Bulan Madu dengan Dana Terbatas? Bisa dengan 7 Tip Ini!
Di antara berbagai persiapan upacara dan pesta pernikahan yang dipersiapkan, barangkali kamu dan calon pasanganmu juga pengin melakukan bulan madu?
Wah, tentu saja! It will be so romantic, melakukan perjalanan berdua ke suatu tempat, bersenang-senang sebelum kemudian dihadapkan pada dunia rumah tangga yang nyata dengan segala macam masalahnya.
Jadi, pengin bulan madu ke mana nih? Dalam atau luar negeri? Apa kabar dananya? Semoga kamu enggak melupakan anggarannya ya!
Jika kamu kebetulan enggak punya dana yang terlalu besar tapi tetep pengin pergi menikmati bulan madu berdua bareng pasanganmu, maka kamu sebaiknya merencanakannya sejak awal. Bisa saja kok kalau kamu memang pengin honeymoon–bahkan ke luar negeri–dengan dana terbatas. Yang penting, rencanakan sebelumnya.
Ikuti langkah-langkah merencanakan bulan madu ala QM Financial berikut ini ya.
7 Langkah Mempersiapkan Bulan Madu dengan Dana Terbatas
1. Survei
Langkah wajib pertama agar bisa bulan madu dengan dana terbatas adalah survei. Apa yang harus disurvei?
- Lokasi
- Tempat penginapan
- Transportasi, dari rumah ke lokasi dan selama di lokasi
- Kuliner, atau tempat makan
Buat beberapa alternatif tujuan bulan madu. Kumpulkan informasi sebanyak mungkin tak hanya dari satu sumber saja. Jika kamu sempat, survei juga ke biro-biro perjalanan, karena mereka biasanya punya paket honeymoon dengan bujet-bujet tertentu. If you can’t afford it, kamu bisa sontek tujuan-tujuan wisata yang ada dalam paket tersebut, tetapi kamu atur sendiri perjalanannya.
2. Buat anggaran
Sesudah mendapatkan alternatif pilihan tujuan bulan madu, berikutnya buatlah anggaran khusus. Kamu bisa memisahkan anggaran bulan madu ini dari anggaran upacara dan pesta pernikahan, supaya enggak siwer. Lagi pula keduanya butuh penanganan sendiri-sendiri kan?
Kalau perlu, kamu juga buat rekening khusus untuk anggaran bulan madu ini, selain rekening khusus untuk pesta pernikahan. Berkomitmenlah untuk mengumpulkan dana, seperti caramu mengumpulkan dana untuk menikah.
3. Pilih waktu yang tepat
Nah, salah satu hal yang mesti dipertimbangkan adalah waktu. Biasanya, biaya perjalanan atau liburan akan lebih murah kalau kita lakukan di off season–di musim di mana semua orang enggak ada yang liburan.
Jadi, kalau kamu mau melakukan bulan madu secara hemat, pilihlah waktumu dengan sebaik-baiknya. Bulan-bulan yang tak terlalu ramai orang liburan itu biasanya di sekitar bulan Maret, April, Mei, September, Oktober. Nah, coba kamu sesuaikan dengan jadwalmu, terutama dengan hari H pernikahanmu ya, karena kan idealnya bulan madu dilakukan sesaat setelah upacara pernikahan. Kalau enggak, keburu kecebur ke rutinitas lagi, lupa deh bulan madu.
4. Pilih lokasi
Ini juga terkait dengan waktu liburan itu. Kalau waktu liburannya bisa pas off season, lokasi mana pun pasti lebih lengang. Enak buat jalan berdua, bikin suasana lebih intens dan romantis.
Kalau misalnya kamu pengin bulan madu ke luar negeri dengan dana terbatas, maka ada satu hal yang harus kamu pertimbangkan. Yaitu, pilihlah negara yang punya kurs tidak terlalu jauh dari rupiah. Misalnya, Vietnam, Thailand, atau Kamboja. Tujuannya, ya supaya kamu enggak perlu menukar uang terlalu banyak, dan biasanya dengan begitu harga-harga barang–makanan, misalnya–juga tak jauh berbeda dengan di Indonesia.
Selain itu, mesti diingat, bahwa bulan madu enggak harus terlalu jauh kok. Kamu bisa pilih saja lokasi liburan yang dekat tapi eksotis. Yang penting kan bisa menikmati waktu berdua. Iya nggak?
5. Cari alternatif akomodasi dan transportasi
Biasanya sih liburan paling hemat itu memang kalau dilakukan secara backpacker. Tapi, bulan madu backpackeran? Ya, kenapa enggak? Mungkin malah lebih romantis karena ada rasa petualangannya yang lebih kental.
Untuk akomodasi, kamu enggak harus pilih hotel bintang lima juga kok. Coba cari alternatif lain. Maybe homestay will do? Sekarang banyak homestay yang ditawarkan untuk diinapi para backpacker, dengan fasilitas yang cukup nyaman lo. Atau, mungkin lebih hemat kalau kamu sewa kamar apartemen saja, apalagi kalau kamu agak lama menginapnya? Bisa jadi alternatif yang bagus.
Demikian juga dengan transportasi. Coba cari alternatif-alternatif yang lebih hemat. Misalnya, mungkin mending kamu sewa motor saja di lokasi bulan madu nanti?
Yang harus diingat, kamu selalu bisa menghemat di satu pos demi mendapatkan prioritas di pos lain. Maksudnya–misalnya nih–kamu rela naik transportasi umum ke sana kemari, demi mendapatkan satu kamar di hotel berbintang. Ataupun sebaliknya.
Selalu bicarakan alternatif-alternatif ini dengan pasangan kamu ya.
6. Booking lebih awal
Untuk penginapan dan transportasi kadang kita bisa mendapatkan harga yang lebih bagus jika memesan lebih awal. So, sebaiknya kamu memang merencanakan perjalanan bulan madumu ini jauh-jauh hari, sejak kamu mulai merencanakan pernikahan.
Lumayan juga lo. Katakanlah tiket pesawat kadang selisihnya bisa beberapa puluh bahkan ratusan ribu.
7. Cari paket promo
Cobalah follow akun-akun media sosial biro-biro perjalanan, hotel-hotel, atau maskapai-maskapai. Biasanya selalu saja ada promo yang ditawarkan. Manfaatkanlah promo-promo ini untuk mendapatkan harga yang lebih murah.
Pokoknya, jangan menyerah sampai kamu bisa membuat itinerary yang sesuai dengan bujet dan kemampuan finansialmu ya!
Nah, siap untuk berbulan madu sekarang? Have fun, dan nikmati momen berdua kalian ya!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Menikah di Rumah atau di Gedung? Ini Plus Minusnya
Salah satu pos terbesar saat kita sedang membuat anggaran acara pernikahan adalah biaya sewa gedung. Apalagi jika tanggal yang kita pilih adalah tanggal cantik atau unik, tanggal nikahnya sejuta umat. Atau, pengin lokasi yang strategis, kapasitas besar, dekorasi mewah. Sudahlah, harga bisa melangit banget. Makanya kadang muncul opsi selain menyelenggarakan resepsi pernikahan di gedung: mendingan menikah di rumah aja apa?
Ini juga dulu yang menjadi pertimbangan salah satu teman yang hendak menikah di tanggal 09-09-09. Karena hampir semua gedung yang biasa menjadi venue pernikahan full booked, maka keputusan akhirnya mereka mengadakan semua tahapan upacara menikah di rumah, termasuk upacara adat hingga resepsi.
Nah, untuk membantumu mempertimbangkan, berikut ada beberapa plus minus opsi menikah di rumah atau sewa gedung pernikahan.
Menikah di Rumah
Plusnya menyelenggarakan acara pernikahan di rumah:
- Tak perlu khawatir full booked, bahkan di tanggal-tanggal cantik dan unik. Kamu bisa menyelenggarakan acara di hari baik apa pun. Jika di hari yang sama, tetamu juga harus menghadiri acara pernikahan yang lain, biarkan saja mereka sendiri yang mengaturnya bukan?
- Kamu bisa lebih menghemat pengeluaran di pos sewa gedung yang bisa mencapai puluhan juta rupiah, tergantung lokasi dan jenis gedungnya. FYI, untuk bisa menggelar pesta pernikahan di Half Patiunus, kamu perlu menyediakan dana sekitar Rp100 – 200 juta/paketnya. Sedangkan, kalau mau yang lebih terjangkau, misalnya di gedung Museum Purna Bhakti Pertiwi, kamu perlu merogoh kocek sekitar Rp5 juta untuk sewanya.
- Waktu acara tidak terbatas. Kamu boleh saja mengadakan pesta tujuh hari tujuh malam–dengan catatan sudah seizin RT/RW. Rumahmu sendiri ini kan? Bebas!
- Bisa lebih banyak mendapat bantuan tetangga. Biasanya kalau di kampung-kampung–kayak kampung saya–kalau ada salah satu warga yang punya hajat, se-RT yang bantuin; mulai dari masak, keamanan, penerima tamu, dan lain sebagainya. Memang tidak ada kewajiban uang jasa, tetapi kita sebagai yang punya hajat ya mesti tahu dirilah ya. Biasanya ada sedikit uang saku buat keamanan, yang buat masak ya nanti boleh kalau mau bawa tupperware dari rumah, dan sebagainya. Pastinya sih enggak sebesar uang jasa vendor pernikahan.
Minusnya menyelenggarakan acara pernikahan di rumah:
- Jelas lebih repot persiapannya. Sewaktu ada saudara yang menikah di rumah dulu, rumahnya sudah mulai disiapkan sejak beberapa bulan sebelumnya, termasuk merenovasi bagian-bagian tertentu, mengecat ulang, dan sebagainya. Tentunya ini opsional sih. Kalau memang rumahnya sudah dirasa cukup representatif, enggak harus direnovasi juga kan? Dan, biaya renovasi rumah itu juga enggak sedikit lo.
- Area di rumah juga lebih terbatas, enggak kayak gedung yang memang dipersiapkan untuk menampung orang banyak. Jadi, ya mesti pinter-pinter atur waktu kunjung tamu, atur parkir mobil dan kendaraan lain, juga atur sirkulasi gerak tamu. Karena kalau enggak, duh, jadi kayak sarden kegencet di dalam kaleng. Apalagi kalau rumahnya enggak seberapa besar.
- Pos pengeluaran sewa gedung memang bisa dicoret, tapi butuh pos pengeluaran lain, misalnya sewa tenda, tambahan kursi, plus dekorasi.
- Beres-beres setelah pesta juga melelahkan lo, jadi harus diperhitungkan juga.
Menikah dengan Sewa Gedung
Plusnya mengadakan resepsi pernikahan di gedung:
- Area lebih lega, tentu saja. Bisa disesuaikan dengan jumlah tamu yang ingin kita undang. Undangan 300, berarti cari gedung yang muat menampung setidaknya 1000 orang. Undangan 500, berarti mencari gedung yang lebih besar lagi, mungkin yang berkapasitas 1500 orang. Dan seterusnya.
- Hemat energi dan tenaga, karena biasanya gedung pernikahan juga ada yang menawarkan sepaket dengan dekorasi, bahkan katering. Lumayan juga kan, enggak perlu atur sana-atur sini lagi. Serahkan saja pada ahlinya, kita bisa fokus pada kesakralan upacara saja.
- Biasanya lokasinya juga cukup strategis, sehingga memudahkan tamu yang akan datang.
- Bersih-bersih? Nggak kayak menikah di rumah, sudah ada orang yang bertugas di gedung pernikahan. Setelah acara selesai, kita bisa langsung pulang atau capcus bulan madu.
Minusnya menyelenggarakan pesta pernikahan di gedung:
- Pastinya, kamu harus menyediakan dana yang cukup besar, berbeda dengan acara menikah di rumah. Untuk sekelas Balai Sarbini, Hotel Mulia, dan sejenisnya sudah pasti harga sewanya mencapai ratusan juta rupiah. Kalau mau yang lebih murah, ya kamu bisa menyewa gedung-gedung milik pemerintah, misalnya Auditorium Gelanggang Remaja Jakarta atau gedung Aula Sudirman Makodam Jaya yang harga sewanya paling banter Rp10 juta saja untuk waktu 6 jam.
- Risiko full booked di tanggal-tanggal tertentu, sehingga mungkin kamu harus memilih tanggal baik yang lain daripada yang lain.
- Dalam satu hari, bisa saja ada 2 acara resepsi. Sehingga waktunya pun jadi terbatas dan sempit banget. Misalnya, acara resepsimu siang hari pukul 12.00, sedangkan malamnya pukul 19.00 sudah akan dipakai lagi, berarti setidaknya pukul 15.00, dekorasi pestamu sudah harus dibersihkan, baik acara sudah selesai atau belum.
Nah, sudah ada banyak pertimbangan plus dan minusnya menikah di rumah atau mengadakan resepsi di gedung. Kamu pilih yang mana? Pastinya sesuaikan dengan bujet yang sudah kamu buat dan juga kemampuan finansialmu ya.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Perjanjian Pranikah Bukan Hal Tabu – Ini 5 Hal yang Harus Diketahui
Dalam masyarakat kita di Indonesia, masih banyak yang merasa tabu untuk membuat perjanjian pranikah ketika merencanakan pernikahan. Dalam mindset mereka, perjanjian ini semacam “harapan” untuk berpisah bagi kedua calon pengantin.
Baru juga menikah, kok udah mikir cerai, mati, dan berbagai sebab perpisahan lainnya? Pamali!
Gitu kali ya? Padahal, enggak begitu juga sih. Pemikiran seperti ini biasanya memang didasari oleh pemahaman yang kurang. Seperti halnya tentang investasi, banyak yang bilang identik dengan “rugi”. Padahal kalau dipelajari benar-benar, kita bisa mengambil manfaat yang besar dari investasi ini.
Nah, jika kamu sekarang memang sedang dalam tahap merencanakan pernikahan dengan pasangan jiwamu, ada baiknya mempertimbangkan juga untuk membuat perjanjian ini. Mengapa? Karena–alih-alih memberi “harapan” untuk berpisah–perjanjian pranikah dibuat justru untuk melindungi orang-orang tercintamu dari berbagai kerugian dan masalah yang bisa terjadi di depan, saat kalian sudah berumah tangga nanti.
Enggak percaya? Mari kita lihat beberapa hal mengenai perjanjian pranikah berikut ini.
5 Hal yang Harus Kamu Ketahui tentang Perjanjian Pranikah
1. Apa sih definisi perjanjian pranikah sebenarnya?
Seperti kita tahu, dalam hukum agama (misalnya Islam), harta yang dimiliki oleh pasangan sebelum menikah menjadi hak milik masing-masing, sedangkan harta yang dimiliki setelah pernikahan menjadi milik bersama, kecuali ada perjanjian sebelumnya. Suami wajib menafkahi keluarga (istri dan anak-anak), sedangkan jika pihak istri juga bekerja, istri tidak wajib untuk menyerahkan penghasilannya pada keluarga.
Dari kondisi ini, lantas diketahui bahwa yang dipahami oleh sebagian orang mengenai perjanjian pranikah adalah mengenai pemisahan harta suami dan istri–harta gana-gini. Bahwa apa yang dihasilkan oleh suami atau istri dari pekerjaan mereka, tidak menjadi milik bersama, tapi milik masing-masing.
Namun sebenarnya, perjanjian pranikah tidak hanya di situ saja. Perjanjian pranikah adalah perjanjian yang dibuat sebelum pasangan menikah, yang mengatur segala macam hal yang dinilai dapat menimbulkan risiko masalah di masa depan. Risiko masalah ini bisa apa saja, dari mulai finansial hingga kekerasan.
Perjanjian pranikah ini berupa surat kontrak berkekuatan hukum, yang ditandatangani di hadapan notaris, dan dicatatkan di kantor Catatan Sipil.
2. Kapan sebaiknya perjanjian pranikah dibuat?
Namanya juga “pranikah” jadi seharusnya ya dibuat sebelum kedua pasangan menikah dan resmi menjadi suami istri. Bahkan, ada pasangan yang sudah membuat perjanjian ini saat masih tunangan.
Seperti yang sudah kita yakini, bahwa keterbukaan soal kondisi finansial masing-masing pasangan sangat penting ketika keduanya memutuskan hendak menikah. Jangan sampai, sesudah menikah kita baru tahu kalau pasangan kita ternyata punya utang yang tak bisa terselesaikan. Tentu enggak masalah kalau lantas sang pasangan menerima dan kemudian bersedia membantu. Tapi ya kita enggak bisa memungkiri, kondisi finansial bisa jadi pemicu masalah rumah tangga lain hingga menimbulkan efek domino yang semakin lama bisa berdampak semakin buruk
3. Apa saja yang dibahas dalam perjanjian pranikah?
Sudah sempat disebutkan di poin pertama, perjanjian pranikah bisa memiliki banyak poin, dari finansial hingga kekerasan.
Beberapa hal yang biasanya diatur dalam perjanjian pranikah:
- Harta bawaan, baik harta yang diperoleh sendiri oleh masing-masing pasangan, warisan, hibah, dan harta-harta lainnya.
- Utang bawaan, baik yang dibawa oleh suami maupun istri, yang akan tetap menjadi tanggungan masing-masing untuk menyelesaikan.
- Istri akan mengurus sendiri harta pribadinya–baik yang bergerak maupun tidak bergerak–dari sumber mana pun, tanpa harus meminta kuasa dari suami.
- Hal-hal yang menjadi konsekuensi jika terjadi konflik antara suami dan istri.
- Dan sebagainya.
Perjanjian ini disepakati bersama, ditandatangani, disahkan, dan kemudian dicatatkan. Tidak ada yang boleh mengubah, kecuali kedua pasangan sepakat untuk mengubah dan perubahannya tidak merugikan pihak mana pun.
4. Mengenai bisnis keluarga
Tak hanya sekadar memisahkan penghasilan, perjanjian pranikah juga dibuat untuk melindungi salah satu pihak jika pihak yang lain rawan gugatan, misalnya karena utang, bisnis, dan lain sebagainya.
Contohnya begini. Si suami adalah seorang pengusaha sejak sebelum menikah. Saat hendak menikah, pasangan ini membuat perjanjian pranikah yang memisahkan harta dan utang mereka. Dengan demikian, di masa yang akan datang, jika *amit-amit* suami terlibat kasus dan harus menghadapi hukum karena tak bisa membayar utang, maka harta istri (dan semua harta yang diatasnamakan istri) tidak bisa ikut disita karena memang terpisah. Jadi, yang dituntut hanya milik suami saja. Dengan demikian, istri dan anak-anak masih bisa cukup aman secara finansial.
5. Proses pembuatan perjanjian pranikah
Sulitkah mengurus perjanjian pranikah ini? Enggak juga, tapi kamu akan butuh bantuan profesional hukum, yaitu notaris. Untuk biayanya bervariasi sih, tergantung notarisnya juga.
Jika kamu memang berencana untuk membuat perjanjian ini, maka ada baiknya masukkan agenda untuk menemui notaris dalam perencanaan pernikahanmu.
Satu hal yang pasti, pembuatan perjanjian pranikah ini opsional. Bukan kewajiban. Kamu bebas menentukan, apakah kamu perlu membuat atau tidak. Jangan membuat karena terpaksa. Diskusikanlah hal ini terutama dengan pasanganmu ya.
Nah, semoga artikel ini bisa sedikit membantumu untuk memahami tentang perjanjian pranikah.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.