6 Contoh Tujuan Keuangan Jangka Pendek untuk Gen Z
Contoh tujuan keuangan jangka pendek sering kali menjadi topik yang dibahas ketika berbicara tentang generasi Z dan perjalanan keuangan mereka. Sebagai generasi yang lahir di era digital, mereka punya kebiasaan yang unik untuk memanfaatkan berbagai alat dan sumber daya yang tersedia untuk segala hal, termasuk dalam perencanaan keuangan.
Begitu juga dengan contoh tujuan keuangan jangka pendek. Ada banyak opsi yang dapat dipertimbangkan, dan tak jarang hal ini bikin galau. Pengin yang ini, tapi yang itu kayaknya juga menggiurkan. Akhirnya bingung. Padahal sebenarnya bingung itu wajar, cuma sayangnya, kalau dibiarkan berlama-lama bingung akhirnya tertunda dan terlupakan.
Hingga akhirnya, banyak gen Z yang mulai enggak tahu apa tujuan keuangannya sendiri.
Mengapa Gen Z Penting untuk Punya Tujuan Keuangan?
Siapa sih gen Z? Generasi Z atau generasi pascamilenial adalah kelompok manusia termuda di dunia saat ini. Mereka lahir dalam rentang 1995 hingga 2010. Di Indonesia, pada 2010 saja jumlah mereka sudah lebih dari 68 juta orang, nyaris dua kali lipat Generasi X (kelahiran 1965-1976). Dan kini ada sekitar 2,5 miliar orang Generasi Z di seluruh dunia.
Sebagai generasi Z, mempunyai tujuan finansial merupakan suatu keharusan, bukan pilihan. Mengapa penting?
Contohnya saja soal kondisi ekonomi yang berkembang belakangan ini. Harga rumah, biaya pendidikan, dan biaya hidup umumnya telah meningkat secara signifikan. Tanpa perencanaan dan tujuan keuangan yang baik, generasi Z mungkin akan mengalami kesulitan dalam menghadapi tantangan ekonomi ini.
Eh, tapi kan masih muda! Bahkan belum punya rencana serius buat nikah. Masa sudah harus mikirin biaya pendidikan?
Well, di situlah ada yang namanya tujuan keuangan jangka pendek. Ini cocok banget buat gen Z yang belum mau mikir terlalu jauh. Ini dia beberapa alasan mengapa gen Z seharusnya punya tujuan keuangan jangka pendek:
- Memiliki tujuan keuangan jangka pendek dapat membantu membentuk kedisiplinan keuangan dan mengajarkan generasi Z bagaimana merencanakan, menabung, dan berinvestasi.
- Dengan memiliki tujuan keuangan jangka pendek yang jelas, generasi Z dapat mengurangi stres finansial dan merasa lebih terkontrol atas keuangan sendiri.
- Contoh tujuan keuangan jangka pendek seringkali adalah langkah pertama menuju tujuan keuangan jangka panjang yang lebih besar. Misalnya, menabung untuk liburan atau gadget baru dapat membantu membiasakan generasi Z untuk menabung untuk tujuan yang lebih besar, seperti membeli rumah atau merencanakan pensiun.
- Tujuan keuangan jangka pendek seperti merencanakan liburan atau membeli gadget baru juga dapat meningkatkan kualitas hidup dan memberikan penghargaan dan motivasi untuk bekerja keras.
- Tujuan keuangan seperti dana darurat membantu mempersiapkan situasi tidak terduga, seperti kehilangan pekerjaan atau masalah kesehatan. Ini memberikan jaring pengaman dan memberikan rasa aman finansial.
Dengan alasan-alasan tersebut, sangat penting bagi generasi Z untuk memahami pentingnya menetapkan dan mencapai tujuan keuangan jangka pendek sebagai bagian dari perencanaan keuangan yang sehat dan berkelanjutan.
Contoh Tujuan Keuangan Jangka Pendek untuk Gen Z
Jadi, apakah kamu salah satud ari generasi Z yang sedang merencanakan masa depan keuangan, atau kamu hanya ingin memahami lebih baik bagaimana generasi ini memandang keuangan, yuk, kita bahas 6 contoh tujuan keuangan jangka pendek yang mungkin relevan dan bermanfaat bagi generasi Z.
1. Dana Darurat
Dana darurat adalah sejumlah uang yang disimpan secara khusus untuk mengatasi kejadian mendadak atau tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan, biaya medis mendadak, atau perbaikan mobil atau rumah yang mendesak.
Gen Z perlu menjadikan dana darurat ini sebagai contoh tujuan keuangan jangka pendek pertama yang harus dicapai secepat mungkin. Pasalnya, seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa dana darurat dapat memberikan rasa aman dan mengurangi stres finansial saat terjadi krisis. Tanpa dana darurat, kejadian tak terduga bisa menjadi bencana finansial.
Dana darurat juga bisa menjadi alternatif mencegah utang. Jika terjadi krisis dan tidak ada dana darurat, mungkin kamu akan terpaksa mengambil pinjaman atau menggunakan kartu kredit dengan tingkat bunga tinggi. Dana darurat dapat mencegah hal ini bisa terjadi.
Sebagai generasi Z, contoh tujuan keuangan jangka pendek yang ideal adalah menabung setidaknya 3-6 bulan pengeluaran hidup dalam dana darurat. Jumlah ini mungkin berbeda-beda tergantung pada situasi individu masing-masing, seperti status pekerjaan dan tanggung jawab finansial lainnya.
2. Lunasi Utang
Melunasi utang merupakan salah satu contoh tujuan keuangan jangka pendek yang sangat penting, terutama bagi generasi Z yang mungkin baru memulai perjalanan keuangan.
Mengapa demikian?
Utang, terutama utang dengan bunga tinggi, bisa menjadi beban yang besar. Melunasi utang dapat membantu mengurangi beban finansial dan membantu kamu memiliki lebih banyak uang untuk tabungan dan investasi di masa mendatang.
Dan, jangan salah ya. Melunasi utang merupakan langkah pertama dan paling penting jika kamu bercita-cita untuk bisa merasakan bebas finansial secepat mungkin. Tanpa utang, kamu memiliki kontrol penuh atas penghasilanmu dan memiliki fleksibilitas lebih besar dalam pengeluaran dan investasi.
3. Liburan
Liburan adalah salah satu contoh tujuan keuangan jangka pendek yang cukup populer, termasuk bagi generasi Z.
Pasalnya, merencanakan dan menabung untuk liburan bisa menjadi motivasi yang kuat untuk mengembangkan kebiasaan menabung dan merencanakan keuangan. Hal ini juga memungkinkanmu untuk bisa menikmati liburan tanpa stres finansial.
Dengan menabung terlebih dahulu untuk liburan dapat mencegahmu mengambil utang untuk biaya liburan, yang bisa menambah beban finansial di kemudian hari.
Sebagai generasi Z, mulai merencanakan dan menabung untuk liburan sejak dini adalah langkah yang baik. Mulailah dengan menentukan tujuan liburanmu, membuat anggaran, dan kemudian menetapkan rencana tabungan. Mungkin memerlukan waktu dan kedisiplinan, tetapi hasilnya – liburan yang dinikmati tanpa beban finansial – akan sangat berharga.
4. Gadget Baru
Membeli gadget baru seperti smartphone, laptop, atau konsol game adalah contoh tujuan keuangan jangka pendek yang umum, terutama bagi generasi Z yang sangat akrab dengan teknologi.
Sama seperti liburan, menyisihkan uang setiap bulan untuk gadget baru bisa membantu membentuk kebiasaan dan kedisiplinan keuangan yang baik. Ini bisa menjadi latihan yang berharga dalam merencanakan dan mengejar tujuan keuangan. Pun, membeli gadget baru bisa menjadi mahal, dan sering kali orang tergoda untuk membelinya melalui cicilan atau kartu kredit. Namun, jika kamu menabung terlebih dahulu, kamu dapat menghindari biaya tambahan dan bunga yang sering kali melekat pada opsi pembayaran tersebut.
So, enggak apa kalau kamu ganti smartphone setiap kali ada generasi baru hadir. Toh sebagai generasi Z, teknologi kan memang merupakan bagian dari hidupmu. Namun, penting juga untuk merencanakan pembelian gadget baru secara bijaksana.
5. Melanjutkan Pendidikan
Melanjutkan pendidikan, baik itu untuk gelar sarjana, master, doktoral, atau program sertifikasi profesional, adalah contoh tujuan keuangan jangka pendek hingga menengah yang sering menjadi prioritas bagi generasi Z.
Melanjutkan pendidikan adalah investasi dalam pengetahuan dan keterampilan kamu sendiri, yang dapat membuka lebih banyak peluang karier dan potensi pendapatan di masa mendatang. Sementara, biayanya juga mahal dan banyak mahasiswa berakhir tidak bisa melanjutkan pendidikan karena keterbatasan biaya. Menabung terlebih dahulu untuk pendidikan bisa membantu mengurangi beban finansial ini.
Generasi Z harus melakukan perencanaan keuangan jangka pendek secara cermat sebelum memutuskan untuk melanjutkan pendidikan. Pertimbangkan potensi pengembalian investasi dari program pendidikan yang kamu minati, serta cara-cara alternatif untuk mendanai pendidikan tersebut, seperti beasiswa, kerja paruh waktu, atau program pembayaran pelatihan oleh perusahaan.
6. Menikah
Menikah adalah suatu keputusan besar yang juga melibatkan pertimbangan finansial yang signifikan, serta salah satu contoh tujuan keuangan jangka pendek yang penting.
Dari persiapan pernikahan hingga kehidupan setelahnya, berikut beberapa poin mengenai menikah sebagai contoh tujuan keuangan jangka pendek atau menengah bagi generasi Z:
- Biaya pernikahan, bisa sangat mahal, mulai dari biaya resepsi, fotografi, gaun pengantin, hingga bulan madu. Menyisihkan uang sejak dini untuk biaya ini dapat membantu meringankan beban finansial saat waktu pernikahan tiba.
- Setelah menikah, kamu mungkin akan memulai hidup bersama pasangan, yang berarti biaya hidup baru seperti sewa atau cicilan rumah, utilitas, makanan, dan lainnya. Memahami dan merencanakan untuk biaya ini akan sangat penting.
- Menikah sering kali juga berarti membangun tujuan keuangan bersama, seperti membeli rumah, mempersiapkan pendidikan anak, atau merencanakan pensiun, yang hanya bisa dicapai jika kamu punya rencana keuangan yang komprehensif.
Nah, itu dia 6 contoh tujuan keuangan pendek yang sebaiknya dimiliki oleh generasi Z.
Beberapa contoh tujuan keuangan jangka pendek seperti membentuk dana darurat, melunasi utang, merencanakan liburan, membeli gadget baru, melanjutkan pendidikan, dan persiapan pernikahan adalah beberapa langkah penting dalam perjalanan keuangan generasi Z. Menetapkan dan merencanakan untuk mencapai tujuan-tujuan ini dapat membangun keterampilan keuangan yang akan berdampak positif sepanjang hidup.
Bagaimana memulainya? Untuk membantumu melangkah lebih jauh, kamu bisa bergabung dalam kelas keuangan online di QM Financial.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Perencanaan Keuangan Jangka Pendek untuk Menghadapi Kemungkinan Kenaikan Inflasi
Perencanaan keuangan jangka pendek adalah salah satu aspek penting dalam mengelola keuangan pribadi. Terutama sih perencanaan keuangan jangka pendek ini sebaiknya kamu lakukan saat misalnya kondisi keuangan sedang tidak stabil, misalnya pas lagi krisis. Bahkan ketika terjadi kenaikan inflasi–yang sebenarnya merupakan hal biasa yang akan terjadi setiap tahunnya.
Nah, dalam menghadapi kemungkinan kenaikan inflasi, atau juga krisis yang lain, perencanaan keuangan jangka pendek memegang peranan kunci dalam menjaga stabilitas keuangan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa kita tetap dapat mencapai tujuan finansial kita, meskipun kondisi sedang krisis.
Seperti yang kita tahu kan, bahwa kenaikan inflasi dapat memengaruhi daya beli kita dan mengurangi nilai dari uang yang kita miliki. So, ada baiknya kita memiliki strategi-strategi perencanaan keuangan jangka pendek untuk meminimalkan risiko keuangan yang bisa terjadi.
Jadi, strategi apa yang perlu kita jalankan dalam perencanaan keuangan jangka pendek demi menghadapi kemungkinan kenaikan inflasi dan menjaga stabilitas keuangan di masa depan ini?
Apa Itu Inflasi, dan Apa Dampaknya?
Inflasi adalah suatu kondisi ketika harga-harga barang dan jasa cenderung meningkat secara terus-menerus dalam jangka waktu tertentu.
Dalam kondisi inflasi, jumlah uang yang beredar di pasar lebih besar dibandingkan dengan ketersediaan barang dan jasa, sehingga permintaan lebih tinggi daripada penawaran. Hal ini menyebabkan kita harus membayar lebih banyak uang untuk membeli barang atau jasa yang sama.
Inflasi biasanya diukur dengan menggunakan indeks harga konsumen atau indeks harga produsen, dan dapat diakibatkan oleh berbagai faktor. Misalnya seperti permintaan yang tinggi, biaya produksi yang meningkat, dan kebijakan moneter dari pemerintah atau bank sentral. Inflasi dapat memengaruhi berbagai aspek ekonomi, termasuk investasi, pinjaman, dan kebijakan fiskal, dan moneter.
Inflasi dapat memiliki dampak yang signifikan pada keuangan kita, terutama jika kita enggak melakukan perencanaan keuangan jangka pendek dan jangka panjang untuk menghadapi dampak tersebut. Beberapa dampak inflasi misalnya:
Menurunnya daya beli
Inflasi dapat menyebabkan harga barang dan jasa naik. Hal ini berarti bahwa uang yang sama tidak lagi dapat membeli jumlah barang dan jasa yang sama seperti sebelumnya, sehingga daya beli kita menurun.
Menurunnya nilai uang
Kenaikan harga barang dan jasa juga berarti bahwa nilai uang menurun. Uang yang sama akan memiliki nilai yang lebih rendah di masa depan daripada sekarang.
Meningkatnya biaya hidup
Kenaikan harga barang dan jasa juga dapat menyebabkan meningkatnya biaya hidup. Biaya hidup yang lebih tinggi berarti bahwa kita harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Mengurangi tabungan
Jika kita punya tabungan cash di bank, maka saat terjadi inflasi, siap-siap saja menerima kenyataan bahwa nilai tabungan kita juga akan menurun. Tabungan yang sama akan memiliki nilai yang lebih rendah di masa depan, sehingga kita kudu menabung lebih banyak uang untuk mencapai tujuan keuangan jangka pendek dan jangka panjang kita.
Nah jadi, sangat penting bagi kita untuk mempersiapkan diri menghadapi inflasi dengan merencanakan keuangan jangka pendek, dan jangka panjang juga, dengan cermat. Dengan perencanaan yang tepat, kita dapat mengurangi dampak inflasi pada keuangan dan menjaga stabilitas keuangan kita sendiri di masa depan.
Perencanaan Keuangan Jangka Pendek untuk Menghadapi Kemungkinan Kenaikan Inflasi
1. Memahami Profil Risiko
Memahami profil risiko merupakan langkah penting dalam perencanaan keuangan jangka pendek untuk menghadapi kemungkinan kenaikan inflasi.
Profil risiko kita itu bergantung pada sejumlah faktor, termasuk usia, tujuan investasi, toleransi risiko, pengalaman, dan kondisi keuangan. Dalam hal ini, kita harus mempertimbangkan apakah kita lebih cocok untuk berinvestasi dalam instrumen yang berisiko tinggi atau rendah, atau apakah lebih baik untuk menghindari risiko sepenuhnya. Semua kembali ke kondisi masing-masing, enggak ada yang salah, enggak ada yang paling benar juga ya.
2. Menentukan tujuan keuangan
Kembali lagi ke #TujuanLo Apa. Tujuan perencanaan keuangan jangka pendek mungkin mencakup membangun dana darurat, membayar utang kartu kredit, membeli mobil, atau menabung untuk liburan. Sedangkan tujuan keuangan menengah dan panjang bisa berarti mencakup membeli rumah, pensiun, atau pendidikan anak.
Tentukan tujuan keuangan jangka pendek, menengah, dan panjang dengan jelas, serta berapa biaya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut.
Dalam membuat perencanaan keuangan jangka pendek, memahami profil risiko dan tujuan keuangan sangat penting karena akan memengaruhi strategi investasi yang akan digunakan. Profil risiko dan tujuan keuangan akan menjadi dasar dalam memilih instrumen investasi yang tepat, mengalokasikan aset yang sesuai, dan menetapkan rencana pengeluaran yang realistis.
Dengan memahami profil risiko dan tujuan keuangan, kita dapat membuat keputusan keuangan yang lebih cerdas dan menghindari risiko yang tidak diinginkan dalam menghadapi kenaikan inflasi di masa depan.
3. Menjaga dana darurat
Menjaga likuiditas dana darurat dapat membantu kita untuk memenuhi kebutuhan keuangan mendesak tanpa harus mengambil pinjaman atau menjual investasi.
Ingat ya, besarnya dana darurat tergantung pada seberapa banyak tanggungan kita. Jika masih lajang, boleh saja bangun sampai 3 bulan pengeluaran dulu. Kalau sudah menikah, atau ada orang tua yang harus ditanggung, boleh ditambah. Hingga ketika sudah punya anak, besaran dana darurat idealnya sampai 12 bulan pengeluaran.
Buat rekening tabungan khusus, agar dana darurat enggak sampai tersabotase untuk keperluan lain. Pastikan accessible oleh anggota keluarga yang lain ya.
4. Membuat rencana pengeluaran dan anggaran
Membuat rencana pengeluaran dan anggaran yang realistis dapat membantu kita mengelola uang dengan lebih efektif dan menghindari pengeluaran yang tidak perlu. Hal ini juga dapat membantu kita mengetahui berapa banyak uang yang tersedia untuk keperluan darurat atau investasi.
Cek berapa banyak uang yang dihabiskan setiap bulan dan untuk keperluan apa saja. Pengeluaran bulanan dapat mencakup biaya hidup, seperti makanan, transportasi, perumahan, listrik, air, dan internet, serta biaya lainnya, seperti hiburan, olahraga, dan perawatan pribadi.
Setelah mengetahui daftar pengeluaran bulanan, tetapkan prioritas pengeluarannya. Hal ini penting untuk menghindari pengeluaran yang tidak perlu, dan fokus pada pengeluaran yang penting dan bermanfaat.
Lalu, buat perencanaan keuangan jangka pendek, yang mencakup pengeluaran yang direncanakan, penghasilan yang diharapkan, dan sisa uang yang tersedia setiap bulan. Rencana pengeluaran dan anggaran harus dibuat sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan kita masing-masing.
Selanjutnya, pantau dan evaluasi secara teratur, agar kita tahu apakah semuanya berada di jalur yang benar, sesuai dengan rencana. Jika ada kesulitan atau kesalahan, kita pun segera dapat memperbaiki dan menyesuaikannya dengan kondisi keuangan yang ada.
5. Memilih instrumen investasi yang likuid
Memilih instrumen investasi yang likuid, seperti obligasi pemerintah, deposito berjangka, atau reksa dana pasar uang, dapat membantu kita mengakses dana dengan cepat dan mudah jika dibutuhkan. Instrumen investasi yang likuid juga lebih stabil dan lebih rendah risiko, yang pastinya lebih safe untuk kondisi sedang menghadapi inflasi ini.
6. Meminimalkan utang
Memastikan kita hanya berutang secara sehat akan dapat membantu kita mengelola cash flow dengan lebih baik. Hal ini juga dapat membantu kita untuk tetap memiliki lebih banyak uang tunai yang tersedia untuk keperluan mendesak.
Pastikan disiplin mencicil, hindari denda atau bunga berbunga. Minimalkan utang konsumtif, seperti utang kartu kredit dan pinjaman tanpa agunan, karena dapat memperburuk kondisi keuangan kita yang sedang menghadapi kenaikan inflasi.
Dalam perencanaan keuangan jangka pendek, menjaga stabilitas keuangan merupakan hal yang sangat penting. Apalagi dalam menghadapi kemungkinan kenaikan inflasi.
Dengan menerapkan strategi-strategi seperti di atas, kita akan dapat menghadapi kenaikan inflasi dan mengelola keuangan dengan lebih efektif, sehingga mencapai stabilitas keuangan yang diinginkan.
So, perencanaan keuangan jangka pendek yang baik dapat membantu kita mencapai tujuan keuangan dengan lebih mudah dan mengurangi risiko dalam menghadapi perubahan kondisi keuangan di masa depan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Berapa Banyak Uang yang Harus Disimpan untuk Membiayai Pensiun dengan Semakin Tingginya Life Expectancy at Birth?
Life expectancy at birth atau angka harapan hidup saat kelahiran adalah salah satu faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan keuangan pensiun. Semakin tinggi life expectancy at birth, semakin lama seseorang diharapkan hidup dan semakin besar kemungkinan mereka akan hidup lebih lama setelah pensiun.
Lamanya kita hidup dalam masa pensiun akan menentukan besarnya dana pensiun yang harus kita bangun saat berada di masa produktif. So, akan perlu perencanaan keuangan yang matang untuk memastikan kecukupan dana pensiun saat memasuki masa pensiun.
Dalam artikel ini, kita akan membahas cara menghitung kebutuhan dana pensiun berdasarkan life expectancy at birth dan faktor-faktor penting lainnya yang perlu dipertimbangkan dalam rencana keuangan pensiun.
Apa Itu Life Expectancy at Birth?
Life expectancy at birth adalah perkiraan rata-rata berapa lama seseorang diharapkan hidup pada saat kelahirannya, dalam suatu populasi atau negara tertentu. Ya, dalam hal ini Indonesia.
Angka ini dihitung dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti tingkat kematian di berbagai kelompok usia, kesehatan, dan faktor-faktor lingkungan lainnya.
Life expectancy at birth adalah salah satu indikator yang paling umum digunakan untuk mengukur kualitas hidup dan kesehatan suatu populasi. Semakin tinggi life expectancy at birth, semakin tinggi juga angka harapan hidup dan kualitas hidupnya.
Lalu, apa hubungannya dengan dana pensiun?
Hubungan Life Expectancy at Birth dengan Perencanaan Dana Pensiun
Terdapat hubungan antara life expectancy at birth dan perencanaan dana pensiun.
Seperti yang sudah sedikit disinggung di atas, bahwa semakin tinggi life expectancy at birth, semakin lama seseorang diharapkan hidup, dan semakin besar kemungkinan mereka akan hidup lebih lama setelah pensiun. Oleh karena itu, perencanaan dana pensiun perlu mempertimbangkan angka harapan hidup, sehingga seseorang dapat menentukan berapa banyak uang yang harus disimpan untuk membiayai kebutuhan hidup mereka selama pensiun.
Dalam perencanaan pensiun, kita biasanya menghitung berapa banyak uang yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup setelah pensiun dengan menghitung pengeluaran rutin. Misalnya seperti biaya makanan, perawatan kesehatan, dan biaya tempat tinggal, dan memperkirakan berapa lama mereka akan hidup setelah pensiun.
Jika life expectancy at birth semakin meningkat, maka seseorang perlu menghitung berapa lama mereka kemungkinan akan hidup setelah pensiun dan memperhitungkan jumlah uang yang cukup untuk mengatasi biaya hidup tersebut.
Dengan demikian, life expectancy at birth menjadi faktor penting dalam perencanaan dana pensiun, dan memperhatikan perkiraan harapan hidup di masa depan menjadi penting untuk memastikan kecukupan dana pensiun pada saat kita memasuki masa pensiun kita nanti.
Menghitung Kebutuhan Pensiun
Untuk menghitung kebutuhan pensiun berdasarkan life expectancy at birth, kamu perlu melakukan beberapa langkah berikut ini.
Hitung angka harapan hidup berdasarkan life expectancy at birth
Kamu dapat menggunakan data angka harapan hidup yang tersedia di situs web resmi Badan Pusat Statistik (BPS). Untuk data terbaru, yakni tahun 2021, angka harapan hidup tertinggi ada di masyarakat Provinsi DI Yogyakarta, berjenis kelamin perempuan, yaitu 76.89 tahun. Kamu juga bisa mengecek life expectancy at birth ini di banyak situs resmi perusahaan asuransi terkemuka.
Hitung berapa lama kita berencana untuk hidup setelah pensiun
Jika kamu pensiun pada usia 60 tahun dan berencana untuk hidup hingga usia 80 tahun, maka artinya kamu harus menyiapkan dana pensiun untuk membiayai kebutuhan hidup selama 20 tahun.
Hitung berapa biaya hidup kamu selama pensiun
Hal ini termasuk biaya makanan, perawatan kesehatan, biaya transportasi, dan kebutuhan hidup lainnya. Kamu dapat menggunakan anggaran yang sudah kamu buat atau menghitung biaya hidup rata-rata di daerah tempat tinggal kamu.
Hitung inflasi
Inflasi berarti naiknya harga barang dan jasa dari waktu ke waktu. Jika inflasi diperkirakan sebesar 3% per tahun, maka dana pensiun kamu harus cukup untuk menutupi inflasi selama 20 tahun masa pensiun tadi.
Untuk mendapatkan data inflasi, kamu bisa mengeceknya di situs resmi Bank Indonesia atau bisa juga di situs resmi BPS.
Gunakan kalkulator pensiun untuk menghitung kebutuhan dana pensiun
Kamu dapat menggunakan kalkulator pensiun online yang tersedia di berbagai situs web. Atau kamu bisa bergabung dengan kelas Dana Pensiun dari QM Financial yang lengkap membahas dana pensiun from A – Z, sampai dengan mengenal berbagai instrumen investasi yang bisa dimanfaatkan.
Dalam perhitungan ini, kamu perlu mempertimbangkan angka harapan hidup, biaya hidup, inflasi, dan jangka waktu pensiun.
Dalam menghitung kebutuhan pensiun berdasarkan life expectancy at birth, penting untuk memperhatikan faktor-faktor yang dapat memengaruhi kebutuhan dana pensiun kamu, seperti gaya hidup, kondisi kesehatan, dan perubahan situasi keuangan di masa depan.
Dengan melakukan perencanaan keuangan yang baik, kamu dapat memastikan kecukupan dana pensiunmu sehingga nantinya dapat hidup dengan tenang dan nyaman setelah memasuki masa pensiun.
Life expectancy at birth memainkan peran penting dalam perencanaan keuangan pensiun, dan perlu dipertimbangkan dengan matang untuk memastikan kecukupan dana pensiun saat memasuki masa pensiun. Dengan memahami angka harapan hidupmu dan melakukan perencanaan keuangan yang baik, kamu dapat memastikan kecukupan dana pensiun dan mempersiapkan masa pensiun yang mandiri dan sejahtera.
Namun, perlu diingat juga bahwa situasi keuangan dan kesehatan dapat berubah seiring waktu, sehingga perlu melakukan evaluasi berkala dan penyesuaian jika diperlukan. Dengan perencanaan keuangan yang baik, kamu dapat menikmati masa pensiun dengan tenang dan memenuhi kebutuhan hidup selama bertahun-tahun yang akan datang.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Jokowi: Rakyat Harus Lebih Banyak Belanja – Begini Cara Belanja Hemat tanpa Kalang Kabut
Beberapa waktu yang lalu, Presiden Jokowi mendesak agar masyarakat mau belanja lebih banyak demi mendorong pertumbuhan ekonomi. Tak berarti Presiden mengajak kamu untuk boros sih. Pernyataan beliau didasari oleh data bahwa ada sebanyak Rp690 triliun tabungan bank mengendap di tahun 2022. Ini artinya masyarakat kita terlalu banyak menabung, dan lupa belanja.
Loh, bukannya bagus ya kalau kita rajin menabung, dan mengurangi belanja? Bukannya itu kan yang terus disarankan oleh perencana-perencana keuangan?
Well, enggak gitu juga sih, tapi. Faktanya, negara ini tuh butuh peredaran uang yang lancar agar ekonomi terus bergerak. Menabung memang bagus, tetapi uang tidak akan bergerak kalau hanya ‘ngendon’ di tabungan. Berbeda dengan misalnya kamu investasikan. Nah, investasi ini adalah uang yang bergerak. Menabung artinya kamu hanya menaruh uang di rekening, uangnya dianggurin saja.
Masih belum paham?
Yuk, kita lihat penjelasannya.
Belanja Membuat Pertumbuhan Ekonomi Menjadi Lebih Baik
Masih diungkapkan oleh Presiden Jokowi, pada 2022, konsumsi masyarakat atau rumah tangga adalah sebesar 4,93 persen. Pemerintah berharap, agar konsumsi masyarakat tahun ini bisa meningkat sebesar 5,4 persen hingga 2024.
Jika hal ini terjadi, otomatis pertumbuhan ekonomi juga akan terakselerasi. Karena itu, yang berkaitan dengan konsumsi masyarakat sebaiknya ya didorong.
Saat tabungan banyak di bank, maka itu artinya kita sedang banyak menahan diri; nggak belanja; nggak kulineran; nggak healing-healing. Nah, hal ini jika berlarut-larut bisa membuat perekonomian terhenti lo!
Belanja menciptakan permintaan di pasar
Belanja masyarakat memiliki pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional karena dapat menciptakan permintaan di pasar.
Ketika masyarakat membelanjakan uang mereka untuk membeli barang dan jasa, ini akan mendorong produsen untuk meningkatkan produksi mereka untuk memenuhi permintaan yang ada. Dengan meningkatkan produksi, maka akan terjadi peningkatan aktivitas ekonomi dalam masyarakat.
Belanja meningkatkan pendapatan banyak pihak
Dalam skala yang lebih besar, belanja masyarakat juga dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional melalui mekanisme multiplier effect.
Ketika masyarakat membelanjakan uang mereka, maka uang tersebut akan beredar di dalam perekonomian dan meningkatkan pendapatan perusahaan, pekerja, dan pemerintah. Pendapatan yang meningkat ini akan mendorong konsumsi lebih lanjut dan menghasilkan lebih banyak pendapatan di dalam perekonomian. Ini akan menciptakan efek domino yang pada akhirnya akan meningkatkan aktivitas ekonomi nasional.
Belanja memperbaiki neraca perdagangan
Selain itu, belanja masyarakat juga dapat memperbaiki neraca perdagangan suatu negara. Jika masyarakat membelanjakan uang mereka untuk membeli barang dan jasa buatan dalam negeri, maka ini akan meningkatkan permintaan untuk barang dan jasa lokal, dan pada akhirnya mendorong pertumbuhan industri dalam negeri.
Hal ini akan mengurangi ketergantungan pada impor dan meningkatkan ekspor dalam negeri, yang dapat membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
So, sampai di sini paham ya, bahwa untuk memaksimalkan potensi spending money masyarakat sebagai faktor penentu pertumbuhan ekonomi nasional, penting bagi pemerintah dan sektor swasta untuk menciptakan lingkungan yang menguntungkan dan stabilitas dalam perekonomian, dan memberikan insentif bagi masyarakat untuk spending lebih banyak.
Belanja Tanpa Kalang Kabut
Tapi ya gimana ya, Pak? Mau belanja itu sekarang juga waswas, karena kondisi perekonomian ke depan itu kok ya masih gelap. Bahkan kemarin juga ada prediksi resesi kan?
Mungkin kamu adalah salah satu yang berpikir demikian.
Ya, pemikiranmu itu betul. Meski sangat dianjurkan agar pertumbuhan ekonomi negara kita membaik, tetapi ya tetap harus dilakukan dengan bijak. Seneng-seneng aja sih, tapi kalau cash flow terus kacau dan duitnya terus habis, gimana?
Ada beberapa strategi yang dapat membantu kita belanja banyak tanpa menguras dompet dan pada saat yang sama mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Gimana caranya?
Buatlah daftar belanjaan dan anggaran yang realistis
Sebelum membeli barang atau jasa, buatlah daftar belanjaan dan tetapkan anggaran yang realistis sesuai dengan perencanaan keuangan yang sudah kita buat, penghasilan dan kebutuhan kita. Dengan cara ini, kita dapat menghindari pemborosan dan memastikan bahwa apa yang kita beli sesuai dengan anggaran.
Pilih barang yang berkualitas
Memilih barang atau jasa berkualitas memang memerlukan biaya lebih tinggi, tetapi hal ini justru bisa membantu kita menghemat uang dalam jangka panjang.
Barang berkualitas cenderung lebih tahan lama dan memerlukan biaya perbaikan atau penggantian yang lebih sedikit, sehingga dapat membantu kita menghemat uang dalam jangka panjang.
Manfaatkan promo dan diskon
Cari tahu tentang promo dan diskon dari toko atau penyedia jasa yang kita pilih.
Dengan memanfaatkan promo dan diskon yang tersedia, kita dapat menghemat uang dan pada saat yang sama masih bisa membeli barang atau jasa yang kita butuhkan.
Gunakan kartu kredit dengan bijak
Jika kita menggunakan kartu kredit untuk belanja, pastikan untuk membayar tagihan secara penuh setiap bulan untuk menghindari biaya bunga yang tinggi.
Selain itu, cari tahu tentang program cashback atau rewards dari kartu kredit kita yang dapat membantu kita menghemat uang atau mendapatkan keuntungan tambahan.
Prioritaskan produk lokal
Ketika membeli barang atau jasa, prioritaskan produk dalam negeri untuk membantu meningkatkan ekonomi lokal dan memperkuat pasar dalam negeri. Ini dapat membantu membangun industri dalam negeri yang lebih kuat dan pada saat yang sama membantu kita memenuhi kebutuhan kita.
Dengan menerapkan strategi-strategi ini, kita dapat belanja banyak tanpa membuat dompet kita jebol dan pada saat yang sama mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Gimana? Sudah siap mau belanja sekarang?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Belajar Financial secara Fun dengan 3 Board Game Ini!
Belajar financial itu sebuah proses mempelajari dan memahami cara mengelola uang dan keuangan secara efektif. Termasuk di dalamnya adalah mengelola pengeluaran, membuat anggaran, menyimpan uang, melakukan investasi, memahami produk keuangan seperti deposito, asuransi, dan investasi, yang nantinya akan bisa bermanfaat untuk masa depanmu sendiri.
Intinya, belajar financial itu penting untuk dilakukan demi membantu dirimu sendiri membuat keputusan keuangan yang bijak dan membangun kemandirian finansial.
Semua orang wajib belajar financial, terutama di masa sekarang. Apalagi mereka yang:
- Pemula yang baru mulai bekerja dan memiliki pendapatan bulanan, untuk membantu memahami bagaimana mengelola uang dan membuat anggaran yang baik sejak dini.
- Keluarga dengan tanggung jawab keuangan yang besar, untuk membantu memahami bagaimana mengelola pengeluaran dan membuat keputusan keuangan yang bijak demi tujuan keuangan keluarga (yang sangat banyak).
- Mereka yang sedang berjuang dengan utang, untuk membantu memahami bagaimana mengelola utang dengan baik, dan membangun kemandirian finansial.
- Mereka yang akan pensiun, untuk membantu mempersiapkan masa depan finansial dan memastikan bahwa mereka memiliki sumber pendapatan yang stabil saat pensiun.
Intinya, ya wajib untuk semua orang yang ingin memastikan kemandirian finansial dan mencapai tujuan keuangan jangka panjang, untuk membantu memahami bagaimana mengelola uang dan melakukan investasi yang bijak.
Belajar Financial secara Fun: Gimana Caranya?
Belajar keuangan tidak selalu membosankan. Tergantung pada cara kamu mempelajarinya. Apalagi di zaman sekarang, zaman dengan teknologi yang pesat dan informasi yang terbuka bebas. Dengan belajar financial secara fun, maka akan lebih mudah buat kamu untuk memahami dan mengaplikasikan keterampilan ini dalam kehidupan sehari-hari.
Ada beberapa cara untuk membuat belajar financial menyenangkan, misalnya dengan:
- Cari sumber informasi yang menyenangkan, misalnya baca buku atau artikel yang menarik tentang finansial, ikuti akun media sosial yang fokus pada keuangan, atau ikuti podcast finansial. Sudah follow QM Financial di semua platform kan?
- Berdiskusi dengan orang lain juga bisa jadi cara belajar financial yang fun, karena kalau nyambung tuh bisa seru banget. Betul nggak?
- Buat anggaran yang kreatif, karena belajar financial paling afdal itu ya sambil praktik. Jadi, sambil buat anggaran misalnya dengan bullet journalling.
- Belajar financial sambil main games! Nah, yang satu ini sudah kamu coba belum?
Permainan untuk Belajar Financial yang Fun
Beberapa permainan yang bisa mengasah keterampilan mengelola keuangan adalah sebagai berikut.
Monopoli
Monopoli adalah board game yang sangat populer, yang dimainkan oleh 2-8 orang. Tujuan permainan adalah membeli properti, membangun rumah dan hotel, dan mengumpulkan uang dari pemain lain melalui pajak dan sewa properti.
Bermain monopoli membuat kita belajar perencanaan keuangan, bernegosiasi, hingga berbisnis lo!
Kalau ada yang belum pernah belajar financial dengan bermain monopoli, berikut langkah-langkah untuk memainkannya.
- Setiap pemain mendapat modal untuk bisa mulai bermain.
- Setiap pemain kemudian secara bergantian memutar dadu dan bergerak sejauh jumlah angka yang tercantum pada dadu. Jika pemain berhenti di sebuah properti yang belum dibeli, mereka memiliki pilihan untuk membeli properti tersebut dari bank atau membiarkan properti itu tetap terbuka untuk dibeli oleh pemain lainnya.
- Jika pemain berhenti di sebuah properti yang dimiliki oleh pemain lain, mereka harus membayar sewa kepada pemilik properti. Jika pemain tidak memiliki uang untuk membayar sewa, mereka dapat meminjam uang dari bank atau menjual properti mereka.
- Pemain juga dapat membeli rumah dan hotel pada properti yang mereka miliki. Hal ini akan meningkatkan nilai properti dan meningkatkan jumlah sewa yang harus dibayar oleh pemain lain ketika mereka berhenti di properti tersebut.
- Permainan berlangsung sampai satu pemain memiliki semua properti dan memaksa pemain lain bangkrut. Pemain dengan uang terbanyak pada akhir permainan adalah pemenangnya.
Seru kan? Untuk lebih detailnya, kamu bisa membaca petunjuk bermain yang biasanya disertakan dalam produk permainan ini ketika kamu membelinya. in.
The Game of Life
The Game of Life adalah board game yang mencerminkan perjalanan hidup manusia. Goals dari permainan adalah mengumpulkan uang dan aset sebanyak mungkin selama perjalanan hidup, sambil menghadapi berbagai situasi dan pilihan yang menentukan nasib pemain. Pemain memutar roda untuk menentukan jumlah uang yang mereka dapatkan atau kehilangan, serta acara-acara yang harus mereka hadapi.
Permainan ini mencakup beberapa aspek hidup, seperti karier, pendidikan, pernikahan, keluarga, dan pensiun. Pemain membuat pilihan dan mengambil risiko untuk memenangkan permainan. Dengan The Game of Life, kita bisa belajar financial yang berhubungan dengan perencanaan keuangan, membuat keputusan hidup, dan menghadapi situasi yang tidak dapat diprediksi.
Berikut adalah langkah-langkah untuk bermain The Game of Life:
- Sama seperti Monopoli, setiap pemain akan menerima modal dari bank seperti yang tercantum dalam petunjuk permainan.
- Setelah itu, setiap pemain memilih sebuah kendaraan untuk bergerak sekitar papan permainan.
- Pemain bergerak sekitar papan dengan memutar roda, dan ikuti petunjuk yang tercantum pada papan. Bisa jadi pemain harus memilih karier, membayar uang sekolah, menikah, memiliki anak, membeli rumah, dan pensiun.
- Setiap pemain harus membuat pilihan hidup dan mengambil risiko untuk memenangkan permainan. Termasuk di dalamnya adalah aktivitas membeli aset seperti rumah atau mobil, atau membeli asuransi untuk melindungi aset mereka.
- Permainan berlangsung sampai setiap pemain mencapai tujuannya, yaitu pensiun dengan uang dan aset terbanyak.
Cashflow 101
Cashflow 101 adalah permainan strategi keuangan yang dikembangkan oleh Robert Kiyosaki, penulis buku “Rich Dad Poor Dad”. Goals-nya adalah untuk membantu pemain memahami konsep dan prinsip keuangan dan mengasah keterampilan pengelolaan uang.
Permainan ini mirip dengan permainan Monopoli, tetapi lebih fokus pada perencanaan dan pengelolaan keuangan daripada memiliki properti. Pemain memainkan karakter mereka dan berusaha untuk memperbaiki kondisi keuangan mereka dengan membeli saham, properti, dan bisnis, serta membayar tagihan serta mengelola pendapatan dan pengeluaran mereka.
Cashflow 101 mengajarkan konsep passive income, investasi, dan perencanaan keuangan. Permainan ini sangat cocok untuk orang yang ingin belajar tentang pengelolaan uang dan membuat keputusan keuangan yang cerdas.
Berikut adalah langkah-langkah untuk bermain Cashflow 101:
- Setiap pemain menerima modal dari bank seperti yang tercantum dalam petunjuk permainan.
- Setelah itu, setiap pemain membuat pilihan karier dan memulai dengan pendapatan bulanan yang sesuai.
- Pemain memainkan karakter mereka dan berusaha untuk memperbaiki kondisi keuangan mereka dengan membeli saham, properti, dan bisnis, serta membayar tagihan dan mengelola pendapatan dan pengeluaran mereka.
- Setiap pemain memilih untuk membeli atau menjual aset, mengambil pinjaman, atau membeli asuransi untuk melindungi aset mereka.
- Pemain berusaha untuk memperbaiki cash flow mereka dan memperoleh passive income dengan menginvestasikan uang mereka dengan bijak.
- Permainan berlangsung sampai setiap pemain memiliki cash flow positif dan sukses finansial.
Nah, gimana nih? Kamu tertarik belajar financial secara fun dengan permainan apa?
Atau kamu lebih suka melakukan cara lain untuk belajar financial secara fun? Dengan bergabung di kelas-kelas FCOS QM Financial, barangkali?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Menjadi Workaholic alias Si Gila Kerja yang Bahagia, Atur Keuanganmu!
Apakah kamu seorang workaholic alias si gila kerja? Apakah kamu bahagia bisa bekerja keras dan menjadi produktif?
Memang ada sih orang dengan tipe begini. Kalau dilihat, kadang lantas timbul pertanyaan: kok enggak pernah istirahat ya? Apa enggak “terancam” tuh mental health-nya karena kerja terus?
Well, buat si gila kerja, bekerja itulah kebahagiaan. Sama saja kayak kamu yang hobi traveling. Saat traveling, kamu merasa bahagia banget kan? Aneh, tapi ya normal kok.
Hanya saja, kalau berlebihan—baik itu bekerja, traveling, atau hobi-hobi yang lain—bisa juga mengancam kesehatan, termasuk kesehatan finansial.
Apa Itu Workaholic atau Gila Kerja?
Workaholic, atau gila kerja, adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang memiliki kebiasaan bekerja secara berlebihan dan memiliki minat yang sangat besar terhadap pekerjaan, bahkan sampai mengorbankan waktu bersosialisasi, istirahat, atau aktivitas lain.
Hal ini bisa terjadi pada siapa saja, tidak peduli apa pun latar belakang, profesi, atau tingkat pendapatan mereka. Namun, beberapa faktor yang dapat memengaruhi seseorang menjadi workaholic meliputi tekanan untuk mencapai kesuksesan, keterikatan emosional terhadap pekerjaan, dan rasa kurangnya kontrol atau keamanan dalam hidup mereka.
Mengapa Seseorang Bisa Menjadi Workaholic?
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi seseorang menjadi gila kerja, di antaranya:
Tekanan untuk mencapai kesuksesan
Beberapa orang mungkin merasa bahwa bekerja sebanyak mungkin adalah satu-satunya cara untuk mencapai kesuksesan dan memenuhi standar yang mereka tetapkan untuk diri mereka sendiri atau orang lain.
Keterikatan emosional terhadap pekerjaan
Beberapa orang mungkin merasa bahwa pekerjaan mereka adalah bagian dari identitas, dan mereka merasa tidak lengkap tanpa pekerjaan tersebut.
Rasa kurangnya kontrol atau keamanan dalam hidup mereka
Beberapa orang mungkin merasa bahwa pekerjaan mereka adalah satu-satunya hal yang benar-benar dalam kendali mereka dan memberikan rasa keamanan dan stabilitas dalam hidup mereka.
Rasa bahwa pekerjaan adalah satu-satunya sumber kebahagiaan
Beberapa orang mungkin menganggap pekerjaan sebagai satu-satunya sumber kebahagiaan dalam hidup mereka dan merasa kurang bahagia saat tidak bekerja.
Gaya hidup yang didorong oleh prestasi
Beberapa orang mungkin memiliki gaya hidup yang didorong oleh prestasi dan merasa bahwa bekerja lebih banyak adalah cara untuk membuktikan keberhasilan mereka.
Efek terhadap Hidup
Itu adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi seseorang menjadi gila kerja, meskipun ada banyak faktor lain yang dapat berperan.
Menjadi workaholic dapat memengaruhi keuangan seseorang dalam beberapa cara, baik secara positif maupun negatif. Pada sisi positif, seseorang yang bekerja keras dengan waktu yang lebih banyak, dapat memperoleh penghasilan yang lebih tinggi dan memiliki kemampuan finansial yang lebih baik.
Namun, pada sisi negatif, fokus yang berlebihan pada pekerjaan dapat membuat seseorang kehilangan waktu dan kesempatan untuk mengelola keuangan mereka dengan baik, seperti mengabaikan perencanaan keuangan jangka panjang atau mengeluarkan uang untuk membayar biaya tambahan. Misalnya kayak lebih banyak order makanan online karena enggak sempat masak sendiri. Atau bisa jadi butuh babysitter untuk membantu merawat anak, alih-alih diasuh sendiri.
Dalam jangka panjang, kalau tidak segera diatasi, bisa saja hal ini dapat mengarah pada masalah keuangan dan stres finansial. Oleh karena itu, penting untuk menemukan keseimbangan antara bekerja dan mengelola keuangan dengan baik.
Tip Keuangan untuk si Workaholic
Berikut adalah beberapa tip terbaik bagi si gila kerja untuk mengelola keuangan kamu.
Tetapkan tujuan keuangan jangka panjang
Buatlah daftar tujuan keuangan jangka panjang seperti membeli rumah, mempersiapkan masa pensiun, atau membeli aset.
Dengan demikian, kamu bisa bekerja dengan tujuan. Nantinya, jika tujuan-tujuanmu bisa dicapai dengan baik, juga akan memotivasimu untuk bekerja dengan lebih baik lagi.
Buat anggaran dan perencanaan keuangan
Buat anggaran bulanan dan rencanakan bagaimana kamu akan mengelola uangmu untuk memenuhi tujuan keuangan jangka panjang yang sudah kamu tentukan.
Prioritisasikan pengeluaran
Tetapkan prioritas untuk pengeluaranmu dan belanjakan uangmu pada hal-hal yang penting, seperti tagihan, makan, dan transportasi.
Simpan uang secara rutin
Buat kebiasaan untuk menyimpan uang secara rutin, bahkan jika itu hanya sedikit. Hal ini penting karena dapat membantumu mencapai tujuan keuangan jangka panjang kamu.
Gunakan alat perencanaan keuangan
Gunakan aplikasi atau alat perencanaan keuangan untuk membantumu mengatur dan mengelola keuangan.
Jangan terlalu memikirkan pekerjaan saat berlibur
Nah, ini penting! Ingat, bahwa kamu juga butuh istirahat, meskipun bekerja membuatmu bahagia. Hal ini tak hanya sebagai waktu rehat saja, tapi juga menjaga produktivitasmu. Jadi boleh banget sekali waktu kamu berlibur.
Jangan terlalu memikirkan pekerjaan saat berlibur atau menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman. Ini akan membantumu mereset dan mengelola stres finansial.
Dengan mempertimbangkan dan menerapkan tip-tip mengelola keuangan ini, si gila kerja dapat mengelola keuangan mereka dengan lebih baik dan memastikan bahwa mereka memiliki masa depan finansial yang stabil.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Kelas Keuangan yang Sebaiknya Kamu Ambil di Tahun 2023
Mari segera eksekusi resolusi pertamamu: mengelola keuangan dengan lebih baik lagi. Step pertamanya dengan ikutan kelas keuangan yang bisa membantumu merealisasikan resolusi tersebut.
Kenapa harus kelas keuangan sih? Kan, ada banyak cara lain untuk belajar keuangan—gratis lagi!
Ini Alasan Mengapa Kamu Harus Ikut Kelas Keuangan
Well, bukan masalah biayanya juga lo! Memang sih, kamu bisa mendapatkan banyak ilmu dari berbagai sumber belajar keuangan yang gratis, misalnya seperti artikel, berbagai postingan di media sosial, video di YouTube atau TikTok, dan masih banyak lagi.
Tetapi, agar lebih aplikatif, kamu perlu ikut kelas keuangan. Pasalnya, di kelas ini, kamu akan bisa bertemu dengan trainers, yang bisa menjawab berbagai pertanyaanmu terkait topik keuangan yang sedang dibahas di kelas sampai tuntas. Bahkan, banyak juga lo yang benar-benar mendapatkan solusi yang pas, yang tidak ditawarkan dari artikel-artikel online.
Di kelas keuangan, kamu juga terkadang bisa mendapatkan berbagai tool yang bisa bantu kamu menambah keterampilan dalam mengelola keuangan. Misalnya saja, kamu bisa mendapatkan worksheet untuk menghitung cash flow, yang tinggal kamu masukkan saja nominal-nominalnya. Formulanya sudah ada dalam worksheet tersebut, sehingga kamu tinggal lihat dan evaluasi saja hasilnya.
Nah, mana ada tool seperti itu yang akan dibagikan di artikel gratis, ya kan?
Karena itu, kelas keuangan berperan sebagai pelengkap dari hasil belajarmu secara mandiri. Malahan, inilah proses belajar keuangan yang bagus. Kamu belajar secara mandiri dulu dari artikel-artikel, video, postingan media sosial, sampai podcast juga yang gratis, lalu lanjutkan dengan bergabung ke kelas berbayar.
Lagi pula, kelas finansial seperti di QM Financial—disusun berdasarkan kurikulum berjenjang, yang akan pas diikuti seiring perkembangan keterampilan pribadi kamu. Misalnya, kamu sudah paham tentang cash flow, ya boleh saja langsung ambil kelas tentang investasi.
Ini dia beberapa kelas keuangan yang seharusnya kamu ikuti di tahun 2023 ini.
Kelas Keuangan yang Wajib Kamu Ikuti untuk Keuangan yang Lebih Baik di Tahun 2023
1. Kelas Keuangan Basic
Kelas keuangan yang pertama adalah yang paling basic, paling cocok untuk pemula yang baru saja mau mulai mengelola keuangan.
Di kelas-kelas level basic ini, kamu akan belajar konsep perencanaan keuangan pribadi yang komprehensif berdasarkan 4 pilar keuangan. Di sini, kamu akan belajar pemahaman dasar prinsip-prinsip pengelolaan keuangan.
Di FCOS QM Financial, kelas basic ini terdiri atas:
- Blueprint of Your Money
- How to Manage Your Cash Flow
- How to Set Your Financial Goals
- Get to Know Your Investment Products
Keempat kelas di atas memiliki jadwal tetap setiap bulannya. Selain keempat kelas tersebut, ada beberapa kelas lain yang juga basic level tetapi tidak selalu ada setiap bulan. Seperti kelas Berkenalan dengan Investasi Saham dan Get to Know Your Syariah Financial Products.
2. Kelas Keuangan Intermediate
Kelas keuangan level menengah ini bisa kamu ikuti setelah kamu paham berbagai prinsip dasar keuangan. Level ini akan mengajak kamu untuk lebih dalam menyelami masing-masing komponen dalam pengelolaan keuangan, seperti investasi dan asuransi. Pasalnya, enggak bisa sembarang memilih produk, kamu harus menyesuaikannya dengan kebutuhanmu—which is very personal.
Beberapa di antaranya bisa kamu ikuti di FCOS QM Financial:
- Menghitung Kebutuhan Investasi
- Memilih Reksa Dana
- Memilih Asuransi Kesehatan
- Memilih Asuransi Jiwa
- Bedah Polis Asuransi
3. Kelas Keuangan Advanced
Seperti namanya, kelas keuangan yang ketiga sebaiknya diikuti oleh kamu yang sudah cukup menguasai keterampilan mengelola keuangan dan ingin praktik membuat rencana keuangan kamu sendiri.
Di antaranya, ada beberapa topik yang bisa kamu pelajari di kelas ini:
- Simple Plan
- Review Plan
- Aset Aktif
4. Kelas Keuangan Pilihan
Nah, selain 3 kelas berjenjang yang sudah disebutkan di atas, ada pula beberapa kelas dengan topik lain yang memang perlu banget kamu ikuti.
Di antaranya:
- Dana Pendidikan
- Dana Pensiun
- Dana Rumah Pertama
- Islamic Financial Planning
- Plan for Singles
- Plan for Married Couples
5. Kelas Keuangan Lainnya
Nah, sekali waktu, kamu juga perlu ikutan beberapa kelas dengan topik lainnya yang sifatnya occasional atau yang sesuai kondisi. Misalnya seperti kelas-kelas untuk menghadapi resesi atau krisis, atau kelas keuangan untuk sandwich generation, hingga berbagai kelas bisnis juga yang penting kalau kamu adalah seorang pemilik bisnis dan pengin naik kelas.
Kelas dengan berbagai jenis topik ini pastinya akan memperkaya keterampilanmu dalam mengelola keuangan secara keseluruhan. So, kalau kamu misalnya menemukan penawaran untuk bergabung di kelas keuangan seperti ini, sebaiknya jangan sia-siakan deh!
Nah, itu dia berbagai kelas keuangan yang sebaiknya mulai kamu ikuti di tahun 2023, agar kamu bisa mengelola keuangan pribadi dengan lebih baik. Bahkan nantinya, kamu bisa membuat rencana keuangan kamu sendiri lo!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Kamu juga bisa mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng di kantor kamu lo! Kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Tujuan Perencanaan Keuangan yang Akan Membawamu Memiliki Kebiasaan Baik
Sebagian besar dari kita sepertinya sudah tahu, bahwa adalah penting untuk kita bisa mengelola uang dengan baik. Tapi, banyak yang masih belum paham apa tujuan perencanaan keuangan sebenarnya.
Faktanya memang ada 2 tipe manusia di dunia ini jika terkait dengan keuangan. Yang pertama adalah yang mereka yang tak mau pusing dengan perencanaan keuangan, dan mereka yang tahu betul apa tujuan perencanaan keuangan dan kemudian membuatnya.
Tipe pertama akan menggunakan uang yang dimiliki untuk memenuhi semua yang dibutuhkan dan diinginkan. Mereka akan menabung, jika bisa atau ada sisa uang. Tipe ini bukannya mengabaikan masa depan sih, tapi kecenderungannya adalah tak mau memprediksi yang buruk-buruk terjadi. Kalaupun sudah memikirkan dana pensiun—misalnya, maka tipe ini hanya akan menyimpan seperlunya—tanpa menghitung kebutuhan pensiun—dan kemudian tinggal berharap, bahwa dalam jangka panjang, apa pun yang terjadi, dana pensiun akan terkumpul juga.
Tipe kedua cenderung tahu betul tujuan perencanaan keuangan yang mereka lakukan dan apa yang harus mereka simpan. Mereka tahu betul, berapa yang harus disisihkan karena mereka melakukan penghitungan. Mereka juga tahu, berapa lama harus melakukan penyisihan uang ini, demi berbagai kebutuhan yang akan muncul di masa depan. Mereka juga sadar, bahwa ada banyak risiko keuangan bisa terjadi di sepanjang perjalanan hidup. Karena itu, mereka juga selalu bersiap untuk yang terburuk, tetapi berharap untuk yang terbaik.
So, kamu ada di tipe yang mana? Yang pertama—yang menganggap membuat rencana itu rumit? Atau yang kedua, yang lebih suka untuk tahu apa yang terjadi, dan mempunyai rencana untuk apa pun yang akan terjadi itu?
Masih Sedikit yang Paham Tujuan Perencanaan Keuangan
Jika kamu termasuk tipe pertama, sebenarnya kamu enggak sendirian.
Sebuah penelitian yang berjudul Schwab’s 2021 Modern Wealth Survey mengungkapkan, bahwa baru 33% dari respondennya yang memiliki rencana keuangan yang tertulis dan rapi. Sementara 42%-nya bilang, nggak punya cukup uang untuk dibuatkan rencana. 22%-nya mengatakan, bahwa bikin rencana keuangan itu terlalu memusingkan, sementara 19% yang lain bilang terlalu sibuk untuk bikin rencana keuangan.
Survei ini dilakukan di Amerika Serikat, tetapi yakin banget sih, bahwa relevan juga untuk Indonesia.
Kalau dilihat kembali, alasan-alasan seperti “nggak punya cukup uang untuk dibuatkan rencana”, “bikin rencana keuangan itu pusing”, dan “terlalu sibuk” itu sebenarnya muncul lantaran kurangnya pemahaman mengenai tujuan perencanaan keuangan itu sendiri.
Memangnya, apa sih tujuan perencanaan keuangan? Apa memang akan membantu tipe-tipe “nggak punya cukup uang”, “terlalu memusingkan”, dan “terlalu sibuk” itu ke depannya?
Well, we think it does!
1. Rencana keuangan akan dapat meningkatkan kepercayaan diri
Survei Schwab di atas juga menemukan fakta bahwa 65% orang dengan rencana keuangan yang tertulis mengatakan, bahwa mereka merasa stabil secara finansial. Sementara hanya 40% dari mereka yang tidak memiliki rencana merasakan tingkat kenyamanan yang sama. 54% dari yang memiliki rencana keuangan tersebut merasa “sangat percaya diri” akan mampu mencapai tujuan keuangan mereka, dibandingkan dengan hanya 18% dari yang tak punya rencana.
Memiliki rencana keuangan tertulis memberi kamu tujuan yang terukur, karena kamu dapat melacak dan memonitor perkembangannya. Kamu dapat mengurangi keraguan atau ketidakpastian tentang kebutuhan keuangan di masa depan, dan bahkan bisa membuat penyesuaian demi mengatasi masalah yang bisa menghambat rencana.
2. Rencana keuangan memungkinkan siapa pun untuk bisa mulai menabung, meski dengan nominal yang sangat kecil
Alasan paling umum yang sering diberikan karena tidak memiliki rencana adalah “Saya tidak punya cukup uang.” Padahal, ini adalah mindset. Faktanya, nggak harus punya uang banyak untuk mulai membuat perencanaan keuangan. Bahkan, kamu bisa mulai dengan penghasilan yang kecil banget!
Pasalnya, tujuan perencanaan keuangan itu memang untuk membantu kita meningkatkan kebiasaan menabung dan membuat anggaran. Perencanaan keuangan yang baik akan membantu kita membuat prioritas, sehingga semua kebutuhan bisa dipenuhi dengan baik.
3. Rencana keuangan membantumu membangun portofolio investasi
Rencana keuangan yang kamu buat akan membantumu mengenali kebutuhan-kebutuhan yang akan muncul sampai jauh di masa depan, dan mempersiapkannya sejak sekarang. Dengan begitu, saat kebutuhan tersebut benar-benar muncul, kamu sudah siap.
Tujuan perencanaan keuangan akan membantumu mengenali instrumen investasi yang legit untuk digunakan memenuhi kebutuhan di masa depan ini. Perencanaan keuangan juga membantumu untuk menjaga agar emosi tetap stabil terutama saat berinvestasi. Dengan begitu, kamu bisa terhindar juga dari berbagai upaya jahat orang-orang tak bertanggung jawab yang menawarimu investasi bodong.
Just stick to the plan, dan semua akan baik-baik saja!
4. Rencana keuangan dapat membantu kamu memiliki kebiasaan yang lebih baik
Tujuan perencanaan keuangan bukan hanya tentang berinvestasi; Ini tentang apa yang dapat dilakukan uang untuk kepercayaan diri, keamanan, dan kualitas hidupmu. Contohnya seperti memungkinkanmu untuk mendapatkan perlindungan yang ditawarkan asuransi jiwa atau ketenangan pikiran yang dapat diberikan oleh dana darurat.
Penelitian juga menunjukkan bahwa perencanaan keuangan dapat mendorong kita untuk memiliki kebiasaan keuangan yang baik juga.
Ada kebiasaan investasi yang baik, dan ada money habit yang sehat. Memiliki perencanaan keuangan dapat mewujudkan keduanya.
5. Perencanaan dapat disesuaikan untuk setiap jenis kepribadian
“Ah, aku nggak suka rencana-rencana, karena aku orangnya spontan banget.”
Oh, tak perlu khawatir. Rencana keuangan itu bisa disesuaikan dengan apa pun jenis kepribadianmu kok. Bahkan juga untuk orang-orang tipe spontan dan impulsif sekalipun.
Ini kan hanya soal pendekatanmu ketika kamu menghadapi masalah atau pilihan, yang kemudian “memaksa” kamu untuk membuat keputusan. Justru, perencanaan keuangan yang baik adalah perencanaan yang sesuai dengan tipe kepribadian masing-masing. Kepribadian sendiri-sendiri, bukan kepribadian orang lain. Because personal finance is VERY PERSONAL.
Untuk tipe-tipe pribadi yang suka kerapian, terstruktur, dan terencana, perencanaan keuangan akan membantu meminimalkan rasa cemas dan memberikan rasa aman yang nyaman. Buat yang serbaspontan dan impulsif, adanya perencanaan keuangan akan membantu mencapai kebebasan hidup yang diinginkan, dengan tetap menjamin masa depan yang diinginkan.
Nah, mau alasan apa lagi?
Sudah tahu kan, apa saja tujuan perencanaan keuangan? Bagaimana, mau mulai membuat perencanaan keuangan sekarang? Tak pernah ada kata terlambat untuk memulai hal baik kan?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Mulai Tahun Baru 2023, dengan 5 Hal Keuangan yang Harus Lebih Baik Ini
Apa kabar tahun baru? 2023 sudah menginjak minggu kedua, saat artikel ini ditulis. Sudah punya resolusi keuangan belum? Sudah moveon dari liburan akhir tahun kemarin kan? Sudah siap untuk menjadikan tahun 2023 lebih baik daripada yang sebelumnya?
Yes, pergantian tahun umumnya dimanfaatkan untuk membangun semangat baru. Apalagi soal keuangan nih, harus banget baru semangatnya. Banyak hal yang kurang oke sebaiknya biar ikut ditinggalkan saja bareng tahun 2022. Di tahun baru 2023, keuangan harus lebih baik—yang dimulai dengan memiliki kebiasaan yang baik juga.
Hal keuangan apa saja yang harus lebih baik di tahun baru 2023? Ini dia beberapa di antaranya.
Hal Keuangan yang Harus Lebih Baik di Tahun Baru 2023
1. Catatan keuangan yang lebih rapi
Tahun sudah berganti, ya masa keuangannya masih berantakan. Coba yuk, dicek, barangkali keuanganmu masih berantakan karena catatan keuanganmu belum rapi—masih banyak bolongnya, masih sering enggak tahu uang ke mana, dan sebagainya. Jadi, ya pantas saja cash flow masih berantakan kan?
Yuk, dirapikan! Awal tahun adalah garis start yang pas untuk memulai kebiasaan baru. Buat catatan keuangan lebih rapi, agar kamu tahu pola dan kondisi keuangan dengan lebih pasti sehingga kamu bisa membuat perencanaan keuangan yang lebih komprehensif juga.
2. Siap untuk tujuan keuangan berikutnya
Seiring tahun yang berganti, tujuan keuangan bisa jadi lebih dekat. So, coba cek dan cermati, tujuan keuangan apa saja yang harus dipenuhi tahun ini. Misalnya, harus bayar uang pangkal sekolah anak. Atau harus lunasi DP tahun ini, dan sebagainya.
Segera tentukan langkah yang perlu diambil terkait tujuan keuangan yang semakin dekat. Mungkin perlu mencairkan asetnya bulan ini, atau bulan depan? Jangan lupa, sebagian aset butuh waktu untuk bisa dicairkan ya. Jangan sampai kelupaan, dan berakhir pas uang dibutuhkan, aset belum juga bisa menjadi cash. Jadi harus mencari alternatif solusi lain kan?
Sementara itu, mungkin juga tahun ini kamu perlu melangkah ke fase berikutnya setelah sebelumnya berhasil mencapai titik tertentu. Misalnya saja, dana darurat sudah bisa dipenuhi secara ideal tahun 2022 kemarin. Nah, berikutnya, kamu perlu punya asuransi jiwa. So, ada baiknya mulai direncanakan juga, terutama soal menghitung uang pertanggungan yang sesuai besarnya.
Yuk, fokus pada tujuan dan berbagai langkah realistis untuk bisa semakin dekat dalam pencapaiannya di tahun baru 2023 ini.
3. Lebih baik dalam menentukan prioritas
Kita itu banyak maunya. Ya, itu wajar. Selama kita masih hidup, kita pasti akan banyak maunya. Namun tentu saja harus disesuaikan dengan kemampuan. Nah, antara “mau” dan “kemampuan” ada yang namanya prioritas. Prioritas yang akan menentukan, kebutuhan mana dulu yang bisa direalisasikan. Pasalnya kemauan yang banyak kadang memang tidak disertai kemampuan yang seimbang. Kalau enggak imbang, kita bisa jadi halu. Dan halu sudah pasti akan berbahaya bagi hidup (baca: keuangan) kita.
Di tahun baru 2023, yuk, lebih baik lagi dalam menentukan prioritas. Memang dalam setiap hal yang ingin kita capai, akan ada pengorbanan yang perlu dilakukan. Tapi, demi kondisi yang lebih baik, ya mengapa tidak kan? Di sinilah prioritas berperan.
Apalagi masih banyak lo, yang suka sabotase rencana keuangan sendiri gara-gara masih sulit membedakan keinginan dan kebutuhan. Nah, coba diingat-ingat lagi. Apakah kamu—dalam 2 minggu pertama ini—masih melakukan hal yang sama? Jika iya, yuk, ini waktu yang tepat untuk kembali mengatur dan memilah, mana kebutuhan dan mana keinginan semata. Bukannya tidak boleh menuruti keinginan, tetapi kembali lagi ke soal prioritas. Pasalnya, sumber daya kita juga terbatas kan? Ingat, kita masih akan banyak kebutuhan yang sangat penting sampai jauh ke depan lo!
4. Portofolio investasi yang lebih baik dan produktif
Tahun baru 2023 juga seharusnya bisa jadi garis awal baru untuk memastikan portofolio investasimu berkembang dengan lebih baik.
Sudah enggak zamannya lagi FOMO-an, atau asal investasi terhadap berbagai instrumen tanpa kamu analisis secara mendalam terlebih dahulu. Justru, sekarang waktu yang tepat untuk bisa melihat dan mereview, apakah portofoliomu sudah cukup produktif dan apakah sudah sesuai dengan tujuan keuangan yang ingin kamu capai.
5. Lebih produktif
Buat yang di tahun 2022 masih hanya memiliki satu stream income saja, yuk, coba buat rencana untuk mendiversifikasikan sumber penghasilan yang bisa kamu dapatkan.
Ada banyak sumber pemasukan yang bisa dimanfaatkan lo. Misalnya seperti kerja lepas atau paruh waktu, bisnis, hingga royalti. Kamu sesuaikan dengan kondisi serta kemampuan, dan tambahlah penghasilan di tahun baru 2023.
Nah, itu dia sederet hal keuangan yang seharusnya lebih baik di tahun baru 2023. Gimana? Ada yang memang sudah masuk ke dalam daftar resolusimu? Jika iya, selamat dan nikmati prosesnya. Ingat, hasil tak akan mengingkari usaha.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Step by Step Melakukan Review Keuangan Akhir Tahun 2022 agar Lebih Baik di Tahun 2023
Sudah menjelang akhir tahun 2022 nih. Enggak terasa ya? Bagaimana tahun ini untukmu? Apakah lebih baik dari tahun 2021? Akhir tahun biasanya memang jadi momen tepat untuk melakukan refleksi dan introspeksi, ya kan? Termasuk dalam hal keuangan. Apakah kamu sudah siap untuk melakukan review keuangan akhir tahun?
Memangnya harus ya?
Pentingnya Review Keuangan Akhir Tahun
Ya, kalau harus sih enggak. Tapi ada banyak manfaat yang bisa kamu dapatkan dari review keuangan akhir tahun ini lo. Di antaranya:
- Kita bisa melakukan evaluasi terhadap apa yang sudah kita lakukan sepanjang tahun 2022 ini. Apakah kita sudah mengeksekusi rencana-rencana yang kita buat atau masih sekadar wacana?
- Apa saja rencana atau tujuan yang berhasil kita wujudkan?
- Apa saja rencana yang belum berhasil terealisasikan?
- Mengapa ada rencana yang belum bisa direalisasikan?
- Apakah ada kesalahan yang membuat rencana tersebut gagal atau tertunda?
- Apa yang menjadi hambatan tahun 2022 ini?
Nah, dari pertanyaan-pertanyaan itu saja, sepertinya kamu akan mendapatkan banyak insight dan PR yang bisa kemudian kamu kerjakan di tahun 2023 agar hidupmu lebih baik. Kamu bahkan bisa menambah berbagai pertanyaan lain sebagai bahan refleksi dan review sehingga hasilnya akan lebih lengkap dan detail, yang kemudian bisa kamu pergunakan sebagai bahan pertimbangan membuat perencanaan keuangan yang lebih baik lagi.
Jika masih bingung, bagaimana cara melakukan review keuangan akhir tahun, berikut ini ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan. Simpel saja kok!
Step by Step Review Keuangan Akhir Tahun
1. Cek catatan keuangan
Jika kamu sudah punya catatan keuangan yang cukup rapi di tahun 2022, maka review keuangan akhir tahun bisa kamu mulai dari sini. Cek kondisi cash flow saat ini, apakah surplus atau minus. Bagaimana kondisi setiap pos keuangan? Apakah sudah cukup efisien? Atau sepertinya, ada yang perlu diefisienkan lagi, karena kemarin masih terlalu boros?
Misalnya saja, pos lifestyle kok ternyata lebih dari 20%, sementara investasi masih di proporsi 10%. Mungkin di tahun 2022, di setiap tanggal kembar kamu selalu nggak pernah absen dari sale dan program promo?
Meski mungkin masih terkendali, tetapi coba dipertimbangkan, barangkali tahun depan kamu bisa menambah persentase investasi, agar tujuan keuangan bisa lebih cepat tercapai.
2. Adakah kondisi yang berubah?
Misalnya saja, pemasukan yang berkurang atau bertambah?
Mungkin, pantas saja biaya lifestylemu membengkak. Gajimu juga naik soalnya tahun 2022 ini. Ya, tentunya bersyukur sih, naik gaji gitu lo. Tapi, bukan berarti lantas biaya lifestyle juga harus naik. Mungkin ada pos lain yang akan lebih baik ditambah proporsinya demi kebaikan dirimu sendiri. Dana darurat, misalnya, apakah sudah aman?
Apakah sekarang jumlah tanggunganmu bertambah, atau malah berkurang? Apakah tahun depan, bakalan ada tujuan keuangan yang harus diwujudkan? Sekolah anak, misalnya?
Nah, hal-hal seperti ini bisa mengubah kondisi keuangan, dan kamu akan lebih leluasa membuat rencana atau mencari solusi jika melakukan review keuangan akhir tahun.
3. Cek dana darurat
Tahun 2022 ini, apakah dana daruratmu sudah aman?
Ingat, bahwa jumlah ideal dana darurat seharusnya minimal adalah 4 kali pengeluaran rutin bulanan. Semakin banyak tanggungan, maka jumlah ideal dana darurat juga akan lebih besar. So, kalau ternyata jumlah tanggunganmu bertambah tahun ini—misalnya tahun 2022 kemarin kamu dikaruniai anak—maka segera buat rencana untuk menambah dana darurat tahun depan.
Jika ternyata tahun 2022 kamu masih belum punya dana darurat, kamu juga bisa mulai membuat rencana untuk membangun dana darurat. Satu bulan, dua bulan enggak apa, yang penting mulai aja dulu. Cek kemampuanmu untuk menyisihkan beberapa persen dari penghasilan untuk bisa membuat dana darurat ini ya.
4. Review portofolio
Nah, biasanya review keuangan akhir tahun juga bisa dilakukan sekaligus dengan melakukan review terhadap portofolio investasi.
Cek bagaimana posisi portofolio investasimu sekarang, terutama terhadapp tujuan keuangan yang sudah ditentukan. Apakah bertumbuh sesuai harapan, atau belum? Jika memang belum maksimal, kamu bisa membuat rencana untuk memperbaiki komposisinya tahun depan. Misalnya, kamu tambah porsi instrumen agresifnya, atau malah memindahkan dari instrumen agresif ke instrumen yang lebih rendah risiko.
Semua kembali pada profil risiko, kebutuhan, dan juga kemampuanmu ya. Ingat, #TujuanLoApa?
5. Cek tujuan keuangan
Apakah ada tujuan keuangan yang sudah dicapai di tahun 2022 kemarin? Jika ada, apa saja? Apakah tujuan tersebut menambah aset? Jika iya, maka jangan sampai lupa untuk menambahkannya dalam catatan keuanganmu.
Apakah ada tujuan keuangan yang harus kamu capai di tahun 2023 besok? Bagaimana posisinya sekarang? Apakah dananya sudah siap? Jika masih kurang, kurang berapa? Jika sudah siap, cek apakah perlu dipindahkan ke instrumen yang lebih rendah risiko atau tidak.
Nah, dari sini, kamu bisa melanjutkan aktivitas review keuangan akhir tahun kamu sampai menyeluruh. Jangan lupa untuk ajak pasanganmu sekalian, jika kamu sudah berkeluarga ya, agar kedua belah pihak tahu kondisi keuangan keluarga yang sebenarnya sehingga akan lebih mudah menentukan arah selanjutnya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!