Siap Finansial untuk Menghadapi The New Normal dalam 5 Langkah
Pandemi COVID-19 tidak akan segera berlalu, sementara kita sudah harus siap menghadapi the new normal–tatanan baru dalam berkehidupan, dengan fokus untuk menjaga kesehatan diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita.
Suka nggak suka, siap nggak siap, sepertinya memang kita tak bisa berdiam lebih lama lagi di rumah. Kegiatan ekonomi yang terhenti tentu akan membawa dampak yang lebih buruk untuk semua orang yang hidup di Indonesia, bahkan dunia.
So, mari kita bersiap. Apa saja yang harus disiapkan untuk menghadapi era the new normal ini, utamanya dalam hal finansial? Yuk, simak terus sampai selesai ya!
5 Hal Finansial yang Harus Disiapkan untuk Menjalani The New Normal
1. Ubah gaya hidup sebelumnya
Tanpa bermaksud menghakimi, mungkin kamu punya gaya hidup yang harus diperbaiki selama pandemi COVID-19 datang; nggak bisa menahan diri untuk belanja-belanji barang-barang konsumtif, gesek kartu kredit sana-sini, enggak bisa nabung untuk dana darurat, FOMO, dan seterusnya.
So, setelah terhantam oleh pandemi dan merasakan “akibat”-nya, sekarang saatnya kamu mengevaluasi diri. Pelajaran finansial seperti apa yang sudah kamu pelajari selama pandemi ini? Adakah dari dirimu yang harus diperbaiki? Adakah gaya hidup yang harus diubah?
Kalau memang kamu merasa ada yang kurang dan ada yang bisa diperbaiki, yuk, perbaiki. Karena financial is personal, maka kamu sendiri yang bisa memutuskan, apa yang bisa diperbaiki dan bagaimana cara memperbaikinya. So, take your time untuk mengatur keuangan kamu, dan semoga ke depannya lebih baik.
2. Catat keuangan
Salah satu hal yang harus kamu siapkan untuk menghadapi the new normal adalah catatan keuangan. Karena kita akan menghadapi banyak hal yang berubah di depan, sehingga kebiasaan kita pun harus disesuaikan dan pola keuangan kita pun bisa jadi berubah juga.
Jadi, ayo, mulai catat keuanganmu lagi dengan rapi dan detail. Berapa penghasilanmu setiap bulan? Ada tambahan apa saja, selain gaji? Adakah perubahan nominal di gaji bulanan? Apa saja pengeluaranmu sekarang? Apa yang berubah; pos pengeluaran mana yang lebih banyak, dan mana yang lebih sedikit?
Catat lagi ya, sehingga beberapa bulan kemudian, kamu bisa melihat pola barunya. Setelah itu, kamu pasti akan bisa menyesuaikan diri lagi dengan situasi yang baru.
3. Review tujuan keuangan
Misalnya saja, untuk beberapa waktu ke depan, kamu mungkin enggak akan liburan dulu ke luar negeri. Meski banyak negara sudah melonggarkan lockdown, tapi penjagaan masih ekstra ketat. Jadi, tabungan dana liburanmu mungkin bisa dialokasikan ke hal lain yang bermanfaat. Untuk memperkuat dana darurat, misalnya.
Atau, biaya menikah. Di era the new normal nanti, resepsi dan upacara pernikahan hanya boleh dihadiri oleh undangan yang sangat terbatas; 40 orang saja. Jadi, kamu bisa mengalokasikan kelebihan dana menikah ke hal lain.
Atau, karena kondisi investasi saham masih sangat volatile, maka kamu perlu rebalancing di instrumen investasi lain demi dana pensiun terselamatkan.
Nah, ini juga butuh waktu buat ngelamun nih, berarti. Take your time ngelamun deh, kalau gitu ya.
4. Lebih bijak berutang
Salah satu pelajaran penting yang bisa kamu petik selama pandemi dalam mengatur keuangan adalah jangan membuat utang yang melebihi kemampuan. Banyak loh, yang terjebak utang di tengah masa pandemi, yang berakibat mereka gali lubang tutup lubang. Padahal pekerjaan juga lagi enggak pasti.
Sedih banget enggak sih?
Makanya, setelah masuk the new normal, ada baiknya kamu lebih bijak untuk berutang. Utang apa pun itu; utang kartu kredit, kredit blender, gawai, terlebih pinjaman online.
Yuk, pikirkan secara matang jika memang kamu butuh berutang. Setidaknya, kamu harus benar-benar yakin bahwa kamu mampu membayarnya.
5. Tetap pantau dana darurat
Nah, jadi yakin kan, kalau dana darurat itu sangat penting? So, jangan sampai melakukan kesalahan yang sama lagi.
Dana darurat memang kayak duit nganggur. Serasa gatel aja pengin dipakai; enakan diputer buat usaha apa, atau buat belanja “kebutuhan” ini itu. Tapi, ingat loh, dana darurat itu adalah jaring pengaman ketika kondisimu lagi darurat. Memang sepintas nganggur, tapi justru enggak boleh diganggu.
Jadi, coba cek, berapa kebutuhan dana daruratmu yang paling ideal? Dan, bagaimanakah posisinya sekarang? Apakah sudah sesuai, atau belum? Kalau belum, di masa the new normal nanti, kamu harus menjadikannya sebagai tujuan keuangan utamamu sebelum yang lainnya.
Nah, di samping ke-5 hal finansial di atas, hal lain yang harus disiapkan juga untuk menghadapi the new normal adalah soal kesehatan. Sekarang kesehatan benar-benar mahal harganya. So, jaga kesehatanmu, jangan sampai sakit. Ada baiknya, kamu menambah ekstra pos pengeluaran di sini, untuk kebutuhan tambahan vitamin, suplemen, dan alat kesehatan lain, seperti masker, face shield, hand sanitizer, dan seterusnya. Cek juga asuransi kesehatanmu ya, jangan sampai kendur.
So, siap untuk menghadapi the new normal sekarang? Semangat ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi saat the new normal datang! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
4 Jurus Hemat Listrik: Hemat Energi dan Hemat di Kantong
Selamat Hari Lingkungan Hidup Sedunia! Sudah waktunya kita memperhatikan dampak kerusakan lingkungan yang semakin memprihatinkan. Salah satunya adalah dengan mengupayakan hemat pemakaian energi sehari-hari. Nggak usah jauh-jauh, mari kita mulai dengan hemat listrik.
Beberapa waktu yang lalu, media massa dan media sosial begitu ramai oleh komplain dan keluh kesah warganet. Katanya, tagihan atau tarif listrik tiba-tiba naik secara drastis, tanpa pemberitahuan. Beberapa menyampaikan keluh kesah ini langsung ke akun media sosial Perusahaan Listrik Negara (PLN), dan lebih banyak lagi yang ngomel sendiri.
Pihak PLN sendiri menjawab, bahwa kenaikan tagihan listrik yang terjadi ini diakibatkan oleh lebih banyak aktivitas dilakukan di rumah, lantaran kita yang sedang berada dalam periode bekerja, belajar, dan beribadah di rumah.
Terlepas dari kontroversi kenaikan tagihan listrik yang terjadi, tapi mau enggak mau hal ini bikin kita harus segera mengubah kebiasaan buruk kita yang suka boros listrik. Entah ada pandemi COVID-19 atau enggak, kalau bisa hemat listrik kan berarti juga hemat energi (yang berarti kita lebih peduli pada lingkungan dan bumi) dan juga hemat di dompet (ini yang paling penting!)
Karena oh karena, boros listrik itu memang jadi mengikis uang anggaran belanja yang lain. Padahal kebutuhan pokok juga makin tambah mahal, sudah nggak peduli masa pandemi, hari besar, atau masa liburan. Tiap hari harga ada saja yang naik. Bener nggak sih?
Mau nggak mau kita harus mengeluarkan jurus sakti hemat listrik, semacam jurus sakti meringankan tubuh ala para pesilat Tiongkok Kuno sana. Supaya dompet terselamatkan, tapi kenyamanan di rumah pun juga sebisa mungkin nggak berkurang.
Apakah berarti harus mengurangi jumlah lampu? Memensiunkan AC? Nggak juga sih. Ada beberapa kecil yang bisa kita lakukan untuk bisa lebih hemat listrik. Ya, kadang kita memang melakukan hal-hal yang terlihat sepele ini namun ternyata cukup merupakan pemborosan terhadap listrik lo.
Jadi, ayo coba kita lihat, apa saja yang bisa kita lakukan agar bisa lebih hemat listrik.
4 Jurus Hemat Listrik yang Efektif, Tapi Rumah Tetap Nyaman
1. Atur penggunaan lampu
Sebaiknya ganti semua lampu pijar dengan lampu CFL (Compact Fluorescent Lamp) atau lampu hemat energi. Lampu ini memerlukan energi 80% lebih sedikit dan 10 kali lipat lebih tahan lama dibandingkan lampu biasa. Harganya memang lebih mahal, tetapi kamu bisa lebih hemat dalam pemakaian listriknya.
Matikan lampu yang tidak diperlukan atau saat kamu hendak bepergian. Pada siang hari, manfaatkan matahari menjadi sumber cahaya yang masuk melalui jendela atau ventilasi.
Bersihkan lampu dari debu secara berkala. Sebab lapisan lampu yang tertutup debu dapat mengurangi efisiensi lampu sebesar 50 – 70%. Kalau perlu pasang pengatur tingkat terangnya lampu. Kalau enggak butuh yang terlalu terang, kamu bisa mengaturnya menjadi lebih redup.
Juga, buat kamu yang kalau tidur enggak bisa dalam gelap, pakailah lampu tidur dengan sinar yang lembut alih-alih menggunakan lampu terang terus-menerus sepanjang malam.
2. Pemakaian komputer
Pertimbangkan untuk membeli laptop, bukan PC. Selain lebih praktis, laptop juga mengonsumsi listrik lima kali lebih hemat ketimbang desktop.
Manfaatkan fitur power management, agar lebih hemat listrik.
Matikan bila tidak digunakan. Membiarkan komputer menyala sepanjang tahun akan menyerap lebih dari 1.000 kWh/tahun, atau setara dengan total konsumsi listrik dalam satu rumah. Cabut kabel laptop jika baterai full atau tidak digunakan. Ini juga akan membuat baterai laptopmu lebih awet.
Gunakan sambungan kabel dengan satu steker untuk segala perlengkapan komputer pribadimu. Jadi, kamu tinggal menekan satu tombol untuk mematikan semua alat elektronik yang praktis untuk memotong penggunaan listrik lebih dari 200 kWh/tahun.
3. Pemakaian Air Conditioner (AC)
Bagi sebagian besar dari kamu, AC adalah peralatan vital di dalam rumah. Nggak bisa deh hidup tanpa AC. So, harus benar-benar ada kecermatan dalam penggunaannya agar bisa lebih hemat listrik, karena daya AC termasuk salah satu yang paling besar dalam rumah.
Lakukan beberapa hal berikut:
- Atur suhu AC pada 24 – 25 derajat Celcius. Penurunan 1 derajat, konsumsi listrik meningkat 6%.
- Hindari kebocoran udara dari luar.
- Bersihkan kondensor, filter, dan coil AC, minimal sebulan sekali agar AC bekerja optimal.
- Gunakan timer. Pada pukul 00.00 – 04.00 pagi, suhu lingkungan menjadi lebih dingin sehingga kamu seharusnya tidak butuh AC lagi.
- Kamu bisa memanfaatkan bukaan jendela yang lebar pada siang hari sehingga tak perlu menggunakan AC.
4. Pemakaian lemari es
Sebaiknya gantilah lemari es yang sudah berumur belasan tahun. Dalam kurun waktu 10 tahun, lemari es mengalami penurunan efisiensi sebesar 75%, sehingga ia akan menyedot energi yang lebih banyak.
Gunakan lemari es dengan teknologi mutakhir yang ramah lingkungan. Meskipun mungkin harga belinya jadi 5 – 15% lebih mahal, tetapi lemari es jenis ini akan lebih hemat energi. Aturlah suhu ideal lemari es pada 2 – 4 derajat Celcius pada suhu ideal, dan freezer pada suhu -17 sampai -15 derajat Celcius. Ini adalah suhu yang paling pas, sehingga lemari es tidak harus bekerja ekstra yang membuatnya butuh listrik lebih banyak.
Kurangi intensitas membuka pintu lemari es karena udara dari luar akan membuat lemari es bekerja ekstra. Perlu kamu tahu ya, bahwa hampir 7% energi terbuang jika pintu sering dibuka. Memasukkan makanan panas ke dalam lemari es juga akan menambah kerja lemari es lo! Jadi, apa pun yang kamu masukkan ke dalamnya, pastikan sudah berada di suhu kamar terlebih dahulu.
Bersihkan bunga es secara berkala. Bunga es yang menumpuk akan menghambat kinerjanya. Atau, kamu juga bisa memanfaatkan lemari es yang memiliki teknologi freezer tanpa bunga es.
Isi lemari es secukupnya dan jauhkan dari sumber panas.
Nah, gimana? Kamu punya jurus hemat listrik yang lain, yang belum ditulis di atas? Share di kolom komen ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Pelajaran Keuangan yang Kita Dapatkan Selama Pandemi
Pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung tidak hanya membahayakan jutaan nyawa manusia di seluruh dunia, tetapi juga telah memberikan pukulan hebat bagi ekonomi global hingga resesi ekonomi pun diramalkan akan tiba. Krisis ini menjadi pelajaran keuangan yang tak akan terlupakan, sepertinya.
Well yeah, kadang, untuk menjadi paham dan mengerti akan sesuatu, kita memang harus lebih dulu terpukul oleh musibah, bencana, kecelakaan, kesalahan, dan sejenisnya sih. Begitu pula dengan masa pandemi sekarang ini.
Salah satu pelajaran keuangan terpenting yang bisa kita dapatkan selama pandemi adalah kesiapan finansial itu sangat penting, sehingga kita bisa menghadapi berbagai kondisi buruk secara efektif.
Nah, kali ini, mari kita bahas beberapa pelajaran keuangan yang diajarkan oleh krisis virus corona ini kepada kita.
5 Pelajaran Keuangan yang Kita Dapatkan Selama Pandemi Virus Corona
1. Jangan ambil utang yang tidak mampu kamu bayar
Pinjaman, bila dapat dikelola dengan baik, bisa menjadi salah satu “sarana” untuk memenuhi tujuan keuangan kita, misalnya seperti KPR atau kredit kendaraan. Utang kadang-kadang juga dapat membantu kita keluar dari keadaan darurat keuangan.
Namun, sangat penting bagi kamu untuk mengevaluasi kapasitasmu soal pembayaran cicilan. Adalah penting untuk melihat kemampuanmu sendiri dalam hal ini, karena utang yang tidak terjangkau tidak hanya dapat menghancurkan keuanganmu, tetapi juga dapat menyebabkan hilangnya aset berharga.
Belum lagi, utang juga dapat menyebabkan tekanan psikologis yang sangat besar di sepanjang jalan. Dan terutama selama masa-masa sulit seperti saat ini ketika kehilangan pendapatan bisa terjadi, membayar cicilan utang yang tidak terjangkau bisa menjadi lebih sulit meskipun ada stimulus relaksasi pinjaman dari pemerintah.
Pelajaran keuangan yang bisa didapatkan dari hal ini adalah jangan pernah berutang berlebihan, dan milikilah rencana darurat agar tetap dapat membayar kembali pinjamanmu tepat waktu.
Ingat, berani utang berarti berani bayar, apa pun kondisinya.
2. Selalu memiliki dana darurat yang memadai
Rencana darurat nggak akan lengkap tanpa dukungan dana darurat yang memadai.
Seharusnya sekarang kamu semakin paham akan pelajaran keuangan yang kedua ini: Betapa penting arti dana darurat ini ketika banyak di antara kita yang harus kehilangan penghasilan.
Dana darurat adalah jaring pengaman biaya hidup sehari-hari, ketika harus tetap hidup tanpa adanya pendapatan. So, mulai sekarang, pastikan dana darurat kamu setidaknya sebesar 6 – 12 bulan dari pengeluaran rutin. Taruh dana darurat di rekening tabungan, deposito, atau bisa juga di reksa dana pasar uang.
Mulailah membangun atau mengisi kembali dana daruratmu sekarang juga. Enggak ada kata terlambat kok.
3. Jangan hanya mengandalkan asuransi kesehatan yang disediakan kantor
Krisis akibat pandemi ini memaksa beberapa bisnis mengurangi karyawan, dan hal ini akan dapat memburuk jika ekonomi tidak bangkit kembali dengan cepat.
Jika hal ini terjadi, asuransi kesehatan menjadi salah satu hal yang mesti dipikirkan. Mungkin kamu selama bekerja mendapatkan benefit berupa tunjangan kesehatan dan diikutkan menjadi peserta BPJS Kesehatan. Namun, ketika dengan sangat terpaksa kamu harus berhenti dari pekerjaanmu, tunjangan kesehatan ini bisa saja terhenti.
Ingat, sakit–terutama jika kamu harus menjalani rawat inap–bisa menjadi beban keuangan yang bisa menguras tabungan, bahkan bisa berujung utang.
Jadi, pelajaran keuangan yang bisa diambil dari krisis ini adalah pastikan kamu mengurus BPJS Kesehatanmu agar bisa tetap digunakan meski sudah bukan berstatus karyawan lagi.
4. Pentingnya asuransi jiwa
Jangan lagi menunda untuk memiliki asuransi jiwa.
Virus corona telah memakan banyak korban jiwa. Enggak bisa terbayangkan, jika mereka yang menjadi korban adalah tulang punggung keluarga. Bagaimana nasib keluarganya ketika sudah ditinggalkan? Pasti akan sulit; belum lagi sembuh masa berkabungnya, sudah harus stres memikirkan besok harus makan apa karena kehilangan penopang hidup.
So, ini juga menjadi pelajaran keuangan yang sangat penting bagi kita.
Yuk, mulai cari-cari info asuransi jiwa murni, yang bisa melindungi risiko keuangan yang harus ditanggung ketika kita mengalami musibah. Beri perlindungan pada orang-orang yang kita cintai.
5. Diversifikasikan portofolio investasi
Krisis akibat COVID-19 telah sangat memengaruhi sebagian besar instrumen investasi. Volatilitas pasar yang terjadi telah menghapus begitu saja imbal hasil yang sudha didapatkan selama bertahun-tahun. Suku bunga deposito merosot, bunga tabungan juga semakin rendah.
Namun, investasi emas secara nyata justru memberikan imbal yang menggembirakan. Selamat, untuk kamu yang sudah berinvestasi emas sekian lama, dan di krisis kali ini memetik hasilnya.
Pelajaran keuangan yang kita dapatkan kali ini adalah selalu diversifikasikan investasimu ke berbagai kelas aset dengan berbagai tingkat risiko dan imbal untuk meminimalkan risiko investasi secara keseluruhan.
Yang sama pentingnya adalah menyelaraskan investasimu dengan profil risiko, tujuan keuangan, dan rasio likuiditas keuanganmu yang paling ideal. Jangan hanya mengejar target pengembalian yang tidak realistis dari investasimu.
Terakhir, jangan dulu hentikan investasi sekarang, apalagi tanpa pertimbangan yang matang, karena semakin lama kamu berinvestasi, semakin besar peluangmu untuk mendapatkan pengembalian yang diinginkan.
Yuk, belajar lebih banyak agar bisa menyusun strategi rencana investasi yang sesuai dengan tujuan keuanganmu, terutama ketika nanti pandemi ini berakhir. Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Atur Penghasilan Freelancer Selama Krisis Pandemi COVID-19
Sejumlah proyek batal mengakibatkan penghasilan freelancer terkena imbas selama pandemi COVID-19. Para pekerja lepas rugi puluhan hingga ratusan juta karenanya.
Survei yang pernah dilakukan di Inggris juga memberikan fakta, sebanyak 46% pekerja lepas di negaranya Prince William itu sudah kehilangan pekerjaan selama krisis ini berlangsung sejak awal tahun. Dalam survei ini, 83% responden adalah pekerja film, televisi, live tour, teater, dan galeri seni.
Dengan diprediksinya pelarangan untuk berkumpul dalam event pertunjukan dan seni sampai batas waktu yang belum pasti ini, tak bisa dibayangkan juga seberapa panjang harus bertahan hidup tanpa penghasilan freelancer mereka.
Bagaimana di Indonesia? Sepertinya tak jauh berbeda. Pemerintah memang sudah menyiapkan beberapa jaring pengaman sosial agar masyarakat bisa terbantu. Tetapi, sejauh ini, bantuan baru menyasar pada mereka yang bekerja di sektor informal dan para buruh yang terkena PHK. Para pekerja lepas, yang bahkan sering harus bekerja tanpa kontrak, masih belum termasuk dalam daftar penerima bantuan sosial.
Jadi, harus bagaimana?
Ya, tak bisa tidak, harus bertahan, bantu diri sendiri dengan penghasilan freelancer yang ada sekarang. Setidaknya, kita harus bertahan sampai kondisi dinyatakan aman bagi kita untuk kembali berkarya–meski belum jelas juga kapan.
5 Hal Mengatur Keuangan dan Penghasilan Freelancer Selama Pandemi COVID-19
1. Tetap tenang
Mari kita join no panic panic club. Susah memang, tapi mulailah dengan tenang. Kalau kita tenang menghadapi situasi, maka kita bisa mencari solusi yang paling tepat.
Tidak panik juga akan menghindarkan kita dari hal-hal impulsif, yang bisa jadi akan kita sesali kemudian.
So, penghasilan freelancer memang menurun, tetapi jangan panik dulu. Mari kita hadapi, dan cari solusinya.
2. Evaluasi pemasukan
Pada dasarnya, penghasilan freelancer memang merupakan pendapatan tidak tetap. Setiap bulannya bisa berbeda nominalnya, tergantung proyek yang dikerjakan. Kadang, bahkan bisa jadi enggak ada pemasukan sama sekali dalam sebulan, sedangkan di waktu lain, pemasukan bak air bah membanjiri rekening.
Kamu pasti sudah paham, bahwa kalau penghasilannya tidak tetap, maka yang harus dibikin tetap adalah pengeluarannya.
Jadi, mari evaluasi penghasilan freelancer selama pandemi yang masuk ke rekeningmu. Apakah benar-benar sudah hilang alias zero income? Ataukah, ada sih pemasukan, meski sedikit? Cek, jika masih ada pemasukan, bagaimana posisinya terhadap pengeluaran bulanan rutinmu. Apakah masih bisa meng-cover? Jika tidak, seberapa besar yang tidak ter-cover?
Setelah itu, mari kita buat budgeting baru dengan menyesuaikan kondisi yang berubah ini. Apa saja yang perlu diperhatikan? Yuk, lihat poin berikutnya.
3. Menyesuaikan diri the ‘the new normal’
Kebiasaan hidup sudah berubah. So, kita harus segera bisa menyesuaikan diri. Karena penghasilan freelancer kamu berubah, maka ayo segera sesuaikan pengeluarannya juga.
Mulai dari menurunkan standar hidup. Carilah barang-barang substitusi. Yang biasanya pakai produk impor, coba cari merek lokal. Biasa pakai produk-produk merek super, sekarang gantilah dengan merek second grade.
FYI yah, kalau kamu belanja di minimarket, supermarket, atau hipermarket, kadang mereka punya beberapa produk private label. Produk-produk ini harganya bisa sampai 30% lebih rendah ketimbang produk-produk store brand lo.
Beberapa pos pengeluaran lain juga mungkin akan terhapus atau dikurangi, bisa juga ditunda. Cek lagi catatan pengeluaranmu bulan-bulan sebelumnya, dan lakukan penghematan di sana-sini. Prinsipnya: sebanyak mungkin uang bisa dialokasikan ke kebutuhan utama atau pokok, yaitu makanan dan kesehatan.
4. Kelola klien dan cari klien baru
Tetaplah menjalin kontak dengan klien kamu yang sekarang masih ada. Bisa jadi mereka memotong fee atau menunda pencairan invoice, sehingga penghasilan freelancer juga menurun. Tetapi, kita harus maklum juga dengan kondisi mereka. Prinsipnya: Pertahankan sebisa mungkin klien yang ada.
Alih-alih, berikanlah penyesuaian harga atau diskon pada klien. Beri mereka ide-ide segar, agar bisnis mereka bisa bertahan. Ingat, bisnis mereka survive, kamu pun akan survive juga lo. Jadi, sejenak lupakan orientasi cuan semata, tapi mari saling bantu untuk bisa bertahan.
Cobalah untuk mencari klien baru, karena meski semua sektor dan bisnis terpengaruh, tapi ada juga yang malah moncer perkembangan bisnisnya. Kamu bisa menyesuaikan jenis servis jasa atau produk yang kamu jual dengan kebutuhan (calon) klien. Misalnya, kamu terbiasa bekerja untuk urusan branding produk, sekarang coba tawarkan jasa untuk mengelola akun media sosial mereka juga.
Uliklah apa yang kamu bisa berikan, meski mungkin itu di luar area jasamu sekarang.
5. Cari alternatif sumber pemasukan lain
Sebenarnya kondisi paceklik seperti ini adalah kondisi yang harus siap dihadapi oleh freelancer mana pun, bahkan sejak sebelum pandemi terjadi. So, meski skalanya berbeda, tetapi mereka biasanya lebih siap mental untuk menghadapi kondisi dengan penghasilan freelancer menurun (bahkan hilang) seperti ini.
Yuk, coba cari alternatif sumber pemasukan lain selama masa krisis ini berlangsung. Siapa tahu, kalau berhasil, malah bisa jadi penghasilan sampingan dari profesi pekerja lepasmu kan?
Yang pasti, persiapkan dana daruratmu! Dana darurat seorang freelancer idealnya adalah sebesar 12 kali pengeluaran bulanan. Dan sekaranglah saatnya kamu bisa memanfaatkan dana darurat yang besar itu. Setidaknya kamu bisa bertahan hidup sampai 12 bulan ke depan, sembari kamu bisa mencari alternatif lain.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Prioritas Pengeluaran Rutin yang Harus Tetap Dilakukan Selama Pandemi COVID-19
Selama masa pandemi COVID-19, sebagian dari kita harus menerima penghasilan yang lebih sedikit dari sebelumnya. Hal ini pastinya memaksa kita untuk putar otak, agar setiap kebutuhan tetap terpenuhi dengan baik. Selain dipakai untuk belanja kebutuhan hidup, uang tersebut juga harus cukup dipakai untuk memenuhi setiap pengeluaran rutin per bulannya.
Ya, sebagai manusia kita memang selalu “dipepet” oleh kondisi sih. Mau enggak mau, harus selalu siap untuk setiap situasi yang mendadak datang. Siapa sih yang mau merencanakan untuk mengalami kesulitan keuangan? Nggak ada, pastinya. Semua orang juga pengin kondisi baik-baik saja, semua lancar-lancar saja.
Tapi yah, kita memang lagi diuji, jadi mari kita segera cari solusi saja, ketimbang kelamaan menekuri nasib.
Jadi begitulah, ada beberapa pengeluaran rutin yang enggak boleh dilupakan, meski sekarang lagi krisis. Sebisa mungkin kelima hal ini tetap harus dijadikan prioritas keuangan, supaya hidup menjadi lebih nyaman dan mudah.
5 Pengeluaran Rutin yang Harus Jadi Prioritas
1. Tagihan rutin rumah tangga
Seperti apa, misalnya? Listrik. Beberapa hari belakangan, banyak orang yang mengeluh tagihan listrik mereka tiba-tiba melonjak naik. Terlepas dari kehebohan ini, tetap saja, listrik ya harus dibayar.
Ya masa kita mau pakai obor buat penerangan?
Boleh saja kalau mau mengajukan komplain atau protes, kalau membawa hasil kan ya lumayan. Naiknya enggak kira-kira, katanya. Tapi, kan teteup … harus dibayar!
Coba deh, sekarang–selain mengajukan komplain–dari kita sendiri juga berusaha untuk menghemat listrik. Semoga bisa mengurangi tagihannya bulan depan.
Yang kedua, air. Buat kamu yang memakai layanan PDAM, karena enggak mungkin juga kamu #dirumahaja tanpa air. Kalau yang di rumah pakai sumur, ya berarti bebas dari pengeluaran rutin satu ini. Selamat!
Yang ketiga, internet, baik untuk Wifi ataupun kuota smartphone. Ini juga jadi pengeluaran rutin yang harus diprioritaskan. Apalagi semua-semua sekarang dikerjakan dari rumah, mulai dari kerja, sekolah, sampai kongko juga online kan?
2. Cicilan pinjaman online
Kalau kamu ada pinjaman online, maka ini juga harus menjadi prioritas utama pengeluaran rutin setiap bulannya, enggak peduli sekarang lagi masa pandemi atau bukan.
Mengapa harus diprioritaskan? Untuk menghindari bunga berbunga yang bisa menggulung-gulung keuanganmu bak tsunami yang datang tanpa peringatan.
Jangan sampai, pengurangan pemasukan saat pandemi masih diperburuk lagi dengan gulungan ombak bunga utang pinjol ini ya.
3. Cicilan kartu kredit
Syahdan, di awal pandemi kita terserang panic buying. Karena belom ada gaji, maka kita pun belanja dengan menggunakan kartu kredit. Ouch! Kalau ini terjadi sama kamu, that means utang satu ini harus pula menjadi prioritas pengeluaran rutin setiap bulannya.
Kalau memang kamu ada uang lebih, mendingan lunasi saja langsung. Jika enggak, ya prioritaskan dalam daftar pengeluaran rutin kamu.
Jangan sampai kita kena segala macam biaya yang enggak perlu, mulai dari denda telat pembayaran, denda pembayaran di bawah minimum, biaya over limit, masih plus bunganya. Ini benar-benar pengeluaran yang harus dihilangkan dari catatan keuangan selama masa pandemi ini.
4. Cicilan leasing
Kamu ada kendaraan yang baru saja dibeli melalui utang leasing? Kalau iya, tempatkan juga pembayaran cicilannya sebagai prioritas pengeluaran rutin bulananmu.
Kabar baiknya, kamu bisa meminta relaksasi kredit leasing selama masa pandemi virus corona ini. Yes, kamu yang harus mengajukan permohonan keringanan kredit ini ya, karena keringanan ini enggak datang begitu saja.
So, coba hubungi kantor leasing tempat kamu mengambil kredit dan tanyakan prosedur untuk mengajukan permohonan keringanan kredit. Keringanannya juga bukan berarti kamu bebas tidak membayar cicilan, tetapi berupa keringanan bunga, perpanjangan waktu, hingga pengurangan jumlah cicilan pokok. Semua tergantung pada kebijakan masing-masing leasing.
Semoga bisa sedikit membantu keuanganmu yang lagi krisis sekarang.
5. Cicilan bank
Misalnya seperti KTA atau cicilan KPR, atau jenis cicilan pinjaman lain yang kamu lakukan melalui bank, harus jadi prioritas dalam daftar pengeluaran rutin setiap bulannya.
Di sini juga ada kabar baik nih. Seperti juga pada leasing, pemerintah juga memberikan stimulus berupa keringanan kredit bank selama masa pandemi virus corona. Tentu saja, ada kriteria dan syarat yang harus kamu penuhi terlebih dahulu. Hubungi bank tempat kamu mengambil kredit ya, dan tanyakan prosedurnya.
Nah, itu dia 5 pengeluaran rutin yang harus menjadi prioritas selama masa pandemi berlangsung.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Menjadi Korban PHK Akibat Pandemi COVID-19, Harus Bagaimana?
Pemerintah mencatat sebanyak 2,8 juta orang pekerja kini sudah menjadi korban PHK lantaran tempat mereka bekerja terdampak oleh pandemi COVID-19.
Bahkan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menyebutkan angka yang lebih mengejutkan lagi; 15 juta! Kadin memperkirakan, jumlah 2 juta yang dirilis oleh pemerintah adalah jumlah korban PHK dari perusahaan-perusahaan besar, tetapi belum termasuk mereka yang bekerja di usaha mikro, usaha kecil, hingga usaha menengah yang juga telah kehilangan pekerjaan akibat pandemi ini.
Kalau baca beritanya, jadi speechless enggak sih? Sepertinya memang benar apa yang diprediksi oleh para ahli, bahwa dunia sedang berada di ambang resesi terburuk.
Apa kabarmu? Apakah kamu juga merupakan salah satu korban PHK, dampak dari pandemi virus corona ini? Jika iya, QM Financial turut prihatin yang sedalam-dalamnya ya. Hanya bisa membantu dengan doa dan harapan, semoga kesulitan ini akan segera berlalu.
Tapi sementara itu, kita pastinya enggak bisa cuma menunggu kondisi membaik dengan sendirinya, bukan? Kita harus segera melakukan sesuatu, setidaknya berusaha agar napas kita lebih panjang sampai badai ini benar-benar tuntas teratasi dan kondisi menjadi baik lagi.
Apa yang harus dilakukan jika kamu sekarang menjadi korban PHK akibat pandemi COVID-19?
1. Financial check up
Yang pertama harus dilakukan pastinya adalah memastikan kondisi keuangan kita seriil-riilnya. Karena itu, yuk, lakukan financial check up; periksa kesehatan keuangan kita sendiri agar tahu letak “penyakitnya” di mana, dan bisa diperbaiki segera.
Apa yang perlu diperiksa? Di antaranya:
- Pemasukan. Tentunya dengan “status” sebagai korban PHK, pemasukan akan berkurang. Seberapa banyak berkurangnya? Apakah benar-benar zero income? Ataukah, sebenarnya kamu masih punya pemasukan yang lain? Juga, apakah kamu menerima pesangon? Seberapa banyak, dan kira-kira bisa digunakan sampai kapan? Perhitungkan dengan pengeluaran bulananmu ya.
- Status utang. Bagaimana posisi utangmu saat ini? Masih ada utang apa saja? Masih kurang berapa banyak cicilannya? Masih berapa lama?
- Aset lancar. Apakah kamu punya tabungan? Dana darurat? Punya investasi yang bisa segera dicairkan? Punya simpanan emas? Ada piutang?
- Pengeluaran. Cermati pengeluaran-pengeluaran yang ada, mulai dari kebutuhan pokok, tagihan rutin, dan pengeluaran lainnya yang mungkin ada.
Selain keempat hal di atas, periksa juga hal-hal lain yang berkaitan dengan keuanganmu. Lakukan pemeriksaan secara menyeluruh.
2. Amankan utang
Utang adalah salah satu pos pengeluaran terbesar, yang bisa dibilang–meski kondisi sesulit apa pun, ya mesti tetap dibayar. Meskipun kamu berstatus sebagai korban PHK, tetapi utang tetap menjadi kewajiban.
So, kalau kamu menerima uang pesangon, maka utang adalah pos pertama yang harus segera diamankan dengan uang pesangon. Kamu bisa menyisihkan dulu di awal.
Jika memang kamu mengalami kesulitan untuk membayar cicilan, enggak ada salahnya jika kamu meminta keringanan kredit pada pihak pemberi pinjaman.
OJK sendiri sudah mengeluarkan ketetapan mengenai relaksasi kredit sesuai instruksi pemerintah bagi kita yang terdampak COVID-19, mulai dari pekerja informal, pekerja berpenghasilan harian, termasuk juga para korban PHK. Stimulus ini tidak secara otomatis datang sendiri ya, jadi kamu yang harus mengajukan permohonan untuk kemudian baru diproses. Keringanan kredit ini juga bukan berarti bebas enggak bayar sama sekali, tetapi bisa berupa keringanan suku bunga, perpanjangan waktu, keringanan angsuran pokok, dan berbagai kebijakan lain.
Manfaatkanlah jika memang memungkinkan. Sedikit keringanan dalam bentuk apa pun akan membantu.
3. Hemat pengeluaran
Ubah gaya hidup! Ini sudah harus segera dilakukan begitu pemasukanmu berkurang sebagai korban PHK.
Cermati catatan pengeluaranmu yang terbagi dalam 5 pos–pos pengeluaran kebutuhan hidup rutin, cicilan utang (yang sudah dibahas di poin kedua), investasi, sosial, dan lifestyle–apakah ada yang bisa dihemat, dikurangi, disesuaikan, ditunda, atau bahkan dihapus.
Untuk investasi, boleh saja jika sekarang kamu memutuskan untuk setop investasi dulu, karena kamu akan butuh fresh cash untuk bertahan hidup. Nanti setelah kondisi membaik, kamu bisa mulai lagi. Begitu juga pos pengeluaran sosial, jika memang dirimu sendiri lebih membutuhkannya.
Lifestyle? Jelas harus dihemat. Coret dulu jajan-jajan bobanya. Masak sendiri dulu di rumah, dengan bahan-bahan makanan yang terjangkau. Pastikan belanja hanya barang-barang yang penting, kurangi yang tidak urgent, tunda yang bisa ditunda.
4. Pakai dana darurat
Ya, semoga kamu sudah memiliki dana darurat. Meskipun jumlahnya mungkin belum ideal, tapi setidaknya ada, dan bisa kamu gunakan untuk menyambung hidup sampai kamu bisa memiliki pemasukan lagi.
Jangan lupa, berkomitmen untuk menggantinya nanti ketika kondisi membaik ya.
5. Segera cari alternatif pemasukan lain
Boleh saja berstatus korban PHK, tapi sebaiknya, kamu jangan menyerah sampai di situ saja. Yuk, usaha, cari peluang untuk mempunyai pemasukan lagi.
Coba amati, apa yang lingkungan sekitarmu butuhkan? Mungkin tetangga-tetangga butuh pasokan lauk-pauk atau camilan, dan kebetulan kamu jago memasak, kamu bisa menawarkan jasa memasak untuk mereka. Atau, coba cari peluang untuk menjadi agen distributor frozen food atau kebutuhan lainnya, dan juallah melalui WhatsApp groups. Jangan lupa untuk menawarkan layanan antar ya.
Sudah mulai terdengar klise, tapi hanya harapan, “Semoga badai ini segera berlalu!” yang bisa kita miliki. Bertahan ya, teman-teman QM Financial! Kita pasti bisa melakukannya bersama-sama.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Cara Menyusun Menu Buka Puasa Hemat dan Sehat untuk Sekeluarga
Apakah masih ada yang dalam proses penyesuaian diri terhadap “the new normal” bulan Ramadan ini? Sudah enggak ada acara buka bersama, sahur on the road, bahkan salat tarawih pun dilakukan di rumah masing-masing? Bagaimana dengan penyusunan menu buka puasa hemat yang sekarang juga mesti kita lakukan?
Secara, banyak yang terdampak oleh masa tanggap darurat pandemi COVID-19 yang terus diperpanjang dan #rauwisuwis, hingga membuat sebagian dari kita harus ekstra hemat demi memperpanjang napas, gitu.
Kalau buat yang lajang dan hidup sendirian, mungkin penyusunan menu buka puasa ini enggak akan terlalu riweuh sih. Dibikin praktis dan gampang saja, ya kan? Seenggaknya, beli pun juga lebih praktis dan bisa hemat, kalau kita bisa memilih menu dan tempat beli yang pas.
Tapi, buat yang punya tanggung jawab mengolah makanan untuk seluruh keluarga, menyusun menu buka puasa hemat tentunya jadi sesuatu.
Yuk, ikuti beberapa tip berikut agar bisa menyusun menu buka puasa hemat untuk keluarga.
1. Susun seminggu sekali
Demi kepraktisan, susunlah menu buka puasa seminggu sekali. Dengan demikian, kita bisa membuat waktu belanja, persiapan masak, dan juga masaknya lebih efektif dan efisien.
Apalagi sekarang, ketika semua pergerakan dibatasi. Rasanya akan lebih baik kalau kita mengurangi intensitas keluar rumah, ya kan? Karenanya, susun menu seminggu sekali, sehingga belanja juga seminggu sekali saja.
2. Pilih makanan dengan bahan yang bisa diolah beberapa kali
Susunlah menu buka puasa hemat dengan bahan yang bisa diolah beberapa kali, misalnya sekali masak untuk menu buka, dan diolah kembali tanpa perlu waktu lama untuk sahur. Nah, tanpa menu yang sudah disusun terlebih dahulu, rasanya bakalan sulit nih memilihnya.
Misalnya begini, menu buka puasa opor ayam. Nah, sekalian deh, dibuat untuk menu sahur. Tinggal diolah lagi, misalnya menjadi opor ayam bakar. Atau, menu berbuka sup ayam dengan sayuran, dan menu sahurnya capcay ayam.
Sediakan pula beberapa lauk yang sifatnya kering dan awet, misalnya seperti kering tempe, abon, sarundeng, dan sejenisnya, yang tinggal tuang dan makan.
3. Belanja bijak
Buatlah daftar belanjaan berdasarkan menu buka puasa hemat yang sudah ditentukan. Karena kita tengah berada di masa pergerakan terbatas, hal ini juga akan membantu kita untuk belanja bijak, cepat, dan praktis.
Pergi belanja ke supermarket atau pasar tradisional, atau ke mana pun, belanja dengan cepat–hanya berdasarkan catatan saja–dan kalau sudah lengkap, segeralah pulang.
Jangan lupa untuk melakukan semua protokol keamanan kesehatan seperti yang sudah dianjurkan pemerintah ya.
4. Meal prepping
Sudah kenal dengan metode meal preparation kan? Meal prepping adalah metode penyiapan makanan matang untuk dikonsumsi beberapa hari mendatang.
Bahan-bahan makanan yang kita beli, sesampainya di rumah, diolah dan dipersiapkan sesuai menu buka puasa hemat yang sudah disusun.
Ada 2 metode meal prepping. Yang pertama, menyiapkan makanan dan dimasak sampai matang sepenuhnya, kemudian disimpan dan dihangatkan dengan microwave jika hendak disantap. Biasanya, ini bisa dilakukan untuk menu-menu yang lebih awet, misalnya seperti olahan ayam, rendang, atau sejenisnya.
Metode meal prepping kedua adalah bahan-bahan makanan diolah tapi tidak sampai matang, lalu disimpan, dan baru dimasak menjelang dikonsumsi. Misalnya saja, mau bikin capcay. Sayurannya sudah dipotong-potong, ayamnya sudah disuwir-suwir, bumbunya juga sudah dibuat. Semua dimasukkan ke dalam kotak penyimpanan, dan dimasukkan ke freezer. Ketika hendak dimakan, baru dikeluarkan semua dan dimasak.
Metode kedua biasanya dilakukan untuk bahan-bahan masakan yang berumur pendek, misalnya seperti sayuran.
Jangan lupa untuk menerapkan food safety ketika meal prepping menu buka puasa hemat kamu. Pastikan wadah yang dipakai kering dan enggak lembap, sehingga mikroba tidak berkembang dan membuat makanan yang sudah disiapkan jadi rusak.
5. Beli jadi?
Kenapa enggak? Boleh juga kok, sesekali beli jadi, as long as masih dalam pantauan dan enggak berlebihan.
Apalagi jika kamu membeli makanan untuk menu buka puasa dari teman-teman kamu sendiri yang memiliki bisnis kuliner. Selain praktis buat kita sendiri, kita juga bisa sekaligus membantu agar bisnis mereka tetap jalan di masa sulit seperti ini.
Mutualisme kan?
Nah, demikianlah beberapa tip untuk menyusun menu buka puasa hemat di bulan Ramadan kali ini.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
7 Jenis Aset Lancar untuk Dicek Selama Masa Pandemi
Banyak ahli memprediksi bahwa krisis ekonomi yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 ini akan berlangsung setidaknya sampai Desember 2020. Apa kabar kamu yang harus bertahan hidup sampai Desember dengan penghasilan yang minim? Apakah kamu sudah mengecek aset lancar yang kamu miliki?
Apa sih aset lancar itu? Mengapa penting, hingga harus menjadi hal pertama yang harus kamu ketahui kondisinya dengan pasti, terkhusus di masa-masa sulit seperti ini?
Aset lancar–atau yang disebut dengan current asset–adalah jenis aset atau harta yang dapat digunakan dalam jangka waktu dekat, biasanya dalam 1 tahun (Wikipedia). Dengan kata lain, aset lancar merupakan dana yang siap dicairkan jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
Berhubung kita harus memperpanjang napas sampai beberapa bulan ke depan, maka penting untuk melakukan pengecekan terhadap aset lancar yang kamu miliki sebagai langkah awal.
Yuk, Cek Aset Lancarmu Berikut Ini!
1. Fresh cash
Uang yang sekarang ada di dompetmu, di bawah kasur, di dalam celengan babi, di bawah tumpukan pakaian di lemari, adalah aset lancar yang paling lancar.
Cobalah untuk membuat catatan, sampai sekarang berapa besarnya secara total? Aset ini adalah yang pertama kali bisa digunakan untuk membeli segala kebutuhan hidup sehari-hari.
2. Tabungan
Tabungan yang ada di bank biasanya disebut dengan aset setara kas. Termasuk juga dana-dana yang tersebar di berbagai dompet digital yang kamu miliki.
Yah, kan sekarang zamannya e-wallet dan e-money kan? Makanya, mesti juga dicek kondisinya untuk saat ini.
Bagaimana dengan tabungan berjangka dan deposito?
Well, sebenarnya tabungan berjangka juga cukup mudah dicairkan ya, hanya saja kamu harus siap dengan penalti yang menyertainya jika harus dicairkan sebelum waktunya.
Sedangkan, deposito ada yang berjangka waktu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan satu tahun. Jadi, bisa dimasukkan ke dalam jenis aset lancar kamu juga, setidaknya dananya akan bisa kamu manfaatkan dalam waktu 1 tahun ke depan.
3. Cek, wesel, dan lainnya yang belum diuangkan
Apakah kamu punya cek, wesel, ataupun dokumen yang bisa diuangkan dalam waktu dekat? Masukkan juga ke dalam catatan keuanganmu ya.
Misalnya saja, kamu mendapatkan hibah dalam bentuk cek, tapi karena satu dua alasan belum dicairkan sampai sekarang. Ini juga termasuk dana yang siap pakai, hanya saja masih tersimpan di lembaga penyimpanan dana.
4. Logam mulia
Jika kamu memiliki simpanan logam mulia atau emas–terutama yang berbentuk batangan dan bersertifikat–ini juga bisa dimasukkan ke dalam jenis aset lancar.
Logam mulia termasuk mudah dijual–atau digadaikan–dan dijadikan fresh cash, yang bisa kita pakai untuk menutup kebutuhan hidup.
5. Investasi jangka pendek
Berbagai investasi jangka pendek dengan tenor waktu kurang dari satu tahun juga bisa dimasukkan ke dalam jenis aset lancar. Misalnya seperti reksa dana pasar uang, yang nilai investasinya tidak terpengaruh oleh suku bunga.
Surat utang yang memiliki jatuh tempo beberapa bulan ke depan hingga kurang dari satu tahun juga bisa dimasukkan ke dalam jenis aset lancar yang kamu miliki. Begitu juga jika ada bunga yang dapat kamu terima hingga beberapa bulan mendatang, juga bisa menjadi salah satu sumber aset lancar.
6. Gaji yang masih akan diterima
Buat kamu yang sampai saat ini masih menerima gaji, penghasilanmu ini dalam beberapa bulan ke depan juga termasuk dalam current asset ini.
Termasuk juga di dalamnya jika kamu akan menerima Tunjangan Hari Raya, ataupun bonus-bonus yang memang sudah dijadwalkan ada.
7. Penghasilan tambahan lain
Jika kamu mempunyai sumber penghasilan lainnya selain gaji, dan akan kamu terima dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, maka ini juga termasuk aset lancar.
Misalnya saja, kamu punya indekos, dan akan segera menerima setoran uang sewa kamar bulan depan (abaikan kemungkinan penunggakan anak kos yang nakal), maka ini juga termasuk dalam aset lancar yang kamu miliki.
Nah, sudah jelas ya apa yang dimaksud dengan aset lancar? Pada prinsipnya adalah semua dana (atau calon dana) yang kamu miliki saat ini hingga setidaknya dalam waktu satu tahun ke depan, yang dengan mudah kamu gunakan untuk memenuhi kebutuhanmu.
Siap untuk melakukan pengecekan aset lancar sekarang? Semoga kamu bisa bertahan sampai masa pandemi ini berakhir ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Resep Agar Tetap Bahagia di Tengah Pandemi COVID-19
Sampai kapan kita harus terus-terusan #dirumahaja begini? Kalau hanya sehari dua hari, tentu enggak masalah kalau kita mengurangi bepergian. Tapi, ini sudah hampir masuk ke bulan ketiga. Kapan virus corona pergi? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini pasti sering berlalu-lalang di benak kamu, ya kan? Karena itu, adalah penting untukmu agar bisa mengafirmasi diri agar tetap bahagia.
Kebahagiaan adalah separuh obat untuk penyakit, termasuk penyakit yang disebabkan oleh si virus nakal satu ini. Tetapi dengan berbagai impitan dan masalah lain yang ditimbulkannya juga, rasanya sulit juga ya untuk tetap bahagia sekarang ini?
Well, memang, ketidakpastian itu mau enggak mau membawa kecemasan. Kecemasan yang timbul–apalagi jika berlebihan–kalau dibiarkan saja akhirnya ya bisa memengaruhi mental kita. Ketika mental sudah down, akibatnya daya tahan tubuh menurun sehingga virus pun akan mudah menyerang. Virus apa pun.
So, meski mungkin akan terasa sulit, mari kita jaga diri supaya tetap bahagia. Seenggaknya, kita bisa mencegah dulu penyakit itu datang dengan rasa positif dalam diri kita. Gimana caranya?
7 Tip Tetap Bahagia di Tengah Pandemi
1. Pastikan makananmu sehat dan bergizi
Makanan sehat dan bergizi ibarat “bensin” untuk tubuh kita. Meski “hanya” bekerja di rumah, tapi tubuh kita justru membutuhkan semakin banyak makanan baik lo. Dan, kamu pasti tahu, makanan sehat dan baik akan membuat tubuh kita terkondisikan juga dengan baik, sehingga akan memengaruhi mental agar tetap bahagia.
Jadi, pastikan menu makananmu setiap hari sehat dan bergizi ya.
2. Olahraga untuk perbaiki mood
Olahraga itu bisa banget memperbaiki suasana hati. Kalau enggak percaya, coba deh tanya langsung ke lead trainer QM Financial, Ligwina Hananto.
Linda Pescatello, seorang ahli kesehatan dari Universitas Connecticut, mengatakan, bahwa terlalu lama duduk seharian akan membuat suasana hati menjadi lebih gampang buruk. Nah, makanya, ayo bergerak, berolahraga agar mood kamu menjadi baik.
Ada juga penelitian yang membuktikan, bahwa berjalan kaki selama 15 – 20 menit saja terbukti bisa membuat seseorang tetap bahagia, dan suasana hatinya selalu terjaga baik.
Tapi kan, lagi physical distancing? Nggak boleh keluar kalau enggak mendesak? Well, sebenarnya untuk sekadar jalan-jalan kaki aja demi olahraga, itu enggak dilarang kok. Pastikan saja kamu jalan kaki sendirian, enggak usah bawa rombongan, kenakan masker, bercelana panjang, sepatu, dan memakai jaket atau kaus berlengan panjang. Lalu, pastikan juga, di tengah perjalanan jangan mampir-mampir atau memegang apa pun. Jalan saja, dan setelah 15 – 20 menit langsung pulang ke rumah. Sampai di rumah, mandilah untuk menyegarkan badan.
Jika ini juga tidak memungkinkan, kamu tetap bisa berolahraga di rumah. Cari video-video tutorial olahraga di Youtube, biar enggak berasa sendirian. Bisa dong.
3. Lakukan hobi dengan sepenuh hati
Kita semua pasti punya kegemaran atau minat. Nah, sesekali, di tengah kesibukan work from home, lakukan hobi dan kali ini, lakukanlah dengan sepenuh hati.
Melakukan sesuatu yang menyenangkan hati akan membuat kita tetap bahagia kan? Iya dong, pasti!
Lagi pula, siapa tahu dari hobimu ini bisa menghasilkan pemasukan sampingan. Lumayan kan, buat nambahin dana darurat?
4. Akses berita update virus corona seperlunya saja
Iya sih, kita butuh tahu update berita virus corona, supaya tahu apa yang terjadi di luar sana. Tetapi ada baiknya, kita batasi. Seperlunya saja, dan batasi juga sumbernya. Akan lebih netral jika kita membaca update dari saluran resmi pemerintah.
Waspadalah, karena banyak banget konten negatif beredar ketika kondisi sedang genting seperti sekarang. Parahnya lagi, konten-konten itu juga belum tentu benar. Kadang hanya dibuat agar membuat heboh doang.
Yang seperti ini, jelas akan memengaruhi kondisi mental kita. Kita enggak akan bisa tetap bahagia, jika setiap hari selalu terpapar konten negatif apalagi jika terus-menerus.
5. Hubungi keluarga, saudara, atau orang terdekat via video call
Buat yang memutuskan untuk enggak mudik ataupun pulang kampung, well done! Jangan lupa, kamu tetap bisa menghubungi keluarga, saudara dan teman-teman kamu via video call kan?
Berinteraksi dengan mereka yang kita sayangi juga bisa membuat kita jadi merasa positif dan tetap bahagia. Melihat bahwa mereka semua baik-baik saja, dalam kondisi sehat, akan membuat kita jadi semangat untuk bertahan.
6. Jangan mencari rasa bahagia dengan belanja
Profesor Laurie Santos, seorang pengajar di Universitas Yale, pernah mengemukakan bahwa kita sering berpikir bahwa kebahagiaan itu bisa “dibeli” dengan benda. Misalnya saja, ketika kita sedang dalam kondisi tidak baik, kita lantas merasa bahwa dengan membeli sesuatu maka kita akan merasa bahagia. Ketika ternyata dengan membeli satu barang tidak membawa kebahagiaan–seperti yang sebelumnya kita kira–kita pun lantas mempertimbangkan untuk beli barang lain lagi.
Itulah akar dari perilaku “impusive buying“, hingga jadinya #rauwisuwis belanja yang enggak ada ujung pangkalnya.
Makanya, ada baiknya kamu pertimbangkan lagi deh, kalau nafsu untuk membeli sesuatu muncul. Apakah memang butuh atau sekadar ingin belanja atas nama “membahagiakan” diri sendiri? Kalau memang jawabannya yang terakhir, coba deh kamu urungkan dulu. Carilah kesenangan dari hal lain, selain belanja, karena bagaimanapun kamu perlu untuk lebih berhemat sekarang.
7. Tetap bersyukur
Adalah penting juga buat kita untuk tetap bersyukur di saat kondisi seperti ini. Ada banyak lo, yang bisa disyukuri; bersyukur masih bisa berada di dalam rumah bersama keluarga, bersyukur masih tersedia makanan yang bisa disantap dengan nikmat, bersyukur masih bisa tidur dengan nyenyak. Bersyukur masih bisa mendampingi anak-anak sekolah, bersyukur masih bisa menjalankan ibadah puasa, dan sebagainya.
Rasa syukur bisa menjadi pangkal dari semua perasaan bahagia yang tersembunyi. Lakukanlah sesering mungkin, agar kita tetap bahagia di masa sulit ini.
Hang in there ya. Yang pasti, kita enggak sendirian. Banyak yang lebih kesulitan malah kan?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Keuangan Perempuan di Masa Krisis Pandemi COVID-19
Selamat Hari Kartini! Lagi-lagi, tahun ini kita harus memperingati satu tanggal penting dalam suasana yang berbeda lagi, karena adanya pandemi COVID-19. Tahukah kamu, bahwa ternyata ada penelitian yang menyatakan, bahwa pandemi kali ini mempunya dampak yang berbeda pada dua jenis gender, utamanya pada keuangan perempuan dan laki-laki?
Adalah Michelle Tertilt, seorang ahli ekonomi Jerman, yang bersama koleganya melakukan penelitian terhadap dampak pandemi COVID-19 yang terjadi di Amerika Serikat. Seperti yang dilansir melalui situs BBC, ada beberapa hal penting yang patut digarisbawahi, terkait pengaruh pandemi terhadap keuangan perempuan selama terjadi wabah penyakit ini, yaitu:
- Terjadi kenaikan jumlah pengangguran akibat lockdown; sebanyak 1.4 juta orang di AS kehilangan pekerjaan saat ini. Persentase pertambahan pengangguran berjenis kelamin perempuan sebesar 0.9%, sedangkan laki-laki sebesar 0.7%.
- Setelah ada kebijakan work from home, hanya 22% dari pekerja perempuan yang bisa membawa pekerjaan mereka ke rumah, sedangkan ada 28% pekerja pria dapat menyelesaikan tugas dari rumah.
- Lebih banyak perempuan yang bekerja di sektor yang terkena imbas langsung oleh pandemi COVID-19, mulai dari usaha traveling dan pariwisata, restoran, hotel, hingga industri ritel (seperti bekerja di hypermarket atau mal).
- Kesenjangan upah ternyata benar-benar terjadi, seperti di AS, perempuan bergaji 85% lebih rendah ketimbang pekerja pria. Di Australia, pekerja perempuan hanya digaji 86% dari besaran gaji pekerja pria untuk tugas dan wewenang yang setara, sedangkan di India hanya 75%-nya.
- Lebih banyak perempuan yang menjadi orang tua tunggal. Di Amerika Serikat, dari 20 juta orang tua tunggal ternyata 3/4-nya adalah perempuan, dan mereka adalah orang-orang yang sangat terimbas oleh adanya pandemi COVID-19 ini.
Well, hang in there, ladies! Memang masa-masanya sedang sangat sulit sekarang ini ya. Dan sebagai perempuan, kita harus tetap mandiri dalam situasi apa pun.
Jadi, apa yang harus kita lakukan untuk mengatur keuangan perempuan di saat-saat seperti ini?
5 Hal untuk Mengatur Keuangan Perempuan Agar Tetap Berdaya dan Mandiri Selama Masa Pandemi COVID-19
1. Cek penghasilan
Skema keuangan perempuan berubah. Penghasilan kita berubah, karena itu mari kita cek lagi, seberapa besarkah penurunan penghasilan kita selama beberapa bulan terakhir ini?
Ke depannya–mungkin hingga akhir tahun 2020–jangan terlalu berharap bahwa kondisi akan dengan segera pulih seperti sedia kala. Hanya butuh waktu sesingkat ini untuk meruntuhkan perekonomian, tetapi butuh waktu cukup lama untuk bisa pulih kembali. Tapi ini bukannya lantas enggak mungkin ya? Pasti suatu hari nanti, semua akan membaik.
But you have to prepare–bersiap kalau harus melewati masa-masa sulit sedikit lebih lama. So, yuk, cek penghasilanmu, cek juga dana daruratmu. Lakukan financial check up secara menyeluruh.
2. Utamakan cicilan
Saat ini yang paling penting dalam pengaturan keuangan perempuan dalam masa pandemi seperti ini adalah menyelamatkan cicilan utang. Ini adalah salah satu pos keuangan perempuan yang enggak boleh diutak-atik, termasuk saat pandemi seperti sekarang.
Harus tetap dibayar.
Jadi, alokasikan penghasilan pada pos ini. Sebisa mungkin jangan diubah. Ajukan keringanan kredit jika memungkinkan, sesuaikan dengan kebijakan si pemberi kredit. Mungkin kamu bisa meminta tenor yang lebih panjang, atau penghapusan bunga. Diskusikan dengan si pemberi pinjaman ya.
3. Lebih fleksibel pada anggaran
Di saat-saat sulit seperti ini, kamu boleh mengubah alokasi pengeluaranmu.
Misalnya saja, di situasi normal, kamu mewajibkan diri untuk bisa menyisihkan dana investasi sebesar 10% dari penghasilan. Nah, di situasi darurat seperti ini, kamu boleh menyesuaikannya. Kurangi jika perlu, atau hold dulu jika memang dibutuhkan.
Begitu juga dengan pos yang lain, misalnya lifestyle. Kamu enggak butuh untuk hangout di coffee shop atau ke mal dulu kan? Dananya bisa kamu alokasikan ke dana darurat untuk memenuhi kebutuhan pokok. Begitu juga dengan uang transportasi, bisa kamu alihkan ke kuota internet, karena kamu akan butuh lebih banyak sekarang.
Begitu juga untuk menjalani bulan puasa yang sebentar lagi tiba. Coba cek artikel mempersiapkan diri untuk menyambut bulan Ramadan secara finansial ini ya.
4. Belanja cerdas
Sebagai perempuan–baik yang masih single ataupun yang sudah menikah–biasanya memang punya job desc untuk belanja kebutuhan rumah dan/atau rumah tangga.
Yuk, makin cerdas belanja di masa pandemi COVID-19 ini! Belanjalah sesuai kebutuhan, no impulsive/panic buying, no stock piling, bijak menyusun menu makan dan juga camilan, bijak menentukan mana yang bisa ditunda dan mana yang harus diprioritaskan.
5. Cari peluang baru
Dan akhirnya, yes, kita harus tetap mandiri. Mungkin di antara kamu ada yang sekarang sudah dirumahkan atau bahkan kena PHK. Oke, ini memang bukan masa-masa yang mudah pastinya, tetapi jangan berlama-lama bersedih menekuri nasib tanpa berbuat apa-apa.
Yuk, coba cari cara untuk mencari peluang baru. Kamu bisa memanfaatkan hobimu untuk membuat pemasukan baru, atau kamu bisa mencoba bisnis. Bisnis apa? Jualan dong! Kamu bisa masak? Kamu bisa jualan hasil masakanmu ke tetangga kanan-kiri. Atau, kamu coba cari peluang untuk menjadi reseller bahan-bahan makanan beku.
Semangat ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan perempuan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.