Cara Memilih Training Keuangan Online yang Tepat untuk Karyawan
Mengikuti training keuangan bisa membantu karyawan mengelola gaji dengan lebih bijak. Banyak orang masih kesulitan mengatur pengeluaran, menabung, atau memahami investasi. Dengan pelatihan yang tepat, karyawan bisa belajar cara mengelola keuangan pribadi, menghindari utang yang tidak perlu, dan merencanakan masa depan lebih baik.
Apalagi sekarang banyak pelatihan keuangan online yang fleksibel dan bisa diikuti kapan saja. Tapi, memilih yang paling cocok tidak boleh asal.
Table of Contents
Memilih Training Keuangan Online untuk Karyawan

Tidak semua training keuangan menawarkan materi yang benar-benar bermanfaat. Ada yang terlalu teoritis, ada juga yang kurang interaktif. Kalau tidak hati-hati, ya bisa saja akhirnya hanya membuang waktu dan uang tanpa hasil yang jelas.
Makanya, penting untuk tahu cara memilih pelatihan yang sesuai kebutuhan. Dengan begitu, materi yang didapatkan bisa langsung diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan karier.
Lalu bagaimana caranya memilih training keuangan online yang paling pas sesuai dengan kebutuhan karyawan? Tak perlu bingung, ikuti saja beberapa langkah berikut.
1. Identifikasi Kebutuhan Karyawan
Tentukan apakah training difokuskan pada literasi keuangan dasar, investasi, perencanaan pensiun, atau manajemen keuangan perusahaan. Kebutuhan ini bisa berbeda tergantung pada tingkat jabatan dan peran dalam perusahaan.
Misalnya, karyawan baru mungkin lebih membutuhkan pelatihan tentang pengelolaan gaji, sementara bagi mereka yang sudah cukup senior, bisa lebih diuntungkan dengan materi terkait persiapan pensiun.
Baca juga: Contoh Praktis Edukasi Literasi Keuangan untuk Karyawan di Tempat Kerja
2. Evaluasi Kredibilitas Penyelenggara
Pilih penyedia training keuangan yang memiliki reputasi baik. Seperti QM Training yang punya barisan trainers berpengalaman dan sudah melatih banyak karyawan dari berbagai industri. Kredibilitas ini penting agar materi yang diberikan akurat, sesuai standar industri, dan bisa langsung diterapkan dalam kehidupan atau pekerjaan karyawan.
Selain itu, pastikan penyelenggara memiliki metode pembelajaran yang jelas dan pendekatan yang efektif, supaya peserta benar-benar paham dan bisa mengaplikasikan ilmunya dengan mudah.
3. Cek Kurikulum dan Metode Pembelajaran
Pastikan materi mencakup topik yang relevan dan disampaikan dengan metode interaktif seperti video, diskusi, atau studi kasus.
Pelatihan yang hanya berisi teori tanpa contoh praktik bisa sulit dipahami dan kurang menarik bagi peserta. Selain itu, adanya kuis atau simulasi dapat membantu karyawan memahami konsep dengan lebih baik dan meningkatkan keterlibatan mereka selama pelatihan.

4. Sesuaikan dengan Tingkat Pemahaman Karyawan
Jika karyawan masih awam dalam keuangan, pilih training yang menggunakan bahasa sederhana dan contoh praktis. Sebaliknya, jika peserta sudah memiliki pengetahuan dasar, materi yang lebih mendalam seperti strategi investasi atau perencanaan pajak bisa lebih relevan.
Kesalahan dalam menyesuaikan tingkat kesulitan bisa membuat peserta merasa kewalahan atau justru bosan jika materi terlalu mudah.
5. Fleksibilitas Waktu dan Aksesibilitas
Pastikan program bisa diakses kapan saja dan kompatibel dengan perangkat yang digunakan oleh karyawan. Training keuangan online yang bisa diikuti secara fleksibel akan lebih efektif karena karyawan bisa belajar sesuai jadwal kerja mereka.
Selain itu, pertimbangkan apakah materi bisa diunduh atau diakses ulang agar peserta bisa meninjau kembali informasi yang telah dipelajari.
6. Lihat Ulasan dan Testimoni
Periksa pengalaman peserta sebelumnya untuk memastikan kualitas materi dan efektivitas penyampaian. Ulasan dari peserta lain bisa memberikan gambaran apakah training benar-benar bermanfaat atau justru hanya sekadar teori.
Jika memungkinkan, tanyakan langsung kepada kolega atau komunitas profesional mengenai pengalaman mereka dalam mengikuti training keuangan yang sama.
7. Pertimbangkan Biaya dan Manfaat
Bandingkan harga dengan manfaat yang ditawarkan. Jangan hanya fokus pada harga murah, tetapi pertimbangkan juga kualitas materi dan instruktur. Beberapa training keuangan berbayar mungkin lebih sepadan dengan hasilnya, karena memberikan akses ke komunitas eksklusif atau sesi mentoring tambahan.

8. Dukungan Pasca-Pelatihan
Cek apakah ada sesi konsultasi atau materi tambahan yang bisa diakses setelah pelatihan selesai. Dukungan setelah training bisa berupa akses ke forum diskusi, webinar lanjutan, atau kesempatan untuk bertanya langsung kepada instruktur.
Hal ini penting agar karyawan bisa terus mengembangkan pemahaman mereka dan menerapkan materi yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari atau pekerjaan mereka.
Baca juga: 7 Soft Skill Karyawan yang Harus Selalu Ditingkatkan di Zaman Teknologi
Memilih training keuangan yang tepat memang butuh pertimbangan, tapi hasilnya sepadan. Dengan pelatihan yang sesuai, karyawan bisa lebih paham cara mengatur uang, menghindari kesalahan finansial, dan merencanakan masa depan dengan lebih baik. Nggak perlu cari jauh-jauh, karena QM Training menyediakan training keuangan yang dibutuhkan.
QM Training punya tailored curriculum yang disusun berjenjang sesuai kebutuhan karyawan. Metodenya experiential learning, menggabungkan presentasi, permainan, dan aktivitas supaya lebih mudah dipahami. Ditambah fun delivery, penyampaiannya seru dan interaktif, jadi nggak bikin bosan. Dengan pendekatan ini, materi bisa langsung diterapkan, dan karyawan lebih siap menghadapi tantangan finansial.
Ingin meningkatkan kesejahteraan finansial dan produktivitas karyawan di kantor? Yuk, undang QM Financial untuk mengadakan kelas keuangan yang komprehensif dan praktis di kantor. Hubungi QM Financial sekarang ya!
Kepuasan Kerja Karyawan: Mengapa Penting dan Bagaimana Cara Meningkatkannya?
2016, Society for Human Resource Management (SHRM) melakukan survei atas kepuasan kerja karyawan dalam penelitian yang bertajuk Employee Job Satisfaction and Engagement Survey.
Dalam penelitian ini akhirnya fakta terungkap, bahwa ada beberapa hal terpenting yang berkontribusi besar terhadap tingkat kepuasan kerja karyawan. Gampangannya begini: kalau beberapa aspek ini dipenuhi atau terpenuhi, maka akan sangat besar kemungkinan karyawan akan enjoy bekerja di suatu perusahaan.
Aspek yang Memengaruhi Kepuasan Kerja Karyawan

Apa saja aspek tersebut? Yah, sebenarnya sih ada 43 aspek dengan 37 faktor yang berpengaruh sih, tapi supaya enggak kepanjangan, kita fokus saja ke 10 teratas ya.
Aspek tersebut meliputi:
- Penghargaan oleh perusahaan: 67%
- Kompensasi dan gaji: 63%
- Bentuk imbalan lain: 60%
- Keamanan kerja: 58%
- Kepercayaan antara karyawan dan manajemen: 55%
- Kesempatan untuk mempergunakan keterampilan dan keahlian: 55%
- Stabilitas finansial perusahaan: 53%
- Hubungan karyawan dengan supervisor: 53%
- Rasa aman, tanpa kecemasan terhadap kekerasan: 50%
- Apresiasi ide oleh atasan: 49%
Sampai di sini, apakah ada sesuatu yang menarik?
Iya, ternyata bukan gaji yang jadi faktor penentu kepuasan kerja karyawan yang pertama, melainkan penghargaan. Meskipun iya, gaji ada di urutan kedua, tetapi faktanya banyak karyawan sebenarnya lebih mementingkan rasa dihargai oleh perusahaan, alih-alih pemberian gaji.
So, mungkin ini berarti gaji kecil nggak masalah, toh dengan keterampilan pengelolaan uang yang benar, pasti bisalah dipakai buat hidup. Gitu ya? Hazek.
Anyway, lalu bagaimana dengan di perusahaan yang ada di Indonesia? Apakah di perusahaanmu juga ada survei tingkat kepuasan kerja karyawan? Kalau iya, bagaimana hasilnya? Kalau belum, penasaran enggak, pengin mengetahui seberapa senang karyawan bekerja di perusahaan?
Definisi dan Pentingnya Kepuasan Kerja Karyawan

Kepuasan kerja dapat didefinisikan sebagai kebahagiaan karyawan dalam bekerja dan kepuasan karyawan dalam memenuhi kebutuhan mereka saat bekerja. Tidak hanya gaji dan tunjangan, ada banyak faktor yang memengaruhi kepuasan kerja.
Dari sisi karyawan sendiri, tak ada yang memungkiri bahwa setiap orang pasti ingin nyaman dalam bekerja dan mendapatkan kepuasan ketika melakukan setiap jenis pekerjaannya.
Pada akhirnya, kepuasan kerja karyawan dapat berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Sayangnya, kepuasan kerja ini agak sulit dilihat secara kasatmata lantaran nggak semua karyawan mau terbuka. Bisa jadi memang kurang kesempatan untuk mengungkapkan apa yang menjadi hambatan mereka dalam bekerja, atau juga si karyawan sendiri yang merasa sungkan karena satu dan lain sebab.
Akan terlambat untuk bertindak, ketika lantas ada beberapa karyawan yang tiba-tiba mengajukan resign karena tidak mendapatkan kepuasan kerja, padahal sebelumnya tak menunjukkan tanda-tanda bahwa ada rasa kurang nyaman dalam bekerja.
Tentunya, turn over karyawan yang terlalu tinggi berdampak kurang baik untuk perusahaan, bukan?
Selain memengaruhi kinerja karyawan, kepuasan kerja juga akan memengaruhi branding perusahaan, baik secara internal atau eksternal. Karyawan yang merasa puas bekerja di perusahaan akan bangga akan tempatnya bekerja, dan memiliki kepercayaan tinggi saat membicarakan tempat kerjanya itu.
Mereka akan membicarakan hal-hal positif mengenai apa yang dirasakan selama bekerja kepada orang-orang yang mereka temui setiap hari.
Dengan demikian, dari beberapa fakta tersebut, kita bisa menyimpulkan bahwa saat kepuasan kerja karyawan tinggi maka loyalitas karyawan juga tinggi.
Cara Mengukur Tingkat Kepuasan Kerja Karyawan

Ketika berbicara mengenai kepuasan kerja karyawan, maka aspek terpenting adalah karyawan itu sendiri. Karena itu, survei pada karyawan bisa menjadi cara terbaik untuk mengukur tingkat kepuasan kerja mereka di perusahaan yang bersangkutan.
Berikut beberapa tip membuat survei untuk mengukur tingkat kepuasan kerja karyawan:
- Siapkan beberapa pertanyaan mengenai berbagai aspek terkait perusahaan, misalnya seperti sejauh apa mereka memahami cara kerja manajemen, juga pemahaman atas visi dan misi perusahaan, dan juga tentang motivasi mereka bekerja di perusahaan terkait.
- Jenis pertanyaannya bisa yang menggunakan angka untuk mengukur tingkat kepuasan, misalnya jawaban disediakan dari skala 1 sampai dengan 5 untuk beberapa macam pertanyaan.
- Sediakan pula beberapa pertanyaan yang memungkinkan untuk open question, artinya pertanyaan yang memungkinkan karyawan mengeluarkan pendapat mereka.
- Buatlah pertanyaan yang sejelas mungkin, sehingga karyawan dapat memahaminya dengan cepat dan jelas.
Salah satu pertanyaan yang harus ada adalah pertanyaan mengenai masalah dan kesulitan mereka saat sedang melaksanakan tugas masing-masing; cari tahu kendalanya di mana, dan apakah solusinya bisa datang dengan cepat.
Juga, tanyakan, jenis pengembangan diri seperti apa yang mereka butuhkan, sehingga mampu mendukung meningkatkan kepuasan kerja mereka.
Salah satu jenis pengembangan diri karyawan yang bisa ditawarkan oleh perusahaan agar dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan adalah training keuangan.
Mengapa Training Keuangan?

Karena bisa dilihat sendiri kan, bahwa kompensasi dan gaji merupakan salah satu faktor penentu kepuasan kerja karyawan. Tentu saja, hal ini harus lebih didukung lagi dengan memberikan bekal keterampilan pengelolaan keuangan yang lebih baik, agar nantinya tak hanya bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di masa sekarang, tetapi juga dapat menjamin masa depan mereka nantinya. Seperti dana pensiun, misalnya.
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.