukan sebelumnya sangat penting. Salah satunya adalah memberikan edukasi keuangan kepada karyawan.
Baca juga: Ciri Aplikasi Pinjaman Online Legal: Yuk, Perhatikan dan Ingat-Ingat!
QM Financial menawarkan program kelas keuangan dengan kurikulum yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan, termasuk untuk mencegah karyawan terjerat pinjaman online. Ingin meningkatkan kesejahteraan finansial dan produktivitas karyawan di kantor? Segera undang QM Financial untuk mengadakan kelas keuangan yang komprehensif dan praktis di kantor. Hubungi QM Financial sekarang juga!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Butuh Dana Cepat, Begini Cara Mengumpulkannya Tanpa Berutang
Butuh dana cepat, kadang orang juga mikirnya solusi instan. Kadang malah enggak pakai mikir lagi, langsung saja berutang. Fatalnya, ngutangnya ke pinjol. Mana ilegal lagi.
Ya, begitulah. Apalagi iklan dan mitosnya memang pinjol itu bisa banget jadi solusi paling tepat kalau butuh uang dalam waktu cepat. Lihat saja iklannya. Rerata pasti bilang, “Butuh dana cepat? XXX solusinya!”
Padahal berutang itu butuh hitung-hitungan panjang kali lebar kali tinggi, karena berhubungan dengan bertambahnya beban keuangan sampai nanti utang itu lunas.
Berencana untuk melunasi kan? Iya dong, masa enggak?
Table of Contents
Butuh Dana Cepat Bukan Utang Solusinya! Lakukan 7 Hal Ini!
Utang bukan solusi ketika kita butuh uang. Sekali lagi, utang bukan jawaban ketika kita butuh dana cepat. Jadi, kalau saat ini kamu sedang dalam masalah seperti ini, berikut beberapa hal yang bisa jadi alternatif selain utang.
1. Jual Barang yang Sudah Enggak Dipakai Lagi tetapi Kondisinya Masih Bagus
Kalau kamu punya beberapa barang bagus tapi sudah enggak terpakai lagi, kamu bisa menjualnya sebagai solusi butuh dana cepat. Ambil foto yang berkualitas baik dari setiap item untuk membuat iklan yang menarik. Tuliskan deskripsi yang jelas dan jujur tentang kondisi barang, dan tetapkan harga yang kompetitif dengan membandingkan barang serupa di pasar.
Gunakan platform online yang sekarang sudah banyak tersedia. Kamu juga bisa memanfaatkan media sosial seperti Facebook, TikTok, dan Instagram untuk mempromosikan penjualan.
Untuk penjualan offline, mengadakan garage sale di rumah atau misalnya pas CFD juga bisa menjadi pilihan yang baik. Terutama untuk barang-barang besar seperti perabotan yang mungkin sulit untuk dikirim.
Baca juga: 3 Cara Cepat Kaya Paling Mudah yang Perlu Diketahui
2. Rental Barang
Jika kebetulan kamu sudah memiliki peralatan hobi tertentu, misalnya seperti peralatan kamping, alat musik, alat-alat fotografi, atau alat olahraga, kamu bisa menyewakannya kepada orang lain yang membutuhkannya untuk mendapatkan uang cepat.
Lakukan inventaris dan evaluasi terhadap barang-barang yang kamu miliki dan yang potensial untuk disewakan. Pastikan semua barang dalam kondisi baik dan layak pakai. Tentukan harga sewa yang kompetitif tetapi tetap memberikan keuntungan. Kamu bisa melakukan riset pasar untuk mengetahui tarif sewa yang berlaku untuk barang serupa di area kamu.
3. Jual Makanan
Buat kamu yang pandai memasak, kamu bisa membuat kue atau makanan lainnya dan menjualnya jika butuh dana cepat. Makanan seperti kue kering, brownies, atau makanan ringan lainnya biasanya mudah dibuat dan populer.
Kamu bisa menjualnya ke teman-teman kantor, ke tetangga, atau titipkan di warung-warung atau kantin sekolah. Kalau kamu sudah punya anak, kamu juga bisa mempromosikannya ke orang tua teman-teman anak di sekolah juga.
4. Jasa Pet Sitting
Jika kamu menyukai hewan peliharaan, kamu bisa menawarkan jasa penitipan hewan peliharaan. Orang-orang sering membutuhkan layanan ini, terutama saat berlibur atau memiliki keperluan mendadak yang mengharuskan mereka untuk meninggalkan hewan kesayangannya di rumah.
astikan kamu memiliki ruang yang aman dan nyaman untuk anak-anak atau hewan peliharaan yang akan dititipkan. Tempat harus bersih, aman, dan dilengkapi dengan peralatan yang sesuai. Tawarkan layanan tambahan seperti pengambilan dan pengantaran, atau grooming untuk hewan peliharaan.
5. Sewa Garasi
Kalau kebetulan kamu ada lahan kosong, kamu bisa juga menerima penitipan kendaraan. Terutama kalau di daerah tempat tinggal kamu adalah daerah padat penduduk, tetapi banyak yang punya mobil.
Daripada membiarkan mobil terparkir di pinggir jalan yang bisa membahayakan atau mengganggu pengguna jalan yang lain, lumayan kan jika kamu menyediakan lahan sebagai garasi. Tarif sewa bisa kamu terapkan secara bulanan, mingguan, atau bahkan harian.
6. Memberikan Kursus atau Workshop
Mengadakan kursus atau workshop singkat adalah cara efektif untuk memanfaatkan keahlian khusus yang kamu miliki. Misalnya, jika kamu ahli dalam fotografi, melukis, atau memasak, kamu dapat menyelenggarakan sesi belajar yang intensif baik secara online maupun tatap muka.
Penyelenggaraan secara online memberikan keleluasaan bagi peserta dari berbagai lokasi untuk bergabung, sementara sesi tatap muka bisa memberikan pengalaman yang lebih interaktif dan langsung.
Dengan persiapan yang matang, kursus atau workshop singkat bisa menjadi sumber pendapatan yang baik serta kesempatan untuk membagikan pengetahuan dan keterampilanmu kepada orang lain yang ingin belajar. Selain itu, ini juga bisa membantu membangun jaringan profesional dan meningkatkan reputasi kamu sebagai ahli di bidang tersebut.
Baca juga: Hedonic Treadmill: Mengapa Masih Selalu Merasa Kurang Padahal Sudah Banyak Uang?
Nah, berbagai alternatif tersedia di atas dapat menjadi solusi tanpa mengandalkan utang jika kamu butuh dana cepat. Dengan menjual barang tak terpakai, menyewakan alat, sampai menyelenggarakan kursus, dana dapat terkumpul secara efektif dan tanpa risiko finansial jangka panjang. Yuk, usaha dulu! Karena utang bukan solusi ketika kamu tidak punya uang.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Pinjaman Online: Solusi Saat Butuh Dana Cepat?
Pinjaman online sering kali diajukan saat butuh dana cepat. Akses yang mudah, proses yang cepat, dan tidak membutuhkan jaminan membuat banyak orang tergiur untuk mendapatkannya.
Namun, hal ini perlu diiringi dengan pertimbangan yang matang sebelum memutuskan mengambil pinjaman online. Mengingat, risiko yang menanti juga besar bagi setiap nasabah.
Kamu perlu mempertimbangkan dengan hati-hati kemampuan untuk membayar utang demi menghindari masalah finansial yang serius di masa depan. Perlu diingat bahwa pinjaman online bukan satu-satunya solusi yang bisa diambil saat sedang terbelit masalah keuangan atau butuh dana cepat. Oleh karena itu, penting sekali memahami ragam alternatif yang bisa diambil saat kamu butuh dana cepat.
Alasan Pinjaman Online Bukan Solusi Saat Butuh Dana Cepat
Pinjaman online bukan solusi terbaik saat butuh dana cepat. Beberapa kekurangan pinjaman online di antaranya sebagai berikut.
1. Bunga Tinggi
Sudah menjadi rahasia umum bahwa pinjaman online memiliki tingkat bunga yang lebih tinggi dibanding tempat peminjaman uang lainnya. Bunga yang tinggi bisa didapatkan ketika kamu memiliki riwayat pelunasan yang kurang lancar. Hal ini membuat kamu harus mengembalikan uang dengan jumlah yang sangat tinggi dibanding jumlah pinjaman awal. Tadinya butuh dana cepat, malah jadi terjerat.
2. Siklus Utang yang Berulang
Tidak sedikit orang yang mengalami gali lubang tutup lubang saat sudah terjerat pinjaman online. Dikarenakan tingkat bunganya tinggi, nasabah menjadi kesulitan dalam melunasi pinjaman mereka. Alhasil, siklus utang yang berulang kerap kali menghantui para debitur.
3. Risiko Keamanan Data
Saat mengajukan pinjaman online, salah satu syarat yang harus dilakukan adalah memberikan informasi pribadi. Beberapa informasi yang perlu dimasukkan yakni nama, alamat, nomor HP, nomor KTP, dan lain-lain. Bahkan, tidak jarang pihak kreditur mampu mengakses kontak debitur dan mengirim pesan kepada mereka. Hal ini tentu menjadi momok tersendiri karena risiko tersebarnya data pribadi sangat tinggi.
4. Potensi Penipuan
Ada banyak perusahaan pembiayaan yang telah terdaftar secara resmi di OJK. Namun, tidak sedikit dari mereka yang beroperasi secara ilegal, sehingga rentan melakukan penipuan. Oleh karena itu, penting sekali untuk bersikap lebih cermat dan bijak dalam mengajukan pinjaman online.
Alternatif Lain yang Lebih Baik Dibanding Pinjaman Online
Sebelum memutuskan untuk mengambil pinjaman online karena butuh dana cepat, kamu perlu mempertimbangkan alternatif yang memungkinkan untuk didapatkan demi bisa mendapatkan dana cepat. Beberapa alternatif mendapatkan dana cepat selain pinjaman online di antaranya sebagai berikut. Dan bukan, bukan dengan joki pinjol.
1. Pilih Penyedia Pinjaman Tepercaya
Alih-alih mengambil pinjaman online, apalagi yang problematik, sebaiknya ambillah pinjaman offline, misalnya seperti koperasi simpan pinjam. Koperasi simpan pinjam memiliki sistem yang lebih terstruktur dan jelas karena telah diatur oleh otoritas keuangan resmi. Namun, pastikan koperasi yang dipilih sudah terbukti kredibilitasnya untuk menghindari adanya penipuan dan kecurangan lainnya.
2. Lindungi Dokumen Pribadi
Meskipun pihak kreditur meminta sejumlah data pribadi kamu, pastikan untuk tidak memberikan data yang benar-benar privasi. Misalnya, seperti KTP atau dokumen sensitif lainnya. Meskipun masih ada beberapa perusahaan pinjaman uang yang menahan dokumen penting sebagai syaratnya, tetapi sebaiknya hindarilah jasa yang demikian.
3. Pinjaman dari Keluarga atau Teman
Alternatif dana darurat lain yang bisa dicoba adalah meminjam uang dari keluarga atau teman. Meskipun malu, hal ini perlu dicoba untuk memperoleh dana cepat. Solusi ini lebih baik dibanding harus mengambil pinjaman online yang memiliki risiko besar.
Tapi ingat ya, disiplin dan berkomitmenlah dengan sungguh-sungguh untuk mengembalikan apa yang kamu pinjam. Ini penting banget, karena ada relasi yang dipertaruhkan lo, di sini.
4. Pencairan Dana Darurat
Apakah kamu punya dana darurat di tabungan? Mungkin ini saat yang tepat untuk mengambilnya karena benar-benar sedang terdesak.
Sesuai namanya, dana darurat adalah dana yang bisa digunakan ketika sedang dalam kondisi darurat. Alternatif ini bisa digunakan dibanding harus mengajukan pinjaman kepada orang atau lembaga tertentu.
5. Jual Barang Tidak Diperlukan
Solusi lain yang bisa dicoba untuk mendapatkan dana darurat adalah menjual barang yang tidak benar-benar diperlukan. Entah itu baju, kosmetik, sepatu, perabotan, atau benda preloved lainnya.
Kamu bisa menjualnya secara online atau menawarkannya secara langsung kepada teman-temanmu untuk memperoleh uang tambahan.
6. Penjualan Aset
Jika uang yang dibutuhkan lumayan besar, maka pertimbangkan untuk menjual aset berharga yang dimiliki. Misalnya, seperti perhiasan emas atau kendaraan. Tentunya, ada kelebihan dan kekurangan yang bisa didapatkan ketika mengambil keputusan ini.
Jika menjual aset, kamu tidak perlu bingung lagi dalam menentukan sumber pinjaman uang. Namun, konsekuensinya adalah kamu tidak lagi memiliki aset tersebut.
Pinjaman online memberikan kepraktisan bagi siapa saja yang butuh dana cepat. Meminjam uang kepada pinjol boleh-boleh saja, tetapi sebaiknya pikirkan alternatif lain yang masih memungkinkan. Hal ini bertujuan untuk menjaga privasi, data diri, dan gangguan lainnya yang disebabkan karena pinjaman online.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Menjadi Support System untuk Korban Pinjol
Lagi-lagi, korban pinjol semakin banyak, bahkan semakin menyedihkan. Enggak tega banget baca beritanya yang akhir-akhir ini beredar di media sosial maupun media online mainstream.
Korban pinjol sering kali menghadapi beban emosional dan finansial yang sangat berat. Bukan hanya tekanan untuk membayar utang yang menumpuk, tetapi juga stigma sosial, rasa malu, dan tekanan psikologis yang datang bersamaan dengan status tersebut.
Pada banyak kasus, metode penagihan yang kasar dan tidak etis memperparah kondisi mereka, mendorong mereka ke dalam spiral ketidakpastian dan ketakutan yang tampaknya tak ada akhirnya.
Di tengah kesulitan ini, peran keluarga dan komunitas menjadi sangat krusial. Dengan dukungan yang tepat, korban pinjol dapat menemukan jalan keluar dari lingkaran masalah keuangan dan kembali ke jalur yang benar.
Sebagai bagian dari jaringan sosial mereka, kita juga memiliki tanggung jawab moral untuk berdiri di samping mereka, memberikan bantuan dan dukungan yang diperlukan untuk menghadapi dan mengatasi tantangan yang dihadapi.
Dampak Psikologis yang Biasanya Dirasakan oleh Korban Pinjol
Dampak pinjol tidak hanya terbatas pada masalah finansial. Di balik angka dan tagihan yang menumpuk, terdapat beban psikologis yang mendalam yang kerap diabaikan. Inilah justru kadang yang berakibat fatal.
Rasa Malu
Dampak psikologis yang pertama adalah timbulnya perasaan malu.
Cerita ini sudah bukan rahasia lagi, bahwa debt collector sering kali menggunakan teknik-teknik menakutkan, merendahkan, atau ancaman untuk memperoleh pembayaran. Bayangkan jika ini dilakukan di depan umum, karena enggak jarang debt collector mendatangi kantor atau bahkan rumah, dan membuat kegaduhan.
Hal ini akan memicu perasaan tidak nyaman dan ketakutan pada peminjam, seolah-olah mereka sedang dinilai oleh sekeliling. Perasaan tersebut bisa menimbulkan efek buruk bagi kesejahteraan psikologis peminjam dan menghambat rutinitas harian mereka.
Rasa Takut
Perlakuan keras debt collector bisa memicu tingkat kecemasan dan tekanan yang besar bagi peminjam. Peminjam yang terus-menerus mendapatkan ancaman dan tindakan menakutkan bisa merasakan beban psikis yang mendalam.
Kondisi tekanan ini bisa mengakibatkan dampak buruk terhadap kesehatan fisik dan psikis peminjam, seperti kesulitan tidur, perubahan pola makan, hingga berkurangnya kemampuan konsentrasi.
Rasa Putus Asa
Ketika seseorang diteror secara terus menerus, maka akan muncul perasaan tidak berdaya. Rasa optimismenya akan hilang. Pada akhirnya, mereka akan merasa seakan-akan tidak ada solusi untuk masalah keuangan mereka.
Perasaan putus asa muncul, hingga bisa saja berakibat paling buruk: rasa tidak berharga dan tak merasa ada gunanya untuk hidup.
Keadaan depresi dan krisis emosi inilah yang membutuhkan pendekatan hati-hati serta dukungan yang komprehensif dari orang-orang di sekitarnya.
Rasa Terisolasi
Reperkusi psikologis dari tindakan debt collector yang kasar dan keras bisa memengaruhi relasi sosial peminjam. Peminjam yang berada di bawah beban tekanan dan stres karena penagihan yang tidak manusiawi akan cenderung menjauhkan diri dari pergaulan.
Dari banyak kasus yang terjadi, rata-rata memang menarik diri dari keluarga, dari lingkaran pertemanannya. Sepertinya ini adalah akibat akumulasi dari rasa malu, takut, putus asa, dan berbagai rasa negatif lainnya. Namun, dengan menarik diri, justru beban psikologis semakin menjadi. Akibatnya, korban pinjol ini kesulitan mendapat sokongan emosi saat menghadapi tantangan finansial.
Support System untuk Korban Pinjol
So, memang sedih ya, kalau ada orang terdekat yang menjadi korban pinjol. Dalam beberapa kasus, korban pinjol ini dipecat dari pekerjaan, diceraikan oleh pasangannya, kabur dari rumah, dan sebagainya.
Padahal, keluarga dan lingkungan pertemanan terdekat memegang peran penting dalam memberikan dukungan kepada korban pinjol. Membantunya secara finansial pastinya adalah bentuk bantuan yang paling tepat. Kamu bisa membantu dengan menyusun strategi pembayaran utang, menegosiasikan dengan pemberi pinjaman, atau bahkan mencari sumber pendapatan tambahan.
Namun, bagaimana kalau hal ini tidak memungkinkan?
Kita tetap bisa membantunya sebagai support system-nya. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil oleh keluarga atau teman dekat untuk membantunya, kalau memang tak bisa membantu secara finansial.
1. Pendengar yang Baik
Jadilah telinga yang selalu siap mendengar tanpa menghakimi. Membiarkan korban berbicara dan meluapkan perasaannya dapat memberi rasa lega dan mereka jadi tahu bahwa mereka tidak sendirian.
2. Edukasi Keuangan
Bantu mereka memahami pentingnya manajemen keuangan dan perencanaan anggaran. Sebagai keluarga atau teman dekat, kamu bisa mengajak mereka untuk belajar keuangan dari berbagai sumber daya yang sekarang bisa banyak ditemukan.
3. Dorong untuk Mencari Bantuan
Jika mereka merasa terjebak, dorong mereka untuk mencari bantuan dari organisasi nirlaba yang membantu orang dengan masalah utang. Sekarang juga sudah banyak WA group ataupun komunitas-komunitas korban pinjol, yang anggotanya saling menguatkan satu sama lain.
Namun, hati-hati dengan joki pinjol ya. Karena bisa saja mereka ini malahan justru memanfaatkan situasi yang dialami oleh si korban pinjol.
4. Dukungan Emosional
Tekanan dari utang akan memengaruhi kesehatan mental korban pinjol. Enggak cukup hanya memberikan nasihat tentang bagaimana mengelola keuangan atau cara melunasi utang, mereka juga butuh untuk didengarkan dan diberi empati.
Selain itu, terkadang dukungan dari keluarga dan teman bisa jadi juga enggak cukup. Dalam kasus-kasus tertentu, dampak emosional dari utang bisa begitu parah sehingga memerlukan intervensi profesional. Konseling atau terapi bisa menjadi opsi yang sangat bermanfaat. Dengan dukungan emosional yang tepat, korban dapat lebih siap dan mampu mengatasi tantangan finansial mereka dengan pikiran yang jernih dan tenang.
5. Hindari Menyalahkan
Dalam masyarakat, sering kali terdapat persepsi negatif terkait orang yang menghadapi kesulitan finansial. Banyak yang beranggapan bahwa masalah keuangan adalah hasil dari ketidaktelitian, kecerobohan, atau keputusan buruk.
Namun, kenyataannya, ada banyak faktor eksternal dan internal yang bisa menyebabkan seseorang jatuh ke dalam jerat pinjol, seperti pemutusan hubungan kerja mendadak, krisis ekonomi, biaya medis mendadak, atau keadaan darurat lainnya. Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja.
Dengan memahami bahwa siapa pun bisa terkena dampak, sangat penting untuk menghindari sikap menyalahkan ketika seseorang di sekitar kita menghadapi masalah finansial, termasuk menjadi korban pinjol. Menyalahkan mereka hanya akan menambah beban emosional yang sudah mereka rasakan. Lagi pula, menyalahkan juga enggak menyelesaikan masalah, bukan?
6. Bersikap Sabar
Mengatasi masalah pinjol membutuhkan waktu dan ekstra tenaga. Bersikap sabar dan terus mendukung para korban pinjol saat mereka sedang menjalani proses penyelesaiannya.
7. Jaga Privasi
Masalah keuangan adalah hal yang pribadi. Hormati privasi mereka dan hindari untuk membicarakan masalah mereka dengan orang lain tanpa izin.
Menjadi support system bagi korban pinjol bukanlah tugas yang mudah. Namun, adalah tanggung jawab kita sebagai keluarga, teman, dan anggota masyarakat. Dengan memahami beban yang mereka pikul dan menyediakan dukungan emosional yang tanpa henti, kita dapat membantu mereka melewati masa-masa sulit dengan lebih kuat dan berharap.
Setiap orang membutuhkan jaring pengaman, dan kita semua memiliki peran penting dalam memastikan bahwa mereka yang sedang menghadapi kesulitan finansial tidak merasa sendirian. Ingatlah bahwa dengan bersatu, dengan pengertian dan empati, kita dapat membuat perbedaan besar dalam hidup seseorang.
Kamu juga bisa belajar keuangan dengan cara-cara lain, sesuai kebutuhan dan kenyamananmu lo! Ada kelas-kelas finansial online–yang bisa kamu ikuti dari mana saja, bisa juga belajar finansial secara online course di Udemy! Cek ke sini ya: https://linktr.ee/qmfinancial.
Jangan lupa juga untuk follow Instagram QM Financial supaya enggak ketinggalan update!
5 Kesalahan Umum yang Menghambat Bebas Finansial di Usia Muda
Di era modern ini, bebas finansial di usia muda itu bisa jadi sangat mungkin. Pasalnya, sudah banyak hal bisa mendukung kalau memang kita niat betul untuk bisa mencapai kebebasan finansial lebih cepat.
Hal pertama, tentu mindset harus sudah benar. Ndilalahnya, zaman sekarang pengetahuan itu juga mudah didapatkan. Kebebasan finansial bukan hanya tentang memiliki banyak uang, tetapi lebih kepada kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidup tanpa harus terus-menerus khawatir tentang masalah finansial.
Dengan bebas finansial di usia muda, seseorang dapat memiliki pilihan yang lebih leluasa dalam mengejar passion, menjalankan hobinya, atau bahkan memutuskan untuk berhenti bekerja lebih awal. Namun, mencapai bebas finansial di usia muda bukanlah hal yang mudah. Banyak hambatan dan tantangan yang harus dihadapi, terutama kesalahan-kesalahan umum yang seringk ali dilakukan tanpa disadari.
Meski demikian, menjadi muda memiliki keunggulannya sendiri: energi, waktu, dan kesempatan. Namun, tanpa arahan yang benar, semua potensi ini bisa terbuang sia-sia, terutama dalam konteks keuangan. Kesalahan di awal perjalanan keuangan bisa berdampak jangka panjang dan menghambat pencapaian bebas finansial di usia muda.
Kesalahan Umum yang Bisa Menghambat Rencana Bebas Finansial di Usia Muda
1. Tidak Menetapkan Tujuan Keuangan dengan Jelas
Menetapkan tujuan finansial adalah langkah awal dan krusial jika kamu ingin bebas finansial di usia muda. Sayangnya, banyak generasi muda yang melewatkan tahap ini dan membiarkan arus kehidupan membawa mereka tanpa arah yang pasti.
Karena itu, setting up your goals menjadi hal penting pertama yang harus diperbaiki. Sebuah tujuan memberikan arah. Dengan mengetahui apa yang ingin dicapai, kamu akan memiliki panduan untuk setiap keputusan keuangan yang diambil. Tujuan yang jelas dapat memotivasimu untuk tetap konsisten dalam menjalankan rencana keuangan, bahkan di saat-saat sulit.
Selain itu, tanpa tujuan yang jelas, akan sulit bagimu untuk menentukan apakah kamu berada di jalur yang benar atau tidak. Hal ini bisa mengakibatkan pengambilan keputusan finansial yang impulsif, dan malah menyabotase rencana sendiri.
2. Menghabiskan Uang tanpa Kontrol
Sebenarnya juga enggak masalah kalau mau kasih self reward, self healing, atau apa pun namanya. Menikmati hasil kerja keras sendiri itu justru wajib hukumnya. Namun, jangan sampai melupakan bahwa hidup ke depannya masih panjang. Siapa lagi yang bisa memenuhi kebutuhan kita, kalau bukan kita sendiri ya kan?
Namun, kudu ingat. Menghabiskan uang tanpa kontrol atau tanpa adanya perencanaan dapat menimbulkan dampak negatif yang signifikan terhadap kesejahteraan finansial jangka panjang. Ini bisa berpengaruh pada rencana keuangan untuk menuju bebas finansial di usia muda.
Faktanya, pengendalian pengeluaran adalah kunci untuk mencapai kestabilan dan kebebasan finansial. Tanpa kontrol yang tepat atas uang yang dikeluarkan, kita jadi lebih mudah tergoda. Akhirnya, melencenglah dari track semula. Bahkan, paling parahnya, bisa terjerumus utang konsumtif yang tak terencana. Sebaliknya, dengan mengendalikan pengeluaran, kamu pun dapat memastikan bahwa setiap rupiah yang dikeluarkan memberikan nilai maksimal bagi kehidupanmu sekarang, hingga jauh ke depan.
3. Terjebak Utang Konsumtif Berkepanjangan
Utang konsumtif merujuk pada utang yang muncul saat kita membeli barang-barang konsumsi atau layanan yang tidak meningkatkan nilai atau menghasilkan pendapatan di masa depan.
Sumber utang konsumtif yang umumnya terjadi biasanya pada penggunaan kartu kredit, paylater, sampai pinjol. Lalu, mengapa utang konsumtif ini menjadi salah satu kesalahan yang terjadi saat kamu berproses untuk bisa bebas finansial di usia muda?
Umumnya, utang konsumtif itu memiliki tingkat bunga yang tinggi. Jika enggak segera dilunasi, bunga dapat membengkak dan meningkatkan jumlah utang secara signifikan. Di sisi lain, pembayaran bulanan untuk melunasi utang dapat membebani anggaran, mengurangi kemampuan untuk menabung atau berinvestasi. Pada akhirnya, beban utang yang terus-menerus bisa menyebabkan stres, kecemasan, dan ujung-ujungnya, gagal bebas finansial.
4. Lalai Menyiapkan Dana Darurat
Dana darurat adalah simpanan khusus yang disisihkan untuk menanggulangi situasi darurat atau keadaan tak terduga yang membutuhkan dana segera. Baik itu untuk keadaan medis, kerusakan kendaraan, kehilangan pekerjaan, atau situasi lain yang memerlukan pengeluaran besar dalam waktu singkat. Bagi generasi muda, sering kali ada kelalaian dalam mempersiapkan dana ini.
Tanpa dana darurat, bisa jadi kamu akan menghadapi kesulitan finansial saat mengalami keadaan tak terduga, hingga akhirnya memilih mengambil pinjaman dengan bunga tinggi untuk menutupi kebutuhan. Akibatnya lagi, dana yang seharusnya dialokasikan untuk investasi atau tujuan lain mungkin harus dialihkan untuk menangani kondisi darurat tersebut.
Namun, mengapa orang bisa melalaikan dana darurat? Ya, penyebabnya bisa banyak. Banyak yang merasa bahwa mereka masih muda dan memiliki banyak waktu, sehingga mengabaikan kemungkinan risiko. Ada juga kecenderungan untuk memprioritaskan gaya hidup konsumtif daripada menabung. YOLO, you only live once. Kapan lagi, bisa menikmati hidup, ya kan?
Selain itu, juga karena kurangnya wawasan dan pengetahuan tentang keuangan. Makanya, enggak tahu pentingnya punya dana darurat, saat ingin mencapai bebas finansial di usia muda.
5. Pengin Serbainstan
Siapa sih yang enggak akan tergiur kalau ada iming-iming, “cepat kaya”, atau “keuntungan cepat”?
Dalam era digital saat ini, ketika banyak hal dapat diakses dan diperoleh dengan cepat, budaya ‘instan’ telah mendominasi berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam hal keuangan. Mereka yang tumbuh di tengah kemudahan teknologi, sering kali menginginkan segalanya serba cepat, termasuk kesuksesan finansial.
Dengan adanya aplikasi perbankan, investasi, dan e-commerce, segalanya tampak hanya sejauh satu klik. Ini bisa memengaruhi persepsi tentang bagaimana cara mendapatkan uang dan kekayaan. Apalagi dengan adanya media sosial, ya kan? Melihat teman-teman sebaya atau influencer yang menunjukkan kemewahan dan kesuksesan bisa menciptakan rasa ingin cepat sukses tanpa melihat proses yang mereka lalui.
Tanpa disadari, mentalitas ini dapat menghambat pencapaian bebas finansial di usia muda yang sebenarnya.
Tanpa pengetahuan yang cukup, keinginan untuk mendapatkan keuntungan besar dalam waktu singkat bisa mendorong kita untuk melakukan banyak hal secara impulsif, tanpa pertimbangan yang matang. Akhirnya, ya sudah banyak contohnya kan? Banyak orang terjebak investasi bodong. Banyak pula yang tertipu sehingga merugi hingga nominal fantastis.
Padahal, dalam pencapaian kebebasan finansial, proses seperti menabung, berinvestasi, dan belajar adalah hal yang esensial. Keinginan serbainstan bisa membuat kita mengabaikan proses ini.
Bebas finansial di usia muda bukanlah mimpi yang tidak mungkin diwujudkan. Namun, untuk mewujudkannya, kita perlu kesadaran, pengetahuan yang cukup, dan kedisiplinan.
Kesalahan-kesalahan yang kerap kita lakukan, kita mesti sadar akan hal ini. Namun, hal itu sudah jadi langkah pertama untuk bisa menghadapi hambatan-hambatan yang ada. Setiap orang memiliki potensi dan peluang untuk mencapai kebebasan finansial, asalkan mereka mau belajar, beradaptasi, dan tumbuh di tengah-tengah tantangan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Menyelesaikan Utang Pinjol dengan Cepat
Dikutip dari Katadata, jumlah total utang pinjol penduduk DKI Jakarta yang masih harus dilunasi atau outstanding, mengalami peningkatan dari Rp10,35 triliun pada bulan April menjadi Rp10,5 triliun pada bulan Mei.
Demikian pula dengan kredit macet, di mana persentase kredit macet dari utang pinjol penduduk DKI Jakarta meningkat dari 2,94% atau sekitar Rp304 miliar pada bulan April menjadi 3,23% atau sekitar Rp339 miliar. Meskipun demikian, dikatakan bahwa tingkat kredit macet utang pinnjol penduduk DKI Jakarta masih berada dalam level yang aman, yaitu di bawah batas atas yang ditetapkan oleh OJK, yaitu 5%.
Tip Selesaikan Utang Pinjol dengan Cepat
Jadi, gimana? Apakah kamu termasuk dari mereka yang punya kredit macet utang pinjol di atas? Yuk, segera dilunasi. Ingat kan, hukumnya? Bahwa berani utang, ya berani bayar. Lagi pula, dengan bebas dari beban utang, itu artinya kamu sudah selangkah lebih dekat menuju bebas finansial lo.
Berikut adalah beberapa tip untuk membantumu menyelesaikan utang pinjol secepat mungkin.
1. Evaluasi Utang
Pertama-tama, buatlah daftar semua utangmu. Dalam daftar ini, tuliskan jumlah utang, tingkat bunga, dan tanggal jatuh tempo. Ini memberikan gambaran yang jelas tentang berapa total utang kamu sebenarnya, siapa pemberi pinjaman, dan berapa bunga yang dibebankan ke kamu.
2. Buat Rencana Pembayaran
Setelah memiliki daftar lengkap utang, langkah selanjutnya adalah menentukan utang mana yang harus dibayar terlebih dahulu. Ada dua metode umum untuk melakukan ini:
- Metode snowball, yang menyarankan untuk membayar utang dengan saldo terkecil terlebih dahulu, sambil tetap membayar minimum pada utang lainnya. Setelah utang terkecil lunas, maju ke utang berikutnya. Proses ini diulang sampai semua utang lunas. Metode ini dapat memberikan kepuasan psikologis karena memungkinkanmu untuk melihat kemajuan lebih cepat.
- Metode avalanche, yang memungkinkanmu untuk membayar utang dengan bunga tertinggi terlebih dahulu. Meskipun mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk melihat kemajuan, pada akhirnya kamu akan membayar lebih sedikit bunga dan mungkin melunasi utang lebih cepat.
3. Kurangi Pengeluaran
Menghemat pengeluaran dan membuat perubahan gaya hidup sementara bisa menjadi cara yang efektif untuk melunasi utang lebih cepat.
Coba cek di catatan keuangan, pos apa saja yang bisa dikurangi atau dihemat. Misalnya pos makan di luar, tunda dulu liburan, bikin kopi di kantor saja, kurangi subscription, dan sebagainya. Fokuslah pada pelunasan utang pinjol agar bisa beres dengan segera.
Menghemat pengeluaran dan membuat perubahan gaya hidup sementara mungkin tidak mudah, tetapi itu bisa sangat membantu dalam proses melunasi utang. Setelah kamu melunasi utang, kamu bisa saja kembali ke beberapa kebiasaan lamamu itu. Atau, malahan kamu kemudian merasakan bahwa gaya hidup yang lebih hemat ini justru lebih nyaman, jadi bisa diteruskan saja.
4. Tingkatkan Pendapatan
Mencari pekerjaan sampingan bisa menjadi solusi yang baik untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Ini bisa berupa pekerjaan paruh waktu di malam hari atau akhir pekan.
Contoh pekerjaan sampingan bisa berupa pelayan di restoran, petugas kebersihan, atau kasir di toko. Kamu juga bisa mencari pekerjaan sampingan yang berkaitan dengan hobi atau keterampilan yang kamu miliki, seperti menjadi instruktur fitness, mengajar musik, atau menjadi pemandu tur.
Jika kamu memiliki keterampilan yang bisa digunakan dalam proyek freelance, ini bisa menjadi cara bagus untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Misalnya, jika kamu memiliki keterampilan dalam desain grafis, penulisan, pemasaran digital, pengembangan web, atau terjemahan, kamu bisa mencari proyek freelance di situs web seperti Upwork atau Freelancer.
Menghasilkan pendapatan tambahan memerlukan waktu dan usaha, tetapi ini bisa sangat membantu dalam membayar utang. Ingatlah untuk memfokuskan uang tambahan ini untuk membayar utang, bukan malah buat belanja-belanji barang yang enggak penting lagi.
5. Negosiasi Suku Bunga
Sebelum menghubungi pemberi pinjaman, pastikan kamu memiliki argumen yang kuat untuk mengapa mereka harus menurunkan suku bunga utang pinjol yang kamu miliki. Hal ini bisa mencakup catatan pembayaran yang on-time, peningkatan skor kredit, atau penurunan pendapatan yang membuatmu sulit untuk membayar utang.
Hubungi pemberi pinjaman dan minta untuk bernegosiasi soal suku bunga. Dalam beberapa kasus, mereka mungkin bersedia menurunkan suku bunga jika kamu bisa membuktikan keseriusan untuk melunasi utang.
6. Konsolidasi Utang
Jika memungkinkan, pertimbangkan untuk menggabungkan semua utang ke dalam satu pinjaman dengan suku bunga lebih rendah. Ini dapat membantu mengurangi biaya bunga dan membuat pembayaran lebih teratur dan terencana.
7. Jangan Tambah Utang
Jangan menambah utang baru selama kamu masih dalam proses melunasi utang pinjaman online. Hindari godaan pinjaman baru dan fokus pada membayar utang yang ada terlebih dahulu.
8. Tetap Konsisten dan Disiplin
Yes, pembayaran utang yang konsisten dan disiplin adalah kunci dalam proses melunasi utang. Berikut adalah beberapa cara untuk memastikan kamu dapat selalu membayar tepat waktu dan mengikuti rencana pembayaran yang sudah dibuat.
- Bikin reminder di HP. Dengan begitu banyak tanggung jawab dan jadwal yang sibuk, bisa mudah untuk lupa tanggal jatuh tempo pembayaran. Bikin alarm, reminder, atau apa pun di HP, untuk membantumu mengingat kapan harus melakukan pembayaran.
- Transfer otomatis. Dengan cara ini, pembayaran akan ditarik secara otomatis dari rekeningmu setiap bulan, sehingga kamu enggak perlu khawatir lupa atau terlambat membayar.
- Pembayaran utang harus menjadi bagian dari anggaran bulananmu. Dengan begitu, kamu bisa mengalokasikan penghasilan sesuai dengan kebutuhan cicilan utang pinjol.
- Atur prioritas dengan membayar utang dengan bunga tertinggi terlebih dahulu. Dengan cara ini, kamu dapat mengurangi jumlah total bunga yang harus dibayar.
Demikian cara menyelesaikan utang pinjol dengan cepat. Iya, dengan membayar pinjaman, bukan dengan joki pinjol.
Ingat ya, konsistensi adalah kunci dalam proses melunasi utang pinjol. Dengan membayar tepat waktu dan mengikuti rencana yang sudah dibuat, kamu pasti bisa melunasi utang pinjol lebih cepat dan bebas dari beban keuangan.
Proses di atas mungkin menantang, tetapi ingatlah bahwa hasil akhirnya adalah kebebasan dari utang pinjol. Dengan usaha dan strategi yang tepat, kamu bisa mengatasi tantangan ini dan membangun masa depan finansial yang lebih cerah.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Agar Tak Terjerat Pinjol dan Penipuan Toko Online seperti Ratusan Mahasiswa IPB
Beberapa waktu yang lalu, kita dihebohkan dengan berita mengenai terjeratnya ratusan mahasiswa IPB dalam pinjol dan penipuan toko online. Jumlah korban mencapai 300-an orang, dengan kerugian hingga mencapai Rp2.1 miliar.
Sungguh miris mendengar beritanya. Ada apa dengan para mahasiswa ini? Apakah mereka hedon sedemikian rupa sehingga “terpaksa” meminjam uang ke aplikasi pinjol? Apakah platform pinjol ilegal ini sekarang sudah merangsek ke kampus-kampus, atau gimana?
Penasaran kan?
Kronologi Kasus Penipuan Toko Online yang Menjerat Ratusan Mahasiswa IPB
Menurut penelusuran, ini merupakan modus penipuan yang cukup baru. Pelaku menawarkan kerja sama usaha penjualan gadget atau laptop dari toko online miliknya. Ada komisi sebesar 10% yang ditawarkan pada korban untuk setiap transaksi yang dilakukan.
Pelaku meminta korban untuk membeli barang di toko online milik pelaku. Jika korban tidak punya uang, maka pelaku meminta korban untuk memanfaatkan pinjol. Saat uang pinjaman disetorkan, barang tidak dikirimkan kepada korban sebagai pembeli, tetapi tetap disimpan oleh pelaku. Ternyata, komisi juga tidak diberikan sesuai perjanjian.
Menurut Satgas Waspada Investasi, sudah ada 5 aplikasi pinjol yang terlibat dalam kasus ini. SWI pun menetapkan bahwa kasus ini merupakan kasus penipuan toko online dan bukan sebagai masalah pinjol, karena uang diterima oleh pelaku, sementara barangnya fiktif.
Saat artikel ini ditulis, pelaku penipuan toko online ini sudah ditangkap dan sudah diproses oleh pihak berwajib.
Terhindar dari Penipuan Toko Online
Sebenarnya miris ya, bahwa kasus penipuan seperti ini masih terjadi. Lebih miris lagi, hal ini terjadi pada mahasiswa, yang seharusnya merupakan karakter-karakter yang kritis. Korban penipuan toko online yang mencapai ratusan ini menjadi tanda, bahwa literasi keuangan kita memang masih belum baik, meskipun menurut data, sudah terjadi peningkatan.
Data di atas adalah menunjukkan tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia tahun 2019. Sementara hasil SLINK tahun 2022 menunjukkan adanya peningkatan indeks literasi keuangan sebesar 49.68%, yang meningkat dari 38.03% di tahun 2019 tersebut.
Bahkan, menurut OJK, ada beberapa masalah yang muncul seputar tingkat literasi keuangan pada generasi muda ini. Yang paling miris adalah mudahnya generasi muda sekarang percaya dengan kata influencer, sehingga lebih mudah teperdaya untuk berinvestasi secara ilegal dan berpeluang lebih besar untuk terjerat penipuan.
Lalu, bagaimana caranya agar kita bisa terhindar dari berbagai jenis penipuan toko online seperti para mahasiswa IPB ini?
1. Cek legalitas
Menurut OJK, untuk setiap investasi atau iming-iming bodong seperti modus penipuan toko online ini, setiap dari kita harus memperhatikan 2L, yaitu legal dan logis.
Nah, kita bahas dulu yang pertama. Legal, artinya harus terdaftar dan diawasi oleh institusi yang berwenang. Jika terkait jasa layanan keuangan, kita bisa mengeceknya ke OJK. Jika terkait dengan produk bursa berjangka, seperti kripto, forex, dan sejenisnya, kita harus mengecek ke Bappebti. Jika terkait dengan perusahaan seperti penipuan toko online ini, cek SIUP atau surat izin usaha perdagangannya. Jika perlu cari website resmi usahanya, bahkan sampai ke laporan keuangan perusahaan terkait, jika ada.
Kita bisa cek identitas perusahaannya, cek kantornya apakah benar-benar ada. Jika yang bersangkutan adalah toko online yang menitipkan lapaknya ke marketplace atau ecommerce, kita bisa mengecek berapa banyak produk sudah terjual, ke mana saja, berapa rating dari pembeli, dan apakah ada testimoni negatif yang patut diperhatikan.
Jika informasinya belum memuaskan, kita juga bisa menelusurinya dari Google. Jika memang tidak ada rekam jejak yang cukup valid, maka sebaiknya tunda dan pikirkan kembali.
Kita wajib waspada terhadap segala sesuatu yang tidak jelas.
2. Berpikir kritis
Salah satu korban kasus penipuan toko online ini bercerita, bahwa mereka dijanjikan mendapatkan komisi 10% dari setiap transaksi dengan pinjol yang mereka lakukan. Sebenarnya, dari sini pun sudah cukup bisa dirasakan keganjilan skemanya.
Jika korban meminjam dana dari pinjol Rp3 juta untuk membeli laptop, dan kemudian mendapatkan komisi Rp300.000, lalu bagaimana dengan Rp2.7 juta yang lain? Apalagi untuk meminjam dana dari aplikasi itu nama korbanlah yang dipakai, bukan nama pelaku, bukan? Lalu, bagaimana korban bisa membayarnya kembali? Karena pasti korbanlah yang kemudian ditagih.
Jadi, di sinilah L yang ke-2 dalam 2L itu harus diperhatikan. Logis, artinya jangan hanya fokus pada return yang dijanjikan, tetapi skema bisnisnya sendiri juga harus masuk logika. Jika cacat logika, atau ada bagian yang terasa “hilang” atau tidak klop, lebih baik urungkan niat dan pikirkan kembali.
3. Update berita
Kadang kita merasa overwhelmed dengan berita-berita ya? Memang sih, tapi ada pentingnya juga kita update, karena dari berita-berita seperti inilah kita kadang mendapatkan pemahaman baru.
Seperti modus penipuan toko online ini sepertinya cukup baru ya, sehingga enggak heran kalau menelan korban yang cukup banyak. Konon, banyak di antara mahasiswa yang tertipu ini memang sedang bergerak untuk mencari dana kegiatan yang sedang mereka adakan. Si pelaku memanfaatkan kebutuhan ini untuk menjerat mereka dalam skema penipuan toko online.
Faktanya, para penipu memang sering memanfaatkan kebutuhan korban akan dana seperti ini. Ditambah dengan kurangnya pengetahuan dan pemahaman para korban, sehingga jerat pun bisa dilancarkan oleh pelaku.
Ke depannya, bukan tak mungkin berbagai modus penipuan lain juga akan muncul. Karena itu, kita memang harus waspada. Update terus berita, dan ingat kata OJK, 2L untuk setiap hal baru yang kita temui.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
3 Level Literasi Keuangan yang Harus Kamu Tahu
Kita harus mengakui, bahwa beberapa kasus investasi bodong dan juga kasus pinjol yang masih terus terjadi belakangan tak lepas dari masih rendahnya literasi keuangan masyarakat kita.
Namanya juga usaha, para oknum penyelenggara investasi bodong pastilah menawarkan berbagai iming-iming agar kita tertarik dan kemudian ikut bergabung dalam skemanya. Ada yang berjanji memberikan imbal hasil yang lebih tinggi daripada instrumen lain, ada juga yang menjanjikan keuntungan pasti dan teratur layaknya gaji, sampai ada juga yang mengklaim, bahwa investasinya akan memberi return yang sangat cepat.
Mendengar klaim-klaim ‘lebih tinggi’, ‘lebih pasti’, dan ‘lebih cepat’ membuat banyak orang jadi tergiur untuk menyetorkan dana. Padahal, ketiga hal tersebutlah yang tak akan pernah ada dalam sebuah skema investasi yang benar.
Pada akhirnya, para korban baru sadar ketika tak ada satu pun janji yang terealisasi. So, siapa yang harus disalahkan? Yah, enggak usah menyalahkan pihak lain. Lebih baik, fokus pada diri sendiri: sudahkah kita memiliki tingkat literasi keuangan yang baik, sehingga bisa memfilter hal-hal tak wajar itu?
Seharusnya sih bisa.
Apa Sih Literasi Keuangan Itu?
Pemerintah sendiri sih sudah memiliki berbagai aturan dan hukum yang sah untuk melindungi masyarakat dari upaya-upaya penipuan seperti ini. Tapi ya, sepertinya semua hukum tersebut akan percuma saja, kalau kita sendiri tak berusaha juga meningkatkan literasi keuangan kita.
Pasalnya, oknum yang bermaksud jahat itu biasanya juga kreatif. Mereka akan selalu bisa menemukan cara agar tujuannya tercapai. Dan, kitalah yang menjadi sasarannya. Bisa apa kita kalau literasi keuangan kita rendah?
Sebenarnya apa sih literasi keuangan itu?
Otoritas Jasa Keuangan, atau OJK, sendiri memberi definisi, bahwa literasi keuangan adalah pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan yang memengaruhi kualitas pengambilan dan pengelolaan keuangang demi meningkatkan kesejahteraan kita dalam hidup.
Ada juga definisi dari Organization for Economic Co-operation and Development, atau OECD, yang menjelaskan bahwa literasi keuangan adalah pengetahuan dan pemahaman mengenai konsep risiko keuangan, sekaligus juga keterampilan untuk menerapkannya demi membuat keputusan finansial yang efektif dalam meningkatkan financial wellbeing.
Tingkat Literasi Keuangan yang Rendah Membuat Orang Lebih Mudah Terlibat Masalah
Sampai dengan tahun 2019, OJK mencatat bahwa tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia masih sangat rendah, yaitu sebesar 38% saja, dengan inklusi 76%. Ini artinya, dari 100 orang Indonesia, baru sebanyak 38 orang saja yang sudah memiliki pemahaman yang cukup baik soal finansial.
Meski terbilang rendah, tetapi sebenarnya rasio ini justru meningkat, karena di tahun 2016, tingkat literasi kita hanyalah sebesar 29.7%, dengan indeks inklusi keuangan sebesar 67.8%
Rendahnya rasio literasi ini menghasilkan begitu mudahnya orang tergiur iming-iming investasi yang tak masuk akal, berutang ke pinjol ilegal sampai tak terkendali, over-belanja, dan sebagainya, yang akhirnya menyebabkan mereka menjadi tak punya tabungan, tak punya rencana masa depan, sampai terlihat kesulitan keuangan yang besar sampai-sampai membahayakan kesehatannya.
Apakah hal tersebut yang kita inginkan? Pastinya sih enggak.
Segala macam iming-iming investasi bodong dan pinjol bisa kita tolak, jika kita punya bekal pengetahuan keuangan yang cukup.
3 Level Literasi Keuangan
Lead trainer QM Financial, Ligwina Hananto, menjelaskan bahwa ada 3 level literasi keuangan yang harus dilalui ketika orang mulai belajar mengelola finansialnya.
Awareness
Level ini merupakan level paling dasar, dan terjadi ketika orang mulai sadar akan kondisinya yang kurang baik secara finansial dan butuh untuk belajar lebih banyak. Niat untuk menjadi lebih baik secara finansial mulai timbul pada level ini; dari mulai enggak peduli kemudian berubah menjadi lebih care terhadap masa depan sendiri.
Biasanya orang akan mulai mencari-cari tahu apa saja yang bisa dipelajari untuk membuat kondisi keuangan lebih baik. Ia akan mulai mencari informasi mengenai berbagai sumber belajar. So, di sini ia akan mulai follow akun-akun yang suka berbagi tip keuangan dasar, biasanya sih dimulai dari yang gratis-gratis dulu.
Knowledge
Pada level ini, seseorang sudah mulai mengerti dan paham, bahwa ada banyak hal yang harus dipelajari untuk bisa meningkatkan literasi keuangannya.
Ia mulai paham beberapa produk keuangan, dan bisa mulai memilih mana yang paling sesuai untuk dimanfaatkan. Ia juga mulai bisa bercerita pada temannya, bahwa ia tahu produk A, B, C, dan D, dan apa fungsinya masing-masing, tetapi sebenarnya ia sendiri belum mencobanya. Seenggaknya belum semua atau secara lengkap.
Action
Setelah minat dan sudah cukup paham, maka level literasi keuangan selanjutnya adalah action. Di sini seseorang mulai mempraktikkan apa yang ia ketahui. Ia akan tahu dari mana ia bisa mulai, dan ia mulai dengan cermat sembari belajar lebih banyak lagi.
Pada level ketiga ini, seseorang sudah bisa dikatakan memiliki tingkat literasi keuangan yang baik.
Nah, bagaimana dengan kamu sendiri? Apakah kamu merasa masih sering tergoda oleh berbagai iming-iming yang bisa bikin tabungan jebol? Mulai dari iming-iming investasi return cepat, belanja impulsif, utang tak terkendali, dan sebagainya?
Jika memang demikian, ayo, segera ajak dirimu sendiri untuk segera sadar, bahwa pengetahuan finansial itu sangat penting untuk kita miliki demi masa depan dan hidup yang lebih baik.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Hal yang Perlu Diketahui tentang Pinjaman Online – Jangan Sampai Terjebak
Sepertinya semakin banyak saja orang yang terjerat pinjaman online. Sungguh berita buruk, di tengah mulai nge-hype-nya literasi keuangan dewasa ini.
Bahkan sampai ada yang bunuh diri lantaran tercekik sampai belasan aplikasi pinjaman online ini. Coba baca artikel yang dilansir oleh Kompas.com, di sini ada berbagai cerita dari para peminjam uang online. Sedih banget bacanya :(
Utang, barangkali adalah budaya. Kita cenderung untuk selalu merasa kekurangan uang. Padahal pemasukan (baca: gaji) ada rutin setiap bulan. Kadang juga ada yang masih bisa memperoleh penghasilan sampingan. Tapi, banyak yang sudah bergaji besar, utang juga banyak. Mending ini utang produktif. Tapi, enggak. Utangnya buat beli barang-barang konsumtif.
Atau malah lebih miris lagi. Utang pinjaman online buat berobat, karena enggak punya asuransi kesehatan.
*mengheningkan cipta*
Well, mari kita lihat beberapa hal tentang pinjaman online, agar bisa berpikir ulang kali kalau mau utang di sana.
5 Hal tentang pinjaman online yang harus banget diketahui dan disadari sebelum mulai berutang
1. Tidak semua terdaftar dan diawasi oleh OJK
Pemerintah sendiri–melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK)–sebenarnya juga sudah enggak kurang-kurang usahanya dalam melindungi kita. Ada ribuan perusahaan pinjaman online yang ilegal sudah dibekukan tahun ini.
Tapi, kasus tetap saja ada.
Sebelum mulai melakukan pinjaman online, coba cek apakah perusahaannya terdaftar dan berizin resmi di OJK. Di bulan Agustus 2019 kemarin, OJK telah mengeluarkan daftar berisi 127 fintech terdaftar di seluruh Indonesia, dan 7 di antaranya sudah mengantongi izin permanen.
Jadi, selain mengecek kondisi diri sendiri untuk memastikan bahwa kita benar-benar butuh meminjam uang, kita juga harus mengecek perusahaan tempat kita akan meminjam uang.
2. Selalu ada harga untuk kemudahan dan kepraktisan
Kalau dari cerita dalam berita yang dilansir oleh Kompas.com yang sudah ditautkan di atas, rata-rata para peminjam pinjol yang akhirnya terjebak ini tertarik berutang karena proses yang cepat, mudah, dan praktis. Seakan-akan, enggak perlu apa-apa deh, tinggal daftar terus ajukan pinjaman. Dalam hitungan jam, bahkan menit, uang pun cair.
Tapi coba ditelusuri. Sejak pertama pinjaman cair saja, ada potongan 30% dari uang pinjamannya. Katanya sih untuk biaya administrasi. Banyak yang mengajukan pinjaman Rp1.000.000, tapi ternyata uang yang diterima hanya Rp600.000 – Rp650.000. Tapi kemudian harus mengembalikan utang pokoknya Rp1.054.000, plus bunga Rp75.000 per hari, dengan tenor 7 hari.
My oh my!
Jangan terjebak oleh iming-iming “mudah dan praktis”. Selalu ingat, bahwa tak pernah ada makan siang gratis, kawan. Apalagi ini soal duit. “Mudah dan praktis” pasti berharga mahal.
3. Awas, tenor!
Selanjutnya, soal tenor (yang pastinya berhubungan dengan bunga). Tenor rata-rata pinjaman online ilegal adalah dalam hitungan hari. Ada jebakan tersendiri juga dari tenor yang sangat singkat ini.
Bunga hariannya saja sudah mencekik. Saat peminjam tidak bisa melunasi tepat waktu, maka si peminjam akan meminta agar waktu pelunasan mundur. Waktu pelunasan mundur bukan berarti tanpa perhitungan. Kadang justru bunga dari tenor yang mundur ini jadi berkali lipat lagi.
Akhirnya si peminjam semakin terlilit dan tak mungkin bisa lepas. Ada yang berusaha lepas, tetapi dari meminjam aplikasi pinjaman online lain untuk menutup utang pinjaman online yang satu.
Oh dear. Sungguh siklus yang sepertinya tak akan pernah terputus.
4. Eksploitasi data pribadi
Saat kita mengunduh suatu aplikasi–aplikasi mobile apa pun di PlayStore maupun App Store–saat itu pula biasanya akan muncul pertanyaan, apakah kita mengizinkan aplikasinya mengakses data personal kita, seperti foto dan kontak?
Biasanya sih, tanpa banyak baca ya kita akan langsung setuju saja.
Tapi sadar enggak sih, bahwa dengan kita setuju (kalau enggak setuju, aplikasi batal didownload dan diinstall), kita juga sudah memberikan akses secara free pada aplikasi-aplikasi mobile tersebut? Termasuk aplikasi pinjaman online.
Dari berbagai kasus jeratan pinjaman online yang bisa dibaca di artikel Kompas.com itu, banyak yang mengaku bahwa tak cuma si peminjam saja yang diteror oleh penagih pinjaman online. Tapi juga termasuk orang-orang yang nomornya ada di daftar kontak kita. Bahkan bos di kantor pun bisa juga ikut diteror. Akibatnya, ada tuh cerita; sudahlah harus melunasi pinjaman online, malah dipecat juga dari kantor lantaran dituduh menjaminkan nama atasan.
Waduh! Runyam banget.
So, coba deh dipikirkan baik-baik setiap kali hendak mengunduh dan menginstal aplikasi mobile. Kira-kira membahayakan kontak kita enggak ya? Apalagi untuk pinjaman online.
5. Ketahui cara melaporkan fintech yang melanggar aturan
Sebenarnya ada cara untuk melaporkan fintech yang melanggar aturan. OJK secara khusus menyediakan line untuk pengaduan. Bisa langsung klik tautannya saja.
Namun, yang bisa ditindak oleh OJK hanyalah jika pelanggaran tersebut dilakukan oleh fintech legal, yang masuk dalam daftar pengawasan mereka ya. Jadi, kalau kita berutang ke fintech ilegal, maka OJK tidak bisa membantu. Untuk fintech ilegal yang meneror kita, kita bisa melaporkannya ke kepolisian.
Selain itu, kalau baca ceritanya sih, ada kejadian di mana fintech-nya menyebarkan data pribadi kita di media sosial bahkan ditambah dengan fitnah. Untuk hal ini, berarti ada indikasi penyebaran konten negatif. Nah, ini bisa dilaporkan melalui situs aduankonten.id milik Kemenkominfo.
Fyuh, memang sudah semakin memprihatinkan saja nih kondisinya ya. Tapi, mau bagaimanapun, hal yang terbaik adalah jangan sembarangan berutang. Apalagi utang untuk kebutuhan yang sebenarnya bisa kita penuhi dengan menabung dan berinvestasi.
Ada lo kelas-kelas finansial online QM Financial yang bisa bantu kamu untuk segera lepas dari jeratan utang ini. Ada kelas Blueprint of Your Money yang merupakan foundation dari semua tip keuangan, hingga cara mengatur cash flow sehingga dengan pemasukan yang minim pun seharusnya kita tetap bisa menabung dan punya tujuan finansial yang jelas.
Yuk, segera cek jadwalnya, dan pilih kelas yang kamu butuhkan.
Mau belajar finansial apa hari ini?