Contoh Rencana Investasi Pribadi untuk Tujuan Finansial Dana Pendidikan Anak
Merencanakan masa depan finansial, terutama untuk dana pendidikan anak, membutuhkan strategi yang matang dan sesuai dengan kebutuhan. Contoh rencana investasi pribadi bisa menjadi panduan untuk mencapai tujuan ini dengan efektif.
Dengan berbagai pilihan instrumen investasi, seperti reksa dana, obligasi, dan deposito, langkah awal untuk mempersiapkan dana pendidikan bisa dilakukan dengan lebih terencana.
Penting untuk memahami bahwa setiap rencana investasi harus disesuaikan dengan profil risiko dan jangka waktu yang diinginkan. Dengan memilih instrumen yang tepat dan mengalokasikan dana secara bijaksana, tujuan finansial dapat tercapai tanpa perlu menghadapi risiko yang terlalu tinggi.
Table of Contents
Langkah-Langkah Membuat Rencana Investasi Pribadi
Berikut adalah langkah-langkah untuk membuat rencana investasi guna mencapai tujuan dana pendidikan anak.
1. Menentukan Tujuan Finansial dengan Jelas
Tentukan jumlah dana yang dibutuhkan untuk pendidikan anak. Misalnya, biaya kuliah di universitas yang diinginkan. Tentukan juga jangka waktu untuk mencapai tujuan ini, seperti 15 tahun ke depan.
2. Menghitung Dana yang Perlu Diinvestasikan
Hitung jumlah dana yang perlu diinvestasikan secara rutin berdasarkan target dana pendidikan dan jangka waktu yang telah ditentukan. Gunakan rumus Future Value (FV) untuk menghitung berapa besar investasi bulanan yang diperlukan untuk mencapai target dana dengan asumsi tingkat pengembalian tertentu.
3. Menilai Profil Risiko
Tentukan profil risiko yang sesuai dengan kondisi keuangan dan toleransi terhadap risiko. Profil risiko akan memengaruhi pemilihan jenis instrumen investasi. Untuk tujuan pendidikan yang biasanya berjangka menengah hingga panjang, investasi dengan risiko moderat seperti reksa dana campuran dan obligasi bisa dipertimbangkan.
4. Memilih Instrumen Investasi yang Tepat
Pilih instrumen investasi yang sesuai dengan tujuan dan profil risiko. Misalnya, kombinasi reksa dana campuran, obligasi pemerintah, dan deposito. Diversifikasi ini bertujuan untuk mengurangi risiko sekaligus memaksimalkan potensi pertumbuhan dana.
5. Membuat Alokasi Dana yang Diversifikasi
Tetapkan alokasi dana untuk setiap instrumen investasi. Misalnya, 40% untuk reksa dana campuran, 30% untuk obligasi, dan 30% untuk deposito. Alokasi ini bisa disesuaikan sesuai dengan perubahan kondisi keuangan atau pasar.
6. Menyisihkan Dana Secara Berkala
Lakukan investasi secara konsisten, misalnya setiap bulan, untuk memastikan pertumbuhan dana yang stabil. Otomatiskan setoran ke dalam instrumen investasi yang telah dipilih untuk menjaga disiplin finansial.
7. Menyiapkan Dana Darurat
Sebelum mulai berinvestasi, pastikan sudah memiliki dana darurat yang setara dengan 3-6 bulan biaya hidup. Dana darurat ini penting untuk melindungi keuangan dari kejadian tak terduga dan tidak memengaruhi rencana investasi.
8. Memantau dan Mengevaluasi Investasi Secara Berkala
Lakukan evaluasi terhadap kinerja investasi secara berkala, misalnya setiap 6 bulan atau setahun sekali. Jika ada instrumen yang tidak memberikan hasil sesuai harapan, pertimbangkan untuk melakukan rebalancing portofolio.
9. Menyesuaikan Rencana Investasi Sesuai Perubahan Kondisi
Sesuaikan rencana investasi jika ada perubahan dalam kondisi finansial, tujuan, atau profil risiko. Misalnya, ketika mendekati waktu kuliah, bisa mengalihkan sebagian dana dari instrumen berisiko tinggi ke instrumen yang lebih aman seperti deposito atau obligasi.
10. Menghindari Pengeluaran Dana Investasi Kecuali untuk Tujuan yang Ditetapkan
Jaga agar dana yang diinvestasikan tetap berada dalam portofolio hingga mencapai tujuan. Hindari penggunaan dana investasi untuk kebutuhan lain agar rencana keuangan tetap berjalan sesuai target.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, tujuan dana pendidikan anak dapat tercapai secara lebih terencana dan terukur.
Contoh Rencana Investasi Pribadi untuk Dana Pendidikan Anak
Berikut adalah contoh rencana investasi pribadi untuk tujuan dana pendidikan anak sebesar Rp200 juta yang harus tercapai dalam 15 tahun ke depan. Rencana ini menggunakan berbagai instrumen investasi dengan tingkat risiko moderat.
Target: Rp200 juta dalam 15 tahun
Strategi Investasi:
1. Reksa Dana Campuran (40% dari total investasi bulanan)
- Alokasi: 40% dari dana investasi bulanan dialokasikan ke reksa dana campuran. Instrumen ini cocok untuk investor dengan profil risiko moderat karena menggabungkan saham dan obligasi.
- Estimasi Imbal Hasil: Rata-rata imbal hasil tahunan sekitar 8-10%.
- Keuntungan: Diversifikasi antara saham dan obligasi memberikan potensi pertumbuhan yang lebih baik daripada hanya obligasi saja, sambil tetap mengurangi risiko dibandingkan investasi saham murni.
2. Obligasi Pemerintah (30% dari total investasi bulanan)
- Alokasi: 30% dari dana investasi bulanan ditempatkan di obligasi pemerintah, seperti Obligasi Negara Ritel (ORI) atau Sukuk Ritel.
- Estimasi Imbal Hasil: Rata-rata imbal hasil tahunan sekitar 6-7%.
- Keuntungan: Risiko yang relatif rendah dengan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan deposito. Obligasi pemerintah juga aman dan memberikan pendapatan tetap.
3. Deposito Berjangka (20% dari total investasi bulanan)
- Alokasi: 20% dari dana investasi bulanan dimasukkan ke dalam deposito berjangka di bank.
- Estimasi Imbal Hasil: Rata-rata imbal hasil tahunan sekitar 4-5%.
- Keuntungan: Risiko sangat rendah dengan imbal hasil yang stabil. Cocok untuk menjaga likuiditas dana dan memberikan kepastian pengembalian.
4. Reksa Dana Pasar Uang (10% dari total investasi bulanan)
- Alokasi: 10% dari dana investasi bulanan ditempatkan di reksa dana pasar uang.
- Estimasi Imbal Hasil: Rata-rata imbal hasil tahunan sekitar 4-5%.
- Keuntungan: Risiko sangat rendah dengan likuiditas tinggi. Cocok untuk dana darurat atau kebutuhan jangka pendek.
Contoh Perhitungan Investasi Bulanan
Untuk mencapai target Rp200 juta dalam 15 tahun dengan asumsi imbal hasil rata-rata 7% per tahun dari keseluruhan portofolio:
Total Investasi Bulanan yang Dibutuhkan:
Dengan menggunakan rumus FV (Future Value), total investasi bulanan yang dibutuhkan kira-kira sekitar Rp600.000 – Rp700.000 per bulan, tergantung pada fluktuasi pasar dan kinerja masing-masing instrumen investasi.
Pro tips
- Evaluasi secara Berkala: Setiap 6 bulan atau setahun sekali, evaluasi portofolio untuk memastikan kinerja investasi sesuai dengan target yang ditetapkan.
- Penyesuaian: Jika ada perubahan signifikan dalam kondisi pasar atau keuangan, pertimbangkan untuk menyesuaikan alokasi investasi.
- Pertimbangkan Inflasi: Imbal hasil dan target dana pendidikan harus mempertimbangkan inflasi yang bisa mempengaruhi biaya pendidikan di masa depan.
Dengan strategi diversifikasi ini, tujuan dana pendidikan anak sebesar Rp200 juta dalam 15 tahun diharapkan dapat tercapai dengan risiko yang moderat dan pengelolaan yang lebih aman.
Of course, yang di atas adalah contoh rencana investasi pribadi, yang dilakukan sebagai studi kasus saja. Kamu bisa mengganti angka, instrumen, dan detail lainnya sesuai kondisi dan kemampuan kamu. Diharapkan juga kamu selalu ingat, bahwa asumsi selalu salah.
Bagaimana, tertarik untuk mempelajari cara membuat rencana keuangan seperti ini lebih lanjut? Tak hanya berhenti di contoh rencana investasi pribadi untuk dana pendidikan, tetapi juga untuk dana pensiun, dana rumah pertama, dan lain sebagainya?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Saham vs Obligasi: Mana yang Lebih Untung? Ini Dia 4 Perbandingannya
Saham vs Obligasi, mana sih yang lebih untung?
Yah, penginnya sih pasti punya investasi dengan keuntungan yang banyak, tapi risiko yang minim–kalau perlu nggak usah pakai risiko. Betul enggak? Tapi, sayangnya, yang kayak gitu tuh enggak ada. Jadi, kalau kamu penasaran saham vs obligasi, mana yang lebih untung, akan lebih baik jika kamu mempertimbangkannya sesuai dengan tujuan dan kebutuhanmu.
Untuk tujuan dan kebutuhan tertentu, bisa jadi saham akan lebih sesuai. Sedangkan untuk tujuan dan kebutuhan yang lain, obligasi akan lebih cocok. Ini lebih karena masing-masing instrumen punya karakternya sendiri-sendiri.
Nah, buat kamu yang sekarang lagi bingung, pengin investasi sih, mumpung ORI018 masih dalam masa penawaran dan saham lagi banyak diskon–tapi ya yang namanya dana bukannya tak terbatas, jadi harus memutuskan mana yang lebih baik antara saham vs obligasi, berikut beberapa pertimbangannya.
Pengertian
Saham
Mari kita lihat perbandingan saham vs obligasi mulai dari pengertiannya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, saham berarti surat bukti pemilikan bagian modal perseroan terbatas yang memberi hak atas dividen dan lain-lain menurut besar kecilnya modal yang disetor.
Surat berharga ini dijual dalam satuan lot (= 100 lembar), dengan harga yang sudah ditentukan dan bisa berubah sewaktu-waktu, tergantung situasi dan kondisi pasar modal itu sendiri. Saham bisa dibeli di bursa saham, di Indonesia ada Bursa Efek Indonesia. Pembeliannya bisa melalui perusahaan sekuritas yang kini semakin banyak jumlahnya.
Obligasi
Obligasi, dalam hal ini yang dikeluarkan oleh pemerintah, adalah surat pinjaman dengan bunga tertentu dari pemerintah yang dapat diperjualbelikan. Demikian pengertiannya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Dalam artikel yang lalu, kita sudah berkenalan dengan beberapa jenis obligasi. Nah, obligasi pemerintah adalah salah satu jenisnya. Obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia sendiri ada beberapa jenis. ORI, atau Obligasi Ritel Indonesia, adalah salah satunya.
Keuntungan Saham vs Obligasi
Dalam hal keuntungan, saham vs obligasi juga punya keunggulannya sendiri-sendiri.
Dalam saham, kita bisa mendapatkan beberapa bentuk keuntungan:
- Capital gain, yaitu keuntungan yang bisa kita dapatkan ketika menjual saham dengan harga yang lebih tinggi daripada harga belinya.
- Dividen, yaitu pembagian keuntungan perusahaan yang kita terima sebagai hak sebagai salah satu pemilik saham. Namun, tidak semua perusahaan membagikan dividen, pun punya jadwal yang tetap. Pembagian dividen diputuskan melalui Rapat Umum Pemegang Saham.
Dalam obligasi–utamanya obligasi pemerintah–kita bisa mendapatkan beberapa keuntungan juga, yaitu:
- Kupon, yaitu bunga yang diterima atas dana yang kita pinjamkan. Besaran kupon biasanya sudah ditentukan di awal. Seperti misalnya pada ORI018 ini, besaran kupon adalah 5.70% per tahun.
- ORI juga bisa diperjualbelikan di pasar sekunder, sehingga memungkinkan kita mendapatkan capital gain. Tetapi ada juga yang tidak bisa diperdagangkan di pasar sekunder, seperti SBR. Tetapi SBR ada fasilitas early redemption, yang memungkinkan kita menarik dana sejumlah tertentu sesuai kesepakatan sebelum jatuh tempo.
Risiko Saham vs Obligasi
Saham memiliki risiko berupa:
- Capital loss, yang terjadi ketika kita menjual saham perusahaan yang kita miliki dengan harga yang lebih rendah ketimbang harga belinya. Harga saham sangat fluktuatif di pasar saham. Seperti sekarang misalnya, ketika IHSG sedang merosot, maka harga saham sudah pasti menurun. Ini bisa jadi menimbulkan kerugian kalau kita harus melepas saham sekarang. Karena itu, banyak investor yang hold sahamnya, menunggu sampai harga naik lagi.
- Risiko likuidasi, yang bisa terjadi ketika perusahaan tempat kita menanam dana harus bangkrut.
Seperti instrumen yang lain, ada risiko yang juga dimiliki oleh obligasi, yaitu:
- Capital loss, jika kita menjual obligasi di pasar sekunder dengan harga yang lebih rendah ketimbang harga beli.
- Gagal bayar, ketika penerbit obligasi tidak bisa membayar kembali pinjaman dana yang dilakukannya. Namun, untuk obligasi pemerintah, risiko yang kedua ini bisa dibilang sangat kecil. Dalam sejarah, pemerintah Indonesia belum pernah gagal bayar sampai sekarang.
Masa Berlaku
Masa berlaku saham tidak terbatas, selama perusahaan yang kita miliki sahamnya terus beroperasi dan selama sahamnya belum kita jual atau hibahkan pada orang lain.
Sedangkan obligasi, ada masa jatuh tempo yang menyertai dan biasanya tercantum pada surat perjanjiannya. Misalnya, untuk ORI, jatuh temponya adalah 3 tahun. Ada yang lebih panjang? Ada, karena hal ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan si penerbit surat utang, dan tentunya jika si pemberi pinjaman juga sepakat.
Nah, semoga cukup jelas ya, penjelasan mengenai saham vs obligasi ini.
Jadi, mana yang lebih untung? Ya, kembali lagi ke #TujuanLoApa. Saham merupakan instrumen investasi yang akan membantu tujuan keuangan jangka panjang, lantaran fluktuasi harga yang cukup tajam. Sedangkan, obligasi cocok untuk tujuan jangka pendek dan menengah.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Jenis Obligasi yang Perlu Diketahui Sebelum Kamu Investasi di ORI018
Obligasi atau surat utang merupakan salah satu instrumen investasi yang bisa banget menjadi opsi untukmu mencapai tujuan finansial. Mumpung ORI018 akan meluncur sebentar lagi, bagaimana kalau kita belajar tentang beberapa jenis obligasi yang memang perlu untuk dikenali.
Kenapa? Ya, klise sih, karena tak kenal maka tak sayang.
Obligasi, dengan perencanaan yang baik dan disesuaikan dengan kebutuhan serta tujuan, akan memberikan manfaat yang lebih banyak, dibandingkan deposito. Obligasi negara atau obligasi pemerintah, seperti ORI018 ini, adalah salah satu jenisnya.
Ada jenis obligasi yang lain, kalau begitu? Iya, ada. Makanya, kita bahas sekarang yuk.
Beberapa Jenis Obligasi yang Perlu Kamu Ketahui
1.Berdasarkan Penerbit
- Obligasi Korporasi, adalah surat utang yang diterbitkan oleh suatu perusahaan kepada pihak lain yang bersepakat untuk menjalin kerja sama pendanaan. Perusahaan di sini bisa BUMN ataupun swasta, dengan jatuh tempo obligasi yang bervariasi tergantung kesepakatan dan kebutuhan. Biasanya jatuh temponya minimal 1 tahun. Perlu kamu pahami–jika kamu berminat untuk investasi di instrumen ini, risiko jenis obligasi ini cukup tinggi. So, akan lebih baik jika kamu melakukan riset dan analisis sebanyak yang diperlukan sebelum akhirnya memutuskan.
- Obligasi Municipal, adalah obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah. Obligasi ini sudah beberapa kali pernah terbit di Indonesia, namun memang tidak banyak. Karena bukan dikeluarkan oleh pemerintah pusat, maka risikonya juga akan lebih tinggi. Dalam sejarah, pernah ada beberapa kali kasus gagal bayar terjadi oleh pemerintah daerah tapi di luar negeri.
- Obligasi Negara/Pemerintah, yaitu surat utang atau obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat atas nama negara. Biasanya obligasi pemerintah diluncurkan dengan tujuan untuk menutup defisit APBN, serta untuk menghimpun dana dari investir individu dalam negeri agar dapat ikut berpartisipasi dalam proses pembangunan negara. Di Indonesia, ada beberapa jenis obligasi pemerintah yang sering ditawarkan, yaitu ORI–termasuk ORI018, SBR, Sukuk Ritel, dan Sukuk Tabungan, yang masing-masing memiliki karakter dan keuntungannya sendiri-sendiri.
2.Berdasarkan Nominal
- Obligasi Konvensional, yaitu surat utang yang nominalnya besar, kurang lebih Rp1 miliar per lot.
- Obligasi ritel, yaitu surat utang dengan nominal kecil, mulai dari Rp1 juta. Contohnya seperti seri-seri ORI yang pernah ditawarkan oleh pemerintah Indonesia.
3.Berdasarkan pembayaran bunga
- Zero Coupon Bond, yaitu surat utang yang tanpa bunga atau kupon berkala. Investor akan mendapatkan keuntungan dari selisih harga jual saat surat ini diperjualbelikan.
- Obligasi Kupon, yang memberikan bunga atau kupon secara berkala pada investor sesuai kesepakatan. Ada dua jenis lagi, yaitu kupon tetap dan kupon mengambang, yang besarannya mengikuti indeks harga pasar.
4.Berdasarkan Penukaran
- Convertible Bond, yaitu obligasi yang dapat diubah atau dikonversi menjadi saham perusahaan dengan rasio penukaran sesuai kesepakatan.
- Exchangeable bond, yaitu yang dapat diubah menjadi saham tapi yang berafiliasi dengan penerbit, misalnya anak atau induk perusahaannya.
- Obligasi opsi beli, yang memungkinkan penerbit obligasi membeli kembali surat utangnya sesuai dengan harga yang disepakati bersama.
- Putable Bond, yang mengharuskan penerbit surat utang untuk membeli kembali surat utang yang sudah diberikan pada investor.
5.Berdasarkan Imbal Hasil
- Obligasi konvensional, yaitu surat utang yang diterbitkan untuk pendanaan dengan berbagai tujuan, dengan memberikan kupon atau bunga dengan jangka waktu tertentu untuk investor. Yang termasuk dalam jenis obligasi ini misalnya ORI018 dan SBR seri-seri sebelumnya.
- Obligasi syariah, atau sukuk, yang cara kerjanya berlandaskan prinsip atau syariah Islam, yang tak beriba. Yang termasuk dalam jenis obligasi ini misalnya Sukuk Ritel dan Sukuk Tabungan.
Wah, ternyata banyak ya, jenis obligasi yang “beredar” di dunia keuangan Indonesia itu?
Tapi tenang, kamu nggak perlu benar-benar memahami semuanya kok. Kalau kamu tertarik untuk berinvestasi di instrumen ini, kamu bisa mulai dari instrumen yang relatif aman dulu.
Yes, ORI018 bisa jadi pilihan yang oke untuk para investor pemula, pun buat mereka yang sudah lama menjelajah dunia investasi. Dengan tingkat kupon sebesar 5,7%, tentunya lebih tinggi ketimbang deposito. Dengan membeli ORI018, berarti kita juga mendukung upaya pemerintah untuk membangun negara kita.
So, yuk. Jangan lupa ikut berinvestasi untuk negara mulai 1 Oktober. Pantengin akun Kemenkeu biar nggak ketinggalan. Dan, selalu ingat pada #TujuanLoApa ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Kenalan dengan Sukuk Ritel Menjelang SR013 Ditawarkan
Salah satu instrumen investasi yang dapat menjadi pilihan buat kita, dan cukup aman dengan imbal yang juga sepadan adalah Sukuk Ritel, atau yang biasa juga disebut dengan Sukri.
Sukuk Ritel merupakan salah satu bentuk surat berharga yang diterbitkan oleh pemerintah Indonesia, yang biasanya dikeluarkan dengan tujuan untuk menghimpun dana masyarakat Indonesia demi menambah modal pembangunan infrastruktur negara.
Pemerintah kembali membuka kesempatan bagi warga negara Indonesia yang pengin berpartisipasi dalam investasi untuk pembangunan negara sendiri melalui SR013 yang akan segera dibuka penawarannya di akhir Agustus ini.
Buat kamu yang saat ini masih asing dengan Sukuk Ritel, yuk, ikuti terus artikel ini agar kamu bisa kenalan dengan instrumen investasi satu ini dan mungkin bisa mempertimbangkan untuk memanfaatkannya juga.
Apa Itu Sukuk Ritel?
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, Sukri ini merupakan instrumen surat berharga berbasis tabungan dari pemerintah, yang ditawarkan bagi investor individu dengan mengacu pada prinsip-prinsip syariah. Keluarnya jenis surat berharga ini merupakan wujud akomodasi pemerintah agar warga negara Indonesia yang beragama Islam dapat ikut serta berpartisipasi dalam aktivitas investasi negara dengan tetap taat pada ajaran agama.
Dalam praktiknya, Sukuk Ritel tidak menggunakan sistem bunga, seperti halnya yang berlaku ada surat utang atau obligasi pada umumnya. Meski demikian, instrumen ini tetap menawarkan keuntungan atau imbalan yang tak kalah menarik dibandingkan dengan instrumen investasi yang lain, bahkan lebih besar daripada deposito.
Sukuk Ritel merupakan bagian atau turunan dari instrumen obligasi, dan merupakan salah satu bentuk dari Surat Utang Negara (SUN). Cara kerjanya mirip dengan SBR, atau Saving Bond Ritel. Hanya saja, Sukri merupakan instrumen syariah, SBR adalah instrumen investasi konvensional.
Nah, mari kita lihat beberapa karakteristik Sukuk Ritel ini lebih jauh.
Karakteristik Sukuk Ritel
Berprinsip Syariah
Dana Sukuk Ritel dikelola sesuai dengan prinsip syariah, seperti yang telah difatwakan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, yang berwenang mengeluarkan fatwa mengenai penerapan prinsip-prinsip syariah dalam produk-produk keuangan, termasuk di dalamnya tentang sukuk ini.
Manfaat Imbalan dan Tenor
Bentuk keuntungan bagi investor dalam Sukuk Ritel bukan berupa bunga, melainkan imbalan yang besarnya sudah ditentukan oleh pemerintah. Imbalan dari Sukri bersifat tetap. Hal ini berbeda dengan Sukuk Tabungan yang menawarkan imbalan dengan sifat mengambang, biasanya mengacu pada rate BI yang disesuaikan setiap 3 bulan sekali.
Untuk Sukuk Ritel yang akan ditawarkan tanggal 28 Agustus 2020 besok, SR013, pemerintah telah menetapkan besaran imbalan yang dapat kita terima adalah 6.05% per tahun. Saat artikel ini ditulis, rate suku bunga BI ada di kisaran 4%, sehingga bisa dilihat, imbalan yang ditawarkan pada Sukuk Ritel ini 2.05% lebih tinggi.
Bukan berupa bunga yang berarti riba, imbalan Sukri merupakan uang sewa, atau ujrah, yang pastinya sesuai dengan prinsip syariah Islam. Imbal hasil instrumen ini akan diberikan setiap bulan hingga akhir jatuh tempo 3 tahun, dan pembayaran pertama akan diberikan 10 November 2020.
Nggak Perlu Modal Besar
Sukuk Ritel, seperti juga jenis obligasi pemerintah yang lain, memang menyasar investor individu sehingga nominal minimal yang ditawarkan pun tidak terlalu tinggi. Untuk SR013, kita dapat ikut berinvestasi dengan modal minimal Rp1 juta, dan selanjutnya dengan kelipatan Rp1 juta, hingga nominal maksimal Rp3 miliar.
Tentunya, ini sangat terjangkau ya, buat investor individu. Investor kelompok ataupun perusahaan dan institusi tidak diperkenankan untuk ikut berinvestasi di instrumen ini.
Bisa Diperdagangkan, Tapi Pahami Risikonya
Sukuk Ritel merupakan instrumen yang relatif paling aman, karena ada penjaminan 100% dari pemerintah. Kalau Sukuk Tabungan punya fasilitas early redemption, sedangkan Sukuk Ritel tidak ada fasilitas ini tetapi bisa diperdagangkan di pasar sekunder jika misalnya kamu keburu butuh dananya cair sebelum masa jatuh tempo 3 tahun. Atau, misalnya, kamu mengejar cuan dari selisih harga sehingga mendapatkan capital gain.
Tapi, sadari juga risikonya ya. Bahwa di mana ada capital gain, maka di situ pula muncul risiko capital loss.
Investor diperbolehkan untuk menjual surat berharga ini setelah melewati masa tunggu hingga pembayaran kupon 2 kali, berarti di bulan Desember 2020.
Jika kamu berniat untuk menjual Sukuk Ritel kamu di luar masa penawaran di pasar sekunder, kamu bisa melakukannya melalui sekuritas di mana kamu membelinya sebelumnya. Jangan lupa ada potongan pajak untuk capital gain ya.
Nah, gimana? Tertarik pengin ikut partisipasi dan membeli Sukuk Ritel seri SR013? Tunggu penawarannya besok ya, dan segera hubungi mitra distribusinya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Obligasi Ritel ORI017 Sudah Ditawarkan: Ini Alasan Mengapa Kamu Harus Investasi
Di tengah kondisi pandemi COVID-19 yang masih berlangsung dengan jumlah kasus positif yang semakin banyak, pemerintah menawarkan ORI017–salah satu jenis obligasi ritel untuk dibeli oleh masyarakat.
Dibuka hari Senin tanggal 15 Juni 2020 lalu, penawaran ORI017 berlangsung sampai dengan 9 Juli 2020 mendatang.
Gimana, kamu tertarik untuk ikut berinvestasi di obligasi ritel keluaran pemerintah ini? Atau, pengin tahu dulu, apa saja keuntungan yang bisa didapatkan? Boleh bangetlah kalau memang mau cari-cari info dulu.
Berikut ini ada beberapa hal yang bisa menjadi bahan pertimbanganmu dan jadi alasan mengapa kamu sebaiknya ikut berinvestasi di ORI017 ini.
5 Alasan Mengapa Sebaiknya Kamu Ikut Investasi di Obligasi Ritel ORI017 Ini
1. Akan dipergunakan untuk penanganan pandemi COVID-19
Mungkin kamu sudah tahu, bahwa setiap kali negara menawarkan surat utang, baik obligasi ritel maupun saving bond, selalu dibuka pula dananya bakal digunakan untuk apa. Dari mulai digunakan untuk pembangunan infrastruktur hingga mengembangkan sarana dan prasarana untuk kepentingan kita sendiri juga.
Nah, untuk kali ini, ORI017 ditawarkan pada masyarakat, dengan dana nantinya akan digunakan untuk pembiayaan penanganan COVID-19 yang sudah makan banyak korban.
So, kalau kamu pengin ikut ambil bagian untuk mengatasi COVID-19 dan juga dampak-dampaknya yang sudah sangat meluas, nah, sekarang kesempatanmu.
2. Investasi aman
Siapa yang enggak percaya dengan pemerintah negaranya sendiri? Semoga sih, kamu masih percaya akan kemampuan dan niat baik pemerintah kita untuk memulihkan ekonomi yang terpuruk belakangan, dengan peluncuran obligasi ritel ini.
ORI017 merupakan instrumen investasi yang sangat aman, meski ya tetap saja ada risikonya.
Risiko terbesar yang mungkin terjadi adalah munculnya capital loss ketika kamu menjual ORI017 dengan harga yang lebih rendah ketimbang saat membelinya. Hal ini bisa terjadi jika kamu memperdagangkan ORI017 di pasar sekunder.
Ini memang merupakan salah satu pembeda terbesar antara obligasi ritel dengan saving bond ritel. Satunya bisa diperdagangkan di pasar sekunder, sedangkan yang lainnya enggak. Kapan-kapan kita bahas khusus mengenai perbedaan antara keduanya ya, biar kamu semakin paham kalau pengin fokus berinvestasi di instrumen milik pemerintah ini.
Nah, meski ada risikonya, tetapi terbilang sangat kecil–bahkan lebih kecil ketimbang reksa dana pasar uang, karena adanya jaminan dari pemerintah.
3. Sangat terjangkau
Untuk bisa berpartisipasi di penawaran obligasi ritel pemerintah ini, kamu bisa mulai dari Rp1 juta saja, dan maksimalnya sampai Rp3 miliar.
Cukup terjangkau kan?
Cek dengan tujuan keuanganmu ya, karena ORI punya jatuh tempo selama 3 tahun, berbeda dengan SBR yang “hanya” 2 tahun. Selain itu, obligasi punya holding period, ketika investor tidak boleh memindahbukukan ORI sebelum batas waktu tertentu. Sehingga meski bisa ditransaksikan di pasar sekunder, kamu enggak bisa cepat-cepat menjualnya.
4. Dapat diperdagangkan
Nah, ini sudah beberapa kali disebutkan di atas, bahwa obligasi ritel bisa diperdagangkan di pasar sekunder, tentunya setelah beberapa waktu kemudian ya. Sesuai dengan holding period-nya. Untuk ORI017 ini, masa holding period-nya adalah 2 kali jatuh tempo pembayaran kupon yang diterimakan setiap tanggal 15.
Jika kamu bisa menjual ORI017 yang kamu miliki dengan harga yang lebih tinggi, maka kamu akan bisa mendapatkan capital gain.
Meski demikian, kamu harus paham betul akan kondisi pasar jika berminat untuk menjual ORI017 di pasar sekunder, karena harganya akan mengikuti harga pasar. Apalagi jika kamu sebenarnya niat berinvestasi di obligasi ritel demi mendapatkan kupon rutinnya setiap bulan selama 3 tahun. Begitu ORI017 ini kamu jual, kamu tidak akan bisa mendapatkan kuponnya lagi loh.
Jadi, ada banyak pertimbangan untuk dipikirkan sebelum kamu memutuskan untuk menjualnya, dan pergunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya.
5. Mudah
Untuk bisa ikut partisipasi dalam investasi obligasi ritel pemerintah ini caranya gampang banget kok. Kamu tinggal hubungi saja mitra distribusi yang sudah ditunjuk oleh pemerintah.
Nah, kamu bisa melihat siapa saja mitra distribusi yang sudah ditunjuk pemerintah ini di website milik Kementrian Keuangan RI ini. Di situ juga sudah ada penjelasan lengkap mengenai prosedur pembelian. Kamu enggak perlu khawatir kesulitan, karena memang gampang banget.
So, sudah mulai paham tentang cara kerja obligasi ritel khususnya ORI017 ini kan? Sudah siap untuk ikut menyumbang negara dalam penanganan dampak COVID-19?
Good luck ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
SBR 009 Meluncur, 5 Alasan Mengapa Kamu Sebaiknya Ikut Investasi
Tanggal 27 Januari 2020 yang lalu, pemerintah kembali meluncurkan obligasi ‘ketengan’ pada masyarakat dengan seri SBR 009.
Kalau kamu tertarik untuk ikut investasi, surat obligasi ini bisa kamu dapatkan sampai dengan 13 Februari 2020 mendatang.
Memangnya harus ya, ikut investasi di SBR 009 ini?
Ya enggak harus sih, kan pilihan produk investasi ada banyak. Kamu boleh memilih yang sesuai dengan tujuan dan profil risikomu. Namun, SBR 009 ini merupakan salah satu peluang yang bagus lo, apalagi jika mempertimbangkan beberapa alasan berikut ini.
5 Alasan Mengapa Perlu Ikut Investasi di SBR 009
1. Kesempatan untuk merealisasikan resolusi untuk kondisi keuangan yang lebih baik
Ada yang sudah lupa dengan resolusi keuangan yang kemarin sempat dibuat di akhir ataupun awal tahun?
Semoga sih masih ingat ya. Nah, investasi pada instrumen obligasi pemerintah ini merupakan salah satu langkah baik untuk merealisasikan resolusi untuk keuangan pribadi yang lebih sehat lo.
Kenapa? Karena dijamin keamanannya oleh negara. Masa sih enggak percaya sama negara sendiri? Iya kan?
Jadi, buat kamu yang pengin mulai investasi atau pengin menambah portofolio investasi, ini bisa banget jadi alternatif.
2. Kupon mengambang dengan kupon minimal 6.3% per tahun
Pemerintah menawarkan kupon sebesar 6,3% per tahun. Besaran ini adalah besaran minimal dengan kupon mengambang.
Maksudnya bagaimana?
Kupon mengambang berarti besarannya akan disesuaikan dengan perubahan bunga acuan Bank Indonesia–atau BI 7 Day Reverse Repo Rate–setiap tiga bulan sekali, tetapi tidak akan lebih rendah dari 6,3%.
Jadi, semisal bunga acuan Bank Indonesia turun sampai 5% pun, kupon yang kamu terima tetap minimal 6,3%. Enggak akan ikut turun sampai 5%.
Ini akan berlaku sampai tanggal jatuh tempo tiba 2 tahun lagi, dengan kupon akan dibayarkan di tanggal 10 setiap bulannya.
Mau detail simulasi investasi SBR 009 ini? Sudah disediakan juga lo di web Kemenkeu. Silakan dicek ya.
3. “Hanya” butuh Rp1.000.000
Harga per unit SBR 009 adalah Rp1.000.000, sehingga minimal kamu “hanya” perlu menyediakan dana sebesar Rp1.000.000 untuk bisa ikut berinvestasi.
Terjangkau banget kan?
Maksimalnya berapa? Rp3 miliar. Kalau memang punya uang segitu juga enggak ada salahnya diinvestasikan semua, apalagi jika memang cocok dengan tujuan keuanganmu.
SBR 009 memang tidak bisa diperjualbelikan di pasar sekunder, tetapi pemerintah menawarkan fasilitas early redemption, artinya kamu boleh meminta pelunasan pokok SBR 009 sebelum jatuh tempo. Ini berlaku buat kamu yang sudah berinvestasi minimal Rp2 juta ya, dengan maksimal redemption sebesar 50%.
4. Kesempatan untuk bantu negara
Ya, alasan buat beli SBR 009 yang keempat ini memang nasionalis dan heroik sih. Tapi ya negara mau minta bantuan siapa kalau bukan ke warganya dulu kan?
Negara kita ini PRnya banyak, coba saja lihat tuntutan kita sehari-hari di media sosial. Pemerintah harusnya begini, begitu, dan seterusnya. Ketimbang omong doang, ayo, sekalian bantuin dananya! Realisasikan apa yang menjadi tuntutan kita.
5. Gampang banget prosedurnya
Untuk bisa ikut berinvestasi di SBR 009 ini juga gampang banget kok caranya.
- Cari Mitra Distribusi (Midis) yang ditunjuk oleh pemerintah menjadi agen penjual SBR 009, lalu lakukan registrasi. Registrasinya dengan cara mengisi data diri dan beberapa isian nomor identitas. Bisa minta bantuan pada Midis-nya kalau enggak jelas ya.
- Setelah registrasi berhasil, kamu lantas bisa melakukan pemesanan SBR 009, dengan minimal pembelian Rp1 juta.
- Setelah pemesanan diverifikasi, kamu akan mendapatkan kode pembayaran dari Midis. Lakukan pembayaran melalui transfer bank, ATM, internet banking, dan sebagainya, sesuai yang kamu punya.
- Setelah pembayaran dilakukan, kamu akan mendapatkan Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) dan mendapatkan alokasi SBR 009 pada tanggal penerbitan.
- Selanjutnya kamu tinggal memantau portofoliomu di Midis. Bisa lewat aplikasi mobile mereka, jika memang Midis-nya menyediakan.
See? Gampang kan?
Midis-nya ada banyak, mulai dari beberapa bank besar di Indonesia, juga ada banyak perusahaan sekuritas yang sudah terdaftar dan diawasi oleh OJK. Kamu bisa mengeceknya, dan langsung juga melakukan pemesanan, di tautan SBR 009 yang sudah disebutkan di atas.
Jadi tunggu apa lagi, gaes? Segera amankan alokasi SBR 009 tahun ini sebagai salah satu langkah realisasi resolusi keuanganmu yuk!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
ORI 016: Kesempatan Mulai Investasi Baru untuk Millenials
Setelah mengeluarkan SBR 008 di bulan September 2019 lalu dengan 52%-nya dibeli oleh generasi millenials, awal Oktober ini, pemerintah kembali mengajak millenials untuk semakin rajin investasi dengan menawarkan ORI 016.
Hal ini pastinya harus kita sambut baik ya? Kapan lagi sih, kita bisa membantu negara–menjadi pahlawan-pahlawan generasi digital–sekaligus mempersiapkan masa depan yang lebih baik?
ORI 016 ini cocok banget buat kamu yang baru mulai belajar investasi, karena tingkat risiko rendah tetapi tingkat keuntungan setara dengan beberapa produk reksa dana pasar uang. Risiko gagal bayar minim banget. Jadi, yang masih ragu-ragu aja mau investasi, bisa nih mencoba dengan berinvestasi untuk negara dulu melalui ORI 016 ini.
Mari kita lihat sedikit tentang ORI 016 ini sebelum kamu mulai investasi!
Daftar Dulu!
Yang pertama harus kamu lakukan kalau pengin ikut berinvestasi adalah mencari agen penjual ORI 016 ini.
Nah, berbeda dengan ORI 015 sebelumnya yang hanya mengandalkan pasar offline, ORI 016 ini sekarang bisa kamu beli juga secara online. Ini dia salah satu terobosan pemerintah yang menyasar para investor millenial, karena perilaku investor ini yang gemar berinvestasi secara online.
Dan, lebih dipermudah lagi juga, karena agen penjual ORI 016 enggak cuma bank-bank konvensional saja, tetapi juga bisa didapatkan di banyak fintech yang ada di Indonesia.
So, kamu bisa mulai dengan mencari informasi, siapa saja yang menjadi agen penjualnya. Kalau kamu selama ini sudah mulai berinvestasi di suatu tempat, coba cari tahu apakah di tempat yang sama juga menjual ORI 016.
Kalau sudah memutuskan hendak membeli di mana, selanjutnya kamu akan diwajibkan untuk registrasi dengan memasukkan beberapa informasi data diri, seperti nama lengkap, no NPWP, hingga mengunggah bukti kepemilikan rekening bank. Setelah itu, kamu bisa mulai membeli ORI 016, hingga ditutup tanggal 24 Oktober 2019 mendatang.
Mulai dari Seharga Sepatumu
Buat yang setiap bulan selalu beli sepatu baru, nah, coba deh, untuk bulan Oktober ini alihkan uang untuk beli sepatu ke ORI 016. Karena kamu bisa berinvestasi mulai dari Rp1 juta saja. Maksimalnya Rp3 miliar.
Dengan bunga flat sebesar 6,8% dengan tenor 3 tahun, kamu akan memperoleh kupon keuntungan lumayan setiap bulannya, lebih besar ketimbang rata-rata bunga deposito.
Tiga tahun lagi, kamu akan mendapatkan kembali uangmu ditambah dengan keuntungannya. Bandingkan dengan sepatu yang tiga tahun lagi mungkin sudah kamu anggurin di rak sepatu paling bawah karena ada sepatu model baru.
Cermati Benar-Benar Sebelum Membeli
Meski tingkat risiko sangat rendah, karena yah … ini yang berutang pemerintah kita sendiri gitu lo. Tentunya, risiko gagal bayar memang minim, tetapi bukannya lantas enggak ada sama sekali.
ORI 016 juga tradeable, artinya bisa diperjualbelikan di pasar sekunder, berbeda dengan SBR 008 sebelumnya yang tidak bisa diperdagangkan. So, barangkali buat kamu yang sudah berpengalaman dan suka investasi agresif, hal ini mungkin merupakan keuntungan tersendiri ya? Dengan menjual ORI 016 di pasar sekunder, kamu jadi punya peluang untuk meraih keuntungan lagi dari selisih harga jualnya, meskipun risiko untuk capital loss juga lebih besar.
Sekali lagi, lakukan pertimbangan-pertimbangan dengan cermat sebelum melakukan apa pun yang terkait dengan investasi ya, karena, ingat, investasimu adalah tanggung jawabmu pribadi.
Obligasi Negara Cocok untuk Tujuan Finansial Jangka Pendek Hingga Menengah
Berinvestasi pada surat utang negara seperti ORI 016 ini cocok kamu lakukan untuk tujuan finansial jangka pendek hingga menengah, ketimbang hanya disimpan di tabungan biasa yang terancam inflasi yang bisa mengikis uangmu sedikit demi sedikit.
Tujuan finansial jangka pendek hingga menengah ini misalnya:
- Dana liburan
- Penyimpanan dana darurat
- Tabungan untuk dana menikah 3 tahun lagi.
- dan lain-lain
Yang pasti memang, selalu awali dengan #TujuanLoApa, termasuk saat kamu ingin mulai berinvestasi di obligasi negara, seperti ORI 016 ini. Dengan tujuan yang jelas, maka kamu akan bisa merencanakan keuanganmu dengan lebih baik.
Jadi, gimana, gaes? Siap menjadi investor millenial dengan ikut berpartisipasi membangun negara?
Mau belajar lebih banyak tentang investasi dan berbagai hal seputar pengelolaan keuangan pribadi? Ikut kelas finansial online QM Financial aja yuk! Banyak kelas yang bisa kamu pilih sesuai kebutuhan, bisa diikuti di mana saja (online dengan aplikasi zoom), dan tentunya, dengan harga terjangkau. Cek jadwalnya ya!
Disclaimer: artikel ini adalah bagian dari edukasi publik tentang financial literacy – bukan untuk kegiatan komersil. Apabila mengunakan informasi dalam artikel ini untuk keperluan pengambilan keputusan, investor harus mempertimbangkan semua risiko dan skenario terburuk yang dapat terjadi. QM Financial tidak memberikan jaminan akurasi data dan tidak memberikan jaminan keuntungan atas produk keuangan dan investasi.