7 Instrumen Investasi yang Cocok untuk Content Creator
Di zaman sekarang, profesi content creator memainkan peran penting dalam menghibur dan memberi informasi kepada publik. Namun, pendapatan yang enggak tetap membuat para pembuat konten ini perlu memikirkan strategi investasi yang solid untuk mengamankan masa depan finansial masing-masing.
Menentukan instrumen investasi yang tepat bisa menjadi tantangan, terutama tanpa bantuan yang tepat.
Investasi enggak sekadar menyimpan uang, tetapi juga tentang bagaimana mengembangkannya. So, pemilihan instrumen yang tepat ini krusial. Dengan memilih yang tepat, stabilitas finansial bisa dicapai—meskipun penghasilan tidak tetap—dan bahkan mungkin memberi kesempatan untuk mengembangkan proyek-proyek kreatif baru.
Siapa Itu Content Creator?
Content creator adalah seseorang yang menciptakan dan membagikan konten, biasanya di platform digital, untuk menghibur, mendidik, atau memberi informasi kepada audiens.
Nah, outputnya di sini bisa beragam. Misalnya:
- Video, misalnya seperti yang diunggah ke YouTube, TikTok, atau Instagram. Video ini bisa berupa tutorial, ulasan produk, cerita perjalanan, vlog, dan lain-lain.
- Artikel dan blog, yang membahas segala sesuatu yang informatif atau menghibur, mulai dari teknologi, mode, perjalanan, kuliner, dan banyak lagi.
- Fotografi, biasanya diunggah di platform seperti Instagram atau situs web portofolio profesional, kayak sekarang yang lagi ramai jualan foto di Shutterstock. Konon, hasilnya lumayan.
- Podcast, ini prinsipnya sama kayak video atau tulisan artikel, tetapi ini sifatnya audio; bahas berbagai topik atau yang menampilkan wawancara dengan tamu-tamu menarik.
- Grafis dan desain, kayak ilustrasi, atau materi visual lainnya yang bisa digunakan dalam kampanye pemasaran, konten media sosial, atau sebagai karya seni digital.
- Musik, efek suara, atau karya audio lainnya. Umumnya diunggah secara independen atau digunakan dalam produksi multimedia.
Nah, jadi intinya sih, para content creator ini adalah mereka menggunakan keterampilan kreatif dan teknis untuk mengembangkan konten yang menarik, yang bisa menjadi sumber pendapatan utama atau sampingan.
Dengan perkembangan teknologi digital dan media sosial, profesi ini kini semakin populer dan dianggap penting dalam pemasaran digital dan industri hiburan.
Baca juga: Mengungkap Potensi Penghasilan Sebagai Content Creator di Indonesia
Mengapa Content Creator Juga Penting untuk Berinvestasi?
So, pertanyaan selanjutnya adalah seberapa jauh kamu sudah mengelola keuangan dengan baik? Karena, penghasilan gede tak akan ada artinya, kalau kamu enggak tahu caranya mengelola keuangan. Yang ada ya teteup aja, selalu merasa kurang.
Termasuk di dalam pengeloaan keuangan ini adalah perencanaan masa depan. Ya kan, kamu hidup enggak cuma buat masa sekarang kan?
Nah, makanya investasi itu penting buat para pekerja kreatif gini. Berikut alasan selengkapnya.
1. Pendapatan yang Enggak Stabil
Pendapatan orang yang bergerak di industri kreatif kayak gini umumnya fluktuatif dan enggak teratur. Tergantung banget sama ada enggaknya proyek, produktivitas, algoritma platform yang digunakan, bahkan sampai viral enggaknya konten yang dibuat.
Nah, investasi dapat membantu menghasilkan aliran pendapatan pasif yang memberi stabilitas finansial.
2. Pengelolaan Risiko
Dengan berinvestasi, risiko finansial dapat dikurangi. Investasi yang bijak bisa menjadi benteng saat pendapatan utama mereka terganggu atau saat terjadi perubahan pasar yang tidak terduga.
3. Pensiun
Enggak seperti pekerjaan tradisional, para pekerja kreatif ini enggak akan punya yang namanya skema pensiun kalau enggak bikin sendiri. Investasi adalah cara terbaik untuk mempersiapkan masa pensiun, memastikan diri untuk memiliki cukup uang untuk hidup nyaman di kemudian hari.
4. Kapitalisasi Proyek Baru
Untuk content creator yang ingin memperluas cakupan mereka atau memulai proyek baru, memiliki dana investasi dapat memungkinkan mereka untuk mencapainya tanpa perlu bergantung sepenuhnya pada pendapatan langsung dari konten mereka. Bisa buat modal lagi, gitu deh istilahnya.
5. Pertumbuhan Aset
Investasi memberikan kesempatan untuk membiarkan uang yang sudah dihasilkan untuk bekerja lagi. Dengan demikian, potensi pertumbuhan modal yang dapat mendukung kebutuhan pribadi atau bisnis di masa depan bisa didapatkan.
6. Kebebasan dan Kemandirian Finansial
Investasi yang sukses dapat meningkatkan kebebasan finansial siapa saja. Termasuk para pekerja kreatif. Dengan demikian, bisa memberi keleluasaan untuk memilih proyek yang benar-benar diminati tanpa tekanan finansial.
Nah, melihat uraian di atas, sekarang jelas kan, mengapa penting untuk memikirkan dan mengimplementasikan strategi investasi yang cerdas? Bahkan bagi seorang content creator.
Instrumen Investasi yang Penting Dimiliki oleh Content Creator
Untuk content creator, memiliki instrumen investasi yang beragam dapat sangat membantu dalam mengelola risiko finansial dan membangun kekayaan jangka panjang. Berikut adalah beberapa instrumen investasi yang penting untuk dipertimbangkan.
Baca juga: Kalkulasi Gaji YouTuber Pemula: Memulai Karier di YouTube dengan Benar
1. Saham
Investasi di pasar saham bisa memberikan apresiasi modal yang signifikan. Saham perusahaan teknologi dan media bisa sangat relevan karena terkait langsung dengan industrinya. Ibaratnya ya sudah paham cara mainnya, dan tahu bagian mana yang paling menguntungkan.
2. Reksa Dana
Reksa dana, terutama yang dikelola secara aktif, bisa menjadi pilihan baik bagi yang enggak memiliki waktu atau keahlian untuk mengelola investasi saham secara individual. Tinggal pilih saja mau jangka pendek, menengah, atau panjang, semua ada di reksa dana.
3. Obligasi
Sebagai instrumen yang lebih stabil dan kurang berisiko dibandingkan saham, obligasi dapat memberikan aliran pendapatan tetap yang cukup bisa diandalkan. Selain itu, juga bisa membantu dalam diversifikasi portofolio.
4. Properti
Investasi properti bisa menjadi sumber pendapatan pasif yang stabil melalui sewa, serta apresiasi nilai jangka panjang. Memang butuh modal lebih gede sih dibandingkan instrumen yang lain, tetapi kalau memang berniat ya tetap bisa direncanakan kok.
5. ETF (Exchange Traded Funds)
ETF memungkinkan diversifikasi yang luas dan memiliki biaya yang lebih rendah dibandingkan reksa dana tradisional. Instrumen ini cocok untuk content creator yang mencari eksposur pasar yang luas dengan biaya minimal.
6. Emas dan Logam Mulia
Investasi dalam emas atau logam mulia lainnya bisa menjadi lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakstabilan ekonomi.
7. Bisnis
Ada banyak content creator yang kemudian merintis bisnis dengan modal konten-konten yang dibuatnya. Misalnya, tadinya adalah food vlogger yang kontennya adalah video-video resep masakan, kemudian memperluas area bisnisnya dengan jualan alat-alat memasak atau bahan-bahan memasak. Nah, yang kayak gini juga bisa dikembangkan hingga bisa memberikan penghasilan pasif juga nantinya.
Memilih kombinasi instrumen yang sesuai dengan profil risiko, tujuan keuangan, dan jangka waktu investasi mereka adalah kunci untuk membantu content creator dalam mengamankan masa depan finansial mereka.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
3 Investasi Leher ke Atas untuk Memulai Tahun 2024 dengan Lebih Baik
Tahun 2024 tinggal menghitung hari. Gimana, sudah menyiapkan resolusi untuk tahun baru? Jika boleh menyarankan, jangan ketinggalan untuk memasukkan investasi leher ke atas dalam daftar resolusimu.
Di era yang terus berubah, investasi ini menjadi kunci untuk tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang. Investasi leher ke atas bukanlah sebuah pilihan, melainkan kebutuhan.
Kita hidup di zaman informasi yang berubah dengan cepat, teknologi yang berkembang pesat, dan kebutuhan pasar kerja yang terus bertransformasi. Untuk memanfaatkan peluang yang ada, kita harus siap secara mental, emosional, dan intelektual.
So, yuk, kita gali lebih dalam mengenai bagaimana investasi leher ke atas dapat menjadi fondasi kita dalam memulai tahun 2024 dengan langkah yang lebih mantap, dan siap menghadapi tantangan yang datang.
Table of Contents
Pentingnya Investasi Diri di Tahun 2024
Saat memasuki tahun 2024, kita bisa menyaksikan perubahan drastis dalam lingkungan sekitar kita, mulai dari lingkup kerja juga pribadi.
Transformasi digital telah meredefinisi banyak aspek kehidupan kita. Kita sudah enggak bisa memungkiri, bahwa teknologi canggih seperti kecerdasan buatan, otomatisasi, dan big data menjadi pilar utama di banyak sektor industri, termasuk di industri keuangan.
Perubahan ini tidak hanya menuntut adaptasi terhadap alat dan platform baru, tetapi juga memerlukan pola pikir yang inovatif dan kecakapan yang terus diperbarui. Di sinilah investasi diri atau investasi leher ke atas memainkan peran kunci.
Melalui investasi diri, kita dapat memastikan bahwa enggak hanya tetap relevan dalam lingkungan yang terus berubah, tetapi juga memiliki keunggulan kompetitif, terutama di sisi profesional kita. So, ada banyak keterampilan yang bisa mulai dikuasai, jika kita ingin bertahan.
Keterampilan ini penting kalau kita ingin punya pertumbuhan karier yang berkelanjutan. Dengan begitu, kita bisa merespons dengan tepat berbagai tantangan yang ada, dan memanfaatkan peluang yang muncul.
Investasi dalam diri sendiri menjadi bukan hanya investasi untuk saat ini saja, tetapi juga untuk masa depan. Dengan demikian, kita dapat membuka jalan untuk pertumbuhan secara pribadi dan profesional di era yang serba cepat dan terus berubah ini.
Jenis Investasi Leher ke Atas untuk Tahun 2024
Berikut beberapa jenis investasi leher ke atas yang bisa mulai kamu pertimbangkan untuk menyambut tahun 2024 mendatang.
1. Menambah Keterampilan yang Berkaitan dengan Karier dan Profesi
Tahun 2024 membawa peluang unik bagi profesional untuk meningkatkan dan memperluas keterampilan. Kita bisa belajar keahlian teknis baru yang relevan dengan industri yang sekarang bertumbuh. Misalnya, seperti pemrograman, analisis data, atau desain digital.
Misalnya, kalau kamu adalah seorang marketing staf, kamu bisa saja belajar menguasai teknik pemasaran digital terkini. Atau, kalau kamu seorang engineer, kamu bisa memperdalam pengetahuan tentang teknologi hijau atau tentang energi yang keberlanjutan.
Investasi dalam keterampilan ini enggak hanya meningkatkan nilai sebagai profesional, tetapi juga membuka jalan untuk kemajuan karier dan peluang yang lebih luas. Imbasnya apa? Tentu saja, peningkatan penghasilan. Amin!
2. Pengetahuan Lebih Mendalam tentang Teknologi
Mengingat teknologi berkembang dengan cepat, menjadi penting untuk memahami dan menguasai alat dan platform teknologi terbaru di tahun 2024 nanti.
Misalnya, belajar cara kerja AI dan bagaimana cara memanfaatkannya untuk membantu tugas sehari-hari, atau belajar machine learning, kalau perlu hingga blockchain dan Internet of Things (IoT).
Bahkan bagi kamu yang enggak bekerja langsung di bidang teknologi, memiliki pemahaman dasar tentang tren ini juga oke banget lo! Pasalnya, nantinya kita akan bergerak maju ke pemanfaatan teknologi cerdas seperti ini. Semua produk teknologi tersebut semakin terintegrasi dalam semua aspek kehidupan dan pekerjaan kita.
Kamu bisa mulai dari yang paling sederhana di tahun 2024. Misalnya, belajar memahami tentang keamanan siber yang sangat penting bagi hampir setiap profesi di era digital.
3.Menjaga Kesehatan Fisik, Mental, dan Finansial
Investasi leher ke atas tidak hanya terbatas pada pengembangan intelektual dan profesional, tetapi juga melibatkan kesehatan fisik dan mental.
Praktik seperti meditasi, yoga, atau olahraga teratur dapat membantu menjaga kesehatan fisik dan mental, memastikan bahwa kita tetap produktif dan berenergi. Selain itu, pendidikan finansial—memahami cara mengelola keuangan, berinvestasi, dan merencanakan pensiun—adalah aspek penting yang sering diabaikan.
Dengan ekonomi yang berubah-ubah, memiliki pengetahuan finansial dapat memberikan keamanan dan stabilitas, baik untuk kebutuhan jangka pendek maupun persiapan jangka panjang.
Strategi Memulai dan Menjaga Investasi Leher ke Atas
Memulai investasi leher ke atas memerlukan strategi yang matang. Supaya apa? Tentu saja supaya enggak hanya sekadar wacana. Jadi, apa yang harus dilakukan untuk memastikan hal ini bisa benar-benar dimulai di tahun 2024?
1. Tujuan yang Realistis
Langkah pertama dan terpenting adalah menetapkan tujuan yang realistis dan terukur. Tujuan lo apa? Gitu kan?
Artinya, kamu mesti mengidentifikasi dulu area-area spesifik yang ingin kamu kembangkan, lalu menetapkan target yang dapat diukur dan dicapai. Misalnya, tujuan bisa berupa menyelesaikan kursus online tertentu dalam waktu tiga bulan. Atau bisa juga mengembangkan kebiasaan meditasi harian, atau ikut kelas online FCOS setiap bulan sesuai jenjang.
2. Buat Rencana Belajar
Setelah tujuan ditetapkan, langkah selanjutnya adalah membuat rencana belajar. Rencana ini harus mencakup jadwal belajar, sumber daya yang akan digunakan, dan metode untuk melacak kemajuan.
Penting juga untuk menyesuaikan rencana ini sesuai dengan perubahan kebutuhan dan situasi kamu.
3. Cari Mentor atau Tempat Belajar yang Pas
Mencari mentor atau tempat belajar yang pas adalah kunci keberhasilan dalam upaya ini.
Kamu memang bisa belajar dari mana saja, mulai dari yang gratis sampai berbayar. Namun, jika terlalu banyak informasi yang didapat, biasanya akan berujung pada kebingungan. So, coba riset dulu, karena mentor dan tempat belajar ini tergantung pada preferensi.
Untuk tempat belajar keuangan, enggak usah ke mana-mana. Karena ada QM Financial yang sudah siap dengan sederetan kelas online keuangan di tahun 2024 yang disusun sesuai kebutuhan. Kamu tinggal update saja di media sosial untuk jadwal kelasnya.
Kamu juga bisa belajar keuangan secara mandiri dengan mengambil kelas di Udemy. Tak terikat oleh waktu, kamu bisa menyelesaikan kelasmu sesuai kecepatan yang kamu inginkan.
Jadi, sudah siap dong, menyambut tahun 2024? Pasti juga sudah siap untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Dengan menetapkan tujuan yang jelas, membuat rencana yang terstruktur, dan mencari dukungan, kamu dapat memastikan bahwa investasi leher ke atas ini menjadi perjalanan yang konsisten, memuaskan, dan berdampak positif bagi pertumbuhan pribadi dan profesional kamu ke depannya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Financial Behavior dalam 5 Fase Kehidupan yang Perlu Dipahami
Setiap fase dalam kehidupan kita datang dengan tantangan dan peluang finansialnya sendiri. Financial behavior adalah bagaimana kamu mengelola, menghabiskan, dan menginvestasikan uangmu dalam menghadapi setiap tantangan dan peluang tersebut.
Seiring berjalannya waktu, prioritas, kebutuhan, dan tujuan keuangan kita berubah, memengaruhi cara kita memandang dan menggunakan uang. Bagaimana kamu menavigasi dan menyesuaikan diri dengan perubahan ini dapat menentukan kualitas hidupmu di masa depan.
Dengan memahami financial behavior ini di setiap fase kehidupan, kamu dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana dan mempersiapkan diri untuk apa pun yang mungkin datang di depan.
Yuk, coba kita lihat seperti apa financial behavior yang bisa terjadi pada umumnya fase kehidupan kita semua.
Fase Kehidupan dan Financial Behavior
1. Remaja (Usia Sekolah Menengah dan Kuliah)
Fase remaja merupakan periode transisi dari anak-anak menuju dewasa. Di fase ini, seorang remaja bisa mulai belajar dasar-dasar keuangan dalam skala yang masih terbatas. Uang saku mingguan menjadi sumber keuangan pertama bagi banyak remaja. Seiring dengan hal tersebut, muncul juga tantangan dalam mengelola uang dengan bijak.
Financial behavior khas remaja adalah pola konsumsi yang tinggi. Dengan adanya uang saku dari orang tua, mereka merasa memiliki kebebasan untuk membelanjakan uang sesuai keinginan, terutama untuk kebutuhan sekunder atau bahkan tersier.
Pengetahuan yang terbatas tentang manajemen uang dan kurangnya pengalaman dalam mengelola keuangan sering kali membuat remaja lebih mementingkan kepuasan instan dibandingkan menabung untuk kebutuhan masa depan.
Mengingat fase remaja merupakan fondasi awal dalam pembentukan financial behavior, penting bagi remaja untuk mendapatkan edukasi literasi keuangan. Melalui edukasi ini, remaja dapat memahami konsep dasar keuangan seperti menghasilkan uang, belanja, berbagi, dan menabung.
2. Dewasa Awal (Usia 20-an)
Usia 20-an, merupakan fase kehidupan yang penuh dengan transisi dan perubahan signifikan. Kesempatan ini, meskipun menjanjikan, sering kali disertai dengan kebingungan finansial. Mengatur keuangan sendiri tanpa bantuan orang tua, menghadapi berbagai tawaran kredit, serta menimbang kebutuhan versus keinginan, semua menjadi bagian dari kurva belajar finansial di usia ini.
Usia 20-an sering kali dianggap sebagai fase eksplorasi dan penemuan diri. Banyak orang memulai karier mereka, menikmati pendapatan pertama yang sering kali lebih besar daripada uang saku yang pernah mereka terima. Namun, dengan pendapatan ini datang pula tanggung jawab baru: membayar sewa, mengelola tagihan, mempertahankan cash flow yang lancar, dan menabung untuk kebutuhan jangka panjang.
Sayangnya, tanpa fondasi literasi keuangan yang kuat, banyak orang di usia ini cenderung menghabiskan pendapatan mereka secepat mereka mendapatkannya. Gaya hidup yang konsumtif, dipengaruhi oleh tekanan sosial dan media, sering kali menjadi pangkal masalahnya.
3. Dewasa (Usia 30-an dan 40-an)
Inilah masa “pertengahan”. Di rentang usia ini, banyak orang merasa berada di persimpangan jalan, ketika tanggung jawab keluarga dan kebutuhan finansial meningkat, sementara aspirasi pribadi dan keinginan untuk mencapai stabilitas finansial menjadi semakin mendesak. Ini adalah masa ketika financial behavior dan keputusan yang dibuat tidak hanya memengaruhi diri sendiri, tetapi juga keluarga dan masa depan mereka.
Mereka-mereka yang berada di usia ini biasanya sudah mapan dan umumnya sudah memiliki keluarga. Tanggung jawab finansial pun meningkat, terutama untuk mencakup biaya pendidikan anak, KPR, serta persiapan untuk masa pensiun. Meski pendapatan cenderung meningkat juga dibandingkan fase sebelumnya, begitu pula dengan pengeluarannya.
Banyak orang di fase ini berjuang untuk menemukan keseimbangan antara memenuhi kebutuhan sekarang dan menabung untuk masa depan. Investasi jangka panjang, seperti properti dan dana pensiun, menjadi perhatian utama.
4. Pra-Pensiun (Usia 50-an)
Memasuki usia 50-an, banyak orang mulai merenung tentang tahap berikutnya dalam perjalanan hidup mereka: pensiun. Financial behavior pada fase ini sering kali dipenuhi dengan refleksi, penyesuaian, dan, yang paling penting, persiapan.
Melalui fase ini bukan hanya tentang mempersiapkan diri untuk berhenti bekerja, tetapi juga tentang bagaimana memastikan bahwa masa pensiun nanti dapat dinikmati dengan ketenangan dan kenyamanan finansial.
Di usia 50-an, banyak orang telah mencapai puncak karier mereka, dengan pendapatan yang stabil dan mungkin lebih tinggi dari sebelumnya. Namun, ini juga menjadi saat ketika beban finansial, seperti pendidikan anak dan KPR, juga mulai berkurang. Fokus pun bergeser dari akumulasi aset ke pemeliharaan dan perlindungan aset yang sudah ada.
Tantangannya adalah bagaimana menyeimbangkan antara keinginan untuk menikmati hasil kerja keras selama bertahun-tahun dengan kebutuhan untuk menyisihkan cukup dana untuk masa pensiun yang mungkin berlangsung 20 tahun atau lebih.
5. Pensiun (Usia 60 ke atas)
Setelah bertahun-tahun bekerja dan berjuang, memasuki usia 60-an dan fase pensiun menjadi tonggak penting dalam perjalanan hidup banyak orang. Fase ini menggambarkan suatu periode ketika rutinitas harian bekerja sudah enggak ada lagi, tetapi kebutuhan untuk menjalani hidup dengan penuh makna dan kenyamanan tetap ada.
Menghadapi fase kehidupan tanpa pendapatan tetap memerlukan financial behavior dan strategi keuangan yang matang untuk memastikan stabilitas dan kesejahteraan.
Dengan berakhirnya sumber pendapatan rutin dari pekerjaan, orang yang memasuki masa pensiun kini bergantung pada tabungan, investasi, dan kemungkinan tunjangan pensiun sebagai sumber pendapatan utamanya. Pengeluaran kesehatan sering meningkat, sementara keinginan untuk bepergian, menjalani hobi, atau bahkan memberikan warisan bagi keturunan juga menjadi prioritas.
Dalam perjalanan hidup yang dinamis, memahami dan menyesuaikan financial behavior di setiap fase adalah kunci untuk mencapai kesejahteraan finansial. Setiap fase menawarkan pelajaran dan kesempatan untuk tumbuh, belajar, dan mengembangkan strategi yang lebih baik.
Seiring berjalannya waktu, kamu akan menyadari bahwa bukan hanya jumlah uang yang kamu miliki yang penting, tetapi bagaimana kamu mengelolanya. Dengan kesadaran dan perencanaan keuangan yang tepat, kamu dapat menikmati ketenangan pikiran dan kebebasan finansial, memastikan bahwa masa depanmu dan orang-orang yang kamu cintai dilindungi dan sejahtera.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Jaminan Pensiun: Pengertian dan Aturan yang Perlu Diketahui
Ketika kamu membayangkan masa tua atau pensiun, apa yang ada di pikiranmu? Sebagian besar orang mungkin merasa khawatir tentang penghasilan yang hilang karena berhenti bekerja. Tapi, tidak perlu takut, melalui BPJS Ketenagakerjaan, ada Program Jaminan Pensiun (JP) untuk mencegah penurunan standar hidup saat memasuki usia lanjut atau pensiun.
Program ini adalah bagian dari sistem jaminan sosial, yang dirancang untuk memastikan bahwa peserta dan/atau ahli warisnya tetap dapat menjalani hidup yang layak dengan menerima penghasilan setelah peserta mencapai usia pensiun, mengalami cacat total, atau meninggal. Manfaat pensiun yang diberikan kepada peserta adalah dalam bentuk pembayaran bulanan.
Jaminan pensiun adalah jenis jaminan sosial yang diwajibkan oleh pemerintah untuk diberikan oleh semua pemberi kerja, kecuali penyelenggara negara dan pekerja yang menerima upah. Kewajiban ini diberlakukan pemerintah sejak 1 Juli 2015, sejalan dengan pembentukan program JP di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan.
Di samping jaminan pensiun, semua pekerja di Indonesia juga diharapkan untuk memiliki Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), dan Jaminan Kematian (JKM), yang semuanya dikelola oleh BPJS Ketenagakerjaan.
Apa Itu Jaminan Pensiun dari BPJS Ketenagakerjaan?
BPJS Ketenagakerjaan adalah sebuah lembaga pemerintah di Indonesia yang bertugas untuk menyediakan program jaminan sosial bagi tenaga kerja. Salah satu program yang ditawarkan oleh BPJS Ketenagakerjaan adalah program Jaminan Pensiun. Program ini dirancang untuk memberikan jaminan kepada peserta bahwa mereka akan menerima pendapatan setelah mereka pensiun dari pekerjaan mereka.
Program Jaminan Pensiun adalah program yang mengumpulkan iuran dari peserta selama mereka masih bekerja dan kemudian membayarkan pensiun kepada peserta ketika mereka telah memenuhi syarat untuk pensiun. Besarnya jumlah pensiun yang diterima oleh peserta setelah mereka pensiun tergantung pada sejumlah faktor, termasuk jumlah iuran yang telah mereka bayarkan, lamanya mereka menjadi peserta program, dan faktor lainnya.
Program ini penting karena dapat membantu memastikan bahwa pekerja memiliki sumber pendapatan yang stabil setelah mereka pensiun, yang dapat membantu mereka mempertahankan standar hidup mereka dan memenuhi kebutuhan finansial mereka. Program ini juga merupakan bagian penting dari sistem jaminan sosial Indonesia, yang bertujuan untuk melindungi pekerja dan keluarga mereka dari risiko finansial yang bisa terjadi akibat usia lanjut, kecelakaan kerja, penyakit, atau keadaan lainnya.
Aturan dan Ketentuan Utama Jaminan Pensiun yang Perlu Dipahami
Berikut beberapa aturan dan ketentuan utama dalam Program Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan yang penting untuk diketahui dan dipahami oleh pesertanya:
Peserta
Program Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan mencakup pekerja penerima upah (PBU), baik pekerja sektor formal maupun informal, dan pekerja bukan penerima upah (PBPU), seperti wiraswasta dan pekerja lepas.
Usia Peserta
Peserta program jaminan pensiun adalah pekerja yang berusia antara 15-56 tahun.
Iuran
Besaran iuran untuk program Jaminan Pensiun adalah 3% dari gaji per bulan, dengan rincian 2% dibayar oleh pemberi kerja dan 1% dibayar oleh pekerja.
Pembayaran Iuran
Iuran wajib dibayarkan setiap bulan oleh pemberi kerja atau peserta PBPU.
Nah, untuk aturan lainnya, lebih baik disimak langsung saja ke penjelasan langsung di situs resmi BPJS Ketenagakerjaan ini.
Manfaat Jaminan Pensiun
Program Jaminan Pensiun dari BPJS Ketenagakerjaan memiliki berbagai manfaat yang bisa diterima oleh peserta, di antaranya adalah
Manfaat Pensiun Bulanan
Peserta yang telah memenuhi syarat dan mencapai usia pensiun akan menerima manfaat pensiun bulanan sebagai pengganti pendapatan yang hilang akibat berhentinya penghasilan dari pekerjaan. Besaran manfaat pensiun bulanan tergantung pada jumlah total iuran yang telah dibayarkan peserta selama periode kontribusi mereka.
Manfaat Pensiun Janda/Duda
Apabila peserta yang telah memenuhi syarat pensiun meninggal dunia, maka manfaat pensiun bulanan akan diberikan kepada janda/duda dan/atau anak-anaknya.
Manfaat Pensiun Anak
Apabila peserta yang telah memenuhi syarat pensiun meninggal dunia, maka manfaat pensiun bulanan juga akan diberikan kepada anak-anaknya hingga usia 23 tahun jika masih dalam pendidikan.
Manfaat Pensiun Meninggal
Jika peserta meninggal sebelum memenuhi syarat pensiun, maka manfaat pensiun akan diberikan kepada ahli warisnya.
Manfaat Pensiun Lump Sum
Dalam beberapa kasus, seperti jika peserta memutuskan untuk berhenti bekerja sebelum memenuhi syarat pensiun, mereka dapat menerima manfaat pensiun dalam bentuk lump sum (sekaligus), bukan sebagai pensiun bulanan.
Agar terus bisa mendapatkan semua manfaat seperti di atas, jangan pernah lupa untuk membayar iuran ya.
Jaminan Pensiun vs Dana Pensiun yang Disiapkan Sendiri
Meski program Jaminan Pensiun dari BPJS Ketenagakerjaan memberikan jaminan pendapatan pasca-pensiun, tetap penting untuk mempersiapkan dana pensiun secara mandiri.
Berikut beberapa alasan kenapa perlu menyiapkan dana pensiun sendiri:
Pendapatan Pensiun Mungkin Tidak Cukup
Manfaat pensiun yang diterima dari BPJS Ketenagakerjaan belum tentu cukup untuk memenuhi semua kebutuhan kita yang muncul saat pensiun.
Kok bisa? Bukannya kalau pensiun itu kebutuhan akan lebih sedikit ya? Well, belum tentu juga. Kalau gaya hidupnya memang sudah mahal, untuk diturunkan levelnya itu bakalan susah lo! Atau, bisa jadi saat pensiun, ada kebutuhan kesehatan ekstra. Wah, bisa jadi sama saja atau malah lebih besar deh kebutuhannya.
Inflasi
Nilai uang cenderung berkurang seiring waktu karena inflasi. Meskipun manfaat pensiunnya mungkin tampak cukup saat ini, inflasi bisa membuat daya beli uang tersebut berkurang di masa depan.
Keadaan Darurat atau Kebutuhan Tidak Terduga
Memiliki dana pensiun tambahan bisa sangat berguna jika kamu harus menghadapi keadaan darurat atau kebutuhan besar yang tidak terduga, seperti biaya medis yang tinggi.
Keinginan untuk Menikmati Gaya Hidup Tertentu
Kalau punya tujuan finansial tertentu yang pengin diwujudkan saat pensiun nanti, misalnya pengin keliling dunia, pengin beli rumah baru, atau mengejar hobi tertentu setelah pensiun, kamu bakalan butuh dana pensiun tambahan untuk mewujudkan impian tersebut.
Nah, banyak alasan yang membuat kita seharusnya juga menyiapkan dana pensiun mandiri, meskipun sudah punya Jaminan Pensiun—dan Jaminan Hari Tua—dari kantor.
Menyiapkan dana pensiun sendiri bisa dilakukan melalui berbagai cara, misalnya dengan menabung, berinvestasi, atau membeli produk keuangan seperti obligasi, saham, dan sejenisnya. Belajar mengenali dulu, mana produk yang cocok sebagai instrumen dana pensiun, sebelum memutuskan pengin bikin dana pensiun mandiri di mana.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Kondisi Keuangan yang Lebih Horor daripada Pengabdi Setan 2
Sudah nonton film horor yang paling ditunggu-tunggu tahun ini? Ya, Pengabdi Setan 2 Communion, besutan sutradara Joko Anwar, yang merupakan sekuel dari Pengabdi Setan pertama yang rilis tahun 2017.
Gimana? Apakah kamu termasuk dari mereka yang selalu menutup muka sepanjang filmnya diputar? Yang kemudian saat keluar dari bioskop dan ditanya komentar soal film, menjawab enggak tahu karena memang beneran enggak nonton apa-apa saking ditutup terus mukanya?
Memang horor banget sih ya? Adrenalin jadi mengalir deras, dan begitu keluar dari bioskop, bakalan masih kebayang-bayang deh. Jadi takut … Takut ke toilet sendirian. Takut di lift sendirian. Takut jalan di selasar sendirian. Jangan-jangan … hiiiy!
Tapi, kamu tahu dan merasa enggak, bahwa kita tuh sebenarnya sering loh harus berhadapan dengan situasi sehoror Pengabdi Setan 2. Namun, mungkin karena harus berhadapan sendiri, ya takut sih, tapi mau enggak mau harus berani menghadapi. Bahkan, dalam konteks keuangan, banyak juga dari kita yang harus mengalami kejadian dan situasi horor, bahkan lebih horor daripada Pengabdi Setan.
Situasi macam apa tuh? Coba yuk, kita lihat beberapa hal berikut ini.
Situasi dan Kondisi Keuangan yang Lebih Horor daripada Pengabdi Setan 2
1. Nggak bisa bayar utang pinjol
Duh, ini horor sehoror-horornya, lebih horor banget daripada Pengabdi Setan 2. Apalagi kalau pinjol yang terlibat adalah pinjol ilegal.
Bayangkan, dari utang hanya Rp1 juta, diterima hanya Rp900 ribuan, janji pengembalian satu bulan kemudian ternyata lusa sudah ditagih. Dan, jumlah tagihannya? Tiba-tiba saja menjadi 5 kali lipat! Kalau minta kebijakan perpanjangan waktu, jangan harap diberi. Yang ada malah preman berkedok debt collector yang nongol. Enggak hanya meneror melalui telepon, WhatsApp atau pesan pribadi, preman-preman ini bahkan datang ke kantor. Teman-teman yang nomornya tersimpan di daftar kontak handphone juga ikut terteror.
Enggak hanya horor buat diri sendiri, tapi melebar ke mana-mana.
2. Hilang penghasilan
Sejak pandemi dimulai, kita belajar akan kenyataan bahwa tidak ada pekerjaan yang 100% aman. Sewaktu-waktu, meskipun perusahaan tempat kita bekerja sudah terlihat dikelola dengan baik, nyatanya bisa saja tiba-tiba gulung tikar.
Kondisi ketidakpastian ekonomi bahkan berlanjut hingga sekarang. Kita mengalami beberapa kali gelombang badai PHK, hingga yang terakhir ada fenomena startup bubble burst. Dalam sekejap, penghasilan bisa hilang.
Hilangnya penghasilan bisa jadi horor banget, lebih horor ketimbang Pengabdi Setan 2. Apalagi kalau kita enggak siap dengan dana darurat yang cukup, padahal tanggungan kita sekian banyak jiwa di rumah. Duh … Gimana ya bisa bertahan?
3. Kerja terus sampai tua
Kalau kita sekarang bekerja, itu memang sudah sewajarnya, karena usia masih muda, masih produktif. Kebutuhan hidup juga banyak, dengan apa lagi bisa dipenuhi kalau bukan dengan bekerja?
Namun, seiring waktu, fisik dan energi kita akan menurun. Hingga pada batas tertentu, kita pun seharusnya beristirahat. Tidak bekerja secara aktif lagi, dan beristirahat menikmati hasil kerja keras selama ini. Batas usia pensiun untuk ASN ditentukan ketika menginjak usia 58 tahun. Lalu, bagaimana dengan mereka yang bekerja mandiri? Atau, pengusaha? Pada saatnya ya teteup … harus beristirahat.
Ya, itu sih harapan semua orang. Faktanya, enggak banyak orang bisa pensiun dan beristirahat menikmati hari tua. Banyak yang harus kembali bekerja, demi memenuhi kebutuhan.
Sebenarnya definisi pensiun juga enggak melulu berhenti bekerja total. Kita sih boleh saja tetap bekerja, tetapi tujuan bekerja sudah bukan lagi untuk kejar setoran memenuhi kebutuhan. Seharusnya, jika masih bekerja saat sudah pensiun, tujuannya lebih pada kepuasan diri, soal eksistensi, dan berbagi. Sudah bukan berorientasi pada uang.
Tapi ya, apa daya? Uang pensiun ternyata enggak bisa dipakai untuk menutup kebutuhan. Jadi terpaksa bekerja lagi deh, padahal usia sudah senja. Duh, sudah enggak full energy tapi harus tetap bekerja? Ya, lebih horor dari Pengabdi Setan 2 banget pastinya.
4. Nggak bisa bayar biaya rumah sakit dan/atau pengobatan
Berobat merupakan salah satu alasan terbanyak yang dimiliki oleh orang yang kemudian berutang. Ini sebenaranya miris banget sih. Pasalnya, berobat enggak seharusnya menjadi masalah sehingga membuat stres. Penyakit sudah membuat daya tahan tubuh menurun, stres karena masalah keuangan akan membuatnya semakin memburuk.
Namun, hal ini juga banyak banget terjadi. Banyak orang terlilit utang karena tak dapat membayar biaya rumah sakit ataupun berobat. Atau, kondisi lain: berobat enggak sampai tuntas karena ketiadaan biaya. Pasien pun dibawa pulang, padahal belum sembuh.
Sedih banget nggak sih? Ini kondisi keuangan yang horor banget, lebih horor daripada Pengabdi Setan 2.
5. Nggak punya tabungan
Sudah bekerja belasan, bahkan puluhan tahun, tapi enggak punya aset? Boro-boro aset, tabungan saja enggak punya. Terus ke mana saja uang pergi, kok sampai enggak punya tabungan sama sekali? Entah.
Terus, gimana masa depan? Gimana nanti kalau ada apa-apa? Kalau misalnya kehilangan pekerjaan seperti di poin 3? Gimana jika tiba-tiba ada kondisi darurat yang butuh uang untuk menyelesaikannya? Berutang?
Duh, horor banget! Lebih horor ketimbang Pengabdi Setan 2!
So, situasi horor mana nih yang kamu alami? Atau, pernah punya pengalaman situasi horor keuangan lain, selain dari 5 situasi di atas, yang lebih horor daripada Pengabdi Setan 2?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Klik poster ini untuk upgrade ilmu dasar financial planning kamu!
Dana Pensiun: Pengertian, Fungsi, Persiapan, dan Cara Mengumpulkan Secara Efektif
Dana pensiun yang dipersiapkan dengan baik akan menjamin masa pensiun dapat kita lalui dengan tenang. Memang sudah seharusnya, di hari tua nanti, kita tidak membebani anak dan cucu. Tetap mandiri dan berdaya, bahkan kalau bisa sesekali mentraktir atau memberi mereka hadiah.
Yes, dana pensiun adalah koentji pensiun sejahtera. Nyaman tidaknya pensiun kita akan tergantung pada seluruh aset yang harus dipersiapkan untuk memenuhi semua kebutuhan setelah pensiun. Berikut ini hal-hal penting yang perlu diperhatikan untuk mempersiapkan dana pensiun mulai dari persiapan hingga cara mengumpulkannya.
Apa itu Dana Pensiun?
Dana pensiun merupakan dana yang telah disimpan seseorang selama masa produktifnya dan akan dipakai untuk memenuhi kebutuhannya saat nanti di hari tua. Jadi, banyak yang menyebutnya tabungan hari tua.
Mengumpulkan dana pensiun bisa dilakukan secara mandiri perseorangan, atau melalui lembaga keuangan maupun pemberi kerja. Masing-masing memiliki syarat dan ketentuan yang berbeda, tergantung jenisnya. Untuk kantor pemerintahan, ada BPJS Ketenagakerjaan yang memiliki program pensiun Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun. Sedangkan untuk swasta, perusahaan juga diwajibkan untuk mengikutsertakan karyawannya dalam BPJS Ketenagakerjaan, atau program pensiun lain yang sudah ada. Secara khusus, pihak perusahaan akan memberikan subsidi dan juga ada pemotongan otomatis sesuai ketentuan untuk iurannya. Nantinya iuran ini akan dikembalikan lagi pada karyawan yang sudah pensiun sebagai dana untuk hari tua.
Artinya, dana pensiun adalah tabungan yang telah dikumpulkan saat usia masih produktif bekerja. Sehingga, seluruh uang yang sudah terkumpul bisa digunakan jika sudah tidak produktif lagi atau pensiun di hari tuanya.
Fungsi Dana Pensiun
Umumnya fungsi dana pensiun adalah untuk memberikan jaminan di hari tua atau tidak produktif lagi untuk bekerja. Dana pensiun yang didapat tergantung dari besaran iuran, masa kerja, dan juga hasil pengembangan dana pada usia produktif. Dana pensiun ini juga dapat diwariskan pada anggota keluarga jika orang yang bersangkutan meninggal dunia. Hal ini membuat rasa aman jika sewaktu-waktu meninggalkan keluarga yang dicintai berpulang.
Manfaat dari dana pensiun ini bisa digunakan sebagai penyambung hidup di masa tua, dan juga sebagai modal usaha di masa pensiun.
Seberapa Penting Dana Pensiun?
Dana pensiun sejatinya adalah tabungan yang dapat dimanfaatkan agar nanti saat kita sudah masuk usia pensiun, kita dapat mandiri secara finansial.
Tidak ada yang mengetahui apa yang akan terjadi nanti di hari tua, tapi setidaknya masalah dan kesulitan keuangan bisa diminimalkan, dengan adanya dana pensiun. Saat tua nanti, anak-anak sudah berkeluarga dan memiliki fokus kebutuhan yang berbeda-beda. Rasanya tidak tega jika tua nanti masih harus menambah pikiran anak-anak di masa tua. Sebab, saat tua nanti ada beberapa resiko yang kemungkinan akan dihadapi, yaitu:
Kesehatan Perlu Diperhatikan Lebih
Semakin tua, biasanya semakin rentan terserang penyakit karena daya tahan tubuh yang semakin lemah seiring berjalannya waktu. Atas dasar inilah saat lansia, kondisi kesehatan lansia harus lebih diperhatikan.
Belum lagi jika sudah lansia, bukan hanya penyakit ringan yang menyerang kondisi tubuh, penyakit kritis sangat rentan menyerang lansia.
Rentan Jadi Orang Telantar
Lansia yang disebut telantar adalah seseorang yang sudah berusia di atas 60 tahun, dan tidak bisa memenuhi kebutuhan dasarnya secara mandiri.
Hal ini terdapat banyak faktor penyebabnya, misalnya seperti faktor ekonomi maupun latar belakang keluarga. Maka, dana pensiun akan mencegah terjadinya hal ini. Tentu saja setiap orang tidak ingin hidup telantar. Pastinya, kamu juga ingin menikmati hidup dengan baik bukan, setelah masa kerja usai?
Angka Harapan Hidup Tinggi, Kebutuhan Hidup Ikut Meningkat
Usia memang menjadi rahasia ilahi, tidak ada yang tahu kapan masing-masing dari kita akan berpulang. Tapi risiko ini dialami oleh setiap orang.
Berdasarkan data BPS, usia harapan hidup di Indonesia umumnya mencapai 71,5 tahun. Maka, jika saat ini usia masih 30 tahun, artinta ada waktu kurang lebih 41 tahun lagi untuk mempersiapkan diri dan membekali keluarga yang akan ditinggalkan.
Lantas, bagaimana jika usia melampaui batas rata-rata usia harapan hidup? Yap, artinya kebutuhan di masa tua akan meningkat. Belum lagi jika dipanggil Tuhan di usia produktif. Bagaimana nanti nasib keluarga yang ditinggalkan? Siapa yang akan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluarga yang ditinggalkan?
Sebab itu, risiko-risiko yang berpotensi dialami di masa tua dapat menjadi latar belakang betapa pentingnya dana pensiun saat ini. Apakah sudah cukup ketersediaan dana pensiun di masa depan nanti?
Cara Mempersiapkan dan Mengumpulkan Dana Pensiun
Dana pensiun penting untuk dipersiapkan melalui perencanaan keuangan yang komprehensif. Bagaimana cara mempersiapkannya?
Hitung Estimasi Kebutuhan Hidup di Masa Pensiun
Mencari tahu kebutuhan di masa pensiun merupakan langkah penting yang tidak boleh dilewatkan. Mengapa? Karena dengan mengetahui kebutuhan apa saja artinya kamu dapat menghitung berapa jumlah pengeluaran yang dibutuhkan nantinya.
Setelah itu, hitunglah berapa biaya yang dibutuhkan untuk kebutuhan hidup mulai dari biaya makan, listrik, air, perawatan rumah, transportasi, tanggungan, dan yang lainnya. Kamu juga bisa menghitung berapa biaya pengeluaran yang akan digunakan untuk rekreasi atau hiburan.
Untuk menghitungnya, kamu bisa menggunakan patokan kebutuhan dan pengeluaranmu saat ini, yang kemudian kamu proyeksikan dengan rumus Future Value. Jangan lupa untuk memperhitungkan inflasi juga ya. Selalu ingat, bahwa asumsi selalu salah.
Kenyamanan di hari tua tidak bisa didapatkan begitu saja. Kamu harus memperhitungkan kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi jika sumber pendapatan telah hilang di usia produktif.
Kalau masih bingung, kamu bisa bergabung untuk belajar menghitung kebutuhan dana pensiun di kelas FCOS QM Financial. Karena tak setiap bulan ada, maka coba untuk pantengin terus website pendaftarannya. Link-nya ada di bawah ya.
Tentukan Target Pensiun
Saat ini sudah banyak yang memutuskan untuk pensiun di usia muda, tapi agar dapat melanjutkan hidup dengan nyaman tentu perlu strategi keuangan khusus.
Contohnya Ayyubi berusia 30 tahun dan memiliki cita-cita ingin pensiun di usia 55 tahun. Artinya Ayyubi punya rentang waktu 25 tahun untuk mengumpulkan dana pensiun dan berinvestasi.
Anggap saja jika berinvestasi menyisihkan uang sebesar Rp5,9 juta per bulannya di investasi yang memiliki imbal hasil sebesar 15% per tahun, maka dalam rentang 25 tahun tabungan pensiun yang berhasil dikumpulkan Ayyubi sebesar Rp 5 miliar. Nah, tinggal dicek saja dengan kebutuhan yang sudah dihitung, sesuai enggak? Kalau terlalu besar, maka harus ada yang dihemat.
Demikian uraian informasi penting mengenai dana pensiun. Semoga dapat membantu kamu menikmati masa tua dengan tenang dan tentram ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Kriteria Sejahtera Saat Pensiun adalah Mencapai 5 Hal ini
Pensiun adalah satu hal yang sering kali terlintas waktu kita sedang mumet bekerja. Rasanya waktu dan energi sudah banyak terkuras hingga ingin segera berhenti untuk kemudian menikmati hidup. Tapi, setelah melihat kondisi keuangan, lagi-lagi kita meringis dibuatnya.
Memang, keputusan untuk pensiun adalah bukan persoalan yang mudah ya. Apalagi untuk kamu yang juga punya tanggungan untuk menghidupi keluarga. Semua harus diperhitungkan matang-matang mulai dari anggaran, sumber pemasukan, hingga tujuan apa yang ingin kamu lakukan saat pensiun nanti.
Lalu, kapan waktu ideal untuk pensiun?
Dalam UU No. 20/2021 tentang Cipta Kerja, waktu untuk pensiun adalah menjadi keputusan pribadi masing-masing, pun di berbagai undang-undang maupun peraturan tidak ada yang mengatur detail tentang usia pensiun.
Hanya saja, yang diatur adalah hak atas manfaat pensiun, disebutkan dalam Permenaker No.02/1995 bahwa usia pensiun adalah 55 tahun bagi mereka yang berstatus PNS. Jika pekerjaan tetap diperoleh saat mencapai usia 55, maka maksimal pensiun pada 60 tahun. Namun, ketentuan usia pensiun ini kembali lagi pada hak pekerja dan disesuaikan dengan kebijakan internal dari pemberi kerja, terutama bagi karyawan swasta.
Lagi pula, yang penting dari pensiun adalah bukan tentang waktu saja, melainkan keadaan atau kondisi kamu setelah tidak bekerja. Siap enggak kamu menjalaninya? Kehidupan seperti apa yang kamu inginkan nantinya?
Hal yang Harus Dipersiapkan Saat Pensiun Adalah …
Ada baiknya sebelum saat merencanakan pensiun, kamu sudah mempersiapkan hal-hal berikut ini yang dapat menunjang kehidupan di masa setelah selesai bekerja. Supaya apa? Agar kamu dapat menikmati masa pensiun dengan tenang tanpa kekhawatiran.
Dana Pensiun
Buatlah rekening untuk menyimpan tabungan dana pensiun. Umumnya, kamu bisa mengikuti program dana pensiun dari tempat kamu bekerja.
Sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia, Dana pensiun adalah dana yang keuangannya diperoleh dari iuran tetap para peserta ditambah penghasilan perusahaan yang disisihkan dan para peserta berhak memperoleh bagian keuntungan itu setelah pensiun.
Sementara mungkin kantormu sudah memiliki program pensiun yang tersistemasi dengan baik, kamu juga bisa mempersiapkannya secara mandiri. Dana ini bisa diperoleh dari penyisihan 10% dari pendapatan bulanan kamu, atau berapa pun sesuai kondisimu dan juga setelah kamu melakukan analisis keuangan, tentunya.
Berapa yang harus dipersiapkan? Semua tergantung pada gaya hidup seseorang. Ini nantinya akan memengaruhi besarnya pengeluaran rutin, yang kemudian akan jadi faktor penghitung kebutuhan selama masa pensiun.
Jadi, berapa? Sudah berhitung belum? Kalau sudah ikut kelas Dana Pensiun QM Financial sih, pasti sudah ketemu angkanya.
Selesaikan Utang
Salah satu hal yang mestinya bereskan sebelum pensiun adalah kewajiban membayar utang. Ini berlaku baik untuk utang jangka pendek maupun panjang.
Ingat, di masa pensiun, asumsinya kamu sudah tak berpenghasilan aktif loh. Gaji pensiunan biasanya ya diambil dari dana pensiun yang sudah ada. Besarannya pastilah enggak sama dengan besarnya gaji sebelum kamu pensiun. Konon, malahan, kamu setidaknya “hanya” menerima 30%-nya saja kalau hanya mengandalkan Jaminan Pensiun dari BPJS Ketenagakerjaan.
Ouch! Jauh banget nggak tuh?
Buat Perencanaan Keuangan
So, sebaiknya, jangan tunda lagi. Sekaranglah saatnya mulai membuat rencana keuangan untuk pensiun agar kamu semakin terdorong untuk mencapai tujuan.
Apa tujuan kamu setelah pensiun? Liburan, melakukan kegiatan baru? Tentunya untuk memulai hal baru kamu harus punya finansial yang mumpuni untuk bisa meraihnya. Rencanakan tujuan setelah pensiun, agar kamu bisa memperkirakan dan mempersiapkan berapa biaya yang harus kamu punya.
Kriteria Sejahtera di Masa Pensiun Adalah Saat Mencapai 5 Hal Ini
Merdeka Finansial
Pensiun adalah waktunya kamu menikmati hasil kerja kerasmu. Merdeka secara finansial jadi kriteria terpenting untuk bisa mendapatkan masa pensiun yang sejahtera. Artinya dalam hal keuangan kamu sudah siap dan tidak bergantung pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupmu. Tidak juga pada anak-anakmu.
Hal ini—pertama-tama—berarti kamu terbebas dari utang, aset yang cukup, dan gaya hidup yang sesuai.
Dapat Melakukan Hobi atau Kegiatan Baru dengan Leluasa
Pensiun adalah masa ketika kamu bisa memulai kembali kehidupanmu, setelah bertahun-tahun bekerja keras, dan menata kembali apa yang ingin kamu lakukan di dunia. Misalnya kamu ingin ikut kegiatan volunteer atau kegiatan sosial yang bermanfaat bagi banyak orang.
Atau kamu pernah punya cita-cita jadi penulis? Kamu bisa memulainya dengan membuat blog atau naskah cerita untuk kemudian diterbitkan. Carilah kegiatan baru yang dapat menghibur, menambah kualitas diri, dan jadi pengalaman baru kamu.
Tinggal di Tempat yang Diinginkan
Kamu mungkin memiliki keinginan untuk menghabiskan masa pensiun di tempat yang nyaman. Mau tetap di kota? Atau melipir ke desa? Atau pengin punya beach house? Atau rumah dengan lahan yang luas untuk berkebun dan menanam pohon buah?
Apa pun yang kamu inginkan, adalah target yang harus kamu capai sebelum masa pensiun tiba. So, pilihan lokasi saat membeli rumah itu sangat penting. Sesuaikan dengan rencana keuangan yang sudah kamu buat ya.
Punya Pendapatan Pasif
Meski sudah menyiapkan dana pensiun, kadang ini juga nggak cukup untuk memenuhi kebutuhan darurat. Sejahtera menjalani pensiun adalah ketika kamu memiliki bekal yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Salah satunya dengan memiliki pendapatan pasif, alias passive income.
Pendapatan pasif bisa diperoleh dari investasi saham, sewa properti, atau memiliki usaha yang memungkinkan kamu dapat menikmati hasil tanpa harus bekerja mengeluarkan waktu dan tenaga.
Meraih Impian yang Lama Terpendam
Pernahkah kamu berangan-angan untuk berkeliling dunia? Atau sesederhana ingin pergi ke taman hiburan Disneyland di Jepang? Ya, meski terlihat sederhana, kadang impian tersebut susah diraih saat masih produktif bekerja.
Pensiun adalah saatnya untuk kamu meraih impian yang sempat kamu pendam lama. Persiapkan biaya akomodasi dalam perencanaan keuangan pensiun.
Namun, jangan lengah dan gunakan masa produktif kamu saat ini untuk bekerja dan menggali potensi diri. Sejahtera saat pensiun adalah impian semua orang, tapi hal itu tidak bisa kita capai jika saat ini masih menyia-nyiakan waktu yang ada.
Yuk, persiapkan dengan sebaik-baiknya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Tip Keuangan untuk Guru Sejahtera
Selamat Hari Guru! Inilah saat dan kesempatan spesial untuk dapat mengucapkan terima kasih kepada bapak dan ibu guru yang sudah berjasa untuk kita, gaes! Dan, mari berharap agar di Indonesia semakin banyak guru sejahtera!
Saya sendiri masih sempat bertemu cukup sering dengan salah seorang guru saya kala duduk di bangku SMA. Beliau dulu mengajar saya di mata pelajaran Seni Suara, di kelas 2–atau kelas 11 kalau sekarang. Yah, ketahuan deh, angkatannya :)
Saat ini, beliau sudah pensiun. Kegiatannya? Di rumah, kebetulan beliau “dititipi” cucu yang bersekolah di kota domisili saya, sedangkan anaknya–yang merupakan orang tua si cucu–tinggal di ibukota. Jadi, kesehariannya ya, menemani cucunya bersekolah. Sesekali waktu, arisan. Kebetulan beliau juga teman ibu saya, mereka satu arisan.
Kalau saya lihat, pensiunnya cukup untuk keseharian yang sederhana. Beliau masih dikirimi uang oleh anaknya, tapi tentunya untuk keperluan sang cucu. Suaminya sudah meninggal beberapa tahun yang lalu.
“Hidupku sekarang ya buat cucu itu,” kata beliau saat sempat mengobrol dengan saya.
“Cukup, Bu?”
“Ya, dicukup-cukupkan.”
Hahaha. Khas orang Jawa yang nerimo.
Banyak pensiunan guru yang memang lantas hidupnya pas-pasan begini pada akhirnya. Sudah begitu, masih dititipi cucu. Karena rasa cintanya yang besar, tentulah enggak bisa menolak. Tapi, pastilah sedikit banyak juga menambah beban, meski orang tua si cucu mengirimi uang dan keperluan lainnya.
Saya yakin banyak pensiunan guru–terutama guru-guru angkatan guru saya itu–yang belum mengenal investasi. Kalau kebetulan berstatus PNS, ya dapat pensiun dari negara. Enggak punya investasi lainnya. Paling banter, mereka punya perhiasan emas saja. Itu pun hanya beberapa. Pernah saya hadir di satu reunian sekolah, dan memang begitulah cerita sebagian besar guru-guru saya yang sudah pensiun.
Padahal, guru juga berhak hidup sejahtera. Apalagi setelah mereka berjasa untuk mendidik anak-anak Indonesia supaya bermasa depan cerah. Tapi, mengapa seperti sulit sekali mewujudkan hidup guru sejahtera? Terutama saat mereka sudah pensiun?
Adakah di antara kamu yang sekarang berprofesi sebagai guru? Kalau iya, berikut 5 tip untuk mengatur keuanganmu untuk mewujudkan impian hidup guru sejahtera.
Iya, kamu berhak untuk sejahtera, apa pun status gurumu–guru sekolah negeri, sekolah swasta, bahkan pengajar di pendidikan informal.
5 Tip Keuangan untuk Guru Sejahtera
1. Punyai tujuan finansial
Saya yakin–sebagai angkatan baby boomer–guru saya yang saya ceritakan di awal tadi, tidak pernah mengenal tujuan finansial.
Tapi, hey, zaman sudah maju. Literasi keuangan sudah demikian berkembang. Teknologi bisa membantu. Maka, kamu sekarang–sebagai seorang guru milenial–seharusnya sudah tahu, bahwa kamu seharusnya mempunyai tujuan finansial dalam hidupmu.
Untuk menentukan tujuan finansialmu sebagai guru sejahtera, jawablah pertanyaan ini.
Di masa depan nanti, kamu pengin hidup seperti apa sih?
Apakah kamu pengin punya rumah? Pengin menjalani hidup dengan selalu terjamin kesehatanmu, juga kesehatan keluargamu? Pengin punya bisnis kecil-kecilan, sebagai aset aktif bekal pensiun?
2. Atur gaji
Gaji guru bisa sangat bervariasi. Sudahlah tergantung tempat kerja, masih juga tergantung status. Sama-sama PNS saja bisa berbeda satu sama lain.
Ada guru honorer di pelosok sana yang hanya mendapatkan gaji sekian puluh ribu rupiah saja per bulan. Sedangkan, guru di ibukota–misalnya–yang mengajar di sebuah sekolah swasta berbasis internasional, bisa berkali-kali lipat gajinya.
Berapa pun gaji kamu, yang paling penting adalah bagaimana mengaturnya supaya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk itu, mencatat pengeluaran dan kemudian membuat anggaran per bulan itu sangat penting.
Kebutuhan orang bisa berbeda, sehingga mendapatkan rezeki yang berbeda pula. Enggak perlu membandingkan diri dengan yang lain, yang penting, bagaimana kita mengelolanya dengan baik sehingga semua tujuan finansialmu bisa dipenuhi.
3. Menabung dan investasi
Mulailah menabung dan berinvestasi sedini mungkin, bahkan sejak kamu menerima gaji pertamamu, demi mewujudkan hidup guru sejahtera di masa pensiun.
Hitunglah kebutuhanmu di masa pensiun nanti. QM Financial sih punya rumus untuk menghitungnya. Semoga kamu sudah pernah bergabung di salah satu kelas finansial online yang membahas khusus tentang dana pensiun di QM Financial ya. Sehingga kamu sudah bisa mendapatkan gambaran mengenai dana pensiun yang akan kamu butuhkan.
4. Tambah penghasilan
Wali kelas saya di kelas 5 SD dulu juga bekerja sebagai instruktur tari di sebuah sanggar tari modern yang cukup terkenal. Beberapa guru juga bersedia memberikan les privat tambahan di luar jam pelajaran. Mereka datang ke beberapa rumah siswa untuk membantu belajar. Tentunya, ada biaya tambahan untuk hal ini.
Pernah juga ada cerita viral di media sosial. Seseorang berprofesi sebagai guru di siang hari, dan sebagai drivel ojol di sore hingga malam hari.
Boleh saja kok, menambah penghasilan. Apalagi jika tujuannya untuk mewujudkan tujuan finansialmu secepat mungkin. Yang penting diatur waktunya ya, jangan sampai mengganggu pekerjaan utama.
Dan, tentu saja, harus memperhatikan kesehatan.
5. Hindari utang
Utang konsumtif sih terutama. Jangan lupa bahwa kita hanya punya porsi utang maksimal sebanyak 30% saja dari penghasilan.
Jangan pernah mencoba untuk melampaui batas ini, kecuali ada alasan tertentu yang sudah dipertimbangkan masak-masak.
Semoga dengan 5 tip keuangan untuk guru sejahtera di atas, setiap guru di Indonesia bisa hidup layak di masa pensiun nanti ya.
Yuk, ikutan kelas finansial online QM Financial, agar kamu lebih paham dan mengerti bagaimana cara merumuskan tujuan finansialmu. Cek jadwalnya, dan pilih kelas sesuai kebutuhanmu ya!
Terima kasih, Bapak dan Ibu Guru!
Jangan Cuma Menua di FaceApp! Yuk, Menua di 5 Tempat Terbaik di Dunia untuk Pensiun Ini!
Sudah nyobain FaceApp pasti kan? Mana nih foto muka menuanya? Kira-kira happy enggak tuh, liatnya? Ya kalau yang diedit foto aslinya terlihat happy, ya pasti foto hasil FaceApp juga happy. Kalau yang diupload foto muka lempeng, ya hasil FaceApp jadi sedih deh.
Tapi, kepo sih. Kira-kira masing-masing dari kita besok kalau udah tua, bakalan bahagia enggak ya? Bakalan bisa pensiun dengan sejahtera, seperti sekarang yang gajinya gede-gede ini nggak ya?
Atau mungkin, ada nih di antara kita yang sejak sekarang sudah punya pension dreams, alias mimpi-mimpi untuk diwujudkan di masa pensiun nanti?
Saya punya. Saya pengin banget saat pensiun nanti, saya bisa hidup damai, santai, ngerjain apa pun yang saya suka dan mau, nggak perlu mikirin utang dan KPR lagi, dan tinggal di tempat yang indah nan eksotik.
Dan, seperti halnya foto FaceApp–kalau yang diupload foto happy ya jadinya happy–kalau masa pensiun disiapkan untuk happy, maka ya beneran kita akan bahagia melewatinya. *Ketemu hubungannya enggak ya?*
Eh, mau tahu enggak, 5 tempat terbaik di dunia untuk ditinggali di masa pensiun? Coba dilihat yuk! Biar nggak cuma happy lihat muka menua di FaceApp, tapi juga happy menua di tempat terindah di dunia! Daftar ini didapatkan dari list top 25 Annual Global Retirement Index yang dikeluarkan oleh situs International Living awal Januari 2019 yang lalu, yang menyebutkan 25 negara ternyaman untuk ditinggali oleh para pensiunan atau lansia beneran yang bukan karena FaceApp.
Tak hanya berwajah happy di FaceApp, tinggallah di 5 tempat terindah di dunia ini untuk masa pensiun yang bahagia
1. Spanyol
Spanyol terkenal akan destinasi wisata pantai terbaik di dunia. Hvft! Tempat tinggal impian banget nih buat masa pensiun, ya kan? Tiap hari bangun di tepi pantai, ngeliatin sunrise ataupun sunset sambil minum kopi atau teh. Ya ampun, syurga!
Dan, karena Spanyol punya iklim yang hangat–nggak jauh beda dengan Indonesia–maka makanannya pun sebenarnya nggak jauh-jauh amat dari Indonesia. Sayur dan buah melimpah. Spanyol terkenal akan agrarianya, yang punya musim tanam yang panjang sehingga panen hampir selalu sukses di sana. Sehingga, bisa dibilang, makanan pun jadi relatif lebih terjangkau di sana (dengan bahan-bahan yang hampir sama dengan Indonesia).
WHO pun memasukkan Spanyol sebagai salah satu negara yang punya sistem perawatan kesehatan nasional terbaik lo!
2. Thailand
Dengan iklim yang nggak terlalu jauh juga dengan Indonesia, sudah pasti kita nggak akan terlalu keras dalam adaptasinya. Ya kan, sudah tua, fisik pasti sudah melemah kan ya? Kalau iklimnya terlalu ekstrem, ya kan bisa tiap hari masuk angin.
Thailand juga punya banyak pantai yang indah, cocok buat para lansia beneran–bukan cuma karena FaceApp. Angin lautnya bagus untuk paru-paru, sehingga konon, peluang sembuh untuk para penderita arthritis bisa meningkat drastis kalau mereka tinggal di negara ini selama beberapa hari.
Dan yang penting, untuk bepergian, tiket pesawat rata-rata hanya $100 saja untuk round ticket. Ya mungkin memang ada faktor bahwa daerahnya enggak seluas Indonesia sih. Tapi tetep: murah!
3. Meksiko
Masih menjelajah negara-negara beriklim hangat–ya kan kita enggak mau reumatik menyerang tulang yang sudah tua kan ya?–pilihan berikutnya jatuh ke Meksiko.
Masih dengan pantai-pantainya yang indah, pun tanahnya yang subur, seperti Indonesia. Makanannya? Hampir sama juga dengan Indonesia, spicy dan pedas-pedas gitu.
Tapi yang istimewa dari Meksiko, bahwa pendatang pun berhak untuk mendapatkan asuransi kesehatan dari pemerintah di sana. Salah satunya ada program Seguro, yang premi per tahunnya itu hanya beberapa ratus dolar saja full coverage.
Dan, tambahan lagi nih. Kalau kita berusia 60 tahun lebih, kita akan mendapat kartu diskon khusus dari pemerintah untuk dipakai belanja dan akan mendapatkan diskon sebesar 10 – 20%–untuk belanja apa saja!
4. Bali
Ok, sebenarnya sih ini lucu. Situs International Living merilis data top 25 countries dalam Annual Global Retirement Index di awal Januari 2019 lalu, dengan menunjukkan daftar negara-negara yang paling nyaman untuk ditinggali setelah masa pensiun. Bali ada di urutan ke-23.
Masalahnya adalah Bali bukan “country”, tapi pulau. Indonesia tidak disebut-sebut sama sekali dalam daftar tersebut, dan hanya Bali saja yang disebutkan. Jadi, apakah ini berarti Indonesia secara umum kurang layak, dan hanya Bali-lah yang layak untuk menjadi tempat tinggal para pensiunan beneran dan yang bukan karena FaceApp?
Entahlah. Tapi siapa yang bisa meragukan Bali sebagai tempat yang indah dan nyaman untuk tinggal?
5. Panama
Panama menempati posisi pertama dalam daftar top 25 daftar Annual Global Retirement Index dari International Living ini.
Konon, Panama ini lokasinya sangat strategis hingga peluang untuk dilanda bencana sangat minim dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Dia bebas hurricane–yang sangat sering melanda negara tetangga mereka, Amerika Serikat–juga bebas gunung meletus, bahkan gempa.
Pajak di negara ini sangat rendah, pun pengeluaran bisa sangat ditekan karena banyak sekali produk-produk lokal yang kualitasnya malah melebihi produk impor, terutama bahan makanannya. Makanlah buah-buah lokal yang ada sepanjang tahun, sayuran juga, pun ikan. Semua didapatkan dengan mudah.
Jadi, gimana nih? Sudah menghitung, berapa keperluan kita buat hidup bahagia di masa pensiun nanti, sebahagia wajah kita di FaceApp?
Saya juga mau lihat-lihat ah. Siapa tahu bisa pindah ke Panama, atau Meksiko biar dapat kartu diskon seumur hidup.
*brb, cek buku catatan, itung-itung* Loh, kok begini ya? Mbak Winaaa…!
5 Hal Untuk Sehat Jasmani dan Finansial
Kalau kamu ditanya, “Apa yang paling penting di dalam kehidupan ini?” , kira-kira apakah jawabanmu? Kekayaan, kesenangan, atau pekerjaan dengan karier yang baik? Kalau saya akan menjawab, “Yang paling penting di dalam kehidupan ini adalah kesehatan jasmani dan jiwa diri sendiri serta keluarga.
Tanpa kesehatan, kamu tidak akan bisa berdaya dan berkarya di kehidupan ini. Sebanyak apa pun harta yang kamu miliki akan habis untuk mengobati penyakit yang diderita. Oleh sebab itu, kamu perlu mengetahui pentingnya memelihara kesehatan dan memiliki proteksi kesehatan sesuai dengan kebutuhan.